Laporan Akhir Pasar Kreasi

45
Laporan Akhir Page 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, karena pada kesempatan ini CV. KREASI PLATINUM berdasarkan kontrak layanan konsultansi Perencanaan Teknis Pasar Leling Barat dan Desa Botteng Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, dengan ini kami mengajukan Laporan Akhir. Laporan ini berisikan tentang petunjuk dan pedoman secara teknis dan umum dalam pelaksanaan perencanaan ini sebelum perencanaan di mulai di Lapangan dalam proses perencanaan di dua titik yaitu Desa Leling Barat dan Desa Botteng Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat secara terinci. Akhirnya dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala, Panitia dan seluruh Pegawai/ Staf Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mamuju atas saran dan petunjuknya dalam penyelesaian Laporan Akhir ini.

description

Laporan Perencanaan

Transcript of Laporan Akhir Pasar Kreasi

Laporan Akhir Page 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, karena pada

kesempatan ini CV. KREASI PLATINUM berdasarkan kontrak

layanan konsultansi Perencanaan Teknis Pasar Leling Barat dan Desa

Botteng Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat dari Dinas

Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, dengan ini kami

mengajukan Laporan Akhir.

Laporan ini berisikan tentang petunjuk dan pedoman secara

teknis dan umum dalam pelaksanaan perencanaan ini sebelum

perencanaan di mulai di Lapangan dalam proses perencanaan di dua

titik yaitu Desa Leling Barat dan Desa Botteng Kabupaten Mamuju

Provinsi Sulawesi Barat secara terinci.

Akhirnya dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima

kasih kepada Kepala, Panitia dan seluruh Pegawai/ Staf Bidang

Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Mamuju atas saran dan petunjuknya dalam penyelesaian

Laporan Akhir ini.

Laporan Akhir Page 2

BAB 1.

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Menteri No. 91/M-DAG/PER/12/2014

tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus selanjutnya

disebut DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015

dialokasian dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk

membantu mendanai kegiatan bidang perdagangan yang

merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Kebijakan penggunanan DAK Bidang Sarana Perdagangan untuk

meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan guna

meningkatkan kelancaran distribusi bahan kebutuhan pokok

masyarakat dalam rangka mendukung sistem logistik nasional,

pengamanan perdagangan dalam negeri, dan peningkatan

kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Hal tersebut dicapai

dengan ;

1) Memantapkan ketersediaan dankondisi sarana distribusi untuk

mendukung kelancaran dan ketersediaan barang (khususnya

bahan pokok) sehingga daya beli dan kesejahteraan

masyarakat dapat terjaga, terutama di daerah yang memiliki

Laporan Akhir Page 3

pottensi dan aktivitas perdagangan yang dilakukan secara

regular, serta daerah dengan kondisi sarana distribusi yang

tidak memadai secara kuantitas dan kualitas;

2) Memperluas sarana penyimpanan komoditas bagi petani dan

pengusaha kecil dan menengah untuk mendapatkan harga

terbaik dan menciptakan alternatif sumber pembiayaan guna

meningkatkan kesejahteraan, terutama di daerah sentra

komoditas yang termasuk dalam sistem resi gudang (SRG)

yang merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan,

pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Resi

Gudang.

3) meningkatkan kuantitas dan kualitas peralatan, sarana dan

fasilitas penunjang kegiatan tertib ukur sebagai upaya

perlindungan konsumen, terutama di daerah yang memiliki

potensi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya

(UTTP) yang cukup besar yang belum dapat ditangani serta

daerah dengan kondisi peralatan, sarana, dan fasilitas

kemetrologian yang kurang memadai; dan

Gubernur/bupati/walikota diberikan kewenangan mengusulkan

kepada Menteri Perdagangan dalam melakukan perubahan

pemanfaatan antar subbidang sesuai ruang lingkup kegiatan DAK

Bidang Sarana Perdagangan sebagai akibat terjadinya force

majeur.

Laporan Akhir Page 4

Pemerintah daerah menyediakan pembiayaan yang bersumber

dari daerah selain dana pendamping sesuai ketentuan

perundangan yang diperuntukkan bagi :

1) Biaya Operasional;

2) Biaya Perencanaan;

3) Biaya Pengawasan

4) Biaya Administrasi Pekerjaan;

5) Biaya Pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

perdagangan;

6) Manajemen/pengelola Pasar dan gudang non SRG;

7) Penyiapan tempat penampungan sementara bagi para

pedagang yang menjalankan aktivitas di lokai pasar tersebut;

8) Serta aspek lainnya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK

Bidang Sarana Perdagangan.

Kebijakan Khusus Pembangunan dan Pengembangan Sarana

Distribusi Perdanganan Pasar diprioritaskan bagi kabupaten/kota

yang memiliki pasar tanpa bangunan, kabupaten/kota dengan

jumlah persentase pasar yang rusak, serta dengan memperhatikan

densitas penduduk.

Laporan Akhir Page 5

BAB 2.

DASAR PETUNJUK TEKNIS

1. Pasar Berdasarkan Petunjuk Teknis

a. Pasar

Petunjuk teknis ini memberikan beberapa acuan umum dalam

merencanakan kegiatan pembangunan dan

pengembangan sarana distribusi perdagangan berupa

pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah dan

Pemerintah Daerah, berupa Bangunan Utama Pasar, Sarana

Pendukung Lainnya, dan kios yang dimanfaatkan oleh

pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau

koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan

proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar yang

meliputi:

1) Penentuan lokasi

Penentuan lokasi dalam pembangunan baru dan revitalisasi

Pasar (perluasan/renovasi) adalah sebagai berikut :

Laporan Akhir Page 6

a) Telah memiliki embrio pasar, yang merupakan tempat

interaksi jual beli barang dagangan secara terus

menerus pada satu area/tempat yang tetap dan tidak

berpindah-pindah di suatu bangunan belum dalam

bentuk permanen atau dalam bentuk semi permanen;

b) Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

kabupaten/kota setempat;

c) Lahan pasar merupakan lahan matang, siap bangun

dan tidak memerlukan pengurugan tanah;

d) Lahan merupakan milik / aset Pemerintah Daerah

Kabupaten Mamuju yang dibuktikan dengan sertifikat

kepemilikan yang sah dan tidak dalam keadaan

sengketa

e) Dalam hal lahan merupakan milik masyarakat adat

harus sudah ada penyerahan hak dari masyarakat adat

kepada pemerintah Kabupaten Mamuju untuk

dimanfaatkan bagi kepentingan umum (sarana distribusi

perdagangan) dan tidak dalam keadaan sengketa/

f) Tersedia akses jalan menuju pasar dan didukung

sarana transportasi umum.

g) Adanya surat jaminan dari pengelola pasar bahwa

pedagang yang direlokasi (pedagang lama) berhak

Laporan Akhir Page 7

mendapatkan prioritas untuk menempati bangunan

pasar yang baru;

h) Berada di lokasi yang strategis dan dekat pemukiman

penduduk atau pusat kegiatan ekonomi masyarakat.

2) Batasan dan Karakteristik Pasar

Pembangunan dan pengembangan pasar tradisional/rakyat

harus berpedoman pada petunjuk teknis pelaksanaan DAK

Bidang Sarana Perdagangan. Agar petunjuk teknis ini dapat

tepat guna dan sesuai dengan pencapaian indikator kinerja

kegiatan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun

Anggaran 2015, maka karakteristik pasar yang diharapkan

dalam petunjuk teknis ini adalah pada pasar yang memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a) Cakupan wilayah. Pembangunan/pengembangan pasar

berada dekat wilayah pemukiman yang diutamakan

pada tingkat kecamatan maupun pedesaan. Adapun

untuk mendukung pembangunan kawasan perbatasan,

lokasi pembangunan pasar diprioritaskan pada Lokasi

Prioritas yang tercantum pada Lampiran 1.3 petunjuk

teknis ini. Namun demikian, lokasi pembangunan pasar

tetap memperhatikan kriteria penentuan lokasi di atas.

Laporan Akhir Page 8

b) Waktu beroperasi secara regular atau rutin atau minimal

beroperasi 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali dalam seminggu.

c) Pasar heterogen yang diutamakan menjual komoditi

bahan kebutuhan pokok yang dijual secara eceran.

3) Lingkup Kegiatan

Kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana

distribusi perdagangan (pasar) terdiri dari:

a. Pembangunan Baru

Pembangunan Baru hanya diperbolekan untuk

Bangunan Utama Pasar dan Sarana Pendukung

Lainnya.

(1) Bangunan Utama Pasar

(2) Sarana Pendukung Lainnya meliputi:

(a) Kantor Pengelola

(b) Toilet /WC

(c) Tempat Beribadah (Musholla)

(d) Drainase (Ditutup dengan Grill)

(e) Tempat Penampungan Sampah Sementara

(f) Tempat Parkir

Laporan Akhir Page 9

(g) Area Penghijauan;

(h) Instalasi/Sarana Air Bersih dan

Jaringan/Instalasi Listrik.

Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam pembanguan

baru adalah sbagai berikut;

(1) Hanya membangun sarana pendukung lainnya;

(2) Pengurugan tanah dan pengaspalan jalan;

(3) Hanya membangun pagar;

(4) Hanya membangun taman;

(5) Hanya melakukan pengecatan;

(6) Hanya perbaikan atap;

(7) Hanya perbaikan /pembuatan lantai

b. Revitalisasi

Revitalisasi Pasar dapat berupa perluasan bangunan

pasar atau renovasi

(1) Perluasan Pasar

Perluasan pasar hanya dapat dilakukan terhadap

pasar yang tidak dapat lagi menampung pedagang

pada bangunan utama pasar yang lama.

Perluasan pasar hanya diperbolehkan untuk

Bangunan Utama Pasar dan bila dana masih

tersedia dapat dipergunakan untuk membangun

Sarana Pendukung lainnya;

Laporan Akhir Page 10

(a) Bangunan Utama Pasar

(b) Sarana Pendukung Lainnya meliputi;

i. Kantor Pengelola

ii. Toilet /WC

iii. Tempat Beribadah (Musholla)

iv. Drainase (Ditutup dengan Grill)

v. Tempat Penampungan Sampah Sementara

vi. Tempat Parkir

vii. Area Penghijauan;

viii. Instalasi/Sarana Air Bersih dan

Jaringan/Instalasi Listrik.

Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam perluasan

pasar sebagai berikut;

i. Hanya membangun sarana pendukung

lainnya;

ii. Pengurugan tanah dan pengaspalan jalan;

iii. Hanya membangun pagar;

iv. Hanya membangun taman;

v. Hanya melakukan pengecatan;

vi. Hanya perbaikan atap;

vii. Hanya perbaikan /pembuatan lantai

(2) Renovasi Pasar

Laporan Akhir Page 11

Renovasi adalah melakukan perbaikan yang

diprioritaskan terhadap bangunan utama pasar yang

meliputi Los (terdiri dari beberapa lapak),

Selasar/Koridor/Gang yang sudah tidak layak,

sehingga dapat meningkatkan nilai aset fisik

terhadap pasar; tanpa mengubah lokasi tempat

kedudukan bangunan Pasar (pasar berada pada

lokasi lama). Bila dana masih tersedia dapat

dipergunakan untuk membangun Sarana Pendukung

lainnya dan kemudian renovasi kios.

Syarat renovasi didasarkan atas rekomendasi

dari instansi yang membidangi pekerjaan umum

dan dibuktikan melalui foto terakhir, dimana

bangunan utama pasar sudah tidak dapat berfungsi

secara optimal. Renovasi pasar dapat dilakukan

untuk 1 (satu) di 1 lokasi utama atau paling banyak

di 3 (tiga) lokasi berbeda, dengan terlebih dahulu

menyiapkan tempat penampungan sementara bagi

para pedagang yang menjalankan aktivitas di lokasi

pasar tersebut dan memberikan prioritas kepada

pedagang lama Sarana Pendukung Lainnya meliputi:

Laporan Akhir Page 12

(a) Kantor Pengelola,

(b) Toilet/WC,

(c) Tempat Ibadah (Musholla),

(d) Drainase (Ditutup dengan Grill),

(e) Tempat Penampungan Sampah Sementara,

(f) Tempat Parkir, (g) Area Penghijauan,

(h) Instalasi/Sarana Air Bersih dan Jaringan/Instalasi

Listrik.

Laporan Akhir Page 13

BAB 3.

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografis dan Demografi

2.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Secara Geografis Kabupaten Mamuju terletak pada Bagian Barat

Pulau Sulawesi dan berposisi pada bentangan Selat Makassar, yakni

1 38 ’ 110 “ – 2 54 ’ 552 “ Lintang Selatan, 11 54 ’ 47 “ – 13 5 ‘ 35 “

Bujur Timur , Jakarta (0 0 ‘ 0 “, Jakarta = 160 48 ‘ 28 “ Bujur Timur

Green Witch). Dengan batas wilayah :

a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Mamuju Utara

b. Sebelah Timur dengan Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi

Selatan

c. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Majene, Kabupaten Tana

Toraja dan Kabupaten Mamasa

d. Sebelah Barat dengan Selat Makassar.

Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah 801.406 Ha, secara

administrasi Pemerintahan, terdiri atas 16 Kecamatan, 143 Desa, 10

Kelurahan, dan 4 (UPT) Unit Pemukiman Transmigrasi. Diantara 16

Kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju, 15 kecamatan berada di

wilayah daratan dan 1 kecamatan di wilayah kepulauan.

Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan Mamuju. Berdasarkan

orbitasi, Kecamatan yang letaknya terjauh dari ibukota kabupaten

adalah Ibukota Kecamatan Karossa (Karossa) yaitu sejauh 171 Km,

Laporan Akhir Page 14

dan ibukota kecamatan yang terdekat dari ibukota kabupaten adalah

Kecamatan Simboro yang berjarak 6 Km dari Mamuju.

Kabupaten Mamuju juga memiliki wilayah kepulauan yakni Kecamatan

Kepulauan Bala-balakang, yang merupakan pemekaran dari

Kecamatan Simboro dan Kepulauan. Pulau-pulau yang termasuk

dalam wilayah Kecamatan Kepulauan Bala-balakang adalah Pulau

Salissingang, Samataha, Popoongang, Saboyang, Malamber,

Sumanga, Sabakatang, Ambo, Seloang, Lamudaan, Tapilagan dan

Pulau Lumu, yang letaknya di Selat Makassar dan berbatasan dengan

Pulau Kalimantan.

2.1.2. Luas Wilayah

Mengenai luas wilayah perkecamatan, jumlah Desa dan Kelurahan

serta UPT pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel

2.1 berikut ini :

Tabel 2. 1. Luas Wilayah, Jumlah Desa, Kelurahan dan UPT pada

Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mamuju

No. Kecamatan Luas

(Ha)

Prosentas

e

Desa/

UPT

Kelurahan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tapalang

Tapalang Barat

Mamuju

Simboro

Kalukku

Kalumpang

Bonehau

Papalang

Sampaga

50.411

12.714

16.024

9,169

46.199

177.821

95.076

16.043

9.594

6,29

1,59

2,00

1,14

5,76

22,19

11,86

2,00

1,20

7

7

4

6/1

11/1

13

9

9

7

2

-

4

2

2

-

-

-

-

Laporan Akhir Page 15

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Pangale

Tommo

Budong-Budong

Topoyo

Tobadak

Karossa

Kep. Bala-balakang

23.252

58.828

114.043

54.388

10.013

106.931

9.000

2,90

7,34

14,23

6,79

1,25

13,34

0,11

9

14

11

15

8

11/2

2

-

-

-

-

-

-

-

Jumlah 801.406 100,00 143/4 10

2.1.3. Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Mamuju pada umumnya adalah daerah

dengan curah hujan tinggi dan daerah yang tidak curam dengan

kisaran kemiringan antara 15 persen - 45 persen. Kondisi ini

mempengaruhi topografi wilayah sehingga bervariasi mulai dari

daerah datar, landai dan daerah agak curam. Hal ini juga

mempengaruhi tingkat kepekaan tanah terhadap erosi, yakni daerah

yang cukup stabil, daerah yang terancam dan daerah yang rentan

erosi.

Bagian wilayah dengan kemiringan lereng antara 0 – 2 persen luas

terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Budong-Budong, yakni

30.048 Ha atau 26,55 persen. Sedang untuk kemiringan lereng antara

2 persen - 15 persen terdapat di Kecamatan Kalumpang seluas

25.066 Ha atau 30,52 persen dan bagian wilayah dengan kemiringan

antara 15 persen - 25 persen luas terbesar juga berada di Kecamatan

Kalumpang yakni 105.735 Ha atau 47,01 persen. Untuk kemiringan di

atas 40 persen juga terdapat di Kecamatan Kalumpang yakni 77.890

Ha.

Laporan Akhir Page 16

Jika dicermati konfigurasi wilayah Kabupaten Mamuju menurut

kemiringan lereng, maka bagian wilayah yang termasuk datar adalah

bagian sebelah Barat yang berbatasan dengan Selat Makassar.

Sebaliknya, semakin ke Timur secara gradual juga tingkat kemiringan

ini semakin tinggi dengan kondisi lahan yang bergelombang dan

berbukit.

Ditinjau dari aspek ketinggian wilayah, Kabupaten Mamuju dapat

dibedakan menjadi 6 (enam) zona masing-masing zona dengan

ketinggian antara 0 – 25 m, zona antara 25 m – 100 m, zona dengan

ketinggian antara 100 m – 500 m, zona dengan ketinggian 500 m –

1.000 m, zona dengan ketinggian antara 1.000 m – 1.500 m dan zona

dengan ketinggian di atas 1.500 m.

Secara umum berdasar zona ketinggian di atas menunjukkan bahwa

pada Bagian Selatan sebagian besar mempunyai ketinggian di bawah

100 m, sedang semakin ke Utara ketinggiannya semakin meningkat

rata-rata di atas 500 m. Secara proporsional, ketinggian wilayah

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Zona ketinggian 0 – 25 M dengan luas 35.875 Ha atau 4,43 persen

b. Zona ketinggian 25 m – 100 m dengan luas 130.186 Ha atau 16,06

persen

c. Zona ketinggian 100 m – 500 m dengan luas 206.106 Ha atau 25,46

persen

d. Zona dengan ketinggian 500 m – 1.000 m dengan luas 159.769 Ha

atau 19,71 persen

e. Zona dengan ketinggian 1.000 m – 1.500 m dengan luas 128.669

Ha atau 16,06 persen

f. Zona dengan ketinggian di atas 1.500 m dengan luas 148.714 Ha

atau 16,06 persen

2.1.4. Tanah dan Kandungan Geologi

Laporan Akhir Page 17

Berdasar data geologi Kabupaten Mamuju, jenis tanah di daerah ini

dapat digolongkan 5 (lima) jenis, yakni tanah Alluvial, Regosol,

Andosol dan tanah Mediteran. Kandungan dari masing-masing jenis

tanah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel : 2.2. Jenis & Kandungan Tanah di Kabupaten Mamuju.

No. Jenis Tanah Keterangan

1. Aluvial Bahan induk endapan liat dan pasir endapan (lanau)

dan endapan marin dengan bentuk wilayah pada

umumnya datar termasuk kelas satu (tidak peka erosi)

2. Regosol Bahan induk endapan pasir tufa volkan masam

sampai intermediat dan tufa volkan alkali, bentuk

wilayah berombak, bergelombang sampai berbukit

termasuk kelas lima (sangat peka erosi)

3. Rensial Bentuk wilayah berbukit dengan bahan induk tuff dan

kapur karang bertuffa termasuk kelas lima (sangat

peka erosi)

4. Andosol Bentuk wilayah bergunung dan bahan induk tufa

vulkan masam dan alkali termasuk kelas empat (peka

erosi)

5. Mediteran Bentuk wilayah berombak sampai bergelombang

dengan bahan induk tufa vulkan masam sampai

intermediat, servih bertufa, kompleks serpi bertufa,

kompleks servih batuan pasir dan tufa batuan pletonik,

basah termasuk kelas tiga (agak pekah erosi)

Sedang untuk kandungan geologi di Kabupaten Mamuju secara garis

besarnya dibagi menjadi 2 (dua), yakni kelompok bahan galian

konstruksi dan kelompok galian industri. Berdasar data pada

Laporan Akhir Page 18

Departemen Pertambangan dan Energi, diketahui bahwa untuk

kelompok bahan galian konstruksi meliputi :

a. Granodiorit, tersebar di daerah Salubiro dan Bulukaling Kecamatan

Karossa dengan perkiraan cadangan volume sebesar 58.443.750

meter kubik.

b. Granit, tersebar di daerah Takandeang dan Pasada Kecamatan

Tapalang serta di daerah Kamande, Le’beng, Sulumayang Kecamatan

Kalukku dan di Tamasapi, Takaurangang Kecamatan Mamuju serta di

Kecamatan Simkep dengan perkiraan volume sekitar 59.218.780

meter kubik.

c. Batu Gamping, tersebar di daerah Sulunggadua, Marabau,

Kalukambeo, Botteng Kecamatan Mamuju, di Pakarawang Kecamatan

Kalumpang, dan di Takandeang, Tajimane Kecamatan Tapalang

dengan perkiraan volume sekitar 342.635.800 meter kubik.

d. Batu Pasir, tersebar di daerah Kombiling, Kalukumbeo,

Salupangkang dan Topoyo Kecamatan Topoyo, di Barakang Pangale,

Bajo Kecamatan Pangale, di Salumabongi, Ranga-Ranga dan

Balakalumpang Kecamatan Kalukku dengan volume sekitar

630.887.500 meter kubik.

e. Konglomerat, tersebar di daerah Passapa, Tangkau, Topoyo Baru

di Kecamatan Budong-Budong, di daerah Le’beng, Gentungan

Kecamatan Kalukku dan Rangas, Tumuki Kecamatan Mamuju serta

Tapana, Tamao dan Pempioang Kecamatan Tapalang dengan volume

sekitar 134.475.000 meter kubik.

f. Breksi Vulkanik, tersebar di daerah Belang-belang, Guliling,

Rantedango, Sinyonyoi Kecamatan Kalukku, dan Bone-Bone, So’do,

Bayor-Bayor Kecamatan Mamuju dengan volume sekitar 154.462.500

meter kubik.

Laporan Akhir Page 19

Sementara untuk kelompok bahan galian industri meliputi :

a. Batu Sabak, tersebar di daerah Tobinta, Salubejau dan Salubarana

Kecamatan Karossa dengan cadangan volume sekitar 22.050.000

meter kubik.

b. Sekis, tersebar di daerah Tabolang, Kalando dan Batusitanduk

Kecamatan Budong-Budong dengan cadangan volume sekitar

2.200.000 meter kubik.

c. Batu Gamping, terdapat di daerah Salupangkang Kecamatan

Topoyo dengan cadangan volume sekitar 5.625.000 meter kubik.

d. Tuff, tersebar di daerah Boang, Sumare, Tinaungan Kecamatan

Simkep dan di Nipa-nipa, Pansiangan Kecamatan Tapalang Barat

dengan cadangan volume sekitar 15.581.250 meter kubik.

e. Lempung, tersebar di daerah Karossa, Benggaulu, Durikumba,

Lara, Salubarana dan Tomemba Kecamatan Karossa dengan

cadangan volume sekitar 1.297.575.000 meter kubik.

2.1.5. Hidrologi dan Klimatologi

Secara klimatologis Kabupaten Mamuju tidak memiliki perbedaan

dengan daerah lain di Indonesia yaitu hanya dikenal dua musim, yaitu

musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan

September arus angin bertiup dari Australia dan tidak banyak

mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.

Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin

yang banyak mengandung uap air berhembus dari Asia dan

Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan.

Curah hujan di Kabupaten Mamuju tertinggi terjadi pada bulan Januari

sebesar 3 926,0 mm kubik dengan hari hujan 111. Sedangkan curah

hujan terendah terjadi pada bulan Maret 1 422 mm kubik dengan

Laporan Akhir Page 20

jumlah hari hujan 72, dan mempunyai kelembaban udara berkisar

antara 70 persen sampai 80 persen atau rata-rata kelembaban udara

berkisar 75 persen.

Keadaan alam Kabupaten Mamuju secara garis besar beriklim tropis.

Suhu udara berkisar antara 27 – 31 derajat Celcius atau rata-rata 29

derajat Celcius. Kelembaban udara rata-rata antara 70 persen - 80

persen, kecepatan angin 10,8 km/jam dan tekanan udara berkisar

1.010,7 Milibar serta penyinaran matahari mencapai 75,8persen.

Menurut klasifikasi Schmitt dan Ferguson type iklim di Kabupaten

Mamuju bervariasi B, C, D dan E seperti tabel 2.3.

Tabel 2. 3. Data Type Iklim Kabupaten Mamuju

No. Type Iklim Bulan Basah Bulan Kering Luas (Ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B1

C1

D1

E1

B2

C2

7 – 9 bulan

5 – 6 bulan

3 – 4 bulan

di bawah 3 bulan

7 – 9 bulan

5 – 6 bulan

Di bawah 2 bulan

Di bawah 2 bulan

Di bawah 2 bulan

Di bawah 2 bulan

Di bawah 3 bulan

2 – 3 bulan

485.226

331.205

108.612

36.679

60.063

83.994

Sedangkan untuk curah hujan di Kabupaten Mamuju adalah 1.000 mm

per hari dan rata-rata hari hujan sebanyak kurang lebih 114 hari per

tahun. Mengenai data curah hujan tersebut dapat dilihat pada tabel

2.4.

Tabel 2. 4.

Rata-Rata Curah Hujan Per Tahun di Kabupaten Mamuju, 2009

No. Bulan Curah Hujan Hari Hujan

Laporan Akhir Page 21

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

3142

7986

8456

12.917

11.109

3.771

4.263

3.440

2.518

6.524

11.156

11.093

13

10

8

12

10

4

8

6

3

9

12

11

2.1.6. Potensi Pengembangan Wilayah

Kabupaten Mamuju memiliki karakteristik wilayah yang agak berbeda

dengan yang lainnya. Karakteristik inilah yang menjadi modal daya

saing bagi Kabupaten Mamuju.

Wilayah Kabupaten Mamuju yang membentang dari Kec. Tapalang

sampai Kec. Karossa. Dan dari arah pantai sampai pada pegunungan

seperti Kec. Kalumpang. Kawasan nelayan sepanjang garis pantai di

pantai barat. Kawasan pertanian pangan di dataran rendah seperti

Kec. Kalukku, Kec. Pangale, Kec. Tommo. Kawasan perkebunan di

dataran lereng-lereng dan perbukita yang tidak terlalu tinggi seperti

Kec. Karossa, Kec. Tobadak, Kec. Budong-budong bagian atas.

Di samping keberagaman fisik juga keberagaman etnis seperti Jawa,

Madura, Bali, Lombok, Sunda, Batak, Bugis, Makassar, Toraja, Timor

dan lokal Mandar-Mamuju. Demikian juga keberagaman budaya dan

agama yang kesemuanya tadi memberikan pengaruh terhadap

pengelolaan sumber daya alam yang ada di tempat tersebut.

Laporan Akhir Page 22

2.1.6.1. Kawasan Perkotaan

Dengan melihat dengan keberagaman fisik dan non fisik Kabupaten

Mamuju maka berdasarkan kajian rancangan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Mamuju 2011-2031, bahwa untuk pengembangan

sistem Perkotaan sebagai berikut :

a. Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) = Mamuju, Tampa

padang dan Belang-Belang.

b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) :

1) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Tapalang dan sekitarnya, yang

terdiri dari Kecamatan Tapalang, dan Tapalang Barat.

2) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kalumpang dan sekitarnya, terdiri

dari Kecamatan Bonehau, dan Kecamatan Kalumpang.

3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Pangale dan sekitarnya, terdiri

dari Kecamatan Pangale, Kecamatan Sampaga, Kecamatan Papalang

dan Kecamatan Tommo.

4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Topoyo dan sekitarnya, terdiri

dari Kec. Topoyo, Kec. Budong-budong, Kec. Tobadak dan Kec.

Karossa.

c. Pusat Pelayanan Lingkungan merupakan pusat-pusat kegiatan

yang meliputi masing-masing kecamatan di Kabupaten Mamuju.

Kemudian untuk pengembangan wilayah pada sistem Perkotaan

adalah :

(1) Berpusat di Kota Mamuju dengan wilayah pengaruh Kecamatan :

Mamuju, Tampa padang dan Belang-Belang, PKNp MATABE

diarahkan untuk :

a. Kawasan terpadu kegiatan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK) Pelabuhan Belang-Belang.

Laporan Akhir Page 23

b. Perdagangan;

c. Pergudangan;

d. Petikemas;

e. Simpul intermoda transportasi laut, udara, darat dan kereta api.

(2) Pusat pengembangan di Kota Galung Kecamatan Tapalang, Pusat

Pelayanan Kawasan (PPK) Tapalang dan sekitarnya diarahkan untuk :

a. Pusat pengembangan perikanan laut;

b. Pengembangan tanaman perkebunan (kakao/cokelat);

c. Pengembangan tanaman pangan (padi dan sayur-sayuran);

d. Pengembangan obyek wisata pantai.

(3) Pusat pengembangan di Kota Kalumpang Ibukota Kecamatan

Kalumpang, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kalumpang dan

sekitarnya diarahkan untuk:

a. Pengembangan kawasan industri rumah tangga (Home Industries);

b. Pengembangan tambang galian mineral (batu bara, emas, besi, dan

galian golongan C);

c. Pengembangan PLTA;

d. Pengembangan perkebunan tanaman tahunan (kopi, kemiri, kakao

dan mangga);

e. Pengembangan perikanan tambak (budi daya ikan air tawar);

f. Pengembangan peternakan;

g. Pengembangan lokasi wisata sejarah dan alam.

(4) Pusat Pengembangan di Pangale, Pusat Pelayanan Kawasan

(PPK) Pangale dan sekitarnya, diarahkan :

a. Pengembangan pertanian tanaman pangan;

b. Pengembangan perkebunan;

c. Pengembangan tanaman buah-buahan, perikanan darat (budi daya

tambak);

d. Pengembangan wisata tirta (pantai).

Laporan Akhir Page 24

(5) Pusat pengembangan di Kota Topoyo, Pusat Pelayanan Kawasan

(PPK) Topoyo dan sekitarnya diarahkan :

a. Pusat pengembangan tanaman perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao,

dan Jeruk);

b. Pengembangan Perikanan darat (tambak) dan laut;

c. Pengembangan tanaman pangan dan holtikultura;

d. Pengembangan hasil hutan (kayu, rotan dan damar);

e. Pengembangan wisata tirta/pantai dan alam (air terjun).

2.1.6.2. Kawasan perdesaan

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

ekonomi. Berdasarkan karakterisitknya, kawasan perdesaan di

Kabupaten Mamuju berada di Kec. Tapalang, Kec. Tapalang Barat,

Kec. Bonehau, Kec. Kalumpang, Kec. Papalang, Kec. Sampaga, Kec.

Tommo, Kec. Budong- Budong, Kec. Pangale, Kec.Topoyo, Kec.

Karossa dan Kec. Tobadak dan sebagian di wilayah Kec. Simboro,

Kec. Mamuju, Kec. Kalukku, dengan jumlah desa secara keseluruhan

sebanyak 143 desa.

2.`1.7. Pola ruang

Pola ruang merupakan alokasi pemanfaatan ruang yang prinisipnya

merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan sumberdaya alam di

suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat

memberikan suatu proses pembangunan yang berkelanjutan.

2.1.7.1. Kawasan Lindung

Berdasarkan kajian dalam rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Mamuju 2011-2031, Kawasan lindung adalah kawasan

yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian

Laporan Akhir Page 25

lingkungan hidup dan pengelolaannya dilakukan melalui upaya

penetapan, pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan

lindung yang dilakukan untuk mencegah timbulnya fungsi lingkungan

hidup.

Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi :

a. Kawasan Hutan Lindung;

b. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan

bawahannya;

c. Kawasan perlindungan setempat;

d. Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan

cagar budaya;

e. Kawasan rawan bencana alam;

f. Kawasan lindung geologi;

g. Kawasan lindung lainnya.

Pengaturan kawasan lindung

Kawasan hutan lindung memiliki pengaturan sebagai berikut:

a. Hutan lindung yang telah ada berdasarkan peraturan atau

perundangan yang berlaku tetap dipertahankan.

b. Penggunaan lahan yang telah ada (pemukiman, sawah, tegalan,

tanaman tahunan, dan lain-lain) dalam kawasan ini perlu adanya

pembatasan pendirian bangunan baru untuk pemukiman, sehingga

fungsi lindung yang diemban dapat dilaksanakan.

c. Penggunaan lahan yang akan mengurangi fungsi konservasi secara

bertahap dialihkan fungsinya sebagai kawasan lindung sesuai

kemampuan dana yang ada.

d. Penggunaan lahan baru tidak diperkenankan bila tidak menjamin

fungsi lindung terhadap hidrologis, kecuali jenis penggunaan yang

sifatnya tidak bisa dialihkan (menara TV, jaringan listrik, telepon, air

minum, dll) hal tersebut tetap memperhatikan azas konservasi.

Laporan Akhir Page 26

Adapun Kawasan hutan lindung di Kabupaten Mamuju sebesar

689.440,37 ha, dengan perlindungan kawasan bawahannya meliputi

kawasan konservasi dan resapan air yang memiliki pengaturan antara

lain:

a. Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik;

b. Di areal kebun/ tegalan dikembangkan diversifikasi tanaman

tahunan perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai

dan pencegahan erosi;

c. Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman

tanaman tahunan perkebunan, buah-buahan atau tanaman kayu-

kayuan untuk bangunan/ perkakas rumah tangga.

d. Di areal permukiman diusahakan dengan cara :

1) Pemeliharaan teras sebaik mungkin;

2) Penanaman pohon buah-buahan, perkebunan maupun kayu-

kayuan dipekarangannya;

3) Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air

hujan.

2.1.7.2. Kawasan Perlindungan

(1) Kawasan perlindungan setempat meliputi :

a. Kawasan sempadan sungai;

b. Kawasan terbuka hijau kota.

(2) Kawasan sempadan sungai terletak di :

a. Kawasan sekitar Sungai Karama anak sungainya;

b. Kawasan sekitar Sungai Budong-Budong dan anak sungainya.

(3) Kawasan terbuka hijau kota adalah ruang terbuka hijau di

Kabupaten Mamuju termasuk adalah Ruang Terbuka Hijau Jalan,

Ruang Terbuka Hijau milik pihak Swasta dan Ruang Terbuka Hijau

Sawah Lestari. Pengembangan penggunaan lahan saat ini di

beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Barat, temasuk dalam hal ini

adalah Kabupaten Mamuju, mulai mengarah pada upaya untuk

Laporan Akhir Page 27

mempertahankan lahan sawah yang saat ini sudah mulai banyak

berubah fungsi.

2.1.7.3. Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi

utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber

daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

Dalam pola ruang wilayah Kabupaten Mamuju terdapat beberapa

kawasan yang merupakan kawasan budidaya strategis. Adapun

kawasan budidaya strategis tersebut antara lain :

2.1.7.3.1. Kawasan hutan produksi

(1) Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri dari :

a. hutan produksi terbatas;

b. hutan produksi biasa;

c. hutan produksi yang dapat dikonversi.

(2) Kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Mamuju memiliki

luas total 254.599,28 Ha

(3) Kawasan hutan produksi biasa tetap di Kabupaten Mamuju

memiliki luas total 64.810,59 Ha.

(4) Kawasan hutan yang dapat dikonversi, di Kabupaten Mamuju

memilki luas 36.829,66 Ha.

2.1.7.2.2. Kawasan hutan rakyat

Kawasan hutan rakyat yang dapat dikonversi di Kabupaten Mamuju

memiliki luas 682,92 Hektar.

2.1.7.2.3. Kawasan pertanian

(1) Kawasan peruntukan pertanian, meliputi: sawah, tegalan (tanah

ladang), kebun campur, perkebunan, pengembangan holtikultura,

peternakan, perikanan, serta kawasan lainnya.

Laporan Akhir Page 28

(2) Kawasan peruntukan pertanian lahan sawah diarahkan sebagai

berikut : Sawah beririgasi teknis yang ditetapkan sebagai kawasan

lahan abadi pertanian pangan terletak di Kecamatan : Kalukku,

Pangale, dan Tommo.

2.1.7.2.4. Kawasan Perkebunan

Kawasan peruntukan perkebunan terletak di :

a. Sentra tanaman kakao berada di Kec. Karossa, Kec. Tommo dan

Kec. Mamuju;

b. Sentra tanaman kelapa sawit berada di Kec. Tobadak, Kec.

Budong-Budong dan Kec.Karossa;

c. Sentra tanaman kelapa berada di Kec. Tapalang, Kec. Papalang

dan Kec. Mamuju.

2.1.7.2.5. Kawasan Perikanan

Kawasan peruntukan perikanan dan peternakan terdiri dari :

1. Kawasan peruntukan perikanan meliputi : perikanan tangkap,

perikanan budi daya air payau, dan perikanan budi daya air tawar.

a. Rencana pengelolaan perikanan tangkap di Kabupaten Mamuju

diarahkan sepanjang pantai barat Pantai Mamuju dengan lokasi

khususnya di Kec. Mamuju, Kec. Simboro, Kep. Bala-Balakang dan

kemudian Kec. Kalukku, Kec. Tapalang, Kec. Tapalang Barat, Kec.

Papalang, Kec. Sampaga, Kec. Pangale, Kec. Topoyo dan Kec.

Karossa.

b. Rencana pengelolaan perikanan laut di Kabupaten Mamuju

diarahkan di Kec. Mamuju, Kec. Simboro, Kec. Bala-Balakang dan

Kec. Budong-Budong.

2.1.7.2.6. Pertambangan

Laporan Akhir Page 29

Kawasan peruntukan pertambangan meliputi : pertambangan bahan

galian golongan bahan galian konstruksi dan golongan bahan galian

industri. Adapun jenis dan pertambangan bahan galian di Kabupaten

Mamuju adalah sebagai berikut :

(1) Kelompok Bahan Galian Konstruksi

Granodiorit Tersebar di daerah Salubiro dan Bulukaling

Kecamatan Karossa dengan perkiraan

cadangan sebesar 58.443.750 m3.

Granit Tersebar di daerah Takandeang dan Pasada

KecamatanTapalang; di daerah Kamande,

Le'beng, Sulumayang KecamatanKalukku, dan

Tamasapi, Takaurang Kecamatan Mamuju

serta di Kecamatan Simkep dengan cadangan

volume 59.218.780 m9.

Batu Gamping Tersebar di daerah Salunggadua, Marabau,

Kalukambeo, Botteng Kecamatan Mamuju;

daerah Pakarawang Kecamatan Kalumpang

dan daerah Takandeang, Tajimane Kecamatan

Tapalang, dengan cadangan volume sekitar

342.635.800 m3.

Batu Pasir Tersebar di daerah Kombiling, Kalukumbeo,

Salupangkang, dan Topoyo KecamatanTopoyo,

daerah Barakan, dan Bajo Kecamatan Pangale,

daerah Salumabongi, Ranga-Ranga, dan

Balakalumpang Kecamatan Kalukku, dengan

cadangan volume 630.887.500 m.

Konglomerat Tersebar di daerah Passapa, Tangkau, dan

Topoyo Baru Kecamatan Budong-Budong,

daerah Le'beng, dan Gentungan Kecamatan

Laporan Akhir Page 30

Kalukku; daerah Rangas Kecamatan Simkep

daerah Tumuki Kecamatan Mamuju; serta

Tapana, Tamao, dan Pembloang KecTapalang,

dengan cadangan volume 134.475.000 m3.

Breksi Vulkanik Tersebar di daerah Belang-Belang, Guliling,

Rantedango, Sinyonyoi Kecamatan Kalukku,

daerah Bone-Bone, So'do, dan Bayor-Bayor

Kecamatan Mamuju dengan cadangan volume

sekitar 154.462.500 m3.

(2) Kelompok Bahan Galian Industri

Batu Sabak Tersebar di daerah Tobinta, Salubejau dan

Salubarana Kecamatan Karossa dengan

cadangan volume sebesar 22.050.000 m3.

Sekis Tersebar di daerah Tobalang, Kalanda, dan

Batusitanduk Kecamatan Budong-Budong;

dengan cadangan volume sebesar 2.200.000

m3.

Batu Camping Terdapat di daerah Salupangkang Kecamatan

Topoyo dengan cadangan volume sebesar

5.615.000 m3.

Tufa Tersebar di daerah Boang, SLimare, Tinaungan

KecamatanSimkep dan di daerah Nipa-Nipa,

Pasiangan Kecamatan Tapalang Barat, dengan

cadangan volume 15.581.250 m3.

Lempung Tersebar di daerah Karossa, Benggaulu,

Durikumba, Lara,

Salubarana dan Tomemba Kec. Karossa

dengan cadangan volume sebesar

Laporan Akhir Page 31

1.297.575.000 m3.

Laporan Akhir Page 32

BAB 4.

PERENCANAAN BANGUNAN PASAR

Beberapa aspek utama yang diperlukan diperhatian dalam kegiatan

Perencanaan Bangunan Pasar, yaitu;

a) Kebutuhan Ruang yaitu terkait dengan ketersedian fasilitas

ruang bagi para pedagang, pengelola, pengunjung pasar dan

sarana pendukung;

b) Aksesibilitas Pasar, yaitu terkait dengan pengaturan

kemudahan pencapaian pengunjung ke tempat komoditi yang

dibutuhkan;

c) Sirkulasi Pedagang, yaitu terkait dengan pengaturan

kemudahan keluar masuk barang milik pedagang dari area

bongkar muat ke tempat los pasar;

d) Drainase ditutup dengan grill;

e) Pemasangan listrik sesuai SNI 04-0225-1987 Peraturan Umum

Installasi Listrik 1987 (PUIL 1987);

f) Sirkulasi Kendaraaan, yaitu terkait dengan pengaturan

kemudahan keluar masuk kendaraan pedagang, pengunjung

dan pelayanan bongkar muat dan pengangkutan sampah; dan

g) Terdapat area penghijauan di dalam lahan pasar.

Laporan Akhir Page 33

Perencanaan Pasar meliputi hal-hal sebagai berikut;

a) Gambar Perecnanaan pasar;

Gambar 1 Contoh Perencanaan Pasar

Kebutuhan utama ruang dalam pasar dapat dijelaskan sebagai

berikut:

(1) Los Pasar, dengan penataan yang baik, antara lain;

(2) Letak los sebagai area pasar dapat dibuat dua muka;

(3) Letak los yang berbatasan dengan kavling tanah hak orang

lain sebaiknya dibuat satu muka

Laporan Akhir Page 34

b) Papan Nama Pasar;

Pembuatan atau pemasangan papan nama pasar yang didanai

melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan

sebagaimana contoh tercantum dalam Gambar 4, senantiasa

berpedoman pada kriteria dan ketentuan sebagai berikut;

(1) Setiap unit pasar yang dibangun, harus dibuat papan nama

pasar dengan mencantumkan logo Kementerian

Perdagangan, nama pasar dan logo Pemerintah Daerah

Setempat.

(2) Papan nama pasar tersebut dapat berbentuk;

Laporan Akhir Page 35

a. Papan nama/plank;

b. Prasasti atau

c. Gapura

(3) Adapun tata desain papan nama pasar dengan penjelasan

sebagai berikut;

a. Ukuran papan nama, prasasti atau gapura, dibuat

secara proporsional, disesuaikan dengan bangunan

fisik pasar;

b. Ukuran logo Kementerian Perdagangan Republik

Indonesia, dibuat secara proporsional dan

ditempatkan pada sisi sebelah kiri papan nama

pasar;

c. Nama pasar dibuat dan ditempatkan secara simetris

di bagian atas papan nama. Dibawah tulisan nama

pasar ditambahkan kalimat “DIBANGUN ATAS

KERJSAMA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

SARANA PERDAGANGAN TAHUN 2015

d. Ukuran Logo Pemerintah Daerah (Pemda), dibuat

secara proporsional dan ditempatkan pada sisi

sebelah kanan papan nama pasar; dan

Laporan Akhir Page 36

e. Papan nama pasar ditempatkan di depan akses

masuk pasar agar dapat dengan mudah diliat oleh

masyarakat.

c) Sarana pendukung lainnya

Penataan Sarana Pendukung Lainnya yang baik, meliputi hal-

hal sebagai berikut:

(1) Toilet/MCK

Pemisahan toilet laki-laki dan perempuan dengan papan

penanda identitas (sign board)

(2) Tempat Penampungan Sampah Sementara

Tempat penampungan sampah sementara memiliki volume

yang dapat menampung seluruh sampah pasar per hari

(3) Sarana Ibadah/Mushola

Laporan Akhir Page 37

Sarana Ibadah/Mushola ditempatkan di salah satu sudut

pasar yang strategis dan apabila memungkinkan lokasinya

berjauhan dengan aktivitas jual beli namun masih berada

dalam lokasi pasar.

(4) Sirkulasi Udara dan Pencahayaan

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur pasar

terkait dengan sirkulasi udara dan pencahayaan, adalah

seabgai berikut;

(a) Posisi bangunan los dalam pasar apabila

memungkinkan disesuaikan dengan ara

mata angin yang bertiup sehingga dapat

membuat udara sekitar pasar dapat mengalir

dengan baik.’

(b) Pencahayaan dalam bangunan pasar

hendaknya dapat mengoptimalkan

pemanfaatan intensitas sinar matahari

sebagai sumber pencahayaan bagi ruang-

ruang di pasar.

(c) Aspek pencahayaan selain memperhatikan

kenyamanan pengunjung sebaiknya juga

menghemat energi dengan tidak hanya

bergantung pada pasokan energi listrik.

Laporan Akhir Page 38

Laporan Akhir Page 39

BAB 5.

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN

PELAPORAN

1. Pemantauan

Pemantauan teknis DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun

Anggaran 2015 merupakan kegiatan untuk memastikan pelaksanaan

DAK Bidang Sarana Perdagangan di Provinsi/Kabupaten/Kota

penerima dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan kaidah-

kaidah yang ditetapkan dalam Petunjuk Teknis DAK Bidang Sarana

Perdagangan Tahun 2015.

Pemantauan juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan

yang timbul dalam pelaksanaan DAK Bidang Sarana Perdagangan

dan solusi pemecahan masalah, sehingga dapat sedini mungkin

dihindari kegagalan pelaksanaan.

Ruang lingkup pemantauan pada aspek teknis meliputi:

a. kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Sarana

Perdagangan dengan rencana penggunaan kegiatan yang ada

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

Laporan Akhir Page 40

b. kesesuaian pemanfaatan DAK Bidang Sarana Perdagangan

dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran–Satuan Kerja

Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dengan petunjuk teknis; dan

c. pelaksanaan di lapangan, serta realisasi waktu pelaksanaan,

lokasi dan sasaran pelaksanaan dengan perencanaan.

Pemantauan DAK Bidang Sarana Perdagangan dapat dilakukan

dengan 4 (empat) cara, yaitu:

a. Pemerintah Provinsi melaksanakan review atas laporan triwulan

yang disampaikan oleh Bupati/Walikota;

b. Review atas laporan triwulan yang disampaikan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota;

c. Kunjungan lapangan; dan

d. Forum koordinasi untuk menindaklanjuti hasil review laporan dan

atau kunjungan lapangan.

Evaluasi DAK Bidang Sarana Perdagangan merupakan evaluasi

terhadap pemanfaatan DAK Bidang Sarana Perdagangan untuk

memastikan pelaksanaan DAK Bidang Sarana Perdagangan

bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten/Kota dengan mengacu

pada tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen

perencanaan pembangunan nasional serta sebagai masukan untuk

penyempurnaan kebijakan dan pengelolaan DAK Bidang Sarana

Laporan Akhir Page 41

Perdagangan yang meliputi aspek perencanaan, pengalokasian dan

pelaksanaan DAK ke depan.

Ruang lingkup evaluasi pemanfaatan DAK Bidang Sarana

Perdagangan meliputi pencapaian sasaran kegiatan DAK berdasarkan

input, proses, output dan apabila dimungkinkan sampai outcome dan

dampaknya. Evaluasi DAK Bidang Sarana Perdagangan dapat

dilakukan dengan 4 (empat) cara, yaitu:

a. Pemerintah Provinsi melaksanakan review atas laporan akhir yang

disampaikan Bupati/Walikota;

b. Review atas laporan akhir yang disampaikan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota setiap akhir tahun pelaksanaan;

c. Studi evaluasi; dan

d. Forum koordinasi untuk menindaklanjuti hasil pemantauan dan atau

evaluasi pemanfaatan DAK Bidang Sarana Perdagangan.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh organisasi pelaksana

dan/atau tim koordinasi di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

sesuai dengan petunjuk teknis dalam Surat Edaran Bersama (SEB)

Meneg PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam

Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan

Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus

(DAK).

Laporan Akhir Page 42

2. Pelaporan

Sebagai alat untuk melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi,

pelaporan memiliki peranan penting dalam memberikan informasi

perkembangan sejauh mana pembangunan sarana perdagangan telah

dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Selain itu, pelaporan

dimaksudkan sebagai fungsi kendali dalam optimalisasi efektivitas

keikutsertaan daerah penerima anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)

pembangunan sarana perdagangan dari tahun ke tahun. Oleh karena

itu, Petunjuk Teknis ini mengatur kewajiban daerah penerima agar

dapat memberikan laporan sesuai dengan perkembangan kondisi

terkini secara periodik. Pelaporan yang dimaksud dalam Petunjuk

Teknis ini terbagi atas 2 (dua), yaitu:

a. Laporan Triwulan

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005

tentang Dana Perimbangan, Kepala Daerah penerima DAK

juga wajib menyampaikan laporan triwulan kepada

Kementerian Teknis. Laporan ini merupakan laporan yang

harus dipersiapkan oleh Kepala SKPD Kabupaten/Kota dan

Provinsi yang membidangi Perdagangan selaku penerima

DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015

sebagai penanggung jawab anggaran yang memuat

Laporan Akhir Page 43

pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK Bidang

Sarana Perdagangan dengan format sebagaimana

tercantum pada Lampiran 1.6 Petunjuk Teknis ini.

Laporan Triwulan tersebut disampaikan kepada

Gubernur/Bupati/Walikota dengan tembusan disampaikan

kepada:

1) Menteri Perdagangan c.q. Direktur Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri untuk sub bidang

Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi

Perdagangan (Pasar Rakyat dan Gudang non SRG);

2) Menteri Perdagangan c.q. Kepala Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi untuk sub bidang

Pembangunan Gudang, Fasilitas dan Peralatan

Penunjangnya dalam Kerangka SRG;

3) Menteri Perdagangan c.q. Direktur Jenderal

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen untuk sub

bidang Peningkatan Sarana Metrologi Legal;

4) Kepala SKPD Provinsi yang menangani Perdagangan.

Laporan Triwulan tersebut disampaikan selambat-

lambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah triwulan

yang bersangkutan berakhir.

Laporan Akhir Page 44

Untuk kelancaran penyampaian, Laporan Triwulan juga

dapat disampaikan via email ke

[email protected] serta dilakukan

pelaporan online melalui sistem aplikasi DAK.

Sistem aplikasi DAK adalah aplikasi pelaporan kegiatan

Dana Alokasi Khusus yang dilakukan secara online untuk

memudahkan pelaporan kegiatan DAK yang dilakukan oleh

Satker penerima DAK Bidang Sarana Perdagangan yang

tersebar di Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Pelaporan DAK ini terdiri dari perencanaan kegiatan,

pelaporan realisasi keuangan, pelaporan kemajuan fisik

kegiatan, pelaporan kendala kegiatan, dokumentasi

kegiatan, hingga penyajian laporan kegiatan.Aplikasi

Pelaporan DAK dapat diakses dengan alamat

http://dak.kemendag.go.id/.Adapun penjelasan mengenai

tata cara pelaporan secara online ini dapat dilihat Lampiran

1.7 Petunjuk Teknis ini.

b. Laporan Akhir

Laporan ini merupakan laporan pelaksanaan akhir tahun

setelah tahun anggaran berakhir, yang disampaikan oleh

SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota penerima yang membidangi

Laporan Akhir Page 45

Perdagangan selaku penerima alokasi DAK Bidang Sarana

Perdagangan kepada gubernur/bupati/walikota dengan

tembusan disampaikan kepada:

1) Menteri Perdagangan c.q. Direktur Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri untuk Sub Bidang

Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi

Perdagangan (Pasar dan gudang non SRG);

2) Menteri Perdagangan c.q. Kepala Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi untuk Sub Bidang

Pembangunan Gudang, Fasilitas dan Peralatan

Penunjangnya Dalam Kerangka SRG;

3) Menteri Perdagangan c.q. Direktur Jenderal

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen untuk Sub

Bidang Peningkatan Sarana Metrologi Legal;

4) Kepala SKPD Provinsi yang menangani Perdagangan.