Lapkeu Kab Aceh Tenggara

79
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN IX BPK-RI DI BANDA ACEH Jl. Tgk. M. Daud Beureueh No. 155 Telp (0651) 22453 Banda Aceh Banda Aceh, Juni 2005 Nomor : /S/XIV.9/6/2005 Sifat : Rahasia Lampiran : Satu berkas Perihal : Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004 Kepada Yth. 1. Bupati Aceh Tenggara 2. Ketua DPRD Kabupaten Aceh Tenggara di Kutacane Sesuai dengan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 jo. Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia jo. Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dengan hormat kami sampaikan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004. Atas perhatian dan tindak lanjut Bapak, kami ucapkan terima kasih. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Plt. KEPALA PERWAKILAN IX BPK-RI DI BANDA ACEH DRS. H. MAULANA GINTING NIP. 240001912 Tembusan: 1. Yth. Menteri Dalam Negeri di Jakarta; 2. Yth. Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri di Jakarta; 3. Yth. Kepala Badan Pengawas Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di Banda Aceh; 4. Yth. Kepala Badan Pengawas Daerah Kabupaten Aceh Tenggara di Kutacane; 5. Yth. Auditor Utama Keuangan Negara IV BPK-RI di Jakarta.

Transcript of Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Page 1: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN IX BPK-RI DI BANDA ACEH Jl. Tgk. M. Daud Beureueh No. 155 Telp (0651) 22453 Banda Aceh

Banda Aceh, Juni 2005 Nomor : /S/XIV.9/6/2005 Sifat : Rahasia Lampiran : Satu berkas Perihal : Hasil Pemeriksaan atas Laporan

Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004

Kepada Yth. 1. Bupati Aceh Tenggara 2. Ketua DPRD Kabupaten Aceh Tenggara di Kutacane Sesuai dengan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 jo. Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia jo. Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dengan hormat kami sampaikan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004. Atas perhatian dan tindak lanjut Bapak, kami ucapkan terima kasih.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Plt. KEPALA PERWAKILAN IX BPK-RI DI BANDA ACEH

DRS. H. MAULANA GINTING NIP. 240001912

Tembusan: 1. Yth. Menteri Dalam Negeri di Jakarta; 2. Yth. Inspektur Jenderal Departemen Dalam

Negeri di Jakarta; 3. Yth. Kepala Badan Pengawas Daerah Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam di Banda Aceh;

4. Yth. Kepala Badan Pengawas Daerah Kabupaten Aceh Tenggara di Kutacane;

5. Yth. Auditor Utama Keuangan Negara IV BPK-RI di Jakarta.

Page 2: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Jl. Tgk. M. Daud Beureueh No. 155 Telp. (0651) 22453 Banda Aceh

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun Anggaran 2004

Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1973, dan Pasal 31 UU No.

17 tahun 2003, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004 yang telah

disusun oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara.

Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaen Aceh Tenggara.

Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2004 berdasarkan pemeriksaan BPK-RI. BPK-RI tidak mengaudit saldo awal Neraca

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar

Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI

untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar

memperoleh keyakinan yang memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun

Anggaran 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di

dalam Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun

Anggaran 2004 meliputi pengujian atas Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2004,

Neraca per 31 Desember 2004 dan Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004.

Masalah-masalah material yang ditemukan adalah sebagai berikut:

Page 3: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

1. Berdasarkan penutupan Buku Kas Umum Bendaharawan Umum Daerah (BKU-BUD)

diketahui saldo kas per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp12.640.289.779,59 yang terdiri

dari dari kas dan bank sebesar Rp1.824.848.607,59 dan kas bon yang belum diselesaikan

sampai dengan akhir tahun anggaran sebesar Rp10.815.441.172,00. Dari jumlah tersebut telah

diselesaikan sampai dengan 31 April 2005 sebesar Rp5.793.242.399,00, sehingga masih tersisa

sebesar Rp5.022.198.773,00. Namun demikian nilai kas bon tersebut berbeda dengan

perhitungan menurut draft Laporan Keuangan yaitu sebesar Rp470.394.046.757,41 sebagai

akibat kesalahan pencatatan nilai Surat Perintah Membayar dan kesalahan penjumlahan

penerimaan dan pengeluaran dalam BKU-BUD yang sampai berakhirnya pemeriksaan belum

dikoreksi.

2. Dari pemeriksaan secara uji petik atas Surat Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan

diketahui bahwa dari realisasi sebesar Rp18.228.383.500,00, pertanggungjawaban pengeluaran

sebesar Rp1.627.950.000,00 diantaranya hanya didukung kuitansi tanpa bukti-bukti pendukung

lainnya.

3. Dari realisasi Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp2.671.109.000,00, ternyata sebesar

Rp2.406.970.000,00 dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang telah memiliki pos

anggaran tersendiri.

4. Bukti kepemilikan penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara pada beberapa

BUMD sebesar Rp9.639.850.000,00 tidak diperoleh.

Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun

Anggaran 2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun Anggaran 2004, kecuali atas akibat paragraf atas hal-hal yang dimuat dalam paragraf

sebelumnya, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip

Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku.

Page 4: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu

mendapat perhatian Pemerintah dan DPRD Kabupaten Aceh Tenggara dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban

Keuangan Daerah.

Banda Aceh, 12 Mei 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Perwakilan IX di Banda Aceh

Ketua Tim

Syafruddin Lubis, SE. Ak

Akuntan REG-NEG D - 16785

Page 5: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

A. Laporan Keuangan Audited (setelah diperiksa).

1. Perhitungan APBD Audited (setelah diperiksa).

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA PERHITUNGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2004

(AUDITED)

KODE REK.

URAIAN ANGGARAN (RP)

REALISASI (RP)

SELISIH ANGGARAN

DENGAN REALISASI

(RP) 1 2 3 4 5 (3-4) I PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7.270.787.270,00 4.366.314.816,00 2.904.472.454,00 1.1.1 Pajak Daerah 982.779.545,00 736.653.153,00 246.126.392,00 1.1.2 Retribusi Daerah 2.144.116.000,00 1.595.719.866,00 548.396.134,00 1.1.3 Hasil Perusda dan Pengelolaan Ke-

kayaan Daerah yang Dipisahkan

15.600.000,00

0,00

15.600.000,00 1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 4.128.291.725,00 2.033.941.797,00 2.094.349.928,00

1.2 DANA PERIMBANGAN 182.128.711.444,00 183.004.889.887,00 (876.178.443,00)

1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 39.227.849.190,00 39.594.766.182,00 (366.916.992,00) 1.2.2 Dana Alokasi Umum 122.468.000.000,00 122.468.000.000,00 0,00 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 8.490.000.000,00 8.490.000.000,00 0,00 1.2.4 Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Ke-

uangan dari Provinsi

11.942.862.254,00

12.452.123.705,00

(509.261.451,00)

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH 1.035.084.000,00

2.270.512.200,00 (1.235.428.200,00)

1.3.1 Dana Kontinjensi/ Dana Darurat 1.035.084.000,00 879.552.418,00 155.531.582,00 1.3.2 Kompensasi Pajak 0,00 1.390.959.782,00 (1.390.959.782,00)

JUMLAH PENDAPATAN 190.434.582.714,00 189.641.716.903,00 792.865.811,00

II BELANJA 2.1 APARATUR DAERAH 91.109.093.512,00 97.853.708.359,00 (6.744.614.847,00)

2.1.1 Belanja Administrasi Umum 73.874.219.778,00 81.450.922.021,00 (7.576.702.243,00) 2.1.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 66.386.446.099,00 74.632.658.626,00 (8.246.212.527,00) 2.1.1.2 Belanja Barang dan Jasa 7.217.165.673,00 6.771.644.389,00 445.521.284,00 2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 263.351.000,00 39.362.000,00 223.989.000,00 2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan 7.257.006,00 7.257.006,00 0,00

2.1.2 Belanja Operasi & Pemeliharaan 16.111.961.141,00 15.279.804.248,00 832.156.893,00

2.1.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 5.161.499.250,00 5.040.075.885,00 121.423.365,00 2.1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 4.336.343.135,00 3.867.488.741,00 468.854.394,00 2.1.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.595.514.000,00 2.367.412.785,00 228.101.215,00 2.1.2.4 Belanja Pemeliharaan 4.018.604.756,00 4.004.826.837,00 13.777.919,00

2.1.3 Belanja Modal 1.122.912.593,00 1.122.982.090,00 (69.497,00)

2.1.3.5 Belanja Modal Jaringan 5.899.000,00 5.899.000,00 0,00 2.1.3.9 Belanja Modal Alat-alat Angkutan 108.300.000,00 108.300.000,00 0,00

2.1.3.12 Belanja Modal Alat Ktr & RT 740.992.110,00 741.061.110,00 (69.000,00) 2.1.3.13 Belanja Modal Alat Studio & Kom 267.721.483,00 267.721.980,00 (497,00)

Page 6: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

1 2 3 4 5 2.2 PELAYANAN PUBLIK 103.592.658.206,00 84.628.444.798,00 18.964.213.408,00

2.2.1 Belanja Administrasi Umum 389.820.250,00 276.232.750,00 113.587.500,00 2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 138.800.000,00 86.600.000,00 52.200.000,00 2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 72.797.250,00 12.197.250,00 60.600.000,00 2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 157.930.000,00 157.142.500,00 787.500,00 2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan 20.293.000,00 20.293.000,00 0,00

2.2.2 Belanja Operasi & Pemeliharaan 38.294.268.784,00 32.405.331.753,00 5.888.937.031,00

2.2.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 16.302.109.943,00 14.214.177.368,00 2.087.932.575,00 2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 7.779.100.146,00 6.445.276.592,00 1.333.823.554,00 2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.444.827.475,00 1.938.245.600,00 506.581.875,00 2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan 11.768.231.220,00 9.807.632.193,00 1.960.599.027,00

2.2.3 Belanja Modal 41.521.193.904,00 31.047.387.795,00 10.473.806.109,00

2.2.3.1 Belanja Modal Tanah 2.709.286.473,00 2.669.186.473,00 40.100.000,00 2.2.3.2 Belanja Modal Jalan dan Jembatan 7.938.117.480,00 5.012.176.350,00 2.925.941.130,00 2.2.3.3 Belanja Modal Bangunan Air 5.193.865.800,00 5.105.889.130,00 87.976.670,00 2.2.3.4 Belanja Modal Instalasi 530.413.878,00 400.625.377,00 129.788.501,00 2.2.3.5 Belanja Modal Jaringan 198.029.500,00 197.529.500,00 500.000,00 2.2.3.6 Belanja Modal Bangunan Gedung 17.861.721.748,00 12.388.776.050,00 5.472.945.698,00 2.2.3.9 Belanja Modal Alat-alat Angkutan 1.966.746.695,00 1.374.443.000,00 592.303.695,00

2.2.3.10 Belanja Modal Alat-alat Bengkel 15.030.000,00 15.030.000,00 0,00 2.2.3.11 Belanja Modal Alat-alat Pertanian 137.140.000,00 104.140.000,00 33.000.000,00 2.2.3.12 Belanja Modal Alat Ktr & RT 2.755.098.745,00 1.829.323.130,00 925.775.615,00 2.2.3.13 Belanja Modal Alat Studio & Kom 237.343.185,00 60.543.185,00 176.800.000,00 2.2.3.14 Belanja Modal Alat Kedokteran 404.601.000,00 316.425.000,00 88.176.000,00 2.2.3.15 Belanja Modal Alat Laboratorium 454.826.400,00 454.326.400,00 500.000,00 2.2.3.16 Belanja Modal Buku Perpustakaan 968.523.000,00 968.524.200,00 (1.200,00) 2.2.3.17 Belanja Modal Brg Seni/Budaya 42.300.000,00 42.300.000,00 0,00 2.2.3.18 Belanja Modal Hewan & Tanaman 108.150.000,00 108.150.000,00 0,00

2.2.4 BELANJA BAGI HASIL & BAN-

TUAN KEUANGAN 20.713.100.000,00

18.228.383.500,00 2.484.716.500,00 2.2.4.3 Bant. Keu. Kepada Pemkab 5.000.000.000,00 4.998.343.500,00 1.656.500,00 2.2.4.4 Bant. Keu. Kepada Pemdes/Kel 6.863.100.000,00 4.554.000.000,00 2.309.100.000,00 2.2.4.5 Bant. Keu. Kepada Ormas 4.000.000.000,00 3.999.035.000,00 965.000,00 2.2.4.6 Bant. Keu. Kepada Org. Profesi 4.850.000.000,00 4.677.005.000,00 172.995.000,00

2.2.5 BELANJA TDK TERSANGKA 2.674.275.268,00 2.671.109.000,00 3.166.268,00

2.2.5.1 Belanja Tidak Tersangka 2.674.275.268,00 2.671.109.000,00 3.166.268,00 JUMLAH BELANJA 194.701.751.718,00 182.482.153.157,00 12.219.598.561.00 SURPLUS (DEFISIT) (4.267.169.004,00) 7.159.563.746,00 (2.892.394.742,00)

III PEMBIAYAAN 3.1 PENERIMAAN DAERAH

3.1.1 Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Lalu

6.191.969.004,00

6.191.969.004,00

0,00

3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00 0,00 0,00 3.1.4 Hasil Penjualan Asset Daerah yg

Dipisahkan

0,00

0,00

0,00 Jumlah Penerimaan Daerah 6.191.969.004,00 6.191.969.004,00 0,00

Page 7: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

1 2 3 4 5 3.2 PENGELUARAN DAERAH

3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 3.2.2 Penyertaan Modal 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 0,00 3.2.3 Pembayaran Utang Pokok yg Jatuh

Tempo

940.000.000,00

0,00

940.000.000,00 3.2.4 Sisa Perhitungan Anggaran Tahun

Berkenaan

0,00

12.351.532.750,00

(12.351.532.750,00) Jumlah Pengeluaran Daerah 1.940.000.000,00 13.351.532.750,00 (11.411.532.750,00) PEMBIAYAAN NETTO 4.251.969.004,00 7.159.563.746,00 (2.907.594.742,00)

Page 8: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

2. Laporan Aliran Kas Audited (setelah diperiksa).

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA LAPORAN ALIRAN KAS TAHUN ANGGARAN 2004

(AUDITED)

URAIAN JUMLAH (RP)

1 2 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Aliran Kas Masuk: 1. Pendapatan Asli Daerah 4.366.314.816,00 2. Dana Perimbangan 183.004.889.887,00 3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah 2.270.512.200,00 Jumlah Aliran Kas Masuk 189.641.716.903,00 Aliran Kas Keluar: 1. Belanja Administrasi Umum 81.727.154.771,00 - Belanja Pegawai/Personalia 74.719.258.626,00 - Belanja Barang dan Jasa 6.783.841.639,00 - Belanja Perjalanan Dinas 196.504.500,00 - Belanja Pemeliharaan 27.550.006,00 2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan 47.685.136.001,00 - Belanja Pegawai/Personalia 19.254.253.253,00 - Belanja Barang dan Jasa 10.312.765.333,00 - Belanja Perjalanan Dinas 4.305.658.385,00 - Belanja Pemeliharaan 13.812.459.030,00 3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 18.228.383.500,00 4. Belanja Tidak Tersangka 2.671.109.000,00 Jumlah Aliran Kas Keluar 150.311.783.272,00 Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 39.329.933.631,00 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Aliran Kas Keluar 1. Belanja Modal/Pembangunan 32.170.369.885,00 2. Diinvestasikan Dalam Bentuk Saham 1.000.000.000,00 Jumlah Aliran Kas Keluar 33.170.369.885,00Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 33.170.369.885,00

Page 9: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

1 2 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Aliran Kas Masuk 1. Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00 2. Transfer dari Dana Cadangan 0,00 3. Penjualan Asset Daerah yang Dipisahkan 0,00 4. Penerimaan Piutang Pajak Tahun Lalu 0,00 Jumlah 0,00 Aliran Kas Keluar 1. Pembayaran Pokok Pinjaman dan Obligasi 0,00 2. Transfer ke Dana Cadangan 0,00 3. Penyertaan Modal 0,00 4. Pembayaran Hutang Pajak Tahun Lalu 0,00 Jumlah 0,00 Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan 0,00 Kenaikan Kas Bersih Selama Periode 6.159.563.746,00 Saldo Awal 6.191.969.004,00 Saldo Akhir 12.351.532.750,00

Page 10: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

3. Neraca Audited (setelah diperiksa).

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2004

(AUDITED)

KODE REK. URAIAN JUMLAH (RP)

1 2 3 4 AKTIVA

4.1 AKTIVA LANCAR 4.1.1 Kas dan Bank 1.990.582.964,594.1.8 Piutang pada Dinas/Pihak Ketiga 10.345.046.757,41

Jumlah Aktiva Lancar 12.335.629.722,00

4.2 INVESTASI JANGKA PANJANG 4.2.1 Investasi Dalam Saham 9.639.850.000,00

Jumlah Investasi Jangka Panjang 9.639.850.000,00

4.3 AKTIVA TETAP 4.3.1 Tanah 22.183.243.235,004.3.2 Jalan dan Jembatan 34.102.898.700,004.3.3 Bangunan Air (Irigasi) 19.814.080.714,004.3.4 Instalasi 3.629.805.480,004.3.5 Jaringan 3.774.326.627,004.3.6 Bangunan Gedung 104.026.504.868,004.3.7 Monumen dan Tugu 60.000.001,004.3.8 Alat-alat Besar 14.322.100.000,004.3.9 Alat Angkutan 18.255.670.957,00

4.3.10 Alat Bengkel dan Alat Ukur 452.058.750,004.3.11 Alat Pertanian 346.240.000,004.3.12 Alat Kantor dan Rumah Tangga 18.958.991.931,004.3.13 Alat Studio dan Komunikasi 825.572.118,004.3.14 Alat Kedokteran 591.715.018,004.3.15 Alat Laboratorium 832.964.700,004.3.16 Buku Perpustakaan 6.297.604.574,004.3.17 Barang Bercorak Seni dan Budaya 169.200.000,004.3.18 Hewan Ternak dan Tanaman 588.685.200,00

Jumlah Aktiva Tetap 249.186.662.873,00

4.4 DANA CADANGAN 4.4.1 Dana Cadangan Biaya Bunga dan Hutang 1.211.976.398,00

Jumlah Dana Cadangan 1.211.976.398,00

Page 11: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

1 2 3 4.5 AKTIVA LAIN – LAIN

4.5.1 Piutang Dana Bantuan Modal 1.682.492.000,00 Jumlah Aktiva Lain – Lain 1.682.492.000,00 TOTAL AKTIVA 274.056.610.993,00

5 UTANG 5.1 UTANG JANGKA PENDEK

5.1.1 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 1.279.377.778,005.1.2 Utang Belanja 1.211.976.398,00

Jumlah Utang Jangka Pendek 2.491.354.176,00

5.2 UTANG JANGKA PANJANG 5.2.1 Utang Dalam Negeri 2.243.022.222,00

Jumlah Utang Jangka Panjang 2.243.022.222,00

6 EKUITAS DANA 6.1 Ekuitas Dana Umum 269.322.234.595,00

Jumlah Ekuitas Dana 269.322.234.595,00 TOTAL UTANG DAN EKUITAS 274.056.610.993,00

Page 12: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

B. Catatan atas Laporan Keuangan Daerah Setelah Audit

1. Perhitungan APBD a. Pendapatan Daerah

1.1.1 Pajak Daerah Saldo akun Pajak Daerah sebesar Rp736.653.153,00 merupakan pendapatan dari

berbagai jenis pajak yang diterima selama tahun 2004.

1.1.2 Retribusi Daerah Saldo akun Retribusi Daerah sebesar Rp1.595.719.866,00 merupakan pendapatan

dari berbagai jenis retribusi yang diterima selama tahun 2004.

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Saldo akun Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar

Rp2.033.941.797,00 merupakan pendapatan dari hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan dan sumbangan pihak ketiga yang diterima selama tahun 2004.

1.2.1 Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak Saldo akun Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak sebesar Rp39.594.766.182,00

merupakan pendapatan dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak yang diterima selama tahun 2004.

1.2.2 Dana Alokasi Umum Saldo akun Dana Alokasi Umum sebesar Rp122.468.000.000,00 adalah

pendapatan Dana Alokasi Umum yang diterima selama tahun 2004.

1.2.3 Dana Alokasi Khusus Saldo akun Dana Alokasi Khusus sebesar Rp8.490.000.000,00 adalah pendapatan

Dana Alokasi Khusus yang diterima selama tahun 2004.

1.2.4 Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi Saldo akun Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi sebesar

Rp12.452.123.705,00 merupakan pendapatan dari Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang diterima selama tahun 2004.

1.3.1 Dana Kontinjensi/Dana Darurat Saldo akun Dana Kontinjensi/Dana Darurat sebesar Rp879.552.418,00

Page 13: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

merupakan pendapatan Dana Kontinjensi/Dana Darurat yang diterima selama tahun 2004.

1.3.2 Kompensasi Pajak Saldo akun Kompensasi Pajak sebesar Rp1.390.959.782,00 merupakan

pendapatan dari kelebihan penyetoran PPh Pasal 21 yang diterima selama tahun 2004.

b. Belanja Daerah

2.1.1 Belanja Administrasi Umum-Aparatur Daerah Saldo akun Belanja Administrasi Umum sebesar Rp81.450.922.021,00

merupakan belanja yang sudah dibayar selama tahun 2004 terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp74.632.658.626,00, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp6.771.644.389,00, Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp39.362.000,00 dan Belanja Pemeliharaan sebesar Rp7.257.006,00.

2.1.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan-Aparatur Daerah Saldo akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan sebesar Rp15.279.804.248,00

merupakan belanja yang sudah dibayar selama tahun 2004 terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp5.040.075.885,00, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp3.867.488.741,00, Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp2.367.412.785,00 dan Belanja Pemeliharaan sebesar Rp4.004.826.837,00.

2.1.3 Belanja Modal-Aparatur Daerah Saldo akun Belanja Modal sebesar Rp1.122.982.090,00 merupakan belanja yang

sudah dibayar selama tahun 2004, yang digunakan untuk pengadaan jaringan, alat angkutan, alat kantor dan rumah tangga serta alat studio dan komunikasi.

2.2.1 Belanja Administrasi Umum-Pelayanan Publik

Saldo akun Belanja Administrasi Umum sebesar Rp276.232.750,00 merupakan belanja yang sudah dibayar selama tahun 2004 terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp86.600.000,00, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp12.197.250,00, Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp157.142.500,00 dan Belanja Pemeliharaan sebesar Rp20.293.000,00.

2.2.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan-Pelayanan Publik Saldo akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan sebesar Rp32.405.331.753,00

Page 14: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

merupakan belanja yang sudah dibayar selama tahun 2004 terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp14.214.177.368,00, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp6.445.276.592,00, Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp1.938.245.600,00 dan Belanja Pemeliharaan sebesar Rp9.807.632.193,00.

2.2.3 Belanja Modal-Pelayanan Publik Saldo akun Belanja Modal sebesar Rp31.047.387.795,00 merupakan belanja

untuk berbagai jenis belanja modal yang sudah dibayar selama tahun 2004. 2.3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Saldo akun Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan sebesar

Rp18.228.383.500,00 merupakan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan kepada Instansi Vertikal, Pemerintah Desa/Kelurahan, Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi yang sudah dibayar selama tahun 2004.

2.4 Belanja Tidak Tersangka Saldo akun Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp2.671.109.000,00 merupakan

Belanja Tidak Tersangka yang sudah dibayar selama tahun 2004.

c. Pembiayaan Penerimaan Daerah

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Tahun Yang Lalu Saldo akun Sisa Lebih Perhitungan Tahun Yang Lalu sebesar

Rp6.191.969.004,00 merupakan saldo Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran 2003.

Pengeluaran Daerah

3.2.2 Penyertaan Modal Saldo akun Penyertaan Modal sebesar Rp1.000.000.000,00 merupakan

penambahan penyertaan modal pada PT. Bank BPD Aceh dalam tahun 2004.

3.2.4 Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan sebesar Rp12.351.532.750,00

merupakan selisih Surplus dan Pembiayaan Penerimaan Daerah dengan Pembiayaan Pengeluaran Daerah tahun 2004, yaitu:

Page 15: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

a. Surplus Anggaran 2004………………………Rp7.159.563.746,00 b. Pembiayaan Penerimaan Daerah……………..Rp6.191.969.004,00 Dikurangi :

Pembiayaan Pengeluaran Daerah ………..…(Rp1.000.000.000,00) 2. Laporan Aliran Kas

Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp39.329.933.631,00 merupakan selisih

aliran kas masuk yang berasal dari aktivitas operasi tahun 2004 sebesar Rp189.641.716.903,00 dengan aliran kas keluar pada tahun berkenaan sebesar Rp150.311.783.272,00.

Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi sebesar Rp33.170.369.885,00 merupakan aliran kas

keluar untuk belanja modal dan investasi dalam bentuk saham pada tahun 2004 masing-masing sebesar Rp32.170.369.885,00 dan Rp1.000.000.000,00.

3. Neraca

Aktiva Lancar 4.1.2 Kas dan Bank Saldo akun Kas dan Bank per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.990.582.964,59 terdiri

dari kas tunai sebesar Rp50.965,21, saldo pada rekening BUD sebesar Rp1.824.797.642,38 dan saldo pada Pemegang Kas sebesar Rp165.734.357,00.

4.1.8 Piutang pada Dinas/Pihak Ketiga Saldo akun Piutang pada Dinas/Pihak Ketiga per 31 Desember 2004 sebesar

Rp10.345.046.757,41 merupakan kas bon beberpa dinas/pihak ketiga yang belum diselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran.

Investasi Jangka Panjang

4.2.1 Investasi Dalam Saham Saldo akun Investasi Dalam Saham per 31 Desember 2004 sebesar

Rp9.639.850.000,00 merupakan penyertaan saham Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara pada beberapa perusahaan daerah, yaitu: - PT. Bank BPD Aceh sebesar Rp3.105.350.000,00 - PD. Tirta Agara sebesar Rp4.950.000.000,00 - PD. Makmur Sepakat sebesar Rp1.200.000.000,00

Page 16: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

- PD. BPR Lawe Alas sebesar Rp84.500.000,00 - PD. BPR Blang Kejeren sebesar Rp100.000.000,00 - SPBU Mina sebesar Rp200.000.000,00.

Aktiva Tetap

4.3.1 Tanah Saldo akun Tanah per 31 Desember 2004 sebesar Rp22.183.243.235,00 merupakan

nilai Tanah milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan hasil pengadaan yang dibiayai dari Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.2 Jalan dan Jembatan Saldo akun Jalan dan Jembatan per 31 Desember 2004 sebesar Rp34.102.898.700,00

merupakan nilai jalan dan jembatan milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.3 Bangunan Air (Irigasi) Saldo akun Bangunan Air (Irigasi) per 31 Desember 2004 sebesar

Rp19.814.080.714,00 merupakan nilai Bangunan Air (Irigasi) milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.4 Instalasi Saldo akun Instalasi per 31 Desember 2004 sebesar Rp3.629.805.480,00 merupakan

nilai instalasi milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara yaitu instalasi air minum dan komunikasi berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.5 Jaringan Saldo akun Jaringan per 31 Desember 2004 sebesar Rp3.774.326.627,00 merupakan

nilai jaringan air limbah milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.6 Bangunan Gedung Saldo akun Bangunan Gedung per 31 Desember 2004 sebesar Rp104.026.504.868,00

merupakan nilai Bangunan Gedung milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

Page 17: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

4.3.7 Monumen dan Tugu Saldo akun Monumen dan Tugu per 31 Desember 2004 sebesar Rp60.000.001,00

merupakan nilai monumen dan tugu milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.8 Alat-alat Besar Saldo akun Alat-alat Besar per 31 Desember 2004 sebesar Rp14.322.100.000,00

merupakan nilai alat-alat besar milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.9 Alat-alat Angkutan Saldo akun Alat-alat Angkutan per 31 Desember 2004 sebesar Rp18.255.670.957,00

merupakan nilai kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.10 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Saldo akun Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur per 31 Desember 2004 sebesar

Rp452.058.750,00 merupakan nilai alat-alat bengkel dan alat ukur milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.11 Alat Pertanian Saldo akun Alat Pertanian per 31 Desember 2004 sebesar Rp346.240.000,00

merupakan nilai alat pertanian milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.12 Alat Kantor dan Rumah Tangga Saldo akun Alat Kantor dan Rumah Tangga per 31 Desember 2004 sebesar

Rp18.958.991.931,00 merupakan nilai alat kantor dan rumah tangga milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.13 Alat Studio dan Komunikasi Saldo akun Alat Studio dan Komunikasi per 31 Desember 2004 sebesar

Rp825.572.118,00 merupakan nilai alat studio dan komunikasi milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

Page 18: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

4.3.14 Alat Kedokteran Saldo akun Alat Kedokteran per 31 Desember 2004 sebesar Rp591.715.018,00

merupakan nilai alat kedokteran milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.15 Alat Laboratorium Saldo akun Alat Laboratorium per 31 Desember 2004 sebesar Rp832.964.700,00

merupakan nilai alat laboratorium milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.16 Buku Perpustakaan Saldo akun Buku Perpustakaan per 31 Desember 2004 sebesar Rp6.297.604.574,00

merupakan nilai buku perpustakaan milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.17 Barang Bercorak Seni dan Budaya Saldo akun Barang Bercorak Seni dan Budaya per 31 Desember 2004 sebesar

Rp169.200.000,00 merupakan nilai barang bercorak seni dan budaya milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

4.3.18 Hewan Ternak dan Tanaman Saldo akun Hewan Ternak dan Tanaman per 31 Desember 2004 sebesar

Rp588.685.200,00 merupakan nilai hewan ternak dan tanaman milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan neraca awal dan realisasi Belanja Modal pada tahun 2004.

Dana Cadangan 4.3.12 Dana Cadangan Biaya Bunga dan Hutang Saldo akun Dana Cadangan Biaya Bunga dan Hutang per 31 Desember 2004 sebesar

Rp1.211.976.398,00 merupakan nilai yang dicadangkan untuk pembayaran biaya dan bunga hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2005.

Aktiva Lain-lain

4.5.3 Piutang Dana Bantuan Modal

Page 19: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Saldo akun Piutang Dana Bantuan Modal per 31 Desember 2004 sebesar

Rp1.682.492.000,00 merupakan nilai bantuan modal kepada masyarakat yang disalurkan melalui Dinas/Kantor dan Badan, terdiri dari: - Kantor Peternakan sebesar Rp217.492.000,00 - Kantor Perikanan sebesar Rp115.000.000,00 - Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebesar Rp650.000.000,00 - Bappeda sebesar Rp700.000.000,00.

Utang Lancar

5.1.1 Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang Saldo akun Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang per 31 Desember 2004 sebesar

Rp1.279.377.778,00 merupakan saldo Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang dari Rekening Dana Pembangunan (RDP) Departemen Keuangan Republik Indonesia untuk pembiayaan pembangunan pasar terpadu di Kutacane berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara No. RDA-309/DP.3/2001 tanggal 15 Februari 2001 yang akan jatuh tempo pada tahun 2005.

5.1.2 Utang Belanja Saldo akun Utang Belanja per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.211.976.398,00

merupakan saldo biaya dan bunga hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2005, terdiri dari: - Biaya bunga sebesar Rp1.018.155.311,00 - Biaya komitmen sebesar Rp15.802.425,00 - Denda angsuran pokok sebesar Rp42.570.875,00 - Denda biaya administrasi sebesar Rp128.564.532,00 - Denda biaya komitmen sebesar Rp6.883.255,00.

5.2.1 Utang Jangka Panjang Saldo akun Utang Jangka Panjang per 31 Desember 2004 sebesar

Rp2.243.022.222,00 merupakan utang jangka panjang yang harus dibayar berdasarkan perjanjian seperti tersebut pada catatan 5.1.1.

Ekuitas Dana

6.1 Ekuitas Dana Umum Saldo akun Ekuitas Dana Umum per 31 Desember 2004 sebesar

Rp269.322.234.595,00 merupakan selisih bersih antara nilai aktiva dengan nilai

Page 20: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

utang pada tahun 2004, teridir dari: - Akumulasi sisa Perhitungan Anggaran sebesar Rp12.335.629.722,00 - Diinvestasikan dalam investasi permanen sebesar Rp9.639.850.000,00 - Diinvestasikan dalam aktiva tetap sebesar Rp245.664.262.873,00 - Ekuitas Dana Umum lainnya sebesar Rp1.682.492.000,00.

Page 21: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

BAB I

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

A. Dasar Hukum Pemeriksaan 1. Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 Tahun 2001;

2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

3. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara;

6. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

B. Tujuan Pemeriksaan Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh

Tenggara sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi APBD Tahun Anggaran 2004

telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai

peraturan perundangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah.

C. Lingkup Pemeriksaan

Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan

Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004, meliputi:

1. Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004; 2. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004; 3. Neraca Per 31 Desember 2004; 4. Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004.

D. Cakupan Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran

2004 meliputi pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Aliran Kas serta pengungkapan informasi dalam

catatan atas Laporan Keuangan Daerah tidak termasuk lampiran laporan keuangan daerah yang

meliputi semua transaksi material dalam satu tahun anggaran yang diperiksa dan pengujian

terinci atas saldo-saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut.

Page 22: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan antara

jumlah realisasi anggaran/saldo akun yang diaudit dan jumlah realisasi anggaran/saldo akun

(sebelum koreksi) Tahun Anggaran 2004 diuji 100% untuk kecermatan perhitungan yang dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel

Cakupan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun Anggaran 2004 No. Uraian Bagian/Pos Anggaran

(Rp) Realisasi

(Rp) % Nilai yang Diaudit

(Rp) ACR

A. Perhitungan APBD 1. Pendapatan 190.434.582.714,00 189.641.716.903,00 99,58 189.641.716.903,00 100,00 Pendapatan Asli Daerah 7.270.787.270,00 5.757.274.598,00 79,18 5.757.274.598,00 100,00 Dana Perimbangan 182.128.711.444,00 183.004.889.887,00 100,48 183.004.889.887,00 100,00 Lain-lain Pend. Yg Sah 1.035.084.000,00 879.552.418,00 84,97 879.552.418,00 100,00

2. Belanja 194.701.751.718,00 182.663.790.542,00 93,82 182.663.790.542,00 100,00 Belanja Aparatur 91.109.093.512,00 97.886.778.201,00 107,44 97.886.778.201,00 100,00 Belanja Adm. Umum 73.874.219.778 81.464.413.672,00 110,27 81.464.413.672,00 100,00 Belanja Pemeliharaan 16.111.961.141,00 15.299.382.439,00 94,96 15.299.382.439,00 100,00 Belanja Modal 1.122.912.593,00 1.122.982.090,00 100,01 1.122.982.090,00 100,00 Belanja Publik 103.592.658.206,00 84.777.012.341,00 81,84 84.777.012.341,00 100,00 Belanja Adm. Umum 389.820.250,00 277.020.250,00 71,06 277.020.250,00 100,00 Belanja Pemeliharaan 38.294.268.784,00 32.421.111.796,00 84,66 32.421.111.796,00 100,00 Belanja Modal 41.521.193.904,00 31.179.387.795,00 75,09 31.179.387.795,00 100,00 Bel. Bant. Keuangan 20.713.100.000,00 18.228.383.500,00 88,00 18.228.383.500,00 100,00 Bel. Tidak Tersangka 2.674.275.268,00 2.671.109.000,00 99,88 2.671.109.000,00 100,00

3. Pembiayaan 4.251.969.004,00 5.191.969.004,00 122,10 5.191.969.004,00 100,00 Penerimaan 6.191.969.004,00 6.191.969.004,00 100,00 6.191.969.004,00 100,00 Pengeluaran 1.940.000.000,00 1.000.000.000,00 51,55 1.000.000.000,00 100,00 Jumlah A 389.388.303.436,00 377.497.476.449,00 96,94 377.497.476.449,00 100,00

B. Neraca 1. Aktiva - 274.022.876.637,00 - 274.022.876.637,00 100,00 2. Utang - 4.734.376.398,00 - 4.734.376.398,00 100,00 3. Ekuitas - 269.288.500.239,00 - 269.288.500.239,00 100,00 Jumlah B - 548.045.753.274,00 - 548.045.753.274,00 100,00

E. Standar Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004

dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh

BPK-RI Tahun 1995, Panduan Manajemen Pemeriksaan, dan Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI.

Page 23: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

F. Batasan dan Kendala Pemeriksaan

Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas

Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala yaitu Pemerintah Kabupaten Aceh

Tenggara belum memahami sepenuhnya sistem pembukuan berganda (double entry) dan dasar

pencatatan akrual. Pelaksanaan pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah didasarkan

pada modifikasi terhadap ketentuan yang diatur dalam Kepmendagri No. 29 Tahun 2002.

Namun demikian modifikasi tersebut belum dibakukan dalam suatu Peraturan Daerah tentang

Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah tentang Sistem

dan Prosedur Akuntansi yang seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman oleh para

penyelenggara/penata usaha keuangan daerah. Selain itu karena kondisi Kabupaten Aceh

Tenggara belum sepenuhnya kondusif dan adanya bencana alam, maka pelaksanaan

pemeriksaan fisik hanya dapat dilakukan pada beberapa kegiatan yang terbatas pada pengujian

keberadaannya saja.

G. Laporan Keuangan Unaudited (sebelum diperiksa).

1. Perhitungan APBD Unaudited (sebelum diperiksa).

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA PERHITUNGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2004

(UNAUDITED)

KODE REK.

URAIAN ANGGARAN (RP)

REALISASI (RP)

SELISIH ANGGARAN

DENGAN REALISASI

(RP) 1 2 3 4 5 (3-4) I PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7.270.787.270,00 5.757.274.598,00 1.513.512.672,00 1.1.1 Pajak Daerah 982.779.545,00 736.653.153,00 246.126.392,00 1.1.2 Retribusi Daerah 2.144.116.000,00 1.595.719.866,00 548.396.134,00 1.1.3 Hasil Perusda dan Pengelolaan Ke-

kayaan Daerah yang Dipisahkan

15.600.000,00

0,00

15.600.000,00 1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 4.128.291.725,00 3.424.901.579,00 703.390.146,00

1.2 DANA PERIMBANGAN 182.128.711.444,00 183.004.889.887,00 (876.178.443,00)

1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 39.227.849.190,00 39.974.549.586,00 (746.700.396,00) 1.2.2 Dana Alokasi Umum 122.468.000.000,00 122.468.000.000,00 0,00 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 8.490.000.000,00 8.490.000.000,00 0,00 1.2.4 Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Ke-

uangan dari Provinsi

11.942.862.254,00

12.072.340.301,00

(129.478.047,00)

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH 1.035.084.000,00

879.552.418,00 155.531.582,00

1.3.1 Dana Kontinjensi/ Dana Darurat 1.035.084.000,00 879.552.418,00 155.531.582,00 JUMLAH PENDAPATAN 190.434.582.714,00 189.641.716.903,00 792.865.811,00

Page 24: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

II BELANJA 2.1 APARATUR DAERAH 91.109.093.512,00 97.886.778.201,00 (6.777.684.689,00)

2.1.1 Belanja Administrasi Umum 73.874.219.778,00 81.464.413.672,00 (7.590.193.894,00) 2.1.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 66.386.446.099,00 74.632.658.626,00 (8.246.212.527,00) 2.1.1.2 Belanja Barang dan Jasa 7.217.165.673,00 6.785.118.040,00 432.047.633,00 2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 263.351.000,00 39.380.000,00 223.971.000,00 2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan 7.257.006,00 7.257.006,00 0,00

2.1.2 Belanja Operasi & Pemeliharaan 16.111.961.141,00 15.299.382.439,00 812.578.702,00

2.1.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 5.161.499.250,00 5.040.320.885,00 121.178.365,00 2.1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 4.336.343.135,00 3.874.988.741,00 461.354.394,00 2.1.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.595.514.000,00 2.378.995.285,00 216.518.715,00 2.1.2.4 Belanja Pemeliharaan 4.018.604.756,00 4.005.077.528,00 13.527.228,00

2.1.3 Belanja Modal 1.122.912.593,00 1.122.982.090,00 (69.497,00)

2.1.3.5 Belanja Modal Jaringan 5.899.000,00 5.899.000,00 0,00 2.1.3.9 Belanja Modal Alat-alat Angkutan 108.300.000,00 108.300.000,00 0,00

2.1.3.12 Belanja Modal Alat Ktr & RT 740.992.110,00 741.061.110,00 (69.000,00) 2.1.3.13 Belanja Modal Alat Studio & Kom 267.721.483,00 267.721.980,00 (497,00)

2.2 PELAYANAN PUBLIK 103.592.658.206,00 84.777.012.341,00 18.815.645.865,00 2.2.1 Belanja Administrasi Umum 389.820.250,00 277.020.250,00 112.800.000,00

2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 138.800.000,00 86.600.000,00 52.200.000,00 2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 72.797.250,00 12.197.250,00 60.600.000,00 2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 157.930.000,00 157.930.000,00 0,00 2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan 20.293.000,00 20.293.000,00 0,00

2.2.2 Belanja Operasi & Pemeliharaan 38.294.268.784,00 32.421.111.796,00 5.873.156.988,00

2.2.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 16.302.109.943,00 14.229.337.368,00 2.072.772.575,00 2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 7.779.100.146,00 6.445.531.635,00 1.333.568.511,00 2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 2.444.827.475,00 1.938.610.600,00 506.216.875,00 2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan 11.768.231.220,00 9.807.632.193,00 1.960.599.027,00

2.2.3 Belanja Modal 41.521.193.904,00 31.179.387.795,00 10.341.806.109,00

2.2.3.1 Belanja Modal Tanah 2.709.286.473,00 2.669.186.473,00 40.100.000,00 2.2.3.2 Belanja Modal Jalan dan Jembatan 7.938.117.480,00 5.012.176.350,00 2.925.941.130,00 2.2.3.3 Belanja Modal Bangunan Air 5.193.865.800,00 5.105.889.130,00 87.976.670,00 2.2.3.4 Belanja Modal Instalasi 530.413.878,00 400.625.377,00 129.788.501,00 2.2.3.5 Belanja Modal Jaringan 198.029.500,00 197.529.500,00 500.000,00 2.2.3.6 Belanja Modal Bangunan Gedung 17.861.721.748,00 12.520.776.050,00 5.340.945.698,00 2.2.3.9 Belanja Modal Alat-alat Angkutan 1.966.746.695,00 1.374.443.000,00 592.303.695,00

2.2.3.10 Belanja Modal Alat-alat Bengkel 15.030.000,00 15.030.000,00 0,00 2.2.3.11 Belanja Modal Alat-alat Pertanian 137.140.000,00 104.140.000,00 33.000.000,00 2.2.3.12 Belanja Modal Alat Ktr & RT 2.755.098.745,00 1.829.323.130,00 925.775.615,00 2.2.3.13 Belanja Modal Alat Studio & Kom 237.343.185,00 60.543.185,00 176.800.000,00 2.2.3.14 Belanja Modal Alat Kedokteran 404.601.000,00 316.425.000,00 88.176.000,00 2.2.3.15 Belanja Modal Alat Laboratorium 454.826.400,00 454.326.400,00 500.000,00 2.2.3.16 Belanja Modal Buku Perpustakaan 968.523.000,00 968.524.200,00 (1.200,00) 2.2.3.17 Belanja Modal Brg Seni/Budaya 42.300.000,00 42.300.000,00 0,00 2.2.3.18 Belanja Modal Hewan & Tanaman 108.150.000,00 108.150.000,00 0,00

2.2.4 BELANJA BAGI HASIL & BAN-

TUAN KEUANGAN 20.713.100.000,00

18.228.383.500,00 2.484.716.500,00 2.2.4.3 Bant. Keu. Kepada Pemkab 5.000.000.000,00 4.998.343.500,00 1.656.500,00 2.2.4.4 Bant. Keu. Kepada Pemdes/Kel 6.863.100.000,00 4.554.000.000,00 2.309.100.000,00 2.2.4.5 Bant. Keu. Kepada Ormas 4.000.000.000,00 3.999.035.000,00 965.000,00 2.2.4.6 Bant. Keu. Kepada Org. Profesi 4.850.000.000,00 4.677.005.000,00 172.995.000,00

2.2.5 BELANJA TDK TERSANGKA 2.674.275.268,00 2.671.109.000,00 3.166.268,00

2.2.5.1 Belanja Tidak Tersangka 2.674.275.268,00 2.671.109.000,00 3.166.268,00

Page 25: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

JUMLAH BELANJA 194.701.751.718,00 182.663.790.542,00 12.037.961.176,00 SURPLUS (DEFISIT) (4.267.169.004,00) 6.977.926.361,00 (2.710.757.357,00)

III PEMBIAYAAN 3.1 PENERIMAAN DAERAH

3.1.1 Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Lalu

6.191.969.004,00

6.191.969.004,00

0,00

3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00 0,00 0,00 3.1.4 Hasil Penjualan Asset Daerah yg

Dipisahkan

0,00

0,00

0,00 Jumlah Penerimaan Daerah 6.191.969.004,00 6.191.969.004,00 0,00

3.2 PENGELUARAN DAERAH 3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 3.2.2 Penyertaan Modal 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 0,00 3.2.3 Pembayaran Utang Pokok yg Jatuh

Tempo

940.000.000,00

0,00

940.000.000,00 3.2.4 Sisa Perhitungan Anggaran Tahun

Berkenaan

0,00

0,00

0,00 Jumlah Pengeluaran Daerah 1.940.000.000,00 1.000.000.000,00 940.000.000,00 PEMBIAYAAN NETTO 4.251.969.004,00 5.191.969.004,00 (940.000.000,00)

Page 26: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

2. Laporan Aliran Kas Unaudited (sebelum diperiksa).

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA LAPORAN ALIRAN KAS TAHUN ANGGARAN 2004

(UNAUDITED)

URAIAN JUMLAH (RP)

1 2 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Aliran Kas Masuk: 1. Pendapatan Asli Daerah 5.757.274.598,00 2. Dana Perimbangan 183.004.889.887,00 3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah 879.552.418,00 Jumlah Aliran Kas Masuk 189.641.716.903,00 Aliran Kas Keluar: 1. Belanja Administrasi Umum 81.741.433.922,00 - Belanja Pegawai/Personalia 74.719.258.626,00 - Belanja Barang dan Jasa 6.797.315.290,00 - Belanja Perjalanan Dinas 197.310.000,00 - Belanja Pemeliharaan 27.550.006,00 2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan 47.720.494.235,00 - Belanja Pegawai/Personalia 19.269.658.253,00 - Belanja Barang dan Jasa 10.320.520.376,00 - Belanja Perjalanan Dinas 4.317.605.885,00 - Belanja Pemeliharaan 13.812.709.721,00 3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 18.228.383.500,00 4. Belanja Tidak Tersangka 2.671.109.000,00 Jumlah Aliran Kas Keluar 150.361.420.657,00 Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 39.280.296.246,00 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Aliran Kas Keluar 1. Belanja Modal 32.302.369.885,00 2. Diinvestasikan Dalam Bentuk Saham 1.000.000.000,00 Jumlah Aliran Kas Keluar 33.302.369.885,00Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 33.302.369.885,00 Kenaikan Kas Bersih Selama Periode 5.977.926.361,00 Saldo Awal 6.191.969.004,00 Saldo Akhir 12.169.895.365,00

Page 27: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

3. Neraca Unaudited (sebelum diperiksa).

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2004

(UNAUDITED)

URAIAN JUMLAH (RP) 1 2

AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 12.169.895.366,00 Total Aktiva Lancar 12.169.895.366,00 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Dalam Saham 9.639.850.000,00 Total Investasi Jangka Panjang 9.639.850.000,00 AKTIVA TETAP Tanah 22.183.243.235,00 Jalan dan Jembatan 34.102.898.700,00 Bangunan Air (Irigasi) 19.814.080.714,00 Instalasi 3.629.805.480,00 Jaringan 3.774.326.627,00 Bangunan Gedung 104.158.504.868,00 Monumen dan Tugu 60.000.001,00 Alat-alat Besar 14.322.100.000,00 Alat Angkutan 18.255.670.957,00 Alat Bengkel dan Alat Ukur 452.058.750,00 Alat Pertanian 346.240.000,00 Alat Kantor dan Rumah Tangga 18.958.991.931,00 Alat Studio dan Komunikasi 825.572.118,00 Alat Kedokteran 591.715.018,00 Alat Laboratorium 832.964.700,00 Buku Perpustakaan 6.297.604.574,00 Barang Bercorak Seni dan Budaya 169.200.000,00 Hewan Ternak dan Tanaman 588.685.200,00 Total Aktiva Tetap 249.318.662.873,00

DANA CADANGAN Dana Cadangan Biaya Bunga dan Hutang 1.211.976.398,00 Total Dana Cadangan 1.211.976.398,00

Page 28: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

1 2 AKTIVA LAIN – LAIN Piutang Dana Bantuan Modal 1.682.492.000,00 Total Aktiva Lain – Lain 1.682.492.000,00

TOTAL AKTIVA 274.022.876.637,00 UTANG UTANG JANGKA PENDEK Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 1.279.377.778,00 Utang Belanja 1.211.976.398,00 Total Utang Jangka Pendek 2.491.354.176,00 UTANG JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri 2.243.022.222,00 Total Utang Jangka Panjang 2.243.022.222,00 EKUITAS EKUITAS DANA UMUM Akumulasi Sisa Perhitungan Anggaran (SILPA) 12.169.895.366,00 Diinvestasikan dalam Investasi Permanen 9.639.850.000,00 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 245.796.262.873,00 Ekuitas Dana Umum lainnya 1.682.492.000,00 Total Ekuitas Dana Umum 269.288.500.239,00

TOTAL UTANG DAN EKUITAS 274.022.876.637,00

Page 29: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

BAB II

HASIL PEMERIKSAAN

A. Penelaahan atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan

Keuangan.

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara

dilaksanakan oleh Tim Penyusun Perhitungan yang dikoordinir Bagian Keuangan Sekretariat

Daerah Kabupaten Aceh Tenggara.

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun Anggaran 2004 diselenggarakan dengan menggunakan sistem modifikasi kas

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang

Pedoman Pengelolaan, Pengurusan dan Pertanggungjawaban Pengelolaan APBD. Namun

dalam pelaksanaannya, pencatatan transaksi keuangan belum menggunakan media jurnal

(double entry) dan masih menggunakan single entry yang selanjutnya dibukukan dalam Buku

Kas Umum (model B.IX), Buku Besar Penerimaan (model B.IV) dan Buku Besar Pengeluaran

(B.V). Pada Tahun Anggaran 2004 sampai dengan berakhirnya pemeriksaaan Pemerintah dan

DPRD Kabupaten Aceh Tenggara belum menetapkan Peraturan Daerah tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah, demikian pula dengan Keputusan Kepala Daerah tentang

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah juga belum ditetapkan.

Berdasarkan pasal 31 ayat (2) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah

yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas dan Catatan atas

Laporan Keuangan Daerah.

Hasil penelaahan atas Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan serta

pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara yang kami

uji ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga masih

terdapat beberapa kelemahan yang dapat menghambat proses pembukuan dan penyusunan

laporan keuangan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Infrastruktur pengelolaan keuangan daerah seperti Peraturan daerah tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur

Pengelolaan Keuangan Daerah belum ditetapkan, sehingga para pelaksana dan penata

usaha keuangan belum memiliki pedoman baku yang dapat menjamin perlakuan yang

sama atas suatu transaksi dan terciptanya konsistensi pelaporan keuangan.

Page 30: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

2. Keterbatasan jumlah dan kualitas personil di Bagian Keuangan khususnya dalam

pemahaman dan penafsiran terhadap sistem dan prosedur pengelolaan keuangan

sebagaimana diatur dalam Kepmendagri No. 29 Tahun 2002, sehingga masih sangat

tergantung kepada kemampuan teknis para Kepala Sub Bagian dan Kepala Bagian

Keuangan sebagai Penanggung Jawab Teknis penatausahaan, pembukuan dan penyusunan

laporan keuangan.

3. Ketidaktertiban penyampaian Surat Pertanggungjawaban (SPJ) oleh para Pemegang Kas,

sehingga berpengaruh terhadap proses verifikasi dan pengesahan SPJ yang bersangkutan

sebagai dasar penyajian angka realisasi dalam laporan keuangan.

4. Adanya kesalahan dalam pembebanan dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran serta

penyajian beberapa pasal pengeluaran yang masih didasarkan pada realisasi berdasarkan

Surat Perintah Membayar bukan berdasarkan nilai SPJ yang sudah disahkan oleh Sub

Bagian Verifikasi.

5. Kesadaran dari masing-masing Kepala Dinas/Badan/Kantor maupun Pimpinan Unit Kerja

untuk melaporkan hasil pengadaan di lingkungannya kepada unit kerja terkait masih

rendah, sehingga Bagian Umum dan Perlengkapan tidak dapat mengkompilasi dan

menyajikan Daftar Hasil Pengadaan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan dari Laporan

Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara.

6. Koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dengan Investee belum optimal,

sehingga Laporan Keuangan Perusahaan Daerah maupun Daftar Investasi sebagai lampiran

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara belum dapat disajikan.

7. Rekonsiliasi bank oleh Bendaharawan Umum Daerah tidak dilaksanakan secara tertib

setiap bulan. Demikian pula pengujian silang dan koordinasi antara Bendaharawan Umum

Daerah dengan Sub Bagian Pembukuan belum berjalan dengan baik.

8. Tidak memadainya berbagai persyaratan untuk pengamanan aset daerah yang ditandai

dengan tidak adanya Nomor Inventaris Barang, Buku Induk Inventaris maupun Buku

Inventaris Barang Daerah.

Atas kelemahan pengendalian intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah

Kabupaten Aceh Tenggara melakukan review atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan

Keuangannya.

B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Aceh

Tenggara

Dari pemeriksaan atas kecermatan penyusunan Laporan Keuangan (sebelum

disampaikan ke DPRD) Tahun Anggaran 2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah

Kabupaten Aceh Tenggara, BPK-RI telah mengajukan 26 koreksi dengan nilai koreksi saldo

Page 31: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

akun menurut menurut objek sebesar Rp14.287.345.778,00 kepada Pemerintah Kabupaten

Aceh Tenggara. Koreksi yang dilakukan BPK-RI didasarkan atas kebenaran formal dari bukti

akuntansi. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan karena belum dicatat.

Perhitungan APBD

Pembiayaan – Pengeluaran Daerah

Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp 1.000.000.000,00 Koreksi tambah Rp12.351.532.750,00 Realisasi setelah koreksi Rp13.351.532.750,00

Koreksi tambah sebesar Rp12.351.532.750,00 karena Sisa Perhitungan Anggaran Tahun

Berkenaan belum dicatat.

2. Kesalahan Pembebanan (dicatat tetapi salah akun).

a. Perhitungan APBD

1) Pendapatan.

a) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp39.227.849.190,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp39.974.549.586,00 Koreksi kurang ( Rp 379.783.404,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp39.594.766.182,00 Selisih Anggaran dan Realisasi ( Rp 746.700.396,00 )Koreksi tambah Rp 379.783.404,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi ( Rp 366.916.992,00 )

Koreksi kurang sebesar Rp379.783.404,00 karena penerimaan dari Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor Tahun Anggaran 2004 (kode rek. 101032101)

dicatat dan dibukukan dalam objek pendapatan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

(kode rek. 1.2.1) dari yang seharusnya dicatat dan dibukukan dalam objek

pendapatan Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan dari Provinsi (kode rek. 1.2.4).

b) Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan dari Provinsi

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp11.942.862.254,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp12.072.340.301,00 Koreksi tambah Rp 379.783.404,00

Page 32: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Jumlah realisasi setelah koreksi Rp12.452.123.705,00 Selisih Anggaran dan Realisasi ( Rp 129.478.047,00 )Koreksi kurang ( Rp 379.783.404,00 )Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi ( Rp 509.261.451,00 )

Koreksi tambah sebesar Rp379.783.404,00 karena penerimaan dari Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor Tahun Anggaran 2004 (kode rek. 101032101)

dicatat dan dibukukan dalam objek pendapatan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

(kode rek. 1.2.1) dari yang seharusnya dicatat dan dibukukan dalam objek

pendapatan Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan dari Provinsi (kode rek. 1.2.4).

c) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp4.128.291.725,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp3.424.901.579,00 Koreksi kurang ( Rp1.390.959.782,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp2.033.941.797,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 703.390.146,00 Koreksi tambah Rp1.390.959.782,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp2.094.349.928,00

Koreksi kurang sebesar Rp1.390.959.782,00 karena penerimaan atas kelebihan

penyetoran PPh. Pasal 21 (kode rek. 1010314085) dicatat dan dibukukan dalam

objek pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (kode rek. 1.1.4)

dari yang seharusnya dicatat dan dibukukan dalam akun/objek pendapatan

tersendiri yaitu dalam kelompok Lain-lain Pendapatan Yang Sah.

d) Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp1.035.084.000,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp 879.552.418,00 Koreksi tambah Rp1.390.959.782,00 Jumlah realisasi setelah koreksi Rp2.270.512.200,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 155.531.582,00 Koreksi kurang ( Rp1.390.959.782,00 )Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi ( Rp1.235.428.200,00 )

Koreksi tambah sebesar Rp1.390.959.782,00 karena penerimaan atas kelebihan

penyetoran PPh. Pasal 21 (kode rek. 1010314085) dicatat dan dibukukan dalam

Page 33: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

objek pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (kode rek. 1.1.4)

dari yang seharusnya dicatat dan dibukukan dalam akun/objek pendapatan

tersendiri dalam kelompok Lain-lain Pendapatan Yang Sah.

b. Laporan Aliran Kas

Aliran Kas Masuk dari Aktivitas Operasi

1) Pendapatan Asli Daerah

Realisasi menurut Draft Lap. Aliran Kas Rp5.757.274.598,00 Koreksi kurang ( Rp1.390.959.782,00 ) Realisasi setelah koreksi Rp4.366.314.816,00

Koreksi kurang sebesar Rp1.390.959.782,00 karena penerimaan dari kompensasi

PPh Pasal 21 telah salah dicatat dalam Lain-lain PAD yang Sah dari yang

seharusnya dicatat dalam kelompok Lain-lain Pendapatan yang Sah.

2) Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Realisasi menurut Draft Lap. Aliran Kas Rp 879.552.418,00 Koreksi tambah Rp1.390.959.782,00 Realisasi setelah koreksi Rp2.270.512.200,00

Koreksi tambah sebesar Rp1.390.959.782,00 karena kesalahan pencatatan

penerimaan dari kompensasi PPh Pasal 21 dalam kelompok Lain-lain PAD yang

Sah dari yang seharusnya dicatat dalam kelompok Lain-lain Pendapatan yang Sah.

c. Neraca

1) Akun Kas dan Bank

Realisasi menurut Draft Neraca Rp12.169.895.366,00 Koreksi tambah Rp 181.637.385,00 Koreksi kurang ( Rp10.360.949.786,41 ) Realisasi setelah koreksi Rp 1.990.582.964,59

Koreksi tambah sebesar Rp181.637.385,00 merupakan penambahan akun Kas dan

Bank karena koreksi terhadap pencatatan realisasi beberapa akun belanja yang

masih berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dan koreksi kurang sebesar

Rp10.360.949.786,41 karena adanya pengembalian sisa Pengisian Kas oleh

beberapa Pemegang Kas pada tahun 2004 sebesar Rp15.903.028,00 yang telah

Page 34: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

dicatat sebagai Penerimaan Lain-lain, kelebihan catat saldo kas akhir menurut

Laporan Aliran Kas sebesar Rp1,00 dan kesalahan catat kas bon dari beberapa dinas

sebagai bagian dari akun Kas dan Bank sebesar Rp10.345.046.757,41.

2) Akun Piutang Dinas dan Pihak Ketiga

Realisasi menurut Draft Lap. Aliran Kas Rp 0,00 Koreksi tambah Rp10.345.046.757,41 Realisasi setelah koreksi Rp10.345.046.757,41

Koreksi tambah sebesar Rp10.345.046.757,41 karena pinjaman Dinas dan Pihak

Ketiga melalui kas bon yang belum dikembalikan sampai dengan akhir tahun

anggaran telah dicatat sebagai bagian dari akun Kas dan Bank.

3. Kesalahan Aritmatika (dicatat pada akun yang benar tetapi salah jumlah)

a. Perhitungan APBD

1) Belanja – Belanja Aparatur Daerah

a) Belanja Barang dan Jasa – BAU

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp7.217.165.673,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp6.785.118.040,00 Koreksi kurang ( Rp 13.473.651,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp6.771.644.389,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 432.047.633,00 Koreksi tambah Rp 13.473.651,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 445.521.284,00

Koreksi kurang sebesar Rp13.473.651,00 karena realisasi untuk beberapa jenis

Belanja Barang dan Jasa pada Pos Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah,

Sekretariat Daerah, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Pertanian, Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi, Dinas Kesehatan,

Dinas Kesejahteraan Sosial, Kecamatan, SLTP dan SMU dibukukan

berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dari yang seharusnya dibukukan

berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban yang disahkan. Rincian jenis dan

objek Belanja Barang dan Jasa yang dikoreksi untuk masing-masing Pengguna

Anggaran dapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 35: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

b) Belanja Perjalanan Dinas – BAU

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp263.351.000,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp 39.380.000,00 Koreksi kurang ( Rp 18.000,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp 39.362.000,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp223.971.000,00 Koreksi tambah Rp 18.000,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp223.989.000,00

Koreksi kurang sebesar Rp18.000,00 karena realisasi untuk Belanja Perjalanan

Dinas Dalam Daerah yang termasuk Belanja Perjalanan Dinas pada Pos Dinas

Kesejahteraan Sosial dibukukan berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar

dari yang seharusnya dibukukan berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban

yang disahkan. Rincian jenis dan objek Belanja Perjalanan Dinas yang dikoreksi

dapat dilihat pada Lampiran 1.

c) Belanja Pegawai/Personalia - BOP

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp5.161.499.250,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp5.040.320.885,00 Koreksi kurang ( Rp 245.000,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp5.040.075.885,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 121.178.365,00 Koreksi tambah Rp 245.000,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 121.423.365,00

Koreksi kurang sebesar Rp18.000,00 karena realisasi untuk Belanja Perjalanan

Dinas Dalam Daerah yang termasuk Belanja Perjlanan Dinas pada Pos Dinas

Kesejahteraan Sosial dibukukan berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar

dari yang seharusnya dibukukan berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban

yang disahkan. Rincian jenis dan objek Belanja Barang dan Jasa yang dikoreksi

untuk masing-masing Pengguna Anggaran dapat dilihat pada Lampiran 1.

d) Belanja Barang dan Jasa – BOP

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp4.366.343.135,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp3.874.988.741,00 Koreksi kurang ( Rp 7.500.000,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp3.867.488.741,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 461.354.394,00 Koreksi tambah Rp 7.500.000,00

Page 36: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 468.854.394,00

Koreksi kurang sebesar Rp7.500.000,00 karena realisasi untuk Biaya Sewa yang

termasuk dalam Belanja Barang dan Jasa pada Pos Sekretariat Daerah

dibukukan berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dari yang seharusnya

dibukukan berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban yang disahkan. Rincian

jenis dan objek Belanja Barang dan Jasa yang dikoreksi untuk dapat dilihat pada

Lampiran 1.

e) Belanja Perjalanan Dinas – BOP

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp2.595.514.000,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp2.378.995.285,00 Koreksi kurang ( Rp 11.582.500,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp2.367.412.785,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 216.518.715,00 Koreksi tambah Rp 11.582.500,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 228.101.215,00

Koreksi kurang sebesar Rp11.582.500 karena realisasi Biaya Perjalanan Dinas

Dalam dan Luar Daerah yang termasuk Belanja Perjalanan Dinas pada Pos

Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, SLTP Dinas Sumber

Daya Air dibukukan berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dari yang

seharusnya dibukukan berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban yang

disahkan. Rincian jenis dan objek Belanja Perjalanan Dinas yang dikoreksi

dapat dilihat pada Lampiran 1.

f) Belanja Pemeliharaan – BOP

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp4.018.604.756,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp4.005.077.528,00 Koreksi kurang ( Rp 250.691,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp4.004.826.837,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 13.527.228,00 Koreksi tambah Rp 250.691,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 13.777.919,00

Page 37: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Koreksi kurang sebesar Rp250.691,00 karena realisasi beberapa jenis Biaya

Pemeliharaan yang termasuk Belanja Pemeliharaan pada Pos Dinas Pariwisata

dan Kecamatan dibukukan berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dari

yang seharusnya dibukukan berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban yang

disahkan. Rincian jenis dan objek Belanja Pemeliharaan yang dikoreksi dapat

dilihat pada Lampiran 1.

2) Belanja – Belanja Pelayanan Publik

a) Belanja Perjalanan Dinas – BAU

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp 157.930.000,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp 157.930.000,00 Koreksi kurang ( Rp 787.500,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp 157.142.500,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 0,00 Koreksi tambah Rp 787.500,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 787.500,00

Koreksi kurang sebesar Rp787.500,00 karena realisasi Biaya Perjalanan Dinas

Luar Daerah yang termasuk Belanja Perjalanan Dinas pada Pos Dinas Pertanian

dibukukan berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dari yang seharusnya

dibukukan berdasarkan nilai Surat Pertanggung-jawaban yang disahkan.

Rincian jenis dan objek Belanja Perjalanan Dinas yang dikoreksi dapat dilihat

pada Lampiran 1.

b) Belanja Pegawai/Personalia – BOP

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp16.302.109.943,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp14.229.337.368,00 Koreksi kurang ( Rp 15.160.000,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp14.214.177.368,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 2.072.772.575,00 Koreksi tambah Rp 15.160.000,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 2.087.932.575,00

Koreksi kurang sebesar Rp15.160.000,00 karena realisasi Biaya Honorarium

dan Insentif yang termasuk Belanja Pegawai/Personalia pada Pos Dinas

Pertanian, Dinas Kesehatan dan Dinas Kesejahteraan Sosial dibukukan

Page 38: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dari yang seharusnya dibukukan

berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban yang disahkan. Rincian jenis dan

objek Belanja Pegawai/Personalia yang dikoreksi dapat dilihat pada Lampiran

1.

c) Belanja Barang dan Jasa – BOP

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp7.779.100.146,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp6.445.531.635,00 Koreksi kurang ( Rp 255.043,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp6.445.276.592,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp1.333.568.511,00 Koreksi tambah Rp 255.043,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp1.333.823.554,00

Koreksi kurang sebesar Rp255.043,00 karena realisasi beberapa jenis biaya

yang termasuk Belanja Barang dan Jasa pada Pos Dinas Pertanian, Dinas

Kesejahteraan Sosial dan Dinas Kehutanan dibukukan berdasarkan nilai Surat

Perintah Membayar dari yang seharusnya dibukukan berdasarkan nilai Surat

Pertanggungjawaban yang disahkan. Rincian jenis dan objek Belanja Barang

dan Jasa yang dikoreksi dapat dilihat pada Lampiran 1.

d) Belanja Perjalanan Dinas – BOP

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp2.444.827.475,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp1.938.610.600,00 Koreksi kurang ( Rp 365.000,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp1.938.245.600,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 506.216.875,00 Koreksi tambah Rp 365.000,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 506.581.875,00

Koreksi kurang sebesar Rp365.000,00 karena realisasi Biaya Perjalanan Dinas

Dalam dan Luar Daerah yang termasuk Belanja Perjalanan Dinas pada Dinas

Sumber Daya Air, Dinas Kesehatan dan Dinas Kesejahteraan Sosial dibukukan

berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar dari yang seharusnya dibukukan

berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban yang disahkan. Rincian jenis dan

objek Belanja Perjalanan Dinas yang dikoreksi dapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 39: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

e) Belanja Modal

Anggaran menurut Draft Perhitungan APBD Rp17.861.721.748,00 Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Rp12.520.776.050,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 )Jumlah realisasi setelah koreksi Rp12.388.776.050,00 Selisih Anggaran dan Realisasi Rp 5.340.945.698,00 Koreksi tambah Rp 132.000.000,00 Selisih Anggaran dan Realisasi setelah koreksi Rp 5.472.945.698,00

Koreksi kurang sebesar Rp132.000.000,00 karena Belanja Modal untuk

Bangunan Gedung Tempat Kerja pada Pos Sekretariat Daerah dibukukan

berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar, meskipun kegiatan tersebut tidak

terealisir. Rincian jenis dan objek Belanja Modal yang dikoreksi dapat dilihat

pada Lampiran 1.

b. Laporan Aliran Kas

1) Aliran Kas Keluar dari Aktivitas Operasi

a) Belanja Administrasi Umum

Realisasi menurut Draft Lap. Aliran Kas Rp81.741.433.922,00 Koreksi kurang ( Rp 14.279.151,00 ) Realisasi setelah koreksi Rp81.727.154.771,00

Koreksi kurang sebesar Rp14.279.151,00 karena pencatatan beberapa jenis

pengeluaran Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Perjalanan Dinas yang

termasuk Belanja Administrasi Umum pada Pos Kepala Daerah, Wakil Kepala

Daerah, Sekretariat Daerah, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Pertanian, Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi, Dinas

Kesehatan, Dinas Kesejahteraan Sosial, Kecamatan, SLTP dan SMA masih

dicatat berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar, bukan berdasarkan nilai

Surat Pertanggungjawaban yang telah disahkan (rincian koreksi dapat dilihat

pada Lampiran 1).

b) Belanja Operasional dan Pemeliharaan

Realisasi menurut Draft Lap. Aliran Kas Rp47.720.494.235,00

Page 40: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Koreksi kurang ( Rp 35.358.234,00 ) Realisasi setelah koreksi Rp47.685.136.001,00

Koreksi kurang sebesar Rp35.358.234,00 karena pencatatan beberapa jenis

pengeluaran Belanja Pegawai/Personalia, Belanja Barang dan Jasa, Belanja

Pemeliharaan dan Belanja Perjalanan Dinas yang termasuk Belanja Operasional

dan Pemeliharaan pada Pos Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Sekretariat

Daerah, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Dinas

Kesehatan, Dinas Kesejahteraan Sosial, Dinas Kehutanan, Kecamatan dan

SLTP masih dicatat berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar, bukan

berdasarkan nilai Surat Pertanggungjawaban yang telah disahkan (rincian

koreksi dapat dilihat pada Lampiran 1).

2) Aliran Kas Keluar dari Aktivitas Investasi

Belanja Modal

Realisasi menurut Draft Lap. Aliran Kas Rp32.302.369.885,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 ) Realisasi setelah koreksi Rp32.170.369.885,00

Koreksi kurang sebesar Rp132.000.000,00 karena pengeluaran untuk Belanja

Modal untuk Bangunan Gedung Tempat Kerja pada Pos Sekretariat Daerah dicatat

berdasarkan nilai Surat Perintah Membayar, sedangkan sampai dengan berakhirnya

tahun anggaran kegiatan tersebut belum terealisir dan dipertanggungjawabkan

(lihat Lampiran 1).

c. Neraca

1) Akun Bangunan Gedung

Realisasi menurut Draft Neraca Rp104.158.504.868,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 ) Realisasi setelah koreksi Rp104.026.504.868,00

Koreksi kurang sebesar Rp132.000.000,00 karena Belanja Modal untuk Bangunan

Gedung Tempat Kerja pada Pos Sekretariat Daerah dibukukan berdasarkan nilai

Surat Perintah Membayar, meskipun kegiatan tersebut tidak terealisir.

Page 41: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

2) Akun Ekuitas Dana Umum

Realisasi menurut Draft Neraca Rp269.288.500.239,00 Koreksi tambah Rp 181.637.385,00 Koreksi kurang ( Rp 147.903.029,00 ) Realisasi setelah koreksi Rp269.322.234.595,00

Koreksi tambah sebesar Rp181.637.385,00 karena pengaruh koreksi atas

pengeluaran beberapa jenis belanja yang masih berdasarkan Surat Perintah

Membayar, sedangkan koreksi tambah sebesar Rp147.903.029,00 merupakan sisa

Pengisian Kas yang disetorkan oleh beberapa Pemegang Kas pada tahun 2004 dan

telah dicatat sebagai Penerimaan Lain-lain sebesar Rp15.903.028,00 dan

pengurangan akumulasi nilai investasi dalam aset tetap yaitu nilai bangunan gedung

sebesar Rp132.000.000,00.

Dengan koreksi tersebut, maka terjadi perubahan saldo pada:

1. Akun-akun dalam Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004, yaitu:

a. Akun Pendapatan Asli Daerah

Saldo sebelum koreksi Rp 5.757.274.598,00 Koreksi kurang ( Rp 1.390.959.782,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 4.366.314.816,00

Akun Pendapatan Asli Daerah dikoreksi yaitu atas akun Lain-lain PAD yang Sah,

sebagai berikut:

Saldo sebelum koreksi Rp 3.424.901.579,00 Koreksi kurang ( Rp 1.390.959.782,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 2.033.941.797,00

b. Akun Dana Perimbangan

Saldo sebelum koreksi Rp183.004.889.887,00 Koreksi tambah Rp 379.783.404,00 Koreksi kurang ( Rp 379.783.404,00 ) Saldo setelah koreksi Rp183.004.889.887,00

Akun Dana Perimbangan dikoreksi dengan rincian sebagai berikut:

Page 42: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

1) Akun Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Saldo sebelum koreksi Rp 39.974.549.586,00 Koreksi kurang ( Rp 379.783.404,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 39.594.766.182,00

2) Akun Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi

Saldo sebelum koreksi Rp 12.072.340.301,00 Koreksi kurang ( Rp 379.783.404,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 12.452.123.705,00

c. Akun Lain-lain Pendapatan yang Sah

Saldo sebelum koreksi Rp 879.552.418,00 Koreksi tambah Rp 1.390.959.782,00 Saldo setelah koreksi Rp 2.270.512.200,00

Akun Pendapatan Asli Daerah dikoreksi yaitu atas akun Kompensasi PPh Pasal 21,

sebagai berikut:

Saldo sebelum koreksi Rp 0,00 Koreksi tambah Rp 1.390.959.782,00 Saldo setelah koreksi Rp 1.390.959.782,00

d. Akun Belanja Administrasi Umum – Aparatur Daerah

Saldo sebelum koreksi Rp 81.464.413.672,00 Koreksi kurang ( Rp 13.491.651,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 81.450.922.021,00

Akun Belanja Administrasi Umum dikoreksi dengan rincian sebagai berikut:

1) Akun Belanja Barang dan Jasa

Saldo sebelum koreksi Rp 6.785.118.040,00 Koreksi kurang ( Rp 13.473.651,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 6.771.644.389,00

2) Akun Belanja Perjalanan Dinas

Saldo sebelum koreksi Rp 39.380.000,00

Page 43: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Koreksi kurang ( Rp 18.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 39.362.000,00

e. Akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan – Aparatur Daerah

Saldo sebelum koreksi Rp 15.299.382.439,00 Koreksi kurang ( Rp 19.578.191,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 15.279.804.248,00

Akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan dikoreksi dengan rincian sebagai berikut:

1) Akun Belanja Pegawai/Personalia

Saldo sebelum koreksi Rp 5.040.320.885,00 Koreksi kurang ( Rp 245.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 5.040.075.885,00

2) Akun Belanja Barang dan Jasa

Saldo sebelum koreksi Rp 3.874.988.741,00 Koreksi kurang ( Rp 7.500.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 3.867.488.741,00

3) Akun Belanja Perjalanan Dinas

Saldo sebelum koreksi Rp 2.378.995.285,00 Koreksi kurang ( Rp 11.582.500,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 2.367.412.785,00

4) Akun Belanja Pemeliharaan

Saldo sebelum koreksi Rp 4.005.077.528,00 Koreksi kurang ( Rp 250.691,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 4.004.826.837,00

f. Akun Belanja Administrasi Umum – Pelayanan Publik

Saldo sebelum koreksi Rp 277.020.250,00 Koreksi kurang ( Rp 787.500,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 276.232.750,00

Page 44: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Akun Belanja Administrasi Umum dikoreksi yaitu atas akun Belanja Perjalanan Dinas

sebagai berikut:

Saldo sebelum koreksi Rp 157.930.000,00 Koreksi kurang ( Rp 787.500,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 157.142.500,00

g. Akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan – Pelayanan Publik

Saldo sebelum koreksi Rp 32.421.111.796,00 Koreksi kurang ( Rp 15.780.043,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 32.405.331.753,00

Akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan dikoreksi dengan rincian sebagai berikut:

1) Akun Belanja Pegawai/Personalia

Saldo sebelum koreksi Rp 14.229.337.368,00 Koreksi kurang ( Rp 15.160.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 14.214.177.368,00

2) Akun Belanja Barang dan Jasa

Saldo sebelum koreksi Rp 6.445.531.635,00 Koreksi kurang ( Rp 255.043,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 6.445.276.592,00

3) Akun Belanja Perjalanan Dinas

Saldo sebelum koreksi Rp 1.938.610.600,00 Koreksi kurang ( Rp 365.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 1.938.245.600,00

h. Akun Belanja Modal – Pelayanan Publik

Saldo sebelum koreksi Rp 31.179.387.795,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 31.047.387.795,00

Akun Belanja Modal dikoreksi yaitu atas akun Belanja Modal Bangunan Gedung

sebagai berikut:

Page 45: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Saldo sebelum koreksi Rp 12.520.776.050,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 12.388.776.050,00

i. Akun Pembiayaan – Pengeluaran Daerah

Saldo sebelum koreksi Rp 1.000.000.000,00 Koreksi tambah Rp 12.351.532.750,00 Saldo setelah koreksi Rp 13.351.532.750,00

Akun Pembiayaan – Pengeluaran Daerah dikoreksi yaitu atas akun Sisa Perhitungan

Anggaran Tahun Berkenaan, sebagai berikut:

Saldo sebelum koreksi Rp 0,00 Koreksi tambah Rp 12.351.532.750,00 Saldo setelah koreksi Rp 12.351.532.750,00

2. Akun-akun dalam Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004

a. Akun-akun Aliran Kas dari Aktivitas Operasi

1) Akun Pendapatan Asli Daerah

Saldo sebelum koreksi Rp 5.757.274.598,00 Koreksi kurang ( Rp 1.390.959.782,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 4.366.314.816,00

2) Akun Dana Perimbangan

Saldo sebelum koreksi Rp183.004.889.887,00 Koreksi tambah Rp 379.783.404,00 Koreksi kurang ( Rp 379.783.404,00 ) Saldo setelah koreksi Rp183.004.889.887,00

3) Akun Lain-lain Pendapatan yang Sah

Saldo sebelum koreksi Rp 879.552.418,00 Koreksi kurang ( Rp 1.390.959.782,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 2.270.512.200,00

Page 46: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

4) Akun Belanja Administrasi Umum

Saldo sebelum koreksi Rp 81.741.433.922,00 Koreksi kurang ( Rp 14.279.151,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 81.727.154.771,00

Akun Belanja Administrasi Umum dikoreksi dengan rincian sebagai berikut:

a) Akun Belanja Barang dan Jasa

Saldo sebelum koreksi Rp 6.797.315.290,00 Koreksi kurang ( Rp 13.473.651,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 6.783.841.639,00

b) Akun Belanja Perjalanan Dinas

Saldo sebelum koreksi Rp 197.310.000,00 Koreksi kurang ( Rp 805.500,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 196.504.500,00

5) Akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan

Saldo sebelum koreksi Rp 47.720.494.235,00 Koreksi kurang ( Rp 35.358.234,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 47.685.136.001,00

Akun Belanja Operasi dan Pemeliharaan dikoreksi dengan rincian sebagai berikut:

a) Akun Belanja Pegawai/Personalia

Saldo sebelum koreksi Rp 19.269.658.253,00 Koreksi kurang ( Rp 15.405.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 19.254.253.253,00

b) Akun Belanja Barang dan Jasa

Saldo sebelum koreksi Rp 10.320.520.376,00 Koreksi kurang ( Rp 7.755.043,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 10.312.765.333,00

Page 47: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

c) Akun Belanja Perjalanan Dinas

Saldo sebelum koreksi Rp 4.317.605.885,00 Koreksi kurang ( Rp 11.947.500,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 4.305.658.385,00

d) Akun Belanja Pemeliharaan

Saldo sebelum koreksi Rp 13.812.709.721,00 Koreksi kurang ( Rp 250.691,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 13.812.459.030,00

b. Akun-akun Aliran Kas dari Aktivitas Investasi dikoreksi yaitu atas akun Belanja

Modal, sebagai berikut:

Saldo sebelum koreksi Rp 32.302.369.885,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp 32.170.369.885,00

3. Akun-akun Neraca per 31 Desember 2004

a. Akun Aktiva Lancar

Saldo sebelum koreksi Rp 12.169.895.366,00 Koreksi tambah Rp 10.526.684.142,41 Koreksi kurang ( Rp 10.360.949.786,41 ) Saldo setelah koreksi Rp 12.335.629.722,00

Akun Aktiva Lancar dikoreksi dengan rincian sebagai berikut:

1) Akun Kas dan Bank

Saldo sebelum koreksi Rp 12.169.895.366,00 Koreksi tambah Rp 181.637.385,00 Koreksi kurang ( Rp 10.360.949.786,41 ) Saldo setelah koreksi Rp 1.990.582.964,59

2) Akun Piutang pada Dinas/Pihak Ketiga

Saldo sebelum koreksi Rp 0,00 Koreksi tambah Rp 10.345.046.757,41 Saldo setelah koreksi Rp 10.345.046.757,41

Page 48: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

b. Akun Aktiva Tetap

Saldo sebelum koreksi Rp249.318.662.873,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp249.186.662.873,00

Akun Aktiva Tetap dikoreksi yaitu atas akun Bangunan Gedung, sebagai berikut:

Saldo sebelum koreksi Rp104.158.504.868,00 Koreksi kurang ( Rp 132.000.000,00 ) Saldo setelah koreksi Rp104.026.504.868,00

c. Akun Ekuitas Dana Umum

Saldo sebelum koreksi Rp269.288.500.239,00 Koreksi tambah Rp 181.637.385,00 Koreksi kurang ( Rp 147.903.239,00 ) Saldo setelah koreksi Rp269.322.234.595,00

Keseluruhan koreksi dimaksud telah ditindaklanjuti.

C. Catatan Pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah (sebelum disampaikan ke DPRD) Tahun

Anggaran 2004 yang disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara memuat 16 Catatan

Pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD untuk meningkatkan

kualitas laporan keuangan, yaitu:

1. Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah Belum Sesuai dengan Ketentuan.

Dari pemeriksaan atas pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah diketahui beberapa

hal sebagai berikut:

a Penutupan Buku Kas Umum (BKU) belum dilaksanakan dengan tertib seperti yang terjadi

pada BKU Pemegang Kas Sekretariat Daerah.

b. Penyampaian Surat Pertanggungjawaban oleh para Pemegang Kas ke Sub Bagian

Verifikasi belum diagendakan, sehingga pengendalian atas ketertiban para Pemegang Kas

dalam mempertanggungjawabkan anggaran yang dikelolanya tidak terpantau dengan baik.

c. Sebagian angka realisasi dalam Laporan Keuangan masih disajikan berdasarkan Surat

Perintah Membayar (SPM) dan belum seluruhnya didasarkan pada angka realisasi

berdasarkan pengesahan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) oleh Sub Bagian Verifikasi. Hal

tersebut antara lain terlihat dari adanya koreksi kurang terhadap nilai realisasi belanja pada

beberapa Pos Pengguna Anggaran sebesar Rp181.637.385,00 yang merupakan sisa

Page 49: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Pengisian Kas yang harus dipertanggungjawabkan/dikembalikan oleh masing-masing

Pemegang Kas yang bersangkutan.

d. Rekonsiliasi antara rekening koran bank dengan Buku Kas Umum (BKU) Bendaharawan

Umum Daerah (BUD) belum dilaksanakan secara tertib setiap bulannya, sehingga terdapat

selisih antara jumlah penerimaan dan pengeluaran menurut BKU-BUD dengan rekening

koran selama Tahun Anggaran 2004. Selain itu masih terdapat transaksi yang dibayarkan

secara tunai di BUD yang ditunjukkan dengan tidak dapat ditelusurinya pengeluaran yang

tercatat dalam B.IX BUD dengan rekening koran BUD serta adanya selisih penerimaan dan

pengeluaran yang signifikan antara BKU-BUD dengan rekening koran per 31 Desember

2004. Kondisi yang digambarkan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Uraian BKU-BUD

(Rp) Rek. Koran

(Rp) 1. Penerimaan 195.833.685.863,59 222.705.423.901.38 2. Pengeluaran 183.193.396.084,00 219.780.918.842,00

Sisa Kas 12.640.289.779,59 2.924.505.059,00

e. Ketidakcermatan BUD dalam melakukan pencatatan pada B.IX, sehingga terdapat banyak

kesalahan pencatatan maupun kesalahan penjumlahan yang berakibat pada ketidaksesuaian

realisasi pengeluaran antara Sub Bagian Pembukuan dan BKU-BUD. Berdasarkan review

yang dilakukan oleh Sub Bagian Pembukuan diketahui perbedaan nilai yang tercatat dalam

BKU dengan yang seharusnya seperti terlihat pada tabel berikut: No. Uraian BKU-BUD

(Rp) Seharusnya

(Rp) Selisih Lebih

(Kurang) (Rp)

1. Penerimaan 195.833.685.863,59 195.833.685.907,59 (44,00) 2. Pengeluaran 183.193.396.084,00 183.663.790.542,00 470.394.458,00

Sisa Kas 12.640.289.779,59 12.169.895.365,59 470.394.414,00

Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kesalahan catat jumlah penerimaan dalam BKU , yaitu: No. Tanggal

Penerimaan BKU-BUD

(Rp) Seharusnya

(Rp) Overstated

(Understated) (Rp)

1. 25 Mei 2004 6.574.148.409,00 6.574.148.354,00 55,00 2. 10 Desember 2004 189.412.199.445,59 189.412.199.544,59 (99,00)

Jumlah selisih (44,00)

2) Kesalahan catat nilai SPMU dan penjumlahan pengeluaran dalam BKU sebesar

Rp470.394.458,00, terdiri dari:

a) Kelebihan catat nilai SPMU dan jumlah pengeluaran sebesar……………….

Rp366.417.151,00.

Page 50: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

b) Kekurangan catat nilai SPMU dan jumlah pengeluaran sebesar…………….

Rp836.811.609,00.

Hal tersebut juga ditemukan pada pencatatan yang dilaksanakan oleh Pemegang Kas

Sekretariat Daerah yang antara lain terlihat dari pembukuan yang tidak dicatat secara

kronologis.

f. Kewenangan kepada Pemegang Kas tidak sesuai dengan fungsinya, antara lain terlihat dari

pengeluaran untuk Belanja Bantuan Keuangan yang seharusnya menjadi kewenangan

Pemegang Kas Sekretariat Daerah pada kenyataannya dilaksanakan oleh pegawai yang

bertindak sebagai Pimpinan Pelaksana Kegiatan tanpa adanya SK Penunjukan kepada yang

bersangkutan.

g. Laporan Keuangan yang disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara belum

didukung dengan lampiran yang seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan seperti

Daftar Hasil Pengadaan Barang, Daftar Hasil Pemeliharaan Barang, Laporan Keuangan

Perusahaan Daerah, Daftar Piutang Daerah, Daftar Utang daerah, Daftar Investasi Daerah,

dan Daftar Cek yang Masih Belum Dicairkan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam:

a. PP No. 105 Tahun 200 tentang Pengelolaan Keuangan dan Pertanggungjawaban Keuangan

Daerah pasal 4 yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara

tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan.

b. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

pasal 14 ayat (1) dan (3) yang antara lain menyatakan bahwa ketentuan tentang pokok-

pokok pengelolaan keuangan daerah diatur dengan Peraturan Daerah sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan

penerbitan Keputusan Kepala Daerah tentang sistem dan prosedur keuangan daerah sesuai

dengan Perda dimaksud.

c. Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan dan Pengawasan

Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah,

Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD pasal 34

yang menyebutkan bahwa BUD setiap bulan menyusun rekonsiliasi bank yang

mencocokkan saldo menurut BUD dengan saldo menurut laporan bank.

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Realisasi angka penerimaan dan pengeluaran yang disajikan dalam Laporan Keuangan

belum sepenuhnya akurat dan mengurangi kehandalan laporan yang disajikan.

b. Membuka peluang terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah.

Page 51: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

c. Transparansi dan akuntabilitas Laporan Keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara belum sepenuhnya tercapai.

d. Upaya untuk menegakkan tertib administrasi dan disiplin dalam pengelolaan keuangan

daerah sulit tercapai.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Upaya dan perhatian Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara untuk menciptakan praktek-

praktek yang sehat dalam penyelenggaraan dan penatausahaan keuangan daerah belum

optimal.

b. Pengendalian dan pengawasan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten, Kepala Bagian

Keuangan belum berjalan baik.

c. Keterbatasan kemampuan dari para pelaksana tata usaha keuangan daerah dalam

menjabarkan dan mempedomani ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

d. Bendaharawan Umum Daerah belum mematuhi ketentuan yang berlaku.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa atas

permasalahan tersebut akan diambil langkah-langkah perbaikan antara lain mengadakan

pembinaan dan pelatihan kepada Pejabat Pengelola BUD, penempatan Pejabat BUD yang

memiliki disiplin ilmu yang memadai, menjalankan prosedur pengelolaan keuangan sesuai

ketentuan yang berlaku dan meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pengelolaan dan

penatausahaan keuangan.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara:

a. Segera menyelenggarakan pelatihan kepada Bendaharawan Umum Daerah dan para

Pemegang Kas serta staf di unit kerja terkait tentang praktek-praktek penyelenggaraan dan

penatausahaan keuangan yang baik.

b. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah dan memerintahkan yang bersangkutan untuk

menegur secara tertulis Kepala Bagian Keuangan masing-masing supaya lebih

meningkatkan pengendalian dan pengawasan sebagaimana mestinya.

c. Lebih selektif dalam menyetujui pejabat yang akan ditunjuk sebagai pelaksana tata usaha

keuangan daerah.

d. Mengenakan sanksi yang tegas terhadap kelalaian dan ketidakmampuan Bendaharawan

Umum Daerah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai ketentuan yang

berlaku.

Page 52: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

2. Penatausahaan dan Penyelenggaraan Pembukuan oleh Pemegang Kas Sekretariat

Daerah Tidak Tertib.

Berdasarkan pemeriksaan atas penatausahaan dan penyelenggaraan pembukuan yang

dilaksanakan oleh Pemegang Kas Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Tenggara diketahui

beberapa hal sebagai berikut:

a. Pada Buku Kas Umum (BKU) tidak terdapat penjelasan tentang jumlah halaman yang

tertera dalam BKU dan ada nomor halaman BKU yang hilang yaitu halaman 2 serta

terdapat dua nomor halaman yang sama yaitu halaman 22 yang memuat transaksi yang

terjadi pada tanggal 2 dan 14 Juni 2004. Selain itu juga terdapat pencatatan untuk transaksi

yang persis sama pada halaman 22 dan 23 yang memuat transaksi yang terjadi pada tanggal

15 Juni 2004 (nomor urut 40 s.d 53).

b. Pencatatan transaksi dalam BKU tidak kronologis misalnya:

1) Transaksi yang terjadi pada tanggal 1 Mei 2004 sebanyak 24 transaksi dicatat pada

nomor urut halaman 16 s.d 18, sedangkan transaksi pada tanggal 1 April 2004 sebanyak

10 transaksi dicatat pada nomor urut halaman 19 s.d 20.

2) Pada halaman BKU nomor 21 tercatat pencatatan yang memuat transaksi yang terjadi

pada tanggal 1 April 2004 (nomor urut 33) yang dilanjutkan dengan pencatatan

transaksi tanggal 1 Juni 2004 (nomor urut 34).

3) Pada halaman BKU nomor 25 terlebih dahulu dicatat transaksi yang terjadi pada

tanggal 7 Juni 2004 yaitu sebanyak dua transaksi (nomor urut 55 s.d 56) dan

dilanjutkan dengan pencatatan transaksi yang terjadi pada tanggal 1 Juni 2004 sebanyak

22 transaksi (nomor urut 57 s.d 78).

4) Pada halaman BKU nomor 28 s.d 31 yang memuat transaksi yang terjadi selama bulan

Juni 2004 juga terdapat pencatatan transaksi yang terjadi pada tanggal 30 Maret 2004

sebanyak empat transaksi (nomor urut 79 s.d 82).

5) BKU hanya mengungkapkan dua transaksi yang terjadi selama bulan Nopember 2004

yaitu yang terjadi pada tanggal 1 Nopember 2004 yang dicatat diantara transaksi yang

terjadi pada tanggal 25 Oktober 2004 (BKU halaman 70 dan 71).

6) BKU tidak memuat cut off yang jelas setiap bulannya, hal tersebut terlihat dari adanya

transaksi pada bulan yang berbeda, namun dicatat pada halaman yang sama.

c. Upaya pengendalian oleh Atasan Langsung Pemegang Kas masih kurang, seperti terlihat

dari tidak ditutupnya BKU dan tidak dilakukannya pemeriksaan kas dan rekonsiliasi kas

dengan bank secara rutin setiap bulan. Dalam Tahun Anggaran 2004 penutupan BKU

hanya dilakukan lima kali yaitu pada bulan Januari, Februari, Maret, Juni dan Desember

2004.

Page 53: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

d. Saldo kas berdasarkan penutupan BKU yang dilakukan pada pada bulan-bulan tersebut

adalah sebagai berikut:

No. Uraian Penerimaan

(Rp) Pengeluaran

(Rp) Sisa Kas

(Rp) 1. Januari 308.764.181,00 308.764.181,00 - 2. Februari 1.127.741.356,00 1.127.741.356,00 - 3. Maret 2.405.894.056,00 2.207.043.657,00 198.850.399,00 4. Juni 6.489.580.844,00 5.823.359.501,00 666.221.343,00 5. Desember 23.686.974.704,00 23.222.601.854,00 464.372.850,00

Dalam penutupan BKU pada bulan Maret diketahui adanya sisa kas sebesar

Rp198.850.399,00, namun tidak ada penjelasan atau rincian tentang sisa kas dimaksud.

Sedangkan sisa kas pada bulan Juni sebesar Rp666.221.343,00 dan bulan Desember

sebesar Rp464.372.850,00 merupakan surat berharga tanpa adanya keterangan lebih lanjut

dari jenis surat berharga dimaksud.

e. Terdapat perbedaan antara sisa kas menurut BKU dengan rekening koran Pemegang Kas

pada Bank BPD Aceh Cabang Kutacane (rek. nomor 070.01.02.805056-6), sebagai berikut: No. Uraian Sisa Kas Menurut BKU

(Rp) Sisa Kas Menurut R/K

(Rp) Selisih (Rp)

1. Maret 198.850.399,00 603.999,00 198.246.400,00 2. Juni 666.221.343,00 607.622,00 665.613.721,00 3. Desember 464.372.850,00 150.341.831,00 314.031.019,00

f. Selain itu diketahui pula bahwa nilai SPM yang tercatat dalam BKU Pemegang Kas tidak

selamanya diikuti dengan diterimanya dana oleh yang bersangkutan. Hal tersebut

didasarkan pada kenyataan dimana nilai SPM yang tercantum dalam BKU tidak dapat

ditelusuri dalam rekening koran yang bersangkutan dan penjelasan tentang jumlah uang

senyatanya yang diterima dan dikelola oleh Pemegang Kas tidak diperoleh.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang

tentang Pedoman Pengururusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta

Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha

Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

pasal 39 ayat (1) yang antara lain menyatakan bahwa di setiap Perangkat Daerah ditunjuk 1

(satu) Pemegang Kas yang melaksanakan tata usaha keuangan dan pasal 39 ayat (7) yang

menyatakan Kepala Satuan Kerja melakukan pemeriksaan kas yang dikelola oleh Pemegang

Kas minimal 3 (tiga) bulan sekali.

Kondisi tersebut mengakibatkan posisi saldo Buku Kas Umum pada akhir Tahun

Anggaran 2004 tidak dapat diyakini kebenarannya dan membuka peluang terjadinya

penyalahgunaan keuangan yang dapat merugikan daerah.

Page 54: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Kondisi tersebut terjadi karena kemampuan Pemegang Kas dalam penatausahaan

keuangan yang dikelolanya belum memadai dan kurangnya upaya pembinaan, pengendalian

dan pengawasan yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah sebagai Atasan Langsung.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa untuk

menindaklanjuti hal tersebut akan dilakukan langkah perbaikan, sehingga laporan yang

dihasilkan memenuhi kriteria/standar yang telah ditentukan.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara menegur secara tertulis Sekretaris

Daerah supaya lebih meningkatkan pembinaan, pengendalian dan pengawasan khususnya

kepada Pemegang Kas Sekretariat Daerah dan memerintahkan yang bersangkutan untuk

menegur secara tertulis Pemegang Kas Sekretariat Daerah supaya menyelenggarakan

pembukuan dan penatausahaan keuangan daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Belum Menetapkan Peraturan Daerah tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Untuk mewujudkan terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang lebih transparan

dan akuntabel diperlukan adanya infrastruktur pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan

dalam Peraturan Daerah tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan selanjutnya

dijabarkan dalam Keputusan Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagai petunjuk teknisnya.

Berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara pada Tahun

Anggaran 2003 telah menyusun draft tentang Perda dimaksud namun sampai dengan akhir

Tahun Anggaran 2004 draft tersebut belum rampung sehingga belum dapat diajukan dan

dibahas bersama dengan DPRD. Keadaan yang demikian juga berpengaruh kepada belum

ditetapkannya Keputusan Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Kondisi yang dikemukakan di atas juga telah menjadi catatan pemeriksaan dalam Laporan

Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2003.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pasal 11 ayat (1) yang menyatakan bahwa ketentuan

tentang pokok-pokok pengelolaan Keuangan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan ayat (3) yang menyatakan

bahwa sistem dan prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah diatur dengan Keputusan Kepala

Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Kondisi tersebut mengakibatkan belum memadainya infrastruktur pengelolaan

keuangan daerah yang dapat dijadikan sebagai pedoman baku yang dapat menjamin praktek

Page 55: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

dan perlakuan akuntansi yang sama bagi satuan kerja sebagai Pengguna Anggaran di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara yang dapat menjamin adanya konsistensi

pelaporan.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara akan arti penting

ditetapkannya Perda tentang Pokok-Pokok Keuangan Daerah.

b. Pengawasan umum atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh

DPRD Kabupaten Aceh Tenggara belum optimal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa dalam Tahun

Anggaran draft Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah akan diajukan dan dibahas

bersama dengan DPRD untuk selanjutnya diikuti dengan pembuatan Keputusan Kepala Daerah

tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

BPK-RI menyarankan agar:

a. Bupati Aceh Tenggara segera membentuk Tim yang bertugas merampungkan draft Perda

tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah termasuk dengan melakukan

konsultasi dengan pihak-pihak yang berkompeten.

b. DPRD Kabupaten Aceh Tenggara secara proaktif memantau kelanjutan dari penyusunan

draft Perda tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan lebih meningkatkan

pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pihak

eksekutif.

4. Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Belum Melakukan Penilaian terhadap Aset

Daerah.

Dalam tiga tahun anggaran terakhir (Tahun Anggaran 2002 s.d 2004), Pemerintah

Kabupaten Aceh Tenggara telah menyusun neraca daerah sebagai bagian dari

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sebagaimana diatur dalam PP No. 105 Tahun 2000

tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa nilai aktiva tetap yang tercatat dalam draft Neraca

per 31 Desember 2004 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan posisi per 31

Desember 2003 yaitu dari sebesar Rp217.016.292.988,00 menjadi sebesar

Rp249.318.662.873,00 yang berarti naik sebesar Rp32.302.369.885,00 atau sebesar 14,88%.

Selanjutnya diketahui bahwa dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2003 telah dikemukakan bahwa penyusunan Neraca per 31 Desember 2002 dan

2003 dilakukan melalui kerjasama dengan konsultan dari BPKP sesuai Surat Perjanjian No.

119/PKS/2003-3729/MOU/PW.01/2003 tanggal 19 April 2003 yang didasarkan pada perkiraan

Page 56: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

atau taksiran dari Dinas/Badan dan Satuan Kerja lainnya dan bukan berdasarkan penilaian yang

dilaksanakan oleh Lembaga Appraisal independen yang berkompeten. Sehubungan dengan hal

tersebut, BPK-RI telah merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara segera

mengalokasikan dana untuk merevaluasi aset dimaksud yaitu dengan membentuk tim

independen dan berkompeten, namun sampai dengan Tahun Anggaran 2004 berakhir

rekomendasi tersebut belum ditindaklanjuti.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang

Pedoman pengurusan dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan

Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pasal 105 yang

menyatakan bahwa untuk menyusun Neraca Awal Daerah, Kepala Daerah dapat secara

bertahap melakukan penilaian aset, dengan mengacu pada Pedoman Penilaian Aset Daerah

yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri.

Kondisi tersebut mengakibatkan nilai aktiva tetap dalam Neraca Tahun Anggaran 2004

belum menggambarkan nilai yang sebenarnya.

Kondisi tersebut terjadi karena kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Aceh

Tenggara dalam mengalokasikan dana yang dibutuhkan untuk penilaian aset sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa Tahun Anggaran

2005 telah dianggarkan kegiatan untuk penilaian aset yang akan dilaksanakan oleh Lembaga

Appraisal yang independen dan berkompeten.

BPK-RI menyarankan agar:

a. Bupati Aceh Tenggara segera membentuk Tim yang bertugas melakukan pendataan aset

daerah dan menunjuk Lembaga Apraisal yang independen untuk merevaluasi aset daerah

sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

b. DPRD Kabupaten Aceh Tenggara lebih meningkatkan pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan oleh eksekutif khususnya yang berhubungan dengan rekomendasi yang

disampaikan oleh BPK-RI.

5. Pengeluaran Uang Tanpa Melalui Penerbitan Surat Perintah Membayar Sebesar

Rp10.815.441.172,00 Tidak Sesuai Ketentuan.

Berdasarkan pemeriksaan atas Buku Kas Umum (BKU) Bendaharawan Umum Daerah

per 31 Desember 2004 diketahui adanya sisa kas sebesar Rp12.640.289.779,59 yang

merupakan selisih antara jumlah penerimaan selama Tahun Anggaran 2004 sebesar

Rp195.833.685.863,59 dan pengeluaran sebesar Rp183.193.396.084,00. Penelaahan lebih

Page 57: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

lanjut atas ikhtisar penutupan BKU selanjutnya diketahui sisa kas tersebut terdiri dari uang kas

tunai sebesar Rp50.965,21, kas di bank Rp1.824.797.642,38 dan kas bon kepada beberapa

dinas/satuan kerja sebesar Rp10.815.441.172,00 yang sampai dengan berakhirnya Tahun

Anggaran 2004 belum dapat diselesaikan.

Pemeriksaan selanjutnya menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Bendaharawan Umum Daerah, dari kas bon

sebesar Rp10.815.441.172,00 tersebut telah diselesaikan oleh peminjam melalui

pemotongan SPMU yang terbit antara tanggal 24 Februari s.d 31 April 2005 sebesar

Rp5.793.242.399,00, sehingga masih tersisa sebesar Rp5.022.198.773,00. Namun demikian

data nama peminjam dan nama peminjam yang telah mengembalikan kas bon tidak persis

sama. Data mengenai kas bon dan penyelesaiannya serta perbedaan nama peminjam dan

yang mengembalikan kas bon dapat dilihat pada lampiran 2.

b. Berdasarkan sisa perhitungan anggaran dalam draft laporan keuangan yang disusun oleh

Sub Bagian Pembukuan diketahui sisa kas per 31 Desember 2004 adalah sebesar

Rp12.169.895.365,00 terdiri dari penerimaan sebesar Rp195.833.685.907,59 dan

pengeluaran sebesar Rp183.663.790.542,00. Merujuk kepada sisa uang tunai dan kas pada

bank berdasarkan ikhtisar penutupan BKU Bendaharawan Umum Daerah masing-masing

sebesar Rp50.965,21 dan Rp1.824.797.642,38 atau seluruhnya sebesar

Rp1.824.848.607,59, maka sisa kas bon seharusnya adalah sebesar Rp10.345.046.757,41

(Rp12.169.895.365,00 – Rp1.824.848.607,59), sehingga terdapat selisih sebesar

Rp470.394.414,59 (Rp10.815.441.172,00 – …………… Rp10.345.046.757,51).

Hal tersebut menunjukkan pengelolaan data kas bon oleh Bendaharawan Umum Daerah tidak

akurat. Sampai dengan pemeriksaan berakhir perbedaan data kas bon antara data Perhitungan

Anggaran yang disusun oleh Sub Bagian Pembukuan dengan Bendaharawan Umum Daerah

belum dapat dijelaskan dan disampaikan kepada Tim.

Dari konfirmasi yang dilakukan dengan Bendaharawan Umum Daerah dan Kepala Bagian

Keuangan serta Sekretaris Daerah diketahui pemberian kas bon kepada satuan kerja tersebut

dilakukan karena terlambatnya penerimaan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat sehingga

dengan keterbatasan dana dan kebutuhan satuan kerja yang ada maka diberikan pinjaman

sementara dalam bentuk kas bon. Selain itu dijelaskan pula bahwa pengeluaran melalui kas bon

tersebut adalah atas sepengetahuan Bupati Aceh Tenggara.

Kondisi yang sama juga telah dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan

Keuangan Tahun Anggaran 2003 dengan nilai sebesar Rp5.687.291.013,00. Dalam laporan

tersebut juga telah direkomendasikan agar Bupati Aceh Tenggara tidak lagi menyetujui

Page 58: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

pemberian kas bon dan segera menetapkan keputusan yang melarang adanya pengeluaran

melalui kas bon, namun rekomendasi tersebut belum ditindaklanjuti.

Dari kondisi yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh

Tenggara tidak serius dalam mengupayakan penghentian pemberian kas bon dan terindikasi

melegalkan pemberian kas bon.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara pasal 20 ayat (1) yang menyatakan bahwa pejabat wajib menindaklanjuti

rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.

b. PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

Daerah pasal 28 ayat (2) yang menyatakan bahwa pembayaran yang membebani APBD

dilakukan dengan SPM dan ayat (3) yang menyatakan bahwa Bendaharawan Umum

Daerah membayar berdasarkan Surat Perintah Membayar.

Kondisi tersebut mengakibatkan :

a. Realisasi pengeluaran daerah dan posisi sisa kas per 31 Desember 2004 tidak

menggambarkan keadaan yang sebenarnya

b. Pengeluaran kas bon yang membebani APBD sulit untuk dikendalikan dan membuka

peluang penyalahgunaan keuangan daerah.

c. Kas bon yang belum dipertanggungjawabkan dapat merugikan keuangan daerah minimal

sebesar Rp5.002.198.773,00.

Kondisi tersebut terjadi karena :

a. Bupati Aceh Tenggara dalam memberikan persetujuan pengeluaran kas bon tanpa

menggunakan SPM tidak mempedomani ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Bendaharawan Umum Daerah dan satuan kerja sebagai pengguna anggaran dan pihak yang

mengajukan kas bon belum menaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara secara lisan mengakui temuan tersebut

dan mengemukakan akan berupaya agar pemberian kas bon tidak terulang lagi.

BPK-RI menyarankan agar:

a. Bupati Aceh Tenggara tidak lagi memberikan persetujuan atas kas bon dan menegur secara

tertulis dan memerintahkan semua unit kerja pengguna kas bon supaya tidak lagi

mengajukan permohonan kas bon dan dalam prosedur pengeluaran uang daerah mengikuti

ketentuan yang berlaku serta segera mempertanggungjawabkan sisa kas bon yang belum

dilunasi minimal sebesar Rp5.002.198.773,00. Selain itu memerintahkan Bendaharawan

Page 59: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Umum Daerah untuk segera menyusun data akurat tentang rincian dan jumlah serta

pertanggungjawaban kas bon yang sebenarnya, termasuk penjelasan selisih antara data kas

bon menurut BUD dan Sub Bagian Pembukuan sebesar Rp470.394.414,59.

b. DPRD Kabupaten Aceh Tenggara lebih meningkatkan pengawasan atas pemberian kas bon

dimaksud, termasuk pengawasan atas kesungguhan pihak Pemerintah Kabupaten Aceh

Tenggara dalam menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan BPK-RI yang melarang

pengeluaran daerah dalam bentuk kas bon dan secara proaktif memantau penyelesaian kas

bon dari masing-masing unit kerja terkait.

6. Pengeluaran Dana Sebesar Rp1.627.950.000,00 Belum Didukung Bukti-bukti yang Sah.

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah

menganggarkan dana untuk Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp20.713.100.000,00 dengan

realisasi sebesar Rp18.228.383.500,00 atau 88,00% yang dipergunakan untuk membiayai

kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan, bantuan kepada organisasi politik,

profesi, sosial kemasyarakatan dan instansi vertikal.

Berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa meskipun pengeluaran untuk Belanja Bantuan

Keuangan dianggarkan pada Pos Sekretariat Daerah, namun dalam pelaksanaannya kegiatan

tersebut tidak sepenuhnya dikelola oleh Pemegang Kas Sekretariat Daerah tetapi lebih

dominan dilaksanakan oleh Pimpinan Pelaksanaan Kegiatan yang juga merangkap sebagai

Pemegang Kas Kepala Daerah, termasuk dalam penyusunan pertanggung-jawabannya.

Dari pemeriksaan secara uji petik atas pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan

tersebut diketahui terdapat pengeluaran sebesar Rp1.627.950.000,00 yang hanya didukung

kuitansi tanda terima tanpa didukung bukti-bukti pendukung lain sebagaimana mestinya.

Rincian pengeluaran tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap pembebanan APBD harus didukung oleh

bukti-bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih

dan ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap orang yang diberi wewenang menandatangani

dan atau mengesahkan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD

bertanggung jawab atas kebenaran dan akibat dari penggunaan bukti tersebut.

b. Seharusnya pengelolaan keuangan atas Belanja Bantuan Keuangan dilaksanakan oleh

Pemegang Kas Sekretariat Daerah sebagai satuan kerja pengguna anggaran.

Page 60: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Kondisi tersebut mengakibatkan pengeluaran sebesar Rp1.627.950.000,00 tidak

memenuhi syarat sahnya pertanggungjawaban sehingga berpotensi merugikan keuangan

daerah.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Mekanisme atau sistem pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Belanja Bantuan

Keuangan yang tidak tepat yaitu dengan penunjukan pejabat lain sebagai Pimpinan

Pelaksanaan Kegiatan.

b. Pengendalian dan pengawasan Sekretaris Daerah sebagai Pengguna Anggaran belum

optimal.

c. Pelaksanaan fungsi verifikasi oleh Bagian Keuangan belum sesuai ketentuan yang berlaku.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa dimasa

mendatang akan diupayakan penetapan mekanisme atau sistem yang baik dan menunjuk

pengelola penyalur bantuan yaitu staf yang profesional, sehingga memudahkan pengawasan

dan tertib administrasi.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara:

a. Menyerahkan sepenuhnya mekanisme pengeluaran atas beban Belanja Bantuan Keuangan

kepada unit kerja Pengguna Anggaran dhi. melalui Pemegang Kas Sekretariat Daerah.

b. Memerintahkan Pimpinan Pelaksana Kegiatan untuk mempertanggungjawabkan Belanja

Bantuan Keuangan sebesar Rp1.627.950.000,00.

c. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah supaya lebih meningkatkan pengendalian dan

pengawasan sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Melalui Sekretaris Daerah menegur secara tertulis Kepala Sub Bagian Verifikasi supaya

lebih cermat dalam mensahkan bukti pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan.

7. Pembayaran atas Beban Belanja Tidak Tersangka Sebesar Rp2.406.970.000,00 Tidak

Sesuai Ketentuan.

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah

menganggarkan dana untuk Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp2.674.275.268,00 dengan

realisasi (berdasarkan konsep Perhitungan APBD) sebesar Rp2.671.109.000,00 atau 99,88%

dari anggaran. Dari pemeriksaan atas bukti-bukti pertanggungjawaban penggunaan Belanja

Tidak Tersangka diketahui bahwa sebagian dari realisasi Belanja Tidak Tersangka tersebut

dipergunakan untuk membiayai pengeluaran atau kegiatan yang telah memiliki pos anggaran

tersendiri dalam APBD sebesar Rp2.406.970.000,00, seperti terlihat pada tabel berikut :

Page 61: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

No. U r a i a n Jumlah (Rp) 1 2 3 1. Pembayaran untuk biaya perlombaan dalam rangka Peringatan Hari Jadi

Kabupaten Aceh Tenggara ke XXX.

39.500.000,00 2. Pembayaran untuk pembelian bingkisan dalam rangka Peringatan Hari Jadi

Kabupaten Aceh Tenggara ke XXX.

45.910.000,00 3. Pembayaran untuk Pelatihan Linmas PAM Pemilu Tahun 2004 461.000.000,00 4. Pembayaran untuk Tim Operasi Pemantapan Pemerintahan PDMD 30.000.000,00 5. Pembayaran sewa helikopter dalam rangka kunjungan Gubernur NAD ke

Kabupaten Aceh Tenggara

15.000.000,00 6. Pembayaran bantuan untuk pembuatan spanduk partai 7.500.000,00 7. Pembayaran bantuan PAM Pemilu Kodim 0108 Agara 28.000.000,00 8. Pembayaran bantuan kepada Tim Monitoring DESK Pemilu Provinsi NAD 10.000.000,00 9. Pembayaran bantuan Pelatihan Linmas Pemilu 200.000.000,00

10. Pembayaran bantuan Pelatihan Linmas 100.000.000,00 11. Pembayaran bantuan operasional PAM Pemilu 100.000.000,00 12. Pembayaran bantuan Pelatihan Linmas Pemilu 100.000.000,00 13. Pembayaran bantuan kepada Panitia Pelaksana Hari Jadi Kabupaten Aceh

Tenggara ke XXX

10.000.000,00 14. Pembayaran kepada Panitia Penyelenggara Hari Keluarga Nasional XI 20.000.000,00 15. Pembayaran bantuan kepada anggota BKO TNI-AD dan Polri 9.000.000,00 16. Pembayaran bantuan pengamanan Pemilu Legislatif kepada Polri 15.000.000,00 17. Pembayaran bantuan pengamanan Pemilu Legislatif kepada Polri 15.000.000,00 18. Pembayaran bantuan kepada Front Pembela Pemberantasan Separatis

GAM 200.000.000,00

19. Pembayaran bantuan kepada Tim Evaluasi Lapter Dishub NAD 5.000.000,00 20. Pembayaran biaya pengadaan baju Linmas PAM Pemilu Tahun 2004 996.060.000,00 Jumlah 2.406.970.000,00

Selanjutnya diketahui bahwa sebagaian besar pengeluaran atas beban Belanja Tidak Tersangka

dimaksud hanya didukung bukti kwitansi pembayaran, tanpa didukung bukti-bukti lain seperti

proposal maupun penggunaan dana. Selain itu tidak diperoleh penjelasan yang cukup tentang

pemberitahuan penggunaan Belanja Tidak Tersangka tersebut kepada DPRD Kabupaten Aceh

Tenggara.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :

a. PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

Daerah pasal 12 ayat (2) yang menyatakan bahwa pengeluaran yang dibebankan pada

pengeluaran tidak tersangka adalah untuk penanganan bencana alam, bencana sosial , dan

pengeluaran tidak tersangka lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan

kewenangan pemerintahan Daerah dan pasal 30 yang menyatakan bahwa penggunaan

anggaran belanja tidak tersangka diberitahukan kepada DPRD.

b. Keputusan Bupati Aceh Tenggara Nomor 65 Tahun 2004 tentang Penjabaran Perubahan

APBD Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004 yang menyatakan bahwa belanja

tidak tersangka diperuntukkan guna menampung kegiatan yang dananya tidak termasuk

dalam mata anggaran lainnya yaitu tagihan mengenai Tahun Anggaran yang telah

ditetapkan dan belum diselesaikan asalkan belum kadaluarsa bilamana tidak ada rekening

Page 62: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

pengeluaran-pengeluaran yang uraiannya sesuai dengan pengeluaran yang dimaksud dan

untuk bantuan bencana alam.

c. Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban

dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata

Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD pasal 56 yang menyatakan

bahwa penggunaan anggaran tidak tersangka ditetapkan dengan Ketetapan Kepala Daerah

dan diberitahukan kepada DPRD paling lambat 1 bulan terhitung sejak keputusan

ditetapkan.

Kondisi tersebut mengakibatkan pemborosan Keuangan Daerah sebesar

Rp2.406.970.000,00 dan realisasi Belanja Tidak Tersangka yang disajikan dalam Laporan

Keuangan Daerah tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya serta upaya untuk

menciptakan pengelolaan keuangan daerah yang lebih transparan dan akuntabel belum berhasil

guna.

Kondisi tersebut terjadi karena Bupati Aceh Tenggara dalam memberikan persetujuan

pembayaran atas beban Belanja Tidak Tersangka tidak mengikuti ketentuan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa pihak Pemda akan

mengefektifkan dan mengefisiensikan realisasi belanja sesuai dengan beban yang tersedia dan

didasarkan pada proposal beserta lampiran penggunaan dana dan penggunaan Belanja Tidak

Tersangka tersebut akan diberitahukan kepada DPRD.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara tidak memberikan persetujuan

pengeluaran atas beban Belanja Tidak Tersangka yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan

meminta pihak-pihak terkait untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluaran yang

tidak sesuai ketentuan dimaksud sebesar Rp2.406.970.000,00.

8. Penyertaan Modal kepada Beberapa BUMD dan Badan Usaha Lain Belum Didukung

Bukti Kepemilikan dan Laporan Keuangan Perusahaan Belum Disampaikan kepada

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara.

Berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa sampai dengan akhir Tahun Anggaran

jumlah penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Acegh Tenggara kepada beberapa BUMD

dan badan usaha lainnya adalah sebesar Rp9.639.850.000,00, dengan rincian sebagai berikut:

a. PT. Bank BPD Aceh sebesar Rp3.105.350.000,00

b. PD. Tirta Agara sebesar Rp4.950.000.000,00

c. PD. Makmur Sepakat sebesar Rp1.200.000.000,00

d. PD. BPR Lawe Alas sebesar Rp84.500.000,00

e. PD. BPR Blang Kejeren sebesar Rp100.000.000,00

Page 63: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

f. SPBU Mina sebesar Rp200.000.000,00.

Dari pemeriksaan dokumen dan bukti pendukung investasi tersebut, ternyata penyertaan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara pada enam perusahaan tersebut tidak didukung dengan

bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu Laporan Keuangan perusahaan yang

seharusnya dapat menjelaskan nilai penyertaan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dan

memberikan informasi perkembangan operasi perusahaan tidak diperoleh. Selanjutnya

diketahui pula bahwa pada Tahun Anggaran 2004, Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara tidak

memperoleh kontribusi apapun dari hasil penyertaan modalnya pada enam perusahaan tersebut.

Kondisi tersebut di atas juga telah menjadi catatan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2003.

Seharusnya penyertaan modal tersebut didukung dengan bukti kepemilikan yang sah

dan terdokumentasi dengan baik dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara secara aktif

memonitor perkembangan perusahaan-perusahaan tersebut dan meminta Laporan Keuangan

dari perusahaan-perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan oleh Pimpinan

Perusahaan kepada Pemerintah Aceh Tenggara sebagai investor.

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Legalitas formal kepemilikan modal Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara pada enam

perusahaan tersebut belum dapat dipertanggungjawabkan dan perkembangan perusahaan

tidak dapat dipantau dengan baik untuk kepentingan penganggaran dan kontribusinya

dalam APBD.

b. Laporan Keuangan perusahaan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan dari penyajian

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2004 belum

dapat disajikan.

Kondisi tersebut terjadi karena kurang optimalnya upaya dan koordinasi yang

dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dengan Pimpinan Perusahaan dan belum

adanya iktikad baik dari Pimpinan Perusahaan untuk menyampaikan laporan kepada

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara sebagai bentuk pertanggungjawabannya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa Pemda telah

melakukan tindak lanjut dengan menyerahkan dokumen kepemilikan dan bukti pendukung

investasi, namun diakui bahwa kontribusi kepada Pemda hanya diperoleh dari PT. Bank BPD

Aceh.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara memerintahkan Kepala Bagian

Keuangan untuk segera melengkapi seluruh bukti kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten

Aceh Tenggara pada perusahaan-perusahaan tersebut.

Page 64: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

9. Pengelolaan Aset Milik Daerah Tidak Sesuai Dengan Ketentuan.

Berdasarkan draft Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2004 diketahui bahwa

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah menganggarkan dana untuk belanja modal

aparatur dan publik Rp42.644.106.497,00 dengan realisasi sebesar Rp32.302.369.885,00 atau

75,74% yang dipergunakan untuk pengadaan atau penambahan aset daerah.

Dari pemeriksaan yang dilakukan di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten dan konfirmasi

dengan Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan diketahui bahwa pengelolaan aset milik

daerah belum berjalan baik, antara lain terlihat dari hal-hal sebagai berikut:

a. Barang inventaris seperti meubeluer dan berbagai peralatan lainnya tidak diberi nomor

inventaris.

b. Tidak diselenggarakannya Kartu Inventaris Barang, Kartu Inventaris Ruangan, maupun

Daftar Mutasi Barang dan Daftar Pengadaan Barang.

c. Laporan Hasil Pengadaan Barang dari Dinas/Badan maupun Satuan Kerja Daerah lainnya

tidak disampaikan.

d. Kepemilikan aset daerah tidak terdokumentasi secara lengkap antara lain ditunjukkan dari

tidak tersedianya data mengenai tanah milik Pemda yang telah bersertifikat dan data

mengenai jumlah dan bukti kepemilikan kendaraan.

Kondisi demikian juga telah menjadi catatan pemeriksaan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun Anggaran 2003.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

Pasal 33 yang menyatakan bahwa pengguna barang wajib mengelola barang daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Kepmendagri No. 32 Tahun 1998 tentang Manual Administrasi Barang Daerah dalam bab

VI yang antara lain menyatakan bahwa kegiatan atau tindakan untuk melakukan

pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang dalam

pemakaian diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah yang disusun dalam suatu buku

inventaris yang bertujuan untuk pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan setiap barang,

penggunaan setiap barang secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-

masing serta menunjang pelaksanaan tugas pemerintahan.

c. Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan dan Pengawasan

Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dalam pasal 65 yang menyatakan bahwa seluruh barang

yang pengadaannya atas beban APBD, wajib dibukukan ke dalam rekening aset daerah

Page 65: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

yang berkenaan, dan dicatat dalam Daftar Aset Daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Kondisi tersebut mengakibatkan hasil pengadaan barang milik daerah Tahun Anggaran

2004 tidak terjamin keberadaannya dan membuka peluang terjadinya pencurian dan

penyalahgunaan barang milik daerah yang dapat merugikan daerah.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Kepala Bagian Umum sebagai pengelola barang daerah tidak mematuhi ketentuan yang

berlaku.

b. Upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dalam menertibkan pengelolaan barang

milik daerah belum maksimal yang ditandai dengan belum dilakukannya inventarisasi

barang dan penyelenggaraan berbagai buku dan daftar terkait dengan pengelolaan barang

milik daerah.

c. Kesadaran akan pentingnya pengamanan aset milik daerah dan upaya pengendalian serta

pengawasan yang dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah dan para Pimpinan Unit Kerja

lainnya belum optimal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara menjelaskan akan memerintahkan Bagian

Umum untuk membuat nomor inventaris barang, dan mendokumentasikan bukti kepemilikan

aset daerah secara lengkap.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara:

a. Memerintahkan Sekretaris Daerah untuk menegur secara tertulis Kepala Bagian Umum

supaya segera menyusun daftar inventaris dan aset daerah.

b. Mengeluarkan surat edaran kepada seluruh pimpinan unit kerja untuk menatausahakan

pengelolaan inventaris dan aset daerah di lingkungannya sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Secara bersama-sama dengan pihak Legislatif mengalokasikan dana untuk kegiatan

inventarisasi dan sensus aset milik daerah.

10. Perencanaan dan Pengendalian atas Pengeluaran Belanja Pemeliharaan Belum Berjalan

Baik.

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah

menganggarkan dana untuk Belanja Pemeliharaan Aparatur Daerah sebesar

Rp1.432.484.355,00 yang dialokasikan untuk belanja pemeliharaan berbagai jenis aset daerah

seperti kendaraan bermotor, alat berat, gedung dan barang inventaris lainnya.

Berdasarkan pemeriksaan dan konfirmasi dengan Bagian Umum Setdakab Aceh Tenggara

diketahui bahwa pengendalian atas belanja pemeliharaan khususnya untuk pemeliharaan alat

angkutan bermotor seperti penggantian oli, spare part kendaraan serta pemakaian bahan bakar

Page 66: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

minyak (BBM) untuk kendaraan dinas Pemerintah Daerah belum berjalan dengan baik. Hal

tersebut antara lain terlihat dari :

a. Kegiatan pemeliharaan kendaraan belum didasarkan pada perencanaan yang matang

sebagaimana yang seharusnya dituangkan dalam rencana pemeliharaan per jenis kendaraan

yang disesuaikan dengan tahun perolehan dan kondisi kendaraan yang bersangkutan.

b. Kartu Pemeliharaan untuk masing-masing kendaraan dinas belum diselenggarakan

sehingga penggantian oli dan spare part kendaran tersebut tidak terpantau dan tidak dapat

dinilai kewajarannya.

c. Pemakaian BBM hanya didasarkan atas memo yang diberikan kepada pemakai kendaraan

yang berisi jumlah liter yang dapat ditukarkan kepada pihak SPBU, namum memo tersebut

hanya dibuat satu lembar dan tidak ada arsip yang disimpan di Bagian Umum. Dengan

demikian jumlah tagihan yang diajukan oleh pihak SPBU Kepada atas pemakaian BBM

tidak dapat diperbandingkan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pasal 8 yang menyatakan APBD disusun dengan

pendekatan kinerja dan penjelasan umum PP No. 105 Tahun 2000 yang antara lain menyatakan

bahwa pengelolaan sumber daya keuangan daerah harus diarahkan kepada upaya untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang didukung dengan adanya transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaannya. Dengan demikian seharusnya perencanaan untuk biaya

pemeliharaan disusun secara matang dan terukur antara lain dituangkan dalam buku rencana

pemeliharaan barang yang selanjutnya dijabarkan dalam kartu pemeliharaan.

Kondisi tersebut membuka peluang terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah dan

belanja pemeliharaan yang terealisir belum sepenuhnya mencerminkan efisiensi dan efektivitas

penggunaan anggaran.

Kondisi tersebut terjadi karena :

a. Upaya yang dilakukan oleh Bagian Umum Setdakab dalam merencanakan dan menyusun

sistem pengendalian serta dalam tertib administrasi belanja pemeliharaan belum

sepenuhnya mengikuti ketentuan yang berlaku.

b. Pengendalian dan pengawasan Sekretaris Daerah sebagai atasan langsung belum optimal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa menindaklanjuti

hal tersebut akan dilakukan langkah-langkah diantaranya dengan membuat kartu pemeliharaan

untuk masing-masing kendaraan dan untuk pemakaian BBM akan dibuat bukti pemakaian

sesuai kebutuhan pertanggungjawaban.

BPK-RI menyarankan Bupati Aceh Tenggara agar menegur secara tertulis Sekretaris

Daerah untuk lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan dan memerintahkan yang

Page 67: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

bersangkutan untuk menegur secara tertulis Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan supaya

dalam mengelola Belanja Pemeliharaan mengikuti ketentuan yang berlaku.

11. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh Pasal 21, 22 dan 23 Sebesar Rp114.029.547,00 atas

Pengadaan Barang dan Jasa pada Beberapa Dinas Pengguna Anggaran Belum Disetor ke

Kas Negara.

Berdasarkan pemeriksaan atas Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pemegang Kas Dinas

Kimpraswil, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Sekretariat Daerah

Kabupaten Aceh Tenggara diketahui adanya pemotongan beberapa jenis pajak yang terkait

dengan pembayaran atas Belanja Barang dan Jasa yaitu PPN, PPh Pasal 22 dan PPh Pasal

21/23, namun belum disetorkan ke Kas Negara sebesar Rp114.029.547,00, seperti terlihat pada

tabel berikut: No. Uraian Penerimaan Pajak

(Rp) Jumlah

(Rp) Disetor

(Rp) Sisa belum

disetor PPN PPh Psl 22 PPh Psl 21/23 (Rp)

1. Dinas Kimpraswil 96.354.737,00 10.765.562,00 76.831.925,00 183.952.224,00 132.503.897,00 51.448.327,00 2. Dinas Kesehatan 13.363.637,00 2.004.546,00 1.593.000,00 19.961.183,00 - 16.961.183,00 3. Dinas Pertanian 29.831.982,00 4.269.314,00 3.993.058,00 38.094.354,00 897.000,00 37.197.354,00 4. Sekretariat Daerah 5.257.724,00 610.459,00 2.554.500,00 8.422.683,00 - 8.422.683,00

Jumlah 144.808.080,00 17.649.881,00 84.972.483,00 247.430.444,00 133.400.897,00 114.029.547,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan : a. Buku Panduan Bendaharawan dan Pemegang Kas Pemerintah Daerah sebagai Wajib

Pungut Pajak-pajak Negara yang antara lain menyatakan bahwa Bendaharawan Wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN kepada Instansi Pemerintah.

b. Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 4 huruf (e) yang antara lain menyatakan bahwa Kebijakan Umum Pemerintah dalam Pengadaan Barang dan Jasa adalah meningkatkan penerimaan Negara melalui sektor perpajakan.

c. Keputusan Menteri Keuangan No. 548/KMK.04/2000 pasal 3 ayat (1) yang menyatakan bahwa dalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah, termasuk jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang.

d. Keputusan Menteri Keuangan No. 606/KMK.04/1994 jo Keputusan Menteri Keuangan Nomor 251/KMK.04/1995 tentang Penetapan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak yang antara lain menyebutkan bahwa PPN/PPn-BM yang dipungut oleh Bendaharawan selaku pemungut pajak wajib disetorkan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-lambatnya tanggal 7 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir, dalam hal tanggal 7 bertepatan dengan hari libur, maka penyetoran harus

Page 68: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

dilakukan pada hari kerja berikutnya dan penyetoran dilakukan dengan menggunakan SSP (Surat Setoran pajak).

Kondisi tersebut mengakibatkan penerimaan Negara dari Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), PPh Pasal 21/23 dan PPh Pasal 22 sebesar Rp114.029.547,00 belum diterima dan

membuka peluang penyalahgunaan keuangan yang dapat merugikan keuangan negara.

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Para Pemegang Kas selaku wajib pungut pajak lalai dalam melaksanakan tugasnya.

b. Sub Bagian Verifikasi masih lemah dalam melakukan pengujian terhadap Surat

Pertanggungjawaban yang disampaikan oleh masing-masing Pemegang Kas.

c. Pengendalian dan pengawasan Sekretaris Daerah dan para Kepala Dinas terkait belum

optimal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan akan memberikan

teguran kepada Pengguna Anggaran dan memerintahkan Pemegang Kas untuk melakukan

penyetoran pajak-pajak tersebut sesegera mungkin.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara menegur secara tertulis Sekretaris

Daerah dan Kepala Dinas terkait supaya lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan

sebagaimana mestinya dan memerintahkan yang bersangkutan untuk menegur dan

memerintahkan para Pemegang Kas supaya segera menyetorkan kekurangan penyetoran pajak

sebesar Rp114.029.547,00 dimaksud ke Kas Negara.

12. Pembayaran Pengadaan Barang dan Jasa Sebesar Rp213.502.000,00 Tidak Sesuai

Ketentuan.

Berdasarkan konsep Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 diketahui bahwa

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah menganggarkan dana untuk Belanja Barang dan

Jasa Aparatur Daerah pada Pos Sekretariat Daerah sebesar Rp1.898.353.501,00 dengan

realisasi sebesar Rp1.600.470.925,00 atau 84,30 % dari anggaran.

Dari pemeriksaan secara uji petik atas Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pemegang Kas

Sekretariat Daerah diketahui adanya 11 transaksi pembayaran untuk Belanja Barang dan Jasa

seperti pengadaan ATK, obat-obatan, makan minum dan biaya cetak antara Rp11.250.000,00

s.d Rp43.200.000,00 atau seluruhnya senilai Rp213.502.000,00 yang seharusnya dibayar

dengan Beban Tetap, namun oleh Pemegang Kas Sekretariat Daerah dilakukan melalui

pembayaran Beban Sementara, seperti terlihat pada tabel berikut : No. Tanggal/No.

Bukti Kas U r a i a n Jumlah

(Rp) Keterangan

1. 489/17-12-04 Pengadaan kertas computer gaji 31.125.000,00 CV. Sinar Sentosa 2. 377/27-10-04 Pengadaan Alat Listrik dan Elektronik 22.706.625,00 UD. Doli 3. 377/27-10-04 Alat Tulis Kantor 16.050.375,00 Yogamelas Group 4. 388/27-10-04 Cetak Buku Standarisasi Harga 20.000.000,00 Yogamelas Group

Page 69: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

5. 406/27-10-04 Pembelian obat-obatan 11.250.000,00 Apotik Sehat Arios 6. 418/27-10-04 Pengadaan makanan dan minuman 15.000.000,00 RM. Famili 7. 422/27-10-04 Pengadaan makanan dan minuman 15.000.000,00 RM. Famili 8. 423/27-10-04 Pengadaan makanan dan minuman 15.000.000,00 RM. Famili 9. 30/04-03-04 Pengadaan Alat Tulis Kantor 12.670.000,00 TB.Sinar Ilmu

10. 369/25-10-04 Biaya cetak penyusunan APBD 11.500.000,00 Pengusaha 11. 472/17-12-04 Biaya cetak LPJ Keuangan Daerah 43.200.000,00 ASCO

Jumlah 213.502.000,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun

1994 tentang Pelaksanaan APBD pasal 17 ayat (13) yang menyatakan bahwa pembayaran

sebagai Beban Sementara dapat dilaksanakan untuk pengadaan baarang dan jasa dengan nilai

setinggi-tingginya sebesar Rp10.000.000,00 untuk setiap jenis pengeluaran.

Kondisi tersebut mengakibatkan :

a. Tujuan penyusunan APBD sebagai alat perencanaan dan pengendalian anggaran belum

sepenuhnya efektif.

b. Pengadaan barang dan jasa sebesar Rp213.502.000,00 belum dapat menjamin harga yang

menguntungkan daerah.

Kondisi tersebut terjadi karena :

a. Pemegang Kas Sekretariat Daerah dalam melakukan tugas tidak menaati ketentuan yang

berlaku.

b. Sekretaris Daerah sebagai Atasan Langsung Pemegang Kas Sekretariat Daerah kurang

melakukan pengendalian dan pengawasan atas pembayaran yang dilakukan oleh Pemegang

Kas.

c. Penyusunan Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) Sekretariat Daerah belum

sepenuhnya berdasarkan pada perencanaan yang matang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan bahwa mulai Tahun

Anggaran 2005 pengadaan barang dan jasa di atas Rp10.000.000,00 tidak dibenarkan lagi

melalui SPM-PK.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara menegur secara tertulis Sekretaris

Daerah supaya lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan, merencanakan dan

menyusun RASK senyata mungkin dan memerintahkan yang bersangkutan untuk menegur

secara tertulis Pemegang Kas Sekretariat Daerah supaya melaksanakan tugas sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

13. Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara

Tahun Anggaran 2003 Belum Seluruhnya Ditindaklanjuti dan Diselesaikan.

Dari pemeriksaan tindaklanjut yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh

Tenggara atas rekomendasi yang diberikan oleh BPK-RI terhadap catatan pemeriksaan atas

Page 70: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2003 diketahui beberapa rekomendasi belum

ditindaklanjuti dan diselesaikan, sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pembukuan dan pengelolaan keuangan daerah belum sepenuhnya

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Hal tersebut antara lain terlihat dari beberapa hal

berikut :

1) Belum ditetapkannya Perda tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan

SK Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

2) Pembukuan realisasi Pendapatan dan Belanja dilaksanakan belum tertib diantaranya

pencatatan angka realisasi anggaran masih berdasarkan Surat Perintah Membayar dan

Perhitungan APBD belum dilengkapi dengan lampiran-lampiran seperti Daftar Hasil

Pengadaan Barang, Laporan Keuangan Perusahaan Daerah dan Daftar Investasi

Daerah.

3) Pengelolaan keuangan belum tertib yang ditandai dengan belum dilaksanakannya

rekonsiliasi antara Rekening Koran, Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Bank secara

tertib, pencatatan atas pemungutan dan penyetoran pajak yang tidak diselenggarakan

dengan baik, dan adanya transaksi yang dibayarkan secara tunai oleh Bendaharawan

Umum Daerah (BUD).

Atas permasalahan tersebut BPK-RI telah memberikan rekomendasi kepada Bupati Aceh

Tenggara, diantaranya agar pokok-pokok keuangan daerah serta sistem dan prosedur

segera disusun dan ditetapkan, penyelenggaraan pelatihan tentang implementasi

Kepmendagri No. 29 Tahun 2002, memberikan teguran secara tertulis kepada Kabag

Keuangan dan Kepala Dinas/Badan supaya melakukan pengendalian dan pengawasan

semestinya kepada staf yang dipimpinnya, memberikan teguran tertulis kepada BUD

supaya menyusun rekonsiliasi baik dan menyelenggarakan buku pembantu baik dan pajak

yang memadai serta memerintahkan Kabag Keuangan untuk memberikan teguran tertulis

kepada Pemegang Kas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dan Kasubag

Pembukuan supaya melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan.

Berdasarkan hasil Pra Pembahasan Tindak Lanjut diketahui bahwa rekomendasi kepada

Bupati Aceh Tenggara untuk penyusunan Perda dan sistem prosedur tentang pengelolaan

keuangan daerah, penyelenggaraan pelatihan tentang implementasi Kepmendagri No. 29

Tahun 2002 serta surat teguran secara tertulis kepada pejabat terkait belum

dilaksanakan/ditindaklanjuti.

Temuan tentang ketidaktertiban pembukuan dan pengelolaan keuangan daerah tersebut

juga masih ditemukan dan menjadi catatan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2004.

Page 71: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

b. Penetapan anggaran yang berbasis anggaran defisit tidak sesuai dengan ketentuan dalam

hal ini perubahan anggaran belanja melampaui anggaran pendapatan. Atas catatan tersebut

BPK-RI memberikan rekomendasi kepada Bupati Aceh Tenggara agar penetapan APBD

tidak berbasis pada anggaran defisit dan memperhatikan potensi keuangan daerah serta

kepada Kepala Bagian Keuangan, Kepala Sub Bagian Anggaran dan Panitia Penyusunan

APBD diberikan teguran secara tertulis supaya dalam menyusun APBD mempedomani

ketentuan tentang tata cara penyusunan APBD. Berdasarkan hasil Pra Pembahasan Tindak

Lanjut diketahui bahwa atas rekomendasi tersebut, Bupati Aceh Tenggara telah membuat

surat teguran kepada Kepala Bagian Keuangan, namun penetapan anggaran defisit tersebut

juga masih terjadi pada Tahun Anggaran 2004.

c. Penilaian terhadap aset daerah belum dilaksanakan, dalam hal ini BPK-RI telah

menyarankan kepada Bupati Aceh Tenggara agar dialokasikan dana untuk penilaian aset

dimaksud melalui pembentukan tim independen dan tim internal yang berkompeten untuk

itu, namun sampai akhir Tahun Anggaran 2004 dana untuk penilaian aset tidak

dialokasikan dan tim penilaian asset juga belum ditunjuk dan ditetapkan.

d. Pengelolaan barang inventaris tidak sesuai dengan ketentuan diantaranya terlihat dari tidak

diselenggarakannya Kartu Inventaris Ruangan, Daftar Inventaris Barang maupun Buku

Inventaris Barang yang memadai. Atas temuan tersebut disarankan kepada Bupati Aceh

Tenggara agar memberikan teguran kepada Sekretaris Daerah dan Kepala Bagian Umum

supaya yang bersangkutan lebih meningkatkan pengendalian atas ketertiban administrasi

barang serta segera membuat Daftar Inventaris Barang. Berdasarkan pemeriksaan dan hasil

Pra Pembahasan Tindak Lanjut diketahui rekomendasi tersebut belum ditindaklanjuti,

sehingga kondisi yang sama juga terjadi dalam Tahun Anggaran 2004.

e. Penyertaan modal pada beberapa badan usaha tidak didukung bukti kepemilikan yang sah,

dalam hal ini disarankan agar Bupati Aceh Tenggara memerintahkan Kepala Bagian

Keuangan supaya segera melengkapi bukti-bukti kepemilikan atau penyertaan modal

pemerintah daerah, namun hingga pemeriksaan berakhir masih dalam proses sehingga

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 belum juga dapat dilampiri dengan Laporan

Keuangan masing-masing badan usaha dimaksud. Kondisi yang sama juga terjadi pada

Tahun Anggaran 2004.

f. Hasil pemungutan PPh pasal 23 dan PPN sebesar Rp 927.850.200,00 belum disetorkan ke

Kas Negara. Atas permasalahan tersebut direkomendasikan agar Bupati Aceh Tenggara

memberikan teguran secara tertulis kepada Bendahara Umum Daerah supaya lebih tertib

dalam administrasi pemungutan pajak diantaranya dengan membuat buku pembantu pajak

serta segera menyetorkan kekurangan pajak tersebut ke Kas Negara. Selanjutnya diketahui

Page 72: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

bahwa kekurangan setoran pajak tersebut telah diselesaikan, namun surat teguran kepada

Bendahara Umum Daerah belum diterbitkan.

g. Pengadaan meubeleur diperhitungkan lebih tinggi dari harga standar sebesar

Rp80.701.076,60, dalam hal ini direkomendasikan agar Bupati Aceh Tenggara

memerintahkan Sekretaris Daerah untuk menegur secara tertulis kepada Kepala Bagian

Umum supaya mematuhi ketentuan dan tidak melaksanakan pembelian yang melebihi

harga standar, namun rekomendasi tersebut belum ditindaklanjuti.

h. Pengeluaran dana untuk anggota DPRD tidak sesuai ketentuan sebesar

Rp1.663.550.000,00, dalam hal ini direkomendasikan agar dibuat teguran secara tertulis

kepada Panitia Anggaran DPRD, Sekretaris DPRD, dan Pemegang Kas DPRD agar dalam

melaksanakan tugas mempedomani ketentuan yang berlaku, namun hal tersebut belum

ditindaklanjuti.

i. Terdapat pengeluaran tanpa melalui penerbitan SPM atau melalui mekanisme kas bon

sebesar Rp874.350.481,00 kepada delapan satuan kerja. Dalam hal ini disarankan kepada

Bupati Aceh Tenggara agar tidak menyetujui pengeluaran daerah yang membebani APBD

tanpa mengikuti prosedur yang berlaku, dan segera menetapkan suatu keputusan untuk

melarang adanya pengeluaran melalui kas bon sekaligus menetapkan jangka waktu

penerbitan SPM setelah diajukan SPP sehingga pelayanan kepada pengguna anggaran tidak

terhambat, memerintahkan semua unit kerja pengguna kas bon untuk

mempertanggungjawabkannya serta membuat teguran secara tertulis kepada Kepala

Dinas/Badan supaya mengikuti semua ketentuan yang berlaku mengenai prosedur

pengeluaran keuangan daerah dan kepada Bendaharawan Umum Daerah supaya tidak

mencairkan uang tanpa prosedur yang berlaku. Berdasarkan hasil Pra Pembahasan Tindak

Lanjut diketahui pertanggungjawaban kas bon dan teguran tertulis Kepada Dinas/Badan

masih dalam proses, sedangkan teguran secara tertulis kepada Bendaharawan Umum

Daerah dan rekomendasi kepada Kepala Daerah untuk tidak menyetujui pemberian kas bon

belum ditindaklanjuti. Kondisi yang sama juga ditemukan dalam Tahun Anggaran 2004.

j. Terdapat pengeluaran dana sebesar Rp 1.060.856.061,00 tidak didukung bukti yang sah,

dalam hal ini direkomendasikan agar Bupati Aceh Tenggara menegur secara tertulis kepada

Sekretaris Daerah untuk lebih meningkatkan pengendalian, namun hal tersebut belum

dilaksanakan/ditindaklanjuti. Sedangkan rekomendasi agar Kepala Bagian Umum dan

Pemegang Kas Sekretariat Daerah melengkapi bukti pengeluaran dimaksud sampai dengan

pemeriksaan berakhir masih dalam proses.

k. Terdapat penggunaan Belanja Tidak Tersangka tidak sesuai ketentuan sebesar

Rp1.765.786.100,00, dalam hal ini direkomendasikan agar Bupati Aceh Tenggara tidak

Page 73: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

menyetujui penggunaan dana yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut dan meminta

pihak-pihak terkait untuk segera melengkapi bukti-bukti pertanggungjawaban penggunaan

dana dimaksud, namun hal tersebut belum ditindaklanjuti.

l. Terdapat pengeluaran dana yang belum dipertanggungjawabkan sebesar

Rp1.745.516.081,00, dalam hal ini direkomendasikan agar dibuat teguran secara tertulis

kepada Sekretaris Daerah supaya lebih meningkatkan pengendalian dan memerintahkan

kepada yang bersangkutan untuk meminta pertanggungjawaban pengeluaran dana dari

pemegang kas, namun hal tersebut belum ditindaklanjuti.

m. Kegiatan penanggulangan dan normalisasi banjir Sungai Lawe Alas diperhitungkan lebih

tinggi sebesar Rp502.272.727,28, dalam hal ini direkomendasikan agar Bupati Aceh

Tenggara membuat teguran secara tertulis kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air supaya

dalam menyusun RASK mempedomani ketentuan yang berlaku dan memperhitungkan

kembali harga satuan pekerjaan dan membuat teguran secara tertulis kepada Kepala

Bappeda, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Administrasi Pembangunan serta Tim

Anggaran Eksekutif supaya lebih cermat dalam menetapkan dan mengevaluasi harga

satuan pekerjaan, namun hal tersebut masih dalam tahap penyelesaian.

n. Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan dalam kontrak tidak sesuai ketentuan dan

menimbulkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp153.097.922,32, dalam hal ini

direkomendasikan agar Bupati Aceh Tenggara membuat teguran secara tertulis kepada

Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran supaya dalam menyusun RASK mempedomani

ketentuan yang berlaku serta memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran

menegur CV. Biro Insinyur Arsitek Kutacane supaya mengikuti ketentuan dalam kontrak

perjanjian, namun hal tersebut belum ditindaklanjuti.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara pasal 20 ayat (1) yang menyatakan bahwa pejabat wajib menindaklanjuti

rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.

b. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

pasal 4 yang menyatakan pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien efektif, transparan dan bertanggung

jawab.

Kondisi tersebut mengakibatkan praktek-praktek penyelenggaraan keuangan daerah

yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku kembali terjadi pada

Tahun Anggaran 2004 dan upaya menciptakan pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik,

transparan dan akuntabel belum tercapai.

Page 74: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dalam memperbaiki sistem

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh DPRD Kabupaten Aceh Tenggara terhadap

penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah belum optimal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara mengemukakan telah melakukan

beberapa tindak lanjut, ke depan langkah-langkah penyelesaian dan perbaikan tetap akan

dilaksanakan.

BPK-RI menyarankan agar:

a. Bupati Aceh Tenggara beserta jajarannya secara aktif melaksanakan/menindaklanjuti

rekomendasi yang disampaikan BPK-RI.

b. DPRD Kabupaten Aceh Tenggara meningkatkan pengawasan atas kesungguhan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dalam menindaklanjuti rekomendasi yang

disampaikan BPK-RI.

14. Pembayaran kepada PT. Waskita Karya atas Proyek Pekerjaan Pembangunan

Lapangan Terbang Kutacane Lebih Tinggi dari yang Seharusnya Sebesar

Rp399.125.000,00.

Untuk mendukung terwujudnya pembangunan lapangan terbang di Kutacane, maka

berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dengan pihak

Manajemen Leuser sebagai perwakilan dari Uni Eropa dan PT. Waskita Karya, Pemerintah

Kabupaten Aceh Tenggara telah menyiapkan anggaran untuk dana pendamping proyek

dimaksud yang dialokasikan untuk pembangunan gedung terminal, ruang tunggu dan lapangan

parkir.

Dari pemeriksaan atas dokumen pendukung pembangunan lapangan terbang tersebut

diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2003 telah ditandatangani kontrak pekerjaan

pembangunan gedung terminal seluas 800 m2 dan pembangunan jalan seluas 2.500 m2 antara

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dengan PT. Waskita Karya sebagaimana tertuang dalam

Perjanjian Kontrak (Kontrak Induk) No.620/3-September/AF/2003 tanggal 3 September 2003

senilai Rp5.248.294.537,00. Kesepakatan tersebut selanjutnya diikuti dengan

penandatanganan Perjanjian Detail Pekerjaan (Kontrak Anak) No. 621/3-Sept/AF/2003 tanggal

3 September 2003 senilai Rp1.548.562.500,00, jangka waktu pekerjaan dimulai tanggal 3

September s.d 31 Desember 2003. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak selanjutnya

dilakukan amandemen kontrak yaitu Amandemen No. 621/16-Januari/2004 tanggal 16

Page 75: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Januari 2004 yang antara lain menyatakan pembangunan gedung seluas 800 M2,

pembangunan jalan seluas 2.500 M2 dengan nilai kontrak anak adalah Rp3.100.000.000,00,

pelaksanaannya dimulai tanggal 3 September 2003 s.d 31 April 2004.

Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut PT. Waskita Karya membuat permintaan

pembayaran uang muka kepada Pemimpin Kegiatan sebesar Rp 620.000.000,00 atau 20% dari

nilai kontrak sebesar Rp3.100.000.000,00 yang nantinya akan diperhitungkan melalui

pembayaran termin. Atas dasar permintaan tersebut selanjutnya diterbitkan SKO No.

02/BL/2004 tanggal 13 Februari 2004 dan penerbitan SPM No. 011/BPP-MD/BT/2004 tanggal

1 Maret 2004 sebesar Rp 620.000.000,00 (20 % x Rp 3.100.000.000,00) dengan jaminan uang

muka dari PT. Asuransi Jasaraharja Putra No. Bond 1306002004.00006 yang bertindak sebagai

penjamin.

Selanjutnya diketahui bahwa pada tanggal 8 April 2004 telah diterbitkan SPM untuk

pembayaran termin pekerjaan sebesar 28,50% sebesar Rp662.625.000,00 yang merupakan nilai

SPM untuk pembayaran fisik pekerjaan sebesar Rp883.500.000,00 (28,50% x

Rp3.100.000.000,00) setelah dipotong untuk uang retensi/jaminan sebesar Rp44.175.000,00

(28,50% x 5% x Rp3.100.000.000,00) dan potongan pengembalian uang muka sebesar

Rp176.700.000,00 (28,50% x 5% x Rp3.100.000.000,00). Dengan demikian jumlah uang yang

diterima berdasarkan nilai SPM yang diterbitkan adalah sebesar Rp1.282.625.000,00

(Rp620.000.000,00 + Rp662.625.000,00).

Berdasarkan penjelasan Pemimpin Kegiatan diketahui bahwa PT. Waskita Karya tidak

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya dan Pemimpin Kegiatan telah memberikan

teguran tertulis sebanyak tiga kali, namun hal tersebut juga tidak mendapat tanggapan dari PT.

Waskita Karya. Berdasarkan kondisi tersebut Pemimpin Kegiatan dan Pengawas Lapangan

melakukan rapat untuk melakukan pemutusan kontrak yang diikuti dengan Surat Dinas

Kimpraswil No. 621/AF/92/2004 tanggal 20 Agustus 2004 dan telah disepakati oleh PT.

Waskita Karya.

Sehubungan dengan pemutusan kontrak tersebut, maka jumlah tagihan yang seharusnya

menjadi hak PT. Waskita Karya adalah sebesar Rp883.500.000,00 (28,50% x

Rp3.100.000.000,00), sehingga dalam hal ini terjadi kelebihan pembayaran sebesar

Rp399.125.000,00 (Rp1.282.625.000,00 – Rp883.500.000,00). Dengan perkataan lain jumlah

tersebut merupakan sisa pembayaran uang muka yang belum dikembalikan sebesar

Rp443.300.000,00 (Rp620.000.000,00 – Rp176.700.000,00) dikurangi dengan potongan uang

retensi/jaminan sebesar Rp44.175.000,00 (28,50% x 5% x………………

Rp3.100.000.000,00).

Page 76: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa jaminan uang muka pekerjaan yang

seharusnya dapat digunakan untuk menutupi kelebihan pembayaran tersebut, ternyata sampai

dengan pemeriksaan tanggal 6 Mei 2005 juga belum dicairkan oleh Pemimpin Kegiatan dan

jangka waktu berlakunya jaminan uang muka tersebut telah berakhir.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Amandemen

Perjanjian Detail Pekerjaan (Kontrak Anak No.1) No. 621/61-Januari/2004 tanggal 16 Januari

2004 pada poin 5.A yang antara lain menyatakan bahwa pembayaran uang muka dapat

diberikan oleh pemilik kepada kontraktor sebesar 20% dari kontrak anak, dan pembayaran

selanjutnya akan dilakukan secara bulanan sesuai dengan kemajuan progress yang dicapai.

Kondisi tersebut mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dirugikan

sebesar Rp399.125.000,00 (Rp1.282.625.000,00 – Rp883.500.000,00).

Kondisi tersebut terjadi karena:

a. Kelalaian Pemimpin Kegiatan yang tidak mencairkan jaminan uang muka kepada penjamin

yaitu PT. Asuransi Jasaraharja Putra.

b. Pengendalian dan pengawasan Kepala Dinas Kimpraswil sebagai Atasan Langsung belum

optimal.

Pemimpin Kegiatan mengakui temuan tersebut dan akan berupaya menagih kelebihan

pembayaran tersebut secepat mungkin.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara menegur secara tertulis Kepala

Dinas Kimpraswil supaya lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan dan

memerintahkan yang bersangkutan untuk menegur secara tertulis Pemimpin Kegiatan atas

kelalaiannya yang tidak mencairkan jaminan uang muka kepada penjamin dan sesegera

mungkin mencairkan jaminan uang muka dari PT. Asuransi Jasaraharja dan menyetorkan

hasilnya ke Kas Daerah.

15. Jumlah Anggaran Pembangunan Proyek Lapangan Terbang Kutacane yang

Dilaksanakan secara Swakelola Dikalkulasikan dengan Biaya Sewa Alat-alat Berat

Sebesar Rp197.499.000,00.

Sehubungan dengan pemutusan kontrak pelaksanaan pembangunan terminal Airfield

antara PT. Waskita Karya dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara sejak bulan Agustus

2004 maka pelaksanaan proyek tersebut selanjutnya dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas

Kimpraswil Kabupaten Aceh Tenggara.

Sesuai dengan amandemen Kontrak Anak No. 1 No. 621/16 Januari/ 2004 tanggal 16

Januari 2004 antara lain disepakati nilai kontrak adalah sebesar…………….

Rp3.100.000.000,00, sedangkan PT. Waskita karya telah mencairkan dana sebesar

Page 77: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Rp1.503.500.000,00, sehingga sisa dana yang diswakelolakan adalah sebesar

Rp1.596.500.000,00, yang ditindaklanjuti dengan penunjukan Pemimpin Kegiatan sesuai

dengan Surat Bupati Aceh Tenggara No.600/105/SK/2004 tanggal 3 September 2004.

Untuk melaksanakan pembangunan tersebut, Pemimpin Kegiatan telah mengajukan

permintaan pembayaran untuk pengadaan material oleh beberapa rekanan yang ditindaklanjuti

dengan penerbitan SPM No. 811/BPP-MD/BT/2004 tanggal 5 Nopember 2004 sebesar Rp

844.896.200,00, dengan rincian sebagai berikut: No. NAMA

PENERIMA REKANAN NAMA

PEKERJAAN JLH

BARANG JLH HARGA

(RP) 1. T. Achyar, BE CV Cipta Marga Pengadaan Bahan 400 M3 49.500.000,00 2. Ir. Gajah Mada Cipta Agung Pengadaan Bahan 400 M3 49.500.000,00 3. Andi Cuntala CV. Aslia Pengadaan Bahan 400 M3 49.500.000,00 4. Jusniar CV. Luendi Pengadaan Bahan 400 M3 49.500.000,00 5. Selamat Bangko, ST CV. Ciputha Pratama Pengadaan Bahan 400 M3 49.500.000,00 6. Junedi, Skd CV. Serba Guna Pengadaan Bahan 400 M3 49.500.000,00 7. Hendri Selian, ST CV. Arjuna Pengadaan Bahan 307,42 M3 38.043.000,00 8. Junedi, Skd CV Serba Guna Pengadaan Bahan 400 M3 49.751.000,00 9. Gazali Usman PT. Usni Utama Sewa Alat 4 Macam 48.886.000,00

10. Ali Mandor Upah Kerja 4.537.500,00 11. Gazali Usman PT. Usni Utama Sewa Alat 4 Macam 49.985.000,00 12. T. Achyar, BE CV Cipta Marga Pengadaan Bahan 350 M3 47.932.500,00 13. Andi Cuntala CV Aslia Pengadaan Bahan 350 M3 47.932.500,00 14. Ir. Gajah Mada CV Cipta Agung Pengadaan Bahan 350 M3 47.932.500,00 15. Selamat Bangko, ST CV Ciputha Pratama Pengadaan Bahan 350 M3 47.932.500,00 16. Jusniar Dir. CV Luendi Pengadaan Bahan 350 M3 47.932.500,00 17. Hendri Selian, ST Dir. CV Arjuna Pengadaan Bahan 112,52 M3 15.409.000,00 18. Gazali Usman Dir. PT. Usni Utama Sewa Alat 4 Macam 48.922.000,00 19. Gazali Usman Dir. PT. Usni Utama Sewa Alat 4 Macam 49.706.000,00 20. Ali Mandor Upah Kerja 2.994.200,00 Jumlah 884.896.200,00

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa pengajuan dana untuk pengadaan material

sebesar Rp 884.896.200,00 pada kenyataannya juga dipergunakan untuk sewa alat-alat berat

dari PT. Usni Utama sebesar Rp 197.499.000,00 dan dikalkulasikan dalam nilai pekerjaan

swakelola, meskipun seharusnya sewa alat berat tersebut tidak termasuk dalam kalkulasi harga

untuk pekerjaan swakelola yang dilaksanakan sendiri oleh Dinas Kimpraswil.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pasal 39 yang menyatakan bahwa swakelola

adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri. Dengan

demikian maka penyewaan alat-alat berat seharusnya tidak dilakukan karena Dinas Kimpraswil

juga memiliki peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Kodisi tersebut mengakibatkan biaya pekerjaan swakelola untuk proyek lapangan

terbang dikalkulasikan lebih tinggi sebesar Rp197.499.000,00.

Page 78: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Kondisi tersebut terjadi karena Pemimpin Kegiatan tidak cermat dalam mengkalkulasi

biaya pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku dan belum optimalnya fungsi pengendalaian

dan pengawasan oleh Kepala Dinas Kimpraswil.

Pemimpin Kegiatan mengakui temuan yang disampaikan dan menyatakan hal tersebut

dilaksanakan karena Dinas Kimpraswil tidak memiliki peralatan tersebut.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara menegur secara tertulis Kepala

Dinas Kipraswil supaya lebih meningkatkan pengendalian dan pengawasan dan

memerintahkan yang bersangkutan untuk menegur secara tertulis Pemimpin Kegiatan atas

ketidakcermatannya dalam menyusun kalkulasi biaya pekerjaan dan

mempertanggungjawabkan kelebihan kalkulasi biaya pekerjaan swakelola sebesar

Rp197.499.000,00.

16. Penyelesaian Pekerjaan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan di Kabupaten

Aceh Tenggara Terlambat.

Berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa dari realisasi Belanja Modal pada Dinas

Kimpraswil pada Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp8.690.542.953,00 diantaranya telah

dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan

senilai Rp 3.260.043.000,00 yang telah dikontrakkan kepada PT. Usni Utama berdasarkan

kontrak No. 620/71/PRPJJK/2004 tanggal 15 Juni 2004 senilai Rp2.693.675.454,55 dengan

volume 13.302 M2. Jangka waktu pekerjaan dilaksanakan selama 150 hari kalender dan serah

terima pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Nopember 2004.

Selanjutnya diketahui bahwa pekerjaan tersebut telah diaddendum waktu yaitu berdasarkan

addendum No. 620/71.1/PRPJJK/2004 tanggal 12 Nopember 2004 yang pelaksanaannya

menjadi 190 hari kalender terhitung mulai 15 Juni s.d. serah terima pertama tanggal 21

Desember 2004. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa serah terima pekerjaan pertama

dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2004 berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pertama

(PHO) No. 125/BA/PHO/ PRPJJK/2004 tanggal 30 Desember 2004. Dengan demikian

pekerjaan telah mengalami keterlambatan selama sembilan hari kalender yaitu dari tanggal 21

Nopember s.d. 30 Desember 2004.

Kontrak pekerjaan No.620/71.1/PRPJJK/2004 tanggal 12 Nopember 2004 pada pasal

11 ayat (2) yang antara lain menyatakan bahwa keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan

oleh Pihak Kedua dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 per hari dan setinggi-

tingginya 10 % dan memutuskan kontrak secara sepihak

Page 79: Lapkeu Kab Aceh Tenggara

Kondisi tersebut mengakibatkan pemanfaatan pekerjaan belum sepenuhnya sesuai

rencana dan pemborong dapat dikenakan denda sebesar Rp24.243.079,09 (9/1000 x

Rp2.693.675.454,55).

Kondisi tersebut terjadi karena Pengawas Lapangan kurang cermat dalam mengawasi

pekerjaan di lapangan dan Pemborong kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Secara prinsip Pemimpin Kegiatan mengakui temuan yang disampaikan namun

dimohonkan agar dapat dikompensasikan dengan penambahan volume pekerjaan pengaspalan,

sehubungan dengan belum direalisasikannya pembayaran jaminan pemeliharaan.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Aceh Tenggara memerintahkan Kepala Dinas

Kimpraswil supaya menegur secara tertulis Pengawas Lapangan atas tindakannya yang tidak

mengawasi pekerjaan sebagaimana mestinya serta memerintahkan Pemimpin Kegiatan untuk

menagih denda keterlambatan sebesar Rp24.243.079,09 dan menyetorkan hasilnya ke Kas

Daerah.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN