LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan...

53
1 LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012 KODE: 26/1801.019/011/A/RODHP/2012

Transcript of LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan...

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

1

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

KODE: 26/1801.019/011/A/RODHP/2012

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

ii

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012

PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI PROVISI BENGKULU

Oleh Wahyu Wibawa

Yahumri Yesmawati

Siti Rosmanah Nurmegawati Taufik Hidayat

Yuli Oktafia Taupik Rahman

Tri Wahyuni Bunaiyah Honorita

Jhon Firison

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul kegiatan : Pendampingan Program SL-PTT di

Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119

4. Penanggung Jawab a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MP

b. Pangkat/Golongan : Penata /IIId c. Jabatan c1. Struktural : - c2. Fungsional : Peneliti Muda 5. Lokasi Kegiatan : 10 Kabupaten/Kota di Provinsi

Bengkulu

6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan) : Rutin

7. Tahun Dimulai : 2010

8. Tahun Ke : 3 (Tiga)

9. Biaya Kegiatan TA 2012 : Rp. 323.500.000- (Tiga Ratus Dua Puluh Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

10. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A. 2012

Mengetahui Kepala Balai,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP. NIP. 19590206 198603 1 002

Bengkulu, Desember 2012 Penanggung Jawab Kegiatan

Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP.196904271998031001

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya,

sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-

PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai salah

satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan selama

satu tahun mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desembertahun

2012.

Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran

untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan

terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi

percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian.

Bengkulu, Desember 2012

Penyusun,

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii

RINGKASAN ....................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan ....................................................................................... 2

1.3 Keluaran ..................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3

III. PROSEDUR PELAKSANAAN .......................................................... 9

3.1 Ruang Lingkup ........................................................................... 9

3.2 Tahapan Pelaksanaan ................................................................ 10

3.2.1 Persiapan ......................................................................... 10

3.2.2 Pelaksanaan Kegiatan ........................................................ 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 15

4.1 Koordinasi Intern dan Antar Institusi ............................................. 15

4.2 Participatory Rural Appraisal (PRA) ............................................... 19

4.3 Display dan Demfarm VUB ........................................................... 25

4.4 Penyampaian Inovasi Pertanian.................................................. 29

V. KESIMPULAN.................................................................................. 33

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 33

5.2 Saran ....................................................................................... 33

VI. KINERJA HASIL ............................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 35

LAMPIRAN ....................................................................................... 36

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4. 1Koordinasi Pendampingan Antar Institusi Tahun 2012 .......................... 16

4. 2Rekapitulasi Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Tahun 2012 ....... 17

4. 3 Rekapitulasi Realisasi Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu

Tahun 2012 ..................................................................................... 18

4. 4 Ringkasan Hasil PRA di Provinsi Bengkulu ........................................... 20

4. 5 Distribusi Lokasi dan Luasan display/demfarm di Provinsi Bengkulu ...... 26

4. 6Penyampain Materi ke Stakeholders Tahun 2012 ................................. 30

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Varietas dan Jumlah Benih yang Diintroduksikan pada Kegiatan Pendampingan SL-PTT Tahun 2012 ..................................................... 37

2. Keragaan Pertumbuhan Tanaman Kegiatan Demfarm dan Display Padi

Tahun 2012 .................................................. ..................................... 38 3. Keragaan Pertumbuhan Tanaman Kegiatan Demfarm Jagung di Kabupaten

Rejang LebongTahun 2012 .................................................................. 39

4. Pelaksanaan Kegiatan Temu Lapang di Kabupaten Bengkulu Tengah ...... 40 5. Pelaksanaan Kegiatan Temu Lapang di Kabupaten Rejang Lebong .......... 40 6. Pelaksanaan Kegiatan Temu Lapang di Kabupaten Lebong ..................... 41 7. Realisasi Penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) di Provinsi

Bengkulu Tahun 2012 ......................................................................... 42

8. Daftar Calon Petani Calon Lokasi Kegiatan SL-PTT Tahun 2012 ............... 45

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Spektrum Diseminasi Multi Channel ...................................................... 5

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

ix

RINGKASAN

Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program strategis Kementerian Pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan pendampingan SL PTT Tahun 2012 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota, dari bulan Januari sampai dengan Desember 2011. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa: 1). Permentan No. 45 Tahun 2011 belum diimplementasikan dan koordinasi antar institusi belum berjalan dengan optimal 2). Komponen teknologi SL-PTT yang diterapkan oleh petani padi masih relatif rendah (25,92%) 3). Pelatihan di tingkat provinsi dan kabupaten bersifat on call bases, sedangkan penyampaian materi informasi inovasi teknologi disampaikan dalam bentuk media tercetak maupun media elektronik 4). Demfarm padi dilaksanakan di 6 Kabupaten dan display dilakukan di 8 Kabupaten, dengan produktivitas rata-rata 7 ton/ha dan demfarm jagung di 2 Kabupaten dalam kondisi masih dipertanaman. Untuk perbaikan dalam pendampingan disarankan: 1). Perlu dilakukan rapat koordinasi antar institusi di tingkat provinsi dan kabupaten agar permentan No. 45 Tahun 2011 dapat diimplementasikan dengan optimal.2). Perlu strategi untuk mengatasi faktor penghambat adopsi komponen teknologi SL-PTT (Kurangnya pemahaman petani terhadap komponen SL-PTT; Kurang ketersediaan benih unggul bersertifikat di kios pertanian; Petani belum menyisihkan sebagian keuntungan usaha taninya untuk diinvestasikan pada pertanaman berikutnya; Ketersediaan pupuk yang tidak tepat waktu, jumlah dan jenisnya; Kurang tersedianya alat bantu kerja (caplak roda, gasrok dll)).

Kata Kunci: Pendampingan, padi, jagung, VUB

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah utama perberasan nasional adalah memulihkan pertumbuhan

dan stabilitas produksi padi, sehingga terjadi percepatan produksi (Simatupang,

2001). Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan,

khususnya padi sawah, semakin kompleks. Hal ini merupakan akibat dari

berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor

pertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi

pangan.Konversi lahan produktif tidak dapat dihindarkan dan bahkan secara

nasional diperkirakan lajunya mencapai 100.000 ha/tahun.

Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh

kebutuhan pangan.Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor

tanaman pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan

pangan.Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto

(PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan

Abdulrahman, 2008).

Berdasarkan agroekosistem dan kesesuaian lahannya, tanaman padi

mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di Provinsi

Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 ha dengan

produktivitas yang masih rendah (4,06 t/ha). Peluang untuk meningkatkan

produksi padi di Provinsi Bengkulu masih terbuka melalui intensifikasi dan

efisiensi penggunaan lahan.Intensifikasi dilakukan dengan penerapan

Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) padi sawah, sedangkan

efisiensi penggunaan lahan dilaksanakan melalui peningkatan indeks pertanaman

(IP).

SL-PTT adalah program strategis Deptan untuk mencapai swasembada

beras lestari dan bahkan menjadi ekportir beras pada tahun 2020.Teknologi yang

disusun dengan PTT bersifat spesifik lokasi dan mempertimbangkan keragaman

sumberdaya, iklim, jenis tanah, sosial-ekonomi-budaya masyarakat, serta

menjaga kelestarian lingkungan(Sembiring dan Abdulrahman, 2008).

Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan

program SL-PTT. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

2

dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi

pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.

Tingkat adopsi teknologi budidaya padi di Provinsi Bengkulu relatif masih

rendah yang diindikasikan oleh tingginya senjang hasil antara hasil pengkajian

dengan hasil riel di tingkat petani. Tingkat pemahaman petani dan penyuluh

dalam pelaksanaan SL PTT masih rendah dan perlu ditingkatkan.

1.2 Tujuan

Tujuan pendampingan SL PTT pada tahun 2012 adalah:

1. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan kegiatan SL-PTT di

Provinsi Bengkulu.

2. Mengidentifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya

pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi

3. Mempercepat proses adopsi komponen teknologi SL PTT padi dan jagung di

Provinsi Bengkulu.

4. Menyebarluaskan bahan informasi teknologi bagi petugas pertanian.

5.Mendapatkan umpan balik efektivitas pendampingan dari stakeholders.

1.3 Keluaran yang Diharapkan

Keluaran pada tahun 2012:

1. Alternatif pola koordinasi dalam pelaksanaankegiatan SL-PTT di Provinsi

Bengkulu.

2. Rekomendasi upaya peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu

3. Metode efektif untuk mempercepat proses adopsi dari komponen

teknologi SL-PTT.

4. Penyebarluasan bahan informasi teknologi SL-PTT bagi petugas.

5. Umpan bailk efektivitas pendampingan dari stakeholders.

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

3

II. TINJAUAN PUSAKA

Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman

pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi

juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB)

nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan

Abdulrahman, 2008).

Senjang hasil (yield gap) antara hasil penelitian dengan hasil riel di

tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari 40%. Hasil pengkajian menunjukkan

bahwa produktivitas padi sawah di Bengkulu dapat mencapai 6,5 -7,5 t/ha,

sedangkan produktivitas yang dicapai petani baru berkisar antara 4 – 5,5 t/ha.

Rata-rata produktivitas padi di Provinsi Bengkulu baru mencapai 4,06 t/ha,

sedangkan secara nasional sudah mencapai 5,05 t/ha (BPS Provinsi Bengkulu,

2009; Dirjen Tanaman Pangan, 2010a).

Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan

menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan

tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). PTT adalah suatu pendekatan inovatif

dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui

perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009). Dengan pendekatan ini

diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya berdaya

saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi

yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi

teknologi tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian

(Kartono, 2009).

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

4

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor

sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh

petani diantaranya adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta

keuntungan yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang

minimal.

3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi.

5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami

proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest),

evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983).

Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan

diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku

menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh

kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan

Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan

berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.

Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum

diseminasi beserta beragam channelyang dapat digunakan dalam proses

distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

5

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).

Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011)

PTT dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) prinsip utama, yaitu:

(1) Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi

setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di laboratorium

lapangan.

(2) Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial

budaya, dan ekonomi petani setempat.

(3) Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara

terpadu

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

6

(4) Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan

keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung.

(5) Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan

kemajuan Iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat.

SL-PTT adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar – mengajarnya di

lakukan di lapangan dan di tempat-tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar,

tidak terikat ruang kelas. Sekolah lapang (SL) menjadi tempat pendidikan nonformal

bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan utamanya dalam

mengenali potensi, penyusunan rencana usahatani, mengatasi permasalahan. Melalui

SL petani diharapkan mampu mengambil keputusan untuk menerapkan teknologi yang

sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan

lingkungan. Dengan demikian usahataninya lebih efisien, produktivitas tinggi dan

berkelanjutan. Pendekatan SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan

keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan

pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai percontohan

bagi kawasan lainnya.

SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi teknologi

spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL-PTT

diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai

pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan

produktivitas, produksi dan pendapatan usahataninya.

Dalam pelaksanaan SL-PTT terdapat dua komponen teknologi, yaitu komponen

dasar dan komponen ilihan. Komponen teknologi dasar yaitu teknologi yang sangat

dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Komponen teknologi ini

terdiri dari atas:

(1) Varietas unggul baru, inbrida atau hibrida

(2) Benih bermutu dan berlabel

(3) Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau

dalam bentuk kompos.

(4) Pengaturan populasi tanaman secara optimum

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

7

(5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah

(6) Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan

PHT (Pengendalian Hama Terpadu)

Komponen teknologi pilihanyaitu teknologi yang disesuaikan dengan kondisi,

kemauan dan kemampuan petani setempat. Teknologi ini terdiri atas:

(1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam

(2) Penggunaan bibit muda (< 21 hari)

(3) Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun

(4) Pengairan secara efektif dan efisien

(5) Penyiangan dengan landak atau gasrok

(6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.

Falsafah SL-PTT menunjukkan bahwa agar teknologi yang diintroduksikan

dapat diterima, diadopsi dan didifusikan secara luas, maka peran dari seluruh panca

indra haruslah dioptimalkan. Falsafah dari SL PTT adalah sebagai berikut:

Mendengar, Saya Lupa

Melihat, Saya Ingat

Melakukan, Saya Faham

Menemukan Sendiri, Saya Kuasai

Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah

dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan

mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif

merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar

ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan,

mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi,

dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Di sini nampak adanya bentuk

pemberdayaan petani. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif

yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh.

Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat

teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis

dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat

setempat. Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis,

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

8

lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari

panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran

yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih

ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian

(menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang

spesifik lokasi. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat

berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh.

Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan

kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk

meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. Salah satu cara untuk

meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani adalah melalui pertemuan

kelompok. Pertemuan kelompok dilaksanakan oleh pelaksana SL-PTT dan tempat

pertemuan juga berada di lokasi SL-PTT. Peserta pertemuan adalah petani peserta

dipandu oleh pemandu lapangan. Pertemuan – pertemuan dalam SL-PTT diharapkan 8

kali pertemuan, oleh karena itu perlu dijawalkan secara periodik dengan kesepakatan

petani peserta sehingga tidak mengganggu waktu petani (Dirjen Tanaman Pangan,

2010).

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

9

III. PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1 Ruang Lingkup

Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2012 dilaksanakan di 10

Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong,

Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur.

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2012.

Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan

Tim SL-PTT dan Tim Teknis SL-PTT serta penunjukan LO BPTP Bengkulu; 2)

Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; PRA; nara sumber

maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang; penyediaan

dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display dan

Demfarm; pelaksanaan display dan Demfarm VUB); 3) Pelaporan (bulanan, semester

dan akhir kegiatan).

Kegiatanpendampingan oleh BPTP Bengkulu akan diprioritaskan pada

penyampaian materi, khususnya kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan

stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan

kerja antara Tim Pengendali, Tim Pembina dan Tim Pelaksana dalam Permentan No.

45 Tahun 2011 (Kementerian Pertanian, 2011).

Pendampingan SL-PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam 3 cara yaitu

pendampingan secara teori, praktek lapangan dan perpaduan antara teori dan praktek.

Pendampingan secara teori adalah pendampingan yang dilakukan kepada kelompok

sasaran dengan menggunakan berbagai metode yaitu pertemuan (presentasi dan

diskusi) melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, temu usaha dan pembagian bahan

informasi teknologi. Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan

melibatkan berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang.

Display dan demfarm VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan

secara praktek lapangan. Adapun yang dimaksud perpaduan antara teori dan praktek

adalah kegiatan praktek dan teori dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada

kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif singkat. Pelatihan Pemandu

Lapang (PL) 2 dan 3 serta Temu lapang merupakan contoh kegiatan pendampingan

yang memadukan cara teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas

SDM.

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

10

3.2 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1 Persiapan

Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci

dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan

dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak

kegiatan diseminasi.

Penentuan jumlah dan lokasi display/demfarm pendampingan SL-PTT Padi dan

jagung.

Lokasi pendampingan dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota di Provinsi

Bengkuluyaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong,

Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur.

Display dan demfarm akan dilakukan pada komoditas padi dan jagung. Setelah lokasi

pendampingan ditentukan, maka LO mencari informasi ke Tim Teknis SL-PTT

Kabupaten untuk mengetahui jadwal pelaksanaan pelatihan Pemandu lapangan (PL II

dan PL ), jadwal tanam, dan jadwal pertemuan kelompok tani.

Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota.

LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Tugas dan

tanggung jawab LO cukup banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan

dinamika kerja yang baik dan dituntut untuk mampu berkoordinasi, bernegosiasi, dan

berargumentasi serta menguasai teknologi budidaya padi dan jagung baik secara

teoritis maupun praktis. BPTP Bengkulu menugaskan peneliti/penyuluh sebagai tenaga

penghubung di tiap Kabupaten atau Kota di seluruh Propinsi Bengkulu. LO ini

diharapkan juga masuk dalam masuk dalam tim teknis SL-PTT Kabupaten. Hal ini

dimaksudkan agar ada koordinasi yang terpadu antara BPTP dan Kabupaten, sehingga

segala sesuatu yangberhubungan dengan pelaksanaan SL-PTT dapat dinformasikan

dengan cepat. Tugas LO diantaranya adalah :

Membuat demfarm PTT dengan luasan 3-5 hektar diluar SL-PTT pada kabupaten

tertentu (dipilih). Demfarm berisikan (a) keragaan 3 varietas unggul baru (VUB)

dan (b) Komponenteknologi PTT secara lengkap. Sebagai narasumber untuk

teknologi PTT ( padi dan jagung )

Mengumpulkan data.

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

11

Membantu kelancaran distribusi benih dari BB Padi ke lokasi-lokasi

yangberdekatan/berdampingan dengan lokasi SL-PTT dan Demplot.

Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, contact person dari penyuluh

pendamping kegiatan SL-PTT).

Data base perlu dipersiapkan sejak awal kegiatan untuk memperlancar

pelaksanaan pendampingan. Data base yang diperlukan diantaranya adalah data CPCL

pelaksana, jadwal tanam, jadwal pelatihan/apresiasi, teknologi eksisting (varietas,

pemupukan organik/anorganik, sistem tanam, penggunaan benih bermutu, pengairan

yang efisien), produktivitas, kondisi agroekosistem, dan contact person dari penyuluh

pendamping kegiatan SL PTT.

Penyusunan data base sangat bergantung dari kelengkapan sumber data dari

Dinas Pertanian, BP4K, Bakorluh, maupun BMKG. Secara umum data dapat

dikumpulkan tetapi agak lambat. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan data, khususnya

CPCL SL PTT dari Dinas Pertanian yang agak lambat dan dinamis

3.2.2 Pelaksanaan kegiatan

1. Koordinasi intern dan antar institusi.

Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP

Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan1- 2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini

membahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing kabupaten. LO

memberikan laporan perkembangan pelaksanaan SL-PTT per 2 minggu.

Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan

Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat

kabupaten direncanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan

kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana

Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit lingkup

Badan Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi, Balitser, dan

Puslitbangtan).

2. Pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal)

Identifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya

pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu

dilakukan dengan pendekatan PRA. Pelaksanaan PRA dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut :

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

12

a. Persiapan Tim dan bahan-bahan yang dibutuhkan

- Disusun Tim yang beranggotakan multi disiplin dengan syarat memiliki bidang

ilmu yang terkait dengan aspek sosial, ekonomi, agronomi dan pasca panen.

- Tim PRA untuk setiap lokasi minimal terdiri dari 3 orang. Satu orang berperan

sebagai pengatur jalannya diskusi, satu orang pencatat/notulensi hasil diskusi

dan satu orang lagi mengamati dominasi anggota dalam diskusi.

- Jumlah tim memadai dengan jumlah grup diskusi, jumlah peserta tidak lebih

dari 30 orang.

- Bahan-bahan yang diperlukan disiapkan dibawa dari kantor, untuk menghindari

kemungkinan tidak tersedia di lokasi dea tempat PRA. Bahan utama yang harus

disediakan adalah kertas karton, spidol, selotip kertas dan gunting atau curter

(pemotong) dengan jumlah disesuaikan dengan jumlah grup diskusi.

b. Persiapan Lokasi

- PRA dilaksanakan di 9 Kabupaten dan 1 Kota wilayah sentral tanaman padi, tiap

Kabupaten dilakukan PRA di dua lokasi.

- PRA pada Kabupaten yang mendapat kegiatan demfarm dilakukan pada

kelompok pelaksana demfarm.

- Pada Kabupaten yang tidak ada demfarm, PRA dilakukan pada lokasi SL-PTT

Model yang telah ditentukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten.

c. Melakukan Tinjauan Lapang (Observasi)

d. Melakukan Diskusi Kelompok Terfokus

- Sebelum diskusi kelompok dilakukan pengisian kuesioner mengenai identitas

anggota kelompok dan usataninya, sebagai kelengkapan data.

-Diskusi kelompok terfokus dilakukan melalui Focus Groups Discussion (FGD).

3. Pelaksanaan display dan Demfarm VUB

Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi

Bengkulu dilakukan melalui display/demfarm VUB padi dan jagung yang

dimaksudkan untuk mendukung kegiatan UPBS BPTP. Pelaksanaan display varietas

dilakukan dengan tahapan :

- Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten

- Penjajakan lokasi display atau demfarm

- Penentuan lokasi; lokasi display diusahakan dilaksanakan pada lahan irigasi dan

sudah melakukan pemupukan.

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

13

- Demfarm dilaksanakan pada lahan sawah irigasi, letak lokasi strategis (mudah

dilihat, mudah dikunjungi dan ada jalan yang bisa dilewati mobil), lahan

menghampar seluas 3-5 ha).

- VUB Padi yang akan didisplay/demfarmkan adalah varietas Inpari 14, 15, dan

20; Limboto dan Towuti, Inpara 1,2,3,4 dan 5.

- Demfarm padi pada luasan 25 ha, sedangkan display padi pada luasan 54,5 ha.

- Display VUB padidilaksanakan di 8 Kabupaten yang meliputi Kabupaten Lebong,

Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kota

Bengkulu,Kepahiang dan Kaur.

- Demfarm dengan luasan 3-6 ha per lokasi dilaksanakan di6 kabupaten/kota

yang meliputi Mukomuko (Inpara dan Inpari), Kepahiang (Inpari), Lebong

(Inpari dan Inpara), Bengkulu Tengah (Inpara), Bengkulu Utara (padi gogo)

dan Kaur (Inpari).

- Display untuk VUB jagung dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong dan

Kabupaten Bengkulu Tengah. Varietas jagung yang didisplaykan adalah varietas

jagung komposit Sukmaraga dan Provit A.

- Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan display dan demfarm VUB padi dan

jagung dilakukan juga penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi,

bahan display dan Demfarm.

- Penyampaian juklak pelaksanaan display dan demfarm

- Distribusi benih

- Penyemaian

- Penanaman

- Pengamatan komponen pertumbuhan komponen hasil dan hasil.

- Hasil display dan demfarm VUB padi diharapkan dapat diproses menjadi benih

untuk mendukung UPBS BPTP Bengkulu.

4. Penyampaian Materi Inovasi Teknologi SL-PTT

Penyampaian materi dilakukan melalui pelaksanaan apresiasi, pelatihan,

sosialisasi maupun temu lapang.Kegiatan temu lapang akan diprioritaskan pada lokasi

demfarm VUB, yaitu di Kabupaten Mukomuko, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah

dan Kaur. Apresiasi/sosialisasi diutamakan untuk petugas hingga pada tingkat

Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan secara

estafet oleh Penyuluh Pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL II dan III disesuaikan

dengan kebutuhan untukmasing-masing Kabupaten/Kota.

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

14

5. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders.

Evaluasi pendampingan SL-PTT dilakukan untuk mengukur efektivitas

pendampingan melalui metode survey dengan menggunakan daftar

pertanyaan/kuesioner. Responden diambil dari 10 Kabupaten/Kota yang terdiri atas

stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. Kegiatan evaluasi ini diharapkan

mendapatkan umpan balik efektivitas pendampingan dari stakeholders dan petani

pelaksana SL-PTT

6. Penyusunan laporan

Perkembangan kegiatan dilaporkan secara periodik yaitu, bulanan, tri wulan,

semester dan akhir kegiatan. Laporan bulanan dibuat dan dikumpulkan setiap bulan (di

bawah tanggal 5). Laporan triwulan dibuat tiga bulan sekali, dimana laporan ini

merupakan kompilasi dari laporan bulanan. Laporan tengah tahun diharapkan sudah

dapat diselesaikan pada bulan Juni, dan laporan akhir pada bulan Desember 2012.

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Koordinasi Intern dan Antar Institusi

Upaya dalam meningkatkan koordinasi dan keterpaduan kegiatan SL-PTT di

Provinsi Bengkulu dilakukan dalam bentuk koordinasi intern (dalam institusi BPTP

Bengkulu) dan koordinasi antar institusi (pusat, daerah maupun kabupaten).

Koordinasi intern telah dilaksanakan, bentuk dari koordinasinya adalah rapat timSL-PTT

secara rutin/bulanan dan penyampaian laporan baik secara tertulis maupun secara

lisan kepada Kepala Balai. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan arahan dan

pembekalan kepada anggota Tim tentang hal-hal terbaru dalam pelaksanaan Program

SL-PTT baik di tingkat Provinsi maupun tingkat nasional. Dalam kegiatan ini juga

dibahas strategi dan upaya-upaya untuk melaksanakan kegiatan SL-PTT secara efektif

dan efisien

Koordinasi antar institusi dilaksanakan di tingkat pusat, daerah, maupun

kabupaten. Koordinasi di tingkat pusat yang pernah dilaksanakan diantaranya adalah

kegiatan Sinkronisasi Program dan Pengembangan tanaman pangan di Puslitbang

Tanaman Pangan di Bogor dan Raker Lingkup BBP2TP di Batam. Adapun kegiatan

koordinasi di Provinsi Bengkulu diantaranya adalah pelaksanaan Rapat Koordinasi

P2BN yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan juga oleh Dinas Pertanian

Kabupaten Seluma, Rejang Lebong, Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu. Selain itu

juga telah dilaksanakan sosialisasi kegiatan Litkajibangrap Tahun 2012 oleh BPTP

Bengkulu kepada stakeholders di Provinsi dan 10 kab/kota. Hasil sosialisasi

menunjukkan bahwa Permentan No. 45 Tahun 2011 belum diimplementasikan di

sebagian besar kabupaten dan bahkan masih ada yang belum memahami materinya.

Koordinasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten sudah dilaksanakan dengan cukup

intensif. Institusi sasaran dalam koordinasi di antaranya adalah Dinas Pertanian

Kabupaten dan Provinsi, Bakorluh, BP4K, BPP, Karantina tumbuhan, BPSB, dan BPTPH

(Tabel 4.1).

Daftar Calon Petani Calon Lokasi dan realisasi penyaluran BLBU merupakan

hasil komunikasi dan koordinasi dengan Dinas tingkat Provinsi dan Kabupaten

(Lampiran 8). Berdasarkan CPCL, SL-PTT yang dilaksanakan pada tahun 2012 meliputi

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

16

komoditas padi (Inhibrida: sawah dan ladang; Hibrida), jagung dan kedelai (Tabel

4.2). Sedangkan realisasi penyaluran BLBU sampai dengan tanggal 21 November 2012

untuk komoditas padi non hibrida baru terealisasi sebanyak 41,54%, padi lahan kering

baru terealisasi sebanyak 22,67%, padi hibrida belum terealisasi (0%), kedelai baru

terealisasi 17,20%, dan jagung hibrida terealisasi 68% (Tabel 4.3). Keterlambatan

realisasi penyaluran dikarenakan benih belum masuk dari PT Hidayah Nur Wahana

(Lampiran 7).

Tabel 4.1Koordinasi Pendampingan Antar Institusi Tahun 2012.

1No

Bentuk Koordinasi Institusi Waktu Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut

11

Sinkronisasi pelaksanaan SL PTT

2011

Badan litbang Pertanian (BBSDLP; BBP2TP; BPTP; Puslitbangtan, BB Padi), Dirjen Tanaman pangan, Dinas Pertanian Provinsi,

Bakorluh, BPSB, PT Pertani, PT SHS

Februari 2012

Pendampingan lebih intensif karena ada kesepakatan untuk

percepatan tanam SL PTT pada bulan Maret-April)

22

Bantuan benih padi dan jagung

BB Padi dan Btlisereal Februari 2012

Pemesanan benih padi dan jagung. Benih jagung komposit (100 kg) dan benih padi 2775

kg.

33

Koordinasi data CPCL SLPTT

Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten

Maret 2012 Menentukan calon lokasi

pendampingan

44

Koordinasi kontak personpenyuluh

pendamping SLPTT BP4K/BPP Maret 2012

Menyusun kontak person penyuluh pendamping

SLPTT

55

Koordinasi display/demfarmVUB

padidan jagung

Dinas Pertanian Kabupaten,

BP4K/BPSB/BPTPH/BPP

Maret 2012

Menetapan lokasi display padi dan display jagung

66

Hunting Lokasi demfam/display VUB

KPK, Gapoktan, dan Kelompok Tani

April 2012 Memetakan lokasi demfarm dan display kegiatan pendampingan

SLPTT padi dan jagung

77

Penentuan lokasi didplay dan demfarm

Dinas Pertanian Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu tengah, Kaur, Kepahiang

dan Mukomuko

April-Juni 2012 Ditetapkan lokasi demfarm padi di 6 lokasi (21 ha) dan jagung

di 1 lokasi (0,5 ha)

88

Pendistribusian benih untuk display

Dinas Pertanian, BPSB, BPP, Gapoktan

April-Juni 2012 Benih didistribusikan

berdasarkan permintaan dan lokasi yang ditentukan

99

Pelaporan BBP2TP Sesuai permintaan Menyiapkan dan mengirimkan

data sesuai permintaan

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

17

4.2Rekapitulasi Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Tahun 2012.

No Kabupaten Luas Tanam Padi (ha) Keterangan

Inhibrida L. kering Hibrida Jagung

Hibrida

Kedelai

1 Bengkulu Tengah 4.000* 2.250 0 0 250 *Ada SL-PTT

Model

2 Seluma 9.250* 500 0 450 250 *Ada SL-PTT

Model

3 Kaur 4.600 500 0 0 250

4 Rejang Lebong 4.250 500 500 525 1.500

5 Bengkulu Selatan 5.350 0 0 0 250

6 Mukomuko 4.650 1.000 0 300 0

7 Lebong 3.950 760 0 0 0

8 Kota Bengkulu 2.700 0 0 0 0

9 Kepahiang 2.000 0 0 300 0

10 Bengkulu Utara 9.250 2.000 500 300 0

Jumlah 50.000 7.500 1.000 1.875 2.500

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

18

4.3Rekapitulasi Realisasi BLBU Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Tahun 2012.

No Kabupaten

Realisasi (%)

Keterangan Inhibrida L. kering Hibrida Jagung

Hibrida

Kedelai

1 Bengkulu Tengah 55,68* 44,44 - 21,55 *Ada SL-PTT Model

2 Seluma 17,12* 15,00 - 100,00 37,27 *Ada SL-PTT Model

3 Kaur 24,33 0,00 - 0,00 - Tidak ada Program

4 Rejang Lebong 42,92 0,00 0,00 100,00 11,49

5 Bengkulu Selatan 31,96 - - -

6 Mukomuko 88,60 0,00 - 0,00 -

7 Lebong 51,46 0,00 - 0,00

8 Kota Bengkulu 20,15 - - -

9 Kepahiang 100,00 - - 100,00 -

10 Bengkulu Utara 39,06 31,25 - 0,00 -

Jumlah 41,54 22,67 0,00 68,00 17,20

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

19

4.2 Participatory Rural Appraisal(PRA)

Untuk meningkatkan adopsi petani terhadap teknologi pertanian di

Bengkulu diperlukan adanya suatu pendekatan dan pemahaman wilayah secara

partisipatif (Participatory Rural Appraisal) yang dilaksanakan sebelum

implementasi suatu kegiatan. Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan

suatu metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama

masyarakat, untuk mengetahui, menganalisis dan mengevaluasi hambatan dan

kesempatan melalui multidisiplin. Sebagai suatu tujuan, PRA akan menghasilkan

pemberdayaan, yakni setiap orang berhak menyatakan pendapat dalam

pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupannya. Pelaksanaan PRA

ditekankan pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan serta

peningkatan kemandirian dan kekuatan internal.

Tujuan dari pelaksanaan PRA dalam kegiatan pendampingan SL-PTT adalah :

1. Memperoleh gambaran kondisi eksisting dari adopsi komponen teknologi PTT

padi sawah.

2. Mengevaluasi tingkat persepsi petani terhadap komponen SL-PTT.

3. Mengidentifikasi permasalahan dalam adopsi komponen teknologi PTT padi

sawah.

4. Merumuskan strategi dan percepatan adopsi komponen SL-PTT di Provinsi

Bengkulu.

Identifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya

pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi

Bengkulu dilakukan dengan pendekatan PRA.PRA dilaksanakan di 10

kabupaten/kota, di mana setiap kabupaten dipilih 2 kecamatan yang merupakan

sentra produksi padi. Secara ringkas hasil PRA disajikan pada Tabel 4.4.

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

20

Tabel 4.4 Ringkasan hasil PRA di Provinsi Bengkulu

No Kabupaten Tempat dan Waktu Jumlah Peserta

Teknologi Existing Jumlah/% Produktivitas (t/ha)

1 2 3 4 5 6 7 1. Bengkulu

Selatan 1. Kec. Seginim /19 Maret 2012 2. Kec. Air Nipis/19 Maret 2012 Rata2 umur petani= 39 tahun

Rata2 pendidikan = 12 tahun

70 1. Pengembalian jerami 2. Legowo 3. Pemupukan sesuai kebutuhan tan. 4. Penanaman bibit muda

4 Komp/30% 4,50

2. Kepahiang 1. Kec. Kepahiang/26 Maret 2012 2. Kec. Ujan Mas/26 maret 2012 Rata2 umur petani= 39 tahun Rata2 pendidikan = 6 tahun

70 1. Pengolahan tanah sempurna 2. Pemupukan berdsarkan kebutuhan tan. 3. Benih berlabel 4. Tanam bibit muda 5. Legowo

5 komp./41% 5,80

3. Rejang Lebong 1. Kec. Curup Selatan/20 Maret 2012 2. Kec. Curup Timur/20 Maret 2012 Rata2 umur petani= 42,6 tahun Rata2 pendidikan = 8 tahun

70 1. Pengolahan tanah sempurna 2. Panen Tepat waktu

2 komp./16% 2,97

4. Lebong 1. Kec. Lebong Sakti/17 Maret 2012 2. Kec. Lebong Tengah/17 Maret 2012 Rata2 umur petani= 36,99 tahun Rata2 pendidikan = 8 tahun

70 1. Legowo 2. Pengolahan tanah 3. Penanaman 1-3 bibit/lbg tanam 4. Panen tepat waktu

4 komp./41% 3,68

5. Seluma 2. Kec. Seluma Selatan/28 Maret 2012

Rata2 umur petani= 42,8 tahun Rata2 pendidikan = 8,4 tahun

70 1. Legowo 2. Pengendalian OPT 3. Pengolahan tanah sempurna 4. Panen tepat waktu

4 komp./41% 3,12

6. Kota Bengkulu 1. Kec. Sungai serut/29 Maret 2012 2. Kec. Panorama/29 Maret 2012

Rata2 umur petani= 48,44 tahun Rata2 pendidikan = 7 tahun

70 1. Pengolahan tanah sempurna 2. Penanaman 1-3 bibit/lubang 3. Legowo

3 komp./25% 3,06

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

21

Sambungan 1 2 3 4 5 6 7

7. Bengkulu Tengah

1. Kec. Karang Tinggi/13 Maret 2012 2. Kec. Taba Penanjung/13 Maret 2012 Rata2 umur petani= 40,95 tahun Rata2 pendidikan = 6 tahun

70 1. Panen tepat waktu dan segera dirontok

1 komp./8% 3,40

8. Bengkulu Utara 1. Kecamatan Air Besi

2. Kecamatan Hulu Palik Rata2 umur petani= 45 tahun Rata2 pendidikan = 6 tahun

70 1. Pengolahan tanah sempurna

2. Panen tepat waktu dan sgr dirontok

2 komp./16% 4,00

9. Mukomuko 1. Kec. XIV Koto/30 Maret 2012 2. Kec. Selagan Raya/30 Maret 2012 Rata2 umur petani= 43,29 tahun Rata2 pendidikan = 6 tahun

70 1. Tanam 1-3 bibit/lbg tanam 2. Panen tepat waktu dan segera dirontok

2 komp/16% 3,52

10 Kaur 1. Kec. Luas/19 Maret 2012 2. Kec. Maje/20 Maret 2012

70 1. Pengelolaan tanah sempurna 2. Panen tepat waktu

2 komp./16% 3,69

3,11 komp. (25,92%)

3,78 ton

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

22

Hasil PRA menunjukkan bahwa komponen teknologi SL-PTT yang diterapkan

oleh petani padi masih relatif rendah. Dari 12 komponen teknologi SL-PTT baru 1-5

komponen teknologi, dengan rata-rata 3,11 komponen teknologi, yang diterapkan oleh

petani di Provinsi Bengkulu. Hal ini menunjukkan bahwa petani baru mengadopsi

komponen teknologi sebesar 25,92%. Produktivitas padi di Provinsi Bengkulu yang

masih relatif rendah dapat terjawab dengan pelaksanaan PRA ini. Produktivitas rata-

rata padi sawah dari 700 responden baru mencapai 3,78 t GKP/ha. Banyak faktor yang

menyebabkan komponen teknologi SL-PTT belum diadopsi yang diantaranya adalah:

1. Kurangnya pemahaman petani terhadap komponen SL-PTT.

3. Kurang ketersediaan benih unggul bersertifikat di kios pertanian.

4. Petani belum menyisihkan sebagian keuntungan usaha taninya untuk diinvestasikan

pada pertanaman berikutnya.

5. Ketersediaan pupuk yang tidak tepat waktu, jumlah dan jenisnya.

6. Kurang tersedianya alat bantu kerja (caplak roda, gasrok dll).

Kurangnya pemahaman terhadap komponen teknologi merupakan

permasalahan yang dominan. Kurang pemahaman berarti petani masih belum

mendapatkan materi yang memadai dari agen pembaharu, baik dari Generating

System (Balit/Puslit Lingkup Badan Litbang Pertanian) maupun Delevery System

(BPTP, SKPD, Lembaga Penyuluhan, Ditjen Teknis). Di sini peran penyuluh,

penyuluhan dan metode penyuluhan. Frekuensi kehadiran penyuluh belum menjamin

mampu meningkatkan pemahaman petani. Penyuluh sebagai agen pembaharu harus

lebih memahami kebutuhan dan kapasitas, serta selera petani sasaran. Secara umum

metode praktek di lapangan yang paling diminati oleh petani, sebaliknya penyuluh

seing melakukan penyuluhan dengan cara tatap muka dan diskusi. Perpaduan antara

metode penyuluhan dan frekuensi penyuluhan diyakini mampu meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman petani terhadap komponen SL-PTT. Pemahaman yang

benar akan menimbulkan kesadaran yang mampu mendorong minat petani untuk

mencoba dan mempraktekkan inovasi teknologi yang diintroduksikan.

Kurangnya ketersediaan benih unggul yang diminati petani di kios pertanian

sering dialami dan bahkan sudah menjadi masalah yang harus dicarikan solusi. Salah

satu solusi dari tidak tersedianya benih VUB baru yang diminati diantaranya adalah

dengan menggalakkan adanya penangkaran mandiri di suatu kawasan/kelompok. Di

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

23

samping itu juga dapat bekerjasama dengan Unit pengelola Benih Sumber (UPBS)

BPTP Bengkulu maupun dengan produsen benih seperti PT. Pertani dan PT. SHS.

Peran UPBS BPTP sangat diperlukan terutama dalam penyebarluasan dan logistik VUB

padi hasil Litbang Pertanian yang belum di tangkarkan/disediakan oleh produsen benih

nasional. VUB yang adaptif disuatu lokasi punya potensi untuk pengembangan

sehingga banyak permintaan petani terhadap VUB. Kondisi ini harus diantisipasi

melalui ketersediaan benih, sehingga diperlukan logistik benih yang tepat varietas dan

tepat waktu dengan sebaran yang luas.

Penyuluhan mengenai pengelolaan/manajemen usahatani berbasis padi dapat

mengatasi keluhan kurangnya permodalan petani. Hal ini dilakukan dengan memotivasi

petani untuk menabung dan memilahkan pendapatan dari usahatani padi yang

mereka peroleh. Perlu diingatkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang tinggi

diperlukan modal yang cukup, terutama untuk pemeliharaan tanaman seperti

pemupukan dan pengendalian OPT. Pupuk mutlak diperlukan tanaman untuk

pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman tidak mampu hanya menggantungkan

pertumbuhannya dari sumberdaya lahan secara alami. Untuk mendapatkan hasil yang

tinggi perlu ditambahkan pupuk yang optimal sesuai dengan kondisi lahan dan

kebutuhan tanaman. Semakin unggul suatu tanaman memerlukan pemeliharaan yang

optimal untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Sebagian besar petani merasa berat

untuk menginvestasikan hasil/keuntungan usahatani pada pertanaman berikutnya.

Hasil PRA menunjukkan bahwa sebagian besar komponen teknologi yang telah

diadopsi adalah komponen yang kurang dapat memacu pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Sebagai contoh adalah tanam 1-3 bibit/lubang, pengolahan

tanah sempurna, penggunaan VUB, dan panen tepat waktu. Masih sangat sedikit

petani/kelompok tani yang mengadopsi komponen teknologi yang secara langsung

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti penggunaan

pupuk organik dan an-organik sesuai dengan kondisi lahan dan kebutuhan tanaman.

Ada keterkaitan yang erat antara faktor genetik (varietas) dengan lingkungannya.

Masing-masing komponen teknologi mempunyai peran yang berkaitan satu dengan

lainnya. Secara empiris, pertumbuhan/hasil tanaman dapat dinyatakan sebagai fungsi

dari genotipe x lingkungan) = f (faktor pertumbuhan internal x faktor pertumbuhan

eksternal). Faktor internal sering digambarkan sebagai sifat bawaan (genetik) yang

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

24

diantaranya adalah ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis, laju

fotosintesis dan kapasitas untuk menyimpan makanan. Faktor eksternal terdiri atas

iklim (cahaya, temperatur, curah hujan, angin, panjang hari, dan kelembaban udara),

tanah (tekstur, struktur, bahan organik, pH, dan ketersediaan unsur hara), dan

biologis/OPT (hama, penyakit dan gulma) (Gardner, dkk., 1985).

Dengan penggunaan VUB dituntut pemeliharaan yang lebih intensif

dibandingkan dengan varietas lokal. Varietas unggul biasanya berumur genjah,

sehingga perlu strategi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman dari awal hingga fase pengisian bulir agar diperoleh hasil yang optimal. VUB

dan benih bersertifikat belum menjamin peningkatan produktivitas tanpa pemeliharaan

tanaman yang baik.

Kelangkaan pupuk merupakan salah satu penyebab kurang bergairahnya petani

dalam berusahatani. Keberadaan pupuk anorganik mutlak diperlukan untuk

peningkatan produktivitas. Untuk itu perlu koordinasi yang mantap dari berbagai pihak

yang berkaitan dengan penyediaan, pemasaran dan distribusi pupuk anorganik.

Kebijakan subsidi pupuk perlu lebih dipertegas, sehingga petani benar-benar dapat

menikmati subsidi yang diberikan. Untuk itu mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi

diharapkan juga lebih mudah dan dapat dipahami oleh petani yang umumnya

berpendidikan SD dan SMP.

Peralatan pertanian yang sederhana belum menjadi prioritas dalam

pengadaannya. Saat ini di Provinsi Bengkulu pengadaan alat dan mesin masih

difokuskan pada alat dan mesin untuk pengolahan lahan dan perontok (hand tractor

dan power threasher). Alat-alat lainnya yang sederhana seperti gasrok dan caplak

roda, yang mendorong adopsi komponen teknologi SL-PTT belum mendapatkan

perhatian. Gasrok dapat meningkatkan efisiensi dalam pengendalian gulma dan

mengurangi penggunaan racun rumput, sehingga lebih ramah lingkungan.

Penggunaan caplak roda diyakini mampu meningkatkan minat petani untuk

mengadopsi sistem tanam legowo (2:1 dan 4:1).

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

25

4.3 Display dan Demfarm VUB

Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan

berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang. Display dan

demfarm VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara praktek

lapangan.

Membaca belumlah menjadi kebiasaan dan budaya bagi masyarakat tani di

perdesaan. Kondisi dan kenyataan ini menjadi penting dalam pemilihan metode

diseminasi. Latar belakang sosial ekonomi dan budaya petani di perdesaan merupakan

salah satu kunci sebagai dasar dalam pemilihan metode diseminasi.

Demplot maupun display merupakan metode desiminasi yang paling diminati

oleh sebagian besar petani di Provinsi Bengkulu. Demplot terbukti mampu

meningkatkan keterlibatan aktif dan dukungan petani sertastakeholders lainnya secara

partisipatif. Kondisi dan kenyataan ini menjadi penting dalam pemilihan metode

diseminasi.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami

proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest),

evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983). Pada

kenyataannya proses adopsi dapat dipercepat dan tidak harus melalui lima tahapan.

Pengalaman membuktikan bahwa demplot/demfarm dan display dapat

mempercepat adopsi varietas unggul baru (VUB) padi. Falsafah SL-PTT menunjukkan

bahwa agar teknologi yang diintroduksikan dapat diterima, diadopsi dan didifusikan

secara luas dan cepat, maka peran dari seluruh panca indra haruslah dioptimalkan.

Falsafah dari SL PTT adalah sebagai berikut:

Mendengar, Saya Lupa

Melihat, Saya Ingat

Melakukan, Saya Faham

Menemukan Sendiri, Saya Kuasai

Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah

dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan

mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif

merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar

ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan,

mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi,

dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi.

Page 35: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

26

Petani cepat menerima dan mengadopsi inovasi teknologi yang sudah terbukti

secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak

bertentangan dengan lokal budaya masyarakat setempat.Aspek yang dapat

mempercepat proses adopsi dapat ditemukan pada kegiatan display maupun denfarm.

Dengan demfarm/display petani dapat secara langsung melihat, mengikuti

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mengidentifikasi kesulitan dan

permasalahan, serta menemukan lokalaktive pemecahan masalah yang disesuaikan

dengan sumberdaya, dana dan kearifan lokal setempat.

Introduksi VUB release terbaru dilakukan untuk mempercepat penyebarluasan

dan adopsi varietas yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Padi yang

diintoduksikan diperuntukkan 3 agroekosistem yaitu lahan sawah irigasi, rawa dan

lahan kering. Padi sawah irigasi yang diintroduksikan adalah Inpari 14, 15 dan 20.

Untuk padi rawa meliputi Inpara 1, 2, 3, 4, dan 5, Indragiri dan Banyuasin, sedangkan

untuk padi lahan keringnya adalah Towuti dan Limboto. Jumlah benih yang

diintroduksikan adalah 1.975 kg (Lampiran 1). Benih tersebut berlabel ungu dan masih

dapat ditangkarkan. Sebagian dari pertanaman di lokasi demfarm dan display

diintegrasikan dengan kegiatan UPBS untuk dijadikan benih. Sebaran demfarm dan

display di Provinsi Bengkulu disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi lokasi dan luasan display/demfarm di Provinsi Bengkulu Tahun 2012.

No. Kegiatan Kabupaten Luas (ha) Jumlah Benih (kg)

A. Demfarm Mukomuko Kaur Kepahiang Lebong Bengkulu Tengah Bengkulu Utara

6 6 3 5 4 1

150 125 75 125 120 33

Jumlah 25 628

B. Display Kaur Bengkulu Tengah Bengkulu Utara Kota Bengkulu Kepahiang Rejang Lebong Bengkulu Selatan Lebong

4 5 26 3 3 3

3,5 6,5

100 125 650 72 75 80 85 160

Jumlah 54,5 1.347

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa benih padi yang diintroduksikan telah

didistribusikan ke 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Demfarm dilakukan di 6

Page 36: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

27

Kabupaten dengan luasan 25 hameliputi Mukomuko (Inpara dan Inpari), Kepahiang

(Inpari), Lebong (Inpari dan Inpara), Bengkulu Tengah (Inpara), Bengkulu Utara (padi

gogo) dan Kaur (Inpari), sedangkan dispay dilakukan di 8 kabupaten/kota dengan

luasan 54,5 ha. Demfarm untuk VUB jagung dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong

dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Varietas jagung yang didisplaykan adalah varietas

jagung komposit Sukmaraga untuk di lokasi Kabupaten Rejang Lebong seluas 2,5 ha

dan Provit A di Kabupaten Bengkulu Tengah seluas 0,5 ha, dengan kondisi masih

dipertanaman.

Bentuk kegiatan untuk mempercepat penyebarluasan Inpari, Inpago dan

Inparaadalah melalui demonstrasi plot dan display varietas. Display dilakukan untuk

memperbanyak titik dalam memperkenalkan dan mendekatkan teknologi baru berupa

VUB padi dengan keunggulan tertentu. Teknologi akan mudah diterima jika memenuhi

beberapa kriteria, diantaranya adalah: secara ekonomi menguntungkan, secara teknis

mudah dilaksanakan dan tidak bertentangan dengan kondisi sosial budaya serta

peraturan daerah setempat. Pelaksanaan display dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan SL PTT maupun mendahului pelaksanaan SL PTT tergantung dari situasi

dan kondisi setempat (spesifik lokasi). Display dilaksanakan oleh petani/kelompok tani

yang kooperatif, sehingga tujuan dari display dapat dicapai. Pada display ini hanya

dibagikan VUB (Inpari 14, 15 dan 20, Inpago (Limboto dan Towuti), Inpara 1,2,3,4

dan5), sedangkan saprodi lainnya disediakan oleh petani kooperator secara partisipatif.

Upaya untuk meningkatkan adopsi dan difusi penggunaan benih padi Inpari,

Inpago dan Inpara dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang ada di BPTP Bengkulu

yang diantaranya adalah kegiatan pendampingan SL-PTT. Melalui kegiatan

pendampingan SL-PTT, khususnya dalam pelaksanaan demplot dan display varietas

mampu mempercepat penyebarluasan Inpari, Inpago dan Inpara di Provinsi Bengkulu.

Petani cepat mengadopsi varietas yang ideal yaitu produkstivitas tinggi, tahan

terhadap cekaman lingkungan dan OPT, serta rasa nasi yang enak/pulen. Banyak

varietas yang mempunyai potensi hasil yang tinggi tetapi tidak tahan terhadap hama

dan penyakit utama. Kondisi ini yang sering menghambat dalam proses adopsi karena

petani tidak mau mengambil resiko yang tinggi.

Page 37: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

28

Hasil demfarm yang telah selesai dilaksanakan di 6 Kabupaten/Kota

menunjukkan bahwa varietas Inpari 14, 15 dan 20, Inpago (Limboto dan Towuti),

Inpara 1,2,3,4 dan5 mempunyai potensi dan peluang dengan pertumbuhan cukup baik

untuk dikembangkan secara luas di Provinsi Bengkulu (Lampiran 2). Inpari 20cukup

adaptif dan produktivitasnya tinggi di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 8,4 ton/ha

dan toleran terhadap serangan OPT. Untuk lokasi Kabupaten Kepahiang padi varietas

inpari 20, inpari 14 dan inpari 15 peroduktivitasnya cukup tinggi yaitu masing-masing

7,40 ton/ha GKP, 7,25 ton/ha GKP, dan 7,45 ton/ha GKP. di Kabupaten Mukomuko

varietas yang cukup adaptif adalah Inpara 1 dengan produkstivitas mencapai 7,3

ton/ha GKP tanam musim kemarau dilokasi sawah irigasi, sementara dari hasil display

di Kabupaten Bengkulu Tengah varietas Inpari 14, 15 dan 20 cukup adaptif dan toleran

terhadap serangan OPT serta tahan terhadap kekeringan dengan produktivitas cukup

tinggi, untuk inpari 14 mencapai 6,9 ton/ha GKP dan merupakan varietas yang paling

diminati oleh petani diwilayah Bengkulu Tengah. Hasil panen di Kabupaten Bengkulu

Tengah dari kegiatan display SL-PTT bekerjasama dengan kegiatan UPBS sebanyak

lebih kurang 5 ton dijadikan benih, yang langsung dibeli oleh PT NUR HIDAYAH

WAHANA (HNW) selanjutnya akan didistribusikan dan disebarkan ke beberapa

daerah/lokasi di Provinsi Bengkulu. Keberadaan varietas ini diharapkan dapat

menggeser dominansi varietas Ciherang dan IR 64.

Percepatan penyebaran Inpari dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur

diseminasi (Diseminasi Multi Chanel). Diseminasi multi chanel sudah mulai diterapkan

dalam percepatan penyebaran Inpari di Provinsi Bengkulu dengan memanfaatkan

berbagai media informasi baik cetak maupun elektronik serta kelembagaan (institusi

formal/pemerintah, kelompok/gabungan kelompok tani dan swasta).

Informasi dalam bentuk media cetak diwujudkan dalam bentuk buku saku,

buku panduan teknologi, buku petunjuk pelaksanaan, banner maupun leaflet yang

memuat diskripsi varietas, komponen teknologi PTT dan pentingnya pergiliran

varietas.Media ini cukup efektif dalam memberikan pemahaman kepada petugas

pertanian dan petani tentang pentingnya pergiliran varietas untuk meningkatkan

produktivitas dan produksi padi di Provinsi Bengkulu.

Diseminasi multi chanel yang berbasis pada display dan demplot terbukti

mampu mempercepat penyebaran dan adopsi Inpari di Provinsi Bengkulu. Hal ini

terbukti dengan meningkatnya permintaan Inpari pada pelaksanaan SL-PTT tahun

Page 38: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

29

2012 melalui BLBU.Hampir semua Kabupaten/Kota sudah meminta Inpari untuk SL-

PTT 2012.

Derasnya arus informasi tentang keunggulan Inpari, ternyata belum

diimbangi dengan ketersediaan benih Inpari yang mencukupi untuk memenuhi minat

petani di Bengkulu.Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan atau logistik dari benih

Inpari masih perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan ketersediaan

benih Inpari yang spesifik lokasi adalah membangun kemitraan antara BPTP Bengkulu

(UPBS), petani penangkar dan produsen benih (PT HNW).

Demfarm jagung dilaksanakan di kabupaten Rejang Lebong. Pertumbuhan

vegetatif dari tanaman jagung di kabupaten Rejang Lebong cukup baik (Lampiran 9).

Demfarm jagung dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong dengan luas 5 ha, yang

terdiri atas varietas jagung komposit Sukmaraga dan Lamuru. Pada umur 60 hari

tanaman jagung Sukmaraga fase pembungaan dengan ketinggian tanaman berkisar

antara 192 – 201 cm (Lampiran 3).

4.4 Penyampaian Inovasi Pertanian

Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu diprioritaskan pada penyampaian

materi, khususnya kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan stakeholders di

tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim

Pengendali, Tim Pembina dan Tim Pelaksana dalam Permentan No. 45 Tahun 2011

(Kementerian Pertanian, 2011).

Pendampingan SL-PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam 3 cara yaitu

pendampingan secara teori, praktek lapangan dan perpaduan antara teori dan praktek.

Pendampingan secara teori adalah pendampingan yang dilakukan kepada kelompok

sasaran dengan menggunakan berbagai metode yaitu pertemuan (presentasi dan

diskusi) melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, temu usaha dan pembagian bahan

informasi teknologi. Adapun yang dimaksud perpaduan antara teori dan praktek

adalah kegiatan praktek dan teori dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada

kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif singkat. Pelatihan Pemandu

Lapang (PL) 2 dan 3 serta Temu lapang merupakan contoh kegiatan pendampingan

yang memadukan cara teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas

SDM.

Page 39: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

30

Bentuk pelatihan/penyampaian materi di tingkat provinsi maupun kabupaten

bersifat on call bases, berdasarkan kebutuhan (sebagai nara sumber/fasilitator) (Tabel

4.6).

Tabel 4.6 Penyampaian materi ke stakeholders tahun 2012

No. Tempat dan Waktu Materi Pelaksana

1. Bengkulu, Maret 2012 Peran BPTP dalam pelaksanaan

Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu

Dinas Pertanian Provinsi

2. Bengkulu, April 2012 Pemupukan spesifik lokasi di Provinsi

Bengkulu

Dinas Pertanian Provinsi

3. Seluma, April 2012 Rekomendasi pemupukan spesifik

lokasi pada SL-PTT Model di

Kabupaten Seluma

Dinas Pertanian,

Perkebunan dan

Peternakan Kab. Seluma

4. Bengkulu Tengah, April

2012

Rekomendasi pemupukan spesifik

lokasi pada SL-PTT Model di

Kabupaten Bengkulu Tengah

Dinas Pertanian dan

Peternakan Kab.

Bengkulu Tengah

5. Rejang Lebong, April 2012 Pemupukan dan VUB padi spesifik

lokasi di Provinsi Bengkulu

Dinas Pertanian Kab.

Rejang Lebong

6. Bengkulu, April 2012 Peran BPTP engkulu dalam

Perbenihan di Provinsi Bengkulu

BPSB Provinsi

7. Bengkulu, Mei 2012 Peran BPTP Bengkulu dalam teknologi

budidaya untuk penangkaran

BPSB Provinsi

8. Bengkulu, Mei 2012 Varietas padi adaptif dan toleran OPT

di Provinsi Bengkulu

Dinas Pertanian Provinsi

9. Bengkulu, Mei 2012 Dukungan BPTP Terhadap Kegiatan

SL-PTT di Provinsi Bengkulu

Dinas Pertanian Kab.

Rejang Lebong

10. Bengkulu, Mei 2012 Pemupukan dan VUB padi spesifik

lokasi di Provinsi Bengkulu

Dinas Pertanian Provinsi

11. Bengkulu, Juni 2012 Budidaya padi dalam upaya

peningkatan produktivitas dan

produksi di Kota Bengkulu

Dinas Pertanian dan

Peternakan Kota

Bengkulu

Page 40: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

31

Keberhasilan kegiatan litkaji BPTP ditentukan oleh tingkat pemanfaatan

informasi dan penerapan teknologi yang dihasilkan oleh masyarakat tani diwilayah

kerjanya.Agar hasil-hasil litkaji dapat dimanfaatkan oleh pengguna akhir dan pengguna

antara, maka diperlukan upaya diseminasi melalui mekanisme dan metode yang

tepat.Temu lapang merupakan salah satu metode diseminasi dengan melalui

komunikasi tatap muka (Interpersonal Communication).

Temu lapang adalah suatu forum pertemuan antara peneliti dan penyuluh

pertanian BPTP dengan petani, PPL, pimpinan dinas/badan lingkup pertanian,

pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya untuk menyaksikan dan membahas

keunggulan suatu teknologi dilapangan untuk kemungkinan penerapan selanjutnya.

Kegiatan temu lapang dilakukan di 3 lokasi demfarm SL-PTT, yaitu di

Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah.

1. Temu Lapang di Kabupaten Bengkulu Tengah

Temu lapang di Kabupaten Bengkulu Tengah dilaksanakan pada tanggal 14

November 2012 dengan tema optimalisasi lahan rawa melalui penggunaan VUB

padi rawa di Kabupaten Bengkulu Tengah. Temu lapang dilaksanakan di Desa

Panca Mukti Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah yang diikuti

oleh 45orang peserta yang terdiri atas 30 orang petani, 7 orang

peneliti/penyuluh/staf BPTP Bengkulu, 6 orang PPL dan 2 orang petugas dari

dinas/instansi terkait di Kabupaten Bengkulu Tengah (Lampiran 4).

2. Temu Lapang di KabupatenRejang Lebong

Temu lapang di Kabupaten Rejang Lebong dilaksanakan pada tanggal 14 November

2012 dengan tema peningkatan produktivitas jagung melalui penggunaan VUB

komposit di Kabupaten Rejang Lebong. Temu lapang dilaksanakan di Kelurahan

Tempel Rejo yang diikuti oleh 35orang peserta yang terdiri atas 25 orang petani, 5

orang peneliti/penyuluh/staf BPTP Bengkulu, 2 orang PPL dan 2 orang petugas dari

dinas/instansi terkait di Kabupaten Rejang Lebong (Lampiran 5).

3. Temu Lapang di Kabupaten Lebong

Temu lapang di Kabupaten Lebong dilaksanakan pada tanggal 04 Juni 2012 dengan

tema Adopsi Komponen Teknologi untuk Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di

Kabupaten Lebong. Temu lapang dilaksanakan di Desa Karang Anyar Kecamatan

Lebong Tengah yang diikuti oleh 35orang peserta yang terdiri atas 25 orang petani,

Page 41: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

32

5 orang peneliti/penyuluh/staf BPTP Bengkulu, 2 orang PPL dan 2 orang petugas

dari dinas/instansi terkait di Kabupaten Lebong (Lampiran 6).

Page 42: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Permentan No. 45 Tahun 2011 belum diimplementasikan dan koordinasi antar

institusi belum berjalan dengan optimal.

2. Komponen teknologi SL-PTT yang diterapkan oleh petani padi masih relatif rendah

(25,92%).

3. Demfarm padi dilaksanakan di 6 Kabupaten dan display dilakukan di 8 Kabupaten,

dengan hasil produktivitas rata-rata 7 ton/ha GKP dan demfarm jagung

dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong dengan kondisi masih dipertanaman.

4. Pelatihan di tingkat provinsi dan kabupaten bersifat on call bases, sedangkan

penyampaian materi informasi inovasi teknologi disampaikan dalam bentuk media

tercetak maupun media elektronik dan temu lapang dilaksanakan di 3 Kabupaten.

5. Kegiatan pendampingan SL-PTT efektif dalam meningkatkan produktivitas.

6.2. Saran

1. Perlu dilakukan rapat koordinasi antar institusi di tingkat provinsi dan kabupaten

agar permentan No. 45 Tahun 2011 dapat diimplementasikan dengan optimal.

2. Perlu strategi untuk mengatasi faktor penghambat adopsi komponen teknologi SL-

PTT (Kurangnya pemahaman petani terhadap komponen SL-PTT; Kurang

ketersediaan benih unggul bersertifikat di kios pertanian; Petani belum

menyisihkan sebagian keuntungan usaha taninya untuk diinvestasikan pada

pertanaman berikutnya; Ketersediaan pupuk yang tidak tepat waktu, jumlah dan

jenisnya; Kurang tersedianya alat bantu kerja (caplak roda, gasrok dll)).

Page 43: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

34

VI. KINERJA HASIL

Pada kegiatan pendampingan SLPTT tahun 2012 kinerja hasil yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota.

2. Mengumpulkan data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota.

3. Intruduksi benih padi varietas Inpari 14, 15 dan 20, Inpago (Limboto dan

Towuti), Inpara 1,2,3,4 dan5 sebanyak 1.347 kg yang berlabel ungu berasal dari

Sukamandi dan benih jagung varietas Sukmaraga sebanyak 60 kg dan sebanyak

20 kg yang berlabel putih berasal Balit Serelea-Maros serta telah didistribusikan di

Kabupaten Rejang Lebong.

4. Demfarm padi 6 Kabupaten dengan luasan 25 hameliputi Mukomuko (Inpara dan

Inpari), Kepahyang (Inpari), Lebong (Inpari dan Inpara), Bengkulu Tengah

(Inpara), Bengkulu Utara (padi gogo) dan Kaur (Inpari), sedangkan dispay

dilakukan di 8 kabupaten/kota dengan luasan 54,5 ha.

5. Demfarm jagung di Kabupaten Rejang Lebong seluas 2,5 hektar di Kabupaten

Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah 0,5 ha.

6. Memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari

2500 orang petani maupun petugas

.

Page 44: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

35

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung PRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p.

Balasubramaniam V., Rajendran, R., Ravi, V dan Las, I. 2006. Integrated Crop Management (ICM): Field Evaluation and Lesson Learn. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta.

BPS Provinsi Bengkulu. 2007. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p.

Damardjati, J.S. 2006. Learning from Indonesian Experiences in Achieve Rice Self Sufficientcy. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta.

Ditjen Tanaman Pangan. 2008. Pedoman Umum: Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. Dirjen Tanaman Pangan. 72 p.

Fagi A.M. 2006. Penelitian Padi Menuju Revolusi Hijau Lestari. Balai Penelitian Padi,

sukamandi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. 68 Hal.

Kustiyanto. 2001. Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik dan

abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi.

Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Kerjasama

Puslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p.

Rubiyo, Suprapto, dan Aan Drajat. 2005. Evluasi beberapa galur harapan padi sawah di Bali. Buletin Plasma Nutfah. Vol 11. No 1:6-10.

Sembiring, H. dan Abdulrahman, H. 2008. Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi.

Simatupang, P., 2001. Anatomi Masalah Produksi Beras Nasional dan Upaya Mengatasinya. Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 Ke Depan. Buku I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Balitbangtan. Hal. 119-146.

Page 45: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

36

LAMPIRAN

Page 46: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

37

Lampiran 1. Varietas dan Jumlah Benih yang Diintroduksi pada Kegiatan Pedampingan SL-PTT Tahun 2012

No Varietas Jumlah (kg) Kelas benih

1 Inpari 14 350 FS / SS

2 Inpari 15 350 FS / SS

3 Inpari 20 350 FS / SS

4 Limboto 75 FS / SS

5 Tauti 100 FS / SS

6 Inpara 1 275 FS / SS

7 Inpara 2 25 FS / SS

8 Inpara 3 300 FS / SS

9 Inpara 4 25 FS / SS

10 Inpara 5 25 FS / SS

11 Indra Giri 25 FS / SS

12 Banyu Asin 25 FS / SS

Total 1.925

Page 47: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

38

Lampiran 2. Keragaan Pertumbuhan Tanaman Kegiatan Demfam dan Display Padi Tahun 2012

Gambar 1. Display VUB pada umur 2 HST di Gambar 2. Display VUB pada umur 21 HST di

Kab. Bengkulu Tengah Kab. Bengkulu Tengah

Gambar 3. Demfarm VUB varietas Inpari 14 di Gambar 4. Demfarm VUB varietas Inpari 15 di

Kab. Kabupaten Kaur Kab. Kaur

Gambar 5. Demfarm VUB varietas Inpari 20 di Gambar 6. Demfarm VUB Inpara 1 di Kab. Bengkulu Tengah Mukomuko

Page 48: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

39

Lampiran 3. Keragaan Pertumbuhan Tanaman Kegiatan Demfam Jagung di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012

Page 49: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

40

Lampiran 4. Pelaksanaan Kegiatan Temu Lapang di Kabupaten Bengkulu

Tengah

Lampiran 5. Pelaksanaan Kegiatan Temu Lapang di Kabupaten Rejang

Lebong

Page 50: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

41

Lampiran 6. Pelaksanaan Kegiatan Temu Lapang di Kabupaten Lebong

Page 51: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

42

Lampiran 7. Realisasi Penyaluran Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) di Provinsi Bengkulu Tahun 2012

1. Komoditas : Padi Non Hibrida

No Kabupaten/Kota Rencana

(kg)

Jumlah Benih yang Disalurkan (kg)

Sisa (kg) %

Realisasi Mekongga Cigelis Inpari 13 Ciherang Bastari Cibonggo Mirah I Total

1 Bengkulu Selatan 133,750 42,740 - - - - - - 42,740 91,010 31,96

2 Bengkulu Utara 231,250 4,080 55,375 3,000 27,860 - - - 90,315 140,935 39,06

3 Kota Bengkulu 67,500 13,600 - - - - - - 13,600 53,900 20,15

4 Rejang Lebong 106,250 16,850 25,100 3,650 - - - - 45,600 60,650 42,92

5 Kaur 115,000 8,000 15,000 3,480 - 1,500 - - 27,980 87,020 24,33

6 Bengkulu Tengah 100,000 34,000 7,680 - - 14,000 - - 55,680 44,320 55,68

7 Seluma 231,250 29,500 9,480 - - 600 - - 39,580 191,670 17,12

8 Mukomuko 116,250 64,150 21,000 10,625 - - 7,220 - 102,995 13,255 88,60

9 Lebong 98,750 11,770 25,590 4,350 - - 980 8,125 50,815 47,935 51,46

10 Kepahiang 50,000 40,000 9,000 1,000 - - - - 50,000 - 100,00

Jumlah 1,250,000 264,690 168,225 26,105 27,860 16,100 8,200 8,125 519,305 730,695 41,54

Page 52: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

43

2. Komoditas : Padi Lahan Kering

No Kabupaten/Kota Rencana (kg) Jumlah Benih yang Disalurkan (kg)

Sisa (kg) % Realisasi Inpago Situbagendit Total

1 Bengkulu Utara 50,000 10,625 5,000 15,625 34,375 31,25

2 Rejang Lebong 12,500 - - - 12,500 -

3 Kaur 12,500 - - - 12,500 -

4 Bengkulu Tengah 56,250 19,375 5,625 25,000 31,250 44,44

5 Seluma 12,500 1,875 - 1,875 10,625 15,00

6 Mukomuko 25,000 - - - 25,000 -

7 Lebong 18,750 - - - 18,750 -

Jumlah 187,500 31,875 10,625 42,500 145,000 22,67

3. Komoditas : Kedelai

No Kabupaten/Kota Rencana (kg) Jumlah Benih yang Disalurkan (kg)

Sisa (kg) % Realisasi Inpago Total

1 Rejang Lebong 34,800 4,000 4,000 30,800 11,49

2 Kaur 10,000 - - 10,000 -

3 Bengkulu Tengah 23,200 5,000 5,000 18,200 21,55

4 Seluma 22,200 8,200 8,200 13,800 37,27

5 Lebong 10,000 - - 10,000 -

Jumlah 100,000 17,200 17,200 17,200 17,20

Page 53: LAPORAN AKHIR TAHUN 2012bengkulu.litbang.pertanian.go.id/eng/images/... · sehingga Laporan AkhirTahun 2012 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun.

44

4. Komoditas : Jagung Hibrida

No Kabupaten/Kota Rencana (kg) Jumlah Benih yang Disalurkan (kg)

Sisa (kg) % Realisasi Nusantara i Bisi 16 Total

1 Bengkulu Utara 4,500 - - - 4,500 -

2 Rejang Lebong 7,875 7,875 - 7,875 - 100,00

3 Seluma 6,750 6,750 - 6,750 - 100,00

4 Mukomuko 4,500 - - - 4,500 -

5 Kepahiang 4,500 1,800 2,700 4,500 - 100,00

Jumlah 28,125 16,425 2,700 19,125 9,000 68,00