laporan alkohol.doc
-
Upload
wijayantimeydwi8488 -
Category
Documents
-
view
338 -
download
69
description
Transcript of laporan alkohol.doc
I. JUDUL PERCOBAAN : Alkohol dan Fenol
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : 19 APRIL 2012 PUKUL 07.00
III. SELESAI PERCOBAAN : 19 APRIL 2012 PUKUL 10.30
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
- Mahasiswa dapat membedakan sifat-sifat
antara alcohol dan fenol
- Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis
reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan
untuk membedakan antara alcohol dan
fenol
V. DASAR TEORI
Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (-OH) atau
lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol tersederhana
diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul.
Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil dengan
susunan CnH2n+1. Alkohol merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksil, -
OH. Fenol juga mngandung gugus hidroksil tetapi gugus Fungsi ini melekat pada cincin
aromatik.
Adanya suatu gugus hidroksil dalam alkohol dan fenol memungkinkan terjadinya
ikatan hidrogen antara molekul-molekul tersebut dengan senyawa lain yang sejenis air, H-
OH. Sebagian kecil alkohol larut dalam, namun ketika ukuran gugus alkil bertambah
besar , kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus
alkil yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan
air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul – molekul air akan menolak molekul
– molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika
gugus non polar (seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air
akan berkurang. Hal ini yang dianggap menjadi alasan mengapa gugus non polar disebut
gugus hidrofob.
Selain dipengaruhi gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga dipengaruhi
oleh jumlah atom C-nya. Menurut literatur, pada umumnya alkohol yang mempunyai
jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut
dalam air, dan jumlah atom C >6 akan tidak larut dalam air.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki
sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam
air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan
ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem
aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya.
Fenol lebih asam dari pada alkohol dan dapat diubah menjadi garam natrium bila
direaksikan dengan larutan natrium hidroksida. garam natrium itu biasanya larut dalam air.
Seperti air, atom hidrogen dari gugus hidroksil dalam alkohol dan fenol dapat diganti oleh
natrium.
Alkohol Natrium alkoksida
Alkoksida yang dihasilkan adalah basa kuat, yang berguna sebagai katalis dalam
reaksi-reaksi organik.
Berdasarkan peredaan letak terikatna gugus –OH pada atom C. Alkohol dibedakan
menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer
yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang
lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C
sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier
yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang engikat secara langsung tia
buah atom C yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer,
sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama.
Alkohol primer alkohol sekunder alkohol tersier
Alkohol primer jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa aldehidnya dan jika
dioksidasi lebih lanjut dihasilkan senyawa asam karboksilatnya. Alkohol sekunder jika
dioksidasi akan dihasilkan senyawa alkanonnya. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
Uji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol – alkohol primer, sekunder, dan
tersier yang dapat larut dalam air didasarkan pada perbedaan kecepatan reaksinya. Reagen
lucas merupakan suatu campuran asam klorida pekat dan seng klorida. Seng klorida adalah
suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam asam klorida akan membuat larutan
menjadi lebih asam.
Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi dengan cepat dengan reagen
lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair yang timbul sebagai
lapiisan yang terpisah atau suspensi keruh. Alkohol sekunder akan larut menghasilkan
suatu larutan bening, asalkan gugus R tidak mempunyai banyak atom karbon di dalam
rantai, kemudian terbentuk alkil klorida (larutan keruh) dalam waktu lima menit. Alkohol
primer dan metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.
Alkohol-alkohol primer dan sekunder sangat mudah dioksidasi oleh asam kromat,
sedangkan alkohol tersier tidak. Pengujian ini biasa dilakukkan di dalam suatu larutan
aseton dengan suatu larutan anhidrida kromat (Cr4+) di dalam asam sulfat. Alkohol yang
dioksidasi mereduksi kromium menjadi Cr3+ yang mengakibatkan larutan menjadi kaburr
dan berwarna kehijau-hijauan. Fenol sendiri biasanya teroksidasi menjadi tar berwarna
coklat oleh asam coklat.
Gugus hidroksil dari fenol mengakibatkan cincin benzena reaktif terhadap substitusi
elektrofilik, sehingga reaksi berlangsung pada keadaan yang sangat lemah. Dengan air
brom fenol diubah menjadi 2,4,6-tribromo fenol yang kelarutannya di dalam air sangat
rendah sehingga sering kali digunakan tidak hanya sebagi penguji kualitatif untuk fenol
tetapi juga
sebagai pengukur banyaknya fenol yang ada secara kuantitatif.
Fenol dan senyawa yang mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu atom
karbon tak jenuh, memberi warna merah jambu, ungu atau hijau bergantung pada struktur
dari febol atau enol, dengan besi (III) klorida. Hal ini disebabkan karena terbentuknya
senyawa kompleks dengan besi. Alkohol-alkohol biasa tidak bereaksi. Oleh karena itu
pengujian ini dapat digunakan untuk membedakan kebanyakan fenol dari alkohol.
VI. ALAT DAN BAHAN
ALAT
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
BAHAN
a) Etanol
b) 1-Propanol
c) 2-propanol
d) N-butil alcohol
e) Sek butil alcohol
f) Ter-butil alcohol
g) Sikloheksanol
h) Etilen glikol
i) Fenol
j) Resorsinol
k) Kolesterol
l) O-kresol
m) 2-naftol
n) Larutan NaOH 10%
o) Logam natrium
p) Indicator fenolptalein
q) Reagen lucas
r) Reagen bordwell-wellman
s) Aselon
t) Asam sulfat pekat
u) Larutan brom dalam air
v) Trifenilkarbinol
w) Larutan besi (III) klorida 1%
VII. PROSEDUR PERCOBAAN
1.Tabung 3
0,5 ml
sikloheksanol
Tabung 4
0,5 ml etilen glikol
Tabung 1
0,5 ml etanol
Hasil
Tabung 2
0,5 ml amil
Tabung 5
0,5 ml fenol
Tambahkan 2 ml air
Kocok dan amati juga catat hasilnya
2.
3.
4.
5.
Tabung 1
0,5 ml amil
Tabung 2
0,5 ml sikloheksanol
Tabung 3
0,5 ml fenol
Tabung 4
0,5 ml naftol
Hasil
Tambahkan 5 ml 10 % NaOH
Kocok, amati dan catat hasil
Tambahkan sepotong kecil logam natriumTambahkan indikator PPCatat hasil
Tabung 1
2 ml amil
Tabung 2
2 ml 1- propanol
Tabung 3
2 ml 2 - propanol
Hasil
Tabung 1
1-butanol
Tabung 2
2-butanol
Tabung 3
sikloheksanol
Hasil
Tambahkan 5 tetes
Kocok dan catat waktu yang diperlukan untuk menjadi keruh, atau memisah menjadi 2 lapisan
2 ml reagen lucas
Tambahkan air bromGuncang-guncang sampai warna kuning tidak berubahCatat hasil pengamatan
0,1 gram fenol 3 tetes air
Hasil
6.
Tabung 1
fenol
Tabung 2
resorsinol
Tabung 3
2-propanol
Hasil
Tambahkan 1-2 tetes
Tambahkan 1-2 tetes larutan besi (III) kloridaKocok dan amati hasilnyaCatat hasil pengamatan
5 ml air
VIII. DATA PENGAMATAN
Prosedur PercobaanHasil Pengamatan
Dugaan reaksi KesimpulanSebelum Sesudah
1. Kelarutana. 0,5 ml etanol + 2
ml air.
b. 0,5 ml butanol + 2 ml air.
c. 0,5 ml siklo-heksanol + 2 ml air.
d. Etilen glikol.+ 2 ml air.
e. Fenol
2. Reaksi dengan alkalia. 0,5 ml butanol + 5
ml NaOH 10 %
Etanol jernih tidak berwarna.
Butanol jernih tidak berwarna.
Sikloheksanol jernih tidak berwarna.
Etilen glikol jernih tidak berwarna.
Fenol berwarna coklat.
Butanol jernih tidak berwarna.NaOH jernih tidak berwarna.
Etanol +air men jadi jernih tidak berwarna (larut).
Butanol + air jernih tidak berwarna
Sikloheksanol + air terbentuk 2 fase ( atas keruh dan bawah jernih ).
Etilen glikol + air menjadi jernih tidak berwarna (larut).
Fenol + air menjadi larutan tidak larut, terdapat endapan jingga.
Butanol + NaOH jadi jernih tak berwarna
Kelarutan alcohol dalam air tergantung daro jumlah atom karbonnya.C 1-3 = larut sempurna dalam air.C 4-5 = sedikit larut dalam air.C > 6 = tidak larut dalam air.
CH3CH2CH2CH2OH + NaOH
Alcohol lebih larut dalam air daripada fenol
Sikloheksanol dan fenol sukar larut dalam air dibandingkan dengan yang lain.
Fenol lebih cepat bereaksi dengan alkali daripada alcohol
b. 0,5 ml Sikloheksa-nol + 5 ml NaOH 10 %
c. 0,5 ml fenol + 5 ml NaOH 10 %
d. 0,2 gram naftol + 5 ml NaOH 10 %
3. Reaksi dengan Natrium
a. 2 ml etanol + Na + pp.
Sikloheksanol jernih tidak berwarna.NaOH jernih tidak berwarna.
Fenol berwarna coklat.NaOH jernih tidak berwarna.
Naftol serbuk hitam.NaOH jernih tidak berwarna.
Etanol jernih tidak berwarna.Na butiranPP jernih tidak ber warna.
Sikloheksanol + NaOH terbentuk 2 fase. Lapisan bawah jernih tidak berwarna dan lapisan atas putih keruh.
Fenol + NaOH larutan menjadi jernih kekuningan.
Naftol + NaOH menjadi larutan hitam (larut).
+ Na = larutan putih keruh (+).+ PP = larutan menjadi merah muda.
+ NaOH
+ NaOH
+ NaOH
+ H2O
CH3CH2OH + Na CH3CH2ONa + H2
2-propanol lebih reaktif dengan Na dibandingkan etanol dan 1-propanol
b. 2 ml 1-propanol + Na + pp
c. 2 ml 2-propanol + Na + pp
4. Pengujian Lucas2 ml Reagen Lucas ditambahkan ke dalam 3 tabung reaksi.a. +5 tetes 1-
butanol
b. +5 tetes 2-butanol
1-propanol jernih tidak berwarna.Na butiranPP jernih tidak ber warna.
2-propanol jernih tidak berwarna.Na butiranPP jernih tidak ber warna.
Reagen lucas jernih kekuningan.
1-butanol jernih tidak berwarna.
2-butanol jernih tidak berwarna.
+ Na = larutan jernih.+ PP = merah muda
+ Na = larutan putih keruh (++)+ PP = merah muda.
Jernih kekuningan
Larutan jernih tak berwarna, setelah 12 menit menjadi keruh
CH3CH2CH2OH + Na
CH3CH2CH2ONa + H2
CH3CH2CH2CH2OH + HCl tidak bereaksi OH
CH3CHCH2CH3 + HCl
2 – butanol dan sikloheksanol lebih cepat larut bereaksi dengan Reagen Lucas daripada butanol
c. +5tetes sikloheksanol
5. 0,1 gram fenol + 3 ml air + air brom
\\
6. Reaksi fenol dengan FeCl3
a. 2 tetes fenol + 5 ml air + 2 tetes
Sikloheksanol jernih tidak ber warna
Larutan Fenol berwarna coklat.Air brom berwarna kuning.
Larutan jernih tak berwarna, setelah 14 menit menjadi keruh
Air brom 7 tetes
Cl
CH3CHCH2CH3 + H2O
+ HCl
+ H2O
FeCl3
b. 2 tetes resorsinol + 5 ml air + 2 tetes FeCl3
c. 2 tetes 2-propanol + 5 ml air + 2 tetes FeCl3
Fenol larutan coklat.
Resorsinol larutan coklat.
2-propanol jernih tidak berwarna.
Fenol + air menjadi jernih kekuningan. Kemudian + FeCl3 jadi 2 fasa yakni fasa atas (jernih tak berwarna) dan fasa bawah (merah bata)
Resorsinol + air menjadi terdapat dua fasa yakni fasa atas (larutan berwarna ungu jernih) dan fasa bawah yakni hitam (+++). Kemudian + FeCl 3 jadi jernih kehitaman (+).
2-propanol + air menjadi jernih tidak berwarna. Kemudian + FeCl3 jadilarutan jernih tak berwarna
a. Fenol + FeCl3 berwarna ungu
b. Resorsinol + FeCl3 biru
kehitaman
c. 2-propanol + FeCl3 tidak
berwarna
FeCl3 menunjukkan adanya gugus fenolik dalam larutan
IX. PEMBAHASAN
1. Percobaan 1 ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan sifat kelarutan
antara alcohol dan fenol jika menggunakan pelarut air dan senyawa yang di
gunakan adalah etanol, n-butil alkohol, siklo heksanol, etilen glikol dan fenol.
Percobaan ini diawali dengan memasukkan masing-masing 0,5 mL larutan
etanol, n-butil alcohol, sikloheksanol, etilen glikol, dan fenol ke dalam lima
tabung reaksi . Kemudian, ditambahkan 2 mL aquadest masing-masing ke
dalam lima tabung reaksi. Lalu tabung reaksi dikocok dan kemudian diamati.
a. Etanol + aquadest
Etanol larut sempurna dalam air yakni berupa larutan jernih tak berwarna.
Mudahnya kelarutan etanol dalam air ini dikarenakan etanol memiliki rantai C
yang pendek sehingga bobot molekulnya rendah. Reaksi yang terjadi adalah :
CH3CH2OH + H2O CH3CH2O- + H3O+
b. n-butil alcohol + aquadest
Tidak larut sempurna dalam air dan terbentuk 2 lapisan larutan. Lapisan atas
larutannya keruh/masih terdapat emulsi, sedangkan lapisan bawahnya jernih tak
berwarna. Reaksi yang terjadi adalah:
CH3CH2CH2CH2OH + H2O CH3CH2CH2CH2O- + H3O+
c. Siklohekssanol + aquadest
Tidak larut dalam air dan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna putih
keruh/masih terdapat emulsi, sedangkan pada lapisan bawah larutan jernih tak
berwarna. Reaksinya seperti di bawah ini:
d. Etilen glikol + aquadest
Larut dalam air dan larutan jernih tak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah:
Etilen glikol mudah larut dalam iar karena etilen glikol memiliki gugus hidroksi
lebih banyak. Dengan adanya gugus hidroksi yang lebih banyak membuat etilen
glikol lebih mudah untuk membentuk ikatan hydrogen dengan air. Gugus OH
pada larutan ini bersifat hidrofilik (menyukai air) sehingga etilen glikol menjadi
mudah larut dalam air.
e. Fenol + air
Tidak larut dalam air sehingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna
merah kecoklatan agak keruh (+) sedangkan lapisan bawahnya tak berwarna.
Adapun persamaan reaksinya adalah:
Perbedaaan kelarutan pada alcohol dan fenol tersebut terjadi karena adanya
perbedaan gugus hidroksi yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul air . Ketika ukuran gugus alkil bertambah besar, maka kelarutan
senyawa alkohol dalam air akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan
hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar,
akibatnya molekul-molekul air akan menolak molekul–molekul alkohol untuk
menstabilkan kembali ikatan hidrogen antar molekul air. Jika gugus non
polar seperti gugus alkil terikat pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air
akan berkurang. Hal ini yang dianggap menjadi alasan mengapa gugus non
polar disebut gugus hidrofob. Karakteristik suatu hidrokarbon (gugus alkil)
suatu alcohol bersifat hidrofob yaitu menolak molekul air, gugus alkil
cenderung bersifat lipofilik yaitu menyukai gugus alkana. Sedangkan pada
senyawa alcohol siklik seperti sikloheksanol tidak larut dalam air, begitu juga
dengan senyawa fenol tak dapat larut dalam air karena tak mampu membentuk
ikatan hydrogen dengan air.
Selain dipengaruhi oleh gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga
dipengaruhi oleh jumlah atom C-nya. Pada umumnya alkohol yang mempunyai
jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan
sedikit larut dalam air, dan jumlah atom C > 6 akan tidak larut dalam air.Oleh
karena itu, etanol (CH3CH2OH) mempunyai kelarutan yang paling besasr
dibanding senyawa-senyawa alkohol lain. Mudahnya kelarutan etanol dalam air
ini dikarenakan etanol memiliki rantai C terpendek sehingga bobot molekulnya
rendah. Reaksi yang terjadi adalah :
CH3CH2OH + H2O CH3CH2O- +H3O+
Sedangkan pada etilen glikol, meskipun juga larut sempurna dalam air, namun
mempunyai kelarutan yang lebih rendah dari etanol. Hal tersebut dapat terjadi
karena etilen glikol mempunyai rantai C bengkok sehingga lebih sulit larut d
bandingkan dengan etanol sebab etanol memiliki rantai C lurus.
Rumus etilon glikol : CH2-OH-CH2-OH
2. Pada percobaan yang ke dua yaitu reaksi senyawaan alkali yaitu natrium
hidroksida dengan butanol, siklo heksanol, fenol dan naftol dan bertujuan untuk
untuk meguji reaksi antara senyawa alcohol dengan senyawa dari golongan
alkali, yakni larutan 10 % NaOH. Dari percobaan tersebut dihasilkan bahwa
fenol dan naftol dapat bereaksi sempurna dengan natrium hidroksida Adanya
perbedaan kelarutan senyawa-senyawa alcohol tersebut terhadap larutan natrium
hidroksida disebabkan senyawa alcohol dapat diubah menjadi garam natrium
jika direaksikan dengan larutan natrium hidroksida. Garam natrium tersebut
biasanya dapat larut dalam air. Dan kelarutan garam natrium dalam air
disebabkan adanya ikatan hydrogen antara senyawa alcohol dengan NaOH.
Pada percobaan ini naftol ( C10H7OH) dan fenol larut dalam larutan natrium
hidroksida sedangkan yang lain tidak larut. Namun yang lebih larut dalam
larutan NaOH adalah fenol. Hal ini disebabkan alcohol sulit bereaksi dengan
basa sedangkan senyawa fenol dapat bereaksi dengan basa (NaOH) karena
dapat mengalami resonansi. Dan larutan yang dihasilkan berwarna kuning
kecoklatan (bening) yaitu senyawa natrium fenoksida. Ion fenoksida ini
merupakan basa yang lebih lemah dari pada OH.
3. Percobaan ketiga ini bertujuan untuk menguji reaksi antara beberapa senyawa
alcohol dan fenol dengan logam natrium. Ke dalam tiga tabung reaksi masing-
masing diisi dengan 2 mL larutan etanol, 1-propanol, dan 2-propanol. Kemudian
ditambahkan sepotong kecil logam natriu ke dalam masing-masing tabung
reaksi. Dan ditambah 2 tetes indicator PP. pada percobaan ini hasil yang kami
dapat adalah:
a. Etanol + Na
Natrium sangat cepat bereaksi di dalam etanol. Natrium larut dalam etanol
menghasilkan larutan jernihi. Dan ketika ditambah dengan indicator PP
maka larutannya menjadi berwarna ungu (+++).Adanya gelembung gas
merupakan gas hydrogen yang menyebabkan dinding tabung reaksi
menjadi panas (eksotermik).
b. 1-propanol + Na
Natrium bereaksi agak lambat dalam larutan 1-propanol. Natrium juga tak
larut dalam larutan 1-propanaol sehingga terbentuk 2 lapisan yang nampak
ketika ditambahkan indicator PP ke dalam larutan, yakni larutan menjadi
berwarna ungu (+) yang warna ungu tersebut terbentuk di dasar tabung
reaksi
c. 2-propanol + Na
Natrium sangat cepat bereaksi di dalam larutan 2-propanol. Natrium tak
larut dalam larutan 2-propanol sehingga terbentuk 2 lapisan, lapisan atas
keruh sedangkan lapisan bawahnya larutannya jernih. Dan ketika ditambah
dengan indicator PP maka larutannya menjadi berwarna ungu (++).
Alcohol dan fenol memiliki sifat seperti air yaitu merupakan asam-asam lemah.
Alcohol jika bereaski dengan logam alkali seperti natrium dan kalium akan
membentuk alkoksida dan membebaskan nitrogen. Dan alkoksida yang
dihasilkan adalah basa kuat yang umumnya lebih kuat daripada hidroksida.
Dari larutan-larutan alkoksida yang dihasilkan dari ketiga reaksi di atas dapat
diamati perbedaaan kecepatan bereaksi senyawa setelah ditambahkan indicator
PP. hal ini menunjukkan kereaktifan alcohol, dengan urutan seperti ini:
Etanol < 1-propanol < 2-propanol
Adanya perbedaan kecepatan kereaktifan natrium terhadap beberapa senyawa
alcohol tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, pada etanol dan 2-propanol,
natrium dapat sangat cepat bereaksi namun tidak pada 1-propanol. Hal ini dapat
terjadi karena adanya perbedaan ukuran gugus R pada masing-masing senyawa
alcohol di atas. Semakin besar ukuran gugus R maka semakin berkurang
kereaktifan suatu senyawa tersebut untuk bereaksi lagi. Dari percobaan 3
didapatkan bahwa 2-propanol paling cepat bereaksi sebab 2-propanol paling
reaktif dari kedua senyawa alcohol yang lain. Reaksi yang terjadi yaitu:
4. Pada percobaan ke empat yaitu uji lucas. Uji lucas digunakan untuk
membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier. Alkohol primer tidak
bereaksi dengan pereaksi lucas. Alkohol sekunder bereaksi dengan peraksi lucas
dengan membentuk kekeruhan dengan pemanasan . Sedangkan alkohol tersier
beraksi dengan pereaksi lucas dengan membentuk kekeruhan tanpa pemanasan.
Pereaksi lucas merupakan suatu campuran asam klorida pekat dan seng klorida.
Ketika pereaksi lucas ditambahkan dalam larutan alkohol ion H+ dari HCl akan
bergabung dengan gugus OH dari alkohol membentuk H2O sedangkan gugus
OH akan digantikan oleh ion Cl- dari HCl sehingga membentuk alkil klorida
yang tak larut dalam air. Dalam percobaan yang dilakukan adalah membedakan
antara 1-butanol, 2-butanol, dan sikloheksanol. Dalam percobaan yang
dilakukan didapatkan bahwa larutan 1-butanol merupakan alkohol primer
karena tidak bereaksi dengan perekasi lucas. Larutan 2-butanol merupakan
alkohol sekunder karena timbul kekeruhan ketika ditambahkan pereaksi lucas
meskipun reaksinya sangat lambat yaitu 12 menit karena tidak dilakukan
pemanasan. Sedangkan sikloheksanol merupakan alkohol sekunder karena
timbul kekeruhan ketika ditambahkan pereaksi lucas meskipun reaksinya sangat
lambat yaiu 14 menit karena tidak dilakukan pemanasan. Reaksi yang terjadi:
CH3CH2CH2CH2OH + HCl tidak bereaksi
OH Cl
CH3CHCH2CH3 + HCl CH3CHCH2CH3 + H2O
+ HCl +H2O
5. Pada percobaan yang ke lima yaitu Reaksi fenol dengan air brom. Air brom
ketika bereasi dengan fenol akan membentuk 2,4,6-tribromofenol. Ketika fenol
direaksikan dengan bromida maka senyawa fenol akan tersubstitusi oleh gugus
–Br yang mengarahkan pada meta dan para ( gugus –X merupakan pengarah
meta dan para). Ketika fenol bereaksi dengan air brom akan membentuk 2
lapisan yaitu atas jernih sedangkan bawah coklat keruh. Reaksi yang terjadi:
6. Pada percobaan yang ke enam yaitu Uji FeCl3. Larutan FeCl3 digunakan untuk
menunjukkan gugus fenolik dalam larutan. Berdasarkan struktur fenol, warna
produk yang dihasilkan dapat bervariasi mulai dari merah sampai ungu, H pada
-OH fenol, disubstitusi oleh FeCl3 dan karena Fe adalah golongan transisi,
berikatan dengan fenol menyebabkan perubahan warna yang macam-macam
(pada hal ini merah-ungu). Alkohol tidak menghasilkan warna apapun terhadap
uji ini. Dari hasil praktikum yang diperoleh didapatkan data:
Setelah ditambahkan FeCl3 :
a. Fenol + FeCl3 berwarna ungu kehitaman (+++)
b. Resorsinol + FeCl3 biru kehitaman(+)
c. 2-propanol + FeCl3 tidak berwarna
Fenol tak larut dalam larutan FeCl3 namun resorsinol dan 2-propanaol larut
dalam larutan FeCl3. Adanya perbedaan kelarutan ketiga senyawa alcohol dan
fenol tersebut terhadap larutan FeCl3 disebabkan oleh terbentuknya senyawa
kompleks dengan besi (III) klorida. Reaksi besi (III) klorida digunakan untuk
mengetahui adanya gugus fenolik bebas. Senyawa yang mengandung gugus
fenolik bebas dengan reaksi besi (III) klorida memberikan warna merah sampai
ungu. Oleh karena itu, larutan fenol yang terbentuk berwarna ungu (+++) yang
berarti bahwa fenol mempunyai gugus fenolik. Dan semakin pekat/hitam warna
laarutan menandakan kandungan fenoliknya semakin tinggi. Dapat disimpulkan
bahwa: fenol mempunyai gugus fenolik, resorsinol mempunyai gugus fenolik
karena resorsinol merupakan senyawa benzena yang mempunyai 2 gugus OH
atau biasa dikenal dengan benzanadiol, sedangkan 2-propanol merupakan
senyawa alkohol karena tidak bereaksi dengan larutan FeCl3.
X. KESIMPULAN
1. Kelarutan alkohol dalam air lebih besar dibanding fenol. Namun dalam alkohol
alifatis, semakin panjang rantai C maka semakin sukar pula larut dalam air.
2. Natrium hidroksida hanya dapat bereaksi dengan alkohol aromatis (fenol dan
naftol) karena sifat alkohol aromatis lebih asam daripada alkohol alifatis (akibat
resonansi).
3. Logam Na bereaksi dengan alkohol membentuk natrium alkoksida.
4. Pengujian Lucas bertujuan untuk mengetahui kecepatan alkohol bereaksi
membentuk alkil klorida dimana yang paling cepat adalah alkohol tersier >
sekunder > primer.
5. Fenol bereaksi dengan air brom membentuk 2,4,6-tribromofenol.
6. FeCl3 menunjukkan adanya gugus fenolik dalam larutan
Daftar pustaka :
Fessenden, R. J.. 1982. Kimia Organik. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Surabaya: Unesa Press.
Clark, Jim. 2007. Reaksi Alkohol dengan Natrium.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/
reaksi_alkohol_dengan_natrium/ diakses 23 April 2012 20:18.
Zulfikar. 2010. Sifat-sifat alkohol, online, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/senyawa-hidrokarbon/sifat-sifat-alkohol/. Diakses 15 April 2012.
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Kesimpulan umum apakah yang dapat diambil mengenai kelarutan alkohol di dalam air,
berdasarkan hasil percobaan diatas? Manakah dari 1-pentanol dan 1-heptanol yang lebih
sukar larut dalam air?
Adanya suatu gugus hidroksil dalam alkohol memungkinkan terjadinya ikatan
hidrogen antara molekul-molekul tersebut dengan senyawa lain yang sejenis air, H-
OH. Sebagian kecil alkohol larut dalam air, namun ketika ukuran gugus alkil
bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. alkohol yang mempunyai
jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit
larut dalam air, dan jumlah atom C >6 akan tidak larut dalam air.
1-heptanol lebih sukar larut dalam air karena mempunyai atom karbon yang lebih
panjang jika dibandingkan dengan 1-pentanol. . Hal ini disebabkan oleh kemampuan
gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan hidrogen antara gugus
hidroksi dengan air.
2. Tuliskan persamaan reaksi yang menunjukkan kelarutan fenol dalam larutan 10%
natrium hidroksida!
Fenol + natrium fenoksida
Dengan adanya reaksi tersebut maka terjadi perubahan pada hasil pencampuran larutan
tersebut yaitu larutan larut.Dari hasil percobaan di atas, manakah yang lebih bersifat
asam, n-heksanol atau fenol? Jelaskan alasannya!
Fenol merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada n-heksanol Karena fenol
memiliki anion yang dihasilkan distabilkan oleh resonansi dengan muatan negatifnya
disebar (delokalisasi) oleh cicin aromatik Sedangkan n-heksanol mempunyai keasaman
yang lebih rendah karena mempunyai tetapan dielektrik yang lebih rendah,kurang polar
sehingga kurang mampu mendukung ion dalam larutan daripada molekul air.
3. Tuliskan persamaan reaksi antara etanol dan natrium! Apakah pentunjuk yang ada yang
mengatakan hasil dari reaksi ini?
Etanol bereaksi dengan natrium karena etanol adalah asam lemah dan natrium
merupakan asam kuat.
4. Berdasarkan hasil percobaan di atas, bagaimanakah dapat dibedakan antara
sikloheksanol dan fenol?
Fenol dan sikloheksanolberbeda, fenol merupakan senyawa aromatis sedangkan
sikloheksanol merupakan senyawa siklik.
5. Bagaimanakah kiranya pengaruh dari reagen lucas terhadap masing-masing senyawa
berikut: 1-butanol, sikloheksanol dan ter-butil alkohol?
Uji lucas digunakan untuk membedakan alkohol – alkohol primer, sekunder, dan
tersier yang dapat larut dalam air.
Alkohol primer seperti 1-butanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini
Sikloheksanol sama seperti alkohol primer tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.
Ter-butil alkohol yang larut dalam air akan bereaksi dengan cepat dengan reagen
lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair. Adapun pada
alkohol tersier terindikasikan dengan adanya pembentukan fasa cair kedua yang
terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera setelah
alkohol bereaksi.
6. Diantara senyawa berikut: 1-butanol, trifenil karbinol,resorisinol, manakah yang tidak
mengalami oksidasi dalam pengujian Bordwell-wellman?
Tidak dilakukan dalam praktikum
7. Tulislah persamaan reaksi antara fenol dan air brom! Sebutkan jenis reaksi yang terjadi!
Reaksi yang terjadi adalah jenis reaksi Substitusi nukleofilik