Laporan Akustik Kelautan

download Laporan Akustik Kelautan

of 22

description

Contoh Laporan akustik kelautan

Transcript of Laporan Akustik Kelautan

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan yang belum tereksploitasi secara optimal, meskipun telah dilakukan berbagai penerapan metode penangkapan, penggunaan bermacam jenis alat penangkapan maupun modifikasi pada alat tangkap. Hal ini disebabkan karena proses penangkapan tidak didukung oleh ketersediaan informasi tentang daerah penangkapan dan tentang sumberdaya ikan itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperoleh informasi tersebut yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan metode akustik.

Menurut Pristanty et al. (2013), akustik bawah air merupakan teknologi akustik bawah air, dikenal juga sebagai hidro akustik, merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air yang menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Penelitian tentang akustik bawah laut berawal dari percobaan yang dilakukan oleh Leonardo Da Vinci, percobaan yang dilakukan oleh Da Vinci adalah memasukkan salah satu ujung pipa kedalam air dan ujung lainnya ditempelkan ke telinga, hasilnya dia dapat mendengarkan suara kapal dari jarak yang jauh. Pada perang dunia kedua perkembangan teknologi akustik ini lebih banyak digunakan di bidang maritim.Metode hidroakustik memiliki kemampuan menganalisis distribusi kelimpahan/ agregasi/kumpulan dengan jangkauan jarak yang luas terhadap suatu organisme yang tidak merusak lingkungan dan menggambarkan kondisi saat itu juga. Pendekatan hidroakustik untuk estimasi ikan pelagis secara shoaling ikan akan lebih esien dalam upaya penangkapan dan lebih accountable dalam upaya estimasi stok ikan berdasarkan spesies (Fauziyah et al., 2010).1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan dari praktikum akustik kelautan mengenai Echosounder antara lain:

a.Untuk mengetahui prinsip dasar akustik kelautan dan fungsi kegunaannya.

b.Untuk mengetahui alat-alat yang bekerja sesuai prinsip akustik kelautan dengan cara pengoperasiannya.

c.Untuk mengetahui bagian-bagian alat echosounder serta fungsi.

d.Untuk mengetahui cara kerja dan cara pengoperasian echosounder di bidang perikanan serta kelebihan dan kekurangannya.

Adapun manfaat dari praktikum Akustik Kelautan mengenai Echosounder antara lain :

a.Mahasiswa mengetahui prinsip dasar dan cara kerja akustik kelautan

b.Mahasiswa mengetahui alat-alat yang bekerja sesuai prinsip akustik kelautan (alat-alat akustik) serta cara pengoperasiannya.

c.Mahasiswa mengetahui bagian-bagian alat echosounder serta fungsinya.

d.Mahasiswa mengetahui cara kerja dan cara pengoperasian echosounder di bidang perikanan serta kelebihan dan kekurangannya.

1.3 Tempat dan Waktu

Praktikum akustik kelautan mengenaiEchosounderini dilaksanakan dua kali yaitu praktikum laboratorium dan praktikum lapang. Untuk praktikum laboratorium dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2015 pukul 10.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB di laboratorium penangkapan, Gedung A Lantai 1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.Praktikum yang kedua yaitu praktikum lapang yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 November 2015 pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Praktikum lapang tentang pengoperasian Echosounder ini dilakukan di Kolam Ikan Wisata Lembah Dieng, Malang.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Akustik Kelautan

Menurut Fauziyah dan Jaya (2010), akustik merupakan salah satu metode pendugaan densitas ikan. Teknologi hidroakustik merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati dan non-hayati secara lebih akurat, cepat, dalam jangkauan yang luas, tidak mengganggu biota dan tidak merusak lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data Target Strength dan densitas ikan pelagis kecil secara vertikal di perairan Laut Arafura.Di laut, gelombang akustik yang digunakan untuk transmisi informasi sama dengan cara gelombang elektromagnetik yang digunakan di udara. Karena atenuasi gelombang akustik dalam air cukup rendah, rentang transmisi panjang dapat diperoleh, terutama untuk frekuensi rendah. Namun, laut dengan batas-batas di permukaan laut dan bagian bawah adalah saluran transmisi yang sangat rumit yang dapat berubah dengan cepat dengan kondisi lingkungan (Hovem et al., 2010).2.2Alat-Alat Akustik Kelautan

2.2.1Pengertian, Bagian-Bagian serta Fungsi dan Sistem Pengoperasian Fish FinderFish Finder bekerja berdasarkan pemantulkan gelombang suara yang dipancarkan dari permukaan perairan sampai dasar lautan. Ketika bunyi yang dipancarkan kedasar lautan tersebut membentur suatu benda dan kembali ke penerima sonar, maka jaraknya yang ditempuh oleh bunyi tersebut dapat diukur, maka dapat diketahui letak benda tersebut dibawah permukaan laut (Chastine, 2012).Fish finder adalah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik dan menangkap kembali pemantulannya. Perangkat fish finder yang digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap gelombang kembali disebut dengan nama transducer. Prinsip kerja dari fish finder yaitu gelombang suara berfrekuensi 15Hz sampai 455 KHz di pancarkan transducer. Di pantulkan oleh dasar perairan kemudian ditangkap oleh tranduser untuk mengoperasikan fish finder, perlu mengetahui fungsi dari berbagai tombol yang tersedia pada display unit. Macam dan fungsi tombol-tombol tersebut antara lain :

1. Power on-off,berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan fish finder2. Gain,berfungsi untuk mengatur kepekaan gambar pada reccorder3. White line,tombol ini berfungsi untuk memperjelas garis dasar

4. Depth range,untuk mengatur range kedalaman yang akan di deteksi

5. Phase range,tombol untuk memilih tingkatan jarak atau lapisan kedalaman dimana setiap lapisan kedalaman disesuaikan dengan jumlah kelompok jarak kedalaman

6. Paper speed, untuk mengatur kecepatan keatas perekam biasanya ada pilihan lambat,sedang dan cepat.

(Google Image, 2015)

2.2.2Pengertian, Bagian-Bagian serta Fungsi dan Sistem Pengoperasian GPS

Menurut Ziad (2013), salah satu alat yang dapat kita sebut canggih adalah GPS, yaitu Global Positioning System. GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara terus menerus di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan.

Fungsi GPS yaitu di gunakan untuk keperluan survey hidro-oseanografi, survey selzemic, penentu posisi rambu-rambu, alat bantu navigasi, penentu titik penyebaran minyak dan mineral lepas pantai serta untuk mempelajari karakteristik arus gelombang ataupun pasang surut. Sistem pengoprasian GPS biasanya di pasang di kapal dengan cara mengirimkan sinyal secara terus-menerus sehingga posisi kapal dapat di peroleh setiap waktu.

(Google Image, 2015)

2.2.3Pengertian, Bagian-Bagian serta Fungsi dan Sistem Pengoperasian Sonar

Sonar (sound navigation and ranging) merupakan sistem instrumen yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang obyek-obyek bawah air. Sistem sonar ini terdiri dari dua bagian yaitu sonar aktif yang melakukan proses pemancaran dan penerimaan. Sinyal suara dan sistem sonar pasif yang digunakan untuk menerima sinyal-sinyal suara yang dihasilkan oleh obyek-obyek bawah air (Maclennan and simmods,1992).

Side scan sonar sangat serupa dengan konfigurasi dari echosounder meskipun dengan sistem tiga channel. Masing-masing channel merupakan satu sub sistem channel yang terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Unit transmissi, bertujuan untuk menghasilkan pulsa bervoltase tinggi yang relatif singkat untuk mengaktifkan tranduser pemancar

Transduser pemancar dan penerima dikontruksikan sebagai jajaran garis dan unsur-unsur pleosoelektrik dan di dalam sistem tiga channel,keenam jajaran tersebut berada dalam lowfish

Amplifier penerima, merubah sinyal listrik yang lemah dari transducer penerima ke dalam sinyal-sinyal. Listrik yang akan mengaktifkan unit-unit rekaman dan display.

Three channel recorder, unit display dan mekanisme timming, saling berhubungan adalah sama dalam operasi dan fungsi dengan echosounder, tetapi dalam side scan sonar digunakan splite race dan dual trace sehingga ke tiga channel di cetak pada gulungan kertas yang sama.

(Google Image, 2015)

(Google Image, 2015)2.2.4Pengertian, Bagian-Bagian serta Fungsi dan Sistem Pengoperasian Radar

Menurut Ari et al. (2012), instrumen pemantau cuaca yang paling efektif untuk jangkauan wilayah yang luas adalah menggunakan radar. Radar cuaca adalah radar yang mampu mendeteksi tetes hujan dengan ukuran diameter sangat kecil. Radar cuaca juga mampu memantau pergerakan hujan dan awan. Radar cuaca ini tidak mengukur hujan secara langsung, namun memanfaatkan jumlah energi yang dipantulkan oleh partikel tetes hujan untuk suatu sampel volume. Jumlah energi tergantung dari ukuran serta bentuk partikel yang dikenai oleh pancaran radar.

Radar mengukur waktu yang diperlukan untuk echo tiba, serta pergeseran Doppler dari echo. Gelombang radio bergerak dengan kecepatan cahaya, sekitar 1.000 meter per mikrodetik, sehingga jika Radar memiliki kecepatan tinggi sehingga dapat mengukur jarak pesawat dengan sangat akurat. Menggunakan peralatan pengolahan sinyal khusus, Radar juga dapat mengukur pergeseran Doppler sangat akurat dan dapat menentukan kecepatan pesawat (Gunawan, 2013).

Sistem radar terdiri dari bagian transmitter dan receiver yang letaknya pada lokasi yang sama atau dapat terpisah. Transmitter akan mengemisikan radio wave pada frekuensi dan daya tertentu besarnya. Ketika energy dari emisi gelombang radio mengenai obyek akan dipantulkan ke semua arah (scattered). Sebagian dipantulkan kembali (reflected back) ke receiver dan mempunyai sedikit perubahan panjang gelombang (wavelength) bahkan frekuensi apabila target bergerak. Energi sinyal yang kembali biasanya sangat lemah sehingga perlu diperkuat menggunakan teknik elektronika di receiver dan dikonfigurasi antenna (Rustamaji dan Djaelani, 2012).

(Google Image, 2015)2.3Pengertian Echosounder

(Google Image, 2015)

Multibeam echosounder pada mulanya terdiri dari perpanjangan single beam echosounder. Bukan transmisi dan menerima signal vertikal tunggal, multibeam sounder mengirimkan dan menerima seberkas beam dengan lebar individu kecil (13) di sumbu kapal. Dengan sistem tersebut ahli geologi telah mengintegrasi pembuatan alatalat pengukuran batimetri dan refleksifitas (Lurton, 2002).Menurut Hastami (2010), multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), bebrapa pancaran suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam. 2.4Macam-Macam Echosounder

2.4.1Single BeamMenurut Hastami (2010), single-beam echo sounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara. Sistem batimetri dengan menggunakan single beam secara umum mempunyai susunan : transciever (tranducer/reciever) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan.Menurut Populus and Perrot (2007), penyelidikan telah menunjukkan bahwa Echosounder single-beam adalah alat deteksi yang berguna untuk pemetaan bawah air, dengan presisi sebanding dengan metode menyelam klasik untuk formasi khas seperti Laminaria dan Zostera. Akumulasi data harus memungkinkan kriteria klasifikasi yang disempurnakan dan meningkatkan diskriminasi spesies. Upaya untuk menghubungkan indeks backscatter untuk biomassa yang menjanjikan. Sebuah latihan kalibrasi akan diperlukan untuk menghubungkan sA dan biomassa nyata di lapangan untuk masing-masing spesies yang dipelajari.2.4.2Split BeamMenurut Handegard et al. (2009), pelacakan target ikan dengan echosounder split-beam metode didirikan, dan memperkirakan posisi dan kecepatan mereka mungkin dari jangkauan dan split-beam sudut terkait dengan trek individu. Metode ini telah digunakan untuk mengamati perilaku ikan secara in situ. Perkiraan F akan melengkapi informasi dari metode pelacakan tradisional dijelaskan sebelumnya.Menurut Berghuis (2008), pada tahun 2004 percobaan dari sistem akustik split-beam untuk mengukur migrasi ikan melalui Fishway vertikal-slot yang dilakukan untuk Komisi oleh Queensland Departemen Industri Primer dan Perikanan (QDPIF). Potensi target ikan yang akan disamarkan dengan suara akustik dari benda-benda di perairan dangkal dibesarkan, tapi dari rak perangkat lunak yang tersedia yang dapat membantu dalam menentukan target ikan yang valid. 2004 percobaan menetapkan bahwa hydroacoustics split-beam memiliki potensi untuk memberikan informasi yang berguna mengenai migrasi ikan di fishways Murray River.

2.4.3Dual BeamMenurut Takao and Furusawa (1996), metode dual-beam membutuhkan sinar sempit untuk menyelesaikan gema tunggal. Ini menghasilkan kesalahan besar dalam integrasi gema saat transduser tidak stabil. Stanton menganalisis kesalahan gerak transduser dalam metode integrasi echo. Transduser gerak memberikan bias negatif akibat pengurangan jelas sudut balok setara. Oleh karena itu, integrasi gema lebar balok lebih baik dalam kondisi cuaca buruk, terutama untuk kapal dipasang transduser.Menurut Appendix (1988), untuk salmon dan beberapa spesies lain, Biosonics telah menemukan bahwa love formula berlaku baik dalam pengukuran in situ target kekuatan menggunakan Dual-Beam System. Dalam dual-beam akustik dan trawl survei bersama, TS rata-rata populasi ikan, yang diukur dengan Dual-Beam System, berkorelasi dengan baik dengan panjang diukur rata-rata ikan yang tertangkap pukat. Namun, karena sifat kompleks backscattering akustik dari penyebaran ikan, dalam data kekuatan sasaran sering lebih luas daripada panjang yang tersebar pada data ikan yang diukur.2.4.4Kuasi Ideal BeamMenurut Sasakura and Endo (1987), prinsip pembentukan beam dan hasil eksperimen dari pola kuasi-ideal beam transducer telah diperkenalkan. Menggunakan prinsip ini, mungkin untuk membuat Quas-ideal beam transducer menggunakan tidak hanya elemen disk yang tetapi jenis lain dari elemen juga. Transduser baru ini sangat meningkatkan keakuratan pengukuran akustik bawah air. Karena prinsipnya juga dapat diterapkan untuk gelombang radio, mungkin untuk membuat radar memiliki pola kuasi-ideal beam.Menurut Hamano et al. (1996), 120 kHz transducer menampilkan pola balok quasi-ideal secara relatif pada respon di dekat sumbu beam dan side lobe rendah. Sebuah dual frekuensi Furuno FQ-74 echosounder dan pengolahan data sistem ilmiah digunakan pada '' Tenyo-Maru ''. Itu termasuk 120 kHz kuasi-ideal beam dan 50 kHz transducer konvensional. Sinar kuasi-ideal memiliki sensitivitas yang relatif seragam di seluruh lobus utama balok dan sisi lobus sangat rendah.2.5Komponen Bagian-Bagian dan Fungsi EchosounderEchosounder bekerja berdasarkan prinsip perambatan dan pemantulan bunyi dalam medium air. Echosounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang akustik yang akan di masukan ke dalam air laut. Sonar bathymetric memerlukan proyektor yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali pulsa akustik yang dapat dikontrol (MacLennan dan Simmonds, 1992).Pada awalnya, echosounder lebih banyak digunakan untuk mengetahui kedalaman perairan. Namun karena karakteristik dan prinsip dasarnya yang mampu menentukan letak suatu benda di bawah air, maka echosounder juga digunakan di bidang perikanan untuk menentukan lokasi ikan. Cara kerja echosounder ini mirip dengan kelelawar, dimana echosounder memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tertentu dan menangkap gelombang pantulan (echo) dari benda/medium (Naldhy, 2015).

2.5.1TransmiterTransmiter menghasilkan listrik dengan frekuensi tertentu kemudian di salur ke transducer. Tetapi sesuatu perintah kelak memicu pulsa pada recorder akan memberitahu kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibandingkan oleh osalator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sehingga pulsa tersebut di salurkan ke transduser (Manik,2009).Transmiter berfungsi menghsilkan pulsa yang akan di pancarkan suatu perintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut di salurkan ke transducer (FAO,1983).

(Google Image, 2015)

2.5.2TransducerAlat perum gempa prinsip pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan dari tranducer adalah bagian dari alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik dan sebaliknya gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat diprediksikan hingga menyentuh dasar peralatan dan di pantulkan kembali ke tranduce (Deo,2007).

Alur perum gema menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan dimanfaatkan gelombang akustik yang di pancarkan ke tranduce. Tranducer adalah bagian dari alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara)dan sebaliknya gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat relatif diketahui atau dapat diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan di pantulkan kembali ke tranducer (Poerbandono, 2005).

(Google.image.2015).2.5.3ReceiverReceiver adalah alat untuk menguatkan sinyal listrik yang lemah dari tranducer saat gema ( ECHO) terjadi sebelum di alirkan ke recorder. Penguatan ini dilakukan pada receiver dan jumlah penguatan dapat di bedakan oleh sensitivitas (Kepekaan) atau volume control receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil echosounder ( Imron, 2012).Receiver memisahkan dan mendeteksi dan memperkuat energy yang diterima dari sasaran. Hasil deteksi sehubung getaran ini diperkuat kemudian disalurkan ke bagian penguat gambar. Receiver digunakan untuk menangkap sinyal atau gelombang yang telah dipantulkan oleh obyek (echo). Selain menangkap gelombang, receiver juga memperkuat sinyal sebelum diteruskan ke recorder untuk diproses. Receiver juga berfungsi memilih dan mengolah sinyal yang datang (Daulay, 2012).

(Google Image, 2015)2.5.4Recorder/display unitRecorder berfungsi sebagai alat pencatat yang di tulis ke dalam kertas serta menampilkan pada layar display CRT ( Catho dan RayTube). Recorder ini berupa sinar osilasi (untuk layar warna) ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk echosounder tanpa rekaman ). Selain itu juga dapat berfungsi sebagai pemberi sinyal untuk menguatkan pulsa transimisi dan penahanan awal penerima echosounder pada saat yang sama (Imron, 2012).

Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echosounder. Recorder juga berperan sebagai pengatur kerja transmiter dan pengatur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerima echosounder. Atau recorder memberikan sinyal kereceiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983).

(Google Image, 2015)

2.6Sistem Pengoperasian / Cara Kerja EchosounderSuatu pulsa listrik dengan frekuensi dan waktu tertentu dibandingkan oleh time base yang memicu transmitter. Untuk memancarkan sinyal listrik ke tranducer. Pulsa listrik yang masuk ke tranducer diubah menjadi gelombang suara. Selanjutnya echo akan diubah kembali menjadi energy listrik sebelum akhirnya diterima receiver dan diperkuat oleh amplifier. Besarnya penguatan echo dapat diukur oleh sensitivitas yang selanjutnya dikirim ke bagian display atau recorder waktu yang diperlukan saat sinyal dipancarkan sampai diterima kembali ke tranducer adalah sebanding dengan jarak antara target dengan tranducer ( Maclennan dan Simmonds, 1992).

Echosounder mengukur kedalaman air dengan membangkitkan pulsa akustik pendek atau ping yang dipancarkan kedasar air kemudian mendengarkannya kembali echo dari dasar air kemudian mendengarkannya kembali echo dari dasar air itu waktu antara pulsa akustik yang dipancarkan dan dikembalikan echo adalah waktu yang diperlukan gelombang akustik untuk merambat kedasar air dan memantul kembali kepermukaan air. Dengan mengetahui waktu dan kecepatan suara dalam air, maka kedalaman dasar air dapat dihitung ( Herli, 2004).

(Google image, 2015)

2.7Kelemahan dan Kelebihan EchosounderMenurut Ben-yami (1985), kelemahan dan kelebihan echosounder adalah sebagai berikut :

Kelemahan :

1.Harganya mahal untuk membeli sebuah echosounder.

2.Kebanyakan echosounder menggunakan kertas khusus dan baterai makan.

3.Anda harus menghabiskan waktu yang diperlukan untuk membersihkan dan memperbaiki sehingga ia bekerja.

4.Jika rusak,kita memerlukan tukang khusus seperti tukang perbaikan radio transister untuk memperbaikinya.

Kelebihan :

1.Tidak membuang-buang waktu dan bahan bakar untuk mencoba menangkap ikan di tempat dimana ada beberapa ikan atau tidak ada ikan sama sekali .

2.Dapat menangkap lebih banyak ikan karena echosounder menunjukan dimana terdapat lebih banyak ikan.

3.Echosounder menunjukan kedalam air.

4.Dapat melihat batu,bangkai kapal atau sampah dibawah sehingga dapat menghindari kehilangan atau kerobekan jaring.

Sistem echosounder tidak menyediakan langsung pengukuran kedalaman tetapi menghitung nilai dan waktu perjalanan dua arah yang tercatat. Informasi kedalaman yang di hasilkan dapat direkam secara digital atau melalui pos-acquistion digitalisasi jejak-jejak analog. Kedalaman secara konveksional tercatat dalam materi dengan angka-angka aktual yang ditampikan mewakili jarak dari transducer kedasar laut. Untuk analisis bati metrik data dari lingkungan dekat pantai,semua nilai yang diperoleh harus diperbaiki untuk variasi pasang surut dan kedalaman transducer dibawah permukaan air (Buwens, 2009).2.8Manfaaat Echosounder di Bidang PerikananMenurut Feri et al . (2012), kegunaan dasar dari echo sounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS pada echo sounder ada).Untuk kepentingan perikanan, penggunaanechosoundersangat efisien. Hal ini karena instrumen ini mampu mendeteksi ikan dan dasar laut secara bersamaan. Metode akustik yang efektif dan menjajikan adalahscientifiec echosounder.Scientifiec echosoundermampu mengukur dengan mudah sinyal pantulan (echoes) yang berasal dari ikan dan dasar laut. Teori daribottom scatteringtelah dikembangkan untuk melihat performance dariscientifiec echosounder(Manik, 2009).BAB IIIMETODOLOGI

3.1Alat dan Bahan serta Fungsinya

3.1.1Alat Beserta Fungsinya

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum Akustik Kelautan yaitu :

GPSmap 178C Sounder: untuk mengetahui koordinat lintang bujur arah dan kecepatan mengetahui posisi pada saat berada dilaut, menentukan rute perjalanan mencapai tempat-tempat penting.

Antena: untuk mendapatkan sinyal dari satelit

Processor unit: untuk menampilkan data pengamatan

Kabel hap: untuk menyalurkan energi dari accu

Penyangga display: untuk menyangga display Transducer: untuk mengubah energy listrik menjadi energy suara, ataupun sebaliknya

3.1.2Bahan Beserta Fungsinya

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Akustik Kelautan yaitu :

Accu

: sebagai sumber enargi listrik

Besi 2 meter

: untuk menyambungkan transducer

Tongkat 2 meter

: untuk meletakkan antenna

Kabel ties

: untuk menyambungkan besi dengan transducer

Raffia

: untuk menyambungkan tongkat dengan antenna

Air kolam

: sebagai objek yang akan diteliti3.2Skema Kerja

- Persiapan awal

- Rangkaian seluruh komponen alat

- Tekan tombol power

- Pilih I agree

- Tekan page sampai muncul halaman kedalaman pada peta

- Tekan tombol menu

- Pilih set up sonar

- Atur ke auto - Tentukan fish symbol

- Keluar dari menu set up sonar

- Amati

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur Praktikum

Pada praktikum Akustik Kelautan, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum akustik kelautan tentang echosounder yaitu GPS map 178C sounder yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui koordinat lintang bujur arah dan kecepatan mengetahui posisi pada saat berada dilaut, menentukan rute perjalanan mencapai tempat-tempat penting. Antena untuk mendapatkan sinyal. Processor unit untuk menampilkan data pengamatan. Kabel hap untuk menyalurkan energy dari accu ke display. Penyangga display untuk menyangga display dan transducer untuk mengubah energy listrik menjadi energy suara begitu pula sebaliknya. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu accu, besi 2 meter, tongkat 2 meter, kabel ties, raffia dan air kolam. Pada tahap perangkaian, setelah mempersiapkan alat, maka tahap selanjutnya adalah merangkai seluruh komponen.

Perangkaian seluruh komponen echosounder yang dimulai dengan pemasangan kabel hap pada processor dan dihubungkan pada accu, kemudian dieratkan. Transmitter, antenna dan transducer dihubungkan pada display. Transducer diikat pada besi 2 meter menggunakan kabel ties agar tidak tenggelam pada perairan dan tegak lurus. Kemudian dialiri accu dimana kabel berwarna merah bernilai positif (+) dan kabel hitam bernilai negative (-). Antenna dipasang pada tongkat dan ditali dengan raffia. Kemudian dipegang untuk menangkap sinyal. Dan transducer yang sudah diikatkan pada besi ditaruh kedalam perairan pada posisi horizontal atau tegak lurus dengan permukaan air.

Pada tahap pengoperasian, dimulai dengan menekan tombol power pada display sampai nyala kemudian pilih I agree. Dilanjutkan dengan menekan tombol page sebanyak 3 kali sampai muncul halaman kedalaman dan peta. Setelah itu tombol menu ditekan dan pilih set up sonar pada pilihan menu dengan tombol navigasi kebawah dan enter. Kemudian mulailah pengaturan, atur kedalam auto, tentukan fish symbolnya. Pilih ikan dengan gelembung renang dengan kedalaman dengan menekan tombol navigasi kebawah dan enter. Setelah semua diatur, keluar dari menu set up sonar dengan menekan tombol quit dan mulailah mengamati pada layar display. Jika pada layar terdapat ikan maka akan muncul gambar ikan dan diatasnya terdapat nilai kedalaman dari ikan tersebut. Hasil dicatat pada table data hasil pengamatan praktikum akustik kelautan. Setelah semuanya selesai, untuk mematikan display dengan menekan quit sampai muncul halaman kedalaman dan peta kemudian tekan tombol power.

Dari pengamatan tersebut akan diketahui kedalaman perairan, posisi koordinat suhu, kedalaman ikan, stok ikan atau ada tidaknya ikan serta macam dari substrat kolam tersebut. Perbedaan echosounder dengan fish finde yaitu keakuratan dan kelengkapan data (lebih akurat dan lebih lengkap echosounder karena pada fish finder tidak terdapat antenna dan GPS sehingga tidak dapat menentukan trak pelayaran).

Macam-macam page yang ada pada echosounder yaitu page pertama yaitu acquiring satelit yang berfungsi untuk mencari signal satelit pada GPS MAP 178C. Menampilkan informasi jumlah satelit yang diterima dalam bentuk diagram batang dan sky plot posisi atau koordinat geografi serta ketelitian. Page selanjutnya adalah peta, peta ini memberi informasi lokasi lokasi dengan memberitahukan info lainnya seperti navigasi dan kedalaman.

Page selanjutnya adalah kompas yang berfungsi untuk meberi info arah navigasi.Selanjutnya track pelayaran dan way point atau penentuan titik koordinat .Cara penentuan titik koordinat dengan cara enter pada page way point,pilih show map,pencet menu 2x,kemudian akan muncul beberapa page.Page pertama adalah informasi pengaturan sonar.Page selanjutnya fish symbol.Ada 4 simbol yaitu yang pertama ikan dengan gelembung renang dengan kedalaman,yang kedua ikan dengan gelembung renang tanpa kedalaman,yang ketiga ikan tanpa gelembung renang dengan kedalaman,dan yang keempat ikan tanpa gelembung renang tanpa kedalaman.Kemudian atur dept number posh update,color on,temperature on,dan tipe salt. Page selanjutnya adalah pengaturan GPS ,pertama pilih menu kemudian pilih start simulasi lalu pilih enter kemudian pilih yes.

Pada page running simulation, disini berfungsi untuk mencari signal satelit dan mengetahui kekuatan signal dari satelit satelit yang tertangkap oleh antena dan juga menginformasikan kedalaman perairan serta mengetahui jenis jenis ikan dan kedalaman lokasinya. Ada 4 jenis simbol ikan yaitu :

1. Ikan dengan gelembung renang dengan kedalaman

2. Ikan dengan gelembung renang tanpa kedalaman

3. Ikan tanpa gelembung renang dengan kedalaman

4. Ikan tanpa gelembung renang tanpa kedalaman.Secara garis besar, pada echosounder terdapat 7 page, diantaranya :

1. Aquiring map

2. Map page

3. Peta dengan kedalaman

4. Page kedalaman

5. Compass

6. Track pelayaran

7. Way point

4.2 Hasil Pengamatan

Data hasil praktikum Akustik Kelautan, pada pos 1 shift 4 yaitu :

PengamatanPosisi KoordinatSuhuKedalaman PerairanKedalaman IkanKeterangan

1. Ikan bergelembung renang dengan kedalamanS 075753,2

E 1123551,525C1,8-1,5 (23)

- 1,1 (8)

- 1,0 (11)-cuaca hujan-substrat keras/berbatu(warna merah)

-jumlah ikan terbanyak ditemukan pada pengamatan pertama yaitu dengan menggunakan fish symbol Ikan bergelembung renang dengan kedalaman karena mayoritas ikan dikolam adalah ikan nila, ikan mas dan ikan bandeng

2. Ikan tidak bergelembung renang dengan kedalamanS 075753,2

E 1123551,527C1,40,8 (19)

3. Ikan tidak bergelembung renang tanpa kedalamanS 075753,2

E 1123551,527,2C2,13

Perangkaian

Pengoperasian

Hasil