Laporan 4 eldas

4

Click here to load reader

description

laporan

Transcript of Laporan 4 eldas

  • LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR II

    MODUL 4

    OPERATION AMPLIFIER ADDER DAN SUBTRACTOR

    AHMAD RIDWAN SIDIQ (1127030002)

    FISIKA SAINS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

    TAHUN 2014

    e-mail :[email protected]

    Abstrack

    Awal dari penggunaan penguat

    operasional adalah tahun 1940-an, ketika

    sirkuit elektronika dasar dibuat dengan

    menggunakan tabung vakum untuk

    melakukan operasi matematika seperti

    penjumlahan, pengurangan, perkalian,

    pembagian, integral, dan turunan. Rangkaian

    penjumlah atau rangkaian adder adalah

    rangkaian penjumlah yang dasar

    rangkaiannya adalah rangkaian inverting

    amplifier dan hasil outputnya adalah

    dikalikan dengan penguatan seperti pada

    rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai

    outputnya adalah jumlah dari penguatan

    masing masing dari inverting, sedangkan

    Rangkaian pengurang ini berasal dari

    rangkaian inverting dengan memanfaatkan

    masukan non inverting, sehingga

    persamaannya menjadi sedikit ada

    perubahan.

    Kata Kunci: adder, subtractor, penguat,

    osiloscop, sinyal generator.

    1. PENDAHULUAN

    1.1. Landasan Teori

    Penguat operasional (operational

    amplifier) atau yang biasa disebut op-amp

    merupakan suatu jenis penguat elektronika

    dengan hambatan (coupling) arus searah

    yang memiliki bati/faktor penguatan (gain)

    sangat besar dengan dua masukan dan satu

    keluaran. Penguat operasional pada

    umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit

    terpadu dan yang paling banyak digunakan

    adalah seri 741.

    Penguat operasional adalah perangkat

    yang sangat efisien dan serba guna. Contoh

    penggunaan penguat operasional adalah

    untuk operasi matematika sederhana seperti

    penjumlahan dan pengurangan terhadap

    tegangan listrik hingga dikembangkan

    kepada penggunaan aplikatif seperti

    komparator dan osilator dengan distorsi

    rendah.Pada mulanya Op-amp digunakan

    untuk rangkaian perhitungan analog,

    rangkaian pengaturan dan instrumentasi.

    fungsi utamanya adalah untuk melakukan

    operasi linier matematika (tegangan dan

    arus), integrasi dan penguatan. Kini op-amp

    dapat di jumpai di mana saja, dlam

    berbagai bidang: reproduksi suara, sistem

    komunikasi, sistem pengolahan digital,

    elektronik komersial, dan, aneka macam

    perangkat hobyist. Dalam konfigurasinya

    kita akan menemukan op-amp dengan

    masukan dan keluaran tunggal, masukan dan

    keluaran diferensial, atau masukan

    diferensial dan keluaran tunggal.

    Konfigurasi terakhir ini banyak digunakan

    dalam industri elektronika. Selain itu,

  • Fungsi Op-Amp adalah sebagai penguat

    tinggi dc yang berbeda penguatan (berbeda

    maksudnya bahwa beberapa sinyal yang

    tidak sama pada kedua inputannya adalah

    penguat yang baik). Sebagian besar sinyal

    bioelectric memiliki sebuah besaran yang

    sangat kecil yaitu dalam besaran milivolt

    bahkan dalam besaran mikrovolt dan oleh

    karena itu membutuhkan tambahan sehingga

    pengguna dapat melakukan proses.

    Penambahan tersebut berupa penguatan atau

    sering disebut Op-Amp. Penerapan Op-Amp

    yang sering di jumpai adalah sebagai

    penguat audio, pengatur nada, osilator atau

    pembangkit gelombang, sensor circuit, dsb.

    nout VVVVV ...( 321

    Rangkaian adder atau penjumlah sinyal

    dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp

    sebagai penguat dengan diberikan input

    lebih dari satu untuk menghasikan sinyal

    ouput yang linier sesuai dengan nilai

    penjumlahan sinyal input dan faktor

    penguatan yang ada. Pada umumnya

    rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp

    adalah rangkaian penjumlah dasar yang

    disusun dengan penguat inverting atau non

    inverting yang diberikan input lebih dari 1

    line. Rangkaian adder/penjumlah secara

    sederhana dapat dilihat pada gambar diatas.

    Pada operasi adder /penjumlah sinyal secara

    inverting, sinyal input (V1, V2, V3)

    diberikan ke line input penguat inverting

    berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya

    penjumlahan sinyal input tersebut bernilai

    negatif karena penguat operasional

    dioperasikan pada mode membalik

    (inverting).

    Rangkaian pengurang ini berasal dari

    rangkaian inverting dengan memanfaatkan

    masukan non-inverting, sehingga

    persamaannya menjadi sedikit ada

    perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri 2

    macam yaitu :

    a. Rangkaian dengan 1 op-amp

    b. Rangkaian dengan 2 op-amp

    c. Rangkaian dengan 3 op-amp

    )( 12 VVVout

    1.2. Tujuan

    Praktikum ini bertujuan untuk

    mengetahui dan memahami rangkaian adder

    dan subtractor dan mampu menganalisis

    cara kerja rangkaian adder dan subtractor.

    1.3. Tinjauan Pustaka

    Pada rangkaian penjumlah non-

    inverting diatas sinyal input (V1, V2, V3)

    diberikan ke jalur input melalui resitor input

    masing-masing (R1, R2, R3). Besarnya

    penguatan tegangan (Av) pada rangkaian

    penguat penjumlah non-inverting diatas

    diatur oleh Resistor feedback (Rf) dan

    resistor inverting (Ri).

    Rangkaian adder/penjumlah non-

    inverting ini jarang digunakan dalam

  • aplikasi rangkaian elektronika, karena nilai

    outputnya adalah hasil kali rata-rata

    tegangan input dengan faktor penguatan

    (Av) sehingga nilai penjumlahan tegangan

    merupakan hasil rata-rata sinyal input dan

    penguatan tegangan belum sesuai dengan

    kaidah penjumlahan.

    Pengurang Rangkaian pengurang ini

    berasal dari rangkaian inverting dengan

    memanfaatkan masukan non-inverting,

    sehingga persamaannya menjadi sedikit ada

    perubahan. Comparator Rangkaian ini dapat

    membandingkan dua buah tegangan yang

    dapat masuk melalui dua terminal input op

    amp.

    2. METODE

    2.1. Waktu dan Tempat

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari

    Selasa, tanggal 25 Februari 2014, pukul

    15.30-18.00 WIB. Bertempat di

    Laboratorium Elektronika Dasar UIN Sunan

    Gunung Djati Bandung.

    2.2. Alat dan Bahan

    Pada praktikum ini kita menggunakan

    alat dan bahan, yaitu: kit elektronika dasar

    untuk operasional amplifier adder dan

    subtractor, kabel penghubung, multimeter.

    2.3. ProsedurPercobaan

    Sediakan kit elektronika dasar untuk

    operasional amplifier adder dan

    subtractor.

    Hubungkan Vin1 dan Vin2 pada

    generator.

    Variasikan tegangan generator.

    Isikan hasil pengamatan pada tabel

    pengamatan.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Tabel Hasil Pengamatan

    Tabel pengamatan rangkaian adder

    Vin

    (1)

    Vin

    (2)

    Vout

    (pengukuran)

    Vout(hasil

    perhitungan)

    2 2 -3.316 -4

    4 4 -3.313 -8

    6 6 -3.311 -12

    8 8 -2.786 -16

    10 10 -2.427 -20

    Tabel pengamatan rangkaian subtractor

    Vin

    (1)

    Vin

    (2)

    Vout

    (pengukuran)

    Vout(hasil

    perhitungan)

    2 2 0.086 0

    4 4 0.113 0

    6 6 0.115 0

    8 8 0.175 0

    10 10 0.180 0

    3.2 Pembahasan

    Rangkaian adder/penjumlah non-

    inverting memiliki penguatan tegangan yang

    tidak melibatkan nilai resistansi input yang

    digunakan. Oleh karena itu dalam rangkaian

    penjumlah non-inverting nilai resistor input

    (R1, R2, R3) sebaiknya bernilai sama persis,

    hal ini bertujuan untuk mendapatkan

    kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal

    yang diberikan ke rangkaian.

    Rangkaian ini hanya dapat digunakan

    untuk operasi penjumlahan data bilangan

    biner sampai satu bit saja. Pada rangkaian

    adder ini menggunakan rangkaian inverting

    amplifier dan tidak menggunakan rangkaian

    non-inverting akan lebih sulit karena

    tegangan yang di paralelkan akan menjadi

    tegangan terkecil.

  • Pengurang Rangkaian pengurang ini

    berasal dari rangkaian inverting dengan

    memanfaatkan masukan non-inverting,

    sehingga persamaannya menjadi sedikit ada

    perubahan. Rangkaian ini dapat

    membandingkan dua buah tegangan yang

    dapat masuk melalui dua terminal input op

    amp.

    Pengukuran tegangan dengan

    osiloskop dapat dilakukan dengan

    menghitung jumlah pembagi yang meliputi

    muka gelombang pada bagian skala vertikal,

    sinyal dapat diatur dengan mengubah-ubah

    kontrol vertikal, untuk pengukuran terbaik

    pilih skala volts/div yang paling baik.

    Dari hasil pengamatan dan

    perhitungan rangkaian adder yang di dapat

    hasil dari teori dan simulasi berbeda, karena

    ada beberapa faktor pada pembacaan

    multimeter, karena multimeter angkanya

    tidak konstan terus berubah-ubah.

    Sedangkan pada tabel pengamatan

    substractor data hasil dari teori dan simulasi

    nilainya mendekati.

    4. PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    - Rangkaian penjumlah atau rangkaian

    adder adalah rangkaian penjumlah yang

    dasar rangkaiannya adalah rangkaian

    inverting amplifier dan hasil outputnya

    adalah dikalikan dengan penguatan.

    - Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing

    dariinverting.

    - Pengurang Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan

    memanfaatkan masukan non-inverting.

    4.2. Saran

    Dalam percobaan ini diperlukan

    ketelitian dalam membaca angka pada

    multimeter karena angkanya yang tidak

    konstan, selalu saja berubah-ubah

    DAFTAR PUSTAKA

    Malvino.1994. prinsip-prinsip

    elektronika 1. Erlangga : Jakarta.

    Ramdhani, M. 2005. Rangkaian listrik.

    STT Telkom, Bandung.

    Modul praktikum Elektronika Dasar 2

    Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

    UIN Sunan Gunug Djati Bandung 2014