LAPORAN AKHIR

download LAPORAN AKHIR

If you can't read please download the document

Transcript of LAPORAN AKHIR

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak

mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman. Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam yang besar, sumber daya yang ditawarkan untuk dipacu adalah sektor kelautan dan perikanan, dimana luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta Km terdiri dari luas daratan 1,9 juta Km, laut territorial 0,3 Km, sedangkan perairan pedalaman atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta Km, ini berarti seluruh laut Indonesia berjumlah 3,1 juta Km atau sekitar 62% dari seluruh wilayah Indonesia. Perairan jawa yang dipengaruhi oleh sirkulasi angin muson Barat dan Timur merupakan salah satu ekosistem produktif di Indonesia. Angin muson ini selain menentukan sifat-sifat perairan laut Jawa dan aktifitas penangkapan juga berpengaruh terhadap keanekaragaman, penyebaran dan kelimpahan ikan pelagis kecil ( Atmaja dan Nugroho 1999 ). Sumberdaya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo 2000). Sumberdaya ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut ( Upwelling ) .

Francisco X.B.M Purnama

1

Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis menjadi semakin intensif sejak mulanya beroperasinya armada pukat cincin atau pukan kantong yang berasal dari Tegal dan Pekalongan pada tahun 1983/1984 di perairan teritorial dan ZEE wilayah Indonesia . Komposisi dari alat tangkap purse seine adalah ikan-ikan pelagis seperti ikan-ikan Layang (Decapterus spp), Bentong (Carrax crumenopthalmus), Kembung (Sardinella sp ), Banyar, Tongkol dan lain-lainya. Pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis ini masih perlu diupayakan mengenai identifikasi tentang beberapa aspek biologi dan aspek penangkapannya di daerah operasi penangkapan pukat cincin terutama dikaitkan dengan komposisi hasil tangkapan. Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap berupa jaring berukuran besar, dimana cara pengoperasiaannya melingkari ikan yang sedang berkumpul atau yang membentuk gerombolan. Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap ikan dengan hasil yang maksimal, sehingga dapat memenuhi segala permintaan dari masyarakat. Alat tangkap ini banyak digunakan sekitar perairan Indonesia . Hal ini dikarenakan biaya pengoperasian dan perawatan yang dinilai mudah dan terjangkau. 1.2. Tujuan. Adapun tujuan kegiatan magang yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut: 1. Sebagai persyaratan program akademik yang wajib dilaksanakan oleh setiap Mahasiswa Diploma 4 Manajemen Agroindustri VEDCA Cianjur. 2. Untuk meningkatkan ketrampilan yang pernah diperoleh dari Kampus PPPPTK Pertanian Cianjur. 3. Untuk meningkatkan keahlian profesi, pengalaman dan disiplin dengan terlibat secara langsung. 4. Untuk mengetahui cara kerja alat tangkap secara langsung. 5. Mengetahui komposisi hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine khususnya untuk perairan Indonesia.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

6. Mengetahui beberapa aspek biologi ikan hasil tangkapan dengan alat tangkap purse seine. 7. Mengetahui aspek perikanan seperti kapal, alat tangkap, administrasi pelabuhan serta tata cara teknik penangkapan ikan baik dari setting maupun houling. 8. Mengetahui daerah-daerah fishing ground untuk perairan laut Indonesia khususnya bagi pengkapan kapal purse seine. 9. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional. 10. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. 11. Membandingkan hasil yang diproleh dari materi melalui bekerja langsung di dunia kerja. 1.3. Sasaran 1. Memperoleh pengalaman industri. 2. Dapat mengetahui cara kerja alat tangkap. 3. Dapat mengetahui segala kegiatan yang ada di atas kapal. 4. Berpengalaman dalam kegiatan produksi diindustri yang relevan. yang nyata dalam bidang

Francisco X.B.M Purnama

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Keadaan Umum Perairan Jawa Garis pantai utara Jawa, Madura, diteruskan sampai Selatan Kalimantan

dan pantai timur Sumatera selatan didominasi oleh karakteristik pantai yang berlumpur. Sejumlah besar sungai-sungai yang bermuara ke laut Jawa, baik yang dari Utara Jawa, Selatan Kalimantan, dan Timur Sumatera/Lampung, menyebabkan suburnya perairan laut Jawa. Kondisi osenografi laut Jawa berkaitan erat dengan kondisi meteorologi yang selalu berubah secara berkala, akibat mengikuti pola perubahan arah angin muson Barat Laut (northwest monsoon) yang periodenya dikenal sebagai musim Barat. Dan angin Muson Tenggara (southeast) periodenya dikenal sebagai musim timur. Kedua musim tersebut secara tidak langsung sangatlah berpengaruh besar terhadap aktivitas kegiatan penangkapan ikan khususnya kapal purse seine untuk diperairan laut Indonesia. Gerakan arus permukaan laut Jawa yang selalu berubah, secara musiman, sehingga terjadilah akibat angin musim dan sifat geografis wilayah. Antara bulan Mei sampai dengan September (musim timur) untuk arus bergerak kearah Barat, sedangkan pada periode Nopember sampai Maret, arus bergerak ke arah Timur. Kecepatan rata-rata arus pada musim Timur sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan kecepatan rata-rata pada musim Barat. Pada bulan Oktober dan April, merupakan bulan-bulan yang dikenal dengan transisi, kecepatan arus biasanya sedikit lemah dan sering terjadi eddy current, yaitu bertemunya dua atau lebih arus yang menyebabkan terjadinya percampuran dua atau lebih massa air (daerahuf welling). Massa air di laut Jawa merupakan bagian dari massa air paparan Sunda

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

dengan salinitas yang relative rendah dibandingkan dengan salinitas perairan Samudra. Rendahnya salinitas tersebut dipengaruhi oleh banyaknya sungai-sungai yang cukup besar dan bermuara ke perairan tersebut. Banyaknya sungai-sungai yang bermuara ke suatu perairan bisa meningkatkan kesuburan perairan tersebut. Purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagic yang membentuk gerombolan . Purse seine pertama kali dipergunakan di perairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortiatyrannus). Selanjutnya , purse seine dipatenkan atas nama berent velder dari Bergen di Norvegia pada tanggal 12 Maret 1859. Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan diseluruh pantai Atlantik dan Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1870 panjang purse seine diubah dari 65 fathom menjadi 250 fathom (1 = 1,825 m). Dari bentuk inilah purse seine diperkenalkan ke Negara-negara Scandinavia pada pada tahun yang sama. Berdasarkan data statistic tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkapan di Jepang. Dengan demikian purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore). Menurut Ayodhyoa (1976 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan pelagic shoaling species yang berarti ikanikan tersebut harus membentuk gerombolan, berada di dekat permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsip menangkap ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertical, dengan demikian gerak ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari di kearah bawah jaring. Panjang purse seine tergantung pada dimensi kapal, waktu operasi dan jenis ikan yang akan ditangkap. Purse seine yang ditujukan untuk operasi pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada malam hari. Begitu pula dengan jenis ikan, untuk menangkap ikan jenis tuna purse seine harus lebih panjang karena ikan ini termasuk perenang

Francisco X.B.M Purnama

5

cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam mendapatkan hasil tangkapan dan sebaiknya penambahan jaring yang berlebih-lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu ditentukan panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan, hasil tangkapan yang lebih banyak dalam waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknik maupun ekonomis. Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang. Dengan demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore). Menurut Ayodhyoa (1976 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine adalah ikanikan pelagis shoaling spesies yang berarti ikan ikan tersebut harus membentuk (gerombolan), berada dekat permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan yang lainnya haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsip penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari lari ke arah bawah jaring. Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan di tangkap. Purse seine yang ditujukan pada operasi penangkapan ikan pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine ditujukan pada operasi penangkapan ikan pada malam hari. Begitu pula dengan jenis ikan, untuk menangkap ikan tuna purse seine harus lebih panjang karena jenis ikan ini termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam mendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan jaring yang berlebih lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu ditentukan panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan hasil tangkapan paling banyak dalam waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknis maupun ekonomis.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

2.1.1

Kapal dan Alat Tangkap Menurut Widodo et al., 1998, kapal/perahu tangkap adalah perahu

atau kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan binatang atau tanaman air. Kapal ikan merupakan bagian integral dengan operasi penangkapan. Berbagai hal seperti ukuran, tata letak dek, peralatan, kapasitas palka, peralatan untuk melaut, yang khusus sifatnya dan akan menentukan keefektifan bagi penangkapan maupun usaha lain yang dilakukan. Alat tangkapan purse seine yang menangkap ikan layang di Indonesia (Laut Jawa) menggunakan kapal kayu berukuran sekitar 40-148 GT dengan ukuran jaring antara 200 400 meter dan 400 800 meter, kecuali tali kolor yang di tarik dengan gardan yang tersambung dengan mesin pembantu utama yang terbuat dari kayu khusus yang berbentuk bulat memanjang dan sebagian lain fungsinya untuk menarik hal-hal yang penting misalnya jangkar, menarik badan jaring yang di tarik manusia tidak kuat oleh karena ikannya terlalu banyak, maka menggunakan alat tersebut, dan selebihnya menggunakan tenaga manusia (Ardidja, 2000). Kapal purse seine sebagai faktor yang menentukan keberhasilan dalam operasi penangkapan hendaknya memiliki ukuran kapal dan daya penggerak yang sesuai dengan jenis alat tangkap yang di gunakan. Kapal juga harus memiliki palka dan terjamin untuk menyimpan ikan, serta cukup untuk menyimpan hasil tangkapan selama operasi penangkapan berlangsung, kapal pukat cincin/purse seine atau yang disebut kapal pukat kantong juga harus bergerak cepat terutama saat melingkari ketika dalam operasi penangkapan ikan. Selain itu stabilitas kapal pukat cincin harus mantap karena pada saat beroperasi kapal akan miring dan saat keadaan laut berombak besar. Purse seine biasanya disebut pukat kantong karena bentuk jaring tersebut sewaktu dioperasikan menyerupai kantong. Purse seine kadangkadang juga disebut jaring kolor karena pada bagaian bawah jaring (tali ris

Francisco X.B.M Purnama

7

bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut (sadhori, 1985). Ukuran dan bentuk purse seine sangat beragam, tergantung pada jaring, dalam dan hanging rasio, ukuran mata jaring, ikan yang menjadi tujuan penangkapan, dan pengalaman para pada nahkodanya. Purse seine yang terpanjang adalah yang digunakan untuk menangkap ikan tuna dan cangkalang, panjangnya hampir 2 kilo meter dan biasanya disebut purse seine samudara (Ardidja, 2000). Alat tangkap purse seine biasanya di operasikan di laut dalam dan tidak berkarang. Purse seine ada yang di operasikan dengan sebuah kapal dan ada pula yang dioperasikan dua buah kapal. Dalam pengoperasiannya kadang-kadang dilengkapi dengan alat bantu berupa lampu yang disertai dengan sekoci kecil yang biasanya disebut bangkrak rumpon yang berfungsi sebagai pengumpul ikan. Menurut (Sadhori 1985) pada umumnya purse seine dapat dikelompokan menjadi: a. Berdasarkan bentuk dasar jaring utama purse seine dibagi menjadi: Bentuk segi empat. Bentuk trapesium Bentuk lekuk b. Bendasarkan spesies ikan yang akan ditangkap purse seine dibagi menjadi: Purse seine sardine Purse seine layang Purse seine kembung dan sebagainya c. Berdasarkan jumlah kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan purse seine dibagi menjadi: Purse seine tipe satu kapal Purse seine tipe dua kapal

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

d. Berdasarkan waktu operasional yang dilakukan purse seine dibagi menjadi: Purse seine siang ( purse seine samudera ) Purse seine malam. 2.1.2 Defenisi Alat Tangkap Purse seine adalah alat atau (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan (schooling). Pukat cincin digolongkan kepada alat tangkap jaring lingkar dengan tali kerut (purse seine) yang merupakan alat tangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan dalam bentukbentuk renang (yaitu : tongkol, layang, kembung dan cakalang). Pada garis besarnya jaring purse seine terdiri dari jaring utama, pelampung (float, lead), peberat (slingker, lead), (purse line), tali kerut, cincin/ring, tali ris dan tali ring. Adapun bentuk dan tipe dari alat tangkap tersebut seperti pada gambar di bawah ini:

Purse seine tipe jepang dengan satu kapal 0100090000031602000002009601000000009601000026060f002203574d 46430100000000000100e49d000000000100000000030000000000000003 0000010000006c0000000000000000000000350000006f00000000000000 0000000055320000bf0d000020454d460000010000030000100000000200 0000000000000000000000000000c01200000b190000cb0000000f010000 000000000000000000000000c019030027240400160000000c0000001800 00000a0000001000000000000000000000000900000010000000e70b0000 40030000520000007001000001000000a4ffffff0000000000000000000000 00900100000000000004400022430061006c006900620072006900000000

Francisco X.B.M Purnama

9

000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000110048ae110010000000ac b111002caf110052516032acb11100a4ae11001000000014b0110090b1110 024516032acb11100a4ae11002000000049642f31a4ae1100acb111002000 0000fffffffffc02d100d0642f31ffffffffffff0180ffff0180efff0180ffffffff0000 000000080000000800004300000001000000000000005802000025000000 372e90010000020f0502020204030204ef0200a07b2000400000000000000 0009f00000000000000430061006c0069006200720000000000410e00006 caf1100dee32e31e88d0832ccb21100d8ae11009c38273104000000010000 0014af110014af1100e8782531040000003caf1100fc02d100647600080000 0000250000000c00000001000000250000000c0000000100000025000000 0c00000001000000120000000c00000001000000180000000c0000000000 000254000000540000000000000000000000350000006f00000001000000 555587407b4487400000000057000000010000004c000000040000000000 000000000000e40b00003f03000050000000200000003600000046000000 280000001c0000004744494302000000ffffffffffffffffe80b0000410300000 00000004600000014000000080000004744494303000000250000000c000 0000e000080250000000c0000000e0000800e00000014000000000000001 0000000140000000400000003010800050000000b0200000000050000000 c0297002602040000002e0118001c000000fb02efff0000000000009001000 000000440002243616c69627269000000000000000000000000000000000 00000000000000000040000002d010000040000002d010000040000002d0 100000400000002010100050000000902000000020d000000320a1000000 001000400000000002602970020290a001c000000fb02030001000000000 0bc02000000000102022253797374656d000000000000000000000000000 0000000000000000000000000040000002d010100040000002d010100030 000000000 Purse seine tipe jepang dengan dua kapal

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Purse Seine tipe Amerika dengan satu kapal

Jaring purse dan bagian-bagiannya Adapun bagian-bagian dari alat tangkap purse seine adalah: 1. Kantong 2. Badan jarring (Body) 3. Sayap (wing) 4. Jarring pengut (selvedge) 5. Pelampung 6. Tali ris atas 7. Tali ris bawah 8. Pemberat 9. Tali kolor 10. Cincin 11. Tali cincin

Francisco X.B.M Purnama

11

Jaring purse seine bagian atas

Jaring purse seine bagian bawah 1. Jaring Utama Pada pukat cincin (Purse Seine), ukuran mata jaring pada tiap-tiap bagian berbedabeda dan adapula yang sama bagian purse seine yang sama biasanya terdapat pada bagian sayap dengan ukuran mata jaring yang besar. Dan pada kantong ukuran mata jaringnya kecil. Karena kantong tersebut tempat berkumpulnya ikan. Biasanya ukuran berenang semakin besar, demikian pula sebaliknya, biasanya besar mata jaring ditentukan oleh ikan yang akan ditangkap. 2. Pelampung Pelampung berfungsi, untuk menahan supaya bagian atas dari jaring tetap di permukaan air, juga harus mampu ikan yang tertangkap pada saat setting. Dalam menggunakan pelampung sebaiknnya pelampung yang tidak berongga tetapi mempunyai lubang tempat tali, atau berbentuk selender penuh dengan ujungnya berbentuk lengkung, agar tidak mengangkut pada webbing dan mengurangi efek fiksi pada power block pada saat setting.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

3. Pemberat Pemberat berfungsi untuk menenggelamkam atau memberi daya pada alat tangkap purse seine. Pemberat ini menggunakan semua bahan yang terpasang pada alat penangkapan ikan yang memiliki massa jenis lebih besar dari 1,025 atau berlapis baja, kuningan, almunium. 4. Cincin / Ring Cincin dipasang pada tali ris bawah dengan tali khusus disebut tali cincin/bordle line. Cincincincin itu di lalui atau dimasuki tali kolor yang dipergunakan untuk menutupi bagian bawah jaring. Untuk memilih ring pilihlah bahan yang kuat dan tahan terhadap karat, serta harganya dapat terjangkau. Bahan yang biasanya dipakai adalah kuningan, baja putih dan besi yang digalvanisir. 5. Tali ris Tali ris terbagi menjadi dua bagian yaitu tali ris atas dan tali ris bawah, yang mana tali ris atas untuk palampung sedangkan tali ris bawah untuk pemberat. Untuk tali ris sebaiknya menggunakan bahan yang sifatnya sama dengan sifat jaring yang digunakan, terutama sifatsifat dalamnya air. Ris atas dan tali pelampung juga sebaiknya menggunakan arah pintalan yang berlawanan juga ris bawah dan tali pemberat. 6. Tali Ring Tali ring adalah tali penghubung antara cincin dengan tali ris bawah, tali biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan tali ris atas atau tali ris bawah. 7. Tali Kerut Tali kerut gunanya untuk menutup bagian bawah jaring pada saat dioperasikannya alat tangkap digunakan tali kolor untuk dilewatkan pada cincin. Untuk membentuk sebuah kantong maka tali kerut tersebut di tarik supaya ring dapat berkumpul.

Francisco X.B.M Purnama

13

8. Selvadge Selvadge ini juga terdapat pada tali ris atas dan tali ris bawah. Selvadge merupakan penguat mata jaring yang dipasang untuk melindungi bagaian pinggir dari jaring yang dipasang untuk melindungi bagian pinggir dari jaring utama agar jaring tidak mudah robek. Pada saat pengoperasian alat tangkap ini ukuran mata jaring pada selvadge dua kali lebih besar dibandingkan pada jaring utama, sedangkan ukuran mata benang tiga sampai lima kali lebih besar dari ukuran mata jaring utama. Adapun bahan yang digunakan untuk membuat selvadge adalah Polyethyline ( PE ) atau Nylon ( PA ).

Ikan yang menjadi sasaran alat jenis ini harus diupayakan terkonsentrasi pada suatu tempat. Untuk itu diperlukan alat Bantu pengumpulan ikan yang dapat mengumpulkan ikan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat. Alat Bantu tersebut antara lain : B. Rumpon Alat Bantu ikan yang paling lazim digunakan dalam pengoperasian purse seine adalah rumpon. Sususnan rumpon yang paling sederhana adalah : rakit, rumbai-rumbai, tali pengikat dan jangkar atau pemberat. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : Rakit : terbuat dari rangkaian 3- 5 batang bambu, berfungsi sebagai penggantung rumbai-rumbai. Rumbai-rumbai : dari daun kelapa, fungsinya adalah menarik ikan agar berkumpul Tali pengikat : dapat dipakai tali ijuk atau tali manila, panjang keseluruhan tali pengikat ini dibuat 1,5 kali ke dalaman laut dimana

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

dipasang. Jangkar : dibuat dari batu coran semen, beratnya dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menahan rumpon agar tidak larat. Beberapa prediksi mengapa ikan senang berkumpul atau berada di sekitar rumpon: Rumpon tempat berkumpul ikanikan kecil lainnya sehingga mengundang ikan- ikan besar untuk tujuan feeding. Merupakan suatu tingkah laku dari berbagai jenis ikan untuk berkelompok di sekitar kayu terapung, demikian tingkah laku ikan yang senang berkumpul di dekat rumpon mudah untuk tujuan penangkapan. Adapun beberapa Jenisjenis ikan yang sering berasiosiasi dengan rumpon ialah: Cakalang Tongkol Tongkol pisang Tenggiri Madidihang Tembang Japuh Sardin Layang Tuna mata besar Cumi cumi Hiu Layaran B. Lampu Pada waktu beroperasi malam hari diperlukan lampu sebagai alat

Francisco X.B.M Purnama

15

pengumpul ikan. Lampu ini di pasang di perairan 23 jam sebelum operasi panangkapan dimulai. Ada dua cara pemasangan lampu, yaitu: pemasangan lampu di permukaan dan pemasangan lampu di dalam air. Untuk lampu di permukaan dapat digunakan lampu petromak atau lampu gas atau lampu neon yang menggunakan accu sebagai sumber tenaga listriknya . Sedangkan untuk lampu di bawah air dapat digunakan sejenis lampu listrik, namun diperlukan konstruksi yang cermat agar kedap air. Pemasangan lampu yang dinyalakan di atas air memerlukan waktu yang lama untuk mengajak ikan berkumpul dan kurang efisien dalam penggunaan cahaya. Hal ini di sebabkan karena sebagian dari cahaya akan diserap oleh udara, terpantul oleh permukaan gelombang yang berubah ubah, diserap oleh air sebelum sampai pada suatu kadalaman yang di maksud, dipantulkan oleh partikel-partikel yang berada dalam air,sehingga melahirkan sinar- sinar baur sehingga sampai ke swimming layer yang di maksuk. Sedangkan pemasangan lampu yang dinyalakan dalam air waktu yang di perlukan untuk mengumpulkan ikan sedikit, karena tempat lampu diusahakan berdekatan dengan tempat lain dan cahaya dapat diusahakan lebih efisien, karena cahaya tidak ada yang memantul atau diserap oleh udara. Dengan kata lain, cahaya dapat dipergunakan hampir seutuhnya. (Ayodhoa, 1976;1981). 2.2 Daerah Penangkapan dan Musim Penangkapan. Daerah penangkapan adalah segala tempat dimana terdapat banyak ikan, alat tangkap dapat dioperasikan, ekonomis, dan tidak dilarang oleh peraturan dan undang-undang. Menurut Sadhori, 1985. Syarat-syarat daerah penangkapan untuk alat tangkap purse seine yang baik adalah sebagai berikut: a. Perairan yang terdapat ikan hidup yang bergerombol (schooling). b. Jenis ikan-ikan tersebut dapat dikumpulkan dengan pengumpul (lampu dan rumpon) c. Keadaan perairan sebaiknya lebih dalam dari pada alat yang

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

dipergunakan.

Klasifikasi daerah penangkapan dapat didasarkan pada : a. Spesies ikan yang akan di tangkap b. Macam alat tangkap yang akan digunakan c. Pengoperasian di daerah perairan d. Pengoperasian di laut bebas. Daerah penangkapan untuk alat tangkap pukat cincin di laut jawa mengalami perkembangan seiring dengan perkembangannya ukuran armada dan modernisasi tegnologi penangkapan dalam bentuk peralatan bantu penangkapan seperti Radio, lampu, GPS, dan echosounder. Daerah penangkapan utama yang semula berada di laut Jawa telah berkembang semakin luas, ke arah timur mencapai Selat Makasar dan ke arah Barat di sekitar laut Cina selatan (Merta et al., 2004). Menurut Merta et al., (2004), secara umum terdapat pergeseran pola penangkapan yang disesuaikan dengan musim. Pada musim peralihan 1 (Maret Mei), konsentrasi penangkapn terdapat di Zona penangkapan tradisional sekitar kepulauan karimun Jawa dan perairan sebelah Utara Tegal-Pekalongan. Pada periode berikutnya (Mei - Juli), bisa di katakan bahwa terjadi musim paceklik di laut Jawa, konsentrasi penangkapan berlansung diperairan laut Cina Selatan dan sebagaian berada diperairan sebelah Utara Indramayu. Antara bulan JuliSeptember, penangkapan di laut Jawa, yaitu sekitar pulau Bawean dan kepulauan Masalembo, kembali berlansung seiring dengan keberadaan ikan pelagis. Pada puncak musim ikan di laut Jawa, yang berlansung pada musim peralihan antara musim Timur ke musim Barat (September - November), penangkapan lebih banyak dilakukan di laut Jawa sebelah Timur, yaitu sekitar pulau Matasirih dan kepulauan Masalembo. Berdasarkan zona penangkapan, konsentrasi layang deles (D. Macrosoma) pada bulan September Pebruari berada di bagian Timur laut Jawa dan selat

Francisco X.B.M Purnama

17

Makasar, sedangkan layang biasa (D. Ruselli) lebih terkonsentrasi di bagaian Barat laut Jawa dan laut Cina Selatan. Siro (A. Sirm) dan banyar (R.Kanagurta) mempunyai pola penyebaran yang mirip dengan laying deles (oseanik), sedangkan bentong (S. crumenophthalmus), menyerupai layang biasa. Kelimpihan tertinggi dari ikan banyar terjadi pada bulan JuniAgustus, sedangkan siro lebih melimpah pada bulan DesemberMei (Merta et al ; 2004). 2.3 Potensi Sumber Ikan. Sumberdaya perikanan pelagis merupakan sumberdaya yang melimpah diperairan Indonesia. Sumberdaya pelagis sangat tergantung pada factor-faktor lingkungan yang ada. Di laut Jawa sumberdaya ikan pelagis sudah banyak dieksplorasi dengan banyaknya armada dan alat tangkap yang menangkap ikan pelagis tersebut, sehingga perlu dikaji lagi pengelolaan sumberdayanya. Dugaan potensi sumberdaya ikan pelagis kecil pada setiap wilayah pengelolaan berdasarkan survey akustik menunjukan bahwa untuk laut Jawa terutama di laut utara Jawa densitasnya sebesar 1,2 ton/km.

BAB III METODE PELAKSANAAN MAGANG

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

3.1 Tempat dan Waktu pelaksanaan PKL 1) Tempat Magang Kegiatan magang Industri yang dilaksanakan bertempat di KM. Mina Graha Pelabuhan Juwana, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. A. Identitas perusahaan Nama Perusahaan Alamat ( Jawa Tengah) No Telepon NP NW Nama Pemimpin Jumlah Armada : 0285-421863 : 07.773.598.3-502 : LAURENSIA ENNY HANDAYANI : 6 Armada : LAURENSIA ENNY HANDAYANI : Jl Rajawali Utara No. 15 Jwana Pati

B. Surat Surat Kapal Surat Ijin Penangkapan Ikan No : 26.07.0028.24.16410 Surat Ijin Usaha Perikanan ( SIUP ) No : 02.01.01.0239.0025 Surat Laik Operasi ( SLO ) Kapal Perikanan Pas Tahunan Sertifikat Bebas Tindakan Sanitasi Kapal / Sertifikat Tindakan Sanitasi Kapal Izin Stasion Radio Kapal Laut No : 893/ L/ POSTEL/2008 Tanda pelunasan Pungitan Perakanan No : K40777/2007 Surat Ukur Intenasional ( 1996 ) No : 1042/SP Sertifikan Kelaikan Dan Pengawakan Kapal penangkap Ikan No : PK.650/63/05/KPL.JWN.2005

Francisco X.B.M Purnama

19

Surat Keterangasn Selesai No : AT.544/38/4/KPL.JWN.2008 C. Identitas kapal Nama Kapal Tempat dan No Rek Tempat dan Tanda Selar No.1042/Fp Asal kapal Pembuatan kapal Tahun Pembangunan Bentuk Badan Kapal Material Alat Tangkap : 1996 : Round Button : Kayu : Purse seine : Buatan Dalam Negeri : Pekalongan : KM Mina Graha : Semarang/4109 : Pekalongan.108

D. Ukuran Pokok Kapal Panjang Lebar Dalam ( Depth ) Tonase Kotor GT Tonase Bersih NT E. Spesifikasi Mesin Jumlah mesin induk Jenis Merk Kecepatan Daya Jumlah mesin jenset Merk Jumlah mesin jet pum : 1 buah : Motor Diesel : Nissan : 300 PK : 9 Knot : 2 buah : Fuso 6 Slinder : 2 buah : 52 : 24 , 11 meter : 7 , 80 meter : 2 , 60 meter : 108

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Merek

: Dompeng

F. Alat Komunikasi Satu set SSB merk ICOM G. Alat Penolong Life Jacket Life Buoy H. Alat Navigasi GPS Fish Finder Kompas Peta I. Alat Bantu Penangkapan Fish Finder Power blok Gaduk Cargo boom Light fishing Gardan Daun kelapa sebagai rumpon 2. Waktu Magang. Kegiatan magang Industri dilaksanakan mulai 19 September 2007 s/d 12 Juni 2008 No Uraian Kerja Waktu

Francisco X.B.M Purnama

21

1 2 3

Persiapan Program kerja Pelakssanaan Magang Presentasi dan pembuatan laporan

1 minggu 10 bulan 2 minggu

3.2 Metode Pelaksanaan Dalam melaksanakan Praktik Industri dilakukan hanya satu tempat saja yaitu di Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah dengan palaksanaan kerja penangkapan dalam pengoperasian alat tangkap ikan jenis purse seine. Dengan mengasilkan beberapa jenis ikan pelagis. Adapun kompetensi yang diberikan untuk program keahlian nautika perikanan laut selama mengikuti pelaksanaan magang industri diantaranya sebagai berikut : No Uraian SK S 1 2 3 4 5 Lama dan Ketahanan Berelayar Pengoperasian Alat Tangkap di Kapal Ikan Pengoperasian Alat Navigasi di Kapal Ikan Pengetahuan Administrasi Pelabuhan Perikanan Pelaporan dan Presentasi JUMLAH 4 4 4 2 2 16

3.2.1 Orientasi Lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih mengenal lokasi yang akan dijadikan tempat magang, yang meliputi kegiatan pengarahan dari pembimbing, pencarian informasi melalui surat kabar dan pencarian data atau survey serta hal-hal lain yang menunjang pelaksaan magang.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

3.2.2 Observasi Sebelum melakukan kegiatan PKL terlebih dahulu mengadakan pengamatan lansung untuk mengetahui lokasi, situasi dan kondisi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan di industri, sehingga pada waktu pelaksanaan PKL mahasisiwa sudah mengetahui sebagaimana latar belakang perusahaan. 3.2.3 Adaptasi Sebelum melaksanakan kegiatan PKL di Industri tentunya ada pengenalan secara lansung oleh mahasisiwa dengan masyarakat atau orangorang yang berada di lokasi tempat tinggal. Agar kegiatan magang dapat berjalan lancar mahasisiwa secara lansung melakukan komunikasi, diskusi mengenai kapal dan siapa nahkoda atas kapal tersebut setelah itu barulah mahasisiwa datang mengunjungi perusahaan/pemilik kapal, nahkoda untuk berkonsultasi. Hal ini dilakukan supaya pada saat turun ke kapal mahasisiwa sudah tahu tentang jadwal keberangkatan kapal dan semua kegiatan sebelum kapal berangkat. Selama mengikuti praktik/magang mahasiswa mulai di tugaskan melihat segala lingkungan yang ada di Kapal mulai dari bertanya dengan awak kapal. Dan disamping itu kita juga sudah mengikuti aturan-aturan yang ada di kapal sesuai dengan apa yang diperintah nahkoda. Selama berlayar ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan Mahasiswa diantaranya: 1. Mengemudi kapal selama kapal tersebut berlayar menuju daerah fishingground. 2. Melakukan persiapan surat izin yang berhubungan dengan pemberangkatan 3. Tugas jaga kapal sesuai dengan jadwal yang ditentukan 4. Mengisi pembekalan sebelum berangkat 5. Memperbaiki alat tangkap sebelum disusun 6. Menyusun alat tangkap purse seine di atas kapal 7. Membantu memasukan daun kelapa yang akan dijadikan

Francisco X.B.M Purnama

23

rumpon sebanyak 2 tali kepala operasional di kapal.

yang telah ditentukan oleh

8. Menjurai dan kelapa yang akan dijadikan rumpon 9. Mengecat bangkrak yang sudah karat akibat operasi alat tangkap sehingga peralatan tersebut tidak karat. 10. Mengisi perbekalan 11. Membuang rumpon yang dijadikan tempat untuk mengumpul ikan sebanyak 2 buah rumpon 12. Mengikuti dalam penurunan alat tangkap (setting) 13. Menarik jaring (houling) 14. Menyortir ikan yang telah dinaikan di atas dek 15. Menghancurkan es secara manual 16. Memberi es pada ikan 17. Menggarami ikan 18. Memperbaiki jaring setelah selesai penarikan jaring (houling) 19. Membalik jaring atau mengatur kembali jaring 20. Menyusun ring jaring setelah selesai pembalikan jaring 21. Membongkar ikan saat penjualan. Kegiatan ketrampilan Kegiatan yang dilaksanakan selama magang salah satunya adalah kegiatan ketrampilan. Kegiatan ini untuk memperdalam ketrampilan yang pernah diperoleh di Kampus PPPPTK Pertanian Cianjur dan menambah ketrampilan yang belum pernah diperoleh di Kampus. Adapun kegiatan ketrampilan tersebut meliputi sebagai berikut : Melaksanakan kegiatan pengoperasian alat tangkap di atas kapal pada saat setting dan hauling Membantu memperbaiki kerusakan pada jaring Penanganan di atas kapal 3.2.4 Prosedur Pelaksanaan

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Selama berada di Industri kegiatan yang dilakukan pertama melapor ke pihak perusahaan atau CV untuk mengikuti praktek, mengunjungi pembimbing atau Nahkoda melapor Naik ke kapal, mencari data data pelabuhan. Adapun prosedur yang dilakukan pada waktu di kapal yaitu mulai dari berangkat berlayar sampai kembali kedarat : waktu yang dibutuhkan selama operasi penangkapan ikan satu sampai dengan dua bulan di laut tergantung dari cuaca dan kondisi dilaut. Setelah berada di darat mahasiswa ikut bekerja melakukan pelelangan ikan seterusnya siap kembali beroperasi dan mempersiapkan segala pembekalan yang dibutuhkan saat berada di laut.

Francisco X.B.M Purnama

25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum Perusahaan KM. Mina Graha di bangun pada tahun 1996 dengan konstruksi bahan

dari kayu. Kapal tersebut di buat sebagai kapal penangkap ikan dengan jenis alat tangkap purse seine, pemilik LAURENSIA ENNY HANDAYANI. Berkedudukan di pekalongan, kapal ini telah memenuhi syarat sebagai Kapal Penangkap Ikan Indonesia sesuai ketentuan perudang undangan yang berlaku dan karena itu berhak berlayar dengan mengibarkan Bendera Republik Indonesia, serta memenuhi ketentuan tentang keselamatan konstrusi, permesinan, perlengkapn navigasi, alatalat penolong, alat pemadam kebakaran dan kelengkapan lainnya yang terkait dengan aturan aturan kelaikan dan pengawakan kapal, penangkap ikan.

Gambar 1 KM. Mina Graha

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Gambar 2 main engine Jenis : Motor Diesel

Merk : Nissan Kecepatan : 300 PK

Daya : 9 Knot

Gambar 3 Mesin Jenset Fuso 6 Silider

Francisco X.B.M Purnama

27

Gambar 4 Pompa Pendingin Air Laut

Adapun struktur organisasi pada KM. Mina Graha yaitu:

Uraian Tugas; a) Nakhoda bertugas memimpin di atas kapal serta berkuasa dalam

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

kegiatan operasi penangkapan. b) Mualim bertugas membantu nakhoda dalam kegiatan operasi penangkapan. c) KKM bertugas bagaian mesin d) Misinis bertugas membantu pekerjaan KKM e) ABK bertugas membantu semua kegiatan di atas kapal, misalnya pengoperasian alat tangakap serta membantu KKM apabila dibutuhkan f) Koki bertugas mengatur makanan seluruh awak kapal.

4.2 Hasil kegiatan 4.2.1 Persiapan Pengoperasian Sebelum kapal menuju daerah penangkapan pada umunya melakukan persiapan terhadap segala kelengkapan selama berlayar. Hal ini bertujuan agar kebutuhan operasonal kapal dan awak kapal dapat terpenuhi, sehingga dapat membantu kelancaran dalam operasi penangkapan nantinya. A. Persian di darat 1. Mempersiapkan surat-surat kapal seperti SIPI (surat izin penangkapan ikan) dan surat-surat lainnya. 2. Menghubungi kapal Purse Seine yang masih berada di tengah laut tentang fishing ground. 3. Mempersiapkan pembekalan yang akan dibutuhkan selama berlayar. 4. Mempersiapkan peralatan navigasi. 5. Mengecek dan memastikan mesin apakah siap untuk operasi penangkapan 6. Merencanakan daerah penangkapan.

Francisco X.B.M Purnama

29

Gambar 5-6 Mengisi Pembekalan dan Perbaikan Mesin

C. Persipan selama menuju fishing ground 1. Memperbaiki jaring yang sobek. 2. Memasang perlengkapan yang akan disiapkan dalam operasi penangkapan. 3. Mengecek lampu, dan mengganti jika ada yang rusak.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Gambar 7-8 Menambal Jaring yang Sobek dan Pengecekan Lampu

D. Persiapan saat tiba di fishing grouud 1. Mengecek ikan di fishing ground dengan menggunakan fish finder. 2. Apabila di fishing ground yang didatangi tidak ada ikan maka sebelum nahkoda pindah fishing ground dia akan menghubungi sesama nahkoda untuk mencari informasi mengenai fishing ground yang ada ikannya. 3. Mengganti daun rumpon jika daun rumpon yang digunakan sudah terlihat rusak dan busuk.

Francisco X.B.M Purnama

31

Gambar 9 Mengganti Daun Rumpon 1. Bahan dan Alat Tangkap Sebelum melaksanakan penangkapan ikan perlu adanya suatu persiapan berupa bahan dan alat. Adapun bahan dan alat yang di butuhkan adalah sebagai berikut: Bahan : Bahan bakar Bahan makanan Air tawar Es Oli Alat : Satu unit kapal penangkapan ikan Satu unit alat navigasi (GPS, Fish finder, Radio komunikasi, Kompas dll) Satu unit alat tangkap purse seine Selain alat-alat yang tertera di atas di perlukan juga alat bantu untuk memperlancar dalam operasi penangkapan ikan. Adapun alat Bantu tersebut meliputi: Rumpon untuk mengumpulkan ikan Gardan untuk memudahkan jalannya tali ris pada saat penarikan jaring ( hauling ) Serok untuk menaikkan ikan dari jaring ke atas deck sampai ke

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

palkah Lampu galaksi untuk menarik perhatian ikan hingga mendekat dan berkumpul di sekitar kapal. Alat bantu penangkapan ikan yang sangat diperlukan adalah : Adapun alat-alat yang di butuhkan dalam operasi penangkapan adalah seperti berikut: Peralatan bantu di atas kapal a. GPS ( GLOBAL POSITIONING SISTEM ) Digunakan untuk menentukan posisi kapal, waktu, kecepatan kapal, garis haluan, baringan, tanggal, bulan, posisiu penangkapn dan hal hal yang menunjang keleperluan navigasi di laut terutama ketika kapal mengadakan operasi penangkapan yang jauh dari pantai atau pulau.

Gambar 10 GPS b. Fish Fider Fish finder yang digunakan oleh KM. Mina Graha adalah merek furuno. Wsistem kerja fish finder ini memggunakan gema/gelombang suara ultrasonic untuk mendeteksi target yang brada di dalam air, dan pastinya muncul di layar dalam

Francisco X.B.M Purnama

33

bentuk gambar ikan dan apabila gema mengenai target maka dapat diterima lansung fish finder tersebut

c. Kompas Adapun kompas pada KM.. Mina Graha yang digunakan untuk kelancaran operasi penangkapan ikan yaitu digunakan sebagai petunjuk arah.

d. Radio komunikasi KM. Mina Grahapun dilengkapi dengan satu set SSB merek ICOM yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk mempermudah demi kelancaran operasi penangkapan ikan.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

e. Gardan Garden berfungsi untuk menarik tali kolor juga menarik tali jangkar dan berputar kearah buritan kapal dan tidak bisa berputar berlawan arah.

Perelatan bantu bantu pengumpul ikan a. Rumpon Alat Bantu ikan yang paling lazim digunakan dalam pengoperasian purse seine adalah rumpon. Sususnan rumpon yang paling sederhana adalah : rakit, rumbai-rumbai, tali pengikat dan jangkar atau pemberat. Kegunaan dari Rumpon adalah alat bantu diluar kapal atau alat

Francisco X.B.M Purnama

35

penangkapan yang fungsinya untuk mengumpulkan ikan pada suatu titik atau tempat. Dengan berkumpulnya ikan pada rumpon tersebut akan memudahkan para nalayan untuk melakukan penangkapan dan kemungkinan keberhasilan operasi penangkapan semakin besar

Gambar 11 Rumpon b. Lampu Galaksi Pada waktu beroperasi malam hari diperlukan lampu galaksi sebagai alat pengumpul ikan. Gunanya untuk mengikat perhatian ikan karena sifat ikan suku dengan adanya cahaya.

Gambar 12 Lampu Galaksi c. Lampu petromaks Lampu petromaks berfungsi untuk membentuk kawanan ikan menjadi satu yang tadinya berenang atau bergerombol dengan tempat yang luas atau berenang disekitar kapal dan akan menjadi satu gerombolan karena cahaya dari lampu ini tidak jauh berkisar tiga sampai

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

empat meter dari lampu.

2.

Keadaan Kapal Nama kapal yang di gunakan sebagai tempat pelaksanaan magang

adalah KM. Mina Graha yang menggunakan alat tangkap purse seine, dimana kapal ini terbuat dari bahan kayu.

Gambar 16 kapal KM. Mina Graha 3. Keadaan Alat Tangkap KM.Mina Graha menggunakan alat tangkap purse seine, dimana alat tangkap ini terdiri dari beberapa bagian .Adapun bagian bagian dari alat tangkap purse seine terdiri dari bagian atas, bagian tengah dan bawah.

Francisco X.B.M Purnama

37

Gambar 17 Pukat Cincin Bagian atas Pada bagian atas alat tangkap purse seine terdiri dari : Pelampung Tali ris atas Tali extra Bagian tengah Pada bagian tengah alat tangkap purse seine terdiri dari : Savage Wing ( sayap ) Body ( badan ) Bunt ( kantong ) Bagian bawah Pada bagian bawah alat tangkap purse seine terdiri dari : Tali ris bawah Tali cincin Tali pengerut Tali pemberat Tali Extra Pemberat

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Spesifikasi alat tangkap No Bagian Bahan O(mm) # (Inci) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jaring utama Jaring sayap Jaring kantong Selvedge Tali pelampung Tali ris atas Tali bawah Tali Pemberat Tali kolor Tali selambar Pelampung Pemberat Kuralon Kuralon Syintetic Rubber Timah 26 mm 27 mm 2400 2700 13 Cincin Kuningan 11,5 cm 60-70 500 PE 10 mm 615 PE 12 mm 8 mm 560 615 Polyamid E (PA ) PA PA PE 380 RE 13 mm 1 inc 1 inc 0,75 inc 1,25 inc 560 Panjang (m) Jumla h 1 2 1 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

ris PE

4.

Prinsip Kerja Prinsip kerja alat tangkap ini adalah melingkari gerombolan ikan

yang dikumpulkan dengan bantuan surface lamp, dengan menarik bagian bawah jaring yakni purse line yang di tarik dengan bantuan gardan 39Francisco X.B.M Purnama

sehingga ikan tidak dapat keluar kebawah jaring karena jaring bagian bawah sudah tertutup. 5. Operasi Penangkapan Menurunkan rumpon yang sudah di persiapkan, setelah itu di fishing ground nahkoda sudah mengetahui ada ikan maka mulai pukul 05.00 sore lampu galaksi dinyalakan untuk menarik perhatian ikan, hal ini dilakukan agar ikan berkumpul di dekat kapal. b). Penurunan Jaring ( Setting ) Pukul 04.00 pagi seluruh ABK mengadakan pengamatan terhadap keadaan arus, keadaan angin dan keadaan ikan seperti melihat jumlah ikan dan ada tidaknya lumba-lumba yang berenang di sekitar berombolan ikan. Setelah melihat kondisi memungkinkan untuk melaksanakan stting maka diadakan persiapan sebagai berikut: 1. Nahkoda mematikan lampu galaksi dimulai dari haluan, dengan jarak 5 menit. 2. Juru arus turun ke air dengan menggunakan surface lamp, dan mulai bergerak menjauhi kapal. 3. Setelah semua lampu galaksi dimatikan, maka kapal dengan keepatan pelan menjauhi bangkrak yang telah dipasang rumpon mini. Setelah jarak antara bangkrak dan kapal diperkirakan cukup oleh nahkoda maka dilaksanakan. 4. Setting dimulai dengan melempar pelampung utama yang telah diberi lampu dan kapal maju dengan kecepatan 2-3 knot melingkari gerombolan ikan dan setting berhenti setelah kedua ujung jaring bertemu dan proses selanjutnya adalah pursing.

a) Persipan Sebelum Operasi Penangkapan

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

c) Pursing 1. Pursing dimulai lansung setelah kedua jaring bertemu di lambung kanan ini dimaksud agar engan menggunakan winch. 2. Pursing berakhir jika seluruh cincin naik ke atas deck ini berarti jaring telah membentuk kantong. gerombolan ikan segera terkurung

d). Hauling Setelah semua cincin naik maka dilaksanakan proses hauling dengan menarik jaring, pelampung secara bersamaan serta penyusunan tali kerut sampai jaring tinggal bagian kantong. Secara teknis jaring di tarik dengan tangan, tapi jika terjadi keadaan seperti ikan yang sangat banyak dan arus yang kencang maka jaring diikat dengan tali dan di tarik dengan menggunakan winch. Pada saat hauling posisi jaring sering tidak sering berbentuk sempurna (lingkaran penuh) karena kondiusi arus dan angain yang berubahrubah maka jaring yang kusut di tarik dengan menggunakan bangkrak.

Francisco X.B.M Purnama

41

Gambar 18 penarikan jaring dengan tangan e.). Pengangkatan Ikan (brailing) Ikan telah berkumpul pada kantong jaring maka ABK segera menyiapkan caduk mengambil ikan yang telah terkumpul di kantong dengan cara menjatuhkan caduk ke air serta mendorong bagian bawah dari caduk dengan kayu kenmudian caduk ditarik dengan menggunakan winch. Proses brailing sebaiknya dilakukan secepat mungkin agar kualitas ikan tetap prima, karena ikan hasil tangkapan sebaiknya jangan terlalu lama di udara bebas. Ikan yang terlalu lama di udara bebas mudah terkontaminasi oleh bakteri perusak, yang mengakibatkan ikan cepat busuk dan menurunkan kualitas ikan. Dalam operasi penangkapan perlu diketahui faktor-faktor sebagai berikut: Pembuangan jaring dilakukan atau Arah putaran baling-baling Tatanan peralatan di atas deck Arah gerak sinar matahari Arah gerak gerombolan ikan ke dengan kanan melingkari ke kiri sebagai berikut:

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Faktor mempengaruhi

yang

dalam pelingkaran alat adalah: Arah arus Arah angin Arah gerak sinar matahari pada saat akan terbit dan terbenam 6. Daerah Penangkapan Daerah penangkapn yang digunakan oleh KM. Mina Graha adalah Selat Makasar, Selat Karimata dan Laut Jawa berkisar antara lintang 05 44 30S/ 111 34 30 T dan 06 09 30 S/ 111 57 30 T. 7. Ikan Hasil Tangkapan Hasil tangkapn KM. Mina Graha adalah Jenis ikan - ikan pelagis seperti layang, tembang, tengiri, tongkol, cakalang, kembung dan jenis jenis ikan lainnya. Layang Tembang Tenggiri Tongkol Cakalang Arah gerak gerombolan ikan

Francisco X.B.M Purnama

43

Gambar 19 ikan hasil tangkapan 8. Penanganan Hasil Tangkapan Ikan hasil tangkapan tersebut mempunyai sifat lebih cepat membusuk, karenanya ikan tercurah di deck segera dipindahkan dan tersusun secara baik dan betul. Ikan yang sudah terkurung di kantong jaring diambil dengan menggunakan caduk, biasanya ikan yang terangkat kurang lebih 500 kg 1000 kg tergantung hasil tangkapan ikan yang didapat. Supaya ikan yang diangkat tidak rusak, lembaran jaring yang digunakan untuk caduk ukuran matanya harus kecil ( inch ). Setelah ikan di caduk terlebih dahulu ikan dibersihkan dengan semprotan air untuk membuang darah dan kotoran kotoran yang masih melekat, agar tidak menyebabkan mikroorganisme yang dapat merusak ikan. Langkah selanjutnya ikan diturunkan dengan peti atau keranjang kedalam palkah kemudian ikan diberi Es dan garam disesuaikan dengan banyaknya ikan yang tertangkap. Tujuan dari pengesan dan poenggaraman adalah

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

mencegah berkembangnya mikroorganisme dan bakteri bakteri lain yang menyebabkan ikan menjadi rusak / busuk. Apabila kapal mendekati hari ke pangkalan maka hasil tangkapan hanya diberin Es saja karena mempunyai kualitas ikan yang pastinya harga ikan tersebut lebih mahal. 9. Pelelangan Hasil Tangkapan Penjualan atau pemasaran ikan hasil tangkapan KM. MINA GRAHA di bagi menjadi dua tempat yaitu penjualan di laut ( diatas kapal ) dan penjualan di darat (pelabuhan).

a. Penjualan di laut (diatas kapal) Penjulan hasil tangkapan KM. Mina Graha dilakukan di laut. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada ikan apabila ikan terlalu lama disimpan di dalam palkah. Sebelum dilakukan penjualan, Nahkoda melakukan transaksi terlebih dahulu melalui radio. Setelah ada kesepakatan maka pihak pembeli yang akan membeli kapal yang menjual ikan tersebut. Ikan yang di jual diatas kapal relatif lebih murah dibandingkan dengan penjualan di dsarat. Hal ini dikarenakan pembeli harus menggunakan bahan bakar pribadi untuk menuhju lokasi atau posisi kapal yang akan menjual ikan.

Gambar 20 penjualan ikan di atas kapal b. penjualan di darat (Pelabuhan) 45Francisco X.B.M Purnama

Ikan hasil tangkapan yang sudah maksimal atau sesuai dengan target yang akan dibawa ke darat dan dilakukan bongkar muat. Tiap tiap[ jenis ikan dipisahkan daolam suatu wadah (basket). Setiap satu kali lelang terdiri dari delapan buah basket dengan jenis ikan yang sama. Setiap jenis ikan mempunyai harga yang berbeda beda. Selain itu, kondi ikan juga mempengruhi nilai jual. Ikan yang masih segar mempunyai nilai jual lebih ttinggi dibandingkan dengan ikan yang sudah rusak. Untuk penjulan di darat, KM Mina Graha melakukan penjualan di pelabuhan Juwana Pati (Jawa Tengah).

Gambar 21 mengeluarkan ikan dari palka

Gambar 22 memisahkan jenis ikan yang akan di jual

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

b Gambar 23 Penjualan di TPI 10. Pemiliharaan alat Tangkap Pemiliharan alat tangkap bertujuan agar jaring yang telah dipakai bisa dipelihara dengan baik agar jaring bisa tahan lama dan dapat dipakai kembali pada penangkapan berikutnya dan pastinya bisa menghemat biaya apabila ada jaring yang rusak. Setelah dipakai operasi penangkapan ikan maka alat tangkap dibersihkan dari kotoran kotoran misalnya : ubur ubur, sisa sisa ikan yang membusuk dan lain lain. Bagian bagian jaring yang rusak segera diperbaiki dengan cara dirajut atau di tambal. Tumpukan jaring sebaiknya di hindari dari terik sinar matahari lansung, maka jaring hurus di tutup dengan terpal. Sebaiknya jaring di jauhkan dari bahaya api, sumberapi dan minyak. Apabila jaring tidak digunakan di darat, sebaiknya jaring di rentangkan ditempat yang teduh ada pertukaran angin.

Francisco X.B.M Purnama

47

Gambar 24 membalik jaring

Gambar 25 penataan jaring

Gambar 26 menambal jaring yang robek Dari kegiatan pengoperasian purse seine (pukat cincin) adapun beberapa Faktor yang mempengaruhi pengoperasian purse seine terbagi dua yaitu internal dan eksternal. Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam yaitu sumber daya manusia sedangkan eksternal merupakan faktor dari laur yaitu arus dan angin. A. Faktor Internal Faktor dari dalam yaitu: 1. Faktor Kapal

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

KM. Mina Graha cukup stabil artinya pada saat tidak mengalami oleng terlalu berat pada saat pengoperasian, sesrta memiliki kekuatan mesin 300 pk ( 9 knot) dan kemampuan melingkar yang cukup besar.

2. Faktor Manusia Nahkoda dan ABK di KM. Mina Graha cukup tarampil dan berpengalaman dalam hal pelaksanaan pengoperasian dapat di lihat dari hanya sekali mengalami kegagalan dalam 20 setting dan mendapat hasil yang cukup banyak.

B. Faktor Eksternal Merupakan faktor dari luar kapal yang berpengaruh pada saat setting berupa:

1. Arah angin Angin yang baik berupa di atas jaring dan di bawah kapal 2. Arah arus Arah arus yang baik adalah di atas kapal dan di bawah jaring . 3. Arah gerombolan ikan Terhadap arah renang gerombolan ikan kedudukan jaring menghalang gerombolan ikan sehingga kapal berada dibelakang gerombolan ikan. Di KM. Mina Graha pengoperasian diutamakan untuk segera mengurung gerombolan ikan.

Francisco X.B.M Purnama

49

4.2.2

Analisa Usaha

No

Jenis Benda

Harga Persatuan

Jumlah

Total Rp

1 2 3

Solar Beras Es Rp 5.000/kg Rp 1.250.000/5 ton Rp 5.00/kg

12.000 1,5 ton 35 ton Rp 7.500.000 Rp 8.750.000

4 5 6

Garam Obat-obatan Perlengkapan lain

30 ton

Rp 15.000.000

Rp125.000.000

No 1

Nama ikan Layang panjang Rp

Harga Rp

Jumlah 39 lelangan 43 lelangan 22 lelangan 15 lelangan 2 lelangan 775 kg 2 lelangan Rp

Total

3.750.000/lelangan 2 3 4 5 6 7 Laying pendek Mata lebar Banyar Tongkol Tengiri Sero Rp 2.750.000/lelangan Rp 3.100.000/lelangan Rp 6.550.000/lelangan Rp 1.800.000/lelangan Rp 11.000/kg Rp 970.000/lelangan

146.250.000 RP 118.250.000 Rp 68.200.000 Rp 98.000.000 Rp 3.600.000 Rp 8.525.000 Rp 19.400.000

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Jumlah keseluruhan 5.

Rp 462.225.000

4.2.3 Pembahasan Administrasi pelabuhan A. Tugas Pokok Fungsi dan Klasifikasi 1. Tugas pokok Pelabuhan Perikanan adalah pebuhan dimana tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batasbatas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, baerlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang. Pelabuhan perikanan dengan segenap fasilitasnya mempunyai tugas pokok sebagai pusat kegiatan ekonomi perikanan. Adapun rungan lingkup tugas tersebut meliputi 3 (tiga) aspek utama yaitu: a) Dapat menunjang perkebangan ekonomi regional maupun nasional. b) Mendorong pertubuhan industri baik holu maupun hilir. c) Mengembangkan sumber daya manusia terutama masyarakat nelayan disekitar pelabuhan antara lain meliputi: tepat lapangan kerja baru., kesempatan membuka usaha produktif, kemitraan antara nelayan dengan pengusaha maju, kontak komunikasi dengan masyarakat dari daerah, latihan dan penyuluhan.

2.

Fungsi Adapun fungsi dari tugas pokok perikanan meliputi berbagai

aspek yaitu sebagai :

Francisco X.B.M Purnama

51

a. Pusat pengembangan masyarakat nelayan. b. Tempat berlabuh kapal perikanan. c. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan. d. Tempat untuk memperlancar kapal kapal perikanan. e. Puat pemasaran distribusi ikanhasil tangkapan. f. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan. g. Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data. Melihat luasnya fungsi pelabuhan menyangkut berbagai aspek kegiatan perikanan dapat dikatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah sebagai barometer, tingkat kemajuan perikanan di daerah yang bersangkutan. B. Klasifikasi Berdasarkan tempat kapal KM. Mina Graha berlabuh maka dapat digolongkan bahwa tipe pelabuhan samudra, karena kapal KM. Mina Graha berukuran 108 GT.

C. Fasilitas Untuk melaksanakan segenap fungsi sebagaimana yang telah dijelaskan diatas tadi, maka pelabuhan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. fasilas pelabuhan perikanan adalah seluruh fasilias yang beada di pelabuhan perikanan. 1. Fasilitas pokok Fasilitas pokok adalah Fasilitas, karena kondisi alamnya dipandang harus tersedia agar lalu lintas kapal perikanan serta kegiatan bongkar muat hasil tangkapan di pelabuhan perikanan dapat

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

berjalan dengan lancar dan aman. Terdapat tiga fasilitas pokok, yakni: a. Fasilitas pelindung Fasilitas pelindung itu sendiri memiliki fungsi untuk melindungi areal perairan pelabuhan serta berbagai fasilitas pelabuhan lainnya dari pelabuhanburuk ombat / gelombang, hanyut, pasir, arus sungai, arus pasang air laut ; sehingga kegiatan kapal perikanan menjadi lancar tidak terganggu. Adapun sarana uyang tergolong fasilitas pelindung antara lain : pemecah gelombang / penangkap pasir, dinding penahan tanah, dinding pengrah aliran. Untuk pemecah gelombang itu sendiri telah diketahuiuntukn menahan gelombang yang ditemukan karena tekanan angin, meskipun adapula yang disebabkan oleh gempa letusan gunung di dasar laut, tsunami, gerakan kapal dan lain- lain. Pemecah Gelombang Semakin tinggi gelombang maka kapal akan semakin sulit melakukan bongkar muat karena pengruh gerakan ombak yang terbesar berada dipermukaan air. Untuk mengtasi hal ini maka pelabuhan dibuat sustu bangunan pemecah atau penahan / pemecah gelombang. Pemecah gelombang itu sendiri merupakan pelindung utama bagi pelabuhan (buatan). Sehingga berfungsi memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang dan melakukan bongkar muat. Untuk membangun suatu pemecah gelombang perlu diketahui terlebih dahulu tegangan tanah yang dijadikan lokasi seperti diketahui pada pemecah gelombang dua gaya yaitu gaya vertical berasal dari barat bangunan, dan gaya horisontal yang berasal dri tekanan dinamis omjbak, resultan dari dua gaya tersebut menimbulkan tekanan didasar bangunan. Jika perhitungan tekanan didasar bangunan melmoui tegangan (maksimum) tanahnya maka tekanan perlu diperkecil dengan: Membuat Kontrusi yang ringan.

Francisco X.B.M Purnama

53

Memperbasar dasar kontrusi. Apabila keadaan tanahnya sangat jelek sehingga tidak mampu mendukung beban / tekanan pemecah gelombang yang akan di bangun. Maka perlu dilakukan perbaikan tanah (Soil Improvement). Terdapat tiga soil improvement yaitu : 1. Melakukan penimbuhan dengan batu dan pasir sehingga meresep kelumpur sampai tercapai keadaan seimbang. 2. Mengeruk tanah yang jelek dan mengantikannya dengan pasir. 3. Membuat matras dari bambu yang didukung dengan cerucuk bambu sehingga memperbaiki struktur tanahnya. Terdapat dua macam bentuk / type pem,ecah gelombang, yaitu : bentuk trapesium (mound type) dan bentuk persegi panjang / dinding (wall type), dalam praktek dilapangan sering dijumpai bentuk campuran, yaitu bentuk trapesium untuk trapesium bawah atasnya. Penangkap Pasir Pada umumnya pantai terdiri dari pasir dan pemecah batu gunung yang terbawaaliran sungai. Jika bahan bahan itu mencapai pantai maka didorong oleh arus yang bergerak sejajar pantai akibat adanya tekanan gelombang. Proses transport material menunjang pantai ini disebut Littoral Drifz dan merupakan suatu proses yang kontinyu. Arah tranport berubah jika arah arus / gelombang berubah. Biasanya pantai memiliki karateristik dan sifat yang ditetapkan oleh komposisi butiran pasir, butiran dengan ukuran besar membuat kemiringan pantai lebih curam apabila dibandingkan dengan pantai dengan butiran pasir lebih halus. Meskipun pantai secara temporel selalu terkikis, namun dalam waktu yang tidak lama akan putih kembali ; hal ini dapat terjadi apabila ada keseimbangan antara banyaknya pasir yang dengan jumlah pasir yang diendapkan proses ini disebut Natural Nutrition. Jika besar erosi atau pengikisan melebihi dari nutrisi maka untuk

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

memulihkan pantai tersebut yang dilakukan secara buatan dan pastinya pekerjaan seperti ini memerlukan biaya yang mahal. Maka dari itu periu dijaga agar pasir dan karang pantai tidak diambil. Pengikisan pantai secara terus menerus terjadi karena pengambilan karang-karang di pantai yang bisa saja mengakibatkan bertambahnya kedalaman perairan dan ombak dapat melaluinya tampa pecah teriebih dahulu dan keadaan sebaliknya bisa terjadi apabila nutrisi melebihi jumlah erosi akan menimbulkan pengendapan sehingga pantai terus menjadi dangkal dan sulit untuk dilayar. Yang merusak keseimbangan antara erosi dari nutrisi sehingga mengganggu pemulihan pantai, antara lain disebabkan oleh: a. Aktiifitas manusia seperti penambangan pasir, karang, dan pembuatan bangunan di pasir. b. Peristiwa alam seperti tabnah longsor, gempa bumi, gelombang Tsunami. Untuk menghidari pengikisan pasir pantai olen ombak dapat diastasi dengan pemasangan krib yang berfungsi sebagai pemantapan pasir. Dengan adanya krib maka pengikisan berhenti dan pantai lambat laun dapat pulih kembali.

Dinding Penahan Tanah Dinding penahan tanah dimaksudkan sebagai penahan agar tanah tidak longsor atau runtuh atau sebagai dinding suatu lokasi ukuran tanah. Beberapa bentuk utama dinding penahan tanah adalah sebagai berikut : dinding berbobot (grafiti wall), dinding Kantilever, dinding Katilever Berusuk. Dinding Penahan Aliran Sebagaimana telah di uraikan terlebih dahulu, arus yang bergerak sejajar pantai membawa butiran pasir pada situasi tertentu dengan bentuk dataran atau pantai sede mikian rupa ( misalnya

Francisco X.B.M Purnama

55

muara sungai ), terjadi perlambatan arus sehingga butiran pasir yang semula tersuspensi menjadi pengendap yang menimbulkan pendangkalan, proses ini pada muara sungai dapat mer4ubah bentuk apapun menggeser letak mulut muara, sehingga alur sungai juga ikut pindah arah, untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dibangun dinding pengarah aliran dimuara sungai (atau pada suatu alur) memanjang kearah laut. Dinding pengarah aliran ini dibangun dengan maksud untuk melindungi muara dari induksi hanyautan pantai secara mengarahkan arus supaya tidak menimbulkan perlambatan aliran sungai sehingga butiran pasir tidak mengindap. 2. Fasilitas Tambat Labuh Fungsi pelabuhan perikanan antara lain adalah melayani kapal perikanan yang datang untuk ditambat pada sarana yang disediakan di daratan atau di perairan, agar kedudukan kapal tidak berubah sehingga dapat melaksanakan pekerjaan bongkar muat untuk mengisi pembekalan, ikan, alat penangkap.

Termasuk dalam fasilitas tambat labuh antara lain: a. Dermaga Demaga merupakan istilah umum bagi suatu bangunan diatas tanah / daratan yang difungsikan sebagai tempat tambat labuh kapal berdasarkan bentuknya terdapat beberapa istilah dermaga yaitu : Wharf atau Quay, bila bangunan tambat labuh sejajar dengan

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

pantai / garis air. Pier, bila bangunan tambat labuh tidak sejajar dengan pantai atau garis air. Jetty, apabia tambat labuh sama dengan konstrusi jembatan. Quay Wall, bila bangunan tambat labuh adalah juga sebagai tombak penahan tanah. Pontoon, apabila bangunan tambat labuh adalah terapung sehingga dapat mengikuti pasang surut air laut. Dermaga digunakan untuk membongkar hasil tangkapan, dermaga labuh dimaksudkan untuk kapal serta seluruh nelayan beristirahat, melakukan perbaikan alat tangkap serta melakukan reparasi ringanterhadap mesin maupun perlengkapan kapal. Dermaga pembekalan dimaksudkan sebagai tempat untuk melaksakan pengisian air tawar, bahan bakar, es, ransum, umpan, box wadah ikan serta kebutuhan lainnya selama operasi du laut.

b. Pelabuhan Tambat (mooring buoy) Kapal perikanan dapat melakukan bongkar muat ikan selain dilakukan dengan menambat pada dermaga juga dapat dilakukan pada fasilitas mengapung yang disebut pelampung tambat. Tambat labuh dengan pelampung tambat bertujuan agar kapal tidak hanyut berpidah posisi karena tekanan angin, gelombang maupun arus, serta dapat ditambati kapal dengan mudah guna melakukan bongkar maut.

Francisco X.B.M Purnama

57

c. Dolphis (dolfin) Dolphins biasanya dipasang di kiri dan kanan dermaga, ytetapi letaknya lebih menjorok kelaut dari pada garis sempadan tambatan. Terdapat dua macam dolpin yaitu : Fleksibel/elastis dan Yang dibuat kaku, pasif atau sebagai kerangka ruang. Bagi kapal dengan daya muat besar, dolfin dibuat dari beberapa tiang baja yang terikat menjadi satu terutama pada ujung atasnya, baik oleh suatu platform beton dan baja pengikat.

Fasilitas pelabuhan

Perairan

Fasilitas pelabuhan perairan adalah tempat untuk berangkat, datang serta tambah labuh kapal perikanan dengan mudah dan aman. Fasilitas ini meliputi alur pelayaran dan kolam pelabuhan. a. Alur Pelayaran Alur pelayaran bertujuan untuk memudahkan kapal untuk m,endekati dan meninggalkan pelabuhan sehingga dengan tersedia alur pelayaran yang dalam dan cukup lebar sehingga dua kapal apat melintas berpapasan. Akan tetapi tidak boleh terlalu lebar supaya gelombang tidak m,e\asuk kedalam pelabuhan. b. Kolam Pelabuhan Kolam pelabuhan adalah bagian perairan pelabuhan yang

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

berfungsi menampung kegiatan kapal dalam melakukan bongkar muat, mengisi pembekalan, berlabuh dan memutar. Bagian perairan yang tidak dapat efektif dipergunakan karena dangkal atau adanya kemiringan talud, serta kanal / alur pelayaran tidak terdapat kedalam pengertian kolam pelabuhan. Adapun persyaratan kolam pelabuhan adalah : Cukup luas untuk menampung semua kapal yang berlabuh dan tetap dapat bergerak dengan bebas. Cukup lebar untuk tempat memutar kapal dengan gerak melingkar yang tidak terputus. Cukup dalam serhingga kapal besar dapat masuk pada surut terendah. Terlindung dari angin, ombak dan arus yang berbeda.

Fungsional

Fasilitas

Fasilitas fungsinal merupakan pelengkap fasilitas pokok guna menunjang pelabuhan dalam memberikan pelayanan / jasa yang menjadi kewajibannya. Dengan adanya fasilitas fungsional ini maka nilai guna menunjang pelabuhan maupun keluar dari / masuk kepelabuhan. Fasilitas Fungsinal meliputi : a) Fasilitas transportasi dimaksudkan untuk

menunjang kelancaran kegiatan pengangkutan, alat angkut serta lalu lintas orang, baik di dalam pelabuhan maupun keluar pelabuhan maupun keluar dari / masuk pelabuhan. 59Francisco X.B.M Purnama

b) Fasilitas navigasi dimaksudkan untuk membantu nelayan keadaan dalam aman menentukan / selamat daratan selama sewaktu pelayaran. kembali dari penangkapan ikan di laut dalam Termasuk dalam fasilitas ini antara lain : mercu suar, kapal suar, suar penuntu, pelampung bambu, radio isyarat. c) Fasilitas penanganan, pengolahan dan pemasaran hasil dimaksudkan untuk membantu dalam upaya mempertahankan pemasarannya. Fasilitas Penanganan Hasil Perikanan Ikan hasil perikanan adalah bahan makanan yang cepat membusuk sehingga diperlukan penanganan yang seksama dan secepat mungkin. Termasuk dalam fasilitas ini adalah box ikan, kereta dorong, forklift, keran tambat, derek kapal. Fasilitas pengoahan / Pengawetan Agar ikan tidak cepat membusuk sesuai dengan sifatnya (Perishable Food), maka perlu upaya untuk mempertahankan kualitasnya antara lain dengan meng-es, menyimpan dalam gudang dingin atau mengoah dalam bentuk lainnya yang lebih tahan dari kerusakan. Pelabuhan perikanan menyediakan fasilitas pabrik es, gudang dingin serta kawasan untuk mendirikan industri pengolahan bagi investor swasta. Fasilitas Pemasaran Hasil Perikanan Ikan hasil tangkapan oleh nelayan diarahkan untuk lelang di gedung pelelangan ikan. Sistem pelelangan ini bertujuan agar dapat dproleh mutu hasil perikanan dan

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

harga yang baik dan kontan sehingga dapat membantu meningkatkan usaha para nelayan. Sesuai dengan kegiatan yang ada maka gedung pelelangan ikan terbagi menjadi tiga zona, yaitu untuk sortir / persiapan lelang, pelelangan ikan dan untuk pengepakan. d) Fasilitas suplai dimaksudkan untuk membantu penyaluran air tawar / bersih dan bahan bakar minyak ( BBM ) diperlukan. Instalasi Air Instalasi air tediri dari : Sumur atau bak penampung Pompa air Menara air ( Water tower ) Jaringan pipa distribusi Alat pengatur dan pengukur distribusi

Isntalsi BBM Instansi BBM terdiri dari : Tangki solar Pompa muat Pompa dan alat ukur untuk distribusi

Francisco X.B.M Purnama

61

-

Jaringan distribusi

pipa

untuk

e) Fasilitas

Telekomunikasi

dimaksudkan yang

untuk sedang

membantukeselamatan

nelayan

berlayar / menangkap ikan dilaut, informasi harga ikan, informasi umum : disamping tugas tugas kedinasan pelabunhan. Telekomunikasi pada dasarnya adalah perhubungan jarak jauh untuk pengiriman atau pertukaran informasi dari satu pihak / peralatan kepihak / peralatan yang lain. f) Fasilitas Perawatan dan perbaikan Kapal serta Alat Perikanan. Fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dalam merawat dan memperbaiki kapal agar selalu dalam kondisi prima, serta tempat bagi para nelayanuntuk melakukan perbaikan alat tangkapnya sehingga tahan lama dan dalam kondisi selalu siap dapat dioperasikan. g) Fasilitas pertemuan nelayan digunakan untuk pertemuan para nelayan baik bersifat rapat kerja, penyuluhan, pelatihan tempat belajar maupun kegiatan sosial ekonomi lainnya.

h) Fasilitas Pengolahan Pelabuhan Perikanan Fasilitas ini digunakan untuk membantu meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan / jasa pelabuhan perikanan melalui suatu sistem pengolahan pelabuhan modern. Termasuk dalam fasilitas ini adalah kantor administrator

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

pelabuhan perikanan, pelabuhan syahbandar, kantor pelayanan administrasi inntansi terkait, rumah jaga, menara pengawas. 3. Fasilitas Tambahan Fasilitas tambahan adalah fasilitas yang secara tidak langsung meninggikan peranan pelabuhan dan tidak dapat dimasukkan kedalam kedua kelompok terdahulu (fasilitas pokok maupun fasilitas fungsional). Termasuk dalam fasilitas ini antara lainadalah perumahan pejabatpelabuhan, mess operator, dormitory,pasar umum, ruang pamer (Promosi), kantin, polilinik, lapangan olah raga dan tempat peribadatan.

Francisco X.B.M Purnama

63

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Faktor yang mempengaruhi setting maupun hauling adalah ketrampilan seluruh awak kapal dan keadaan alam Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine membutuhkan SDM yang relatife banyak. Hal ini dapat dilihat dari ukuran dan cara pengoperasian alat tangkap purse seine itu sendiri Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu operasi penangkapan di butuhkan alat Bantu Ikan hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine adalah ikan jenis pelagis 5.2 Saran Diharapkan sebelum melakukan operasi penangkapan hendaknya mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan. Hal ini perlu di perhatikan demi kelancaran operasi penangkapan.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Hendaknya SDM dalam pengoperasian alat tangkap purse seine memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Memiliki frizer yang sangat baik unutk menyiapkan ikan agar ikan tersebut tahan lama dan tidak busuk. Selain itu, hendaknya seluruh awak kapal dapat lebih disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta. Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil Tangkapan Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina Selatan. JPPI Volume 6 No. 3 4 Tahun2000. Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor. Balai Penelitian Perikanan Laut Badab Penelitian dan Pengembangan Pertanain DEPTAN, 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut Indonesia. Jakarta. Direktorat Pengkajian Ilmu Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 1996 Pengembangan Kapal nelayan. Jakarta.

Francisco X.B.M Purnama

65

Departemen pertanaian Direktorat Jendral Perikanan, 1991. Purse Seine dan Lampara Dasar. Jakarta. Djamali, A, et al. 2001. Penuntun Pengkajian Stok Smberdaya Ikan perairan Indonesia. Badan Riset Perikanan Tangkap DKP dan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Jakarta. Sadhori, N. 1985. Penangkapan Ikan. Penerbit angkasa. Bandung. Halaman 79 108. S.B., dan Nugroho. Perikanan Pukat Cincin Mini di Pantai Utara Jawa. JPPI volumeV No. 4 Tahun 1999. ,S. B., dan Shadotomo, B. Aspek OPerasional Perikanan pukat Cincin di laut Jawa. LPPL No. 32 Tahun 1985. Sparre, P. and S.C. Venema. 1999. Introduksi pengkajian Stok Ikan Tropis. FAO. Jakarta. 554 Halaman. Suwarso, et al. 1987. Perkembangan komposisi Ikan layang Dari hasil

tangkapan Pukat Cincin Menurut daerah Penangkapan di laut Jawa. JPPL No. 38 Halaman 55 58. Widodo, Johanes, et al. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Laut di Perairan Indonesia. Puslitbang Oceanografi LIPI. Jakarta.

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Francisco X.B.M Purnama

67