Laporan Akhir Diagnosa WAN

59
Laporan Akhir Diagnosa WAN Disusun Oleh: Wishnu Condro Kusumo Waligito XII TKJ ‘B’ Tahun Ajaran 2012/2013 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi Jln. Mahar Martanegara No. 48 Telp/Fax (022)6629683 Leuwigajah Kota Cimahi

Transcript of Laporan Akhir Diagnosa WAN

Page 1: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Laporan Akhir Diagnosa WAN

Disusun Oleh:

Wishnu Condro Kusumo Waligito

XII TKJ ‘B’

Tahun Ajaran 2012/2013

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi

Jln. Mahar Martanegara No. 48 Telp/Fax (022)6629683 Leuwigajah Kota Cimahi

Page 2: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Nama : Luthfi Setioutomo M. Reisyan G. Rika Yanti Wishnu Condro K. W. HIERARKI WAN

Pemateri : Rudi Haryadi Dodi Permana

XII TKJ B Mata Pelajaran : Diagnosa WAN

Tanggal : I. Tujuan

Siswa Dapat memahami komponen pembentuk WAN

II. Pendahuluan

1. Core

a. Fungsi

Menjadi Backbone jaringan yang bertanggung jawab pada traffic

jaringan

b. Tugas

Mengatur Traffic keseluruhan yang besar dengan baik, cepat, dan

handal

Menguasai traffic besar dan kecepatan jaringan perangkat

c. Perangkat

Cisco Router 10000 series

Page 3: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Cisco Nexus 7000 Switch, 9 – 10 – 18 slot ( WAN use)

2. Distribution

a. Titik Pemisah (Demarcation Point) antara access layer dengan core layer dan

memabntu mendefinisakn dan membedakan core layer

b. Fungsi

Mengontrol traffic jaringan dengan pengawasan dan perencanaan

broadcast domain dan mengelompokkan lalu lintas pada switch ke

subnetwork yang terpisah

c. Tugas

Menyediakan routing, filtering dan untuk menentukan cara terbaik utuk

menangani permintaan layanan dakam jaringan

Page 4: Laporan Akhir Diagnosa WAN

d. Perangkat

Cisco ASR 1013 Router

o The Cisco ASR 1013 Router supports full-width card modules. It is designed with a single midplane with connectors on one interface midplane. The Cisco ASR 1013 Router supports:

o Up to 6 ASR1000-SIP40G shared port adapter modules o Up to 24 shared port adapters (SPAs) and up to six SIPs o Cisco ASR1000-ESP40 o Cisco ASR1000-RP2 router processor o Quad power supplies (redundant pairs) by default; option of

either AC or DC power supplies and two power supply zones. There are two power supplies for power zone 0 and two power supplies for power zone 1 (do not mix AC and DC power

supplies). Cisco Nexus 5010 Switch

o The Cisco Nexus 5010 Switch foundation is built upon:

High-performance 10 Gigabit Ethernet IEEE Data Center Bridging (DCB) for lossless Ethernet Fibre Channel over Ethernet (FCoE) Virtual-machine-optimized networking

o The switch delivers more than 500 Gbps of switching capacity with 20 fixed wire-speed 10 Gigabit Ethernet ports that support data center bridging and FCoE. In addition, one expansion port supports one of the following modules:

8-port 1/2/4 Gigabit Fibre Channel 6-port 1/2/4/8 Gigabit Fibre Channel 4-port 10 Gigabit Ethernet (DCB and FCoE) and 4-port

1/2/4 Gigabit Fibre Channel 6-port 10 Gigabit Ethernet (DCB and FCoE)

Page 5: Laporan Akhir Diagnosa WAN

3. Access

a. Fungsi

1. Menyediaka saraa bagi user untuk mengakses jaringan WAN

dan mengendalikan perangkat yang diijinkan dan mengakses

b. Tugas

1. Access COntol dan policy yang diteruskan dari layer distribution

2. Collision domain terpisah

3. Koektivitas workgroup kedalam layer distribusi

c. Perangkat

1. Cisco Catalyst 3750-X Series Cisco Catalyst 3750-X and 3560-X

2. Series:

a. 24 and 48 10/100/1000 PoE+ and non-PoE models b. Optional four Gigabit Ethernet (GbE) SFP or two 10GbE

SFP+ uplink network modules c. Industry first PoE+ with 30W power on all ports in 1 rack

unit (RU) form factor d. Dual redundant, modular power supplies and fans e. Media Access Control Security (MACsec) hardware-

based encryption f. IPv4 and IPv6 routing, Multicast routing, advanced

quality of service (QoS), and security features in hardware

g. Enhanced limited lifetime warranty (LLW) with next business day (NBD) advance hardware replacement and 90 day access to Cisco Technical Assistance Center (TAC) support

h. Enhanced Cisco EnergyWise for operational cost optimization by measuring actual power consumption of the PoE devices, reporting, and reducing energy consumption across the network

i. USB Type-A and Type-B ports for storage and console respectively and an out-of-band Ethernet management port.

Page 6: Laporan Akhir Diagnosa WAN

4. Perangkat pembentuk WAN

a. DCE (Data Circuit Equipment) = Perangkat yang meletakka data ke local

loop , dantugasnya mengkonversi sinyal, <lebih dekat ke CO>

b. DTE (Data Terminal Equipment)= Perangkat pelanggan yang

melewatkan data ke DCE <lebih dekat ke pengguna>

c. CPE ( Customer Premise Equipment)= Peralatan networking yang

dipasang pada pelanggan dan dikoneksikan ke peraltan networking jasa

telekomunikasi

d. CO (Central Offcie) = Pusat pensaklaran dimana hubungan diantara

beberapa saluran pelanggan dibuat

e. Local loops = jaluir antara CO dengan Demarc

f. Demarc = Pemisah antara CO dan CPE

III. Hasil Kerja

1. Buat sebuah topologi dan tentukan Hierarki WAN-nya

Gambar 1

IV. Kesimpulan

Siswa Dapat memahami komponen pembentuk Wide Area Network.

Page 7: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Identitas Judul Laporan Diagnosa WAN Wishnu Condro Kusumo W. XII TKJ B 31

SMK Negeri 1 Cimahi

Managable switch Logging In

Pemateri: Rudi Haryadi Dodi Permana Tanggal :

I. Tujuan a. Siswa mampu melakukan manageable switch b. Siswa mampu menyalakan switch c. Siswa mampu loging in ke switch

II. Alat dan bahan

a. 2 buah switch (merk : d-link 3026, level one) b. 1 unit PC (OS linux Ubuntu 12.04 ) c. 1 kabel LAN stright

III. Langkah kerja

1. Siapkan alat dan bahan 2. Hubungkan pc dengan switch d-link 3026 menggunakan kabel serial 3. Pada pc install gtk term untuk membuka CLI

apt-get install gtk-term 4. Setelah itu akan muncul tampilan CLI berikut

Karena masih default maka kita tidak perlu memasukan username dan password lakukan enter saja

Page 8: Laporan Akhir Diagnosa WAN

5. Lalu kita buat terlebih dahulu user administrator (root) untuk switch tersebut

create account = perintah membuat user

admin (pertama) = tipe dari user

admin (kedua) = nama user

6. Dan tak lupa kita juga buat user biasa

Page 9: Laporan Akhir Diagnosa WAN

create account = perintah membuat user

user (pertama) = tipe dari user

user1 (kedua) = nama user

7. Setelah berhasil maka akan terseperti gambar

8. Apabila kita ingin menghapus user dapat melakukan seperti gambar

delete user = perintah untuk menghapus user

user1 = nama user yang akan di hapus

Page 10: Laporan Akhir Diagnosa WAN

9. Setelah selesai konfigurasi pada switch d-link 3026 kita beralih pada switch level one, untuk switch level one ini kita konfigurasi melalui web base maka dari itu kita perlu menghubungkan PC dengan switch menggunakan kabel straight lalu atur ip pada pc agar satu nertwork dengan switch yaitu ip default switch 192.168.16.1/24

10. Lalu buka browser, pada address bar masukan ip switch 192.168.16.1 dan masukan username “root” dan password “root” itu adalah username dan password default switch

11. Lalu masuk ke misc operation – password setting – lau masukan username dan password

Page 11: Laporan Akhir Diagnosa WAN

12. Lalu apply

13. Kemudian kita coba logout dan masukan kebali username dan password yang kita set pada langkah no 11

14. Dan jika berhasil maka konfigurasi user telah berhasil

Page 12: Laporan Akhir Diagnosa WAN

IV. Kesimpulan Setelah melakukan peraktek siswa dapat melakukan konfigurasi user (login in) pada switch

dengan kata lain siswa dapat melakukan manageable switch

Page 13: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Nama : 1. Luthfi Setioutomo 2. M. Reisyan G. N. 3. Rika Yanti 4. Wishnu Condro K. W.

Kelas : XII TKJ B

Virtual LAN

Mapel : Diagnosa WAN Pemateri :

1. Rudi Haryadi 2. Dodi Permana

Tanggal : 18 September 2012

I. Tujuan

Agar siswa mampu melakukan konfgurasi Virtual Trunking Protocol.

II. Pedahuluan

VLAN adalah teknologi yang membuat segmentasi collision domain menjadi beberapa

broadcast domain. VLAN menggunakan standar dari IEEE 802.1q dan RFC 3069.

Standar IEEE 802.1q

IEEE 802.1Q atau VLAN Tagging adalah sebuah jaringa yag ditulis oleh standar IEEE 802.1

mengizinkan beberapa workgroup bridge jaringan untuk berbagi transparan link jaringan

fisik yang sama tanpa kebocoran informasi jaringan.

IEEE 802.1q mendefinisikan arti sebuah VLAN yag berkaitan dengan mdel konseptual

tertentu yang mendukung bridging pada lapisan MAC dank e 802.1d IEEE protocol spanning

tree. Protocol ini memugkinkan untuk setiap VLAN utuk berkomunikasi dengan satu sama

lain menggunakan switch.

Standar RFC 3069

Adalah konsep VLAN yang menggabungkan alokasi alamat IPv4. Mekanisme ini

dijelaskan oleh host yang berada dalam infrastruktur fisik yag sama, namun seolah-olah

dipisahkan berdasarkan broadcast domain.

III. Alat dan Bahan

1. 1 PC

2. Packet Tracer

3. Topologi

Page 14: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Gambar. 1

IV. Langkah Kerja

1. Aktifkan aplikasi Packet Tracer.

2. Buat simulasi di Packet Trcer seperti pada gambar 2.

Gambar. 3

3. Konfigurasikan IP masing-masing PC.

4. Tentukan vlan dan memberya.

5. Lakukan konfigurasi pada switch.

i. Untuk menambahkan VLAN.

Gambar. 4

Page 15: Laporan Akhir Diagnosa WAN

ii. Konfigurasi menambah member VLAN.

Gambar. 5

Keterangan:

Untuk menambahkan member yang lain, perintahya sama hanya mengganti

interface dan nomor VLAN sesuai dengan topologi yang ada.

V. Hasil Kerja

1. Lakukan pengecekan meggunakan perintah ping .

i. PC Operator Tambang PC View Tambang (Gambar. 4)

ii. PC Operator Tambang PC Operator Planologi (Gmbar. 5)

Gambar. 4

Gambar. 5

VI. Kesimpulan

Jadi, VLAN adalah suatu teknologi yang melakukan segmentasi jaringan ke dalam beberapa

broadcast domain dalam satu collision domain.

Page 16: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Identitas Judul Laporan Diagnosa WAN Wishnu Condro Kusumo W. XII TKJ B 31

SMK Negeri 1 Cimahi

Virtual Trunking Protokol

Pemateri : Rudi Haryadi Dodi Permana Tanggal: 04 – September - 2012

I. Tujuan

Siswa dapat mengkonfigurasi Virtual Trunking Protokol.

II. Pendahuluan

Peran VTP adalah untuk memelihara konsistensi konfigurasi VLAN ke

seberang domain administrasi pada jaringan umum. VTP adalah protocol messaging

yang menggunakan Lapisan 2 frame trunk untuk mengatur penambahan,

penghapusan, dan renaming VLAN pada daerah tunggal. Lebih lanjut, VTP

menyediakan pusat perubahan yang dikomunikasikan ke semua switch lain pada

jaringan. Pesan VTP adalah encapsulated dalam kepemilikan Cisco Inter-Switch Link

(ISL) atau IEEE 802.1Q frame protokol, dan melalui hubungan trunk ke peralatan

lain. Ketika port switch secara normal diberikan ke VLAN tunggal, port trunk secara

default membawa frame dari semua VLANS.

III. Topologi

Gambar 1

IV. Data teknis

PC 1 : 1.1.1.1 /24 vlan 2

PC 2 : 1.1.1.2 /24 vlan 3

PC 3 : 1.1.1.3 /24 vlan 2

PC 4 : 1.1.1.4 /24 vlan 3

Page 17: Laporan Akhir Diagnosa WAN

V. Langkah Kerja

1. Implementasikan topologi di atas dalam Packet Tracer

Gambar 2

Antara switch menggunakan Trunking

2. Tambahkan Vlan database pada kedua switch

Gambar 3

Menambahkan vlan 2 untuk kota dan vlan3 untuk desa

3. Konfigurasi pada Switch 1, ubah menjadi Vlan 2 untuk PC1 dan ubah menjadi

Vlan 3 untuk PC2

4. Konfigurasi pada Switch 2, ubah menjadi Vlan 2 untuk PC4 dan ubah menjad

Vlan 3 untuk PC3

VI. Hasil Kerja

1. Uji Koneksi dari PC3 ke PC2

Gambar 4

Tidak bisa karena berbeda Vlan

Page 18: Laporan Akhir Diagnosa WAN

2. Tes dari PC3 ke PC1

Gambar 5

Bisa karena dalam satu Vlan

VII. Kesimpulan

Sebuah Vlan number mewakili satu buah Virtual LAN, yang berarti computer dengan

Vlan number yang berbeda tidak dapat berkomunikasi karena sudah berbeda

Broadcast domain.

Page 19: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Identitas Judul Laporan Diagnosa WAN

Wishnu Condro Kusumo Waligito XII TKJ B 31

SMK Negeri 1 Cimahi

STP

Pemateri : Rudi Haryadi Dodi Permana 18 September 2012

I. Tujuan

1. Dapat mempraktekkan konfigurasi STP pada simulator

2. Dapat mengetahui cara kerja STP

3. Dapat mengimplementasikan teknologi STP

II. Pendahuluan

Spanning Tree Protocol (STP) adalah link layer network protocol yang menjamin tidak adanya

loop dalam topologi dari banyak bridge/switch dalam LAN. Dalam model OSI untuk jaringan

komputer, STP ada di layer 2 OSI.

Spanning tree memperbolehkan desain jaringan memiliki redundan (pengurangan) links untuk

membuat jalur backup otomatis jika sebuah link aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari

loop pada bridge

III. Topologi

Gambar 1

IV. Data Teknis

1. PC 0 memiliki IP address 1.1.1.1/8 dan PC 1 memiliki IP address 1.1.1.2/8

2. PC 0 dan PC 1 berada dalam 1 VLAN (kel3)

3. Switch 0 dan Switch 1 dalam mode trunk

V. Alat dan Bahan

1. 1 buah PC/laptop

2. Software cisco packet tracer

Page 20: Laporan Akhir Diagnosa WAN

VI. Langkah Kerja

1. Buat topologi pada packet tracer sesuai dengan topologi pada gambar

Gambar 2

2. Konfigurasi IP address pada PC0

Gambar 3

3. Konfigurasi IP address pada PC1

Gambar 4

Page 21: Laporan Akhir Diagnosa WAN

4. Konfigurasikan STP pada switch 0

Switch>enable

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch(config)#hostname kel2

kel2(config)#vlan 2

kel2(config-vlan)#name 2

kel2(config-vlan)#exit

kel2(config)#interface fa0/1

kel2(config-if)#switchport access vlan 2

kel2(config-if)#exit

kel2(config)#interface fa1/1

kel2(config-if)#switch mode trunk

kel2(config-if)#spanning-tree vlan 2 port-priority 128

kel2(config-if)#exit

kel2(config)#interface fa2/1

kel2(config-if)#switchport mode trunk

kel2(config-if)#spanning-tree vlan 2 port-priority 112

kel2(config-if)#exit

5. Konfigurasikan STP pada switch 1 sama seperti switch 0

Switch>enable

Switch#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch(config)#hostname kel2

kel2(config)#vlan 2

kel2(config-vlan)#name 2

kel2(config-vlan)#exit

kel2(config)#interface fa0/1

kel2(config-if)#switchport access vlan 2

kel2(config-if)#exit

kel2(config)#interface fa1/1

kel2(config-if)#switch mode trunk

kel2(config-if)#spanning-tree vlan 2 port-priority 128

kel2(config-if)#exit

kel2(config)#interface fa2/1

kel2(config-if)#switchport mode trunk

kel2(config-if)#spanning-tree vlan 2 port-priority 112

kel2(config-if)#exit

Page 22: Laporan Akhir Diagnosa WAN

VII. Hasil Kerja

Tes konfigurasi dengan cara:

1. Klik Simulation Mode pada tombol kiri bawah Packet Tracert

2. Klik add Simple PDU (P) dengan symbol amplop, letakkan pada PC pengirim ke PC penerima

3. Klik Capture/Forward untuk mengetahui jalur amplop tadi

4. Jika amplop tersebut berjalan sesuai routenya, dari PC pengirim ke PC penerima dan kembali

lagi ke PC pengirim maka dipastikan konfigurasi yang dibuat telah berhasil

VIII. Kesimpulan

Dengan menggunakan STP kita dapat menentukan akan melewati jalur mana paket untuk

sampai ditujuan

Page 23: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Nama : Luthfi Setioutomo M. Reisyan G. Rika Yanti Wishnu Condro

VLan dengan Encapsulatioin

dot1Q

Pemateri : Rudi Haryadi Dodi Permana

Kelas : XII TKJ B Mata Pelajaran : Diagnosa WAN

Tanggal : 11 – September – 2012 I. Tujuan

1. Siswa dapat mengimplementasikan Vlan yang menggunakan encapsulation dot1Q

2. Siswa dapat melakukan konfigurasi Vlan yang menggunakan encapsulation dot1Q

II. Pendahuluan

RFC 3069, Vlan adalah sebuah mekanisme yang bekerja pada host yang tergabung dalam

satu infrastruktur fisik tetapi dipisahkan oleh broadcast domain yang berbeda.

IEEE 802.1Q, mengizinkan beberapa workgroup bridge untuk berbagi transparan

link jaringan fisik yang sama tenpa kebocoran informasi jaringan

III. Alat dan Bahan

1. Aplikasi Packet Tracer

Page 24: Laporan Akhir Diagnosa WAN

IV. Topologi

Page 25: Laporan Akhir Diagnosa WAN

V. Data Teknis

1. Host

Host IP Address Vlan Vlan Name Operator Tambang 172.16.16.2/24 2 Teknik

View Tambang 172.16.16.3/24 2 Teknik

Operator Planologi 172.16.16.4/24 2 Teknik View Planologi 172.16.16.5/24 2 Teknik

Operator T. Industri 172.16.16.6/24 2 Teknik View T. Industri 172.16.16.7/24 2 Teknik

Operator 2 172.16.17.2/24 3 Komputer View 2 172.16.17.3/24 3 Komputer

Operator 3 172.16.18.2/24 4 Syariah

View 3 172.16.18.3/24 4 Syariah Operator Akutansi 172.16.19.2/24 5 Ekonomi

View Akutansi 172.16.19.3/24 5 Ekonomi Operator Ilmu Ekonomi 172.16.19.4/24 5 Ekonomi

View Ilmu Ekonomi 172.16.19.5/24 5 Ekonomi Operator Management 172.16.19.6/24 5 Ekonomi

View Management 172.16.19.8/24 5 Ekonomi

Operator 4 172.16.20.2/24 6 Hukum View 4 172.16.20.3/24 6 Hukum

Operator 5 172.16.21.2/24 7 Psikologi View 5 172.16.21.3/24 7 Psikologi

Operator 6 172.16.22.2/24 8 Tarbiyah View 6 172.16.22.3/24 8 Tarbiyah

2. Router

Interface IP address FastEthernet0/0.1 172.16.16.1/24

FastEthernet0/0.2 172.16.17.1/24 FastEthernet0/0.3 172.16.18.1/24

FastEthernet0/0.4 172.16.19.1/24 FastEthernet0/0.5 172.16.20.1/24

FastEthernet0/0.6 172.16.21.1/24

FastEthernet0/0.7 172.16.22.1/24 FastEthernet0/1 10.10.10.10/8

Page 26: Laporan Akhir Diagnosa WAN

VI. Langkah Kerja

1. Konfigurasi Vlan dan juga trunk pada switch di setiap Fakultas

a. Fakultas Teknik

b. Fakultas Ilmu Komputer

c. Fakultas Syariah

Page 27: Laporan Akhir Diagnosa WAN

d. Fakultas Ekonomi

e. Fakultas Hukum

f. Fakultas Psikologi

Page 28: Laporan Akhir Diagnosa WAN

g. Fakultas Tarbiyah

2. Konfigurasi switch pusat sebagai trunk dan juga masukan database dari setiap vlan pada

seitap fakultas

Page 29: Laporan Akhir Diagnosa WAN

3. Konfigurasi aliasing pada Router pusat dengan menggunakan Encapsulation dot1Q

VII. Hasil Kerja

Uji koneksi dari salah satu host yang ada pada setiap fakultas ke Router

1. Dari Operator Planologi

Page 30: Laporan Akhir Diagnosa WAN

2. Dari Operator 2

3. Dari View 3

Page 31: Laporan Akhir Diagnosa WAN

4. Dari Operator Ilmu Ekonomi

5. Dari Operator 4

Page 32: Laporan Akhir Diagnosa WAN

6. Dari Operator 5

7. Dari Operator 6

Page 33: Laporan Akhir Diagnosa WAN

VIII. Kesimpulan

Disaat Vlan yang sudah terpisah broadcast domainnya memiliki tujuan yang sama (contoh

mengakses internet) maka digunakan lah teknologi enkapsulasi dot1Q yang nanti-nya akan

menyatukan tujuan (sebagai gateway) dari Vlan yang sudah terpisah tadi.

Page 34: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Identitas Judul Laporan Diagnosa WAN Wishnu Condro Kusumo Waligito XII TKJ ‘B’ 31

SMK Negeri 1 Cimahi

PPP (PAP Authentication)

Pemateri : Rudi Haryadi Dodi Permana Tanggal : 30 Oktober 2012

I. Tujuan

Agar siswa mampu melakukan konfigurasi PAP Authentication di Packet Tracer.

II. Pendahuluan

Point-to Point Protocol (PPP) adalah sebuah protocol yang enkapsulasi jaringan yang banyak

digunakan pada jaringan WAN. Protokol ini merupakan standar industry yang berjalan pada

lapisan data link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap

masalah-masalah yang terjadi pada protokl Serial Line Internet Protokol (SLIP), yang hanya

mendukung pengalamatn IP statis kepada para client-nya. Dibandingkan dengan SLIP, PPP

jauh lebih baik, mengingat kerja protocol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan dan

negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protocol ini

juga mendukung banyak protocol-protokol jaringan secara simultan. PPP didefinisikan pada

RFC 1661 dan RFC 1552.

PPP merupakan data link protocol yang digunakan untuk melakukan koneksi secara

langsung antara dua node melalui kabel serial, line telepon, trunk line, telepon selular, jalur

radio yang special, atau fiber optic. Mayoritas ISP menggunakan PPP bagi pelanggannya

yang menggunakan metode dial-up saat melakukan kpneksi ke internet.

III. Alat dan Bahan

a. PC

b. Aplikasi Packet Tracer

IV. Langkah Kerja

a. Buat topologi.

Gambar 1

Page 35: Laporan Akhir Diagnosa WAN

b. Lakukan konfigurasi pada tiap-tiap Host dan Router.

i. Host 1.

1. Atur IP, Netmask, dan Default Gateway.

Gambar 2

ii. Host 2.

1. Atur IP, Netmask, dan Default Gateway.

Gambar 3

Page 36: Laporan Akhir Diagnosa WAN

iii. Router 0.

1. Lakukan konfigurasi untuk interace Fast Ethernet 0/0.

Gambar 4

2. Lakukan konfigurasi untuk interface Serial 2/0.

Gambar 5

Page 37: Laporan Akhir Diagnosa WAN

iv. Router 1.

1. Lakukan konfigurasi untuk interface Serial 2/0.

Gambar 6

2. Lakukan konfigurasi untuk interface Serial 3/0.

Gambar 7

Page 38: Laporan Akhir Diagnosa WAN

v. Router 2.

1. Lakukan konfigurasi untuk interace Fast Ethernet 0/0.

Gambar 8

2. Lakukan konfigurasi untuk interface Serial 2/0.

Gambar 9

Page 39: Laporan Akhir Diagnosa WAN

c. Lakukan Konfigurasi Static Router.

i. Router 0.

Gambar 10

ii. Router 1.

Gambar 11

Page 40: Laporan Akhir Diagnosa WAN

iii. Router 2.

Gambar 12

d. Lakukan Konfigurasi PPP.

i. Router 0.

Gambar 13

Page 41: Laporan Akhir Diagnosa WAN

ii. Router 1.

Gambar 14

iii. Router 2.

Gambar 15

Page 42: Laporan Akhir Diagnosa WAN

V. Hasil Kerja

Lakukan Ping dari host 1 ke host 2.

Gambar 16

VI. Kesimpulan

Setelah melakukan praktek ini, dapat disimpulkan ketika kita hendak membuat suatu

authentication PAP kita harus menambahkan user dan pass dari router-router yang

terhubung.

Page 43: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Identitas

PPP Topologi Sederhana dan Topologi Real

Diagnosa WAN Luthfi Setioutomo Muhammad Reisyan G Rikayanti Wishnu Condro Kusumo W.

XII TKJ B

Pemateri : Rudi Haryadi Dodi Permana

SMK Negeri 1 Cimahi 6 – 11 - 2012

I. Tujuan

1. Siswa dapat melakukan konfigurasi PPP yang menggunakan autentikasi PAP ataupun

CHAP

2. Siswa dapat membedakan antara PPP yang menggunakan autentikasi PAP dan CHAP

II. Pendahuluan

Point-to-Point Protocol (PPP) adalah protokol yang digunakan untuk enkapsulasi

transportasi IP di link point-to-point. PPP memiliki standar pembagian tugas dan manajemen

IP address, sinkronisasi, multiplek protokol jaringan, konfigurasi link, link untuk pengujian

kualitas, deteksi kesalahan, dan pilihan kemampuan negosiasi seperti negosiasi network-

layer address dan negosiasi kompresi data. PPP didesain untuk transport multi protokol

antara dua pihak dengan menggunakan link sederhana. Link yang digunakan beroperasi dua

arah (Tunnissen, RFC 1968).

Sesuai dengan yang ditulis Simpson dalam RFC 1661 tentang The Point-to-Point Protocol

(PPP), PPP terdiri dari tiga komponen yakni method untuk enkapsulasi datagram multi

protokol, Link Control Protocol (LCP) untuk membangkitkan, mengkonfiguasi, dan mengetes

koneksi data link, dan Network Control Protocol (NCP)yang digunakan untuk

mengkonfigurasi dan membangkitkan protokol network layer yang berbeda.

PAP (Pasword Authentication Protocol) adalah bentuk otnetikasi paling dasar, di mana

username dan password yang ditransmisikan melalui jaringan dan dibandingkan dengan

table pasangan username dan password. CHAP (Challenge Handshake Authentication

Protocol) merupakan salah satu protokol poing-topoing yang menyediakan layanan

otentikasi dengan menggunakan suatu identifier yang berubah-ubah dan suatu variabel

challenge.

III. Alat dan Bahan

1. Aplikasi Cisco Packet Tracer

Page 44: Laporan Akhir Diagnosa WAN

IV. Data Teknis

Topologi Sederhana

Gambar 17

Nama IP Address

R1 172.16.16.1/16

R2 172.16.16.2/16

PC1 192.168.0.2/24

PC2 192.168.1.2/24

Topologi Real

Gambar 18

Page 45: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Device Interface IP Address Routing Gateway

Destination Via

N/A R1 Se2/0 10.10.10.1 24 192.168.6.0 /24 10.10.10.2

R2 Se0/0 10.10.10.2 /24

0.0.0.0 /0 10.10.10.1 Fa0/0 192.168.6.2 /24

PC 0 Fa0/2 192.168.6.5 /24

N/A

192.168.6.2/24 PC 1 Fa0/2 192.168.6.35 /24 192.168.6.2/24

PC 2 Fa0/2 192.168.6.70 /24 192.168.6.2/24 PC 3 Fa0/2 192.168.6.100/24 192.168.6.2/24

PC 4 Fa0/2 192.168.6.135/24 192.168.6.2/24

V. Langkah Kerja

Topologi Sederhana

1. Konfigurasi Interface Serial pada kedua Router dengan clock rate 64000 dan

encapsulatioin ppp

R1(config)#interface serial2/0

R1(config-if)#ip address 172.16.16.1 255.255.0.0

R1(config-if)#encapsulation ppp

R1(config-if)#clock rate 64000

R1(config-if)#exit

R2(config)#interface serial2/0

R2(config-if)#ip address 172.16.16.2 255.255.0.0

R2(config-if)#encapsulation ppp

R2(config-if)#exit

2. Tampilkan data dari Interface yang sudah di konfigurasi tadi

R1#show interface serial2/0

Serial2/0 is up, line protocol is up (connected)

Hardware is HD64570

Internet address is 172.16.16.1/16

MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec,

reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255

Encapsulation PPP, loopback not set, keepalive set (10 sec)

R2#show interface serial2/0

Serial2/0 is up, line protocol is up (connected)

Hardware is HD64570

Internet address is 172.16.16.2/16

MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec,

reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255

Encapsulation PPP, loopback not set, keepalive set (10 sec)

Enkapsulasi yang digunakan adalah PPP

Page 46: Laporan Akhir Diagnosa WAN

3. Aktifkan debug untuk protokol ppp pada kedua router

R1#debug ppp authentication

R1#debug ppp negotiation

R2#debug ppp authentication

R2#debug ppp negotiation

Konfigurasi PAP

1. Buat user pada R1 dan R2 dengan username lokal

R1(config)#username R1 password a

R2(config)#username R2 password a

2. Konfigurasi ppp dengan menggunakan pap untuk R1

R1(config)#interface serial2/0

R1(config-if)#ppp authentication pap

3. Kirim username yang terdaftar di R2 dari R1

R1(config-if)#ppp pap sent-username R2 password a

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to down

R1#ping 172.16.16.2

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.16.2, timeout is 2 seconds:

.....

Success rate is 0 percent (0/5)

Link menjadi down dan tidak dapat uji koneksi

4. Konfigurasi ppp dengan menggunakan pap untuk R2

R2(config)#interface serial2/0

R2(config-if)#ppp authentication pap

Serial2/0 PAP: I AUTH-REQ id 17 len 15

Serial2/0 PAP: Authenticating peer

Serial2/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward

Muncul debug yang menandakannya proses autentikasi dari username yang dikirim R1

ke R2 sebelumnya

5. Kirim username yang terdaftar di R1 dari R2

R2(config-if)#ppp pap sent-username R1 password a

Serial2/0 Using hostname from interface PAP

Serial2/0 Using password from interface PAP

Serial2/0 PAP: O AUTH-REQ id 17 len 15

Serial2/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward

Serial2/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward

Serial2/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LCP

Serial2/0 Phase is UP

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up

Link kembali dan karena proses autentikasi dari kedua router berhasil

Page 47: Laporan Akhir Diagnosa WAN

6. Uji koneksi dari kedua Router

R1#ping 172.16.16.2

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.16.2, timeout is 2 seconds:

!!!!!

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 2/4/5 ms

R2#ping 172.16.16.1

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.16.1, timeout is 2 seconds:

!!!!!

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 2/3/4 ms

Berhasil

Konfigurasi CHAP

1. Tambahkan database remote user pada kedua Router

R1(config)#username R2 password a

R2(config)#username R1 password a

Memasukan username dari router lawannya

2. Konfigurasi interface pada R1 agar menggunakan CHAP

R1(config)#interface serial2/0

R1(config-if)#ppp authentication chap

Serial2/0 LCP: State is Open

Serial2/0 PPP: Phase is AUTHENTICATING

Serial2/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: I CONFREQ [Closed] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: O CONFACK [Closed] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: I CONFACK [Closed] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: I CONFREQ [REQsent] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: O CONFACK [REQsent] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: I CONFACK [REQsent] id 1 len 10

Serial2/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward

Serial2/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LCP

Serial2/0 Phase is UP

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up

Melakukan Chalenge Handshake berkali-kali sampai username yang dikirim cocok dan link

menjadi UP

Page 48: Laporan Akhir Diagnosa WAN

3. Konfigurasi interface pada R2 agar menggunakan CHAP

R2(config)#interface serial2/0

R2(config-if)#ppp authentication chap

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to down

Serial2/0 LCP: State is Open

Serial2/0 IPCP: I CONFREQ [Closed] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: O CONFACK [Closed] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: I CONFREQ [REQsent] id 1 len 10

Serial2/0 IPCP: O CONFACK [REQsent] id 1 len 10

Serial2/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forwar

Serial2/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LC

Serial2/0 Phase is UP

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up

Link menjadi DOWN karena autentikasi belum dilakukan. Setelah berhasil link UP kembali

4. Uji koneksi dari kedua Router

R1#ping 172.16.16.2

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.16.2, timeout is 2 seconds:

!!!!!

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 3/5/11 ms

R2#ping 172.16.16.1

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.16.1, timeout is 2 seconds:

!!!!!

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 4/6/11 ms

Berhasil

Page 49: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Topologi Real

1. Buat sesuai Topologi (Gambar 2)

2. Konfigurasi IP address pada setiap device seperti data teknis

3. Konfigurasi routing pada R1 dan R2 seperti data teknis

Konfigurasi PPP

1. Aktifkan enkapsulasi PPP pada Interface serial R1 dan R2

R1(config)#interface serial2/0

R1(config-if)#encapsulation ppp

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to down

R1(config-if)#exit

R2(config)#interface serial0/0

R2(config-if)#encapsulation ppp

R2(config-if)#

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0, changed state to up

R2(config-if)#exit

Di awal R1 link down karena perbedaan enkapsulasi, setelah R2 menyamakan

enkapsulasi link kembali up

2. Tampilkan data dari interface serial router

R1#show interface serial2/0

Serial2/0 is up, line protocol is up (connected)

Hardware is HD64570

Internet address is 10.10.10.1/24

MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec,

reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255

Encapsulation PPP, loopback not set, keepalive set

R2#show interface serial0/0

Serial0/0 is up, line protocol is up (connected)

Hardware is HD64570

Internet address is 10.10.10.2/24

MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec,

reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255

Encapsulation PPP, loopback not set, keepalive set

Enkapsulasi menggunakan PPP

Page 50: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Konfigurasi PAP

1. Buat user pada R1 dan R2 dengan username local

R1(config)#username R1 password a

R2(config)#username R2 password a

2. Konfigurasi ppp dengan menggunakan pap untuk R1

R1(config)#interface serial2/0

R1(config-if)#ppp authentication pap

3. Kirim username yang terdaftar di R2 dari R1

R1(config-if)#ppp pap sent-username R2 password a

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to down

R1#ping 10.10.10.2

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.2, timeout is 2 seconds:

.....

Success rate is 0 percent (0/5)

Link menjadi down dan tidak dapat uji koneksi

4. Konfigurasi ppp dengan menggunakan pap untuk R2

R2(config)#interface serial0/0

R2(config-if)#ppp authentication pap

Serial0/0 PAP: I AUTH-REQ id 17 len 15

Serial0/0 PAP: Authenticating peer

Serial0/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward

Muncul debug yang menandakannya proses autentikasi dari username yang dikirim R1

ke R2 sebelumnya

5. Kirim username yang terdaftar di R1 dari R2

R2(config-if)#ppp pap sent-username R1 password a

Serial0/0 Using hostname from interface PAP

Serial0/0 Using password from interface PAP

Serial0/0 PAP: O AUTH-REQ id 17 len 15

Serial0/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward

Serial/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward

Serial0/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LCP

Serial0/0 Phase is UP

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0, changed state to up

Link kembali dan karena proses autentikasi dari kedua router berhasil

Page 51: Laporan Akhir Diagnosa WAN

6. Uji koneksi dari kedua Router

R1#ping 10.10.10.2

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.2, timeout is 2 seconds:

!!!!!

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 2/4/5 ms

R2#ping 10.10.10.1

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.1, timeout is 2 seconds:

!!!!!

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 2/3/4 ms

Berhasil

Konfigurasi CHAP

1. Tambahkan database remote user pada kedua Router

R1(config)#username R2 password a

R2(config)#username R1 password a

2. Konfigurasi interface pada R1 agar menggunakan CHAP

R1(config)#interface serial2/0

R1(config-if)#ppp authentication chap

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to down

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up

R1(config-if)#exit

Link down terlebih dahulu karena sedang melakukan Chalange Handshaking, dan

setelah berhasil link kembali up

3. Konfigurasi interface pada R2 agar menggunakan CHAP

R2(config)#interface serial0/0

R2(config-if)#ppp authentication chap

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0, changed state to down

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0, changed state to up

R2(config-if)#exit

Sama halnya dengan yang terjadi pada R1

Page 52: Laporan Akhir Diagnosa WAN

VI. Hasil Kerja

Topologi Sederhana

Topologi Real

1. PC1 dapat uji koneksi ke PC2

Page 53: Laporan Akhir Diagnosa WAN

2. PC2 dapat uji koneksi ke PC1

VII. Kesimpulan

Autentikasi PPP yang menggunakan PAP kita perlu mengirimkan username dan password

untuk dicocokan, sendangkan yang menggunakan CHAP tidak perlu karena menggunakan

sistem Chalange Handshake.

Page 54: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Identitas

Frame Relay Protocol

Diagnosa WAN Luthfi Setioutomo Muhammad Reisyan G Rikayanti Wishnu Condro Kusumo W.

XII TKJ B

Pemateri : Rudi Haryadi Dodi Permana

SMK Negeri 1 Cimahi Tanggal :

I. Tujuan

1. Siswa dapat memahami konsep frame relay

2. Siswa dapat mengimplementasikan frame relay

3. Siswa dapat memahami konfigurasi pada frame relay

II. Pendahuluan Frame relay merupakan protocol WAN yang mempunyai performance tinggi yang bisa

memberikan koneksi jaringan WAN sampai 2,048 Mbps (dan bahkan bisa lebih tinggi) ke

berbagai belahan dunia. Frame relay menggunakan circuit virtual untuk koneksi site-site

dan memberikan lebar pipa bandwidth berskala yang bisa dijamin (dengan menggunakan

apa yang disebut sebagai CIR- committed information rate)

Frame relay didesign untuk transmisi digital melalui medium yang sudah handal, yang pada

umumnya adalah fiber optic, bandingkan dengan jaringan yang menggunakan X.25 yang

pada awalnya didesign untuk jaringan transmisi analog melalui medium yang dianggap tidak

handal seperti standard line telpon.

Frame Relay adalah protokol packet-switching yang menghubungkan perangkat-perangkat

telekomunikasi pada satu Wide Area Network (WAN). Protokol ini bekerja pada lapisan Fisik

dan Data Link pada model referensi OSI. Protokol Frame Relay menggunakan struktur

Frame yang menyerupai LAPD, perbedaannya adalah Frame Header pada LAPD digantikan

oleh field header sebesar 2 bita pada Frame Relay.

Berikut ini adalah fitur utama dari frame relay:

Frame relay memberikan deteksi error tapi tidak memberikan recovery error.

Frame relay memberikan transfer data sampai 1.54Mbs

Frame relay mempunyai ukuran paket yang bervariable (disebut frame)

Frame relay bisa dipakai sebagai koneksi backbone kepada jaringan LAN

Frame relay bisa dimplementasikan melalui berbagai macam koneksi

sambungan (56K, T1, T3)

Frame relay beroperasi pada layer physical dan layer Data link pada model OSI

Page 55: Laporan Akhir Diagnosa WAN

Keuntungan Frame Relay

Frame Relay menawarkan alternatif bagi teknologi Sirkuit Sewa lain seperti jaringan X.25

dan sirkuit Sewa biasa. Kunci positif teknologi ini adalah:

Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada data yang lewat di

dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu

jaringan transmisi.

Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemampuan penanganan error

pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame Relay

untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga

mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan

error.

III. Topologi

Gambar 19

Page 56: Laporan Akhir Diagnosa WAN

IV. Data Teknis

Device Interface IP Address Routing

Gateway Destination Via

HaNoi Se1/0 10.10.10.1/24

N/A

N/A

Fa0/0 192.168.0.1/24

VungTau Se1/0 10.10.10.2/24 0.0.0.0 10.10.10.1/24

SaiGon Se1/0 10.10.10.3/24 0.0.0.0 10.10.10.1/24 CanTho Se1/0 10.10.10.4/24 0.0.0.0 10.10.10.1/24

BienHoa Se1/0 10.10.10.5/24 0.0.0.0 10.10.10.1/24 Terminal Monitor

Fa 192.168.0.5/24 N/A 192.168.0.1/24

a. Aplikasi simulasi packet tracer

V. Langkah Kerja

1. Konfigurasi interface Fa0/0 pada Router HaNoi

HaNoi(config)#interface FastEthernet0/0

HaNoi(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to

up

HaNoi(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0

HaNoi(config-if)#exit

Interface yang digunakan sebagai gateway Terminal Monitor

2. Konfigurasi Terminal Monitor sehingga dapat terkoneksi ke Router HaNoi

3. Konfigurasi Interface serial pada Router HaNoi

HaNoi(config)#interface Serial1/0

HaNoi(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/0, changed state to up

HaNoi(config-if)#clock rate 9600

HaNoi(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0

HaNoi(config-if)#encapsulation frame-relay ietf

LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial1/0, changed state to

HaNoi(config-if)#frame-relay interface-dlci 704

HaNoi(config-if)#frame-relay interface-dlci 196

HaNoi(config-if)#frame-relay interface-dlci 702

HaNoi(config-if)#frame-relay interface-dlci 344

HaNoi(config-if)#exit

Menggunakan banyak dlci karena akan terkoneksi dengan banyak router cabang

Page 57: Laporan Akhir Diagnosa WAN

4. Dan konfigurasi untuk Router pada VungTau, SaiGon, CanTho, BienHoa

VungTau(config)#interface serial1/0 point-to-point

VungTau(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/0, changed state to up

upVungTau(config-if)#clock rate 9600

VungTau(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.0

VungTau(config-if)#encapsulation frame-relay ietf

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial1/0, changed state to

VungTau(config-if)#frame-relay interface-dlci 407

VungTau(config-if)#exit

SaiGon(config)#interface serial1/0 point-to-point

SaiGon(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/0, changed state to up

SaiGon(config-if)#clock rate 9600

SaiGon(config-if)#ip address 10.10.10.3 255.255.255.0

SaiGon(config-if)#encapsulation frame-relay ietf

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial1/0, changed state to up

SaiGon(config-if)#frame-relay interface-dlci 691

SaiGon(config-if)#exit

CanTho(config)#interface Serial1/0 point-to-point

CanTho(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/0, changed state to up

CanTho(config-if)#clock rate 9600

CanTho(config-if)#ip address 10.10.10.4 255.255.255.0

CanTho(config-if)#exit

CanTho(config-if)#encapsulation frame-relay ietf

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial1/0, changed state to up

CanTho(config-if)#frame-relay interface-dlci 207

CanTho(config-if)#exit

BienHoa(config)#interface Serial1/0

BienHoa(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial1/0, changed state to up

BienHoa(config-if)#clock rate 9600

BienHoa(config-if)#ip address 10.10.10.5 255.255.255.0

BienHoa(config-if)#encapsulation frame-relay ietf

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial1/0, changed state to up

BienHoa(config-if)#frame-relay interface-dlci 443

BienHoa(config-if)#exit

Page 58: Laporan Akhir Diagnosa WAN

5. Daftarkan seluruh dlci yang ada pada router ke Cloud

Serial Cloud yang terhubung dengan Router VungTau

Serial Cloud yang terhubung dengan Router Saigon

Serial Cloud yang terhubung dengan Router CanTho

Serial Cloud yang terhubung dengan Router BienHoa

Serial Cloud yang terhubung dengan Router HaNoi

6. Konfigurasi Frame Relay pada Cloud

Menghubungkan dlci tadi agar Router dapat saling terkoneksi

Page 59: Laporan Akhir Diagnosa WAN

VI. Hasil Kerja

1. Router cabang dapat terkoneksi dengan Terminal Monitor

VungTau>ping 192.168.0.5

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.0.5, timeout is 2 seconds:

!!!!!

Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 13/16/21 ms

Berhasil

2. Sesame Router cabang tidak dapat saling terkoneksi

VungTau>ping 10.10.10.4

Type escape sequence to abort.

Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.4, timeout is 2 seconds:

.....

Success rate is 0 percent (0/5)

Tidak terkoneksi

VII. Kesimpulan

Dengan menggunakan point-to-point pada konfigurasi Frame Relay maka Router akan

hanya membangun satu koneksi saja dengan lawannya saja.