LAPKAS PEDIATRI

24
BAB I PENDAHULUAN Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) didefenisikan sebagai bayi yang mempunyai berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 20 juta bayi lahir dengan BBLR. Penyebab BBLR dapat karena lahir sebelum waktunya (prematur) atau gangguan selama masih dalam kandungan. Secara statistik angka kesakitan dan kematian pada masa neonatus di negara berkembang cukup tinggi, dengan penyebab utama berkaitan dengan BBLR. Di Indonesia lebih dari 60% ibu yang melahirkan di rumah ditolong oleh dukun bayi atau bidan desa, dengan angka kejadian BBLR di Indonesia masih tinggi, berkisar antara 14%-25%. Perawatan BBLR di pedesaan hingga saat ini belum menggunakan fasilitas inkubator dengan peralatan untuk mengatur suhu, kelembaban udara yang baik serta pencegahan terhadap infeksi. Salah satu

description

lapkas pediatri

Transcript of LAPKAS PEDIATRI

Page 1: LAPKAS PEDIATRI

BAB I

PENDAHULUAN

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) didefenisikan sebagai bayi yang

mempunyai berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa

gestasi. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 20 juta bayi lahir dengan BBLR.

Penyebab BBLR dapat karena lahir sebelum waktunya (prematur) atau gangguan

selama masih dalam kandungan. Secara statistik angka kesakitan dan kematian

pada masa neonatus di negara berkembang cukup tinggi, dengan penyebab utama

berkaitan dengan BBLR. Di Indonesia lebih dari 60% ibu yang melahirkan di

rumah ditolong oleh dukun bayi atau bidan desa, dengan angka kejadian BBLR di

Indonesia masih tinggi, berkisar antara 14%-25%. Perawatan BBLR di pedesaan

hingga saat ini belum menggunakan fasilitas inkubator dengan peralatan untuk

mengatur suhu, kelembaban udara yang baik serta pencegahan terhadap infeksi.

Salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada BBLR adalah hipotermia yang

dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi, gagal ginjal, serangan apne,

perdarahan hebat yang berakhir dengan kematian bayi. Kelahiran bayi BBLR akan

meningkatkan morbiditas dan mortalitas bayi, serta menyebabkan penurunan

kualitas sumber daya optimal generasi mendatang.1,2,3,4

Ada beberapa permasalahan BBLR yaitu hipotermia, rendahnya daya

tahan terhadap infeksi, enterokolitis nekrotikans, dan kebutuhan bayi berat lahir

rendah. Bayi berat lahir rendah, dalam hal ini bayi kurang bulan, kehilangan

kesempatan untuk mempersiapkan diri hidup di luar uterus yang biasanya terjadi

Page 2: LAPKAS PEDIATRI

pada trimester ketiga. Makin muda usia gestasi, kemampuan beradaptasi makin

berkurang. Agar mendapat peluang beradaptasi yang sama dengan bayi cukup

bulan maka harus diberikan lingkungan dan kebutuhan yang sama dengan

keadaan di dalam uterus. Monintja merumuskan kebutuhan tersebut sebagai

berikut: (1) Kebutuhan lingkungan fisik yang sesuai dengan pengaturan suhu,

kelembaban udara, dan kebersihan lingkungan. (2) Kebutuhan akan perfusi dan

oksigenisasi jaringan yang baik agar fungsi metabolisme dan ekskretorik dapat

berlangsung adekuat. (3) Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat yang

menjamin tumbuh kembang optimal. (4) Kebutuhan emosional dan sosial yang

menunjang tumbuh kembang yang baik.1

Pada BBLR kemampuan beradaptasi berkurang salah satunya seperti

refleks isap. Kurangnya refleks isap dapat mengakibatkan intake yang kurang

pada neonatus sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan dan nutrisi. Jika

terdapat kekurangan cairan atau dehidrasi pada neonatus dapat di tatalaksana

seperti penanganan dehidrasi pada anak yang lebih besar sesuai dengan derajat

dehidrasi. 1

Sepsis merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat terjadi akibat

kurangnya fasilitas dalam penanganan BBLR. Sepsis pada neonatus kurang bulan

6 kali lebih sering daripada cukup bulan, disebabkan karena belum maturnya

sistem imun, lama rawat di rumah sakit, dan mudah terjadi infeksi nosokomial.

Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai bakteremia yang

terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan yang juga merupakan

respon sistemik terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,

protozoa atau ricketsia. Angka kejadian sepsis neonatal adalah 1-10 per 1000

Page 3: LAPKAS PEDIATRI

kelahiran hidup, dan mencapai 13-27 per 1000 kelahiran hidup pada bayi dengan

berat <1500gram. Angka kematian 13-50%, terutama pada bayi prematur (5-10

kali kejadian pada neonatus cukup bulan) dan neonatus dengan penyakit berat

dini. Infeksi nosokomial pada bayi berat lahir sangat rendah, merupakan penyebab

utama tingginya kematian pada umur setelah 5 hari kehidupan.5,6

Sepsis Neonatorum ini dapat dikategorikan sebagai early (dini) dan late

(lambat) onset, 85% bayi yang baru lahir dengan infeksi awal hadir dalam waktu

24 jam, 5% hadir pada 24-48 jam, dan yang lebih kecil persentase pasien hadir

dalam 48-72 jam. Menurut Demsa Simbolon (2008) di Bengkulu, infeksi bakteri 5

kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75

kg dan 2 kali lebih sering terjadi pada bayi laki-laki. 7

Pada sespsis awitan dini faktor resiko di bedakan berdasarkan faktor ibu

dan janin. Faktor ibu antara lain : (1) persalinan dan kelahiran kurang bulan, (2)

KPD lebih dari 18-24 jam, demam pada ibu (> 38,40 C),dll. Faktor janin antra lain

: (1) BJJ > 160 kali per menit, (2) BBLSR, (3), Apgar score rendah, dll.

BAB III

Page 4: LAPKAS PEDIATRI

LAPORAN KASUS

IDENTITAS BAYI

Nama Bayi : By. Budiman Meiske II

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 0 tahun 0 bulan 1 hari

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Tempat lahir : Wori

Tanggal lahir : 19/08/2013

Berat lahir/panjang lahir : 1600 gram / 39,5 cm

Proses kelahiran : Spontan letak belakang kepala

Di bantu oleh : Biang Kampung

IDENTITAS ORANG TUA

IBU

Nama ibu : Meiske

Umur ibu : 30 tahun

Pekerjaan ibu : IRT

Page 5: LAPKAS PEDIATRI

Pendidikan ibu : SD

Alamat Ibu : Wori jaga I, Munahasa Utara, Sulut

AYAH

Nama ayah : Makbul R. Budiman

Umur ayah : 33 tahun

Pekerjaan ayah : Petani

Pendidikan ayah : SMP

Alamat Ayah : Wori jaga I, Munahasa Utara, Sulut

PEMERIKSAAN NEONATI

Keadaan umum : aktif (+) menurun, Refleks (+) menurun

Kulit : ikterus (-)

Kepala : ubun – ubun besar cekung

Mata : konj. Anemis (-), sklera ikterik (-), mata cowong (+), air

mata (+)

Telinga : sekret -/-

Hidung : sekret -/-. PCH (-)

Mulut : sianosis (-), mukosa mulut agak kering

Page 6: LAPKAS PEDIATRI

Dada : simetris ka=ki, retraksi (-)

Paru – paru : suara pernapasan bronkovesikular, rh -/- wh -/-

Jantung : M1>M2, T1>T2, P2>P1, A2>A1, bising (-)

Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, hepar dan lien ttb

Turgor kulit kembali lambat, tali pusat terawat

Ekstremitas : hangat, CRT ≤ 3”

Columna vertebra : spina bifida (-)

Genitalia : perempuan

Anus : lubang (+)

PEMERIKSAAN NEONATI II

Umur : 1 hari

Panjang badan : 39,5 cm

Berat badan : 1600 gr

Suhu : 36,5 0 C

Bentuk kepala : mesochepal

Turgor : kembali cepat

Dispnueu : (-)

Page 7: LAPKAS PEDIATRI

Sianosis : (-)

Ikterus : (-)

Kepala : UUB cekung

Rambut : hitam tidak mudah dicabut

Mata : mata cowong (+)

Telinga : tidak ada kelainan

Hidung : tidak ada kelainan

Mulut : mukosa mulut agak kering

Tenggorokan : tidak ada kelainan

Lidah : tidak ada kelainan

Gigi : (-)

Leher : trakea letak tengah, Pembesaran KGB (-)

Kulit : turgor kulit kembali agak lambat

Jaringan subkutan : tipis

Genitalia : perempuan, normal

Refleks

Menghisap : (+)

Menggenggam : (+)

Page 8: LAPKAS PEDIATRI

Rooting : (+)

Moro : (+)

Babinski : (+)

Kesadaran : compos mentis

Bentuk thoraks : simetris, retraksi (-)

Pergerakan paru : 48 x / menit

Inspeksi : simetris

Perkusi : sonor kiri sama dengan kanan

Auskultasi : suara pernapasan bronkovesikular, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : bising (-), normal

Abdomen : datar, lemas, Bu (+) N

Limpa hati : tidak teraba

Umbilicus : tali pusat terawat

Kelenjar – kelanjar :

Leher : tidak ada pembesaran

Submandibula : tidak ada pembesaran

axila : tidak ada pembesaran

Selangkangan : tidak ada pembesaran

Page 9: LAPKAS PEDIATRI

Anus : lubang (+)

Ekstremitas

Atas : normal

Bawah : normal

Lingkar kepala : 29 cm

Lingkar dada : 28 cm

Lingkar perut : 27 cm

Panjang lengan : 12 cm

Panjang kaki : 15 cm

Lingkar lengan atas : 9 cm

Jarak kepala simfisis : 22,5 cm

Jarak simfisis kaki : 17 cm

RESUME

Bayi ♀MRS NICU tanggal 19/8/2013 jam 21.00 WITA dengan keluhan belum

minum. Penderita merupakan rujukan RS Siti Maryam. Penderita lahir tanggal

19/8/2013 jam 14.30 secara spontan letak belakang kepala dengan BBL : 1600 gr.

Ditolong oleh biang kampung. Lahir dari ibu G3P2A0 usia 33 tahun. Hamil 34 –

35 minggu.

Faktor resiko sepsis : ketuban kental dan hijau.

Page 10: LAPKAS PEDIATRI

Demam intrapartum > 38,5 0C

Kehamilan ganda.

Ballard score 36 – 38 minggu. GDS 68 mg/dL

Ku : aktif dan reflex menurun BBS : 1600 gr

HR : 128 x/mnt R = 48 x/mnt Sb : 36,5 0 C

Kep : conj. An (-), skl. Ikt (-), PCH (-), UUB cekung, air mata (+)

Mata cowong (+), mukosa mulut agak kering

Tho : simetris, retraksi (-). C/P dbN

Abd : datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb

Turgor kulit kemabli lambat

Ext : Hangat, CRT ≤ 3”

Diagnosis : BBLR + dehidrasi ringan sedang e.c intake kurang + susp sepsis

Terapi :

O2 ( HB ) 5 – 7 ltr (klp)

IVFD kaen 4B 75 ml / kg BB/ 3 jam = 120 ml/3 jam =13 -14 gtt/ mnt

Inj. Amoxicillin 2 x 70 mg (I)

Inj. Gentamicin 7 mg

ASI on demand

Page 11: LAPKAS PEDIATRI

GDS/ 24 jam

Perawatan tali pusat

Pro : Dl, DC, Na, K, Cl, Ca, Ur, Cr, Alb

FOLLOW UP

Tanggal 20/8/2013

S : demam (-), sesak (-), intake berkurang

O: Ku : tampak sakit, kes : compos mentis

HR : 130 x/menit R: 36 x /menit S : 36,7 0 C BB = 1400 gr

Kepala : conj, an (-), skl. Ikt (-), PCH (-)

Toraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn

Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb

Ektremitas : Hangat, CRT < 3”

Tanda – tanda dehirasi (-)

A: BBLR + dehidrasi ringan sedang e.c intake menurun + suspek sepsis

P: O2 (HB) 5 – 7 ltr/menit (k/p)

IVFD kaen 4B 175 ml/kg BB/24 jam = 9 – 10 gtt/menit

Injeksi amoxicillin 2 x 6 mg

Injeksi gentamicin 6,5 mg / 36 jam

Page 12: LAPKAS PEDIATRI

GDS/ 24 jam

ASI on demand

Perawatan tali pusat

Pro : DL, Na, K, Cl, Ca

Tanggal 21/8/2013

S : demam (-), sesak (-), intake berkurang

O: Ku : tampak sakit, kes : compos mentis

HR : 128 x/menit R: 32 x /menit S : 36,5 0 C

Kepala : conj, an (-), skl. Ikt (-), PCH (-)

Toraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn

Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb

Ektremitas : Hangat, CRT < 3”

Tanda – tanda dehirasi (-)

A: BBLR + dehidrasi ringan sedang e.c intake menurun + suspek sepsis

P: O2 (HB) 5 – 7 ltr/menit (k/p)

IVFD kaen 4B 175 ml/kg BB/24 jam = 9 – 10 gtt/menit

Injeksi amoxicillin 2 x 6 mg

Injeksi gentamicin 6,5 mg / 36 jam

Page 13: LAPKAS PEDIATRI

GDS/ 24 jam

ASI on demand

Perawatan tali pusat

Tanggal 21/8/2013

S : demam (-), sesak (-), intake baik

O: Ku : tampak sakit, kes : compos mentis

HR : 128 x/menit R: 32 x /menit S : 36,5 0 C

Kepala : conj, an (-), skl. Ikt (-), PCH (-)

Toraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn

Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb

Ektremitas : Hangat, CRT < 3”

Tanda – tanda dehirasi (-)

A: BBLR + dehidrasi ringan sedang e.c intake menurun + suspek sepsis

P: O2 (HB) 5 – 7 ltr/menit (k/p)

IVFD kaen 4B 175 ml/kg BB/24 jam = 9 – 10 gtt/menit

Injeksi amoxicillin 2 x 6 mg

Injeksi gentamicin 6,5 mg / 36 jam

GDS/ 24 jam

Page 14: LAPKAS PEDIATRI

ASI on demand

Perawatan tali pusat

Tanggal 22/8/2013

S : demam (-), sesak (-), intake baik

O: Ku : tampak sakit, kes : compos mentis

HR : 130 x/menit R: 36 x /menit S : 36,7 0 C

Kepala : conj, an (-), skl. Ikt (-), PCH (-)

Toraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn

Abdomen : datar, lemas, BU (+) N, H/L ttb

Ektremitas : Hangat, CRT < 3”

Tanda – tanda dehirasi (-)

A: BBLR + dehidrasi ringan sedang e.c intake menurun + suspek sepsis

P: O2 (HB) 5 – 7 ltr/menit (k/p)

IVFD kaen 4B 175 ml/kg BB/24 jam = 9 – 10 gtt/menit

Injeksi amoxicillin 2 x 6 mg

Injeksi gentamicin 6,5 mg / 36 jam

GDS/ 24 jam

ASI on demand

Page 15: LAPKAS PEDIATRI

Perawatan tali pusat

Pasien Pulang Paksa

BAB III

Page 16: LAPKAS PEDIATRI

PEMBAHASAN

Bayi ♀MRS NICU tanggal 19/8/2013 jam 21.00 WITA dengan keluhan

belum minum. Penderita merupakan rujukan RS Siti Maryam. Penderita lahir

tanggal 19/8/2013 jam 14.30 secara spontan letak belakang kepala dengan BBL :

1600 gr. Ditolong oleh biang kampung. Lahir dari ibu G3P2A0 usia 33 tahun.

Hamil 34 – 35 minggu. Faktor resiko sepsis : ketuban kental dan hijau. Demam

intrapartum > 38,5 0C. Kehamilan ganda. Datang ke RS dengan keluhan bayi

kurang minum sejak lahir, aktif tetapi refleks meurun. Pada pemeriksaan fisik

diperoleh tanda – tanda vital HR : 128 x/mnt, Respirasi 48 x/mnt, suhu 36,5 0 C.

Pada kepala ditemukan UUB cekung, air mata ada, ada mata cowong, dan mukosa

mulut agak kering. Pada thoraks dalam batas normal. Pada abdomen turgor kulit

kembali lambat. Ekstremitas dalam batas normal.

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dimana pasien datang dengan

keluhan kurang minum sejak lahir, refleks menurun, BBLR 1600 gram, terdapat

tanda – tanda dehirasi ringan sedang serta adanya faktor resiko sepsis mayor dan

minor maka dapat didiagnosis dengan BBLR dan dehidarasi ringan sedang karena

intake kurang serta suspek sepsis.

Penatalaksanaan diberikan O2 5 – 7 liter kalau perlu, IVFD Kaen 4B 75

ml / kg BB/ 3 jam = 120/ 3 jam = 13 – 14 gtt/mnt untuk penanganan dehidrasi

ringan sedang, diberikan Injeksi Amoxicillin 2 x 70 mg dan Injeksi Gentamicin 7

mg untuk penanganan sepsis. ASI on demand dan perawatan tali pusat.

Page 17: LAPKAS PEDIATRI

Untuk pemeriksaan penunjang yang dianjurkan adalah pemeriksaan Darah

lengkap dan Diff Count. Pemeriksaan elektrolit yaitu Natrium, Kalium, Chlorida,

Kalsium. Untuk melihat fungsi ginjal dianjurkan pemeriksaan ureum dan

creatinin. Juga dianjurkan untuk kultur darah untuk mengetahui kuman penyebab

dan diagnosis pasti sepsis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: LAPKAS PEDIATRI

1. Kosim M.S, Yunanto A, Dewi R, Sarosa G. I, Usman A. Buku Ajar :

Neonatologi. Edisi I. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, 2008.

2. Saur Lidya Margaretha. Metoda Kanguru pada Perawatan Bayi Berat

Lahir Rendah. Sari Pediatri, Vol. 8, No. 3, Desember 2006: 181- 187.

3. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Vol.

1. Jakarta : EGC, 2000.

4. Sjarif Hidayat, Kiki Madiapermana K Samsi, Mia Milanti Dewi. Angka

Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Sebelum dan Semasa Krisis

Ekonomi; suatu Penelitian di Rumah Sakit. Sari Pediatri, Vol. 3, No. 2,

September 2001: 88 – 91

5. Zulfikri. Diagnosis Sepsis Neonatal. Sari Pediatri, Vol. 6, No. 2,

September 2004: 81-84.

6. Rulina Suradi, Piprim B Yanuarso. Metode Kanguru Sebagai Pengganti

Inkubator Untuk Bayi Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 1,

Juni 2000: 29 – 35.

7. Dewi Ayu Lestari, Sori Muda Sarumpaet, Hiswani. KARAKTERISTIK

PENDERITA SEPSIS NEONATORUM RAWAT INAP DI RSUD Dr.

PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010-2011. Medan, 2011