Laporan Akhir Penentuan Klasifikasi Sumberdaya Sale

16
1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar belakang Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur-struktur geologi yang terdapat di dalam bumi, mulai dari kekar, lipatan dan sesar. Dalam dunia pertambangan sangat dituntut agar mengetahui sumberdaya yang ada dalam wilayah tersebut serta kapan sumberdaya tersebut akan habis. Oleh sebab itu diperlukan perhitungan yang baik dalam menentukan sumberdaya tersebut karena perlu adanya perhitungan mengenai sumberdaya itu juga. Dalam penentuan sumberdaya perlu adanya pengeboran terlebih dahulu sebagai data awal dalam menentukan sumberdaya tersebut. Oleh karena itu, dalam penentuannya diperlukan metode tiga titik sebagai dasarnya. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari praktikum ini adalah memberikan pemahaman perhitungan luas, volume dan tonase sumberdaya khususnya untuk batubara pada lokasi pertambangan. 1.2.2 Tujuan 1. Dapat menghitung sumberdaya khususnya batubara 2. Dapat menghitung volume, luas dan tonase dengan menggunakan metode eksplorasi terinci

description

penentuan klasifikasi sumber daya

Transcript of Laporan Akhir Penentuan Klasifikasi Sumberdaya Sale

1

12

BAB ILATAR BELAKANG

1.1 Latar belakangGeologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur-struktur geologi yang terdapat di dalam bumi, mulai dari kekar, lipatan dan sesar. Dalam dunia pertambangan sangat dituntut agar mengetahui sumberdaya yang ada dalam wilayah tersebut serta kapan sumberdaya tersebut akan habis. Oleh sebab itu diperlukan perhitungan yang baik dalam menentukan sumberdaya tersebut karena perlu adanya perhitungan mengenai sumberdaya itu juga. Dalam penentuan sumberdaya perlu adanya pengeboran terlebih dahulu sebagai data awal dalam menentukan sumberdaya tersebut. Oleh karena itu, dalam penentuannya diperlukan metode tiga titik sebagai dasarnya.

1.2 Maksud dan Tujuan1.2.1 MaksudMaksud dari praktikum ini adalah memberikan pemahaman perhitungan luas, volume dan tonase sumberdaya khususnya untuk batubara pada lokasi pertambangan.1.2.2 Tujuan1. Dapat menghitung sumberdaya khususnya batubara2. Dapat menghitung volume, luas dan tonase dengan menggunakan metode eksplorasi terinci

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Endapan MineralEndapan mineral (bahan tambang) merupakan salah satu kekayaan alam yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi, semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumber daya mineral dan cadangan. Berdasarkan tahapan eksplorasi, yang menggambarkan pula tingkat keyakinan akan potensinya, dilakukan usaha pengelompokan atau klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan. Dasar atau kriteria klasifikasi di sejumlah negara terutama adalah tingkat keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi.Di Indonesia, masalah yang ada adalah belum terwujudnya klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan yang baku sehingga berbagai pihak baik instansi pemerintah maupun perusahaan pertambangan menggunakan klasifikasi secara sendiri-sendiri, klasifikasi yang dianggap paling sesuai dengan sifat-sifat endapan mineralnya dan kebijakasanaan yang ada di perusahaan tersebut. Akibatnya adalah pernyataan mengenai kuantitas dan kualitas sumber daya mineral atau cadangan sering menimbulkan kerancuan Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan berdasarkan 2 kriteria, yaitu tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang. Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh 4 tahap eksplorasi, yaitu survai tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci.tiap tahapannya menunjukkan makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat keyakinan geologinya makin tinggi dan tingkat kesalahannya makin rendah.

2.2 Istilah Dalam Sumber DayaDalam ruang lingkup sumber daya digunakan beberapa istilah untuk mengelompokkan tentang suatu hal, istilah tersebut memiliki arti yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Istilah tersebut diantaranya :a. Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan adalah suatu proses pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan kriteria : keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survai tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci Kriteria kelayakan tambang didasarkan pada faktor-faktor ekonomi, teknologi, peraturan/perundang-undangan, lingkungan dan sosial (economic, technological, legal, environment and social factor ).b. Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.c. Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.d. Endapan Mineral (Mineral Deposit) adalah longgokan (akumulasi) bahan tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk oleh proses geologi tertentu, dan dapat bernilai ekonomi.

2.3 Tahapan EksplorasiKegiatan eksplorasi pun tak luput dari penentuan klasifikasi sumberdaya, dalam kegiatan eksplorasi terdiri dari beberapa tahapan, tahapan-tahapan tersebut diantaranya :a. Tahap eksplorasi (Exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : Survai tinjau, Prospeksi, Eksplorasi Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan (mineralization), menentukan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.b. Survai Tinjau (Reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.c. Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika.d. Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda penyeledikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan.e. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran , kuantitas dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling) mungkin di perlukan.f. Laporan Eksplorasi (Exploration Report) adalah dokumentasi mutakhir dari setiap tahap eksplorasi yang menggambarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral. Laporan tersebut memberikan status mutakhir mengenai sumber daya mineral yang dapat digunakan untuk menentukan tahap eksplorasi berikutnya atau studi kelayakan tambang.

2.4 Jenis Sumber Dayaa. Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau.b. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi.c. Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum.d. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci.e. Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomikf. Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.

BAB IIITUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1TUGASMelakukan perhitungan luas, volume dan tonase sumberdaya batubara dari data dengan cara membuat peta dengan metode eksplorasi terinci dengan tahap penyelidikan secara terukur, terunjuk serta tereka berdasarkan seem yang telah didapatkan. 3.2 PEMBAHASANMenentukan daerah terukur, terunjuk dan tereka dengan metode eksplorasi terinci dengan perbandingan :a. Volume = ( banyak kotak ) skala = .... x tebal = ... m3b. Tonase = Volume x ( density batubara ) = ... ton/m2 Seam C ( Up dip ) Terukur :005 : 6,5 x 20,40755 = 132.649,07m2 x 1,89 = 250.706,74 m3Tonase : 250.706,74 x 1,3 = 325.918,76 ton/m2006 : 6,5 x 20,40755 = 132.645 m2 x 2,03 = 305.092 m3Tonase : 305.092 x 1,3 = 396.620,73 ton/ m2007 : 7 x 20,40755 = 142.852,85 m2 x 1,12 = 159.995,192 m3Tonase : 159.995,192 x 1,3 = 196.293,74 ton/ m2

Lalu bedakan warna terukur (ungu), terunjuk (orange), tereka (hijau muda) sehingga di dapat hasil sebagai berikut :

Sumber : Lab.GeologiFoto 3.1Seam B1

Sumber : Lab.GeologiFoto 3.2Seam C

Sumber : Lab.Geologi

Foto 3.3Seam D

Sumber : Lab.GeologiFoto 3.4Penampang long strike dan down dip C ( topografi ) Sumber : Lab.GeologiFoto 3.5Penampang long strike dan down dip C ( smoothing )

Hitung jumlah kotak dalam tiap warna dan hitung menggunakan rumus :Luas = jumlah kotak x Volume = luas x tebalTonase = volume x density batubara (1,3)*hasil terlampir

BAB IVANALISA

Pada pengerjaan estimasi sumberdaya, data yang digunakan adalah data pada ujung crop line. Ini bertujuan agar dapat dihitungnya sumberdaya batubara yang tidak nampak ke permukaan sehingga cadangan batubara pada daerah tersebut dapat diketahui mulai dari luas, volume dan tonase batubara tersebut. Selain itu, data yang digunakan haruslah data kedalaman karena yang akan dihitung adalah batubara di dalam permukaan bumi sehingga yang dibutuhkan adalah data kedalaman dari pengukuran pengeboran. Untuk penghitungan lubang bor diluar batas crop line tidak dibutuhkan karena daerah tersebut bukan daerah IUP atau sumberdaya batubara yang tidak nampak di permukaan tidak ada pada daerah tersebut sehigga tidak diperlukannya penghitungan tersebut.

BAB VKESIMPULAN

Untuk perhitungan sumberdaya batubara yang diperlukan adalah luas, volume dan tonase karena dapat dilakukan pula perhitungan hasil yang akan didapatkan ketika setelah penjualan. Untuk menentukan sumberdaya batubara yang terdapat dalam daerah tersebut langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat peta kontur berdasarkan kedalaman dan melakukan proses smoothing yang bertujuan untuk memudahkan pengerjaan selanjutnya. Setelah itu tentukan crop line pada daerah tersebut sehingga dapat dihitung sumberdaya yang berada pada daerah tersebut dengan menggunakan metode eksplorasi terinci yang menyangkut terukur, terunjuk dan tereka.

DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan, Jimson, 2011, Evaluasi Cadangan, http://jimsonpanjaitan.wordpress.com/2013/01/27/evaluasi-cadangan/feed/. Diakses tanggal 20 Mei 2015 (html, online)Ncenk, 2009, Perhitungan Cadangan, http://mheea nck.blogspot.com/2011/12/ perhitungan-cadangan.html. Diakses tanggal 20 Mei 2015 (html, online)Eko, 2012, Tingkat Klasifikasi Cadangan, http://pertambangan-geologi.blogspot.com/2011/04/tahapan-penyelidikan-dan-tingkat.html. Diakses tanggal 20 Mei 2015 (html, online)

10