laporan

12
LAPORAN KASUS PASIEN STROKE BERULANG RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2011 Diajukan untuk melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Disusun oleh : Dennis C. Tu 406107007 Regina Efenmeita 406107058 Apollonia Aurensia 406107061 Kristian Wongso G. 406107066 Anne Tanudjaja 406107072 Pembimbing: dr. Dyah Nuraini W. Sp.S dr. Mintarti Sp.S

Transcript of laporan

Page 1: laporan

LAPORAN KASUS PASIEN STROKE BERULANG

RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2011

Diajukan untuk melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Disusun oleh :

Dennis C. Tu 406107007

Regina Efenmeita 406107058

Apollonia Aurensia 406107061

Kristian Wongso G. 406107066

Anne Tanudjaja 406107072

Pembimbing:

dr. Dyah Nuraini W. Sp.S

dr. Mintarti Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

25 JUNI – 29 JULI 2012

Page 2: laporan

Kata Pengantar

Stroke adalah salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, dan banyak faktor yang

berhubungan dengan terjadinya stroke. Namun, seseorang dapat mengalami lebih dari satu kali

serangan stroke. Pada penelitian ini, kami mencari tahu hubungan antara faktor-faktor risiko

degan kejadian stroke berulang. Penelitian ini disusun untuk melengkapi tugas dalam

kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf periode 25 Juni 2012- 29 Juli 2012 di RSUD Kota Semarang.

Kami mengucapkan kepada pembimbing kami, dr. Dyah Nuraini, Sp.S dan dr. Mintarti, Sp.S,

serta kepada Bagian Rekam Medis RSUD Ketileng, Semarang, yang telah membantu

membimbing dan menyediakan data, sehingga dapat kami olah selanjutnya.

Menyadari ketidaksempurnaan penelitian kami ini, kritik dan saran pembaca sekalian sangat

kami harapkan.

Semarang, 20 Juli 2012

Penyusun

Page 3: laporan

Pendahuluan

Stroke didefinisikan Adam's (2009) sebagai sindrom neurologis fokal yang terjadi secara tiba-

tiba, khususnya tipe yang disebabkan penyakit serebrovaskular. Sumber yang sama

mendefinisikan "penyakit serebrovaskular" sebagai abrnormalitas otak yang diakibatkan proses

patologis dari pembuluh darah, termasuk oklusi lumen oleh emboli atau trombus, ruptur,

perbuhana permeabilitas dinding pembuluh darah, atau peningkatan viskositas atau perubahan

kualitas peredaran darah melalui pembuluh darah cerebral.

Stroke adalah salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang terbanyak pada orang

dewasa. Gambar 1.1 menampilkan data hasil temuan WHO dan CDC pada tahun 2004 yang

memuat epidemiologi global dan perbandinganya dengan penyebab kematian tertinggi lainnya.

Menurut data Riskesdas Depkes RI, 2007 dalam laporan nasionalnya mendapatkan bahwa

penyebab kematian utama untuk semua usia adalah stroke (15,4%), TB (7,5%), hipertensi

(6,8%). Stroke iskemik memiliki persentase paling besar yaitu sebesar 80% , terbagi atas

subtipe stroke trombotik dan embolik yang dapat mengurangi sirkulasi atau kebutuhan darah

diotak atau mengakibatkan kematian neuron yang diperlukan otak. Seseorang dalam hidupnya

dapat mengalami lebih dari satu serangan stroke (stroke berulang).

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data kejadian stroke berulang dengan

mengumpulkan sampel yang didapatkan dari Bagian Rekam Medik RSUD Ketileng. Tiap rekam

medis pasien dipelajari dan dicatat faktor-faktor risiko yang dimiliki pasien tersebut.

Data-data yang terkumpul kemudian dilihat hubungannya dengan kejadian stroke berulang.

Page 4: laporan
Page 5: laporan

Gambar 1.1

Page 6: laporan

Interpretasi Data

Hubungan dengan usia

Dari 40 sampel, kejadian stroke berulang tertinggi dialami oleh sampel dengan kelompok usia

50-59 tahun sebanyak 14 sampel (35%), kemudian menurun pada kelompok usia 60-69 tahun

sebanyak (25%), dan terus menurun pada kelompok usia selanjutnya, dengan masing-masing 5

sampel (12,5%)pada kelompok usia 70-79 tahun dan kelompok usia lebih dari 80 tahun. Untuk

jumlah sampel dengan stroke berulang yang berusia kurang dari 50 tahun, didapatkan 6 sampel

(15%) dengan usia sampel termuda 45 tahun.

Hubungan dengan jenis kelamin

Jumlah keseluruhan 40 sampel terdiri dari 23 sampel (57,5%) laki-laki dan 17 sampel (42,5%)

perempuan.

Hubungan dengan jenis stroke

Jumlah keseluruhan 40 sampel terdiri dari 29 sampel (72,5%) dengan SNH dan 11 sampel

(27,5%) dengan SH.

Hubungan dengan faktor risiko hipertensi

Didapatkan sejumlah 4 sampel (10%) datang ke rumah sakit dengan hipertensi grade I (>=

140/90) dan sisanya, 30 (75%) sampel datang ke rumah sakit dengan hipertensi grade II (>=

160/90), dengan nilai tekanan darah tertinggi 250/150 mmHg.

Hubungan dengan faktor risiko nilai gula darah sewaktu (GDS)

Dari 28 sampel dengan abnormalitas nilai GDS, 8 sampel (20%)memiliki kadar GDS berkisar

dari 100-149 mg/dL, 12 sampel (30%) dengan kisaran 150-199 mg/dL, dan 8 sampel (20%)

sisanya memiliki kadar GDS senilai 200 mg/dL atau lebih. Nilai tertinggi didapatkan pada pasien

dengan kadar GDS 318 mg/dL.

Hubungan dengan faktor risiko hiperkolesterolemia

Keseluruhan 25 sampel (62,5%) dengan kadar kolesterol yang di luar nilai normal, memiliki

kadar kolesterol darah lebih dari 200 mg/dL, dengan nilai tertinggi 255 mg/dL.

Hubungan dengan faktor risiko hipertrigliseridemia

Page 7: laporan

Dari 40 sampel, didapatkan 8 sampel (20%) dengan kadar trigliserida yang di luar batas nilai

normal (>200 mg/dL).

Hubungan dengan faktor risiko hiperurisemia

Didapatkan 12 sampel (30%)memiliki kadar asam urat lebih dari sama dengan 7.00 mg/dL,

dengan nilai tertinggi 12.88 mg/dL.

Hubungan dengan onset

Hanya 9 (22,5%) dari 40 sampel yang memiliki data anamnesis lengkap. Kesembilan sampel

tersebut mengalami serangan stroke berulang pada saat istirahat.

Hubungan dengan defisit neurologis

Sejumlah 28 (70%) dari total 40 sampel masuk ke rumah sakit dengan deficit neurologis

hemiparesis. Sisanya masuk dengan tamplian deficit neurologis yang bervariasi, seperti diartria,

paresis N. VII, IX, X, XII, vertigo, kejang, tetraparesis, penurunan kesadaran, pandangan kabur,

afasia, hemiparesis fascialis,

Hubungan dengan gambaran CT-Scan

Hasil temuan CT-Scan dari 19 sampel memberikan gambaran lesi yang bervariasi: infark

lakuner thalamus, infark crus posterior kapsula interna, infark lakuner korona radiate, infark

ganglia basal, infark periventrikuler, infark nucleus lentiformis, ICH, peningkatan TIK,

ventrikulomegali, infark globus palibus, infark parasisterna, infark putamen, dan atrofi cerebri.

Hubungan dengan lamanya rawat inap

Dari 40 sampel, sebagian besar, sejumlah 25 sampel (62,5%) dirawat inap selama 1 minggu

atau kurang. Diikuti oleh 12 sampel (30%) yang dirawat 8 hari hingga 2 minggu. Hanya 3

sampel (7,5%) yang dirawat lebih dari 2 minggu.

Hubungan dengan jeda antaronset

Didapatkan 12 sampel (30%) mengalami serangan stroke berulang setelah jeda 1 tahun dan

atau lebih dari serangan sebelumnya. 4 sampel (10%))mengalami serangan stroke berulang

setelah serangan stroke 6 bulan sampai 1 tahun sebelumnya. Sisanya, 6 sampel (15%),

mengalami serangan stroke berulang dalam waktu kurang dari 6 bulan setelah serangan stroke

sebelumnya.

Page 8: laporan

Kesimpulan

Stroke adalah penyebab sindrom neurologis fokal yang terjadi secara tiba-tiba, khususnya tipe

yang disebabkan penyakit serebrovaskular. Stroke adalah salah satu penyebab kematian yang

tertinggi di seluruh dunia. Selain itu, stroke juga adalah salah satu penyabab kecacatan yang

tinggi. Stroke dapat disebabkan karena pendarahan dan non-pendarahan.

Dari data yang ditemukan di RSUD Ketileng, pasien stroke berulang tidak memiliki perbedaan

berarti dalam distribusi gender, dengan sampel laki-laki sebanyak 57,5% dan sampel

perempuan sebanyak 42,5%. Usia sampel stroke berulang memuncak pada kiasaran usia 50-

59 tahun (35%). Sampel yang mengalami stroke berulang sebagian besar (72,5%) jenis non-

pendarahan.

Juga didapatkan hubungan antara serangan stroke ulangan dengan hipertensi, di mana

semakin tinggi tekanan darah, berhubungan dengan semakin besarnya risiko kejadian.

Demikian juga hasil temuan hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan kejadian stroke

ulangan. Namun, pada kadar gula darah dengan nilai 200 mg/dL atau lebih, persentasenya

menurun.

Abnormalitas kadar kolesterol juga ditemukan pada sebagian besar (62,5%) sampel dengan

stroke berulang. Hubungan dengan hipertrigliseridemia hanya ditemukan pada 20% sampel

stroke berulang. Rendahnya frekuensi hubungan dengan faktor risiko juga ditemukan dengan

faktor risiko hiperurisemia, di mana hanya dimiliki 30% sampel.

Onset kejadian stroke berulang pada 22,5% samper terjadi pada saat istirahat. Manifestasi

tersering sampel stroke berulang adalah hemiparesis (70%), dan diikuti dengan defisit

neurologis lainnya, seperti diartria dan paresis N. VII, IX, X, XII. Hasil temuan CT-Scan

menunjukkan lokasi lesi yang bervariasi, seperti infark lakuner thalamus, infark crus posterior

kapsula interna, infark lakuner korona radiate, infark ganglia basal.

Sebagian besar sampel (62,5%) dirawat inap selama satu minggu atau kurang, dan angka ini

terus menurun sesuai lamanya perawatan. Kejadian stroke berulang 30% di antaranya

didapatkan setelah jeda satu tahun atau lebih.

Jadi, dalam penelusuran data ini didapatkan temuan bahwa sebagian besar sampel stroke

berulang memiliki faktor risiko hipertensi, abnormalitas kadar gula darah sewaktu dan

hiperkolesterolemia.