laporan

28
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Paparan Kasus 3.1.1 Identitas Pasien dan Riwayat Pasien 3.1.1.1 Identitas Pasien Nama : Mr X Umur : 64 Tahun Jenis Kelamin : Laki- laki Alamat Poli : Poli Bedah Diagnosa Awal : Susp. Batu Ginjal kanan Hari,Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 26 april 2013 45

description

mulai blajar tanpa batas

Transcript of laporan

Page 1: laporan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Paparan Kasus

3.1.1 Identitas Pasien dan Riwayat Pasien

3.1.1.1 Identitas Pasien

Nama : Mr X

Umur : 64 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat Poli : Poli Bedah

Diagnosa Awal : Susp. Batu Ginjal kanan

Hari,Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 26 april 2013

Jenis Pemeriksaan : IVP (Intra Venous Pyelography)

3.1.1.2 Riwayat Pasien

Pada hari Rabu tanggal 24 Januari 2013 pasien datang ke

Rumah Sakit Umum Gianyar melalui unit darurat dengan

kemudian pasien di diagnosa susp batu ginjal oleh dokter dan

dirawat di Poli Bedah. Dokter membuatkan surat permintaan

untuk pemeriksaan radiologi IVP (Intra Venous Pyelography)

dan beliau meminta jadwal pemeriksaan tersebut ke Instalasi

Radiologi RSUD Gianyar. Petugas radiologi memberikan

jadwal tanggal 26 April 2013 dengan persiapan pasien yang

sudah ditentukan.

45

Page 2: laporan

46

Pada tanggal 26 April 2013 perawat dari Poli Bedah

membawa pasien ke Instalasi Radiologi pada pukul 08.00.

Setelah mendaftar pasien dipersilahkan menunggu dan

kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi IVP ((Intra Venous

Pyelography).

3.1.2 Teknik Pemeriksaan Radiografi IVP (Intra Venous Pyelography) pada

Kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD GIANYAR

3.1.2.1 Persiapan Pasien

Dari hasil observasi dan wawancara penulis, pada pasien

dengan pemeriksaan IVP (Intra Venous Pyelography) pada

kasus Batu Ginjal dilakukan persiapan khusus. Persiapan ini

dilakukan mulai semenjak pasien mencari jadwal mengenai

pemeriksaan IVP (Intra Venous Pyelography). Persiapannya

diantaranya :

1 Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam)

sebelum pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.

2 Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-

sayuran yang berserat.

3 Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium

sulfat), dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus,

disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.

4 Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan

banyak bicara guna meminimalisir udara dalam usus. 

Page 3: laporan

47

5 Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan

pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien

diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass.

6 Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien

mengenai prosedur yang akan dilakukan dan

penandatanganan informed consent.

3.1.2.2 Persiapan Alat dan Bahan

Alat

1. Unit Pesawat Sinar- x merk TOSHIBA E7239X

2. Kaset dan film ukuran 24x30cm dan 30x40 cm

3. Marker R/L

4. Marker waktu

5. Timer

6. Tensi Meter

7. Processing film

Peralatan Steril

1. Wings needle No. 21 G (1 buah)

2. Spuit 20 cc (2 buah)

3. Kapas alkohol

Peralatan Un-Steril

1. Plester

2. Handscoon

3. Baju pasien

Page 4: laporan

48

Bahan

1. Media kontras Iodium Non Ionik ( Iopamiro)1-2 cc / Kg

berat badan

2. Obat Hidrocortison 1amp / 100 mg i.v diberikan pada

pasien dengan riwayat alergi / kontras, 1 jam sebelum

pemeriksaan

3.1.2.3 Prosedur Pemeriksaan Radiografi IVP (Intra Venous

Pyelography) pada Kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi

RSUD Gianyar

Pelaksanaan pemeriksaan teknik pemeriksaan radiografi

IVP (Intra Venous Pyelography) pada kasus Batu Ginjal di

Instalasi Radiologi RSUD Gianyar diawali dengan petugas

administrasi radiologi menerima surat permintaan pemeriksaan

radiologi dari dokter pengirim lengkap dengan nama, umur,

alamat, asal ruangan, diagnosis, dan jenis pemeriksaan yang

diperlukan kemudian dilakukan. Kemudian pasien di jadwal

pemeriksaannya dengan melakukan persiapan sesuai dengan

pemeriksaan IVP (Intra Venous Pyelography).

Adapun proyeksi yang digunakan pada teknik

pemeriksaan radiografi IVP (Intra Venous Pyelography pada

kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD Gianyar adalah

proyeksi (AP) Anterior Posterior supine saja sesuai dengan

Page 5: laporan

49

permintaan pemeriksaan radiologi yang diminta oleh dokter

pemeriksa.

Pada saat hari penjadwalan pasien datang dengan

membawa permintan pemeriksaan diikuti dengan persiapan

pasien yang sudah diberitahukan. Selanjutnya petugas

administrasi melakukan pencatatan nomor foto, nama, jenis

pemeriksaan, alamat dan jumlah film yang digunakan pada

buku register. Petugas radiologi mempersiapkan kaset dan

film 24x30 cm dan 30x40 cm sesuai dengan waktu

pemeriksaan dan masuknya media kontras. Selanjutnya

keluarga pasien menandatangani informed consent.

Kemudian pasien dibawa ke dalam ruangan untuk

dilakukan pemeriksaan radiologi. Pasien siap dilakukan plain

foto yang bertujuan melihat persiapan pasien dan faktor

eksposi .

1. Proyeksi AP ( Plain Foto)

Faktor Teknik :

Film 30x40cm memanjang

Stationary/moving grid

Posisi Pasien : Supine

Posisi Obyek : MSP pasien sejajar dengan garis tengah

meja pemeriksaan, tangan kiri dan kanan disamping tubuh,

pastikan tidak ada rotasi pada tubuh pasien.

Page 6: laporan

50

CR : Tegak lurus terhadap kaset

FFD : 100 cm

CP : Pada pertengahan kaset, setinggi Crista iliaca

Kolimasi : Selebar kaset

Exposure: Pada saat expirasi dan tahan nafas

Kriteria Radiograf :

a) Tampak kontur liver (hati), ginjal, dan keadaan

dalam abdomen, tampak sedikit costae dan

prosesus spinosus, columna vertebrae pada satu

garis lurus.

b) Jika pasien tidak mengalami rotasi maka tampak

prosesus spinosus pada pertengahan vertebrae

lumbal, kedua SIAS terlihat simetris, os iliaca

simetris. Selain itu, pada radiograf juga

menunjukkan gambar soft tissue seperti lapisan

“pro peritoneal fat”, muskulus psoas dan

diafragma.

Page 7: laporan

51

Gambar Radiograf AP Plain Foto

Apabila persiapan pasien dianggap sudah cukup,

petugas siap untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien

dengan melakukan persiapan alat dan bahan yang digunakan

seperti Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc), marker, kaset

dan film ukuran 24x30 cm dan 30x40 cm,timer, wings needle

No. 21 G satu buah, spuit 20 cc dua bua), kapas alkohol,

plester, baju pasien. Setelah semuanya sudah siap pasien

segera dimasukkan media kontras melalui vena.

Pertama- tama pasien ditanyakan apakah mempunyai

riwayat alergi apabila pasien mengatakan tidak memiliki

riwayat alergi dapat langsung dilakukan IVP (Intra Venous

Pyelography. Namun apabila pasien mempunyai riwayat

alergi dilakukan penyuntikan anti alergi tunggu beberapa saat

reaksi yg diberikan. Apabila reaksi tersebut menandakan

Page 8: laporan

52

pasien alergi petugas tidak berani melakukan pemeriksaan

tersebut, harus melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada

dokter pemeriksa, bila tidak menunjukkan adanya alergi yang

parah masih bisa dilakukan pemeriksan tersebut dengan

langkah-langkah sebagai berikut

a) Persiapkan media kontras dan alat-alat yang sudah

dipersiapkan untuk pemeriksaan ini.

b) Masukkan media kontras 50 cc ke dalam spuit ukuran

20 cc sebanyak dua buah.

c) Selanjutnya suntikkan wings needle No. 21 G pada

bagian vena mediana cubiti.

d) Apabila wings needle sudah sudah tepat pada bagian

vena dan mengeluarkan darah media kontras siap

dimasukkan pelan-pelan sampai media kontras masuk

50 cc ke dalam tubuh. Sambil memasukkan media

kontras pasien ditanyakan apa yang dirasakan, seperti

mual, pusing, gatal-gatal dan lainnya.

e) Setelah media kontras sudah masuk ke dalam tubuh,

maka siap dilakukan foto sesuai waktu yang

ditentukan.

Page 9: laporan

53

2. Proyeksi AP ( 5 menit )

Faktor Teknik :

Film 24x30cm melintang

Stationary/moving grid

Posisi Pasien : Supine

Posisi Obyek : MSP pasien sejajar garis tengah meja

pemeriksaan, tangan kiri dan kanan disamping tubuh,

pastikan tidak ada rotasi pada tubuh pasien.

CR : Tegak lurus terhadap kaset

FFD : 100 cm

CP : Pada pertengahan kaset, pada pertengahan antara

xypoideus dengan Crista iliaca

Kolimasi : Selebar kaset

Exposure: Pada saat expirasi dan tahan nafas

Kriteria Radiograf :

a) Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.

b) Tampak Ureter proximal terisi kontras

c) Tampak kontur ginjal kanan kiri

Page 10: laporan

54

Gambar Radiograf AP (5) menit

3. Proyeksi AP ( 10 Menit )

Faktor Teknik :

Film 24x30cm melintang

Stationary/moving grid

Posisi Pasien : Supine

Posisi Obyek : MSP pasien sejajar garis tengah meja

pemeriksaan, tangan kiri dan kanan disamping tubuh,

pastikan tidak ada rotasi pada tubuh pasien

CR : Tegak lurus terhadap kaset

FFD : 100 cm

CP : Pada pertengahan kaset, pada pertengahan antara

xypoideus dengan Crista iliaca

Kolimasi : Selebar kaset

Exposure: Pada saat expirasi dan tahan nafas

Kriteria Gambar :

Page 11: laporan

55

a) Tampak konsentrasi kontras pada ginjal kanan dan

kiri mulai berkurang

b) Tampak sebagian Ureter terisi kontras

c) Tampak musculus psoas line kanan kiri

Gambar Radiograf AP (10) menit

4. Proyeksi AP ( 30 menit )

Faktor Teknik :

Film 30x40cm memanjang

Stationary/moving grid

Posisi Pasien : Supine

Posisi Obyek : MSP pasien sejajar garis tengah meja

pemeriksaan, tangan kiri dan kanan disamping tubuh,

pastikan tidak ada rotasi pada tubuh pasien

CR : Tegak lurus terhadap kaset

FFD : 100 cm

CP : Pada pertengahan kaset, setinggi Crista iliaca

Kolimasi : Selebar kaset

Page 12: laporan

56

Exposure: Pada saat expirasi dan tahan nafas

Kriteria Gambar:

a) Tampak sebagian Ureter ( distal ) terisi kontras

b) Tampak kontras mengisi vesica urinaria/blass

Gambar Radiograf AP (30) menit

5. Proyeksi AP ( 60 menit )

Faktor Teknik :

Film 24x30cm melintang

Stationary/moving grid

Posisi Pasien : Supine

Posisi Obyek : MSP pasien sejajar garis tengah meja

pemeriksaan, tangan kiri dan kanan disamping tubuh,

pastikan tidak ada rotasi pada tubuh pasien.

CR : Tegak lurus terhadap kaset

Page 13: laporan

57

FFD : 100 cm

CP : Pada pertengahan kaset, pada pertengahan pada kedua

SIAS

Kolimasi : Selebar kaset

Exposure: Pada saat expirasi dan tahan nafas

Kriteria Radiograf :

a) Tampak kontras mengisi vesica urinaria/blass

Gambar Radiograf AP (60 menit)

6. Proyeksi Post Voiding (PV)

Faktor Teknik :

Film 24x30cm melintang

Stationary/moving grid

Posisi Pasien : Supine

Posisi Obyek : MSP pasien sejajar garis tengah meja

pemeriksaan, tangan kiri dan kanan disamping tubuh,

pastikan tidak ada rotasi pada tubuh pasien.

CR : Tegak lurus terhadap kaset

Page 14: laporan

58

FFD : 100 cm

CP : Pada pertengahan kaset, pada pertengahan kedua SIAS

Kolimasi : Selebar kaset

Exposure: Pada saat expirasi dan tahan nafas

Kriteria Radiograf :

a) Pada radiograf post void masih tampak sebagian sisa

sisa kontras pada tractus urinarius

b) Pada VU (Vesika Urinaria) dapat dilihat ada

tidaknya residu kontras/urine

Gambar Radiograf AP Post Voiding

Page 15: laporan

59

3.1.2.4 Hasil Bacaan Pemeriksaan Radiografi IVP (Intra Venous

Pyelography) pada Kasus Batu Ginjal di Instalasi

Radiologi RSUD Gianyar

1. Foto BNO :

Distribusi udara sampai ke distal colon

Tidak tampak dilatasi loop-loop usus, herring bone

maupun stepladder appearance

Tampak bayangan radioopak di daerah rongga pelvis

kanan (UV junction)

Psoas line intak

Preperitoneal fat line intak

Osteofit pada aspek lateral CV L3-4 disertai penyempitan

discus intervertebralis sisi kanan (spondylcerthrosis

lumbalis)

2. Foto IVP

Fungsi sekresi dan ekskresi kedua ginjal baik.

Pelvocalyceal system dan ureter kiri baik, namun

pelvocalyceal system kanan tampak dilatasi dengan ujung

calyx yang clubbing disertai dilatasi ureter kanan dan

terlihat juga filling defect pada distal ureter kanan

Buli-buli terisi kontras dengan baik, batas tegas, tepi rata.

Tidak tampak additional shadow

Kesan : Fungsi sekresi dan ekskresi kedua ginjal baik

Page 16: laporan

60

Hydronephrosis dan hydroureter dextra ec.

Ureterolithiasis (UV junction)

3.2 PEMBAHASAN

3.2.1 Teknik Pemeriksaan Radiografi IVP (Intra Venous Pyelography)

pada Kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD Gianyar

Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu

didalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo,

2007). Batu ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa

keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa

menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam

kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini

disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitialis).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam penulis,

pada teknik pemeriksaan radiografi IVP (Intra Venous Pyelography)

dengan kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD Gianyar ada

persiapan khusus yang harus dijalani pasien sesuai dengan prosedur

yang berlaku, yaitu puasa 2 hari (48 jam sebelum pemeriksaan).

Proyeksi yang digunakan adalah proyeksi (AP) Anterior Superior

supine saja, dengan foto polos Abdomen terlebih dahulu. Setelah

persiapan pasien baik, selanjutnya pemasukan media kontras dilakukan

pemotretan masing-masing : 5 menit pertama, 10 menit, 30 menit, 60

menit dan terakhir post void / post miksi sesuai dengan permintaan

Page 17: laporan

61

dokter pembaca yang bertujuan untuk mengetahui adanya batu pada

ginjal bagian kanan. Secara teori, menurut MERRILL’S ATLAS

volume two (1991) IVP (Intra Venous Pyelography) merupakan teknik

pemeriksaan radiografi yang digunakan pada kasus batu ginjal untuk

menegakkan diagnosa yaitu dengan proyeksi yang digunakan adalah

(AP) Anterior Posterior supine . Pemotretan dilakukan foto polos

Abdomen terlebih dahulu. Setelah persiapan pasien baik, selanjutnya

pemasukan media kontras dilakukan pemotretan masing-masing : 5

menit pertama, 15 menit, 30/45 menit dan terakhir post void / post miksi

Menurut penulis pemeriksaan radiografi IVP (Intra Venous

Pyelography) pada kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD

Gianyar dengan menggunakan proyeksi (AP) Anterior Posterior supine

sudah tepat dilakukan sesuai dengan teori yang diterapkan, namun

perbedaannya terletak pada waktu foto setelah pemasukkan media

kontras dan obat pada pasien dengan riwayat alergi. Selain itu pada

pemeriksaan IVP (Intra Venous Pyelography) pada kasus Batu Ginjal di

Instalasi Radiologi RSUD Gianyar harus menggunakan kompresi

abdomen, sebab dengan menggunakan kompresi abdomen gambaran

ginjal lebih keliatan jelas dan media kontras tidak bisa sampai dengan

cepat mencapai blass.

3.2.2 Kelebihan dan Kekurangan dari Teknik Pemeriksaan Radiografi

IVP (Intra Venous Pyelography) pada Kasus Batu Ginjal di

Instalasi Radiologi RSUD Gianyar

Page 18: laporan

62

Berdasarkan hasil wawancara mendalam penulis dengan beberapa

radiografer mengenai teknik pemeriksaan radiografi IVP (Intra Venous

Pyelography) pada kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD

Gianyar adapun kelebihan dan kekurangan dari teknik pemeriksaan ini :

3.2.2.1 Ditinjau dari Paparan Radiasi

Ditinjau dari paparan radiasi kekurangan dari penggunaan

teknik pemeriksaan radiografi IVP (Intra Venous Pyelography)

pada kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD Gianyar

adalah dosis radiasi yang diterima pasien lebih tinggi. Hal ini

disebabkan karena dilakukan foto berkali-kali. Sebab apabila

pada pemeriksaan ini tidak dilakukan foto berkali-kali sesuai

dengan permintaan dokter maka informasi yang diperoleh akan

kurang maksimal sehingga dokter tidak dapat menegakkan

diagnosa dari pasien. Adapun kelebihannya ditinjau dari

paparan radiasi tidak ada, namun mengingat pasien pada

pemeriksaan IVP (Intra Venous Pyelography) melakukan foto

berkali-kali sebaiknya para petugas harus lebih berhati-hati

dalam membuat foto tersebut, jangan sampai melakukan

pengulangan foto karena hal tersebut menambah paparan

radiasi yang bertambah terhadap pasien.

3.2.2.2 Ditinjau dari Informasi yang Diperoleh

Page 19: laporan

63

Ditinjau dari informasi yang diperoleh kelebihan dari

teknik pemeriksaan radiografi IVP (Intra Venous Pyelography)

pada kasus Batu Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD Gianyar

adalah informasi yang diperoleh lebih akurat sehingga

membantu dokter untuk menegakkan diagnosa.

Adapun kekurangan dari teknik pemeriksaan radiografi

IVP (Intra Venous Pyelography) pada kasus Batu Ginjal di

Instalasi Radiologi RSUD Gianyar tidak ada.

3.2.2.3 Ditinjau dari Biaya

Ditinjau dari biaya, kekurangan dari teknik pemeriksaan

radiografi IVP (Intra Venous Pyelography) pada kasus Batu

Ginjal di Instalasi Radiologi RSUD Gianyar adalah biaya yang

dikeluarkan menjadi relatif lebih mahal, karena pada

pemeriksaan memerlukan beberapa alat-alat dan bahan yang

relatif mahal.

Sedangkan kelebihan dari teknik pemeriksaan radiografi

IVP (Intra Venous Pyelography) pada kasus Batu Ginjal di

Instalasi Radiologi RSUD Gianyar tidak ada.