LAPORAN AKHIR TAHUN -...

53
LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 26/1801.019/011/B/RODHP/2012

Transcript of LAPORAN AKHIR TAHUN -...

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN

Oleh:

WAHYUNI AMELIA WULANDARI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2012

26/1801.019/011/B/RODHP/2012

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN

Oleh:

WAHYUNI AMELIA WULANDARI RUSWENDI

SISWANI DWI DALIANI ZUL EFENDI

HARWI KUSNADI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pendampingan Program PSDSK di 3

(Tiga) Kabupaten

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Penanggung Jawab

a. N a m a : Wahyuni Amelia Wulandari, SPt, MSi b. Pangkat/Golongan : Penata (III c) c. Jabatan c1. Struktural : Kepala Seksi Kerjasama dan

Pelayanan Pengkajian c2. Fungsional : Peneliti Muda

5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma

dan Rejang Lebong

6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan) : Lanjutan

7. Tahun Dimulai : 2012

8. Tahun Ke : III

9. Biaya : Rp 114.000.000 (Seratus Empat Belas Juta Rupiah)

10. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Bengkulu. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A. 2012

Mengetahui Kepala Balai,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP

NIP. 19590206 198603 1 002

Penanggung Jawab Kegiatan

Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, MSi NIP. 19750724 199903 2 002

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

iii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun kegiatan Pendampingan Program PSDSK di 3 (Tiga)

Kabupaten, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan kegiatan

Pendampingan Program PSDSK di 3 Kabupaten yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara,

Rejang Lebong dan Seluma.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan

dan arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim

yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan

baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Desember 2012

Penyusun

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

iv

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi

RINGKASAN ................................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Tujuan ........................................................................................... 3

1.3. Keluaran .......................................................................................... 3

1.4.Dasar Pertimbangan .......................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

III. PROSEDUR ............................................................................................... 6

3.1. Ruang Lingkup...... ........................................................................... 6

3.2. Tahapan Pelaksanaan ....................................................................... 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN SEMENTARA ...................................................... 10

4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan ................................................... 10

4.2. Karakteristik Sosial Ekonomi ............................................................. 18

4.3. Metode Diseminasi .......................................................................... 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 37

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 37

5.2. Saran ........................................................................................... 37

VI. KINERJA HASIL ........................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

v

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Daftar lokasi pelaksanaan Pendampingan PSDSK, BPTP Bengkulu TA. 2012 7 2. Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di 3 Kabupaten .............................. 7 3. Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Rejang Tahun 2009 ............. 10 4. Potensi sumberdaya petenakan Kabupaten Rejang Lebong ........................ 11

5. Perkembangan Ternak Sapi Pemerintah Tahun 2005-2009 di Kabupaten Rejang Lebong ....................................................................................... 11 6. Keadaan Ternak Sapi Pemerintah di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011 15 7. Realisasi Kredit KKPE Peternakan di Bank BRI Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara sampai dengan Oktober 2011 ........................................... 15 8. Keadaan Ternak Sapi PT. AGRICINAL di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011 ...................................................................................................... 16 9. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong ....................................................................................... 22 10. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong..................................................................................... 23 11. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong ........................................................... 23 12. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong .................................................................... 24 13. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong .................................................................... 25 14. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok

Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong ................................................ 25 15. Hasil analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari ................. 26 16. Hasil analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari ....... 27 17. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

vi

bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara .................................................................................... 28

18. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten

Bengkulu Utara ....................................................................................... 29 19. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ................................................. 29 20. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ................................................................... 30 21. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ................................................................... 31 22. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok

Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara ...................................... 31 23. Analisis finansial penggemukan sapi lokal di Kabupaten Bengkulu Utara selama 90 hari ..................................................................................... 32 24. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan di Kabupaten Bengkulu Utara selama 90 hari ............................................................................ 32 25. Hasil penimbangan bobot badan awal, bobot badan akhir PBBH sapi lokal . 33 26. Hasil penimbangan bobot badan akhir dan PBBH sapi lokal ...................... 34 27. Analisis finansial penggemukan sapi lokal di Kabupaten Seluma selama 90 hari ..................................................................................................... 35 28. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan di Kabupaten Seluma selama 90 hari ..................................................................................... 35 29. Pembinaan bagi peternak dan petugas ................................................... 36

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan PSDSK ........................................ 40 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat.............................. 41

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong...................... 8

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

ix

RINGKASAN

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Bengkulu antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Bengkulu masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Tujuan dari kegiatan Pendampingan PSDSK di 3 (tiga) Kabupaten adalah meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan sapi potong, meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pelatihan, ekspose dan temu lapang, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak tentang teknologi penggemukan sapi potong melalui pembinaan secara partisipatif. Prosedur kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain : koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seluma, identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, melaksanakan sosialisasi, pelatihan, ekspose teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan, melaksanakan pelatihan petani dan petugas, dan melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendampingan yaitu: 1). Melalui kegiatan pendampingan PSDSK telah meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan berbasis kulit kopi, sagu rumbia dan ampas tahu, 2). Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan temu lapang, 3). Pendampingan PSDSK juga telah meingkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk pakan ternak melalui kegiatan demplot.

Kata kunci: pendampingan teknologi, penggemukan, sapi potong, diseminasi, demplot

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu

ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar

282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah

melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu

ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk

dan meningkatnya pendapatan, maka kebutuhan daging sapi pada tahun 2014

diprediksi akan meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun

2010). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari

produksi lokal dan sisanya 46,7 ribu ton (10%) dipenuhi dari impor (Ditjennak,

2010).

Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3

ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkan Program Swasembada Daging

Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1)

Penyediaan bakalan/daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan

reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina

produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam

negeri. Program Pokok tersebut dijabarkan ke dalam 13 kegiatan operasional,

yaitu: (1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi; (2)

Pengembangan pupuk organik dan biogas; (3) Pengembangan integrasi ternak-

tanaman; (4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan; (5)

Revitalisasi kegiatan IB dan INKA beserta sarana pendukungnya; (6) Penyediaan

dan pengembangan pakan dan air; (7) Penanggulangan gangguan reproduksi

dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) Penyelamatan sapi betina

produktif; (9) Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha

pembibitan; (10) Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui village

breeding centre (VBC); (11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (program

KUPS); (12) Pengaturan impor sapi bakalan dan daging; serta (13) Pengaturan

distribusi dan pemasaran sapi bakalan dan daging sapi di dalam negeri (Bahri et

al., 2011).

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

2

Pada bulan November 2010 dalam rangka launching Gerakan Aksi

Membangun Pertanian Rakyat Terpadu Provinsi Banten, Menteri Pertanian

menyatakan bahwa PSDS juga berasal dari daging kerbau, sehingga Ditjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melakukan revisi Blue Print Program

Swasembada Daging Sapi menjadi Program Swasembada Daging Sapi dan

Kerbau (PSDSK) 2014. Permasalahan yang dihadapi dalam mendukung PSDSK

antara lain: (a) panjangnya selang beranak yang masih di atas 15 bulan, (b)

tingginya angka kematian anak hingga mencapai lebih dari 20% dan angka

kematian induk lebih dari 10%, (c) tingginya angka pemotongan sapi betina

produktif, (d) kurangnya pejantan berkualitas di beberapa wilayah sumber bibit

pada pola pemeliharaan ekstensif, (e) masih sangat beragamnya produktivitas

sapi, dan (f) banyaknya pemotongan sapi muda sebelum mencapai bobot optimal

(Bahri et al., 2011).

Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia di Provinsi

Bengkulu. Pakan ternak berupa hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup

tersedia lahan untuk pengembangan kebun HMT. Selain itu juga limbah

pertanian seperti limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/daun

jagung), jerami padi, kulit kopi dan limbah sayuran cukup melimpah. Potensi

pakan konsentrat yang banyak tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik

tahu, dan solid.

Dalam peternakan sapi potong, segala upaya dilakukan agar sapi yang

dipelihara cepat mengalami kenaikan berat badan. Salah satu cara baru yang

dapat diterapkan dalam upaya penggemukan sapi potong adalah dengan

penggunaan pakan tambahan. Pakan tambahan berupa bahan yang

mengandung koloni mikroba terpilih dan digunakan untuk mengatur

keseimbangan mikroorganisme di dalam rumen (alat pencernaan).

Pemberian pakan tambahan merupakan salah satu upaya teknologi

penggemukan sapi modern. Mikroba di dalam pakan tambahan tersebut akan

menghasilkan enzim yang menguraikan serat kasar pada pakan sapi, terutama

jerami, menjadi unsure-unsur sederhana yang mudah dicerna sapi. Dengan cara

itu, daya cerna pakan, oleh sapi menjadi sangat efisien sehingga akan

meningkatkan berat badan sapi. Selain bertujuan untuk mendapatkan produksi

daging sapi secara cepat, perlakuan ini juga akan menghasilkan daging yang

bermutu tinggi.

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

3

Beberapa merk pakan tambahan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan daya cerna diantaranya starbio, bioplus, bossdext, dan pakan

limbah pertanian. Selain pakan tambahan, daya cerna pakan sapi juga dapat

ditingkatkan dengan penggemukan secara intensif di tambah dengan perlakuan

penambahan urea dan suplemen dalam pakan.

Secara tradisional, penggemukan sapi hanya menggunakan pakan hijauan

saja. Oleh karena itu, masa penggemukan yang diperlukan lebih lama karena

pertambahan bobot badan sapi lambat, yaitu berkisar 0,3 – 0,6 kg/hari. Sapi

baru siap dipotong setelah berumur sekitar 4 tahun.

Penggemukan sapi secara intensif dengan pakan hijauan yang ditambah

konsentrat, pertambahan bobot badannya maksimum hanya 0,6 – 0,7 kg untuk

sapi Bali, 0,45 kg untuk sapi Madura, 0,47 – 0,81 kg untuk sapi PO dan 0,85 –

1,50 kg untuk sapi Brahman, Simental dan Limousin.

1.2. Tujuan

Tujuan Tahun 2012

1. Meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan

sapi potong.

2. Meningkatkan pemahaman petugas (penyuluh lapang dan inseminator) tentang

teknologi penggemukan sapi potong melalui pelatihan/apresiasi.

3. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peternak tentang teknologi

penggemukan sapi potong melalui pembinaan secara partisipatif.

Tujuan Jangka Panjang

Meningkatkan populasi sapi potong dan kerbau di Bengkulu dengan dukungan

IPTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi dan kerbau.

1.3. Keluaran Keluaran Tahun 2012

1. Satu laporan rekomendasi pendampingan penerapan inovasi teknologi

penggemukan pada ternak sapi potong.

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

4

Keluaran Jangka Panjang

Peningkatan usahaternak sapi potong, peningkatan populasi sapi potong,

dan tecapainya swasembada daging sapi kerbau di Bengkulu yang di dukung

oleh teknis, manajemen, dan kebijakan yang terpadu antara pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah.

1.4. Dasar Pertimbangan

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Indonesia

antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak.

Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Indonesia masih

merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi,

dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Untuk mendukung peningkatan

populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan peningkatan

produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong diperlukan suatu

teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem dan

kebutuhan pengguna. Dengan rekayasa bioteknologi reproduksi, proses

reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan teknologi Inseminasi Buatan

(IB), Transfer Embrio (TE), pembekuan embrio, dan manipulasi embrio.

Kerjasama antara BPTP dengan dinas instansi terkait diperlukan untuk

menjawab tantangan tersebut, melalui diseminasi dengan kegiatan

pendampingan percepatan peningkatan swasembada daging sapi pada sub

peternakan diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang

dihadapi oleh petani dari segi teknologi sehingga pendapatannya meningkat.

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam rangka pemenuhan kecukupan protein hewani dan menghadapi

program nasional swasembada daging diperlukan peningkatan populasi sapi

potong secara nasional dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan

calon induk sapi dalam jumlah besar. Ternak sapi potong merupakan komoditas

unggulan yang memberikan kontribusi cukup besar pada pembangunan

peternakan di Provinsi Bengkulu. Perkembangan populasi sapi di Provinsi

Bengkulu berjalan lambat, ini terlihat dari peningkatan populasi pada tahun 2003

sebanyak 78.362 ekor menjadi 85.429 ekor pada tahun 2006 atau hanya

mengalami peningkatan sebanyak 7.060 ekor yang masih rendah bila

dibandingkan angka pemotongan setiap tahunnya berkisar antara 7.277 ekor

sampai dengan 11.078 ekor setiap tahunnya pada periode 2003-2006 (Badan

Pusat Statistik, 2007).

Gerakan pembangunan sektor pertanian di Indonesia perlu dilakukan

dengan lebih cepat, tepat, efisien dan efektif untuk mengimbangi laju

peningkatan permintaan akan produk pertanian serta untuk meningkatkan

kesejahteraan petani. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan daging

sapi dari hasil produksi dalam negeri melalui program Pencapaian Swasembada

Daging Sapi (PSDS) (Gozali et al., 2009).

Keberhasilan PSDS dapat dipercepat melalui implementasi teknologi yang

telah cukup banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan dapat

diimplementasikan di daerah sentra sapi dengan secara maksimal memanfaatkan

keberadaan BPTP yang berada di setiap provinsi. BPTP Bengkulu dapat bersikap

proaktif dalam kegiatan pendampingan PSDS di daerah, untuk itu diperlukan

pendampingan program PSDS agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

Usaha penggemukan adalah usaha yang memiliki keunggulan dengan

tingkat perputaran modal usaha yang sangat tinggi. Tujuan usaha penggemukan

adalah untuk memenuhi kebutuhan ternak pada hari-hari biasa (suplai untuk

RPH-RPH), hari raya kurban, idul fitri dan kebutuhan lainnya. Kelemahan dari

usaha penggemukan adalah keterbatasan penyediaan sapi bakalan (Bahri S,

2011). Selama ini usaha penggemukan sapi di Bengkulu pada kelompok tani

belum berjalan secara berkesinambungan.

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

6

III. PROSEDUR

3.1. Ruang Lingkup

Pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan pada ternak

sapi potong dilaksanakan di lapangan secara partisipatif. Kegiatan akan

dilaksanakan selama 1 (satu) tahun di Kabupaten Rejang Lebong, Seluma dan

Bengkulu Utara. Output yang ingin diperoleh meliputi :

a). Terjalinnya koordinasi yang baik antar institusi baik ditingkat pusat,

provinsi maupun kabupaten dalam mendukung swasembada daging sapi.

b). Penyediaan bahan informasi teknologi, alat dan bahan pendukung

lainnya.

c). Menyiapkan narasumber dari lingkup BPTP Bengkulu maupun Litbang

Pertanian.

d). Melaksanakan apresiasi teknologi bagi penyuluh dan petani/peternak.

e). Melakukan demontrasi plot teknologi penggemukan sapi potong

f). Temu lapang teknologi penggemukan sapi potong,

g). Pelatihan pembuatan pakan tambahan dari limbah tanaman perkebunan

dan pertanian, pelatihan pemilihan sapi bakalan, budaya sapi potong,

identifikasi HMT dan pakan konsentrat.

h). Bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang dalam usaha

penggemukan sapi potong.

i). Pengumpulan data dan informasi.

j). Membuat laporan hasil.

3.2. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program Swasembada

Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di 3 Kabupaten antara lain :

1). Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi

Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang

Lebong dan Seluma.

Koordinasi dilaksanakan pada dinas/instansi terkait baik ditingkat

Provinsi maupun Kabupaten dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

mana perkembangan pelaksanaan program PSDSK di tingkat provinsi dan

kabupaten, masalah/hambatan yang dihadapi serta kebutuhan teknologi

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

7

serta metoda dan media diseminasi yang diinginkan peternak. Koordinasi

selanjutnya membahas untuk penentuan lokasi dan calon peternakan

yang akan dijadikan sebagai kooperator pendampingan. Dari hasil

pembahasan dan observasi lapangan, diperoleh calon lokasi

pendampingan program PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong dan

Bengkulu Utara dan Seluma selengkapnya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar lokasi pelaksanaan Pendampingan PSDSK, BPTP Bengkulu TA. 2012

Kabupaten Kecamatan Desa Nama Kelompok

Ternak/Nama Ketua

Target Penyebaran (Kecamatan)

Rejang Lebong

Sindang Kelingi

Desa Blitar Muka

Mukti/Edi Kuswanto

Kecamatan Selupu Rejang, Binduriang, Padang Ulak Tanding

Bengkulu Utara

Hulu Palik Desa Air Baus II

Sri Kencana /Rahmad

Kecamatan Argamakmur, Tanjung Agung Palik, Kerkap

Seluma Air Periukan

Bukit Peninjauan I

Sejahtera Mandiri/ Ceceng

Kecamatan Sukaraja, Seluma Selatan

2). Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi

dan masalah di lokasi pendampingan.

Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi dilakukan pada awal

kegiatan bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap kelompok

sasaran berupa potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan

teknologi, pakan, reproduksi, manajemen dan hambatan teknis lainnya,

selengkapnya disajikan pada Tabel 2.

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

8

Tabel 2. Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di 3 Kabupaten

Kelompok Ternak

Permasalahan Kebutuhan Teknologi Pendampingan

1. Mukti Kabupaten Rejang Lebong

1. Kulit kopi melimpah dan belum dimanfaatkan

2. Banyak peternak belum mengetahui ciri-ciri bakalan yang baik untuk digemukan

3. Perlu teknologi fermentasi kulit kopi agar nilai gizi pakan meningkat

1. Pemanfaatan kulit kopi

sebagai pakan dan

pelatihan fermentasi

kulit kopi

2. Demplot penggemukan

sapi jantan

menggunakan bahan

kulit kopi

3. Bimbingan penyuluhan

sapi bakalan yang baik

untuk digemukkan

2. Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara

1. Sagu rumbia melimpah dan belum dimanfaatkan untuk pakan

2. Rumput semakin sulit sehingga perlu mencari alternatif pakan pengganti rumput

3. Belum mengetahui teknik-teknik penggemukan sapi

4. Harga mineral untuk sapi yang ada di daerahnya terlalu mahal (Rp. 25.000/kg) sehingga tidak terjangkau oleh peternak

1. Pemanfaatan sagu

rumbia sebagai pakan

2. Demplot penggemukan

sapi jantan

menggunakan sagu

rumbia

3. Teknik Pemilihan sapi

bakalan

3. Sejahtera Mandiri Kabupaten Seluma

1. Ampas tahu melimpah dan belum mengetahui formulasi pakan yang sesuai menggunakan ampas tahu

2. Belum mengetahui teknik-teknik penggemukan sapi

1. Pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan penggemukan

2. Demplot penggemukan sapi jantan menggunakan ampas tahu

3. Bimbingan penyuluhan sapi bakalan yang baik untuk digemukkan

3). Melaksanakan sosialisasi, apresiasi teknologi dan temu lapang

teknologi yang akan diintroduksikan.

Sosialisasi Pendampingan PSDSK di 3 Kabupaten tahun 2012 di

Kabupaten Rejang Lebong, diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 22

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

9

Maret 2012, bertempat di Ruang Pertemuan Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kabupaten Rejang Lebong. Sosialisasi di Kabupaten Seluma

diselenggarakan tanggal 19 Maret 2012 bertempat di Aula Bappeda

Kabupaten Seluma. Sosialisasi di Kabupaten Bengkulu Utara diselenggarakan

pada tanggal 20 Maret 2012 di Aula Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Bengkulu Utara.

Gambar 1. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong

4). Melaksanakan pelatihan petani dan petugas. Pelatihan petani dan

petugas dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan

profesional dalam berbagai aspek usaha penggemukan ternak sapi

potong seperti pelatihan pemanfataan kulit kopi, ampas tahu dan

sagu rumbia sebagai pakan sapi penggemukan, dan pelatihan

fermentasi kulit kopi utnuk meningkatkan nilai gizi pakan ternak.

5). Melaksanakan demplot teknologi. Pembuatan demplot inovasi

teknologi bertujuan untuk menyediakan tempat pembelajaran dan

praktek aplikasi teknologi bagi peternak di lokasi pendampingan.

Kegiatan demplot yang dilakukan yaitu : demplot penggemukan sapi

jantan.

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan

Kabupaten Rejang Lebong

Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi

Bengkulu dengan luas wilayah 151.576 Ha jumlah penduduk 261.745 jiwa

(Tahun 2009) tersebar dalam 15 kecamatan yang terdiri dari 152 desa dan

kelurahan. Secara umum merupakan daerah pegunungan dengan topografi

bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian tercatat antara 100 s/d

1000 m dpl dan kemiringan tanah antara 2 % s/d 40 %. Letak geografisnya pada

posisi 102o19’ - 102o57’ BT dan 2o22’07’’ - 3o31’ LS.

Jumlah curah hujannya pada Tahun 2003 sebesar 2.805 mm dengan

rata-rata curah hujan 233,8 mm, hal ini mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan Tahun 2002 dimana jumlah curah hujan Tahun 2002 sebesar 2.557 mm

dengan rata-rata curah hujan per bulan sebesar 213,1 mm dan rata-rata hari

hujan sebanyak 22 hari/bulan, sedangkan pada Tahun 2009 jumlah curah hujan

yang tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 418 mm dengan jumlah

hari hujan sebanyak 27 hari sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi

bulan Juni sebesar 32 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 6 hari.

Dinamika populasi ternak sapi besar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun

2009 dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Rejang Tahun 2009

No Jenis Ternak Jumlah (Ekor) Pertumbuhan

Populasi (%) Tahun 2008

Tahun 2009

1. Ternak Besar a. Sapi Potong b. Sapi Perah c. Kerbau

6.795 308 857

7.237 364 919

6,50 18,18 7,23

Sumber: Seksi Produksi Bidang Peternakan

Perkembangan ternak sapi potong pemerintah tiap kecamatan di

Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

11

Tabel 4. Potensi Sumber Daya Peternakan Kabupaten Rejang Lebong

JENIS TERNAK

NO Kecamatan Bali PO SC

Lk Btn Jml Lk Btn Jml Lk Btn Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Binduriang 2 10 12 0 0

2 BUR 36 35 71 25 130 155 19 65 84

3 Curup Selatan 2 10 12 0 0

4 Curup Timur 0 0 0 7 7

5 Curup Tengah 12 0 12 0 0

6 Curup Utara 0 0 0 14 14

7 PUT 4 12 16 0 0

8 SBI 1 5 6 0 0

9 Sindat 22 22 44 0 0

10 SKL 66 30 96 0 0 21 21

11 SR 3 10 13 0 5 9 14

12 P2KPDT 0 0 112 112 0

JUMLAH 148 134 282 25 242 267 24 116 140

Tabel 5. Perkembangan Ternak Sapi Pemerintah Tahun 2005-2009 di Kabupaten Rejang Lebong

No Kelompok/Desa Jenis

Ternak

Jumlah Ternak (Ekor) Ket.

Awal Perkembangan

Akhir

Dewasa Anak ♂ ♀ ∑ ♂ ♀ ∑ ♂ ♀ ∑ ♂ ♀ ∑

1 2 3

4 5 6 7 8 9

1

0 11 12 13 14 15 16

1. PP. Ar Rahmah (Air Meles)

Bali 12 -

12 12 - - - - - 12 - 12

2006

2. Sepakat Maju (Air

Bening) PO

-

4

4

4

4 - 43 43 7 11 18 7 54 61 2006

3. Bermano II (Air

Bening) PO

-

2

2

2

2 - 18 18 3 4 7 3 22 25 2006

4. Sido Rukun (Air Bening)

PO -

19

19 - 17 17 2 6 8 2 23 25

2006

5. PP. Al Manar

(IV Suku Menanti) Bali 21

1

7

3

8 21 17 38 - - - 21 17 38 2007

6. Sido Mulyo (Air Dingin) BC

-

5

0

5

0 - 46 46

1

3 19 32 13 65 78 2007

7. Maju Bersama (Kayu Manis)

BC -

50

50 - 45 45

22 21 43 22 66 88

2007

8. Mutiara Gabungan

(Air Bening) PO 20

3

0

5

0 17 24 41 - - - 17 24 41 2007

9. Koperasi Gumregah

(SK) Bali

50 -

5

0 50 - 50 - - - 50 - 50 2007

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

12

1

2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

1

1 12 13 14

1

5 16

10. Usaha Bersama

(Pungguk Lalang) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P2

KPDT

11. Sido Mulyo (Sumber Rejo

Transad)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2

KPDT

12. Pelita Alam (Air Lanang)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2

KPDT

13. Sido Mulyo (Kampung Baru)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2

KPDT

14. Cendana Wangi

(Suban Ayam) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P

2KPDT

15. Bina Karya (Karang Anyar Pal

VIII)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

16. Bina Maju (Pal VIII) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P

2KPDT

17. Serdang Indah (Tebat Tenong Luar)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

18. Pemuda Rukun (Air

Bening) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P

2KPDT

19. Teladan (Pal 100) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P

2KPDT

20. Maju Bersama (Kayu Manis)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

21. Sido Mulyo (Sindang

Jati) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P

2KPDT

22. Maju Makmur

(SumberRejo Transad) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P

2KPDT

23. Sido Rukun (Beringin Tiga)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

24. Tunas Harapan (Air

Rusa) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P

2KPDT

25. Usaha Bakti Karya (Air Kati)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

26. Suka Maju (Hujan Panas)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

27. Mandiri II (Belumai II) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P

2KPDT

28. Ngudi Rukun (Belumai II)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

29. Pesantren (Taba Padang)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2KPDT

30. Mandiri II (Kampung

Jeruk) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P

2KPDT

31. Suka Maju (Talang Lahat)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2

KPDT

32. Karya Maju (Talang Lahat)

Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6 2007/P2

KPDT

33. Sumber Rezeki

(UPTPeriang) Bali 1 5 6 1 5 6 - - - 1 5 6

2007/P2

KPDT

34. Sido Mulyo (Karang Jaya)

FH - 60

60

- 35 35 24

19 43 24 54 78

2008/SKR

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0 11 12 13

14 15 15

35. Danau Safira (Karang

Jaya) FH -

6

0

6

0 - 35 35

2

9 21 50 29

56 85

2008/SK

R

36. Tani Jaya (Air Duku) PO 2 9 11

2 9 11 3 - 3 5 9 14

2008/SMD

37. Tani Jaya (Air Duku) BC - 1

4

1

4 - 13 13 5 2 7 5

15 20

2008/SM

D

38. Tani Jaya (Air Duku) BL 1 5 6 1 5 6 - - - 2 5 7

2008/SM

D

39. Tani Jaya (Air Duku) Bali 4 2 6 4 2 6 1 - 1 5 2 7 2008

40. Suka Maju (Talang

Lahat) Bali 12 -

1

2 10 - 10 - - - 10

- 10 2008

41. Sejahtera (Kp. Melayu)

Bali 14 - 14

12 - 12 - - - 12 - 12

2008

42. Sumber Jaya

(Transad) Bali 18

1

8

3

6 17 17 34 1 1 2 18

18 36 2008

43. Wanita Tani Pertiwi

(Watas Marga) FH -

1

0

1

0 - - - - - - - 10 10

2008/TA

L

44. Bersemi Kembali (Air Bening)

SC 7 10

17

5 10 15 - - - 5 10 15 2008

45. Sumber Jaya II

(Sumber Rejo) SC 3

2

5

2

8 3 23 25 - 1 1 3 24 27 2008

46. Mini Ranch (Air

Bening) SC

15 -

1

5 7 - 7 - - - 7 - 7 2008

47. P2KPDT

PO 112 -

112 112 - 112 - - - 112 -

112

2008

48. Ika Maja

(Sumber Bening) FH -

1

4

1

4 - 14 14 - - - - 14 14

2009/P

2KPDT

49. Bersama Kita Bisa

(Beringin Tiga) SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7

2009/P

2KPDT

50. Tunas Muda (Beringin Tiga)

SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7 2009/P2KPDT

51. Sepakat I (Ds.

Mojorejo) SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7

2009/P

2KPDT

52. Karya Tani (Kp.

Delima) SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7

2009/P

2KPDT

53. Ngudi Rukun (Kesambe Lama)

SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7 2009/P2KPDT

54. Tunas Baru (Tasik

Malaya) SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7

2009/P

2KPDT

55. Se Ide (Kayu Manis) SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7 2009/P

2KPDT

56. Mekar Sari (Kayu Manis)

SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7 2009/P2KPDT

57. Sumber Mulya

(Sumber Bening) SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7

2009

/P2KPDT

58. Sidodadi (Ds.

Mojorejo) SC - 7 7 - 7 7 - - - - 7 7

2009

/P2KPDT

JUMLAH

315

64

9

96

4 295

50

6 788

7

3

8

2

15

5 285

75

7 1042

Sumber: Seksi Produksi Peternakan Bidang Peternakan

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

14

Sebagai daerah kawasan ternak sapi potong adalah di Kecamatan

Sindang Kelingi, Sindang Dataran, Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding, dan

Selupu Rejang. Sebagai lokasi demplot penggemukan sapi jantan adalah di

Kelompok Ternak Mukti desa Blitar Muka Kecamatan Sindang Kelingi.

Kabupaten Bengkulu Utara

Kabupaten Bengkulu Utara merupakan salah satu daerah di wilayah

Provinsi Bengkulu. Daerah ini beribukota Argamakmur. Luas Kabupaten Bengkulu

Utara adalah 4.424.60 km2, yang terdiri dari 12 kecamatan dan terletak antara

101º32’ - 102º8’BT dan 15 - 4ºLS. Kondisi geografisnya sebagian besar

merupakan dataran dengan ketinggian di bawah 150 m dpl terdapat dibagian

barat membujur searah pantai dan selatan ke utara, sedangkan dibagian timur

topografinya berbukit-bukit dengan ketinggian 541 m dpl.

Kabupaten Bengkulu Utara sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Mukomuko, sebelah selatan dengan kabupaten Bengkulu Tengah, sebelah Timur

dengan Provinsi Jambi, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang serta

sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Kondisi tanah di Kabupaten Bengkulu Utara terdiri dari latosol 29,01%,

asosiasi latosol dan PMK 1,4%, asosiasi PMK dan latosol 25,36%, podsolik merah

kuning 1,16%, alluvial 3,15% dan organosol dan lain-lain 39,90%. Data curah

hujan di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2010 berkisar antara 118 – 661

mm, dengan rata-rata setiap bulannya 382,5 mm. Curah hujan tertinggi terjadi

pada bulan November dan Desember yaitu 655 mm dan 661 mm.

Ditinjau dari jumlah hari hujan, menurut data yang diperoleh dari Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bengkulu Utara sampai dengan bulan

Desember 2010 berkisar antara 11 – 27 hari dengan rata-rata tiap bulannya

sebanyak 17 hari. Hari hujan pada tahun 2010 sebanyak 205 kali, lebih banyak

dibandingkan tahun 2009 sebanyak 192 kali.

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan sensus

penduduk tahun 1980 dan 1990 adalah 6,75%. Selanjutnya dalam kurun waktu

10 tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk Bengkulu Utara mengalami

penurunan. Dari hasil sensus penduduk tahun 2000, pertumbuhan penduduk

Bengkulu Utara tahun 1990 – 2000 adalah sebesar 3,24%. Penduduk Bengkulu

Utara tahun 2010 sebanyak 253.052 jiwa.

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

15

Populasi ternak pemerintah, terutama ternak sapi yang telah disebarkan

kepada petani di Kab. Bengkulu Utara, baik yang dibiayai dari dana APBN

maupun APBD Kabupaten Bengkulu Utara menunjukkan keadaan yang baik.

Tabel 6. Keadaan Ternak Sapi Pemerintah di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011

No Sumber Dana Jumlah Awal Jumlah Akhir

KET Jt Bt Jmh Jt Bt Jmh

1 3 4 5 6 7 8

APBD APBN TP APBN Siska APBN VBC APBN LM3 APBN SMD APBN (Insentif & Penyelamatan)

12 39 78 26 32 406

-

91 390 259 211 114 1603

-

103 429 337 237 146 2009 595

14 39 100 50 29 263

-

92 390 266 150 144 1287

-

106 429 366 200 173 1550 595

Jumlah 593 2668 3856 495 2329 3419

Sumber : Seksi Pengembangan Produksi Peternakan

Program KKP-E merupakan Program Pemerintah dalam rangka Fasilitasi

pembiayaan kepada kelompok tani ternak, yang berminat mengembangkan

usaha dibidang Pertanian, termasuk didalamnya usaha budidaya peternakan.

Tabel 7. Realisasi Kredit KKPE Peternakan di Bank BRI Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara sampai dengan Oktober 2011

No Kec/Desa Nama Kelompok

tani Jumlah Anggota

(Orang) Jumlah Dana

(Rp)

Jumlah Ternak

Sapi (ekor) Ket.

A Arga Makmur

1 Sumber Agung Sumber Maju 14 350,000,000 56

Tri Harapan 11 275,000,000 44

2 Rama Agung Rama Abadi 15 375,000,000 60

3 Kemumu Jawi Jaya 15 375,000,000 60

Semangnat Baru 15 375,000,000 60

4 Tebing Kaning Lembu Kuring 18 450,000,000 72

B Padang Jaya

1 Marga Sakti Sinar Tani 20 500,000,000 80

Sido Rukun 15 375,000,000 60

2 Tanjung Harapan Mekar Sari 11 275,000,000 44

C Kerkap

1 Sumber Rejo Bina Tani 19 475,000,000 76

D Ketahun

1 Gunung Payung Gunung Jati 12 300,000,000 48

2 Sumber Mulya Lembu Jaya D7 20 500,000,000 80

Sumber Rejo 11 275,000,000 44

3 Bukit Makmur Makarti Lestari 11 275.000.000 44

E Giri Mulya

1 Wono Harjo Enggal Mulyo 10 250,000,000 40

Jumlah 217 5,150,000,000 868

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

16

Sampai dengan akhir tahun 2010 di Kabupaten Bengkulu Utara telah

dicairkan dana KKP-E kepada 22 kelompok tani ternak dengan total dana

sebesar 8 Miliar Rupiah dan pada akhir tahun 2011 tinggal tersisa 15 kelompok,

selengkapnya disajikan pada Tabel 7.

Kabupaten Bengkulu Utara merupakan salah satu kabupaten yang

mengembangkan bidang perkebunan kelapa sawit, baik yang dilakukan oleh

perusahaan Perkebunan Besar (PBS) maupun oleh rakyat (perkebunan rakyat).

Salah satu Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang melaksanakan kegiatan

pengembangan ternak sapi adalah PT. AGRICINAL melalui program SISKA

(Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit) yang telah dimulai pada tahun 1997,

dengan jumlah populasi 151 ekor betina dan 12 ekor jantan. Pada tahun 2003

dilaksanakan ekspose nasional program Siska yang diselenggarakan di Bengkulu

dengan populasi sapi saat itu adalah 1.333 ekor betina dan 55 ekor jantan (Dinas

Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara, 2011).

Melalui Program Integrasi Sapi dengan Kelapa Sawit (SISKA), PT.

AGRICINAL pada tahun 2011 memiliki jumlah populasi sapi sebanyak 5.858

ekor. Program SISKA sekarang telah dikenal oleh masyarakat luas diseluruh

Indonesia dan merupakan Program Nasional. PT. AGRICINAL dalam Program

SISKA mengembangkan Sapi Bali untuk mendukung kegiatan perkebunan kelapa

sawit. Ternak sapi tersebut terbagi dalam dua sistem yaitu inti dan plasma, untuk

lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini :

Tabel 8. Keadaan Ternak Sapi PT. AGRICINAL di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011

No Siste

m Ras

Keadaan Ternak

TOTAL Dewasa Remaja Anak

JT BT JML JT BT JML JT BT JML

1. INTI Bali 212 902 1114 141 240 381 301 351 652 2147

2. Plasma Bali 56 1232 1288 75 1210 1285 220 435 655 3228

JUMLAH 268 2134 2402 216 1450 1666 521 786 1307 5370

Sumber : Seksi Pengembangan Produksi Peternakan

Jenis rumput yang telah banyak dibudidayakan di kabupaten Bengkulu

Utara adalah King Grass (Rumput Raja), Elephant Grass (rumput gajah), dan

Setaria,SP. Keadaan luas lahan HMT di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

17

2011 adalah 293,30 Ha sedangkan luas lahan tanaman leguminosa 120,2 Ha

yang tersebar diberbagai wilayah kecamatan. Selain rumput yang telah

dibudidayakan, terdapat rumput alam yang terdapat di padang penggembalaan

dengan luas 73,50 Ha (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu

Utara, 2011).

Sebagai lokasi demplot penggemukan adalah di Kelompok Ternak Sri

Kencana Desa Air Baus Kecamatan Hulu Palik.

Kabupaten Seluma

Kabupaten Seluma secara administrative termasuk ke dalam wilayah

Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2003, tentang pembentukan Kabupaten Mukomuko, Seluma dan Kaur.

Secara Geografis Kabupaten Seluma terletak di Pantai Barat Sumatera

Bagian Selatan yang berada pada koordinat garis lintang dan bujur, yaitu

03º49’55,66”LS - 04º21’40,22” LS dan 101º17’27,57” BT - 102º59’40,54” BT.

Batas-batas wilayah Kabupaten Seluma adalah sebelah utara dengan Kota

Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah selatan dengan Kabupaten

Bengkulu Selatan, sebelah timur dengan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera

Selatan dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Seluma antara 21ºC - 32ºC,

kelembaban udara relative antara 85 – 88%, jumlah curah hujan untuk setiap

tahunnya bervariasi antara 1.500 mm – 4.500 mm dengan jumlah hari hujan

antara 110 – 230 hari setiap tahunnya, rata – rata 16 hari hujan setiap bulannya.

Dari luas Kabupaten Seluma 240.044 Ha mempunyai beberapa jenis

tanah utama antara lain: Aluvial, Podsolik Merah Kuning. Latosol dan Podsolik

Coklat Litosol, sedangkan jenis tanah yang rata-rata di bawah 10% antara lain

Organosol Gley Humus, Podsolik Merah Kuning, Litosol dan Podsolik Merah

Kuning Litosol. Tekstur tanah di Kabupaten Seluma umumnya bertekstur agak

halus dengan luas 1.112,6ºkm2 (46,35%), tekstur sedang 607,92 km2, halus

336,28 km2 (14,01%), agak kasar 124,85 km2 (5,20%) dan kasar 218,79 km2

(9,11%).

Sebagai lokasi demplot penggemukan sapi jantan adalah di Kelompok

Ternak Sejahtera Mandiri Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja. Desa

Bukit Peninjauan I sebelah utara berbatasan dengan Desa Sido Luhur, sebelah

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

18

selatan Desa Mekar Sari, sebelah barat Desa Sumber Arum dan sebelah timur

Desa Bukit Peninjauan II.

4.2. Karakteristik Sosial Ekonomi

Kabupaten Rejang Lebong

Lokasi pendampingan PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong adalah di

Kelompok Ternak Mukti Desa Blitar Muka, Kecamatan Sindang Kelingi. Sumber

daya manusia Desa Blitar Muka berjumlah 2.586 jiwa terdiri dari 1.308 jiwa laki-

laki dan 1.278 jiwa perempuan dengan jumlah KK tani 514 KK.

Penduduk di Belitar Muka Kecamatan Sindang kelingi yang tergolong

masa produktif baik laki-laki maupun perempuan yang memberikan kontribusi

terhadap keluarga atau rumah tangga yakni 15 tahun sampai dengan umur 60

tahun.

Luas lahan sawah Desa Blitar Muka adalah irigasi teknis 85 ha, irigasi

desa 18 ha dan tadah hujan/rawa 28 ha. Luas darat : Perkebunan 46 ha,

tegal/kebun/lading 38 ha, pemukiman pekarangan 65 ha.

Tingkat pendidikan adalah tidak sekolah 734 orang, SD 1.061 orang, SLTP

353 orang, SLTA 282 orang, Akademi 55 orang dan Perguruan Tinggi 101 orang.

Data penduduk berdasarkan mata pencaharian Desa Blitar Muka adalah pemilik

lahan tidak penggarap 86 KK, pemilik lahan penggarap 227 orang, panggarap

134 orang, buruh tani 67 orang, pegawai negeri sipil 145 orang, dagang 31

orang, tukang 28 orang.

Di Desa Blitar Muka terdapat 9 kelompok tani yang terdagi 8 kelompok

tani dewasa dan 1 kelompok wanita.

Kabupaten Bengkulu Utara

Lokasi pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Utara adalah di

Kelompok Ternak Sri Kencana Desa Air Baus II Kecamatan Hulu Palik. Kelompok

ternak Sri Kencana diketuai oleh Rahmat dengan anggota sebanyak 25 orang.

Saat ini kelompok ini mengusahakan penggemukan sapi potong dengan

memelihara 48 ekor sapi jantan Simental yang berumur 1,5 – 2 tahun. Pembelian

sapi diadakan pada akhir bulan Januari 2012 dengan membeli dari Provinsi Jawa

Barat. Selain sapi Simental mereka juga memelihara sapi Bali untuk

penggemukan dan pembibitan.

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

19

Peternak sapi memperoleh bantuan dana dari KUSP (Kredit Usaha Sapi

Potong) dari BRI, dengan jangka waktu pengembalian setelah 2 tahun. Skala

kepemilikan ternak antara 4 – 5 ekor/KK. Pakan hijauan yang biasa diberikan

pada ternaknya adalah lung, daun ubi rambat, rumput king grass, jerami padi

segar. Selain pakan hijauan peternak Sri Kencana juga telah memberikan pakan

konsentrat rutin setiap hari berupa campuran dedak padi, ampas tahu, feed

suplement produksi PT. Medion, dan garam dapur.

Luas wilayah desa Air Baus II mencapai 220 ha dengan tipologi desa di

sekitar hutan. Dari luas wilayah 220 ha terdiri dari tanah sawah seluas 99 ha,

tanah kering seluas 46 ha dan tanah perkebunan seluas 75 ha. Jumlah penduduk

desa pada tahun 2010 mencapai 420 jiwa dengan 107 KK.

Mata pencaharian pokok penduduk desa Air Baus II adalah sebagai

petani/peternak sebanyak 214 orang dan sisanya sebanyak 15 orang sebagai

pedagang. Kegiatan pertanian, perkebunaan dan peternakan adalah yang utama

di desa ini. Jumlah total rumah tangga yang memiliki tanah pertanian sebayak

107 rumah tangga petani. Luas areal perkebunan terluas adalah karet seluas 50

ha, selanjutnya adalah kelapa sawit seluas 5 ha dan kopi seluas 4 ha. Jumah

ternak di desa ini sebanyak 230 ekor sapi potong dan 8 ekor kambing.

Ternak sapi potong terutama jenis sapi Bali dan Simental menjadi usaha

andalan bagi masyarakat di Desa Air Baus II untuk meningkatkan

kesejahteraannya. Pemeliharaan sapi ditujukan untuk pengembangan dan

penggemukan. Kandang sudah dibuat terpisah dengan rumah penduduk. Sapi

dipelihara dikandang pada malam hari dan pada siang hari dikeluarkan dari

kandang. Pakan yang diberikan berupa rumput unggul (king grass) dan rumput

lapangan. Sedangkan pakan tambahan yang diberikan berupa sagu rumbia,

ampas tahu, dedak padi dan mineral. Intensitas pemberian pakan tambahan

tidak kontinyu karena keterbatasan bahan pakan tersebut dilokasi. Pada saat

panen padi tiba maka dedak padi melimpah tetapi pada saat tidak ada panen

maka sulit mencari dedak padi. Ampas tahu juga terbatas jumlahnya karena

pabrik tahu kapasitasnya kecil sehingga peternak yang membutuhkan ampas

tahu harus bergiliran dengan peternak lainnya. Sementara pohon sagu cukup

banyak di desa ini dan belum banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

20

Kabupaten Seluma

Lokasi pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma adalah di Kelompok

Ternak Sejahtera Mandiri Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja.

Kelompok ternak Sejahtera Mandiri diketuai oleh Ceceng dengan anggota

sebanyak 20 orang. Saat ini kelompok ini mengusahakan penggemukan sapi

potong dengan memelihara sapi jantan Simental yang berumur 5 bulan – 2

tahun. Pembelian sapi dengan membeli dari Banjarnegara Jawa Tengah. Selain

sapi Simental mereka juga memelihara sapi Bali untuk penggemukan dan

pembibitan.

Mata pencaharian utara di desa ini adalah buruh perkebunan kelapa

sawit. Usaha penggemukan sapi saat ini sebagai mata pencaharian utama karena

skala pemeliharaan yang semakin bertambah dari 1 – 5 ekor menjadi 5 – 20

ekor.

4.3. Metode Diseminasi

A. Demplot penggemukan sapi jantan

Demplot penggemukan sapi yang dilakukan dalam pendampingan PSDSK

bertujuan untuk mengenalkan pakan penggemukan sapi dengan memanfaatkan

limbah pertanian sebagai pakan tambahan selain hijauan rumput. Jenis ternak

pada demplot penggemukan pada tiap kabupaten adalah ternak sapi lokal (Sapi

Bali) berjumlah 18 ekor dan ternak persilangan jantan (Simental) yang berjumlah

18 ekor. Usia ternak jantan yang akan digemukan > 1,5 tahun, denga lama

penggemukan 3 bulan (90 hari). Pemberian pakan setiap harinya untuk sapi

Bali/sapi lokal diberikan 2 kg/ekor/hari, sedangkan untuk sapi Simental/sapi

persilangan diberikan 4 kg/ekor/hari. Pada pagi hari sisa pakan ditimbang untuk

mengetahui konsumsi pakannya.

Kabupaten Rejang Lebong

Demplot penggemukan di Kabupaten Rejang Lebong menggunakan

formula pakan sebagai berikut:

1. Formula sapi lokal

Formula pakan konsentrat dan jumlah hijauan pada demplot penggemukan

sapi lokal di Kabupaten Rejang Lebong adalah:

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

21

Pada jenis sapi lokal perlakuan I terdiri dari hijauan rumput 10% dari

bobot badan, dedak padi 1 kg, kulit kopi fermentasi 0,9 kg, kapur pertanian

0,02 kg, ultra mineral 0,01 kg, garam dapur 0,04 kg dan gula aren 0,03 kg.

Pada jenis sapi lokal perlakuan II terdiri dari hijauan 10% dari bobot

badan, dedak padi 1 kg, kulit kopi non fermentasi 0,9 kg, kapur pertanian

0,02 kg, mineral 0,01 kg, garam 0,04 kg, gula aren 0,03 kg.

Pada jenis sapi lokal perlakuan III terdiri dari hijauan 10% dari bobot

badan.

2. Formula sapi persilangan

Formula pakan konsentrat dan jumlah hijauan pada demplot penggemukan di

Kabupaten Rejang Lebong yang diiberikan kepada ternak setiap harinya

adalah adalah sebagai berikut:

Pada jenis sapi persilangan perlakuan A (Fermentasi) terdiri dari

hijauan 10% dari bobot badan, dedak padi 2 kg, kulit kopi fermentasi 1,8 kg,

kapur pertanian 0,04 kg, ultra mineral 0,02 kg, garam 0,08 kg, gula aren

0,06 kg.

Pada jenis sapi persilangan perlakuan B (Non Fermentasi) terdiri dari

hijauan 10% dari bobot badan, dedak padi 2 kg, kulit kopi non fermentasi

1,8 kg, kapur pertanian 0,04 kg, mineral 0,02 kg, garam 0,08 kg, gula aren

0,06 kg.

Pada jenis sapi persilangan perlakuan C (Hijauan) terdiri dari hijauan

10% dari bobot badan.

1. Sapi Lokal

Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk

mengetahui bobot badan awal dan akhir pada demplot penggemukan di

Kabupaten Rejang Lebong disajikan pada Tabel 9 dan Tabel 10.

Berdasarkan Tabel 9 bobot badan awal Perlakuan I adalah 201,8 kg,

Perlakuan II adalah 164,8 kg dan perlakuan III adalah 185,3 kg. Berdasarkan

Tabel 10 bobot badan akhir sapi lokal perlakuan A adalah 257,5 kg,

perlakuan B adalah 205,2 kg dan perlakuan C adalah 218,8 kg.

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

22

Tabel 9. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Awal (kg)

Perlakuan I (Fermentasi) Rahman 144 120 225

Kusnanto 140 105 186

Sujarwo 148 114 226

Boimin 1 146 105 203

Boimin 2 135 105 173

Boimin 3 145 104 198

Rata-rata 201,8

Perlakuan II (Non Fermentasi) Bandi 1 140 107 190

Bandi 2 139 109 191

Bandi 3 135 103 170

Pitoyo 146 107 207

Paiman 1 116 94 115

Paiman 2 115 97 116

Rata-rata 164,8

Perlakuan III (Hijauan) Riyadi 152 120 251

Haryadi 149 104 209

Tanto 1 119 99 127

Tanto 2 122 105 141

Kandar 141 106 191

Jumadi 138 110 193

Rata-rata 185,3

Berdasarkan Tabel 11 perlakuan I menghasilkan PBBH tertinggi

dibandingkan dengan perlakuan II dan III (kontrol). Hal ini menunjukan

bahwa kulit kopi yang difermentasi menghasilkan PBBH tertinggi

dibandingkan dengan kulit kopi non fermentasi dan pakan hijauan saja

(kontrol).

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

23

Tabel 10. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Akhir (kg)

Perlakuan I (Fermentasi) Rahman 153 124 263

Kusnanto 165 109 267

Sujarwo 155 119 259

Boimin 1 150 107 218

Boimin 2 139 108 189

Boimin 3 180 119 349

Rata-rata 257,5

Perlakuan II (Non Fermentasi) Bandi 1 150 117 238

Bandi 2 148 109 216

Bandi 3 145 110 232

Pitoyo 162 116 276

Paiman 1 123 102 140

Paiman 2 120 99 129

Rata-rata 205,2

Perlakuan III (Hijauan) Riyadi 154 123 264

Haryadi 152 116 243

Tanto 1 133 107 171

Tanto 2 124 106 148

Kandar 150 116 236

Jumadi 147 126 251

Rata-rata 218,8

Tabel 11. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong

Perlakuan Bobot Badan Awal

(kg/ekor/hari)

Bobot Badan Akhir

(kg/ekor/hari)

PBBH (kg/ekor/hari)

I 201,8 257,5 0,62

II 164,8 205,2 0,45

III 185,3 218,8 0,37

2. Sapi Persilangan

Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk

mengetahui bobot badan awal pada demplot penggemukan di Kabupaten

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

24

Rejang Lebong disajikan pada Tabel 12 dan bobot badan akhir pada

Tabel 13.

Tabel 12. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Awal (kg)

Perlakuan A (Fermentasi) Sugiyono 180 138 412

Yatno 1 131 121 192

Edi Kuswanto 142 121 225

Winarto 163 130 319

Budiono 145 114 221

Katam 137 116 201

Rata-rata 261,7

Perlakuan B (Non Fermentasi) Subadi/Badut 160 135 319

Pitoyo 155 126 279

Sugito 152 141 301

Suherman Naryo 178 146 427

Bahar 170 131 349

Supardi 171 146 394

Rata-rata 344,8

Perlakuan C (Hijauan) Kasman 138 133 234

Sumitro 171 137 370

Beni 147 125 249

M.Ansori 141 117 215

Ponirin 150 118 245

Yatno 2 165 117 294

Rata-rata 267,8

Berdasarkan Tabel 12, rata-rata bobot badan awal perlakuan I adalah

261,7 kg, perlakuan II adalah 344,8 kg (paling tinggi bobot badannya) dan

perlakuan III adalah 267,8 kg. Bobot badan akhir pada perlakuan I adalah

336 kg, perlakuan II adalah 407,6 kg dan perlakuan III adalah 323,8 kg.

Page 35: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

25

Tabel 13. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Akhir (kg)

Perlakuan A (Fermentasi) Sugiyono 193 145 498

Yatno 1 140 125 226

Edi Kuswanto 168 135 352

Winarto 175 135 381

Budiono 169 115 303

Katam 152 120 256

Rata-rata 336

Perlakuan B (Non Fermentasi) Subadi/Badut 172 146 398

Pitoyo 162 135 327

Sugito 160 146 345

Suherman Naryo 187 150 483

Bahar 185 136 429

Supardi 185 147 464

Rata-rata 407,6

Perlakuan C (Hijauan) Kasman 150 134 278

Sumitro 178 145 424

Beni 158 133 306

M.Ansori 152 126 269

Ponirin 165 119 299

Yatno 2 171 136 367

Rata-rata 323,8

Tabel 14. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok Ternak Mukti Kabupaten Rejang Lebong

Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)

Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)

Pertambahan Bobot Badan (kg/ekor/hari)

A 261,7 336,0 0,83

B 344,8 407,6 0,70

C 267,8 323,8 0,62

Analisis Finansial

1. Sapi Lokal

Hasil analisis finasial pakan penggemukan sapi lokal disajikan pada Tabel

15. Berdasarkan Tabel 15, keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan I yang

menggunakan pakan kulit kopi fermentasi yaitu memperoleh keuntungan Rp.

Page 36: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

26

1.200.250/ekor kemudian perlakuan II yang menggunakan pakan kulit kopi

tanpa fermentasi yaitu Rp. 797.500/ekor, dan keuntungan terendah perlakuan III

yang hanya diberi pakan hijauan saja yaitu hanya Rp. 767.500/ekor. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian pakan kulit kopi fermentasi terbukti telah

meningkatkan pendapatan peternak dibandingkan dengan pemberian pakan kulit

kopi tanpa fermentasi dan yang diberikan hijauan saja.

Tabel 15. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari

Uraian Total (Rp/periode)

Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III

1. Biaya produksi :

Hijauan 472.500 360.000 405.000

Dedak padi 118800..000000 180.000 -

Kulit kopi fermentasi/ tanpa fermentasi

4400..550000 20.250 -

Kapur pertanian 990000 900 -

Mineral 44..550000 4.500 -

Gula aren 3366..445500 36.450 -

Garam dapur 1144..440000 14.400 -

Total biaya pakan 749.250 616.500 405.000

2. Penerimaan 1.949.500 1.414.000 1.172.500

3. Pendapatan 1.200.250 797.500 767.500

2. Sapi Persilangan

Hasil analisis finasial pakan penggemukan sapi lokal disajikan pada Tabel

16. Berdasarkan Tabel 16, keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan I yang

menggunakan pakan kulit kopi fermentasi yaitu memperoleh keuntungan Rp.

1.498.000/ekor kemudian perlakuan III hanya diberi pakan hijauan saja yaitu

hanya Rp. 1.375.000/ekor keuntungan terendah perlakuan II yang menggunakan

pakan kulit kopi tanpa fermentasi yaitu Rp. 956.000/ekor, dan. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian pakan kulit kopi fermentasi terbukti telah

meningkatkan pendapatan peternak dibandingkan dengan pemberian pakan kulit

kopi tanpa fermentasi dan yang diberikan hijauan saja.

Page 37: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

27

Tabel 16. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari

Uraian Total (Rp/periode)

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C

1. Biaya produksi :

Hijauan 585.000 765.000 585.000

Dedak padi 324.000 324.000 -

Kulit kopi fermentasi/ tanpa fermentasi

81.000 40.500 -

Kapur pertanian 1.800 1.800 -

Mineral 9.000 9.000 -

Gula aren 72.900 72.900 -

Garam dapur 28.800 28.800 -

Total biaya pakan 1.102.500 1.242.000 585.000

2. Penerimaan 2.600.500 2.198.000 1.960.000

3. Pendapatan 1.498.000 956.000 1.375.000

Kabupaten Bengkulu Utara

Demplot penggemukan di Kabupaten Bengkulu Utara menggunakan

formula pakan sebagai berikut :

1. Formula Sapi Lokal

Pada jenis sapi lokal perlakuan I terdiri dari hijauan rumput 10% dari

bobot badan, dedak padi 1 kg, sagu rumbia 0,9 kg dan mineral 0,1 kg.

Pada jenis sapi lokal perlakuan II terdiri dari: hijauan rumput 10% dari

bobot badan, dedak padi 0,7 kg, sagu rumbia 1,2 kg dan mineral 0,1 kg.

Pada jenis sapi lokal perlakuan III (kontrol) terdiri dari hijauan rumput

10% dari bobot badan.

2. Formula Sapi Persilangan

Pada jenis sapi persilangan perlakuan A terdiri dari hijaun rumput 10%

dari bobot badan, dedak padi 2 kg, sagu rumbia 1,9 kg dan mineral 0,1

kg. Pada jenis sapi persilangan perlakuan B terdiri dari hijauan rumput

10% dari bobot badan, dedak padi 1 kg, sagu rumbia 2,9 kg dan mineral

0,1 kg. Pada jenis sapi persilangan perlakuan C terdiri dari hijauan

rumput 10% dari bobot badan.

Page 38: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

28

1. Sapi Lokal

Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk

mengetahui bobot badan awal pada demplot penggemukan di Kabupaten

Bengkulu Utara adalah disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan awal pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Awal (kg)

Perlakuan I Suyono 152 110 230

Agus 128 103 153

Mijan 1 147 110 215

Najibudi 132 99 156

Doni Siagian 126 106 155

Mijan 121 97 129

Rata-rata 173,0

Perlakuan II Rahmad (Bali) 132 105 166

Paidi 140 109 193

Sarmadi 145 110 209

Miswadi 141 109 196

Marno 1 115 90 108

Saimin 127 109 159

Rata-rata 171,8

Perlakuan III Kadiran 142 105 192

Ponidi 150 113 230

Sutamsi 160 120 283

Rahmad (PO) 157 118 268

Mijo 138 93 160

Marno 2 118 90 113

Rata-rata 207,6

Berdasarkan Tabel 16 rata-rata bobot badan sapi potong lokal perlakuan I

adalah 173 kg, perlakuan II adalah 171,8 kg dan terberat adalah perlakuan III

adalah 207,6 kg.

Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk

mengetahui bobot badan akhir pada demplot penggemukan di Kabupaten

Bengkulu Utara adalah disajikan pada Tabel 17.

Page 39: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

29

Tabel 17. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui bobot badan akhir pada sapi lokal di Kelompok Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Akhir (kg)

Perlakuan I Suyono 164 115 280

Agus 135 110 181

Mijan 1 155 115 250

Najibudi 144 108 203

Doni Siagian 137 110 190

Mijan 128 102 151

Rata-rata 209,2

Perlakuan II Rahmad (Bali) 147 111 217

Paidi 144 107 201

Sarmadi 159 114 261

Miswadi 147 113 221

Marno 1 132 101 159

Saimin 143 99 183

Rata-rata 207,0

Perlakuan III Kadiran 147 112 219

Ponidi 152 113 236

Sutamsi 169 129 283

Rahmad (PO) 167 128 329

Mijo 143 113 209

Marno 2 120 101 117

Rata-rata 232,1

Keragaan PBBH sapi lokal di kelompok ternak Sri Kencana Kabupaten

Bengkulu Utara disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 perlakuan 1

menghasilkan PBBH tertinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan II,

dan menunjukan perbedaan nyata dengan perlakuan III.

Tabel 18. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi lokal di Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara

Perlakuan Bobot Badan Awal

(kg/ekor/hari)

Bobot Badan Akhir

(kg/ekor/hari)

PBBH (kg/ekor/hari)

I 173,0 209,2 0,40

II 171,8 207,0 0,39

III 207,6 232,1 0,27

Page 40: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

30

2. Sapi Persilangan

Hasil pengukuran terhadap lingkar dada dan panjang badan untuk

mengetahui bobot badan awal pada demplot penggemukan di Kabupaten

Bengkulu Utara adalah disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk

mengetahui bobot badan awal pada sapi persilangan di

Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Awal (kg)

Perlakuan A Rahmad 1 154 125 273

Tarmin 1 125 103 148

Arbana 1 119 96 125

Sukiran 1 133 110 180

Sunarto 1 121 104 140

Yatim 1 120 100 133

Rata-rata 166,5

Perlakuan B Rahmad 2 150 138 286

Sukiran 2 118 102 131

Sunarto 2 115 101 123

Yatim 2 117 104 131

Sonhaji 158 119 274

Agus Nurjali 125 108 156

Rata-rata 183,5

Perlakuan C Rahmad 3 131 99 157

Tarmin 2 123 98 137

Arbana 2 143 112 211

Sukiran 3 125 113 163

Sarusil 125 101 146

Sutamsil 116 106 132

Rata-rata 157,6

Berdasarkan Tabel 19 rata-rata bobot badan sapi persilangan pada

perlakuan A adalah 166,5 kg, perlakuan B yang terberat yaitu 183,5 kg dan

perlakuan C yang teringan 157,6 kg. Pada Tabel 20 rata-rata bobot badan akhir

sapi persilangan pada perlakuan A adalah 239,2 kg, perlakuan B adalah 254,8 kg

dan perlakuan C adalah 204,2 kg.

Page 41: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

31

Tabel 20. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada untuk mengetahui

bobot badan akhir pada sapi persilangan di Kelompok Ternak Sri

Kencana Kabupaten Bengkulu Utara

Perlakuan/ Nama peternak

Lingkar Dada (cm)

Panjang Badan (cm)

Bobot Badan Akhir (kg)

Perlakuan A Rahmad 1 180 148 442

Tarmin 1 153 123 266

Arbana 1 132 108 174

Sukiran 1 142 119 221

Sunarto 1 133 110 180

Yatim 1 126 104 152

Rata-rata 239,2

Perlakuan B Rahmad 2 180 148 442

Sukiran 2 133 101 165

Sunarto 2 130 103 160

Yatim 2 135 115 193

Sonhaji 170 129 344

Agus Nurjali 140 116 225

Rata-rata 254,8

Perlakuan C Rahmad 3 168 127 221

Tarmin 2 130 114 178

Arbana 2 159 124 289

Sukiran 3 132 104 167

Sarusil 140 107 193

Sutamsil 132 110 177

Rata-rata 204,2

Tabel 21. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sapi persilangan di Kelompok Ternak Sri Kencana Kabupaten Bengkulu Utara

Perlakuan Bobot Badan Awal (kg/ekor/hari)

Bobot Badan Akhir (kg/ekor/hari)

Pertambahan Bobot Badan (kg/ekor/hari)

A 166,5 239,2 0,81

B 183,5 254,8 0,79

C 157,6 204,2 0,52

Berdasarkan Tabel 21, pertambahan bobot badan tertinggi dicapai pada

perlakuan A (0,81 kg/ekor/hari) kemudian perlakuan B (0,79 kg/ekor/hari)

dan terendah perlakuan C (0,52 kg/ekor/hari).

Page 42: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

32

Analisis Finansial

Hasil analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari

menunjukkan bahwa perlakuan I memperoleh keuntungan paling besar yaitu

Rp. 643.750/ekor, kemudian perlakuan II Rp. 629.000/ekor, dan terendah

perlakuan III yaitu Rp. 407.500/ekor (Tabel 22). Hal ini menunjukkan bahwa

dengan penambahan pakan tambahan sagu rumbia memberikan keuntungan

yang lebih besar dibandingkan dengan hanya diberikan pakan hijauan saja

(perlakuan III).

Tabel 22. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari

Uraian Total (Rp/periode)

Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III

A. Biaya produksi :

Hijauan 382.500 382.500 450.000

Dedak padi 135.000 94.500 -

Sagu rumbia 60.750 81.000 -

Mineral 45.000 45.000 -

Total biaya pakan 623.250 603.000 450.000

B. Penerimaan 1.267.000 1.232.000 857.500

C. Pendapatan 643.750 629.000 407.500

Hasil analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari

menunjukkan bahwa perlakuan B memperoleh keuntungan paling besar yaitu

Rp. 1.718.750/ekor kemudian perlakuan C yaitu Rp. 1.714.750/ekor dan

terendah perlakuan A yaitu Rp. 1.293.500/ekor (Tabel 23). Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian pakan tambahan sagu rumbia memberikan keuntungan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan diberikan pakan hijauan saja.

Tabel 23. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari

Uraian Total (Rp/periode)

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C

A. Biaya produksi :

Hijauan 382.500 405.000 337.500

Dedak padi 270.000 135.000 -

Sagu rumbia 128.250 195.750 -

Mineral 45.000 55.000 -

Total biaya pakan 825.750 780.750 337.500

B. Penerimaan 2.544.500 2.495.500 1.631.000

C. Pendapatan 1.718.750 1.714.750 1.293.500

Page 43: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

33

Kabupaten Seluma

Demplot penggemukan di Kabupaten Seluma menggunakan formula

pakan sebagai berikut:

1. Formula Sapi Lokal

Perlakuan I. Hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 1 kg, ampas

tahu 0,9 kg dan ultra mineral 0,1 kg. Perlakuan II. Hijauan 10% dari BB

+ konsentrat : dedak padi 0,7 kg, ampas tahu 1,2 kg dan mineral 0,1 kg.

Perlakuan III. Hijauan 10% dari BB (kebiasaan petani).

2. Formula sapi persilangan

Perlakuan A. Hijauan 10% dari BB + konsentrat : dedak padi 2 kg,

ampas tahu 1,9 kg dan ultra mineral 0,1 kg. Perlakuan B. Hijauan 10%

dari BB + konsentrat : dedak padi 1 kg, ampas tahu 2,9 kg dan mineral

0,1 kg. Perlakuan C. Hijauan 10% dari BB (kebiasaan petani).

1. Sapi Lokal

Hasil penimbangan sapi potong menggunakan timbangan ternak digital

bobot badan awal dan akhir serta PBBH pada demplot penggemukan di

Kabupaten Seluma disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil penimbangan bobot badan awal, bobot badan akhir dan PBBH sapi lokal

Perlakuan/Nama Peternak

Bobot Badan Awal (kg)

Bobot Badan Akhir (kg)

Pertambahan Bobot Badan Harian (kg/ekor/hari)

1 2 3 4

Perlakuan 1

Ceceng 304 336 0,36

Saiin 141 171 0,33

Bambang 247 280 0,37

Rataan 231 262 0,35

Perlakuan II

Mulyono 1 250 283 0,37

Mulyono 2 207 255 0,53

Mulyono 3 288 320 0,36

Hartono 161 195 0,38

Ehom 1 236 291 0,61

Ehom 2 154 201 0,52

Rataan 216 257,5 0,46

Perlakuan III (kontrol)

Amunin 1 151 180 0,32

Page 44: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

34

1 2 3 4

Amunin 2 137 160 0,26

Musdi 91 130 0,43

Sakri 174 201 0,30

Sukadi 94 107 0,14

Musdi 38 60 0,24

Rataan 114 140 0,28

2. Sapi Persilangan

Hasil penimbangan sapi potong menggunakan timbangan ternak digital

bobot badan awal dan akhir serta PBBH pada demplot penggemukan di

Kabupaten Seluma disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Hasil penimbangan bobot badan awal, bobot badan akhir dan PBBH sapi lokal

Perlakuan/Nama Peternak

Bobot Badan Awal (kg)

Bobot Badan Akhir (kg)

Pertambahan Bobot Badan Harian (kg/ekor/hari)

Perlakuan A

Ceceng 1 297 334 0,41

Ceceng 2 281 325 0,49

Ceceng 3 279 320 0,46

Saiin 1 179 238 0,66

Saiin 2 162 200 0,42

Saiin 3 284 350 0,73

Rataan 247 294,5 0,53

Perlakuan B

Mulyono 1 129 170 0,46

Mulyono 2 154 179 0,50

Mulyono 3 176 220 0,49

Bambang 1 224 300 0,84

Bambang 2 155 240 0,94

Bambang 3 186 283 1,08

Rataan 170,7 232 0,72

Perlakuan C (kontrol)

Sukadi 1 223 246 0,26

Sukadi 2 212 239 0,30

Sukadi 3 175 200 0,28

Sukadi 4 152 177 0,28

Sukadi 5 153 180 0,30

Ceceng 135 170 0,39

Rataan 175 202 0,30

Page 45: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

35

Analisis Finansial

Hasil analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari

menunjukkan bahwa perlakuan II memperoleh keuntungan paling besar yaitu

Rp. 808.100/ekor, kemudian perlakuan III Rp. 662.500/ekor, dan terendah

perlakuan I yaitu Rp. 363.200/ekor (Tabel 26). Hal ini menunjukkan bahwa

dengan penambahan pakan tambahan ampas tahu memberikan keuntungan

yang lebih besar dibandingkan dengan hanya diberikan pakan hijauan saja

(perlakuan III).

Tabel 26. Analisis finansial penggemukan sapi lokal selama 90 hari

Uraian Total (Rp/periode)

Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III

D. Biaya produksi :

Hijauan 517.500 472.500 247.500

Dedak padi 135.000 94.500 -

Ampas tahu 24.300 32.400 -

Mineral 45.000 45.000 -

Total biaya pakan 721.800 644.400 247.500

E. Penerimaan 1.085.000 1.452.500 910.000

F. Pendapatan 363.200 808.100 662.500

Hasil analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari

menunjukkan bahwa perlakuan B memperoleh keuntungan paling besar yaitu

Rp. 1.504.700/ekor kemudian perlakuan A yaitu Rp. 756.200/ekor dan terendah

perlakuan C yaitu Rp. 562.500/ekor (Tabel 27). Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian pakan tambahan sagu rumbia memberikan keuntungan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan diberikan pakan hijauan saja.

Tabel 27. Analisis finansial penggemukan sapi persilangan selama 90 hari

Uraian Total (Rp/periode)

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C

D. Biaya produksi :

Hijauan 540.000 382.500 382.500

Dedak padi 270.000 135.000 -

Ampas tahu 51.300 78.300 -

Mineral 45.000 45.000 -

Total biaya pakan 906.300 640.800 382.500

E. Penerimaan 1.662.500 2.145.500 945.000

F. Pendapatan 756.200 1.504.700 562.500

Page 46: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

36

B. Pelatihan

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan minat peternak terhadap

inovasi teknologi dilakukan pelatihan bagi peternak dan petugas. Pelatihan

dilakukan dengan cara pertemuan dan praktek langsung di lapangan. Materi

pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan peternak di masing-masing lokasi. Data

materi pembinaan bagi peternak dan petugas disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28. Pembinaan bagi Peternak dan Petugas

No Lokasi Waktu Pelaksanaan Materi Pembinaan dan Pelatihan

1 Rejang Lebong 22 Maret 2012 - Kelembagaan kelompok ternak - Pakan lokal, potensi dan

pemanfaatannya

2 Rejang Lebong 10 April 2012 Pelatihan fermentasi kulit kopi

3 Rejang Lebong 11 Mei 2012 Pelatihan pembuatan pakan tambahan dengan memanfaatkan kulit kopi

4 Bengkulu Utara 18 Mei 2012 - Kelembagaan kelompok ternak - Tanda-tanda sapi bakalan yang baik

untuk digemukkan

5 Rejang Lebong 12 Mei 2012 Pelaksanaan demplot penggemukan sapi jantan

6 Bengkulu Utara 25 April 2012 Demo pakan tambahan dari dedak padi dan sagu rumbia

7 Bengkulu Utara 3 Mei 2012 - Pakan lokal, potensi dan

pemanfaatannya.

- Pembuatan pakan tambahan dari sagu

rumbia dan dedak padi

8 Bengkulu Utara 4 Mei 2012 Pelaksanaan demplot penggemukan sapi jantan

9 Seluma 2 Juli 2012 Demo pembuatan pakan tambahan berbasis sagu rumbia

10 Seluma 3 Juli 2012 Pelaksanaan demplot penggemukan sapi jantan

11 Bengkulu Utara 2 Oktober 2012 Pelatihan penaksiran bobot badan dan umur sapi

12 Bengkulu Utara 23 Oktober 2012 Pelaksanaan Ekspose Teknologi Penggemukan Sapi Potong

13 Rejang Lebong 1 November 2012 Pelaksanaan Temu Lapang Teknologi Penggemukan Sapi Potong

Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran pendampingan PSDSK dengan pagu dana

Rp. 114.000.000, dana yang digunakan untuk kegiatan sebesar Rp. 111.199.000

(97,54%).

Page 47: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

37

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pendampingan PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong telah meningkatkan

produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan

berbasis kulit kopi dengan peningkatan pertambahan bobot badan dari

0,37 kg/ekor/hari menjadi 0,62 kg/ekor/hari pada sapi lokal dan pada

sapi persilangan dari 0,62 kg/ekor/hari menjadi 0,83 kg/ekor/hari.

Pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Utara telah meningkatkan

produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan

berbasis sagu rumbia dengan peningkatan pertambahan bobot badan dari

0,27 kg/ekor/hari menjadi 0,40 kg/ekor/hari pada sapi lokal dan pada

sapi persilangan dari 0,52 kg/ekor/hari menjadi 0,81 kg/ekor/hari.

Pendampingan PSDSK di Kabupaten Seluma telah meningkatkan

produktivitas ternak sapi potong melalui teknologi penggemukan pakan

berbasis ampas tahu dengan peningkatan pertambahan bobot badan dari

0,28 kg/ekor/hari menjadi 0,46 kg/ekor/hari pada sapi lokal dan pada

sapi persilangan dari 0,30 kg/ekor/hari menjadi 0,72 kg/ekor/hari.

2. Pendampingan PSDSK telah meningkatkan pemahaman petugas

(penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi penggemukan sapi

potong melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan temu lapang.

3. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk

pakan ternak melalui kegiatan demplot.

5.2. Saran

1. Agar pendampingan lebih intensif maka diperlukan dukungan dari

stakeholders terutama petugas penyuluh peternakansetempat.

2. Peternak kooperator perlu melakukan studi banding dengan peternak

yang sukses dalam melakukan penggemukan sapi potong untuk lebih

meningkatkan wawasan dan pengetahuannya.

Page 48: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

38

VI. KINERJA HASIL

1. Kinerja hasil kegiatan Pendampingan PSDSK meliputi pelatihan,

bimbingan teknis, dan demplot penggemukan sapi potong.

2. Hasil kegiatan telah dapat meningkatkan meningkatkan pemahaman

petugas (penyuluh lapang dan inseminator) tentang teknologi

penggemukan sapi potong melalui pelatihan, sosialisasi, ekspose dan

temu lapang.

3. Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk

pakan ternak melalui kegiatan demplot.

Page 49: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

39

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Laboratorium Lapang dan Sekolah Lapang Dalam Pembibitan dan Penggemukan Sapi Potong (LL dan SL-PPSP)/Syamsul Bahri, dkk. – Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Biro Pusat Statistik. 2007. Bengkulu Dalam Angka.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2010. Statistik Peternakan. Dierektorat Jenderal Peternakan, Jakarta.

Page 50: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

40

Lampiran 1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan Teknologi

Tim Pendampingan PSDSK sedang koordinasi ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu

Page 51: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

41

Penggemukan sapi potong di Kabupaten Seluma

Page 52: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

42

Pelatihan pembuatan pakan tambahan berbasis sagu rumbia di Kabupaten Bengkulu Utara

Page 53: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/lapkhir2012/... · Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan ... bobot

43

Lampiran 2. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Kosentrat