LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - kemenpar.go.id KINERJA SEKRETARIAT... · misi organisasi dalam...

72
BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN LAPORAN LAPORAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATA SEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATA SEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2016 TAHUN 2016 TAHUN 2016

Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA - kemenpar.go.id KINERJA SEKRETARIAT... · misi organisasi dalam...

BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGANSEKRETARIAT KEMENTERIAN

LAPORANLAPORANLAPORANAKUNTABILITAS KINERJAAKUNTABILITAS KINERJAAKUNTABILITAS KINERJASEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATASEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATASEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATA

TAHUN 2016TAHUN 2016TAHUN 2016

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 i

Kata Pengantar

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan

Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata

Tahun 2016 dapat diselesaikan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat

Kementerian Pariwisata Tahun 2016 disusun dalam

rangka pelaksanaan amanah Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan

mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menjabarkan capaian kinerja berdasarkan

penetapan sasaran strategis dan indikator kinerja sekaligus merupakan laporan kinerja

tahun kedua dari Renstra Sekretariat Kementerian Tahun 2015-2019, yang telah

dilaksanakan oleh satuan kerja di lingkungan Sekretariat Kementerian Pariwisata.

Kata Pengantar

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 ii

Laporan Kinerja ini dimaksudkan sebagai media bagi Sekretariat Kementerian

Kementerian Pariwisata untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugas dan fungsinya, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan sebagai sarana

untuk evaluasi atas capaian kinerja Sekretariat Kementerian, baik keberhasilan maupun

kegagalannya.

Diharapkan dengan diterbitkannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat

Kementerian Tahun 2016 ini dapat memberikan gambaran nyata tentang manfaat yang

diberikan oleh Sekretariat Kementerian kepada pihak-pihak yang berkepentingan

untuk memperoleh informasi yang akurat, relevan, akuntabel, dan transparan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian Tahun 2016 ini dan semoga

dapat memberikan manfaat baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja pada tahun

berikutnya.

Jakarta, Februari 2017

Sekretaris Kementerian,

Drs. Ukus Kuswara, M.M.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 iii

Daftar Isi Kata Pengantar

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 6

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 6

1.2 Gambaran Sekretariat Kementerian ..................................................................................... 7

1.3 Kegiatan Strategis Sekretariat Kementerian ..................................................................... 7

1.4 Struktur Anggaran Sekretariat Kementerian .................................................................... 9

BAB II PERJANJIAN KINERJA ................................................................................................................. 10

2.1 Rencana Strategis ....................................................................................................................... 10

Visi dan Misi ......................................................................................................................................... 11

Tujuan .................................................................................................................................................... 12

Sasaran ................................................................................................................................................... 13

2.2 Perjanjian Kinerja ....................................................................................................................... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................................................... 20

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ..................................................................................................... 20

3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2014 ...................................................................................... 21

3.3 Capaian Kinerja Penganggaran ............................................................................................. 63

3.4 Dukungan Aanggaran Sekretariat Kementerian ............................................................ 66

BAB IV PENUTUP......................................................................................................................................... 68

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 1

Sesuai dengan rentang waktu Rencana Strategis Sekretariat Kementerian

Pariwisata Tahun 2015 – 2019, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat

Kementerian Pariwisata Tahun 2016 berisi informasi kinerja selama Tahun 2016 dan

merupakan Laporan Kinerja tahun kedua yang menyajikan perbandingan antara

capaian kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (Performance Plan).

Rencana Kinerja (Performance Plan) dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016

sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata

Tahun 2015 – 2019. Sementara itu, capaian kinerja (Performance Results) merupakan

hasil realisasi seluruh kegiatan selama tahun 2016 yang diarahkan untuk pemenuhan

target yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja.

Secara keseluruhan, dapat digambarkan capaian kinerja Sekretariat

Kementerian Pariwisata tahun 2016 telah memenuhi tujuan dan sasaran strategis yang

ditargetkan, Namun untuk capaian kinerja berdasarkan indikator Opini Laporan

Keuangan Kementerian Pariwisata Tahun 2016 masih dalam proses penilaian Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sesuai dengan Rencana Kerja Tahun 2016, Sekretariat Kementerian Pariwisata

menetapkan 1 (satu) Sasaran Strategis yaitu Meningkatnya kualitas kinerja organisasi

Kementerian Pariwisata dan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama yaitu Opini Laporan

Keuangan Kementerian Pariwisata dan Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata.

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 2

Realisasi Indikator kinerja Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata belum

dapat disajikan karena masih dalam proses audit BPK. Meskipun nilai opini belum di

rilis oleh BPK, Kementerian Pariwisata optimis dapat mempertahankan Opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan keuangan Tahun 2016, hal ini terlihat dari

strategi dan upaya-upaya yang telah dilakukan sepanjang tahun 2016. Sedangkan untuk

Indikator Kinerja Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

memperoleh predikat BB dengan nilai 75,20 dari target predikat A dengan nilai 80 atau

capaian sebesar 94%. Meskipun secara target tidak tercapai 100%, namun terjadi

peningkatan nilai predikat SAKIP Kementerian Pariwisata sebesar 3,12 poin dari 72,08

di tahun 2015 menjadi 75,20 di tahun 2016.

Selain capaian kinerja yang

telah dijanjikan dalam

dokumen Perjanjian Kinerja

(PK), Sekretariat

Kementerian Pariwisata

Tahun 2016 berhasil

meningkatkan Kesejahteraan

Aparatur Sipil Negara di

Lingkungan Kementerian

Pariwisata melalui Kenaikan

Tunjangan Kinerja Aparatur

Sipil Negara (ASN)

Kementerian Pariwisata

menjadi sebesar 70% dari

tahun sebelumnya sebesar

47% dan memberikan

Perlindungan Kesehatan,

Perlindungan Hari Tua serta

Pengadaan Perumahan

Pegawai

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 3

Disamping hal tersebut diatas, Sekretariat Kementerian Pariwisata pada Tahun

2016 memperoleh 3 (tiga) penghargaan, sebagai berikut:

Penghargaan pertama dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian

Keuangan berupa penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Laporan Pertanggungjawaban

Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2015 yang dilaporkan pada tahun 2016

(Untuk tahun 2016 dilaporkan di tahun 2017). Penghargaan kedua dari Kementerian

Komunikasi dan Informasi pada Anugerah Media Humas Tahun 2016 terbaik pada

kategori Cinderamata dan kategori Profil Lembaga Humas. Dan penghargaan ketiga dari

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Anugerah

Parahita Ekapraya Tahun 2016 Tingkat Pratama, sebagai Kementerian yang memiliki

komitmen dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak. Dalam mempertahankan opini Laporan Keuangan WTP,

terobosan-terobosan yang dilakukan Sekretariat Kementerian antara lain melalui

Bimbingan Teknis (Bimtek) Sertifikasi Bendahara Pengeluaran, Penataan Aset Barang

Milik Negara (BMN) dan Penetapan zona integritas. Bimtek Sertifikasi Bendahara

Pengeluaran dianggap penting untuk meminimalisir kerugian negara yang dilakukan

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 4

Bendahara sebagai akibat dari kesalahan/kelalaian/kealpaan seorang bendaharawan,

Penataan Aset juga menjadi sangat vital karena pada laporan keuangan Tahun 2014,

penyebab utama disclaimer adalah pencatatan aset BMN yang kurang optimal

dikarenakan terjadi perubahan nomenklatur, sedangkan penetapan zona integritas

sebagai upaya membangun wilayah bebas korupsi di Lingkungan Kementerian

Pariwisata.

Dalam rangka meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja (predikat AKIP),

terobosan-terobosan yang telah dilakukan antara lain: reviu atas Indikator Kinerja

Utama (IKU), yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pariwisata Nomor

KM.109/UM.001/MP/2016 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan

Kementerian Pariwisata, dilaksanakan penyusunan indikator kinerja tingkat eselon III

dan eselon IV diseluruh unit kerja, telah diimplementasikan pengukuran kinerja melalui

aplikasi e-Performance, dilaksanakan sosialisasi penerapan SAKIP di seluruh satuan

kerja baik di pusat maupun di daerah, dan untuk mendukung kinerja kemenpar di

bidang pengawasan telah dilakukan reviu atas Laporan Akuntabilitas Kinerja di

Lingkungan Kementerian Pariwisata. Upaya dan terobosan yang dilakukan tidak hanya

terbatas untuk mencapai sasaran strategis yang diampu Sekretariat Kementerian, tetapi

juga sasaran strategis yang diampu di level Kementerian Pariwisata, seperti

implementasi Crisis Center dan simplifikasi regulasi yang dilakukan dalam rangka

mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta

wisatawan di Tahun 2019.

Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Sekretariat

Kementerian Pariwisata, untuk memfokuskan pemanfaatan sumber daya dan dana

organisasi dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra

Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015–2019, menjadi salah satu kunci utama

penentu keberhasilan yang diperoleh Sekretariat Kementerian Pariwisata pada Tahun

2016. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tugas dan fungsi, wewenang dan

tanggung jawab (core area) Sekretariat Kementerian Pariwisata yaitu melaksanakan

koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata telah

dilaksanakan dengan baik.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 6

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Akuntabilitas kinerja merupakan sebuah perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan

misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Memperhatikan prinsip akuntabilitas kinerja organisasi (struktur organisasi dan

struktur anggaran), terdapat keterkaitan yang jelas antara tugas dan fungsi organisasi

(struktur organisasi) dengan struktur program dan anggaran (struktur anggaran).

Sekretariat Kementerian Pariwisata termasuk dalam program generik yaitu

organisasi eselon I yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan

aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Sekretariat

Kementerian Pariwisata mengampu dua program yaitu Program dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata dan Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata.

Pendahuluan 1 B A B

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 7

INSPEKTORAT

1.2 Gambaran Sekretariat Kementerian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata, Sekretariat Kementerian Pariwisata

dipimpin oleh seorang Sekretaris Kementerian yang barada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Menteri.

Sekretariat Kementerian terdiri atas 3 biro yaitu: 1) Biro Perencanaan dan

Keuangan; 2) Biro Hukum dan Komunikasi Publik; 3) Biro Umum, Kepegawaian dan

Organisasi serta Inspektorat; sebagaimana bagan dibawah ini:

1.2.1 Peran dan Fungsi Sekretariat Kementerian

Sekretariat Kementerian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata. Dalam

melaksanakan tugas, Sekretariat Kementerian menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi kegiatan kementerian;

2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran kementerian;

3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama,

komunikasi publik, arsip, dan dokumentasi kementerian;

4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana;

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta

pelaksanaan bantuan hukum;

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekretariat Kementerian

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 8

6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pelayanan

pengadaan barang/jasa; dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

1.2.2 Inspektorat

Inspektorat adalah unsur pengawas pelaksanaan tugas dan fungsi

Kementerian Pariwisata yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri. Inspektorat mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di

Kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Secara organisasi, struktur dan bagan organisasi, Inspektorat berada

dibawah koordinasi Sekretariat Kementerian Pariwisata baik dalam pengelolaan

administrasi maupun keuangan, akan tetapi secara teknis operasional, hasil

pelaksanaan kegiatan Inspektorat bertanggung jawab langsung kepada Menteri

Pariwisata.

1.2.3 KORPRI Secara organisasi, struktur dan bagan organisasi Korps Pegawai

Republik Indonesia (KORPRI) berada dibawah koordinasi Sekretariat

Kementerian Pariwisata baik dalam pengelolaan administrasi, teknis operasional

dan melaporkan hasil pelaksanaan dipertanggungjawabkan kepada Sekretaris

Kementerian.

1.3 Kegiatan Strategis Sekretariat Kementerian

Strategi yang dilakukan Sekretariat Kementerian Pariwisata pada tahun 2016,

sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas layanan Pusat Informasi dan peningkatan aktivasi saluran

media sosial (Social Media), seperti: facebook, twitter, instagram, path, youtube, dan

Pemberdayaan Crisis Center Kepariwisataan.

b. Peningkatan kualitas kinerja pengelolaan APBN Kementerian Pariwisata menuju

status WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).

c. Implementasi e-Government (e-Office, e-Commando, e-Blusukan, Video Conference)

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 9

1.4 Struktur Anggaran

Sesuai dengan Rencana Kerja Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2016,

dilaksanakan melalui 2 (dua) program, Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata dengan alokasi anggaran

sebesar Rp 330.909.812.000 (Tiga ratus tiga puluh miliar sembilan ratus sembilan juta

delapan ratus dua belas ribu rupiah) dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Kementerian Pariwisata dengan alokasi anggaran sebesar Rp 23.616.256.000.

(Dua puluh tiga miliar enam ratus enam belas jut dua ratus lime puluh enam ribu

rupiah).

Tabel 1.1 Struktur Anggaran Sekretariat Kementerian Pariwisata

Tahun Anggaran 2016

PROGRAM KEGIATAN PAGU

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata

5324 Peningkatan Layanan Hukum dan Komunikasi Publik

Rp17.906.609.000

5325 Peningkatan Layanan Administrasi Umum, Kepegawaian dan Organisasi Rp283.843.281.000

5326 Pengembangan Perencanaan dan Keuangan

Rp18.491.094.000

5327 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

Rp10.668.828.000

Total Rp330.909.812.000

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata

5328 Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan Sarana dan Prasarana

Rp23.616.256.000

Total Rp23.616.256.000

Sekretaris Kementerian Rp354.526.068.000

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 10

ab II Perencanaan Dan Perjan

2.1 Rencana Strategis

Rencana Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019

mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019 yang

telah lebih dulu ditetapkan dan merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian

Pariwisata. Berdasarkan arah kebijakan dan strategi Kementerian Pariwisata tersebut,

Sekretariat Kementerian Pariwisata tahun 2015 – 2019 menetapkan arah kebijakan

sebagai berikut:

1. Peningkatan kerjasama dan sinergitas internal dan eksternal pada tataran

kebijakan program dan kegiatan Kementerian Pariwisata;

Sekretariat Kementerian diharapkan mampu meningkatkan kerjasama dan

sinergitas secara internal maupun eksternal untuk seluruh satuan kerja di

lingkungan Kementerian Pariwisata baik pada tataran kebijakan program maupun

kegiatan Kementerian Pariwisata dengan instansi terkait lainnya dalam rangka

membangun pariwisata.

2. Optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukung Kementerian

Pariwisata;

Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukungan

di lingkungan Kementerian Pariwisata, Sekretariat Kementerian diharapkan

2 B A B Perjanjian Kinerja

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 11

mampu memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan

pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Pariwisata.

Berdasarkan arah kebijakan Sekretariat Kementerian di atas, maka strategi yang telah

ditetapkan, adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran, pelaporan dan evaluasi

2. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan tata kelola

kepemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Pariwisata

3. Peningkatan kinerja pengelolaan administrasi keuangan;

4. Peningkatan layanan hukum dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

5. Peningkatan publikasi, analisis berita, layanan informasi, dan hubungan antar

lembaga

6. Peningkatan layanan administrasi umum;

7. Peningkatan layanan administrasi kepegawaian dan kapasitas organisasi dan tata

laksana

Kebijakan pembangunan kepariwisataan Tahun 2015 merupakan tahun pertama

dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 –2019 yang

tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019

sebagai berikut:

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

VISI

Sejalan dengan Visi Kementerian Pariwisata, maka Visi Sekretariat Kementerian

Pariwisata, adalah:

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong”

MISI

Adapun Misi yang diemban Sekretariat Kementerian Pariwisata, adalah:

1. Meningkatkan kualitas layanan administrasi umum, kepegawaian dan organisasi.

2. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan, perencanaan, pemantauan, dan

evaluasi serta pengawasan akuntabilitas

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 12

3. Meningkatkan layanan umum dan kualitas informasi kepada pihak internal dan

eksternal.

TUJUAN Sekretariat Kementerian dalam mewujudkan visinya memiliki 8 (delapan) tujuan utama

yang ingin dicapai, yaitu :

A. Misi 1: Meningkatkan Kualitas Layanan Administrasi Umum, Kepegawaian

dan Organisasi, memiliki 3 (tiga) tujuan antara, yaitu :

1. Peningkatan kuantitas Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata,

2. Peningkatan kualitas pelayanan umum dan pengelolaan Barang Milik Negara

(BMN),

3. Peningkatan kualitas penataan, kapasitas dan tatalaksana organisasi,

B. Misi 2 : Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Keuangan, Perencanaan

Pemantauan, dan Evaluasi dan Pengawasan Akuntabilitas, memiliki 3 (tiga)

tujuan antara, yaitu :

4. Peningkatan efisiensi dan efektifitas perencanaan dan penganggaran,

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program,

5. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan,

6. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan Tata

Kelola Kepemerintahan yang bersih dan akuntabel di lingkungan

Kementerian Pariwisata,

C. Misi 3 : Meningkatkan Layanan Hukum dan Kualitas Informasi Kepada

Pihak Internal dan Eksternal, memiliki 2 (dua) tujuan antara, yaitu:

7. Peningkatan kualitas layanan informasi yang disampaikan kepada pihak

internal dan eksternal,

8. Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan

layanan hukum.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 13

SASARAN STRATEGIS Berdasarkan tujuan di atas, Sekretariat Kementerian memiliki 14 sasaran strategis yang

harus dicapai melalui program dan kegiatan yang akan dilakukan pada periode 2015–

2019. Keterkaitan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Sekretariat

Kementerian pada periode 2015–2019 dapat dilihat pada bagan berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata

Tujuan 1 : Peningkatan Kualitas Layanan Administrasi Sumber Daya Manusia

Kemenpar

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan

administrasi sumber daya manusia Kemenpar, adalah Meningkatnya Pelayanan

Administrasi Kepegawaian, diukur dengan Indikator : Jumlah dokumen administrasi

kepegawaian, seperti data pegawai, mutasi, promosi, demosi, penghargaan, dan lain-

lain.

Tujuan 2 : Peningkatan Kualitas Layanan Umum dan Pengelolaan Barang Milik

Negara (BMN)

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan umum

dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), adalah :

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 14

1. Terselenggaranya layanan umum dan pengelolaan aset bmn yang akuntabel dan

transparan, diukur dengan Indikator: Jumlah dokumen laporan aset BMN, yaitu

dokumen laporan yang mengindikasikan posisi BMN pada awal dan akhir suatu

periode serta mutasi BMN yang terjadi selama satu periode.

2. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur/presentase sarana dan

prasarana dalam kondisi fungsional, diukur dengan indikator: Indeks Pelayanan

Umum yang tercermin melalui Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana.

Tujuan 3: Peningkatan Kualitas Penataan, Kapasitas, dan Tatalaksana Organisasi

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas penataan,

kapasitas dan tata laksana organisasi, adalah Terwujudnya organisasi sesuai dengan

kebutuhan tatalaksana sesuai dengan tugas dan fungsi, diukur dengan Indikator :

Jumlah dokumen organisasi dan tatalaksana yang dihasilkan, yaitu jabaran kebijakan

Kemenpar pada level operasional menjadi dokumen ketatalaksanaan, sehingga

kebijakan yang dikeluarkan dapat dilaksanakan secara transparan dan akuntabel

Tujuan 4 : Peningkatan Efisiensi Dan Efektifitas Perencanaan Dan Penganggaran,

Evaluasi Dan Pelaporan Pelaksanaan Program

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka Peningkatan efisiensi dan efektifitas

perencanaan dan penganggaran, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program, adalah

Terwujudnya Rencana Program Penganggaran, Dan Evaluasi, diukur dengan Indikator:

1. Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Kementerian Pariwisata, Tingkat keberhasilan program dan penganggaran yang

tercermin dalam SAKIP Kemenpar. Instrumen yang digunakan instansi Pemerintah

dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang

merupakan satu kesatuan, yaitu: aspek perencanaan, aspek pengukuran kinerja,

aspek pelaporan kinerja, aspek evaluasi kinerja, dan capaian kinerja.

2. Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran, yaitu jumlah

dokumen perencanaan program dan anggaran terkait pariwisata yang

dihasilkan, yang memuat program dan hasil yang diharapkan, kegiatan dan

keluaran yang diharapkan, lokasi kegiatan, pagu anggaran belanja yang

dirinci menurut fungsi jenis belanja dan sumber dana untuk masing-masing

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 15

kegiatan pada satuan kerja/unit pelaksana teknis, yang terdiri dari Rencana Kerja

(Renja) K/L, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA), Penetapan Kinerja (PK), Petunjuk Operasional Kegiatan (POK),

dan lainnya.

3. Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi, merupakan dokumen yang memuat

kumpulan laporan, pengukuran capaian indikator kinerja, daya serap anggaran,

permasalahan dan upaya yang dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I, Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai pengelola dana

Dekon/TP serta fokus pada proses pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target,

sehingga dapat melakukan penilaian untuk perbaikan dalam perencanaan kedepan.

Tujuan 5: Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan

keuangan, adalah Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan

tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Pariwisata, diukur

dengan Indikator :

1. Opini Keuangan Kemenpar, yaitu opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) kepada Kemenpar yang menjadi tolak ukur keberhasilan

pengelolaan keuangan. Sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan

Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK memberikan pernyataan

profesional mengenai kewajaran informasi keuangan di lingkungan Kemenpar yang

disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian

dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate

disclosures), (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv)

efektivitas sistem pengendalian intern;

2. Jumlah Dokumen Laporan Keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntansi

Pemerintah (SAP), yaitu kinerja perencanaan kegiatan dan anggaran dilaksanakan

sesuai dengan mekanisme sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem

pengadaan barang dan jasa, sistem pelaporan dan pemantauan sehingga dapat

mempengaruhi realisasi dan pengelolaan keuangan negara secara bertanggung

jawab. Berdasarkan UU No. 1 tahun 2004, No. 17 tahun 2003 dan PP No. 8 Tahun

2006, dan No. 71 Tahun 2010, Kemenpar perlu menyerahkan dokumen laporan

pertanggungjawaban keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 16

Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dokumen tersebut dalam

rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara.

Tujuan 6 : Peningkatan Efektivitas Pengawasan Intern Dalam Rangka Penguatan

Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik Di Lingkungan Kementerian Pariwisata

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan efektivitas pengawasan

intern dalam rangka penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di lingkungan

Kemenpar, adalah:

1. Meningkatnya pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan, diukur dengan

indikator; Prosentase rekomendasi laporan audit keuangan, Sistem pengendalian

internal, Kepatuhan yang ditindaklanjuti

2. Meningkatnya Kualitas SDM Pengawasan, diukur dengan Indikator; Jumlah SDM

inspektorat yang difasilitasi untuk peningkatan kemampuan kerja dan pengetahuan

terkait dengan pengawasan

3. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan kinerja

kementerian pariwisata, diukur dengan indikator; Jumlah unit kerja yang tidak

melakukan penyimpangan pengelolaan keuangan yang material, Jumlah unit kerja

yang tidak melakukan penyimpangan pengelolaan aset yang material, Jumlah unit

kerja yang berhasil mencapai target kinerja yang ditetapkan, Jumlah unit kerja yang

mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori B

4. Meningkatnya kualitas layanan penyelenggaraan tugas dan fungsi inspektorat,

diukur dengan indikator; persentase dokumen layanan penyelenggaraan tugas dan

fungsi inspektorat

Tujuan 7 : Peningkatan kualitas layanan informasi yang disampaikan kepada

pihak internal dan eksternal

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan

informasi yang disampaikan kepada pihak internal dan eksternal, adalah :

1. Tersebarnya pemberitaan dan publikasi informasi kepada publik, diukur dengan

indikator; Jumlah dokumen publikasi dan pemberitaan, Jumlah dokumen layanan

informasi, Jumlah dokumen hubungan antar lembaga.

2. Tersedianya layanan administrasi hukum dan komunikasi publik, diukur dengan

indikator; Jumlah layanan administrasi hukum dan komunikasi publik.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 17

Tujuan 8 : Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan

layanan hukum

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan pengelolaan peraturan

perundang-undangan dan layanan hukum, adalah :

1. Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis, diukur dengan

indikator; Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan, yaitu kebijakan yang

mengatur dan mendukung pembangunan sektor kepariwisataan di Indonesia.

Sekretariat Kementerian Pariwisata merupakan unit organisasi yang membawahi

biro hukum yang bertanggungjawab untuk melakukan penelaahan dan harmonisasi

secara mendalam terhadap setiap kebijakan berupa peraturan perundangan yang

akan ditandatangani oleh setingkat Menteri ataupun Presiden.

2. Tersedianya Layanan Bidang Hukum, diukur dengan Indikator; Jumlah layanan

bidang hukum yang diberikan oleh Sekretariat Kementerian Pariwisata melalui

bagian yang membidangi hukum.

Penetapan tujuan Sekretariat Kementerian pada umumnya didasarkan pada isu-isu

strategis. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5

(lima) tahun mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran, program, serta kegiatan

dalam rangka merealisasikan misi.

Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang

akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Sekretariat Kementerian dalam kurun waktu

satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada

hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang

pula Indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian

sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan

disertai dengan targetnya masing-masing.

Tabel 2.1 Sasaran strategis, Indikator, dan Program

Sekretariat Kementerian Tahun 2015 – 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Program

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 18

No Sasaran Indikator Kinerja Program

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)

Kementerian Pariwisata & Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata

2.2 Perjanjian Kinerja

Tahun 2016 merupakan tahun kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, yang telah dijabarkan kedalam

Renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019 secara terencana dan

berkesinambungan melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan,

termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2016 yang merupakan proses

perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual

Performance Plan).

Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan

kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2016 ditetapkan maka disusunlah Penetapan

Kinerja 2016 yang merupakan tekad dan janji disusun secara tahunan yang akan dicapai

dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/tugas dan pihak yang memberi

amanah/tugas dengan mempertimbangkan sumber daya dan sumber dana yang ada.

Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian

Pariwisata Tahun Anggaran 2016, antara lain:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan

Kementerian Pariwisata.

2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang diterima

dan terus meningkatkan kinerjanya.

3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah.

4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di

lingkungan Kementerian Pariwisata.

5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran

suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian penghargaan (reward)

maupun sanksi (punishment).

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 19

Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan

dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan

kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). Dalam upaya memperjelas

dan menyelaraskan antara Indikator Kinerja Utama dengan Perjanjian Kinerja di

Lingkungan Kementerian Pariwisata, maka telah ditetapkan Peraturan Menteri

Pariwisata Nomor KM.125/UM.001/MP/2015 tanggal 15 Desember 2015 tentang

Indikator Kinerja Utama dilingkungan Kementerian Pariwisata. Indikator Kinerja Utama

merupakan ukuran kinerja tingkat kementerian dan selanjutnya diturunkan menjadi

indikator kinerja masing-masing unit kerja di bawahnya serta digunakan sebagai

ukuran kinerja dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran

kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja.

Tabel 2.2 Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja Tahun 2016

No Sasaran Indikator Kinerja

Target Program

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

WTP Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata

&

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)

A

20

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 20

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019, merupakan acuan yang

digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dalam

menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi

kinerja, pada tahun berjalan dan tahun yang akan datang.

Pada tahun anggaran 2016 Kementerian Pariwisata telah menyusun dokumen

Perjanjian Kinerja yang merupakan pernyataan, kesepakatan, sekaligus perjanjian

kinerja antar unsur-unsur pemangku kepentingan didalam organisasi sebagai wujud

tekad dan komitmen dalam pencapaian target-target yang telah direncanakan.

Berikut ini akan diuraikan Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Sekretariat

Kementerian tahun 2016, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama

yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja

No Sasaran Indikator Kinerja 2016

Target Realisasi %

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

WTP Masih dalam proses audit

BPK -

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)

A

(80)

BB

(75,20) 94%

Akuntabilitas Kinerja

BAB 3

21

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 21

3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2016

Ditinjau dari capaian kinerja sasaran tahun 2016, Sekretariat Kementerian Pariwisata

telah melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut

target dan capaian kinerja, dilihat dari sasaran strategis yang telah ditetapkan.

1.Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya

Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata adalah Opini Laporan

Keuangan Kementerian Pariwisata, yang diberikan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dan Predikat Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)

Kementerian Pariwisata, yang merupakan hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

uraian, sebagai berikut:

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan

penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola secara tertib,

taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Upaya konkrit

dalam mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi di lingkungan Kementerian

Pariwisata selaku instansi pemerintah yang melaksanakan penggunaan dana APBN

berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola keuangan negara

serta melaksanakan pengintegrasian pelaporan keuangan dan kinerja yang merupakan

konsekuensi logis dari penerapan anggaran berbasis kinerja.

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas pengelolaan keuangan

adalah opini laporan keuangan Kementerian/Lembaga yang diberikan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah,

I

Meningkatnya Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata

22

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 22

yaitu: (1) Tidak diyakini kewajaran (Adverse); (2) Tidak memberikan pendapat

(Disclaimer); (3) Wajar Dengan Pengecualian (WDP); dan (4) Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP). Penilaian ini diukur melalui kriteria pemberian opini atas audit laporan

keuangan oleh BPK yang meliputi: kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP), kecukupan pengungkapan, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan,

dan efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Sesuai Amanat Reformasi Birokrasi, Kementerian Pariwisata telah melaksanakan

Penguatan, Pengendalian Pelaksanaan APBN dalam rangka Peningkatan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Negara yang efektif dan efisien menuju good governance dan

clean government.

Capaian indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata Tahun 2016 adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata Tahun 2016

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

1 Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

WTP Masih dalam proses audit BPK

-

Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Opini Laporan Keuangan

Kementerian Pariwisata pada tahun 2016 sampai pada saat penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja tahun 2016 ini, Laporan Keuangan masih dalam proses audit oleh

BPK, sehingga belum dapat disajikan pencapaian atas indikator Opini di tahun 2016 ini.

Untuk melihat perkembangan indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian

Pariwisata apakah mengalami peningkatan atau penurunan, dapat dibandingkan

capaian indikator di tahun 2014-2016. Perbandingannya terlihat pada tabel dibawah

ini :

23

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 23

Tabel 3.3 Perbandingan Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata Tahun 2014 - 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA

2016 2015 2014

REALISASI CAPAIAN (%)

REALISASI CAPAIAN (%)

REALISASI CAPAIAN (%)

Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

Masih dalam proses

audit BPK

- WTP - Disclaimer -

Dari tabel di atas terlihat pada tahun 2015 capaian Opini mengalami peningkatan yang

signifikan, dari Disclaimer di tahun 2014 menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari

target Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan

untuk realisasi capaian tahun 2016, sampai dengan saat penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja tahun 2016 ini, Laporan Keuangan masih dalam proses audit oleh

BPK, sehingga belum dapat disajikan capaian atas indikator Opini di tahun 2016 ini.

24

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 24

Untuk meningkatkan pencapaian laporan

keuangan dengan opini WTP di Tahun 2016,

telah ditempuh berbagai strategi antara lain

terlihat pada gambar.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan dalam rangka percepatan

akuntabilitas dan peningkatan kualitas

laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Reinventarisasi

Dalam rangka reinventarisasi, Sekretariat

Kementerian telah melakukan:

1) Penatausahaan Aset BMN

a) Meningkatkan Pengelolaan dan

penatausahaan BMN terutama aset

tetap

b) Melakukan Koordinasi/Kerjasama

yang baik antar semua elemen baik

internal maupun eksternal terkait

dalam penatusahaan dan pengelolaan

BMN.

c) Melakukan penataan BMN berupa

penelusuran dan reinventarisasi

terutama terhadap Aset yang tidak

ditemukan keberdaannya.

d) Merencanakan kebutuhan dan

penganggaran Barang Milik Negara

secara tepat.

25

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 25

e) Melaksanakan pengadaan Barang Milik Negara sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

f) Melaksanakan pengelolaan BMN dengan menjalankan 3 prinsip yaitu tertib

administrasi, tertib hukum dan tertib fisik.

g) Mengelola barang persediaan harus di kelola dengan baik

h) Melakukan pengawasan dan pengendalian Barang Milik Negara yang ada dalam

pengawasannya.

i) Melaksanakan inventarisasi Barang Milik Negara secara berkelanjutan.

j) Melaporkan Barang Milik Negara secara berjenjang dan tepat waktu, dari tingkat

satker ke tingkat kementerian.

k) Pengelolaan BMN perlu ditingkatkan terutama :

Aset Tetap tanah, bangunan, jalan, jaringan dan irigasi.

Penggunaan Kendaraan Roda 6, 4, dan 2 perlu tertata secara jelas

Kepedulian pegawai terhadap fasilitas kantor yang berupa peralatan sebagai

penunjang Tusi agar merasa memiliki dan bertanggung jawab menjaganya.

Khusus peralatan kantor yang bersifat mobile seharusnya ditunjuk sebagai

penanggung jawab pengguna.

Peningkatan Kapasitas SDM

Dalam rangka meningkatkan Kapasitas SDM, Sekretariat Kementerian telah melakukan:

1) Bimbingan Teknis Sertifikasi Bendahara Pengeluaran Tahun 2016

Penyelenggaraan kegiatan Bimbingan Teknis Sertifikasi Bendahara Pengeluaran

didasari adanya kebutuhan atas tenaga pengelola keuangan yang memiliki

pengetahuan, keterampilan dan kompetensi Bendahara Pengeluaran di lingkungan

Kementerian Pariwisata.

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,

membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

belanja negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/satker kementerian/lembaga.

26

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 26

Pada tanggal 18 Januari 2016, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden

Nomor 7 tahun 2016 tentang sertifikasi bendahara pada satuan kerja pengelola APBN.

Pasal 2 Perpres Nomor 7 tahun 2016 tersebut menyebutkan bahwa PNS, anggota TNI,

anggota POLRI yang diangkat sebagai bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran

atau bendahara pengeluaran pembantu pada satker pengelola APBN harus memiliki

sertifikat bendahara.

Berdasarkan hal itu, Biro Perencanaan dan Keuangan Kementerian Pariwisata

memandang pentingnya mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dan

mampu menjabat sebagai bendahara, maka bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Anggaran Kementerian Keuangan diselenggarakanlah kegiatan Bimbingan

Teknis Sertifikasi Bendahara Pengeluaran Tahun 2016 di Lingkungan Kementerian

Pariwisata.

Kegiatan Bimbingan Teknis Sertifikasi Bendahara Pengeluaran Tahun 2016 di

Lingkungan Kementerian Pariwisata dilaksanakan pada tanggal 17-31 Juli 2016 di hotel

New Ayuda, Jalan Raya Puncak Km.17, Cipayung, Megamendung, Jawa Barat. Adapun

peserta sebanyak 30 (tiga puluh) orang.

2) Pembekalan Kemampuan Teknis Pengelola Keuangan

Pelaksanaan Pembekalan Kemampuan

Teknis Pengelola Keuangan merupakan

kegiatan rutin yang setiap tahun

dilaksanakan dalam rangka

mendukung terwujudnya tertib

administrasi pelaksanaan keuangan

negara sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan. Sesuai harapan tersebut

diperlukan pengelolaan keuangan negara yang baik dan transparan, prinsip tersebut

mencakup adanya perencanaan kas yang baik, serta menghindari adanya dana kas yang

belum digunakan (idle cash).

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance, pengelolaan keuangan negara

perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka dan bertanggungjawab serta

memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara yang baik, antara lain

27

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 27

akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, profesionalitas dan keterbukaan. Untuk

melaksanakan tanggungjawab tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang

kompeten di bidang pengelolaan keuangan.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah perkembangan informasi dan kebijakan

baru yang di keluarkan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan dalam penatausahaan

dan pelaksanaan pengelolaan keuangan. Terbitnya kebijakan dan peraturan-peraturan

baru di bidang keuangan diharapkan dapat menjadi momentum dalam meningkatkan

kualitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.

Oleh karena itu dalam upaya mengeliminir permasalahan dan mengantisipasi

perubahan tersebut maka diperlukan pemahaman dan implementasi yang sama

terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengatasi

permasalah tersebut maka diperlukan suatu kegiatan Pembekalan Kemampuan Teknis

Pengelola Keuangan yang diharapkan adanya persamaan persepsi dalam melaksanakan

dan mengimplementasikan peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku terkait

dengan pengelolaan keuangan negara.

Kegiatan Pembekalan Kemampuan Teknis Pengelola keuangan ini merupakan salah

satu Implementasi SPIP, yang bertujuan untuk :

a. Meningkatkan kemampuan dan wawasan serta ketrampilan para pengelola

keuangan khususnya para Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran

dan Bendahara Pengeluaran Pembantu di lingkungan Kementerian Pariwisata

dalam persamaan persepsi pelaksanaan penatausahaan pengelolaan keuangan

sehingga lebih mudah mengendalikan dan mengelimir resiko sedini mungkin.

b. Mewujudkan tertib administrasi dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan di lingkungan Kementerian Pariwisata, dan

28

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 28

c. Untuk menjamin adanya transparansi dan akuntabilitas pengelola keuangan,

sehingga perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia yang memadai, terutama

aparat pengelola keuangan.

3) Kegiatan Pembinaan Pengelola BMN Barang/Jasa di Lingkungan

Kementerian Pariwisata

Kementerian Pariwisata telah beberapa kali mengalami perubahan Struktur Organisasi

Dalam penyampaian laporan BMN sering menemukan laporan yang berbeda terutama

dalam penyampaian volume dan harga sehingga sulit untuk menggabungkan laporan

yang disampaikan oleh UPT.

Sehubungan hal tersebut di atas, maka sangat perlu untuk diadakan pembinaan berupa

sosialisasi peraturan kepada para pengelola BMN agar tercapai satu sinergi terhadap

pelaksana pembukuan BMN guna memperoleh keseragaman penyampaian laporan di

lingkungan Kementerian Pariwisata . Hasil dari kegiatan ini berupa Penyusunan

Laporan BMN Semester I, II dan Tahunan sudah menggunakan aplikasi SIMAK BMN

Pengelola BMN dan mampu menyusun laporan BMN dengan menggunakan aplikasi

yang baru. Sistem Akuntansi Barang

Milik Negara diselenggarakan

dengan tujuan untuk menghasilkan

informasi yang diperlukan sebagai

alat pertanggungjawaban atas

pelaksanaan APBN serta

pengelolaan/pengendalian barang

milik Negara yang dikuasai oleh

suatu unit akuntansi pengguna

29

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 29

barang. Disamping menghasilkan informasi sebagai dasar penyusunan neraca

Kementerian Pariwisata juga menghasilkan informasi untuk memenuhi kebutuhan

pertanggungjawaban pengelolaan barang milik Negara dan kebutuhan-kebutuhan

manajerial Kementerian Pariwisata.

Sistem Pengendalian

Dalam rangka meningkatkan Sistem Pengendalian, Sekretariat Kementerian telah

melakukan:

1) Implementasi Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi berbasis web

Dalam rangka mewujukan Laporan Keuangan yang akurat, akuntabel dan transparan,

pada tahun 2016 Kementerian Pariwisata mulai menggunakan Aplikasi e-Rekon-LK

yang didesain oleh Kementerian Keuangan. Dengan penggunaan Aplikasi e-Rekon-LK

diharapkan terwujudnya: a) Penyederhanaan proses dalam pelaksanaan rekonsiliasi,

b) Membantu Kementerian dalam menyusun/mengkompilasi Laporan Keuangan

dengan menciptakan single database, c) Keseragaman laporan di tiap level unit

akuntansi, d) Percepatan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata.

2) Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

Salah satu upaya untuk mempercepat proses penyelesaian rekomendasi atas temuan

Badan Pemeriksa Keuangan dan Inspektorat, maka perlu dilakukan upaya penyelesaian,

pemantauan dan evaluasi atas temuan-temuan hasil pemeriksaan pada satker-

satker/Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pariwisata. Pemantauan

dilakukan terhadap unit kerja yang memiliki temuan yang menimbulkan kerugian

negara, baik hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan maupun Inspektorat. Hal-

hal yang dilakukan antara lain:

a) Melalui Keputusan Menteri Pariwisata Nomor KM.38/OT.001/MP/2016 tanggal 23

Maret 2016 tentang Tim Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Kementerian

Pariwisata telah dibentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan

Kementerian Pariwisata untuk membantu menteri dalam memroses penyelesaian

kerugian negara terhadap Bendahara, Pegawai Negeri Bukan Bendahara, pejabat

lain di lingkungan Kementerian Pariwisata dan/atau pihak ketiga yang

30

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 30

pembebanannya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b) Mengklasifikasi data temuan terkait kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan dan sistem pengendalian internal (SPI);

c) Koordinasi dengan unit terkait seperti Badan Pemeriksa Keuangan, Badan

Pengawas Keuangan dan Pembangunan dan Kementerian Keuangan terkait tindak

lanjut temuan;

d) Penatausahaan dokumen terkait tindak lanjut temuan

3) Implementasi SPIP

Kegiatan evaluasi hasil penilain risiko merupakan kegiatan penilaian atas risiko

yang telah teridentifikasi untuk dilakukan pengendalian terhadap kemungkinan

kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah.

Kegiatan evaluasi hasil penilaian risiko menjadi dasar kegiaatan pengendalian yang

akan dilakuka, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, serta penetapan

dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi

risiko telah dilaksanakan secara efektif. Untuk menindaklanjuti hasil tersebut, maka

dilakukan Identifikasi risiko dan Analisis risiko. Setelah teridentifikasi, selanjutnya

memperkirakan seberapa sering kemungkinan risiko terjadi (probability/likehood) dan

dampak yang ditimbulkan jika risiko terjadi (impact/consequencies), sehingga perlu

dibuat perencanaan didalam memetakan risiko.

Sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

pasal 2 ayat (1) tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP), Kementerian Pariwisata

wajib menyelenggarakan SPIP.

Sekretariat Kementerian sebagai

perangkat dari Kementerian

Pariwisata, dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan

pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Pariwisata wajib melakukan pengendalian intern atas penyelenggaraan

kegiatan dengan menerapkan ke lima unsur SPIP yaitu Lingkungan pengendalian,

31

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 31

Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan komunikasi serta Pemantauan

Pengendalian Intern.

Mengingat telah terjadi perubahan nomenklatur dari Kementerian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata sebagaimana di atur dalam

Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata, maka

dipandang perlu untuk mereview Permenparekraf Nomor PM.97/UM.001/MPEK/2011

tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, disesuaikan dengan struktur organisasi

yang baru yaitu Kementerian Pariwisata.

a) Hasil mapping risiko :

1. Penyusunan Renja K/L → 8 risiko yang di identifikasi, 8 risiko yang di

kendalikan, 12 kegiatan pengendalian, 13 Infokom, 13 Monitoring

2. Penyusunan RKA-K/L → 8 risiko yang di identifikasi, 8 risiko yang di

kendalikan, 7 kegiatan pengendalian, 7 Infokom, 7 Monitoring

3. Revisi DIPA → 5 risiko yang di identifikasi, 5 risiko yang di kendalikan, 3

kegiatan pengendalian, 0 Infokom, 0 Monitoring

4. Penyusunan Laporan Keuangan → 22 risiko yang di identifikasi, 4 risiko yang di

kendalikan, 5 kegiatan pengendalian, 5 Infokom

5. Penyelesaian Permasalahan Perbendaharaan → 8 risiko yang di identifikasi, 8

risiko yang di kendalikan, 23 kegiatan pengendalian, 17 Infokom, 17 Monitoring

6. Pemberian Bantuan Hukum → 2 risiko yang di identifikasi, 2 risiko yang di

kendalikan, 4 kegiatan pengendalian, 2 Infokom, 2 Monitoring

7. Penyediaan dan Penyajian Informasi Parekraf → 6 risiko yang di identifikasi, 6

risiko yang di kendalikan, 12 kegiatan pengendalian, 11 Infokom, 12 Monitoring

8. Pelayanan Infromasi Publik → 6 risiko yang di identifikasi, 6 risiko yang di

kendalikan, 15 kegiatan pengendalian, 14 Infokom, 14 Monitoring

9. Pengecekan Pemeliharaan Ruang Kerja Gedung Kantor → 7 risiko yang di

identifikasi, 7 risiko yang di kendalikan, 9 kegiatan pengendalian, 9 Infokom, 9

Monitoring

10. Penyusunan Laporan BMN → 10 risiko yang di identifikasi, 6 risiko yang di

kendalikan, 9 kegiatan pengendalian, 9 Infokom, 9 Monitoring

11. Penyelenggaraan Seleksi Penerimaan CPNS → 5 risiko yang di identifikasi, 5

risiko yang di kendalikan, 8 kegiatan pengendalian, 8 Infokom, 8 Monitoring

32

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 32

Kegiatan Rapat Pendampingan Penilaian

Risiko Sekretariat Kementerian Pariwisata

di selenggarakan pada hari Selasa tanggal

31 Mei 2016 bertempat di Hotel Alila

Pecenongan, Jakarta. Hasil rapat

pendampingan penilaian risiko Biro-Biro

di lingkungan Sekretariat Kementerian

dengan BPKP akan menjadi bahan dalam

dokumen Rencana Tindak Pengendalian (RTP).

Review Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor

PM.97/UM.001/MPEK/2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Rencana Kerja

Dalam rangka meningkatkan Rencana Kerja Sekretariat Kementerian telah melakukan:

1) Rapat Koordinasi Penyusunan Anggaran

Rapat Penyusunan RKA-K/L Pagu

Anggaran Kementerian Pariwisata

Tahun 2017, diperlukan sebagai

acuan bagi K/L dalam penerapan

Penganggaran Berbasis Kinerja

(PBK), mewujudkan pengelolaan

keuangan negara yang tertib, taat

pada peraturan perundang-

undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan

memperhatikaan rasa keadilan dan kepatutan, mempermudah proses

pendokumentasian dan pelaksanaan anggaran bagi K/L dan sebagai pedoman bagi K/L

dalam melaksanakan program, kegiatan dan anggaran.

Tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan aktivitas tersebut adalah menyusun

dokumen rencana kerja dan anggaran (RKA-K/L) sesuai hasil kesepakatan Rakornis

untuk selanjutnya akan di bahas dan telaah oleh Kementerian Keuangan dan

33

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 33

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Masing–masing unit

eselon I di lingkungan Kementerian Pariwisata melakukan penyusunan RKAKL beserta

dengan data dukungnya yaitu Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rincian Anggaran Biaya

(RAB) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran dan Surat

Edaran Menteri Keuangan tentang Alokasi Anggaran.

RKAKL yang telah disusun beserta dengan data dukungnya akan digunakan sebagai

bahan penelaahan dengan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan.

RKAKL yang telah ditelaah akan menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

yang akan direview dan diteliti oleh Aparat Pengawas Internal (APIP) Kementerian

Pariwisata yang terdiri dari Inspektorat Kementerian dan Biro Perencanaan dan

Keuangan. Setelah itu akan dilakukan penelaahan oleh Kementerian Keuangan dan

ditetapkan untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan.

Dokumen RKAKL Kementerian Pariwisata telah disusun dengan menerapkan

pendekatan penganggaran, yaitu penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja

dan kerangka pengeluaran jangka menengah serta klasifikasi anggaran untuk

mewujudkan sistem penganggaran yang lebih rasional, transparan dan akuntabel

menuju sistem pengelolaan keuangan Negara yang profesional sesuai dengan amanat

UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

RKAKL ini nantinya akan diproses lebih lanjut untuk menjadi Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) yang akan menjadi pedoman dalam hal pelaksanaan anggaran bagi

Kementerian Pariwisata. Setelah DIPA ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Kementerian

Pariwisata akan menerbitkan Petunjuk Operasional Kegiatan yang menjadi acuan dalam

hal pelaksanaan program dan kegiatan bagi Kementerian Pariwisata

34

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 34

Pemanfaatan Laporan

Dalam rangka meningkatkan Pemanfaatan Laporan Sekretariat Kementerian telah

melakukan:

1) Laporan Keuangan Tingkat Kementerian, Eselon I, Satuan Kerja Kementerian

Pariwisata Tahun 2015 (Unaudited) dan Laporan Keuangan Tingkat

Kementerian Triwulan I,II III Dan IV Tahun 2016 (Audited)

Dana Unit Akuntansi Pembantu Penguna

Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-Es.I) dan Unit

Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)

merupakan bagian dari anggaran Kementerian

Negara/Lembaga yang digunakan untuk

melaksanakan urusan yang menurut peraturan

perundang-undangan menjadi urusan Pusat.

Pertanggungjawaban dan pelaporan Dana Unit

Akuntansi Pembantu Penguna Anggaran/Barang

Eselon I (UAPPA/B-Es.I) dan Unit Akuntansi

Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B) mencakup

aspek manajerial dan aspek akuntabilitas. Aspek manajerial terdiri dari

perkembangan realisasi penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala yang

dihadapi, dan saran tindak lanjut. Aspek akuntabilitas terdiri dari laporan realisasi

anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

233/PMK.05/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

171/PMK.05/2007 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pusat, masih belum dipahami sepenuhnya oleh pelaksana pengelola keuangan

Satuan Kerja, sering terjadi ketidaksesuaian baik dari sisi penyusunan, penyajian

maupun penyampaian. Setelah dilakukan evaluasi masih banyak LK Satker

semesteran/tahunan baik dalam penyusunan, penyajian, maupun penyampaiannya

belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

35

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 35

Guna mendukung terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

tahun 2015 yang berkualitas, sehingga Opini kedepan dapat lebih baik, sangat

diperlukan peran SDM penyusun laporan keuangan yang professional. Oleh karena

itu Biro Perencanaan dan Keuangan – Sekretaris Kementerian Pariwisata berupaya

menyelenggarakan Penyusunan Laporan

Keuangan Tingkat Kementerian, Satuan

Kerja, dan Eselon I (UNAUDITED) sebagai

salah satu upaya meningkatkan kualitas

Laporan Keuangan Kementerian

Pariwisata sehingga dapat meraih opini

WTP.

Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan

Tingkat Kementerian, Satuan Kerja, dan

Eselon I Tahun 2015 (UNAUDITED) ini

mempunyai maksud dan tujuan sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kompetensi dan sikap profesional para petugas akuntansi dalam

mengaplikasikan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Berbasis Akrual untuk

mendukung penyusunan Laporan Keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi

yang diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, guna mewujudkan tertibnya

penyajian, penyampaian dan pelaporan kepada unsur terkait ;

b. Tercapainya kesamaan persepsi dan terwujudnya kelancaran administrasi serta

kemudahan dalam pengendalian pengelolaan keuangan sehingga laporan

keuangan Kementerian Pariwisata dapat tersusun dengan baik, berjenjang,

transparan, akuntabel dan tepat waktu sebagaimana diamanatkan dalam undang

undang.;

c. Terwujudnya fungsi Manajemen, di Lingkungan Kementerian Pariwisata melalui

penyajian Laporan Keuangan Kementerian yang lengkap, tepat waktu dan

berjenjang, dengan berpedoman kepada sistem dan prosedur yang berlaku.

36

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 36

2) Reviu RKA-KL dan Laporan Keuangan

Kegiatan Reviu RKA-KL dilakukan setelah dilaksanakannya Penelitian RKA-KL

melalui verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yg dipersyaratkan,

kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran, yang

difokuskan meneliti konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-KL sesuai

dengan sasaran kinerja dalam Renja K/L dan RKP, kesesuaian total pagu dan rincian

sumber dana dalam RKA-KL dengan pagu anggaran K/L, kesesuaian sumber dana

dalam RKA-KL dengan pagu anggaran K/L, kepatuhan dalam pencantuman tematik

APBN pada level keluaran dan kelengkapan dokumen pendukung RKA-KL.

Setelah selesai dilaksanakan

penelitian Reviu RKA-KL yakni

penelahaan atas penyusunan

dokumen rencana keuangan yang

bersifat tahunan berupa RKA-KL

oleh auditor APIP yang kompeten

untuk memberikan keyakinan

terbatas bahwa RKA-KL telah

disusun berdasarkan RKP, Renja K/L dan Pagu Anggaran serta kelayakan anggaran

terhadap sasaran kinerja yang direncanakan, dalam upaya membantu Menteri untuk

menghasilkan RKA-KL yang berkualitas. Adapun tujuan dari Reviu RKA-KL adalah

untuk memberi keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan,

bahwa informasi dalam RKA-KL sesuai dengan RKP, Renja K/L dan Pagu Anggaran

serta kesesuaian dengan standar biaya dan dilengkapi dokumen pendukung RKA-

KL. Ruang lingkup reviu RKA-KL difokuskan pada: konsistensi pencantuman sasaran

kinerja dalam RKA-KL dengan Renja dan RKP; kesesuaian total pagu dan rincian

sumber dana dalam RKA-KL dengan pagu anggaran K/L; kepatuhan dalam

penerapan kaidah-kaidah penganggaran antara lain: penerapan SBM dan SBK,

keseuaian jenis belanja, serta hal-hal yang dibatasi/dilarang; kelengkapan dokumen

pendukung RKA-KL antara lain: RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung

terkait lainnya.

Peran APIP yang strategis dalam proses perencanaan penganggaran dengan

melakukan reviu RKA-K/L dan dokumen pendukungnya merupakan wujud dari

37

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 37

quality assurance, sehingga dapat meminimalisasi adanya kekeliruan dalam

pelaksanaan anggaran dan meminimalisasi terjadinya pemborosan atau penggunaan

anggaran-anggaran yang tidak mendukung tupoksi. Oleh karena itu, kompetensi dan

pengetahuan APIP dalam perencanaan anggaran menjadi penting untuk

ditingkatkan karena dengan APIP yang kompeten, maka hasil reviu RKA K/L akan

menjadi lebih optimal yang pada akhirnya akan mendorong satuan kerja untuk

menghasilkan RKA/KL yang berkualitas.

Setelah Inspektorat melakukan Reviu selanjutnya dibuatkan rekomendasi atas

kesalahan atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati,

langkah perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan yang belum atau tidak

dilaksanakan. Laporan hasil reviu disusun dalam bentuk Laporan Hasil Reviu (LHR).

Laporan hasil reviu disampaikan oleh pimpinan APIP K/L kepada pimpinan unit

eselon I.

3) Zona Integritas

Menindaklanjuti Peraturan Menteri

Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 52 Tahun 2014

tentang Pedoman Pembangunar Zona

integritas menuju Wilayah Bebas dari

Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani di lingkungan Instansi

Pemerintah, serta dalam rangka melakukan penguatan sistem penyelenggaraan

pemerintahan yang baik, efektif, dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat

dengan cepat, tepat dan profesional, serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(KKN), Kementerian Pariwisata mencoba berupaya untuk membangun pilot project

unit kerja percontohan wilayah bebas korupsi, yang diusulkan oleh Sekretaris

Kementerian kepada Kementerian PANRB melalui surat nomor PS.

101/I/16/SESMEN/KEMPAR/2016 tgl 29 Juli 2016 tentang usulan Politeknik

Pariwisata Makassar menjadi Zona Integritas menuju wilayah Bebas dari Korupsi.

Berdasarkan hasil penilaian tim penilai Internal Kementerian Pariwisata, Politeknik

Pariwisata Makassar memperoleh angka penilaian sebesar 85,85 terdiri dari

38

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 38

komponen pegungkit 48,72 dan hasil 33,13 , sedangkan untuk satuan kerja

dilingkungan Kementerian Pariwisata lainnya akan segera di lakukan penilaian lebih

lanjut.

Sebagai langkah awal pembangunan zona integritas tersebut, telah dilakukan

pencanangan pembangunan zona integritas pada tanggal 26 Oktober 2015,

bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor

Kementerian Pariwisata.

Dalam kegiatan tersebut, dipimpin langsung oleh Menteri Pariwisata, dan dihadiri

seluruh jajaran Kementerian Pariwisata mulai dari Staf Ahli Menteri, pejabat Eselon

I, II, III, IV, sampai dengan staf, serta dihadiri oleh Inspektur Jenderal kementerian

Perhubungan dan Kemenko Maritim, Ketua Ombudsman RI, perwakilan dari

Kementerian PAN dan RB, serta perwakilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi.

Untuk mendukung pembangunan zona integritas di atas, telah disusun terlebih

dahulu beberapa hal sebagai berikut:

a) Tim Penyusun Dokumen Strategi Komunikasi Pendidikan dan Budaya Anti

Korupsi Kementerian Pariwisata sesuai SK Menteri Pariwisata No. SK

433/OT.001/SESMEN/ KEMPAR/2015 tanggal 27 Juli 2015.

b) Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman

Penangaan Gratifikasi di lingkungan Kementerian Pariwisata. Pedoman ini

telah dilakukan sosialisasi kepada para pegawai pada tanggal 18 Desember

2015.

c) Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman

Penanganan Pengaduan di lingkungan Kementerian Pariwisata.

d) Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara

Penanganan Pengaduan Internal di lingkungan Kementerian Pariwisata.

4) Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Dekonsentrasi

Dalam rangka pengendalian dan identifikasi kendala dan permasalahan dalam

pelaksanaan program dan kegiatan Dekonsentrasi, telah dilakukan pemantauan dan

evaluasi atas pelaksanaan kegiatan yang didanai melalui dana dekonsentrasi di

lingkungan Kementerian Pariwisata. Selain itu dengan adanya perubahan pada

39

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 39

sistem pelaporan pertanggungjawaban dana dekonsentrasi maka telah dilakukan

perubahan terhadap Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 22 Tahun 2015 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Kementerian Pariwisata sehingga telah

diterbitkan Peraturan Menteri baru mengenai pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi

yaitu Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 20 Tahun 2016.

Taat Aturan

Dalam rangka meningkatkan ketaatan terhadap peraturan Sekretariat Kementerian

telah melakukan:

1) Meningkatkan pengelolaan PNBP

Berdasarkan amanat dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 1997 Tentang

Penerimaan Negara Bukan Pajak,

mempunyai peranan dan kedudukan

yang sangat penting dan strategis dalam

rangka meningkatkan pelaksanaan

pembangunan nasional serta untuk

memberikan landasan hukum yang

kuat, adil, tegas dan jelas dalam pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

sebagai salah satu sumber penerimaan Negara.

Mengingat pentingnya peran PNBP perlu Kementerian Pariwisata perlu

meningkatkan pengelolaan PNBP melalui Pemantauan laporan realisasi anggaran

pendapatan secara intensif, Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun

2015 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP dan menetapkan target Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2016.

2) Kegiatan Penyelesaian Masalah Perbendaharaan

Dilaksanakan dengan mengadakan pemantauan tindak lanjut penyelesaian tuntutan

ganti rugi di UPT/SKPD dan Sosialisasi Pedoman Penyelesaian Kerugian Negara

kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), auditor, bendahara sebagai dasar untuk

menyelesaikan masalah temuan, piutang dan langkah-langkah untuk meningkatkan

opini laporan keuangan.

40

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 40

Kerugian negara yang dilakukan oleh Bendahara dilakukan proses/upaya

pengembalian melalui Tuntutan Perbendaharaan, sedangkan kerugian negara yang

dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil Non Bendahara dan Pejabat Lain serta pihak

ketiga dilakukan proses/upaya Tuntutan Ganti Rugi (TGR).

Tuntutan Perbendaharaan (TP) pada hakikatnya adalah kegiatan untuk

mengembalikan kekurangan perbendaharaan sebagai akibat dari kesalahan/

kelalaian/kealpaan seorang bendaharawan. Tuntutan Ganti Rugi (TGR) adalah

kegiatan untuk mengembalikan kerugian negara sebagai akibat langsung atau tidak

langsung dari perbuatan melanggar hukum ataupun melalaikan kewajiban seorang

pegawai negeri sipil (dalam kedudukannya sebagai demikian/alszonadig).

Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi mempunyai arti

yang penting dalam rangka pengamanan keuangan negara, karena di samping

sebagai usaha untuk mendapatkan penggantian atas kerugian negara, kegiatan

tersebut juga bertujuan untuk menegakkan disiplin dan tanggung jawab para

pegawai negeri umumnya dan para pengurus/pengelola keuangan negara pada

khususnya termasuk para Bendaharawan bila dalam jabatannya melakukan

perbuatan melawan hukum atau melalaikan kewajiban dan secara langsung

merugikan negara, diwajibkan mengganti kerugian tersebut.

3) Implementasi Sistem Akuntansi Instansi berbasis Akrual

Penerapan akuntansi berbasis akrual pada Kementerian Pariwisata di tahun 2016

merupakan tahun kedua dalam rangka meningkatkan pengelolaan dan

pertanggungjawaban Keuangan Negara. Dengan penerapan akuntansi berbasis

akrual pemerintah akan mendapatkan beberapa manfaat antara lain meningkatkan

kualitas penyajian laporan keuangan dan pertanggungjawaban Pemerintah dalam

rangka mewujudkan good governance, clean government, meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan Pemerintah pada seluruh tahapan siklus anggaran antara

lain dalam pengelolaan sumber daya ekonomi, pengendalian defisit anggaran dan

penentuan besaran biaya penyelenggaraan pemerintahan dan menjadi salah satu

alat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas

perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi. Monitoring dan evaluasi

implementasi akuntansi berbasis akrual pada Kementerian Pariwisata dilakukan

terhadap seluruh satuan kerja pusat dan daerah secara periodik selama tahun 2016,

41

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 41

meliputi penelaahan dan analisa setiap komponen Laporan Keuangan yaitu Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Reward & Punishment

Dalam rangka menerapkan Reward & Punishment Sekretariat Kementerian telah

melakukan:

1. Disiplin Pegawai

Penundaan kenaikan gaji berkala/kenaikan pangkat bagi pegawai yang tidak

disiplin.

2. Pemberian besaran Uang Persediaan (UP) Kepada unit eselon I berdasarkan hasil

evaluasi tingkat kecepatan pengembalian pertanggungjawaban Tahun sebelumnya.

42

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 42

KENDALA DAN UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

Kendala dan upaya yang telah dilakukan dalam pencapaian target Opini Laporan

Keuangan tahun 2016, sebagai berikut:

a. Dalam rangka menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan BPK, telah dilakukan

upaya sebagai berikut :

1) Membentuk Tim Pengelola Perbaikan Sistem PNBP untuk memperbaiki Sistem

Pengelolaan PNBP;

2) Melakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan serta Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan untuk penetapan saldo aset persediaan hasil likuidasi;

3) Melaksanakan pembenahan menyeluruh atas pengelolaan Aset Tetap;

4) Sudah dibuat laporan tim inventarisasi aset tentang rencana aksi penyelesaian

tindak lanjut temuan BPK yaitu maping database SIMAK, sinkronisasi SIMAK

dan SAI, sinkronisasi LK BMN dengan LK DJKN, pendampingan Inventarisasi

aset rusak berat, hilang, dikuasai pihak lain, pendampingan penyusunan

laporan hasil Inventarisasi aset tetap, usulan penghapusan/hibah aset tetap,

pendampingan tindak lanjut usulan hasil inventarisasi aset dan perbaikan

database SIMAK komprehensif.

5) Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) dan Tim Reinvetarisir

asset

b. Kualitas operator penyusun Laporan Keuangan pada masing-masing satuan kerja

belum optimal, sehingga laporan keuangan belum disajikan dan diungkapkan secara

lengkap (full disclosure). Untuk itu telah dilaksanakan bimbingan teknis Sistem

Akuntansi Instansi (SAI) yang diikuti seluruh satuan kerja pusat dan daerah

(UPT/SKPD) di lingkungan Kementerian Pariwisata.

c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan para Penanggung Jawab kegiatan belum

sepenuhnya taat terhadap peraturan pengelolaan keuangan negara sehingga temuan

berulang pada pengadaan barang/jasa masih terjadi. Untuk itu telah disusun

petunjuk teknis pengelola keuangan dan petunjuk teknis lainnya sebagai acuan

dalam pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA.

d. Masih terdapat beberapa inventarisasi barang milik negara yang belum selesai

antara lain sertifikat tanah di Akpar Medan.

43

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 43

e. Kompetensi SDM Auditor belum memadai, sehingga dibutuhkan percepatan

peningkatan kapasitas auditor di lingkungan Kementerian Pariwisata, agar dapat

menjawab tantangan audit internal yang semakin besar sebagai akibat

meningkatnya anggaran Kementerian Pariwisata di tahun-tahun berikutnya secara

signifikan.

f. Melaksanakan percepatan proses pengadaan barang/jasa dengan melakukan

monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara rutin dan

menginventarisasi permasalahan yang dihadapi.

g. Melakukan In House Training dan pendampingan dengan instansi terkait

(Kementerian Keuangan dan BPKP)

h. Menyusun pedoman/petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan Dana

Alokasi Khusus (DAK) fisik bidang pariwisata.

i. Reward & punishment belum dijadikan sebagai sarana meningkatkan opini laporan

keuangan.

44

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 44

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik

dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang terselenggara secara manual atau

komputerisasi yang dirancang dan ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data,

pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik

secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Penentuan Predikat SAKIP adalah

berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB setiap

tahunnya. Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup reviu dan evaluasi atas aspek

perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek

evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja

lainnya.

Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Target dan Realisasi Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

2 Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (Nilai)

A

(80)

BB

(75,20) 94,00

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian

Pariwisata Tahun 2016 sebesar 94% dengan nilai 75,20 atau predikat BB (Sangat Baik)

atas target nilai 80 dengan predikat A (Memuaskan) yang ditetapkan sebelumnya.

Tidak tercapainya target Predikat A (Memuaskan) dikarenakan belum optimalnya

monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja, belum maksimalnya pengukuran kinerja

melalui pemanfaatan sistem informasi e-performance, reviu Indikator kinerja secara

berjenjang belum dilakukan secara menyeluruh, hasil monitoring dan evaluasi rencana

aksi belum ditindaklanjuti untuk perbaikan.

45

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 45

Berikut capaian hasil penilaian Tim Evaluasi Kementerian PAN-RB atas Akuntabilitas

Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2016.

Untuk melihat perkembangan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian

Pariwisata, bila dibandingkan Realisasi dengan Target pada Perjanjian Kinerja (PK)

setiap tahunnya sejak Tahun 2014-2016, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.5 Perbandingan Capaian tahun 2014 s.d. tahun 2016 Predikat SAKIP

Kementerian Pariwisata

INDIKATOR KINERJA UTAMA

2016 2015 2014

REALISASI % REALISASI % REALISASI %

Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

BB

(75,20)

- BB

(72,08)

- B

(73,97)

-

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian pada tahun 2016 dengan nilai sebesar 75,20%

naik sebesar 3,12% dari nilai 72,08% pada tahun 2015. Sedangkan capaian tahun 2015

dengan nilai sebesar 72,08% turun sebesar 1,89% dari nilai 73,97% pada tahun 2014,

namun untuk predikat Kementerian Pariwisata mengalami peningkatan dari predikat B

menjadi predikat BB.

Hasil evaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Kementerian Pariwisata meliputi 5 (lima)

komponen besar manajemen kinerja yaitu: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja,

Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja.

Berdasarkan PermenPAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terjadi perubahan

terhadap sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil evaluasi kinerja, perubahan

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

46

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 46

Tabel 3.6 Perubahan Pembobotan tahun 2015/2016 terhadap Tahun 2014

NO KOMPONEN SAKIP

2016 2015 2014

BOBOT NILAI BOBOT NILAI BOBOT NILAI

1. Perencanaan Kinerja

30 23,23 30 21,57 35 26,13

2. Pengukuran Kinerja

25 18,11 25 17,6 20 14,08

3. Pelaporan Kinerja

15 12,46 15 12,42 15 12,04

4. Evaluasi Kinerja 10 6,69 10 6,28 10 7,05 5. Capaian Kinerja 20 14,71 20 14,21 20 14,67

Nilai Hasil Evaluasi

100 75,20 100 72,08 100 73,97

Tingkat Akuntabilitas Kinerja

BB BB B

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perubahan pada komponen perencanaan kinerja

pada tahun 2014 dengan bobot 35 % sedangkan pada tahun 2015/2016 menjadi 30%

dan untuk komponen pengukuran kinerja pada tahun 2014 dengan bobot 20% menjadi

25% pada tahun 2015/2016.

Disamping perubahan sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil evaluasi

kinerja, perubahan juga dilakukan terhadap penyebutan pada predikat dan kategori,

perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.7 Perubahan Penyebutan Predikat dan Kategori

2015/2016 2014

BOBOT RANGE NILAI

INTERPRETASI BOBOT RANGE NILAI

INTERPRETASI

AA >90 -100 Sangat Memuaskan

AA >85-100 Memuaskan

A >80 – 90 Memuaskan A >75-85 Sangat baik BB >70 – 80 Sangat Baik B >65-75 Baik B >60 – 70 Baik CC >50-65 Cukup Baik

CC >50 – 60 Cukup (Memadai)

C >30-50 Agak Kurang

C >30 - 50 Kurang D 0-30 Kurang D 0 - 30 Sangat Kurang - - -

Berdasarkan hasil evaluasi diatas, untuk meningkatkan nilai dan predikat SAKIP

Kementerian Pariwisata, Kementerian PAN & RB memberikan rekomendasi sebagai

berikut:

47

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 47

a) Memanfaatkan dokumen rencana aksi sebagai alternatif perbaikan dalam

mengarahkan dan mengorganisasikan kegiatan organisasi dan memantau

pencapaian rencana aksi tersebut;

b) Memanfaatkan pengukuran capaian kinerja mulai dari pejabat Eselon IV ke atas

sebagai dasar pemberian reward and punishment, dan menyusun kinerja individu

sesuai tugas, fungsi dan perannya berdasarkan sasaran kinerja atasannya

berdasarkan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan dengan melibatkan unit yang

menangani kepegawaian dan perencanaan kinerja

c) Menyempurnakan aplikasi agar dapat mengintergrasikan informasi kinerja dan

keuangan, sehingga dapat memberikan informasi, khususnya tentang capaian

kinerja secara berkala dan menuangkannya dalam rencana aksi yang membantu

memudahkan pimpinan dalam penentuan strategi serta pengambilan keputusan;

d) Meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja internal untuk mempercepat

pelaksanaan manajemen kinerja serta mendorong tumbuhnya budaya kinerja di

lingkungan Kementerian Pariwisata melalui pemanfaatan berbagai dokumen yang

disusun, seperti penilaian kinerja secara periodik, mekanisme reward and

punishment kinerja dan sebagainya.

Dalam upaya meningkatkan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata,

telah dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan Renja K/L

Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, penyusunan RAPBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKP merupakan

dokumen perencanaan tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan

RAPBN dan dasar pelaksanaan kegaitan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga. RKP merupakan penjabaran dari RPJM

Nasional yang memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro

yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan

fiskal, serta program kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga, kewilayahan

dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP

48

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 48

kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga

(Renja K/L).

Renja K/L merupakan dokumen perencanaan yang berisi program dan kegiatan suatu

Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari Rencana Strategis K/L (Renstra K/L)

yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran. Penyusunan Renja K/L oleh

Kementerian/Lembaga dilaksanakan setelah dikeluarkannya surat yang ditandatangani

oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif

Kementerian/Lembaga yang merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan

umum serta Tema dan Prioritas Pembangunan Nasional. Pagu Indikatif tersebut

merupakan batas tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan

kegiatan prioritas yang pendanaannya terdiri atas rupiah murni, PHLN, dan PNBP.

Berkenaan dengan telah diberlakukannya penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja

(PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) secara penuh yang

menggunakan struktur program dan kegiatan hasil restrukturisasi, maka mekanisme

penyusunan Renja K/L menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Dalam upaya

peningkatan kinerja dan pencapaian visi dan misi Kementerian Pariwisata, Sekretariat

Kementerian dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah mengoordinasikan penyusunan

Rencana Kerja Kementerian (Renja K/L) Tahun 2016. Dengan adanya Renja K/L ini,

diharapkan sasaran dari masing-masing program dan kegiatan akan semakin tampak

dan jelas karena masing-masing telah dilengkapi dengan indikator dan rencana tingkat

capaian (target) secara kuantitatif. Untuk menjadi pedoman dalam penyusunan

Rencana Kerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016 yang bersifat indikatif.

49

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 49

2) Perjanjian Kinerja (PK)

Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam

reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen

pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan

kinerja berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self

assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Ini berarti instansi pemerintah

tersebut merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya secara

mandiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. Dalam sistem yang

mekanisme pelaksanaan demikian perlu adanya evaluasi dari pihak yang lebih

independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk perbaikan akuntabilitas

dan kinerja instansi pemerintah.

Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melihat sampai sejauh mana suatu instansi

pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, serta sekaligus

untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka perlu

dilakukan pengukuran kinerja. Salah satu dokumen untuk mengukur kinerja perlu

dilakukan perjanjian kinerja, dokumen tersebut merupakan salah satu subkomponen

dari komponen Perencanaan Kinerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang

berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi

50

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 50

yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan

indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan

antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas,

fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak

dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi

termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun

sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup

outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud

kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

3) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Kementerian memiliki dua fungsi

utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi

Kementerian Pariwisata untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada

seluruh para stakeholders (Presiden, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah,

Pelaku/industri pariwisata). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sumber

informasi bagi internal Kementerian Pariwisata untuk perbaikan dan peningkatan

kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama ini memperjelas bahwa

informasi yang tertuang dalam laporan akuntabilitas kinerja Kementerian tahun 2015

harus dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna baik eksternal dan internal.

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

51

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 51

Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, Kementerian Pariwisata pada Tahun Anggaran 2016 telah menyusun

Laporan Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang mulai dari penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja tingkat eselon II, eselon I, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Pariwisata Tahun 2015.

4) Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU)

Kinerja dari suatu organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran

ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan

tingkat keberhasilaan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan

kebijakan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kemajuan kinerja organisasi

diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.

Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan tingkat pencapaian

suatu tujuan, sasaran, atau kegiatan yang mencerminkan tugas pokok dan fungsi

organisasi. Diantara konsep indikator kinerja adalah konsep Indikator Kinerja Utama

(IKU) atau yang dikenal dengan Key Performance Indicators (KPI). Setiap organisasi atau

K/L memiliki IKU yang berbeda-beda, tergantung pada tujuan, fungsi dan strategi

masing-masing organisasi.

Kebijakan penyusunan IKU di lingkungan Kementerian Pariwisata telah dilakukan di

tahun 2016 sesuai Keputusan Menteri Pariwisata Nomor

KM.109/UM.001/MP/2016 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan

Kementerian Pariwisata, pada dasarnya terintegrasi dengan berbagai dokumen dalam

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang meliputi dokumen

52

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 52

Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L),

Perjanjian Kinerja (PK), Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIP),

sedangkan IKU itu sendiri merupakan subkomponen dari komponen Pengukuran

Kinerja yang tidak terpisah dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja.

Setiap Instansi pemerintah menurut Peraturan Kemen PAN dan RB Nomor.

PER/09.M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007, wajib menetapkan Indikator Kinerja

Utama (IKU) secara formal untuk tujuan dan sasaran strategis untuk masing-masing

tingkatan (level) secara berjenjang. Indikator Kinerja Utama (IKU) instansi pemerintah

harus selaras antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran

(output) dan hasil (outcome).

5) E-Performance

Dalam rangka meningkatkan kualitas

akuntabilitas kinerja dan

menindaklanjuti amanah dalam Road

Map Reformasi Birokrasi, perlu adanya

sistem yang mampu mendorong

tercapainya kinerja organisasi dengan

tujuan untuk memudahkan proses

pemantauan dan pengendalian kinerja,

yang salah satunya melalui

pemanfaatan aplikasi berbasis web yaitu aplikasi sistem akuntabilitas kinerja instansi

Pemerintah e-Performance (E-SAKIP). Aplikasi ini telah disempurnakan dan mulai

triwulan II telah dapat dioperasikan dengan melakukan input data oleh petugas yang

ditunjuk sebagai operator, dari seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian

Pariwisata.

Server khusus untuk aplikasi e-Performance ditempatkan pada ruangan Billing Cabinet

Server di lantai 21 Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan.

Untuk mengakses dapat dilakukan melalui Web www.eperformance.kemenpar.go.id.

Masuk ke web ini, langsung dapat melihat capaian kinerja kementerian sampai dengan

capaian eselon II per triwulan, tanpa login melalui user name atau password. Aplikasi

ini menampilkan proses perencanaan kinerja, penganggaran kinerja, keterkaitan

53

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 53

kegiatan/sub kegiatan dalam pencapaian target kinerja dan monitoring serta evaluasi

pencapaian kinerja dan keuangan. Dokumen yang digunakan untuk menginput data:

dokumen Renstra, IKU, Perjanjian Kinerja, DIPA/POK dan realisasi anggaran serta

realisasi kinerja, dengan aplikasi ini publik dapat melihat capaian kinerja kementerian

sampai dengan eselon II per triwulan.

Dengan adanya aplikasi e-Performance diharapkan pengukuran kinerja dapat dilakukan

setiap triwulan, sebagaimana diharapkan baik oleh Kementerian Pariwisata maupun

oleh Kementeria PAN & RB agar dapat meningkatkan kinerja dan mendorong

percepatan tercapainya target kinerja per triwulan. Diharapkan aplikasi e-Performance

dapat dimanfaatkan secara maksimal, karena merupakan salah satu rencana aksi bidang

Penguatan Akuntabilitas yang harus dipenuhi untuk meningkatkan Nilai Reformasi

Birokrasi Kementerian Pariwisata dan selanjutnya berdampak pula pada penilaian yang

menjadi syarat peningkatan besaran tunjangan kinerja aparatur negara di lingkungan

Kementerian Pariwisata.

54

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 54

55

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 55

56

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 56

Tabel 3.8 Nilai Hasil Pengukuran Kinerja melalui aplikasi e-Performance

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 57

KENDALA DAN UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

Kendala dan upaya yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja

Sekretariat Kementerian tahun 2016, sebagai berikut:

1) Praktek pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati Perjanjian atau

Kesepakatan Kinerja, belum sepenuhnya dikaitkan dengan sistem reward and

punishment. untuk itu telah dilakukan pengukuran melalui sistem informasi

e-performance, yang hasilnya telah disampaikan kepada seluruh satker di

lingkungan Kementerian Pariwisata berupa laporan capaian kinerja yang

dilengkapi dengan nilai tingkat kepatuhan dalam melakukan input data.

2) Evaluasi kinerja internal yang sebelumnya dilakukan secara manual saat ini telah di

implementasikan dengan memanfaatkan sistem informasi e-performance sesuai

anjuran Tim Evaluasi dari Kementerian PAN & RB.

3) Masih lemahnya kapasitas auditor baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga

perlu ditingkatkan melalui pendidikan sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA)

4) Belum seluruhnya komponen SPIP (pemantauan dan evaluasi, informasi dan

komunikasi, kegiatan pengendalian, penilaian risiko, lingkungan pengendalian)

diimplementasikan secara optimal antara lain tidak adanya mekanisme standar

untuk koordinasi pengendalian perencanaan dan program lintas deputi. Untuk itu

perlu mengimplementasikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) secara menyeluruh agar dalam penyelenggaraan kegiatan di lingkungan

Kementerian Pariwisata dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif.

5) Kurangnya efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan program dan kegiatan, salah

satu upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi yang dilakukan Kementerian

Pariwisata adalah mengimplementasikan sistem informasi e-government untuk

mempercepat komunikasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 58

Disamping capaian kinerja yang telah diperjanjikan dalam dokumen PK diatas

Sekretariat Kementerian Pariwisata juga melakukan terobosan dan upaya-upaya yang

berkaitan dengan capaian kinerja pada level Kementerian Pariwisata, antara lain

sebagai berikut:

6)

Dalam rangka pengembangan sistem informasi yang lebih spesifik terkait kebijakan

penanganan/pengelolaan krisis baik tahap preventif, emergency maupun contigency

sesuai kebutuhan, maka Sekretariat Kementerian Pariwisata mengembangkan sistem

informasi crisis center pariwisata tahun 2016. Sistem informasi ini digunakan sebagai

dasar/landasan bagi Kementerian Pariwisata atau pihak lain dalam pengambilan

kebijakan yang terkait dengan penanganan/ pengelolaan krisis.

Selain mengembangkan sistem informasi crisis center 2016, Kemenpar juga

mengembangkan penjaringan opini pubik dilakukan melalui social media. Tujuannya

adalah untuk mendapatkan masukan

terkait dengan keberadaan crisis center

dan informasi-informasi yang dibutuhkan

oleh wisatawan ketika terjadi

bencana/krisis. Masukan-masukan yang

diterima kemudian dijadikan bahan

pengembangan sistem informasi crisis

center maupun material diseminasi

informasi lainnya.

Gambar 3.1 Dashboard Crisis Center Kemenpar

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 59

Hasil klasifikasi opini yang sudah

dihimpun terhadap crisis center

Kemenpar adalah mayoritas yakni

92,84% menyatakan positif

terhadap keberadaan Crisis Center.

Terdapat beberapa alasan atas

persepsi positif ini antara lain; agar

wisatawan nyaman, tidak limbung,

ada kepastian, tidak takut,, adanya keterbukaan informasi, dapat mengurangi

kebingungan, untuk mentansipiasi dampak negative, memberikan rasa aman, ada solusi

dari setiap kondisi krisis bagi wisatawan, agar angka kunjungan wisata tidak turun

meskipun dihadapkan pada bencana.

Selain itu dilakukan kegiatan Monitoring isu dan peristiwa Crisis Center yang bertujuan

untuk melakukan pemantauan isu dan peristiwa yang berdampak pada sektor

kepariwisataan, melakukan analisa isu dan peristiwa beserta dampaknya bagi

kunjungan wisatawan dan pelayanan secara keseluruhan, menyediakan dasar-dasar

data dan informasi yang diperlukan dalam mengembangkan kebijakan dan program

untuk meminimalkan resiko dan dampak krisis terhadap kepariwisataan.

Kegiatan monitoring ini menghasilkan Hasil pemantauan isu dan peristiwa terkait crisis

center pariwisata, Analisa situasi terkait isu dan peristiwa dan kebutuhan kebijakan-

program yang perlu dilakukan.

Tabel 3.9 Data informasi Crisis Center

No Kategori isu&

Sumber Data Utama

Bentuk / Jenis data-Informasi

Peristiwa

1 Terorisme Aparat keamanan (kepolisian, TNI, BNPT)

Kronologi kejadian, jumlah korban, Tindakan aparat keamanan, dampak langsung dan tidak langsung terhadap kepariwisataan dan citra

2 Cuaca ekstrim, banjir& longsor

BMKG, BNPB/BPBD, Basarnas

Peringatan dini, kronologi bencana, jumlah korban dan dampak, upaya emergency dan rehabilitasi/ normalisasi, dampak terhadap akses transportasi- akomodasi-destinasi wisata, dll

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 60

No Kategori isu&

Sumber Data Utama

Bentuk / Jenis data-Informasi

Peristiwa

3 Gempa dan Erupsi Gunung

BMKG, BNPB/BPBD, Basarnas, Badan Geologi, PVMBG, Pos Pemantau Gunung Api (PGA), K-L sesuai dampak yang ditimbulkan

Peringatan dini, kronologi bencana, jumlah korban dan dampak, upaya emergency dan rehabilitasi/ normalisasi, dampak terhadap akses transportasi- akomodasi-destinasi wisata, dll

4 Penyakit& teknologi

Kemenkes, K-L yang relevan

Peringatan dini, kejadian eksisting, tingkat bahaya, upaya antisipasi yang telah dan akan dilakukan, dll

5 Kecelakaan Kepolisian, KNKT/ Otoritas sesuai jenis kecelakaan, Basarnas

Kronologi kejadian, jumlah korban, Tindakan aparat keamanan, penangan korban, dampak langsung dan tidak langsung terhadap kepariwisataan dan citra

6 Kriminal dan Isu Sosial

Kepolisian, Kepala Daerah, instutusi lain bergantung isu sosial

Kronologi kejadian, jumlah korban, Tindakan aparat keamanan, penangan korban, dampak langsung dan tidak langsung terhadap kepariwisataan dan citra

7 Kabut Asap dan Kebakaran hutan/Lahan

BMKG, BNPB/BPBD, Kemenhut&LH, Kepala Daerah

Peringatan dini, kejadian eksisting, penyebab, dampak, apa yang telah dan akan dilakukan

7)

Reformasi regulasi merupakan program prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah

2017 dan akan dilakukan oleh seluruh Kementerian dan Lembaga secara mandiri.

Presiden Jokowi memprioritaskan program ini karena percepatan pembangunan

selama ini kerap terkendala oleh bermacam regulasi yang tidak efisien dan efektif.

Bahkan banyak regulasi yang sebenarnya tidak diperlukan. Proses reformasi regulasi di

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 61

setiap Kementerian dan Lembaga akan dilakukan dengan pendampingan serta

monitoring dan evaluasi dari Bappenas dan Kantor Staf Presiden (KSP).

Langkah-langkah proses pelaksanaan

reformasi regulasi dilakukan mulai dari

tahap simplifikasi. Urutan prosesnya

dimulai dengan inventarisasi, lalu

identifikasi, analisis dan kemudian

rekomendasi. Dari proses ini akan

terlihat apakah sebuah peraturan bisa

tetap dipertahankan atau diharmonisasi

atau justru harus langsung dicabut. Rekomendasi juga bisa mencakup usulan untuk

pembuatan regulasi baru jika dibutuhkan. Kementerian Pariwisata telah melakukan

simplifikasi regulasi terhadap Peraturan Perundang-undangan bidang Pariwisata

sebanyak 5 naskah peraturan di tahun 2016, sebagai berikut:

1. Mencabut Kepmen Budpar No. KEP-10/MNKP/2000 tentang Usaha Jasa Manajemen

Hotel Jaringan Internasional

2. Menggabungkan 13 (tigabelas) Permen Budpar tentang Tata Cara Pendaftaran

Usaha Pariwiata menjadi 1 (satu) Peraturan Menteri Pariwisata No. 18 Tahun 2016

tentang Pendaftaran Usaha Pariwisata

3. Mencabut Permen Parekraf No. 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi

Usaha Pariwisata

4. Mencabut Permen Parekraf No.7 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Permen

Parekraf No. 1 Tahun 2014 Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata

5. Mencabut Permen Parekraf No. 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Usaha Hotel Syariah

Peraturan Perundang-undangan bidang Pariwisata dapat diunduh melalui web site

kemenpar.go.id pada menu JDIH.

8)

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai, Sekretariat Kementerian

Pariwisata melakukan terobosan dan upaya-upaya dengan menjalin kerjasama

dengan berbagai instansi seperti PT TASPEN, Telkom Medika, Bank Tabungan

Negara (BTN) dan lain-lain, model kerjasama ini memungkinkan Sekretariat

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 62

Kementerian meningkatkan kesejahteraan pegawai tanpa mengalokasikan

anggaran lewat dana APBN, adapun upaya yang dilakukan antara lain:

a) Perlindungan Jaminan Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pegawai, maka

Sekretariat KORPRI bekerjasama dengan TelkoMedika-AdMedika, melakukan

"Top-Up" Layanan Kesehatan khususnya dalam hal Rawat Inap di Rumah-rumah

Sakit yang telah bekerjasama dengan TelkoMedika-AdMedika. Manfaat yang

diberikan antara lain adalah menaikan Kelas Kamar (dari Kelas II menjadi Kelas

I, dan dari Kelas I menjadi VIP), disamping itu pegawai Kementerian Pariwisata

mendapatkan pelayanan selayaknya pegawai perusahaan-perusahaan besar.

Seandainya berjalan lancar, maka Kementerian Pariwisata merupakan

kementerian KEDUA yang mengikuti program ini. (Kementerian PERTAMA

adalah Kementerian Keuangan R.I).

b) Perlindungan Hari Tua

PT. TASPEN (PERSERO) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

didirikan tahun 1963 dan ditugaskan oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan

Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS). Saat ini program yang

dijalankan adalah Program Pensiun, Program Tabungan Hari Tua (THT), dan

Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Seluruh

pegawai Kementerian Pariwisata secara otomatis telah mengikuti program ini

sejak yang bersangkutan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sekretariat

KORPRI memfasilitasi pegawai di Kementerian Pariwisata dalam hal pengurusan

Tabungan Hari Tua (THT), dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan

Kematian (JKM).

c) Pengadaan Perumahan

Dalam rangka pengadaan rumah bagi pegawai Kementerian Pariwisata, maka

Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BTN,

BAPPERTARUM PNS, dan sejumlah pengembangan sedang membangun

Perumahan Pegawai Kementerian Pariwisata.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 63

3.3 Capaian Kinerja Penganggaran

Berdasarkan Surat Menkeu Nomor S-522/MK.02/2016 tanggal 23 Juni 2016 perihal

Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L dalam APBN-P TA 2016, Kementerian

Pariwisata mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 4.224.362.267.000,00 (empat triliun

dua ratus dua puluh empat miliar tiga ratus enam puluh dua juta dua ratus enam puluh

tujuh ribu rupiah). Akan tetapi dalam perjalanannya, sesuai Instruksi Presiden Nomor

8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 perihal Langkah-Langkah Penghematan Belanja

Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016, Kementerian Pariwisata diminta untuk

melakukan blokir mandiri (self blocking) anggaran sebesar Rp 800.000.000.000,00

(delapan ratus miliar rupiah), sehingga anggaran setelah self blocking sebesar

Rp 3.424.362.266.000,00 (tiga triliun empat ratus dua puluh empat miliar tiga ratus

enam puluh dua juta dua ratus enam puluh enam ribu rupiah).

Sehingga Pagu Kementerian Pariwisata Tahun 2016 adalah sebagaimana tercantum

pada tabel berikut:

Tabel 3.10 Rekapitulasi APBN Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2016

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 64

Terkait dengan realisasi anggaran 2016, posisi sampai dengan tanggal 12 Januari 2017,

daya serap berdasarkan realisasi pembayaran, adalah sebesar

Rp 3.299.652.832.689,00 (tiga triliun dua ratus sembilan puluh sembilan milyar enam

ratus lima puluh dua juta delapan ratus tiga puluh dua ribu enam ratus delapan puluh

sembilan rupiah), atau sebesar 96,4% terhadap anggaran setelah self blocking,

sebagaimana terinci pada tabel 1, 2 dan 3 :

Realisasi anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2016 dapat dilihat sebagaimana

tabel dibawah ini :

Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Anggaran

Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2016 per unit Eselon I

Tabel 3.12 Rekapitulasi Realisasi Anggaran

Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2016 per Program

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 65

Tabel 3.13 Rekapitulasi Realisasi Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2016 per Jenis Belanja

Tabel 3.14 Rekapitulasi Realisasi Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2016 per Satker Pusat dan Daerah

NO SATKER PAGU REALISASI % SISA ANGGARAN

1 SATKER KANTOR

PUSAT 1.899.341.225.000 1.588.978.235.745 83,66% 310.362.989.255

2 SATKER UPT 224.664.726.000 190.160.318.260 84,64% 34.504.407.740

3

SATKER

DEKONSENTRASI

(DK)

85.714.720.000 72.975.373.778 85,14% 12.739.346.222

TOTAL 2.479.340.591.000 2.102.336.219.932 84,79% 377.004.371.068

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pagu anggaran Kementerian Pariwisata sebesar

Rp.4.224.362.266.000,- sampai dengan akhir Desember 2016 telah terserap sebesar

Rp.3.299.779.282.489,- atau sebesar 78,11%. Terdapat sisa dana sebesar

Rp.1.724.582.983.511,- atau sebesar 21,89%, termasuk pagu self blocking sebesar

Rp.800.000.000.000,- sehingga jika termasuk pagu self blocking sehingga realisasi

menjadi Rp.4.099.799.282.489,- atau 96,4%.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 66

Sehubungan dengan realiasi penyerapan anggaran sebagaimana digambarkan di atas,

beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi, adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Surat Menkeu Nomor S-522/MK.02/2016 tanggal 23 Juni 2016 Pagu

Anggaran Kementerian Pariwisata sebesar Rp 4.224.362.267.000,00 (empat triliun

dua ratus dua puluh empat miliar tiga ratus enam puluh dua juta dua ratus enam

puluh tujuh ribu rupiah), sesuai Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26

Agustus 2016 perihal Langkah-Langkah Penghematan Belanja

Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016, Kementerian Pariwisata diminta

untuk melakukan blokir mandiri (self blocking) anggaran sebesar Rp

800.000.000.000,00 (delapan ratus miliar rupiah), sehingga anggaran setelah self

blocking sebesar Rp 3.424.362.266.000,00 (tiga triliun empat ratus dua puluh

empat miliar tiga ratus enam puluh dua juta dua ratus enam puluh enam ribu

rupiah), mengakibatkan terdapat beberapa kegiatan prioritas tidak dapat

dilaksanakan atau tidak mencapai target. Kementerian Pariwisata berupaya

melakukan terobosan sehingga pelaksanaan kegiatan prioritas tahun 2016 tetap

dapat dilaksanakan.

2. Rencana penyerapan anggaran yang telah disusun mengalami perubahan sehingga

perlu disesuaikan kembali dengan alokasi anggaran yang ada.

3.4 Dukungan Anggaran Sekretariat Kementerian

Berdasarkan Surat Menkeu Nomor S-522/MK.02/2016 tanggal 23 Juni 2016 perihal

Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L dalam APBN-P TA 2016, Sekretariat

Kementerian Pariwisata mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 354.526.068.000,00

(Tiga ratus lima puluh empat miliar lima ratus dua puluh enam juta enam puluh

delapan ribu rupiah). Akan tetapi dalam perjalanannya, sesuai Instruksi Presiden

Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 perihal Langkah-Langkah Penghematan

Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016, Sekretariat Kementerian Pariwisata

diminta untuk melakukan blokir mandiri (self blocking) anggaran sebesar

Rp 16.486.894.000,00 (enam belas miliar empat ratus delapan puluh enam juta

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 67

delapan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah), sehingga anggaran setelah self

blocking sebesar Rp 338.039.174,00 (tiga ratus tiga puluh delapan miliar tiga puluh

sembilan juta seratus tujuh puluh empat ribu rupiah).

Sehingga Pagu Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2016 adalah sebagaimana

tercantum pada tabel berikut:

Tabel 3.14 Pagu dan Realisasi Anggaran Sekretariat Kementerian Pariwisata

Tahun Anggaran 2016

PROGRAM KEGIATAN PAGU REALISASI

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata

5324 Peningkatan Layanan Hukum dan Komunikasi Publik

Rp17.906.609.000 Rp14.094.692.725

5325 Peningkatan Layanan Administrasi Umum, Kepegawaian dan Organisasi

Rp283.843.281.000 Rp261.211.194.796

5326 Pengembangan Perencanaan dan Keuangan

Rp18.491.094.000 Rp16.034.676.382

5327 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

Rp10.668.828.000 Rp7.958.549.735

Total Rp330.909.812.000 Rp299.299.113.638

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata

5328 Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan Sarana dan Prasarana

Rp23.616.256.000 Rp22.721.274.803

Total Rp23.616.256.000 Rp22.721.274.803

Sekretariat Kementerian Rp354.526.068.000 Rp322.020.388.441

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 68

Sesuai dengan Renstra Kementerian Pariwisata 2015-2019, Sekretariat

Kementerian mempunyai tanggung jawab terhadap sasaran meningkatnya kualitas

kinerja organisasi Kementerian Pariwisata, Tahun 2016 Sekretariat Kementerian telah

berupaya melaksanakannya dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja sebagai alat

ukur untuk mencapai sasaran tersebut yaitu Opini Laporan Keuangan Kementerian

Pariwisata dan Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata. Dengan demikian tugas dan

fungsi Sekretariat Kementerian yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Kementerian Pariwisata dapat diwujudkan.

Realisasi dari indikator kinerja Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

pada saat penyusunan Laporan Kinerja ini, masih dalam proses audit BPK. Meskipun

nilai opini belum di rilis oleh BPK, Kementerian Pariwisata optimis dapat

mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan keuangan

Tahun 2016, hal ini terlihat dari strategi dan upaya-upaya yang telah dilakukan

sepanjang tahun 2016.

Capaian atas indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata Tahun

2016, berdasarkan hasil evaluasi SAKIP oleh Kementerian PAN dan RB memperoleh

Penutup BAB 4

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2016 69

nilai akuntabilitas kinerja 75,20 atau dengan predikat BB (Sangat Baik) dari target

predikat A dengan nilai 80 atau capaian sebesar 94%. Meskipun secara target tidak

tercapai 100%, namun terjadi peningkatan nilai predikat SAKIP Kementerian

Pariwisata sebesar 3,12 poin dari 72,08 di tahun 2015 menjadi 75,20 di tahun 2016.

Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran

dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi

dan penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di Kementerian

Pariwisata sudah menunjukkan hasil yang baik.

Dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan, Sekretariat Kementerian

pada tahun 2016 memperoleh anggaran sebesar Rp 354.526.068.000,00 (Tiga ratus

lima puluh empat miliar lima ratus dua puluh enam juta enam puluh delapan ribu

rupiah) termasuk didalamnya anggaran yang diblokir secara mandiri (self blocking)

sebesar Rp 16.486.894.000,00 (enam belas miliar empat ratus delapan puluh enam juta

delapan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah). Sampai dengan akhir tahun, telah

terealisasi sebesar Rp 322.020.388.441,00 (Tiga ratus dua puluh dua miliar dua puluh

juta tiga ratus delapan puluh delapan ribu empat ratus empat puluh satu rupiah) atau

sebesar 90,83%.