Lapkas THT-Rinitis Alergika
-
Upload
sadam-ariga -
Category
Documents
-
view
27 -
download
1
Transcript of Lapkas THT-Rinitis Alergika
Slide 1
RINITIS ALERGIKAF a k u l t a s K e d o k t e r a nU n i v e r s i t a s Abulyatama
HARMIYANI MUMPUNI AJENG LARASTITIZAHRUL FUADIUNASYA USWATUL HUSNALOLI WULANDARI
PEMBIMBING :dr. H. ZAHARI,Sp.THT-KL
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI HIDUNG
FISIOLOGI HIDUNGFungsi RespirasiFungsi penghiduFungsi FonetikRefleks Nasal
RINITIS ALERGI
Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut.
EPIDEMIOLOGIDiperkirakan mencapai prevalensi 5-22%.Namun, prevalensi ini bisa menjadi lebih tinggi, hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang mengobati diri sendiri tanpa berkonsultasi ke dokter, maupun penderita yang tidak terhitung pada survey resmi.
ETIOLOGI
Secara umum disebabkan oleh interaksi dari pasien yang secara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan. Peran lingkungan dalam rinitis alergi yaitu alergen
Genetik secara jelas memiliki peran penting. Pada 20 30% semua populasi dan pada 10 15% anak semuanya atopi. Apabila kedua orang tua atopi, maka risiko atopi menjadi 4 kali lebih besar atau mencapai 50%.Adapun alergen yang biasa dijumpai berupa alergen inhalan yang masuk bersama udara pernapasan yaitu debu rumah, tungau, kotoran serangga, kutu binatang, jamur, serbuk sari, dan lain-lain.
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINISbersin berulang >5 x dalam satu kali seranganRinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatalallergic shiner, allergic salute, allergic creaseSering disertai penyakit alergi lainnya seperti asma, urtikaria, atau eksim.
KLASIFIKASIBerdasarkan sifat berlangsungnya Berdasarkan sifat berlangsungnya menurut WHOBerdasarkan tingkat berat ringannya
Diagnosis Pemeriksaan Anamnesemukosa edema, basah, berwarna pucatatau livid disertai adanya sekret encer yang banyak.Rinoskopi anterior
Diagnosis Pemeriksaan penunjangInvitroInvivo.
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASIPolip hidungOtitis media efusi
PROGNOSABanyak gejala rinitis alergi dapat dengan mudah diobati. Efek sistemik, termasuklelah,mengantuk, danlesu, dapat muncul dari respon peradangan.Gejala-gejala ini sering menambah perburukan kualitas hidup
LAPORAN KASUS PASIEN
STATUS PASIEN THT-KLIDENTITAS PASIENNama: Intan MutiaJenis Kelamin: perempuanUmur: 19 tahun Pekerjaan: PelajarAlamat: PeureulakAgama : IslamTanggal masuk RS: 02/01/201518
PEMERIKSAAN FISIK
TELINGAKANANKIRIINSPEKSIBentuk telingaNormotiaNormotiaDeformitas(-)(-)Bekas luka(-)(-)Bengkak(-)(-)Hiperemis (-)(-)Sekret (-)(-)Serumen(-)(-)Massa(-)(-)PalpasiTragus pain(-)(-)OtoskopiLuas liang telingaNormalNormalSekret(-)(-)MAE edema(-)(-)MAE hiperemis(-)(-)Membran timpaniUtuhUtuhCone of light(+)(+)Kolesteatoma(-)(-)
PEMERIKSAAN STATUS LOKALISTELINGA
HIDUNGKANANKIRIINSPEKSIDeformitas(-)(-)Sekret (-)(-)Bekas luka(-)(-)Edema (-)(-)PALPASINyeri tekan(-)(-)Nyeri tekan sinus paranasal(-)(-)Rhinoskopi AnteriorVestibulum DBNDBNMukosa hiperemis(-)(-)Deviasi septum(-)(-)Chonca edema(+)(+)Chonca livide(+)(+)Sekret (+)(+)Massa/corpus alienum(-)(-)Rhinoskopi posteriorMukosa hiperemis(-)(-)Sekret (-)(-)Meatus nasiDBNDBNChonca superior edema(-)(-)Muara tuba eustachiusDBNDBN
HIDUNG
Faring dan Rongga MulutTonsilUkuran: T1Detritus : (-)Hiperemis : (-)Uvula: (+) simetris di tengahPalatum molle: DBNFaringHiperemis: (-)Granul: (-)Folikel : (-)Sekret : (-)
Kepala dan LeherKepalaDeformitas: (-)Krepitasi : (-)LeherKGBpembesaran: (-)Nyeri tekan: (-)Kelenjar TyroidPembesaran: (-) Nyeri tekan : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANGFoto Rongent Hidung dan SPN (Sinus Para Nasal)
Kesan : Normal
DIAGNOSA BANDINGRhinitis AlergikaRhinitis VasomotorSinusitis
DIAGNOSA KERJARhinitis Alergika
PENATALAKSANAANMetil Presdnisolon 4 mg 2XIOksimetazoline HCl 0,05%(Iliadin spray 0,05%) 2Xgtt IICetirizine 10mg 2XI
EDUKASIHindari faktor pencetusSaat membersihkan rumah, gunakan maskerMenjaga daya tahan tubuh seperti makan teratur dan cukup gizi,Istirahat yang cukup
PROGNOSIS Dubia et bonam
DISKUSI KASUS Diagnosis sementara kami pada pasien ini adalah rinitis alergika, dimana diagnosa ini kami tegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Pada gejala klinis berdasarkan hasil anamnesa didapatkan yaitu serangan bersin berulang dengan keluarnya ingus yang encer, hidung sering gatal sehingga pasien menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan. Keluhan ini timbul pada pagi hari, cuaca dingin dan saat terpapar debu. Keadaan ini timbul karena histamin akan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin.
Histamin juga akan menyebabakan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi rinore (keluar ingus). Timbulnya gejala hiperaktif atau hiperresponsif hidung adalah akibat peranan eosinofil dengan mediator inflamasi dari granulnya seperti Eosinophilic Catonic Protein (ECP), Eosinophilic Derivate Protein (EDP), Mayor Basic Protein(MBP), Eosinophilic Peroxidase (EP).
Keadaan dimana pasien sering menggosok hidung dengan punggung tangan karena gatal ini disebut sebagai allergic salute. Keadaan menggosok ini lama kelamaan akan mengakibatkan timbulnya garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah, yang disebut sebagai allergic crease. Faktor predisposisi pada pasien ini adalah dari riwayat penyakit keluarga juga diketahui bahwa ibu pasien juga menderita penyakit dengan keluhan yang sama. Berdasarkan klasifikasi rhinitis alergi menurut tingkat berat ringan penyakitnya digolongkan pada derajat ringan karena keadaan ini tidak mengganggu aktivitas harian, berolahraga, sekolah, belajar dan hal-hal lain.
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan oedem mukosa hidung, konkha inferior dan media dekstra dan sinistra berwarna livide. Ditemukan sekret pada meatus media dekstra dan sinistra berwarna bening, encer.Dari gejala klinis dapat digunakan untuk menyingkirkan salah satu diagnosa banding dari rinitis alergika yaitu rinitis vasomotor, dimana pada rinitis vasomotor bersin-bersin tidak begitu menonjol bila dibandingkandengan rinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di hidung dan onset terjadinya rinitis vasomotor biasanya usia dewasa dan tidak ada faktor atopi atau riwayat keluarga dengan keluhan yang sama.
Pada pemeriksaan penunjang yaitu foto rontgen hidung dan sinus paranasal didapatkan hasil foto dalam batas normal, hasil foto ini juga dapat digunakan untuk menyingkirkan dignosa sinusitis yang dijadikan diagnosa banding untuk kasus rinitis alergika dimana pada pasien dengan sinusitis terdapat gambaran radioopaque di rongga sinus.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah dengan memberikan antihistamin H1, yang bekerja secara inhibitor kompetitif pada reseptor H1 sel target. Antihistamin berguna untuk mengatasi gejala pada respon cepat seperti rinore, bersin dan gatal. Selain itu juga diberikan kortikosteroid untuk mengatasi inflamasi.Diberikan juga dekongestan intranasal yang merupakan obat simpatomimetik yang dapat mengurangi gejala kongesti hidung. Selain itu pasien disarankan untuk menghindari faktor-faktor pencetus dan menjaga daya tahan tubuh.