LAPORAN AKHIR
-
Upload
victor-martin -
Category
Documents
-
view
117 -
download
0
Transcript of LAPORAN AKHIR
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
LAPORAN AKHIR
PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES
“PIPA”
OLEH :
KELOMPOK 27
RONAL OKTAFIRMAN 05 171 026
FERY FIRDAUS 05 171 032
MHD SUHENDRA PUTRA 05 971 008
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
P A D A N G
2 0 0 8
Kelompok 27 1
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang pemilihan material dapat dijadikan dasar bagi
penelaahan teknis selanjutnya. Pengetahuan ini merupakan landasan untuk
memperdalam pengetahuan diberbagai bidang teknik. Untuk sementara orang,
mempelajari material mungkin mempunyai tujuan lain, dan merupakan suatu
studi antar disiplin hubungan masyarakat, bisnis atau masalah ekonomi.
Dengan dikembangkannya bahan-bahan baru, mekanisasi dan otomasi,
teknik pemilihan bahan menjadi lebih rumit. Para sarjana teknik perlu
mengetahui cara-cara pemrosesan bahan tenik dan pengaruh proses terhadap
sifat bahan. Untuk disain atau produksi secara mampu saling, seorang sarjana
teknik perlu memahami kelebihan dan keterbatasan berbagai proses dan
disamping itu harus dapat meramalkan toleransinya dan keuntungannya
secara ekonomi sekaligus. Ahli teknik dan ilmuwan yang berkecimpung
dalam kegiatan penelitian dan pengembangan harus terus menerus mengikuti
dan memahami cara manufaktur dan perakitan yang semakin kompleks.
Untuk memberikan landasan tersebut pada mahasiswa teknik mesin, bab
berikut ini akan dibahas tentang pemilihan bahan dan proses tentang
pembuatan pipa.
2.1 Tujuan
1. Mengetahui bahan yang cocok untuk pembuatan pipa
2. Mengetahui proses yang cocok untuk pembuatan pipa
3.1 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui bahan dan proses yang cocok dalam
membuat suatu produk dan melakukan anlisa-analisa yang sangat
berpengaruh terhadap suatu perancangan. Serta mahasiswa dapat
mengaplikasikannya didunia kerja nantinya.
Kelompok 27 2
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
BAB II
PENGENALAN KOMPONEN
2.1 Pengertian
Pipa adalah sebuah benda yang berbentuk tabung atau silinder hollow,
dengan kombinasi spesifik ukuran diameter dalam (internal diameter ,ID),
diameter luar (outside diameter, OD), dan ketebalan tertentu.
2.2 Fungsi dan Kondisi Kerja Pipa
Secara umum pipa berfungsi untuk memindahkan fluida ataupun material
lainnya.
Gambar Pipa
Kelompok 27 3
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Aplikasi
Kondisi Kerja Pipa
Analisis gaya-gaya yang bekerja pada pipa :
Dalam ilmu Mekanika Kekuatan Material pada Silinder berdinding tipis
dikenal ada dua tegangan yang bekerja, yaitu tegangan Hoop (tangensial) dan
tegangan Longitudinal. Tegangan Hoop (tangensial) merupakan tegangan yang
arahnya tegak lurus terhadap penampang pipa sedangkan tegangan longitudinal
merupakan tegangan yang arahnya sejajar dengan permukaan penampang pipa.
Tegangan-tegangan utama pada silinder berdinding tipis pada pipa yang akan
dibuat adalah sebagai berikut:
Tegangan Hoop (tangensial) :
σ1 = (P . r) / t
= (100 . 0,0475) / 0,005
= 950 MPa
Tegangan Longitudinal
σ2 = (P.r)/2t
= (100 . 0,0475)/2 . 0,005
= 475 MPa
Kelompok 27 4
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Untuk menentukan tegangan geser maksimum
Teg. geser max = σ2
= 475 MPa
Jadi, tegangan yang akan dialami pipa pada kondisi kerjanya adalah sebesar
950 MPa dan tegangan geser maksimum sebesar 475 MPa. Oleh karena itu
material yang akan dipilih harus memiliki tegangan yang lebih besar daripada
tegangan yang bekerja pada pipa.
Dalam pembuatan sebuah pipa ada beberapa kriteria atau pertimbangan
yang harus diperhatikan, yaitu
Kriteria dasar
Kriteria dalam desain dan struktur
Pertimbangan ekonomis
Kriteria Dasar dalam Pemilihan Bahan Pipa :
1. Ketersediaan ukuran dan hubungan dengan supplier.
2. Ketersediaan penyambung dan perbaikan sambungan.
3. Kondisi instalasi.
4. Pembebanan yang dialami sistem.
5. Lama waktu pengiriman.
6. Harga produk.
Kriteria dalam Desain dan Struktur :
1. Faktor gesekan
2. Elastisitas
3. Kekuatan tarik dan tekan
4. Respon terhadap tekanan yang datang secara tiba-tiba.
5. Kedalaman pemasangan/instalasi
Pertimbangan Ekonomis :
1. Biaya modal
2. Biaya perawatan
3. Umur produk
4. Faktor tenaga kerja
5. Pengalaman masa lalu (kerusakan dan pengiriman)
Kelompok 27 5
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Pada pemilihan bahan dan proses produk yang akan dibuat adalah pipa
pendingin pada mesin Diesel jenis YANMAR pada PLTD Simp. Empat
Kabupaten Pasaman Barat Cab. PLN Bukittinggi
Asumsi :
Diameter dalam pipa = 90 mm
Diameter luar pipa = 100 mm
Ketebalan = 5 mm
Fluida kerja = air
Temperatur kerja = 40 °C
Tekanan fluida dalam pipa = 100 MPa
BAB III
Kelompok 27 6
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES
3.1 Pemilihan Bahan Pipa
Kondisi kerja pada pipa yang akan dibuat adalah:
Temperatur kerja 40 °C – 85 °C
Gesekan fluida dengan pipa
Tekanan fluida yang tingggi terhadap pipa
Berdasarkan kondisi kerja pada yang akan dibuat, maka Kriteria Material
yang harus didapatkan adalah :
Tahan terhadap teperatur tinggi
Tahan terhadap gesekan
Tahan korosi
Tahan terhadap tekanan
Harga relatif murah
Mudah diperoleh
Dilihat dari kondisi kerja dan kriteria Material yang diinginkan , maka
didapatkan beberapa Alternatif Material yang dirasa cocok untuk pembuatan pipa
tersebut, yaitu :
A. Besi cor nodular
Besi Cor Nodular yang akan digunakan adalah jenis ISO 2531,
spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Kandungan karbon 3,1 %
Tegangan Ultimate 1250 MPa
Tegangan Yield 876 MPa
Elongation 5 %
Kekerasan 221 BHN
Sifat-sifat besi cor nodular ISO 2531 adalah :
Kelompok 27 7
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Keuletan tinggi
Kekerasan rendah
Ketangguhan tinggi
Ketahanan terhadap korosi cukup baik
Harga relatif mahal
B. Baja Karbon tinggi
Baja Karbon Tinggi yang akan dipilih adalah jenis AISI 1095 dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Kandungan karbon 0.95%
Tegangan Ultimate 1186 MPa
Tegangan Yield 738 MPa
Elongation 7 %
Ketahanan terhadap korosi kurang baik
Kekerasan 316 BHN
Sifat-sifat baja karbon tinggi AISI 1095 adalah :
Kekuatan sangat tinggi
Kekerasan yang tinggi
Kualitas permukaan akhir yang halus
Relatif mudah dibentuk
Tahan gesekan
Harga relatif lebih murah
C. Baja Paduan
Baja Paduan yang akan dipilih adalah jenis 8660 dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Tegangan Ultimate 1179 MPa
Tegangan Yield 1034 MPa
Komposisi kimia paduan adalah Crhomium – Nickel –
Molybdenum
Elongation 9 %
Kelompok 27 8
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Kekerasan 314 BHN
Sifat-sifat baja paduan
Kekuatan bagus
Harga relatif mahal
Bebas dari cacat permukaan
Tahan korosi
Tahan aus
Perbandingan antar alternatif pemilihan bahan dari segi kepuasan:
100 = semua aspek tujuan terpenuhi
90 = beberapa aspek penting terpenuhi
75 = sebagian besar aspek terpenuhi
50 = puas
25 = cukup puas
10 = kurang puas
0 = tidak puas
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan produk :
Tegangan ultimate
Kekerasan
Biaya material
Keuletan
Ketahanan terhadap korosi
1. Tegangan ultimate
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh tegangan yang bekerja pada pipa
adalah sebesar 950 MPa. Sedangkan tegangan ultimate material :
Besi cor nodular = 1250 MPa
Baja karbon tinggi = 1186 MPa
Baja paduan = 1179 MPa
Kelompok 27 9
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Maka material yang dipilih harus memiliki tegangan yang lebih besar
daripada 950 Mpa. Tegangan yang lebih tinggi diberi bobot yang lebih tinggi
pula.
Rasio alternatif material
Alternatif A : tegangan real = 1250 – 950 MPa
= 300 MPa
Bobot Alternatif A = 80
Alternatif b : Alternatif a = 0,78 x bobot alternatif a
= 0,78 x 80
= 62,9
Alternatif c : Alternatif a = 0,76 x bobot alternatif a
= 0,76 x 80
= 61
2. Kekerasan
Berdasarkan sifat-sifat dari material yang telah dijelaskan sebelumnya
diketahui bahwa :
Kekerasan besi cor nodular 221 BHN
Kekerasan baja karbon tinggi 316 BHN
Kekerasan baja paduan 314 BHN
Rasio alternatif material
Kekerasan alternatif A = 221 BHN
Bobot alternatif A = 80
Alternatif A : alternatif B
= 0,69 x bobot alternatif A
= 0,69 x 80
= 55,9
Alternatif C : alternatif A
= 0,70 x bobot alternatif A
= 0,70 x 80
Kelompok 27 10
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
= 56,3
3. Biaya material
Berdasrkan informasi yang kami peroleh dari pasar bahwa harga masing-
masing alternatif material adalah sebagai berikut :
Harga besi cor nodular = Rp.6000 /kg
Harga baja karbon tinggi = Rp.4000 /kg
Harga baja paduan = Rp.8000 /kg
Dalam memilih bahan untuk pertimbangan ekonomis tentu saja material
yang akan dipilih adalah material dengan harga yang paling rendah. Hal ini
bertujuan untuk menekan biaya produksi sehingga harga jual dari produk bisa
lebih murah yang nantinya akan berdampak konsumen akan lebih memilih untuk
membeli produk tersebut.
Rasio alternatif material
Harga alternatif B = Rp. 4000 /kg
Bobot alternatif B = 80
Alternatif B : alternatif A
= 0,66 x bobot alternatif B
= 0,66 x 80
= 53,3
Alternatif B : alternatif C
= 0,50 x bobot alternatif B
= 0,50 x 80
= 40
4. Keuletan
Dari sifat-sifat alternatif material yang akan dipilih diketahui bahwa
keuletan dari masing-masing material adalah sebagai berikut :
Keuletan besi cor nodular = 5 %
Keuletan baja karbon tinggi = 7 %
Keuletan baja paduan = 9 %
Kelompok 27 11
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Rasio alternatif material
Keuletan material C = 9 %
Bobot alternatif C = 80
Keuletan material A : material C
= 0,55 x bobot alternatif C
= 0,55 x 80
= 44,44
Alternatif B : alternatif C
= 0,77 x bobot alternatif C
= 0,77 x 80
= 62,22
Untuk menentukan material yag akan dipilih maka material tersebut harus
memenuhi kriteria-kriteria yang diinginkan. Untuk itu masing-masing kriteria
harus diberikan faktor pemberat yang nilainya ditentukan berdasarkan kebutuhan
dari produk yang diinginkan sehingga produk dapat digunakan untuk kondisi kerja
yang diberikan. Nilai total dari faktor pemberat ini adalah 1 atau 100 %
Tegangan ultimate = 0,25
Kekerasan = 0,2
Harga material = 0,2
Keuletan = 0,25
Tahan korosi = 0,1
Matrik keputusan :
Kelompok 27 12
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Jadi, material yang dipilih dalam pembuatan pipa adalah Besi cor nodular ISO
2531 dengan spesifikasi :
Kandungan karbon 3,1 %
Tegangan Ultimate 1250 MPa
Tegangan Yield 876 MPa
Elongation 5 %
Kekerasan 221 BHN
3.2 Pemilihan Proses Pembuatan Pipa
Kelompok 27 13
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Adapun proses-proses yang dapat digunakan untuk membuat pipa adalah
sebagai berikut :
Pengecoran sentrifugal sejati
Las tumpuk
Ekstrusi
1. Pengecoran Sentrifugal Sejati
Cara ini digunakan untuk membuat pipa, lapisan ( linier ) mesin dan objek
simetris lainnya. Cetakan diputar mengitari sumbu horizontal atau vertikal, dan
logam cair dituangkan pada salah satu ujungnya. Akibat adanya gaya sentrifugal,
logam cair terlempar keluar dan tertekan pada permukaan cetakan sehingga
terbentuk tongga slindris. Disini tidak diperlukan adanya inti. Untuk membuat
pipa besi cor digunakan dua jenis cetakan.
Cetakan logam diberi lapisan bahan tahan api yang tipis. Hal ini
memungkinkan terjadinya solidifikasi dengan cepat. Benda cor padat dan kotoran
terhimpun pada permukaan sebelah dalam. Pada gambar dapat dilihat cetakan
berputar dengan cepat pada saat besi cair diuangkan dan perputaran berlangsung
terus sampai solidifikasi selesai. Ketebalan pipa diatur dengan pengendali juimlah
logam cair.
Kelebihan :
Permukaan yang halus
Struktur logam yang dihasilkan mempunyai sifat fisik yang unggul
Memungkinkan dicornya produk yang tipis
Cocok untuk benda yang simetris
Kekurangan :
Tidak bisa untuk paduan
Pemuaian cetakan
Penyusutan logam yang membeku
Gambar Proses pengecoran Sentrifugal :
Kelompok 27 14
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
2. Las Tumpuk
Pada pengelasan tumpuk pipa, tepi skelp berbentuk agak tirus. setelah
dipanaskan dalam dapur, skelp ditarik melalui die, atau diantara rol sehingga
berbentuk silinder dengan tepinya saling tertindih. Setelah dipanaskan kembali
skelp yang telah ditekuk bergerak melalui dua buah rol yang beralur seperti
terlihat pada gambar. Diantara rol terdapat mandril tetap dengan ukuran sesuai
dengan diameter dalam pipa. Tepi-tepi dilas dengan tekanan antara rol dan
mandril.
Gambar proses las tumpuk :
3. Ekstrusi
Kelompok 27 15
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Merupakan cara yang lazim diterapkan untuk membuat pipa ekstrusi seperti
yang terlihat pada gambar. Cara ini dapat dikelompokkan dalam ekstrusi
langsung, akan tetapi disini digunakan mandril untuk membentuk bagian dalam
dari pipa. Setelah bilet ditempatkan didalam, mandril didorong melalui bilet
seperti terlihat pada gambar. Pendorong pres kemudian maju mengekstrusi logam
melalui die disekeliling mandril. Opersi seluruhnya harus berlangsung dengan
cepat dan kecepatan sampai 180 m/menit telah digunakan dalam pembuatan pipa
baja.
Pipa baja karbon rendah dapat diekstrusi pada atau sekitar suhu ruang,
namun billet paduan biasanya dipanaskan disekitar 1300 C
Kelebihan :
Produk bisa dipakai untuk suhu tinggi
Untuk tekanan tinggi
Bisa untuk penyaluran gas dan bahan kimia
Ketepatan ukuran
Penyelesaian permukaan yang baik pada kecepatan produksi yang
tinggi
Harga die yang relatif murah
Kekurangan :
Proses produksi lambat
Ram kurang kokoh karena ada lubang di tengahnya
Benda kerja hasil ekstrusi tidak mungkin ditopang dengan baik
Gambar Proses Ekstrusi :
Kelompok 27 16
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Alternatif proses dalam Pembuatan pipa:
A. Alternatif 1 : Pengecoran sentrifugal
B. Alternatif 2 : Las Tumpuk
C. Alternatif 3 : Ekstrusi
Perhitungan Proses :
1. Alternatif 1 ( Pengecoran Sentrifugal )
Asumsi :
cm (ongkos Operasi Mesin) Rp. 5000,-/menit
waktu pemanasan material = 6 menit
waktu pengecoran = 3 menit
waktu pengeringan = 4 menit
waktu pengangkatan = 1 menit
Cm = cm x t total
= Rp. 5000,-/menit x 14 menit/produk
= Rp. 70.000/produk
2. Alternatif 2 ( Las Tumpuk )
Asumsi :
Kelompok 27 17
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
cm (ongkos Operasi Mesin) Rp. 6000,-/menit
waktu pelengkungan skelp = 1 menit
waktu pemanasan = 4 menit
waktu penarikan melalui die = 3 menit
Cm = cm x t total
= Rp. 6000,-/menit x 8 menit/produk
= Rp. 48.000/produk
3. Alternatif 3 ( Ekstrusi )
Asumsi :
cm (ongkos Operasi Mesin) Rp. 7000,-/menit
waktu pemanasan = 4 menit
waktu penekanan = 3 menit
Cm = cm x t total
= Rp. 7000,-/menit x 7 menit/produk
= Rp. 49.000/produk
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan produk serta faktor
pemberatnya :
1. Harga / Biaya = 0,3
2. Lama waktu proses = 0,15
3. Kualitas permukaan = 0,2
4. Umur dari produk = 0,25
5. Kemudahan proses = 0,1
1. Perbandingan biaya produksi
Biaya proses per produk :
A. Alternatif 1 : Pengecoran sentrifugal
= Rp. 70.000/produk
B. Alternatif 2 : Las Tumpuk
= Rp. 48.000/produk
C. Alternatif 3 : Ekstrusi
Kelompok 27 18
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
= Rp. 49.000/produk
Penilaian Bobot masing-masing alternatif :
1. Bobot Proses Alternatif 2 = 80
2. Bobot Proses Alternatif 1 = Rp. 48.000 x 80
Rp. 70.000
= 54.8
3. Bobot Proses Alternatif 3 = Rp. 48.000 x 80
Rp. 49.000
= 78.4
2. Perbandingan bobot waktu produksi
1. Waktu produksi alternatif 3 = 80
2. Waktu produksi alternatif 1 = 40
7 x 80 = 40
14
3. Waktu produksi alternatif 2 = 70
7 x 80 = 70
8
3. Kualitas permukaan
1. Alternatif 1 = 80
2. Alternatif 2 = 43
8 x 80 = 43
15
3. Alternatif 3 = 64
8 x 80 = 64
10
4. Umur produk
1. Alternatif 1 = 80
2. Alternatif 2 = 43
Kelompok 27 19
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
8 x 80 = 43
15
3. Alternatif 3 = 64
8 x 80 = 64
10
5. Kemudahan Proses
1. Alternatif 3 = 80
2. Alternatif 2 = 54
2 x 80 = 54
3
3. Alternatif 1 = 40
2 x 80 = 40
4
Matrik keputusan pembuatan pipa
Jadi dapat disimpulkan bahwa alternatif proses yang digunakan dalam
pembuatan pipa adalah alternatif 2 yaitu proses Las Tumpuk.
BAB IV
Kelompok 27 20
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan kondisi kerja pipa yang diberikan maka :
Material yang cocok untuk pembuatan pipa adalah Besi C or N odular
ISO 2531 dengan spesifikasi :
Kandungan karbon 3,1 %
Tegangan Ultimate 1250 MPa
Tegangan Yield 876 MPa
Elongation 5 %
Kekerasan 221 BHN
Proses yang cocok untuk pembuatan pipa adalah Proses Las Tumpuk
4.2 Saran
Dalam pemilihan bahan dan proses untuk pembuatan suatu produk perlu
diperhatikan beberapa hal, yaitu
Material yang dipilih harus memenuhi semua kriteria-kriteria yang
diinginkan.
Pemilihan bahan dan proses suatu produk harus dapat memenuhi kondisi
kerja yang telah ditentukan sebelumnya
Agar lebih akurat, usahakan alternatif bahan dan proses lebih dari dua
alternatif sehingga kita dapat membandingkan dan mengetahui kelebihan
serta kekurangan dari masing-masing alternatif. Hal ini akan
membimbing kita untuk memilih bahan dan proses pembuatan yang
cocok untuk produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 27 21
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
Amstead,B.H.1992.”Teknologi Mekanik”.Erlangga : Jakarta
Bur, Mulyadi.2007.”Diktat Mekanika Kekuatan Material”.Laboratorium
Dinamika Struktur Universitas Andalas : Padang
De Garmo, Paul.2002.”Materials and Manufacturing Proccess”.John Willey :
New York.
Nayyar, P.E., Mohinder L. 2000). "A1", in Mohinder L. Nayyar, P.E.: “Piping
Handbook”, 7th, McGraw-Hill : New York
www.co.tillamook.or.us
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
Kelompok 27 22
Laporan Pemilihan Bahan dan Proses
1. Q : Apa itu pengertian tengangan tangensial dan tegangan longitudinal ?
( Julie Irdo ; 04971038 )
A : Tegangan Hoop (tangensial) merupakan tegangan yang arahnya tegak
lurus terhadap penampang pipa sedangkan tegangan longitudinal
merupakan tegangan yang arahnya sejajar dengan permukaan
penampang pipa ( Mhd Suhendra Putra ; 05971008 )
2. Q : Mengapa pada slide saudara ditulis bahwa Baja Karbon Tinggi
mempunyai sifat mampu bentuk yang baik ?
( Ricky Fernandez ; 05171006 )
A : Yang dimaksud disini adalah Baja Karbon Tinggi mempunyai sifat
mampu bentuk yang baik jika dibandingkan dengan Besi Cor Nodular
dan Baja paduan ( Fery Firdaus ; 05171032 )
3. Q : Apa hubungan kekuatan suatu material terhadap kekerasannya?
( Hari Hidayat ; 05171056 )
A : Antara kekuatan dan kekerasan merupakan sebanding/ berbanding
lurus. Seperti rumus berikut :
Kekuatan (Mpa) = 3.45 x kekerasan (BHN)
Kekuatan (Psi) = 500 x kekerasan (BHN)
( Ronal Oktafirman ; 05171026 )
Kelompok 27 23