laporan

download laporan

of 19

Transcript of laporan

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGastritis merupakan penyakit yang sering jumpai dalam klinik penyakit dalam pada umunya, gastritis atau yang biasa disebut maag ini sudah banyak menyerang masyarakat. Kurang tahunya dan cara penanganan yang tepat merupakan salah satu penyebabnya. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa dan submukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Masyarakat sering menganggap remeh panyakit gastritis, padahal apabila dibiarkan akan semakin besar dan parah maka inflamasi pada lapisan mukosa akan tampak sembab, merah, dan mudah berdarah. Penyakit gastritis sering terjadi pada remaja, orang-orang yang stres,karena stres dapat meningkatkan produksi asam lambung, pengkonsumsi alkohol dan obat-obatan anti inflamasi non steroid. Penyebab utama penyakit gastritis ini adalah infeksi Helicobacter pylori. Penyakit gastritis sangat menganggu aktifitas sehari-hari, karena penderita akan merasa nyeri dan rasa sakit tidak enak pada perut.Penyakit "Hepatitis" merupakan peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat obatan, termasuk obat tradisional. Hepatitis juga dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Gejala yang timbul pada penderita Hepatitis, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti gelap, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.

1.2 Rumusan masalaha. Apa etilogi, gejala klinis, pathogenesis dan manivestasi rongga mulut dari gastritis?b. Apa etilogi, gejala klinis, pathogenesis dan manivestasi rongga mulut dari hepatitis?

1.3 Tujuana. Mengetahui etilogi, gejala klinis, pathogenesis dan manivestasi rongga mulut dari gastritis.b. Mengetahui etilogi, gejala klinis, pathogenesis dan manivestasi rongga mulut dari hepatitis.

MAPPING

Infeksi

Organ Dalam

Lambung(Gastritis)Hati (Hepatitis)

Manivestasi pada rongga mulut

Karang GigiHalitosis

Bedah Minor

Penangan

Scalling

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 GastritisGastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa dan submukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Secara histopstologi dapat dibuktikan dengan adanya sebukan sel radang pada daerah mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya. Banyak kemungkinan penyebab terjadinya peradangan pada lambung ini. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyebab utamanya yaitu Helicobacter pylori, selain itu juga bisa disebabkan oleh obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin; bahan kima, misalnya lisol; merokok; alkohol; dan stress. Gastritis juga dapat berkembang setelah operasi besar, luka bakar, atau infeksi berat,radiasi dan kemoterapi. Gastritis ada dua macam, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut merupakan keadaan dimana peradangan mukosa lambung bersifat ringan yang dapat sembuh sempurna, sedangkan gratitis kronis merupakan peradangan mukosa lambung yang bersifat lebih berat.2.1.1 Etiologi Penyebab utama dari gastritis ini adalah Helicobacter pylori. Selain itu gastritis juga disebabkan oleh obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin dan oabat anti inflamasi non steriod; bahan kimia, misalnya lisol; merokok; alkohol; stress fisis yang idsebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, refluk usus halus. Gastritis ini juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan juga stress. Radiasi and kemoterapi juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

2.1.2 Klasifikasi dan Gejala Klinis1. Gastritis akutGastritis akut merupakan inflamasi akut pada mukosa lambung yang pada sebagian kasus merupakan penyakit ringan dan dapat sembuh dengan sempurna. Dimana peradangan tersebut berupa terkikisnya mukosa lambung atau yang biasa disebut dengan erosi. Oleh karena itu, gastritis akut sering juga disebut sebagai gastritis erosive. Dalam gastritis akut ini terdapat infiltrasi sel sel radang.Gastritis akut erosive adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosive adalah kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari mukosa muskularis. Penyakit ini di jumpai d klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit penyakit lain atau kerena sebab yang belum diketahui Perjalanan penyekitnya bisanya ringan, walaupun demikian keddang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosive yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemerikasaan khusus yang sering di rasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja. Gastritis akut dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang sering di jumpai adalah:1. Obat anaklgetik-anti inflamasi, teruama aspirin. Aspirin dalam dosis renddah sudh dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.2. Bahan kimia misalnya lisol. 3. Merokok4. Alcohol5. Stress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat6. Refluks usus-lambung7. Endotoksin

Gejala Klinis dari gastritis akut, yaitu :1. Adanya nyeri di daerah epigastrium dengan keparahan yang bervariasi2. Timbul gejala mual dan muntah3. Timbul persaan penuh atau terbakar di perut bagian atas4. Bermanifestasi sebagai hematemasis, melena, dan pengeluaran darah yang mematikan5.terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi2. Gastritis kronikGastritis kronik adalah suatu peradangan bagian mukosa lambung yang menahun. Gastritis kronik baru merupakan diagnosis, setelah didasarkan pada hasil pemeriksaan histopatologi. Kelainan yang terjadi sering dibuktikan sebagai penyebab timbulnya keluhan. Pada kasus gastritis kronis ditemukan infiltrasi sel sel radang yang terjadi pada lamina propia dan daerah intra epithelial terutama terdiri atas sel sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Garstritis kronis ini dapat dibedakan menurut distribusi anatominya dan berdasarkan kelainan histopatologi. Gastritis kronik berdasarkan distribusi anatominya, dapat dibedakan menjadi :a. Gastritis kronis tipe A juga disebut gastritis atrofik atau fundal (karena fundus lambung). Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik dan berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cells, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Dalam keadaan sangat berat, tidak terjadi produksi faktor intrinsik. Anemia pernisiosa seringkali dijumpai pada pasien karena tidak tersedianya faktor intrinsik untuk mempermudah absorbsi vitamin B12 dalam ileum. Gastritis tipe ini pada umumnya menyerang pada penderita usia tua.b. Gastritis kronis tipe B juga disebut gastritis antral karena umumnya mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis kronis tipe A. Bentuk gastritis ini memiliki sekresi asam yang normal dan tidak berkaitan dengan anemia pernisiosa. Kadar gastrin serum yang rendah sering terjadi. Penyebab utama gastritis kronis tipe B adalah infeksi kronis oleh bakteri helicobacter pylori. Gastritis kronik berdasarkan kelainan histopatologi, dapat dibedakan menjadi :a. Gastritis kronik superfisialis, gastritis ini menunjukkan sel sel radang kronik terbatas pada lamina propria mukosa superfisialis dan edema yang memisahkan kelenjar kelenjar mukosa, sedangkan sel sel kelenjar tetap utuh. Gastritis kronik superfisialis ini merupakan permulaan dari gastritis kronik.b. Gastritis kronik atrofik, gastritis ini menunjukkan sel sel radang kronik menyebar lebih dalam disertai dengan distrorsi dan destruksi sel kelenjar mukosa lebih nyata. Gastritis kronik atrofik merupakan kelanjutan dari gastritis kronik superfisialis.c. Atrifi lambung merupakan stadium akhir gastritis kronik. Pada stadium ini struktur kelenjar menghilang dan terpisah satu sama lain secara nyata dengan jaringan ikat, sedangkan sebukan sel radang juga menurun. Mukosa menjadi sangat tipis sehingga dapat menerangkan mengapa pembuluh darah bisa terlihat pada saat pemeriksaan endoskopi.d. Metaplasia intestinal, terjadi perubahan histology kelenjar kelenjar mukosa lambung menjadi kelenjar kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet. Perubahan perubahan tersebut dapat terjadi secara menyeluruh pada segmen lambung, tetapi dapat pula hanya merupakan bercak bercak pada beberapa bagian lambung. Etiologi gastritis kronik yaitu :- Infeksi bakteri helicobacter pylori yang merupakan bakteri penyebab utama gastritis. Infeksi Helicobacter pylori selama bertahun tahun menyebabkan atrofi mukosa lambung. Atrofi dapat terbatas pada antrum, pada korpus atau mengenai keduanya.- Asupan alkohol yang berlebihan- Merokok- Refluks usus-lambung- Aspek imunologis. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

Gejala klinis dari gastritis kronik, yaitu :1. Gastritis kronik ini jarang menimbulkan gejala2. Dapat timbul rasa tidak enak di abdomen bagian atas serta mual dan muntah3. Apabila terjadi pada gastritis autoimun terjadi banyak kerusakan sel parietal, biasanya terdapat hipoklorhidria atau aklorhidria

2.1.3 Patofisologi1. SterssStress terjadi ketika hormon kortisol meningkat yang menyebabkan kerja dari serotonin terhambat, serotonin yang berfungsi sebagai penenang dan pengontrol rasa gelisah. Dengah terganggunya serotonin maka terjadilah keadaan mudah stress yang akan merangsang kerja dari saraf parasimpatis, yang akan menyebabkan hipersekresi HCL didalam lambung yang nantinya akan muncul keluhan yang menandakan terjadiny gastritis. Skema :Hormon kortisol meningkat Menghambat kerja serotoninStress

Merangsang saraf parasimpatik

Hipersekresi HCL

Asam lambung meningkat

Gastritis 2. Mekanisme Helicobacter pyloria) H. pylori dapat memicu respon perdangan dan imun intens.b) Sehingga menyebabkan cidera epitel dan indukssi peradangan. Dengan mengeluarkan suatu urease yang menguraikan urea untuk membentuk senyawa toksik (ammonium klorida dan mokloramin), fosfolipase yang merusak sel epitel permukaan, protease dan fosfolipase dapat menguraikan kompleks glikoprotein lemak di mucus lambung.c) Meningkatkan sekresi asam lambung dan mengganggu produksi bikarbonat duodenum sehingga pH lumen menurun.d) Dengan adanya pH lumen yang menurun maka akan mempermudah adanya deskuamasi epitel yang berangsur angsur akan menyebabkan gastritis.3. Mekanisme Aspirin dan obat antiinflamasi merusak mukosa lambunga. Penggunaan obat tersebut secara berlebihan dapat mnyebabkan gastritis karena Aspirin dan obat anti inflamasi dapat menghambat aktivitas siklooksigenase (enzim untuk membentuk prostaglandin dari asam arakidonat). Prostaglandin ini memiliki fungsi menekan sekresi prostaglandin dan memicu sekresi natrium bikarbonat (natrium bikarbonat ini berfungsi untuk menetralisir keasaman lambung).b. Aspirin dan obat anti inflamasi tertentu dapat merusak mukosa secara topical. Kerusakan topical ini terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif, sehingga merusak sel sel epitel mukosa.

2.1.4 Manivestasi Pada Rongga Mulut Hipersalivasi, hal ini terjadi pada saat apsien mengalami mual dan muntah. Karena pusat muntah secara anatomis berada di prostema medulla oblongata (dasar ventrikel ke-4 yang terletak dekat dengan pusat salvias pernafasan) sehingga dapat menyebabkan hipersalivasi. Rongga mulut asam dan terjadi halitosis dikarenakan pada penderita gastritis sering muntah dan apabila pasien tidak segera membersihkan rongga mulutnya. Bibir pucat karena pengaruh penyakit anemia pernisiosa. Xerostomia. Kelenjar saliva dikontrol oleh sistem syaraf otonom dan sebagai akibatnya fungsi kelenjar saliva dapat dipengaruhi oleh beberapa obat. Kebanyakan obat dapat menurunkan aliran saliva yang diakibatkan oleh efek antikolinergik. Contohnya obat antasida yang dikonsumsi oleh pasien penderita gastritis.

2.2 HepatitisIstilah "Hepatitis" dipakai untuk peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Hepatitis kronis dapat berkembang menjadi serosis hati.2.2.1 Etiologi Racun dan zat kimia seperti alkohol. Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang disebut sebagai penyakit autoimun. Mikroorganisme, termasuk virus, biasanya ditularkan melalui makanan yang tidak higienia, jarum suntik pada pemakai narkoba suntik, hubungan seksual dan transfuse darah.2.2.2 Patogenesis Secara umum penyakit hepatitis virus mengenal empat stadium yang timbul akibat proses peradangan, yaitu :1. Masa Tubas (Inkubasi), yaitu sejak masuknya virus pertama kali sampai menimbulkan gejala klinis. Biasanya 10-5 hari, pasien tetap tidak menunjukkan gejala klinis meskipun di dalam tubuhnya telah terjadi replikasi virus.2. Fase prodormal (preikterus) : fase ini berlangsung beberapa hari, timbul gejala pada penderita, seperti badan terasa lemas, cepat lelah, lesu anoreksia, mual dan muntah, perasaan tidak enak pada abdomen, demam dan diare.3. Fase Ikteus (kuning). Biasanya terjadi setelah suhu badan turun, warna kencing menjadi kuning pekat. Bagian putih mata dan kulit berwarna kekuning kuningan. Biasanya dimulai dalam waktu 10 hari setelah gejala awal. Kekuningan ini timbul karena produksi bilirubin yang berlebihan dalam plasma darah yang menyebabkan warna kulit, selaput lendir langit-langit mulut dan retina mata berwarna kekuningan.4. Fase penyembuhan (konvalense). Ditandai dengan hilanya keluhan yang ada dan awrna kuning mulai hilang. Penderita akan merasa lebih segar walaupun masih mudah lelah.2.2.3 Klasifikasi dan Gejala Klinis1. Hepatitis AHepatitis A merupakan bentuk hepatitis yang bersifat akut. Itu artinya tidak menyebabkan infeksi kronis. Sekali seseorang terkena hepatitis A, maka orang tersebut tidak adapt lagi terinfeksi. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang dapat menular melalui makanan atau minuman dari seseorang yang terinfeksi. HAV juga menular melalui makanan mentah yang tidak cukup di masak, yang dimasak atau disiapkan oleh orang yang terinfeksi hepatitis A. HAV sangat jarang menular melalui hubungan darah ke darah. Penularan hepatitis A ini ditunjang oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk. Masa penularan tertinggi adalah pada minggu kedua segera sebelum timbilnya ikterus. Gejala klinis hepatitis A biasanya tidak timbul pada penderita bayi dan anak muda, tetapi gejala klinis hepatitis A ini akan muncul pada penderita anak yang lebih tua, remaja atau orang dewasa. Gejala klinis hepatitis A ini adalah : Fase preikterus (prodormal) : gejalanya seperti influenza, hilang nafsu makan, mual, lelah, rasa tidak enak badan, demam, sakit kepala dan rasa nyeri pada abdomen bagian kanan atas. Fase ikterus : skelara mata dan kulit berwarna kuning, urin berwarna gelap, feses berwarna terang (acholie), kulit gatal gatal.

2. Hepatitis BHepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini adalah virus nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung pada sel hati, tetapi merupakan reaksi yang bersifat menyerang oleh sistem kekebalan tubuh yang biasnya menyebabkan radang dan kerusakan hati. HBV ini dapat menular melalui air mani, dan cairan vagina, menular melalui hubungan seks, penggunaan alat narkoba bergantian, perempuan hamil yang mengidap hepatitis B dapat menularkan virus kepada bayinya pada saat dia melahirkan.Hepatitis B ini merupakan hepatitis akut, tetapi hepatitis B dapat menjadi infeksi kronis (menahun). Ini menunjukkan sistem kekebalan tubuh tidak dapat memberantas virus dalam enam ulan setelah infeksi. Kurang dari 10 persen orang dewasa yang terinfeksi HBV kronis, kurang dari 90 persen bayi yang terinfeksi HBV pada saat lahir mengalami infeksi HBV kronis dan sekitar 25-50 persen anak muda yang terinfeksi HBV kronis.Tidak semua yang terinfeksi HBV mengalami gejala hepatitis. Gejala biasanya timbul dalam empat sampai enam minggu setelah terinfeksi dan dapat berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Gejala hepatitis B akut serupa dengan gejala HAV. Beberapa orang yang mengalami gejala hepatitis akut merasa begitu sakit dan lelah sehingga mereka tidak dapat melakukan apa apa selama beberapa minggu atau bulan.

3. Hepatitis CHepatitis C ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) yang merupakan virus RNA berantai tunggal dari family Flaviviridae. Virus ini bereplikasi di dalam hepatosit dan tidak merusak sel secara langsung. Masa inkubasi: 2 minggu- 6 bulan. Virus ini dapat mengakibatkan infeksi seumur hidup, sirosis hati dan kematian. Belum ada vaksin yang dapat melindungi terhadap HCV, dan diperkirakan 3 persen masyarakat umum Indonesia terinfeksi oleh virus ini. Virus ini dapat menular dengan mudah melalui hubungan darah. HCV dapat menyebar dari drah orang yang terinfeksi yang masuk ked rah orang lain dengan cara memkai alat suntik secara bergantian, kecelakaan tertusuk jarum dimana jarum yang menusuk tersebut telah menusuk orang yang terinfeksi hepatitis C terlebih dahulu luka terbuka atau selaput mukosa, dan transfuse darah.Hanya satu dari empat orang yang mengalami gejala saat pertama terinfeksi hepatitis C. Bila infeksi HCV menyebabkan kerusakan pada hati dan atau sirosis, gejala bisa terjadi atau memperburuk. Gejala yang dapat timbul, yaitu kelelahan, hilangnya nafsu makan, mual, sakit kepala, demam, muntah, sakit kuning, kehilangan berat badan, gatal, depresi, suasana hati berubah ubah, sakit pada otot dan sendi, sakit perut, dan pembengkakan pada pergelangan kaki dan perut membuncit.

Kadar apoptosis rendah menandakan virus masih bertahan, sedangkan kadar apoptosis yang tinggi menandakan tingkat kerusakan hepatosit.2.2.4 Manivestasi pada rongga mulut Diskolorasi gigi sulung (kekuningan). Pada hepatitis yang terjadi pada bayi, disebabkan adanya deposit bilirubin di email dan dentin saat perkembangan gigi sulung, sehingga gigi sulung berwarna kekuningan. Halitosis yang khas yaitu bau keton (gas protein). Hati berfungsi metabolism protein dan lemak, bila hati tersebut mengalami radang atau hepatitis, maka fungsi hati dalam metabolism akan terganggu atau tidak berjalan semestinya. Sehingga komponen komponen metabolic yang tidak termetabolisme dengan baik tidak dapat dikeluarkan melalui pernasan dengan bau yang spesifik (keton) Bisa terjadi ikterus yaitu perwarnaan seperti pigmentasi berwarna kuning pada mukosa rongga mulut akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah sehingga dapat menyebabkan palatum menjadi kuning, bleeding spontan, Lichen planus, pembentukan batu pada saluran kelenjar saliva yang dapat mengakibatkan xerostomia dan halitosis, dan gingiva berwarna kuning karena adanya penumpukkan billirubin.

BAB 3. KESIMPULAN

1. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa dan submukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Penyebab utamanya yaitu Helicobacter pylori, selain itu juga bisa disebabkan oleh obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin; bahan kima, misalnya lisol; merokok; alkohol; dan stress. Gastritis juga dapat berkembang setelah operasi besar, luka bakar, atau infeksi berat,radiasi dan kemoterapi. Gastritis ada dua macam, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut merupakan keadaan dimana peradangan mukosa lambung bersifat ringan yang dapat sembuh sempurna, gejala klinis gastritis akut adalah adanya nyeri di daerah epigastrium, gejala mual dan muntah, timbul persaan penuh atau terbakar di perut bagian atas, dapat bermanifestasi sebagai hematemasis, melena, dan pengeluaran darah yang mematikan, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi. Sedangkan gratitis kronis merupakan peradangan mukosa lambung yang bersifat lebih berat, gejala klinis Gastritis kronis yaitu jarang menimbulkan gejala, dapat timbul rasa tidak enak di abdomen bagian atas serta mual dan muntah, apabila terjadi pada gastritis autoimun terjadi banyak kerusakan sel parietal, biasanya terdapat hipoklorhidria atau aklorhidria. Manivestasi gastritis pada rongga mulut, yaitu terjadinya hipersaliva, bibir pucat, xerostomia dan halitosis.2. Istilah "Hepatitis" dipakai untuk peradangan pada hati (liver). Etiologi dari hepatitis ini adalah racun dan zat kimia seperti alkohol, penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang disebut sebagai penyakit autoimun, mikroorganisme, termasuk virus, biasanya ditularkan melalui makanan yang tidak higienia, jarum suntik pada pemakai narkoba suntik, hubungan seksual dan transfuse darah. Pathogenesis hepatitis ini terdiri dari empat stadium, yaitu Masa Tubas (Inkubasi), Fase prodormal (preikterus), Fase Ikteus (kuning), Fase penyembuhan (konvalense). Hepatitis memiliki macam yang terdiri dari Hepatitis A yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), Hepatitis B yang disebabkan viris hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C yang disebabkan virus hepatitis C (HCV). Manivestasi hepatitis dalam rongga mulut dapat menyebabkan diskolorisasi gigi sulung, halitosis, hyperpigmentasi palatum, lidah dan mukosa rongga mulut hingga berwarna kuning pucat.

DAFTAR PUSTAKA

Hirlan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI. 2001.Rose Louis F dan Donald Kaye. 1997. Buku Ajar Penyakit Dalam Untuk Kedokteran Gigi. Jilid I. Edisi II. Alih Bahasa : Dr. Widjaja Kusum. Jakarta : Binarupa Akasara.Bayley T. J dan S. J. Leinster. 1995. Ilmu Penyakit Dalam Untuk Profesi Kedokteran Gigi. Cetakan IV. Alih Bahasa : dr. Iyan Darmawan. Jakarta : EGC.19