LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE
Transcript of LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah atas kuasa sehingga
penyusunan Laporan Akhir Bawaslu Kota Parepare ini dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Kami juga berterimakasih kepada setiap pihak yang telah terlibat dan
membantu kami dalam Pengawasan Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.
Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden di Kota Parepare telah selesai dilaksanakan. Bawaslu Kota Parepare
telah melaksanakan serangkaian pengawasan berdasarkan tahapan-tahapannya,
mulai tahapan persiapan pengawasan Pemutakhiran Data Pemilih dan daftar
pemilih, Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik, Pengawasan Pencalonan
Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota, Pengawasan Tahapan
Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan
Suara, Tahapan Kampanye, Tahapan Dana Kampanye, Tahapan Pemungutan,
Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara, Tahapan Pelaksanaan Non Tahapan
Pengawasan ASN, Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politik Uang, dan
Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politisisasi SARA serta perekapannya.
Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden secara langsung merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna
menghasilkan pemerintahan daerah yang demokratis berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945. Penyelenggaraan pemilihan umum secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh
penyelenggara pemilu yang mempunyai integritas, profesionalitas dan
akuntabilitas. Undang-undang nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
dan Peraturan Bawaslu Nomor 21 Tahun 2018 telah memuat pelbagai
pengaturan untuk menjamin terpenuhinya prinsip pemilu tersebut, guna
memastikan terpenuhinya prinsip demokrasi dalam keseluruhan proses dan hasil
pemilu. Tanpa berpretensi terlebih dahulu mengenai proses, hasil dan
kualitasnya, berikut ini laporan pelaksanaan pengawasan tugas kami dalam
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE ii
Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2019.
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak sebagai
dokumentasi, informasi dan bahan study untuk perbaikan-perbaikan dan
kebijakan menyempurnakan proses demokrasi dimasa yang akan datang.
Penyusunan Laporan Akhir Pengawasan yang mencangkup hasil pengawasan,
penaganan pelanggaran dan laporan kinerja organisasi Bawaslu Kota Parepare ini
sebagai kewajiban yang telah dimandatkan oleh UU nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum dan Perbawaslu Nomor 21 Tahun 2018. Laporan ini
kami susun sesuai pedoman Pelaporan Bawaslu Republik Indonesia Tahun 2019.
Semoga Allah SWT., selalu memberikan petunjuk-Nya, dan kita selalu
dalam lindungan-Nya. Amin.
Terimakasih.
Parepare, Juli 2019
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KOTA PAREPARE KETUA, MUH. ZAINAL ASNUN, S.IP
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE iii
ABSTRAK
Konstitusi Negara Republik Indonesia (UUD 1945) telah mengatur
pemilihan umum (pemilu) secara eksplisit dan implisit agar dapat menghasilkan
pemimpin politik yang legitimate dari suatu proses yang demokratis. Pengaturan
itu penting, karena secara teoritis ada lima hal yang menentukan suatu pemilu
menjadi demokratis atau tidak demokratis: (1) regulasi pemilu: undang-undang
pemilu beserta seluruh turunannya; (2) penyelenggara pemilu: Komisi Pemilihan
Umum (KPU) sebagai pelaksana pemilu dan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kota Parepare selaku pengawas pemilu termasuk di dalamnya anggaran pemilu;
(3) peserta pemilu: partai politik dan atau calon perseorangan; (4) pemilih:
prilaku pemilih; (5) stakeholder pemilu: pihak yang ‘berkepentingan langsung’
dengan hasil dan proses pemilu.
Memperhatikan kelima hal itu, penyelenggaraan Pemilu DPR, DPD dan
DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 mengalami
kemajuan dibanding pemilu sebelumnya. Kemajuan itu terlihat dalam hal
kesiapan regulasi pemilu, kesiapan dan kinerja kelembagaan penyelenggara
pemilu, kesadaran hukum dan politik para peserta pemilu dan pemilih, serta
kemudahan bagi publik (stakeholder pemilu) dalam mengakses informasi pemilu.
Dari sisi pengawasan pemilu, semua kemajuan yang dicapai itu tidak lepas dari
masukan dan rekomendasi hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
disampaikan kepada berbagai pihak.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 07 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum dan Perbawaslu Nomor 21 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Bawaslu Kota Parepare telah melaksanakan
fungsi dan tugas pengawasan pemilu yang berfokus pada aspek proses
penyelenggaraan Pemilu dan aspek kinerja KPU sebagai pelaksana Pemilihan
DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.
Hasil pengawasan terhadap aspek proses penyelenggaraan Pemilu,
Bawaslu menemukan banyak hal yang perlu mendapat Laporan Hasil
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE iv
Pengawasan Pemilu DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden menjadi perhatian. Misalnya, pada tahapan penyusunan daftar pemilih,
sistem pemutakhiran data pemilih berbasis IT (Sidalih) belum mampu
menghilangkan pemilih yang tidak terdaftar (ghost voters). Selain itu,
ketidakakuratan data pemilih dalam daftar pemilih yang disusun PPS secara
berjenjang hingga ditetapkan di tingkat KPU yang mengharuskan Bawaslu untuk
mengeluarkan beberapa rekomendasi penundaan penetapan daftar pemilih dan
perbaikan daftar pemilih. Begitu pula pada tahapan kampanye, masih tampak
berbagai pelanggaran seperti kampanye yang mengabaikan ketentuan hukum
dan keberpihakan media. Untuk laporan dana kampanye, perangkat hukum
pelaporan dana kampanye yang disusun KPU belum mampu mendorong
terwujudnya laporan dana kampanye yang transparan, akuntabel dan kredibel.
Pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara juga masih ditemukan
manipulasi perolehan suara, penggunaan sisa surat suara, politik uang, dan
mobilisasi pemilih.
Sedangkan pada tahapan rekapitulasi perolehan suara masih ditemukan
kesesuaian data pemilih dan pengguna hak pilih terutama kategori pemilih
khusus tambahan, perbedaan dalam perhitungan dan rekapitulasi perolehan
suara, serta tidak memadainya KPU dalam merespon keberatan saksi dan
pengawas pemilu.
Hasil pengawasan Bawaslu terhadap aspek kinerja KPU dan jajarannya
secara umum terletak pada kebijakan KPU yang kurang tegas terhadap
pengaturan kampanye, laporan dana kampanye, dan pendaftaran pemilih yang
menimbulkan implikasi serius dalam proses penegakan hukum Pemilu. Selain itu,
kinerja KPU masih terlihat lamban dalam menangani penerusan dugaan
pelanggaran administrasi, sehingga menyebabkan terhambatnya proses
penegakan hukum. Mengenai kepatuhan peserta pemilu terhadap regulasi
pemilu, hasil pengawasan Bawaslu menegaskan bahwa peserta pemilu terlihat
berusaha memanfaatkan celah hukum yang ada dan masih cenderung
mengabaikan himbauan/peringatan pengawas Pemilu. Ketidakpatuhan terhadap
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE v
hukum dapat dilihat dari kampanye di luar jadwal, kampanye tim pendukung
yang tidak terdaftar di KPU dan lain-lain.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pengawasan pemilu, Bawaslu
menghadapi dua hambatan umum: (1) kendala instrument hukum berupa celah
hukum yang menyebabkan Bawaslu tidak dapat menindak suatu pelanggaran
pemilu, seperti pelanggaran kampanye, politik uang (money politics) dan lain-
lain. Hal itu disebabkan terutama oleh keterbatasan kewenangan yang dimiliki
oleh Bawaslu dalam melakukan penindakan; (2) kendala daya dukung
pengawasan berupa keterbatasan jumlah pengawas pemilu kelurahan atau desa
(PPKD) dalam mengawasi seluruh TPS yang ada. Upaya meminimalkan kendala
itu, Bawaslu berusaha mengembangkan metode pengawasan, seperti membuat
peta kerawanan pemilu. Dengan adanya peta kerawanan pemilu bisa
mengurangi atau mengindentifikasi masalah yang akan terjadi pada pemilihan
umum Tahun 2019.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Dasar Hukum Penyusunan Laporan .................................................... 1
C. Ruang Lingkup ................................................................................... 3
D. Maksud Dan Tujuan Pembuatan Laporan ........................................... 5
BAB II TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN BAWASLU KOTA PAREPARE
A. Tugas................................................................................................. 6
B. Wewenang ........................................................................................ 8
C. Kewajiban ......................................................................................... 9
BAB III SDM DAN ORGANISASI BAWASLU KOTA PAREPARE
A. Program dan Anggaran ..................................................................... 10
B. Pembagian Tugas dan Fungsi ............................................................ 13
C. Pembentukan ................................................................................... 16
1. Pembentukan Panwaslu Kecamatan ............................................ 16
2. Pembentukan Panwaslu Kelurahan/Desa .................................... 19
3. Pembentukan Pengawas TPS ....................................................... 20
D. Pelatihan Saksi Peserta Pemilu ......................................................... 22
E. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas ............................................. 24
F. Pendaftaran dan Verifikasi Berkas Pendaftaran Pemantau Pemilu .... 25
BAB IV PENGAWASAN DAN PENCEGAHAN DUGAAN PELANGGARAAN PEMILU
A. Koordinasi Antar Lembaga ................................................................ 26
B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat ........................................ 27
C. Sosialisasi Produk Hukum ................................................................. 28
D. Pengawasan Tahapan ....................................................................... 29
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE vii
BAB V PENINDAKAN PELANGGARAN PEMILU
A. Temuan Dugaan Pelangggaran Pemilu ............................................. 194
1. Pelanggaran Administrasi Pemilu ............................................... 194
2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ............................ 208
3. Tindak Pidana Pemilu ................................................................. 209
4. Pelanggaran Hukum Lainnya ...................................................... 211
B. Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu ............................................... 217
1. Pelanggaran Administrasi Pemilu ............................................... 218
2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ............................ 221
3. Tindak Pidana Pemilu ................................................................. 222
4. Pelanggaran Hukum Lainnya ...................................................... 222
C. Pelimpahan Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu .............. 222
D. Pengambil Alihan Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu ..... 227
E. Supervisi dan Pendampingan Penanganan Dugaan
Pelanggaran Pemilu ......................................................................... 229
F. Tindak Lanjut Penindakan Pelanggaran Pemilu ................................ 230
G. Centra Gagumdu ............................................................................. 234
BAB VI PENYELESAIAN SENGKETA PEMILU
A. Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu ......................... 238
B. Putusan Penyelesaian Sengketa Proses ............................................ 240
C. Tindak Lanjut ................................................................................... 242
D. Penyelesaian Sengketa Acara Cepat ................................................. 244
BAB VII ADVOKASI
A. Bantuan Hukum .............................................................................. 245
B. Pemberian Keterangan Pada Sengketa Hasil Pemilu (PHPU) ............. 247
C. Pengawasan Atas Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan ..................... 250
a. MK ............................................................................................. 250
b. Peradilan ................................................................................... 252
c. Bawaslu ..................................................................................... 255
BAB VIII PENUTUP
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE viii
A. Kesimpulan ..................................................................................... 258
B. Rekomendasi ................................................................................... 261
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan Umum merupakan sarana Pelaksanaan Kedaulatan
Rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil. Hal ini sesuai dengan prinsip demokrasi “dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat”, seperti yang diamanatkan dalam UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945 pasal 1 ayat 2.
Melalui Pemilu diharapkan proses politik yang berlangsung akan
melahirkan suatu pemerintahan yang sah, demokratis dan benar-benar
mewakili kepentingan masyarakat pemilih. Demi mencapai pelaksanaan
Pemilu yang mandiri dan bebas dari pengaruh berbagai pihak maka
diperlukan lembaga yang berperan untuk mengawasi pelaksanaan Pemilu
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu
RI) merupakan salah satu lembaga penyelenggara Pemilu yang mandiri
dan bebas dari berbagai pihak maupun terkait dengan pelaksanaan tugas
dan wewenangnya. Pelaksanaan tugas dan kewenangan Bawaslu diatur
dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
B. Dasar Hukum Penyusunan Laporan
Landasan Hukum untuk uemilu tahun 2019 terdiri dari Undang-
Undang Pemilihan Umum, Peraturan KPU dan Peraturan Bawaslu, Surat
Edaran, Surat Penyampaian/Himbauan Bawaslu terkait pengawasan
tahapan Pemilihan:
1. Undang-Undang yang digunakan dalam pengawasan Pemilihan:
a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 2
c) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik
2. Peraturan KPU yang dijadikan bahan acauan dalam pengawasan
pemilihan:
a) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan PKPU
No. 7 Tahun 2017 Tentang Tahapan, Program, dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan umum.
b) Peraturan KPU Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018
tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di Dalam Negeri Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum
c) Peraturan KPU Nomor 28 Tahun 2018 Perubahan Atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018 tentang
Kampanye Pemilihan Umum;
d) Peraturan KPU Nomor 29 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 24 Tahun 2018
tentang Dana Kampanye Pemilihan Umum
e) Peraturan KPU Nomor 26 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2018
tentang Pencalonan Perseorangan Peserta Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Daerah;
f) Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2018 Pencalonan Perseorangan
Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah
g) Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2018 tentang Norma, Standar,
Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian
Perlengkapan Pemungutan Suara Pemilihan Umum;
h) Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Pemungutan dan Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum
Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018 tentang pendaftaran,
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 3
Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Peraturan Bawaslu sebagai dasar pengawasan pemilihan:
a) Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2018 tentang perubahan Atas Peraturan Badan
Pengawas Pemilihan Umum nomor 28 Tahun 2018 tentang
pengawasan kampanye Pemilihan umum.
b) Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2018 Tentang sentra Penegakan Hukum
Terpadu.
c) Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Tahapan Kampanye
Pemilihan Umum.
d) Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Perencanaan,
Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan Suara
Pemilihan Umum.
e) Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
nomor 14 Tahun 2018 tentang pengawasan Pemutakhiran Data
Dan Penyusunan Daftar Pemilihdalam Pemilihan.
C. Ruang Lingkup
Untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang Bawaslu Kota
Parepare, adapun ruang lingkup laporan Bawaslu Kota Parepare
berdasarkan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan menitik beratkan pada visi dan misi Bawaslu,
sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 4
Visi
Terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga Pengawal Terpercaya
dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas
Misi
1. Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas pemilu yang kuat,
mandiri dan solid;
2. Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien;
3. Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen pengawasan
yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis teknologi;
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta
meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan pemilu
partisipatif;
5. Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan
berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara
cepat, akurat dan transparan;
6. Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan pemilu
baik bagi pihak dari dalam negeri maupun pihak dari luar negeri.
a) Tanggung Jawab SDM/Jajaran Sekretariat secara fungsional;
1. Mendukung tugas dan fungsi pengawas pemilu;
2. Mandate.
b) Tanggung Jawab SDM/Jajaran Sekretariat secara Struktural;
1. Menjalankan tugas-tugas dan administrasi perkantoran;
2. Delegasi.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 5
D. Maksud dan Tujuan Pembuatan Laporan
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan akhir adalah sebagai
berikut:
1. Melaksanakan Evaluasi atas kondisi Bawaslu, khususnya Bawaslu Kota
Parepare secara menyeluruh;
2. Melakukan analisis terhadap kelemahan dan kekurangan yang ada di
Bawaslu Kota Parepare sebagai bahan kajian untuk kedepan;
3. Internalisasi nilai-nilai pengawas pemilu ke semua jajaran pengawas
pemilu;
4. Pemetaan terhadap potensi-potensi pelanggaran dalam Pemilihan
Umum Tahun 2019;
5. Penyusunan rencana dan teknis pengawasan secara komprehensif;
6. Peningkatan kapasitas pengawas pemilu dalam menangani kasus
pelanggaran dan menyelesaikan sengketa pemilihan;
7. Mengintensifkan kerja sama antar lembaga yang terlibat dalam
pelaksanaan pemilihan;
8. Memberdayakan masyarakat luas untuk turut serta mengawasi
pemiihan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 6
BAB II
TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN BAWASLU KOTA PAREPARE
A. Tugas
1. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggara Pemilu
untuk Pengawas Pemilu disetiap tingkatan;
2. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap;
a) Penyelenggara pemilu, dan
b) Sengketa proses Pemilu;
3. Mengawasi perseiapan Penyelenggara Pemilu, yang terdiri atas;
a) Perencanaan dan Penetapan Jadwal Tahapan Pemilu,
b) Perencanaan pengadaan logistic oleh KPU,
c) Sosialisasi Penyelenggaran Pemilu, dan
d) Pelaksanaan Persiapan lainnya dalam Penyelenggara Pemilu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Mengawasi Pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu, yang
terdiri atas:
a) Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih
sementara serta daftar pemilih tetap;
b) Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD
Kabupaten/Kota;
c) Penetapan peserta pemilu;
d) Pencalonan sampai dengan penetapan pasangan calon, calon
anggota DPR, calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e) Pelaksanaan dan dana kampanye;
f) Pengadaan logistic pemilu dan pendistribusiannya;
g) Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil
pemilu di TPS;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 7
h) Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan
sertifikat hasil penghitungan suara dari tingkat hasil TPS sampai
ke PPK;
i) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU
Kab/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;
j) Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang,
pemilu lanjutan, dan pemilu susulan, dan
k) Penetapan hasil pemilu.
5. Mencegah terjadi praktik politik uang
6. Mengawasi netralitas aparatur sipil Negara, netralitas anggota
Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian RI;
7. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan, yang terdiri atas;
a) Putusan DKPP;
b) Putusan pengadilan, mengenai pelanggaran dan sengketa
pemilu;
c) Putusan/Keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota;
d) Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;
e) Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas
aparatur sipil Negara, netralitas anggota Tentara Nasional
Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;
8. Menyampaiakan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara
Pemilu kepada DKPP;
9. Menyampaian dugaan tindak pidana pemilu kepada gakkumdu;
10. Mengelola, memelihara dan merawat arsip serta melaksanakan
penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
11. Mengevaluasi pengawasan pemilu;
12. Mengawasi pelaksanaan peraturan KPU, dan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 8
13. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
B. Wewenang
1) Menerima dan melanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan
adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang mengarah mengenai pemilu;
2) Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi
pemilu;
3) Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uang;
4) Menerima, memeriksa, dan memediasi atau mengadjudikasi, dan
memutus penyelesaian sengketa proses pemilu;
5) Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai
hasil pengawasan terhadap netralitas aparatur sipil Negara, netralitas
anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota
Kepolisian Republik Indonesia;
6) Mengambil alih sementara tugas, wewenang dan kewajiban Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kab/Kota berhalangan sementara akibat dikenai
sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
7) Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan terhadap pihak terkait
dalam rangka pecegahan, dan penindakan pelanggaran administrasi,
pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana pemilu, dan sengketa
proses pemilu;
8) Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kab/Kota, apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
9) Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslul Kab/Kota, dan Panwaslu LN;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 9
10) Mengangkat, membina dan memberhentikan anggota Bawaslu
Provinso, Bawaslu Kab/Kota, dan anggota Panwaslu LN;
11) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
C. Kewajiban
1) Bersikap adil dalam melaksanakan tugas dan wewenang;
2) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
Pengawas pemilu pada semua tingkatan;
3) Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan DPR
sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik darr/atau berdasarkan
kebutuhan
4) Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara
berkelanjutan yang ditakukan oleh KPU dengan memperhatikan data
kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
5) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
perundangundangan.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 10
BAB III
SDM DAN/ATAU ORGANISASI KOTA PAREPARE
A. Program dan Anggaran
Adapun Program dan Anggaran pada Kota Parepare:
a. Program dan Kegiatan Bawaslu Kab/Kota dalam pelaksanaan Pemilu
1) Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Di Hotel Kenari Pada
Tanggal 4-5 Februari 2019.
2) Bimbingan Teknis Pengawasan Di Hotel Kenari Pada Tanggal 6 - 7
Februari 2019
3) Bimbingan Teknis Penanganan Temuan Dan Laporan Pelanggaran
Dihotel Kenari Pada Tanggal 7-8 Februari 2019
4) Bimtek Fasilitasi Dan Koordinasi Pelaksanaan Produk Hukum
Dihotel Kenari Pada Tanggal 9 Februari 2019
5) Sosialisasi Pengawasan Pemilu Di Hotel Kenari Pada Tanggal 10-
11 Februari 2019
6) Bimtek Pembinaan SDM Pengawas Dan Kesekretariatan Dihotel
Kenari Pada Tanggal 12-13 Februari 2019
7) Koordinasi Pengawasan Pemilu Di Hotel Kenari Pada Tanggal 5-6
Maret 2019
8) Rakernis Penyelesaian Sengketa Di Hotel Pada Tanggal 7-8 Maret
2019
9) Teknis Pengawasan Pemilu Dihotel Pada 11-12 Maret 2019
10) Bimtek Training Of Trainer Dihotel Kenari Pada Tanggal 21 Maret
2019
11) Peningkatan Kapasitas SDM Di Hotel Kenari Pada Tanggal 27-28
Maret 2019
12) Bimtek Fasilitasi Dan Kofordinasi Pelaksanaan Produk Hukum
Dihotel Kenari Pada Tanggal 10 April 2019
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 11
13) Rakernis Penyelesaian Sengketa Di hotel Parewisata Pada
Tanggal 6-7 April 2019
14) Sosialisasi Pengawasan Pemilu Dihotel Parewisata Pada Tanggal 8
April 2019
15) Sosialisasi Pengawasan Pemilu Dihotel Parewisata 27-28 Maret
2019
16) Sosialisasi Pengawasan Pemilu Dan Launching Kampung
Pengawasan di Wattang Bacukiki Pada Tanggal 3 Maret 2019
17) Rapat kerja Penyusunan Laporan Keuangan Panwaslu Kecamatan
di Hotel Kenari
18) Pembinaan SDM Pengawas dan Kesetariatan di Hotel Kenari
19) Monitoring Evaluasi dan Pelapor Pelaksanaan Program di Hotel
Kenari
b. Program/kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan
Program atau kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan pada Tahun
2019 yaitu:
1) Peliputan dokumentasi dan pengelolaan media informasi
2) Fasilitasi PPID
3) Fasilitasi dan Koordinasi dengan mitra kerja
4) Pengawasan pemilu partisipatif
5) Pembinaan atau penyelenggaraan pengawasan dan supervise
pengawasan pemilu
6) Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
7) Pembinaan atau pelaksanaan penanganan, penindakan
pelanggaran dan penyelesaian sengketa pemilu.
8) Fasilitasi sentra Gakkumdu (RDK)
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 12
NO JUMLAH TOTAL
REALISASI SISA
1 3 4 5
1 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran 20,165,000 - 20,165,000
2 Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan BMN 32,625,000 525,000 32,100,000
3 Pengelolaan Ketatausahaan dan Kearsipan 36,600,000 12,215,000 24,385,000
4 26,025,000 - 26,025,000
5 Konsumsi Perkantoran 126,900,000 30,295,000 96,605,000
6 Pembinaan SDM Pengawas dan Kesekretariatan 44,150,000 21,875,000 22,275,000
7 Fasilitasi dan Koordinasi Dengan Mitra Kerja 24,600,000 - 24,600,000
8 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Program 17,800,000 - 17,800,000
9 Pengawasan Pemilu Partisipatif 49,925,000 - 49,925,000
10 18,375,000 - 18,375,000
11 Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu/Pemilihan 20,400,000 20,400,000 -
12 37,210,000 - 37,210,000
13 Fasilitasi Sentra Gakkumdu 163,600,000 54,600,000 109,000,000
14 Advokasi Pelanggaran dan Pidana Pemilu/Pemilihan 30,000,000 - 30,000,000
15 Fasilitasi, Koordinasi, dan Pelaporan Bawaslu Kabupaten/Kota 270,510,000 211,957,750 58,552,250
16 Evaluasi Pengawasan Pemilu/Pemilihan 95,089,000 62,715,000 32,374,000
17 Fasilitasi dan Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu 16,500,000 7,000,000 9,500,000
18 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia 59,840,000 58,375,000 1,465,000
19 Koordinasi Bawaslu Kabupaten/Kota dan Panwaslu 26,900,000 20,657,500 6,242,500
20 Sosialisasi Pengawasan Pemilu 195,926,000 191,000,000 4,926,000
21 Teknis Pengawasan Pemilu 51,500,000 51,100,000 400,000
22 Penyelesaian Sengketa 71,000,000 50,160,000 20,840,000
23 Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran 243,736,000 68,300,000 175,436,000
24 Monitoring, Evaluasi, dan supervisi pengawasan pemilu 140,580,000 139,554,748 1,025,252
25 fasilitasi,publikasi dan dokumentasi pengawasan pemilu 6,325,000 6,025,000 300,000
26 Honorarium PUMK 8,960,000 6,400,000 2,560,000
27 Sewa Gedung/ Peralatan/ Meubelair/ Kendaraan 260,400,000 156,000,000 104,400,000
28 Pemeliharaan Gedung/ Meubelair/ Peralatan/ Kendaraan 22,400,000 5,000,000 17,400,000
29 Pelayanan Administrasi Perkantoran 94,220,000 45,345,671 48,874,329
30 140,700,000 99,000,000 41,700,000
31 Pelatihan/Bimtek Pengawas Pemilu 467,200,000 401,099,704 66,100,296
32 Pelatihan Saksi Parpol 90,480,000 66,400,000 24,080,000
33 Honorarium PPL 99,000,000 50,700,000 48,300,000
34 Dukungan Operasional 41,875,000 40,150,000 1,725,000
35 Honorarium PTPS 238,150,000 238,150,000 -
36 Dukungan Operasional 64,700,000 64,200,000 500,000
37 Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi 160,000,000 107,760,000 52,240,000
38 Pengadaan peralatan fasilitas perkantoran 171,750,000 - 171,750,000
39 Gaji dan Tunjangan 1,016,746,000 279,759,000 736,987,000
40 Honorarium Tenaga Kontrak 778,224,000 274,112,000 504,112,000
41 Honorarium Pengelola Keuangan 54,480,000 22,800,000 31,680,000
42 Pejabat Pengadaan Dan Penerima Barang/Jasa 13,200,000 6,600,000 6,600,000
43 Langganan Daya dan Jasa 69,200,000 15,386,080 53,813,920
44 Pemeliharaan Kendaraan Bermotor 61,200,000 36,313,493 24,886,507
45 Pemeliharaan Inventaris Kantor 10,950,000 - 10,950,000
46 Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 11,000,000 3,236,000 7,764,000
47 Jasa Pos Giro Sertifikat 3,600,000 106,000 3,494,000
48 Pengadaan keperluan sehari hari perkantoran 60,870,000 30,222,000 30,648,000
49 Sewa Gedung/Kantor/ Kendaraan 84,000,000 79,200,000 4,800,000
50 Pengadaan Pakaian Dinas 29,312,000 12,460,000 16,852,000
51 Jamuan Tamu 10,080,000 10,080,000 -
52 Honorarium Panwaslu Kecamatan, Sekretariat, Pengelola Keuangan 380,800,000 285,900,000 94,900,000
6,269,778,000 3,343,134,946 2,926,643,054
LAPORAN AKHIR PENGGUNAAN DANA HIBAH
LAPORAN AKHIR PENGGUNAAN DANA HIBAH LANGSUNG
PENYELENGGARAAN PENGAWASAN PEMILIHAN LEGISLATIF DAN PRESIDEN
TAHUN 2019
2
URAIAN
Peliputan, Dokumentasi, dan Pengelolaan Media Informas
JUMLAH
Pembinaan/Penyelenggaraan Pengawasan dan Supervisi Pengawasan
Pembinaan/Pelaksanaan Penanganan, Penindakan Pelanggaran dan
Penyelesaian Sengketa Pemilu/Pemilihan
Perjalanan Dinas/ Transport dalam rangka Konsultasi/ Supervisi/
c. Anggaran yang meliputi jumlah besaran anggaran dan realisasi
penggunaan anggaran
Tabel 3.1 Laporan Penggunaan Dana Hibah Laporan Akhir Penggunaan Dana Hibah Langsung
Penyelenggaraan Pengawasan Pemulihan Legislatif dan Presiden Tahun 2019
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 13
d. Program/kegiatan yang belum dianggarkan
Program atau kegiatan yang belum dianggarkan di Bawaslu Kota
Parepare yaitu tidak ada.
e. Masalah-masalah lainnya terkait anggaran dan organisasi
Terkait dengan masalah-masalah terkait anggaran dan organisasi di
Bawaslu Kota Parepare tidak ada kendala ataupun masalah.
B. Pembagian Tugas dan Fungsi
Memuat proses pembagian tugas dan fungsi staf sekretariat melalui
proses pleno yang di plenokan ketiga Komisioner yaitu Ketua dan
Anggota, kemudian setelah itu dibuatkan SK yang ditanda tangani Kepala
Sekretariat Bawaslu Kota Parepare.
Tabel 3.1
Pembagian Tugas dan Fungsi Staf Bawaslu Kota Parepare
NO. NAMA TUGAS STAF BAWASLU
1. Drs. H. Ismail Yusuf - Koordinasi dengan Komisioner dan Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi
- Membantu mengkoordinasikan pembuatan laporan pertanggung jawaban
- Menandatangi dan melaporkan pertanggung jawaban
- Koordinasi dengan pihak terkait dengan pengelolaan keuangan dan konsep RKA
2. Hermila, SE - Membuat laporan keuangan - Mempasilitasi pelaksanaan program
dalam rencana kerja dan anggaran - Mengkomunikasi pembayaran ke pihak
terkait
3. Anton S.Sos - Mendata inventaris dan mengarsifkan dokumen inventaris
- Mengkoordinasikan kebutuhan pada Pemerintah
- Mengkoordinasikan kebutuhan Bawaslu pihak terkait
4. Hasan, SE - Mengelola keuangan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 14
- Merampungkan laporan keuangan dan menyimpan arsip
- Mengkomunikasi kebutuhan administrasi kantor Bawaslu
5. Zulharman, SE - Menyiapkan berkas penerimaan barang Bawaslu
- Memeriksa kelengkapan pertanggung jawaban
- Merapikan susunan alur administrasi keuangan
6. Andi Nilawati, SE - Membuat laporan pengawasan pemilu tahun 2019
- Membuat administrasi pengawasan - Menyiapkan kebutuhan komisioner
tentang hasil
7. Megawati, S.Kom - Membuat laporan pengawasan dan menindak lanjut
- Membuat administrasi pengawasan dan menindak lanjuti
- Menyiapkan kebutuhan komisioner tentang hasil pengawasan
8. Yulia Farahdiba, S.Ak
- Mengagenda surat masuk dan keluar - Menscanner surat masuk - Membuat kebutuhan persuratan
(Amplop)
9. Marlina Natsir, SE - Membuat dan merampungkan kelengkapan SPPD
- Merampungkan laporan kegiatan - Mencetak surat undangan terkait
perjalanan dinas dan surat lainnya
10. Aditya Saputra Bahari, S.Pt
- Membuat berita acara pleno - Membuat laporan pelanggaran - Membuat surat terkait klarifikasi - Mendesain kebutuhan Bawaslu
11. Media Junavan, SH - Membuat laporan pelanggaran - Membuat surat terkait klarifikasi - Membuat dan merampungkan
kelengkapan SPPD
12. St. Syahmiah - Melakukan pembersihan kantor - Menyiapkan air makan minum - Menyiapkan daftar hadir kegiatan
13. Nursaadah, SE - Mengelola aplikasi keuangan - Membantu mengelolah keuangan - Menyampaikan informasi keuangan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 15
melalui email
14. Ririn Ristiyanti, SE., MM
- Membantu mengelolah keuangan - Membantu melengkapi kelengkapan
SPPD
15. Syarah Wijdani Syakir
- Membersihkan kantor - Membantu pekerjaan staf yang
membutuhkan
16. Septian Pranata - Membuat dan merampungkan kelengkapan SPPD
- Membuat surat terkait klarifikasi - Membuat laporan pelanggaran
Hasil pembagian tugas divisi dan koordinator wilayah dibuktikan dengan
nomor berita acara pleno sebagai berikut:
Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Parepare
Ketua : Muh. Zainal Asnun, S.Ip
Anggota : 1. Drs. H. Ihdar Radhy
2. Nur Islah, SE
Koordinator Sekretariat Bawaslu Kota Parepare
Korsek : Drs.H.Ismail Yusuf
Bendahara Pengeluaran Pembantu
BPP : Hermila,SE
a. Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran (HPP)
Kordiv : Muh.Zainal Asnun,S.Ip
Anggota : 1. Aditya Saputra Bahari
2. Media Junavan
3. Septian Pranata Putra
b. Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga (PHL)
Kordiv : Nur Islah,SE
Anggota : 1. Andi Nilawaty, SE
2. Megawati, S.Kom
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 16
c. Divisi Sumber Daya Manusia (SDM)
Kordiv : Drs. H. Ihdar Radhy
Anggota : 1. Yulia Farahdiba, S.Ak
2. Marlina Natsir, SE
d. Tenaga Pendukung (Profesional) dan PNS
Anggota : 1. Antong, SE
2. Hasan,SE
3. Zulharman, SE
4. Ririn Ristianty, SE
5. Nursaadah, SE
e. Perlengkapan Akomodasi
Pramusaji : 1. St. Syahmiah, SE
2. Syarah Wijdani Syakir, SKM
Satpam : Muhammad Rahmat Nur, SH
Supir : Erwin Syaputra
C. Pembentukan
1. Pembentukan Panwaslu Kecamatan
Proses pembentukan Panita Pengawas Pemilu Kecamatan yaitu
pertama keluarnya informasi berupa surat edaran terkait
pembentukan Panwascam, setelah itu Peserta yang mendaftar
sebagai Panwascam mengambil formulir dikantor dan
mengembalikannya pada waktu yang sudah ditentukan dengan
kelengkapan berkas-berkasnya, setelah itu maka dilakukan lagi tes
tertulis pada tanggal 27 September 2017 di Aula Universitas
Muhammadiyah Parepare untuk memilih peserta yang kemudian
disaring lagi untuk mengikuti tes wawancara di Hotel Kenari dan
sampai akhirnya diumumkan peserta yang akan menjadi anggota
Panwascam, dan pada hari jumat tanggal 6 bulan Oktober tahun 2017
yang bertempat di Sekretariat Panwaslu Kota Parepare Jl. Sultan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 17
Hasanuddin No.19 Parepare melakukan melakuakn penetapan
anggota Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare.
Berikut nama-nama hasil penetapan anggota Panwaslu
Kecamatan se-Kota Parepare sebagai mana dibawah ini:
Tabel 3.2 Penetapan Panwascam
No. Nama Kecamatan Nama Peserta
1. Soreang Gunawan S
Ilham Paduppai
Abd.Rahman
2. Ujung Putra Jaya Wiyuda
Andika Rachman
Ir.Hj. Marwani Mannan
3. Bacukiki Yusrianto Yunus
Abd.Thalib
Rosnanang
4. Bacukiki Barat Kardini
Amiruddin
Muhammad Helmy
Sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 Pasal 106, Wewenang Panwaslu Kecamatan adalah
sebagai berikut:
1) Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan
dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan;
2) Memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah
kecamatan serta merekomendasikan hasil pemeriksaan dan
pengkajiannya kepada pihak-pihak yang diatur dalam Undang-
Undang ini;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 18
3) Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan melalui
Bawaslu Kabupaten/Kota mengenai hasil pengawasan di wilayah
kecamatan terhadap netralitas semua pihak yang dilarang ikut
serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini;
4) Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban
Panwaslu Kelurahan/Desa setelah mendapatkan pertimbangan
Bawaslu Kabupaten/Kota, jika Panwaslu Kelurahan/Desa
berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan penundang-undangan;
5) Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait
dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu di
wilayah kecamatan;
6) Membentuk Panwaslu Kelurahan/Desa dan mengangkat serta
memberhentikan anggota Panwaslu Kelurahan/Desa, dengan
memperhatikan masukan Bawaslu Kabupaten/Kota;
7) Mengangkat dan memberhentikan Pengawas TPS, dengan
memperhatikan masukan Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
8) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 Pasal 107, Kewajiban Panwaslu Kecamatan adalah
sebagai berikut:
1) Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
2) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas pengawas Pemilu pada tingkatan di bawahnya;
3) Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik
dan/atau berdasarkan kebutuhan;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 19
4) Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh PPK yang mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat kecamatan; dan
5) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pembentukan Panwaslu Kelurahan/Desa
Untuk Pembentukan Panwaslu Kelurahan Kota Parepare
dilaksanakan dengan evaluasi. Yang dilakukan oleh Panwaslu
kecamatan dan pelantikan dilaksanakan pada tanggal 5 november
2017 di tiap kecamatan. Pada pelantikan ini juga beberapa pimpian
Bawaslu Kota Parepare memberikan pembekalan tentang
pengawasan Tahapan Lesislatif yang termuat dalam PKPU No. 7 Tahun
2017.
a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu ditingkat
desa/kelurahan meliputi:
1) Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan
dan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;
2) Pelaksanaan kampanye;
3) Perlengkapan pemilu dan pendistribusiannya
4) Pelaksanaan Pemungutan suara dan proses penghitungan
suara di TPS;
5) Pengumuman hasil penghitungan suara di TPS;
6) Pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yang
ditempelkan di sekretariat PPS;
7) Pergerakan surat suara dari TPS sampai ke PPK; dan
8) Pelaksanaan penghitungan suara, pemungutan suara
ulang, pemilihan lanjutan, pemilihan susulan.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 20
b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap
tahapan penyeleggaraan pemilu yang dilakukan oleh
penyelenggara pemilu sebagaiman dimaksud huruf a;
c. Meneruskan temuan dan laporan dugaan pelanggaran terhadap
tahapan penyelenggaraan pemilu yang dilakukan oleh
penyelenggara pemilu sebagaimana dimaksud huruf b kepada
instansi yang berwenang;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPS dan KPPS untuk
ditindak lanjuti;
e. Memeberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan
dan laporan tentang adanya tidakan yang mengandung unsur
tindak pidana pemilu sesuai dengan peraturan peruundang-
undangan;
f. Mengawasai pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilu;
g. dan Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh
panwaslu kecamatan.
3. Pembentukan Pengawas TPS
Pembentukan Pengawas TPS (Tempat Pemungutan Suara)
dilakukan dan diseleksi langsung oleh Pengawas Kecamatan
(Panwascam) tahap-tahapnya meliputi seleksi berkas, yang
kelengkapannya meliputi Foto copi Kartu Keluarga, Foto copi KTP, Pas
Foto 3x4, SKCK, Surat berbadan sehat, foto kopi ijazah terakhir, serta
memasukkan sertifikat-sertifikat penghargaan lainnya yang bisa jadi
bahan pertimbangan untuk seleksi berkas, setelah seleksi berkas
kemudian seleksi preTes tertulis yang dimana tes tertulisnya meliputi
materi tes pengetahuan seputar pemilu tes tersebut dilaksanakan
selama 2 jam tanpa jedah istirahat, yang dimana kalau tidak
mengetahui hal-hal tentang pemilu akan sulit untuk menjawabnya.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 21
Tugas dan wewenang Pengawas TPS berdasarkan UU No 10 Tahun
2016 tentang Pilkada Pasal 37 Ayat 3 yaitu:
a. Mengawasi persiapan pemungutan dan penghitungan suara;
b. Mengawasi pelaksanaan pemungutan suara;
c. Mengawasi persiapan penghitungan suara;
d. Mengawasi pelaksanaan penghitungan suara;
e. Menyampaikan keberatan dalam hal ditemukannya dugaan
pelanggaran, kesalahan, dan/atau penyimpangan administrasi
pemungutan dan penghitungan suara; dan
f. Menerima salinan berita acara dan sertifikat pemungutan dan
penghitungan suara.
Kewajiban Pengawas Pengawas Tempat Pemungutan Suara
(TPS)
1) Menyampaikan laporan hasil pengawasan pemungutan dan
penghitungan suara;
2) Menyampaikan laporan dugaan pelanggaran pidana pemilihan
yang terjadi di TPS kepada Panwas Kecamatan melalui PPL;
3) Menyampaikan dokumen hasil pemungutan dan penghitungan
suara kepada PPL; dan
4) Melaksanakan kewajiban lain yang diperintahkan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas Pokok Pengawas TPS Saat Pilkada Berlangsung yaitu:
1) Pengawas TPS harus memastikan seluruh proses pemungutan
dan penghitungan berlangsung sesuai dengan dengan aturan
yang berlaku.
Pengawas di TPS bisa mengidentifikasi mana pemilih
yang sudah masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan mana yang
tidak, misalnya ada pemilih yang sudah meninggal dunia atau
berpindah domisili. Ada yang dipastikan para pengawas TPS
pada saat surat undangan (form C6) dan wajib
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 22
memperlihatkan e-KTP/ Suket yang dibawa pemilih ke TPS,
harus sudah sesuai dengan data di DPT.
2) Pengawas TPS harus bisa memastikan tidak ada lagi
perbedaan data terutama terkait hasil Pilkada.
Berita acara dan sertifikat yang dipegang oleh saksi dari
setiap paslon dan PPS sampai di KPU kabupaten dan
seterusnya harus sama jumlahnya. Bahkan, angka dan
hurufnya harus sama. Kalau nanti di kemudian hari, ketika
proses rekap ada yang beda maka wajib kita pertanyakan
kenapa bisa beda. Pengawas di TPS harus perhatikan hal
tersebut. Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS)
mengacu pada Undang-Undang No 10 Tahun 2016 bahwa
setiap TPS harus memiliki Pengawas 1 orang.
Berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap
pelaksanaan tahapan pemilu, Panwaslu Kecamatan
Kasomalang telah banyak menerima laporan dari Tim Sukses
Paslon, LSM dan masyarakat, dan melaporkannya kepada
Panwaslu Kabupaten Subang, sekaligus melakukan klarifikasi
kepada pihak-pihak pelapor, saksi dan terlapor.
D. Pelatihan Saksi Peserta Pemilu
Tabel 3.3 Pelatihan Saksi Kecamatan Ujung
No. Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Nama Partai Jumlah Peserta
1. Hotel Parewisata Jl. Sulawesi Kelurahan Ujung Sabbang Kecamatan Soreang
9 April 2019 Partai Demokrat 82 Orang
2. RM Dinasty (Meeting Room) Jl.Sulawesi Kel.Ujung Sabbang Kec.Soreang
10 April 2019 Partai Bulan Bintang (PBB)
92 Orang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 23
3. RM Dinasty (Meeting Room) Jl. Sulawesi Kel.Ujung Sabbang Kec.Soreang
10 April 2019 Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
82 Orang
Tabel 3.4 Pelatihan Saksi Kecamatan Soreang
No. Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Nama Partai Jumlah Peserta
1. RM Dinasty (Meeting Room) Jl. Sulawesi Kel.Ujung Sabbang Kec.Soreang
10 April 2019 - Partai Demokrat
- Partai Bulan Bintang (PBB)
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
100 Orang 72 Orang 137 Orang
Tabel 3.5 Pelatihan Saksi Kecamatan Bacukiki
No. Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Nama Partai Jumlah Peserta
1. Hotel Youtefa Sumpang Minangae
10 April 2019 10 April
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
- Partai Bulan Bintang (PBB)
20 Orang Tidak ada peserta datang
Tabel 3.6 Pelatihan Saksi Kecamatan Bacukiki Barat
No. Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Nama Partai Jumlah Peserta
1. Hotel Graha Indah Jl.Bau Massepe
9 April 2019 Partai Demokrat 16 Orang
2. Hotel Pare Beach Jl.Mattirotasi
10 April 2019 Partai Bulan Bintang (PBB)
114 Orang
3. Hotel Pare Beach Jl.Mattirotasi
10 April 2019 Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
71 Orang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 24
E. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas
1. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas di laksanakan karena;
a) Mencegah terjadinya kesalahan dalam proses penanganan
pelanggaran dalam hal administrasi laporan ataupun temuan
b) Adanya perubahan atau pergantian jajaran sekretariat khususnya
pada bidang penanganan pelanggaran
c) Untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan jajaran
sekretariat dalam penanganan pelanggaran
d) Adanya beberapa perubahan dalam proses penanganan
pelanggaran pemilihan umum
2. Kegiatan Penguatan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
Tabel 3.7 Kegiatan penguatan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
No. Nama
Kegiatan Tujuan Kegiatan
Waktu Pelaksana
an
Jumlah Peserta
1. Kegiatan peningkatan kapasitas SDM
1.memberi pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan terkait tugas, wewenang dan kewajiban ptps 2.memberikan informasi kepada trainer tentang pola dan cara utk meningkatkan sum ber daya manusia dalam rangka membimbing, membina dan memberi penjelasan kepada PTPS. 3.menjalin kebersamaan antara pengawas dan secretariat ddalam mempersiapkan kebutuhan pelaksanaan pengawasan 3.meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, berintegritas, dan jujur.
4-5 Februari 2019
16 Orang
2. Bimtek 1.meningkatkan penegtahuan, 12-13 16 Orang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 25
F. Pendaftaran dan Verifikasi Berkas Pendaftaran Pemantau Pemilu
Bawaslu Kota Parepare membuka pendaftaran Pemantau Pemilu
pada tanggal dan yang mengambil formulir ada 3 orang dan tidak ada
yang mengembalikan formulir tersebut.
pembinaan SDM Pengawas dan Kesekretariatan
keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia secretariat 2.memberi imformasi tentang bagaimana mengelola secretariat yang baik dan benar dalam upaya pengembangan sumber daya manusia pada jajaran panwaslu kecamatan dan jajaran Bawaslu Kota Parepare 3.menanamkan jiwa yang solidaritas dan integritas yang tinggi.
Maret 2019
3. Bimtek Training of Trainer Hotel
Pelatihan untuk Pelatih. Definisi secara luasnya adalah adalah pelatihan yang diperuntukkan bagi orang yang diharapkan setelah selesai pelatihan mampu menjadi pelatih dan mampu mengajarkan materi pelatihan tersebut kepada orang lain.
21 Maret 2019
19 Orang
4. Peningkatan Kapasitas SDM
Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia suatu lembaga
27-28 Maret 2019
16 Orang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 26
BAB IV PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN PEMILIHAN
A. Koordinasi antar Lembaga
1. Koordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Parepare
Bawaslu Kota Parepare melakukan koordinasi dengan Komisi Pemilihan
Umum Kota Parepare dalam rangka:
a. Sosialisasi Pengawasan Pemilu, dalam kegiatan ini KPU kota
Parepare diminta menjadi salah satu narasumber.
b. Bawaslu Kota Parepare melakukan koordinasi dengan KPU Kota
Parepare terkait dengan Dana Kampanye Pemilu 2019.
c. Bawaslu Kota Parepare melakukan koordinasi dengan KPU Kota
Parepare terkait dengan penentuan lokasi Alat Peraga Kampanye
(APK).
d. Berkoordinasi dalam rangka penertiban Alat Peraga Kampanye.
e. Memastikan dan Mencocokkan Data Pemilih dan Daftar Pemilih
Pemilu 2019.
2. Koordinasi dengan Kapolres Kota Parepare
Bawaslu Kota Parepare berkoordinasi dengan POLRES Kota Parepare
terkait dengan pengamanan kegiatan Bawaslu Kota Parepare selama
tahapan PEMILU 2019. Bahwa Polres Kota Parepare telah melakukan
pengamanan secara maksimal hingga terciptanya suasana yang kondusif
selama pelaksanaan Pemilu 2019. Polres kota Parepare menugaskan
(dua) personil yang melakukan pengawasan melekat di kantor Bawaslu
kota Parepare secara bergantian selama pelaksanaan Pemilu 2019.
Polres Kota Parepare juga melakukan patroli pengamanan setiap malam
dengan mengunjungi Kantor Bawaslu Kota Parepare.
3. Koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Bawaslu Kota Parepare juga melakukan koordinasi dengan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil dalam rangka mengetahui data
kependudukan guna mencocokkan dengan daftar pemilih.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 27
4. Koordinasi dengan SATPOL PP
Bawaslu kota Parepare melakukan koordinasi dengan SATPOL PP terkait
dengan Penertiban Alat Peraga kampanye (APK) yang tidak sesuai
dengan titik lokasi, ukuran dan jenis APK yang terpasang. Dalam
melaksanakan penertiban tersebut, kecamatan yang akan melakukan
penertiban APK berkoordinasi langsung dengan SATPOL PP. Penertiban
tersebut dilakukan selama enam bulan bulan, sejak masuknya masa
kampanye hingga masa tenang yaitu terhitung sejak tanggal 23
September 2018 sampai dengan 13 April 2019.
5. Koordinasi dengan Dinas Perhubungan (DISHUB) Kota Parepare
Bawaslu Kota Parepare melakukan koordinasi dengan DISHUB Kota
Parepare terkait dengan kegiatan penetiban Bahan Kampanye (BK) yang
terpasang di angkutan umum. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebanyak
tiga kali dengan melibatkan Bawaslu Kota Parepare, Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu kelurahan, Kepolisian SAT LANTAS Kota Parepare
dan DISHUB Kota Parepare. Kegiatan tersebut diawali dengan
melakukan himbauan kepada ORGANDA dan sopir angkutan umum agar
tidak memasang dan/atau melepaskan bahan Kampanye yang telah
terpasang di kendaraan umum yang dilaksnakan pada tanggal 19
Desember 2018. Kemudian dilakukan penertiban pada tanggal 03
Januari dan 21 Januari 2019.
B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat
Bawaslu Kota Parepare melakukan kegiatan Sosialisasi pengawasan
Tolak Politik Uang Ujaran Kebencian dan Politisasi Sara dengan berkerjasama
dengan Infokom dalam membantu menyiarkan rekaman audio terkait Tolak
Politik Uang, Ujaran Kebencian dan Politisasi Sara dan mengajak Masyarakat
untuk menggunakan hak pilihnya secara JURDIL dengan menghindari politik
uang serta melakukan pengawasan partisipatif terhadap pelaksanaan Pemilu
2019. Untuk kegiatan Pengawasan Pemilu Partisipatif tidak dilaksanakan oleh
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 28
Bawaslu kota Parepare karena Kondisi anggaran (uang persediaan) pada saat
itu tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan tersebut, dimana Panwaslu
Kecamatan Se-Kota Parepare membutuhkan anggaran oprasional yang tidak
sedikit jumlahnya. Selain hal tersebut, Komisioner Bawaslu Kota Parepare
rutin menghadiri undangan yang dilaksanakan baik Bawaslu Provinsi Sulawesi
Selatan maupun Bawaslu RI yang juga berdampak pada rencana program
kegiatan yang telah tersusun selalui timeline.
C. Sosialisasi Produk Hukum
Tahapan Kampanye adalah tahapan yang penting pada pemilihan
umum, hal ini dikarenakan tahapan ini menjadi ajang bagi peserta pemilu
untuk memaparkan visi dan misinya serta program kerja dan citra diri mereka
kepada pemilih. Pada pemilu di tahun – tahun sebelumnya. Untuk itu, untuk
menunjang dan mempermantap Panwaslu Kecamatan dalam melakukan
pengawasan tahapan Kampanye, maka perlu dilaksanakan Fasilitasi dan
Koordinasi Pelaksanaan Produk Hukum bagi Panwaslu Kecamatan se Kota
Parepare. Kegiatan Fasilitasi & Koordinasi Pelaksanaan Produk Hukum
dilaksanakan di hotel Kenari Kota Parepare pada tanggal 10 April 2019.
Dasar dari pembuatan Kegiatan ini adalah:
a. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2018
tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu;
c. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 28 Tahun 2018
tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum;
d. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 29 Tahun 2018
tentang Pengawasan Dana Kampanye Pemilihan Umum;
Output dari kegiatan ini adalah untuk membekali para Panwaslu
Kecamatan dengan pemahaman atas produk hukum yang terkait dengan
tahapan pada Pemilihan Umum Tahun 2019.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 29
Outcome dari kegiatan ini adalah diharapkan terselenggaranya Pemilu
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, serta berkualitas
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D. Pengawasan dan Pencegahan Pelanggaran Pemilu
A. Pengawasan Pemuktahiran Data Dan Daftar Pemilih
1. Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan subtahapan pemuktahiran
data pemilih dan daftar pemilih
Tugas dan kewenangan Bawaslu bertambah tidak hanya sebagai
pengawas, tetapi sekaligus sebagai eksekutor atau pemutus perkara.
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) yang mempunyai tugas
dalam pengawasan dan pencegahan. Dalam konteks pencegahan dalam
pengawasan Pemilu, maka diperlukan upaya pemetaan yang
komprehensif terkait potensi pelanggaran dan kerawanan dalam
penyelenggaraan Pemilu. Oleh karena itu, serangkaian kajian diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan publik dan stakeholders akan informasi
yang akurat dan valid — terutama dalam hal pengawasan dan
pencegahan atas kemungkinan kerawanan dalam penyelenggaraan
Pemilu. Penguatan dan peningkatan kapasitas kajian terus dilakukan
Bawaslu guna menghasilkan analisis dan temuan kePemiluan yang bisa
diandalkan. Hal tersebut dilakukan seiring dengan revitalisasi peran dan
fungsi Bawaslu sebagai pusat kajian dan analisis kePemiluan di Indonesia.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut di atas, Bawaslu menyusun
daftar pemilih yang akurat dan merupakan salah satu faktor kesuksesan
dalam Penyelenggaraan Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019. Semua penduduk Kota
Parepare yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih harus sudah
terdaftar dalam Daftar Pemilih dan bisa menggunakan hak pillihnya
dalam pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Parepare membuat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 30
keputusan yang mengatur mekanisme dan prosedur yang diterapkan
dalam penyusunan Daftar Pemilih.
KPU dengan jajarannya melakukan pemuktahiran pemilih yang
telah memenuhi syarat yaitu genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau
lebih pada hari pemungutan suara, sudah kawin, atau sudah pernah
kawin, tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya, tidak sedang dicabut hak
pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, berdomisili di wilayah administratif Pemilih yang
dibuktikan dengan KTP-el, dalam hal Pemilih belum mempunyai KTP-el,
dapat menggunakan Surat Keterangan yang diterbitkan oleh dinas yang
menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil setempat dan
tidak sedang menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia, atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
a. Kerawanan-kerawanan dan IKP
Ada beberapa potensi kerawanan pada Tahapan Pemuktahiran
Daftar Pemilih yang wajib menjadi pusat perhatian dalam melakukan
pengawasan yaitu rincian sebagai berikut:
1) Pencocokan dan Penelitian
Adapun kerawanan-kerawanan yang sering terjadi dalam
tahapan Pencocokan dan Penelitian antara lain:
a) Pembentukan Petugas Pemuktahiran Data (PPDP) terlambat
b) Keterlibatan PPDP sebagai pengurus atau anggota Partai Politik
c) Petugas PPDP tidak melakukan Pencocokan dan Penelitian secara
sensus (Door To Door)
d) Proses Pencocokan dan Penelitian dilakukan oleh Oknum lain yang
tidak tercantum dalam Surat Keputusan (SK) KPU Kabupaten/Kota
e) PPDP tidak menempelkan stiker pada rumah yang sudah di coklit
f) PPDP tidak mencatat warga yang sudah memenuhi syarat dalam
Form- A KWK
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 31
g) PPDP tidak memberikan bukti ke pemilih bahwa sudah terdata
h) PPDP tidak mengeluarkan warga yang sudah tidak memenuhi
syarat dari Daftar Pemilih
i) PPDP/PPS tidak mencatat pemilih yang berkebutuhan khusus
dengan mengkategorikan jenis disabilitasnya.
j) Tidak tersedianya daftar pemilih yang akurat disebabkan oleh
tidak akurasinya data pemilih
k) Proses pencocokan dan penelitian serta penyusunan data dan
pemuktahiran daftar pemilih tidak terlaksana dengan baik.
l) Pelaksana pencocokan dan penelitian yang dilakukan oleh PPDP
serta pelaksana penyusunan data dan pemuktahiran daftar
pemilih yang dilakukan oleh PPS tidak bekerja secara maksimal.
m) Minimnya partisipasi masyarakat dalam upaya pengawasan dan
perbaikan terhadap pemuktahiran daftar pemilih.
2) Penyusunan Daftar Pemilih Hasil Sinkronisasi/Pemuktahiran
Kerawanan-kerawanan yang terjadi dalam tahapan
Penyusunan Daftar Pemilih Hasil Sinkronisasi/Pemuktahiran yaitu
Panitia Pemungutan Suara (PPS) tidak telitih dalam menyusun daftar
Pemilih sehingga masih ada Pemilih yang tidak memenuhi syarat
(TMT) masih terdaftar dalam daftar pemilih misalnya pemilih yang
meninggal dunia, pendah domisili, TNI/Polri dan Pemilih di bawah
umur, dan kerawanan-kerawanan dapat terjadi di daerah perbatasan
antara lain Parepare-Barru, Parepare-Pinrang, Parepare-Sidrap.
b. Perencanaan Pengawasan
Dalam perencanaan pengawasan Bawaslu Kota Parepare
menyusun Peta Kerawanan yang termuat dalam Kalender pengawasan
yang telah disusun berdasarkan Sub Tahapan Pemutakhiran Data yang
menjadi fokus pengawasan dalam melaksanakan Pengawasan Pada
Tahapan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih. Dalam perencanaan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 32
penyusunan perencanaan berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pemuktahiran
Data dan Daftar Pemilih.
Pengawas pemilu juga telah melakukan fokus pengawasan dari
setiap sub tahapan pada tahapan pemuktahiran data dan daftar pemilih
sebagai berikut:
1) Pembuatan alat kerja/instrumen pengawasan sub tahapan
pencocokan dan penelitian, Rekapitulasi DPS, Pengumuman dan
tanggapan DPS hingga penetapan DPT;
2) Pengawasan dengan substansi saran/himbauan/peringatan dengan
menginstruksikan kepada PPS melalui KPU Kabupaten/Kota dan PPK
terkait dengan ketaatan dan kepatuhan PPS terhadap proses
pelaksanaan sub tahapan pencocokan dan penelitian, Rekapitulasi
DPS, Pengumuman dan tanggapan DPS hingga penetapan DPT;
3) Pengawasan melekat dengan substansi ketaatan dan kepatuhan PPS
dalam menerima dan menindaklanjuti masukan/tanggapan/usulan
perbaikan yang disampaikan baik dari pengawas pemilu maupun dari
masyarakat;
4) Pengawasan audit dengan cara melakukan pencermatan terhadap
data yang diperoleh dari KPU Kabupaten/Kota dan melakukan
penelusuran terkait kebenaran hasil penyusunan daftar pemilih
sesuai dengan aturan;
5) Memastikan PPK/KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan
Rekapitulasi DPS/DPSHP/DPT kepada Pengawas Pemilu dan Tim
Kampanye Pasaagan Calon;
6) Memastikan KPU Kabupaten/Kota memberikan by name by address
data DPS/DPSHP/DPT yang telah ditetapkan sesuai dengan
tingkatannya;
7) Supervisi alat kerja/instrumen pengawasan;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 33
8) Memastikan PPS saat mengumumkan DPS/DPT harus pada tempat-
tempat yang mudah dijangkau.
Strategi Bawaslu Kota Parepare sesuai dengan instruksi Bawaslu
Republik Indonesia Nomor: 0613/K.Bawaslu/PM.00.00/IV/2018
tertanggal 16 April 2018 terkait instruksi pengawasan pemuktahiran data
pemilih Pemilihan Tahun 2018 dan Pemilu Tahun 2019 dan telah
merancang alat kerja pengawasan untuk tahapan pemuktahiran data dan
daftar pemilih untuk Pemilu Tahun 2019.
2. Kegiatan Pengawasan Dalam Tahapan dan Subtahapan Pemuktahiran
Data Pemilih dan Daftar Pemilih
a. Pencegahan
Bentuk pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Kota
Parepare terkait Tahapan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih
yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1
Bentuk Pencegahan Tahapan Pemuktahiran Data dan
Daftar Pemilih
Bawaslu Kota Parepare dalam melakukan pencegahan ada
beberapa bentuk, baik dalam bentuk surat himbauan, Instruksi,
Kordinasi dan dalam bentuk kegiatan formal, berdasarkan diagram
diatas menjelaskan beberapa bentuk pencegahan Bawaslu Kota
Himbauan, 16, 53%
Instruksi, 5, 17%
Kordinasi, 7, 23%
Rapat, 2, 7%
Himbauan Instruksi Kordinasi Rapat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 34
Parepare, adapun rincian pencegahan yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Surat himbauan sebanyak 16 surat pencegahan, diantaranya 12
surat ke KPU dan 4 surat ke Panwaslu Kecamatan Kota Parepare
untuk melakukan pengawasan daftar pemilih.
2. Surat Instruksi sebanyak 5 surat pencegahan kepada Panwaslu
Kecamatan untuk melakukan pencermatan terkait DPS, DPSHP,
DPT, DPTHP dan DPTb serta DPK.
3. Surat Kordinasi sebanyak 7 surat pencegahan, diantaranya 3 surat
ke Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Parepare
terkait koordinasi penyempurnaan DPTHP, Daftar Potensial
Pemilih Non KTP-Elektronik serta Pemilih AC dan 3 surat ke
Panwaslu Kecamatan Kota Parepare serta 1 surat ke Media Massa
terkait Pengumpulan Data (indeks Kerawanan Pemilu) IKP Tahun
2019.
4. Surat Rapat dalam kantor sebanyak 2 pencegahan terkait
pembahasan penyempurnaan DPTHP-2 dengan pemateri dari
Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Aktivitas Pengawasan
Pengawasan tahapan pemuktahiran data dan daftar pemilih
yang dilakukan pengawas pemilu dengan mengawal seluruh petugas
pemuktahiran data dalam melakukan verifkasi data pemilih. Kualitas
data pemilih tergantung pendataan yang dilakukan oleh
pantarlih/PPS/PPK dan KPU, sehingga sangat penting Bawaslu Kota
Parepare untuk menjaga hak pilih yang akan memilih pada Pemilu
2019. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah menghilangkan
hak pilih seseorang merupakan pelanggaran pidana pemilu sehingga
secara tidak langsung pendataan pemilih merupakan hal sangat
diutamakan dalam pemilu. Kesuksesan Pelaksanaan pemungutan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 35
suara saat di TPS tergantung pada akurasi pemilih yang datang dan
memenuhi syarat.
Fokus pengawasan Bawaslu, itu meliputi kualitas dokumen
kependudukan sebagai bahan penyusunan daftar pemilih, kebenaran
dan ketepatan proses penyusunan daftar pemilih, serta ketepatan
waktu penyusunan daftar pemilih. Maka terkait transparansi proses
penyusunan daftar pemilih serta kemudahan masyarakat, dan peserta
pemilu untuk menyampaikan masukan dan tanggapan.
Potensi-potensi yang terjadi pada saat Penetapan Daftar
Pemilih Tetap diantaranya:
1) Masih adanya pemilih ganda yang masih terdaftar di Daftar
Pemilih tetap yang berada di satu wilayah yang sama
2) Adanya Pemilih yang masih terdaftar di daftar Pemilih, tetapi
pemilih tersebut sudah tidak berada di wilayah tersebut
3) Terdapat pemilih yang sudah terdaftar dalam data pemilih dan
daftar pemilih sementara tetapi tidak tercantum dalam daftar
pemilih tetap
4) Adanya pemilih yang sudah meninggal dunia tetapi masih
terdaftar dalam daftar pemilih tetap
5) Terdapat pemilih yang sudah melakukan perekaman E-KTP tetapi
belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap.
1. Daftar Pemilih Sementara (DPS)
Bawaslu Kota Parepare menghadiri Rapat Pleno
Penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu Tahun 2019
di KPU Kota Parepare pada tanggal 17 Juni 2018.
Bawaslu Kota Parepare melakukan koordinasi dengan
KPU Kota Parepare sebelum pelaksanaan penetapan DPS.
Bawaslu Kota Parepare harus memastikan daftar pemilih yang
tidak memenuhi syarat harus sudah dicoret, tidak ada lagi
pemilih yang tidak memenuhi syarat masuk dalam daftar
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 36
pemilih. Hasil rekapitulasi daftar pemilih hasil pengawasan
pemuktahiran di tingkat Kota Parepare dapat dijadikan bahan
untuk pencermatan sebelum penetapan DPS.
TABEL 2.1
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara (DPS)
No Kecamatan Jumlah
Desa/Kel Jumlah
TPS Jumlah Pemilih
L P L+P
1 Soreang 7 137 15.857 16.570 32.427
2 Ujung 5 100 10.715 11.745 22.460
3 Bacukiki Barat
6 129 14.026 15.396 29.422
4 Bacukiki 4 61 6.672 6.735 13.407
TOTAL 22 427 47.270 50.446 97.716
Sumber Data: KPU Kota Parepare
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara (DPS) di Kota
Parepare dengan Jumlah Pemilih DPT Pemilihan Tahun 2018
sebanyak 95.147, jumlah Pemilih Pemula sebanyak 2.569,
jumlah Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilihan Umum Tahun
2019 sebanyak 97.716 tersebar di 4 kecamatan, 22 kelurahan.
TABEL 2.2
Rekapitulasi Daftar Pemilih Potensial Non KTP-Elektronik
No Kecamatan Jumlah
Desa/Kel Jumlah
TPS Jumlah Pemilih
L P L+P
1 Soreang 7 137 0 1 1
2 Ujung 5 100 0 2 2
3 Bacukiki Barat 6 129 0 0 0
4 Bacukiki 4 62 118 24 142
TOTAL 22 428 118 27 145
Sumber Data: KPU Kota Parepare
Rekapitulasi daftar Pemilih Potensial Non KTP-Elektronik
berjumlah 145 yang tertuang dalam Berita Acara KPU Kota
Parepare Nomor: 169/PL.03.02-BA/7372/KPU-Kot/XI/2018
Formulir Model A.C.DPTHP1.3-KPU laki-laki 118 dan perempuan
27 jadi total keseluruhan 145.
2. Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP)
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 37
Pada hari Minggu, Tanggal 22 Juli 2018 bertempat di
Media Centre KPU Kota Parepare Pukul 09.00 Komisi Pemilihan
Umum Kota Parepare melaksanakan Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Perbaikan DPS dan Penetapan
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan di tingkat Kota
Parepare dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.
Tabel 2.3
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan (DPSHP-1)
No.
Kecamatan Jumlah
Desa/Kel Jumlah TPS
Pemilih
L P L + P
1 2 3 4 5 6 7
1. Bacukiki 4 61 6,626 6,755 13,381
2. Ujung 5 100 10,784 11,794 22,578
3. Soreang 7 137 15,751 16,581 32,332
4. Bacukiki Barat
6 129 14,239 15,652 29,891
Total 22 427 47,400 50,782 98,182
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
(DPSHP-1) berdasarkan hasil Berita Acara Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Perbaikan DPS dan Penetapan
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan Pemilihan Umum
Tahun 2019, KPU Kota Parepare:
a) Melakukan Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Perbaikan DPS
dan menetapkan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Pemilihan Umum Tahun 2019 dengan jumlah pemilih
sebanyak 98.182 dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah
47.400 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 50.782
pemilih, tersebar di 4 Kecamatan sesuai dengan rincian
dalam berita acara.
b) Jumlah pemilih DPTb hasil pemilihan Serentak 2018
sebanyak 2.436 pemilih.
3. Daftar Pemilih Tetap (DPT)
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 38
Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah daftar pemilih yang
disusun KPU berdasarkan data pemilih pada pemilu terakhir
yang disandingkan dengan data kependudukan Kemendagri.
Pemilih kategori ini akan mendapatkan surat pemberitahuan
memilih atau C6 dan bisa mencoblos pukul 07.00-13.00 waktu
setempat dengan membawa C6 dan e-KTP.
Pada hari senin, tanggal 20 Agustus 2018 Bawaslu Kota
Parepare melakukan pengawasan langsung Rapat Pleno
Penetapan Daftar Pemilihan Tetap (DPT) Pemilihan Umum
Tahun 2019 untuk memastikan pemilih terdaftar di DPT dan
memastikan pemilih yang tidak memenuhi syarat tidak masuk
dalam DPT, serta mencatat apabila terdapat selisih atau
kekeliruan angka.
Tabel 2.4
Data Disdukcapil per 3 Agustus 2018
TAHUN JUMLAH DPT SELISIH
2014 99.215
2018 95.147 (4.068)
2019 95.588 441
Gambar 2.2 Grafik Jumlah DPT
Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa DPT Tahun 2018
sejumlah 95.147, sedangkan DPT Tahun 2019 berjumlah 95.588
maka terjadi peningkatan 441 pemilih. Peningkatan jumlah
pemilih hanya di Kecamatan Bacukiki bertambah 153 pemilih
99,215
95,147 95,588
92,000
94,000
96,000
98,000
100,000
2014 2018 2019
Jumlah DPT
Jumlah DPT
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 39
dan Bacukiki Barat 487 pemilih, penurunan jumlah pemilih di
Kecamatan Soreang sebanyak 130 pemilih, Ujung 69 pemilih
sehingga selisih DPT dengan data disdukcapil adalah 2.068.
Tabel 2.5
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap
Pemilihan Umum Tahun 2019
No. Kecamatan Jumlah
Desa/Kel Jumlah
TPS Pemilih
L P L + P
1 2 3 4 5 6 7
1. Soreang 7 137 15,288 16,143 31,431
2. Ujung 5 100 10,389 11,438 21,827
3. Bacukiki Barat
6 129 13,832 15,251 29,083
4. Bacukiki 4 61 6,584 6,663 13,247
Total 22 427 46,093 49,495 95,588
Berdasarkan isi Berita Acara Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Perbaikan DPSHP dan
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Tahun 2019
Komisi Pemilihan Umum Kota Parepare memaparkan bahwa
jumlah pemilih sebanyak 95.588 dengan rincian pemilh laki-laki
berjumlah 46.093 pemilih dan pemilih perempuan bejumlah
49.495 pemilih, tersebar di 4 Kecamatan.
4. Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan (DPTHP)
Pada hari Rabu, tanggal 12 September 2018 di Media
Center KPU Kota Parepare, Bawaslu Kota Parepare melakukan
pengawasan langsung pada penetapan Daftar Pemilih Tetap
Hasil Perbaikan (DPTHP) sebagaimana diatur dalam:
a) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
b) PKPU No. 11 Tahun 2018 tentang penyusunan Daftar
Pemilih di dalam negeri dalam penyelenggaraan pemilihan
umum
c) Perbawaslu Nomor 21 Tahun 2018 tentang pengawasan
Pemilihan Umum
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 40
Tabel 2.6
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan (DPTHP)
No. Kecamat
an Jumlah
Desa/Kel Jumlah TPS
Pemilih
L P L + P
1 2 3 4 5 6 7
1. Soreang 7 137 15,286 16,138 31,424
2. Ujung 5 100 10,389 11,439 21,828
3. Bacukiki Barat
6 129 13,805 15,247 29,052
4. Bacukiki 4 62 6,534 6,660 13,194
Total 22 428 46,014 49,484 95,498
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan
(DPTHP) dengan jumlah pemilih 95,498 dengan rincian pemilih
laki-laki sebanyak 46,014 pemilih dan pemilih perempuan
sebanyak 49,484 pemilih, tersebar di 4 Kecamatan, 22
desa/kelurahan, dan 438 TPS.
5. Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan (DPTHP-2)
KPU Kota Parepare kembali melakukan rekapitulasi dan
penetapan DPT Hasil Perbaikan 2 (DPTHP-2) Pada hari senin,
tanggal 12 November 2018 Bawaslu Kota Parepare melakukan
pengawasan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan
Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Kota
Parepare dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.
Berdasarkan isi Berita Acara KPU Kota Parepare pada
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) atas
rekomendasi Bawaslu dan masukan Partai Politik Peserta
Pemilu pada saat Rapat Pleno Terbuka Daftar Pemilih Tetap
Hasil Perbaikan (DPTHP-1), KPU Kota Parepare telah
melaksanakan:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 41
Tabel 2.7
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan (DPTHP-2)
No. Kecamatan Jumlah
Desa/Kel Jumlah TPS
Pemilih
L P L + P
1 2 3 4 5 6 7
1. Soreang 7 137 15,459 16,269 31,728
2. Ujung 5 100 10,497 11,534 22,031
3. Bacukiki Barat
6 129 14,308 15,814 30,122
4. Bacukiki 4 62 6,539 6,684 13,223
Total 22 428 46,803 50,301 97,104
Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2)
dan menetapkan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua
(DPTHP-2) Pemilihan Umum Tahun 2019 dengan jumlah
pemilih sebanyak 97.104 dengan rincian pemilih laki-laki
berjumlah 46.803 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah
50.301 pemilih, tersebar di 4 Kecamatan, 22 Desa/Kelurahan,
dan 428 TPS.
Tabel 2.8
Rekapitulasi Daftar Potensial Pemilih Non KTP-El
No. Kecamatan Jumlah
Desa/Kel Jumlah
TPS Pemilih
L P L + P
1 2 3 4 5 6 7
1. Soreang 7 137 0 1 1
2. Ujung 5 100 0 2 2
3. Bacukiki Barat 6 129 0 0 0
4. Bacukiki 4 62 118 24 142
Total 22 428 118 27 145
Pemilih Potensial non KTP-el dari hasil tanggapan
masyarakat terhadap DPTHP-1 dengan jumlah Pemilih sebanyak
145 dengan rincian pemilih laki-laki 118 pemilih dan pemilih
perempuan sebanyak 27 pemilih, tersebar di 4 Kecamatan, 22
Desa/Kelurahan, dan 428 TPS.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 42
Tabel 2.9
Rekapitulasi Daftar Pemilih Baru
No Kecamatan Jumlah
Kelurahan Jumlah TPS
Pemilih Baru
L P L+P 1 2 3 4 5
1 Soreang 7 137 272 246 516
2 Ujung 5 100 158 140 298
3 Bacukiki
Barat 6 129 573 658 1,231
4 Bacukiki 4 62 47 45 92
Total 22 428 1,050
1,089 2,139
Pemilih baru sebanyak 2.139 pemilih dengan rincian
pemilih laki-laki berjumlah 1.050 pemilih dan pemilih
perempuan berjumlah 1.089 pemilih, pemilih tidak memenuhi
syarat sebanyak 533 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki
berjumlah 261 pemilih dan pemiilh perempuan sebanyak 272
pemilih.
Tabel 2.10
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tidak Memenuhi Syarat
No Kecamatan Jumlah
Kelurahan Jumlah
TPS
Pemilih Tidak Memenuhi Syarat
L P L+P 1 2 3 4 5
1 Soreang 7 137 99 115 214
2 Ujung 5 100 50 45 95
3 Bacukiki
Barat 6 129 70 91 161
4 Bacukiki 4 62 42 21 63
Total 22 428 261 272 533
Pemilih Tidak Memenuhi Syarat dari Hasil Perbaikan
DPTHP-1 533 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah
261 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 272 pemilih,
tersebar di 4 kecamatan, 22 desa/kelurahan, dan 428 TPS.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 43
Tabel 2.11
Rekapitulasi Daftar Perbaikan Data Pemilih
No Kecamatan Jumlah
Kelurahan Jumlah
TPS
Perbaikan Data Pemilih
L P L+P 1 2 3 4 5
1 Soreang 7 137 646 631 1.277
2 Ujung 5 100 149 131 280
3 Bacukiki Barat 6 129 562 631 1.193
4 Bacukiki 4 62 4 6 10
Total 22 428 1,361 1,399 2,760
perbaikan data pemilih sebanyak 2.760 pemilih dengan
rincian pemilih laki-laki berjumlah 1.361 pemilih dan pemilih
perempuan berjumlah 1.399 pemilih, tersebar di 4 kecamatan,
22 desa/kelurahan, dan 428 TPS.
6. Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3)
Pada hari Selasa tanggal 02 April 2019 bertempat di Media
Centre KPU Kota Parepare telah melaksanakan Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilihan Tetap
Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3) Pemilihan Umum Tahun 2019.
Berdasarkan isi Berita Acara KPU Kota Parepare dengan
Nomor:36/PL.03.1-BA/7372/KPU-Kot/IV/2019 pada Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil
Perbaikan Ketiga (DPTHP-3) yang tidak mengalami perubahan
dari Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) dan
menetapkan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-
3) Pemilihan Umum Tahun 2019 dengan jumlah pemilih
sebanyak 99.111 tersebar di 4 Kecamatan, 22 Desa/Kelurahan,
dan 428 TPS.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 44
Tabel 2.12
Jumlah Pemilih Tidak Memenuhi Syarat
No Nama
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah Pemilih TMS L+P
Sebaran Kel/Desa
Sebaran TPS
1 Soreang 7 105 7 64
2 Ujung 5 76 5 49
3 Bacukiki Barat
6 59 6 51
4 Bacukiki 4 33 4 26
Total 22 273 22 190
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga
(DPTHP-3) terdapat pemilih tidak memenuhi syarat sebanyak 273
dengan rincian pemilih laki-laki sebanyak 131 pemilih dan
pemilih perempuan sebanyak 142 pemilih, pemilih tersebar di 4
Kecamatan, 22 Desa/Kelurahan, dan 190 TPS.
Tabel 2.13
Jumlah Pemilih Perbaikan Data
No Nama
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah Pemilih
Perbaikan Data L+P
Sebaran Kel/Desa
Sebaran TPS
1 Soreang 7 46 6 28
2 Ujung 5 8 4 7
3 Bacukiki Barat
6 12 5 9
4 Bacukiki 4 23 2 11
Total 22 89 17 55
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga
(DPTHP-3) terdapat perbaikan data pemilih sebanyak 89 pemilh
berjumlah 41 Kecamatan, 17 Desa/Kelurahan, dan 55 TPS.
Bawaslu Kota Parepare secara konsisten mengawal proses
tersebut sehingga meski belum maksimal hasilnya tetap terlihat
dari penetapan DPS hingga penetapan DPT yang 3 kali dilakukan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 45
perubahan. Adapun gambar dibawah ini menguraikan secara
singkat perkembangan data pemilih di Kota Parepare:
Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Data Pemilih
7. Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) adalah pemilih yang
sudah terdata dalam DPT, namun ingin pindah memilih di TPS
yang berbeda dari lokasi yang sudah didata. UU Pemilu
menyebut beberapa macam pemilih DPTb sebagai berikut:
1) Pindah memilih karena menjalankan tugas pemerintahan di
tempat lain
2) Menjalani rawat inap di rumah sakit atau keluarga yang
mendampingi
3) Penyandang disabilitas panti sosial
4) Menjalani rehabilitasi narkoba
5) Tahanan
6) Siswa atau mahasiswa yang jauh dari rumah
7) Pindah domisili
8) Korban bencana
Pemilih yang ingin pindah memilih harus mengurus surat
pindah memilih (form A5) di Panitia Pemungutan Suara
(PPS/Kelurahan) paling lambat 30 hari sebelum pemungutan
99,716
98,182
95,588 95,498
97,104
99,111
93,000
94,000
95,000
96,000
97,000
98,000
99,000
100,000
101,000
DPS DPSHP DPT DPTHP DPTHP-2 DPTHP-3
Perkembangan Data Pemilih
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 46
suara 17 April 2019. Petugas PPS akan mencoret nama yang
sudah terdata dan memberikan form pindah memilih (A5) untuk
diserahkan ke KPU kelurahan tujuan lokasi mencoblos. Pemilih
pada DPTb punya kesempatan menggunakan hak pilih yang
sama dengan pemilih DPT yaitu antara pukul 07.00-13.00 waktu
setempat, dengan membawa form A5 dan E-KTP.
Penetapan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di Kota
Parepare terjadi perubahan sebanyak 3 Tahapan dalam
Pemilihan Umum Tahun 2019. Adapun sebagai berikut data
Pemilih yang masuk dan keluar pada Daftar Pemilih Tambahan
(DPTb):
Tabel 2.14
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) Pemilih Masuk
No Nama
Kecamatan
Pemilih Masuk
Sebaran Kel/Desa
Sebaran TPS
L P L+P
1 Soreang 7 28 30 37 67
2 Ujung 5 28 42 27 69
3 Bacukiki Barat
6 34 61 54 115
4 Bacukiki 4 18 292 41 333
Total 22 108 425 159 584
Penetapan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yang masuk
dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 dengan jumlah pemilih
sebanyak 584 pemilih tersebar di 4 kecamatan, 22
Desa/Kelurahan, dan 108 TPS.
Tabel 2.15
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) Pemilih Keluar
No Nama
Kecamatan
Pemilih Masuk
Sebaran Kel/Desa
Sebaran TPS
L P L+P
1 Soreang 7 93 140 41 181
2 Ujung 5 60 83 25 108
3 Bacukiki Barat
6 83 121 42 163
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 47
4 Bacukiki 4 32 43 13 56
Total 22 268 387 121 508
Penetapan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yang keluar
dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 dengan jumlah pemilih
sebanyak 508 pemilih tersebar di 4 Kecamatan, 22
Desa/Kelurahan, dan 268 TPS.
Terdapat penambahan TPS berbasis DPTb sebanyak 2 TPS
yang tersebar di 1 Desa/Kelurahan dan 1 Kecamatan.
Pemilih penyandang disabilitas sebanyak 472 yang terdiri dari:
- Tuna Daksa 141
- Tuna Netra 67
- Tuna Rungu/Wicara 73
- Tuna Grahita 74
- Disabilitas lainnya 117
a. Daftar Pemilih Tambahan Pertama (DPTb-1)
Pada hari Minggu, tanggal 17 Februari 2019 Bawaslu
Kota Parepare melakukan pengawasan pada Rapat Pleno
Penetapan Daftar Pemilih Tambahan Pertama (DPTb-1) di
Media Center KPU Kota Parepare.
Dalam Rapat Pleno KPU Kota Parepare melakukan
Penetapan Daftar Pemilih Tambahan Pertama (DPTb-1)
dengan rincian sebagai berikut:
1) Penetapan DPTb-1 yang masuk dalam Pemilihan Umum
Tahun 2019 dengan jumlah pemilih sebanyak 414 pemilih
dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah 339 pemilih
dan pemilih perempuan berjumlah 75 pemilih, tersebar di
4 Kecamatan, 19 Kelurahan, dan 54 TPS
2) Penetapan DPT yang keluar dalam Pemilihan Umum
Tahun 2019 dengan rincian sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 48
Tabel 2.16
Rekapitulasi Jumlah Daftar Pemilih Tambahan
Pertama (DPTb-1) yang masuk
No Kecamatan Jumlah Kelura
han
Jumlah
TPS
Jumlah DPTHP-
2
Jumlah Pemilih DPTb Masuk
L P L+P
1 Soreang 7 137 32.496 9 11 20
2 Ujung 5 100 22.539 21 8 29
3 Bacukiki Barat 6 129 30.769 43 27 70
4 Bacukiki 4 62 13.307 266 29 295
Total 22 428 99.111 339 75 414
Pemilih keluar yang mengurus di daerah asal sebanyak
306 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah 270
pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 36 pemilih,
tersebar di 196 TPS, 22 Kelurahan, dan 4 Kecamatan.
Tabel 2.17
Rekapitulasi Jumlah Daftar Pemilih Tambahan
Pertama (DPTb-1) Keluar
No Kecamatan Jumlah Kelura
han
Jumlah
TPS
Jumlah DPTHP-
2
Jumlah Pemilih DPTb Keluar
L P L+P
1 Soreang 7 137 32.496 109 12 121
2 Ujung 5 100 22.539 65 5 70
3 Bacukiki Barat 6 129 30.769 78 18 96
4 Bacukiki 4 62 13.307 23 3 26
Total 22 428 99.111 275 38 313
Pemilih keluar yang mengurus di daerah tujuan
sebanyak 7 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah
5 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 2 pemilih,
tersebar di 7 TPS, 6 Kelurahan, dan 2 Kecamatan. Terdapat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 49
penambahan TPS berbasis DPTb sebanyak 2 TPS yang
tersebar di 1 Kelurahan dan 1 Kecamatan.
b. Daftar Pemilih Tambahan Kedua (DPTb-2)
Dalam mengawal dan menjaga hak pilih pemilu 2019,
Bawaslu Kota Parepare menghadiri kegiatan Rapat Pleno
Penetapan DPTb Tahap Kedua pada hari Selasa, tanggal 19
Maret 2019 bertempat di Media Center KPU Kota Parepare.
Dalam rapat pleno tersebut, KPU Kota Parepare melakukan
Penetapan Daftar Pemilih Tambahan Kedua (DPTb-2).
Penetapan DPTb-2 yang masuk dalam Pemilihan Umum
Tahun 2019 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.18
Rekapitulasi Jumlah Daftar Pemilih Tambahan
Kedua (DPTb-2) Masuk
No Kecamatan
DPTb Masuk yg mengurus di daerah asal
DPTb Masuk yg mengurus di
daerah tujuan
Sebaran
Desa/Kel
Sebaran TPS
L+P
Sebaran
Desa/Kel
Sebaran TPS
L+P
1 Soreang 6 10 17 7 26 49
2 Ujung 4 6 11 5 23 57
3 Bacukiki Barat 5 9 21 5 27 90
4 Bacukiki 3 11 272 3 9 60
Total 18 36 321 20 85 256
a) Pemilih masuk yang mengurus di daerah asal sebanyak
321 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah
269 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 52
pemilih, tersebar di 35 TPS, 18 Desa/Kelurahan, dan 4
Kecamatan.
b) Pemilih masuk yang mengurus di daerah tujuan sebanyak
256 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 50
152 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 104
pemilih, tersebar di 85 TPS, 20 Desa/Kelurahan, dan 4
Kecamatan.
Tabel 2.19
Rekapitulasi Jumlah Daftar Pemilih Tambahan
Kedua (DPTb-2) Keluar
No Kecamatan
DPTb Masuk yg mengurus di daerah asal
DPTb Masuk yg mengurus di
daerah tujuan
Sebaran
Desa/Kel
Sebaran TPS
L+P
Sebaran
Desa/Kel
Sebaran TPS
L+P
1 Soreang 7 77 124 7 34 49
2 Ujung 5 44 70 5 27 34
3 Bacukiki Barat 6 55 90 6 41 60
4 Bacukiki 4 20 33 3 15 19
Total 22 196 317 20 117 162
Penetapan DPTb yang keluar dalam Pemilihan Umum
Tahun 2019 dengan rincian sebagai berikut:
a) Pemilih keluar yang mengurus di daerah asal sebanyak
317 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah
266 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 51
pemilih, tersebar di 196 TPS, 22 Desa/Kelurahan, dan 4
Kecamatan.
b) Pemilih keluar yang mengurus di daerah tujuan sebanyak
162 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah
105 pemilih dan pemilih perempuan berjumlah 57
pemilih, tersebar di 117 TPS, 21 Desa/Kelurahan, dan 4
Kecamatan.
b) Daftar Pemilih Tambahan Ketiga (DPTb-3)
Bawaslu Kota Parepare menghadiri Rapat Pleno
Terbuka Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan
Ketiga (DPTHP-3) tingkat Kota Parepare dilaksanakan tanggal
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 51
02 April 2019 di Media Center KPU Kota Parepare. Tidak ada
perubahan DPTHP-3 serta detail penambahan TPS.
Dalam Rapat Pleno KPU Kota Parepare menetapkan
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tambahan Ketiga (DPTb-3)
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.20
Daftar Pemilih Tambahan Ketiga (DPTb-3) Masuk
No Nama
Kecamatan
Pemilih Masuk
Sebaran Desa/kel
.
Sebaran
TPS L P L+P
1 Soreang 7 33 37 41 78
2 Ujung 5 39 64 45 109
3 Bacukiki Barat 6 48 76 58 134
4 Bacukiki 4 22 297 44 341
TOTAL 22 142 474 188 662
1) Penetapan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yang masuk
dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 dengan sejumlah
pemilih sebanyak 662 pemilih dengan rincian pemilih
laki-laki berjumlah 474 pemilih dan pemilih perempuan
berjumlah 188 pemilih, tersebar di 4 kecamatan, 22
Desa/Kelurahan, dan 136 TPS, dengan rincian sebagai
berikut:
a) Pemilih masuk yang mengurus di daerah asal
sebanyak 323 Pemilih dengan rincian pemilih laki-laki
berjumlah 270 pemilh dan pemilh perempuan
berjumlah 53 pemilih, tersebar di 36 TPS, 18
Desa/Kelurahan, dan 4 Kecamatan.
b) Pemilih masuk yang mengurus di daerah tujuan
sebanyak 339 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki
berjumlah 204 pemilih dan pemilih perempuan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 52
berjumlah 135 pemilih, tersebar di 114 TPS, 20
Desa/Kelurahan, dan 4 Kecamatan.
Tabel 2.21
Daftar Pemilih Tambahan Ketiga (DPTb-3) Keluar
No Nama
Kecamatan
Pemilih Masuk
Sebaran Desa/kel.
Sebaran TPS
L P L+P
1 Soreang 7 93 145 41 186
2 Ujung 5 60 90 28 118
3 Bacukiki Barat 6 83 124 44 168
4 Bacukiki 4 32 44 14 58
TOTAL 22 268 403 127 530
2) Penetapan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yang keluar
dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 dengan sejumlah
pemilih sebanyak 530 pemilih dengan rincian pemilih
laki-laki berjumlah 403 pemilih dan pemilih perempuan
berjumlah 127 pemilih, tersebar di 4 kecamatan, 22
Desa/Kelurahan, dan 268 TPS, dengan rincian sebagai
berikut:
a) Pemilh keluar yang mengurus di daerah asal
sebanyak 317 pemilih, dengan rincian pemilih laki-
laki berjumlah 266 pemilih dan pemilih perempuan
berjumlah 51 pemilih, tersebar di 196 TPS, 22
Desa/Kelurahan, dan 4 Kecamatan
b) Pemilih keluar yang mengurus di daerah tujuan
sebanyak 213 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki
berjumlah 137 pemilih dan pemilih perempuan
berjumlah 76 pemilih, tersebar di 128 TPS, 21
Desa/Kelurahan, dan 4 Kecamatan.
Dari seluruh uraian aktivitas pengawasan yang
dilaksanakan Bawaslu Kota Parepare dengan mengawasi secara
langsung dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 53
313
479530
DPTb Keluar 1 DPTb Keluar 2 DPTb Keluar 3
DPTb Keluar Tahap 1-3
414
577662
0
200
400
600
800
DPTb Masuk 1 DPTb Masuk 2 DPTb Masuk 3
DPTb Masuk Tahap 1-3
proses pencermatan data pemilih. Pada tabel seluruh diatas
menunjukkan bahwa Daftar Pemilih Tambahan Ketiga (DPTb-3)
yang dianalisa dan difaktualkan oleh PPS/PPK/KPU bersama
jajaran pengawas pemilu terjadi peningkatan. Hal tersebut
meningkat akibat dari kesadaran pemilih dalam memilih
keinginan masyarakat untuk mengurus Formulir A.5-KPU.
Adapun perkembagan dan proses pergerakan DPTb di Kota
Parepare sebagai berikut:
Gambar 2.4 Grafik DPTb Masuk Tahap 1-3
Menunjukkan perubahan DPTb masuk sejak
penetapan tahap pertama yang dilaksanakan pada tanggal 17
Februari 2019, Tahap Kedua dilaksanakan pada tanggal 19
Maret 2019 hinggal penetapan Tahap Ketiga pada tanggal 11
April 2019 mengalami perubahan-perubahan hal ini
menjelaskan bahwa pemilih antusias dalam merespon pemilu
dengan tetap peduli mengurus pindah memilih.
Gambar 2.5 Grafik DPTb Keluar Tahap 1-3
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 54
Menunjukkan perkembangan DPTb keluar di Kota
Parepare selama selang waktu tiap bulan signifikan
meningkat jumlah DPTb keluar pada bulan Februari ke
Maret, menjelaskan bahwa penyelenggara pemilu antusias
terhadap pemilih yang ingin melakukan pindah memilih.
3. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan sub tahapan pemuktahiran
data pemilih dan daftar pemilih
Bawaslu Kota Parepare melakukan analisis terkait Daftar Pemilih
Tetap bersama jajarannya terhadap hasil rekapitulasi dari KPU Kota
Parepare. Adapun hasil analisis dari pengawasan tahapan Pemuktahiran
Data Pemilih dan Daftar Pemilih sebagai berikut:
1) Daftar Pemilih Tetap (DPT)
a) Kecamatan Soreang dengan jumlah pemilih 31.431, jumlah TPS
137
b) Kecamatan Ujung dengan jumlah pemilih 21.827, jumlah TPS 100
c) Kecamatan Bacukiki Barat dengan jumlah pemilih 29.083, jumlah
TPS 129
d) Kecamatan Bacukiki dengan jumlah pemilih 13.247, jumlah TPS
61, dan
e) Total jumlah DPT Pemilu Tahun 2019 adalah 95.588 dan sudah
sesuai dengan data pada Aplikasi Sidalih.
2) Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan (DPTHP)
Adapun hasil analisis dari pengawasan Daftar Pemilih Tetap
Hasil Perbaikan yaitu secara keseluruhan jumlah DPT 2019 dan
DPTHP 2019 mengalami penurunan sebanyak 90 pemilih,
Perubahannya dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Pemilih Ganda
b) Meninggal
c) Dibawah Umur
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 55
d) Pemilih Baru
e) Perubahan Data
Secara rinci dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.22
Hasil Analisis Pengawasan Daftar Pemilih Tetap
Hasil Perbaikan (DPTHP)
No Kategori Keterangan Jumlah
1 Pemilih Ganda
Berasal dari hasil Bawaslu RI yang diturunkan ke Bawaslu Kota Parepare untuk dilakukan pencermatan
26
Temuan ganda oleh KPU dari data Sidalih Total pemilih ganda yang dikeluarkan dari DPT
75
Total pemilih ganda yang dikeluarkan dari DPT
101
2 Meninggal
Dunia
Hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare
16
Hasil Verifikasi factual KPU Kota Parepare
35
Total pemilih meninggal yang dikeluarkan dari DPT
51
3 Dibawah
Umur
Hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare Catatan: Hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare sebanyak 38 orang, tidak dikeluarkan dari DPT karena telah memenuhi syarat dan telah melakukan perekaman E-KTP sesuai surat KPU No. 630/PL.03.1-Peny/7372/KPU-Kot/IX/2018
38
Hasil pencermatan dan Verifikasi KPU Kota Parepare
4
Total Pemilih dibawah umur yang dikeluarkan dari DPT
4
4 Pemilih
Baru
Hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare
14
Hasil pencermatan dan Verifikasi KPU Kota Parepare
52
Total pemilih baru yang dikeluarkan 66
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 56
dari DPT
Catatan: 1. Panwaslu Kecamatan dan PPKD
memfaktualkan nama-nama yang tercantum di formulir Atb pemilihan yang tidak dimaksukkan kedalam DPT karena tidak lengkap informasi NIKnya
2. Verifikasi factual dilakukan dengan cara berkordinasi dengan RT/RW dan mendatangi Door to door
Beberapa nama dari 24 pemilih baru temuan Bawaslu Kota Parepare, ditemukan 9 sudah ada dalam DPT tapi dengan NIK yang berbeda, sehingga data NIK diubah sesuai dengan NIK
5 Perubahan
Data
Hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare Catatan: Bawaslu Kota Parepare berkordinasi dengan Dinas Sosial Kota Parepare, dan menemukan bahwa sebanyak 15 orang warga yang terdaftar di DPT merupakan penyandang disabilitas berat
15
Hasil pencermatan dan Verifikasi KPU Kota Parepare
40
Total pemilih yang diubah datanya di DPTHP
55
Rekomendasi Bawaslu terhadap 168 pemilih disabilitas berat
tidak terdaftar dalam DPT, maka KPU Kota Parepare dangan Nomor
Surat 630/PL.03.1-Peny/7372/KPU-Kot/IX/2018 akan melakukan
koordinasi terlebih dahulu bersama Disdukcapil dikarenakan elemen
data NIK yang tercantum merupakan NIK lama.
a. Temuan
Pada proses tahapan pemuktahiran data dan daftar pemilih,
Bawaslu Kota Parepare menemukan adanya warga yang wajib pilih
yang tidak terdaftar pada TPS yang ditetapkan oleh KPU Kota
Parepare. Serta berdasarkan pencermatan data TPS tentang adanya
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 57
dugaan nama data pemilih yang Ganda pada TPS yang ditetapkan oleh
KPU Kota Parepare pada tanggal 15 Maret 2018, berhubung karena
softcopy DPS yang diserahkan oleh KPU Kota Parepare tidak
menampilkan nomor NIK, KK empat digit terakhir sehingga belum
dapat dipastikan dugaan pemilih Ganda yang dimaksud.
1) Hasil Pengawasan DPS
Pada pengawasan Rapat Pleno Daftar Pemilih Sementara
(DPS) Pemilu Tahun 2019 tanggal 17 Juni 2018 diruang Media
Center KPU Kota Parepare dimulai pukul 10.15 Wita.
Beberapa hasil pengawasan Rapat Pleno Daftar Pemilih
Sementara (DPS):
a) Ada perbendaan jumlah jenis kelamin di Kecamatan Ujung,
tetapi total akhirnya sama dan telah dijelaskan oleh PPK
Ujung bahwa memang terdapat perubahan yang belum
sempat disampaikan kepada Panwaslu Kecamatan Ujung
b) Seluruh pengguna E-KTP dihari pencoblosan akan dimasukkan
di DPT Pemiliu. KPPS masih bekerja memberikan himbauan
kepada masyarakat yang belum terdaftar untuk segera
mendaftarkan dirinya.
c) Ketua KPU membacakan jumlah DPS untuk Pemilu Tahun
2019 adalah 97.716 pemilih. Dan dilakukan penandatanganan
berita acara oleh Ketua dan Anggota KPU.
2) Hasil Pengawasan DPSHP
Berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare
tertuang dalam Formulir A Nomor: 57/SN-24/KP.04.00/VI/2018
tertanggal 22 Juli 2018, menjelaskan beberapa hal terkait hasil
pemilihan kemarin, KPU Kota Pareapare menjelaskan ada
beberapa pemilih Atb yang sebenarnya terdapat di DPT kurang
lebih 400 caleg yang mendaftar di KPU per tanggal 17 Juli 2018,
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 58
sehingga semakin banyak peserta pemilu yang ikut mengawasi
DPT.
Daftar Pemilih Sementara (DPS) akan ditempelkan di
Kelurahan. Serta pemetaan persoalan warga yang tidak tercoklit,
PPDP tidak maksimal bekerja dikarena ada beberapa warga yang
tidak ingin dicoklit dengan alasan ingin pidah daerah.
Beberapa hasil pengawasan dalam DPSHP Pemilu 2019
sebagai berikut:
a) Atb dikategorikan pemilih pemula sebanyak 2.436
b) Kemudian yang TMS antara lain meninggal dunia, pindah,
beralih status TNI/Polri, dan lain-lain sudah dicoret dalam
DPSHP.
c) Untuk sementara yang tidak menuliskan identitasnya melalui
PPS dengan mencocokkan nama yang tercantum di Atb
dengan A3 akan dipastikan oleh PPS dengan mendatangi
RT/RW memastikan identitas orang yang bersangkutan.
3) Hasil Pengawasan DPT
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
tertuang dalam Formulir A dengan Nomor: 15/SN-24/PW
05.00/VIII/2018 tertanggal 20 Agustus 2018, menjelaskan
beberapa hal:
Tabel 2.23
Hasil Pengawasan DPT
Pemilih Baru
Pemilih TMS
Pemilih Disabilitas Pemilih Non E-
KTP
327 Pemilih
522 Pemilih
Kecamatan Bacukiki 71 Pemilih
2,399 Pemilih
Kecamatan Soreang 158 Pemilih
Kec. Ujung 94 Pemilih
Kec. Bacukiki Barat 142 Pemilih
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 59
Terdapat pemilih pemula yang belum merekam sebanyak
2.399 tidak dimasukkan ke dalam DPT.
1. Pemilih Baru sebanyak 327
2. Pemilh TMS sebanyak 522
3. Pemilih Disabilitas sebanyak 465, dengan rincian:
a. Kecamatan Bacukiki sebanyak 71
b. Kecamatan Soreang sebanyak 158
c. Kecamatan Ujung sebanyak 94
d. Kecamatan Bacukiki Barat sebanyak 142
Tanggapan dari KPU Kota Parepare terkait banyaknya
jumlah pemilih pemula yang tidak terdaftar di DPT yaitu KPU Kota
Parepare belum bisa memastikan apakah penetapan DPT ini
adalah penetapan DPT terakhir, KPU Kota Parepare
mengharapkan KPU Republik Indonesia segera mengeluarkan
surat edaran untuk mengatasi masalah ini. Apabila pemilih pemula
tersebut sudah merekam di Disdukcapil, maka akan dimasukkan
kedalam DPTb. Adapun surat suara yang tersedia, akan berbasis
data jumlah DPT+DPTb sehingga Partai Politik tetap bisa
berpartisipasi mengajak para pemilih pemula untuk segera
melakukan perekaman pasca penetapan DPT.
Disdukcapil juga menanggapi terkait masalah ini bahwa
masih banyak masalah diluar terkait pemilih pemula, seperti KTP
palsu yang perlu diwaspadai sehingga Disdukcapil menyediakan
kendaraan dan pelayanan mobile untuk melayani masyarakat
yang ingin perekaman E-KTP.
Bawaslu tetap akan melakukan penelusuran daftar pemilih
pasca penetapan DPT, maka diharapkan sinergitas KPU sampai
jajaran terbawah dengan Bawaslu ditingkatkan. Perbedaan
rekapitulasi di tingkat PPK dan KPU Kota Parepare akibat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 60
rekomendasi Panwaslu Kecamatan di 4 Kecamatan dituangkan
kembali di Berita Acara yang ditandatangani oleh PPK.
Bawaslu sudah memeriksa jumlah DPT Pemilu Tahun 2019
bahwa sebanyak 95.588 sudah sesuai dengan Sidalih.
4) Hasil Pengawasan DPTHP
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
tertuang dalam Formulir A dengan Nomor: 40/SN-24/PW-
05.00/IX/2018 tertanggal 12 November 2018, menjelaskan
beberapa hal bahwa:
Bawaslu Kota Parepare meminta pembuktian tindaklanjut
terkait temuan pemilih dibawah umur sejumlah 38 pemilih,
apakah benar telah melakukan perekaman. Tanggapan KPU Kota
Parepare terkait hal tersebut bahwa akan segera membalas surat
Bawaslu Kota Parepare dengan melampirkan nama-nama pemilih
pemula yang telah melakukan perekaman.
5) Hasil Pengawasan DPTHP-2
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
tertuang dalam Formulir A dengan Nomor: 40/SN-24/PW-
05.00/IX/2018 tertanggal 12 November 2018, menjelaskan
beberapa hal bahwa:
a) Bawaslu Kota Parepare meminta penjelasan adanya
perbedaan jumlah pada berita acara Kelurahan Galong
Maloang Kecamatan Bacukiki, dimana pemilih baru diberita
acara PPS Galung Maloang tercantum pemilih baru 95, terjadi
penurunan sebanyak 92 orang ditingkat Kota. PPS memberikan
penjelasan bahwa memang terdapat kekeliruan dengan
memasukkan warga di bawah umur, sehingga warga tersebut
dikeluarkan kembali dari DPTHP.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 61
b) Bawaslu Kota Parepare meminta penjelasan terhadap temuan
Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat MS tapi belum masuk ke
dalam daftar pemilih sebagai berikut:
Andi Erni : jawaban KPU sudah ditindaklanjuti
Desy Andi Rahayu : jawaban KPU sudah ditindaklanjuti
H. Burhanuddin, S.Pd., M.Pd: jawaban KPU yang bersangkutan
status terdaftar di Kecamatan Maritengae Kelurahan
Pangkajene, TPS 16 Sidrap dan akan diberikan A5 untuk
memilih di Kota Parepare.
c) Bawaslu Kota Parepare memastikan temuan Panwaslu
Kecamatan Ujung terkait warga MS tapi belum terdaftar di
DPTHP, dengan rincian sebagai berikut:
Hafendi dan Syamsuryni : jawaban KPU sudah ditindaklanjuti
dengan menTMSkan di TPS Bukit Harapan, kemudian
memindahkan ke TPS Lapadde. KPU meminta PPS Bukit
Harapan dan Lapadde untuk membuat berita acara terhadap
perubahan ini.
6) Hasil Pengawasan DPTHP-3
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
tertuang dalam Formulir A dengan Nomor: 270/SN-24/PW-
00.02/XII/2018 tertanggal 12 November 2018, menjelaskan
beberapa hal bahwa:
a) Bawaslu Kota Parepare meminta KPU Kota Parepare untuk
memperlihatkan kesesuaian Berita Acara Penetapan Hasil
Penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua
dengan Sidalih.
b) Bawaslu Kota Parepare mempertanyakan bagaimana
perlakukan KPU terhadap data pemilih ganda, berapa yang di
TMSkan dan berapa yang dicatat dalam DPTHP.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 62
c) Bawaslu Kota Parepare mempertanyakan bagaimana
perlakukan KPU terhadap penghuni lapas apakah masuk
dalam DPTHP atau ada perlakuan khusus, selanjutnya
menkroscek 2 nama setelah di faktualkan oleh PPL terhadap
warga yang mengalami gangguan jiwa apakah sudah
dimasukkan dalam DPTHP atau belum
d) Bahwa KPU telah memperlihatkan kesesuaian Berita Acara
Penetapan Hasil Penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap Hasil
Perbaikan Kedua dan SIdalih dan KPU menyampaikan bahwa
telah menindaklanjuti 148 data kegandaan dalam Kota
Parepare. Jumlah detail yang dihapus dan dipertahankan serta
diubah data akan diserahkan oleh KPU ke Bawaslu.
7) Hasil Pengawasan DPTb
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
tertuang dalam Formulir A dengan Nomor: 90A/SN-24/PW-
00.02/II/2019 tertanggal 19 Maret 2019, menjelaskan beberapa
hal bahwa:
a) Bawaslu Kota Parepare menyampaikan bahwa pada Bertia
Acara Kecamatan Soreang tidak ada data jumlah TPS dan
dijawab oleh PPK berdasarkan Berita Acara pertama
penetapan di tingkat Kecamatan sudah dicantumkan, tetapi
karena ada perubahan data sehingga pada saat perbaikan
Berita Acara Kecamatan Soreang PPK lupa mencantumkan
jumlah TPS.
b) Bawaslu Kota Parepare mempertanyakan progress
perlengkapan logistik untuk penambahan 1 TPS, karena
berdasarkan hasil pengawasan logistik yang dilakukan
Bawaslu Kota Parepare ketersediaan logistik masih untuk
keterpenuhan 427 TPS bukan 428. Jawaban dari KPU Kota
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 63
Parepare kekurangan 1 TPS ini telah dikoordinasikan dengan
Biro Perencanaan Logistik.
8) Hasil Pengawasan DPTb-2
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
tertuang dalam Formulir A dengan Nomor: 184A/SN-24/PW-
00.02/III/2019 tertanggal 19 Maret 2019, menjelaskan beberapa
hal bahwa:
a) Bawaslu Kota Parepare menyampaikan apresiasi atas
tindaklajut oleh KPU atas himbauan untuk membuka posko
ditempat yang berpotensi adanya Daftar Pemilih Tambahan.
b) Terdapat temuan Panwaslu Kecamatan untuk kategori daftar
pemilih khusus (DPK) dan menghimbau kepada KPU untuk
menindaklanjuti
c) Menyampaikan bahwa masih ada kemungkinan pemilih
tambahan
d) Mempertanyakan tindak lanjut KPU atas himbauan Panwaslu
Kecamatan Soreang terkait pemilih yang dimasukkan dalam
DPTb.
e) Mempertanyakan selisih data antara rekap di kecamatan dan
rekap tingkat kota (sidalih).
f) Disdukcapil menyampaikan bahwa Nomor Induk
Kependudukan (NIK) pada KTP Elektronik tidak berubah
meskipun penduduk/pemilih tersebut pindah domisili.
g) KPU menjelaskan terkait selisih data antara rekap di
Kecamatan dengan rekap Sistem Informasi data Pemilih
(Sidalih) dikarenakan pergerakan data yang fluktuatif di
system sidalih KPU. Atas selisih tersebut selanjutnya dilakukan
perbaikan di tingkat Kecamatan maupun Kelurahan.
9) Hasil Pengawasan DPTb-3
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 64
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare yang
tertuang dalam Formulir A dengan Nomor: 317A/SN-24/PW-
00.02/IV/2019 tertanggal 19 Maret 2019, menjelaskan beberapa
hal bahwa sebelum penetapan dibacakan, Bawaslu Kota Parepare
memberikan tanggapan dan KPU Kota Parepare memberikan
jawaban sebagai berikut:
a) Sampai sekarang jajaran Bawaslu Kota Parepare masih
menerima aduan masyarakat yang namanya belum masuk
dalam DPT, dan tidak menutup kemungkinan aduan terkait
potensi DPK ini akan terus ada sampai hari H.
b) Potensi DPK di Parepare pada pleno sebelumnya berjumlah
274 telah dimasukkan kedalam DPTHP-3 kemudian ditarik
keluar lagi dan kembali menjadi potensi DPK.
c) Mempertanyakan apakah ada tambahan dari warga lapas yang
masuk ke DPTb 3 sejak penetapan DPTb-2. KPU Kota Parepare
menjelaskan bahwa tidak ada perubahan data di Lapas, karena
tambahan penghuni lapas tidak dapat menunjukkan identitas
kependudukannya.
d) Mempertanyakan update pemilih AC dan memiinta penjelasan
tentang kepastian pemilih AC yang belum memilih apakah
diperbolehkan menggunakan hak pilihnya karena yang
bersangkutan tidak memiliki KTP-el.
e) Jumlah pemilih AC yang belum merekam adalah 806. KPU Kota
Parepare akan mempertanyakan kepastian ke KPU Provinsi
Sul-Sel apakah di hari H nanti, warga sejumlah 806 tersebut
diperbolehkan memilih di TPS atau tidak.
f) KPU Kota Parepare menyampaikan bahwa Sidalih belum sesuai
dengan Berita Acara karena masih ada proses tarik masuk
yang belum disetujui didaerah asal/tujuan.
g) Hasil Koordinasi dengan KPU Kota Parepare, diketahui bahwa:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 65
1. Jumlah pemilih pindah dalam Kota Parepare hanya 1
orang, sisanya merupakan pemilih pindah dari luar Kota
Parepare
2. Jumlah pemilih Lapas yaitu 296 dengan rincian laki-laki 275
dan perempuan 21
h) Uraian DPTb masuk sampai 10 April 2019 yaitu:
1. Lapas sebanyak 1 dengan rincian laki-laki 1, perempuan 0
2. Rumah Sakit sebanyak 2 dengan rincian laki-laki 1,
perempuan 1
3. Pindah karena alasan bencana sebanyak 2 dengan rincian
laki-laki 1, perempuan 1
4. Pindah Tugas sebanyak 73 dengan rincian laki-laki 46,
perempuan 27, dengan total 78 dengan rincian laki-laki 49,
perempuan 29.
b. Rekomendasi
Bahwa Bawaslu Kota Parepare merekomendasikan hasil
pengawasan Pencermatan terhadap perbaikan DPT karena pemilih
ganda 26 orang, pemilih memenuhi syarat namun belum masuk ke
dalam DPT: 24 orang, pemilih yang tidak memenuhi syarat sebanyak
16 orang. Bawaslu Kota Parepare menyampaikan rekomendasi
perbaikan DPT pada tanggal 10 September 2018, Nomor: 178/SN-
24/PM.00-05/IX/2018 kepada KPU Kota Parepare.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Dari hasil-hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare beberapa
hal yang telah ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare baik
penyampaian tersebut lisan maupun tertulis seperti:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 66
Rekomendasi Bawaslu Parepare telah ditindaklanjuti oleh KPU
Kota Parepare Nomor: 629/PL.03.1-Peny/7372/KPU-Kot/IX/2018.
Hasil tindak lanjut KPU Kota Parepare adalah sebagai berikut:
1) 26 pemilih ganda telah dihapus sebanyak 13 pemilih
2) 24 pemilih memenuhi syarat tidak masuk dalam DPT
3) 16 pemilih tidak memenuhi syarat, telah dicoret sebanyak 16.
4. Dinamika dan Permasalahan
Kenyataan yang terjadi pada pelaksanaan Pemilihan Serentak
DPR, DPD dan DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 masih
ditemukan adanya kelemahan-kelemahan dalam pembuatan regulasi
yang tidak secara spesifik mengatur tentang kebutuhan-kebutuhan
operasional penyelenggara sehingga penjelasan selanjutnya yang dibuat
oleh KPU melalui surat edaran, terkadang tidak melegitimasi keputusan-
keputusan yang dikeluarkan.
Berdasarkan Undang-undang Pemilu sebaiknya disempurnakan
dengan memberikan keleluasaan kepada penyelenggara pemilu untuk
mengeluarkan keputusan-keputusan yang bersifat operasional dan
mengeluarkan kebijakan yang tidak terakomodir dalam Undang-undang
pemilu tentang pemberian keluasan kepada setiap Warga Negara untuk
menggunakan hak pilihnya, selama tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi. Dan pemuktahiran data pemilih
tidak terbatas pada satu tahapan dengan waktu yang singkat, akan tetapi
perlu ditetapkan sebagai tahapan pemilu yang bersifat kontinu, sampai
menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan
Secara umum, pengawasan tahapan pemuktahiran data dan
daftar pemilih pada Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2019 di Kota Parepare berjalan dengan baik.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 67
Beberapa pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Parepare
beserta jajarannya terbukti dapat mengurangi tingkat pelanggaran yang
terjadi. Hal ini juga tidak lepas dari peran aktif masyarakat dalam
mengawasi pelaksanaan pencocokan dan penelitian yang dilakukan oleh
PPDP sehingga proses pemuktahiran data dan daftar pemilih dapat
berjalan dengan baik.
Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri masih terdapat
kelemahan-kelemahan dalam pembuatan regulasi yang tidak secara jelas
mengatur tentang teknis-teknis pelaksanaan ditiap sub tahapan. Sehingga
terkadang masih terjadi perbedaan pemahaman dalam pengaplikasiannya
di lapangan.
Perlu adanya kerjasama dan koordinasi berkelanjutan antara
KPU, Bawaslu, Dukcapil, Lapas dan pihak-pihak terkait lainnya mengenai
daftar penduduk atau penghuni Lapas yang memiliki hak pilih.
B. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik
1. Pelaksanaan Pengawasan Dalam Tahapan dan SubVerifikasi Partai
Politik
Tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2019 salah satunya
adalah tahapan verifikasi partai politik (Parpol) calon peserta Pemilu
Tahun 2019. Hal tersebut sejalan dengan ketentuan Undang Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Pada
pasal 176 ayat (1) disebutkan, Partai Politik dapat menjadi Peserta Pemilu
dengan mengajukan pendaftaran untuk menjadi calon Peserta Pemilu
kepada KPU. Dalam rangka menjalankan amanat Undang Undang Nomor
7 tahun 2017 tersebut, KPU juga sudah mengeluarkan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2017 Tentang Tahapan, Program dan
Jadwal Penyelenggraan Pemilihan Umum 2019.
Dalam PKPU tersebut telah dimuat jadwal pendaftaran parpol
calon peserta Pemilu 2019, dimulai dari tanggal 3 – 16 Oktober 2017. Sub
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 68
tahapan tersebut meliputi, Pendaftaran partai politik dan penyerahan
syarat pendaftaran oleh partai politik kepada KPU, dan Penerimaan
salinan bukti keanggotaan partai politik oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota,
berikut lampiran PKPU No.07 Tahun 2017 mengenai Tahapan, Program
dan Jadwal Pendaftaran Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2019.
Tabel 2.24 Jadwal Pendaftaran Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2019
Uraian Jadwal
Awal Akhir
Pendaftaran Partai Politik dan Penyerahan Syarat Pendaftaran oleh Partai Politik Kepada KPU
3 Oktober 2017 16 Oktober 2017
Penerimaan Salinan Bukti Keanggotaan Partai Politik oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
3 Oktober 2017 16 Oktober 2017
Penelitian Administrasi oleh KPU dan KPU/KIP Kabupaten / Kota
17 Oktober 2017 15 November 2017
Penyampaian Hasil Penelitian Administrasi
16 November 2017 17 November 2017
Perbaikan Administrasi oleh Partai Politik
18 November 2017 1 Desember 2017
Penelitian Administrasi Hasil Perbaikan
2 Desember 2017 11 Desember 2017
Penyampaian Hasil Penelitian Administrasi Perbaikan kepada KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
12 Desember 2017 15 Desember 2017
Penyampaian Hasil Penelitian Administrasi Perbaikan kepada Pimpinan Partai Politik tingkat pusat
12 Desember 2017 14 Desember 2017
Verifikasi kepengurusan dan keanggotaan DPC partai politik oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
15 Desember 2017 4 Januari 2018
Penyampaian Hasil Verifikasi Kepengurusan dan Keanggotaan DPC Partai Politik oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota kepada DPC Partai Politik
4 Januari 2018 6 Januari 2018
Perbaikan terhadap Hasil Verfikasi oleh DPC Partai Politik
7 Januari 2018 20 Januari 2018
Verifikasi hasil perbaikan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
6 Februari 2018 6 Februari 2018
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 69
Penyusunan Berita Acara hasil verikasi oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota
7 Februari 2018 8 Februari 2018
Penyampaian hasil verifikasi faktual di tingkat KPU/KIP Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi/KIP Aceh
9 Februari 2018 10 Februari 2018
Rekapitulasi hasil verifikasi faktual di tingkat KPU/KIP Kabupaten/Kota di KPU Provinsi/KIP Aceh
11 Februari 2018 12 Februari 2018
Penyampaian hasil verifikasi faktual kepada KPU
13 Februari 2018 14 Februari 2018
Rekapitulasi nasional hasil verifikasi faktual Partai Politik Calon Peserta Pemilu
15 Februari 2018 17 Februari 2018
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu
17 Februari 2018 17 Februari 2018
Pengundian dan penetapan nomor urut partai politik
18 Februari 2018 18 Februari 2018
Pengumuman Partai Politik peserta pemilu
18 Februari 2018 20 Februari 2018
Dalam rangka implementasi pelaksanaan PKPU Nomor 7 Tahun
2017, KPU juga sudah mengeluarkan PKPU Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Persyaratan Parpol menjadi peserta Pemilu sudah sangat tegas di atur
dalam Pasal 10 ayat (1) dan (2), PKPU 7 Tahun 2017.
Ada dua sub tahapan yang dilakukan oleh KPU dalam rangka
penelitian kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen persyaratan
Parpol calon peserta Pemilu yaitu meliputi tahapan penelitian
admnistrasi, dan tahapan verifikasi faktual. Verifikasi Faktual
adalah penelitian dan pencocokan terhadap kebenaran objek di lapangan
dengan dokumen persyaratan Partai Politik menjadi Peserta Pemilu.
Kegiatan verifikasi merupakan instrumen yang dipergunakan untuk
memeriksa dan menilai keterpenuhan persyaratan partai politik calon
peserta pemilu untuk dapat ditetapkan sebagai peserta pemilu.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 70
Di luar beberapa permasalahan yang telah muncul, sebenarnya
terdapat potensi masalah yang tak kalah besarnya dalam
penyelenggaraan tahapan ini, yakni tidak terpenuhinya persyaratan
kepengurusan partai politik di tingkat kecamatan, sebagaimana
dipersyaratkan dalam UU nomor 07 tahun 2017 pasal 173 ayat (2) huruf
d. Dampaknya bisa diperkirakan bahwa akan ada kemungkinan partai
politik ditetapkan sebagai peserta Pemilu oleh KPU, padahal partai
tersebut tidak memenuhi persyaratan kepengurusan di tingkat
kecamatan tersebut.
Panwaslu beserta jajaranya yang diberikan amanah untuk
mengawasi proses tersebut, tentu tidak menginginkan KPU melakukan
hal-hal yang mengarah kepada pelanggaran. Harapannya, terbangun
sinergitas yang baik antara Bawaslu-KPU di atas landasan hukum yang
jelas, demi menjaga integritas penyelenggaraan.
Sedangkan bagi Parpol calon peserta Pemilu 2019, tidak ada jalan
lain, kecuali mempersiapkan diri menghadapi tahapan ini. Tertib
administrasi Parpol adalah salah satu pintu masuk menjadi peserta dalam
pesta demokrasi tahun 2019.
a. Kerawanan-kerawanan dan IKP
Berdasarkan Peraturan KPU No. 5 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2019,
kegiatan verifikasi faktual tingkat kabupaten/kota akan berlangsung
dari tanggal 30 Januari hingga 1 Februari 2018. Panwaslu Kota
Parepare sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk
melakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan Pemilu, Panwaslu
Kota Parepare tentunya perlu melakukan pengawalan yang
komprehensif terhadap proses verifikasi yang akan dilakukan oleh
KPU Kota Parepare.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 71
Persiapan yang dilakukan oleh Panwaslu Kota Parepare dalam
melakukan pengawasan verifikasi Partai Politik secara prinsip sudah
cukup optimal. Dari aspek legal formal, kami bergerak sesuai
Peraturan Bawaslu tentang Pengawasan Atas Pendaftaran, Verifikasi
Partai Politik Calon Peserta Pemilu dan Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Perbawaslu ini yang
akan menjadi koridor hukum bagi seluruh jajaran pengawas Pemilu
dalam pelaksanaan tugasnya.
Beberapa titik rawan dalam verifikasi Partai Politik di antaranya:
1) Ketidakpatuhan Partai Politik dalam penyerahan dokumen
persyaratan sesuai jadwal tahapan;
2) Transaksi politik antara oknum penyelenggara pemilu dengan
calon peserta pemilu, termasuk konspirasi atau suap Partai
Politik calon peserta pemilu dalam pelaksanaan verifikasi;
3) Pemenuhan keterwakilan perempuan berdasarkan kebutuhan
verifikasi Partai Politik di luar jadwal;
4) Verifikasi faktual keberadaan Kantor Partai Politik calon peserta
ditingkat Kota;
5) Pemenuhan susunan kepengurusan berdasarkan verifikasi Partai
Politik;
6) Tidak adanya verifikasi faktual terkait terpenuhnya syarat
memiliki 50% kepengurusan ditingkat kecamatan;
7) Ketertutupan metodologi sampling yang digunakan oleh KPU
dalam melakukan verifikasi faktual jumlah keanggotaan di setiap
Kabupaten/Kota;
8) Banyaknya pendaftaran Partai dan penyerahan kelengkapan
persyaratan pada hari terakhir pendaftaran Partai Politik calon
peserta Pemilu;
9) Terpenuhinya persyaratan administrasi dan faktual (kelengkapan
dan keabsahan) Partai Politik calon peserta Pemilu;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 72
10) Pencatutan nama masyarakat dalam kepengurusan oleh partai
politik tanpa sepengetahuan yang bersangkutan;
11) Keanggotaan fiktif maupun keanggotaan ganda partai politik.
b. Perencanaan Pengawasan
Selain memperhatikan koridor hukum, Banwaslu Kota
Parepare juga telah melaksanakan strategi dan mekanisme
pengawasan pelaksanaan verifikasi Partai Politik sesuai arahan
Bawaslu RI melalui Bawaslu Provinsi. Aspek paling krusial dalam
tahapan verifikasi adalah implementasi di lapangan terutama dalam
hal pelaksanaan penelitian faktual terhadap kepengurusan Partai
Politik sampai tingkat kecamatan, keterwakilan 30 % perempuan
dalam kepengurusan, dan keanggotaan Partai Politik di tingkat
kabupaten/kota. Panwaslu Kota Parepare mengambil langkah-
langkah berikut :
1) pengawasan yang secara garis besar difokuskan pada hal
penyiapan struktur pengawas Pemilu sampai tingkat terendah;
2) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan verifikasi
Partai Politik. Untuk dapat melakukan pengawasan tersebut
Bawaslu telah melakukan pertemuan dan diskusi dengan banyak
stakeholder seperti KPU, Pemantau, Pakar, dan institusi terkait
lainnya. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan pengawasan
verifikasi Partai Politik dapat berjalan optimal sehingga hak
konstitusional Partai Politik peserta Pemilu dapat terpenuhi
dengan baik.
2. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Subtahapan Verifikasi Partai
Politik
a. Pencegahan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 73
1) Untuk mencegah terjadinya indikasi kecurangan pada Tahapan
Verfikasi Partai Politik Calon Peserta pemilu, Panwaslu Kota
Parepare telah melakukan pencegahan pelanggaran verifikasi
Partai Politik calon Peserta Pemilu dengan menghimbau kepada
KPU dan partai politik calon peserta, serta mengajak seluruh
lapisan masyarakat Kota Parepare untuk ikut andil dalam
mengawasi seluruh Tahapan Pemilu 2019 ini pada saat
menghadiri Undangan Sosialisasi KPU Kota Parepare tentang Tata
Cara Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Peserta
Pemilu pada tanggal 2 Oktober 2017 di Hotel Bukit Kenari.
2) Dengan masuknya Tahapan Pendaftaran, Verfikasi dan Penetapan
Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2019, Panwaslu
Kota Parepare meminta Daftar nama partai politik serta nama
pengurus yang terdaftar di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol) Kota Parepare dengan nomor :18/SN-
24/HM.02.00/X/2017 tertanggal 09 Oktober 2017.
3) Menindaklanjuti surat Badan Pengawas Pemilihan Umum republik
Indonesia Nomor : 889/Bawaslu/PM.00.01/IX/2017 tertanggal 29
September 2017 perihal Pengawasan Pendaftaran dan Penelitian
Administrasi partai Politik Calon Peserta Pemilihan Umum tahun
2019, Panwaslu Kota Parepare telah menyampaikan surat kepada
Partai Politik se Kota Parepare dengan Nomor : 22/SN-
24/HM.02.00/IX/2017 tertanggal 11 Oktober 2017 tertanggal 11
Oktober 2017 tentang penyerahan salinan kepengurusan Partai
Politik kepada KPU Kota Parepare. Panwaslu Kota Parepare
bersama dengan Panwaslu Kecamatan melakukan pengawasan
pendaftaran dan penelitian Administrasi Partai Politik Calon
peserta Pemilihan Umum Tahun 2019 di Kantor KPU Kota
Parepare dengan nomor Surat : 36/SN-24/HM-02.00/X/2017
tertanggal 28 Oktober 2017.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 74
4) Selain itu, bersama Panwaslu Kota Parepare memaksimalkan
pengawasan terhadap setiap tahapan dan Subtahapan Verifikasi
Partai Politik Calon Peserta Pemilu Tahun 2019. Berdasarkan
PKPU Nomor 11 Tahun 2014 Pasal 42 dan Keputusan KPU RI
Nomor : 205/HK.03.1-Kpt/03/KPU/XI/2017 Tentang tata cara
pendaftaran dan pemeriksaan dokumen persyaratan partai politik
calon peserta pemilu tahun 2019 pasca putusan Bawaslu,
penyampaian hasil verifikasi faktual kepengurusan dan
keanggotaan 7 s.d 8 Januari 2018 maka Panwaslu Kota Parepare
bersurat ke KPU Kota Parepare perihal Permintaan Salinan Berita
Acara Hasil Verifikasi Faktual Partai Politik tertanggal 9 Januari
2019.
b. Aktivitas Pengawasan
Bawaslu Kota Parepare melakukan Pengawasan pendaftaran
dan penelitian administrasi Partai Politik, dalam tahapan ini
Panwaslu Kota Parepare melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Strategi pengawasan terhadap pelaksanaan pendaftaran partai
politik calon peserta Pemilu Tahun 2019 adalah pengawasan
langsung di KPU Kota Parepare.
2) Dalam melakukan pengawasan langsung tersebut, dilakukan
proses sebagai berikut:
a) Melakukan koordinasi dengan KPU Kota Parepare dan Partai
Politik di Kota Parepare;
b) Pembentukan tim pengawasan;
c) Menyusun peta kerawanan yang berpotensi terjadinya
pelanggaran;
d) Melakukan pengawasan langsung dengan menempatkan tim
pengawasan pada masa penyerahan salinan kartu tanda
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 75
anggota partai politik dan salinan kartu tanda penduduk
elektronik atau surat keterangan;
e) Menyusun laporan hasil pengawasan dan disampaikan
kepada Bawaslu Provinsi.
3) Substansi pengawasan tersebut adalah memastikan KPU Kota
melakukan hal-hal berikut:
a) Menerima salinan kartu tanda anggota Partai Politik dan
salinan kartu tanda penduduk elektronik atau surat
keterangan yang disampaikan oleh Pengurus Partai Politik
tingkat Kabupaten melalui petugas penghubung;
b) Menerima daftar nama dan alamat anggota Partai Politik
yang disampaikan oleh Pengurus Partai Politik di Kota
Parepare melalui petugas penghubung;
c) Meneliti kelengkapan dan kebenaran salinan kartu tanda
anggota Partai Politik dan salinan kartu tanda penduduk
elektronik atau surat keterangan sebagaimana di maksud
pada poin a, dan daftar nama dan alamat anggota Partai
Politik sebagaimana dimaksud pada poin b, dengan daftar
nama dan alamat yang terdapat dalam sipol;
d) Memberikan tanda terima penyerahan dokumen
sebagaimana dimaksud pada poin a dan b kepada Pengurus
Partai Politik melalui Petugas Penghubung Partai Politik calon
Peserta Pemilu di Kota Parepare;
e) Mengembalikan dokumen pemenuhan persyaratan
keanggotaan dan meminta Partai Politik untuk melengkapi
serta menyampaikan kembali dokumen persyaratan yang
dimaksud sampai dengan batas akhir waktu pendaftaran jika
terdapat kekurangan dokumen hardcopy yang telah
diserahkan pada saat pendaftaran partai politik calon Peserta
Pemilu;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 76
f) Memastikan petugas pendaftaran, penerima
berkas/dokumen dan verifikator berkas/dokumen bekerja
secara profesional.
g) Menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) untuk
pelaksanaan teknis pendaftaran, penelitian administrasi dan
verifikasi faktual Partai Politik Peserta Pemilu;
h) Mematuhi batas waktu penerimaan pendaftaran sesuai
dengan PKPU Nomor 11 Tahun 2017 tentang pendaftaran,
verifikasi, dan penetapan Partai Politik Peserta Pemilu
Anggota DPR dan DPRD;
i) Memberikan akses data/dokumen dan informasi kepada tim
pengawas Pemilu dalam pelaksanaan pendaftaran dan
penelitian administrasi Partai Politik Calon Peserta Pemilu
Tahun 2019.
4) Pengawasan terhadap mekanisme, tata cara dan prosedur
dilakukan melalui pengawasan terhadap ketaatan KPU Kota
Parepare terkait;
a) Batas waktu/jam yang telah ditetapkan
b) Keterbukaan proses
c) Tertib administrasi
d) Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu
Provinsi.
Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan berdasar pada Alat
kerja sesuai lampiran Surat Bawaslu Provinsi Sul-Sel tentang Alat
kerja yang telah dilaporkan yaitu:
Tabel 2.25 Alat Kerja Tahapan dan Subtahapan Verifikasi Partai Politik
No Alat Kerja Jenis
Formulir
1 1) Alat Kerja Pengawasan Penyerahan Dokumen Persyaratan Keanggotaan Partai Politik :
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 77
a) Alat kerja untuk pengawasan kepada KPU/KIP Kab/Kota
b) Alat kerja pengawasan kepada Partai Politik
c) Alat kerja pengawasan Penelitian Administrasi KPU Kab/Kota
d) Alat kerja pengawasan Verifikasi Faktual di Tingkat KPU Kab/Kota
2) Alat Kerja Penyerahan syarat keanggotaan Parpol ditingkat Kab/Kota
(Form A2.VP-0)
3) Alat Kerja Kepengurusan Parpol.
a. Kepatuhan Prosedur Dalam Proses Verifikasi ditingkat Kab/kota
(Form VF.KK.01 Kab/Kota)
b. Kepatuhan Prosedur Dalam proses Verifikasi ditingkat Kab/Kota
(Form VF.KK.02 Kab/Kota)
c. Pengawasan Verifikasi kantor tetap ditingkat Kab/kota
Pengawasan proses verifikasi faktual parpol calon peserta
Pemilu 2019 dilakukan secara melekat. Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) Kota Parepare menggelar Rapat Kerja Teknis bersama
seluruh Panwascam, guna menghadapi tahapan Pemilu 2019 terkait
pengawasan proses penelitian administrasi dan verifikasi faktual
persyaratan Partai Politik calon peserta Pemilu 2019 yang
dilaksanakan KPU.
Saat KPU melaksanakan proses penelitian Parpol yang sudah
mendaftar, setelah itu dilakukan verifikasi faktual. KPU akan
melakukan verifikasi faktual dengan metode sampling. Namun,
berdasarkan intruksi dari Bawaslu, diminta melakukan pengawasan
verifikasi faktual dengan melakukan metode sensus, by name by
adress. Oleh karenanya, seluruh personalia Panwascam yang terdiri
dari tiga orang komisioner dan delapan orang staff dan sekretariat,
melakukan pembagian tugas agar verifikasi faktual secara sensus
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 78
tersebut bisa dilakukan secara maksimal. Selain itu, ajakan kepada
masyarakat agar ikut berpartisipasi melakukan pengawasan dari
semua proses dan tahapan Pemilu 2019, sehingga hajat akbar
demokrasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan tanpa konflik.
Untuk tingkat kota, pengurus partai politik harus melakukan
pendaftaran di KPU kabupaten / kota, dengan menyerahkan syarat
administrasi daftar anggota minimal 1000 anggota untuk masing-
masing Parpol, dengan melampirkan fotocopy Kartu Tanda Anggota
(KTA) dan E-KTP.
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan Pengawasan
Pendaftaran Partai Politik di KPU Kota Parepare dari tanggal 3
Oktober 2017 s/d 16 Oktober 2017 sebagai berikut :
Tabel 2.26 Partai Politik yang diterima Salinannya sesuai dengan Sipol
No Partai Politik yang diterima Salinannya sesuai dengan Sipol
Jumlah Nama Partai
1 201 PSI
2 181 Nasdem
3 203 PDIP
4 1922 Perindo
5 237 PBB
6 1234 Golkar
7 207 Garuda
8 898 PAN
9 379 PPP
10 972 Gerindra
11 189 PKS
12 221 Demokrat
13 213 PKPI
14 201 Berkarya
15 1908 Hanura
16 230 PKB
17 191 Idaman
18 177 Parsindo
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 79
Tabel 2.27
Hasil Penelitian Administrasi
Keanggotaan Partai Politik Calon Peserta Pemilu
No
Partai Politik yang diterima Salinannya sesuai dengan Sipol
Keterangan
Jumlah Nama Partai MS TMS
1 201 PSI 55 146
2 181 Nasdem 145 35
3 203 PDIP 141 62
4 1922 Perindo 1423 569
5 237 PBB 84 153
6 1234 Golkar 956 278
7 207 Garuda 181 26
8 898 PAN 469 429
9 379 PPP 285 104
10 972 Gerindra 287 684
11 189 PKS 96 93
12 221 Demokrat 206 15
13 213 PKPI 66 147
14 201 Berkarya 165 36
15 1908 Hanura 693 1215
16 230 PKB 105 125
17 191 Idaman 0 191
18 177 Parsindo 18 159
Tabel 2.28
Hasil Penelitian Administrasi Perbaikan
Keanggotaan Partai Politik Calon Peserta Pemilu
No Perbaikan Keanggotaan Keterangan
Jumlah Nama Partai MS TMS
1 47 PSI 39 8
2 40 Nasdem 34 6
3 67 PDIP 58 9
4 15 Perindo 13 2
5 1 Golkar 1 0
6 219 Garuda 211 8
7 103 PPP 81 22
8 1 Gerindra 1 0
9 93 PKS 82 11
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 80
10 1 Demokrat 1 0
11 150 PKPI 117 33
12 35 Berkarya 24 11
13 8 Hanura 5 3
14 75 PKB 58 17
15 200 Idaman 153 47
16 180 Parsindo 43 137
Selain kegiatan yang di jelaskan di atas, Bawaslu dan KPU Kota
Parepare melakukan kegiatan dengan turun langsung kelapangan
untuk memastikan kebenaran dokumentasi Partai peserta Politik.
Berdasarkan hasil Verifikasi Faktual Kepengurusan,
Keterwakilan Perempuan, Domisili Kantor, dan Keanggotaan Partai
Politik Calon Peserta Pemilu Tingkat Kota Parepare sesuai dengan
Berita acara Nomor:10/PL.03.BA/7372/KPU-Kot/II/2018.
Berdasarkan hasil verifikasi tersebut KPU Kota Parepare dan
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan:
1. Mendatangi Kantor tetap Partai Politik tingkat Kota Parepare
untuk membuktikan bahwa kesesuaian antara Nama Ketua,
Sekretaris dan Bendahara yang tercantum dalam Keputusan
Pimpinan Partai Politik tetntang susunan Kepengurusan Partai
Politik tingkat Kabupaten dengan KTA yang dimiliki oleh masing-
masing Pengurus untuk setiap Partai Politik.
2. Membuktikan kesesuaian antara jumlah 30% (Tiga Puluh Persen)
keterwakilan perempuan yang tercantum dalam keputusan
Pimpinan Partai Politik tentang Susunan Kepengurusan Partai
Politik tingkat Kota Parepare dengan jumlah Pengurus
Perempuan yang hadir untuk setiap Partai Politik.
3. Mendatangi Kantor Partai Politik Tingkat Kota Parepare untuk
membuktikan kesesuaian antara domisili tetap dengan surat
keterangan domisili dari camat/lurah/kepala desa/sebutan lainya
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 81
untuk setiap Partai Politik.
4. Mendatangi alamat Anggota Partai Politik serta mencocokkan
daftar nama keanggotaan untuk membuktikan kebenaran bahwa
anggota Partai Politik yang bersangkutan menjadi anggota Partai
Politik tersebut dengan mencocokan KTA dan KTP
Elektronik/surat keterangan yang di miliki untuk setiap Partai
Politik.
Berdasarkan Surat Edaran Bawaslu RI Nomor:
1540/K.Bawaslu/PM.00.00/XII/2017 tertanggal 11 Desember 2017
perihal Pengawasan Verifikasi Faktual Partai Politik Calon Peserta
Pemilu Tahun 2019, Panwas Kota Pareapre melakukan pengawasan
dan menuangkan dalam formulir A dan Alat Kerja Verfikasi Faktual
Partai Politik Peserta Pemilu. Dalam Verifikasi Faktual Partai Politik
Calon Peserta Pemilu Tahun 2019 terdapat 14 (empat belas) Partai
Politik yang memenuhi syarat keanggotaan partai politik paling
sedikit 50% dari jumlah kecamatan. Partai Politik yang memenuhi
syarat tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.29
Nomor Urut Partai Politik dan Nama Partai Politik
No. Urut parpol
Partai Politik
1 Partai PKB
2 Partai Gerindra
3 Partai PDIP
4 Partai Golkar
5 Partai Nasdem
6 Partai Garuda
7 Partai Berkarya
8 Partai PKS
9 Partai Perindo
10 Partai PPP
11 Partai PSI
12 Partai PAN
13 Partai Hanura
14 Partai Demokrat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 82
Terdapat (dua) Partai Politik Calon Peserta Pemilu yang tidak
memenuhi Persyaratan Kelengkapan Dokumen Kepengurusan Partai
Politik diantaranya adalah Partai Idaman dan Partai Parsindo.
Dokumen persyaratan yang digunakan dalam verifikasi faktual
kepengurusan partai politik berdasarkan data yang berada dalam
Sipol dan berkas yang diserahkan partai politik kepada KPU.
3. Hasil – Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Subtahapan Verifikasi
Partai Politik
a. Temuan
Pada pengawasan Tahapan Verifikasi Faktual Partai Politik
Peserta Pemilu Tahun 2019 tidak ditemukan hal – hal yang tidak
sesuai dengan aturan.
b. Rekomendasi
Pengawasan Tahapan Verifikasi Faktual Partai Politik Peserta
Pemilu Tahun 2019 tidak ada rekomendasi yang telah disampaikan.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Pengawasan Tahapan Verifikasi Faktual Partai Politik Peserta
Pemilu Tahun 2019 sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan
Bawaslu.
4. Dinamika dan Permasalahan
Masalah yang muncul Selama tahapan verifikasi ialah penghentian
sementara waktu proses verifikasi faktual kepada empat Partai Politik
baru calon peserta pemilu 2019. Keempat parpol tersebut yaitu Perindo,
Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, dan Partai Berkarya.
Penghentian proses verifikasi faktual ini dilakukan dalam rangka
penyesuaian proses, setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor
53 Tahun 2018.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 83
Hasilnya Proses verifikasi faktual dilanjutkan kembali bersamaan
dengan verifikasi faktual untuk 12 parpol lama peserta pemilu 2014, ini
sesuai Surat Edaran (SE) KPU Nomor 62/PL.01.1-SD/03/KPU/I/2018
tertanggal 21 Januari 2018, kepada Ketua KPU Provinsi/KIP Aceh dan
Ketua KPU/KIP Kabupaten/Kota. Adapun isi dari SE 62/2018 tersebut
yaitu KPU/KIP Kabupaten/Kota yang sedang melaksanakan verifikasi
faktual hasil perbaikan agar dihentikan sementara waktu, untuk
selanjutnya pelaksanaan verifikasi faktual hasil perbaikan disesuaikan
dengan jadwal sebagaimana diatur dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2018
tentang Perubahan PKPU Nomor 7 Tahun 2017. KPU Kabupaten/Kota
diharap segera memahami dan melakukan supervisi mengenai tata cara
verifikasi faktual hasil perbaikan sebagaimana dimaksud dalam PKPU
Nomor 6 Tahun 2018 yang jadwal pelaksanaannya berpedoman pada
PKPU Nomor 5 Tahun 2018.
Kemudian apabila ada perbedaan data kepengurusan partai politik
tingkat provinsi dan kabupaten/kota, maka partai politik bersangkutan
wajib memperbaiki dengan menyerahkan Keputusan DPP tentang
susunan kepengurusan yang baru. Apabila diperiksa dengan ketentuan
baru hasil verifikasi faktualnya sudah memenuhi syarat, maka proses
perbaikan tidak perlu dilanjutkan. Namun, apabila ternyata masih kurang
atau ada yang tidak memenuhi syarat (TMS), maka berapa jumlah yang
harus diperbaiki mengacu pada ketentuan baru.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Dan Subtahapan Verifikasi
Partai Politik
Terkait Tahapan Verifikasi Faktual Partai Politik Bakal Calon
Peserta Pemilu 2019 dan Calon Perseorangan Pasca Putusan Bawaslu RI
di Kantor KPU RI terkait 7 Partai Politik yang tidak dapat mengikuti Pemilu
2019. Adapun Tujuh Partai Politik yang tidak dapat mengikuti Pemilu
2019 adalah Partai Rakyat, Partai Idaman, Partai Bhinneka Indonesia,
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 84
Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Republik, Partai Suara
Rakyat Indonesia dan Partai Indonesia Kerja.
Di Kota Parepare, Tahapan Verifikasi Faktual Partai Politik menjadi
fenomena tersendiri bagi jajaran. Dari hasil Rapat Evaluasi yang di
lakukan oleh Bawaslu Bersama Jajaran Panwaslu Kecamatan masih ada
beberapa isu yang perlu menjadi perhatian dan untuk di tindak lanjuti
bersama KPU Kota. Isu krusialnya yakni mengenai keterbukaan informasi
antara jajaran KPU di dengan Anggota Panwaslu di Kabupaten Kota, serta
isu KPU kekurangan anggaran untuk melaksanakan verifikasi faktual.
Jajaran Banwaslu di Kota Parepare telah menjalankan upaya
preventif mengenai keterbukaan informasi dengan menggunakan
pendekatan personal kepada KPU, juga pengawasan melekat dalam
menjalankan tugas pengawasan. Terkait keterbukaan informasi public
yang telah di keluarkan oleh KPU dalam PKPU No. 1 Tahun 2015, Bawaslu
menginstruksikan kepada jajarannya untuk kembali bersurat secara resmi
ke KPU dan akan mengkomunikasikan hasil ini bersama KPU Provinsi
Sulawesi Selatan.
C. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD
Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
1. Pengawasan Tahapan dan Subtahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD
Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
Tahapan Pengawasan Pencalonan dalam Pemilihan DPR, DPD dan
DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019
merupakan rangkaian proses dimana peserta pemilihan adalah Pasangan
calon yang diusulkan oleh partai politik/gabungan partai politik atau
pasangan calon jalur perseorangan yang telah memenuhi syarat untuk
ditetapkan sebagai peserta pemilihan, persyaratan calon dan pencalonan
sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pencalonan Penetapan Pasangan Calon
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 85
Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih Dalam
Pemilihan Umum.
Pelaksanaan pendaftaran calon anggota DPRD yang dilakukan oleh
KPU dimulai dengan tahap Pengumuman Pendaftaran Pencalonan yang
dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 3 Juli 2018, kemudian dilanjutkan dengan
pendaftaran Pencalonan pada tanggal 4 s/d 17 Juli 2018, hingga
penetapan daftar calon tetap pada tanggal 20 September 2018.
Pencalonan sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota DPRD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kab/Kota.
Dalam melaksanakan Tahapan Pengawasan Pencalonan, Badan
Pengawas Pemilihan Umum dapat dibantu pegawai jajaran Sekretariat
Badan Pengawas Pemilihan Umum sesuai dengan tingkatannya yang
mendapat surat tugas untuk melaksanakan pengawasan dari Ketua atau
Anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota.
a. Kerawanan-kerawanan dan IKP
Membuat pemetaan potensi kerawanan dalam tahapan
Pencalonan pada Pemilihan anggota DPRD, dalam hal ini Bawaslu
Kota Parepare menitikberatkan pada fokus pengawasan yang terbagi
kedalam 3 (tiga) aspek yaitu:
1) Pengawasan terhadap proses verifikasi persyaratan bakal calon
anggota DPRD yang dilakukan oleh KPU, dalam kaitan ini
bagaimana manajemen verifikasi yang dilaksanakan oleh KPU;
2) Pengawasan terhadap faktualisasi kebenaran kelengkapan
persyaratan bakal calon anggota DPRD, dalam hal ini yang
menjadi objek adalah dokumen persyaratan bakal calon anggota
anggota DPRD;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 86
3) Sinkronisasi hasil pelaksanaan kelengkapan, kebenaran
persyaratan calon dengan penetapan calon anggota DPRD dan
DCT.
Tahapan pencalonan Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 dievaluasi oleh
Komisi Pemilihan Umum (KPU RI) dengan melibatkan Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu RI), Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP), perwakilan seluruh partai politik,
Akademisi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Kerawanan tahapan pencalonan dapat dilihat dari dua
sisi. Kedua sisi tersebut yaitu sisi penyelenggara dan dari sisi
peserta. Dari sisi penyelenggara, yaitu ketidakpatuhan penyelenggara
terhadap prosedur penerimaan pendaftaraan pasangan calon, tidak
menindaklanjuti masukan dan tanggapan masyarakat atas bakal
pasangan Calon. Kemudian keterlambatan atau tidak
dilaksanakannya putusan Pengadilan atau keputusan Pengawas
Pemilu terkait sengketa pencalonan.
Berbagai masalah menyelimuti dari sisi peserta ini,
diantaranya pendaftaran dilakukan diakhir waktu pendaftaran,
berkas pencalonan dan syarat calon tidak lengkap, dokumen
pencalonan dan dokumen syarat calon tidak sah, partai politik
mendaftarkan pasangan calon lebih dari satu pasangan calon
(dukungan ganda).
Partai politik mengusulkan pasangan calon yang telah diusung
dan/atau didaftarkan oleh partai politik/gabungan partai politik lain,
partai politik menerima imbalan dari pasangan calon pada proses
pencalonan untuk mendapatkan dukungan (mahar politik), pasangan
calon perseorangan mendaftarkan diri sebagai calon dengan
mengajukan jumlah dukungan tidak sesuai ketentuan, dan yang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 87
terakhir, surat dukungan bagi pasangan calon perseorangan tidak
disertai bukti dukungan dari pendukung.
Mengutip kerawanan tahapan pencalonan dari sisi peserta ini,
harus dijadikan peringatan bagi partai politik agar tidak menyulitkan
penyelenggara Pemilu pada saat diverifikasi berkas pencalonan.
Selain itu terkait permasalahan krusial pada tahapan pencalonan
yang pernah terjadi, seperti terjadinya konflik internal partai politik
pendukung pasangan calon (dualisme kepengurusan), lalu, masalah
persyaratan calon (ijazah, syarat tidak dipidana/bebas bersyarat,
surat keterangan mundur dari jabatan tertentu, dan surat keterangan
kesehatan), verifikasi persyaratan calon dan persyaratan pencalonan
yang kurang tuntas.
Dalam pendaftaran calon memiliki Potensi Kerawanan,
diantarnya adalah:
a) KPU tidak mengumumkan pendaftaran pencalonan baik bagi
calon perseorangan maupun calon parpol
b) Pengumuman yang dilakukan tidak menjangkau seluruh wilayah
kerja KPU
c) Ketidak-pahaman tata cara mencalonkan diri
d) KPU tidak memberikan akses dokumen persyaratan calon secara
transparan kepada pengawas dan masyarakat
e) Dokumen persyaratan calon diragukan validitas dan
kebenarannya
f) KPU tidak melakukan prosedur yang benar dan/atau standar
sama dalam melakukan pemeriksaan dokumen dan/atau dalam
memfaktualkan dokumen persyaratan pencalonan
g) Ketidak netralan penyelenggara (KPU) akibat adanya hubungan
yang mengakibatkan konflik interst baik hub bisnis maupun
kekerabatan dengan bakal calon
h) Keabsahan persyaratan administrasi bakal calon.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 88
b. Perencanaan Pengawasan
Untuk mendukung optimalisasi pelaksanaan pengawasan,
maka perlu dibatasi ruang lingkup pengaawasan tersebut, sehingga
pengawasan dapat dilakukan dengan fokus tertentu. Diantaranya
adalah:
1) Kepatuhan KPU dalam melaksanakan pemgumuman pendaftaran
sesuai dengan jadwal tahapan dan daya jangkaunya
2) SOP pelayanan KPU dalam melaksanakan tahapan pencalonan
3) Keterbukaan atas seluruh akses informasi dokumen pendaftaran
dan pembentukan tim uji publik
4) Kelengkapan dan kebenaran atas dokumen persyaratan
pencalonan masing-masing calon
5) Netralitas KPU dan tim verifikator dalam melaksanakan tahapan
pencalonan
Berdasarakan atas pemetaan tersebut, maka langkah/teknis
pengawasan pendfataran calon adalah sebagai berikut:
1) Evaluasi atau pengujian hasil pengawasan setiap per sub tahapan
2) Pengawasan layar melalui masukan dan rekomendasi
pengawasan atas perbaikan dalam pelaksanaan tahapan
pencalonan kepada KPU
3) Media Gathering terkait hasil pengawasan di setiap sub tahapan
4) Sosialisasi pendidikan sengketa dan pelanggaran
5) Pengawasan melekat atas pelaksanaan:
a) Pengumuman dan penyerahan pendaftaran calon
b) Verifikasi administrasi dokumen pencalonan
c) Penyerahan dan verifikasi administrasi perbaikan dokumen
persyaratan calon
d) Verifikasi faktual persyaratan dukungan bagi calon
perseorangan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 89
e) Perbaikan persyaratan dukungan bagi calon perseorangan
dan verifikasi faktual atas perbaikannya
6) Pengawasan audit atas pelaksanaan:
a) Penyerahan dokumen kelengkapan persyaratan
b) Verifikasi faktual persyaratan dukungan
7) Supervisi pengawasan sebagai mekanisme kontrol atas kegiatan
pengawasan yang dilakukan pengawas di bawahnya
Perencanaan pengawasan pada tahapan Pencalonan, Bawaslu
membuat alat kerja pengawasan beserta kalender pengawasan
sebagai kontrol waktu atas aktivitas pengawasan.
Tabel 2.30
Jadwal dan mekanisme pengawasan tahapan pencalonan
NO KEGIATAN MEKANISME
PENGAWASAN
WAKTU
AWAL AKHIR
1 Pengumuman Pengajuan Daftar Calon
Pengawasan Melekat
1 Juli 2018 3 Juli 2018
2 Pengajuan Daftar Calon
Pengawasan Dokumen
4 Juli 2018 17 Juli 2018
3 Verifikasi Berkas Calon
Pengawasan Dokumen
5 Juli 2018 18 Juli 2018
4 Penyampaian Hasil Verifikasi
Pengawasan Melekat
19 Juli 2018 21 Juli 2018
5 Perbaikan Daftar Calon/Penggantian
Pengawasan Dokumen
22 Juli 2018 31 Juli 2018
6 Verifikasi Hasil Perbaikan
Pengawasan Dokumen
1 Agt 2018 7 Agt 2018
7 Daftar Calon Sementara (DCS)
Pengawasan Dokumen
8 Agt 2018 12 Agt 2018
8 Masukan/Tanggapan Masyarakat
Pengawasan Melekat
12 Agt 2018
21 Agt 2018
9
Klarifikasi Tanggapan Masyarakat ke Partai
Pengawasan Melekat
22 Agt 2018
28 Agt 2018
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 90
10 Penyampaian Klarifikasi dari Partai
Pengawasan Melekat
29 Agt 2018
31 Agt 2018
11 Pemberitahuan Pengganti DCS
Pengawasan Melekat
1 Sept 2018 3 Sept 2018
12 Pengajuan Penggantian DCS
Pengawasan Dokumen
4 Sept 2018 10 Sept 2018
13 Verifikasi Pengganti DCS
Pengawasan Dokumen
11 Sept 2018
13 Sept 2018
14 Daftar Calon Tetap (DCT)
Pengawasan Dokumen
14 Sept 2018
20 Sept 2018
15 Penetapan DCT Pengawasan Dokumen
20 Sept 2018
20 Sept 2018
16 Pengumuman DCT Pengawasan Melekat
20 Sept 2018
20 Sept 2018
2. Kegiatan Pengawasan Tahapan dan SubTahapan Pencalonan Calon
DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
a. Pencegahan
1) Dalam pengawasan tahapan pencalonan yakni pada pengawasan
pendaftaran Bakal Calon legislatif anggota DPRD tahun 2018,
Bawaslu Kota Parepare melakukan pangawasan secara langsung
terhadap proses Pendaftaran, verifikasi administrasi, verifikasi
Faktual, Penetapan Daftar Calon Sementara (DCS) hingga
Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) Tahun 2018 yang di
selenggarakan oleh KPU Kota Parepare untuk memastikan
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan yang di
lakukan oleh Parpol peserta pemilu tahun 2019.
2) Bawaslu Kota Parepare telah melakukan pengawasan dan
pencegahan berupa penyampaian surat nomor: 154/SN-24/PM-
01.02/VII/2018 tanggal 10 Juli 2018 kepada Ketua Partai Politik Se-
Kota Parepare bahwa jadwal pengajuan daftar calon anggota
DPRD adalah tanggal 4 Juli s/d 17 Juli 2018.
3) Bawaslu Kota Parepare telah menyampaikan surat Himbauan
Penyusunan Rancangan Daftar Calon Sementara (DCS) nomor:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 91
163/SN-24/PM.00.07/VIII/2018, tanggal 11 Agustus 2018 kepada
Ketua KPU, agar kooperatif dalam memberikan informasi data
pada proses pelaksanaan sub tahapan penyusunan dan penetapan
DCS Anggota DPRD Kab/Kota, demi terwujudnya Pemilu Tahun
2019 yang berlangsung secara demokratis.
4) Bawaslu Kota Parepare telah menyampaikan surat Himbauan
Penyusunan Daftar Calon Tetap (DCT) nomor : 184/SN-24/PM-
00.02/IX/2018, tanggal 17 September 2018 kepada Ketua KPU,
agar dalam melakukan Penyusunan DCT Anggota DPRD Kota
Parepare, dapat dilaksanakan sesuai ketentuan pasal 7, pasal 24,
pasal 25, pasal 26, pasal 27 dan pasal 28 PKPU Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pencalonan Anggota DPRD, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota.
b. Aktifitas Pengawasan
1) Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kota Parepare telah
melakukan pengawasan langsung pada saat pendaftaran bakal
calon anggota DPRD Kota Parepare. KPU Kota Parepare membuka
pendaftaran Bacaleg dari tanggal 4 Juli sampai dengan 17 Juli
2018. Sebelum Parpol mengajukan Bacaleg ke KPU, ada beberapa
Parpol datang ke KPU hanya untuk konsultasi saja.
Tabel 2.31
Pendaftaran bakal calon anggota DPRD Parpol Kota Parepare
No Tanggal Pukul Parpol
Dapil 1 Kec.Bacu
kiki/ Bacukiki
Barat
Dapil 2 Kec.
Ujung
Dapil 3 Kec.
Soreang
1 16 Juli 2018
16.00 NASDEM 11 Orang 6 Orang 8 Orang
2 17 Juli 2018
14.45 GOLKAR 11 Orang 6 Orang 8 Orang
3 17 Juli 15.55 DEMOKRAT 11 Orang 6 Orang 8 Orang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 92
2018
4 17 Juli 2018
16.50 PPP 11 Orang 6 Orang 8 Orang
5 17 Juli 2018
16.55 PERINDO 11 Orang 6 Orang 8 Orang
6 17 Juli 2018
17.20 GARUDA 6 Orang 5 Orang 4 Orang
7 17 Juli 2018
19.15 PDIP 11 Orang 6 Orang 8 Orang
8 17 Juli 2018
20.05 HANURA 11 Orang 6 Orang -
9 17 Juli 2018
20.15 GERINDRA 11 Orang 6 Orang 8 Orang
10 17 Juli 2018
20.45 BERKARYA 11 Orang 5 Orang 6 Orang
11 17 Juli 2018
22.40 PAN 11 Orang 6 Orang 8 Orang
12 17 Juli 2018
22.05 PBB 11 Orang 6 Orang 8 Orang
13 17 Juli 2018
22.45 PKS 8 Orang 3 Orang -
14 17 Juli 2018
23.00 PKB 9 Orang 6 Orang 7 Orang
15 17 Juli 2018
23.35 PSI 9 Orang 6 Orang 7 Orang
Pada tanggal 18 Juli s/d 19 Juli 2018, KPU Kota Parepare
melakukan verifikasi atau pemeriksaan berkas bakal calon anggota
DPRD. Dari hasil verifikasi atau pemeriksaan terhadap dokumen
kelengkapan persyaratan bakal calon Anggota DPRD diperoleh
beberapa fakta permasalahan masing-masing partai politik
sebagai berikut :
a) Permasalahan pengisian formulir pencalonan
Tabel 2.32
Permasalahan pengisian formulir pencalonan
Formulir Model BB : • Tidak diisi
• Ada, tapi tidak ditandatangani
Formulir Model BB1 : Ada, tapi mengisi juga formulir Model BB1
Formulir Model BB2 : Ada, tapi mengisi juga formulir Model BB1
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 93
Formulir Model BB 3 : • Tidak ada
• Ada, tapi tidak bermaterai
Formulir Model BB 4 : Ada, padahal bukan anggota TNI, Polri, PNS maupun BUMN/BUMD
Formulir Model BB 5 : Ada, padahal bukan anggota DPRD
Formulir Model BB 6 : Ada, padahal bukan penyelenggara Pemilu
Formulir Model BB 7 : Ada, bukan Kepala Desa atau Perangkat Desa
Formulir Model BB 8 : • Ada, tapi tidak bermaterai
• Ada, tapi milik orang lain
Formulir Model BB 9 : • Tidak ada
• Ada, tapi tidak bermaterai
Formulir Model BB 10 : • Tidak ada
• Ada, tapi tidak bermaterai
Formulir Model BB 11 : • Ada, tapi tidak ada foto
• Ada, tapi tidak ditandatangani.
b) Permasalahan terkait ijazah
Pola permasalahan kelengkapan ijazah antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Tidak memiliki ijazah SMA;
2. Ijazah SMA menggunakan keterangan kehilangan, namun
tidak ada lampiran keterangan dari kepolisian;
3. Nama di ijazah berbeda dengan dokumen lainnya;
4. Ijazah SMA di scan;
5. Legalisir ijazah tidak ada tanggal atau tanggal lama (bukan
terbaru)
6. Ijazah tidak dilegalisir;
7. Dalam ijazah tidak ada foto dan cap tiga jari;
8. Ijazah S-1/S-2 tidak ada, namun pencantuman nama
menggunakan gelar S-1/S-2.
c) Permasalahan Surat Keterangan
Pola permasalahan kelengkapan Surat Keterangan antara lain
adalah sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 94
1. Tidak memiliki (1) Surat keterangan tanda bukti terdaftar
sebagai pemilih, (2) Surat Keterangan sehat jasmani dan
rohani dan (3) Surat Keterangan bebas Narkoba;
2. Surat Keterangan bebas narkoba tidak ada;
3. Surat Keterangan tanda bukti terdaftar sebagai pemilih
tidak ada;
4. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani tidak ada atau
hanya fotocopy dilegalisir;
5. Surat keterangan bebas narkoba di scan atau foto copy;
6. Surat keterangan tanda bukti terdaftar sebagai pemilih
hasil scaning;
7. Surat keterangan tanda bukti terdaftar sebagai pemilih
Pemilukada bukan Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD;
8. Surat keterangan sehat jasmani tidak menyimpulkan sehat
jasmani;
9. Surat keterangan tanda bukti terdaftar hanya berupa surat
keterangan penduduk dari kantor kelurahan/kecamatan;
10. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dikeluarkan
oleh RS swasta; dan
11. Surat keterangan bebas narkoba dikeluarkan oleh RS.
Swasta.
d) Permasalahan lainnya yang terpotret dalam proses
pengawasan ini adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan nama antara KTP dengan KTA dengan Formulir
Model;
2. Fotocopy KTP dan KTA tidak ada/tidak jelas;
3. KTP sudah tidak berlaku;
4. KTP tidak ada foto;
5. KTP sudah tidak berlaku;
6. KTP tidak ada foto dan tanda tangan.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 95
2) Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kota Parepare melakukan
pengawasan perbaikan dokumen/penggantian bakal calon
anggota DPRD Kota Parepare yang dilaksanakan oleh KPU Kota
Parepare.
Tabel 2.33
Perbaikan/penggantian bakal
calon anggota DPRD Parpol Kota Parepare
No Tanggal Pukul Parpol
Dapil 1 Kec.Bacukiki/
Bacukiki Barat
Dapil 2 Kec.
Ujung
Dapil 3 Kec.
Soreang
1 31 Juli 2018
19.35 NASDE
M 3 Orang 1 Orang 3 Orang
2 31 Juli 2018
15.00 GOLKA
R 0 Orang 0 Orang 0 Orang
3 31 Juli 2018
17.01 DEMOKRAT
0 Orang 0 Orang 0 Orang
4 31 Juli 2018
22.00 PPP 1 Orang 1 Orang 3 Orang
5 31 Juli 2018
20.00 PERIN
DO 1 Orang 0 Orang 1 Orang
6 31 Juli 2018
17.15 GARU
DA 0 Orang 0 Orang 0 Orang
7 31 Juli 2018
08.45 PDIP 0 Orang 0 Orang 0 Orang
8 31 Juli 2018
11.00 HANU
RA 0 Orang 0 Orang 0 Orang
9 31 Juli 2018
23.10 GERINDRA
0 Orang 0 Orang 0 Orang
10 31 Juli 2018
20.45 BERKA
RYA 3 Orang 0 Orang 0 Orang
11 31 Juli 2018
19.30 PAN 0 Orang 3 Orang 0 Orang
12 31 Juli 2018
16.00 PBB 1 Orang 0 Orang 4 Orang
13 31 Juli 2018
21.05 PKS 1 Orang 0 Orang 0 Orang
14 31 Juli 2018
20.22 PKB 0 Orang 2 Orang 0 Orang
15 31 Juli 2018
21.30 PSI 2 Orang 2 Orang 4 Orang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 96
Pada tanggal 1 Agustus s/d 7 Agustus 2018, KPU
melakukan verifikasi atau pemeriksaan perbaikan dan
penggantian berkas bakal calon anggota DPRD Kota Parepare.
Panwaslu Kota Parepare telah melakukan pengawasan
penyerahan Berita Acara hasil penelitian administrasi dokumen
perbaikan, pengajuan perbaikan syarat bakal calon anggota DPRD
kota Parepare, tapi sebelum penyerahan KPU menyampaikan
bahwa telah melakukan penelitian administrasi dokumen
perbaikan syarat bakal calon Anggota DPRD Kota Parepare. Hasil
yang tidak disetujui dapat disampaikan kepada Bawaslu Kota
Parepare untuk disengketakan.
Pengumuman Daftar Calon Sementara (DCS) tanggal 12
Agustus 2018. Masukan dan tanggapan masyarakat untuk Daftar
Calon Sementara terhitung mulai tanggal 12 s/d 21 Agustus 2018.
Penandatanganan Berita Acara hasil penelitian
administrasi dokumen pebaikan pengajuan perbaikan syarat bakal
calon Anggota DPRD kepada Parpol.
Selanjutnya penyerahan BA kepada Parpol secara
bersamaan berdasarkan nomor urut partai, yang diserahkan oleh
Anggota KPU Divisi Hukum (Hasruddin Husain, SH).
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan pengawasan
langsung penetapan Daftar Calon Sementara (DCS) calon anggota
DPRD Kota Parepare pada tanggal 12 Agustus 2018 di KPU Kota
Parepare.
Tabel 2.34 Jumlah Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPRD Parpol Kota Parepare
No Parpol
Dapil 1 Dapil 2 Dapil 3
Kec.Bacukiki/ Bacukiki Barat
Kec. Ujung Kec. Soreang
Lk Pr Total Lk Pr Total Lk Pr Total
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 97
1 PKB 5 3 8 4 2 6 4 3 7
2 GERINDRA 7 4 11 4 2 6 6 2 8
3 PDIP 7 4 11 4 2 6 5 3 8
4 GOLKAR 7 4 11 4 2 6 5 3 8
5 NASDEM 7 4 11 4 2 6 5 3 8
6 GARUDA 4 2 6 2 2 4 2 1 3
7 BERKARYA 6 4 10 3 2 5 1 2 3
8 PKS 4 4 8 2 1 3 0 0 0
9 PERINDO 6 4 10 4 2 5 3 0 8
10 PPP 7 4 11 4 1 6 5 3 8
11 PSI 2 1 3 2 1 3 2 2 4
12 PAN 5 6 11 3 2 5 5 3 8
13 HANURA 3 4 7 3 2 5 0 0 0
14 DEMOKRAT 6 4 10 3 3 6 2 3 5
19 PBB 7 4 11 0 0 6 5 3 8
20 PKPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 83 56 139 46 26 78 50 31 86
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan pengawasan
pengumuman DCS yang diumumkan oleh KPU setelah penetapan
DCS pada tanggal 12 Agustus 2018:
a) Papan pengumuman KPU Kota Parepare
b) Media Cetak: Tribun, Pare Pos, Rakyat Sul-Sel
c) Media online: Pijar News, Rakyatku.Com, Kabar News, Akar
Berita, Inikata.Com
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan pengawasan
tanggapan masyarakat terhadap pengumuman DCS, setelah
diumumkan oleh KPU Kota Parepare.
Meminta data kelengkapan berkas pencalonan kepada
KPU Kota Parepare Nomor: 068/SN-24/HK.00.06/VIII/2018, karena
terdapat 2 nama yang masih berstatus ASN pada lingkup
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 98
Pemerintah Kota atas nama H. Nasarong, S.Sos, MH dan Andi
Nurhatina Tipu, Sos
Permintaan penjelasan kepada Kepala BKD SDM Kota
Parepare terkait 2 nama yang masih berstatus ASN dan telah
ditindaklanjuti oleh Kepala BKD dengan Nomor:
800/1218/BKPSDMD tentang penjelasan status kepegawaian
terhadap Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Parepare yang
mendaftarkan diri sebagai Calon Anggota DPRD.
Tanggapan yang masuk di KPU setelah diumumkan DCS,
dari 1 orang terhadap Caleg yang masih berstatus ASN. Tindakan
KPU Kota Parepare:
a) Melakukan klarifikasi ke Parpol dan BKD
b) Terbit Surat dari BKD ke KPU (surat penjelasan)
Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan
penyusunan DCT dan memastikan seluruh persyaratan DCT sesuai
dengan pasal 7 huruf k PKPU No. 20 Tahun 2018 tentang
pencalonan Anggota DPRD Provinsi & Anggota DPRD Kab/Kota.
Kelengkapan bacaleg yang berstatus ASN, An.H. Nasarong
S.Sos & Hj. Andi Nurhatina Tipu, S.Sos di KPU Kota Parepare.
Penjelasan & dokumen terkait pengajuan pengunduran
kedua orang tersebut diperoleh dari sdr. Muh. Asrul selaku
Kasubag Teknis dan Hubungan partisipasi masyarakat KPU Kota
Parepare.
Dengan memastikan dan medokumentasikan adanya
kelangkapan berkas yang telah dipenuhi sehari sebelum
penetapan DCT yakni:
1) Surat penjelasan dari Walikota Parepare Nomor
800/123/BPKPSDMD tertanggal 17 September 2018 perihal
pengajuan pengunduran diri terhadap Aparatur Sipil Negara
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 99
yang telah mendaftar sebagai Cakon Anggota DPRD Kota
Parepare.
2) Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor:
000888/KEPKA/02/18 tentang Pemberian Kenaikan Pangkat
Pengabdian, Pemberhentian, Pemberian Pensiun Pegawai
Negeri Sipil yang mencapai batas usia pensiun tertanggal 3
Februari 2018 kepada Sdr. H. Nasarong S.Sos dengan pensiun
TMT pertanggal 1 September 2018.
3) Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor:
000442/KEPKA/AZ/02/18 tentang Pemberian Pensiun Pegawai
Negeri Sipil yang mencapai batas usia pensiun tertanggal 30
April 2018 kepada Sdri. Hj. Andi Nurhatinah Tipu, S.Sos dengan
pensiun TMT per tanggal 1 September 2018.
Sebagai upaya pencegahan sengketa dan Pelanggaran
Pemilu, Bawaslu Kota Parepare telah mengirimkan surat
kepada KPU Kota Parepare dengan Nomor : 74/SN-
24/HK.00.06/IX/2018 tertanggal 19 September 2018 yang
meminta penjelasan terkait 2 (dua) calon Anggota Legislatif
Kota Parepare, dimana pada saat pendaftaran, kedua nama
yang dimaksud masih berstatus sebagai ASN KPU Kota
Parepare kemudian memberikan penjelasan melalui surat
nomor : 636/PL.01.1/7372/KPU-Kot/IX/2018 tertanggal 19
September 2019.
KPU Kota Parepare melalui surat Nomor: 636/PP.07.3-
Und/7372/KPU-Kot/IX/2018 tertanggal 20 September 2018
mengenai tindak lanjut Putusan Bawaslu Kota Parepare dimana
menyampaikan bahwa KPU Kota Parepare telah berkoordinasi
dengan Pimpinan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Kota
Parepare untuk menyerahkan dokumen syarat calon atas nama
Drs.H. Ramadhan Umangasangaji, MM dan selanjutny akan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 100
memasukkan nama calon yang bersangkutan ke dalam Daftar
Calon Tetap.
Bawaslu Kota Parepare menghadiri Acara Penetapan DCT
di Media Center KPU Kota Parepare pada tanggal 20 September
2018.
Jumlah Daftar Calon Tetap Calon Anggota DPRD Kota
Parepare pada Pemilu 2019 sebanyak 305 orang dari 15 partai
politk yang tersebar di 3 daerah pemilihan di KPU Kota Parepare,
terkhusus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) tidak
mengusulkan satupun calon anggota DPRD di Pemilu 2019 ini.
Terdapat beberapa perubahan dari Daftar Caleg
Sementara dan pada saat penetapan Daftar Calon Tetap sebagai
berikut:
Salah satu caleg a.n H.Tasming Hamid adalah calon dari
Partai Nasdem yang mana sebelumnya adalah anggota DPRD dari
Partai Demokrat. Hal ini dibuktikan dengan surat pemberentian
antar waktu Anggota DPRD Nomor: 2244/VIII/Tahun 2018 atas
nama H.Tasming Hamid, SE.
6 orang caleg Dapil 2 dari Partai Bulan Bintang yang
sebelumnya tidak diakomodir di DCS sudah dapat ditetapkan
dalam DCT.
Salah seorang caleg dari Partai Persatuan Pembangunan,
atas nama Muhammad Rusdi diganti menjadi Rudy Najamuddin.
Dan beberapa perbedaan nama dan gelar.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan KPU didapatkan
informasi bahwa:
a) Penyusunan rancangan DCT dilakukan pada tanggal 18-19
September 2018.
b) Semua Parpol memberikan persetujuan dengan cara
menandatangani rancangan DCT.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 101
Tabel 2.35
Jumlah Daftar Calon Tetap (DCT)
anggota DPRD Parpol Kota Parepare
No
Parpol
Dapil 1 Dapil 2 Dapil 3
Kec.Bacukiki/ Bacukiki Barat
Kec. Ujung Kec. Soreang
Lk Pr Total
Lk Pr Total
Lk Pr Total
1 PKB 5 3 8 4 2 6 4 3 7
2 GERINDRA 7 4 11 4 2 6 5 3 8
3 PDIP 7 4 11 4 2 6 5 3 8
4 GOLKAR 7 4 11 4 2 6 5 3 8
5 NASDEM 7 4 11 4 2 6 5 3 8
6 GARUDA 4 2 6 2 2 4 2 1 3
7 BERKARYA 6 4 10 3 2 5 1 2 3
8 PKS 4 4 8 2 1 3 0 0 0
9 PERINDO 7 4 10 4 2 6 5 3 8
10 PPP 7 4 11 4 2 6 5 3 8
11 PSI 2 1 3 2 1 3 2 2 4
12 PAN 5 6 11 3 2 6 5 3 8
13 HANURA 3 4 7 3 2 5 0 0 0
14 DEMOKRAT 6 4 10 3 3 6 2 3 5
19 PBB 7 4 11 4 2 6 5 3 8
20 PKPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 84 56 139 50 29 80 51 35 86
Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan dengan
melakukan penelusuran dan pencermatan hasil penetapan Daftar
Calon Tetap (DCT) dengan membandingkan dengan hasil
penetapan DCS.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 102
Bahwa untuk kepentingan hasil pencermatan DCT, Bahwa
Bawaslu Kota Parepare telah mengirim surat permintaan
penjelasan kepada KPU Kota Parepare sebagai berikut:
a) Nomor: 073/SN-24/HK.00.067/IX/2018 tertanggal 21
September 2018 terkait perbedaan antara formulir model DCS
dan formulir model DCT. Surat ini telah mendapatkan
penjelasan oleh KPU Kota Parepare melalui surat
No.646/PP.07372/KPU-Kot/IX/2018 tertanggal 23 September
2018.
b) Nomor 076/SN-24/HK.00.067/IX/2018, tertanggal 21
September 2018 yang meminta penjelasan terkait penetapan
caleg atas nama Muzakkar, SE yang masih terikat kontrak kerja
sebagai koorinator kota (Korkot) Program Keluarga Harapan
(PKH) pada Kementrian Sosial. Surat ini telah memperoleh
penjelasan dari KPU Kota Parepare melalui Surat Nomor
645/PP.073/7372/KPU-Kot/IX/2018 tertanggal 23 September
2018.
Bawaslu Kota Parepare melakukan Pengawasan
Pengumuman hasil penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) pada
tanggal 23 September 2018 bertempat di Kantor Bawaslu Kota
Parepare.
Ditemukan bahwa Daftar Calon Tetap (DCT) diumumkan
melalui media cetak Parepos pada tanggal 21 September 2018
dan Berita Kota tanggal 22 September 2018. Disamping itu, DCT
juga diumumkan melalui media berita online antara lain: Pijar,
akar berita, inikata, fajaronline, pojok, sulsel ekspres.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 103
3. Hasil-hasil Pengawasan Tahapan dan SubTahapan Pencalonan Calon
DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
a. Temuan
Pada hasil pengawasan yang telah dilakukan Bawaslu Kota
Parepare, dalam mengawasi tahapan Tahapan dan SubTahapan
Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota tidak
menemukan beberapa permasalahan atau temuan.
b. Rekomendasi
Tidak ada rekomendasi dalam Tahapan dan SubTahapan
Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan terhadap
Tahapan dan SubTahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD
Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota sesuai dengan standar prosedur dan
standar pengawasan. Selama tahapan berlangsung tidak ada
tindaklanjut terhadap rekomendasi.
4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan SubTahapan Pencalonan
Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
Pada Tahapan dan SubTahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD
Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota, KPU Kota Parepare telah mencoba
secara maksimal terhadap pengawasan secara melekat.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan SubTahapan
Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota
Bahwa dalam Tahapan Pencalonan DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 di Kota Parepare,
Bawaslu Kota Parepare lambat menerima dokumen berupa syarat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 104
pencalonan dari KPU hal ini membuat lemahnya aspek pengawasan
terhadap dokumen syarat pencalonan dan calon. Bawaslu Kota Parepare
hanya menerima Tanda Terima Pendaftaran dan Surat Keputusan
Penetapan dan Pengundian Nomor Urut Pasangan Calon, maka hal yang
perlu ditingkatkan adalah adanya regulasi yang mengatur dalam PKPU
secara tertulis bahwa pengawas pemilu/pemilihan dapat memperoleh
rincian dokumen agar pengawas pemilu dalam melakukan pengawasan
akan mudah mencermati dokumen kelengkapan pada setiap tahapan dan
sub tahapan dalam Pencalonan.
Dengan kurangnya KPU dalam mensosialisasikan tahapan
tanggapan masyarakat, maka tidak adanya tanggapan resmi dari
Masyarakat terkait pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD
Kabupaten/Kota sehingga peran serta dari masyarakat sangat kurang
dalam hal pencalonan.
D. Pelaksanaan Tahapan Kampanye
1. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Dan Subtahapan Kampanye
Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan
komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga
dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Atau
kampanye sebagai “serangkaian tindakan yang terencana dengan tujuan
untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang
dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.
Merujuk pada definisi-definisi diatas, maka kita dapat melihat
bahwa dalam setiap aktivitas kampanye yang ditujukan untuk
menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang
besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian
tindakan komunikasi yang terorganisir. Selain empat pokok ciri diatas,
kampanye juga memiliki ciri atau karakteristik yang lainnya, yaitu sumber
yang jelas, yang menjadi penggagagas, perancang, penyampai sekaligus
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 105
penaggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga
setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengindentifikasi
bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Parepare melaksanakan
pengawasan terhadap tahapan kampanye Pemilihan Umum Tahun 2019.
Pengawasan dilakukan terhadap setiap kegiatan kampanye peserta
Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta Pemilu dalam hal
meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau
menyampaikan citra diri peserta pemilu. Pada dasarnya metode
kampanye diantaranya adalah:
Tabel 2.36
Metode Kampanye
Metode Kampanye Jadwal
a. Pelaksanaan Kampanye melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan Kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga
23 Sept 2018 – 13 April 2019
b. Pelaksanaan Kampanye melalui rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik.
24 Maret 2019 – 13 April 2019
a. Kerawanan-kerawanan dan IKP
Kata kunci dalam sebuah peristiwa pemungutan suara/Pemilu
di Negara yang menganut sistem demokrasi, adalah adanya
kebersamaan komitmen antara share holder dan stake holder politik.
Selain itu, sarana dan prasarana, regulasi dan partisipasi rakyat,
menunjang kesuksesan Pemilu/proses pemungutan suara tersebut.
Prediksi dari potensi kerawanan mulai dari tahapan kampanye
sampai pasca pemungutan suara di 17 April 2019 yaitu Pertama,
Politik indentitas (SARA), isu ekonomi, komunis, TKA Cina dan HAM
masih akan mewarnai dinamika politik dalam pelaksanaan Pemilu
2019 sehingga dapat memicu disintegritas bangsa.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 106
Kedua, politik “playing victim” (seakan menjadi korban-red),
kampanye negatif dan black campaign (kampanye hitam-red) akan
semakin marak disuarakan demi kepentingan politik masing-masing
kubu dalam Pemilu 2019 sehingga akan berdampak buruk bagi
perkembangan demokrasi di Indonesia.
Ketiga, aksi penolakan terhadap hasil Pemilu 2019 dengan
pengerahan massa pendukung dengan memanfaatkan sekecil apapun
kesalahan yang dilakukan penyelenggara dalam proses pemungutan
suara masih berpotensi terjadi untuk terjadi akibat ketidaksiapan
paslon dalam menerima kekalahan, sehingga dapat memicu konflik
baik vertical maupun horizontal.
Strategi antipasti dari setiap potensi kerawanan yang sewaktu–
waktu muncul dalam setiap tahapan Pemilu jelang berakhirnya
rangkaian tahapan, lebih khusus antisipasi ujaran kebencian, hoaks,
fitnah, black campaign dan politisasi SARA.
Bawaslu dan Stake Holder terkait melakukan deteksi aksi setiap
perkembangan politik yang berimplikasi terhadap stabilitas
keamanan, melakukan pembentukan opini yang mendinginkan situasi
dan galang kelompok kontra, yaitu tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat dan masyarakat lainnya, serta melakukan counter opini
yang negatif/ provokatif terhadap kelompok yang gunakan isu SARA
sebagai isu sentral dalam pelaksanaan Pemilu 2019.
Langkah strategis lainnya dengan melakukan pemantauan
terhadap setiap kondisi masyarakat yang dapat memicu konflik,
terutama di Media Sosial dan juga berkerjasama dengan masyarakat
dalam keikut sertaan mensukseskan Pemilu Tahun 2019.
Dalam mendukung optimalisasi pelaksanaan pengawasan,
maka perlu dibatasi ruang lingkup pengawasan tersebut, sehingga
pengawasan dapat dilakukan dengan melihat kerawanan yang sering
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 107
terjadi dalam Tahapan Kampanye, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.37
Kerawanan Tahapan Kampanye
Sub Tahapan Titik Rawan
Alat Peraga Kampanye dan bahan Kampanye
1) KPU Kota Parepare membuat APK dan Bahan Kampanye tidak sesuai dengan desain yang disampaikan pasangan calon
2) KPU Kota Parepare terlambat membuat APK dan Bahan Kampanye Pasangan Calon
3) KPU Kota Parepare membuat APK tidak sesuai jumlah dan ukuran yang telah ditentukan
4) KPU Kota Parepare memasang APK dan Bahan Kampanye di tempat yang dilarang
5) Pasangan Calon mencetak dan menyebarkan APK sendiri
6) Pasangan Calon mencetak APK dan BK tidak sesuai yang diperkenankan
7) Pasangan Calon mencetak dan menyebarkan Bahan Kampanye Melebihi Konversi dari Rp. 25.000,-/Unit
8) Pasangan Calon memasang stiker pada tempat yang dilarang
9) Materi kampanye bertentangan dengan aturan yang ada
Pertemuan Terbatas, Tatap Muka, dan Rapat Umum
1) Pasangan calon tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada kepolisian yang diteruskan kepada KPU dan Panwaslu Kecamatan Kota Parepare
2) Jumlah Peserta kampanye melebihi 2.000 orang
3) Pasangan Calon melakukan kampanye dengan menggunakan fasilitas Daerah/Negara
4) Pasangan Calon melakukan Kampanye dengan melibatkan pejabat BUMN/BUMD,TNI/Polri,ASN/PNS dan Kepala/Perangkat Desa/Kelurahan
5) Pasangan Calon memberikan uang/barang kepada peserta kampanye (Money Politik)
6) Kampanye berlangsung kurang dari pukul
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 108
09.00 dan lewat pukul 18.00 Wita.
Iklan Kampanye di Media Massa
1) KPU Kota Parepare menanyangkan iklan kampanye tidak sesuai materi yang disampaikan Pasangan Calon
2) KPU Kota Parepare menanyakan iklan kampanye tidak sesuai jumlah, ukuran, dan durasi penanyangan setiap Pasangan Calon
3) KPU Kota Parepare tidak berlaku adil terkait pembagian jadwal iklan setiap pasangan calon
4) Pasangan calon membuat materi kampanye tidak sesuai etika dan peraturan periklanan
5) Pasangan calon menayangkan iklan kampanye selain yang difasilitasi KPU Kota Parepare
6) Pasangan calon memasang iklan kampanye diluar jadwal yang telah ditentukan
Kampanye Media Sosial
1) Pasangan calon tidak membuat akun resmi di media sosial
2) Pasangan calon tidak melaporkan akun media sosial kepada KPU Kota Parepare sesuai waktu Tahapan
3) Akun Media Sosial dalam model BC4-KWK tidak disampaikan kepada Bawaslu Kota Parepare.
Debat Publik 1) Debat tidak dipandu oleh moderator yang netral, profesional dan berintegritas tinggi
2) KPU Kota Parepare tidak memberikan akses bagi disabilitas yang luas
3) Materi debat tidak berorientasi pada Visi, Misi dan Program Pasangan Calon
4) Moderator memberikan komentar, penilaian dan kesimpulan terhadap materi debat
5) KPU tidak menetapkan mekanisme penyelenggaraan debat melalui SK.
b. Perencanaan Pengawasan
Perencanaan pengawasan Kampanye di susun berdasarkan
focus pengawasan pelaksanaan kampanye sebagaimana di jelaskan di
bawah ini:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 109
Tabel 2.38
Fokus Pengawasan Tahapan dan SubTahapan Kampanye
No Sub Tahapan Fokus Pengawasan
1 Alat Peraga Kampanye & Bahan Kampanye
b. Lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye tidak sesuai dengan yang ditentukan oleh KPU atau ditetapkan oleh KPU.
Tatap Muka, Rapat Umum, Debat Publik
c. Tim Kampanye Pasangan Calon tidak terdaftar di KPU Kabupaten/Kota serta tidak terdapat pihak yang dilarang sebagai Tim Kampanye dalam daftar Tim Kampanye
d. Keterlibatan ASN, Kepala Desa dan Aparat Desa dalam kampanye
e. jumlah peserta melampaui kapasitas tempat duduk
f. peserta tidak terdiri atas peserta pendukung dan tamu undangan.
g. Pertemuan tatap muka yang dilaksanakan di dalam ruangan.
h. Pelaksanaan kampanye di luar jadwal yang ditentukan oleh KPU
i. Adanya Politik Uang (Money Politic)
j. Kampanye Hitam (Back Campaign)
k. Penggunaan fasilitas Negara dalam berkampanye
l. Acara debat publik dilakukan secara tidak profesional, independen dan memihak kepada salah satu pasangan calon
m. Pelaksanaan debat publik melebihi jumlah yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 3 (tiga) kali
Kampanye Media Online n. Akun Media Sosial dibuat lebih dari batas yaitu 10 (sepuluh) untuk setiap jenis aplikasi.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 110
2. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan Dan Subtahapan Kampanye
a. Pencegahan
Sehubungan dengan pelaksanaan Tahapan Kampanye,
Bawaslu Kota Parepare melakukan langkah pencegahan dalam
bentuk kegiatan dan persuratan.
Tabel 2.39
Kegiatan Pencegahan Tahapan Kampanye
No Kegiatan Pencegahan Tanggal
1 Rapat Dalam Kantor bersama Ketua Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor: 024/SN-24/TU.03/X/2018 terkait Koordinasi Pengawasan Kampanye Pemilu Tahun 2019.
18 Oktober 2018
2 Rapat Koordinasi bersama Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor: 220/SN-24/PM.00.02/XI/2018 terkait pemasangan dan penyebaran bahan kampanye.
2 November 2018
3 Rapat Dalam Kantor bersama Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor: 026/SN-24/TU.03/XI/2018 terkait pemantapan pelaksanaan kegiatan dalam rangka Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.
14 November 2018
4 Rapat Dalam Kantor bersama Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor: 255.SN-24/PM.00.02/XI/2018 terkait pengawasan Alat Peraga Kampanye.
25 November 2018
5 Koordinasi kepada Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor: 258/SN-24/PM.01.02/XI/2018 dalam rangka memberi pemahaman terhadap pelaksanaan pengawasan dan penanganan pelanggaran serta pengembangan SDM.
29 November 2018
6 Rapat Koordinasi bersama KPU, Peserta Pemilu, Kesbangpol, PLN, Satpol PP, dan Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare
4 Desember 2018
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 111
dengan nomor: 027/SN-24/TU.00.03/XII/2018 terkait ketentuan pemasangan Alat Peraga Kampanye.
7 Sosialisasi dan Pencegahan bersama MUI, DMI, NU, Muhammadiyah, DDI, Badan Musyawarah antar Gereja, Dewan Pastoral Gereja Katolik, Prisada Hindu Dharma dan Permabudhi dengan nomor: 110/SN-24/HK.02.00/XII/2018 terkait potensi pelanggaran Pemilu Tahun 2019 melalui pendekatan keagamaan.
13 Desember 2018
8 Sosialisasi penyampaian materi kepada Pengurus Daerah Darud Da’wah Wal Irsyad Kota Parepare dengan nomor: 61/SN-24/Hm-00.02/XII/2018 terkait unsur pidana pemilu.
26 Desember 2018
9 Rapat Dalam Kantor bersama Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor: 278/SN-24/PM-00.02/XII/2018 terkait persiapan penertiban Alat Peraga Kampanye.
25 Desember 2018
10 Sosialisasi kepada Tokoh Agama, BEM, Ormas, Kelompok Perempuan dan Media Massa dengan nomor: 272/SN-24/PM.00.02/IV/2019 terkait pengawasan pemilu pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemilu Tahun 2019.
6 April 2019
Tabel 2.40
Surat Pencegahan Tahapan dan SubTahapan Kampanye
No Surat Pencegahan Tanggal
1 Himbauan Pelaksanaan Kampanye kepada ketua Partai Politik se-Kota Parepare dengan nomor: 160/SN-24/PM.01-02/VIII/2018 terkait menaati ketentuan peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan kampanye pemilu Tahun 2019.
6 Agustus 2018
2 Himbauan kepada KPU dan Walikota Parepare dengan nomor: 180/SN-24/PM-00.02/IX/2018 terkait penentuan lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye.
10 September 2018
3 Himbauan kepada Partai Politik dengan 19 September 2018
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 112
nomor: 185/SN-24/PM.00.02/IX/2018 terkait Kampanye di Media Sosial.
4 Himbauan kepada Partai Politik dengan nomor 186/SN-24/PM.00.02/IX/2018 terkait Tim pelaksana, petugas dan juru kampanye.
19 September 2018
5 Himbauan kepada Camat se-Kota Parepare dengan nomor: 190/SN-24/PM.00.02/X/2018 terkait pengawasan terhadap tahapan kampanye.
10 Oktober 2018
6 Himbauan kepada Partai Politik dan Kapolres Kota Parepare dengan nomor: 192/SN-24/PM.00.02/X/2018 terkait pemberitahuan setiap kegiatan kampanye.
12 Oktober 2018
7 Himbauan kepada Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor: 198/SN-24/PM.00.02/X/2018 terkait melakukan koordinasi data penduduk pindah, pendatang baru dan meninggal dunia.
19 Oktober 2018
8 Himbauan kepada Partai Politik dengan nomor: 209/SN-24/PM.00.02/X/2018 terkait pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Penyebaran Bahan Kampanye.
29 Oktober 2018
9 Himbauan kepada Ka. Kepolisian Resor, Ka. Kesbangpol, Ketua KONI, Ketua PSSI, Tembusan kepada Partai Politik dengan nomor: 213/SN-24/PM.00.02/X/2018 terkait pemberian izin kegiatan kampanye lain.
29 Oktober 2018
10 Himbauan kepada KPU Kota Parepare dengan nomor: 253/SN-24/PM/00.02/XI/2018 terkait untuk: 1. Mempercepat pendistribusian Alat
Peraga Kampanye yang difasilitasi KPU
2. Menyerahkan kepada Bawaslu Kota Parepare desain Alat Peraga Kampanye baik yang difasilitasi oleh KPU maupun yang dicetak sendiri oleh Peserta Pemilu.
21 November 2018
11 Instruksi kepada Panwaslu Kecamatan 23 November 2018
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 113
se-Kota Parepare dengan nomor: 254/SN-24/PM.00.02/XI/2018 terkait untuk melakukan pengawasan pada masa kampanye pemilu 2019.
12 Penyampaian audiens kepada Pimpinan NU, Ketua MUI, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Dewan Masjid, Kementerian Agama, Ketua Vhara Buddha Dharma, Badan Musyawarah Antar Gereja, Pengurus Gereja Katolik dan Ketua Parisada Hindu Dharma Kota Parepare dengan nomor: 256/SN-24/HM.02.03/XI/2018 terkait untuk kerjasama dalam pengawasan, sosialisasi dan pencegahan potensi pelanggaran pemilu Tahun 2019 melalui pendekatan keagamaan.
29 November 2018
13 Himbauan kepada Ketua Partai Politik dengan nomor: 274/SN-24/PM.00.02/XII/2018 terkait penurunan Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye dalam waktu 1x24 jam
18 Desember 2018
14 Himbauan kepada Pimpinan Media Massa se-Kota Parepare dengan nomor: 5/SN-24/TU.01.02/I/2019 terkait untuk dapat berperan aktif dengan tidak menerima dan atau mempublish iklan yang selanjutnya dapat memaknai sebagai kampanye politik sebelum tanggal 24 Maret 2019
18 Januari 2019
15 Penyampaian kepada Ketua DPRD Kota Parepare dengan nomor: 40/SN-24/PM.00.02/I/2019 terkait Larangan Penggunaan Fasilitas Pemerintah Dalam Kegiatan Kampanye.
28 Januari 2019
16 Instruksi kepada Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare dengan nomor:68/SN-24/PM.00.02/II/2019 terkait melakukan pengawasan pada Tahapan Kampanye.
11 Februari 2019
17 Penyampaian kepada Ketua dan seluruh Anggota DPRD Kota Parepare dengan nomor: 106/SN-24/PM.00.02/II/2019 terkait Masa Reses Anggota DPRD
26 Februari 2019
18 Instruksi kepada Panwaslu Kecamatan 23 Maret 2019
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 114
se-Kota Parepare dengan nomor 205/SN-24/PM.00.02/III/2019 terkait kegiatan pencegahan dan pengawasan terhadap potensi pelanggaran kampanye pemilu 2019.
b. Aktivitas Pengawasan
Selama tahapan kampanye, Peserta Pemilu dapat melakukan
kegiatan kampanye dengan metode pertemuan terbatas, pertemuan
tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum,
pemasangan alat peraga kampanye di tempat umum, media sosial,
iklan media cetak, media elektronik dan media dalam jaringan, rapat
umum, debat pasangan calon presiden dan wakil presiden serta
kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye Pemilu dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sejak tahapan kampanye berlangsung, 23 September 2018
(selama 75 hari), Bawaslu melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kampanye melalui pertemuan terbatas, pertemuan
tatap muka, pemasangan alat peraga dan iklan kampanye di media
cetak dan elektronik.
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan kegiatan pengawasan
Kegiatan Sosialisasi dan Kampanye, dengan rincian sebagai berikut:
1) Kota Parepare menghadiri Acara Rapat Koordinasi Alat Peraga
Kampanye (APK).
a) Pada hari Minggu, 23 September 2018 pukul 09.00 WITA,
bertempat di Media Centre KPU Kota Parepare Kec. Bacukiki
Barat Kota Parepare, berlangsung kegiatan Sosialisasi alat
peraga kampanye Pemilu 2019 yang dihadiri oleh Parpol,
Polres (kabag. Ops), Dandim, Komisioner Bawaslu,
Komisioner KPU, Unsur Media. Dengan materi tentang PKPU
No 23 tahun 2018 dan PKPU No 28 tahun 2018 dibawakan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 115
Komisioner KPU Divisi Sosialisasi, dan disepakati mengenai
ukuran spanduk, baliho dan jadwal penyerahan desain Alat
peraga kampanye.
b) Dalam kesempatan tersebut, bawaslu kota parepare
menyempatkan menyampaikan masukan mengenai
penempatan alat peraga yang harus memenuhi aspek
ketertiban dan tidak berpotensi membahayakan
pengendara/ masyarakat. Kegiatan tersebut berakhir pada
pukul 23.20 dan berlangsung dengan tertib.
2) Bawaslu Kota Parepare menghadiri Acara Deklarasi damai Pileg
dan Pilpres Tahun 2019, pada hari Jum’at, 12 Oktober 2018 telah
dilaksanakan deklarasi damai dalam rangka Pemilu 2019 yang
aman dan sejuk kegiatan ini dibuka oleh AKBP Pria Budi S.IK, MH
kegiatan ini dihadiri oleh KPU Kota Parepare, Bawaslu Kota
Parepare, Partai Politik dan beberapa komunitas motor yang ada
di kota Parepare. Kegiatan ini diakhiri dengan Penandatanganan
Deklarasi Pileg dan Pilpres 2018/2019 Kota Parepare “Pemilu
aman damai dan sejuk”.
3) Bawaslu Kota Parepare, Panwascam, PPKD melakukan
pengawasan kampanye dari tanggal 11 Oktober 2018 s/d 13 April
2019 serta memastikan pelaksanaannya dan menindaklanjuti
sesuai peraturan perundang-undangan, dan secara perodik
menerima laporan Kampanye masing-masing Panwascam, PPKD
yang dituangkan dalam Form A dan direkap di Bawaslu Kota
Parepare.
4) Dengan berakhirnya Tahapan Kampanye, Bawaslu Kota Parepare
memberikan Himbauan Penurunan Alat Peraga Kampanye Dan
Bahan Kampanye pada Masa Tenang Pemilu Tahun 2019 kepada
peserta pemilu. Bawaslu Kota Parepare meminta kesadaran
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 116
peserta pemilu Tahun 2019 untuk dapat menurunkan sendiri alat
peraga kampanye yang masih terpasang saat masa tenang.
5) Bawaslu Kota Parepare telah menghimbau penurunan Alat
Peraga Kampanye (APK) dan Bahan Kampanye (BK) dalam waktu
24 jam kepada Peserta Pemilu, selanjutnya koordinasi kegiatan
penertiban APK dan BK dengan KPU Kota Parepare, Kapolres, Ka
Satpol PP dan Panwaslu se-Kota Parepare, PPKD menindaklanjuti
dengan melakukan pengawasan dengan langsung mendampingi
Satpol PP dalam penertiban APK yang melanggar terpasang
disekitar jalan dan tempat-tempat umum di wilayah Kota
Parepare.
Tabel 2.41 Rekap Penertiban APK Peserta Pemilu
Yang Dilaksanakan Pada Tanggal 26-28 Desember 2018
No Kecamatan APK Yang Ditertibkan
Jumlah Spanduk Baliho Poster
1 Bacukiki 4 22 6 32
2 Soreang 2 46 0 48
3 Ujung 2 19 31 52
4 Bacukiki Barat 0 17 33 50
JUMLAH 8 104 70 182
6) Kampanye dengan cara pemasangan alat peraga kampanye (APK)
menjadi pilihan calon dari partai politik. Alat peraga kampanye
yang dipasang oleh peserta Pemilu berupa baliho, billboard,
spanduk dan/atau umbul-umbul dan alat peraga lainnya dengan
desain dan ukuran yang bervariasi.
Gambar 2.6 APK Yang Ditertibkan
56 195 44624
0 100 200 300 400 500
Spanduk
APK Yang Ditertibkan Pada Masa Tenang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 117
Penertiban APK pada Masa Tenang diantaranya pemasangan di
tempat yang dilarang yaitu sebanyak 721 Buah, dengan rincian
Spanduk sebanyak 56 Buah, Baliho Besar sebanyak 195 Buah,
Baliho Kecil sebanyak 446 Buah dan Bahan Kampanye yang
ditempel di kendaraan angkutan umum sebanyak 24 Buah.
7) Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan bersama
Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare pada tanggal 13 April
2019 yaitu pengawasan Masa Tenang Pemilihan Umum Tahun
2019.
8) Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan kampanye
Media Sosial dan memastikan kampanye media sosial sesuai
dengan peraturan dan mengindentifikasi terjadinya pelanggaran
kampanye di media sosial. Pengawasan dilakukan terhadap akun
media sosial Partai Politik yang mana alamat media sosial/ url-
nya valid (dapat ditemukan).
Tabel 2.42
Aktivitas Pengawasan Media Sosial
NO PARTAI
APLIKASI
MEDIA
SOSIAL
NAMA AKUN URL KETERANGAN
Partai Golkar Parepare www.facebook.com/partaigolkarparepare Laman tidak ditemukan
Kaharuddin Kadir www.facebook.com/kaharuddin.kadir.397permintaan pertemanan belum
diterima, tidak ada aktivitas kampanye
Parepare bersatu www.facebook.com/parepare.bersatu tidak ada kegiatan kampanye terbaru
Zahrial Djafar www.facebook.com/zahrial.djafar tidak ada kegiatan kampanye
Andi Herlina www.facebook.com/andi.herlina.50596permintaan pertemanan belum
diterima, tidak ada aktivitas kampanye
pg.parepare www.instagram.com/pg.parepare tidak ada aktivitas kampanye
parepare.bersatu www.instagram.com/parepare.bersatu tidak ada aktivitas kampanye
mrdhan31 www.instagram.com/mrdhan31 tidak ada aktivitas kampanye
Youtube Partai Golkar Parepare www.youtube/pg.parepare Laman tidak ditemukan
PERINDO Facebook Perindo Parepare www.facebook.com/perindo.parepare.395permintaan pertemanan belum
diterima, tidak ada aktivitas kampanye
Facebook Dpc Petiga Parepare www.facebook.com/dpc.parepareterdapat foto kegiatan kampanye dan
tidak ada pelanggaran
Instagram petiga parepare www.instagram.com/ppp_parepare/ tidak ada aktivitas kampanye
Facebook DPD PSI KOTA PAREPARE www.facebook.com/psikotaparepare tidak ada pelanggaran kampanye
Twitter @PSIKOTAPAREPARE twitter.com/psikotaparepare Laman tidak ditemukan
DEMOKRAT Facebook DPC.DEMOKRAT PAREPARE www.facebook.com/azisiskandar.5 tidak ada penggaran kampanye
1 GOLKAR
PPP
PSI
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 118
3. Hasil-hasil Pengawasan Tahapan Dan Subtahapan Kampanye
Berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare terhadap
tahapan kampanye Pemilu 2019, didapatkan hal-hal sebagai berikut:
Gambar 2.7 Metode Pertemuan Langsung
Kampanye dengan metode pertemuan langsung yang dicatat dari
hasil pengawasan Pemilu sebanyak 305 kegiatan, dengan rincian
pertemuan terbatas sebanyak 25 kegiatan, pertemuan tatap muka
sebanyak 280 kegiatan dan kegiatan lainnya sebanyak 139 kegiatan.
Metode kampanye yang paling banyak dilakukan peserta pemilu
adalah pertemuan tatap muka dengan menggelar kampanye di luar
ruangan yang lokasinya lebih memudahkan untuk berkampanye yaitu
dengan menunjungi pasar, tempat tinggal warga, komunitas warga dan
sejenisnya.
Kampanye dalam bentuk lain sepanjang tidak melanggar
ketentuan peraturan perundangundangan dipilih oleh peserta pemilu
dalam bentuk kegiatan door to door kerumah-rumah warga, kegiatan
rapat umum.
a. Temuan
pada hasil pengawasan Bawaslu Kota Parepare tidak adanya temuan
pada Tahapan dan SubTahapan Kampanye selama berlangsungnya
pengawasan.
Pertemuan Tatap Muka
37%
Pertemuan Terbatas
3%
Kegiatan Lainnya
19%
Total41%
METODE PERTEMUAN LANGSUNG
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 119
b. Rekomendasi
Tidak ada rekomendasi dalam Tahapan dan SubTahapan Kampanye.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan terhadap Tahapan
dan SubTahapan Kampanye Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD
Kabupaten/Kota sesuai dengan standar prosedur Penanganan
Pelanggaran dan standar pengawasan.
4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Subtahapan Kampanye
Pada aspek penindakan terhadap pelanggaran dalam kampanye
mengalami persoalan dan hambatan yang disebabkan oleh:
1) Pengawas tidak memiliki daftar tim kampanye
2) Ketentuan kumuluatif dalam definisi kampanye
3) Pemenuhan unsur-unsur pelanggaran
4) Pemenuhan unsur keadilan bagi seluruh calon
5) Penggunaan anggaran Negara oleh calon petahana melalui modus-
modus tertentu (contoh: baliho yang menonjolkan pejabat daerah)
6) Mekanisme pengaturan keterlibatan pihak ketiga oleh KPU
7) Aturan-aturan kampanye yang masih sering dilanggar oleh para
simpatisan, pendukung, dan tim sukses dalam pelaksanaan
kampanye. Mulai dari pemasangan APK yang tidak sesuai desain,
lokasi dan jumlah yang telah ditentukan.
8) Ketaatan dan kesadaran dari tim sukses, pendukung, simpatisan
pasangan calon khususnya dalam cuti kampanye bagi pejabat, DPR
RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten masih sangat rendah.
9) Pelaksanaan kampanye rawan dengan money politik berupa
melakukan kampanye maupun simpatisan pasangan calon,
ditemukan masih banyak yang tidak tertib khususnya kesadaran bagi
masing-masing tim kampanye dalam menertibkan alat peraga
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 120
kampanye dan bahan kampanye. Sehingga Bawaslu dan jajarannya
melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan pemerintah dalam
hal ini Satpol PP, badan pendapatan daerah harus menertibkan Alat
Peraga Kampanye yang tidak tertib dipasang dilokasi yang dilarang.
Ketertiban ASN dalam pelaksanaan kampanye pada Pemilihan DPR,
DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden baik
secara langsung maupun tidak langsung masih sering terjadi.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Subtahapan Kampanye
Makna pemilihan umum yang paling esensial bagi suatu
kehidupan politik yang demokratis adalah sebagai institusi pergantian
kekuasaan yang dilakukan dengan norma, regulasi dan etika. Pemilu yang
demokratis berpijak pada tiga aspek yakni aturan, proses, dan hasil. Dari
ketiga hal tersebut yang penting disoroti adalah proses. Dalam konteks
pencegahan dan pengawasan kampanye di perlukan refleksi evaluasi
terhadap penyelenggaraan pengawasan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses penyelenggaraan pengawasan kampanye pada
khususnya dan pengawasan Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada umumnya. Selain itu, juga
sebagai refrensi dalam menentukan strategi dan langkah-langkah
antisipasi bentuk kecurangan dalam Pemilihan.
Aspek evaluasi pengawasan kampanye pada Pemilihan DPR, DPD
dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 yang
perlu dilakukan evaluasi adalah :
1) Perlunya komitmen bagi Pemerintah untuk menegakkan peraturan
yang tegas bagi Aparatur Sipil Negara yang direkomendasikan oleh
pihak Bawaslu Kabupaten/Kota terkait keterlibatan dan ketidak
netralan ASN dalam pelaksanaan kampanye.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 121
2) Perlunya peningkatan sinergitas antar penyelenggara Pemilihan
dalam penyamaan persepsi terkait aturan yang berlaku, dalam hal ini
KPU dan Bawaslu
3) Pengawas pemilu terkait aturan yang mengatur pelaksanaan
kampanye Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden sehingga tidak ada perbedaan yang multitafsir.
4) Perlunya sinergitas antar Pasangan Calon dan Tim Kampanye dengan
penyelenggara yakni KPU dan Pengawas Pemilu guna pelaksanaan
Kampanye yang kredibel dan bermartabat.
5) Perlunya peningkatan intensitas pemahaman politik bagi masyarakat
umum dengan mengajak ikut langsung memahami aturan pemilu dan
penigkatan sosialisasi ke masyarakat yang kurang informasi terkait
aturan yang ada.
E. Pelaksanaan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Pemungutan dan Penghitungan Suara
1. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan dan SubTahapan Pengadaan
dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitugan Suara
Pengadaan dan Distribusi logistik dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan KPU RI Nomor 15 Tahun 2018 tentang Norma, Standar,
Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Peraturan Bawaslu RI Nomor 30
Tahun 2018 tentang Pengawasan Perencanaan, Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Penyeleggaraan Pemilihan Umum Tahun
2019.
Produksi dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan
penghitungan suara, dimulai pada tanggal 17 April 2018 dan berakhir
pada tanggal 16 April 2019.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 122
a. Kerawanan-kerawanan dan IKP
1) Logistik Pemilu yang tidak tepat prosedur, tepat jumlah, tepat
jenis dan tepat waktu.
2) Adanya logistik yang tidak tepat sasaran pada saat
pendistribusian, baik dari percetakan ke gudang maupun dari KPU
ke Kecamatan maupun ke TPS.
3) Adanya Surat Suara yang tertukar, antar dapil, antar TPS dan antar
Kelurahan.
4) Desain dan materi tidak dikoordinasikan kepada Bawaslu Kota
Parepare.
5) Jumlah Surat Suara dan Sertifikat Berita Acara pada saat
pencetakan harus sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan.
6) Proses penyortiran dan pelipatan Surat Suara, Surat Suara sudah
tercoblos.
7) Aspek keamanan dalam proses pencetakan, pendistribusian dan
penyimpanan di gudang.
8) Distribusi logistik terlambat tidak sesuai dengan aturan yang
berlaku.
9) Logistik tidak mencukupi.
b. Perencanaan Pengawasan
Bawaslu Kota Parepare secara langsung memantau proses
penerimaan, penyortiran, pengepakan hingga pendistribusian logistik,
sehingga terjadi pencegahan secara langsung jika ada masalah atau
pelanggaran yang terjadi, akan tetapi proses pendistribusian dari KPU
Provinsi Sulawesi Selatan yang terhambat sehingga proses
pengepakan dan pendistribusian ke kecamatan terhambat.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 123
2. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan SubTahapan Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
a. Pencegahan
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan Pengawasan
Perencanaan, Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bawaslu Nomor 30 Tahun 2018 pada Pemilihan DPR, DPD
dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.
Adapun pelaksanaan kegiatan pengawasan sebagai
pencegahan pada tahapan Pengadaan dan Pendistribusian
Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan umum yang telah
dilaksanakan Bawaslu Kota Parepare sebagai berikut :
1) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan kepada
Ketua Komisi Pemilihan Umum tentang Pengadaan Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019, dengan nomor :
14/SN-24/PM.00.02/I/2019 tertanggal 17 Januari 2019.
2) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan kepada
Ketua Komisi Pemilihan Umum tentang Pemenuhan Kelengkapan
TPS, dengan nomor : 14/SN-24/HK.00.06/II/2019 tertanggal 14
Februari 2019. Himbauan ini memastikan pengadaan
perlengkapan penyelenggaraan Pemilu terhadap pelaksanaan
produksi dan pencetakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu
dan dukungan perlengkapan lainnya serta kesesuaian jumlah
perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu dan dukungan
perlengkapan lainnya yang diproduksi dengan jumlah yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan pemenang lelang jika
terdapat kelebihan atau jumlah kekurangan surat suara.
3) Bawaslu Kota Parepare melakukan pencegahan dengan
memberikan Surat Himbauan kepada Ketua Komisi Pemilihan
Umum terkait pemenuhan kekurangan surat suara dengan nomor
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 124
: 33/SN-24/HK.00.06/IV/2019 tertanggal 8 April 2019.
Menghimbau untuk memperhatikan pemenuhan kekurangan
surat suara.
b. Aktivitas Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan pada tahapan pengadaan dan
distribusi logistik dengan berdasar pada alat kontrol dan alat kerja
Pengawasan pada Pemilihan DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 yaitu:
1) Alat kontrol jenis dan jumlah peruntukan tinta, segel, kotak
suara, bilik suara, perlengkapan TPS yang digunakan dalam
Pemilihan Umum Tahun 2019.
2) Alat kontrol jenis dan jumlah peruntukan sampul, formulir yang
digunakan dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.
3) Rekapitulasi Hasil Pengawasan perakitan kotak suara yang
digunakan pada Pemilihan Umum Tahun 2019.
4) Alat Kerja Supervisi Pengawasan pengiriman perlengkapan
pemungutan suara Pemilihan Umum Tahun 2019.
Setelah Alat Kontrol dan Alat Kerja selesai, Bawaslu Kota
Parepare langsung mengirim laporan tersebut kepada Bawaslu
Provinsi Sulawesi Selatan dengan membuatkan Form A hasil
pengawasan.
Pada saat logistik pemilu berupa kotak suara, bilik suara, tinta,
segel, perlengkapan TPS, sampul, formulir, surat suara tiba di KPU
Kota Parepare, KPU akan melakukan penyortiran yang dilaksanakan di
gudang sewa KPU Kota Parepare (Hotel Kenari) yang dilengkapi
kamera CCTV. Selama proses penyortiran dan pengepakan
berlangsung, KPU diawasi oleh Bawaslu Kota Parepare dan dijaga
ketat oleh pihak Kepolisian Kota Parepare.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 125
Pengantaran logistik pemilu berupa kotak suara dari KPU ke
PPK Kecamatan dengan menggunakan ekspedisi PT Pos Indonesia
diawasi langsung oleh Bawaslu Kota Parepare beserta jajarannya.
Untuk penyortiran surat suara apabila ditemukan surat suara
yang rusak atau kotor, KPU Kota Parepare mengumpulkan surat suara
yang rusak atau kotor dan akan dimusnahkan setelah proses
penyortiran selesai.
Tabel 2.43 Total Kebutuhan Surat Suara
No Jenis Surat Suara
Kebutuhan DPTb Lapas
Total Kebutuhan
1 PPWP 101302 296 101598
2 DPD-RI 101302 291 101593
3 DPR RI 101302 260 101562
4 DPRD Prov 101302 258 101560
5 DPRD 1 45046 90 45136
6 DPRD 2 23039 - 23039
7 DPRD 3 33217 - 33217
TOTAL 506510 1195 507705
Tabel 2.44
Total Surat Suara yang diterima dan Sisa Lebih/Rusak
No Jenis Surat Suara
Diterima Total
Terima Sisa
Lebih/Rusak 1 2 3
1 PPWP 100782 684 296 101762 164
2 DPD-RI 101128 2201 296 103625 2032
3 DPR RI 101190 1020 296 102506 944
4 DPRD Prov 101302 1805 296 103403 1843
5 DPRD 1 45071 837 - 45908 772
6 DPRD 2 22989 784 - 23773 734
7 DPRD 3 33156 910 - 34066 849
TOTAL 505618 8241 1184 515043 7338
Pemusnahan surat suara rusak atau kotor Pemilihan Umum
DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota serta Presiden dan Wakil
Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Parepare dengan Berita
Acara Nomor: 45/PP10-BA/7372/KPUKot/IV/2019 tertanggal 16 April
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 126
2019 dihalaman gudang sewa KPU Kota Parepare Hotel Kenari yang
disaksikan oleh Kapolres Kota Parepare, Dandim 1405 Mallusetasi,
Perwakilan Kajari, Bawaslu Kota Parepare.
3. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan SubTahapan Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
a. Temuan
Pada tahapan ini, Bawaslu Kota Parepare tidak menemukan ada
pelanggaran
b. Rekomendasi
Tidak ada rekomendasi dalam tahapan pengadaan dan
pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Tidak ada tindak lanjut dalam rekomendasi karena tidak ada temuan
dan laporan.
4. Dinamika dan Permasalahan dalam Tahapan dan SubTahapan Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Kendala utama Pengawasan Pengadaan dan Pendistribusian
perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara adalah proses
distribusi dan keamanaan. Titik yang terkadang menjadi permasalahan
adalah proses distribusi dari KPU Kota Parepare hingga ke PPS dan TPS
sangat rawan, proses distribusinya bisa terlambat datang ke TPS.
Selain karena pendistribusian yang sulit, adapun karena
keamanaan logistik, sebagaian besar perlengkapan pemungutan suara
disimpan di Kantor Kelurahan pada malam hari sebelum pemungutan
suara dan esok hari dilanjutkan proses distribusi ke masing-masing TPS,
sehingga rawan adanya pelanggaran baik rusak atau hilang, sehingga
Panwaslu menyampaikan kepada Panwascam, PPL melakukan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 127
pengawasan dengan memonitoring ke Kecamatan pada malam hari
sebelum pemungutan suara.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan
Pengawasan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan
pemungutan dan penghitungan suara perlu dilakukan beberapa evaluasi
agar pengawasan dapat lebih efektif dan efisien :
1) Adanya aturan yang mengatur secara tertulis terkait bahwa dokumen
lelang/kontrak antar KPU dan perusahaan dapat diberikan salinan
kepada Pengawas Pemilu, agar mudah mengawasi terhadap jumlah
pengadaan logistik yang akan diproduksi sesuai dengan kualifikasi dan
spesifikasi yang telah diatur.
2) KPU Kota Parepare dalam mendistribusikan perlengkapan
pemungutan suara harus sudah melakukan meeping waktu, sehingga
keterlambatan distribusi tidak terjadi, karena rawan ketika
perlengkapan pemungutan suara tidak maksimal terdistribusi akan
menjadi bahan permasalahan oleh peserta pemilu sehingga
menimbulkan kecurigaan dari berbagai pihak.
F. Pelaksanaan Tahapan Dana Kampanye
1. Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan subtahapan dana kampanye
Dana Kampanye adalah dana yang dihimpun dan dibelanjakan
oleh pasangan calon dan/atau tim kampanye untuk membiayai proses
kampanye atau untuk mempengaruhi hasil kampanye. Dana yang
dihimpun ini dapat berasal dari dana pribadi pasangan calon maupun
dana sumbangan dari pihak lain baik perseorangan maupun perusahaan
atau kelompok. Sebagai sarana untuk mempengaruhi masyarakat pemilh
agar menjatuhkan pilihan politiknya kepada calon peserta, maka calon
peserta pasti akan berupaya sekuat tenaga untuk melakukan kampanye
secara maksimal dengan menawarkan visi, misi maupun program, baik
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 128
melalui media pertemuan, iklan, penyebaran brosur, spanduk dan alat
peraga lainnya maupun melalui kegiatan pertunjukan hiburan.
Pada umumnya, calon peserta yang memiliki dukungan dana yang
besar, maka akan mampu melakukan kegiatan kampanye yang besar
pula. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa proses kampanye dalam
Pemilihan Umum di Kota Parepare berjalan secara adil (fair) maka
undang-undang mengatur tentang tata cara pengelolaan dan
pertanggung jawaban dana kampanye.
Proses tahapan pengawasan dana kampanye Bawaslu Kota
Parepare fokus terhadap rekening khusus dana kampanye (RKDK),
laporan awal dana kampanye (LADK), laporan penerimaan sumbangan
dana kampanye (LPSDK), laporan penerimaan dan penggunaan data
kampanye (LPPDK).
sistem pelaporan kampanye juga harus mengacu kepada prinsip
transparansi dan akuntabilitas, yang dalam praktiknya diterjemahkan
melalui kerangka hukum yang mewajibkan pasangan calon untuk
mengelola, mencatat, melaporkan, dan mempublikasikan laporan dana
kampanye secara transparan, serta penormaan beberapa ketentuan
larangan menerima dana dari pihak tertentu untuk mencegah
potensi money-laundry, penyalahgunaan anggaran/fasilitas negara,
maupun pembatasan jumlah maksimal sumbangan. Kerangka hukum
demikian dimaksudkan untuk mencegah terjadinya korupsi. Maka dari itu
penting bagi Bawaslu untuk mengatur panduan dalam tahapan Dana
Kampanye pada Pemilu tahun 2019.
a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP
Dalam mengawasi tahapan tersebut, Bawaslu Kota Parepare
telah memetakan kerawanan-kerawanan yang mungkin akan menjadi
permasalahan nanti. Hal tersebut sudah menjadi bentuk antisipasi
yang perlu untuk dilakukan, dengan adanya acuan pemetaan sehingga
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 129
arah fokus pengawasan dapat dilaksanakan secara tepat. Adapun
kerawanan-kerawanan pada pelaksanaan tahapan sebagai berikut:
Tabel 2.45 Kerawanan-Kerawanan pada pelaksanaan Tahapan Dana Kampanye
SUB TAHAPAN KERAWANAN
1. Laporan Awal Dana Kampanye (LADK)
ii. Pasangan Calon melaporkan Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) kepada KPU Kota Parepare tidak tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam peraturan
iii. Laporan LADK pasangan calon terdapat formulir isian dengan formulir yang ditetapkan oleh KPU Kota Parepare
2. Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK)
a. Dana kampanye yang berasal dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
b. Dana Kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan
c. Dana kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain kelompok atau badan hukum swasta
d. Identitas penyumbang dana kampanye tidak jelas
e. Sumbangan dana kampanye yang diberikan harus berada dalam rekening khusus dana kampanye
3. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK)
a. Pengeluaran Kampanye untuk pembelian barang tidak sebesar harga pasar yang dilaporkan
b. Perencanaan Pengawasan
Pada pengawasan tahapan dana kampanye, Bawaslu Kota
Parepare menyusun strategi pengawasan dengan melakukan fokus
pengawasan di sub tahapan. Adapun hal-hal yang utama menjadi
bahan strategi pengawasan dana kampanye dengan memastikan
beberapa hal, sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 130
Tabel 2.46 Strategi Pengawasan Dana Kampanye
Sub Tahapan Fokus Pengawasan
a. Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK)
1. Kepatuhan peserta pemilu melaporkan Rekening Khusus Dana Kampanye
2. akun rekening khusus dana kampanye peserta pemilu sesuai dengan identitas peserta pemilu
3. lampiran rekening koran sebagai bukti penerimaan sumbangan dana kampanye rekening khusus dana kampanye
b. Laporan Awal Dana Kampanye (LADK)
1. Pelayanan yang diberikan KPU dengan membuka help desk atau tempat pelaporan LADK untuk peserta pemilu
2. Kepatuhan peserta pemilu melaporkan LADK kepada KPU Kab/Kota, tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam perundang- undangan
3. dalam laporan LADK pasangan calon tidak ada perbedaan formulir isian dengan formulir yang telah ditetapkan oleh KPU
4. publikasi laporan LADK peserta pemilu di papan pengumuman dan di laman/website KPU
5. pembukuan Dana Kampanye untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran dana kampanye
6. Melakukan pencatatan terhadap laporan LADK
c. Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK)
1. Pelayanan yang diberikan KPU dengan membuka help desk atau tempat pelaporan LPSDK untuk peserta pemilu
2. kepatuhan peserta pemilu melaporkan laporan LPSDK kepada KPU Kab/Kota, tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam perundang- undangan
3. laporan LPSDK peserta pemilu tidak ada perbedaan formulir isian dengan formulir yang telah ditetapkan oleh KPU
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 131
d. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK)
1. Pelayanan yang diberikan KPU dengan membuka help desk atau tempat pelaporan LPPDK untuk peserta pemilu
2. Kelengkapan dan kesesuain dokumen LPPDK sesuai dengan ketetentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kebenaran pembukuan dana kampanye yang memuat seluruh penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pasangan calon dalam bentuk uang, barang, dan jasa disetiap kegiatan kampanye yang telah dilaksanakan oleh peserta pemilu.
4. kepatuhan laporan LPPDK, ketepatan waktu sesuai dalam peraturan perundang-undangan
5. Laporan LPPDK peserta pemilu tidak ada perbedaan formulir isian dengan formulir yang telah ditetapkan oleh KPU Kab/Kota
6. Publikasi laporan LPPDK peserta pemilu di papan pengumuman dan dilaman/website KPU
7. Penelusuran sumbangan dana kampaye dalam laporan LPPDK.
8. Melakukan pencatatan terhadap laporan LPPDK
2. Kegiatan Pengawasan tahapan dan subtahapan dana kampanye
a. Pencegahan
Dalam rangka pengawasan dana kampanye, Bawaslu Kota
Parepare telah menyusun beberapa pencegahan dalam bentuk
penyampaian kepada pihak terkait dan kegiatan internal dan
eksternal. Aspek penting dalam pengawasan dana kampanye adalah
Transparancy (mengupayakan agar seluruh informasi berkenaan
dengan data besaran sumbangan, sumber dana, pengelolaan, dan
pertanggung jawaban dana kampanye dapat diakses oleh publik),
Accuracy (mengupayakan agar proses pembukuan dana kampanye
dilakukan secara akurat), Accountability (mengupayakan agar sumber
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 132
penerimaan, nominal dana, dan penggunaan dana kampanye
dilakukan sesuai aturan hukum dan dapat dipertanggung jawabkan),
Procedure Compliance (mengupayakan agar proses pembukuan dan
pelaporan dana kampanye dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan oleh aturan hukum baik Undang-undang maupun
peraturan KPU).
Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan langsung pada
hari Rabu, tanggal 2 Januari 2019 dengan nomor: 01/SN-
24/PM.00.02/I/2019 Penyerahan Laporan Penerimaan Sumbangan
Dana Kampanye (LPSDK) di Kantor KPU Kota Parepare dimulai pada
pukul 10.00 Wita
b. Aktivitas Pengawasan
1) Pengawasan Laporan Awal Dana Kampanye (LADK)
pengawasan dana kampanye sesuai dengan jadwal
tahapan, Bawaslu Kota Parepare melakukan koordinasi dengan
KPU Kota Parepare terkait informasi kedatangan calon saat
penyerahan LADK, tim pasangan calon menyerahkan Model LADK
1 hingga LADK 5, fotocopy buku rekening dan surat pernyataan
bagi penyumbang.
Pengawasan pada hari Minggu, 23 September 2018
bertempat di Kantor KPU Kota Parepare dilakukan pengawasan
Laporan Dana Awal Kampanye Partai Politik Peserta Pemilu Tahun
2019
▪ Terdapat partai politik yang menerima sumbangan dari Calon
anggota legislatif yaitu Partai PKB sejumlah Rp. 8.600.000,-
dan Partai PSI sejumlah Rp. 1.000.000,-
▪ 15 Partai Politik menyampaikan LADK tepat waktu sebelum
pukul 18.00
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 133
▪ Formulir Model LADK1-Parpol untuk partai PDIP dan Nasdem
dikembalikan untuk diperbaiki
▪ Formulir Model LADK1-Parpol untuk partai PSI dikembalikan
untuk diperbaiki dan pada tanggal 24 September telah disetor
kembali ke KPU Kota Parepare
▪ Terdapat ketidaksesuaian tanda terima untuk partai GARUDA,
dimana pada tanda terima tertulis pukul 11.30 Wita namun
pada absen penerimaan tertulis 08.30 Wita. Demikian juga
dengan partai PSI, pada tanda terima tertulis 16.45 Wita
namun pada absen penerimaan tertulis 16.50 Wita. Atas
perbedaan ini, Bawaslu Kota Parepare telah menyampaikan
koreksi secara lisan dan akan ditindaklanjuti oleh KPU Kota
Parepare
2) Perbaikan Pengawasan Laporan Awal Dana Kampanye (LADK)
a) Pengawasan pada hari Senin-kamis, 24-27 September 2018
bertempat di Kantor KPU Kota Parepare dilakukan
pengawasan Perbaikan Laporan Dana Awal Kampanye Partai
Politik Peserta Pemilu Tahun 2019
b) Pengawasan pada hari Jum’at, tanggal 28 September 2018
dilakukan pencermatan LADK hasil perbaikan di kantor KPU
Kota Parepare
Partai politik yang datang melakukan perbaikan sebagai
berikut:
Tabel 2.47
Partai Politik yang datang melakukan perbaikan
NAMA PARTAI
Waktu URAIAN
PSI Senin,24 September 2018 pukul 20.25 Wita
Perbaikan LADK1-Parpol dimana penerimaan parpol Rp.1.000.000,- caleg nihil kemudian setelah diperbaiki penerimaan caleg Rp.1000.000,- dan parpol nihil
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 134
HANURA Selasa, 25 September 2018 pukul 17.50 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol (NPWP) dimana kekurangan data NPWP atas nama Muhsin Kamil dan telah dilengkapi
DEMOKRAT
Rabu, 26 September 2018 pukul 16.00 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Amelia Edhar, Sitti Chairunisa Ibrahim, Hj. Hadrawati dan telah dilengkapi
NASDEM Rabu, 26 September 2018 pukul 12.00 Wita
Perbaikan LADK1-Parpol dimana angka Rp. 200.000,- masuk di kas bendahara kemudian setelah diperbaiki masuk di “kas RKDK” Perbaikan LADK2-Parpol dan LADK3-Parpol dimana nihil kemudian setelah diperbaiki terinput Rp.200.000,- sesuai RKDK Perbaikan LADK5-Parpol dimana angka Rp.200.000,- masuk di kas bendahara kemudian setelah diperbaiki masuk di “kas RKDK” Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Sri Susanto, Djoni, Rusdin Jalil dan Andi Ismawati telah dilengkapi.
PDIP Rabu, 26 September 2018 pukul 17.30 Wita
Kekurangan surat keterangan pengelola RKDK dan pada saat perbaikan sudah disertakan sebanyak 4 rangkap Perbaikan LADK1-Parpol, LADK2-Parpol, dan LADK3-Parpol dimana nihil pada penerimaan kemudian setelah diperbaiki sudah terinput sebanyak Rp.10.030.234,- di kolom penerimaan dari parpol Perbaikan LADK5-Parpol dimana kas RKDK=0, kas dibendahara Rp. 10.030.024,- kemudian setelah diperbaiki kas di RKDK=Rp. 10.030.024,- dan kas di bendahara= 0. Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Mustafa Mappangara, SE, Irma Manilia, Jupriyadi, Syamsurianti, A.Ismail Saleh, Ady Saputra, Nurlina,
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 135
Hj. Apriyani, Hj. A. Fitri Sugi, Darmawati, Anis Bamba, Suparman, H.Abd. Hamid Amnas, Alvin Eka Putra telah dilengkapi Dari hasil pencermatan LADK7HP-Parpol atas nama Hj. Andi Putri Ipo, SE ditemukan kekeliruan dimana total penerimaan Rp. 3.000.000,- seharusnya nihil dan telah dilakukan saran perbaikan dan akan ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare
PERINDO
Rabu, 26 September 2018 pukul 19.58 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Yulianus Tandi Gau telah dilengkapi
GOLKAR Rabu, 26 September 2018 pukul 22.15 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Muhammad Ramlan, Abu Nawar, Hj. Marhama, Baktiar, Ervinna Rasyid, H. Sulaeman, Muhtar, Andi Azis Tanro, Murda, Ahmad, Hj. Andi Farida Soewandi, Abdul Muin Syam, Hatima Besuk, Ir. Hj. Zahril Djafar, Andi Nurhatina Tipu, Andi Fatimah, H. Muliadi.
BERKARYA
Kamis, 27 September 2018 pukul 10.12 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Arifiah, Suryani, Ramadhani, S.Pd, Nuraeni Ahmad, Kurnia Zaitia dan telah dilengkapi
GARUDA Kamis, 27 September 2018 Pukul 11.30 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Muh. Amin Nawi, Erni Nawi, Saribulan Berjuang dan telah dilengkapi
PKB Kamis, 27 September 2018 pukul 13.45 Wita
Perbaikan LADK1-Parpol poin c dimana kas di RKDK – 0, kas di bendahara = Rp. 9.206.213,- kemudian setelah diperbaiki sudah masuk di RKDK = Rp. 2.206.213 dan kas di bendahara = 0 Perbaikan LADK2-Parpol dan LADK3-Parpol dimana sumbangan Partai Politik terbaca nihil kemudian setelah diperbaiki sudah masuk Rp.606.213,- Perbaikan LADK5-Parpol dimana
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 136
sumbangan Rp. 9.206.213,- masuk ke kas bendahara kemudian setelah diperbaiki sudah masuk di kas RKDK senilai Rp. 9.206.213,- dan kas di bendahara Rp.0,- Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Hj. Megawati, Umi Alfrida, dan H. Muhammad Rusdi R telah dilengkapi
PKS Kamis, 27 September 2018 pukul 16.44 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol dimana kekurangan data NPWP atas nama Sari Astharina S. Dan telah dilengkapi
GERINDRA
Kamis, 27 September 2018 pukul 17.12 Wita
Perbaikan LADK7-Parpol atas nama Indah Pratiwi, Nurul Julia Fajrianti
Terdapat 3 (tiga) Partai Politik yang tidak melakukan perbaikan yaitu partai PPP, PBB dan PAN.
Tabel 2.48
Penyerahan LADK dan RKDK Peserta Pemilu Tahun 2019
3) Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK)
Bawaslu Kota Parepare melakukan kegiatan penelitian
dokumen Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
BANKNOMOR REK.
1 PKB 16.05 WITA BRI 305401018154532 9,206,213 sumbangan caleg : 8.600.000
2 GERINDRA 17.40 WITA SULSELBAR 302020000025671 100,000
3 PDIP 15.38 WITA tidak ada (perbaikan)
4 GOLKAR 16.48 WITA BRI 006401000526563 5,000,000
5 NASDEM 16.45 WITA tidak ada (perbaikan)
6 GARUDA 08.30 WITA BRI 006401008413532 100,000 tanda terima pukul 11.30 Wita
7 BERKARYA 14.17 WITA BRI 305401025983532 300,000
8 PKS 15.38 WITA BNI SYARIAH 3554480585 1,000,000
9 PERINDO 13.00 WITA BNI SYARIAH 3000201886 1,000,000
10 PPP 17.15 WITA BNI 0750105204 1,000,000
11 PSI 16.50 WITA BRI 22901001841532 1,000,000 - sumbangan caleg 1.000.000
-tanda terima pukul 16.45 Wita
12 PAN 03.40 WITA SULSELBAR 0302020000025760 500,000
13 HANURA 15.40 WITA BRI 006401008416530 500,000
14 DEMOKRAT 15.32 WITA SULSELBAR 0302020000025662 1,500,000
15 PBB 17.20 WITA BRI 006401008412536 250,000
16 PKPI - Tidak ada caleg
SALDO
PENERIMA
AN
KETERANGAN
WAKTU
PENYAMPAI
AN
NAMA
PARTAI
POLITIK
NOREKENING
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 137
Peserta Pemilu pada tanggal 3-6 Januari 2019 bertempat di Kantor
Bawaslu Kota Parepare.
a) Terdapat partai politik yang melaporkan LPSDK nihil yaitu
Partai Politik Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pada
partai PDIP juga terdapat 1 caleg (Andi Darmawangsa) yang
tidak melaporkan sumbangan dana kampanyenya karena telah
meninggal dunia.
b) Selain PDIP, seluruh Parpol melaporkan secara lengkap LPSDK
setiap calegnya.
c) Tidak ada sumbangan melebihi batas maksimal sumbangan.
d) Semua Partai Politik dan Tim Pasangan Calon menerima tanda
terima Laporan Sumbangan Dana Kampanye dari KPU Kota
Parepare.
e) Terdapat sumbangan dari perseorangan pada:
• Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Sumbangan dalam bentuk uang atas nama Awaluddin
sebanyak Rp. 1.300.000,- Penyumbang ini telah
difaktualkan melalui telpon (082188181946) pada tanggal
7 Januari 2019. Penyumbang adalah suami dari DCT DPRD
Kota Parepare dari Partai PKS atas nama Betty Karim, SH
Partai Bulan Bintang (PBB)
Sumbangan dalam bentuk barang atas nama DR. H. Zainal
Abidin Rp.7.950.000,- Penyumbang merupakan DCT DPR –
RI dari Partai PKB.
f) LPSDK tidak sinkron dan ada perbedaan jumlah antar formulir
LPSDK 1 dan LSPDK 4 yaitu pada partai PKB, Berkarya, PKS,
Perindo, Demokrat dan PBB.
g) Beberapa Partai Politik melampirkan Bukti Penerimaan Dana
Kampanye beserta Kwitansi dan sebagaian yang lain hanya
melampirkan Bukti Penerimaan Dana Kampanye
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 138
• Tim verifikator dari KPU Kota Parepare yang menerima
LPSDK Peserta Pemilu terdiri dari 2 orang staf yaitu Sdri.
Nurul Wahidah dan Sdri. Fauziah
• Pengawasan kegiatan penyerahan LPSDK dihadiri oleh
anggota Bawaslu Kota Parepare
• Daftar partai yang telah menyerahkan Laporan
Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) Kota
Parepare:
Tabel 2.49
Laporan Penerimaan Sumbangan Dana
Kampanye (LPSDK)
No Pasangan Calon dan Partai Politik Waktu
1 Tim Pasangan Calon Jokowi Ma’ruf 10.30 Wita
2 Partai Hanura 10.40 Wita
3 Partai PPP 11.00 Wita
4 Partai PKS 11.10 Wita
5 Partai PBB 12.00 Wita
6 Partai Nasdem 12.00 Wita
7 Partai Demokrat 13.17 Wita
8 Partai PAN 13.40 Wita
9 Partai Perindo 14.21 Wita
10 Partai Berkarya 14.46 Wita
11 Partai Garuda 15.13 Wita
12 Partai PDIP 15.19 Wita
13 Partai Golkar 15.41 Wita
14 Partai PSI 17.00 Wita
15 Partai PKB 17.25 Wita
16 Partai Gerindra 17.40 Wita
h) Partai PKPI tidak menyerahkan LPSDK dikarenakan tidak
memiliki calon Anggota DPRD pada pemilu 2019
i) Tim Pasangan Calon Nomor 02 Prabowo Sandi, tidak pernah
melakukan konsultasi terkait LPSDK dan juga tidak hadir pada
saat penyerahan LPSDK. KPU telah melakukan kordinasi
dengan salah satu anggota pelaksana kampanye (bapak
Hamzah Thamrin, SE) dan diperoleh informasi bahwa tidak
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 139
adanya LPSDK tersebut karena belum ada instruksi dari pusat
dan selanjutnya tetap akan berkoordinasi kembali dengan Tim
Teknis Pelaksana Kampanye Prabowo Sandi.
4) Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK)
a. Bawaslu Kota Parepare melakukan Pengawasan Penyerahan
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
(LPPDK) pada tanggal 30 April 2019 bertempat di Kantor KPU
Kota Parepare.
Adapun Partai Politik yang telah menyerahkan Laporan
Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) Kota
Parepare:
Tabel 2.50
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye (LPPDK) 30 April 2019
No Pasangan Calon dan Partai Politik Waktu
1 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 13.00 Wita
2 Partai Nasional Demokrat (NasDem) 14.28 Wita
3 Partai Bulan Bintang (PBB) 14.32 Wita
4 Partai Berkarya 16.04 Wita
5 Partai Demokrat 21.00 Wita
b. Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan langsung
penyerahan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye (LPPDK) pada tanggal 01 Mei 2019 bertempat di
Kantor KPU Kota Parepare.
Adapun Partai Politik yang telah menyerahkan Laporan
Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) Kota
Parepare:
Tabel 2.51
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye (LPPDK) 01 Mei 2019
No Pasangan Calon dan Partai Politik Waktu
1 PDI Perjuangan 12.30 Wita
2 Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) 12.45 Wita
3 Partai Golongan Karya (GOLKAR) 15.00 Wita
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 140
4 Partai GERINDRA 15.02 Wita
5 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 16.53 Wita
6 Partai PERINDO 17.05 Wita
7 Tim Pasangan Calon Nomor Urut 01 16.30 Wita
▪ Penyerahan dokumen LPPDK diserahkan oleh L.O Partai
Politik dan diterima oleh KPU Kota Parepare, dan setelah
dilakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen LPPDK dan
dinyatakan lengkap, kemudian dilanjutkan dengan
penyerahan berita acara penerimaan LPPDK oleh KPU Kota
Parepare.
c. Berdasarkan hasil koordinasi dengan KPU Kota Parepare, pada
tanggal 02 Mei 2019 KPU Kota Parepare telah menyerahkan
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
(LPPDK) kepada Akuntan Publik di KPU Provinsi Sulawesi
Selatan.
d. Bawaslu melakukan penelitian dokumen LPPDK Peserta Pemilu
pada Tanggal 15 Mei 2019 di Kantor Bawaslu Kota Parepare.
▪ Terdapat 2 (dua) partai politik yang tidak melaporkan yaitu
Partai Gerakan Perubahan Indonesia (GARUDA), dan Partai
Solidaritas Indonesia (PSI) serta Calon Presiden dan Wakil
Presiden Nomor urut 2 (dua).
▪ Terdapat 2 (dua) Partai Politik yang melaporkan telah
menerima sumbangan perseorangan yaitu Partai GOLKAR
dan Partai PKS sedangkan untuk pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden Nomor Urut 1 (satu) terdapat hutang
sebesar Rp. 15.503.000,-
▪ Pada LPPDK Partai PDIP total penerimaan bukan
merupakan akumulatif atau tidak menambahkan
sumbangan dari Calon Legislatif sebesar Rp.18.112.400,-
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 141
▪ Saldo Akhir dari hasil perhitungan manual untuk Partai
Golkar yaitu Rp.76.050.000,- tidak sinkron dengan yang
tercantum pada LPPDK yaitu sebesar Rp.18.050.000,-
▪ Pada Partai Hati Hanurani Rakyat tidak memiliki rincian
pengeluaran hanya memasukkan jumlah keseluruhan
dalam pengeluaran operasi sebesar Rp.53.098.500,-
▪ Semua saldo akhir di LPPDK tidak sama jumlahnya dengan
saldo akhir di rekening koran (Rincian Terlampir).
e. KPU Kota Parepare telah menyerahkan Hasil Audit dari Kantor
Akuntan Publik (KAP) Laporan Dana Kampanye kepada Peserta
Pemilihan Umum Tahun 2019 pada tanggal 04 Juni 2019 di
Kantor Bawaslu Kota Parepare.
▪ Adapun Partai Politik Kota Parepare yang telah menerima
Hasil Audit Dana Kampanye dari Kantor Akuntan Publik
(KAP) dari KPU Kota Parepare:
Tabel 2.52
Partai Politik yang telah menerima Hasil Audit dari Akuntan
Publik (KAP)
No Pasangan Calon dan Partai Politik Waktu
1 Partai Bulan Bintang (PBB) 10.45 Wita
2 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 10.49 Wita
3 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 12.15 Wita
4 Partai Amanat Nasional (PAN) 12.44 Wita
5 Partai Golongan Karya (GOLKAR) 13.10 Wita
6 Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) 13.48 Wita
7 Partai Nasional Demokrat (NasDem) 14.55 Wita
8 Partai Demokrat 14.55 Wita
9 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 15.13 Wita
10 Partai GERINDRA 15.20 Wita
11 PDI Perjuangan 16.15 Wita
f. Berdasarkan hasil koordinasi dengan KPU Kota Parepare,
bahwa pada tanggal 06 Juni 2019 KPU Kota Parepare telah
menyerahkan Hasil Audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 142
Laporan Dana Kampanye kepada Peserta Pemilu yaitu Partai
Berkarya pada pukul 16.30 Wita dan Partai Persatuan
Indonesia (PERINDO) pada pukul 17.24 Wita bertempat di
Kantor KPU Kota Parepare.
2. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan Dan Subtahapan Dana Kampanye
b. Temuan
Hasil pengawasan yang telah dilakukan Bawaslu Kota Parepare,
dalam mengawasi Tahapan dan Subtahapan Dana Kampanye tidak
menemukan permasalahan.
c. Rekomendasi
Bawaslu Kota Parepare tidak mengeluarkan rekomendasi pada
Tahapan Dana Kampanye.
d. Tindak Lanjut Rekomendasi
Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan terhadap
Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon dan Partai Politik sesuai
dengan standar prosedur dan standar pengawasan. Selama tahapan
berlangsung tidak ada tindaklanjut terhadap rekomendasi.
4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan SubTahapan Dana Kampanye
Pada Tahapan Dana Kampanye, Bawaslu Kota Parepare secara
maksimal melakukan pengawasan secara melekat terkait penggunaan
dana kampanye pasangan calon dan partai politik, adapun kendala-
kendala yang dihadapi saat melakukan pengawasan:
a) Aturan yang mengatur terkait batasan harga yang dijadikan dasar
pasangan calon dan partai politik dalam pembelian barang untuk
kampanye, karena dibeberapa daerah masing-masing berbeda
standar harga barang sehingga menyulitkan pengawasan penggunaan
bahan kampanye
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 143
b) Aturan yang lebih ketat dan perlu dipertimbangkan adalah pelaporan
dana kampanye untuk diberikan akses dokumen secara lengkap dapat
diberikan kepada pengawas pemilu sehingga pengawasan maksimal
yang terjadi adalah terkadang Bawaslu Kabupaten/Kota hanya
memperoleh dokumen Tanda Terima dan Model Formulir yang diatur
dalam PKPU sementara kelengkapan lain sulit diperoleh
c) Terkadang kesiapan pasangan calon dan partai politik dalam
menyerahkan dan menyusun laporan dana kampanye selalu dalam
keadaan last minutes atau detik terkahir, padahal waktu pelaporan
cukup panjang, sehingga menyulitkan penyeleggara dalam mengatur
deadline yang telah ditentukan terkait pemeriksaan dokumen Dana
Kampanye. Maka perlu diatur dalam aturan terkait peningkatan
pemahaman pasangan calon ketika melaporkan dokumen ke KPU.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan SubTahapan Dana
Kampanye
Dari hasil pengawasan, Bawaslu Kota Parepare telah melakukan
pengawasan secara maksimal demi kesuksesan dan kelancaran Pemilihan
DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun
2019. Selama proses pengawasan, Bawaslu Kota Parepare mendapatkan
informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mengisi formulir pada alat
kerja pengawasan dan untuk melakukan pengawasan yang harus sesuai
dengan perundang-undangan ataupun PKPU, tetapi kekurangan dalam
pengawasan adalah dokumen kelengkapan lain masih sulit atau lambat
diperoleh upaya bentuk pengawasan terhadap dokumen Laporan Dana
Kampanye pasangan calon.
Pengawasan terhadap tahapan dana kampanye yang perlu
ditingkatkan adalah standar pengawasan yang lebih komplit seperti
pengawasan penggunaan dana kampanye didukung dengan dasar atau
ketetapan daftar harga pembelian barang kampanye, selain itu sumber
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 144
sumbangan dana kampanye yang diberikan kepada pasangan calon dapat
diperoleh data secara lengkap terkait pekerjaan penyumbang, alamat
penyumbang, hubungan dengan pasangan calon sehingga dalam
menganalisa dan mengisi laporan dapat dilengkapi.
G. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemungutan, Penghitungan, dan
Rekapitulasi Suara
1. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemungutan, Penghitungan, dan
Rekapitulasi Suara
Tahapan pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara
merupakan puncak kegiatan dalam proses penyelenggaraan pemilu. Tidak
hanya karena hari pemungutan suara (polling day) berada pada tahapan
ini dan karena pada hari itulah rakyat berhak memilih menyatakan
kedaulatannya melalui pemberian suara, tetapi juga karena pada tahapan
inilah seluruh asas pemilu yang demokratis diterapkan. Pemberian suara
diberikan oleh rakyat yang berhak memilih secara langsung, tanpa
perantara. Siapapun tidak bisa mengatasnamakan orang lain dalam
memberikan suara, termasuk kepala suku tidak diperkenankan
memberikan suara atas nama warga sukunya ataupun suami tidak boleh
memberikan suara atas nama istri. Penyandang cacat (kaum difabel),
termasuk yang tidak memiliki kedua lengan, tidak bisa diwakili oleh orang
lain dalam memberikan suara kecuali atas permintaan yang
bersangkutan. Hal ini dilandasi oleh suatu pengakuan akan kemampuan
warga negara yang sudah berhak memilih untuk menentukan nasibnya
sendiri.
Untuk menjamin perhitungan suara berlangsung apa adanya,
dalam melaksanakan proses penghitungan suara, ketua dan anggota
KPPS tidak hanya diawasi oleh Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa,
dipantau oleh pemantau pemilu yang terakreditasi, disaksikan oleh saksi
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 145
peserta pemilu, dan para pemilih. Tetapi proses itu juga harus dilakukan
secara transparan dalam suasana terang sehingga dapat dilihat oleh
semua orang yang hadir dengan ucapan yang jelas sehingga dapat
didengar dan dipahami oleh semua yang menyaksikan. Bila terdapat
dugaan akan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara, saksi peserta pemilu atau Pengawas Pemilu
Kelurahan/Desa dapat menyampaikan keberatan sehingga langsung
dapat diperbaiki oleh KPPS bila dugaan itu betul terjadi. Hal ini juga
menjadi wujud dari asas transparansi dan akuntabilitas dalam proses
pemungutan dan penghitungan suara.
Dalam mengawasi tahapan pemungutan, penghitungan, dan
rekapitulasi suara, Bawaslu Kota Parepare telah melakukan beberapa
strategi yang lebih konperehensif. Sebagaimana dengan jadwal tahapan
pemungutan suara hingga rekapitulasi penghitungan suara, pengawasan
sangat perlu memperhatikan setiap proses dalam sub tahapan tersebut
karena pelaksanaan Pemilihan tingkat ketelitian ada pada tahapan ini.
Adapun jadwal pemungutan dan penghitungan suara hingga rekapitulasi
sebagai berikut:
Gambar 2.8
Jadwal Tahapan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara
17 - 18 April 2019
• pemungutan dan penghitungan suara di TPS
penyampaian BA dan alat kerja ke PPK
18 April -5 Mei 2019
• Pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kecamatan
18 April - 5 Mei 2019
• Penyampaian hasil rekapitulasi ke KPU Kabupaten/Kota
20 April -7 Mei 2019
• Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 146
a. Kerawanan-kerawanan dan IKP
Dalam mengawasi tahapan pemungutan, penghitungan, dan
rekapitulasi suara, Bawaslu Kota Parepare telah memetakan
kerawanan-kerawanan yang mungkin akan menjadi permasalahan
nanti. Hal tersebut sudah menjadi bentuk antisipasi yang perlu untuk
dilakukan, dengan adanya acuan pemetaan sehingga arah fokus
pengawasan dapat dilaksanakan secara tepat. Adapun kerawanan-
kerawanan pada pelaksanaan tahapan pemungutan dan
penghitungan suara, rekapitulasi penghitungan suara sebagai berikut:
Tabel 2.53
Kerawanan-kerawanan dalam Tahapan pemungutan,
penghitungan, dan rekapitulasi suara
Persiapan a. TPS dibuat ditempat yang mudah dijangkau termasuk oleh penyandang disabilitas
b. Pembuatan TPS dibuat pada hari pemungutan suara
c. TPS didirikan didekat rumah pasangan calon/tim kampanye/relawan pasangan calon
d. KPPS tidak menerima perlengkapan
Pemungutan Suara
i. Pemungutan dan Perhitungan Suara, serta dukungan perlengkapan lainnya dari PPS paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara
ii. Kotak suara TPS yang diterima oleh tidak dalam kondisi terkunci dan tersegel
iii. C6 tidak terdistribusi kepada pemilih
Pemungutan dan Perhitungan Suara
1. Rapat pemungutan suara dimulai tidak lebih dari pukul 07.00
2. Saksi yang hadir mengenakan atribut yang memuat nomor pasangan calon
3. Apakah DPT dipasang dipapan pengumuman yang ditempatkan disekitar TPS
4. Jumlah surat suara yang tidak sesuai dengan jumlah DPT
5. Terdapat KPPS yang menggunakan sisa surat suara (kelebihan surat suara) untuk dimasukkan kedalam kotak suara
6. Apakah terdapat perlengkapan pemungutan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 147
suara dan dukungan pemungutan suara yang tidak lengkap
7. Pemilih yang tidak tercantum dalam DPTB (daftar pemilih tambahan) menggunakan hak pilihnya
8. Pemilih DPK (daftar pemilih khusus) yang tidak sesuai dengan alamat tempat memilih
9. Pemungutan suara berakhir lewat pada pukul 13.00 waktu setempat
10. Perhitungan suara dilakukan secara tertutup 11. Saksi yang tidak hadir bersedia menandatangani
formulir Berita Acara 12. Para saksi TPS tidak diberikan salinan suara C1
dan lampirannya, sesaat setelah selesai perhitungan suara
13. Setelah rapat perhitungan suara di TPS KPPS tidak menyegel, menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara
14. KPPS tidak menyerahkan kotak suara kepada PPK melalui PPS pada hari dan Tanggal yang sama dengan hari Pemungutan Suara
Rekapitulasi Perbaikan Perhitungan Suara
a. Proses Rekapitulasi dilakukan tidak berbuka, secara tertutup
b. Adanya saksi yang hadir tetapi tidak mau tanda tangan dalam berita acara
c. Formulir yang masih salah tidak dilakukan d. Pelaksanaan rapat lewat dari jadwal yang
ditentukan e. Pengawas pemilu tidak memperoleh salinan hasil
rekapitulasi perhitungan suara f. Pembukaan kota suara sebelum rapat pleno
rekapitulasi.
b. Perencanaan Pengawasan
1) Strategi Pengawasan
Pada pengawasan tahapan pemungutan, penghitungan
suara dan rekapitulasi penghitungan suara, Bawaslu Kota
Parepare menyusun strategi pengawasan dengan melakukan
fokus pengawasan di sub tahapan. Adapun hal-hal yang utama
menjadi bahan strategi pengawasan dengan memastikan
beberapa hal, sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 148
Tabel 2.54 Fokus Pengawasan Tahapan Pemungutan, Penghitungan
suara dan Rekapitulasi Penghitungan Suara
Sub Tahapan Fokus Pengawasan
Persiapan Pemungutan Suara
a. TPS telah didirikan pada lokasi yang telah ditentukan sebelum pelaksanaan pemungutan suara
b. Perlengkapan pemungutan suara dan dukungan perlengkapan lainnya telah diterima oleh KPPS paling lama 1 (satu) hari
c. Penerimaan perlengkapan pemungutan suara dan dukungan perlengkapan lainnya dituangkan dalam Berita Acara serah terima
d. Perlengkapan Pemungutan Suara yang diterima dalam kondisi baik dan tersegel
e. Mengawasi pembagian Formulir C6-KWK kepada pemilih dilakukan KPPS paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara dan mencatat formulir C6-KWK yang tidakdapat dibagikan kepada pemilih
f. Mengingatkan KPPS untuk tidak membuka kotak suara sebelum rapat pemungutan dan perhitungan suara dimulai
Pemungutan dan perhitungan suara
a. Mendeteksi adanya upaya mobilisasi pemilih oleh penyenggara Negara
b. Mengawasi netralitas penyelenggara pemilih dan aparatur pemerintahan setempat selama melaksanakan kegiatan pemungutan dan perhitungan suara
c. TPS dibuka pada jam 07.00 dan ditutup jam 13.00
d. Pemilih yang memenuhi syarat sebagai pemilih dan telah mendaftarkan diri di TPS sebelum pukul 13.00 terpenuhi hak pilihnya
e. Kelengkapan atribut KPPS seperti surat keputusan pengangkatan, tanda pengenal, dan atribut pendukung lainnya
f. Kehadiran seluruh KPPS g. Pembagian tugas Negara KPPS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 149
h. Petugas KPPS dan petugas keamanan bukan merupakan simpatisan anggota dan pengurus partai politik atau pasangan calon
i. Ketua KPPS membuka kotak suara dan mengeluarkan seluruh isi perlengkapan pemungutan dan perhitungan suara
j. Ketua KPPS memberikan surat suara kepada pemilih dalam keadaan terbuka
k. Mengingatkan dan melarang pemilih membawa telepon genggam dan/atau alat perekam gambar lainnya ke bilik suara
Dengan melakukan perencanaan pengawasan dengan
memastikan hal-hal tersebut di atas untuk menjadi acuan dalam
fokus pengawasan lebih terarah sesuai dengan target yang telah
di tetapkan agar tercapai pengawasan yang sesuai dengan
peraturan parundang-undangan.
2) Pemetaan TPS Rawan
Selain pelaksanaan tata laksana dan standar pengawasan
yang telah dilaksanakan oleh pengawas pemilu, diperlukan
pemetaan TPS rawan sebagai upaya terakhir dalam mencegah
terjadi pelanggaran dalam tahapan pemungutan dan
penghitungan suara. Meski semua TPS memiliki potensi
kerawanan masing-masing, namun penting untuk mendapatkan
TPS dengan kerawanan tinggi untuk menentukan fokus dan
strategi pencegahan yang lebih kuat.
Dalam pengawasan tahapan pemungutan dan
penghitungan suara, Pemetaan TPS rawan ini menjadi cara
bagi Pengawas Pemilu untuk mencegah terjadinya pelanggaran
dan kecurangan di TPS. Berangkat dari pemetaaan TPS rawan ini
pengawas pemilu dapat menyusun atau menyiapkan rencana dan
langkah-langkah taktis serta strategis dalam upaya pencegahan
terjadinya pelanggaran dan kecurangan di TPS yang telah
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 150
didentifikasi sejak awal. Pengawas pemilu dapat melibatkan
semua stakeholder pemilihan untuk terlibat dalam upaya
pencegahan tersebut.
Bawaslu perlu menyusun instrumen yang digunakan
sebagai standar dalam menyusun peta TPS rawan. Instrumen
penyusunan peta TPS rawan ini disusun sebagai panduan bagi
jajaran pengawas pemilu dalam melakukan identifikasi TPS
rawan dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.
TPS rawan bertujuan untuk:
• Pemetaan kerawanan sebagai langkah pencegahan untuk
mengantisipasi terjadinya potensi pelanggaran di hari
pemungutan dan perhitungan suara.
• Menyediakan data analisis berbasis TPS untuk menyusun
strategi pencegahan dugaan pelanggaran pemilihan di
tahapan pemungutan dan penghitungan suara.
• Mengukur tingkat pengetahuan dan kesiapan pengawas TPS
dalam melaksanakan pengawasan pemungutan dan
perhitungan suara.
Dalam pelaksanaan pementaan TPS rawan,
diselanggarakan dengan tahapan sebagai berikut:
Tabel 2.55
Tahapan TPS Rawan
No Tanggal Kegiatan Tentang
1 1-5 April 2019
Sosialisasi
Pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota kepada seluruh jajaran pengawasan pemilu, tentang pemetaan TPS rawan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan dan dukungan surat edaran. Pentingnya sosialisasi pemetaan TPS rawan, agar
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 151
adanya pemahaman tentang teknis pengumpulan data, verifikasi data, dan penyusunan laporan hasil pemetaan TPS rawan.
2 6 s.d. 11 April 2019
Pengumpulan Data
Dalam hal pengumpulan data pemetaan TPS rawan dan rekapitulasi menjadi tanggung jawab Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa dibantu oleh PTPS kemudian Pengawas Pemilu Kecamatan melakukan rekapitulasi melalui formulir online yang sudah disediakan oleh Bawaslu RI.
3 10 s.d. 13 April
2019
Rekapitulasi Data
10 April 2019
Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa rekapitulasi pemetaan TPS rawan
11 April 2019
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan melakukan rekapitulasi dan memasukkan di formulir online
12 April 2019
Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan verifikasi data dan analisis pemetaan TPS rawan berdasarkan hasil kecamatan
13 April 2019
Bawaslu Provinsi melakukan verifikasi data dan analisis pemetaan TPS rawan berdasarkan hasil Kabupaten/Kota
4 14 s.d. 15 April
2019
Publikasi Data
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan publikasi TPS rawan kepada masyarakat
Setelah Panwaslu Kecamatan mengisi Formulir TPS Rawan
pada tanggal 14-15 April 2019 maka didapat hasil TPS Rawan di Kota
Parepare dilihat dari 10 (sepuluh) indikator yang akan menjadi titik
fokus dalam pengawasan pada tahapan pemungutan, penghitungan
suara dan rekapitulasi penghitungan suara.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 152
111135
63
2813
10
440
0 20 40 60 80 100 120 140 160
TPS yg terdapat pemilih DPTb
TPS yg terdapat pemilih DPK
TPS yg dekat dari rumah sakit
TPS yg dekat dari perguruan tinggi/kampus
TPS yg dekat dari lembaga pendidikan (pesantren/asrama)
TPS yg terdapat praktik politik uang/barang pada masa kampanye
TPS yg terdapat praktik menghina/menghasut diantara pemilih terkait SARA
KPPS yg berkampanye untuk peserta pemilu
TPS yg dekat dari posko tim pemenang peserta pemilu
Terdapat Logistik/Perlengkapan Pemungutan mengalami kerusakan
12
34
56
78
910
KLASIFIKASI TPS Rawan
Gambar 2.9 Klasifikasi TPS Rawan
2. Kegiatan Pengawasan Tahapan Pemungutan, Penghitungan, dan
Rekapitulasi Suara
Bawaslu Kota Parepare secara simultan melakukan agenda
pelatihan pengawasan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kegiatan itu
dikemas dalam bentuk Training of Trainer (ToT). Kegiatan ini jadi
jembatan kesuksesan di TPS. Pengawas di TPS jadi harapan/tumpuan
karena tidak bisa dipungkiri, mata dan telinga publik akan tertuju pada
TPS.
Kegiatan yang berfokus pada bimbingan teknis pengawas TPS juga
menjadi ajang melatih pengawas bekerja efektif. Bawaslu menyiapkan
simulasi pelaksanaan pemungutan suara, pengisian form, alat kerja
hingga penghitungan suara.
a. Pencegahan
Dalam menghadapi inti tahapan dari proses pelaksanaan
Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden yaitu tahapan pemungutan dan penghitungan suara serta
rekapitulasi penghitungan suara, Bawaslu Kota Parepare
melaksanakan beberapa bentuk pencegahan dengan merancang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 153
kegiatan eksternal dan internal serta beberapa bentuk penyampaian
lisan dan tertulis atau kegiatan persuratan ke pihak-pihak terkait
dalam mensukseskan Pemilihan Umum Serentak di Kota Parepare
Tahun 2019.
Adapun kegiatan pencegahan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kota
Parepare sebagai berikut:
1. Bawaslu Kota Parepare menginisiasi pertemuan bersama dengan
ketua KPU, kabag Ops Polres, Kasat Intel Polres, Kasat Reskrim
Polres, Kesbangpol telah melakukan Rapat Koordinasi pada
tanggal 6 Maret 2019 di Rooftop Hotel Bukit Kenari termasuk
membahas penentuan TPS dan pelanggaran Pemilu lainnya.
2. Bawaslu Kota Parepare melakukan kegiatan Bimbingan Teknis
Sosialisasi Pengawas Pemilu bersama Panwaslu Kecamatan se-
Kota Parepare terkait Teknis Pengawasan Pemungutan dan
Penghitungan Suara, Simulasi Pengawasan Persiapan Pemungutan
Suara dan Penghitungan Suara serta Pergerakan Hasil Perhitungan
Suara pada tanggal 27-28 Maret 2019 di Hotel Pariwisata dengan
Nomor Surat: 214/SN-24/PM.04.00/III/2019.
3. Bawaslu Kota Parepare bersama Panwaslu Kecamatan se-Kota
Parepare dan PPKD se-Kota Parepare telah melakukan Rapat
Fasilitasi dan Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu Tahun 2019
dengan pembahasan TPS Rawan, pada hari Jum’at tanggal 05 April
2019 dengan surat undangan nomor:268/SN-
24/PM.04.00/IV/2019.
4. Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare telah melakukan
Bimbingan Teknis kepada Pengawas TPS:
- Kecamatan Bacukiki
Selasa, 26 Maret 2019 di Hotel Bukit Indah Kenari
Kamis, 11 April 2019 di Hotel Yoetefa
- Kecamatan Bacukiki Barat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 154
Rabu, 3 April 2019 di Gedung SKB
Kamis, 11 April 2019 di Hotel Gandaria
- Kecamatan Soreang
Jum’at, 29 Maret 2019 di Aula Kampus II Universitas
Muhammadiyah
Kamis, 11 April 2019 di Aula Kampus II Universitas
Muhammadiyah
5. Untuk memaksimalkan pengawasan pada tahapan pemungutan
dan penghitungan suara, Bawaslu Kota Parepare melalui Panwas
Kecamatan melakukan Pelantikan Pengawas TPS pada tanggal 25
Maret 2019 dan melakukan Apel Siaga Patroli Pengawasan Anti
Politik Uang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
DPRD Kota, Presiden dan Wakil Presiden di Kota Parepare pada
tanggal 12 April 2019 dihadiri oleh Kapolres Kota Parepare,
Kesbangpol, Staf Bawaslu, Panwascam dan Staf, PPL dan PTPS se
Kota Parepare untuk mengecek kesiapan Struktur Pengawas
dalam tahapan Pemungutan Suara.
6. Bawaslu Kota Parepare telah melakukan Rapat Koordinasi
Bersama dengan Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare beserta
Staf dalam rangka Persiapan Laporan Pemungutan dan
Penghitungan Suara pada tanggal 15 April 2019 di Kantor Bawaslu
Kota Parepare.
Adapun kegiatan pencegahan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kota
Parepare sebagai berikut:
1. Sehubungan dengan surat Bawaslu Republik Indonesia Nomor:
0188/K.BAWASLU/TU.00.01/IV/2019 tertanggal 9 April 2019
tentang Instruksi Bimbingan Teknis bagi pengawas TPS,
menindaklanjuti hal tersebut dengan ini Bawaslu Kota Parepare
menginstruksikan kepada Panwaslu Kecamatan se-Kota Parepare
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 155
dalam surat dengan nomor: 309/SN-24/PM.00.02/IV/2019 bahwa
untuk:
• Memberikan bimbingan teknis yang lebih intensif, terkait
penggunaan Aplikasi Siwaslu pada bimbingan teknis Pengawas
TPS tahap 2 di masing-masing kecamatan.
• Memastikan Aplikasi Siwaslu telah dipasang di SmartPhone
Android masing-masing pengawas TPS sebelum kegiatan
bimbingan teknis dilaksanakan.
• Mendorong pengawas TPS untuk mempelajari panduan
penggunaan Aplikasi Siwaslu serta melakukan ujicoba
penggunaan aplikasi tersebut.
2. Bawaslu Kota Parepare telah menyampaikan Surat Himbauan
Pendirian TPS kepada KPU Kota Parepare sebagaimana diatur
dalam Peraturan KPU No. 3 Tahun 2019 tentang Pemungutan dan
Penghitungan Suara, diharapkan untuk melakukan antisipasi
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat
mengganggu kegiatan pemungutan dan penghitungan suara,
dengan nomor: 353/SN-24/HK.00.06/IV/2019 tertanggal 16 April
2019.
3. Bawaslu Kota Parepare telah menyampaikan Surat Himbauan
untuk mengumumkan Hasil Penghitungan Suara di TPS dengan
Nomor: 358/SN-24/PM.00.02/IV/2019 tertanggal 19 April 2019.
Menghimbau kepada KPU Kota Parepare untuk menyampaikan
kepada jajarannya kebawah yakni PPS dan KPPS se-Kota Parepare,
agar mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS guna
mewujudkan asas Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil.
Untuk mempelancar pengawasan, Bawaslu Kota Parepare
telah mempersiapkan Alat Kerja yang akan digunakan dalam
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 156
melakukan aktivitas pengawasan dalam mendata hasil-hasil
pengawasan dan sebagai perlengkapan dan juga sebagai bagian dari
Formulir A.
Tabel 2.56 Alat Kerja Tahapan pemungutan, penghitungan,
dan rekapitulasi suara
Pengawas Pemilu
Alat Kerja Jenis
Formulir
Panwaslu Kecamatan
1 Alat Kerja Periode 18-27 April 2019
Form A1.PS-1
2 Alat Kerja Periode 18-27 April 2019
Form A1.PS-2
3 Alat Kerja Periode 17 April 2019
Form A1.PS-4
4 Alat Kerja Periode 17 April 2019
Form A1.PS-5
Bawaslu Kabupaten/Kota
1 Alat Kerja Periode 28 April -1 Mei 2019
Form A2.PS-1
2 Alat Kerja Periode 28 April -1 Mei 2019
Form A2.PS-2
b. Aktivitas Pengawasan
Adapun aktivitas pengawasan yang dilakukan dalam tahapan
pemungutan, penghitungan sampai rekapitulasi suara sebagai
berikut:
1) Pengawasan Persiapan Pemungutan Suara
a) Datang ke TPS pukul 06.00 waktu setempat pada hari
pemungutan suara;
b) Melihat kondisi TPS apakah bisa menjamin pemilih
memberikan suara secara langsung, umum, bebas dan
rahasia;
c) Memeriksa lokasi TPS dan perlengkapan pemungutan suara;
d) Alat peraga yang masih terpasang dekat TPS dalam radius
200 meter dari TPS;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 157
e) Memastikan saksi yang hadir memiliki mandat, dan hanya
satu orang yang berada di dalam TPS;
f) Memastikan agar salinan DPT dan Daftar Calon di tempel di
papan pengumuman, jika tidak maka Pengawas
penyarankan agar segera ditempel;
g) Mengingatkan agar yang berada di dalam TPS adalah
petugas, saksi dan pemilih yang hadir dan menggunakan hak
pilihnya.
Jika menemukan hal tersebut pada saat pengawasan
persiapan pemungutan suara maka PPKD siap melaporkan
ke Panwaslu Kecamatan untuk segera ditindaklanjuti.
2) Pengawasan Pelaksanaan Rapat Pemungutan Suara
a) Menyaksikan pelaksanaan sumpah anggota KPPS;
b) Menyaksikan pembukaan kotak suara dan penghitungan
jenis dan jumlah logistik yang ada dalam kotak serta
mencatatnya;
c) Memastikan petugas KPPS siap menjalankan tugasnya
masing-masing;
d) Memastikan ketua KPPS menjelaskan tata cara pelaksanaan
pemungutan suara;
e) Memberi saran perbaikan terhadap proses yang tidak sesuai
prosedur dan memastikan ditindak lanjuti oleh petugas;
f) Memastikan semua temuan pada pelaksanaan rapat
pemungutan suara di tuangkan dalam berita acara atau
dicatat pada catatan kejadian khusus KPU.
3) Pengawasan Pelaksanaan Pemungutan Suara
a) Mengecek atau memeriksa pemilih yang hadir ke TPS adalah
pemilih yang terdapat dalam DPT dan DPTb sesuai
ketentuan;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 158
b) Memastikan pemilih mencatat kehadirannya ke dalam
formulir C7-KWK dan pengawas memberi tanda pada salinan
daftar pemilih yang dibawahnya;
c) Memastikan pemilih yang hadir membawas Formulir Model
C6-KWK;
d) Memastikan Ketua KPPS menandatangani surat suara pada
tempat yang telah ditentukan untuk kemudian diberikan
kepada pemilih yang akan dipanggil untuk memberikan
suara;
e) Memastikan Ketua KPPS memanggil pemilih untuk
memberikan suara berdasarkan prinsip urutan kehadiran
pemilih;
f) Memastikan KPPS mendahulukan pemilih penyandang
disabilitas, ibu hamil, atau orang tua untuk memberikan
suara atas persetujuan pemilih yang seharusnya mendapat
giliran sesuai dengan nomor urut kehadiran;
g) Memastikan Ketua KPPS memberikan surat suara kepada
pemilih dalam keadaan terbuka;
h) Memastikan Pemilih menuju bilik suara untuk menggunakan
hak pilihya;
i) Memastikan pemilih memasukkan surat suara ke dalam
kotak suara sesuai dengan kode surat suara pemilihan;
j) Memastikan pemilih mencelupkan jari ke dalam tinta;
k) Memastikan tidak ada pemilih yang menggunakan hak
pilihnya lebih dari sekali;
l) Memastikan Ketua KPPS memberikan surat suara pengganti
apabila pemilih menerima surat suara dalam keadaan rusak
atau keliru dicoblos hanya 1 (satu) kali dan mencatatkan
surat suara yang rusak atau keliru coblos tersebut dalam
berita acara;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 159
m) Memastikan pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dapat
menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan KTP-el atau
surat keterangan pada 1 (satu) jam sebelum pemungutan
suara berakhir;
n) Memeriksa pemilih tersebut, menggunakan hak pilihnya di
TPS yang berada di RT/RW yang sesuai dalam KTP-el atau
surat keterangan pemilih tersebut;
o) Memastikan KPPS melayani penggunaan hak pilih terhadap
pemilih yang menjalani rawat inap dan menjadi tahanan di
rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan sesuai
ketentuan;
p) Memastikan Ketua KPPS mengumumkan pelaksanaan
pemungutan berakhir pada pukul 13.00 waktu setempat
kecuali pemilih yang telah terdaftar sebelum pukul 13.00
waktu setempat;
q) Memastikan KPPS memberi tanda silang pada tempat tanda
tangan ketua KPPS dan gambar pasangan calon terhadap
surat suara yang tidak digunakan;
r) Memberi saran perbaikan terhadap proses yang tidak sesuai
prosedur dan memastikan ditindak lanjuti oleh petugas;
s) Mencatat kejadian - kejadian khusus yang terjadi selama
proses pemungutan suara berlangsung;
t) Melaporkan ke Panwaslu Kecamatan melalui PPKD apabila
diketahui lebih dari seorang memilih lebih dari sekali atau
terlanjurnya penggunaan hak pilih oleh 2 orang atau lebih
yang tidak berhak memilih untuk ditindaklanjuti
rekomendasi pemungutan suara ulang;
u) Melaporkan terjadinya dugaan pelanggaran (etik dan
pidana) kepada Panwaslu Kecamatan melalui PPKD untuk
proses penanganan pelanggaran.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 160
3. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan Pemungutan, Penghitungan, dan
Rekapitulasi Suara
a. Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara
1) Bawaslu Kota Parepare telah melakukan kegiatan pengawasan
Pemungutan dan Penghitungan Suara, dengan rincian sebagai
berikut:
• Untuk memaksimalkan pengawasan pada tahapan
pemungutan dan penghitungan suara, Bawaslu Kota Parepare
melalui Panwas Kecamatan melakukan Pelantikan Pengawas
TPS pada tanggal 25 Maret 2019 dan melakukan Apel Siaga
Pengawasan di Kota Parepare pada tanggal 12 April 2019
dihadiri oleh Kapolres Kota Parepare , Kesbangpol, Staf
Bawaslu, Panwascam dan Staf, PPL dan PTPS se Kota Parepare
untuk mengecek kesiapan Struktur Pengawas dalam tahapan
Pemungutan Suara
• Bawaslu Kota Parepare, Panwascam, PPKD melakukan
identifikasi TPS rawan.
2) Bawaslu Kota Parepare dalam pengawasan pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara di TPS, Bawaslu Kota
Parepare melalui Pengawas TPS telah melakukan pengawasan
langsung dan menemukan kejadian-kejadian khusus sebagai
berikut:
• Pada TPS XII Pemilih datang dengan menggunakan KTP
Kabupaten Luwu Timur atas nama Andi Chandra Asnam
(7324042804970002) dan KTP Kab. Tanah Toraja Utara atas
nama Sarlota Pata Allo (732614411810001) tetapi tidak
terdaftar dalam DPTb dan tidak membawa A5, telah
melakukan pencoblosan di TPS tersebut.
• Pada TPS XXXI kelurahan Bukit Indah Kecamatan Soreang Kota
Parepare dengan menggunakan KTP Provinsi Kalimantan Barat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 161
(Pontianak) atas nama Erico Irwan (6171050106790009), KTP
Makassar atas nama Henny Hanafi, ST (7314054606800002),
KTP Makassar atas nama Taufik A.Tahmrin (73711401770006),
KTP Provinsi NTB (Lombok) atas nama Akbar Wibama
Muhammad (5203080610900005), KTP Provinsi NTT (Lombok
Timur) atas nama Heni Andriyani (5203084410930005) tetapi
tidak terdaftar dalam DPTb dan tidak membawa A5, telah
melakukan pencoblosan di TPS tersebut.
• Pada TPS III Kelurahan Ujung Sabbang Kecamatan Ujung,
Pemilih datang ke TPS III dengan menggunakan KTP Demak
atas nama Muhammad Ulul Albab (3321032006980003), KTP
Makassar atas nama Syarifah Fadhillah Assegaf
(7371105603930001), KTP Luwu atas nama Nur Rachmat AS
(7317112311960002) dan 9 warga negara Indonesia yang
terdaftar namanya di Model C7 DPK KPU Daftar Hadir Pemilih
DPK yang berasal dari luar daerah kota Parepare yang tidak
memiliki formulir A5-KPU dan tidak terdaftar di DPT dan DPTb
dan telah melakukan pencoblosan tersebut.
• Pada TPS XXXIV Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung Kota
Parepare dengan menggunakan KTP Provinsi Sulawesi Selatan
(Barru) atas nama Supianti (7372024411840001), tetapi tidak
terdaftar dalam DPTb dan tidak membawa A5, telah
melakukan pencoblosan di TPS tersebut.
• Pada TPS XXXIX Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung. Pemilih
datang dengan menggunakan KTP Provinsi Kalimantan Timur
(Kota Balikpapan) atas nama Arinda Regita Cahyani
(6471034604980003) dan 2 Warga Negara Indonesia yang
terdaftar namanya di Model C7 DPTb KPU Daftar hadir pemilih
DPTb yang berasal dari luar daerah kota Parepare yang tidak
memiliki formulir A5-KPU, tetapi tidak terdaftar dalam DPTb
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 162
dan tidak membawa A5, telah melakukan pencoblosan di TPS
tersebut.
3) Bawaslu Kota Parepare dalam pengawasan pelaksanaan
Pemungutan Suara telah mendapatkan informasi-informasi
sebagai berikut:
• Diterima informasi di TPS VII Kelurahan Lakessi Kecamatan
Soreang bahwa ada surat suara dari Partai PDIP Nomor 3
Calon Anggota DPRD Kota Parepare Nomor Urut 1 Ir.
A.Muhammad Aidi diduga telah tercoblos sebelum pemilih
menggunakan surat suara tersebut.
• Setelah berada di lokasi kami memeriksa suara suara tersebut
untuk memastikannya dan kemudian kami memberikan saran
kepada memberikan saran kepada Ketua KPPS TPS VII Lakessi
Kecamatan Soreang Kota Parepare untuk tidak menggunakan
Surat Suara tersebut dan mengamankan surat suara serta
membuatkan berita acara terkait dengan surat suara tersebut
dan memberikan surat suara baru kepada pemilih untuk
digunakan.
• Diterima informasi di TPS VI Lapadde Kecamatan Ujung Kota
Parepare Jl. Jend Sudirman bahwa ada surat suara Pilpres
Nomor Urut 1 yang diduga telah tercoblos sebelum pemilih
(Muh. Ramadhan) menggunakan surat suara tersebut.
• Setelah kami berada di lokasi kami memeriksa surat suara
tersebut untuk memastikannya dan kemudian kami
memberikan saran kepada Ketua KPPS TPS VI Lapadde
Kecamatan Ujung Kota Parepare untuk tidak menggunakan
surat suara tersebut dan memberikan surat suara baru
kepada (Muh. Ramadhan) untuk digunakan.
• Diterima informasi pada pukul 14.00 WITA di TPS XV Jalan
Callakara bahwa ada pemilih atas nama Ibu fatma dan Sdr.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 163
Irfan yang datang di kantor Bawaslu Parepare dan melaporkan
bahwa mereka diduga tidak diberikan kesempatan untuk
menggunakan hak pilihnya di TPS XV, setelah mendengarkan
keterangan dari Ibu Fatma dan Sdr Irfan selama 5 menit
kemudian kami (Muh. Zainal Asnun) langsung terjun ke lokasi
TPS XV Jalan Callakara bersama dengan Ibu Fatma, sdr. Irfan
dan Penyidik Gakkumdu Kota Parepare (Zulkarnain MT, SH).
• Sesampainya di TPS XV kami langsung koordinasi dengan
Ketua KPPSnya menanyakan terkait Ibu Fatma dan Sdr.Irfan
yang diduga tidak diberikan kesempatan untuk menggunakan
hak pilihnya dari hasil koordinasi kami didapatkan informasi
dan fakta bahwa Ibu fatma dan sdr. Irfan memang terlambat
datang ke TPS XV tepatnya mereka pergi ke TPS XV pada pukul
13.15 WITA sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
memilih karena telah melewati batas waktu yang telah
ditentukan oleh Undang-undang dan sebelumnya mereka
tidak berada dalam antrian untuk manggunakan hak suaranya
di TPS XV.
b. Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan kegiatan pengawasan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara, dengan rincian
sebagai berikut:
1) Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan terhadap proses
rekapitulasi tingkat Kota Parepare yang dilaksanakan pada tanggal
1 Mei 2019 pukul 09.20 WITA di Hotel Kenari Bukit Indah Kota
Parepare. Proses rekapitulasi dihadiri oleh Ketua dan Anggota KPU
Kota Parepare, Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Parepare, PPK se
Kota Parepare, Perwakilan masing-masing Pengawas Kecamatan
se Kota Parepare, LO Paslon Jokowi Ma’ruf, LO Paslon Prabowo
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 164
Sandi, LO Partai Politik, LO Calon DPD, Staf KPU dan Staf Bawaslu
Kota Parepare.
2) Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare tidak terdapat
keberatan dari Saksi Parpol, DPD dalam proses rekapitulasi tingkat
Kota Parepare. Berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat Kota
Parepare, perolehan suara PPWP, DPR-RI, DPD, DPRD Provinsi,
DPRD Kab/Kota berdasarkan salinan formulir Model DB1 PPWP,
DB1 DPR-RI, DB1 DPD, DB1 DPRD Provinsi, DB1 DPRD Kab/Kota.
c. Pengawasan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilu
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan kegiatan pengawasan
Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilu, dengan rincian sebagai
berikut:
1) Bawaslu Kota Parepare melakukan pengawasan terhadap
penetapan perolehan suara tingkat Kota Parepare yang
dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2019 pukul 23.00 WITA di Hotel
Kenari Bukit Indah. Penetapan perolehan suara tingkat Kota
Parepare dihadiri oleh Ketua dan Anggota KPU Kota Parepare,
Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Parepare, PPK se Kota Parepare,
Perwakilan masing-masing Pengawas Kecamatan se Kota
2) Parepare, LO Paslon Jokowi Ma’ruf, LO Paslon Prabowo Sandi, LO
Partai Politik, LO Calon DPD, Staf KPU dan Staf Bawaslu Kota
Parepare
3) Berdasarkan pengawasan Bawaslu Kota Parepare tidak terdapat
keberatan dari Saksi Parpol dalam proses rekapitulasi tingkat Kota
Parepare. Ketua KPU Kota Parepare membacakan penetapan
perolehan suara DPRD Kab/Kota berdasarkan salinan formulir
Model DB1 DPRD Kab/Kota Parepare.
Berikut hasil rekapitulasi perolehan suara PPWP, DPR, DPD, DPRD
Provinsi dan DPRD Kota Parepare yang dilaksanakan oleh KPU Kota
Parepare di Hotel Bukit Indah Kenari. Adapun hasil rekapitulasi
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 165
Ir. H. Joko Widododan Prof. Dr. (H.C)KH. Maruf Amin
H. Prabowo Sandidan Sandiaga
Salahuddin Uno
39,441 44,820
JUMLAH PEROLEHAN SUARA PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN
TOTAL SUARA
perolehan suara dapat di lihat pada tabel di bawah ini sesuai dengan
DB KPU:
Jumlah Perolehan suara secara keseluruhan Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2019 di Kota Parepare:
Gambar 2.10 Perolehan Suara Calon
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Gambar 2.11
Perolehan Suara Calon Anggota Pemilihan DPR RI
1609
9553
727
17347
735268 437 913 642 3185 163 1024 151 888 417
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA DPR RI
DRS. H. ANDI MUAWIYAH RAMLI, M,SI DRS. H. ANDI MUAWIYAH RAMLI, M,SI2
HERMAN OPY SANDA, S.IP HJ.ERNA RASYID TAUFAN, SE,M.Pd
DR. IR. ACHMAD FAIZAL ANDI SAPADA, SE, MM ASNAWING THAHIR, SE
HENRAWAN, SE, MH ASRIADY SAMAD, A.Md
ANDI ARSYIL RAHMAN PUTRA H. MUH. ARAS, S.Pd., MM
NURHASAN, S.Hi HJ. ANDI YULIANI PARIS
A. ILHAMSYAH MATTALATTA DR. HJ. ANDI NURPATIH, M.Pd
PKB
GERINDRA
PDIP
NASDEM GARUDA
BERKARYA
PERINDO
PPP PSI PAN
HANURA
DEMOKRAT
PBB
GOLKAR
PKS
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 166
369
1466
624
1163
650
65329 449
133363 307 324
61
517162 46
PEROLEHAN SUARA PARTAI
PEROLEHAN SUARA PARTAI PEMILIHAN DPR RI
PKB GERINDRA PDIP GOLKAR
NASDEM GARUDA BERKARYA PKS
PERINDO PPP PSI PAN
HANURA DEMOKRAT PBB PKPI
Gambar 2.12
Jumlah Perolehan Suara Partai Pemilihan DPR RI
Gambar 2.13
Jumlah Perolehan Suara Calon Anggota DPD RI
11,472
11,1717,785
6,247
5,557
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA DPD RI
Dr. Ir. H. MUHAMMAD SYAIFUL SALEH, M.Si TAMSIL LINRUNG
ANDI MUH. IHSAN Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE.,MM.
LILY AMELIA SALURAPA, SE.,MM
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 167
416
1,708
787
1,503
805
58352
598
167391 335 340
95
686
177 67
PEROLEHAN SUARA PARTAI
PEROLEHAN SUARA PARTAI PEMILIHAN DPRD PROVINSI
PKB GERINDRA PDIP GOLKAR
NASDEM GARUDA BERKARYA PKS
PERINDO PPP PSI PAN
HANURA DEMOKRAT PBB PKPI
Gambar 2.14
Jumlah Perolehan Suara Calon Anggota DPRD Provinsi
Gambar 2.15
Jumlah Perolehan Suara Partai DPRD Provinsi
5,118
3,426
1,236
4,743
1,369
119537 910
3,743
846226
2,6422,2091,901
410
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA DPRD PROVINSI
H. MUHAMMADONG SUKAWATI ARIEF RAHMAN ANDI WALINGA, S.H.
IKHSAN PANGERANG. R MUSLIM SALAM RUSMAN
H. ANDI BASO MAPPAEWA, S.Pi. RUSDI HIDAYAT JUFRI, S.T. TAQYUDDIN, S.Sos., M.M.
MANSUR MASANG, S.E. IDHAM MUSTAKIM KURTAFATI, S.Sos.
FARADILA ABDAL, S.H., M.H. Drs. PARMAN PARID, M.M. KADAR HAKIM
PKB
GERINDRA
PDIP NASDEM
GARUDA BERKARYA
PERINDO
PPP PSI
PAN HANURA
DEMOKRAT
PBB
GOLKAR
PKS
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 168
118
231
103
224
145
16 60 41 60 82 63 85
9
119 65
5
PEROLEHAN SUARA PARTAI
PEROLEHAN SUARA PARTAI PEMILIHAN DPRD KOTA DAPIL 1
PKB GERINDRA PDIP GOLKAR
NASDEM GARUDA BERKARYA PKS
PERINDO PPP PSI PAN
HANURA DEMOKRAT PBB PKPI
Gambar 2.16
Jumlah Perolehan Suara Calon Anggota DPRD Kota Dapil 1
Gambar 2.17
Jumlah Perolehan Suara Partai DPRD Kota Dapil 1
1,749 1,346
1,637
1,217 1,189
2,430
964 642
1,927
2,553
967
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA DPRD KOTA DAPIL 1
MUHAMMAD.YUSUF LAPANNA Ir. H.ANDI AMIR MAHMUD
SATRIYA, SH ANDI NURHATINA TIPU, S.Sos
H. MULIADI, S.Sos H. SUYUTI, SE
HARIANI RUDY NAJAMUDDIN
MUSDALIFAH PAWE H.BAMBANG H.M. NASIR
H.SUDIRMAN TANSI,SE
GERINDRA
PDIP NASDEM
PERINDO PPP
PAN
DEMOKRAT
PBB GOLKAR
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 169
98 92
76
44 44
83
PEROLEHAN SUARA PARTAI
PEROLEHAN SUARA PARTAI PEMILIHAN DPRD KOTA DAPIL 2
GERINDRA GOLKAR NASDEM PAN HANURA DEMOKRAT
Gambar 2.18
Jumlah Perolehan Suara Calon Anggota DPRD Kota Dapil 2
Gambar 2.19
Jumlah Perolehan Suara Partai DPRD Kota Dapil 2
1,272 1,340 1,234
994 1,211
2,139
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA DPRD KOTA DAPIL 2
KAMALUDDIN KADIR, S.Sos,MM H. SULEMAN
IR. H.YASSER LATIEF IR. IBRAHIM SUANDA
HERMANTO M. RAHMAT SYAMSU ALAM
GERINDRA
GOLKAR NASDEM PAN HANURA
DEMOKRAT
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 170
97 88
218
125
96
50
PEROLEHAN SUARA PARTAI
PEROLEHAN SUARA PARTAI PEMILIHAN DPRD KOTA DAPIL 3
PKB PDIP GOLKAR NASDEM PPP DEMOKRAT
Gambar 2.20
Jumlah Perolehan Suara Calon Anggota DPRD Kota Dapil 3
Gambar 2.21 Jumlah Perolehan Suara Partai DPRD Kota Dapil 3
1,0281,229
2124
1,639
2,671
1,4391,714
966
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA
PEROLEHAN SUARA CALON ANGGOTA DPRD KOTA DAPIL 3
ANDI MUH FUDAIL, SE HJ. APRIYANI
IR.H. KAHARUDDIN KADIR, M.Si INDRIASAH HUSNI, S.KOM
H. TASMING HAMID,SE, MH DRA. HJ. ASMAWATI
NAMRI NASIR YANGSMID RAHMAN, SE
PKB PDIP GOLKAR NASDEM PPP
DEMOKRAT
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 171
Tabel 2.57 Rekapitulasi Jumlah Perolehan Kursi Partai Politik
Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Parepare Tahun 2019
Nomor Dan Nama Partai Politik
Rincian
Dapil Parepare 1
Jumlah Suara Sah
Jumlah Perolehan Kursi
A. 1 Partai Kebangkitan Bangsa 1516 0
2 Partai Gerindra 5574 2
3 PDI Perjuangan 2734 1
4 Partai Golkar 7099 2
5 Partai Nasdem 5234 1
6 Partai Garuda 49 0
7 Partai Berkarya 241 0
8 Partai Keadilan Sejahtera 389 0
9 Partai Perindo 1999 1
10 Partai Persatuan Pembangunan 1985 1
11 Partai Solidaritas Indonesia 159 0
12 Partai Amanat Nasional 2183 1
13 Partai Hanura 88 0
14 Partai Demokrat 5355 1
19 Partai Bulan Bintang 2451 1
20 PKPI 5 0
B. Jumlah Seluruh Kursi Parpol 11
Tabel 2.58
Rekapitulasi Jumlah Perolehan Kursi Partai Politik
Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Parepare Tahun 2019
Nomor Dan Nama Partai Politik
Rincian
Dapil Parepare 2
Jumlah Suara Sah
Jumlah Perolehan Kursi
A. 1 Partai Kebangkitan Bangsa 226 0
2 Partai Gerindra 3122 1
3 PDI Perjuangan 258 0
4 Partai Golkar 3814 1
5 Partai Nasdem 2678 1
6 Partai Garuda 56 0
7 Partai Berkarya 262 0
8 Partai Keadilan Sejahtera 175 0
9 Partai Perindo 905 0
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 172
10 Partai Persatuan Pembangunan 126 0
11 Partai Solidaritas Indonesia 84 0
12 Partai Amanat Nasional 1865 1
13 Partai Hanura 2069 1
14 Partai Demokrat 2359 1
19 Partai Bulan Bintang 1249 0
20 PKPI 3 0
B. Jumlah Seluruh Kursi Parpol 6
Tabel 2.59
Rekapitulasi Jumlah Perolehan Kursi Partai Politik
Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Parepare Tahun 2019
Nomor Dan Nama Partai Politik
Rincian
Dapil Parepare 3
Jumlah Suara Sah
Jumlah Perolehan Kursi
A. 1 Partai Kebangkitan Bangsa 1937 1
2 Partai Gerindra 978 0
3 PDI Perjuangan 2304 1
4 Partai Golkar 7343 2
5 Partai Nasdem 6554 2
6 Partai Garuda 14 0
7 Partai Berkarya 108 0
8 Partai Keadilan Sejahtera 36 0
9 Partai Perindo 171 0
10 Partai Persatuan Pembangunan 3939 1
11 Partai Solidaritas Indonesia 43 0
12 Partai Amanat Nasional 1483 0
13 Partai Hanura 8 0
14 Partai Demokrat 1991 1
19 Partai Bulan Bintang 128 0
20 PKPI 5 0
B. Jumlah Seluruh Kursi Parpol 8
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 173
a. Temuan
Adapun temuan pada saat pengawasan Tahapan Pemungutan,
Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara yang memenuhi syarat
dilakukan Penghitungan Suara Ulang (PSU) sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Andi
Firsan pada tanggal 17 April 2019 dan telah diregister dengan
nomor 004/TM/PL/Kec.Ujung/ 27.02/IV/2019 tanggal 17 April
2019. Materi temuan oleh Panwaslu Kecamatan Ujung bersama
jajarannya adalah sebagai berikut: adanya temuan KPPS
meloloskan pemilih yang menggunakan KTP-el yang alamatnya
tidak berdomisili di wilayah TPS tersebut dan memasukkan ke
dalam Daftar Pemilih Khusus.
2. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh
Muhammad Nur Apriadi pada tanggal 19 April 2019 dan telah
diregister dengan nomor 005/TM/PL/Kec.Ujung/
27.02/IV/2019. Materi temuan oleh Panwaslu Kecamatan
Ujung bersama jajarannya adalah sebagai berikut: adanya
temuan KPPS meloloskan pemilih yang menggunakan KTP-el
yang alamatnya tidak berdomisili di wilayah TPS tersebut dan
memasukkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus.
3. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh
Muhammad Nur Apriadi pada tanggal 17 April 2019 dan telah
diregister dengan nomor 006/TM/PL/Kec.Ujung/
27.02/IV/2019. Materi temuan oleh Panwaslu Kecamatan
Ujung bersama jajarannya adalah sebagai berikut: adanya
temuan KPPS meloloskan pemilih yang menggunakan KTP-el
yang alamatnya tidak berdomisili di wilayah TPS tersebut dan
memasukkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus.
4. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Trianjuli
pada tanggal 17 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 174
009/TM/PL/SOREANG/27.02/IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Soreang bersama jajarannya adalah
sebagai berikut: adanya temuan KPPS meloloskan pemilih yang
menggunakan KTP-el yang alamatnya tidak berdomisili di
wilayah TPS tersebut dan memasukkan ke dalam Daftar Pemilih
Khusus.
5. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh
Suastika Hatta pada tanggal 17 April 2019 dan telah diregister
dengan nomor 006/TM/PL/Kec. Bacukiki Barat/27.02/IV/2019.
Materi temuan oleh Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat
bersama jajarannya adalah sebagai berikut: dugaan
pelanggaran adanya warga yang tidak terdaftar dalam DPT,
DPTb dan tidak mempunya KTP Elektronik Parepare dan
memilih di TPS 12 kelurahan Tiro Sompe.
b. Rekomendasi
Adapun rekomendasi dari temuan pada saat pengawasan Tahapan
Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register
004/TM/PL/Kec.Ujung/27.02/IV/2019 tersebut telah di
rekomendasi untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
TPS 03 Kelurahan Ujung Sabbang Kecamatan Ujung Kota
Parepare kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota
Parepare.
2. Berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register
004/TM/PL/Kec.Ujung/27.02/IV/2019 tersebut telah di
rekomendasi untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 175
TPS 34 Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung Kota Parepare
kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare.
3. Berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register
004/TM/PL/Kec.Ujung/27.02/IV/2019 tersebut telah di
rekomendasi untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
TPS 39 Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung Kota Parepare
kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare.
4. Berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register 009/TM/PL/SOREANG
/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah di rekomendasi untuk
dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 31 Kelurahan
Bukit Indah Kecamatan Soreang Kota Parepare kepada Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare.
5. Berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register 006/TM/PL/Kec.Bacukiki
Barat/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah di rekomendasi untuk
dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 12 Kelurahan
Tirosompe Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare kepada
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bacukiki Barat Kota
Parepare.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Adapun tindaklanjut rekomendasi dari rekomendasi atas temuan
pada saat pengawasan Tahapan Pemungutan, Penghitungan, dan
Rekapitulasi Suara sebagai berikut:
1. Hasil rekomendasi Panwaslu Kecamatan Ujung Kota Parepare
telah ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare bersama
jajarannya dengan melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 176
TPS 03 Kelurahan Ujung Sabbang Kecamatan Ujung pada tanggal
27 April 2019.
2. Hasil rekomendasi Panwaslu Kecamatan Ujung Kota Parepare
telah ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare bersama
jajarannya dengan melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
TPS 34 Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung pada tanggal 27
April 2019.
3. Hasil rekomendasi Panwaslu Kecamatan Ujung Kota Parepare
telah ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare bersama
jajarannya dengan melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
TPS 39 Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung pada tanggal 27
April 2019.
4. Hasil rekomendasi Panwaslu Kecamatan Soreang Kota Parepare
telah ditindak lanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare bersama
jajarannya dengan melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
TPS 31 Kelurahan Bukit Indah Kecamatan Soreang pada tanggal
27 April 2019.
5. Hasil rekomendasi Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat Kota
Parepare telah ditindak lanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bacukiki Barat Kota Parepare
bersama jajarannya telah melakukan Pemungutan Suara Ulang
(PSU) di TPS 12 Kelurahan Tirosompe Kecamatan Bacukiki Barat
pada tanggal 27 April 2019.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 177
4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan Pemungutan, Penghitungan, dan
Rekapitulasi Suara
Tahapan pemungutan dan penghitungan suara, sesungguhnya
tidak berdiri sendiri, tahapan ini sangat erat kaitannya dengan tahapan
pendaftaran pemilih, juga distribusi logistik dan kampanye. Kualitas hasil
dari pelaksanaan ketiga tahapan tersebut mempengaruhi proses
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara. Data pemilih yang
ditetapkan, ketepatan, kebenaran dan kelengkapan logistik yang
didistribusikan serta aktivitas kampanye dalam bentuk money politik
dan/atau mobilisasi pemilih yang berhasil di cegah/diminimalisir
berpengaruh pada proses pemungutan dan penghitungan suara yang
berjalan aman dan lancar.
Pada pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara pada
pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2019, harus diakui bahwa masih terdapat banyak
permasalahan yang terjadi, baik dari segi persiapan maupun
pelaksanaannya. Penetapan regulasi yang tidak konsisten juga
berdampak pada kurangnya tingkat partisipasi ditambah dengan kurang
pahamnya masyarakat.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemungutan,
Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara
Pelaksanaan pemungutan suara serentak dengan lima kotak pada
Pemilu 2019 memang cukup membuat penyelenggara di tingkat bawah
yaitu Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas
di TPS kelelahan. PPKD dan PTPS bertugas mengawasi sejak H-1 untuk
penerimaan logistik, setting TPS, hingga hari H pemungutan suara.
Meskipun demikian, seluruh proses pemungutan suara di Kota Parepare
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 178
dapat berjalan lancar meskipun ada beberapa TPS yang harus
melaksanakan pemungutan suara ulang (PSU).
Evaluasi mengenai pelaksanaan Pemilu 2019 tidak bisa dilakukan
parsial tetapi harus menyeluruh dari berbagai faktor, meskipun salah
satu yang menjadi catatan adalah kelelahan yang dialami penyelenggara
di wilayah. Salah satu evaluasi adalah pada faktor sumber daya manusia
(SDM). Pekerjaan di tingkat TPS sudah berlangsung satu hari sebelum
pemungutan suara hingga satu hari setelah pemungutan suara.
Pekerjaan tidak hanya menuntut kecepatan tetapi juga ketepatan
penghitungan suara.
Ada tiga hal yang menjadi catatan penting selama proses
pemantauan dilakukan. Pertama, problem ketersediaan logistik masih
terjadi, seperti keterlambatan kedatangan surat suara di TPS melebihi
pukul 07.00 dan kekurangan surat suara. Ada juga surat suara yang
tertukar, kekurangan formulir C1 plano, serta formulir C1 berita acara
sertifikat dan tertukarnya C1 plano.
Kedua, kesiapan dan profesionalitas penyelenggara pemilu. Ada
TPS yang dibuka melebihi pukul 07.00 waktu setempat, anggota KPPS
tidak diambil sumpah, KPPS tidak menandatangani surat suara dan tidak
memberikan berita acara sertifikat kepada saksi.
Ketiga, teknis pemungutan dan penghitungan suara, ada pemilih
yang salah masuk TPS, ada selisih antara daftar pemilih tetap (DPT),
daftar pemilih tambahan (DPTb), dan daftar pemilih khusus (DPK) dengan
ketersediaan surat suara yang mengakibatkan pemungutan serta
penghitungan suara ditunda beberapa jam.
Pada penghitungan suara juga ditemukan adanya TPS yang mati
listrik. Beberapa kendala teknis di lapangan ini tentu tidak hanya
mengganggu terhadap jalannya proses pemungutan dan penghitungan
suara, tetapi juga tekanan psikologis penyelenggara pemilu. Atas
beberapa temuan tersebut, pelaksanaan serentak Pemilu 2019 ini mesti
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 179
menjadi bahan evaluasi secara serius dan menyeluruh tidak hanya untuk
Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu sebagai
penyelenggara pemilu, tetapi juga lembaga pemerintah terkait.
Risiko hukum serta beban kerja yang mesti dihadapi oleh
penyelenggara pemilu ternyata tidaklah ringan. Jika para penyelenggara
pemilu terpanggil bukan karena spirit pengabdian, maka tentu kita tidak
akan melihat proses pelaksanaan pemilu ini bisa dilalui. Evaluasi Di satu
sisi kita perlu mengapresiasi bahwa salah satu kesuksesan pelaksanaan
Pemilu 2019 ini adalah antusiasme masyarakat sebagai pemilih yang
hadir ke TPS pada hari pemungutan suara sangat tinggi. Tak hanya itu,
masyarakat pun kini sudah cerdas dalam menanggapi berbagi opini dan
issu yang dikembangkan oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu yang
mengarah kepada berhadapannya antar kelompok masyarakat.
Faktanya hal ini sama sekali tidak terjadi. Akan tetapi, pemilu
serentak dengan lima surat suara yang membutuhkan waktu lama itu
menjadi catatan sejarah negara Indonesia yang paling berharga. Pemilu
paling rumit di dunia ini menyimpan kompleksitas dan membutuhkan
tenaga cukup ekstra dalam menjalankannya. Faktor kesiapan dan
profesionalitas penyelenggara pemilu menjadi hal fundamental dalam
mengawal integritas pemilu. Mestinya sejak awal para penyelenggara
memaksimalkan kesiapan, terutama pada hal-hal yang bersifat teknis di
lapangan, misalnya dengan memberikan bimbingan teknis yang optimal
kepada KPPS. Minimnya pengetahuan terhadap pemahaman regulasi
peraturan perundang-undangan yang dimiliki oleh KPPS dapat
memengaruhi kesiapan anggota KPPS dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
Realitanya, tidak semua anggota KPPS mendapatkan bimbingan
teknis dari KPU. Padahal, KPPS adalah ujung tombak tingkat akurasi
perolehan suara peserta pemilu. Dengan kesiapan matang, tentu
berbagai macam hal potensi pelanggaran dapat diminimalisasi sejak dini.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 180
Kasus seperti tertukar surat suara antardaerah pemilihan, kekurangan
surat suara serta perlengkapan logistik lainnya sangat menghambat
proses pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara. Tak heran jika
ada banyak TPS yang berpotensi untuk dilakukannya pemungutan suara
lanjutan dan pemungutan suara ulang.
Ini akhirnya berdampak pada deligitimasi penyelenggara pemilu.
Seluruh pihak dapat beranggapan bahwa terjadi adanya berbagai macam
hal kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Padahal,
tidak ada sedikit pun niat para penyelenggara di seluruh tingkatan untuk
melakukan kecurangan. Apalagi harus melakukan manipulasi suara.
Evaluasi selanjutnya adalah terhadap pemilih. Banyaknya pemilih yang
sangat lama berada di bilik suara karena tidak mengenal para rekam jejak
caleg sejak awal berakibat antrean pemilih cukup panjang.
Harapannya, wacana pemisahan pemilu itu dapat memberikan
solusi terbaik, sehingga Indonesia tidak lagi kehilangan putra-putri
terbaik bangsa. Semoga proses tahapan pemilu 2019 yang masih tersisa
dapat berjalan sukses tanpa ekses dan mampu mewujudkan demokrasi
yang beradab.
H. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan ASN
1. Pelaksanaan Pengawasan
Salah satu yang diatur dalam UU Nomor 7 tahun 2017 adalah
terkait dengan netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam UU Pemilu
Tahun 2017, pengaturan tentang netralitas ASN diatur dalam Pasal 280
ayat (2) dan ayat (3) di mana ASN dilarang ikut serta dalam pelaksanaan
dan kegiatan kampanye Pemilu. Apabila ASN tersebut tetap ikut
kampanye, maka sebagaimana diatur dalam Pasal 494 akan dikenakan
sanksi pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan denda
paling banyak Rp 12.000.000.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 181
Sebagai abdi negara yang ditugaskan untuk melayani masyarakat
secara profesional, maka netralitas ASN dalam perhelatan Pemilu
Serentak 2019 ini menjadi penting untuk diperhatikan dan semestinya
menjadi pusat perhatian pemerintah serta masyarakat. Hal ini
dikarenakan dalam perhelatan Pemilu selalu saja ada Instrumen untuk
menjadikan ASN sebagai alat Politik memenangkan calon tertentu.
a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP
1) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Presiden dan Wakil Presiden.
2) Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye.
3) Membuat keputusan dan atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan atau Mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi
peserta Pemilu sebelum, selama dan sesudah masa kampanye
meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan atau pemberian
barang/uang kepad PNS dalam lingkungan kerjanya, anggota
keluarga dan masyarakat.
b. Perencanaan Pengawasan
Pada pengawasan Netralitas ASN, Bawaslu Kota Parepare
memaksimalkan Sinergitas bersama Masyarakat, inspektorat serta
pejabat pembina kepagawaian agar tetap bertindak secara
Profesional, Berintegritas dan Independen pada Pemilu 2019.
Dalam hal memastikan ASN tidak terlibat Kegiatan Kampanye,
Bawaslu Kota Parepare memaksimalkan Pengawasan di Setiap
Kegiatan Kampanye yang berlangsung untuk memastikan tidak ada
keterlibatan ASN pada kegiatan tersebut, selain itu Bawaslu juga
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 182
melakukan Pengawasan Akun Media Sosial ASN yang berpotensi
menjadi Sarana Kampanye.
2. Kegiatan Pengawasan
a. Pencegahan
Adapun sebagai bentuk pencegahan dari Bawaslu Kota Parepare
terhadap Netralitas ASN adalah dengan memberikan surat
Himbauan:
1) Bawaslu Kota Parepare memberikan surat himbauan dengan
Nomor : 183/SN-24/PM.02/IX/2018, tertanggal 10 September
2018 tentang Penyampaian Netralitas ASN pada Pemilu tahun
2019 ditujukan kepada Walikota Parepare.
2) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 190/SN-24/PM.02/X/2018, tertanggal 10 Oktober 2018
Tentang Himbauan Netralitas ASN di tujukan kepada Camat se-
Kota Parepare
3) Bawaslu Kota Parepare memberikan penerusan Surat Himbauan
Bawaslu RI dengan Nomor : 195/SN-24/PM.00.02/X/2018,
tertanggal 19 Oktober 2018 Tentang Himbauan Netralitas Pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN), Kampanye oleh Pejabat Negara
lainnya serta Larangan Penggunaan Fasilitas Negara di tujukan
kepada Walikota Parepare.
4) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 193/SN-24/PM.02/X/2018, tertanggal 12 Oktober 2018
Tentang Himbauan Netralitas ASN di tujukan kepada Walikota
Parepare
5) Bawaslu Kota Parepare menginstruksikan kepada Panwaslu
Kecamatan se Kota Parepare dengan Nomor : 159/SN-
24/PM.00.02/III/2019, tertanggal 11 Maret 2019 perihal Instruksi
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 183
melakukan Pengawasan pada Tahapan Kampanye . Memastikan
kegiatan pengawasan Netralitas ASN.
6) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 220/SN-24/PM.02/III/2019, tertanggal 26 Maret 20189
Tentang Penyampaian Netralitas ASN pada Kampanye Rapat
Umum, yang di tujukan kepada Walikota Parepare.
b. Aktivitas Pengawasan
Selama Proses Kampanye berlangsung pada tanggal 23
September 2018 – 13 April 2019 Bawaslu Kota Parepare aktif
melakukan Pengawasan terhadap seluruh Kegiatan Kampanye yang
berlangsung di Kota Parepare untuk memastikan tidak adanya
keterlibatan ASN dalam kegiatan Kampanye, melakukan pengawasan
terhadap akun Media Sosial untuk memastikan ASN tidak
berkampanye melalui Media Sosial, dan massif melakukan
pencegahan kepada ASN agar tidak melanggar asas netralitas
sebagaimana yang telah diatur, salah satunya memastikan ASN tidak
menjadi Pembicara pada kegiatan Partai Politik.
3. Hasil-Hasil Pengawasan
a. Temuan
1) Temuan dugaan pelanggaran Netralitas ASN terkait postingan di
media sosial Facebook akun yang di lakukan oleh Sahriani Ishak
Ani, dengan nomor Temuan : 002/TM/PL/SG/Kot/27.02/II/2019
tertanggal 18 Februari 2019.
2) Temuan dugaan pelanggaran Netralitas ASN terkait postingan di
media sosial Facebook akun atas nama Irna Amir yang diposting
oleh Irnawaty, ASN Rumah Sakit Lauleng Kota Parepare, dengan
nomor Temuan : 003/TM/PL/SG/Kot/27.02/II/2019 tertanggal 18
Februari 2019.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 184
3) Temuan dugaan pelanggaran Netralitas ASN atas nama Dra. Hj.
Sakka yang hadir dan ikut menandatangani buku tamu acara
Silaturahim dan Konsolidasi Tim dan Relawan Caleg DPRD
Provinsi Sulawesi Selatan dari Partai Perindo Nomor Urut 2
Taqyuddin Djabbar, S.Sos, MM dengan nomor Temuan
001/TM/PL/Soreang/27.02/XII/2018 tertanggal 8 Desember
2018.
4) Temuan dugaan pelanggaran Netralitas ASN atas nama Sahril
Sahel yang memposting foto caleg DPR-RI Dapil Sul-Sel II (Erna
Rasyid Taufan, SE, M.Pd), dengan nomor Temuan :
004/TM/PL/Kec. Bacukiki Barat/27.02/III/2019 tertanggal 25
Maret 2019.
b. Rekomendasi
1) Dugaan pelanggaran Netralitas ASN di teruskan ke KASN dengan
nomor : 22/SN-24/HK-00/III/2019.
2) Dugaan pelanggaran Netralitas ASN di teruskan ke KASN dengan
nomor : 25/SN-24/HK-00/III/2019.
3) Dugaan pelanggaran Netralitas ASN di teruskan ke KASN dengan
nomor : 008/SN-24.03/PM-00.02/XII/2018.
4) Dugaan pelanggaran Netralitas ASN di teruskan ke KASN dengan
nomor : 10/SN-24.02/HK-05.00/IV/2019.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
1) Rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara ( KASN ) dengan
Nomor : B.1023-KASN-3-2019 perihal rekomendasi atas
pelanggaran Netralitas ASN a.n Sdr. Sahrani Ishak dengan
pemberian sanksi sedang.
2) Belum ada surat balasan dari KASN
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 185
3) Rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara ( KASN ) dengan
Nomor:B.537KASN/2/2019 perihal rekomendasi atas
pelanggaran Netralitas ASN a.n Sdr. Dra. Hj. Sakka dengan
pemberian sanksi sedang.
4) Belum ada surat balasan dari KASN.
4. Dinamika dan Permasalahan
Keberpihakan ASN kepada paslon tertentu akan sangat rentan
mengarah pada pemanfaatan fasilitas dan kewenangannya untuk
kepentingan politik paslon yang didukung ASN dianggap memiliki
kekuatan terhadap konstituen yang dapat diberdayakan untuk
menggalang dukungan. Bagi petahana atau incumbent yang ingin
bermain nakal dalam pelaksanaan pemilihan langsung.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan
Pengawasan netralitas ASN yang datang dari internal lembaga
juga harus berjalan optimal seperti Inspektorat selaku Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah kedepan diharapkan dapat bersinergi
dengan Bawaslu/Panwaslu untuk memaksimalkan pengawasan kepada
ASN.
Hal penting berikutnya adalah bahwa instansi pengawas, yakni
Bawaslu/Panwaslu, Inspektorat, dan KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara)
harus berdiri pada barisan terdepan sebagai pihak yang bebas dari
tendensi politik, tidak terintimidasi dan tidak memiliki kepentingan kotor
dibalik pelaksanaan Pemilihan. ASN harus berpegang teguh pada asas,
prinsip dan nilai dasar yang telah diatur dalam undang-undang, yakni
menjaga netralitas. Sekali lagi netralitas tidak berarti bahwa ASN tidak
boleh menentukan sikapnya dalam pemilihan, ASN hanya dilarang
mengekspresikan pilihannya di depan umum, ikut berkampanye
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 186
dan/atau memobilisasi orang lain, serta menggunakan fasilitas, atribut
dan kewenangannya untuk tujuan tersebut.
ASN Harus berani mengambil sebuah sikap bijak untuk kembali
menjalankan fungsi mulia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 10
huruf (c) UU No. 5 Tahun 2014, yakni sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Bukan hanya diam tak berbuat apa-apa atau bahkan malah
memperkeruh iklim demokrasi dengan mengumbar keberpihakan secara
frontal dan penyalahgunaan wewenang dalam Pemilu. Berjalan pada
jalur netralitas dan melaksanakan segala tugas pelayanan publik dengan
dasar moral dan etika yang benar adalah perwujudan ASN sejati.
I. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politik Uang
1. Pelaksanaan Pengawasan
a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP
1) Pemberian uang atau barang secara langsung dengan di sertai
ajakan untuk memilih langsung
2) Praktik Politik uang tidak langsung melainkan melalui Komunitas
atau kelompok.
b. Perencanaan Pengawasan
Fokus Pengawasan Bawaslu dengan mewaspadai kegiatan-
kegiatan kampanye yang sifatnya mengundang calon pemilih, atau
kegiatan lain yang mengundang orang banyak. Dalam pelaksanaan
pengawasan hari tenang, Bawaslu hingga pengawas pemilu di tingkat
TPS melakukan kegiatan patroli pengawasan terhadap praktik politik
uang. Kegiatan dilakukan dengan berbagai metode pengawasan,
seperti mengelilingi kampung mengkampanyekan tolak politik uang
kepada masyarakat. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bentuk
pencegahan Bawaslu kepada peserta pemilu dan pemilih.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 187
2. Kegiatan Pengawasan
a. Pencegahan
1) Bawaslu Kota Parepare telah memberikan Surat Himbauan
dengan Nomor : 212/SN-24/PM-00.02/X/2018, tertanggal 29
Oktober 2018, perihal Himbauan pencegahan pelanggaran
praktik politik uang, yang ditujukan kepada Partai Politik Peserta
Pemilu.
2) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 277/SN-24/PM-00.02/XII/2018, tertanggal 22 Desember
2018, perihal Himbauan pencegahan money politik dan
kampanye ditempat ibadah, yang ditujukan kepada Badan
Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) dan Dewan Pastoral Gereja
Katolik Kota Parepare
3) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 6/SN-24/PM-00.02/I/2019, tertanggal 10 Januari 2019,
perihal Himbauan pencegahan pelanggaran praktik politik uang,
yang ditujukan kepada Instansi Vertikal Kota Parepare.
4) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 16/SN-24/PM-00.02/I/2019, tertanggal 18 Januari 2019,
perihal Himbauan pencegahan money politik dan Kampanye di
tempat ibadah, yang ditujukan kepada Badan Koordinasi Majelis
Taklim (BKMT) Kota Parepare dan Dewan Masjid Kota Parepare.
5) Bawaslu Kota Parepare menginstruksikan kepada Panwaslu
Kecamatan se Kota Parepare dengan Nomor : 21A/SN-24/PM-
00.02/I/2019, tertanggal 21 Januari 2019, perihal melakukan
pengawasan dan pencegahan politik uang.
6) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 28/SN-24/PM-00.02/I/2019, tertanggal 23 Januari 2019,
perihal Himbauan pencegahan pelanggaran praktik politik uang,
yang ditujukan kepada Partai Politik Peserta Pemilu.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 188
7) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan dengan
Nomor : 72/SN-24/PM-00.02/II/2019, tertanggal 23 Januari 2019,
perihal Himbauan pencegahan pelanggaran praktik politik uang,
yang ditujukan kepada Partai Politik Peserta Pemilu.
8) Bawaslu Kota Parepare melakukan kegiatan sosialisasi
pengawasan pemilu “Launching Kampung Sahabat Pemilu”
dengan tema tolak politik uang di Kelurahan Watang Bacukiki
Kecamatan Bacukiki.
9) Bawaslu Kota Parepare memberikan Surat Himbauan pada Masa
Tenang dengan Nomor : 282/SN-24/PM-00.02/IV/2019,
tertanggal 7 April 2019, perihal Tolak politik uang, yang ditujukan
kepada Peserta Pemilu.
10) Bawaslu Kota Parepare melakukan kegiatan sosialisasi Tolak
Poltik Uang dengan bagi-bagi brosur, stiker, pemutaran rekaman
tolak politik uang dengan menggunakan mobil layanan Informasi
Publik di wilayah kota Parepare
11) Bawaslu Kota Parepare menginstruksikan kepada Panwaslu
Kecamatan se Kota Parepare pada masa tenang dengan Nomor :
352/SN-24/PM-00.02/IV/2019 tertanggal 16 April 2019, perihal
Instruksi Patroli Pengawasan anti politik uang.
b. Aktivitas Pengawasan
Upaya Bawaslu Kota Parepare dalam menekan praktik Politik
Uang tetap mengedepankan prinsip pencegahan, berbagai langkah
telah ditempuh baik melakukan sosialisasi kepada peserta pemilu
tentang aturan - aturan pemilu dan larangan Politik uang serta
kepada masyarakat, dan pemasangan spanduk Tolak Politik Uang di
tiap titik di 4 Kecamatan di Kota Parepare yang serentak dilaksanakan
pada tanggal 3 Januari 2019, melakukan Patroli Pengawasan Politik
Uang pada Masa tenang menjelang Pemungutan Suara.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 189
Ternyata UU Pemilu ini memiliki kelemahan dalam menjerat
perilaku money politics bila dibandingkan dengan UU Pilkada. Ada
banyak celah yang bisa dilakukan oleh peserta pemilu untuk
memengaruhi pemilih. dengan dibolehkannya pemberian biaya
transpor, makan minum kepada peserta kampanye, tampaknya
pengawas pemilu di lapangan akan sulit untuk membedakan mana
cost politic dan money politics apalagi pemilih. Bagi mereka, ketika
diberi sejumlah uang oleh peserta pemilu, pola pikirnya adalah untuk
memilih calon yang bersangkutan. Barangkali dapat dihitung berapa
persen di antara peserta kampanye yang hadir dalam pertemuan
terbatas atau tatap muka dan paham terhadap regulasi aturan
perundang-undangan.
3. Hasil-Hasil Pengawasan
a. Temuan
Dari hasil pengawasan PPKD dan Panwascam serta Bawaslu
Kota Parepare tidak ditemukan dugaan pelanggaran politik uang di
Kota Parepare.
b. Penanganan Pelanggaran
Tidak ada penanganan pelanggaran yang dikeluarkan oleh
Bawaslu Kota Parepare terkait dugaan pelanggaran politik uang di
kota Parepare.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Tidak ada tindak lanjut Rekomendasi.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 190
4. Dinamika dan Permasalahan
Permasalahan yang ditemukan pada proses pengawasan Politik
Uang yang paling mendasar adalah Lemahnya penegakan hukum
terhadap politik uang, ini disebabkan oleh lemahnya pengaturan politik
uang. Undang-Undang Pemilu tidak memberikan perhatian serius
terhadap kejahatan politik uang. Walaupun ada beberapa pasal yang
dianggap sebagai bentuk politik uang, itu pun mengandung kelemahan
mendasar, beberapa masalah itu adalah :
a) Pada subyek pelaku. Undang-undang hanya melarang pelaksana,
peserta, dan tim kampanye (yang didaftarkan ke KPU). Aturan ini
tidak akan dapat menjangkau pihak lain yang melakukan politik uang
untuk dan atas nama pasangan calon presiden atau partai politik
tertentu. Dengan begitu, politik uang yang dilakukan oleh pihak lain
akan lepas dari jeratan hukum.
b) Sulitnya pembuktian unsur-unsur politik uang. Bagi-bagi uang yang
dilakukan oleh calon legislator, partai, atau tim pendukungnya belum
tentu termasuk politik uang, walaupun hal itu jelas-jelas ditujukan
dalam rangka mempengaruhi pemilih. Waktu untuk memeriksa
laporan politik uang juga sangat sempit.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan
Politik uang menjadi hal yang sulit diberantas jika masyarakat
tidak memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan itu, beberapa
evaluasi yang perlu dilakukan adalah :
1) Penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU mestinya mengeluarkan
regulasi rinci terkait dengan bentuk-bentuk kampanye yang tergolong
politik uang. Selama ini, definisi politik uang terlalu umum dan sering
kabur dalam menilai kasus
2) Masyarakat sipil, tokoh-tokoh masyarakat dan akademisi agar
memaksimalkan perannya dalam melakukan pendidikan politik.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 191
Informasi akurat dan rinci dibutuhkan publik. Gerakan sosial juga
penting digalang dalam rangka menghadang politik uang. Politik uang
mesti gencar dikampanyekan sebagai kejahatan politik dan musuh
bersama bangsa.
J. Pelaksanaan Non Tahapan Pengawasan Politisasi SARA
1. Pelaksanaan Pengawasan
a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP
Kerawanan dalam Politisasi Sara adalah sebagai berikut:
1) Adanya hasutan atau provokator yang mengatas namakan
agama
2) Adanya berita - berita Hoax yang menggatas namakan agama
3) Adanya isu-isu dari oknum-oknum tertentu yang menjelek-
jelekan salah satu partai atau calon anggota DPR,DPRD dan
Presiden dan Wakil presiden mengatas namakan suku dan ras
tertentu.
b. Perencanaan Pengawasan
Perencanaan pengawasan yang di lakukan oleh Bawaslu Kota
Parepare adalah dengan mengoptimalkan pengawas Pemilu tingkat
bawah mulai dari PPKD dan Panwascam untuk giat melakukan
sosialisasi bahaya Politisasi Sara.
2. Kegiatan Pengawasan
a. Pencegahan
Bentuk dari pencegahan yang di lakukan oleh Bawaslu Kota
Parepare adalah dengan melakukan sosialisasi-sosialisasi baik oleh
Pengawas pemilu tingkat Bawah seperti PPKD,Panwascam dan
Bawaslu Kota Parepare sendiri.
1) Bawaslu Kota Parepare telah melakukan kegiatan Pengembangan
Pengawasan Pemilu Partisipatif Sosialisasi dan Pencegahan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 192
potensi pelanggaran Pemilu Tahun 2019 melalui pendekatan
keagamaan.
2) Bawaslu Kota Parepare telah melakukan kegiatan Sosialisasi
Pengawasan Pemilu Launching Kampung Sahabat Pengawas
Pemilu.
b. Aktivitas Pengawasan
1) Bawaslu Kota Parepare dalam pengawasan Politisasi sara
melakukan Sosialisasi dan Pencegahan Potensi Pelanggaran
Pemilu, dan pada kegiatan tersebut meminta kepada para
peserta mendeklarasikan Tolak Politik Uang dan Politisasi sara di
Kota Parepare dengan menandatangani Nota Kesepahaman
antara Bawaslu Kota Parepare dengan Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Dewan Masjid Indonesia, Pimpinan Cabang Nahdatul
Ulama, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pengurus Daerah
Muhammadiyah, Pengurus Daerah Darud Da’wah Wal Irsyad,
Badan Musyawarah Antar Gereja, Dewan Pastoral Gereja Katolik,
Parisada Hindu Dharma, Permabudhi Kota Parepare.
2) Bawaslu Kota Parepare mengajak segenap kelompok masyarakat
untuk terlibat dalam partisipasi pengawasan Tolak Politik Uang,
Politisasi Sara dan Hoax yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggungjawab.
3. Hasil-Hasil Pengawasan
a. Temuan
Dari Hasil pengawasan PPKD dan Panwaslu Kecamatan serta
Bawaslu Kota Parepare tidak di temukannya dugaan pelanggaran
Politisasi sara di Kota Parepare.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 193
b. Penanganan Pelanggaran
Tidak ada penanganan pelanggaran yang di keluarkan oleh
Bawaslu Kota Parepare terkait dugaan pelanggaran Politisasi sara.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
Tidak ada tindak lanjut dari rekomendasi.
4. Dinamika dan Permasalahan
1) Dinamika yang terjadi pada politisasi sara adalah jika masyarakat arif
dalam menanggapai berita berita yang tidak jelas sumber dan asalnya
maka di pastikan bahwa hal ini dapat meredam terjadinya hal-hal
yang tidak di ingginkan.
2) Pemerintah di minta untuk gencar dalam melaksanakan sosialisasi
yang berkaitan dengan politisasi sara dan politik uang agar
masyarakat dapat memahami bahaya dari kedua hal ini.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan
Politisasi sara sangat bahaya jika tidak dilakukan pencegahannya
secara massif dan bukan hanya tanggung jawab penyelenggara pemilu
saja tapi juga TNI/Polri dan segenap masyarakat Indonesia.
Diperlukan media pembelajaran buat masyarakat dalam hal pemahaman
politisasi sara dalam pemilu karena moment pemilu inilah isu-isu itu sangat
gencar di lakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk
menghancurkan persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.konten-
konten di media social seakan-akan mendukung isu-isu negative tentang sara ini.
Maka dari itulah diminta untuk pemerintah menambah alokasi dana untuk
program-program pencegahan dari bahaya politisasi ini.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 194
BAB V
PENINDAKAN PELANGGARAN PADA PENYELENGARAAN
PEMILU TAHUN 2019
A. Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilu
Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu Se - Kota Parepare telah
melakukan penindakan terhadap temuan dugaan pelanggaran Pemilu Tahun
2019 dengan jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
Berdasarkan Jenis Pelanggaran sebagai berikut:
Tabel 5.1
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
Berdasarkan Jenis Pelanggaran
No. Pengawas Pemilu Jenis Pelanggaran
Jumlah ADM ETIK TP HL
1. Bawaslu Kota Parepare - - - 2 2
2. Kecamatan Bacukiki 4 - - - 4
3. Kecamatan Ujung 6 - - - 6
4. Kecamatan Soreang 8 - - 1 9
5. Kecamatan Bacukiki Barat 4 - 1 1 6
Total 22 0 1 4 27
Adapun uraian penindakan temuan dugaan pelanggaran Pemilu Tahun 2019
yang telah ditindak lanjuti oleh Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu
Se - Kota Parepare sebagai berikut:
1. Pelanggaran Administratif Pemilu
Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu Se - Kota Parepare telah
melakukan penindakan terhadap temuan dugaan pelanggaran
Administratif Pemilu Tahun 2019 sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 195
Tabel 5.2
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu
Tahun 2019 Kecamatan Bacukiki
No. Nomor
Registrasi
Dugaan Pelanggaran
Tanggal Registrasi
Status Temuan
Tindak Lanjut
1. 001/TM/PL/Kec.
Bacukiki/27.02/XII/2018
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
15 Desember 2018
Diteruskan Penertiban
APK
2. 002/TM/PL/Kec.Bacukiki/27.02/II/2
019
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
27 Februari 2019
Diteruskan Penertiban
APK
3. 003/TM/PL/Kec.Bacukiki/27.02/IV/
2019
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
9 April 2019 Diteruskan Penertiban
APK
4. 004/TM/PL/Kec.Bacukiki/27.02/IV/
2019
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
14 April 2019 Diteruskan Penertiban
APK
Bahwa Panwaslu Kecamatan Bacukiki Kota Parepare telah melakukan
penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif
Pemilu, sebanyak 4 dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Abd. Thalib
pada tanggal 14 Desember 2018 dan telah diregister dengan nomor
001/TM/PL/Kec. Bacukiki/27.02/XII/2018. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Bacukiki bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye di ruas
jalan di Kecamatan Bacukiki oleh Peserta Pemilu. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 001/TM/PL/Kec. Bacukiki/27.02/XII/2018 tersebut diatas
telah diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti
bersama dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan
penertiban Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 196
telah menindaklanjuti dengan surat nomor: 274A/SN-24/PM-
05.02/XII/2018.
2. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Abd. Thalib
pada tanggal 27 Februari 2019 dan telah diregister dengan nomor
002/TM/PL/Kec. Bacukiki/27.02/II/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Bacukiki bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye di ruas
jalan di Kecamatan Bacukiki oleh Peserta Pemilu. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 002/TM/PL/Kec. Bacukiki/27.02/II/2019 tersebut diatas
telah diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti
bersama dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan
penertiban Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare
telah menindaklanjuti dengan surat nomor: 117A/SN-24/PM-
05.02/II/2019.
3. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Yusrianto
Yunus pada tanggal 9 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
003/TM/PL/Kec. Bacukiki/27.02/IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Bacukiki bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: ditemukannya Bahan Kampanye berupa sarung oleh Gustam
(Calon Anggota DPRD Kota Parepare Dapil dari Partai Gerindra No.
Urut 11 Kec. Bacukiki), peristiwa tersebut diduga melanggar PKPU
No. 23 Tahun 2018, pasal 28 ayat 4, 29 ayat 1 & 2 (Dugaan
Pelanggaran Administratif Pemilu). Bahwa berdasarkan hasil kajian,
temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor Register
003/TM/PL/Kec. Bacukiki/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
diteruskan ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bacukiki Kota
Parepare dan telah ditindaklanjuti dengan surat nomor: 02/PPK-
Pemilu/Bacukiki.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 197
4. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Yusrianto
Yunus pada tanggal 14 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
004/TM/PL/Kec. Bacukiki/27.02/IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Bacukiki bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya temuan Alat Peraga Kampanye yang masih terpasang
setelah masuknya Tahapan masa tenang Pemilu 2019 di Wilayah
Kecamatan Bacukiki. Bahwa berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu Nomor Register 004/TM/PL/Kec.
Bacukiki/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah diteruskan kepada ke
Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti bersama dengan stake
holder terkait untuk selanjutnya dilakukan penertiban Alat Peraga
Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah menindaklanjuti
dengan surat nomor: 347A/SN-24/PM-05.02/IV/2019.
Tabel 5.3
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu
Tahun 2019 Kecamatan Ujung
No. Nomor Registrasi
Dugaan Pelanggaran Tanggal
Registrasi Status Temuan Tindak Lanjut
1. 001/TM/PL/Kec.
Ujung/27.02/XII/2018
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
16 Desember 2018
Diteruskan Penertiban
APK
2. 002/TM/PL/Kec.Uju
ng/27.02/II/2019
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
27 Februari 2019
Diteruskan Penertiban
APK
3. 003/TM/PL/Kec.
Ujung/27.02/IV/2019
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK 14 April 2019 Diteruskan
Penertiban APK
4. 004/TM/PL/Kec.
Ujung/27.02/IV/2019
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
17 April 2019 Diteruskan PSU
5. 005/TM/PL/Kec.
Ujung/27.02/IV/2019
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
19 April 2019 Diteruskan PSU
6. 006/TM/PL/Kec.
Ujung/27.02/IV/2019
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
19 April 2019 Diteruskan PSU
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 198
Bahwa Panwaslu Kecamatan Ujung Kota Parepare telah melakukan
penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif
Pemilu, sebanyak 6 dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Muh. Yusuf,
S.Pd pada tanggal 16 Desember 2018 dan telah diregister dengan
nomor: 001/TM/PL/Kec. Ujung/27.02/XII/2018. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Ujung bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye di ruas
jalan di Kecamatan Ujung oleh Peserta Pemilu. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 001/TM/PL/Kec. Ujung/27.02/XII/2018 tersebut diatas telah
diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti bersama
dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan penertiban
Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan surat nomor: 274A/SN-24/PM-
05.02/XII/2018.
2. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Muh. Yusuf,
S.Pd pada tanggal 27 Februari 2019 dan telah diregister dengan
nomor 002/TM/PL/Kec.Ujung/ 27.02/II/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Ujung bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye di ruas
jalan di Kecamatan Ujung oleh Peserta Pemilu. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 002/TM/PL/Kec.Ujung/27.02/II/2019 tersebut diatas telah
diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti bersama
dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan penertiban
Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan surat nomor: 117A/SN-24/PM-
05.02/II/2019.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 199
3. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Muh. Yusuf,
S.Pd pada tanggal 14 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
003/TM/PL/Kec.Ujung/ 27.02/IV/2019. Materi temuan oleh Panwaslu
Kecamatan Ujung bersama jajarannya adalah sebagai berikut: adanya
temuan Alat Peraga Kampanye yang masih terpasang setelah
masuknya Tahapan masa tenang Pemilu 2019 di Wilayah Kecamatan
Ujung. Bahwa berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register
003/TM/PL/Kec.Ujung/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti bersama
dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan penertiban
Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan surat nomor: 347A/SN-24/PM-
05.02/IV/2019.
4. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Andi Firsan
pada tanggal 17 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
004/TM/PL/Kec.Ujung/ 27.02/IV/2019 tanggal 17 April 2019. Materi
temuan oleh Panwaslu Kecamatan Ujung bersama jajarannya adalah
sebagai berikut: adanya temuan KPPS meloloskan pemilih yang
menggunakan KTP-el yang alamatnya tidak berdomisili di wilayah TPS
tersebut dan memasukkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus. Bahwa
berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif
Pemilu Nomor Register 004/TM/PL/Kec.Ujung/27.02/IV/2019
tersebut diatas telah di rekomendasi untuk dilakukan Pemungutan
Suara Ulang (PSU) di TPS 03 Kelurahan Ujung Sabbang Kecamatan
Ujung Kota Parepare kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
Ujung Kota Parepare. Bahwa hasil rekomendasi Panwaslu Kecamatan
Ujung Kota Parepare telah ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare
dan PPK Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare
bersama jajarannya dengan melakukan Pemungutan Suara Ulang
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 200
(PSU) di TPS 03 Kelurahan Ujung Sabbang Kecamatan Ujung pada
tanggal 27 April 2019.
5. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Muhammad
Nur Apriadi pada tanggal 19 April 2019 dan telah diregister dengan
nomor 005/TM/PL/Kec.Ujung/ 27.02/IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Ujung bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya temuan KPPS meloloskan pemilih yang menggunakan
KTP-el yang alamatnya tidak berdomisili di wilayah TPS tersebut dan
memasukkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 004/TM/PL/Kec.Ujung/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
di rekomendasi untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
TPS 34 Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung Kota Parepare kepada
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare. Bahwa hasil
rekomendasi Panwaslu Kecamatan Ujung Kota Parepare telah
ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare bersama jajarannya dengan
melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 34 Kelurahan
Lapadde Kecamatan Ujung pada tanggal 27 April 2019.
6. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Muhammad
Nur Apriadi pada tanggal 17 April 2019 dan telah diregister dengan
nomor 006/TM/PL/Kec.Ujung/ 27.02/IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Ujung bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya temuan KPPS meloloskan pemilih yang menggunakan
KTP-el yang alamatnya tidak berdomisili di wilayah TPS tersebut dan
memasukkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 004/TM/PL/Kec.Ujung/ 27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
di rekomendasi untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
TPS 39 Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung Kota Parepare kepada
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 201
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare. Bahwa hasil
rekomendasi Panwaslu Kecamatan Ujung Kota Parepare telah
ditindaklanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) Ujung Kota Parepare bersama jajarannya dengan
melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 39 Kelurahan
Lapadde Kecamatan Ujung pada tanggal 27 April 2019.
Tabel 5.4
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif
Pemilu Tahun 2019 Kecamatan Soreang
No. Nomor
Registrasi Dugaan
Pelanggaran Tanggal
Registrasi Status
Temuan Tindak Lanjut
1. 002/TM/PL/SOREANG/27.02/XII/20
18
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
16 Desember 2018
Diteruskan Penertiban
APK
2. 003/TM/PL/SOREANG/27.02/1/201
9
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
17 Januari 2019
Diteruskan Surat
Teguran
3. 004/TM/PL/SOREANG/27.02/II/201
9
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
11 Februari 2019
Diteruskan Surat
Teguran
4. 005/TM/PL/SOREANG/27.02/II/201
9
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
23 Februari 2019
Diteruskan Penertiban
APK
5. 006/TM/PL/SOREANG/27.02/III/20
19
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
27 Maret 2019
Diteruskan Surat
Teguran
6. 007/TM/PL/SOREANG/27.02/IV/20
19
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
4-Apr-19 Diteruskan Surat
Teguran
7. 008/TM/PL/SOREANG/27.02/IV/20
19
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK 14 April 2019 Diteruskan
Penertiban APK
8. 009/TM/PL/SOREANG/27.02/IV/20
19
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
17 April 2019 Diteruskan PSU
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 202
Bahwa Panwaslu Kecamatan Soreang Kota Parepare telah melakukan
penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif
Pemilu, sebanyak 8 dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Ilham
Paddupai pada tanggal 16 Desember 2018 dan telah diregister
dengan nomor: 002/TM/PL/SOREANG /27.02/XII/2018. Materi
temuan oleh Panwaslu Kecamatan Soreang bersama jajarannya
adalah sebagai berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga
Kampanye di ruas jalan di Kecamatan Soreang oleh Peserta Pemilu.
Bahwa berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register 002/TM/PL/SOREANG/
27.02/XII/2018 tersebut diatas telah diteruskan ke Bawaslu Kota
Parepare untuk ditindaklanjuti bersama dengan stake holder terkait
untuk selanjutnya dilakukan penertiban Alat Peraga Kampanye.
Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah menindaklanjuti dengan surat
nomor: 274A/SN-24/PM-05.02/XII/2018.
2. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Suparman
pada tanggal 17 Januari 2019 dan telah diregister dengan nomor
003/TM/PL/SOREANG/ 27.02/I/2019. Materi temuan oleh Suparman
adalah sebagai berikut: pada hari Rabu, 16 Januari 2018 bertempat di
Kel. Watang Soreang, Penemu (Panwaslu Kelurahan) Pada Pukul
10.00 WITA mengawasi Kampanye tatap muka (door to door) yang
dilakukan oleh Caleg DPRD Kota Parepare No. Urut 2 Partai Golkar
Indriasari Husni. S.Kom, lalu Pihak Berwajib mengecek surat izin
kampanye ternyata tidak ada, dan juga dilakukan pengecekan surat
tembusan di KPU hasilnya juga tidak ada. Bahwa berdasarkan hasil
kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 003/TM/PL/SOREANG/ 27.02/I/2019 tersebut diatas telah
dilakukan penerusan dugaan pelanggaran administratif ke Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare. Bahwa Panitia
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 203
Pemilihan Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan surat nomor 04/PPK SRG/I/2019.
3. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Abd. Hakim
pada tanggal 11 Februari 2019 dan telah diregister dengan nomor
004/TM/PL/SOREANG/ 27.02/II/2019. Materi temuan oleh Abd.
Hakim adalah sebagai berikut: pada hari Senin, 11 Februari 2019
bertempat di Kel. Kampung Pisang, Penemu (Panwaslu Kelurahan)
Pada Pukul 20.00 WITA - 21.30 WITA mengawasi Kampanye tatap
muka yang dilakukan oleh Caleg DPR-RI dapil 2 Sul-Sel Dr. H. A. M.
Yangkin Padjalangi, lalu Pihak Berwajib mengecek surat ijin
kampanye ternyata ada, tetapi hanya di wilayah Bacukiki, tidak ada
penerusan di wilayah Soreang. Bahwa berdasarkan hasil kajian,
temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor Register
004/TM/PL/SOREANG/27.02/II/2019 tersebut diatas telah dilakukan
penerusan dugaan pelanggaran administratif ke Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare. Bahwa Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare telah menindaklanjuti
dengan surat nomor 04/PPK.SRG/III/2019.
4. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Ilham
Paduppai pada tanggal 23 Februari 2019 dan telah diregister dengan
nomor 005/TM/PL/SOREANG/27.02 /II/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Soreang bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye di ruas
jalan di Kecamatan Soreang oleh Peserta Pemilu. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 005/TM/PL/SOREANG/27.02/II/2019 tersebut diatas telah
diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti bersama
dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan penertiban
Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 204
menindaklanjuti dengan surat nomor: 117A/SN-24/PM-
05.02/II/2019.
5. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Hasrudi S
pada tanggal 27 Maret 2019 dan telah diregister dengan nomor
006/TM/PL/SOREANG/27.02 /III/2019. Materi temuan oleh Abd.
Hakim adalah sebagai berikut: pada hari Rabu, tanggal 27 Maret
2019, sekitar pukul 16.30 WITA ditemukan Kampanye tatap muka
yang dilakukan oleh Calon Anggota DPRD Kota Parepare Dapil 3
Soreang No. Urut 1 dari Partai PPP di wilayah Kelurahan Lakessi.
Ditemukan adanya Dugaan Pelanggaran Administratif pemilu yang
dilakukan oleh Caleg tersebut Abdul Salam Latief, yaitu tidak dapat
menunjukkan surat pemberitahuan tertulis Kepada Aparat kepolisian
dan tembusan ke Bawaslu, yang diduga melanggar PKPU Nomor 23
Tahun 2018 Tentang Kampanye Pemilihan Umum, pada pasal 29 ayat
1 & 2. Bahwa berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
administratif Pemilu Nomor Register
006/TM/PL/SOREANG/27.02/III/2019 tersebut diatas telah dilakukan
penerusan dugaan pelanggaran administratif ke Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare. Bahwa Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare telah menindaklanjuti
dengan surat nomor 06/PPK.SRG/IV/2019.
6. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Suparman &
Trianjuli pada tanggal 4 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
007/TM/PL/SOREANG/ 27.02/IV/2019. Materi temuan oleh Abd.
Hakim adalah sebagai berikut: ditemukannya Kampanye tatap muka
(mengunjungi warga) oleh H. Tasming Hamid, SE., MH (Calon Anggota
DPRD Kota Parepare dari Nasdem No. Urut 1 dapil 3 Kec. Soreang),
peristiwa tersebut diduga melanggar PKPU No. 23 Tahun 2018, pasal
28 ayat 4, 29 ayat 1 & 2 (Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu).
Bahwa berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 205
administratif Pemilu Nomor Register 007/TM/PL/SOREANG/27.02/
IV/2019 tersebut diatas telah dilakukan penerusan dugaan
pelanggaran administratif ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
Soreang Kota Parepare. Bahwa Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
Soreang Kota Parepare telah menindaklanjuti dengan surat nomor
13/PPK.SRG/IV/2019.
7. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Ilham
Paduppai pada tanggal 14 April 2019 dan telah diregister dengan
nomor 008/TM/PL/SOREANG/27.02/ IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Soreang bersama jajarannya adalah sebagai
berikut: adanya temuan Alat Peraga Kampanye yang masih terpasang
setelah masuknya Tahapan masa tenang Pemilu 2019 di Wilayah
Kecamatan Soreang. Bahwa berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu Nomor Register
008/TM/PL/SOREANG/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti bersama
dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan penertiban
Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan surat nomor: 347A/SN-24/PM-
05.02/IV/2019.
8. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Trianjuli pada
tanggal 17 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
009/TM/PL/SOREANG/27.02/IV/2019. Materi temuan oleh Panwaslu
Kecamatan Soreang bersama jajarannya adalah sebagai berikut:
adanya temuan KPPS meloloskan pemilih yang menggunakan KTP-el
yang alamatnya tidak berdomisili di wilayah TPS tersebut dan
memasukkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 009/TM/PL/SOREANG /27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
di rekomendasi untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 206
TPS 31 Kelurahan Bukit Indah Kecamatan Soreang Kota Parepare
kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare.
Bahwa hasil rekomendasi Panwaslu Kecamatan Soreang Kota
Parepare telah ditindak lanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Soreang Kota Parepare bersama
jajarannya dengan melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS
31 Kelurahan Bukit Indah Kecamatan Soreang pada tanggal 27 April
2019.
Tabel 5.5
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif
Pemilu Tahun 2019 Kecamatan Bacukiki Barat
No. Nomor
Registrasi
Dugaan Pelanggaran
Tanggal Registrasi
Status Temuan
Tindak Lanjut
1.
001/TM/PL/Kec.Bacukiki
Barat/27.02/XII/2018
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
14 Desember 2018
Diteruskan
Penertiban APK
2.
003/TM/PL/Kec.Bacukiki
Barat/27.02/II/2019
Dugaan Pelanggaran
Administrasi APK
27 Februari 2019
Diteruskan Penertiban
APK
3.
005/TM/PL/Kec. Bacukiki
barat/27.02/IV/2019
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
14 April 2019 Diteruskan Penertiban
APK
4.
006/TM/PL/Kec. Bacukiki
barat/27.02/IV/2019
Dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu
17 April 2019 Diteruskan PSU
Bahwa Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare telah
melakukan penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran
Administratif Pemilu, sebanyak 4 dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Amiruddin
pada tanggal 14 Desember 2018 dan telah diregister dengan nomor:
001/TM/PL/Kec.Bacukiki Barat/27.02/XII/2018. Materi temuan oleh
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 207
Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat bersama jajarannya adalah
sebagai berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye
di ruas jalan di Kecamatan Bacukiki Barat oleh Peserta Pemilu. Bahwa
berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif
Pemilu Nomor Register 001/TM/PL/Kec. BacukikiBarat/27.02
/XII/2018 tersebut diatas telah diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare
untuk ditindaklanjuti bersama dengan stake holder terkait untuk
selanjutnya dilakukan penertiban Alat Peraga Kampanye. Bahwa
Bawaslu Kota Parepare telah menindaklanjuti dengan surat nomor:
274A/SN-24/PM-05.02/XII/2018.
2. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Amiruddin
pada tanggal 27 Februari 2019 dan telah diregister dengan nomor
003/TM/PL/Kec.Bacukiki Barat/27.02/II/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat bersama jajarannya adalah
sebagai berikut: adanya dugaan pelanggaran Alat Peraga Kampanye
di ruas jalan di Kecamatan Bacukiki Barat oleh Peserta Pemilu. Bahwa
berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif
Pemilu Nomor Register 003/TM/PL/Kec.Bacukiki Barat/27.02 /II/2019
tersebut diatas telah diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk
ditindaklanjuti bersama dengan stake holder terkait untuk
selanjutnya dilakukan penertiban Alat Peraga Kampanye. Bahwa
Bawaslu Kota Parepare telah menindaklanjuti dengan surat nomor:
117A/SN-24/PM-05.02/II/2019.
3. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Amiruddin
pada tanggal 14 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
005/TM/PL/Kec. Bacukiki Barat/27.02/IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat bersama jajarannya adalah
sebagai berikut: adanya temuan Alat Peraga Kampanye yang masih
terpasang setelah masuknya Tahapan Masa Tenang Pemilu 2019 di
Wilayah Kecamatan Bacukiki Barat. Bahwa berdasarkan hasil kajian,
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 208
temuan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor Register
005/TM/PL/Kec. Bacukiki Barat/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare untuk ditindaklanjuti bersama
dengan stake holder terkait untuk selanjutnya dilakukan penertiban
Alat Peraga Kampanye. Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan surat nomor: 347A/SN-24/PM-
05.02/IV/2019.
4. Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu oleh Suastika
Hatta pada tanggal 17 April 2019 dan telah diregister dengan nomor
006/TM/PL/Kec. Bacukiki Barat/27.02/IV/2019. Materi temuan oleh
Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat bersama jajarannya adalah
sebagai berikut: dugaan pelanggaran adanya warga yang tidak
terdaftar dalam DPT, DPTb dan tidak mempunya KTP Elektronik
Parepare dan memilih di TPS 12 kelurahan Tiro Sompe. Bahwa
berdasarkan hasil kajian, temuan dugaan pelanggaran administratif
Pemilu Nomor Register 006/TM/PL/Kec.Bacukiki Barat/27.02
/IV/2019 tersebut diatas telah di rekomendasi untuk dilakukan
Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 12 Kelurahan Tirosompe
Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare kepada Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) Bacukiki Barat Kota Parepare. Bahwa hasil
rekomendasi Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare
telah ditindak lanjuti oleh KPU Kota Parepare dan PPK Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Bacukiki Barat Kota Parepare bersama
jajarannya telah melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 12
Kelurahan Tirosompe Kecamatan Bacukiki Barat pada tanggal 27 April
2019.
2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
Pada awal hingga berakhirnya tahapan Penyelenggaraan Pemilu
tahun 2019 Bawaslu Kota Parepare dan jajarannya (Panwascam dan PPL)
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 209
belum menemukan (nihil) adanya dugaan pelanggaran Kode Etik
Penyelenggara Pemilu di Kota Parepare.
3. Tindak Pidana Pemilu
Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu Se - Kota Parepare
telah melakukan penindakan terhadap temuan dugaan pelanggaran
Tindak Pidana Pemilu Tahun 2019 sebagai berikut:
Tabel 5.6
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana
Pemilu Tahun 2019 Kecamatan Bacukiki Barat
No. Nomor Registrasi Tanggal
Registrasi Terlapor
Uraian Peristiwa
Pem. Gakkumdu I
Pem. Gakkumdu II
1. 002/TM/PL/Kec.Bacukiki
Barat/27.02/II/2018
12 Februari
2019
Muhammad Ali
Pada Hari Sabtu tanggal 9 Februari 2019 sekitar pukul 10.00 Wita, ada warga masyarakat (Muhammad Ali) datang di rumah Sengngeng membawa bungkusan warna hitam yang di dalam bungkusan tersebut terdapat gula pasir, teh, kopi, minyak goreng, bungkusan tersebut diberikan kepada saudari Sengngeng tapi pada saat itu saudari Sengngeng sementara mencuci di
Diteruskan Ke Tahap
Penyelidikan
Tidak memenuhi
Unsur. Dihentikan
Proses Penindakannya
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 210
rumahnya. Saudari Sengngeng menyampaikan (berteriak) simpan saja di atas meja, karena Saudari Sengngeng sementara mencuci pada saat (Muhammad Ali) tiba di rumahnya, maka bungkusan tersebut di letakkan oleh Muhammad Ali di atas meja, setelah itu dia pulang. Setelah selesai mencuci Sengngeng melihat bungkusan tersebut dan membukanya dan melihat isi ternyata berupa gula pasir, teh, kopi, minyak goreng.
Bahwa Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare telah
melakukan penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran Pidana
Pemilu, sebanyak 1 dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu oleh Kecamatan Bacukiki
Barat (Muhammad Helmy) dengan nomor temuan:
002/TM/PL/Kec.BacukikiBarat/27.02/II/2018 pada tanggal 12 Februari
2019 dan telah diregister oleh Bawaslu Kota Parepare karena terkait
dugaan pelanggaran pidana dengan nomor
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 211
001/TM/PL/SG/Kot/27.02/II/2019 pada tanggal 12 Februari 2019
Materi temuan oleh Muhammad Helmy adalah sebagai berikut:
adanya dugaan pembagian sembako di Jl. Kesuma Timur, Kelurahan
Kampung Baru, Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare oleh
Muhammad Ali. Bahwa Bawaslu Kota Parepare melakukan kajian dan
rapat pembahasan II Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Parepare
terhadap temuan dugaan pelanggaran pidana Pemilu Nomor Register:
001/TM/PL/SG/Kot/27.02/II/2019 dihentikan karena tidak memenuhi
unsur tidak memenuhi unsur Tindak Pidana Pemilu Pasal 523 Ayat (1)
Jo Pasal 280 Ayat (1) huruf j Undang – Undang No. 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum dan dihentikan proses penanganan tindak
pidana Pemilu.
4. Pelanggaran Hukum Lainnya
Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu Se - Kota Parepare telah
melakukan penindakan terhadap temuan dugaan pelanggaran Hukum
Lainnya Tahun 2019 sebagai berikut:
Tabel 5.7
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Hukum Lainnya
Pemilu Tahun 2019 Bawaslu Kota Parepare
No. Nomor Registr
asi
Tanggal
Registrasi
Terlapor
Jabatan
Uraian Singkat Tindak Lanjut
1.
001/TM/PL/Kot/27.02/II/
2019
18 Februari 2019
Sahriani
Ishak
PNS Rumah
Sakit Type B
1. Bawaslu Kota Parepare (Drs. H. Ihdar Radhy) mendapatkan kiriman screenshot foto yang diduga diposting oleh akun Facebook atas nama “Sahriani Ishak Ani” yang dikirimkan oleh Panwascam Ujung dan Panwascam Bacukiki Barat pada tanggal 18 Februari 2019.
2. Bawaslu Kota Parepare (Drs. H.
Sanksi Sedang
oleh KASN
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 212
Ihdar Radhy) melakukan pengawasan media sosial Facebook di kantor Bawaslu Kota Parepare pada tanggal 18 Februari 2019 untuk memastikan kebenaran dari screenshot foto yang dikirimkan oleh Panwascam Ujung dan Panwascam Bacukiki Barat pada tanggal 18 Februari 2019.
3. Dari hasil pengawasan ditemukan akun Facebook atas nama “Sahriani Ishak Ani” yang diduga memposting beberapa foto dan video yang diduga mendukung beberapa Caleg DPRD Kota Parepare, Calon DPR RI Dapil Sul Sel II dan salah satu Calon Presiden Republik Indonesia.
2.
002/TM/PL/Kot/27.02/III/2019
6 Maret 2019
Irnawaty
, SKM.,M.K
es
Kepala Rumah
Sakit Lauleng
Kota Parepar
e
1. Pada tanggal 19 Februari 2019 Bawaslu Kota Parepare (Muh. Zainal Asnun, S.Ip) mendapatkan informasi Awal melalui WA dengan nomor : 082188751280 atas nama Andi Aswar terkait adanya dugaan pelanggaran netralitas ASN yang dilakukan oleh Irnawaty ASN di Rumah Sakit Lauleng Kota Parepare yang memposting kalimat “Adakah Caleg yg hafiz quran” di akun facebook miliknya atas nama “Irna Amir”.
2. Pada status tersebut terdapat comment akun “Kasmawati Mahmuddin” yang mengatakan bahwa “Astaga lupa kikah bucan ibu ketua tim penggerak PKK Parepare, Hj. Erna R. Taufan, SE, M.Pd. , bukan hanya Hapidz tp sekaligus pelantun ayat 2 Al Qu’ran yang fasih. Nappunnai manengni,berpendidikan
Sementara
Proses di KASN
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 213
Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah melakukan penanganan terhadap
Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN sebanyak 2 dengan rincian
sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Drs. H. Ihdar Radhy
pada tanggal 18 Februari 2019 dan telah diregister dengan nomor
002/TM/PL/SG/Kot/27.02/II/2019 pada tanggal 18 Februari 2019
Materi temuan oleh Drs. H. Ihdar Radhy adalah sebagai berikut:
adanya dugaan netralitas ASN terkait postingan di media sosial
Facebook akun atas nama “Sahriani Ishak Ani”. Bahwa Bawaslu Kota
Parepare melakukan kajian dan rapat pembahasan II Sentra Gakkumdu
Bawaslu Kota Parepare terhadap temuan dugaan pelanggaran Nomor
Register: 002/TM/PL/SG/Kot/27.02/II/2019 dihentikan karena tidak
memenuhi unsur Tindak Pidana Pemilu Pasal 494 Jo Pasal 280 Ayat 3
dan Pasal 283 Undang – Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum, dihentikan proses penanganan tindak pidana Pemilu dan
tinggi, cantik, cerdas, agamis,, tokoh perempuan yg tdk hanya sukses sebagai public figur tp juga dpt jd teladan sebagai istri yg berhasil berperan menghantar karier suami dg gemilang dan sekaligus berhasil mengawal pendidikan anak 2 sehingga jadi kebanggaan keluarga. Anak pertama telah meraih gelar doktor, Insya Allah akan menyusul kedua adiknya dg pilihan disiplin ilmu masing-masing. Subhanallah Alhamdulillah, Allahu Akbar” dan dibalas oleh akun facebook “Irna Amir” dengan kalimat “Kasmawati Mahmuddin makanya mari kt mendukung beliau.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 214
diteruskan ke KASN terkait dugaan pelanggaran netralitas ASN. Dan
telah ditindaklanjuti oleh KASN dengan surat tembusan nomor: B-
1023-KASN-3-2019 perihal: rekomendasi atas pelanggaran Netralitas
ASN a.n Sdr. Sahriani Ishak dengan pemberian sanksi sedang.
2. Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Drs. H. Ihdar Radhy
pada tanggal 6 Maret 2019 dan telah diregister dengan nomor
003/TM/PL/SG/Kot /27.02/III/2019 pada tanggal 6 Maret 2019 Materi
temuan oleh Drs. H. Ihdar Radhy adalah sebagai berikut: adanya
dugaan netralitas ASN terkait postingan di media sosial Facebook akun
atas nama “Irna Amir” yang di posting oleh Irnawaty ASN Rumah Sakit
Lauleng Kota Parepare. Bahwa Bawaslu Kota Parepare dan melakukan
kajian terhadap temuan dugaan pelanggaran netralitas ASN dengan
Nomor Register: 003/TM/PL/SG/Kot/27.02/III/2019 dan telah
diteruskan ke KASN terkait dugaan pelanggaran netralitas ASN dan
sampai saat ini belum ada balasan dari KASN.
Tabel 5.8
Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Hukum Lainnya
Pemilu Tahun 2019 Kecamatan Soreang
N
o
.
Nomor
Registras
i
Tangga
l
Registr
asi
Terlap
or
Jabat
an Uraian Singkat
Tindak
Lanjut
1.
001/TM/P
L/SOREAN
G/27.02/X
II/2018
10
Desem
ber
2018
Hj.
Sakka
Guru
SMA
PGRI
1
Parep
are
Pada hari Sabtu, 8 Desember
2018 di Hotel Bugis, sekitar
pukul 08.30-11.30 WITA
Pelapor/Penemu (Panwaslu
Kelurahan) melihat Terlapor ikut
menandatangani buku tamu
dari acara Silaturrahim dan
Tidak
diberikan
Sanksi
oleh
KASN
(Telah
Pensiun)
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 215
Konsolidasi Tim dan Relawan
Caleg dari Partai Perindo No.
Urut 2 Taqyuddin S.SOS.M.M
caleg DPRD PROVINSI Sul-Sel
Dapil Parepare, Barru, Pangkep,
Maros. Dan Pelapor/Penemu
sudah melakukan tindakan
pencegahan dengan melakukan
peneguran, namun yang diduga
ASN tersebut tetap mengikuti
acara tersebut.
Bahwa Panwaslu Kecamatan Soreang Kota Parepare telah melakukan
penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN
sebanyak 1 dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Abd. Hakim pada
tanggal 8 Desember 2018 dan telah diregister dengan nomor:
001/TM/PL/SOREANG/ 27.02/XII/2018 pada tanggal 10 Desember
2018 Materi temuan oleh Abd. Hakim adalah sebagai berikut: Pada
hari Sabtu, 8 Desember 2018 di Hotel Bugis, sekitar pukul 08.30-11.30
WITA Pelapor/Penemu (Panwaslu Kelurahan) melihat terlapor (ASN an.
Dra. Hj. Sakka Ihsan dan Hj. Hasni) dan ikut menandatangani buku
tamu dari acara Silaturrahim Dan Konsolidasi Tim Dan Relawan Caleg
dari Partai Perindo No. Urut 2 Taqyuddin S.Sos.M.M caleg DPRD
Provinsi Sulawesi - Selatan Dapil Parepare, Barru, Pangkep, Maros. dan
Pelapor/Penemu sudah melakukan tindakan pencegahan dengan
melakukan peneguran, namun yang diduga ASN tersebut tetap
mengikuti acara tersebut. Bahwa Panwaslu Kecamatan Soreang Kota
Parepare dan melakukan kajian terhadap temuan dugaan pelanggaran
netralitas ASN dengan Nomor Register:
001/TM/PL/SOREANG/27.02/XII/2018 dan telah diteruskan ke KASN
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 216
terkait dugaan pelanggaran netralitas ASN Terlapor atas nama Dra. Hj.
Sakka Ihsan dilanjutkan ke KASN ( Komisi Aparatur Sipil Negara)
dengan balasan dari KASN: B-537/KASN/2/2019, sedangkan Terlapor
atas nama Hj. Hasniatie tidak dilanjutkan.
Tabel 1 Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran Hukum Lainnya Pemilu Tahun 2019
Kecamatan Kecamatan Bacukiki Barat
N
o
.
Nomor
Registras
i
Tangga
l
Registr
asi
Terlap
or
Jabat
an Uraian Singkat
Tindak
Lanjut
1.
004/TM/P
L/
Kec.Bacuk
iki Barat
/27.02/III/
2019
25
Maret
2019
Syahril
Sahel
Penge
lola
alat
Ruma
h
Tangg
a
Pada tanggal 25 Maret 2019
Panwaslu Kecamatan Bacukiki
Barat Kota Parepare
mengawasi media sosial
Whatsapp Messenger, dan
mendapati adanya salah satu
ASN yang memposting Foto
Caleg DPR RI (Erna Rasyid
Taufan, SE. M.Pd) Dapil Sulsel II
Sementa
ra Proses
di KASN
Bahwa Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare telah
melakukan penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas
ASN sebanyak 1 dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Amiruddin pada
tanggal 25 Maret 2019 dan telah diregister dengan nomor:
004/TM/PL/Kec.Bacukiki Barat/27.02/III/2019 pada tanggal 25 Maret
2019 Materi temuan oleh Amiruddin adalah sebagai berikut: pada
tanggal 25 Maret 2019 Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat Kota
Parepare mengawasi media sosial Whatsapp Messenger, dan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 217
mendapati adanya salah satu ASN atas nama (Syahril Sahel) yang
memposting Foto Caleg DPR RI (Erna Rasyid Taufan, SE. M.Pd) Dapil
Sulsel II. Bahwa Panwaslu Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare dan
melakukan kajian terhadap temuan dugaan pelanggaran netralitas ASN
dengan Nomor Register: 004/TM/PL/Kec.Bacukiki Barat/27.02/III/2019
dan telah diteruskan ke KASN terkait dugaan pelanggaran netralitas
ASN Terlapor atas nama Syahril Sahel dilanjutkan ke KASN (Komisi
Aparatur Sipil Negara).
Gambar 1. Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
B. Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu
Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu Se - Kota Parepare telah
melakukan penindakan terhadap Laporan dugaan pelanggaran Pemilu Tahun
2019 dengan jumlah Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
Berdasarkan Jenis Pelanggaran sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
Berdasarkan Jenis Pelanggaran
No. Pengawas Pemilu Jenis Pelanggaran
Jumlah ADM ETIK TP HL
0123456789
Temuan Dugaan PelanggaranPemilu Tahun 2019
Temuan Dugaan
Pelanggaran
Administratif
Pemilu
Temuan Dugaan
Pelanggaran Kode
Etik
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 218
1. Bawaslu Kota Parepare 2 - - - 2
2. Kecamatan Bacukiki - - - - 0
3. Kecamatan Ujung - - - - 0
4. Kecamatan Soreang - - - - 0
5. Kecamatan Bacukiki Barat - - - - 0
Total 2 0 0 0 2
Adapun uraian penindakan dugaan pelanggaran Pemilu Tahun 2019 yang
telah ditindaklanjuti oleh Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu Se -
Kota Parepare sebagai berikut :
1. Pelanggaran Administratif Pemilu
Bawaslu Kota Parepare dan jajaran Panwaslu Se - Kota Parepare telah
melakukan penindakan terhadap Laporan dugaan pelanggaran
Administratif Pemilu Tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif
Pemilu Tahun 2019 Bawaslu Kota Parepare
N
o
.
Nom
or
Regis
trasi
Tanggal
Registrasi
Pela
por
Terl
apo
r
Uraian
Singkat Putusan
Koreksi
Bawaslu RI
1
.
001/L
P/PL/
ADM/
Kot/2
7.02/
X/201
8
29 Oktober
2018
Didi
et
Hary
adi
S.
KPU
Kota
Pare
pare
Bahwa Andi
Nurhatina
Tipu telah
memenuhi
syarat dan
persyaratan
sebagai Calon
anggota
Legislatif
Menyataka
n Terlapor
tidak
terbukti
secara sah
dan
meyakinkan
melakukan
perbuatan
1. Menyatak
an
Menolak
Perminta
an
Koreksi
Pelapor
2. Menguatk
an
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 219
Tahun 2019
tanpa
dilakukan
verifikasi oleh
KPU Kota
Parepare
(terlapor),
dibuktikan
dengan
ditetapkanny
a nama Andi
Nurhatina
Tipu dalam
daftar calon
tetap anggota
legislatif Kota
Parepare.
melanggar
tata cara,
prosedur,
atau
mekanisme
pada
tahapan
Pemilu
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
Putusan
Penyelesa
ian
Pelanggar
an
Administr
atif
Pemilu
Bawaslu
Kota
Parepare
Nomor:
001/LP/PL
/ADM/Ko
t/27.02/X
/2018
2
.
002/L
P/PL/
ADM/
Kot/2
7.02/
X/201
8
29 Oktober
2018
Didi
et
Hary
adi
S.
KPU
Kota
Pare
pare
Bahwa
ERVINNA
RASYID
dinyatakan
oleh KPU kota
Parepare
telah
memenuhi
syarat dan
persyaratan
sebagai Calon
anggota
Legislatif
Tahun 2019
tanpa
Menyataka
n Terlapor
tidak
terbukti
secara sah
dan
meyakinkan
melakukan
perbuatan
melanggar
tata cara,
prosedur,
atau
mekanisme
pada
1. Menyatak
an
Menolak
Perminta
an Koreksi
Pelapor
2. Menguatk
an
Putusan
Penyelesa
ian
Pelanggar
an
Administr
atif
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 220
melakukan
verifikasi,
dibuktikan
dengan
ditetapkanny
a nama
terlapor
dalam daftar
calon tetap
anggota
DPRD
pemilihan
umum tahun
2019 Kota
Parepare
tahapan
Pemilu
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
Pemilu
Bawaslu
Kota
Parepare
Nomor:
002/LP/PL
/ADM/Ko
t/27.02/X
/2018
Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah menerima Laporan Dugaan
Pelanggaran Administratif Pemilu, sebanyak 3 dengan rincian sebagai
berikut:
1) Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang diajukan oleh
Didiet Haryadi S. pada tanggal 29 Oktober 2018 Materi laporan yang
diajukan oleh Didiet Haryadi S. adalah sebagai berikut: ditetapkannya
seorang ASN (Pegawai Sipil) Aktif dalam Daftar Calon Sementara (DCS)
dan berlanjut ditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) atas nama
Hj. Andi Nurhatina Tipu, S.Sos oleh KPU Kota Parepare. Berdasarkan
hasil pemeriksaan Bawaslu Kota Parepare laporan yang diajukan oleh
Didiet Haryadi S. memenuhi syarat formil dan materil. Laporan dugaan
pelanggaran diregistrasi dengan nomor
001/LP/PL/ADM/Kot/27.02/X/2018. Berdasarkan laporan dan bukti
yang diajukan oleh pelapor, Bawaslu Kota Parepare melakukan sidang
penanganan pelanggaran administrasi Bawaslu Kota Parepare dengan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 221
amar putus sebagai berikut : menyatakan Terlapor (KPU Kota
Parepare) tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
perbuatan melanggar tata cara, prosedur, atau mekanisme pada
tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang diajukan oleh
Didiet Haryadi S. pada tanggal 29 Oktober 2018 Materi laporan yang
diajukan oleh Didiet Haryadi S. adalah sebagai berikut: ditetapkannya
seorang ASN (Pegawai Negeri Sipil) Aktif dalam Daftar Calon
Sementara (DCS) dan berlanjut ditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap
(DCT) atas nama Ervinna Rasyid oleh KPU Kota Parepare. Berdasarkan
hasil pemeriksaan Bawaslu Kota Parepare laporan yang diajukan oleh
Didiet Haryadi S. memenuhi syarat formil dan materil. Laporan dugaan
pelanggaran diregistrasi dengan nomor
002/LP/PL/ADM/Kot/27.02/X/2018. Berdasarkan laporan dan bukti
yang diajukan oleh pelapor, Bawaslu Kota Parepare melakukan sidang
penanganan pelanggaran administrasi Bawaslu Kota Parepare dengan
amar putus sebagai berikut : menyatakan Terlapor (KPU Kota
Parepare) tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
perbuatan melanggar tata cara, prosedur, atau mekanisme pada
tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
Pada awal hingga berakhirnya tahapan Penyelenggaraan Pemilu tahun
2019 Bawaslu Kota Parepare dan jajarannya (Panwascam dan PPL) tidak
menerima (nihil) adanya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik
Penyelenggara Pemilu di Kota Parepare.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 222
3. Tindak Pidana Pemilu
Pada awal hingga berakhirnya tahapan Penyelenggaraan Pemilu tahun
2019 Bawaslu Kota Parepare dan jajarannya (Panwascam dan PPL) tidak
menerima (nihil) adanya laporan dugaan pelanggaran Tindak Pidana
Pemilu di Kota Parepare.
4. Pelanggaran Hukum Lainnya
Pada awal hingga berakhirnya tahapan Penyelenggaraan Pemilu tahun
2019 Bawaslu Kota Parepare dan jajarannya (Panwascam dan PPL) tidak
menerima (nihil) adanya laporan dugaan pelanggaran Hukum Lainnya di
Kota Parepare.
Gambar 2. Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
C. Pelimpahan Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan penindakan terhadap Pelimpahan
Laporan dugaan pelanggaran Pemilu Tahun 2019 dengan jumlah Pelimpahan
Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019 Berdasarkan Jenis
Pelanggaran sebagai berikut :
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Laporan Dugaan PelanggaranPemilu Tahun 2019
Laporan Dugaan
Pelanggaran
Administratif Pemilu
Laporan Dugaan
Pelanggaran Kode
Etik
Laporan Dugaan
Pelanggaran Tindak
Pidana Pemilu
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 223
Tabel 4. Jumlah Pelimpahan Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
Berdasarkan Jenis Pelanggaran
No. Pengawas Pemilu Jenis Pelanggaran
Jumlah ADM ETIK TP HL
1. Bawaslu Kota Parepare - - 1 1 2
Total 0 0 1 1 2
Adapun uraian penindakan Pelimpahan Laporan dugaan pelanggaran Pemilu
Tahun 2019 yang telah ditindaklanjuti oleh Bawaslu Kota Parepare sebagai
berikut :
1. Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan penindakan terhadap
pelimpahan laporan dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu Tahun
2019 sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 224
Tabel 5. Jumlah Pelimpahan Laporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu Tahun 2019 Bawaslu Kota Parepare
No.
Nomor Laporan
Nomor Registrasi
Tanggal Registrasi
Pelapor Terlap
or Uraian Peristiwa
Pem. Gakkumdu I
Pem. Gakkumdu II
1.
006/LP/PL/Prov/27.00/X/2
018
01/LP-TPP/SG/PL/2
7.02/2018
26 Oktober
2018
Didiet Haryadi S.
Ervinna
Rasyid
Pada hari senin tanggal 22 Oktober 2018, sekitar pukul 15.00 Wita pelapor melihat terlapor yang sedang melaksanakan kegiatan ASN(PPPK/Tenaga Honorer) dikantor walikota Parepare dan sepengetahuan Pelapor bahwa terlapor adalah seorang Calon Anggota DPRD Kota Parepare dari partai Golkar Dapil 2 nomor urut 2 kota Parepare, selanjutnya pelapor mendalami serta mencari bukti-bukti yang menerangkan tentang status pekerjaannya, selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 2018, Pelapor menemukan bukti berupa SK Penetapan Tenaga Administrasi Lingkup Sekretariat Daerah Kota Parepare Tahun Anggaran 2018.
Diteruskan Ke Tahap
Penyelidikan
Tidak memenuhi
Unsur. Dihentikan
Proses Penindakann
ya
a. Pelimpahan Laporan nomor : 006/LP/PL/Prov/27.00/X/2018 dari Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan kajian awal dan terdapat
dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu terkait adanya dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu tekait Dugaan Pemalsuan Dokumen
Syarat Calon Anggota Legislatif DPRD Kota Parepare sehingga ditetapkannya seorang ASN (PPPK/Tenaga Honorer) Aktif Dalam Daftar
Calon Sementara (DCS) dan berlanjutnya ditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) an. Ervinna Rasyid yang diregistrasi dengan nomor :
01/LP-TPP/SG/PL/27.02/2018 pada tanggal 26 Oktober 2018. Berdasarkan hasil klarifikasi Pelapor, Saksi Pelapor, Lembaga Pemberi
Keterangan, Terlapor dan Ahli dan rapat Pembahasan II Sentra Gakkumdu maka Bawaslu Kota Parepare berkesimpulan tidak memenuhi
unsur Tindak Pidana Pemilu Pasal 520 Undang – Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 225
2. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan penindakan terhadap pelimpahan laporan dugaan pelanggaran Hukum Lainnya Tahun
2019 sebagai berikut :
Tabel 6. Jumlah Pelimpahan Laporan Dugaan Pelanggaran Hukum Lainnya Pemilu Tahun 2019 Bawaslu Kota Parepare
No
.
Nomor
Laporan
Nomor
Registrasi
Tanggal
Registrasi Pelapor Terlapor Uraian Singkat
Tindak
Lanjut
1.
005/LP/P
L/Prov/2
7.00/X/2
018
001/LP/PL/Kot/
27.02/X/2018
26 Oktober
2018
Didet
haryadi S.
Hj. Andi
Nurhatina
Tipu,
S.Sos
Bahwa sejak mendaftar sebagai calon anggota
legislatif dan sampai ditetapkannya terlapor sebagai
Daftar Calon Sementara masih berstatus Pegawai
Negeri Sipil aktif dan menduduki jabatan Struktural
Camat Bacukiki Barat yang menerima anggaran
keuangan bersumber dari keuangan Negara, yang
seharusnya terlapor saat mendaftar sebagai Calon
Anggota DPRD harus berhenti dari pegawai negeri
sipil dikarenakan sudah menjadi Anggota Partai
Politik, yang dibuktikan dengan melengkapi
persyaratan Fotokopi Kartu Tanda Anggota Partai
(KTA), Partai Politik yang masih berlaku.
Tidak
Terbukti.
(Telah
Pensiun)Dih
entikan
Proses
penindakan
nya
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 226
a. Laporan yang diterima oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 24 Oktober 2018, Pukul 14.40 Wita, yang
diketahui oleh Pelapor pada tanggal 17 Oktober 2018 dan Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan melimpahkan laporan dugaan
pelanggaran pemilu dengan nomor penerimaan berkas 005/LP/PL/Prov/27.00/X/2018 menggunakan formulir model B.4 ke
Bawaslu Kota Parepare tertanggal 24 Oktober 2018 diterima oleh Bawaslu Kota Parepare pada tanggal 25 Oktober 2018
setelah dilakukan kajian awal terdapat dugaan pelanggaran perundang – undangan lainnya yang diregistrasi tanggal 26
Oktober 2018 dengan nomor : 001/LP/PL/Kot/27.02/X/2018 terkait Dugaan pelanggaran perundang - undangan lainnya (ASN)
an Hj. Andi Nurhatina Tipu, S.Sos. Berdasarkan hasil klarifikasi Pelapor, Saksi Pelapor, Lembaga Pemberi Keterangan, Terlapor
dan Ahli dan rapat pleno Bawaslu Kota Parepare berkesimpulan tidak terbukti dan tidak dapat diteruskan.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 227
Gambar 3. Pelimpahan Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
D. Pengambil Alihan Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan penindakan terhadap Pengambil
Alihan Laporan dugaan pelanggaran Administrasi Pemilu Tahun 2019 sebagai
berikut :
Tabel 7. Jumlah Pengambil Alihan Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu
Tahun 2019 Bawaslu Kota Parepare
N
o
.
Nom
or
Lapor
an
Nom
or
Regis
trasi
Tangg
al
Regist
rasi
Pela
por
Terl
apo
r
Uraian
Singkat Putusan
1
.
001/L
P/PL/
SORE
ANG/
27.02
/
IV/20
19
003/L
P/PL/
ADM/
Kot/2
7.02/I
V/201
9
23
April
2019
Sina
pati
KPPS
TPS
22
Kel.
Buki
t
Hara
pan
Pada hari
Rabu, 17 April
2019, pada
saat
pemungutan
suara
terdapat
salah seorang
1. Menyatakan terlapor
terbukti secara sah
dan meyakinkan
melakukan
pelanggaran terhadap
tata cara, prosedur,
atau mekanisme ,
tatacara pemberian
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Bawaslu Kota Parepare
Pelimpahan Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
Laporan Dugaan
Pelanggaran
Administratif Pemilu
Laporan Dugaan
Pelanggaran Kode
Etik
Laporan Dugaan
Pelanggaran Tindak
Pidana Pemilu
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 228
peserta
pemilih
menggunaka
n Non KTP-El
masuk
mencoblos di
TPS 22 Kel.
Bukit
Harapan dan
terdaftar
dalam daftar
hadir DPK
surat suara bagi
pemilih yang tidak
terdaftar di DPT dan
DPTb serta
menggunakan KTP
yang bukan KTP
Elektronik (KTP lama)
pada hari pemungutan
suara sebagaimana
ketentuan Pasal 6 dan
Pasal 9 ayat (1)
Peraturan Komisi
Pemilihan Umum
Nomor 3 Tahun 2019
Tentang Pemungutan
dan Perhitungan Suara
Dalam Pemilihan
Umum.
1. Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang diajukan oleh
Sinapati pada tanggal 23 April 2019 Materi laporan yang diajukan oleh
Sinapati adalah sebagai berikut: terkait warga/pemilih yang menggunakan
Non KTP-El yang ikut memilih di TPS 22 Kel. Bukit Harapan, dan masuk di
daftar hadir DPK. Berdasarkan hasil pemeriksaan Panwaslu Kecamatan
Soreang Kota Parepare laporan yang diajukan oleh Sinapati memenuhi
syarat formil dan materil. Laporan dugaan pelanggaran diregistrasi
dengan nomor: 001/LP/PL/SOREANG/27.02/IV/2019. Bahwa berdasarkan
hasil kajian, laporan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Nomor
Register 001/LP/PL/SOREANG/27.02/IV/2019 tersebut diatas telah
diteruskan ke Bawaslu Kota Parepare dan telah diambil alih penanganan
dengan Pleno Bawaslu Kota Parepare nomor: 47/SN-24/HK.01.00/V/2019
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 229
pada tanggal 9 Mei 2019 untuk dilakukan sidang penanganan dugaan
pelanggaran administratif pemilu dengan menggunakan range waktu
yang ada atau tersisa. Bahwa pada tanggal 09 Mei 2019 Pelapor Sinapati
memasukkan form ADM 2 Laporan Dugaan Pelanggaran ADM Pemilu dan
telah memenuhi syarat formil dan materil dan diregistrasi dengan nomor
: 003/LP/PL/ADM/Kot/27.02/IV/2019 untuk selanjutnya dilakukan sidang
pemeriksaan dugaan pelanggaran administratif pemilu oleh Bawaslu Kota
Parepare. Berdasarkan laporan dan bukti yang diajukan oleh pelapor,
Bawaslu Kota Parepare melakukan sidang penanganan pelanggaran
administrasi Bawaslu Kota Parepare dengan amar putus sebagai berikut :
Menyatakan terlapor terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme , tatacara
pemberian surat suara bagi pemilih yang tidak terdaftar di DPT dan DPTb
serta menggunakan KTP yang bukan KTP Elektronik (KTP lama) pada hari
pemungutan suara sebagaimana ketentuan Pasal 6 dan Pasal 9 ayat (1)
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2019 Tentang
Pemungutan dan Perhitungan Suara Dalam Pemilihan Umum.
Gambar 4. Pengambil Alihan Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019
E. Supervisi dan Pendampingan Penanganan Pelanggaran Pemilu
Dalam mengoptimalkan kinerja Panitia Pengawas Pemilu tingkat
Kecamatan, Bawaslu Kota Parepare melakukan monitoring dan supervisi ke
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Bawaslu Kota Parepare
Pengambil Alihan Laporan Dugaan Pemilu Tahun 2019
Laporan Dugaan
Pelanggaran
Administratif
Pemilu
Laporan Dugaan
Pelanggaran Kode
Etik
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 230
Kecamatan Se –Kota Parepare. Monitoring dan supervisi dipimpin oleh
Koordinator Divisi Hukum Dan Penindakan Pelanggaran Bawaslu Kota
Parepare, Muh. Zainal Asnun, S.Ip.
Tujuan dari kegiatan ini tidak lain untuk monitoring, supervisi dan
evaluasi terhadap kerja-kerja pengawasan hingga ke level Panwaslu
Kecamatan dan Panwaslu Desa/Kelurahan di seluruh wilayah Kota Parepare.
Tugas Bawaslu juga memberikan dorongan serta penguatan kepada
Panwaslu Kecamatan sampai ketingkat bawah. Sehingga dengan supervisi dan
montoring dapat diketahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh
Panwascam dalam melakukan tugas pengawasan dan penindakan dugaan
pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019.
Dengan adanya monitoring dan supervisi yang dilaksanakan akan
memberikan semangat serta kerja-kerja yang profesional dalam menerima
laporan atau temuan dari masyarakat.
F. Tindak Lanjut Penindakan Pelanggaran Pemilu
Bawaslu Kota Parepare melalui jajarannya Panwaslu Kecamatan Se - Kota
Parepare telah melakukan penindakan terhadap dugaan pelanggaran
Administrasi Pemilu Tahun 2019 dengan meneruskan surat rekomendasi
kepada (PPK) terkait Pemungutan Suara Ulang. Adapun uraian nya sebagai
berikut :
Tabel 8. Jumlah Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) Panwaslu
Kecamatan Se-Kota Parepare terhadap Pelanggaran Administratif
Pemilu Tahun 2019
No. Pengawas
Pemilu
Jumlah
Rekomendasi Tindak Lanjut (PPK/KPU)
Tidak
Ditindaklanjuti
1. Kecamatan
Ujung 3
1. Dilakukan PSU di TPS
03 Kel. Ujung
Sabbang.
-
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 231
2. Dilakukan PSU di TPS
34 Kel. Lapadde.
3. Dilakukan PSU di TPS
39 Kel. Lapadde
2. Kecamatan
Soreang 1
Dilakukan PSU di TPS 31
Kel. Bukit Indah -
3.
Kecamatan
Bacukiki
Barat
1 Dilakukan PSU di TPS 12
Kel. Tirosompe -
Bawaslu Kota Parepare melalui jajarannya Panwaslu Kecamatan Se - Kota
Parepare telah melakukan penindakan terhadap dugaan pelanggaran
Administrasi Pemilu Tahun 2019 dengan meneruskan surat rekomendasi
kepada (PPK) terkait pelanggaran kampanye tanpa surat pemberitahuan.
Adapun uraian nya sebagai berikut :
Tabel 9. Jumlah Rekomendasi Panwaslu Kecamatan Se-Kota Parepare
terhadap Pelanggaran Administratif terkait Kampanye tanpa surat
pemberitahuan Pemilu Tahun 2019
No
.
Pengawas
Pemilu
Jumlah
Rekomendasi Tindak Lanjut (PPK)
Tidak
Ditindaklanjuti
1. Kecamatan
Soreang 4
1. Surat Teguran terhadap
Caleg DPR-RI dapil 2 Sul-
Sel Dr. H. A. M. Yangkin
Padjalangi.
2. Surat Teguran terhadap
Caleg DPRD Kota Parepare
No. Urut 2 Partai Golkar
Indriasari Husni. S.kom.
-
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 232
3. Surat Teguran terhadap
Caleg DPRD Kota Parepare
Dapil 3 Soreang No. Urut 1
dari Partai PPP Abdul
Salam Latief.
4. Surat Teguran terhadap
Caleg DPRD Kota Parepare
dari Partai Nasdem No.
Urut 1 dapil 3 Kec.
Soreang H. Tasming
Hamid, SE., MH.
2.
Kecamatan
Bacukiki
Bacukiki
1
Surat Teguran terhadap Caleg
DPRD Kota Parepare Dapil
dari Partai Gerindra No. Urut
11 Kec. Bacukiki Gustam.
-
Bawaslu Kota Parepare melalui jajarannya Panwaslu Kecamatan Se - Kota
Parepare telah melakukan penindakan terhadap dugaan pelanggaran
Administrasi Pemilu Tahun 2019 dengan meneruskan surat rekomendasi kepada
Bawaslu Kota Parepare/Satpol PP terkait pelanggaran pemasangan Alat Peraga
Kampanye dan Bahan Kampanye. Adapun uraian nya sebagai berikut :
Tabel 10. Jumlah Rekomendasi Panwaslu Kecamatan Se-Kota Parepare
terhadap Pelanggaran Administratif terkait pelanggaran
pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye Pemilu
Tahun 2019
No
.
Pengawas
Pemilu
Jumlah
Rekomendasi
Tindak Lanjut (Bawaslu Kota
Parepare dan Satpol PP)
Tidak
Ditindaklanjuti
1. Kecamatan
Ujung 3
Dilakukan Penertiban Alat
Peraga Kampanye dan Bahan
Kampanye bersama stake
-
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 233
holder terkait (Satpol PP
Panwaslu Kecamatan Se-Kota
Parepare dan Bawaslu Kota
Parepare)
2. Kecamatan
Bacukiki 3
Dilakukan Penertiban Alat
Peraga Kampanye dan Bahan
Kampanye bersama stake
holder terkait (Satpol PP
Panwaslu Kecamatan Se-Kota
Parepare dan Bawaslu Kota
Parepare)
3. Kecamatan
Soreang 3
Dilakukan Penertiban Alat
Peraga Kampanye dan Bahan
Kampanye bersama stake
holder terkait (Satpol PP
Panwaslu Kecamatan Se-Kota
Parepare dan Bawaslu Kota
Parepare)
-
4.
Kecamatan
Bacukiki
Bacukiki
3
Dilakukan Penertiban Alat
Peraga Kampanye dan Bahan
Kampanye bersama stake
holder terkait (Satpol PP
Panwaslu Kecamatan Se-Kota
Parepare dan Bawaslu Kota
Parepare)
-
Bawaslu Kota Parepare dan jajarannya Panwaslu Kecamatan Se - Kota Parepare
telah melakukan penindakan terhadap dugaan pelanggaran Netralitas Aparatur
Sipil Negara (ASN) dengan meneruskan surat rekomendasi kepada Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN). Adapun uraian nya sebagai berikut :
Tabel 11. Jumlah Rekomendasi Panwaslu Kecamatan Se-Kota Parepare
terhadap Pelanggaran Administratif terkait pelanggaran
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 234
pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye Pemilu
Tahun 2019
No. Pengawas
Pemilu
Jumlah
Rekomendasi Tindak Lanjut KASN
Tidak
Ditindaklanjuti
1.
Bawaslu
Kota
Parepare
2
1. Diberikan sanksi sedang
kepada Sahriani Ishak oleh
KASN
2. Belum ada balasan dari
KASN untuk pelanggaran
yang dilakukan oleh
Irnawaty. SKM.,M.Kes
(Sementara Proses)
-
2. Kecamatan
Bacukiki 1
Tidak diberikan sanksi
(terlapor Telah Pensiun) -
3. Kecamatan
Soreang 1
Belum ada balasan dari KASN
(Sementara Proses) -
G. Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Parepare
1. Surat Keputusan Gakkumdu Kota Parepare
Dalam hal pembentukan Gakkumdu Kota Parepare Bawaslu Kota
Parepare telah mengeluarkan Surat Keputusan Gakkumdu Kota Parepare
Nomor : 02/SN-24/HK-02.00/I/2019 tanggal 14 Januari 2019 setelah
melakukan rapat pleno dengan berita acara nomor 01B/SN-24/HK.00/I/201
tanggal 14 Januari 2019.
2. Struktur Organisasi Gakkumdu Kota Parepare
Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) pada pemilihan Umum
Tahun 2019 dibentuk berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum.
Adapun struktur Gakkumdu Kota Parepare sebagai berikut :
1) Penasehat
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 235
a. Muh. Zainal Asnun, S.Ip. (Ketua Bawaslu Kota Parepare).
b. AKBP. Pria Budi, S.IK., MH. (Kepala Kepolisian Resort Kota
Parepare).
c. Andi Darmawangsa, SH., MH. (Kepala Kejaksaan Negeri Kota
Parepare).
2) Pembina
a. Drs. H. Ihdar Radhy (Kordiv Organisasi dan SDM Bawaslu Kota
Parepare).
b. AKBP Muh. Amir (Wakil Kepala Kepolisian Resort Kota Parepare).
c. Idil, SH., MH. (Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Kota Parepare).
3) Koordinator
a. Muh. Zainal Asnun, S.Ip. (Kordiv Hukum, Penindakan dan
Penanganan Pelanggaran Panwaslu Kota Parepare).
b. Abd Haris Nicolaus, S.Sos (Kasat Reskrim Polresta Kota Parepare).
c. Amiruddin, SH (Kasi Intel Kejaksaan Negeri Kota Parepare).
4) Anggota
1. Nur Islah, SE (Kordiv Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga
Bawaslu Kota Parepare).
2. Drs. H. Ismail Yusuf (Kepala Sekretariat Bawaslu Kota Parepare).
3. Muh. Rahmat Nur, SH (Staf Sekretariat Bawaslu Kota Parepare).
4. Aditya Saputra Bahari, SP (Staf Sekretariat Bawaslu Kota
Parepare).
5. Andi Nilawati, SE (Staf Sekretariat Bawaslu Kota Parepare).
6. Marlina Natsir, SE (Staf Sekretariat Bawaslu Kota Parepare).
7. Yulia Farahdiba, S.Ak (Staf Sekretariat Bawaslu Kota Parepare).
8. Hermilah, SE (Staf Sekretariat Bawaslu Kota Parepare).
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 236
9. IPDA Turisno, SH. (Kanit Tipidum Satuan Reskrim Polresta Kota
Parepare).
10. AIPTU Suryadi (P.S Kanit Harda Satuan Reskrim Polresta Kota
Parepare)
11. AIPTU Jufri (Brigadir Unit Tipikor Satuan Reskrim Polresta Kota
Parepare).
12. BRIPKA Zulkarnain MT, SH. (Brigadir Unit Tipikor Satuan
Reskrim Polresta Kota Parepare).
13. A. Ahmad Syaikhu, SH. (Brigadir Unit Harda Satuan Reskrim
Polresta Kota Parepare).
14. Sakinah Pratiwi Aminuddin, SH., MH. (Jaksa Fungisional Pada
Bidang Tindak Pidana Umum Kejari Kota Parepare)
15. Syahrul, SH (Jaksa Fungisional Pada Bidang Tindak Pidana
Umum Kejari Kota Parepare).
3. Jumlah Penyidik Polri pada Gakkumdu Kota Parepare.
Jumlah Penyidik Gakkumdu Kota Parepare sebanyak 5 orang sebagai
berikut :
1. IPDA Turisno, SH. (Kanit Tipidum Satuan Reskrim Polresta Kota
Parepare)
2. AIPTU Suryadi (P.S Kanit Harda Satuan Reskrim Polresta Kota
Parepare)
3. AIPTU Jufri (Brigadir Unit Tipikor Satuan Reskrim Polresta Kota
Parepare)
4. BRIPKA Zulkarnain MT, SH. (Brigadir Unit Tipikor Satuan Reskrim
Polresta Kota Parepare)
5. A. Ahmad Syaikhu, SH. (Brigadir Unit Harda Satuan Reskrim Polresta
Kota Parepare)
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 237
4. Jumlah Jaksa Penuntut pada Gakkumdu Kota Parepare
Jumlah Jaksa Penuntut Gakkumdu Kota Parepare sebanyak 3 orang
sebagai berikut :
1. Idil, SH., MH. (Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Kota Parepare).
2. Sakinah Pratiwi Aminuddin, SH., MH. (Jaksa Fungisional Pada Bidang
Tindak Pidana Umum Kejari Kota Parepare)
3. Syahrul, SH (Jaksa Fungisional Pada Bidang Tindak Pidana Umum
Kejari Kota Parepare).
5. Pelatihan Penyidik Anggota Gakkumdu Kota Parepare
Adapun Pelatihan yang diikut oleh Penyidik Anggota Gakkumdu Kota
Parepare adalah sebagai berikut :
1. Pelatihan khusus Penyelidik dan Penyidik Tindak Pidana Pemilu
dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus s/d 4 September 2018
bertempat di Hotel Arya Duta Jakarta.
2. Sertifikasi kompetensi Penyidik Politik dan dokumen pada tanggal 25
s/d 29 Nopember 2018 yang diselenggarakan oleh LSP ( lembaga
sertifikasi Penyidik) Lemdiklat Mabes Polri bertempat ujian di Hotel
Sahid Jaya Makassar.
3. Pelatihan khusus Penyelidik dan Penyidik Tindak Pidana Pemilu di
Makassar, yang dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2018.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 238
BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA PEMILU
A. Permohonan Penyelesaian Sengketa
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan penyelesaian Sengketa Pemilu
Tahun 2019 dengan melakukan mediasi antar dua pihak yang bersengketa
dan apabila tidak mencapai kesepakatan di mediasi, maka dilanjutkan
dengan Sidang Adjudikasi Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu Tahun 2019.
Adapun uraian nya sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 239
Tabel 12. Jumlah Permohonan Penyelesaian Sengketa Pemilu Tahun 2019 Bawaslu Kota
Parepare
NO
NOMOR &
TANGGAL
TANDA TERIMA
PERMOHONAN
NAMA
PARTAI
NAMA
PEMOHON
URAIAN SINGKAT MASALAH PENYEBAB BALON DPRD
PROV/KAB TMSPUTUSAN
1
001/PS/PEMILU
/DPRD/PNWSL.
KOTAPAREPARE
.27.02/VIII/201
8 Tanggal 11
Agustus 2018
Partai Bulan
Bintang
Anwar Nonci,
SE dan Andi
Lil ing SH
Salah satu Bacaleg Parti Bulan Bintang atas nama
Sulastri tidak memenuhi syarat dokumen (TMS)
sehingga pemohon mendapatkan kerugian oleh karena
tidak dapat mengajukan Bacaleg di daeah pemilihan 2
karena tidak terpenuhinya jumlah Bakal Calon
Perempuan di Dapil tersebut yakni paling sedikit 30%
hal ini disebabkan Bacaleg/partai terlambat
melengkapi dokumen/mengumumkan ke publik bahwa
Bacaleg tersebut pernah dipidana
Mencapai Kesepakatan di Mediasi
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk
sebagian;
2. Membatalkan keputusan Termohon Nomor:
127/PL.03.1-BA/7372/KPU-Kot/VIII/2018 tentang
Berita Acara Hasil Verifikasi Kelengkapan Dan
Keabsahan Dokumen Perbaikan Syarat Bakal
Calon Anggota DPRD Kota Parepare Pada
Pemilihan Umum Tahun 2019 yang menyatakan
Saudara Drs. H. Ramadhan Umasangaji, MM.
Tidak Memenuhi Syarat ( TMS ) sebagai Calon
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kota Parepare pada Pemilihan Umum
tahun 2019;
3. Memerintahkan kepada KPU Kota Parepare
untuk menerima dan memverifikasi Pengajuan
Pemohon sebagai Bakal Calon Anggota DPRD
Kota Parepare Tahun 2019. Berdasarkan Pasal
240 Undang-Undang 7 tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum;
4. Memerintahkan kepada KPU Kota Parepare
untuk melaksanakan Putusan ini sesuai dengan
ketentuan Perundang-undangan paling lambat 3
(tiga) hari sejak dibacakan.
3
003/PS/PEMILU
/DPRD/BWSL.K
OTAPAREPARE.
27.02/VIII/201
8 Tanggal 16
Agustus 2018
Partai
Persatuan
Pembanguna
n
Jamaluddin,
SE dan Ahmad
Hidayah, S.Pd
Bahwa Pemohon merasa dirugikan karena Bacaleg atas
nama Muhammad Rusdi sebenarnya bernama Rudy
Najamuddin berdasarkan hasil penetapan Pengadilan
Negeri Parepare. Pemohon terlambat memasukkan
dokumen penetapan Pengadilan Negeri Parepare
karena masih dalam proses di Pengadilan sementara
batas untuk memasukkan dokumen sudah berakhir
sementara dokumen yang lama telah diverifikasi atas
nama Muhammad Rusdi. Sehingga Pemohon
mengajukan sengketa ke Bawaslu agar nama Caleg
tersebut dapat diganti di Daftar Calon Tetap (DCT).
Mencapai Kesepakatan di Mediasi
2
002/PS/PEMILU
/DPRD/PNWSL.
KOTAPAREPARE
.27.02/VIII/201
8 Tanggal 12
Agustus 2018
PERINDO
Drs. M. Siddik
Maulana, MM
dan Abd Azis
Said
Bahwa salah satu Bacaleg Partai Perindo atas nama
Drs. H. Ramadhan Umasangaji Tidak memenuhi syarat
(TMS) karena yang bersangkutan pernah terpidana
perkara kasus korupsi
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 240
B. Putusan Penyelesaian Sengketa Proses
Bahwa Bawaslu Kota Parepare telah menerima permohonan
penyelesaian sengketa proses Pemilu, sebanyak 3 dengan rincian
sebagai berikut:
a. Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh DPC Partai
Bulan Bintang Kota Parepare dan telah diregister dengan nomor
001/PS/PEMILU/DPRD/PNWSL. KOTAPAREPARE.27.02/VIII/2018
tanggal 11 Agustus 2018. Bahwa terhadap permohonan
penyelesaian sengketa tersebut diatas, telah dilakukan mediasi
sebanyak 1 kali. Bahwa mediasi yang dilaksanakan oleh para pihak
berhasil dengan kesepakatan para pihak:
1) Agar Pemohon melengkapi syarat yang belum terpenuhi
sampai pukul 24.00 WITA.
2) Pemohon bersedia untuk melengkapinya.
Bahwa dari hasil kesepakatan mediasi, KPU Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan Keputusan KPU nomor : 92/PL.03.2-
Kpt/7372/KPU-Kot/VIII/2018.
b. Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh DPD
Partai Persatuan Indonesia Kota Parepare dan telah diregister
dengan nomor
002/PS/PEMILU/DPRD/PNWSL.KOTAPAREPARE.27.02 /VIII/2018
tanggal 12 Agustus 2018. Bahwa terhadap permohonan
penyelesaian sengketa tersebut diatas, telah dilakukan mediasi
sebanyak 1 kali. Bahwa mediasi yang dilaksanakan oleh para pihak
tidak berhasil dan dituangkan dalam BA tidak mencapai
kesepakatan dan dilanjutkan dengan sidang adjudikasi yang telah
dilaksanakan sebanyak 4 kali, dengan putusan yang pada
pokoknya memutuskan:
1) Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 241
2) Membatalkan keputusan Termohon Nomor: 127/PL.03.1-
BA/7372/KPU-Kot/VIII/2018 tentang Berita Acara Hasil
Verifikasi Kelengkapan Dan Keabsahan Dokumen Perbaikan
Syarat Bakal Calon Anggota DPRD Kota Parepare Pada
Pemilihan Umum Tahun 2019 yang menyatakan Saudara Drs.
H. Ramadhan Umasangaji, MM. Tidak Memenuhi Syarat (TMS)
sebagai Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kota Parepare pada Pemilihan Umum tahun 2019;
3) Memerintahkan kepada KPU Kota Parepare untuk menerima
dan memverifikasi Pengajuan Pemohon sebagai Bakal Calon
Anggota DPRD Kota Parepare Tahun 2019. Berdasarkan Pasal
240 Undang-Undang 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
4) Memerintahkan kepada KPU Kota Parepare untuk
melaksanakan Putusan ini sesuai dengan ketentuan
Perundang-undangan paling lambat 3 (tiga) hari sejak
dibacakan.
Bahwa dari hasil putusan sidang adjudikasi, KPU Kota Parepare
telah menindaklanjuti dengan surat nomor:
614/HK.037.3/7372/VIII/2018.
c. Permohonan Penyelesaian Sengketa yang diajukan oleh DPC Partai
Persatuan Pembangunan Kota Parepare dan telah diregister
dengan nomor 003/PS/PEMILU/DPRD/BWSL.KOTAPAREPARE
.27.02/VIII/2018 tanggal 16 Agustus 2018. Bahwa terhadap
permohonan penyelesaian sengketa tersebut diatas, telah
dilakukan mediasi sebanyak 2 kali. Bahwa mediasi yang
dilaksanakan oleh para pihak berhasil dengan kesepakatan para
pihak:
1) Bahwa Termohon hanya akan melakukan pergantian nama
apabila Pemohon dapat memperlihatkan/membawa berkas
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 242
pengurusan perubahan nama Saudara Muhammad Rusdi
menjadi Rudy Najamuddin di pengadilan Negeri Parepare
yang tidak melewati tanggal 31 Juli 2018 sebagai bukti bahwa
Saudara Muhammad Rusdi atau Rudy Najamuddin telah
melakukan pengurusan administrasi.
2) Bahwa Termohon akan melakukan pergantian nama bakal
calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Parepare atas nama Muhammad Rusdi menjadi Rudy
Najamuddin ke dalam Berita Acara untuk Penetapan DCT.
3) Bahwa Pemohon harus memasukkan dokumen kelengkapan
selambat – lambat nya hari Kamis tanggal 23 Agustus 2018
Pukul 16.00 WITA dan membawa operator (Pemohon) untuk
bertemu dengan operator (Termohon) atau Operator Silon
atas nama Sahabuddin.
4) Bahwa Pemohon bersedia untuk melengkapi berkas sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Bahwa dari hasil kesepakatan mediasi, KPU Kota Parepare telah
menindaklanjuti dengan Surat Nomor : 593.A/PL.01.1/7372/KPU-
Kot/VIII/2018.
C. Tindak Lanjut
Bawaslu Kota Parepare telah melakukan penyelesaian Sengketa Pemilu
Tahun 2019 dengan melakukan mediasi antar dua pihak yang bersengketa
dan apabila tidak mencapai kesepakatan di mediasi, maka dilanjutkan
dengan Sidang Adjudikasi Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu taun 2019.
Adapun uraian nya sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 243
Tabel 13. Tindak Lanjut KPU terhadap Putusan Mediasi dan Putusan
Adjudikasi Bawaslu Kota Parepare pada Penyelesaian Sengketa
Pemilu Tahun 2019
NO
NOMOR & TANGGAL TANDA
TERIMA PERMOHONAN
PUTUSAN Tindak Lanjut oleh KPU Kota Parepare
1
001/PS/PEMILU/DPRD/PNWSL.KOTAPAREPARE.27.0
2/VIII/2018 Tanggal 11
Agustus 2018
Mencapai Kesepakatan di Mediasi
KPU Kota Parepare Membuatkan Surat keputusan Komisi Pemilihan Umum terkait penetapan daftar calon sementara anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah kota Parepare pasca mediasi penyelesaian sengketa proses pemilu Partai Bulan Bintang daerah pemilihan Parepare 2 pada Pemilihan Umum tahun 2019 dengan Keputusan KPU nomor : 92/PL.03.2-Kpt/7372/KPU-Kot/VIII/2018.
2
002/PS/PEMILU/DPRD/PNWSL.KOTAPAREPARE.27.0
2/VIII/2018 Tanggal 12
Agustus 2018
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;
2. Membatalkan keputusan Termohon Nomor: 127/PL.03.1-BA/7372/KPU-Kot/VIII/2018 tentang Berita Acara Hasil Verifikasi Kelengkapan Dan Keabsahan Dokumen Perbaikan Syarat Bakal Calon Anggota DPRD Kota Parepare Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 yang menyatakan Saudara Drs. H. Ramadhan Umasangaji, MM. Tidak Memenuhi Syarat ( TMS ) sebagai Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare pada Pemilihan Umum tahun 2019;
3. Memerintahkan kepada KPU Kota Parepare untuk menerima dan memverifikasi Pengajuan Pemohon sebagai Bakal Calon Anggota DPRD Kota Parepare Tahun 2019. Berdasarkan Pasal 240 Undang-Undang 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
4. Memerintahkan kepada KPU Kota Parepare untuk melaksanakan Putusan ini sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan paling lambat 3 (tiga) hari sejak dibacakan.
KPU Kota Parepare menyampaikan Surat Nomor : 614/HK.037.3/7372/VIII/2018. Terkait Amar Putus Bawaslu Kota Parepare dilakukan penundaan sampai dengan Putusan Uji Materi Mahkamah Agung terhadap peraturan KPU Nomor 20 tahun 2018 dan Peraturan KPU Nomor 26 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan KPU Nomor 14 tahun 2018.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 244
3
003/PS/PEMILU/DPRD/BWSL.KOT
APAREPARE.27.02/VIII/2018
Tanggal 16 Agustus 2018
Mencapai Kesepakatan di Mediasi
KPU Kota Parepare menyampaikan Surat Nomor : 614/HK.037.3/7372/VIII/2018Terkait Surat Nomor : 593.A/PL.01.1/7372/KPU-Kot/VIII/2018. Menindaklanjuti hasil mediasi tersebut dan berdasarkan kesepakatan yang dicapai , maka KPU kota Parepare memberikan waktu kepada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk melengkapi syarat yang belum terpenuhi Pada hari Kamis tanggal 23 Agustus 2018 sampai dengan pukul 16.00 WITA.
D. Penyelesaian Sengketa Acara Cepat
Pada awal hingga berakhirnya tahapan Penyelenggaraan Pemilu tahun 2019
Bawaslu Kota Parepare dan jajarannya (Panwascam dan PPL) tidak
menemukan dan tidak menerima (nihil) adanya laporan terkait sengketa
acara cepat di wilayah Kota Parepare.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 245
BAB VII
ADVOKASI
A. Bantuan Hukum
Bantuan hukum diberikan kepada pengawas pemilihan umum dan/atau
pegawai di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum dalam
menghadapi permasalahan hukum, pemberian bantuan hukum perlu
dilakukan secara terkoordinasi agar terciptanya pemberian bantuan hukum
secara tertib dan terintegrasi di lingkungan.
Pemberian Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dapat diberikan
kepada mantan Pengawas Pemilu, Mantan Pegawai, dan pensiunan Pegawai
sepanjang berkaitan dengan tugas dan kewajiban selama bekerja di
lingkungan Bawaslu. Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud paling sedikit
meliputi perkara perdata,perkara pidana, dan perkara Tata Usaha Negara.
Bantuan Hukum sebagaimana yang dimaksud juga diberikan paling
sedikit terhadap:
a. Perkara kode etik;
b. Uji materiil Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945;
c. Uji materiil peraturan perundang-undangan dibawah Undang-Undang;
d. Pengaduan hukum;
e. Konsultasi hukum;
f. Alternatif penyelesaian sengketa; dan
g. Permasalahan hukum lain yang melibatkan Bawaslu.
Pemberian Bantuan Hukum di lingkungan Bawaslu dilaksanakan oleh
bagian yang membidangi bantuan hukum pada Bawaslu Kota Parepare,
Dalam pemberian Bantuan Hukum dapat berkoordinasi dengan unit kerja
terkait di lingkungan Bawaslu, koordinasi juga dapat dilakukan antara
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 246
Bawaslu dan/atau Bawaslu Provinsi dengan kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah terkait.
Pemberi Bantuan Hukum dalam penanganan pengaduan hukum,
konsultasi hukum, alternatif penyelesaian sengketa, dan permasalahan
hukum lain yang melibatkan Bawaslu paling sedikit melakukan:
a. Mempelajari dan memberikan kajian pertimbangan hukum mengenai
objek pengaduan hukum;
b. Menyiapkan jawaban terkait pengaduan hukum;
c. Mengirimkan surat kepada lembaga atau pihak terkait yang berisi saran
untuk memfasilitasi atau menyelesaikan permasalahan dengan
tembusannya kepada pihak yang bersangkutan; dan
d. Mengambil tindakan lain sesuai dengan tugas, fungsi,dan wewenang
Bawaslu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberi Bantuan Hukum melakukan verifikasi dan kajian awal terhadap
permohonan dan disampaikan kepada Pimpinan Bawaslu atau Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kota Parepare untuk mendapatkan persetujuan
pemberian Bantuan Hukum. Pemberi Bantuan Hukum memberikan Bantuan
Hukum berdasarkan surat kuasa khusus dari Penerima Bantuan Hukum.
Dalam hal permohonan Bantuan Hukum tidak mendapatkan persetujuan
pimpinan Bawaslu atau Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kota Parepare,
Pemberi Bantuan Hukum memberikan penjelasan kepada Pemohon Bantuan
Hukum.
Penerima Bantuan Hukum berhak mendapatkan Bantuan Hukum hingga
masalah hukumnya selesai dan/atau perkaranya telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, selama Penerima Bantuan Hukum yang bersangkutan tidak
mencabut surat kuasa dan perkara tersebut bukan perkara pidana,Bantuan
Hukum sesuai dengan standar prosedur
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 247
Operasional Bantuan Hukum, dan informasi dan dokumen yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemberian Bantuan Hukum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerima Bantuan Hukum wajib menyampaikan bukti, informasi,
dan/atau keterangan perkara secara benar kepada Pemberi Bantuan
Hukum,dan membantu kelancaran pemberian Bantuan Hukum.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi Bawaslu
Kabupaten/kota dalam bidang Perdata dan Tata Usaha Negara secara
seimbang dan proporsional Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)
Kabupaten / kota dapat menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga
Bantuan Hukum di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, namun dalam
tahapan pemilu 2019 Bawaslu Kota Parepare belum pernah melakukan
pemberian bantuan hukum terhadap perkara pelanggaran Pemilu Tahun
2019.
B. Pemberian Keterangan Pada Sengketa Hasil Pemilu (PHPU)
Keterangan dan rekomendasi Bawaslu dalam persidangan terkait
penanganan sengketa hasil pemilihan merupakan rujukan yang sangat
penting bagi Majelis Hakim Konstitusi.
Bawaslu berperan penting dalam persidangan MK. Para Pemohon yang
berperkara dalam sengketa hasil pemilihan datang ke MK memiliki
kepentingan masing-masing. Mereka selalu menegaskan bahwa dalil mereka
yang paling benar dan membawa sejumlah alat bukti yang jumlahnya luar
biasa. Begitu pula Pihak Terkait dan KPU selaku Termohon sebagai pihak
yang berperkara. “Dalam mengadu alat bukti, Mahkamah membutuhkan
keterangan dan rekomendasi Bawaslu.
Selain itu, salah satu visi MK adalah menegakkan Konstitusi melalui
peradilan modern. modern dimaksudkan semua pihak yang berperkara
berjiwa profesional, baik hakim maupun para pihak yang berperkara.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 248
Hal-hal yang harus dilakukan dalam pemberian keterangan, yakni
menghimpun dan mengelola data hasil pengawasan dan penyelenggaran
Pemilu di setiap tingkatan; menyusun keterangan tertulis; melakukan
konsultasi kepada Bawaslu untuk Bawaslu Provinsi; serta melakukan
konsultasi kepada Bawaslu Provinsi dan Bawaslu untuk Bawaslu
Kabupaten/Kota. hasil pengawasan dibutuhkan dalam persidangan sengketa
hasil penyelesaian pemilihan.
Hal yang harus ditingkatkan dalam pemberian keterangan, di antaranya
pemahaman terhadap format keterangan tertulis berdasarkan Perbawaslu;
pemahaman dan penguasaan terhadap pokok permohonan yang menjadi
bagian dari Bawaslu; bukti-bukti harus dicantumkan dalam setiap poin
pemberian keterangan Bawaslu, serta dilampirkan dalam keterangan
tertulis.
Penyusunan keterangan tertulis harus komprehensif, memaparkan
kondisi sebenarnya secara lengkap dari beberapa aspek, baik aspek
pencegahan, aspek pengawasan dan aspek tindak lanjutnya, disertai dengan
bukti-buktinya.
Dalam hal pemberian keterangan Bawaslu Kota Parepare telah
menyusun dan menyiapkan keterangan sesuai dengan arahan bawaslu
Provinsi jika pada sidang MK Bawaslu Kota Parepare dimintai keterangannya
pada saat persidangan di MK.
Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 terdapat Permohonan perkara
perselisihan hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 yang
telah diajukan dan didaftarkan di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia pada tanggal 24 Mei 2019 oleh H. Prabowo Subianto dan
H. Sandiaga Salahuddin Uno. Pada pokok permohonannya tidak terdapat
dalil yang menyebutkan bahwa telah terjadi dugaan pelanggaran pemilu di
Wilayah Kota Parepare, namun Bawaslu Kota Parepare tetap membuatkan
keterangan tertulis untuk di satukan bersama dengan keterangan tertulis
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 249
Bawaslu Kab/Kota Se Sul - Sel sebagai Keterangan Tertulis untuk Bawaslu
Provinsi Sulawesi Selatan beserta jajarannya untuk mengantisipasi apabila
dibutuhkan oleh Bawaslu Republik Indonesia ataupun Mahkamah Konstitusi.
Adapun pokok permohonan yang didalilkan oleh Pemohon dan telah
dibuat keterangan tertulis oleh Bawaslu Kota Parepare adalah sebagai
berikut :
No. Dalil Permohonan Keterangan Tertulis Bawaslu Kota
Parepare
1.
Keterangan Hasil Pengawasan Mengenai Ketidaknetralan Aparatur Negara, TNI-POLRI
Bawaslu Kota Parepare menjelaskan : 1. Kegiatan Pencegahan yang telah
dilakukan berkaitan dengan Dalil Permohonan
2. Hasil Pengawasan yang telah dilakukan berkaitan dengan Dalil Permohonan
3. Tindak Lanjut Temuan / Laporan yang telah dilakukan berkaitan dengan Dalil Permohonan.
2.
Keterangan Hasil Pengawasan Mengenai Daftar Pemilih Tetap Tidak Masuk Akal.
Bawaslu Kota Parepare menjelaskan : 1. Kegiatan Pencegahan yang telah
dilakukan berkaitan dengan Dalil Permohonan
2. Hasil Pengawasan yang telah dilakukan berkaitan dengan Dalil Permohonan
3. Tindak Lanjut Temuan / Laporan yang telah dilakukan berkaitan dengan Dalil Permohonan.
3. Keterangan tambahan di Luar Pokok Permohonan
1. Hasil Pengawasan Terkait Pemungutan dan Penghitungan Suara;
2. Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara.
3. Pengawasan Penetapan Perolehan Suara Hasil Pemilu
4. Penanganan Pelanggaran Erat Kaitannya Dengan Perselisihan Hasil
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 250
c. Pengawasan Atas Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan
1) MK
Mahkamah Konstitusi yang bertugas dan memiliki kewenangan
sesuai UU Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi, pada Pasal 10 Ayat
(1) menyatakan Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk;
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memutus pembubaran
partai politik; dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
telah menuntaskan persidangan PHPU Pilpres 2019
Keberadaan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi diskursus
sekaligus angin segar dalam dunia hukum dan ketatanegaraan
Indonesia. MK melalui salah-satu kewenangan yang dimilikinya, yakni
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, dapat
mengawal politik hukum nasional sehingga tidak ada lagi ketentuan
undangundang yang keluar dari koridor konstitusi. Dalam artian, segala
peraturan perundangundangan,terutama undang-undang harus sejalan,
bersesuaian, dan tidak boleh bertentangan dengan materi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
Semangat penegakan konstitusi sebagai dasar hukum dasar
tertingginegara inilah yang membuat MK disebut sebagi pengawal
konstitusi
Pada saat ini, sesuai UU terbaru mengenai ketentuan Pemilihan
Umum (Pemilu), Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, terdapat tugas pengawasan oleh Bawaslu yang cukup
luas terhadap penyelenggaraan Pemilu, yaitu pada intinya; menyusun
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 251
standar tata laksana pengawasan penyelenggaraan Pemilu; melakukan
pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran dan sengketa
Pemilu; mengawasi persiapan penyelenggaraan pemilu; mengawasi
pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pemilu; mencegah terjadinya
praktik politik uang; mengawasi netralitas aparatur sipil negara, TNI dan
Polri; mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan DKPP,Pengadilan,
putusan/keputusan Bawaslu (termasuk Propinsi/Kota/Kab.), keputusan
KPU, dan keputusan Pejabat yang berwenang atas pelanggaran
netralitas ASN, TNI dan Polri; menyampaikan dugaan pelanggaran etik
kepada DKPP;menyampaikan dugaan pelanggaran tindak pidana kepada
Gakkumdu; mengelola, memelihara dan merawat arsip serta
melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip;
mengevaluasi pengawasan pemilu; mengawasi pelaksanaan peraturan
KPU; melaksanakan tugas lain sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pemilu tahun 2019 ini merupakan Pemilu pertama yang
dilaksanakan secara serentak menggabungkan waktu pemilihan legislatif
dan eksekutif sebagai bentuk pelaksanaan UU Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan umum, untuk memilih Presiden/Wakil Presiden
(Pilpres), Anggota DPR, DPD dan DPRD.
Masyarakat telah melaksanakan Pemilu 2019 tanggal 17 April
2019 yang lalu dan untuk WNI yang berada di luar negeri pemilu
dilakukan lebih awal pada tanggal 8-14 April 2019, yang mana hasilnya
telah diumumkan secara resmi oleh KPU pada tanggal 21 Mei 2019.
Kemudian penyelesaian sengketa Pemilu pada Mahkamah Konstitusi
juga telah selesai dengan telah dibacakannya putusan MK pada Kamis
kemaren.
Proses penyelenggaraan Pemilu 2019 ini tidak terlepas dari adanya
laporan masyarakat kepada Bawaslu, yang telah ditindaklanjuti oleh
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 252
Bawaslu. Menyimak proses pengawasan yang telah dilakukan bawaslu,
Bawaslu perlu memberikan informasi pengawasan yang telah dilakukan
terhadap beberapa hal sebagai berikut:
Bawaslu bersama KPU mengumumkan hal-hal yang sudah
diperbaiki dan juga yang akan dilakukan terkait perbaikan administratif
sesuai yang telah diputus Bawaslu. khususnya; tata cara prosedur dalam
proses input data Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) dengan
catatan harus diperbaiki; kemudian informasi metodologi survey
lembaga quick count.
Bawaslu memberikan penjelasan mengenai pelanggaran kode etik
yang disampaikan kepada DKPP, pelanggaran pidana yang disampaikan
kepada Gakkumdu dan jenis pelanggaran hukum lainnya.
Bawaslu perlu memberikan klarifikasi apakah terdapat
permasalahan adanya keterlibatan struktural dari PNS atau merupakan
oknum yang sifatnya kasuistik. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga
kepercayaan masyarakat kepada para aparat pemerintahan dan kepada
penyelenggara negara pada umumnya.
Bahwa pada Pemilihan Umum Tahun 2019 di Kota Parepare tidak
terdapat permohonan khusus yang dilaporkan atau dimohonkan ke
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang berkaitan dengan dugaan
pelanggaran Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Tahun 2019
yang terjadi di Kota Parepare.
2) Peradilan
Arti tindak pidana Pemilu menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelesaian
Tindak Pidana Pemilihan dan Pemilihan Umum(“Perma 1/2018”) sebagai
berikut:
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 253
“Tindak Pidana Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Tindak
Pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum (“UU 7/2017”)”.
“Pemilu” yang dimaksud di sini adalah sarana kedaulatan rakyat
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Terkait dengan tindak pidana pemilu ini, Pasal 2 Perma 1/2018
mengatur bahwa pengadilan negeri dan pengadilan tinggi berwenang
memeriksa, mengadili dan memutus:
1. Tindak pidana pemilihan yang timbul karena laporan dugaan tindak
pidana pemilihan yang diteruskan oleh Badan Pengawas Pemilu
(“Bawaslu”), Bawaslu Provinsi, Panitia Pengawas (“Panwas”)
Kabupaten/Kota kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia paling
lama 1 x 24 jam (satu kali dua puluh empat jam), sejak Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota dan/atau Panitia
Pengawas Pemilu (“Panwaslu”) Kecamatan menyatakan bahwa
perbuatan atau tindakan yang diduga merupakan tindak pidana
pemilihan;
2. Tindak pidana pemilu yang timbul karena laporan dugaan tindak
pidana pemilu yang diteruskan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota dan/atau Panwaslu Kecamatan kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia paling lama 1 x 24 jam (satu
kali dua puluh empat jam), sejak Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota dan/atau Panwaslu Kecamatan menyatakan bahwa
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 254
perbuatan atau tindakan yang diduga merupakan tindak pidana
pemilu.
Yang dimaksud dengan Tindak Pidana Pemilihan adalah tindak
pidana pelanggaran dan/atau kejahatan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-
Undang sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang.
Sedangkan yang dimaksud dengan Tindak Pidana Pemilu adalah
tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Pengadilan negeri dalam memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara tindak pidana Pemilu menggunakan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana, kecuali ditentukan lain dalam UU 7/2017.
Dalam hal putusan pengadilan negeri diajukan banding,
permohonan banding diajukan paling lama 3 (tiga) hari setelah putusan
dibacakan. Pengadilan tinggi memeriksa dan memutus perkara banding
paling lama 7 (tujuh) hari setelah permohonan banding
diterima. Putusan pengadilan tinggi yang memeriksa dan memutus
perkara banding dalam tindak pidana pemilu merupakan putusan
terakhir dan mengikat serta tidak dapat dilakukan upaya hukum lain.
Bahwa pada Pemilihan Umum Tahun 2019 di Kota Parepare tidak
terdapat tindak pidana pemilu yang diteruskan ke tahap penyidikan dan
penindakan dugaan pelanggaran tindak pidana pemilu hanya sampai
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 255
pembahasan II Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Parepare, sehingga tidak
ada kasus yang diteruskan ke Kejaksaan Negeri Kota Parepare hingga ke
Pengadilan Negeri.
3) Bawaslu
Wewenangan Bawaslu makin membesar lewat amanah Undang –
Undang U Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Tak
hanya menjadi pengawas, Bawaslu pun punya kewenangan sebagai
pengadil pemutus perkara kepemiluan. Salah satunya terkait
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu (PSPP) yang didefinisikan Pasal
466 UU Pemilu 7 tahun 2017 sebagai sengketa proses sebagai sengketa
yang terjadi antara calon maupun peserta pemilu dengan keputusan
KPU selaku penyelenggara pemilu.
Peran Bawaslu dalam memutuskan PSPP adalah sebagai quasi
pengadilan. Kewenangan menangani sengketa proses pemilu yang
dipunya Bawaslu ini tentu berbeda dengan kewenangan Mahkamah
Konstitusi (MK). Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945, kewenangan
MK yang mengadili tingkat pertama dan terakhir yang putusannya final
dan mengikat dalam empat domain. Pertama, kewenangan menguji UU
terhadap UUD 1945, kedua memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945. Kewenangan
ketiga memutus pembubaran partai politik. Keempat, kewenangan MK
dalam memutus perselisihan hasil pemlu. Dengan begitu, MK tidak
berwenang menangani sengketa proses pemilu.
Salah satu wewenang Bawaslu yakni Memeriksa, mengkaji, dan
memutus pelanggaran, administrasi Pemilu; serta meminta bahan
keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran
kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu.
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 256
Dalam Bawaslu berwenang menerima, memeriksa, mengkaji, dan
memutus laporan dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu TSM
terhadap calon anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pasangan Calon.
Adapun laporan dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang
telah diterima oleh Bawaslu Kota Parepare yang telah ditindaklanjuti
dan dari hasil putusan Bawaslu Kota Parepare kemudian diajukan
koreksi oleh Pelapor ke Bawaslu Republik Indonesia adalah sebagai
berikut :
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 257
Tabel 14. Jumlah Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu Tahun 2019 Bawaslu
Kota Parepare
No. Pelapor Terlapor Uraian Singkat Putusan Koreksi Bawaslu RI
1. Didiet
Haryadi S. KPU Kota Parepare
Bahwa Andi Nurhatina Tipu telah memenuhi syarat dan persyaratan sebagai Calon anggota Legislatif Tahun 2019 tanpa dilakukan verifikasi oleh KPU Kota Parepare (terlapor), dibuktikan dengan ditetapkannya nama Andi Nurhatina Tipu dalam daftar calon tetap anggota legislatif Kota Parepare.
Menyatakan Terlapor tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan melanggar tata cara, prosedur, atau mekanisme pada tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Menyatakan Menolak Permintaan Koreksi Pelapor
2. Menguatkan Putusan Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilu Bawaslu Kota Parepare Nomor: 001/LP/PL/ADM/Kot/27.02/X/2018
2. Didiet
Haryadi S. KPU Kota Parepare
Bahwa ERVINNA RASYID dinyatakan oleh KPU kota Parepare telah memenuhi syarat dan persyaratan sebagai Calon anggota Legislatif Tahun 2019 tanpa melakukan verifikasi, dibuktikan dengan ditetapkannya nama terlapor dalam daftar calon tetap anggota DPRD pemilihan umum tahun 2019 Kota Parepare
Menyatakan Terlapor tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan melanggar tata cara, prosedur, atau mekanisme pada tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Menyatakan Menolak Permintaan Koreksi Pelapor
2. Menguatkan Putusan Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilu Bawaslu Kota Parepare Nomor: 002/LP/PL/ADM/Kot/27.02/X/2018
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 258
BAB VIII
PENUTUP
Badan Pengawas Pemilu selaku lembaga yang diberi mandat oleh
Undang-Undang Nomor 07 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum untuk
melakukan kerja pengawasan yang mencakup pengawasan terhadap proses
penyelenggaraan Pemilu, dan pengawasan terhadap kinerja KPU dalam
menyelenggarakan Pemilu. Penyelenggaraan Pemilu secara umum dapat
dikatakan telah berjalan dengan lancar dan tertib, serta membuahkan hasil
berupa terpilihnya pasangan Anggota DPD, DPR dan DPRD serta Presiden dan
Wakil Presiden. Meskipun demikian, hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Bawaslu dan jajarannya menunjukkan masih terdapat beberapa permasalahan
krusial yang perlu diperhatikan oleh semua pihak. Permasalahan tersebut dapat
diuraikan secara singkat dalam kesimpulan dan rekemondasi berikut.
A. Kesimpulan
1. Permasalahan dalam Penyelenggaraan Tahapan Pemilu
Dalam penyelenggaraan tahapan penyusunan daftar pemilih, sistem
pemutakhiran data pemilih berbasis IT (Sidalih) semakin mengalami
perbaikan yang signifikan, mengingat bahwa daftar pemilih dalam Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD menjadi data dasar yang dimutakhirkan.
Namun demikian belum mampu mengikis ghost voters. Hasil pengawasan
Bawaslu dan jajarannya banyak menemukan ketidakakuratan data
pemilih didaftar pemilih yang telah disusun oleh PPS secara berjenjang
hingga ditetapkan di tingkat KPU. Melalui berbagai metode pengawasan
baik melalui audit dokumen, yang dikombinasikan dengan list to voters
audit, maupun pengawasan langsung menghasilkan temuan dugaan
pelanggaran. Pengawasan ini juga menemukan banyaknya
ketidakakuratan data pemilih yang mengharuskan Bawaslu untuk
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 259
mengeluarkan beberapa rekomendasi penundaan penetapan daftar
pemilih dan perbaikan daftar pemilih.
Penyelenggaraan tahapan kampanye Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara umum diwarnai oleh
fenomena maraknya kampanye hitam baik melalui media cetak maupun
media elektronik terutama media sosial. Keterbatasan peraturan
perundang-undangan dalam menjangkau pelaku kampanye tidak resmi,
dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk melakukan kampanye secara tidak
sehat dan bahkan cenderung memicu disitegritas. Di sisi lain, kampanye
di media penyiaran juga berjalan dengan mengabaikan ketentuan hukum
dan bahkan cenderung mengabaikan hak-hak publik untuk mendapatkan
informasi yang layak dan berimbang. Konglomerasi media yang dipadu
dengan keberpihakan politik pemilik media serta ditambah dengan
lemahnya kerangka hukum telah menyebabkan tersisihnya hak publik
tersebut.
Terkait dana kampanye, meskipun secara prosedural peserta Pemilu telah
menyampaikan laporan dana kampanye yang dipergunakan, namun
laporan tersebut belum mampu mencerminkan fakta penerimaan dan
belanja kampanye yang secara kasat mata dapat dibaca oleh masyarakat.
Perangkat hukum pelaporan dana kampanye yang disusun oleh KPU
belum mampu mendorong terwujudnya laporan dana kampanye yang
akuntabel.
Adapun penyelenggaraan tahapan pemungutan dan penghitungan suara,
instrument transparansi dalam penghitungan suara melalui upload scan
C1 yang dibangun oleh KPU mampu membuka ruang bagi masyarakat
untuk turut terlibat mengawasi dan memeriksa akurasi hasil
penghitungan suara. Problematika yang ditemukan dalam tahapan
pemungutan dan penghitungan suara adalah masih maraknya
pelanggaran Pemilu antara lain berupa manipulasi perolehan suara,
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 260
penggunaan sisa surat suara untuk dicoblos guna menambah perolehan
suara peserta Pemilu tertentu, politik uang, dan mobilisasi pemilih.
Sedangkan penyelenggaraan tahapan rekapitulasi perolehan suara
diwarnai oleh berbagai keberatan dari peserta Pemilu, dan juga Pengawas
Pemilu. Permasalahan utama yang menjadi pemicunya adalah kesesuaian
data pemilih dan pengguna hak pilih terutama yang masuk dalam
kategori pemilih khusus tambahan, perbedaan dalam perhitungan dan
rekapitulasi perolehan suara, serta sikap KPU dalam merespon keberatan
saksi dan Pengawas Pemilu yang dalam beberapa kasus terlihat kurang
memadai.
2. Permasalahan Kinerja KPU dan Jajarannya dalam penyelenggaraan
tahapan Pemilu
Kurang tegasnya sikap dan polisi KPU terlihat dalam beberapa isu
tertentu, antara lain terkait dengan pengaturan kampanye, laporan dana
kampanye, dan pendaftaran pemilih. Ketidaktegasan ini menimbulkan
implikasi serius terutama dalam proses penegakan hukum Pemilu. Di sisi
lain, permasalahan kinerja KPU ini terlihat dalam lambannya kinerja KPU
dalam menangani penerusan dugaan pelanggaran administrasi.
Kelambanan ini disamping menyebabkan terhambatnya proses
penegakan hukum, juga menimbulkan “kesan” politik bahwa KPU tidak
menghargai keputusan Bawaslu.
3. Permasalahan Kepatuhan Hukum Peserta Pemilu
Permasalahan ini sangat terlihat dalam penyelenggaraan kegiatan
“kampanye” yang dilakukan sebelum dimulainya tahapan kampanye,
serta penyelenggaraan “kampanye” yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
secara resmi tidak terdaftar di KPU. Peserta Pemilu terlihat aktif
memanfaatkan celah hukum yang ada dan cenderung mengabaikan
himbauan dan peringatan yang diberikan oleh Pengawas Pemilu. Dampak
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 261
ketidakpatuhan ini adalah merebaknya kampanye hitam yang dilakukan
oleh para pihak yang berkompetisi maupun tim-tim tidak resmi.
Dalam proses pengawasan Pemilu tersebut, Bawaslu menghadapi
beberapa kendala yang dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok;
pertama, kendala instrumen hukum. Kedua, kendala daya dukung
pengawasan. Kendala instrumen hukum yang dihadapi oleh Bawaslu
adalah banyaknya terdapat celah hukum dalam peraturan perundang-
undangan terutama dalam tahapan kampanye yang menyebabkan
Bawaslu tidak dapat menindak berbagai kegiatan yang mengandung
aroma kampanye yang melanggar.
Sementara kendala daya dukung pengawasan adalah keterbatasan
jumlah Pengawas Pemilu Kelurahan atau Desa (PPKD) yang tidak mampu
menjangkau seluruh TPS dalam rangka pengawasan pemungutan dan
penghitungan suara.
B. Rekomendasi
Mengacu kepada beberapa kesimpulan permasalahan tersebut, Bawaslu
menyampaikan sejumlah rekomendasi perbaikan untuk penyelenggaraan
Pemilihan DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
di masa mendatang. Rekomendasi ini dapat dipertimbangkan oleh DPR,
Pemerintah, maupun KPU dalam rangka memperbaiki kerangka hukum,
maupun manajemen penyelenggaraan Pemilu ke depan. Rekomendasi yang
dimaksud antara lain, yaitu:
1. Senada dengan rekomendasi yang telah disampaikan Bawaslu terhadap
Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Bawaslu kembali menegaskan
perlunya untuk mereview system pendaftaran pemilih dari periodic voter
registration systems menjadi continuous voter registration systems, untuk
mengefisienkan proses pendataan pemilih di masa mendatang.
Penerapan periodic voter registration systems ini perlu diikuti dengan
LAPORAN AKHIR BAWASLU KOTA PAREPARE 262
pemberian kewenangan secara penuh kepada KPU untuk melakukan
pemeliharaan data pemilih secara berkesinambungan. Sebagai implikasi
dari penerapan periodic voter registration systems, maka hendaknya
seluruh instansi Pemerintah yang berhubungan dengan data
kependudukan diwajibkan untuk melaporkan perkembangan data
kependudukan yang dimilikinya secara regular kepada KPU. Untuk
meminimalisir potensi masalah dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi,
sebaiknya pelaksanaan pleno rekapitulasi hanya dilakukan di tingkat KPU
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU. Di samping perbaikan system
pendaftaran pemilih, rekomendasi terkait dengan perbaikan system dan
kerangka hukum Pemilu adalah perlunya perbaikan system penegakan
hukum Pemilu dengan mengkaji ulang efektifitas penggunaan
pendekatan penghukuman secara pidana terhadap pelanggaran Pemilu
dan mempertimbangkan penggunaan pendekatan penghukuman secara
administrative, memperbaiki prosedur penanganan pelanggaran Pemilu,
perbaikan system rekapitulasi suara dengan merumuskan pola
rekapitulasi yang lebih sederhana dan efisien.
2. Rekomendasi terkait dengan manajemen penyelenggaraan Pemilu,
Bawaslu merekomendasikan agar KPU meningkatkan transparansi dan
aksessibilitas data dan informasi, meningkatkan sosialisasi yang massif
dan berulang-ulang kepada seluruh peserta Pemilu dan masyarakat.
3. Rekomendasi terkait dengan peningkatan kinerja pengawasan Pemilu,
mencakup perlu Pengawas Pemilu mengembangkan berbagai metode
pengawasan yang lebih kreatif dan sesuai dengan kebutuhan untuk
mengawasi tahapan Pemilu, meningkatkan program-program
peningkatan kapasitas pengawasa Pemilu, serta mengoptimalkan
kerjasama pengawasan dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait.