LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM
Transcript of LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM
1
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM)
PKM PELATIHAN KADER KESEHATAN SANTRI
UNTUK PENANGGULANGAN PENYAKIT SKABIES DAN
PEDIKULOSIS DI PESANTREN MANARUL HUDA
KOTA BANDUNG JAWA BARAT
Oleh:
Ketua : Dr. Yani Triyani, dr., SpPK, M.Kes. NIDN 430086802
Anggota : Dr. Titik Respati drg., MScPH 0405096505
: Dr. Irfan Safrudin, M.Ag 0425026601
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
DESEMBER 2019
:: repository.unisba.ac.id ::
2
LEMBAR PENGESAHAN
:: repository.unisba.ac.id ::
3
RINGKASAN
Kejadian skabies dan pedikulosis di pesantren Manarul Huda Kota
Bandung menunjukkan masih rendahnya pengetahuan para santri terhadap
penyakit tersebut yang diakibatkan oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
yang belum baik. Rendahnya pengetahuan tentang PHBS tersebut disebabkan
berbagai faktor diantaranya belum adanya pembinaan kesehatan, modul bahan
ajar tentang PHBS yang dapat dijadikan pedoman praktis dalam berperilaku
hidup sehat, dan belum adanya sarana kesehatan di pesantren.
Tujuan pelaksanaan kegiatan PKM adalah memberikan solusi terhadap
permasalahan penyakit yang sudah sejak lama dialami oleh para santri di
pesantren tersebut, melalui Pelatihan Santri sebagai Kader Kesehatan untuk
Penanggulangan Penyakit Skabies dan Pedikulosis di Pesantren Manarul Huda
Kota Bandung Jawa Barat.
Metode pendekatan yang telah dilakukan Tahap I adalah pembuatan
modul bahan ajar PHBS yang disosialisasikan dalam Tahapan II
pembentukan kelompok tutorial aplikasi modul phbs di pesantren. Tahap
II terbentuk kelompok tutorial dari seluruh santri dibagi menjadi 8 kelompok santriwan dan 4 kelompok santriwati, dengan Tim Pelaksana PKM. Tahapan
III: Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri, dengan cara dipilih 2 orang
perwakilan dari kelompok tutorial untuk dilatih sebagai kader kesehatan.
Tahapan IV: Pendirian Pos Kesehatan Pesantren, Tahapan V: Pembuatan
Buku Catatan Medis Santri dan Tahapan VI: Pendampingan Kader dalam
pelaksanaan PHBS. Hasil PKM adalah tersusunnya buku saku santri sehat, santri sebagai kader
kesehatan yang diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan PHBS di pesantren
dengan pedoman modul PHBS yang dibuat oleh tim PKM, terdapat peningkatan
pengetahuan santri dalam hal PHBS dan penurunan kejadian skabies dan
pedikulosis di pesantren. Pembentukan pos kesehatan pesantren sebagai sarana bagi
para santri untuk menjaga kesehatan dalam bentuk upaya preventif dan promotif.
Kesimpulan Pelaksanaan PHBS yang baik di pesantren memerlukan kerjasama
berbagai pihak, adanya “PAKET PROGRAM EDUKASI PHBS” dengan
pembuatan buku saku santri sehat, pelibatan santri sebagai kader, pembentukan pos
kesehatan pesantren dan pendampinngan oleh mahasiswa dan alumni FK Unisba
dapat dijadikan inovasi dan “role model” untuk menjadikan pesantren sehat.
Luaran dari PKM yang akan dilakukan adalah penerbitan jurnal Mimbar Unisba
atau The Global Medical and Health Communication (GMHC) , seminar Medicine
and Global Health Reseach Symposium 22-23 October 2019,
http://mores.unisba.ac.id/2019/, pada artikel Opini Koran Pikiran rakyat edisi
9 Oktober 2019, video kegiatan yang dapat diakses di Youtube dan peningkatan
pengetahuan santri tentang PHBS.
Kata kunci: kader, kesehatan, pediculosis, santri, skabies
:: repository.unisba.ac.id ::
4
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberi karuniaNya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan PKM
sampai tahap pertama selesai dilaksanakan. Semoga kegiatan dapat memberi
manfat sebanyak-banyaknya untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
khususnya para santri. Mudah-mudah an kegiatan dapat menjadi cikal bakal yang
dapat dikembangkan sebagai model uapaya pemberantasan penyakit skabies dan
pedikulosis di pesantren, yang tidak hanya di pesantren Manarul Huda sebagai
tempat PKM, namun dapat dilakukan di seluruh pesantren Kota Bandung. Sehingga
istilah santri budug dan kutuan yang identik dengan santri yang kumuh dapat
dihilangkan.
Mudah-mudahan kegiatan PKM tahap selanjutnya dapat terlaksana dengan
lancar.
Segala bentuk kritik dan masukan serta saran yang konstruktif mengenai
laporan kegiatan ini sangat kami harapkan.
Kami sebagai tim Pengabdian kepada masyarakat mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran pelaksanaan
PKM yaitu:
1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kementrian Riset-
Teknologi dan Dikti
2. Ketua LPPM Universitas Islam Bandung
3. Mahasiswa, staff dosen dan alumni FK UNISBA serta seluruh pihak yang
terlibat dalam Pengabdian kepada masyarakat ini.
Bandung, Desember 2019
:: repository.unisba.ac.id ::
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ……………………………………… 1
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………. 2
RINGKASAN 3
PRAKATA…………………………………………………… 4
DAFTAR ISI ………………………………………………… 5
DAFTAR TABEL ………………………………………… 6
DAFTAR GAMBAR………………………………………. 7
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………… 8
BAB I PENDAHULUAN …………………………………. 9
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN …………………… 14
BAB III METODE PELAKSANAAN ……………………... 17
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN …………… 29
BAB V HASIL YANG DICAPAI ………………………… 30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …………….. 37
DAFTAR PUSTAKA …………...……………………….. 38
LAMPIRAN 41
:: repository.unisba.ac.id ::
6
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Rincian Pembagian Kerja dalam Tim 19
2 Rundown acara Tutorial Kelompok santri 24
3 Tahapan Kegiatan I-VI 28
4 Target dan Capaian Luaran 29
5 Data Santri Hasil Survey sebelum Kegiatan PKM 36
6 Data Santri Hasil Survey setelah Kegiatan PKM 36
:: repository.unisba.ac.id ::
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
Temuan Skabies pada Berbagai Lokasi Tubuh Santri 10
2 Buku Saku Santri Sehat 31
3 Pelaksanaan Tutorial Sosialisasi PHBS 32
4 Pelatihan Santri sebagai Kader Kesehatan (a-b) 33
5 Peresmian Pos Kesehatan Pesantren 35
:: repository.unisba.ac.id ::
8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Tutor Guide Tutorial 1-3 41
2 Kelompok Tutorial Santri 48
3 Dokumentasi kegiatan PKM 51
4 Hasil Karya Santri Sebagai Kader Kesehatan 54
5 Publikasi Artikel 56
6 Artikel Media Masa 58
7 Catatan Rekam Medik dari para sanrti 59
9 Buku Saku Santri Sehat 61
:: repository.unisba.ac.id ::
9
BAB I PENDAHULUAN
1. ANALISIS SITUASI
Program PKM ini bekerjasama dengan pihak mitra Pondok Pesantren Manarul
Huda Kota Bandung. Lokasi pondok adalah di Jl. Ir. H. Djuanda Dago Atas,
Bengkok RT 01/RW 05, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota
Bandung. Berdasarkan peta lokasi mitra berjarak 5,4 km dari FK Unisba.
Pesantren Manarul Huda merupakan pesantren salafiyah yang mempelajari
materi keislaman dari berbagai kitab kuning, namun tetap sesuai dengan
pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama betanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Jumlah santri di pondok pesantren Manarul Huda di Kota Bandung Jawa Barat
adalah 120 orang, yang terdiri dari 80 orang laki-laki dan 40 orang perempuan,
yang berumur mulai 9─20 tahun, mereka berasal dari berbagai pelosok daerah
di Jawa Barat dengan biaya belajar gratis karena pesantren ini berkomitmen
untuk memberikan pengajaran dan pendidikan agama Islam bagi masyarakat
yang kurang mampu. Keunikan pesantren ini termasuk ekopesantren yang
melibatkan para santri dalam berbagai dana usaha perkebunan, peternakan,
usaha air mineral dan produksi kaligrafi sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan biaya hidup dan kegiatan belajar mengajar di pesantren.
Jumlah pengajar sebanyak 8 orang dan dalam mengembangkan berbagai
potensi yang ada, Pesantren dikelola oleh para alumni santri yang terdiri dari 2
orang tenaga administrasi, 7 orang cleaning services, 5 orang juru masak, 5
orang sekuriti dan 10 orang tukang bangunan.
Lokasi pesantren Manarul Huda terletak di sebelah utara kota Bandung yang
beriklim sejuk dengan luas tanah sekitar 1.050 m2, luas bangunan 3 lantai seluas
35x10 m2 dan sarana penunjang kegiatan belajar dan mengajar (KBM) yang
dimiliki Yayasan yang menaungi pesantren Manarul Huda adalah rumah kyai,
ruang dewan asatidz, ruang sekertariat, kamar tidur santri, ruang usaha, masjid,
:: repository.unisba.ac.id ::
10
kamar mandi /tempat wudhu (MCK) dan basement dengan akses jalan dapat
dilalui oleh kendaraan roda 4, dan terdapat jalur angkutan kota.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tahun 2017−2018 ditemukan
secara keseluruhan santri baik pria maupun wanita yang mengalami skabies
(penyakit akibat parasit kulit Sarcoptes scabiei) dan pedikulosis (penyakit
akibat parasit kutu rambut Pediculosis humanis) cukup tinggi. Kejadian
skabies pada santri laki-laki dan wanita sekitar 52% dan 6%. Kejadian skabies
disertai pedikulosis pada santri laki-laki dan wanita sekitar 3% dan 36%.
Kejadian skabies di pesantren tersebut ditemukan di berbagai lokasi di tubuh
santri, mulai dari yang ringan di bagian tungkai saja sampai generalisata
(seluruh tubuh yang terkena). Dokumentasi hal tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1 Temuan Skabies pada Berbagai Lokasi Tubuh Santri
Keterangan di atas menggambarkan bahwa kebutuhan para santri tentang
pengetahuan penyakit skabies (budug) mulai dari penyebabnya,
penyebarannya, gejala-gejala penyakitnya, termasuk pengobatan dan
pencegahannya masih sangat minim. Hasil pengamatan diperoleh bahwa
pengetahuan yang minim dari para santri di pesantren Manarul Huda yang
berdampak kepada perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik sehingga
kasus penyakit skabies dan pedikulosis masih tinggi. Upaya telah dilakukan
oleh pesantren mitra untuk menjadikan santrinya sehat dan terhindar dari
penyakit kulit adalah dengan memperbaiki sarana air bersih dan perbaikan
kamar mandi dengan fasilitas shower atau kamar mandi kering; tidak lagi
memerlukan bak dengan air yang tergenang yang dapat menjadi sumber bibit -
bibit penyakit tersebut. Sumber air berasal dari sumur bor mandiri. Namun
:: repository.unisba.ac.id ::
11
upaya tersebut belum mendapatkan hasil karena angka kejadian skabies dan
pedikulosis masih sangat tinggi.
Selain masalah perilaku, hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa di
pesantren belum ada bahan ajar atau modul pembelajaran khusus untuk PHBS.
Di pesantren masalah kebersihan dan perilaku hidup bersih dibahas di modul
bab Thaharoh/ cara bersuci, namun tidak disertai sarana bahan ajar dan audio
visual yang tepat.
Pihak pesantren belum memiliki cara baik dari segi manajeman dan sarana
prasarana yang khusus untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada,
dikarenakan keterbatasan tenaga dan biaya. Sarana kesehatan di pesantren
berupa pos kesehatan belum ada. Mengingat lokasi pesantren di pusat kota dan
lokasi pesantren tidak terlalu jauh dari Puskesmas seharusnya dapat digunakan
sebagai sarana kesehatan, tetapi belum terlihat adanya kesadaran untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut oleh masyarakat pesantren. Hal ini
juga menunjukkan bahwa kesadaran untuk pelaksanaan PHBS belum terlihat.
Mengingat hal tersebut perlu dicari faktor penyebab dan solusi untuk mengatasi
masalah masih tingginya angka kejadian skabies dan pedikulosis dari berbagai
pihak khususnya yang bergerak di bidang kesehatan. Fakultas kedokteran
UNISBA yang merupakan Universitas berbasiskan Islam yang juga mempunyai
media kegiatan pengabdian yang bertujuan menerapkan hasil-hasil iptek untuk
pemberdayaan masyarakat serta dapat menghasilkan perubahan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dari kelompok masyarakat sasaran, melalui Tridharma
perguruan tinggi dan program academic health system yang dicanangkan oleh
Kemenristek Dikti pada tahun 2017, yang memadukan beberapa komponen
untuk bersinergi menuju masyarakat sehat.
Mengingat perubahan perilaku memerlukan proses yang berkesinambungan
yang merupakan perpaduan bahan pengajaran, sarana dan prasarana disertai
pembimbingan dari pihak yang berkompeten dalam bidang kesehatan, sehingga
perlu dilakukan pembinaan masalah kesehatan secara berkesinambungan
kepada para santri dan pengajar di pesantren yang selama ini belum pernah ada
yang memikirkannya.
:: repository.unisba.ac.id ::
12
2. PERMASALAHAN MITRA
Terdapat 2 masalah utama yang dapat dijadikan fokus pengabdian kepada
masayarakat yang diusulkan yaitu:
1. Pembuatan modul bahan ajar PHBS yang diaplikasikan dalam Pelatihan
Kader Kesehatan santri.
Pembuatan modul bahan ajar PHBS untuk dijadikan bahan pengajaran
modifikasi bahasan Bab Thaharoh yang selama ini sudah dilaksanakan di
pesantren. Dengan intervensi teknologi dalam mebuat bahan ajar PHBS supaya
lebih menarik dalam bentuk pembuatan video/ film PHBS yang dibuat bersama
antara pihak pesantren dan tim PKM diharapkan dapat menjadikan bahan ajar
mudah diterima oleh para santri yang berdampak meningkatnya derajat PHBS.
Aplikasi sosialisasi modul bahan ajar PHBS melalui Pelatihan Kader Kesehatan
yang berasal dari santri pilihan yang terampil, akan dilaksanakan
pembimbingan PHBS untuk meningkatkan derajat kesehatan di pesantren
dalam penanggulangan penyakit Skabies dan Pedikulosis.
Kader kesehatan santri terbebentuk maka diharapkan dapat menjadi kader yang
mampu mengaplikasikan, mengajarkan, mencontohkan dan mengajak santri
yang lain dalam melaksanakan PHBS dan dapat melakukan penjaringan
penemuan penyakit dini di pesantren yang nantinya akan dikordinasikan dan
dikonsulkan kepada tim pembimbing dari FK Unisba untuk penanganan dan
pengobatan selanjutnya.
2. Pendirian Pos Kesehatan Santri
Pos kesehatan santri merupakan tempat para santri hasil pelatihan kader
kesehatan berpraktik dalam menjalankan sosialisasi PHBS dan penjaringan
penyakit Skabies dan Pedikulosis. Hasil penjaringan dan pemeriksaan fisik
santri secara berkala dapat dilakukan oleh kader kesehatan santri yang
didokumnetasikan pada buku catatan medik tiap santri, yang dapat dijadikan
data base dan pemantauan selanjutnya untuk kesehatan santri.
Di pos kesehatan santri ke depannya dapat dijadikan tempat para kader
kesehatan santri merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-
proogram PHBS secara berkesinambungan.
:: repository.unisba.ac.id ::
13
Pesantren Manarul Huda di kota Bandung merupakan pesantren yang potensial
untuk dijadikan pesantren percontohan Model Pesantren sehat Bebas
Penyakit Skabies dan Pedikulosis sebagai upaya peningkatan derajat
kesehatan santri, karena:
Pertama: akses jalan mudah dapat dilalui oleh kendaraan roda 4. Akses
jalan seperti ini memudahkan pembinaan secara intens, karena jarak dari
fakultas kedokteran UNISBA ke lokasi cukup ditempuh dengan jarak sekitar
tidak lebih dari 1 jam.
Kedua: antusiasme dari para santri dan pimpinan serta pengurus
pesantren sangat tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan para santri, mereka mengalokasikan waktu untuk melakukan
stamina,.
Ketiga: bahan ajar untuk mengajarkan PHBS di pesantren sudah ada
dalam modul bab Thaharoh tentang bersuci, hanya saja masih diperlukan
pendampingan untuk membuat modifikasi bab Thaharoh yang diintervensi
dengan iotek untuk menjadikan bahan ajar PHBS yang lebih aplikastif di
pesantren. Prospek pesantren menjadi model pesantren sehat, cukup
menjanjikan, karena pesantren ini termasuk ke dalam salah satu pesantren
inovatif di Jawa Barat.
Keempat: lahan tempat pondok pesantren cukup luas dan masih
memungkinkan untuk dikembangkan memiliki lokasi pos kesehatan di
pesantren tempat para santri hasil pelatihan kader kesehatan berpraktik dalam
menjalankan sosialisasi PHBS dan penjaringan pneyakit Skabies dan
Pedikulosis.
Masalah kebersihan lingkungan tidak lepas dari peran serta para pembimbing
dan pengambil keputusan di pesantren. Masalah penyediaan sarana prasarana
akan dapat diatasi bila seluruh pesantren mempunyai inovasi dan membangun
kerjasama lintas sektoral untuk memperbaiki kondisi yang tersebut.
Usulan program Pengabdian masyarakat ini selain dilatarbelakangi oleh
permasalahan yang ada di pesantren, juga karena belum termanfaatkannya
secara optimal dan terpadu potensi dan ketersediaan sumber daya manusia di
UNISBA dalam memenuhi kebutuhan pembangunan lokal dan nasional.
:: repository.unisba.ac.id ::
14
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kapasitas dan kualitas pengabdian
institusi dan inovasi teknologi secara lebih komprehensif sejalan dengan
kemajuan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, sehingga
mengusulkan suatu kegiatan PKM yang bertujuan melakukan pelatihan kader
kesehatan santri dan pembentukan pos kesehatan pesantren sebagai upaya
pemberdayaan para santri dalam meningkatkan derajat kesehatan santri
sehingga dapat menjadi Model Pesantren sehat bebas Skabies dan Pedikulosis
di kota Bandung.
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN
Hasil pengamatan di lapangan terhadap mitra pesantren ini, ditemukan
masalah angka kejadian Skabies dan Pedikulosis yang tinggi di pesantren
sangat berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehari -hari
yang dilaksanakan para santri. Perilaku seseorang berhubungan dengan
pengetahuan dan pengetahuan berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran
tentang perilaku hidup bersih dan sehat di pesantren.1,2
Selama ini pihak pimpinan pesantren dibantu oleh para pengajar di
pesantren telah melakukan berbagai upaya untuk menganggulangi kejadian
penyakit kulit skabies dan pedikulosis yang cukup tinggi di pesantren. Antara
lain upaya yang telah dilakukan adalah, faktor eksternal berupa perbaikan
kamar mandi tidak lagi menggunakan bak mandi agar tidak ada air tergenang
lama yang memungkinkan untuk berkembang biak berbagai mikroorganisme.
Upaya lain untuk memutus rantai penularan penyebab penyakit skabies
dan pedikulosis melalui pelaksanaan PHBS belum banyak yang bisa dilakukan
mengingat berbagai keterbatasan dari segi modul/ bahan ajar khusus PHBS
belum ada, sehingga santri belum mengenal bagaimana aplikasi PHBS dalam
kehidupan sehari-hari, walaupun upaya penyuluhan telah dilakukan tentang
penyakit skabies dan pedikulosis mulai dari definisi, penyebab, bahaya
penyakitnya, cara pengobatan dan cara pencegahannya. Namun karena
penyuluhan sifatnya baru berjalan 1−2 kali sehingga pengaruhnya terhadap
pengetahuan belum berbuah menjadi pengertian dan pemahaman yang akan
berujung kepada perubahan perilaku. Diperlukan kegiatan sosialisasi PHBS
:: repository.unisba.ac.id ::
15
yang berkesinambungan dan melibatkan para santri dalam mengenal,
penjaringan, pengobatan dan pencegahan serta promotif penyakit Skabies dan
Pedikulosis di pesantren.
Berdasarkan hal tersebut di atas sebagai fokus solusi permasalahan yang
ditawarkan pada program PKM kali ini adalah:
1. Pembuatan modul bahan ajar PHBS yang diaplikasikan dalam Pelatihan
Kader Kesehatan santri dan bahan ajar (materi pelajaran) dalam kurikulum
pendidikan di pesantren.
2. Pendirian Pos Kesehatan Pesantren
Pelaksanaan fokus solusi permasalahan di atas maka kegiatan PKM ini adalah:
(1) Pembuatan modul bahan ajar PHBS yang diaplikasikan dalam
Pelatihan Kader Kesehatan santri.
Kegiatan pembuatan modul bahan ajar PHBS yang kreatif dan lebih
inovatif dimulai dengan bab Thaharoh yang dipadukan modul PHBS
yang telah dibuat oleh Kemenkes untuk bahan ajar di sekolah mulai dari
TK sampai dengan SMA. Setelah itu dilakukan penyusunan bahan ajar
yang merupakan modifikasi bab Thaharoh dengan PHBS berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
Modul bahan ajar PHBS yang terbentuk akan diaplikasi melalui
Pelatihan kader kesehatan santri yang dipilih dari para santri yang
berminat dan lulus hasil seleksi. Dalam pelatihan ini para santri pilihan
tidak hanya belajar dengan cara membaca di buku dalam mempelajari
PHBS, namun disertai bahan ajar elektronik berupa video-video yang
berisi contoh-contoh pelaksanaan atau bahan yang bisa diakses secara
online.
Pelatihan Kader Kesehatan santri sebagai aplikasi sosialisasi Modul
PHBS .
Pelatihan kader kesehatan santri ini merupakan pelatihan dengan
peserta merupakan perwakilan 1−2 orang (yang berminat dan lulus
seleksi untuk dijadikan kader kesehatan yang bersungguh-sungguh)
:: repository.unisba.ac.id ::
16
yang berasal dari tiap kelompok tutorial yang sebelumnya telah
dibentuk sebagai media awal sosialisasi modul PHBS.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi program pelatihan kader
kesehatan santri diperlukan berbagai alternatif dan inovasi baru yang
dapat diterapkan sebagai media penyampaian dan pembelajaran. Salah
satu media yang dapat digunakan berupa talk show
interaktif, pembuatan film, selain transfer keilmuan masalah PHBS.
Hal ini berdasarkan kepustakaan bahwa anak-anak cenderung lebih
tertarik terhadap gambar, video, animasi, film dibandingkan teks dan
masih suka bermain dibandingkan membaca atau belajar. Film edukasi
lebih unggul dibandingkan media konvesional karena adanya animasi
yang dapat meningkatkan daya ingat sehingga santri dapat menyimpan
materi pelajaran atau pengetahuan dalam waktu yang lebih larna
dibanding metode konvesional. Di awal dan akhir pelatihan diadakan
pre dan post test sebagai upaya untuk menilai kemajuan pengetahuan,
pemahaman dan perilaku PHBS.
Pelatihan dilakukan selama 8 minggu seminggu sekali dan di akhir
kegiatan para santri beserta tim PKM akan menghasilkan sebuah film
dengan judul Model Pesantren sehat menuju Santri Bebas Skabies dan
Pedikulosis yang diharapkan dapat membantu masyarakat terutama
santri mengetahui tentang definisi, penyebab, bahaya Skabies, cara
pengobatan dan cara pencegahannya. Film ini merupakan sebuah film
yang ber-genre action dengan sistem education (learning by doing/
belajar sambil bermain) dan berjenis Top-Down Platform. Penggunaan
sistem ini pernah diujikan sebelumnya dan berhasil di China dalam
memberantas kecacingan (Bieri F.A, 2013) dan di Tamansari PKM FK-
UNISBA dalam program eliminasi Filariasis.
(2) Pendirian Pos Kesehatan Pesantren
Pendirian pos kesehatan santri diharapkan menjadi solusi utnuk para
santri dalam menjaga kesehatannya. Hal ini karena pos kesehatan
:: repository.unisba.ac.id ::
17
pesantren merupakan tempat para santri hasil pelatihan kader kesehatan
berpraktik dalam menjalankan sosialisasi PHBS dan penjaringan
penyakit Skabies dan Pedikulosis. Hasil penjaringan dan pemeriksaan
fisik santri secara berkala dapat dilakukan oleh kader kesehatan santri
yang didokumnetasikan pada buku catatan medik tiap santri, yang dapat
dijadikan data base dan pemantauan selanjutnya untuk kesehatan santri.
Di pos kesehatan pesantren ke depannya dapat dijadikan tempat para
kader kesehatan santri merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
program-proogram PHBS secara berkesinambungan.
Pelaksanaan bias menggunakan atau memodifikasi salah satu ruangan
yang sudah ada yang dilengkapi dengan peralatan medis untuk
penjarinngan penyakit yang menjadi masalah di pesantren.
BAB III METODE PELAKSANAAN
Metode Pendekatan yang Ditawarkan untuk Penyelesaian Persoalan Mitra
PKM
Berdasarkan kesimpulan yang ditarik sesuai hasil pengamatan dan diskusi
dengan pimpinan dan pengajar di pesantren, ditemukan:
1. Masyarakat mitra yaitu para santri mengalami permasalahan utama adalah
rendahnya pengetahuan tentang PHBS. Hal ini karena latar belakang asal
para santri yang sangat beragam, sehingga terbatasnya pengetahuan tentang
PHBS.
2. Tidak ada pembinaan dari institusi kesehatan kepada pesantren tentang
PHBS
3. Tidak adanya bahan ajar/ modul yang membahas aplikasi tehnis PHBS, para
santri mengetahui tentang kebersihan secara global dari pemebelajaran kitab
kuning bab Thaharoh, namun belum membahas secara rinci bagaimana
berPHBS.
4. Tidak adanya program preventif dan promotive kesehatan agar badan sehat
dan kuat
5. Tidak adanya tempat khusus untuk pemeriksaan fisik bagi yang sakit atau
pos kesehatan di pesantren
:: repository.unisba.ac.id ::
18
Untuk permasalahan di atas,terdapat beberapa metode pendekatan yang
ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:
Metode pendekatan pertama pembuatan modul bahan ajar PHBS sebagai
modifikasi bab Thaharoh di pesantren sebagai upaya peningkatan pengetahuan
tentang PHBS dengan Kemasan dan Label pesantren. Diharapkan dengan
bentuk bahan ajar/modul PHBS di pesantren menjadikan bahan pelajaran bab
thaharoh menjadi lebih menarik bagi para santri.
Metode pendekatan kedua pembentukan kelompok tutorial beranggotakan
sekitar 10 orang santri, sebagai media sosialisasi awal modul PHBS di
pesantren. Akhir dari kegiatan tutorial ini terpilih 1−2 orang dari tiap kelompok
yang selanjutnya akan dijadikan wakil sebagai kader kesehatan santri untuk
dilatih dalam kegiatan Pelatihan Kader Kesehatan Santri.
Metode pendekatan yang ketiga pelatihan kader kesehatan
santri menggunakan modul PHBS yang terbentuk dari metode sebelumnya
untuk mencari kader yang dapat menyambungkan peningkatan pengetahuan dan
dan perilaku PHBS di pesantren. Pelatihan menggunakan desain Teknologi
Tepat Guna menggunakan media interaktif, film dan talk show selain transfer
keilmuan seperti ceramah dan kuliah. Diharapkan dengan metode ini dihasilkan
kader kesehatan santri yang berasal dari santri pilihan sehingga dapat membina
para santri lainnya dalam berPHBS supaya terhindar dari penyakit Skabies dan
Pedikulosis.
Metode pendekatan yang keempat yaitu memodifikasi ruangan yang tersedia
yang dapat dijadikan sebagai pos kesehatan pesantren. Metode dibalik: kader
kesehatan santri yang terpilih bertugas di pos kesehatan, tidak diam menunggu
pasien yang datang. Tapi mengunjungi kobong-kobong/ kamar tidur santri,
melakukan penjaringan dan tindakan preventif dan tindakan promotive dengan
pembuatan poster-poster PHBS.
Metode pendekatan yang kelima yaitu membuat buku catatan medis
kesehatan para santri, sehingga tiap santri mempunyai arsip tentang catatan
kesehatan dirinya
Metode Pendekatan yang keenam yaitu Pendampingan terhadap kader
kesehatan santri dilakukan untuk monitor dan evaluasi kegiatan, peningkatan
:: repository.unisba.ac.id ::
19
PHBS santri di pesantren (pengisian logbook, analisis sederhana dan keaktifan
anggota kader kesehatan santri), dinamika kelompok tutorial yang terbentuk 12
kelompok. Kegiatan Pendampingan dilakukan selama kegiatan PKM dan
setelah program PKM selesai sesuai kesepakatan yang dibuat dengan mitra
pesantren tersebut.
Tabel 1 Rincian Pembagian Kerja dalam Tim
METODE
PENANGGUNG
JAWAB
KEGIATAN
KEPAKARAN
Pertama Dr. Yani Triyani
Dosen pengampu mata kuliah Kedokteran
tropis, sehingga diharapkan dapat memberikan
arahan tentang materi-materi yang akan
didiskusikan di kelompok tutorial
Kedua Dr. Titik
Dosen Pengampu Ilmu kesehatan Masyarakat,
pakar dalam mata kuliah Clinical research
sehingga memahami bagaimana melakukan
pelatihan yg efektif dan efisien
Ketiga Dr. Irfan
Dosen Pengampu Dakwah-Komunikasi
Penyiaran Islam, pakar dalam masalah syariah
dan komunikasi shg diharapkan dapat
menyusun modul modifikasi Bab Thaharoh-
PHBS
Keempat Dr. Titik
Dosen Pengampu Ilmu kesehatan Masyarakat,
sehingga memahami bagaimana pembentukan
pos kesehatan pesantren yg tepat
Kelima Dr. Yani Triyani
Dosen pengampu mata kuliah Kedokteran
tropis, sehingga diharapkan dapat memberikan
arahan tentang materi-materi yang akan
didiskusikan di kelompok tutorial
Pendampingan Dr. Yani , Dr.
Titik dan Dr. Irfan
Semua terlibat dalam hal pendampingan
kegiatan PKM di pesantren mitra
:: repository.unisba.ac.id ::
20
2. Rencana kegiatan
Berdasarkan metode pendekatan tersebut di atas, maka fokus rencana kegiatan
yang ditawarkan dalam program ini adalah Pembuatan modul bahan ajar PHBS
yang diaplikasikan dalam Pelatihan Kader Kesehatan santri dan Pendirian Pos
Kesehatan Pesantren.
Materi-materi pelatihan meliputi:
I. Pembuatan bahan ajar/ modul PHBS di pesantren
1. Studi literatur bahan ajar Bab Thaharoh
2. Studi literatur modul PHBS yang telah dibuat oleh Kemendiknas dan
Kemenkes
3. Pembuatan bahan ajar PHBS di pesantren (modifikasi dan kolaborasi
Bab Thaharoh dan PHBS)
II. Pelatihan kader kesehatan santri menggunakan modul PHBS di
pesantren:
1. Kebersihan Diri (Kepala sd kaki)
2. Penjaringan Skabies dan Pedikulosis
3. Kebersihan lingkungan kamar tidur
4. Kebersihan toilet umum
5. Kebersihan halaman pesantren dan saluran air
6. Penanganan kasus-kasus penyakit yang sering ditemukan
7. Kasus Skabies dan Pedikulosis
8. Kasus Diare
9. Kasus Sakit gigi
10. Kasus Batuk-batuk lebih dari 2 minggu
III. Pos kesehatan pesantren sesuai panduan PMK RI No. 1 tahun 2013:
1. Pemilihan lokasi
2. Penataan ruangan dan isinya
3. Penyusunan pengurus ruangan dan program
4. Perencanaan program kegiatan
5. Penyusunan jadwal kegiatan
:: repository.unisba.ac.id ::
21
6. Peresmian
IV. Pembuatan film dokumentasi PHBS di Pesantren
V. Pendampingan tim pelaksana PKM hingga bulan terakhir masa pelaksanaan
program ini dan setelah program PKM ini selesai.
VI. Pembuatan Buku Catatan Kesehatan Santri
3. Partisipasi Mitra
Pesantren sebagai mitra dalam program ini telah berpartisipasi dalam setiap
tahapan kegiatan yang direncanakan. Keterlibatan mitra dimulai sejak tahapan
perumusan masalah pokok yang dihadapi, menetapkan prioritas masalah yang
akan ditangani, juga sebagai pelaku dalam kegiatan pembuatan bahan ajar
PHBS dan pelatihan kader kesehatan santri di pesantren. Diharapkan Pimpinan
pesantren beserta pengajar bekerjasama dengan tim PKM berperan aktif dalam
merumuskan modul/ bahan ajar aplikasi PHBS di pesantren sebagai modifikasi
bab Thaharoh.
Para santri pilihan sebagai anggota kelompok pelatihan kader kesehatan santri
mitra dapat berperan sebagai sumber informasi yang akan mentransfer ilmu dan
keterampilan yang telah diperoleh kepada anggota kelompok santri yang lain
atau kepada masyarakat yang ada di sekitarnya.
Pesantren Mitra menyediakan ruangan sebagai Pos Kesehatan pesantren yg
dilengkapi dengan sarana air bersih, lemari/rakrak penyimpanan peralatan
pelatihan dan bersedia kapan saja untuk dimonitor dan evaluasi
(pendampingan) pelaksanaan PHBS selama dan sesudah program PKM.
Harapan-harapan dari kegiatan yang dilakukan yaitu agar timbulnya PHBS
yang berkelanjutan dan berkembang ke depan sehingga pesantren sehat yang
terbebas dari Skabies dan Pedikulosis.
4. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program setelah
Selesai Kegiatan PKM dilaksanakan
Program ini dilakukan monitoring, evaluasi dan pendampingan terhadap
seluruh kegiatan menyangkut kegiatan pembuatan bahan ajar PHBS di
pesantren dan pelatihan kader kesehatan santri serta pembuatan pos kesehatan
pesantren.
:: repository.unisba.ac.id ::
22
Evaluasi pembuatan bahan ajar PHBS dilakukan dalam 1 minggu sekali
progresnya, dilakukan pencatatan dan pelaporan, kemudian dipresentasikan
dalam waktu 1 bulan.
Analisis sederhana, dari pre dan post test peserta pelatihan kader kesehatan
santri, pembukuan setiap aktivitas pelatihan dan tutorial dan keaktifan anggota,
dinamika kelompok untuk keputusan/membandingkan alternatif-alternatif
usaha pelaksanaan PHBS.
Akan dilakukan Pre Test saat akan memulai suatu jenis kegiatan baru dan
dilakukan Post test setelah suatu jenis kegiatan selesai dilaksanakan untuk
evaluasi kemajuan mitra setelah kegiatan yang diberikan.
Anggota kelompok kader kesehatan santri yang lulus Post Test akan diberikan
sertifikat kelulusan yang dilegitimasi oleh Ketua LPPM UNISBA, Ketua Tim
Pelaksana PKM dan yang belum lulus akan diberikan pemahaman ulang dan
diskusi interaktif lalu dilakukan post test ulang.
Evaluasi pembuatan pos kesehatan dilakukan setiap bulan berjalan, mulai dari
pengadaan ruangan dan kelengkapan peralatan beserta kegiatan yang dilakukan
oleh kader kesehatan santri terpilih.
Kegiatan PKM ini akan dilaksanakan dalam VI tahapan. Rincian kegiatan
dalam masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:
Tahapan I: Pembuatan modul bahan ajar PHBS di pesantren
Pembuatan modul PHBS sebgai modifikasi dari bahan ajar bab Thaharoh dibuat
dengan kemasan dan label ciri khas pesantren, diharapkan menjadikan bahan
ajar bab Thaharoh lebih menarik dan dapat diaplikasikan dalam PHBS.
a. Jenis Kegiatan :Pembuatan Modul PHBS di Pesantren
b. Waktu kegiatan : 1 bulan
c. Jumlah Buku : 20 buku
d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)
e. Metode : Literatur review
f. Evaluasi : direview oleh pakar di UNISBA
g. Tahapan kegiatan (Tabel 6 )
:: repository.unisba.ac.id ::
23
Tahapan II: Pembentukan kelompok Tutorial Aplikasi Modul PHBS di
pesantren
1. Tutorial Kelompok Santri
a. Materi yang dijadikan topik bahasan:
1. Kebersihan Diri (Kepala sd kaki)
2. Penjaringan Skabies dan Pedikulosis
3. Kebersihan lingkungan kamar tidur
4. Kebersihan toilet umum
5. Kebersihan halaman pesantren dan saluran air
6. Penanganan kasus-kasus penyakit yang sering ditemukan
b. Jenis Kegiatan :Tutorial
c. Waktu kegiatan : 6 minggu (@ 3 jam)
d. Jumlah peserta : 12 kelompok masing-masing kelompok 10 orang
e. Jumlah Tim Pelaksana pemateri/pendamping dan narasumber: 15 orang
(dengan mentor 12 mahasiwa dan 1dokter alumni FK Unisba atau 2 dosen)
f. Metode : Tutorial (presentasi dan diskusi)
2. Praktek simulasi PHBS (pembuatan dan perbaikan alur PHBS sehari-hari
mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi)
3. Evaluasi : Pre-test dan Post-test Setiap kegiatan Tutorial
4. Luaran Kegiatan Tutorial: terpilihnya perwakilan 1-2 orang dari tiap
kelompok untuk dijadikan kader kesehatan santri dari hasil seleksi, yang pada
tahapan III akan dilanjutkan mengikuti Pelatihan Kader Kesehatan Santri.
:: repository.unisba.ac.id ::
24
Tabel 2 Rundown acara Tutorial Kelompok santri adalah sebagai berikut:
No Materi
Tutorial
Uraian singkat
materi
Metode Output Alokasi
waktu
1 Kebersihan
Diri
(Kepala sd
kaki)
- Kebersihan dalam Islam
- Pentingnya
Kebersihan
diri
- Tatacara memelihara
kebersihan
diri mulai
dari kepala sd
kaki
- Akibat yang terjadi akibat
tidak
memelihara
kebersihan
diri
- Presentasi menggunakan
infokus
- Diskusi
- Praktek langsung
- Pemutaran film kebersihan diri
Peningkatan
pengetahuan
dan skill PHBS
terhadap diri
sendiri
3 jam
2 Penjaringan
skabies dan
pedikulosis
Penyegaran
tentang definisi,
penyebab,
bahaya, cara
penularan,
pengobatan dan
cara
pencegahannya
Skabies dan
pedikulosis
- Presentasi menggunakan
infokus
- Diskusi
- Praktek langsung
tentang
pencegahan dan
pengobatan
- Pemutaran film
animasi skabies
dan pedikulosis
Peningkatan
pengetahuan
sehingga dapat
mencegah
terjadinya
penyakit skabes
dan pedikulosis
3 jam
3 Kebersihan
lingkungan
kamar tidur
- Kebersihan dalam Islam
- Pentingnya
Kebersihan
diri
- Tatacara memelihara
kebersihan
kamar tidur
- Akibat yang terjadi akibat
tidak
memelihara
- Presentasi menggunakan
infokus
- Diskusi
- Praktek langsung
tentang
kebersihan
kamar tidur
Peningkatan
pengetahuan
dan skill PHBS
terhadap
kebersihan
kamar tidur
3 jam
:: repository.unisba.ac.id ::
25
kebersihan
kamar tidur
4 Kebersihan
toilet umum
- Kebersihan dalam Islam
- Pentingnya
Kebersihan
diri
- Tatacara memelihara
kebersihan
toilet
- Akibat yang terjadi akibat
tidak
memelihara
kebersihan
toilet
- Presentasi menggunakan
infokus
- Diskusi
- Praktek langsung
tentang
kebersihan
toilet
Peningkatan
pengetahuan
dan skill PHBS
terhadap
kebersihan
toilet
3 jam
5 Kebersihan
halaman
pesantren
dan saluran
air
- Pentingnya
Kebersihan
halaman
pesantren
dan saluran
air
- Tatacara
memelihara
kebersihan
halaman
pesantren
dan saluran
air
- Akibat yang
terjadi
akibat tidak
memelihara
kebersihan
halaman
pesantren
dan saluran
air
- Presentasi menggunakan
infokus
- Diskusi
- Praktek langsung
tentang
kebersihan
halaman
pesantren dan
saluran air
Peningkatan
pengetahuan
dan skill PHBS
terhadap
kebersihan
halaman
pesantren dan
saluran air
3 jam
6 Penanganan
kasus-kasus
penyakit
yang sering
ditemukan
Cara penemuan
dini,
penatalaksanaan
sederhana
kasus-kasus:
skabies,
pedikulosis,
diare, infeksi
saluran nafas,
- Presentasi menggunakan
infokus
- Diskusi
- Praktek langsung
tentang
penemuan dini,
penatalaksanaan
Peningkatan
pengetahuan
dan skill PHBS
terhadap
penemuan dini,
penatalaksanaan
sederhana
kasus-kasus:
skabies,
3 jam
:: repository.unisba.ac.id ::
26
infeksi saluran
kemih
sederhana
kasus-kasus:
skabies,
pedikulosis,
diare, infeksi
saluran nafas,
infeksi saluran
kemih
pedikulosis,
diare, infeksi
saluran nafas,
infeksi saluran
kemih
Tahapan III: Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri
Pelatihan ini dilakukan kepada santri pilihan perwakilan dari tiap kelompok
tutorial yang telah dibentuk di tahapan II.
a. Jenis Kegiatan :Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri
b. Waktu kegiatan : 4 bulan
c. Jumlah Kader kesehatan santri : 24 santri (2 orang dari masing-masing
kelompok tutorial yang memiliki jiwa kepedulian dan kepemimpinan)
d. Jumlah Tim Pelaksana, Narasumber dan teknisi :5 orang ( 3 Orang Dosen
dan 2 mahasiswa)
e. Metode : Pemberian materi dan Praktek langsung
f. Evaluasi : pre dan post tes, skill penyuluhan PHBS dan penjaringan Skabies
dan pedikulosis
g. Pendampingan oleh tim pelaksana PKM dalam penyuluhan PHBS dan
penjaringan Skabies dan pedikulosis
h. Tahapan kegiatan (Tabel 6)
Tahapan IV: Pendirian Pos Kesehatan Pesantren
Pendirian Pos Kesehatan Pesantren dimulai denngan mencari tempat atau
membuat tempat yang cocok untuk pos kesehatan pesantren. Setelah berdiri pos
kesehatan tersebut, kegiatannya berupa Metode dibalik: Kader kesehatan
santri yang bertugas di pos kesehatan, tidak diam menunggu santri sakit yang
datang. Tapi mengunjungi kobong-kobong/ kamar tidur santri, melakukan
penajaringan dan tindakan preventif dan promotive dengan pembuatan poster-
poster PHBS.
Jenis Kegiatan :Pendirian Pos Kesehatan di Pesantren
b. Waktu kegiatan : 1 bulan
:: repository.unisba.ac.id ::
27
c. Jumlah Pos : 1 ruangan
d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)
e. Metode : Survey lapangan
f. Evaluasi : direview oleh pakar di UNISBA
g. Tahapan kegiatan (Tabel 6)
Tahapan V: Pembuatan Buku Catatan Medis Santri
Pembuatan buku catatan medik tiap santri sebagai hasil pemeriksaan fisik
dalam penjaringan dan sebagai aplikasi PHBS.
a. Jenis Kegiatan :Pembuatan Catatan Medis Santri di Pesantren
b. Waktu kegiatan : 1 bulan
c. Jumlah Buku : 120 buku
d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)
e. Metode : Literatur review
f. Evaluasi : direview oleh pakar di UNISBA
g. Tahapan kegiatan (Tabel 6)
Tahapan VI: Pendampingan Kader dalam pelaksanaan PHBS
Pendampingan kegiatan Kader kesehatan santri dalam aplikasi pelaksanaan
program PHBS dilakukan untuk monitor dan evaluasi kegiatan, peningkatan
PHBS santri di pesantren (pengisian logbook, analisis sederhana dan keaktifan
anggota kader kesehatan santri), dinamika kelompok tutorial yang terbentuk 12
kelompok.
Kegiatan Pendampingan dilakukan selama kegiatan PKM dan setelah program
PKM selesai sesuai kesepakatan yang dibuat dengan mitra pesantren tersebut.
a. Jenis Kegiatan : Pendampingan Kader dalam pelaksanaan PHBS
b. Waktu kegiatan : 2 bulan
c. Jumlah Kader : 24 orang
d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)
e. Metode : pendampingan langsung ke lapangan
f. Evaluasi : pre dan post test
g. Tahapan kegiatan (Tabel 3)
:: repository.unisba.ac.id ::
28
Tabel 3 Tahapan Kegiatan I-VI
No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan
1
Tahapan I: Perbaikan
modul bahan ajar
Thaharoh dengan modul
PHBS
Liratur review Bab Thaharoh yang sudah
dipakai selama ini di Pesantren
Liratur review Modul PHBS dari Kemenkes
Pembuatan modul PHBS di Pesantren
modifikasi Bab Thaharoh
Sosialisasi Modul PHBS di Pesantren
2
Tahapan II: Pembentukan
kelompok Tutorial
Aplikasi Modul PHBS di
pesantren
acara Tutorial Kelompok santri
3 Tahapan III: Pelatihan
kader kesehatan santri
Liratur review Modul PHBS dari Kemenkes
Pembuatan modul PHBS di Pesantren
modifikasi Bab Thaharoh
Sosialisasi Modul PHBS di Pesantren
Simulasi PHBS
Simulasi penjaringan skabies dan pedikulosis
Pendampingan penjaringan skabies dan
pedikulosis
4 Tahapan IV: Pendirian Pos
Kesehatan Pesantren
Survey ruangan yang cocok untuk dijadikan
pos kesehatan di pesantren
Persiapan Pendirian ruangan Pos kesehatan
pesantren
Perapihan ruangan
Pembelian perlengkapan dan peralatan pos
kesehatan
Peresmian Pos Kesehatan di Pesantren
5 Tahapan V: Pembuatan
Buku Catatan Medis Santri
Liratur review buku catatan medis santri yang
pernah berjalan
Penyusunan buku catatan medis santri
Pembuatan buku catatan medis
Evaluasi buku catatan medis oleh pakar
Perbanyakan buku catatan medis santri
Pengisian buku catatan medis sebagai hasil
penjaringan skabies dan pedikulosis santri oleh
kader kesehatan santri
:: repository.unisba.ac.id ::
29
6 Tahapan VI:
Pendampingan Kader
dalam pelaksanaan PHBS
Pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan
kader kesehatan santri dalam penjaringan skabies dan pedikulosis
Pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan
penyuluhan PHBS dari kader kesehatan santri kepada seluruh santri di Pesantren
Pendampingan dilakukan selama dan setelah
kegiatan PKM
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
Rencana luaran berupa jasa, sistem, produk/barang, paten, atau luaran
lainnya yang ditargetkan
Tabel 4 Luaran Target dan Capaian
No TARGET CAPAIAN BUKTI
1
artikel ilmiah yang
dipublikasikan melalui
Jurnal Makara Human
Behaviour Studies in Asia,
ISSN 2355-794X
Direktorat Riset dan
Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas
Indonesia Terakreditasi B
atau prosiding ber ISBN
dari seminar nasional, pada
tahun ke-1. Target:
published
artikel ilmiah yang
dipublikasikan melalui
Jurnal Global Medical &
Health Communication
(GMHC), pISSN 2301-
9123 eISSN 2460-5441,
pada tahun ke-1.
Capaian: accepted
Presentasi oral di
seminar internasional
dan prosiding dalam
tahap review
Lampiran 6
2
artikel pada media massa
cetak/elektronik, pada
tahun ke-1. Target: sudah
terbit
artikel pada media
massa cetak, pada tahun
ke-1.
Capaian: sudah terbit di
artikel OPINI Koran
Pikiran Rakyat. Tanggal
9 Okt 2019
Lampiran 7
3
video kegiatan, pada tahun
ke-1.
Target: sudah
terdokumentasi
video kegiatan, pada
tahun ke-1.
Capaian: sudah
terdokumentasi di
youtube
(https://drive.google.co
m/file/d/1Z9HPiKYY5-
kzaTvhiVtECwfw7Ef_T
uRi/view?usp=drivesdk)
:: repository.unisba.ac.id ::
30
4
pembuatan video/ film
singkat tentang tentang
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Pesantren Manarul
Huda
Video kegiatan
Sosialisasi PHBS, pada
tahun ke-1.
Capaian: sudah
terdokumentasi
5
Terbentuknya Pos
Kesehatan Berbasis
Teknologi di Pesantren
Manarul Huda
Berdirinya Pos
kesehatan di pesantren
Manarul Huda
6
Inovasi baru Dokter Kecil
dengan dilantiknya Kader
Kesehatan Santri di
Pesantren Manarul Huda
Dilantiknya Kader
Kesehatan Santri di
Pesantren Manarul Huda
7 Pembuatan buku rekam
medik pengobatan skabies
dan pedikulosis para santri
Terdapatnya Catatan
Rekam Medis Santri Lampiran 8
8 Pembuatan Modul PHBS
di Pesantren
Pembuatan Modul
PHBS di Pesantren
dalam bentuk Buku saku
santri sehat
Gambar 2
BAB V HASIL YANG TELAH DICAPAI
Telah dilaksanakan kegiatan PKM dengan rincian sesuai perencanaan awal
sebagai berikut:
Tahapan I: Pembuatan modul bahan ajar PHBS di pesantren
Tahapan ini dilaksanakan dengan mengadakan rapat kordinasi sejak tgl 15 maret,
dan terbentuklah modul Thaharoh dengan PHBS yang dapat direalisasikan pada 16
Mei 2019. Pembuatan modul PHBS sebgai modifikasi dari bahan ajar bab Thaharoh
dibuat dengan kemasan dan label ciri khas pesantren, diharapkan menjadikan bahan
ajar bab Thaharoh lebih menarik dan dapat diaplikasikan dalam PHBS. Modul
PHBS disusun dalam bentuk buku Saku Santri sehat yang berisi tentang penyakit
skabies dan pedikulosis mulai dari penyebab, penularan, gejala yang timbul,
bagaimana pengobatan dan pencegahannya.
:: repository.unisba.ac.id ::
31
Gambar 2. Buku Saku Santri Sehat sebagai Pedoman Pelaksanaaan PHBS di Pesantren
Tahapan II: Pembentukan kelompok Tutorial Aplikasi Modul PHBS di
pesantren
Tahapan ini dapat dilaksanakan dengan persiapan dilakukan sejak 16 April untuk
kordinasi dan pendataan peserta tutorial di pesantren Manarul Huda.
Berdasarkan data dari pesantren, dibentuklah 12 kelompok tutorial dengan 8
kelompok santriwan dan 4 kelompok santriwati. Data kelompok tutorial dapat
dilihat pada lampiran.
1. Tutorial Kelompok Santri
a. Materi yang dijadikan topik bahasan:
1. Kebersihan Diri (Kepala sd kaki)
2. Penjaringan Skabies dan Pedikulosis
3. Kebersihan lingkungan kamar tidur
4. Kebersihan toilet umum
5. Kebersihan halaman pesantren dan saluran air
6. Penanganan kasus-kasus penyakit yang sering ditemukan
b. Jenis Kegiatan :Tutorial
c. Waktu kegiatan : 3 minggu (@ 3 jam)
d. Jumlah peserta : 12 kelompok masing-masing kelompok 10 orang
e. Jumlah Tim Pelaksana pemateri/pendamping dan narasumber: 15 orang
(dengan mentor 12 mahasiwa dan 1dokter alumni FK Unisba atau 2 dosen)
:: repository.unisba.ac.id ::
32
f. Metode : Tutorial (presentasi dan diskusi)
2. Praktek simulasi PHBS (pembuatan dan perbaikan alur PHBS sehari -hari
mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi).
3. Evaluasi : Pre-test dan Post-test Setiap kegiatan Tutorial
4. Luaran Kegiatan Tutorial: terpilihnya perwakilan 1-2 orang dari tiap kelompok
untuk dijadikan kader kesehatan santri dari hasil seleksi, yang pada tahapan III akan
dilanjutkan mengikuti Pelatihan Kader Kesehatan Santri.
Dokumemntasi kegiatan tutorial di pesantren dapat dilihat pada Gambar sebagai
berikut:
Gambar 2 Pelaksanaan Tutorial dalam Mensosialisasikan PHBS di Pesantren
Gambar 3 Pelaksanaan Tutorial dalam Mensosialisasikan PHBS di Pesantren Tahapan III: Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri
Pelatihan ini dilakukan kepada santri pilihan perwakilan dari tiap kelompok tutorial
yang telah dibentuk di tahapan II pada tanggal 27 Juli 2019, 3 Agustus dan rencana
di akhir agustus masih belum terlaksana.
a. Jenis Kegiatan :Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri
:: repository.unisba.ac.id ::
33
b. Waktu kegiatan : 2 bulan
c. Jumlah Kader kesehatan santri : 24 santri (2 orang dari masing-masing
kelompoktutorial yang memiliki jiwa kepedulian dan kepemimpinan)
d. Jumlah Tim Pelaksana, Narasumber dan teknisi : 5 orang ( 3 Orang Dosen dan
2 mahasiswa)
e. Metode : Pemberian materi dan Praktek langsung
f. Evaluasi : pre dan post tes, skill penyuluhan PHBS dan penjaringan Skabies
dan pedikulosis
g. Pendampingan oleh tim pelaksana PKM dalam penyuluhan PHBS dan
penjaringan Skabies dan pedikulosis.
Pelaksanaan pelatihan santri sebagai kader kesehatan, dapat dilihat pada
dokumnetasi di bawah ini:
Gambar 4 Pelatihan santri sebagai kader kesehatan dibimbing mahasiswa
FK Unisba tim PKM
:: repository.unisba.ac.id ::
34
Gambar 5 Pelatihan santri sebagai kader kesehatan
Gambar 6 Pelantikan Santri sebagai Kader Kesehatan di Pesantren Manarul Huda
Kegiatan tahap berikutnya yang akan segera dilaksanakan adalah:
Tahapan IV: Pendirian Pos Kesehatan Pesantren
:: repository.unisba.ac.id ::
35
Pembangunan berlangsung dalam 4 bulan oleh pihak pesantren, dengan swadaya
dari para santri yang bergotong royong membangunnya. Berlokasi di sekitar asrama
perempuan, dengan luas bangunan 4 x 7 M, dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut:
Gambar 7 Peresmian Pos kesehatan pesantren oleh ketua LPPM UNISBA
Tahapan V: Pembuatan Buku Catatan Medis Santri
Tahapan ini sudah ada dan dipakai dalam mencatat keluhan para santri. Catatan
medis pribadi santri dapat dilihat di Lampiran .
Tahapan VI: Pendampingan Kader dalam pelaksanaan PHBS
Tahapan ini dilakukan kerjasama dengan alumni FK Unisba, sehingga terjadi
kesinambungan program penjaringan skabies pedikulosis, dan berjalan sebulan
sekali.
Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini dapat dilihat terjadi perubahan angka
kejadian skabies dan pedikulosis dari hasil survey sebelum kegiatan dan sesudah
kegiatan PKM. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
:: repository.unisba.ac.id ::
36
Tabel 5 Karakteristik Santri Sebelum Kegiatan PKM
Diagnosis
Laki-laki Perempuan Total
n % n % n %
Skabies 18 25 2 3 20 28
Pedikulosis 0 0
Skabies
dan
Pedikulosis
2 3 15 21 17 24
Sehat 27 38 7 10 34 48
Jumlah 47 66 24 34 71 100
* Survey 2018
Tabel 6 Karakteristik Santri Setelah Kegiatan PKM 2019
Diagnosis
Laki-laki Perempuan Total
n % n % n %
Skabies 13 21 0 0 13 21
Pedikulosis 0 7 11 7 11
Skabies
dan
Pedikulosis
0 0 0 0 0 0
Sehat 25 40 17 27 42 68
Jumlah 38 61 24 39 62 100
* Survey 2019
Terdapat peningkatan pengetahuan santri tentang PHBS setelah dilakukan
sosialisasi PHBS dengan metode tutorial dan menggunakan modul pembelajaran
PHBS dalam bentuk Buku saku santri sehat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pre
dan post test, yang dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
:: repository.unisba.ac.id ::
37
Gambar 8 Gambaran Tingkat Pengetahuan Santri
Berdasarkan gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan
PHBS santri lebih meningkat setelah sosialisasi dengan pemberian buku saku
dibandingkan dengan metode tutorial. Hal ini dapat dilihat dari hasil post tes setelah
pemberian buku saku dikarenakan para santri lebih jelas dan dapat membaca sendiri
buku saku yang berisi pedoman tatacara berperilaku hidup bersih dan sehat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Perilaku hidup bersih dan sehat bukanlah suatu hal yang mustahil dilakukan
di pesantren, namun dalam realisasinya memerlukan kerjasama dari berbagai pihak.
Sosialisasi PHBS melalui “PAKET PROGRAM EDUKASI PHBS” berupa
pembuatan modul materi PHBS, pelatihan santri sebagai kader kesehatan,
pembentukan pos kesehatan di pesantren dan pendampingan dapat dijadikan “role
model” menuju pesantren bebas skabies dan pedikulosis.
Sebagai saran dalam pemberantasan skabies dan pedikulosis memerlukan
perhatian dari berbagai pihak selain pesantren dan perguruan tinggi, diharapkan dari
pihak pemerintah melalui departemen yang berwenang dalam kebijakan
pemberdayaan pesantren, menuju pesantren sehat bebas skabies dan pedikulosis.
85 86 87 88 89 90 91 92 93
Metode mentoring
Metode pemberian buku
LUARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI
NILAI SKORING Post-Test Scabies NILAI SKORING Pre-Test Scabies
:: repository.unisba.ac.id ::
38
DAFTAR PUSTAKA
Akmal Sc. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok
Pendidikan Islam Darul Ulum Di Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun
2013. Padang;Unand; 2013 [Diunduh 20 Juni 2015] Tersedia Dari :
Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id
Bieri F.A. Gdj, G.M. W. Health-Education Package To Prevent Worm Infections
In Chinese Schoolchildren. The New England Journal Of Medicine.
2013;368:1603-12
Ekanawati, M. And Alim Sumarno, S.P., Pengembangan Media Computer
Assisted Instruction (Cai) Pada Mata Pelajaran Ips Materi Siklus Hidrologi
Bagi Siswa Kelas Vii Smp Negeri 2 Sidayu Kabupaten Gresik.
Gilmore, S.J., 2011. Control Strategies For Endemic Childhood Skabies. Plos
One, 6(1), P.E15990.
Mukti AG. 2017. Strategi dan Kebijakan Kemristekdikti dalam Meningkatkan
Sinergisitas Pemangku Kepentingan untuk Mempertahankan dan
Meningkatkan Mutu Pendidikan Kedokteran. Kemenristekdikti, Jakarta
Akmal Sc. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok
Pendidikan Islam Darul Ulum Di Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2013.
Padang;Unand; 2013 [Diunduh 20 Juni 2015] Tersedia Dari :
Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id
Gilmore, S.J., 2011. Control Strategies For Endemic Childhood Skabies. Plos
One, 6(1), P.E15990.
Bieri F.A. Gdj, G.M. W. Health-Education Package To Prevent Worm Infections
In Chinese Schoolchildren. The New England Journal Of Medicine.
2013;368:1603-12
Mochamad Setyo Pramono, Paramita A, Muzakiroh U. Pengembangan Permainan
Multimedia Interaktif Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa
Sekolah Dasar. Buletin Penelitian Kesehatan. 2011;39:165-75.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos
Kesehatan Pesantren.
Sungkar S. Skabies : Etiologi, Patogenesis, Pengobatan, Pemberantasan, dan
Pencegahan. 2016. 86–88 p.
Triyani Y, Yuniarti L, Tejasari M, Purbaningsih W, Ismawati I, Respati T. A
Journey to a Better Community Service in Religious Boarding School
:: repository.unisba.ac.id ::
39
Pesantren. 2019;307(SoRes 2018):497–9.
Karimkhani C, Colombara D V., Drucker AM, Norton SA, Hay R, Engelman D,
et al. The global burden of scabies: a cross-sectional analysis from the
Global Burden of Disease Study 2015. Lancet Infect Dis [Internet].
2017;17(12):1247–54. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/S1473-
3099(17)30483-8
Lockwood SJ, Saavedra A, Rosmarin D. Tropical Dermatology [Internet]. Tenth
Edit. Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Infectious Disease.
Elsevier Inc.; 2019. 69–77 p. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-
0-323-55512-8.00008-9
Sethi A. Bacterial Skin and Soft Tissue Infections in [Internet]. Tenth Edit.
Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Infectious Disease. Elsevier
Inc.; 2019. 555–557 p. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-0-
323-55512-8.00061-2
Chosidow O, Fuller LC. Scratching the itch: is scabies a truly neglected disease?
Lancet Infect Dis [Internet]. 2017;17(12):1220–1. Available from:
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1473309917304693
Heukelbach J FH. Scabies. Lancet. 2006;37(9524):1767–74.
Nanda FD, Murti B, Dharmawan R. Path Analysis on Factors Associated with the
Risk of Scabies Among Students at Darussalam Islamic Boarding School,
Blokagung, Banyuwangi, Indonesia. J Epidemiol Public Heal.
2016;1(1):18–26.
Martino YA, Sulistiowati E, Purnomo Y. Model Pemberdayaan Santri Ponpes Al-
Hidayah Batu Alang Sebagai Kader Kesehatan Berbasis Terapi Herbal.
JIPEMAS J Inov Has Pengabdi Masy. 2018;1(2):86.
Yingklang M, Sengthong C, Haonon O, Dangtakot R, Pinlaor P, Sota C, et al.
Effect of a health education program on reduction of pediculosis in school
girls at Amphoe Muang, Khon Kaen Province, Thailand. PLoS One.
2018;13(6):1–15.
Wahyuni NS. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Di Puskesmas Sumber Rejo Kota Balikpapan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2012. Fak Kesehat Masy Progr Sarj Kesehat
Masy. 2012;
Thean LJ, Engelman D, Kaldor J, Steer AC. Scabies: New opportunities for
management and population control. Pediatr Infect Dis J. 2019;38(2):211–
3.
Yusof M, Fitri S, Damopolii Y. A Study on Knowledge , Attitude and Practice in
Preventing Transmission of Scabies in Pesantren Darul Fatwa , Jatinangor.
Althea Med J. 2015;2(1):131–7.
:: repository.unisba.ac.id ::
40
Tresnasari C, Respati T, Maulida M, Triyani Y, Tejasari M, Kharisma Y, et al.
Understanding Scabies in Religious Boarding School (Pesantren).
2019;307(SoRes 2018):520–2.
Engelman D, Steer AC. Diagnosis, treatment, and control of scabies: can we do
better? Lancet Infect Dis [Internet]. 2018;18(8):822–3. Available from:
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1473309918303724
:: repository.unisba.ac.id ::
41
Lampiran 1
Tutor Guide 1-3 Pengembangan Kader Kesehatan Pesantren
Pesantren Manarul Huda – Bandung
PKM RISTEKDIKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019
:: repository.unisba.ac.id ::
42
TUJUAN: Mengenalkan Serba serbi Penyakit Skabies
PERTEMUAN PERTAMA
1. Mereview hasil Tutorial ke-1 (10 menit )
TUTOR: Menanyakan kpd masing2 santri apa yg mereka tangkap kegiatan Tut ke-
1, dll.
Minta setiap santri masing2 menjelaskan, apakah sama dengan maksud kita atau
belum?
a. Judul Judul Pengabdian Kepada Masyarakat:
“Pkm Pelatihan Kader Kesehatan Santri Untuk
Penanggulangan Penyakit Skabies Dan Pedikulosis Di
Pesantren Manarul Huda Kota Bandung Jawa Barat”
b. Tujuan pembentukan kelompok tutorial:
- Sebagai media silaturahmia antara pihak civitas akademika
FK Unisba denngan pihak pesantren dalam hal ini santri
sebagai amalan dari Hadits:
“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya. Tidak
boleh mendhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan
kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang
memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan
memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan
kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan melapangkan
:: repository.unisba.ac.id ::
43
kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang
menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan
menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat”
HR. Bukhari no. 2442, Muslim no. 2580, Ahmad no. 5646, Abu
Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426 ; dari Abdullah bin ‘Umar
radliyallahu ‘anhuma.
- Dengan kelompok tutorial diharapkan penyuluhan yg
disampaikan terjadi hubungan yg lebih intensif dan bisa 2 arah,
tidak seperti penyuluhan umum spt yg pernah dilakukan
sebelumnya hanya satu arah
- Diharapkan terjadi saling memberikan informasi anatara pihak
mahasiswa dg para santri baik dari ilmu dan pelaksanaan
keilmuan masing2.
- Tutorial berlangsung selama 3x dan di akhir kegiatan akan ada
post test, dan hasil post test tertinggi akan dipilih 2 orang tuk
dijadikan perwakilan sebagai kader untuk mengikuti pelatihan
“Kader kesehatan Santri”
c. Tujuan pelatihan Kader kesehatan santri:
Melatih kader kesehatan santri, sehingga dapat dihasilkan
lulusan kader kesehatan yg dapat dijadikan pembaharu di bidang
kesehatan pesantren.
Diharapkan juga kader kesehatan santri tersebut dapat:
- melakukan pemeriksaan sederhana
- mengenal awal gejala penyakit2 yg sering terjadi di pesantren,
- membuat catatan medis tentang penyakit2 yg sering terjadi di
pesantren
- memberikan pengobatan sederhana sebagai pertolongan
pertama buat teman2nya yg sakit
- melaporkan permasalahan kesehatan yg ada kepada dokter yg
bertugas di pos kesehatan pesantren
:: repository.unisba.ac.id ::
44
- melalukan dan mengajak temannya untuk tindakan
preventif/ pencegahan penyakit
- peduli terhadap kebersihan lingkungan
- memikirkan inovasi2 untuk memelihara kesehatan di
pesantren
d. Tujuan Pelantikan Kader Kesehatan:
- Diperoleh kader kesehatan santri yg tuk menciptakan
Pesantren sehat bebas skabies dan pedikulosis (sebagai tahap
awal)
- Tahap selanjutnya diharapkan dapat menjadi pelopor buat
generasi selanjutnya tuk menurunkan ilmunya dalam
menciptakan Pesantren sehat
e. Tujuan Pembuatan Pos kesehatan santri:
Tersedianya tempat khusus untuk pemeriksaan kesehatan santri,
dan sebagai tempat untuk menampung dan menemukan inovasi2
di bidang kesehatan di pesantren
f. Tujuan pembuatan buku rekam medik santri:
Untuk data base kesehatan santri, sehingga dapat diketahui
bagaimana kondisi kesehatan tiap santri, dalam rangka menjaga
dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental santri.
Sehingga cita2 terbentuknya “Ilmu Yang Luas dan Tubuh Yang
Perkasa” buat generasi pelanjut risalah akan terbentuk.
:: repository.unisba.ac.id ::
45
QS 2: 247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya
Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab:
"Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya
Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan
tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui
g. Tujuan buku pedoman kesehatan santri:
- Buku ini berisi informasi2 tentang pemeliharaan kesehatan
diri dan lingkungannya sesuai yg akan disampaikan dalam
pelatihan kader kesehatan santri
- Santri mempunyai pedoman teknis dalam menjaga kesehatan
diri dan lingkunganya.
GUIDING QUESTIONS Tutorial Ke-1:
1. Adakah permasalahan kesehatan yg dirasakan di pesantren? Apa saja
jelaskan?
2. Apakah di pesantren ada yang pernah mengalami sakit?
3. Apa penyakit yang paling sering dirasakan santri ?
4. Kalau ada yg sakit bagaimana penanganannya selama ini?
:: repository.unisba.ac.id ::
46
5. FAsilitas kesehatan yang dijadikan tempat untuk berobat apa ?
6. Siapa yang membiayai pengobatan?
7. Apakah seudah pernah mendengar mengenai PHBS
8. Pengetahuan tentang kebersihan diri dan lingkungan selama ini darimana
sumbernya?
9. Siapa saja yang menjelaskan?
10. Adakah hand out bahan pelajaran tuk mengetahui kebersihan diri dan
lingkungan?
GUIDING QUESTIONS Tutorial Ke-2:
1. Definisi Skabies
2. Etiologi (faktor penyebab) Skabies
3. Gejala dan tanda penyakit Skabies
4. Bagian tubuh yang bisa dan paling sering terkena penyakit
skabies
5. Bagaimana cara penularan penyakit Skabies (langsung dan tidak
langsung)
6. Apakah bisa diobati?
7. Bagaimana cara mengobatinya?
8. Apakah bisa dicegah?
9. Bagaimana pencegahannya?
10. Tinjauan Islam dalam hal Kebersihan?
GUIDING QUESTIONS Tutorial Ke-3:
1. Definisi Kutuan/ Pedikulosis
2. Etiologi (faktor penyebab) Pedikulosis
3. Gejala dan tanda penyakit Pedikulosis
4. Bagian tubuh yang bisa dan paling sering terkena penyakit
Pedikulosis
5. Bagaimana cara penularan penyakit Pedikulosis (langsung dan
tidak langsung)
:: repository.unisba.ac.id ::
47
6. Apakah bisa diobati?
7. Bagaimana cara mengobatinya?
8. Apakah bisa dicegah?
11. Bagaimana pencegahannya?
12. Tinjauan Islam dalam hal Kebersihan?
:: repository.unisba.ac.id ::
48
Lampiran 2 Kelompok Tutorial Santri
KELOMPOK TUTORIAL SANTRI MUKIM PONPES MANARUL HUDA
KELOMPOK PUTRA
KELOMPOK NO NAMA
1
1 Ustd syamsu
2 Aceng
3 Ilyas
4 Yadi
5 Wahid
6 Hamdan
7 Epul
8 Abdul
2
1 Ustad Nden
2 Ende
3 Yudi (dieng)
4 Sandi
5 Faqih
6 Dede
7 Yusuf
8 Yudi (garut)
3
1 Ustad eden
2 Hamim
3 Riziq
4 Cecep
5 Miftah
6 Fazar
7 Miraj
8 Salman
4
1 Ustad miftah
2 Wahyu
3 Rohimat
4 Firman
5 Dani (garut)
6 Hisyam
7 Ihsan
8 Arman
5
1 Ustad herman
2 Mumin
3 Subhan
4 Agus
5 Husen
6 Wahdan
7 Sandi
8 Mahmudin
:: repository.unisba.ac.id ::
49
6
1 Ustad lutpi
2 Depi
3 Bagus
4 Ahmad
5 Rehan
6 Riza
7 Anwar
8 Gungun
7
1 Asep
2 Ans
3 Habib
4 Agus
5 Mugni
6 Kamal
7 Dani
8 Riski
8
1 Hermawan
2 Nurzaman
3 Mustofa
4 Fasa
5 Jaka
6 Amar
7 Aziz
8 Rian
KELOMPOK PUTRI
KELOMPOK NO NAMA
1
1 Teh Riska
2 Teh Siti
3 Masrifah
4 Riska
5 Rani
6 Cici
7 Siti Fadliah
8 Silvi
9 Syifa
10 Kaka
2
1 Teh Neneden
2 Linda
3 Maya
4 Pipit
5 Ai Nurhayati
6 Bintang
7 Ainun
8 Teh Euneng
:: repository.unisba.ac.id ::
50
9 Teh SIlvi
10 Neng Aira
3
1 Teh Lilih
2 Nurmala
3 Saskia
4 Teh Sofi
5 Reni
6 Anggi
7 Neng Bagja
8 Nazwa
9 Siti
10 Aida
:: repository.unisba.ac.id ::
51
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan PKM
TANGGAL 19-05-2019
PELAKSANAAN PEMBUKAAN ACARA PKM, TUTORIAL KE-1 DAN
PEMERIKSAAN FISIK SANTRI
:: repository.unisba.ac.id ::
52
RUNDOWN PELATIHAN SANTRI SEBAGAI KADER
KESEHATAN DI PESANTREN MANARUL HUDA 27 JULI 2019
Tanggal 27 Juli 2019
Waktu
Dur
asi
Kegiatan Tempat
07.15-07.30 30’ Briefing Panitia Lobby Lt. 1 FK Unisba
07.30-07.50 20’ Perjalanan menuju pesantren FK Unisba- Pesantren Manarul
Huda
07.50-08.00 10’ Persiapan di lapangan Masjid
08.00-08.05 5’ Pembukaan Masjid
08.05-08.10 5’ Pembacaan Ayat Suci Al-Quran Masjid
08.10-08.15 5’ Sambutan Pihak Pesantren Masjid
08.15-08.20 5’ Sambutan dr. Yani Triyani Masjid
08.20-08.35 15’ Pretest Masjid
08.35-09.35 60’ Edukasi PPT Masjid
09.35-10.35 60’ Pembuatan Karya
10.35-10.50 15’ Post Test Masjid
10.50-11.00 10’ Penutupan dan Pulang Masjid
:: repository.unisba.ac.id ::
53
Gambar Suasana Pelatihan Santri sebagai Kader Kesehatan
:: repository.unisba.ac.id ::
54
Lampiran 4 Hasil Karya Santri Sebagai Kader Kesehatan
HASIL LOMBA POSTER PHBS-PERSONAL HYGIENE
:: repository.unisba.ac.id ::
55
:: repository.unisba.ac.id ::
56
Lampiran 5 Publikasi Artikel
a. Publikasi artikel GMHC dalam tahap review
:: repository.unisba.ac.id ::
57
b. Presentasi poster seminar Internasional
:: repository.unisba.ac.id ::
58
Lampiran 6 Artikel Media Masa Opini Pikiran Rakyat 9 Okt 2019
:: repository.unisba.ac.id ::
59
Lampiran 7 Catatan Medis Santri
STATUS SANTRI
No Urut :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Tekanan darah :
Bagian tubuh yang terkena skabies (Berilah tanda check (√))
:: repository.unisba.ac.id ::
60
No Tanggal Keluhan Pemeriksaan Fisik-
Diagnosis Terapi Keterangan
Lampiran 8 Buku Saku Santri Sehat
:: repository.unisba.ac.id ::
:: repository.unisba.ac.id ::
:: repository.unisba.ac.id ::
Buku ini milik
Nama : ……………………………………..
Kobong : ……………………………………..
1 :: repository.unisba.ac.id ::
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
PHBSPHBS
2 :: repository.unisba.ac.id ::
Menjaga kebersihan badan Badan yang bersih akan membantu badan
kita terhindar dari penyakit, khususnya
penyakit kulit.
Tips menjaga kebersihan badan:
Mandi 2 kali sehari
Keramas minimal 2 kali seminggu
Mandi menggunakan air bersih dan
sabun
Membilas badan benar-benar saat
mandi hingga tidak tersisa sampo atau
sabun
Mengganti baju dalam dan celana
dalam 2 kali sehari
3 :: repository.unisba.ac.id ::
6. Menjaga kerapihan dan kebersihan kuku
7. Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun khususnya : sebelum dan sesudah
makan, sesudah berkegiatan di luar,
setelah buang air kecil dan besar
4 :: repository.unisba.ac.id ::
GIZI SEIMBANG Gizi seimbang akan membantu tubuh
kita tetap sehat dan melawan penyakit
loh!
Tips menjaga keseimbangan gizi
badan:
Biasakan makan 3 kali sehari
(pagi, siang, malam)
Biasakan mengkonsumsi ikan
dan sumber protein lainnya
Perbanyak makan sayuran dan
buah-buahan
5 :: repository.unisba.ac.id ::
Biasakan menyikat gigi 2
kali sehari
Tidak merokok dan mi-
num minuman beralko-
hol
Lakukan olahraga secara
teratur
6
Menjaga kebersihan ba-
dan
:: repository.unisba.ac.id ::
Pediculus capitis
(Kutu Kepala)
7 :: repository.unisba.ac.id ::
Pediculus capitis disebut juga sebagai kutu kepala...
Tinggal di kepala manusia
Memakan darah manusia dengan men-
ghisap
Berukuran lebih kecil dari biji wijen
Tidak bisa terbang atau loncat, bergerak
leluasa di helai-helai rambut
8 :: repository.unisba.ac.id ::
Disebar dari manusia ke manusia lainnya
dengan kontak langsung
Dapat bertahan hidup di baju atau alas
tidur hingga 48 jam
Gigitannya
menyebabkan gatal
Secara medis “kutuan” disebut dengan
pediculosis
9 :: repository.unisba.ac.id ::
10 :: repository.unisba.ac.id ::
Tanda-tanda terkena pediculosis:
Gatal-gatal di kulit kepala atau le-
her bagian atas
Bintik-bintik merah di kulit kepala,
leher, dan bahu
Tampak adanya kutu dan/atau telur
kutu di kepala
Kesulitan tidur karena gatal
Gigitan kutu kepala menyebabkan gatal
karena air liurnya memicu alergi di kepala
kulit.
Tahukah kamu?
11 :: repository.unisba.ac.id ::
CARA MENCEGAH PEDICULOSIS
Hindari penggunaan bersama benda-benda yang berhubungan
dengan rambut dan kepala,
seperti: Handuk, sisir, topi, peci,
kerudung, helm
Hindari kontak antar kepala
secara langsung
12 :: repository.unisba.ac.id ::
Keramas secara rutin, minimal 2 kali seminggu
Jaga kebersihan dan kerapihan;
bertanggungjawab atas barang
pribadi
13 :: repository.unisba.ac.id ::
CARA MENYEMBUHKAN PEDICULOSIS
Mengambil kutu dari rambut
secara manual
Mencuci pakaian, alas tidur,
sarung bantal, serta handuk
dengan air mendidih, lalu jemur
dibawah
14 :: repository.unisba.ac.id ::
Menggunakan obat khusus penghilang kutu kepala
15 :: repository.unisba.ac.id ::
Sarcoptes scabiei
(Kutu Skabies)
16 :: repository.unisba.ac.id ::
Sarcoptes scbiei disebut juga sebagai tungau (kutu) skabies...
Tinggal di dalam kulit
manusia
Memakan kulit mati
manusia
Berukuran sangat kecil dan tidak kasat mata
Tidak bisa terbang atau loncat
Disebar dari manusia ke manusia lainnya
dengan kontak langsung
Dapat bertahan hidup di baju atau alas tidur
hingga 36 jam
Gigitannya
menyebabkan gatal
Secara medis disebut skabies
17 :: repository.unisba.ac.id ::
18 :: repository.unisba.ac.id ::
Tanda-tanda terkena skabies: Gatal-gatal di kulit dan sangat parah saat
malam hari
Ada bekas bentuk terowongan tipis di
permukaan kulit
Kesulitan tidur karena gatal
Kulit bintik-bintik dan rasa gatal adalah
signal bahwa ada benda asing yang
memasuki kulit. Semakin sehat
seseorang, semakin bagus sistem
imunnya melawan skabies
Tahukah kamu?
19 :: repository.unisba.ac.id ::
Bintik merah di per-
mukaan kulit Jejak terowongan
yang dibuat oleh
kutu
Bin k-bin k merah di kulit di area: sela-
sela jari, ketiak, pinggang, sisi dalam perge-
langan tangan, siku, telapak kaki, sekitar
payudara, bagian kemaluan laki-laki, pantat,
dan lutut
Ciri khas penyakit skabies..
20 :: repository.unisba.ac.id ::
Area tubuh yang rawan terkena infeksi
Area tubuh yang menunjukkan adanya in-
feksi
21 :: repository.unisba.ac.id ::
Membersihkan semua sudut kamar dan tempat tinggal
secara teratur
Hindari kontak langsung dengan orang yag sudah
terkena skabies
CARA MENCEGAH SKABIES
22 :: repository.unisba.ac.id ::
Mandi teratur dan bersih,
menggunakan sabun minimal 2
kali sehari
Tidak menumpuk pakaian yang
telah dipakai, maupun handuk,
sprei, sarung
23 :: repository.unisba.ac.id ::
CARA MENYEMBUHKAN SKABIES
24 :: repository.unisba.ac.id ::
:: repository.unisba.ac.id ::
:: repository.unisba.ac.id ::