Laporan

24
I. JUDUL : PEMBUATAN YOGHURT II. TUJUAN : Memahami dan melakukan dengan baik tahap-tahap pembuatan yoghurt. III. TEORI 3.1 Fermentasi Yoghurt Kata yoghurt berasal dari "yugurt" dalam bahasa Turki. Namun nama produk ini sangat bervariasi di beberapa negara, antara lain "leben" di Mesir, "lebeny" di Syria, "dadhi" di India dan "mazum" di Amerika. Yoghurt merupakan makanan dan minuman tradisional yang penting di negara- negara Balkan dan Timur Tengah dan juga sudah lama dikenal di Eropa Selatan, Asia Selatan, Mesir dan di sekitar Mediteran. Yoghurt bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (lactose), yang dikenal sebagai penderita "lactose intolerance" (Sirait, 2011). Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Di samping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi asam susu (asam laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan Streptococus ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam proses pembuatan yoghurt.

description

 

Transcript of Laporan

Page 1: Laporan

I. JUDUL : PEMBUATAN YOGHURT

II. TUJUAN : Memahami dan melakukan dengan baik tahap-tahap pembuatan

yoghurt.

III. TEORI

3.1 Fermentasi Yoghurt

Kata yoghurt berasal dari "yugurt" dalam bahasa Turki. Namun nama produk ini

sangat bervariasi di beberapa negara, antara lain "leben" di Mesir, "lebeny" di Syria,

"dadhi" di India dan "mazum" di Amerika. Yoghurt merupakan makanan dan

minuman tradisional yang penting di negara-negara Balkan dan Timur Tengah dan

juga sudah lama dikenal di Eropa Selatan, Asia Selatan, Mesir dan di sekitar

Mediteran. Yoghurt bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu

(lactose), yang dikenal sebagai penderita "lactose intolerance" (Sirait, 2011).

Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Di

samping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya

akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan

mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan

Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi

asam susu (asam laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan

Streptococus ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam

proses pembuatan yoghurt.

Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman yang termasuk dalam minuman

penyegar. Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu

yang berkualitas baik pula. Selain itu, kualitas yoghurt yang baik juga turut

ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri yang digunakan dalam

fermentasi, cara pembuatan, dan cara penyimpanan setelah fermentasi

(Rochintaniawati, 2012).

Diversifikasi minuman dengan bahan baku susu (“fermented” dan

“unfermented”) sangat berperan dalam kaitannya dengan aspek gizi, kesehatan dan

kualitas sumber daya manusia, baik menyangkut pertumbuhan fisik, perkembangan

mental, kecerdasan maupun produktifitas kerja.

Susu fermentasi adalah salah satu bentuk diversifikasi minuman berbahan baku

susu dan sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, merupakan produk “tradisional” yang

Page 2: Laporan

terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Konsumsi

produk fermentasi susu terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa produk

fermentasi susu merupakan bagian yang penting dalam konsumsi makanan bagi

manusia dari berbagai bangsa di seluruh dunia (Koswara, 2009).

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik

(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi

anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan

fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor

elektron eksternal (Rahman, 2012).

3.2 Jenis Yoghurt dan Manfaatnya

Berdasarkan komposisinya, yoghurt dibedakan menjadi yoghurt berkadar lemak

penuh dengan kandungan lemak diatas 3 persen, yoghurt berkadar lemak medium

dengan kandungan lemak 0,5 sampai 3 persen dan yoghurt berkadar lemak rendah

jika kandungan lemaknya kurang dari 0,5 persen.

Berdasarkan metode pembuatannya, jenis yoghurt dibagi menjadi dua yaitu set

yoghurt dan stirred yoghurt. Berdasarkan cita rasa yoghurt dibedakan menjadi plain,

yaitu yoghurt yang tidak ditambahkan perasa apapun dan yoghurt buah yaitu yoghurt

yang ditambah dengan komponen cita rasa yang lain seperti buah-buahan atau

essence (Sujatman, 2013).

Manfaat yoghurt bagi tubuh :

1. Perbaikan Nilai Gizi

Kandungan gulanya akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap

P dan Ca sehingga mudah diserap oleh penderita Lactose Intolerance.

Kandungan asam laktat dapat mempercepat pengeluaran cairan lambung

menyebabkan tranpor makanan ke usus lebih cepat.

2. Keseimbangan Mikroflora Usus 4

Tubuh manusia teracuni oleh senyawa-senyawa yang dibentuk oleh bakteri-

bakteri putrefaktif di dalam saluran pencernaan. Bakteri di dalam susu

fermentasi mengkolonisasi saluran pencernaan dan menekan bakteri

putrefaktif. Bakteri tersebut memiliki kemampuan menempel (adhesi) yang

Page 3: Laporan

baik, memperbaiki metabolisme protein, menyerap senyawa N, dan merawat

organ hati.

3. Metabolisme Kolesterol

Susu fermentasi sangat berguna bagi penderita penyakit jantung koroner dan

kanker kolon. Diet yoghurt dan 2% dapat menurunkan kolesterol 5 - 10%.

4. Pencegahan Kanker

Enzim β-glukuronidase, Azorereduktase, Nitroreduktase yang dibentuk oleh

mikroflora di dalam usus dapat mengubah prokarsinogen menjadi karsinogen.

Keberadaan bakteri asam laktat dapat mengurangi jumlah enzim tersebut dan

merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan

konsentrasi prokarsinogen.

(Koswara, 2009).

3.3 Aplikasi dalam Industri “Pembuatan Smetana: Krim Asam Rusia”

Smetana sering kali disebut krim asam Rusia karena kemiripannya dengan krim

asam yang biasa dikenal (sour cream di Amerika atau creme fraiche di Prancis).

Produk ini berbeda dari krim asam lain dalam hal teksturnya yang lebih kental,

dengan rasa yang sedikit lebih asam dan kadar lemak lebih tinggi (sekitar 15-40 %,

sedangkan krim asam lainnya biasanya hanya mengandung sekitar 10-16 % lemak).

Kandungan lemak yang tinggi membuat smetana memiliki karakter masak yang

berbeda dari krim asam lainnya, smetana tidak akan menggumpal ketika dimasak

atau ditambahkan pada hidangan panas.

Proses awal dari pembuatan smetana adalah pemisahan komponen susu

menjadi susu skim (bagian susu tanpa lemak) dan krim (bagian susu dengan

kandungan lemak / lipid). Krim kemudian dipasteurisasi, lalu ditambahkan kultur

bakteri asam laktat untuk proses fermentasi (disebut juga proses pengasaman). Kultur

bakteri yang digunakan untuk pembuatan smetana biasanya terdiri dari jenis

Lactococcus lactis subsp. cremoris, Lactococcus lactis subsp. lactis, Lactococcus

lactis subsp. lactis var. diacetylactis, dan Leuconostoc mesenteroides

subsp.cremoris.

Seperti produk susu lainnya, Smetana memiliki nilai gizi tinggi. Smetana yang

berkualitas baik mengandung semua asam amino esensial. Produk ini juga

Page 4: Laporan

mengandung fosfolipid-lesitin, kolin, dan sfingosin yang menormalkan metabolisme

kolesterol dan digunakan untuk pembentukan dan pengembangan jaringan saraf dan

otak pada anak-anak. Smetana mengandung semua vitamin yang terkandung dalam

susu, termasuk vitamin A, D, dan E yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan

normal anak-anak dan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Smetana

memiliki kandungan mineral sekitar 0,5-0,6 %, meliputi kalsium, natrium, kalium,

fosfor, besi magnesium, dan mikronutrien lainnya dalam bentuk sederhana sehingga

mudah dicerna.

Smetana banyak digunakan untuk berbagai masakan khas Eropa Timur, baik

pada makanan pembuka, hidangan utama, sup, dan makanan pencuci mulut. Pada

masakan Ukraina dan Rusia, smetana sering ditambahkan untuk borscht (salah satu

jenis sup khas Rusia), dan digunakan seperti saus pelengkap untuk makanan kecil

seperti vareniki (seperti pangsit tapi rasanya manis, biasanya diisi dengan selai buah)

dan pelmeni (sejenis pangsit rasa asin, biasanya diisi dengan daging cincang)

(Elgina, 2011).

Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Smetana atau Krim Asam Rusia

(Elgina, 2011)

Mulai

Selesai

Susu

KrimSusu skim

Krim dipasteurisasi

Fermentasi dengan kultur bakteri asam laktat

Page 5: Laporan

IV. METODOLOGI PERCOBAAN

IV.1 Bahan dan Peralatan

IV.1.1 Bahan dan Fungsi

1. Aqua

Fungsi : sebagai bahan untuk pengenceran

2. Susu kental manis Frisian Flag

Fungsi : sebagai bahan baku pembuat yoghurt dan starter

3. Susu bubuk Dancow

Fungsi : sebagai bahan baku pembuat yoghurt

4. Yakult

Fungsi : sebagai bahan baku pembuat starter

5. Gula Pasir

Fungsi: sebagai bahan baku pembuat yoghurt

IV.1.2 Peralatan dan Fungsi

1. Batang pengaduk

Fungsi : sebagai media untuk mencampur zat

2. Botol Aqua

Fungsi : sebagai wadah untuk inokulasi susu

3. Erlenmeyer

Fungsi : sebagai wadah saat pencampuran bahan

4. Gelas ukur

Fungsi : sebagai alat untuk mengukur volume bahan

5. Karet gelang

Fungsi : untuk mengencangkan plastik pada saat ditutup

6. Kompor

Fungsi : sebagai sumber panas

7. Neraca digital

Fungsi : untuk menimbang massa susu bubuk

8. Panci

Fungsi : sebagai wadah untuk memanaskan sampel

9. Plastik transparan

Fungsi : untuk menutup botol Aqua sehingga kedap udara

Page 6: Laporan

10. Sendok

Fungsi : digunakan untuk mengambil starter

11. Termometer

Fungsi : untuk mengukur suhu larutan

IV.2 Prosedur Percobaan

IV.2.1 Pembuatan Starter

1. Ditambahkan satu sachet susu kental manis Frisian Flag dengan 100 ml

air.

2. Campuran diaduk dan dipanaskan hingga mencapai suhu 90°C selama

10 menit.

3. Campuran didinginkan hingga mencapai 45°C.

4. Ditambahkan 1 botol yakult sedikit demi sedikit sambil diaduk.

5. Campuran didinginkan hingga mencapai suhu 30 °C.

6. Campuran dimasukkan ke dalam botol steril dan ditutup dengan plastik

transparan dan diikat dengan karet gelang hingga tertutup rapat.

7. Diinkubasi selama 18jam.

IV.2.2 Pembuatan Yoghurt

IV.2.2.1 Perlakuan I

1. Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow dan 10 gram gula

pasir ke dalam erlenmeyer.

2. Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml dan

diaduk hingga terlarut

3. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer, dipanaskan dengan

penangas air hingga mencapai suhu 90°C dan suhu tersebut

dijaga konstan selama 15 menit.

4. Campurans susu didinginkan hingga mencapai suhu 45°C, dan

ditambahkan starter sebanyak 10 ml sambil diaduk hingga

merata.

5. Didinginkan hingga suhu 30 oC lalu dimasukkan ke dalam

botol steril.

Page 7: Laporan

6. Botol tersebut ditutup dengan plastik transparan dan diikat

dengan karet gelang.

7. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan.

8. Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk.

IV.2.2.2 Perlakuan II

1. Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow, 10 gram gula pasir

dan 1 bungkus pewarna makanan berwarna merah ke dalam

erlenmeyer.

2. Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml dan

diaduk hingga terlarut.

3. Dituang ke erlenmeyer dan dipanaskan dengan penangas air

hingga mencapai suhu 90°C dan suhu tersebut dijaga konstan

selama 15 menit.

4. Campuran susu didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C, dan

ditambahkan starter sebanyak 20 ml sambil diaduk hingga

merata.

5. Didinginkan hingga suhu 30 oC lalu dimasukkan ke dalam

botol steril.

6. Botol ditutup dengan plastik transparan dan diiikat dengan

karet gelang.

7. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan.

8. Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk.

Page 8: Laporan

IV.3 Flowchart Percobaan

IV.3.1 Flowchart Pembuatan Starter

Gambar 4.1 Flowchart Pembuatan Starter

Ditambahkan 1 sachet susu kental manis Frisian Flag dengan 100 ml air

Dimasukkan dalam lemari es

Mulai

Ditambahkan satu botol yakult sedikit demi sedikit

Selesai

Dipanaskan hingga mencapai suhu 90 °C

Didinginkan hingga mencapai suhu 45 °C

Didinginkan hingga mencapai suhu 30 °C

Campuran dimasukkan ke dalam botol steril dan ditutup dengan plastik transparan dan karet gelang

Diinkubasi selama 18 jam

Page 9: Laporan

4.3.2 Flowchart Pembuatan Yoghurt

4.3.2.1 Perlakuan I

Tidak

Ya

Gambar 4.2 Flowchart Pembuatan Yoghurt Perlakuan I

Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow dan 10 gram gula pasir ke dalam erlenmeyer

Selesai

Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml

Dipanaskan hingga suhu 90oC selama 15 menit

Mulai

Dimasukkan erlenmeyer ke dalam penangas air

Apakah panas sudah berlangsung selama 15 menit?

Didiamkan hingga suhu 30 °C, lalu dimasukkan ke dalam botol steril

Ditambahkan starter 20 ml sambil diaduk hingga merata

Ditutup botol dengan plastik dan diikat dengan karet gelang

Diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 jam

Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk

Didinginkan campuran susu hingga mencapai 45 oC

Page 10: Laporan

Selesai

Ditutup botol dengan plastik dan diikat dengan karet gelang

Diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 jam

Dilakukan pengamatan pada yoghurt yang terbentuk

Didiamkan hingga suhu 30 oC, lalu dimasukkan ke dalam botol steril

Ditambahkan starter 20 ml sambil diaduk hingga merata

Dipanaskan hingga suhu 90 °C selama 15 menit

Dimasukkan erlenmeyer ke dalam penangas air

Apakah panas sudah berlangsung selama 15 menit?

Didinginkan campuran susu hingga mencapai 45 oC

4.3.2.2 Perlakuan II

Tidak

Gambar 4.3 Flowchart Pembuatan Yoghurt Perlakuan II

Ya

Dimasukkan 80 gram susu bubuk Dancow, 10 gram gula pasir dan 1 bungkus pewarna makanan berwarna merah ke dalam erlenmeyer

Mulai

Diencerkan dengan Aqua hingga volumenya 500 ml

Page 11: Laporan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Percobaan

Tabel 5.1 Hasil Percobaan Pembuatan Yoghurt

5.2 Pembahasan

No Perlakuan Setelah Fermentasi

1

80 gram susu Dancow

Vanila + 10 gram gula

pasir diencerkan

hingga volume 500 ml

Aqua + 10 ml Starter

Bentuk : Terbentuk dua lapisan.

Lapisan 1 adalah air dan lapisan

2 adalah yogurt.

pH sebelum pemeraman : 6

pH setelah pemeraman : 5

Rasa : asam

Bau : susu

2

80 gram susu Dancow

Vanila + 10 gram gula

pasir ditambah pewarna

makanan berwarna

merah diencerkan

hingga volume 500 ml

Aqua + 10 ml Starter

Bentuk : kental

pH sebelum pemeraman : 6

pH setelah pemeraman : 4

Rasa : pahit

Bau : susu

Page 12: Laporan

Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah

temperatur dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Yoghurt atau susu terkoagulasi

(mengental), diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri

Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kerja bakteri asam laktat

memfermentasikan susu dapat meningkatkan kandungan gizi yoghurt, di antaranya

vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6

(piridoksin), asam folat, asam pantotenat, dan biotin (Astriani, 2011). Pada proses

fermentasi yang dijalankan, energi yang dihasilkan sedikit sekali karena elektron

yang terbentuk tidak diubah menjadi energi tetapi ditangkap oleh asam piruvat

sehingga terbentuk asam laktat. Pemecahan asam piruvat menjadi asam laktat sering

disebut fermentasi asam laktat, sepertiterlihat pada reaksi di bawah ini:

Gambar 5.1 Proses Pemecahan Asam Piruvat

(Taufiq, 2009)

Prinsip dasar fermentasi yoghurt adalah inokulasi bakteri kultur starter pada

susu yang telah dipanaskan. Komponen karbohidrat utama pada susu adalah laktosa.

Laktosa yang merupakan karbohidrat utama pada susu akan digunakan oleh kultur

starter sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Laktosa akan dihidrolisis

dengan produk akhir asam piruvat. Selanjutnya asam piruvat akan diubah menjadi

asam laktat oleh enzim laktat dehidrogenase. Selain menghasilkan aroma yang khas,

asam laktat juga berperan dalam pembentukan gel yoghurt. Secara sederhana, reaksi

perubahan laktosa menjadi asam laktat adalah sebagai berikut:

C12H22O11 + H2O →4C3H6O3

Laktosa air asam laktat Asam yang terbentuk selama fermentasi terutama adalah

asam laktat.Untuk sintesis ini, bakteri asam laktat membutuhkan enzim laktat

dehidrogenase (LDH).Asam laktat yang diproduksi berbeda dalam konfigurasi

Page 13: Laporan

struktur dan rotasi optik. Dua isomer yang mungkin terjadi adalah asam laktat laevo-

dan dekstrorotasi (Ramadzanti, 2006).

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk yoghurt yang

dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional tahun 1992 dengan nomor SNI 01-

2981-1992 yoghurt dengan kualitas yang baik memiliki total asam laktat sekitar 0,5 -

2,0% dan kadar air maksimum 88% (BSN 1992). Sedangkan derajat keasaman (pH)

yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt yaitu 4,4-4,5, diikuti dengan terbentuknya

flavor yang khas disebabkan terbentuknya asam laktat, asam asetat, asetaldehid,

diasetil dan senyawa volatile lain (Astriani, 2011). Sedangkan dilihat dari uji

organoleptik yang meliputi uji aroma/bau yoghurt, rasa yoghurt dan tekstur yoghurt

dalam SNI 01-2981-1992 juga disebutkan bahwa kriteria yoghurt dengan kualitas

yang baik yaitu memiliki aroma normal/khas yoghurt, rasa khas/asam yoghurt dan

tekstur cairan kental atau semi padat (Taufiq, 2009).

Yoghurt menggumpal disebabkan selain butiran lemak dan air, susu juga

terdiri dari bola-bola protein kecil yang disebut misel. Letaknya berjarakan satu

dengan yang lain. Jika suasana susu tidak asam, bertabrakan pun misel-misel ini

berpantulan dan memisah kembali. Tapi saat susu menjadi asam oleh asam laktat dari

bakteri yoghurt, misel seolah-olah lengket dan ketika bertabrakan terbentuklah

jaring-jaring yang memerangkap air (Ossiris, 2012).

Dari percobaan yang dilakukan, untuk perlakuan I diperoleh yoghurt yang

memiliki 2 lapisan lapisan 1 adalah air sedangkan lapisan 2 adalah yoghurt, yoghurt

yang dihasilkan beraroma susu, dan rasa asam serta memiliki pH 5. Pada perlakuan II

diperoleh yoghurt yang kental dan yoghurt yang dihasilkan beraroma susu, berwarna

merah dan rasa pahit serta memiliki pH 4. Namun berbeda diantara kedua yoghurt

yang dihasilkan pada perlakuan I dan perlakuan II. Pada perlakuan II yoghurt yang

dihasilkan lebih padat dibanding perlakuan I, hal ini mungkin dikarenakan adanya

tambahan pewarna makanan dimasukkan pada perlakuan II. Dari percobaan yang

dilakukan, didapatkan perlakuan I lebih baik dibandingkan dengan perlakuan II, hal

ini dikarenakan tekstur dari yoghurt pada perlakuan I lebih baik dan rasa pada

perlakuan I pun lebih mendekati rasa yoghurt. Pada perlakuan II di dapatkan rasa

Page 14: Laporan

pahit pada pH 4, hal ini diperkirakan karena adanya penambahan zat pewarna pada

susu tersebut.

Adapun perbedaan kualitas yoghurt secara praktek dan teori mungkin

disebabkan faktor suhu yang kurang terjaga, kurang steril, nutrisi dan waktu

fermentasi juga diakibatkan kandungan laktosa dan kandungan lemak pada susu.

Kemudian masalah kebersihan dalam percobaan dan tempat penyimpanan.

Pada percobaan ini juga digunakan kultur starter yaitu Lactobacillus

bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebanyak 4 % dari jumlah larutan yang

akan di buat menjadi yoghurt. Perbandingan jumlah starter biasanya 1 : 1 sampai 2 :

3. Selama pertumbuhan terjadi simbiosis antara kedua jenis bakteri.S. thermophilus

akan berkembang lebih cepat mengawali pembentukan asam laktat melalui

fermentasi laktosa (Radius,dkk., 2010).

Page 15: Laporan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah:

1. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan I terdapat 2 fase dimana bagian atas

masih terdapat cairan namun bagian bawah terbentuk seperti yoghurt.

2. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan II adalah cairan berbentuk kental.

3. Yoghurt pada perlakuan I berwarna putih, sedangkan yoghurt pada perlakuan

II berwarna merah.

4. Yoghurt pada perlakuan I memiliki pH 5, sedangkan yoghurt pada perlakuan

II memiliki pH 4.

5. Yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan II lebih padat dari pada yoghurt

yang dihasilkan pada perlakuan I, hal ini mungkin disebabkan karena pada

perlakuan II ditambahkan pewarna makanan sedangkan perlakuan I tidak

ditambahkan pewarna makanan.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan praktikan adalah:

1. Disarankan menggunankan variasi susu.

2. Disarankan memvariasikan waktu inkubasi agar dapat dibandingkan.

3. Disarankan pada saat pemanasan, susu benar-benar di aduk agar yoghurt

yang terbentuk tidak membentuk dua lapisan.

Page 16: Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Elgina, Fittonia. 2011. Susu Fermentasi di Rusia Banyak Ragamnya. http://susu-

kefir-jateng.blogspot.com/2011/08/susu-fermentasi-di-rusia-banyak.html.

Diakses Pada 10 Desember 2013

Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan yoghurt.

http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pembuatan-

Yoghurt.pdf. Diakses pada 10 Desember 2013

Ossiris. 2012. Proses Pembuatan Yogurt yang Baik Dan Benar.

http://lordbroken.wordpress.com/2012/06/18/proses-pembuatan-yogurt-

yang-baik-dan-benar/. Diakses pada 10 Desember 2013

Radius, Abiyanto .,dkk. 2010. Tugas Mikrobiologi Pengaruh Suhu

TerhadapMikrobia-Mikrobia Dalam Pembuatan Yogurt.

http://xa.yimg.com/kq/groups/21827171/180076074/name/mikrobio_tugas

%2Bkelompok_Sayid+A.R%2B_Sri+widya.L_%2BDian+A.P_

%2BAbiyanto.R_%2BArbi+Nurzaman_adimagna.doc. Diakses pada 10

Desember 2013

Rahman, Arif. 2012. Makalah Mikrobiologi Industri Proses. http://

ariefrvi.blogspot.com. Diakses 10 Desember 2013

Ramadzanti, Alviana. 2006. Aktivitas Protase dan Kandungan Asam Laktat Pada

Yoghurt yang Dimodifikasi.repository.ipb.ac.id /bitstream/handle/.../

G06ara.pdf. Diakses pada 10 Desember 2013

Rochintaniawati, Diana. 2012. Pembuatan Yoghurt. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

Sirait, Celly. 2011. Proses Pengolahan Susu Menjadi Yoghurt.

http://peternakan.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 10 Desember 2013

Sujatman, Diat. 2013. Mengolah susu menjadi Yogurt.

http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/index.php?

option=com_content&task=view&id=430&Itemid=98. Diakses pada 10

Desember 2013

Taufiq, Munawar.2011. Bakteri Yoghurt. http://muhtaufiqmunawar.blogspot.com/

2009/01/bakteri-pada-yoghurt.html.Diakses pada 10 Desember 2013