LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SATKER (229003) DANA ... · 39 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan...

38
39 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Bali Satker 229003 (07) Tahun 2019 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SATKER (229003) DANA DEKONSENTRASI -07 DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 2019

Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SATKER (229003) DANA ... · 39 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan...

39

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SATKER (229003)

DANA DEKONSENTRASI -07

DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

2019

36

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

DAFTARISI

KataPenghantar……………………………………………………………………………………………………………………..i

DaftarIsi………………………………………………………………………………………………………………………………..ii

DaftarTabel…………………………………………………………………………………………………………………………..iii

DaftarGambar…………………………………………………………………………………………………………………….iv

IKHTISAREKSEKUTIF……………………………………………………………………………………………………………iv

BABI.Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………..1

A. LatarBelakang…………………….………………………………………………………………………………1

B. MaksuddanTujuan…………………………………………………………………………………………..2

C. AspekStrategiSeksiKefarmasian………………………………………………………………………..2

D. StrukturdanOrganisasi…………….………………………………………………………………………..3

E. Sistematika……………………………….………………………………………………………………………..4

BABIIPerencanaanKinerja……………………….………………………………………………………………………….5

A. RencanaStarategis…………………….………………………………………………………………………8

B. PerjanjianKinerja….…………………………………………………………………………………………..8

BABIIIAkuntailitasKinerja…………………………………………………..………………………………………………10

A. CapaianKinerjaOrganisasi.....………………………………………..…………………………………….10

1. PengukuranKinerja……………………………………………..………………………………………………10

2. AnalisisAkuntailitasKinerja…………………………………………………..……………………………..10

B. RealisasiAngaran…………………………………………………………………………………………….……..10

BABIVPenutup………………………………………………………………………………………………………………………35

Lampiran………………………………………………………………………………………………………………………………..

ii

37

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

DAFTARGAMBAR

Gambar:StrukturOrganisasiDinasKesehatan………………………….………………………………….3

Gambar1:PertemuanPembekalanGemaCermat……….…………………………………………………14

Gambar2:PertemuanEvaluasiImplementasi………….…………………………………………………..15

Gambar3:PertemuanMelaksanakanPembekalanTenagaKesehatandiKabupaten/Kota

tentangPerizinanApotekdanTokoObat…………….……………………………………..17

Gambar4:PertemuanSosialisasiE-MonevdanRKO..…………………………………………………..20

Gambar3 : Pertemuan Peningkatan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam

PembinaandanPengawasanPIRT,UKOTdanUMOT........................................22

Gambar4:PertemuanPemutahiranData………………..……………………………………………………..25

iii

38

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

DAFTARTABEL

Tabel1:IndikatorKinerjaDanTargetProgramKefarmasiandanAlatKesehatan................6

Tabel2:CapianIndikatoKinerjaProvinsi………………………………………………………………………..10

Tabel3:CapaianIndikatorKinerjaPelayananKefarmasian………………………………..………………13

Tabel4:CapaianIndikatorTataKelolaObatPublik.............................................................20

Tabel5:JenisPengambilansampelAlkesdanPKRT......…………………………….………………..…….21

Tabel6:RealisasiAnggaranSeksiAlkes………………………..……………………………………………………25

iv

1

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai peraturan Gubernur No. 103 tahun 2016 tentang Strutruktur

Organisasi Tata Kerja dimana Dinas Kesehatan Provinsi Bali dibagi menjadi 4

Bidang dimana salah satu Bidang Sumber Daya Kesehatan membawahi 3 seksi

yaitu salah satunya Seksi Kefarmasian dan Seksi Akes. Sebelumnya satker

229003 (07) dibawah seksi sertifikasi, perijinan dan perekalan kesehatan dan

termasuk dalam bidang Yankes. Namun dari awal tahun 2017 Seksi sertifikasi,

perijinan dan perbekalan kesehatan berubah menjadi seksi Kefarmasian dan

Seksi Alkes. Adapun Tugas Pokok Seksi Kefarmasian antara lain Melaksanakan

bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan perijinan, sertifikasi di bidang

kefarmasian, Melaksanakan bimbingan dan pengendalian kegiatan pengelolaan

pelayanan farmasi pada sarana kesehatan, produsen dan distributor makanan,

kosmetika, obat, obat tradisional, narkotika, psikotropika, Melakukan penyediaan

dan pengelolaan obat, buffe stock obat provinsi, reagensia dan vaksin lainnya,

Melakukan proses perizinan/nonperizinan untuk disampaikan rekomendasi

diterima atau ditolaknya perizinnan/nonperizinan kepada kepala bidang dan

diteruskan ke Kepala Dinas melalui Sekretaris. Sedangkan tugas dari Seksi Alat

Kesehatan dan PKRT, antara lain: 1)Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan di bidang alat kesehatan dan PKRT; 2)Melaksanakan

bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan perijinan, registrasi, akreditasi,

sertifikasi sarana pelayanan kesehatan, sertifikasi sarana produksi dan distribusi

alat kesehatan perbekalan rumah tangga (PKRT); 3)Melaksanakan bimbingan

dan pengendalian kegiatan pengelolaan sarana kesehatan, alat kesehatan dan

PKRT; 4)Melaksanakan penyediaan dan pengelolaan alat kesehatan dan sarana

prasarana penunjang pelayanan kesehatan;5)Melakukan proses perizinan

nonperizinan untuk disampaikan rekomendasi diterima atau ditolaknya

2

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

perizinan/nonperizinan kepada Kepala Bidang dan diteruskan ke Kepala Dinas

melalui Sekretaris

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian Satker 229003 (07) merupakan

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diberikan kepada

Seksi Kefarmasian Satker 229003 atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja

memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai dan

sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja.

C. ASPEK STRATEGIS SEKSI KEFARMASIAN

Sesuai peraturan Guberner No. 103 tahun 2016 tentang Strutruktutr

Organisasi Tata Kerja dimana Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Seksi Kefarmasian

tugas: 1 Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,

bimbingan teknisdan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di

bidang pelayanan kefarmasian. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan program

di Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017 ditentukan oleh

bagaimana mengoptimalkan sumberdaya yang ada dalam lingkungan yang

kondusif dan meminimalkan hambatan dan kendala yang ada. Hambatan yang

ada menjadi bahan perbaikan bagi Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Provinsi

Bali tahun 2019 untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Berikut

adalah hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan program tahun

2019 sebagai berikut :

1. Belum lengkapnya kualifikasi dan kurangnya tenaga untuk melaksanakan

kegiatan teknis dan administratif. Di tingkat provinsi (Dinkes Provinsi

Bali), jumlah dan kualifikasi tenaga kefarmasian sangat kurang. Pada

akhir tahun 2019 pada seksi tersedia ada 1 tenaga Apoteker PNS dan 3

(tenaga Apoteker Kontrak), 1 orang Asisten Apoteker yang bekerja di

gudang obat sisannya lagi 9 orang adalah tenaga non kefarmasian yang

bertugas untuk menjalankan kegiatan baik sumber dana APBD maupun

3

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

APBN. Sementara di tingkat kab/kota permasalahan lebih besar belum

semua fasilitas pelayanan kefarmasian dalam hal ini puskemas memiliki

Apoteker. Akibatnya kegiatan kefarmasian masih dilaksanakan oleh

tenaga non kefarmasian.

2. Penentuan persentase indikator kinerja program masih mengacu kepada

program pusat Kemenkes Direktorat Jendaral Kefarmasian dan Alkes,

belum ada program dan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan dan

ketersediaan sumber daya.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Seksi Kefarmasian

Dinas Kesehatan Provinsi Bali di pimpin oleh seorang Kepala Seksi di bantu oleh

Penanggungjawab kegiatan. Selengkapnya Struktur Organisasi Seksi Farmasi

sebagai berikut Gambar 1. Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian dan Seksi

Alkes & PKRT Tahun 2019

E. SISTEMATIKA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Seksi Pelaayan Kesehatan

Primer

Bidang Pelayanan Kesehatan

Seksi Kefarmasian

Bidang Pencegahan dan

pengendalian Penyakit

Bidang Kesehatan Masyarakat

Seksi Kesehatan Keluarga

dan Gizi

Seksi Promosi dan

Pemberdayaan Masyarakat

Seksi

Kesehatan Lingkungan,

Kesehatan Kerja dan Olah Raga

Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan

Kesehatan Jiwa

Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Menular

Seksi Surveilans dan

Imunisasi

Seksi

Sumber Daya Manusia Kesehatan

Seksi

Pelayanan Kesehatan Tradisional

Seksi

Pelayanan Kesehatan Rujukan

Seksi

Alat Kesehatan dan PKRT

UPT

Dinas Kesehatan

Subbagian Program

Informasi dan Humas

Subbagian Keuangan dan Pengelolaan

Asset

Subbagian Hukum,

Kepegawaian dan Umum

Bidang Sumber Daya

Kesehatan

Sekretariat

4

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Sistematika laporan kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan

Tahun 2019 sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada

aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi

organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan

analisis capaian kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen

Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

5

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Kebijakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan

Provinsi Bali didasarkan kepada 2 Kebijakan yaitu Kebijakan Kementerian

Kesehatan (perpanjangan tangan pemerintah pusat) seperti yang tertuang di

dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan

melaksanakaan kebijakan Gubernur Provinsi Bali (sebagai daerah otonom)

melalui Dinas Kesehatan provinsi yang tertuang dalam Kebijakan RPJMD

2013-2018 dan dijabarkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bali

2013-2018. Antara kedua kebijakan dan program tersebut saling

berhubungan dan mendukung satu sama lain. Penyusunan Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Bali salah satunya bersumber dari kebijakan yang

tertuang dalam Renstra Kemenkes, sehingga program dan kegiatan yang ada

mendukung pencapaian program kementerian kesehatan termasuk di

dalamnya Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Program kefarmasian

dan Alat kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Bali sesuai dengan Tupoksi

dilaksanakan oleh Seksi Kefarmasian yang berada di bawah Bidang Sumber

Daya Kesehatan. Adapun Kegiatan Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes yang

bersumber APBN yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;

2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;

3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;

4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

5. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

6

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

6. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Tercapainya sasaran kegiatan tersebut dapat direpresentasikan dengan

indikator kinerja beserta target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019

NO KEGIATAN TARGET 2017 2018 2019

INDIKATOR TATA KELOLA OBAT PUBLIK

1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)

83% 86% 90%

2

Persentase instalasi farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerapkan sistem informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang melaporkan ketersediaan obat dan BMHP melalui aplikasi berbasis database

20% 30% 40%

INDIKATOR PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN

1

Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar

Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling

50% 55% 60%

2

Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling

55% 60% 65%

3.

Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas

Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat

30% 35% 40%

7

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

rasional di Puskesmas minimal 60%

INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

1

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

15 30 45

2

Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif

3 6 9

3�3�Persentase layanan izin

3

Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu

80 88 90

INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

1

Jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

- 21 28

2

Persentase penilaian pre- market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu sesuai Good Review Practices

- 82 85

INDIKATOR KEGIATAN PENINGKATAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

1

Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat

Persentase produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Keseatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat

82 86 90

8

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

2

Persentase sarana produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang memenuhi cara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB)

Persentase Sarana Distribusi Alat Kesehatan yang memenuhi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik

65 70 72

INDIKATOR KEGIATAN DUKUNGANMANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

1.

Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu

90 90

9

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan

dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah

untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur

berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Perjanjian Kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2019 dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.

10

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Seksi Kefarmasian Tahun 2019 dilakukan

dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah

ditetapkan dalam penetapan Kinerja dengan realisasinya, tingkat capaian kinerja

seksi farmasi dan perbekalan kesehatan pada Tahun 2019 dapat diilustrasikan

dalam tabel II sebagai berikut :

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)

90% 95%

Tabel II. Capaian Indikator Kinerja Provinsi Bali

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi

pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih

pendek dari tujuan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah

meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut

11

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

A. KEGIATAN

Kegiatan dengan Sumber Dana APBN

1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian;

2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;

3. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian;

4. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

5. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Pembiayaan dari Dana APBN

Pada tahun 2019, mendapatkan anggaran yang bersumber dari APBN

sebesar Rp. 1.754.304.000,- dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian mendapatkan anggaran sebesar

Rp. 370.588.000,-;

2. Peningkatan Tata Kelola obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

mendapatkan anggaran sebesar Rp. 270.262.000,-;

3. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar

Rp.375.505.000,-;

4. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar

Rp.303.518.000,-;

5. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian mendapatkan

anggaran sebesar Rp. 107.361.000,-;

12

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan mendapatkan anggaran

sebesar Rp.327.115.000,-.

1. PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN

A. Melaksanakan Pembekalan Edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas

menggunakan Obat (Gema Cermat) di Kabupaten/kota

Penggunaan obat yang rasional (POR) merupakan salah satu langkah

dalam upaya pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,

sehingga tercapai keselamatan pasien (patient safety). Menurut WHO,

penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai

dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dan

dalam periode waktu yang adekuat. Selain peresepan secara irrasional oleh

tenaga kesehatan dan kurangnya informasi penggunaan obat yang diberikan

oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat secara tidak tepat juga dilakukan oleh

masyarakat, baik kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat yang

diresepkan maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan Pembekalan

Tenaga Kefaramsian di Provinsi/Kab/Kota tentang Pengunaan Obat Rasional

Dalam Rangka Gerakan Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) untuk

meningkatkan pemahaman stakeholder tentang teknis pelaksanaan kegiatan

GeMa CerMat. Dengan demikian diharapkan setiap pemangku kepentingan

dapat ikut serta melaksanakan GeMa CerMat. Sebelumnya sosialisasi Gema

Cermat sudah dilaksanakan di kota Denpasar, Tabanan, Jembrana dan

sekarang dilaksanakan di 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Gianyar dan Kabupaten

Klungkung

13

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 4 Juli 2019

dilaksanakan UC Silver Gianyar dan Pertemuan kedua akan dilaksanakan

tanggal 26 – 27 September 2019 di Dapoer Lebih Kabupaten klungkung. Peserta

yang diundang adalah 15 Apoteker di kabupaten yang bersangkutan sebagai

AOC ( Agent Of Change ) dan 150 masyarakat di sekitar tempat kegiatan yang

terdiri dari tenaga kesehatan, kader kesehatan dan masyarakat umum.

Narasumber pertemuan berasal dari Direktorat Pelayanan Kefarmasian

dan IAI Pusat . Hasil pertemuan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya obat sebagai komoditi

kesehatan, tercapainya kemandirian masyarakat dalam menilai dan memilih

informasi yang beredar di masyarakat terkait obat (swamedikasi) dan

tercapainya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap obat melalui

metode CBIA dan DAGUSIBU ( DApatkan, GUnakan, SImpan dan BUang ) obat

dengan benar.

Kesimpulan : output kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian berupa 1

(satu) laporan sudah terealisasi.

Tabel III. Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kefarmasian

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1. Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar

Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Persentase puskesmas yang melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau konseling

60% 85%

2. Persentase (%) Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melaksanakan Pelayanan Informasi Obat dan Konseling

65% 78%

3. Persentase (%) Kab/Kota yang menerapkan POR di Puskesmas

Persentase Kabupaten / Kota dengan minimal 20% puskesmas di wilayahnya memperoleh nilai penggunaan obat rasional di Puskesmas minimal 60%

40% 92.85%

14

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Gambar I. Pertemuan Pembekalan Gema cermat di Kabupaten Gianyar

Gambar II. Pertemuan Pembekalan Gema cermat di Kabupaten

Klungkung

15

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

B. Evaluasi Implementsasi

Evaluasi pelaksanaan Gema Cermat dilaksanakan di 5 Kabupaten/Kota yang

sebelumnya sudah dilaksanakanan sosialisasi Gema Cermat. Pelaksanaan

meliputi monev ke Kabupaten Tabanan, Bangli, Jembrana, Buleleng dan Kota

Denpasar, Pelaksanaa evaluasi Gema Cermat dilaksanakan pada jadwal

berikut ini :

SENIN, 7 Oktober 2019 TABANAN

SELASA, 8 Oktober 2019 BANGLI

RABU, 23 Oktober 2019 DENPASAR

SENIN, 28 Oktober 2019 BULELENG

JUMAT, 13 SEPTEMBER 2019 DENPASAR

Kesimpulan : output kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian berupa 1

(satu) laporan sudah terealisasi.

C. Pertemuan Pembekalan Tenaga Kefarmasian Dalam Melaksanakan

Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar dan Penggunaan Obat Rasional di

Puskesmas

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan sistem pelayanan

kesehatan Puskesmas yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu

dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi

klinik. Apoteker khususnya yang bekerja di Puskesmas dituntut untuk

merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi

produk menjadi orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu

ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat

16

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar

dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum.

Selain itu, meluasnya resistensi antimikroba juga menjadi tantangan

tersendiri bagi apoteker di Puskesmas, mengingat tingginya peresepan antibiotik

di Puskesmas yang seharusnya dapat dikendalikan dengan penerapan

Penggunaan Obat Rasional. Oleh karena itu, penggunaan obat rasional di

Puskesmas menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan

pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang sesuai standar.Perkembangan di

atas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan tantangan bagi Apoteker

untuk maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan

Pelayanan Kefarmasian secara komprehensif dan simultan baik yang bersifat

manajerial maupun farmasi klinik.

Pada tahun 2019 diharapkan Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan

Kefarmasian sesuai standar adalah 60%dari puskesmas seluruh Indonesia dan

Persentase Kabupaten/Kota YangMenerapkan Penggunaan Obat Rasional di

Puskesmas sebesar 40%.Untuk mencapai Pelayanan Kefarmasian sesuai

standar dan untuk mencapai targetKabupaten/Kota YangMenerapkan

Penggunaan Obat Rasional di Puskesmasmaka Direktorat Pelayanan

Kefarmasian akan melaksanakan kegiatan Pembekalan Tenaga Kefarmasian

dalam Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian sesuai Standar dan Penggunaan

Obat Rasional di Puskesmas.

Dengan Pembekalan Tenaga Kefarmasian dalam Melaksanakan

Pelayanan Kefarmasian sesuai Standar dan Penggunaan Obat Rasional di

Puskesmas diharapkan dapat diketahui sejauh mana keberhasilan penerapan

standar pelayanan kefarmasian baik itu pengelolaan obat dan BMHP serta

pelayanan farmasi klinik, termasuk kendala kendala dalam penerapan aktifitas

pelayanan.

17

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Pertemuan Pembekalan Tenaga Kefarmasian Dalam Melaksanakan

Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar dan Penggunaan Obat Rasional di

Puskesmas di laksanakan di Mega Boutique Hotel & SPA, Badung-Bali. pada

tanggal 25 – 26 Juni 2019. Narasumber pertemuan berasal dari Direktorat

Pelayanan Kefarmasian dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Hasil pertemuan

diharapkan adanya perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan

manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan. di Apotek dan Toko

Obat. Sehingga perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan

menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui Pertemuan Pembekalan

Tenaga Kefarmasian Dalam Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai

Standar dan Penggunaan Obat Rasional Kesimpulan : output kegiatan

Peningkatan Pelayanan Kefarmasian berupa 2 (dua) laporan sudah terealisasi.

Gambar III. Pertemuan Pembekalan Tenaga Kefarmasian Dalam Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar dan Penggunaan

Obat Rasional di Puskesmas

18

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

2. PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN ALAT

KESEHATAN

A. Membiayai Pendistribusian dan Pengemasan Kembali Obat dan Perbekkes

di Instalasi Farmasi

Kegiatan yang dilaksanakan adalah distribusi Obat dari Gudang Farmasi

Provinsi ke Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Kegiatan distribusi ini

dilaksanakan sebanyak Pertemuan Pembekalan Tenaga Kefarmasian Dalam

Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar dan Penggunaan Obat

Rasional 3 kali pada tahun 2019. Kegiatan distribusi pertama (1) dilaksanakan

dari tanggal 9 Januari 2019 – 25 Januari 2019. Kegiatan distribusi kedua (2)

dilaksanakan dari tanggal 14 Februari 2018 – 5 Maret 2019. Kegiatan distribusi

ketiga (3) dilaksanakan dari tanggal 20 Agustus 2018 -4 September 2019

B. Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil Capaian Program

Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan

Kegiatan ini bertujuan agar terwujudnya peningkatan ketersediaan obat

dan vaksin di puskesmas, yang dicapai melalui meningkatnya kapasitas supply

chaint management obat di Intalasi farmasi kabupaten/kota, meningkatnya

promosi penggunaan obat rasional, dan meningkatnya mutu pelayanan

kefarmasian di puskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 1 tahapan ke

sembilan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

C. Mensosialisasikan e-Monev Katalog Obat dalam mendukung perencanaan

kebutuhan obat ( RKO ) dan SIPNAP untuk Unit Layanan

Mengacu pada Permenkes nomor 63 tahun 2014 tentang Pengadaan

Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue) dan Permenkes No.71 tahun

2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN, maka diperlukan suatu sistem

monitoring dan evaluasi obat e-catalog untuk membantu dalam pemantauan

ketersediaan obat e-catalogue dalam pemenuhan kebutuhan Obat Program JKN.

19

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Sistem Monitoring dan Evaluasi obat e-catalog sangat bermanfaat untuk

mengetahui kesesuaian Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dengan realisasi

pengadaan obat berdasarkan e-catalogue. Dengan adanya sistem tersebut,

dapat mempermudah mendata obat program BPJS yang beredar di Indonesia

sehingga Kementerian Kesehatan bisa memonitoring peredaran dan pemenuhan

obat BPJS sesuai dengan e-catalog LKPP di seluruh Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut dilaksanakan Pertemuan Sosialisasi e-

Monev Katalog Obat dalam mendukung Perencanaan Kebutuhan Obat ( RKO )

dan SIPNAP untuk Unit Layanan dilaksanakan di Hotel Harris River View pada

tanggal 3-4 April 2019. Pertemuan dihadiri oleh 46 orang yang terdiri dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, RS daerah Kabupaten/Kota, beberapa Unit Layanan

Klinik dan Apotek.

Narasumber pertemuan berasal dari Pusat dan Provinsi, Pusat di isi oleh

Kasubdit Penyediaan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,

Direktur Jendral Kefarmasian dan Alkes, Kementerian Kesehatan dan Kepala

Seksi Narkotika dan Psikotropika. Sedangkan yang dari Provinsi di isi oleh

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kepala Bidang Sumber Daya

Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Hasil pertemuan ini diharapkan

Terimplementasinya e-monev catalog obat dan Meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan petugas pengelola SIPNAP di Unit Layanan.

Kesimpulan : Output kegiatan Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan berupa 11 Laporan dan 12 Bulan telah

terealisasi.

20

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Gambar IV.

Pertemuan Sosialisasi E-Monev Katalog Obat dalam Mendukung Kebutuhan RKO

O SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2018

Capaian 2018

1 Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator)

85% 99%

Tabel IV. Capaian Indikator Tata Kelola Obat Publik

D. MENINGKATKAN KAPASITAS SDM DALAM PENGELOLAAN VAKSIN DAN

PENERAPAN E-LOGISTIK DI INSTALASI FARMASI PROVINSI/KAB/KOTA

Pemerintah sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

189/MENKES/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional (KONAS) mempunyai

kewajiban untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat

terutama obat esensial di pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan

tersebut pengelolaan obat di fasilitas kesehatan harus dilakukan dengan efektif

dan efesien agar obat yang dibutuhkan dapat tersedia dengan jumlah dan jenis

yang sesuai.

21

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Kebijakan Obat Nasional (KONAS) Tahun 2006 juga menyebutkan bahwa

keberadaan Gudang Farmasi Kabupaten/Kota diubah namanya menjadi

Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK). Kebijakan tersebut bersinergi dan

mendukung langsung peningkatan kapasitas institusi pengelola obat

Kabupaten/Kota. Disamping itu, terbitnya kebijakan mengenai pengelolaan

obat terpadu memberikan stimulasi kepada para stakeholder termasuk

pengelola program dan pengelola obat untuk melakukan manajemen

pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik dan benar. Peningkatan

kapasitas SDM dalam pengelolaan vaksin dibutuhkan agar kualitas dan mutu

vaksin tetap terjamin.

Sehubungan dengan hal tersebut dilaksanakan Pertemuan dilaksanakan

di Hotel Harris River View pada tanggal 8-9 Juli 2019

Gambar V.

Meningkatkan Kapasitas Sdm Dalam Pengelolaan Vaksin Dan Penerapan E-Logistik Di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota

3. PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

A. Monitoring dan Evaluasi Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Kegiatan monitoring dan evaluasi ke sarana produksi dan distribusi

kefarmasian merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah

untuk melindungi masyarakat dari sediaan farmasi baik itu obat, bahan obat dan

kosmetika yang beredar di masyarakat yang berbahaya dan tidak memenuhi

22

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

persyaratan. Disamping itu, pembinaan juga diharapkan dapat mendorong

pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mencapai persyaratan

yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan mampu bersaing secara sehat serta membuka lapangan pekerjaan

bagi masyarakat. Pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten / kota memegang

peranan yang sangat strategis, karena terkait langsung dalam pembinaan

kepada sarana produksi dan distribusi kefarmasian di wilayahnya. Berkaitan

dengan hal tersebut maka perlu adanya kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sarana Produksi dan Distribusi

Kefarmasian dilaksanakan mulai tanggal 24 April s/d 28 Agustus 2019 ke

sarana-sarana produksi dan distribusi kefarmasian di provinsi Bali. Pelaksana

kegiatan adalah staf seksi kefarmasian, Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Kriteria

sarana produksi dan distribusi kefarmasian yang dimonitoring adalah sarana

produksi dan distribusi yang tidak patuh terhadap peraturan, sarana produksi dan

distribusi yang mendapat teguran/peringatan dari Balai atau Badan POM. Hasil

dari kegiatan ini adalah hampir semua sarana telah memiliki ijin, namun dalam

pelaksanaan kegiatan produksi dan distribusi, beberapa sarana masih memiliki

kekurangan seperti suhu penyimpanan obat yang tidak sesuai ketentuan,

penanggung jawab yang tidak ada di tempat pada saat monitoring, adanya

perubahan ijin yang tidak dilaporkan kepada instansi terkait.

Kesimpulan : Output kegiatan Peningkatan Produksi dan Distribusi

Kefarmasian berupa 2 laporan sudah terealisasi.

4. DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

A. Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Rapat Koordinasi Nasional tahun 2019 regional timur dilaksanakan di

Hotel Four Points by Sheraton Manado. Jl. Piere Tendean, Boulevard, Sario

Manado-Sulawesi Utara 95111 yang dilaksanakan pada tanggal 27-30 Maret

2019.. Peserta dari Bali sebanyak 15 orang yang terdiri dari 9 peserta dari Dinas

Kesehatan kabupaten/kota dan sisanya dari Dinas Kesehatan Provinsi. Tujuan

dari pertemuan ini untuk mensosialisasikan dan menyamakan persepsi program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya peningkatan Program

23

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Kefarmasian dan Alat Kesehatan menuju suksesnya pelaksanaan RPJMN 2015-

2019 serta tercapainya strategi serta 9 fokus kegiatan di Direktur Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

B. Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes Tk. Propinsi – Profil

Kefarmasian, serta Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK)

Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian

Dalam rangka mengoptimalkan penyediaan data dan informasi pelayanan

kefarmasian dan alkes yang update dan akurat maka diperlukan validasi dan

pemutahiran data yang dikumpulkan oleh kabupaten/kota. Sehubungan dengan

hal tersebut maka diadakan pertemuan pemutahiran data kefarmasian dan alkes

tingkat provinsi – profil kefarmasian, serta perencanaan dan evaluasi dana

alokasi khusus ( DAK ) sub bidang Pelaksanaan Kegiatan Akan dilaksanakan

pada tanggal 18-20 September 2019 di Mega Boutique Hotel & Spa Simpang

Siur, Jl. By Pass Ngurah Rai No. 259, Kabupaten Badung,

Peserta yang diundang pada saat acara pertemuan pemutahiran data adalah

petugas pengelola pemutahiran data dari Kab/Kota dan Provinsi sebanyak 38

orang . Hasil pertemuan ini adalah kesepakatan waktu pelaporan di bidang

kefarmasian ( Ketersediaan 20 item obat dan vaksin, POR, PIO) dan data sarana

kefarmasian. Disepakati pula agar ada feedback terhadap semua laporan yang

dikirimkan. Untuk data sarana kefarmasian dilaporkan melalui sistem SIMADA.

C. Administrasi kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan

Dalam rangka melaksanakan Kegiatan pada Program Kefarmasian dan

Alat Kesehatan diperlukan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. Kegiatan

pendukung tersebut berupa honor pengelola keuangan yang di tuangkan dalam

honor yang terkait dengan operasional satuan kerja, belanja barang non

operasional lainnya, belanja barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk

24

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

diserahkan kepada pemerintah daerah. Serta perjalanan lainnya yang secara

keseluruhaan sangat membantu kelancaran pelaksanaan Program Kefarmasian

dan Alat Kesehatan. Dalam melaksanakan Administrasi Kegiatan diperlukan

sarana pendukung yang memadai demi kelancaran pelaksanaan Kegiatan pada

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Kesimpulan : Output kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya pada program kefarmasian dan alkes berupa 2 laporan, 1 buku

dan 12 bulan layanan sudah terealisasi.

Gambar VI. Pertemuan Pemutahiran Data

5. Peningkatan Penilaian Alkes dan PKRT a. Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri

Dalam Implementasi Instruksi Presiden Industri alat kesehatan merupakan industri padat karya. Peningkatan

industri alat kesehatan akan turut berperan dalam mengurangi tingkat ekonomi

yang sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Dengan

meningkatnya tingkat ekonomi masyarakat maka diharapkan diikuti dengan

peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan alat kesehatan

dalam negeri.

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan

Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, menginstruksikan kepada

25

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

12 Kementerian/Lembaga, dalam mewujudkan kemandirian dan meningkatkan

daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri melalui percepatan

pengembangan industri industri farmasi dan alat kesehatan. Adapun salah satu

instruksi untuk Menteri Kesehatan adalah menyusun dan menetapkan rencana

aksi untuk pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.Berdasarkan

data izin edar alat kesehatan dalam negeri yang diterbitkan oleh Kementerian

Kesehatan per Oktober 2017, sebanyak 92 persen atau 10.893 izin dikeluarkan

untuk impor alat kesehatan. Sementara sisanya, sebanyak 8 persen (966 izin)

diberikan kepada alat kesehatan dalam negeri. Jumlah industri alat kesehatan

dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun jenis alat kesehatan yang

sudah diproduksi di Indonesia peningkatannya kurang signifikan, karena

kebanyakan industri baru cenderung memilih untuk memproduksi jenis alat

kesehatan yang memiliki pangsa pasar besar di Indonesia, meskipun sudah

ada industri lain yang memproduksi.

Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri

dalam Implementasi Instruksi Presiden dilaksanakan di Hotel Harris Kuta

Galeria tanggal pelaksanaan 15 -16 Juli 2019 dengan jumlah peserta sebanyak

70 orang

26

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

b. Pertemuan Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat Terhadap

Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Benar

Pelaksanaannya di lakukan di 1Kabupaten sebagai berikut:

1). Pelaksanaan di Kabupaten Klungkung Pertemuan akan dilaksanakan dibulan agustus

Capaian Kinerja Kegiatan Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT dapat dilihat pada tabel berikut:

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1.

Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Provinsi/Kab/Kota yang terpapar tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Tepat Guna

Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Provinsi/Kab/Kota yang terpapar tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Tepat Guna

150 Tenaga 150 Tenaga

6. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

a. Sampling Produk Alat Kesehatan

Kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT Tahun 2019 dilakukan di 9

(sembilan) wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Sampel yang diambil

terdiri dari 8 jenis alkes dan PKRT dengan jumlah total 37 Jenis dan

Merk sampel. Adapun sampel yang diambil dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 6 Jenis Pengambilan Sample Alkes dan PKRT di Provinsi Bali

Tahun 2018

No Jenis Alkes dan PKRT Jumlah Merk Sampel 1 Dysposible Syringe 3 cc 5 2 Dysposible Syringe 5 cc 4 3 Benang Bedah 5 4 Infus Set 6 5 Sarung Tangan Steril 5 6 IV Cateter 5 7 Pembalut Wanita 5 8 Pampers 2 Jumlah 37

Tabel 6.1 Hasil Pengujian Mutu Alkes dan PKRT di Provinsi Bali Tahun 2018

27

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

No Nama Asal sampel Jenis Jenis Kode

Hasil

Uji

Produk

Produk Uji Sampling

1 Baimed RSU Bhaksti Rahayu Dysp. Syringe 3 cc Sterilitas A.51.02.1.18.1.01.1 MS

2 Stera Apotek Carina Dysp. Syringe 3 cc Sterilitas A.51.06.1.18.10.12.1 MS

3 Win RSUD Karangasem Dysp. Syringe 3 cc Sterilitas A.51.07.1.18.11.02.1 MS

4 Top Point PAK Bali Wahyu Abadi Dysp. Syringe 3 cc Sterilitas A.51.71.1.18.25.11.1 MS

5 BD Apotek Sehat Gianyar Dysp. Syringe 3 cc Sterilitas A.51.04.1.18.15.04.1 MS

6 BD RS BMC Bangli Dysp. Syringe 5 cc Sterilitas B.51.06.1.18.15.01.1 MS

7 Serenity Pak Adi Bharata Asty Dysp. Syringe 5 cc Sterilitas B.51.71.1.18.5.01.1 MS

8 E Care PAK Enseval M. Trd Dysp. Syringe 5 cc Sterilitas B.51.03.1.18.16.03.1 MS

9 Onemed Apotek Mita Farma Kapal Dysp. Syringe 5 cc Sterilitas B.51.03.1.18.6.01.1 MS

10 Prolene PAK Cahaya Murni Cemerlang Benang Bedah Sterilitas C.51.71.1.18.23.09.1 MS

11 One Med PAK Adi Bharata Asty Benang Bedah Sterilitas C.51.71.1.18.6.08.1 MS

12 Dermalon PAK Wahyu Cahaya Bali Benang Bedah Sterilitas C.51.71.1.18.22.07.1 MS

13 Serenity PAK Adi Bharata Asty Benang Bedah Sterilitas C.51.71.1.18.5.04.1 MS

14 Monosyn PAK Adi Bharata Asty Benang Bedah Sterilitas C.51.71.1.18.21.05.1 MS

15 GEA Apotek Lotus Farma Infus Set Sterilitas D.51.04.1.18.13.02.1 MS

16 Serenity RSU Bunda Jembrana Infus Set Sterilitas D.51.01.1.18.5.01.1 MS

17 Heuer RSU Paramasidi Buleleng Infus Set Sterilitas D.51.08.1.18.19.03.1 MS

18 Terumo PAK Wahyu Cahaya Bali Infus Set Sterilitas D.51.71.1.18.12.06.1 MS

19 Top Point PAK Bali Wahyu Abadi Infus Set Sterilitas D.51.71.1.18.25.12.1 MS

20 Fesco PAK Adi Bharata Asty Infus Set Sterilitas D.51.71.1.18.20.03.1 MS

21 Serenity RSU Bundha Jembrana Sarung Tangan Steril Sterilitas E.51.01.1.18.5.02.1 MS

22 Protos PAK Mitra Timur Medika Sarung Tangan Steril Sterilitas E.51.04.1,18.14.03.1 MS

23 E-Care PAK Enseval Megatrading Sarung Tangan Steril Sterilitas E.51.03.1.18.16.02.1 MS

24 Maxter Apotek Sidi Karya Tabanan Sarung Tangan Steril Sterilitas E.51.02.1.18.4.04.1 MS

25 Win RSU Paramasidi Buleleng Sarung Tangan Steril Sterilitas E.51.08.1.18.11.02.1 MS

26 Introcan RSU Bhakti Rahayu Tabanan IV Cateter Sterilitas F.51.02.1.18.2.02.1 MS

27 Stera RSU Bali Med Karangasem IV Cateter Sterilitas F.51.07.1.18.10.01.1 MS

28 Terumo Apotek Sehat Gianyar IV Cateter Sterilitas F.51.04.1.18.12.01.1 MS

28

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

29 Serenity PAK Adi Bharata Asty IV Cateter Sterilitas F.51.71.1.18.5.02.1 MS

30 Remidi PAK Cahaya Murni IV Cateter Sterilitas F.51.71.1.18.24.10.1 MS

31 S Co Swalayan Mini Kab Klungkung Pembalut Wanita Flouresensi G.51.05.3.18.7.02.1 MS

Daya Serap G.51.05.4.18.7.02.1 MS

32 Avail Apotek Sidi Karya Tabanan Pembalut Wanita Flouresensi G.51.02.3.18.3.03.1 MS

Daya Serap G.51.02.4.18.3.03.1 MS

33 Mamy Poko Swalayan Mini Kab Klungkung Pempers

Flouresensi H.51.05.3.18.9.04.1 MS

Daya Serap H.51.05.4.18.9.04.1 MS

34 Nina Swalayan Mini Kab Klungkung Pembalut Wanita Flouresensi G.51.05.3.18.8.03.1 MS

Daya Serap G.51.05.4.18.8.03.1 MS

35 Softex Mini Market Boga Swaha Pembalut Wanita Flouresensi G.51.03.3.18.18.05.1 MS

Daya Serap G.51.03.4.18.18.05.1 MS

36 Sweety Mini Market Boga Swaha Pempers Flouresensi H.51.03.3.18.17.04.1 MS

Daya Serap H.51.03.3.18.17.04.1 MS

37 Laurier Maxi Toko Sinar Pembalut Wanita

Flouresensi G.51.02.3.18.3.03.1 MS

Daya Serap G.51.02.4.18.3.03.1 MS

Hasil pengujian terhadap 37 Jenis dan Merek Produk Alkes diperoleh

hasil 37 Produk ( 100 % ) Memenuhi Syarat (MS) selanjutnya hasil pengujian

dikompilasi serta dilaporkan ke Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT

Kementerian Kesehatan RI serta ditembuskan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota tempat pengambilan sampel.

Di dalam proses sampling produk Alkes dan PKRT tahun 2018,

ditemukannya beberapa permasalahan mulai dari pelaksanaan pengambilan

sampel hingga pengujian sampel. Permasalahan tersebut diantaranya:

1. Jumlah dan Jenis Sample yang diambil di Kabupaten/Kota terbatas,

sehingga menyulitkan mencari alkes dan PKRT yang direncanakan.

2. Tempat Lab Penguji Alkes dan PKRT yang terbatas sehingga persiapan

dilaksanakan sedini mungkin untuk bisa melaksanakan kegiatan tersebut.

3. Jenis Produk Alkes yang beredar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

berbeda merk dengan yang berada di Pasaran yang dapat kita beli,

sehingga sampel yang diambil belum sepenuhnya mewakili sampel

yang beredar di Provinsi Bali.

Perbandingan Hasil Pengujian Mutu Alkes dan PKRT di Provinsi Bali

dalam kurun waktu 6 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 6.2 Rekap Hasil Sampling Alkes dan PKRT di Provinsi Bali Tahun

2013 s/d 2018 Kategori Tidak Memenuhi Syarat (TMS)

29

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Tahun

Nama Produk

Jenis Produk

Jumlah Sampel

Tempat

Pengujian

Persentase Produk

TMS (%)

2013 - - 30 Laboratorium PT. Global

0

2014 (1)Otsuka PKD-1 (2) Win (3)Hospitech (4) GEA (5) Prolene (6)Monocyn

(1) Infus Set (2) Infus Set (3)Infus Set (4)IV Cateter 24 G (5) Benang Bedah (6) Benang Bedah

24 Laboratorium PT. Sucofindo

25

2015 (1)Terumo (2)Anytime Ultra Soft SL 10

(1) Spuit 5 cc (2) Pembalut Wanita

20 Laboratorium PT. Sucofindo

10

2016 Obat Nyamuk Obat Nyamuk Bakar Baygon

30 Laboratorium PT. Sucofindo

3,3

2017 Protos Sarung Tangan

Sarung Tangan Steril

22 Laboratorium PT. Sucofindo

4,5

2018 - - 37 Balai POM Surabaya

0

b. Inspeksi Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT dan Penyalur Alat

Kesehatan

Kegiatan Inspeksi Sarana dilakukan 2 periode sebagai berikut:

1). Periode 1

Tim Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan kunjungan ke Sarana Produksi Alkes

dan PKRT dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK) pada tanggal 17 Januari 2018

sampai dengan 7 Februari 2018. Pada saat kunjungan, dilakukan bimbingan,

pengawasan, dan pengendalian menggunakan instrumen inspeksi sarana distribusi

dengan metode observasi dan wawancara. Dalam pelaksanaannya, tim didampingi

oleh Penanggung Jawab Teknis (PJT) atau jajaran pimpinan dari masing-masing

Penyalur Alat Kesehatan..

Dari 35 sarana yang dilakukan inspeksi, diperoleh 18 sarana (51,4%) yang

memenuhi syarat (baik dari aspek kesesuaian dengan prinsip IPAK maupun

kesesuaian dengan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik). Sedangkan, 17

sarana (48,6%) belum memenuhi syarat.

2) Periode 2

Tim Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan kunjungan ke Sarana Produksi Alkes

dan PKRT dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK) pada tanggal 17 Mei 2018 sampai

dengan 7 Juni 2018. Pada saat kunjungan, dilakukan bimbingan, pengawasan, dan

pengendalian menggunakan instrumen inspeksi sarana distribusi dengan metode

30

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

observasi dan wawancara. Dalam pelaksanaannya, tim didampingi oleh

Penanggung Jawab Teknis (PJT) atau jajaran pimpinan dari masing-masing

Penyalur Alat Kesehatan.

Dari 35 sarana yang dilakukan inspeksi, diperoleh 16 sarana (45,7%) yang

memenuhi syarat (baik dari aspek kesesuaian dengan prinsip IPAK maupun

kesesuaian dengan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik). Sedangkan, 19

sarana (54,3%) belum memenuhi syarat.

c. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Melakukan Inspeksi Sarana, Surveilance

Produk dan Pengendalian Perizinan Sarana

Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT mempunyai peran dalam menjamin alat

kesehatan dan PKRT aman, bermutu, dan bermanfaat, yang dilaksanakan melalui

pengendalian pre market dan post market. Pengendalian pre market (pre market

control) dilaksanakan diantaranya melalui kegiatan peningkatan registrasi sertifikat

produksi alkes/PKRT dan izin PAK, pemenuhan sertifikasi CPAKB, CPPKRTB dan

CDAKB dan penguatan standar produk. Sedangkan pengawasan post market (post

market control) dilaksanakan diantaranya melalui kegiatan inspeksi, surveillance

produk dan pengawasan iklan

Pertemuan “Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Melakukan Inspeksi

Sarana, Surveilance Produk dan Pengendalian Perizinan” dilaksanakan di hotel

Grand Mega Resort & Spa Bali selama 3 hari yakni dari tanggal 14 Mei 2018

sampai dengan 16 Mei 2018 dengan jumlah peserta sebanyak 67 orang.

Capaian Kinerja Kegiatan Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan

Rumah Tangga dapat dilihat pada Tabel berikut :

NO SASARAN SRATEGI INDIKATOR KINERJA Target 2019

Capaian 2019

1. Produk dan Sarana Distribusi Alat Kesehatan serta Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diuji

Jumlah Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi Syarat

30 Produk 37 Produk

B. Realisasi Anggaran

KEGIATAN DENGAN SUMBER DANA APBN

a. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

- Laporan kegiatan penerimaan

31

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Kegiatannya berupa 2 pertemuan yaitu Pertemuan Pembekalan

Gema Cermat pada pemegang kebijakan di Kabupaten/Kota

Realisasi fisik mencapai 100% sesuai target, sedangkan realisasi

keuangan sebesar 96.59 %.

b. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

- Laporan Kegiatan dan pembinaan umum

Kegiatannya berupa 2 perjalanan yaitu Pendistribusian dan

Pengemasan Kembali Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalansi

Farmasi dan Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin dan Hasil capaian

program pelayanan kefarmasian di pelayanan kesehatan. 1

pertemuan yaitu pertemuan mensosialisasikan e-Monev Katalog Obat

dalam mendukung perencanaan kebutuhan obat ( RKO ) dan SIPNAP

untuk unit layanan.

Realisasi fisik mencapai 100 % sedangkan Realisasi keuangan

mencapai 98.38 % dari target 100 % karena adanya efisiensi pada

perjalanan dinas paket meeting dalam kota.

c. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian - Laporan Kegiatan dan Pembinaan

Kegiatannya berupa 1 pertemuan yaitu pertemuan Pembinaan Kader

Kesehatan terhadap keamanan pangan.

Realisasi fisik mencapai 100% sesuai target. Realisai keuangan

mencapai 92.30 %.

- Laporan Kegiatan dan Pembinaan

Kegiatannya berupa 1 pertemuan yaitu Review e-Report PBF dan

sosialisasi CDOB bagi Sarana Distribusi .

Realisasi fisiknya mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan

mencapai 97.39%.

d. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Kefarmasian dan Alkes. - Laporan Kegiatan

Kegaiatannya berupa perjalanan Konsultasi Nasional Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Realisasi fisiknya mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan

mencapai 93.93 % karena ada efisiensi pada harga tiket pesawat.

- Laporan Kegiatan dan pembinaan

Kegiatannya berupa pertemuan Pemutakhiran Data Kefarmasian dan

Alkes Tk. Propinsi serta Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi

Khusus ( DAK ) Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian.

32

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Realisasi fisik mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan

mencapai 97.56 %.

- Layanan Perkantoran

Kegiatannya berupa administrasi kegiatan

Realisasi fisik mencapai 100 % sesuai target. Realisasi keuangan

mencapai 95.06 %.

e Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) 1) Pada Komponen Kegiatan Melaksanakan Workshop Peningkatan

Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri dalam Implementasi

Instruksi Presiden Pagu sebesar Rp.148.155.000. Realisasi Fisk 100

% Realisasi Keuangan sebesar Rp.131.902.000,- (89,03%) Effisiensi

sebesar Rp. 16.253.000,- hal tersebut karena effisiensi belanja bahan

Rp.13.000,-, effisiensi belanja Jasa Profesi Rp.400.000,- dan karena

effisiensi Belanja Paket Meeting sebesar Rp. 15.840.000,-

2) Pada Komponen Kegiatan Melaksanakan Edukasi Gerakan

Masyarakat terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang

Benar dengan Pagu sebesar Rp. 227.350.000,- Realisasi fisik 100 %.

Realisasi Keuangan sebesar Rp. 226.479.100,- ( 99,62%). Effisiensi

sebesar Rp 870.900,- hal tersebut disebabkan karena effisiensi

Belanjan Bahan Rp.20.000,- effisiensi jasa profesi Rp. 400.000,-

effisiensi Belanja Sewa Rp. 400.000,- Effisiensi Belanja Perjalanan

Biasa Rp. 50,900,-

F. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

1). Komponen kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT

Pagu sebesar Rp. 84.566.000,- Realisasi Fisik 100 % Realisasi

Keuangan sebesar Rp. 83.526.985,-(98,77) Effisiensi sebesar

Rp. 1.039.015,- hal tersebut disebabkan karena Effisiensi

Belanja bahan Rp. 10.000,- Effisiensi Belanja barang non

operasional lainnya Rp. 50.715,- Effisiensi Belanja Perjalanan

Biasa Rp. 978.300,-

2). Melaksanakan Inspeksi Sarana Produksi Alkes dan PKRT dan

Sarana Penyalur Alat Kesehatan

33

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Pagu sebesar Rp. 34.562.000,- Realisasi Fisik 100 % Realisasi

keuangan Rp. 34.552.000,- (99,97%) Effisiensi sebesar

Rp.10.000,- karena effisiensi Belanja bahan.

3) Peningkatan Kemampuan SDM dalam melakukan inspeksi

sarana, surveillance produk dan pengendalian perizinan sarana

Pagu sebesar Rp. 184.390.000,- realisasi fofik 100 % Realisasi

Keuangan Rp. 175.873.100,-(95,38%) efiisiensi sebesar Rp.

8.516.900 hal tersebut disebabkan karena effisiensi Jasa

profesi Rp.200.000, Effisiensi Perjalanan Paket Meeting Luar

Kota sebesar Rp.8.316.900,-

Dari total semua kegiatan yang dilaksanakan tahun 2018, maka besar

realisasi fisik kegiatan APBN adalah 100 % dari target 100 %. Realisasi

keuangan sebesar 96.29 %. Belum mencapai target (100%) karena adanya

efisiensi pada beberapa Mata Anggaran Kegiatan.

34

LaporanKinerjaDinasKesehatanProvinsiBaliSatker229003(07)Tahun2019

Bab IV Penutup

Laporan Kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes 229003 (07) Dinas

Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2019 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas

kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun

sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.

Laporan Kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Seksi Kefarmasian dan

Seksi Alkes dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan didalam

dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Seksi Kefarmasian dan Seksi

Alkes Satker 229003 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah cukup berhasil

melaksanakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta telah merealisasikan

beberapa target yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan.

Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan yang

telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan di masa

mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.Laporan Seksi

Kefarmasian dan Seksi Alkes Satker 229003 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Bali

diharapkan dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi kinerja bagi yang membutuhkan

dalam penyempurnaan dokumen perencanaan maupun pelaksanaan program dan

kegiatan yang akan datang, dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.