Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

download Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

of 14

Transcript of Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    1/14

    LAPORAN AKHIR PKM-P

    Potensi Rebusan Daun Sukun (Ar tocarpus communis) dalam Proses Penyembuhan

    Periodontitis : Penelitian I n Vivopada Tikus Wistar

    Oleh :

    Nisaul Afifah (11/311474/KG/08794)

    Zaim Isyraqizh Z (10/299457/KG/08704)

    Eriska Firma Nawangsih (11/316172/KG/08961)

    Failasofia (11/316084/KG/08931)

    Mutma Inna (11/311546/KG/08801)

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2013

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    2/14

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    3/14

    ABSTRAK

    Penyakit periodontal terutama periodontitis merupakan penyakit gigi dan mulut yang memiliki

    prevalensi yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004,prevalensi penyakit periodontal di Indonesia mencapai 96,5%.Tanaman sukun (Artocarpus communis)

    adalah tanaman yang lazim ditemukan di Indonesia. Kandungan zat berkhasiat di dalam daun sukun

    mempunyai aktivitas antimikroba beberapa bakteri dan jamur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisispontensi rebusan daun sukun dalam proses penyembuhan periodontitis. Subjek penelitian berupa tikus

    wistar yang dikelompokkan kedalam kontrol positif yang mendapatkan hexetidine, dan kelompokperlakuan yang mendapatkan air rebusan daun sukun konsentrasi 90%. Rebusan daun sukun maupun

    hexetidine diaplikasikan secara topikal pada gingiva tikus wistar model peridontitis selama 14 hari. Efekrebusan daun sukun terhadap proses penyembuhan periodontitis diamati dari pengaruhnya terhadap

    jumlah sel polimorfonuklear (PMN) dan makrofag pada gingiva tikus wistar.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji one way anova (p< 0.05) sehingga dapat diketahuiterdapat perbedaan jumlah sel PMN pada setiap kelompok perlakuan. Pada hasil terdapat penurunan

    jumlah sel PMN yang signifikan pada kelompok perlakuan rebusan daun sukun dan kontrol positifdibandingkan dengan kontrol negatif. Pada indeks gingiva didapatkan bahwa pada kelompok perlakuanrebusan daun sukun dan kontrol positif skor cenderung menurun dan tetap sama, sedangkan pada kontrol

    negatif terjadi peningkatan skor. Berbeda halnya dengan sel makrofag yang tidak terdapat perbedaan padasetiap kelompok perlakuan.

    Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan rebusan daun sukun konsentrasi 90% mampumempercepat proses penyembuhan periodontitis pada tikus wistar dengan mengurangi jumlah sel PMNsecara signifikan, penurunan indeks gingiva. Hal ini mengindikasikan bahwa rebusan daun sukun dapatdikembangkan sebagai bahan alternatif pengobatan periodontitis

    Kata kunci :periodontitis, rebusan daun sukun, sel polimorfonuklear, makrofag

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    4/14

    KATA PENGANTAR

    Penyusun mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas Rahmat, Kasih,dan Anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian berjudul Potensi

    Rebusan Daun Sukun (Artocarpus communis) dalam Proses Penyembuhan Periodontitis:

    Penelitain In Vivo Pada Tikus Wistar mulai dari pengumpulan data, pelaksanaan penelitian,

    hingga penulisan laporan akhir ini. Penyusun dapat menyelesaikan penelitian ini berkatbimbingan, arahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan terima

    kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

    1. drg. Erwan Sugiatno, MS, Sp.Pros,.(K), Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

    Universitas Gadjah Mada. Beliau telah memberi kesempatan kepada penyusun untukmenempuh studi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada.

    2. drg. Diatri Nari Ratih, M. Kes., Ph. D, Sp. KG. selaku Wakil Dekan I Fakultas

    Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Beliau telah mempercayakan penulismengikuti Program Kreativitas Mahasiswa. Beliau juga telah memberikan bantuan dan

    perhatian kepada penulis selama penelitian berlangsung.

    3. drg. Heni Susilowati, M. Kes, Ph.D. selaku dosen pembimbing. Beliau telahmembimbimbing, mendukung, mengarahkan, serta memberi masukan dan perhatian

    kepada penulis yang sangat berarti demi lebih sempurnanya penilitian ini.

    4. Kepala dan teknisi Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit IV

    UGM, Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran UGM, Laboratorium Riset Terpadu

    Fakultas Kedokteran Gigi UGM, dan Laboratorium Mikrobiologi FKG UGM yang telah

    membantu memperlancar penelitian.

    5. Rekan-rekan mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa lainnya yang secara bersamasaling bertukar pikiran dan memberi dukungan yang sangat berarti selama kegiatanpenelitian.

    Penyelesaian karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari doa restu kedua orang tua masing-masing

    penyusun tercinta yang senantiasa memberi nasehat dukungan, dan semangat yang berarti bagipenyusun dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya. Penyusun juga mengucapkan terima kasih

    kepada keluarga dan saudara penulis tercinta yang memberi kehangatan dan semangat selama

    menempuh studi. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi peningkatanpemahaman mengenai proses penyembuhan periodontitis dan efek rebusan daun sukun dalam

    proses penyembuhan periodontitis. Penulis mohon maaf untuk segala kekurangan dalam

    perjalanan penelitian ini dan kami senantiasa menerima saran dan kritik demi kemajuan sertalebih sempurnanya penelitian ini di masa yang akan datang.

    Yogyakarta, 17 Agustus 2013

    Penulis

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    5/14

    I. PENDAHULUANA.LATAR BELAKANG MASALAH

    Profesi kedokteran gigi dihadapkan kepada dua penyakit utama yang menyebar pada

    penduduk dunia, yaitu karies gigi dan penyakit-penyakit jaringan pendukung gigi

    (periodonsium), gingivitis dan periodontitis. Penyakit periodontal merupakan penyakitkesehatan gigi dan mulut yang memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia. BerdasarkanSurvei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004, prevalensi penyakit periodontal di Indonesia

    mencapai 96,5%. Hasil survei Departemen Kesehatan RI (1999) menunjukkan bahwa di

    Indonesia, karies gigi menyerang 90,9% penduduk dengan indeks decay missing fillingpermanent teeth (DMFT) sebesar 6,4% dan 73,5% penduduk Indonesia menderita penyakit

    periodontal.

    Tanaman sukun adalah tanaman yang lazim ditemukan di sekitar kita. Mengingat

    penyebaran sukun terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia, serta tanaman ini jarangterserang hama dan penyakit yang membahayakan, maka dimungkinkan pengembangan

    tanaman sukun dengan mudah (Koswara, 2006). Selama ini bagian dari tanaman sukun yang

    sudah dimanfaatkan oleh masyarakat adalah buahnya. Buah sukun biasanya diolah dalamberbagai olahan makanan. Selain manfaat buah tersebut, daun tanaman sukun mengandung

    beberapa zat berkhasiat seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetilkolin, tanin,

    riboflavin, dan fenol. Polifenol dikenal berguna sebagai antimikroba (Ramadhani, 2009).

    Kandungan zat berkhasiat di dalam daun sukun sudah pernah diteliti. Sulistyaningsih dkk.(2009) meneliti tentang aktivitas antimikroba ekstrak etanol daun sukun terhadapEscherichia

    coli, Bacillus subtilis, dan Candida albicans, Microsporum gypsium. Namun demikian,

    sampai saat ini belum ada penelitian yang dilaksanakan secara langsung untuk mengetahuipengaruh komponen dalam daun sukun dalam proses penyembuhan periodontitis dan

    aplikasinya di dalam jaringan rongga mulut.

    B. PERUMUSAN MASALAHBagaimanakah pengaruh aplikasi lokal rebusan daun sukun dalam mempercepat

    penyembuhan periodontitis pada tikus wistar.

    C.TUJUAN PROGRAM1. Mengkaji pengaruh rebusan daun sukun terhadap indeks peradangan gingiva pada tikus

    wistar.2. Mengkaji pengaruh rebusan daun sukun terhadap jumlah sel makrofag dan PMN pada

    jaringan gingiva tikus wistar.

    D. LUARAN YANG DIHARAPKAN

    1. Publikasi dalam jurnal terakreditasiE. KEGUNAAN PROGRAM

    Program penelitian pengaruh rebusan daun sukun dalam proses penyembuhan periodontitis

    in vivo pada tikus wistar bermanfaat sebagai sarana pembuktian secara ilmiah salah satumanfaat lain dari tanaman sukun yang selama ini telah dikenal dan dipakai masyarakat luas

    sebagai bahan makanan. Hal ini diharapkan dapat mendukung pemanfaatannya sebagai salah

    satu alternatif pengobatan periodontitis yang jauh lebih murah dan mudah didapatkan.Keberhasilan program ini dapat mendorong masyarakat agar peduli terhadap tanaman obat

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    6/14

    sekitarnya yang selama ini kurang dimanfaatkan sehingga pengelolaan dan penggunaan yang

    lebih tepat dan terarah dapat menambah pendapatan masyarakat.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Penyakit Periodontitis

    Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi yang disebabkan olehkelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan penghancuran progresif ligamentumperiodontal dan tulang alveolar, dengan pembentukan poket, resesi, atau keduanya (Elisabett,

    2010). Periodontitis menunjukkan lesi inflamasi gingiva serta rusaknya ligamentum

    periodontal dan tulang alveolar. Hal ini menyebabkan kehilangan tulang dan migrasi apikaldari epitelium junctional mengakibatkan pembentukan poket periodontal (Li, 2010).

    Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, danBacteroides forsythus

    adalah bakteri gram negatif yang paling sering dikaitkan dengan periodontitis.

    Tingkat keparahan peradangan pada gingiva dapat diukur dalam indeks gingiva. Sel-selyang berperan dalam penyakit periodontitis adalah sel-sel fagosit seperti PMN

    (polimorfonuklear), monosit, dan makrofag yang merupakan sel-sel imun alami dan

    mengaktifkan berbagai sistem seperti sistem komplemen dan respon fase akut. Makrofagadalah sel fagosit yang mencerna mikroorganisme dan mensekresikan mediator inflamasi

    tertentu sperti enzim lisosomal, komplemen protein dan prostaglandin. Makrofag akan

    mempertinggi reaksi imunologis yaitu dengan cara mencerna, memproses dan menurunkan

    antigen (Grossman, 1995). Selain itu, sel polimorfonuklear dijumpai pada awal inflamasi danmerupakan sel pertama yang melakukan migrasi dari pembuluh darah (Fawcett, 2002).

    Actinobacill us actinomycetemcomitans

    Bakteri ini kecil, non motil, gram negatif, sakarolitik, kapnofilik, kokobasil, selama 2dekade terakhir menunjukkan bahwaActinobacillus actinomycetemcomitansatau disebut juga

    Aggregatibacter actinomicetemcomitansmenjadi pathogen utama dalam penyakit periodontal

    (Dumitrescu, 2010).

    Ar tocarpus communis

    Tanaman sukun dapat digolongkan menjadi sukun yang berbiji disebut breadnut dan yang

    tanpa biji disebut breadfruit. Daun tanaman sukun mengandung beberapa zat berkhasiat

    seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin,phenol.Dauntanaman ini juga mengandung quercetin, champorol dan artoindonesianin. Dimana

    artoindonesianin dan quercetin adalah kelompok senyawa dari flavonoid (Soemyarso, 2004).

    Selain mengandung tanin, daun sukun juga mengandung polifenol. Polifenol adalahkomponen alami yang terdistribusi pada tanaman dan makanan. Polifenol memiliki manfaat

    sebagai anti inflamasi, antioksidan, pencegah kanker, memiliki anti tumor, dan memiliki anti

    karsinogenesis. Polifenol memiliki aktivitas anti mikroba yang tinggi (Sahelian, 2009).

    III.METODE PENDEKATAN

    A. Jenis penelitianPenelitian yang dilakukan merupakan eksperimental laboratoris.

    B. Identifikasi variableVariabel pengaruh : Rebusan daun sukun konsentrasi 90%

    Variable terpengaruh : Indeks peradangan gingiva, jumlah PMN dan jumlah

    makrofag

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    7/14

    Variabel terkendali : Jenis kelamin, umur, berat badan tikus wistar (betina, berat

    200-300 g, usia 2-3 bulan), makanan, minuman tikus, ukuran

    benang ligasi, gigi tikus yang diligasi yaitu insisivus sentralisrahang bawah, aplikasi rebusan daun sukun 2 kali sehari

    selama 60 detik

    Variable tak terkendali : Kondisi sistemik tikus wistar, kondisi rongga mulut tikuswistar

    C. Penetapan subjek penelitianSubjek penelitian adalah 45 ekor tikus wistar berjenis kelamin betina dengan

    keseragaman umur 2-3 bulan

    IV. PELAKSANAAN PROGRAM

    Waktu dan tempat pelaksanaan

    Waktu penelitian: Mei-Agustus 2013Tempat :

    a. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit IV UGM

    b. Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran UGMc. Laboratorium Riset Terpadu Fakultas Kedokteran Gigi UGM

    d. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi UGM

    Jadwal pelaksanaan

    Kegiatan feb mar apr mei jun jul agst

    Administrasi

    Pembuatan EthicalClearence

    Pembuatan surat izinpenelitian

    Pembuatan suratdeterminasi tumbuhan

    Pembuatan suratdeterminasi bakteri

    Pengambilan dana

    talangan

    Penyediaan alat dan bahan

    Pengumpulan daun

    sukunPembelian biakan

    bakteriActinobacillusactinomycetemcomitans

    Pembelian Hexadol

    Pembelian Na-CMC

    Pembelian alat-alatpenelitian habis pakai

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    8/14

    Instrument pelaksanaan

    1. Bahan penelitiana. Bahan untuk pembuatan rebusan daun sukun: daun sukun kering, air.b. Bahan pembuatan gel bakteri : bakteriActinobacillus actinomycetemcomitans, CMCc. Bahan untuk perlakuan subyek penelitian: bahan anestesi ketamin dan eter, alkohol,

    rebusan daun sukun sebagai penhuji, hexetidinel sebagai bahan kontrol positif, akuadessebagai bahan kontrol negatif.

    d. Bahan pembuatan sediaan histologis: alcohol, formalin 10%, larutan dekalsifikasi VonObner, bahan pengecatan HE, paraffin cair, blok paraffin, clearing xylol.

    2. Alat Penelitiana. Alat pengambilan daun sukun: pisau dan parangb. Bahan pembuatan gel CMC: vortex, centrifuge tubec. Alat pembuatan rebusan daun sukun: gelas, kompor, kasa absesd. Alat perlakuan subjek penelitian: benang ligase, cutton ball steril, pinset, gunting bedahe. Alat dan bahan sediaan histologis: glass objek,glass cover slip, staining jar, mikroskop

    Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi biaya

    Tanggal Jenis Penggunaan Jumlah Debit

    26 Februari 2013Pembelian buku untuk log book dan

    catatan keuangan1 buah Rp 8.500,00

    27 Februari 2013Cetak proposal PKM untuk pengajuan

    Ethical Clearance3 bendel Rp 16.800,00

    28 Februari 2013Cetak formulir pengajuan Ethical

    Clearance3 bendel Rp 6.000,00

    Pembelian hewan ujicoba (tikus wistar)

    Pelaksanaan

    Determinasi bakteri

    Determinasi Daun

    sukunLigasi gigi tikus

    Pengaplikasian gel

    bakteri

    Pemberian perlakuan

    kontrol positif, kontrolnegatif, kontrol

    perlakuan

    Pengorbanan tikuswistar

    Pembuatan sediaanhistologis

    Pengamatan preparat

    Analisis data

    Pembuatan laporan

    akhir

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    9/14

    11 Maret 2013Pembelian isolat bakteri Actinobacillus

    actinomycetemcomitans1 Rp 250.000,00

    11 Maret 2013 Biaya determinasi bakteri - Rp 58.500,00

    14 Maret 2013Pembayaran Pendaftaran Ethical

    Clearance1 Rp 100.000,00

    14 Maret 2013 Determinasi daun sukun - Rp 33.000,0018 Maret 2013 PembelianHexetidine 1 botol Rp 24.500,00

    18 Maret 2013 Pembelian Gloves 1 pak Rp 47.500,00

    20 Maret 2013 Pembelian White Tipuntuk uji in vitro 1 buah Rp 5.000,00

    27 Maret 2013 Pembelian botol untuk tempat infusa 1 buah Rp 3.200,00

    27 Maret 2013 Pembelian infusa daun sukun 1 botol Rp 25.000,00

    27 Maret 2013 Pembelian botol vial 15-25 ml 1 buah Rp 3.200,00

    8 Mei 2013 Pembelian spuit injeksi 1 ml 3 buah Rp 3.000,00

    8 Mei 2013 Pembelian pinset endodontik 1 buah Rp 17.000,00

    8 Mei 2013 Pembelian tabung sentrifuge 15 ml 4 buah Rp 20.000,00

    15 Mei 2013 Pembelian benang ligatur /0 4 ikat Rp 72.000,00

    17 Mei 2013 Pembelian tabung sentrifuge 15 ml 9 buah Rp 31.500,0021 Mei 2013 Pembelian benang ligatur /0 5 ikat Rp 90.000,00

    21 Mei 2013 Pembelian Masker 1 pak Rp 32.000,00

    24 Mei 2013 Pembelian spuit injeksi 1 ml dan 3 ml 6 buah Rp 18.000,00

    3 Juni 2013 Pembelian Cutton Ball 1 pak Rp 7.400,00

    9 Juni 2013 Pembelian Gloves 1 pak Rp 52.000,00

    10 Juni 2013 Pembelian gelas ukur 100 ml Rp 20.000,00

    10 Juni 2013 Pembelian gelas ukur 500 ml Rp 40.000,00

    10 Juni 2013 Pembelian kasa asbes 1 buah Rp 10.000,00

    15 Juni 2013 PembelianHexetidine 1 botol Rp 24.500,00

    17 Juni 2013 Pembelian hewan uji 50 ekor Rp 1.000.000,00

    17 Juni 2013 Biaya pemeliharaan hewan uji 56 hari Rp 1.043.000,00

    17 Juni 2013 Biaya injeksi 17 kali Rp 17.000,00

    17 Juni 2013 Biaya pengolesan gel bakteri 474 kali Rp 474.000,00

    17 Juni 2013Biaya bedah sederhana (pengambilanrahang bawah untuk dibuat preparat)

    45 ekor Rp 225.000,00

    17 Juni 2013 Fee lab (LPPT Unit IV UGM) 2 Rp 600.000,00

    17 Juni 2013Biaya pengadaan kandang untukpemeliharaan tikus

    10 buah Rp 400.000,00

    17 Juni 2013 Uang lembur teknisi 1 kali Rp 12.000,00

    17 Juni 2013Penggunaan spuit injeksi di LPPT Unit

    IV UGM

    4 buah Rp 12.000,00

    17 Juni 2013 PenggunaanEterdi LPPT Unit IV UGM 22,5 ml Rp 22.500,00

    17 Juni 2013 PenggunaanKetamine untuk anestesi 2,3 ml Rp 92.000,00

    17 Juni 2013 PenggunaanXilasinuntuk anestesi 2,3 ml Rp 92.000,00

    MeiJuni 2013 Penggunaan Saboraud Dextrose Agar - Rp 200.000,00

    MeiJuni 2013 Penggunaan Kaldu - Rp 50.000,00

    Meijuni 2013 Penggunaan disc - Rp 6.000,00

    MeiJuni 2013 Penggunaan spuit injeksi - Rp 10.500,00

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    10/14

    7 Juli 2013 Pembelian kotak preparat kayu 100 Rp 35.000,00

    JuniJuli 2013 Pembuatan blok parafin 45 blok Rp 3.487.500,00

    JuniJuli 2013 Pemotongan sampel biasa 90 slide Rp 90.000,00

    JuniJuli 2013 Pewarnaan Hematoksilin Eosin 45 slide Rp 450.000,00

    JuniJuli 2013 Biaya dekalsifikasi 45 sampel Rp 450.000,00

    JuniJuli 2013 Penggunaan Larutan HCl pekat 115 ml Rp 23.000,00JuniJuli 2013 Penggunaan Larutan Von Ebners 11 l Rp 165.000,00

    JuniJuli 2013 Penggunaan Larutan PBS Formalin 2 l Rp 150.000,00

    JuniJuli 2013 Administrasi Laboratorium - Rp 25.000,00

    JuniJuli 2013 Penyewaan neraca analitk 9 hari Rp 45.000,00

    JuniJuli 2013 Penyewaan mikropipet 1 ml 4 hari Rp 20.000,00

    JuniJuli 2013 Penyewaan vortex 7 hari Rp 35.000,00

    JuniJuli 2013 Penyewaan UV Vis Spektrofotometer 24 kali Rp 240.000,00

    JuniJuli 2013 Penggunaan tip biru 8 buah Rp 2.400,00

    JuniJuli 2013 Fee Laboratorium Terpadu FKG UGM - Rp 60.000,00

    JuniJuli 2013 Biaya Pra Penelitian - Rp 277.500,00

    19 Agustus 2013 Cetak laporan akhir 2 bendel Rp 20.000,00Total Pengeluaran : Rp11.000.000,00

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. HasilHasil menunjukkan bahwa aplikasi rebusan Daun Sukun 90% memberikan pengaruh

    pada proses penyembuhan periodontitis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh

    dalam penurunan jumlah sel PMN (Polimorfonuklear) dan penurunan indeks gingival.

    Namun aplikasi rebusan Daun Sukun 90% ini tidak memberikan pengaruh pada menurunnyajumlah sel Makrofag. Hasil tersebut disajikan dalam grafik perbandingan jumlah Sel PMN

    (grafik 1), jumlah sel Makrofag (grafik 2), dan indeks gingival (grafik 3) antara kelompok

    perlakuan dan kelompok kontrol pada setiap waktu pengamatan.

    Data berupa indeks peradangan gingiva dikuantitatifkan terlebih dahulu menjadi data

    kuantitatif. Data indeks peradangan gingiva dan penghitungan sel-sel makrofag dan PMN

    dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang mempunyai sebaran

    normal dan homogen selanjutnya dianalisis menggunakan uji ANOVA parametrik. Apabila

    salah satu atau kedua kriteria normalitas dan homogenitas tidak terpenuhi maka digunakan

    uji ANOVA non parametrik. Analisis dengan ANOVA digunakan untuk mengetahui

    signifikansi perbedaan hasil antar kontrol dan perlakuan pada penelitian, yang akandilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbedaan antar subkelompok. Hasil uji data

    jumlah sel PMN telah memenuhi asumsi uji normalitas dan homogenitas, kemudian

    dilanjutkan dengan pengujian one way anova (p< 0.05) sehingga dapat diketahui terdapat

    perbedaan jumlah sel PMN pada setiap kelompok perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan

    tiap kelompok, dilakukan uji Post Hoc. Pada hasil tedapat perbedaan jumlah sel PMN yang

    signifikan pada kelompok Perlakuan Rebusan Daun Sukun terhadap Kontrol Negatif dan

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    11/14

    Kontrol Positif terhadap Kontrol Negatif, sedangkan pada kelompok Perlakuan Rebusan

    Daun Sukun terhadap Kontrol Positif tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji data

    sel Makrofag telah memenuhi asumsi uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilanjutkan

    dengan pengujian one way (p> 0.05) sehingga dapat diketahui bahwa tidak terdapat

    perbedaan jumlah sel Makrofag pada setiap kelompok perlakuan. Pada indeks gingiva

    didapatkan bahwa (p>0.05) indeks gingiva sebelum kurang dari atau sama setelah pemberian

    perlakuan pada kelompok kontrol negatif, sedangkan pada kelompok perlakuan rebusan daun

    sukun dan kontrol positif tidak ada perbedaan atau rata-rata tetap sama pada saat sebelum dan

    sesudah perlakuan. Hasil ini menandakan bahwa rebusan daun sukun yang diberikan dapat

    memberikan efek pada proses penyembuhan periodontitis.

    2. PembahasanPada periodontitis, neutrofil dijumpai di daerah soket atau poket pada saat bakteri

    menyerang daerah tersebut. Neutrofil bereaksi cepat terhadap rangsangan dan dapat

    bergerak menuju daerah inflamasi karena dirangsang oleh faktor kemotaktik yang antara laindilepaskan oleh komplemen atau leukosit teraktifasi. Neutrofil merupakan leukosit utama

    pada peradangan akut. Pada saat kontak awal tubuh dengan benda asing, terjadi suatu reaksi

    non spesifik berupa pergerakan unsur-unsur fagosit ke tempat terjadinya peradangan

    (Spector dan Spector, 1993).Makrofag adalah kunci terjadiya inflamasi kronis yang memiliki kemampuan dapat

    dengan cepat merubah fungsinya sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Inflamasi

    mengaktifkan makrofag menjadi 2 subtipe yang berbeda, yaitu M1 dan M2. Fenotip M1Makrofag terbentuk ketika diinduksi oleh mediator seperti Lipopolisakarida (LPS) dan IFN-

    y. Makrofag M1 akan memproduksi TNF-, IL-1, IL-6, IL-12, IL-23 dan ROS, membunuh

    agen patogen dan mempersiapkan respon imun antitumor. Fenotip M2 makrofag terbentuk

    ketika diinduksi oleh mediator seperti IL-10, IL-4, IL-13 dan glukokortikoid.Pada hasil terdapat penurunan jumlah sel PMN yang signifikan pada kelompok

    perlakuan rebusan daun sukun terhadap kontrol negatif dan kontrol positif terhadap kontrol

    negatif, sedangkan pada kelompok perlakuan rebusan daun sukun terhadap kontrol positiftidak terdapat perbedaan yang signifikan. Namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan

    pada makrofag.

    Pada proses inflamasi, sejumlah sel host dan pro-inflamatori akan terkonsentrasi padadaerah yang terinfeksi. Beberapa sel host yang akan berkumpul pada daerah terinfeksi antaralain leukosit PMN, limfosit, Makrofag, sel NK, dan sel plasma. Sel-sel tersebut kemudian

    akan memproduksi mediator inflamasi dan sitokin guna membantu melawan bakteri dalam

    proses inflamasi (Denis, 2000).

    Berdasarkan hasil yang diperoleh, didapatkan bahwa terdapat kesesuaian siklusproliferasi sel PMN antara air rebusan daun sukun dan kontrol positif. Kesesuaian tersebut

    dapat dilihat sebagai kesamaan akselerasi proses inflamasi yang terjadi. Dengan bertambah

    cepatnya siklus proses inflamasi, penyembuhan juga akan dapat berlangsung lebih cepat.Selain itu menurut Rostinawati (2009) mengemukakan bahwa senyawa yang terkandung

    dalam daun sukun seperti tanin, saponin, steroid, dan flavanoid memiliki aktivitas

    antimikroba dengan mekanisme kerja yang berbeda. Dengan aktivitas antimikroba tersebut

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    12/14

    dapat membatu sel-sel inflamantori dalam membunuh mikroba yang menyebabkan

    inflamasi, sehingga sel-sel inflamasi yang terkonsentrasi di daerah infeksi dapat berkurang.

    Data pengukuran indeks gingiva antara pemberian dan tanpa pemberian perlakuan,kontrol positif dan negatif juga memberikan perbedaan hasil yang signifikan. Didapatkan

    hasil bahwa pemberian kontrol positif serta perlakuan air rebusan daun sukun dapat

    mencegah bertambah parah dan memperbaiki status kesehatan gingiva yang diukur secaraklinis dengan menggunakan indeks loe and sillness. Pada air rebusan daun sukun terdapatsejumlah bahan aktif berupa saponin, tannin, dan flavonoid. Aliyu, dkk. (2010) menyatakan

    bahwa saponin, flavonoid, dan tannin merupakan antioksidan yang juga dapat mempercepat

    proses penyembuhan luka.Pada penghitungan sel makrofag dapat dilihat bahwa proses akselerasi inflamasi terjadi

    pada sampel kontrol positif. Sedangkan pada air rebusan daun sukun tetap saja terjadi proses

    inflamasi seperti biasa dengan indikasi puncak proliferasi pada hari ke-14. Seharusnya

    dengan pemberian air rebusan daun sukun yang mengandung senyawa antioksidan, siklusproliferasi makrofag juga dapat dipercepat. Hal ini mungkin terjadi karena model

    periodontitis yang digunakan masih dalam tahap inflamasi akut. Sementara kemunculan

    makrofag merupakan suatu peristiwa yang dapat secara objektif diamati pada tahapinflamasi kronis. Selain itu, penggunaan bakteri Actinobacillus actinomycetemcommitans

    yang memproduksi leukotoksin dapat mempengaruhi jumlah leukosit PMN dan makrofag

    yang teramati. Leukotoksin yang diproduksi beberapa strain dari Actinobacillus

    actinomycetemcomitans dapat menghancurkan polimorfonuklear leukosit dan makrofag(Eley, 2004) (Dalimunthe, 2005).

    Namun demikian, masih dapat diindikasikan bahwa air rebusan daun sukun memiliki

    potensi untuk mempercepat proses penyembuhan periodontitis jika dilihat dari hasilpengamatan jumlah sel leukosit PMN dan perkembangan indeks gingiva objek perlakuan.

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    A.KESIMPULANAplikasi rebusan daun sukun konsentrasi 90% dapat mempercepat proses penyembuhan

    periodontitis pada tikus wistar dengan mengurangi jumlah sel PMN secara signifikan,

    penurunan indeks gingiva secara signifikan namun tidak mempengaruhi jumlah selmakrofag secara signifikan.

    B. SARAN1. Perlu dilakukan uji toksisitas terhadap kandungan zat aktif pada rebusan daun sukun.2. Perlu dilakukan penelitian klinis untuk mengetahui efek grebusan daun sukun pada

    proses penyembuhan periodontitis.

    VII. DAFTAR PUSTAKA

    Aliyu AB, Ibrahim V, Musa AM, Ibrahim MA, Oyewale AO, Amupitan JO. 2010. In vitroevaluation of antioxidant activity of Anisopus mannii N.E. Br. African Journal of

    Biotechnology. 9(16): 2437-2441.

    Dalimunthe SH.2005.Periodonsia. Ed 1. Medan. Hlm. 96-8Denis, FK. 2000. Causation and pathogenesis of periodontal disease. Periodontology

    Vol.25:8-20

    Dumitrescu AL. 2010.Etiologi and Pathogenesis of Periodontal Disease. Berlin: Springer.

  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    13/14

    p kp kn

    Hari ke-1 78.33 62 94.67

    Hari ke-3 52.67 43 114.33Hari ke-5 51 94.67 111.33

    Hari ke-7 86.33 91.33 105

    Hari ke-1 74.67 28.67 80.67

    Eley BM, Manson JD. 2004. Mechanisms of disease production. In: Periodontics. 5 ed.

    USA:Wright. Hlm.55-89 .

    Elisabetta C, Cristina D, Alessandra P, Guiseppe M. 2010. Can a chronic dental infection beconsidered a cause of cardiovasculer disease? A Review of The Literature. InternationalJournal of Cardiology.

    Fawcet DW. 2002.Buku Ajar Histologiedisi 12. Jakarta: EGC.Grossman. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek Edisi Kesebelas. Jakarta : EGCKoswara S. 2006. Sukun sebagai Cadangan Pangan Alternatif. Sumatera Utara: USU.

    repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22310/5/Chapter%201.pdf. Diakses 8 Oktober

    2012.Li X, Kolltveit KM, Tronstad L, Olsen I. 2000. Systemic disease caused by oral infection.

    Clinical Microbiology Reviews.; Vol. 13 No. 4. Hlm 547-558.

    Manson JD, Erey BM. 2004.Periodontitics, Fifth Edition. London: Elsevier.

    Ramadhani AN. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis)Terhadap Larva Artemia Salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST).

    Semarang: UNDIP.

    Sedyaningsih ER. 2011. Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada PeringatanBulan Kesehatan Gigi Nasional 2011. http://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-

    menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-

    2011. Diakses 9 Oktober 2012.

    Sahelian R. 2012. Polyphenols Suplement ResearchStudy.www.raysahelian.com/polyphenols.html.Diakses 8 Oktober 2012 .

    Soemyarso N, Noer MS. 2004. Gagal Ginjal Akut pada Neonatus. Lab/SMF Ilmu

    KesehatanAnak FK UNAIR/RSU DrSoetomo.http://unmed.utah.edu/ms2/renal/word%20files/p)%20pediatric%20nephrology.

    htm.Diakses 8 Oktober 2012.

    Spector, W.G., Spector, T.D. 1993.Pengantar Patologi Umum, 3rd ed. Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press. Hlm. 71-99Sulistyaningsih, Rostinawati T, Permana C. 2009. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol

    Daun Sukun (Artocarpus altilis(Parkins.) Fosbberg) Terhadap BakteriE. coli, B. subtilis,

    dan Jamur Candida Albicans, Microsporum gypsium. Farmaka, Volume 7 nomor 1 April

    2009.

    LAMPIRAN

    Grafik 1

    http://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-2011.%20Diakses%209%20Oktober%202012http://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-2011.%20Diakses%209%20Oktober%202012http://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-2011.%20Diakses%209%20Oktober%202012http://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-2011.%20Diakses%209%20Oktober%202012http://www.raysahelian.com/polyphenols.htmlhttp://www.raysahelian.com/polyphenols.htmlhttp://www.raysahelian.com/polyphenols.htmlhttp://unmed.utah.edu/ms2/renal/word%20files/p)%20pediatric%20nephrology.htmhttp://unmed.utah.edu/ms2/renal/word%20files/p)%20pediatric%20nephrology.htmhttp://unmed.utah.edu/ms2/renal/word%20files/p)%20pediatric%20nephrology.htmhttp://unmed.utah.edu/ms2/renal/word%20files/p)%20pediatric%20nephrology.htmhttp://unmed.utah.edu/ms2/renal/word%20files/p)%20pediatric%20nephrology.htmhttp://unmed.utah.edu/ms2/renal/word%20files/p)%20pediatric%20nephrology.htmhttp://www.raysahelian.com/polyphenols.htmlhttp://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-2011.%20Diakses%209%20Oktober%202012http://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-2011.%20Diakses%209%20Oktober%202012http://www.pdgi.or.id/artikel/detail/sambutan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-pada-peringatan-bulan-kesehatan-gigi-nasional-2011.%20Diakses%209%20Oktober%202012
  • 7/22/2019 Laporan Akhir Pkmp Sukun Fix

    14/14

    Grafik 2 Grafik 3

    Gambar preparat

    Kontrol negatif Kontrol positif perlakuan

    Perebusan daun sukun pembuatan gel bakteri penimbangan tikus

    p kp kn

    Hari ke-1 2.67 2 2.67

    Hari ke-3 0.67 6 6

    Hari ke-5 2.33 1.33 6.67

    Hari ke-7 5.33 2.33 7

    Hari ke-14 3.33 3 5.33

    P KP KN P KP KNHari ke-1 1 1.33 1.33 1 1.33 1.33

    Hari ke-3 1 1.67 1.33 1 1 1.67

    Hari ke-5 1.67 1 1.33 1.33 1 1.67

    Hari ke-7 2 1.33 1.67 1.33 1 2

    Hari ke-14 1.33 1.33 2 1.33 1 2.33

    SEBELUM SESUDAH