LAPORAN AKHIR
-
Upload
anggun-pradhita -
Category
Documents
-
view
45 -
download
3
description
Transcript of LAPORAN AKHIR
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA MEMBAKAR
SAMPAH DAN CARA PENGOLAHAN SAMPAH YANG BAIK
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.Lingkungan yang sehat dan sejahtera
hanya dapat dicapai denganlingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi
lingkunganyang baik dan sehat salah satunya dapat dilihat dari pengelolaan sampah yang
baik. Menurut Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentangKebijakan Dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan (WHO, 2008). Persampahan (KSNP-SPP),
daerah yang mendapatkan pelayanan persampahan yang baik memiliki kondisi sebagai
berikut, pertama seluruh masyarakat memiliki akses untuk penanganan sampah yang
dihasilkan dariaktifitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, perdagangan,
perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya. Kedua masyarakat memiliki
lingkungan permukiman yang bersih karena sampah yangdihasilkan dapat ditangani
secara benar. Ketiga masyarakat mampumemelihara kesehatannya karena tidak terdapat
sampah yang berpotensimenjadi bahan penularan penyakit seperti diare, tipus, disentri,
dan lain-lain,serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran udara, air atau
tanah.Keempat masyarakat dan dunia usaha atau swasta memiliki kesempatan
untukberpartisipasi dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaatbagi
kesejahteraannya (Aan, 2012).
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Sampah merupakan konsekuensi kehidupan, yang sering menimbulkan
masalah, dan jumlahnya akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk dan beragam aktivitasnya. Peningkatan jumlah penduduk berarti peningkatan
jumlah timbunan sampah, dan semakin beragam aktivitas berarti semakin beragam jenis
sampah yang dihasilkan. Karenanya, sampah harus mulai dipandang sebagai sumber
daya. Ini berarti kebiasaan membuang harus diubah menjadi mengolah (Chandra, 2007).
Di Indonesia, sampah merupakan masalah yang rumit, hal ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor seperti pertambahan penduduk yang pesat berdampak pada peningkatan
jumlah sampah yang dihasilkan, peningkatan taraf hidup masyarakat yang tidak disertai
dengan peningkatan pengetahuan tentang persampahan, kurangnya biaya pemerintah
untuk mengusahakan sarana dan prasarana seperti tempat pembuangan sampah yang
baik dan memenuhi syarat, serta perilaku masyarakat yang tidak mengindahkan tentang
kebersihan (Komang, 2008).
Sampah banyak memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan manusia, tidak hanya itu
sampah juga berdampak buruk bagi kesehatan lingkungan dan berpengaruh terhadap
keadaan sosial serta ekonomi. Sampah dapat berpotensi menyebabkan tumbuhnya bibit-
bibit penyakit seperti penyakit typus, kolera, diare, penyakit kulit, bahkan keracunan dan
lain sebagainya. Bagi lingkungan sampah dapat menyebabkan pencemaran air tanah dan
udara. Sedangkan bagi keadaan sosial ekonomi sampah dapat menyebabkan turunnya
angka kepariwisataan, kesehatan yang akan menurunkan perekonomian serta dapat
menyebabkan kerusakan fasilitas-fasilitas misalnya kerusakan jembatan akibat banjir yang
disebabkan menumpuknya sampah (Yasti, 2008).
Banyak juga diantara kita yang mengambil cara singkat untuk menyingkirkan sampah
yaitu dengan membakarnya. Sebenarnya membakar sampah itu sangat berbahaya, karena
dampaknya tidak hanya pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap pembakarannya
tetapi juga sangat berbahaya untuk kesehatan. Biasanya manusia sering membakar
sampah jika saat membuka lahan baru untuk pertanian, atau membersihkan sampah dari
halaman rumah mereka. Kebiasaan ini dilakukan manusia sebagai cara tercepat dan
termudah dalam menyelesaikan masalah mereka. Namun tanpa disadari kebiasaan
membakar sampah ini menciptakan masalah lain yang jauh lebih serius. Beberapa
masalah itu menciptakan rantai bencana yang tak bisa diatasi. Membakar sampah
memang menyelesaikan masalah penumpukan sampah yang memang tidak terkontrol.
Tapi solusi dengan membakar sampah menciptakan masalah baru, yang pelan tapi pasti
menjadi bencana baru yang besar dimasa datang. Membakar sampah hanya akan
menambah polusi, terutama polusi udara, jika kita membakar sampah maka akan
menghasilkan gas metana, gas Karbondioksida dan gas karbon monoksida. Semua gas
tersebut sangat merugikan untuk lingkungan dan tubuh manusia. Misalkan saja gas
metana dan karbon dioksida, gas tersebut lah yang menjadi penyebab utama pemanasan
global.
Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU no
18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sambah dengan mengubah
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah merupakan kegiatan
yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, disamping memanfaatkan nilai yang
masih terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan energi).
Konsep yang dapat digunakan dalam mengolah sampah, adalah konsep 4R, yaitu:
1.Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah. 2.Reuse:
menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat
dimanfaatkan. 3.Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi
bermanfaat. 4.Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang
masih dapat dimanfaatkan (Anonim, 2010).
Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan kesehatan
manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini didasari oleh pandangan
bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan dan bahkan memiliki
nilai ekonomi. Pandangan tersebut muncul seiring dengan semakin langkanya sumber
daya alam dan semakin rusaknya lingkungan.
Dari SMD (Survey Mawas Diri) yang telah dilakukan di Dukuh Candi Tiga
Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakartadi RW 07/RT 06 dijumpai banyak rumah warga
yang tidak memiliki tempat pembungaan sampah, selain itu diketahui pula perilaku
masyarakat yang tidak mengindahkan kebersihan lingkungan seperti membuang sampah
disembarang tempat serta melakukan pembakaran sampah. Hal ini yang melatarbelakangi
penulis untuk melakukan kegiatan Promosi Kesehatan terkait pengelolaan sampah di RT
06.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah warga dusun sudah mengetahui bahaya dari membakar sampah?2. Bagaimana mengubah pola pikir masyarakat agar memahami bahwa membakar sampah bisa
merugikan kesehatan?3. Bagaimana cara alternative yang dilakukan untuk mengurangi pengolahan sampah dengan cara
dibakar?
III. TUJUAN
Tujuan dari program promosi kesehatan adalah
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik2. Mengubah sikap masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik.
IV. MANFAAT
Manfaat dari program ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan merubah pola pikir
masyarakat akan bahaya membakar sampah bagi kesehatan, baik kesehatan lingkungan maupun
kesehatan diri sendiri. Masyarakat juga mempunyai alternatif untuk mengurangi pembakaran
sampah dengan mengelompokan sampah kedalam kategori sampah organic, non organic, dan
bahan berbahaya.
V. LANDASAN TEORI
VI. KERANGKA KONSEP
Salah satu teori perubahan perilaku adalah teori Health Bilief Mode, dimana teori ini muncul
karena adanya kegagalan individu atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan
penyembuhan yang diselenggarakan. Dalam konsep teori ini terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan yaitu:
1. Variabel demografis
Jumlah kepala keluarga di daerah ini berjumlah 55 kepala keluarga.
2. Variabel sosial psikologis
Variabel demografisJumlah kepala keluarga di daerah ini berjumlah 55 Kepala KeluargaVariabel Sosial PsikologisKebanyakan warga daerah ini untuk laki-laki bekerja sebagai petani dan untuk penduduk wanita bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebelumnya sudah pernah ada penyuluhan mengenai kesehatan di daerah ini, tetapi belum ada penyuluhan mengenai pengolahan sampah yang baik. Sehingga masyarakat masih belum mengetahui mengenai bahayaVariabel strukturPerekonomian masyarakat di daerah ini rata-rata menengah kebawah
Faktor KecenderunganKecenderungan masyarakat mengolah sampah dengan
cara dibakar
AkibatAkibat yang
ditimbulkan dari pembakaran sampah
ManfaatDapat menciptakan
Lingkungan yang bersih dan terhindar dari bahaya penyakit
Faktor PendorongPemKab Sleman sudah
menghimbau masyarakat agar tidak mengolah sampah
dengan tidak dibakar
Kebanyakan warga daerah ini untuk laki-laki bekerja sebagai petani dan untuk penduduk wanita
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebelumnya sudah pernah ada penyuluhan mengenai
kesehatan di daerah ini, tetapi belum ada penyuluhan mengenai pengolahan sampah yang baik.
Sehingga masyarakat masih belum mengetahui mengenai bahaya.
VII. RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
Goal Objective Target Metode Media Waktu
Evaluasi
Meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap masyarakat tentang
1. Masyarakat mengetahui bahaya membakar sampah
2. Masyarakat dapat memisahkan
Bapak-bapak dan ibu-ibu RT 06/RW 07 Dukuh Candi Tiga Desa Sardonoharj
Metode atau model komunikasi yang digunakan adalah model komunikasi
1. Slide presentasi mengenai bahaya membakar sampah
2. Leaflet yang berisi
Jumat, 21 Juni 2013 pukul 19.00 WIB s.d
Evaluasi dampak/impact yang berupa sikap masyarakat tentang pemilahan sampah serta
pengelolaan sampah yang baik.
sampah ke dalam kategori sampah organik, sampah anorganik dan bahan berbahaya sebelum membuangnya
o kelompok, dimana komunikasi dilakukan secara langsung bertatap muka antar mahasiswa profesi apoteker sebagai pemberi informasi dengan warga RT 06/RW 07 Dukuh Candi Tiga Desa Sardonoharjo.
tentang sampah dan cara memilah serta pengelolaannya
3. Video tentang cara memilah sampah ke dalam kategori organik, anorganik dan bahan berbahaya
selesai di rumah Ibu Siti
tentang pembakaran sampah dengan melakukan pretest dan postest pada saat sebelum dan setelah program berlangsung.
VIII. PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
Hasil kajian awal
Tahap awal dilakukan observasi di daerah RT 06/ RW 07 dengan melakukan wawancara
dengan informan kunci yaitu Ketua RT dan beberapa anggota masyarakat sekitar, serta
mengobservasi situasi dan kondisi sekitar. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data
demografi dan geografis dikumpulkan melalui penelusuran profil dukuh dan RW. Setelah itu
dilakukan pengumpulan data primer mengenai ketersediaan sarana kesehatan, kader dan
kelompok peduli kesehatan, akses terhadap pelayanan kesehatan, kelompok resiko tinggi,
masalah kesehatan menurut pandangan masyarakat dan tokoh masyarakat. Data primer
dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner serta lembar voting dan didukung
dengan wawancara tidak terstruktur dan observasi. Data tersebut diolah dan menghasilkan
daftar masalah atau kebutuhan masyarakat. Setelah dilakukan observasi didapatkan beberapa
permasalahan diantaranya sampah, air kotor, dan rokok. Kemudian kami membuat voting tentang
ketiga pokok masalah tersebut dengan menyebar lembar voting yang dianalisis dengan metode
skoring untuk menentukan prioritas masalahnya.
Permasalahan utama yang berhasil diidentifikasi dalam Need Assessment
Berdasarkan hasil voting yang telah disebar ke masyarakat, ternyata didapatkan hasil voting
masyarakat yang menjadikan sampah masalah yang mengganngu sebesar 40,9%, dan masyarakat
yang mengannggap air kotor sebagai masalah sebesar 30,3%, dan masyarakat yang menjadikan
rokok sebagai permasalahan sebesar 22,72%. Dari hasil prosentase yang didapatkan dapat
disimpulkan bahwa masalah yang menjadi titik berat di masyarakat adalah pengelolaan sampah.
Langkah selanjutnya setelah menenetukan masalah yang ada di masyarakat, kami melakukan
uji kuesioner mengenai pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah
dan bagaimana cara pengelolaan sampah yang baik. Jumlah responden yang diikutsertakan
sebanyak 30 orang dengan latar pendidikan tamat SD hingga tamat perguruan tinggi. Kuisioner
terdiri dari dua bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan mengenai pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah yang baik sebanyak 5 pertanyaan dan yang kedua adalah pertanyaan
mengenai perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sebanyak 5 pertanyaan. Dari hasil
kuesioner didapatkan sejumlah 29 orang atau sebesar 99% masyarakat termasuk kategori
mengetahui cara pengelolaan sampah yang baik, tetapi masyarakat mempunyai kendala tidak
tersedianya tempat pembungan sampah sehingga sampah masih dikelola dengan cara yang salah
(dibakar) sebesar 66,67%.
Tabel 1. Hasil kuisioner mengenai pengetahuan pengelolaan sampah yang baik
Kategori Jumlah orang Prosentase
Masyarakat yang
mengetahui pengelolaan
sampah yang baik
29 orang 96,67%
Masyarakat yang tidak
mengetahui pengelolaan
sampah yang baik
1 orang 3,33%
Jumlah 30 orang 100%
Tabel 2. Hasil kuisioner mengenai perilaku masyarakat dalam mengelola sampah
No. Perilaku Jumlah orang Prosentase
1. Masyarakat yang tidak mempunyai tempat untuk
membuang sampah
20 orang 66,67%
2.
3.
4.
5.
Masyarakat yang membuang sampah di sungai
Masyarakat yang mengelola sampah dengan cara
dibakar
Masyarakat yang mempunyai bak sampah
Masyarakat yang sampahnya diambil petugas
1 orang
20 orang
8 orang
6 orang
3,33%
66,67%
26,70%
20%
Kesimpulan yang didapatkan dari data kualitatif dan kuantitatif adalah bahwa masyarakat
membutuhkan informasi mengenai bahaya pembakaran sampah bagi lingkungan sehingga mampu
merubah pola pikir masyarakat untuk mengurangi pembakaran sampah.
Pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dari kuisioner, kami membuat program penyuluhan
mengenai bahaya pembakaran sampah dan pengelolaan sampah dengan cara memisahkan sampah
ke dalam kategori organik, anorganik dan bahan berbahaya. Media yang digunakan adalah slide
presentasi mengenai bahaya pembakaran sampah, leflet mengenai pengolahan sampah yang baik
dan video tentang pemisahan sampah. Program penyuluhan dilakukan pada hari Jumat tanggal 21
Juni 2013 pukul 19.00 s/d selesai di rumah Ibu Siti.
Metode atau model komunikasi yang digunakan adalah model komunikasi antar pribadi,
dimana komunikasi dilakukan secara langsung bertatap muka antar mahasiswa profesi apoteker
sebagai pemberi informasi dengan warga RT 06/RW 07 Dukuh Candi Tiga Desa Sardonoharjo.
IX. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi dampak dengan melakukan pretest dan postest pada
saat sebelum dan setelah kegiatan untuk menilai perubahan sikap atau pola pikir dari masyarakat
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan
X. HASIL DAN PEMBAHASAN
XI. KESIMPULAN
Kesimpulan dari program yang telah dilakukan adalah
1.
XII. REKOMENDASI/RENCANA TINDAK LANJUT
XIII. REFERENSI
Aan, Nuryani (2012) Peranan Bank Sampah Gemah Ripah Terhadap Kesempatan Kerja Dan
Pendapatan Keluarga Di Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
S1 Thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.
Anonim. 2010. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Persampahan (Balai Teknik
Air Minum dan Sanitasi Wilayah 2. Surabaya: Wiyung.
Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. Hal. 124, dan 144-147.
Komang Ni, Ayu A. 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga. Program Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Dipenogoro. Semarang.
Yasti, Haslinda A. 2008. Masalah Sampah Di Indonesia Dan Solusinya. Di Unduh Dari
Alamat:www.gbioscience05.wordpress.com/2008/04/22/masalah-sampah-di-
indonesia-dan-solusinya/.
World Health Organization (WHO). 2008.Environmental Health. Disitasi dari :
http://www.WHO.int.
XIV. LAMPIRAN
Kuisioner Pretes
Karakteristik Responden1. Nama :2. Umur :3. Pendidikan Terakhir :
a. Tamat SDb. Tamat SMPc. Tamat SMAd. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :5. Pernah mengikuti promosi kesehatan mengenai “sampah”
a. Yab. Tidak
SIKAP
No Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
1. Membakar sampah dipekarangan, selagi tidak mengganggu orang lain tidak menjadi masalah
2. Saya tidak keberatan untuk memisahkan sampah sebelum dibuang
3. Selama ini asap pembakaran sampah mengganggu lingkungan di sekitar
4. Saya merasa keberatan jika tetangga saya membakar sampahPENGETAHUAN
No. Pertanyaan Ya Tidak5. Dalam pembuangan sampah tidak perlu dipisahkan
6. Sampah plastik lebih baik dibakar karena mudah dan tidak akan menimbulkan bahaya
7. Sampah organik dan non organik dalam proses pembuangan sebaiknya dicampurkan
8. Sampah organik lebih baik dibuang dengan cara dikubur9. Sampah anorganik dapat dikubur dan menjadi kompos
10. Sampah kertas dan plastik sebaiknya dipisahkan
Kuisioner Postes
Karakteristik Responden1. Nama :2. Umur :3. Pendidikan Terakhir :
a. Tamat SDb. Tamat SMPc. Tamat SMAd. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :5. Pernah mengikuti promosi kesehatan mengenai “sampah”
a. Yab. Tidak
SIKAP
No Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
1. Membakar sampah dipekarangan, selagi tidak mengganggu orang lain tidak menjadi masalah
2. Saya tidak keberatan untuk memisahkan sampah sebelum dibuang
3. Selama ini asap pembakaran sampah mengganggu lingkungan di sekitar
4. Saya merasa keberatan jika tetangga saya membakar sampahPENGETAHUAN
No. Pertanyaan Ya Tidak5. Dalam pembuangan sampah tidak perlu dipisahkan
6. Sampah plastik lebih baik dibakar karena mudah dan tidak akan menimbulkan bahaya
7. Sampah organik dan non organik dalam proses pembuangan sebaiknya dicampurkan
8. Sampah organik lebih baik dibuang dengan cara dikubur9. Sampah anorganik dapat dikubur dan menjadi kompos
10. Sampah kertas dan plastik sebaiknya dipisahkan
KESAN DAN PESAN
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
Hasil SPSS
Uji normalitas Kolmogorof Smirnov
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRETES_PENGETAHUAN 23 1.3913 .49901 1.00 2.00
POSTES_SIKAP 23 1.0435 .20851 1.00 2.00
POSTES_PENGETAHUAN 23 1.0435 .20851 1.00 2.00
PRETES_SIKAP 23 1.5652 .50687 1.00 2.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PRETES_PENG
ETAHUAN POSTES_SIKAP
POSTES_PENG
ETAHUAN PRETES_SIKAP
N 23 23 23 23
Normal Parametersa Mean 1.3913 1.0435 1.0435 1.5652
Std. Deviation .49901 .20851 .20851 .50687
Most Extreme Differences Absolute .392 .539 .539 .370
Positive .392 .539 .539 .302
Negative -.280 -.417 -.417 -.370
Kolmogorov-Smirnov Z 1.881 2.585 2.585 1.773
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .004
a. Test distribution is Normal.
Uji wilcoxon (Menilai pengaruh penyuhulan terhadap sikap masyarakat)
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POSTES_SIKAP -
PRETES_SIKAP
Negative Ranks 12a 6.50 78.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 11c
Total 23
a. POSTES_SIKAP < PRETES_SIKAP
b. POSTES_SIKAP > PRETES_SIKAP
c. POSTES_SIKAP = PRETES_SIKAP
Test Statisticsb
POSTES_SIKAP
-
PRETES_SIKAP
Z -3.464a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji Wilcoxon (Menilai pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan masyarakat)
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POSTES_PENGETAHUAN -
PRETES_PENGETAHUAN
Negative Ranks 8a 4.50 36.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 15c
Total 23
a. POSTES_PENGETAHUAN < PRETES_PENGETAHUAN
b. POSTES_PENGETAHUAN > PRETES_PENGETAHUAN
c. POSTES_PENGETAHUAN = PRETES_PENGETAHUAN
Test Statisticsb
POSTES_PENG
ETAHUAN -
PRETES_PENG
ETAHUAN
Z -2.828a
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. KEGIATAN
Kegiatan dimulai dengan melakukan pengenalan kepada pejabat setempat (ketua RT) untuk
menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan. Setelah itu, dilakukan observasi awal untuk melihat
permasalahan kesehatan yang dominan di daerah tersebut dan melakukan need assessment untuk
menentukan fokus masalah kesehatan dengan cara voting pada setiap rumah. Lalu, membagikan
kuesioner kepada warga setempat untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
mengenai focus permasalahan yang telah ditentukan. Terakhir adalah melakukan penyuluhan
dengan menggunakan metode/model komunikasi kelompok, dimana komunikasi dilakukan secara
langsung bertatap muka antar mahasiswa profesi apoteker sebagai pemberi informasi dengan
warga setempat. Kegiatan yang dilakukan berlangsung lancar dimana warga memberikan respon
yang positif ketika penyampaian infomasi dan berpartisipasi aktif pada saat sesi tanya jawab.
B. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan bertempat di rumah salah satu warga (Ibu Siti) RT/RW 06/07
Dukuh Candi Tiga Desa Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.
C. WAKTU KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2013, pukul 19.00 s.d
21.00 WIB.