Laporan alsintan 1

25
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN TANAMAN PANGAN (Acara I) PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH Disusun oleh M. Yuwan Kilmi 131710201007 (TEP – A) KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

description

alat dan mesin pertanian

Transcript of Laporan alsintan 1

Page 1: Laporan alsintan 1

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN TANAMAN

PANGAN

(Acara I)

PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH

Disusun oleh

M. Yuwan Kilmi

131710201007

(TEP – A)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

2014

Page 2: Laporan alsintan 1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan tanah pada lahan pertanian merupakan kegiatan awal yang

biasanya dilakukan oleh para petani sebelum menanam. Pengolahan tanah pada

lahan pertanian terbagi menjadi dua macam diantaranya pengolahan tanah primer

dan pengolahan lahan sekunder baik itu pada tanah kering atau tegal maupun

tanah sawah yang terjangkau oleh irigasi. Pengolahan tanah primer dilakukan

dengan tujuan untuk membalikkan tanah dengan cara dibajak sedangkan

pengolahan tanah sekunder menggunakan garu yang bertujuan untuk lebih

meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik bagi

pertumbuhan benih maupun tanaman, disamping itu juga tujuan lain dari

pengolahan tanah sekunder ini adalah untuk mengawetkan lengas tanah dan

meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih

menghancurkan sisa-sisa tanaman serta mencampurnya dengan tanah.

Dalam pengolahan tanah baik itu tanah primer maupun tanah sekunder,

pasti tidak akan terlepas dari bantuan berupa alat dan mesin pertanian untuk

memudahkan pekerjaan. Menurut Gultom (2013) Alat mesin pertanian adalah

berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian, dan juga berguna

untuk mempermudah budidaya serta peningkatan kualitas dan kuantitas hasil

pertanian. Alat dan mesin pertanian ini, ada yang secara konvensional artinya

dalam pengolahan tanah masih tradisional yaitu dengan menggunakan tenaga

ternak seperti sapi atau kerbau. Tetapi ada juga yang secara modern yaitu

menggunakan traktor. Traktor merupakan sumber tenaga mekanis yang bersifat

tenaga linier dan tenaga perputaran. Tenaga mekanis ini, merupakan salah satu

penghasil tenaga mekanik yaitu motor bakar.

Peralatan yang digunakan dalam pembajakan adalah berbagai jenis bajak,

yaitu : bajak tanah kering (singkal yang sempit), bajak tanah sawah singkal relatif

lebar, bajak rotary (dapat membajak dan menggaru pada saat yang bersamaan

Page 3: Laporan alsintan 1

sekaligus), bajak piringan, bajak singkal sisir (slatted moldboard plow, giant

plow, cangkul, linggis, gancu, dan genjlik).

1.2 Tujuan Praktikum

Berangkat dari latar belakang diatas, maka tujuan dari praktikum ini antara

lain sebagai berikut.

a) Mengetahui fungsi bagian-bagian aktif dan pasif traktor serta kegunaannya

dalam pengolahan tanah primer dan sekunder, untuk memperlancar operasi

lapang.

b) Mengenal berbagai pola pengolahan tanah yang umum dilaksanakan.

c) Memperpanjang umur pakai semua implemen.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan ini adalah untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya penyusun laporan untuk mengerti dan

dapat mengenal lebih dalam tentang berbagai macam alat pengolah tanah baik itu

alat pengolah tanah primer maupun alat pengolah tanah sekunder.

Page 4: Laporan alsintan 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Tanah

Mengolah tanah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah

tanah atau lahan pertanian dengan menggunakan suatu alat pertanian sedemikian

rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur

dan porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah selain

menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk menjamin keseimbangan antara

air, udara, dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan tanah mutlak perlu guna

menciptakan lingkungan yang cukup baik. (Kanisius : 1983).

Pengolahan tanah atau lahan pertanian dibedakan menjadi dua macam

yaitu pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder.

a) Pengolahan Tanah Primer

Pengolahan tanah primer merupakan Kegiatan pengolahan tanah yang

dilakukan dengan cara membalik tanah pertanian dengan kedalaman lebih dari 15

cm sampai dengan 90 cm dan bentuk ukuranya berupa bongkahan yang lebih

besar. Pengolahan tanah biasanya dilakukan dengan menggunakan traktor (yang

sifatnya mekanis) atau menggunakan tenaga ternak seperti kerbau, sapi, dan

lembu (yang sifatnya tradisional atau secara konvensional). Pada saat proses

pengolahan tanah pertama, terdapat beberapa keuntungan yaitu dipotong,

membalik, mengisi udara dalam tanah, menanam atau menisi gulma, pada saat

bajak beroprasi tanah akan terpotong oleh pisau dari bajak, dan kemudian terbalik

sehingga bagian tanah yang dalam akan keluar dan bagian dalamnya terisi udara

dan gulma. Adapun fungsi dari pengolahan tanah pertama yaitu mempersiapkan

pengolahan tanah kedua, bentuk bongkahan tanah tadi akan terurai adanya air

dilahan.

Page 5: Laporan alsintan 1

b) Pengolahan Tanah Skunder

Pengolahan tanah skunder atau pengolahan tanah kedua ini dilakukan

setelah pengolahan tanah pertama. Pengolahan tanah kedua ini bertujuan, agar

bogkahan tanah dari pengolahan primer sebelumnya menjadi gembur, rata dan

tekturnya lebih halus. Manfaat lain yang didapatkan adalah lahan menjadi bersih

sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu yang hancur dan bercampur dengan

lapisan tanah.

2.2 Macam – Macam Alat Pengolahan Tanah

Pengolahan lahan pada areal pertanian terbagi menjadi dua macam, yaitu

pengolahan lahan pertama yang bertujuan untuk membalik tanah dan pengolahan

lahan kedua yang bertujuan untuk meratakan tanah setelah mengalami proses

pembalikkan tanah. Alat yang digunakan pun dalam proses pengolahan lahan

sangatlah berbeda antara pengolahan lahan pertama dengan pengolahan lahan

kedua. Berikut beberapa macam alat pengolahan lahan untuk pengolahan lahan

pertama dan pengolahan lahan kedua adalah sebagai berikut.

1) Alat pengolahan lahan pertama

Bajak singkal, dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan

sangat baik untuk membalik tanah.

Bajak piring, Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, tetapi

singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi

untuk memotong dan membalik tanah.

Bajak rotari, bajak yang terdiri dari pisau-pisau berputar. Berbeda dengan

bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari

pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar

karena digerakkan oleh suatu motor.

Bajak chisel, alat ini tidak membalik tanah seperti bajak yang lain. Tetapi

hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai.

Bajak subsoil, alat ini sering digunakan untuk memecah lapisan keras

didalam tanah.

Page 6: Laporan alsintan 1

2) Alat pengolahan lahan kedua

Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan

tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu,

selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah

hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan

untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada

tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya

dengan tanah. Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah

kedua adalah : garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth

harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan

khusus (special harrow). Garu piringan (disk harrow), mempunyai ukuran dan

kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini

disebabkan karena pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak

diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama.

Selanjutnya, karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka

dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar

dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu

piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak

piringan.

Garu bergigi paku (spikes tooth harrow) atau biasa disebut sebagai garu

sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu

sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa digunakan

untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan

setelah tanah diolah dengan bajak singkal.Konstruksi garu bergigi paku yang

ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan.

Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang

penempatan yang satu dengan lainnya. Garu bergigi paku digunakan untuk

meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan

untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas

tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.

Page 7: Laporan alsintan 1

Garu bergigi per (spring tooth harrow) ini, secara keseluruhan

konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat

dari per atau pegas. Alat ini lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah

dihancurkan dan untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang

cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi

kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya

yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut

akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.

Garu-garu khusus (special harrow), biasanya digunakan untuk mengerjakan

pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan

tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman pengganggu,

menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau

mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak..

Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah

(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah

(soil surgeon).

Page 8: Laporan alsintan 1

BAB 3. METODOLGI

2.1 Waktu Dan Tempat

Hari : Jum’at

Tanggal : 16 Mei 2014

Pukul : 13.00 – selesai

Tempat : Laboratorum motor bakar FTP Unej

2.2 Alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut ini.

a) Macam – macam alat pengolahan tanah pertama (I)

b) Macam – macam alat pengolahan tanah kedua (II)

2.3 Metode Praktikum

Mengamati semua alat pengolah tanah primer dan sekunder secara

mekanis

Menyebutkan kegunaan dari semua alat pengolah tanah primer dan

sekunder secara mekanis tersebut

Menggambarkannya pada tempat yang telah disediakan

Mulai

Selesai

Page 9: Laporan alsintan 1

BAB 4. PEMBAHASAN

3.1 Alat Pengolahan Tanah

Macam – macam alat pengolahan tanah berdasarkan praktikum adalah.

a. Bajak Singkal

Bagian Fungsi

1. Singkal Untuk mengangkat dan membalik tanah

2. Mata Bajak Untuk memotong tanah

3. Penahan Samping

Menjaga keseimbangan bajak

4. Kerangka kuat

Menempelkan bajak

5.Titik Gandeng

Menggandengkan antara bajak dengan traktor

6. HandleUntuk mengatur kedalaman pembajakan

7. LandslideUntuk melindungi kaki agar tidak kena mata bajak

b. Bajak Singkal Rotary

Bagian Fungsi

1. Pisau BajakMemecah tanah saat berputar

2. Titik GandengMenyambung traktor degan implement

3. Batang Tarik Menyambung titik gandeng dan titik tarik

4. Handle Kedalaman Mengatur kedalaman bajak

5. Kerangka Kuat Memperkuat bajak

Page 10: Laporan alsintan 1

c. Bajak Singkal 2 Arah

d) Bajak Piringan

1. Titik gandengPenggandeng bajak dengan traktor

2. Batang tarik Menarik bajak

3. Kerangka kuat Tempat menempel bajak

4. Skeapper Membalik tanah

5. Piringan Memotong tanah secara vertical

6. Penahan sampingUntuk meluruskan bajak dan juga sebagai penahan samping

7. Handle Kedalaman

Mengatur kedalaman bajak

8. Roda Mengatur kedalaman bajak

Bagian Fungsi

1. SingkalUntuk membolak balik tanah

2. Handle Perubah Arah

Pengatur arah bajak

3. Handle Kedalaman Pengatur kedalaman bajak

4. Handle Posisi Mengatur posisi bajak

5. Titik gandengPenghubung traktor dengan bajak

6. Panahan SampingUntuk menyeimbangkan dan menahan bajak

7. Batang Tarik Menarik bajak

8. Coulter Membelah tanah

9. LandslideUntuk melindngi kaki agar tidak menyentuh mata bajak

Page 11: Laporan alsintan 1

e) Glebek

f) Garu Sisir

3.2 Bajak Chisel

Bajak chisel atau bajak pahat merupakan sebuah bajak yang menyerupai

pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata

1. Titik GandengPenghubung traktor dengan bajak

2. Batang tarik Menarik bajak

3. Kerangka Kuat Tempat menempel bajak

4. PenahanUntuk meluruskan bajak dan juga sebagai penahan samping

5. Mata bajak Memotong tanah

1.titik gandeng Menghubungkan traktor dengan bajak

2.kerangka kuat Memperkuat bajak

3.batang tarik Menarik bajak

4.plat Meratakan tanah

5.pisau bajak Membawa gulma ke tepi

Page 12: Laporan alsintan 1

pahat ini terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar. Bar

ini secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a) kaku, adalah konstruksi yang berat

Jenis batang ini terbuat dari baja dengan kadar karbon tinggi. Batang ini

mungkin berbentuk lurus mungkin juga berbentuk lengkung.

b) lentur (flexible)

Ukurannya biasanya lebih panjang dan lebih ramping. Terbuat dari baja

yang dicampur dengan nikel. Bekerja seperti aksi dari per. Batang (bar) ini

dipasang pada kerangka yang mana jarak bar yang satu dengan yang lain masing-

masing ±30 cm, dapat juga antara (30 – 60) cm untuk ukuran bajak pahat yang

besar. Bajak pahat ini dapat dipergunakan untuk pembajakan dangkal maupun

dipergunakan untuk pembajakan dalam sampai kedalaman ≥45 cm, tergantung

pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Berdasarkan jenisnya pula, lebar kerja

alat sangat bervariasi tergantung dari sumber daya penarik dan keperluannya.

3.2.1 Gambar Beserta Penjelasan (Fungsi + keterangan)

Gambar 1. Bajak Chisel

Keterangan :

A = Titik gandeng, berfungsi untuk menggandengkan bajak dengan traktor.

B = Batang tarik, berfungsi untuk menarik bajak ketika bajak tersebut di

sambungkan dengan traktor yang sedang berjalan.

C = Kerangka kuat, berfungsi sebagai penguat ketika bajak tersebut

digunakan.

D = Mata bajak, berfungsi sebagai tempat untuk mengolah tanah.

D

C

B

A

Page 13: Laporan alsintan 1

3.2.2 Kelebihan Bajak Chisel

Kelebihan dari bajak chisel ini, adalah untuk memecah tanah yang keras

sampai kedalaman sekitar 18 inci. Alat ini dilengkapi dengan 2 buah roda yang

berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Alat ini,

sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai (Daywin et al, 2008 :53).

Adapun kelebihan lain dari bajak chisel adalah untuk memecah tanah yang keras

dan kering, ini biasa dilakukan sebelum pembajakan untuk tanah tertentu;

dipergunakan untuk pengerjaan praktis pada tanah bawah; dipergunakan pada

tanah yang berjerami, dan dipergunakan untuk memotong sisa-sisa perakaran

yang berada dalam tanah; dipergunakan untuk memecah lapisan keras (hardpan)

atau plow sole; untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah, sehingga dapat

mengurangi erosi.

3.2.3 Kekurangan Bajak Chisel

Kekurangan dari bajak chisel sendiri adalah tidak dapat membalik tanah

seperti kebanyakan bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah (Daywin et al,

2008 :53).

3.3 Bajak Raksasa

Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan

untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan

menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dapat diangkat keatas

permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.

Gambar 2. Bajak Raksasa

D

C

B

A

Page 14: Laporan alsintan 1

Keterangan :

A = Titik gandeng, berfungsi untuk menggandengkan bajak dengan traktor.

B = Batang tarik, berfungsi untuk menarik bajak ketika bajak tersebut di

sambungkan dengan traktor yang sedang berjalan.

C = Kerangka kuat, berfungsi sebagai penguat ketika bajak tersebut

digunakan.

D = Mata bajak, berfungsi sebagai tempat untuk mengolah tanah.

Keuntungan dari bajak raksasa dapat mencangkup lahan yang relatif luas

dalam waktu yang relatif singkat, selain itu bajak dapat menembus tanah relatif

dalam sehingga memudahkan dalam pengolahan tanah, pembalikkan dan

persiapan tanah untuk proses pengolahan tanah selanjutnya.

Kekurangan dari bajak raksasa adalah hanya dapat dilakukan pada lahan

yang sangat luas dan besar karena sulit dilakukan paa lahan yang sempit dan

tenaga yang dibutuhkan untuk menggunakan bajak raksasa ini harus banyak

sehingga hanya akan membuang-buang tenaga.

3.4 Bajak Sederhana Yang Ditarik Oleh ternak

Alat pengolah tanah tradisional, sangatlah bermacam – macam. Mulai dari

cangkul, garpu, parang, pacul ragak, dan lain sebagainya. Sedangkan alat

pengolah yang bersifat tradisional yang biasa ditarik oleh hewan ternak salah

satunya adalah waluku (bajak). Menurut Siregar et al (1990 : 66), waluku secara

garis besar terdiri dari badan waluku dan bagian tajamnya yang disebut singkal.

Dalam penerapannya untuk mengolah tanah, waluku itu memerlukan alat lain

yang disebut pasangan. Pasangan adalah alat perakitan ternak yang ujungnya

dipasang dengan waluku itu sendiri.

3.4.1 Gambar Beserta Penjelasan (Fungsi + keterangan)

EA

B

Page 15: Laporan alsintan 1

Gambar 3. Waluku Gambar 4. Pasangan

Keterangan :

A = Titik Gandeng, berfungsi sebagai titik yang dipasang dan digandengkan

dengan pasangan.

B = Batang Tarik, berfungsi untuk menarik bajak tersebut ketika digunakan

untuk membalik tanah.

C = Kerangka Penguat, berfungsi sebagai titik penguat pada waluku

tersebut.

D = Mata Bajak, berfungsi sebagai tempat untuk membalik tanah.

E = Titik gandeng, berfungsi sebagai titik gandeng atau tempat untuk

menyambung ujung waluku.

F = Penahan Samping, berfungsi sebagai tempat untuk menahan bajak

tersebut ketika dipasangkan pada punggung hewan ternak biasanya

juga sebagai tempat untuk mengikatkan tali tersebut pada hewan

ternak.

3.4.2 Kelebihan Bajak Sederhana

Keunggulan dari waluku (bajak) tradisional ini selain untuk membalik

tanah juga dapat meningkatkan hubungan sosial diantara petani seperti ketika

akan meminjam peralatan maupun hewan penarik (kerbau atau sapi) pada petani

lain dan komunikasi saat sedang membajak sawah-sawah mereka yang khas

dengan nyanyian-nyanyian daerah asal mereka. Berbeda dengan bajak modern,

kebiasaan-kebiasaan tersebut pun mulai hilang. Menurut Siregar et al (1990 : 68)

menyatakan bahwasanya bajak jenis tradisional ini atau waluku pembuatannya

sangat sederhana sehingga para petani dapat membuatnya sendiri dan dapat

menghemat pengeluaran biaya.

F

C

D

Page 16: Laporan alsintan 1

3.4.3 Kekurangan Bajak Sederhana

Kekurangan dari bajak model tradisional ini, adalah hanyak digunakan

untuk mengolah tanah persawahan irigasi (Siregar et al, 1990 : 67). Karena badan

waluku tersebut terbuat dari kayu waru, mesikupun kayu waru posisi uratnya

(melingkar – lingkar) dan sifatnya tidak mudah patah. Tetapi jika waluku tersebut

digunakan untuk membalikkan tanah yang sifatnya kering dan bebatuan maka

waluku tersebut akan patah juga.

BAB 5. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan diatas, dapat diambil beberapa

kesimpulan diantaranya :

1) Keunggulan dari berbagai macam bajak lebih banyak dibandingkan

kelemahan dari masing – masing bajak tersebut.

2) Bajak chisel dapat disebut juga sebagai bajak pahat, yang memiliki mata

pahat dan terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar.

Bar tersebut bersifat kaku dan lentur.

3) Bajak tradisional sangat bermacam – macam salah satu diantaranya adalah

waluku atau sebutan lain dari bajak tradisional tersebut. Dalam

penggunaannya waluku tersebut menggunakan pasangan untuk dipasangkan

pada punggung hewan ternak.

4.2 Saran

Berdasarkan fakta yang terdapat di lapang, penulis memberikan sebuah

saran yang mungkin dapat bermanfaat. Ketika praktikum, sebaiknya alat pengolah

tanah tersebut dipraktekkan cara kerjanya di lapang sehingga praktikan dapat

lebih mengerti lagi, tentang prinsip kerja alat pengolah tanah.

Page 17: Laporan alsintan 1

DAFTAR PUSTAKA

Budi, S. Tanpa Tahun. Alat Pertanian.

http://lms.aau.ac.id/library/ebook/R_2358_05_PB/files/res/downloads/

download_0288.pdf. [20 Mei 2014].

Daywin, F. J., Sitompul, R. G., Hidayat, I. 2008. Mesin – Mesin Budidaya

Pertanian Di Lahan Kering. Graha Ilmu : Bogor.

Gultom, R. 2013. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. dikutip pada 17 Mei

2014 di http://tujuhbelasdesember.blogspot.com/2013/05/alat-dan-mesin-

pertanian.html. [13 Mei 2014].

IPB. 2014. Alat Dan Mesin Pengolah Tanah.

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin

%20Budidaya%20Pertanian/Alat%20Pengolahan%20tanah/

index4april.html. [22 Mei 2014].

Kanisius, A.A., 1973. Tanah dan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Siregar, H. R. J., Abu, R., Wahyungsih., Galba, S., Saadah, S. 1990. Teknologi

Pertanian Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhada

Lingkungan Di Cianjur. Depdikbud : Jakarta.

Universitas Sumatera Utara. Tanpa Tahun. Alat Dan Mesin Pengolah Tanah.

http://ocw.usu.ac.id/course/download/313-MESIN -

PERALATAN/tep.202_handout_alat_dan_mesin_pengolahan_tanah.pdf.

[15 Mei 2014].

Page 18: Laporan alsintan 1