LAPORAN
-
Upload
wayan-rudiartadi -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of LAPORAN
1
I. Judul Percobaan
Hukum Ohm
II. Tujuan Percobaan
Menentukan besar R dan mengetahui serta mempelajari hubungan antara
kuat arus (I) dan tegangan (V) yang mengalir pada sebuah rangkaian
listrik.
III. Landasan Teori
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda
potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan
baterai. George Simon Ohm menentukan dengan eksperimen bahwa arus
listrik (I) pada kawat logam sebanding dengan beda potensial (V) yang
diberikan pada setiap ujungnya.
I ∞V
Sebagai contoh, jika kita menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus
akan dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan dengan baterai 3 V.
Akan sangat membantu jika kita bandingkan arus listrik dengan
aliran air di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa
(atau sungai) hampir rata (datar), kecepatan air akan kecil. Tetapi jika satu
ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan aliran (arus) akan lebih
besar. Makin besar perbedaan ketinggian, makin besar arus. Sama seperti
penambahan ketinggian menyebabakan aliran air yang lebih besar,
demikian pula beda potensial listrik yang lebih besar, atau tegangan,
menyebabkan aliran arus listrik menjadi lebih besar.
Besarnya aliran arus listrik pada kawat tidak hanya bergantung
pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap
aliran elektron. Dinding-dinding pipa atau tepian sungai dan batu-batu di
tengahnya, memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang
sama, elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-
atom kawat. Semakin tinggi hambatan ini, semakin kecil arus untuk suatu
tegangan V. Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus
2
berbanding terbalik dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan
kesebandingan di atas kita dapatkan:
I=VR
……….(i)
Dimana R adalah hambatan kawat atau satu alat lainnya, V adalah
beda potensial yang melintasi kawat tersebut, dan I adalah arus yang
mengalir padanya. Hubungan ini sering dituliskan dengan V=I . R dan
dikenal sebagai Hukum Ohm. Satuan untuk hambatan disebut Ohm yang
dilambangkan dengan Ω.
Hubungan antara kuat arus listrk (I), tegangan (V), dan hambatan
(R) dapat dilukiskan pada grafik berikut.
Semua alat listrik, dari pemanas sampai bola lampu hingga
amplifier stereo, memberikan hambatan terhadap aliran arus. Filamen bola
lampu dan pemanas listrik merupakan jenis kawat khusus yang
hambatannya mengakibatkan alat tersebut menjadi sangat panas.
Umumnya kawat penghubung memiliki hambatan yang sangat kecil
dibandingkan dengan hambatan filamen atau kumparan kawat.
IV. Alat dan Bahan
Terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
melakukan percobaan ini, yaitu:
1. Sebuah catu daya
2. Sebuah papan rangkaian
3. Enam buah kabel penghubung
Gambar 1. Grafik hubungan I dan V
3
4. Sebuah Amperemeter, dengan nst: 10mA dan batas ukur 0-500mA
5. Sebuah Voltmeter, dengan nst 0.5V dan batas ukur 0-15V
6. Sebuah hambatan tetap sebasar 100Ω
V. Langkah-Langkah Percobaan
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan percobaan ini, yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Mengecek keadaan dan kondisi alat dan bahan serta melakukan
kalibrasi terhadap alat ukur yang akan digunakan dalam percobaan.
3. Menyusun alat dan bahan sehingga membentuk sebuah rangkaian
listrik seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.
Catu
daya
dalam keadaan off
4. Menghidupkan catu daya
5. Mengatur potensimeter sehingga voltmeter menunjukkan tegangan
sekitar 2 Volt. Kemudian membaca kuat arus yang mengalir pada
amperemeter dan mencatat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
Gambar 2. Rangkaian percobaan
4
6. Mengatur kembali potensimeter sehingga voltmeter menunjukkan
tegangan sedikit lebih tinggi dari 2 Volt, membaca kuat arus pada
amperemeter dan mencatat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
7. Mengulangi langkah 6 sebanyak 8 kali.
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan
No Tegangan (Volt) Kuat Arus (mA)
1
2
3
...
N
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
VI. Teknik Analisis Data
Dalam percobaan ini dicari nilai hambatan dari penghantar yang
digunakan dihitung dengan persamaan (i), kemudian dicari nilai rata-rata
dan kesalahan mutaknya ditentukan dengan persamaan,
R=∑n=1
n=8 Rn
n……….(ii)
Dengan n = jumlah data
Δ R=√∑n=1
n=8 (R−R )2
n−1………..(iii)
Dengan kesalahan relatif
KR=|Δ RR |×100 % ………. (iv )
Hasil percobaan yang memiliki kesalahan relatif yang besarnya
kurang dari 10% masih dapat diterima.
Selain itu juga dilakukan analisis secara kualitatif. Untuk
mengecek hubungan antara tegangan dan kuat arus dilakukan
perbandingan antara hasil yang diperoleh dari analisis data menggunakan
persamaan di atas dengan nilai R yang diperoleh dari grafik I-V yang
secara teori sesuai dnegan hasil yang diperoleh pada gambar 1.
5
VII. Data Hasil Percobaan
Tabel 2. Data Hasil Percobaan
No Tegangan (Volt) Kuat Arus (mA)
1 2.0 20
2 3.0 30
3 4.0 40
4 5.0 50
5 6.0 60
6 7.0 70
7 8.0 80
8 9.0 90
VIII. Analisis Data
(analisis data secara kuantitatif terlampir)
Secara kualitatif, berdasarkan data yang diperoleh dapat dianalisis
bahwa setiap tegangan diperbesar kuat arus yang terukur juga semakin
membesar. Yang artinya dalam percobaan ini teramati bahwa kuat arus
sebanding/ berbanding lurus terhadap tegangan. Selain itu rasio atau hasil
bagi antara tegangan dan kuat arus listrik (yang selanjutnya menjadi besar
hambatan) besarnya sama atau konstan.
IX. Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan analisis data baik secara kuntitatif maupun
kualitatif terhadap data yang diperoleh dalam percobaan didapatkan hasil
sebagai berikut:
Besar hambatan yang terukur adalah R=(100 ± 0)Ω dengan kesalahan
relatif yang didapatkan selama perhitungan sebesar KR=0 %.
Kuat arus (I) sebanding/ berbanding lurus terhadap tegangan (V), I ∞V
.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dapat diketahui bahwa Hukum
Ohm telah dapat dibuktikan dalam percobaan ini dengan sangat baik,
6
artinya sesuai dengan teori yang ada. Selain itu keakuratan hasil percobaan
mencapai 100%, sebab hambatan tetap yang terpasang yang nilainya telah
ditentukan besarnya sama dengan hasil (analisis data) percobaan yang
dilakukan.
Walaupun demikian dalam melakukan percobaan praktikan
melakukan ataupun manemui beberapa kesalahan ataupun kendala, yang
dapat memengaruhi proses dan hasil percobaan.
Kendala-Kendala
Selama proses pengambilan data saat praktikum, praktikan
menemui beberapa kendala, yaitu:
1. Praktikan kesulitan saat membaca skala alat ukur, sebab jarum
penunjuk pada voltmeter dan amperemeter tidak menunjukkan satu
angka (skala ukur) yang tepat, jarum penunjuk pada alat ukur sering
menunjukkan skala diantara dua angka pada skala ukur, sehingga
membingungkan praktikan. Untuk mengatasi hal ini, praktikan selalu
berpedoman pada cara pembacaan skala pada alat ukur.
2. Praktikan kesulitan saat membaca alat ukur baik itu voltmeter maupun
amperemeter, sebab saat percobaan sempat beberapa kali jarum
penunjuk pada alat ukur terus bergarak (tidak menunjukkan satu angka
yang pasti). Hal ini disebabkan oleh pemasangan kabel peghubung dari
alat ukur ke papan rangkaian kurang pas, sehingga untuk mengatasi hal
ini praktikan selalu memegangi kabel penghubung tersebut.
Kesalahan-Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang praktikan lakukan pada saat
percobaan yaitu sebagai berikut:
1. Kesalahan umum, yakni kesalahan-kesalahan yang terjadi karena
kekeliruan praktikan. Pada percobaan kali ini adapun kesalahan-
kesalahan yang dilakukan praktikan adalah pada saat membaca skala
alat ukur yang memiliki penunjuk skala berupa jarum pandangan
pengamat (praktikan) kurang tegak lurus dengan skala alat ukur
sehingga terjadi kesalahan paralaks yang memengaruhi data yang
diperoleh. Selain itu kesalahan yang dilakukan praktikan adalah
7
kurangnya persiapan praktikan dalam menghadapi percobaan ini
sehingga percobaan menjadi kurang efisien.
2. Kesalahan sistematis, yakni kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur
atau instrumen dan disebabkan oleh pengaruh lingkungan pada saat
melakukan praktikum. Adapun kesalahan sistematis yang terjadi pada
percobaan ini adalah rangkaian yang kurang ideal sehingga sempat
terjadi kekacauan jarum penunjuk pada alat ukur (jarum penunjuk
terus bergerak).
3. Kesalahan acak, yakni kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal lain
yang tidak diketahui secara pasti, tetapi terjadi, misalnya pada saat
melakukan perhitungan angka-angka. Hal ini terjadi, tetapi tidak
diketahui atau sulit diketahui.
X. Pertanyaan dan Jawaban
X.1Pertanyaan
1. Tentukan nilai R berdasarkan data yang Anda peroleh.
Nyatakan hasilnya dalam bentuk R=R ± ∆ R dan KR
percobaan.
2. Buatlah grafik I-V dan berdasarkan grafik tersebut tentukan
nilai R.
3. Bandingkan nilai R yang Anda peroleh dari hasil 1) dan 2), dan
lakukan analisis sederhana terhadap hasil ini.
4. Sebutkan kendala-kendala yang Anda temukan selama proses
pengambilan data dan tunjukkan cara mengatasinya.
5. Simpulkan hasil percobaan Anda.
X.2Jawaban
1. Nilai R yang didapatkan dalam percobaan ini adalah adalah
R=(100 ± 0)Ω dan kesalahan relatif yang didapatkan selama
perhitungan sebesar KR=0 %.
2. Grafik I-V
8
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa besar R
(V/I) memberikan besar yang sama atau tetap di setiap
percobaan (grafiknya lurus/ linier) yakni sebesar 100Ω,
sehingga rata-ratanya juga 100Ω.
3. Hasil yang diperoleh dari perhitungan (1) sebanding dengan
hasil yang diberikan oleh grafik (2) yakni sama-sama
memberikan besar hambatan 100Ω .
4. Selama proses pengambilan data saat praktikum, praktikan
menemui beberapa kendala, yaitu:
Praktikan kesulitan saat membaca skala alat ukur, sebab
jarum penunjuk pada voltmeter dan amperemeter tidak
menunjukkan satu angka (skala ukur) yang tepat, jarum
penunjuk pada alat ukur sering menunjukkan skala diantara
dua angka pada skala ukur, sehingga membingungkan
praktikan. Untuk mengatasi hal ini, praktikan selalu
berpedoman pada cara pembacaan skala pada alat ukur.
Praktikan kesulitan saat membaca alat ukur baik itu
voltmeter maupun amperemeter, sebab saat percobaan
sempat beberapa kali jarum penunjuk pada alat ukur terus
bergarak (tidak menunnjukkan satu angka yang pasti). Hal
ini disebabkan oleh pemasangan kabel peghubung dari alat
2 3 4 5 6 7 8 90
102030405060708090
100
Grafik Hubungan I dan V
V (volt)
I (m
A)
9
ukur ke rangkaian kurang pas, sehingga untuk mengatasi
hal ini praktikan selalu memegangi kabel penghubung
tersebut.
5. Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil yang diperoleh
dari percobaan ini adalah Hukum Ohm telah dibuktikan dengan
nilai R yang didapatkan dalam percobaan ini adalah adalah
R=(100 ± 0)Ω dan kesalahan relatif yang didapatkan selama
perhitungan sebesar KR=0 % serta kuat arus (I) sebanding/
berbanding lurus terhadap tegangan (V), I ∞V .
XI. Simpulan dan Saran
XI.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil yang
diperoleh dari percobaan ini adalah Hukum Ohm telah dibuktikan
dengan nilai R yang didapatkan dalam percobaan ini adalah adalah
R=(100 ± 0)Ω dan kesalahan relatif yang didapatkan selama
perhitungan sebesar KR=0 % serta kuat arus (I) sebanding/
berbanding lurus terhadap tegangan (V), I ∞V .
XI.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam percobaan ini dan
percobaan fisika lainnya adalah praktikan harus selalu
mempersiapkan diri secara matang sebelum melakukan percobaan
yakni persiapan materi dan mental. Hal yang paling sederhana
adalah membaca dan memahami petunjuk praktikum dalam buku
pedoman sebelum percobaan dilakukan. Hal ini akan memengaruhi
keefektifan dan keefisienan dalam melakukan percobaan serta
menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi atau
mampu menghadapi kendala-kendala dalam melakukan praktikum.
Selain itu praktikan juga harus selalu mematuhi tata tertib tempat
percobaan dilakukan serta melatih sikap-sikap ilmiah dan
keterampilan proses.