Lapkas jenes.docx

21
BAB I STATUS PASIEN 1.1 IDENTITAS Nama : Ny. I Umur : 31 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : buruh pabrik 1.2 ANAMNESIS (Autoanamnesis) Keluhan Utama : Gatal pada kedua punggung kaki sejak 1 bulan Keluhan Tambahan : Bercak kehitaman, perih, dan kering Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin, dengan keluhan gatal pada kedua punggung kaki sejak 1 bulan. Gatal yang dirasakan tidak menentu waktunya. Gatal sering di rasakan baik pada pagi, siang, maupun malam hari. Jika gatal, pasien selalu menggaruknya dan berhenti menggaruk jika sudah terasa perih. Laporan kasus- Dermatitis numularis | 1

Transcript of Lapkas jenes.docx

BAB I

STATUS PASIEN

1.1 IDENTITAS

Nama : Ny. I

Umur : 31 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : buruh pabrik

1.2 ANAMNESIS (Autoanamnesis)

Keluhan Utama :

Gatal pada kedua punggung kaki sejak 1 bulan

Keluhan Tambahan :

Bercak kehitaman, perih, dan kering

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin, dengan keluhan gatal pada kedua

punggung kaki sejak 1 bulan. Gatal yang dirasakan tidak menentu waktunya. Gatal sering di

rasakan baik pada pagi, siang, maupun malam hari. Jika gatal, pasien selalu menggaruknya

dan berhenti menggaruk jika sudah terasa perih.

Pasien mengatakan sebelum gatal, awalnya muncul bercak kehitaman pada punggung

kaki berukuran kira-kira sebesar tutup spidol (d1cm) sejak 1 tahun terakhir yang makin

lama makin melebar. Pada awalnya bercak hitam ini disertai gatal yang muncul hanya

sesekali, biasanya bercak hitam dan gatal bisa sembuh dengan sendirinya atau hanya dengan

berobat ke klinik terdekat. Hanya sejak 1 bulan terakhir, keluhan gatal dirasakan makin

sering dan makin berat, bercak kehitaman juga semakin melebar dan muncul seperti

penebalan dan permukaan yang mengering dan seperti berkerak.

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 1

Pasien sudah berobat 1 kali ke klinik terdekat untuk keluhan yang dirasakan sekarang

dan diberi obat minum untuk gatal dan salep, hanya saja keluhan dirasakan tidak ada

perubahan. 1 minggu terakhir, pasien menggunakan salep 88 untuk mengurangi gatal yang

dirasakan makin memberat dan tetap tidak ada perubahan. Pasien mandi menggunakan air

biasa, tidak menggunakan air hangat dengan sabun lifebuoy atau shinzui dan air di rumah

pasien juga tidak keruh.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien mulai mengalami keluhan gatal dengan bercak kehitaman sejak 1 tahun

terakhir. Pasien mengaku sering muncul kehitaman yang tidak hilang pada bekas gigitan

nyamuk di tangan atau kaki. Riwayat penyakit DM, HT, asma, atau penyakit kronis lain

disangkal. Riwayat alergi obat atau makanan tertentu seperti telur atau daging disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga pasien dalam satu rumah yang mengalami keluhan

serupa. Riw DM, HT, Asma disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien adalah seorang buruh pabrik di bagian cutting pada sebuah pabrik industri dan

selama di pabrik bekerja dengan menggunakan sandal jepit dan menyangkal adanya paparan

terhadap zat kimia atau sejenisnya. Pasien mandi menggunakan air biasa, tidak menggunakan

air hangat dengan sabun lifebuoy atau shinzui dan air di rumah pasien juga tidak keruh.

Riwayat Alergi :

Pasien tidak ada alergi terhadap apapun baik makanan, debu maupun obat-obatan,

hanya saja kemungkinan alergi cuaca dingin dikarenakan bila cuaca dingin sering merasakan

gatal di seluruh tubuh.

Riwayat Pengobatan :

Pasien sudah 3 kali berobat ke klinik selama 1 tahun terakhir dan diberi obat minum

untuk mengurangi gatal dan salep. Pasien juga membeli salep 88 di warung 1 minggu terakhir

untuk keluhan gatal yang semakin berat akan tetapi keluhan tidak berkurang.

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 2

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : composmentis

Tanda Vital

Nadi : 88x/m

Suhu : 36,2 C

Pernapasan : 22x/m

Status Generalisata

Kepala :

Rambut : tidak ada kelainan

Mata : tidak ada kelainan

Hidung : tidak ada kelainan

Mulut : tidak ada kelainan

Leher

KGB: tidak ada kelainan

Kelenjar tiroid tidak ada kelainan

Thoraks : tidak ada kelainan

Abdomen : tidak ada kelainan

Ekstremitas : tidak ada kelainan

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 3

Status Dermatologis

Lokasi : Dorsum Pedis dextra- sinistra

Effloresensi : lesi numularis, hiperpigmentasi berupa makula,

papula,lekenifikasi berskuama, sirkumskrip, simetris permukaan tidak beraturan dan

berbatas tegas

Gambar 1: Regio dorsum pedis dextra dan sinistra- lesi numularis, hiperpigmentasi berupa makula,

papula,lekenifikasi berskuama, sirkumskrip, simetris permukaan tidak beraturan dan berbatas tegas.

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 4

RESUME

Anamnesis

Perempuan 31 th datang ke poliklinik kulit dan kelamin, dengan keluhan gatal pada kedua

punggung kaki sejak 1 bulan. pasien selalu menggaruknya dan berhenti menggaruk jika

sudah terasa perih,awalnya muncul bercak kehitaman pada punggung kaki berukuran kira-

kira sebesar tutup spidol (d1cm),pada daerah yang gatal terasa menebal dan terasa kering.

Riwayat :

keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu namun 1 bulan terakhir keluhan semakin

parah

Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata : Tidak ada kelainan

Status Dermatologis :

Lokasi : Dorsum Pedis dextra- sinistra

Effloresensi : Makula, papul dan plak hiperpigmentasi, likenifikasi

Sifat effloresensi :

- Ukuran : numular sampai plak

- Bentuk : sirsinar, polisiklik

- Penyebaran : Berbatas tegas,multipel, regional, simetris dengan ukuran bervariasi

(d0,8-2cm) dan terdapat lesi yang tersusun secara konfluens. Sebagian timbul ke

permukaan, sebagian tidak. Tepi tidak aktif, permukaan kasar.

Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

1.4 Diagnosis kerja : Dermatitis numularis

Diagnosis Banding : - Neurodermatitis

- Dermatitis Kontak iritan

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 5

1.5 Penatalaksanaan

Non medikamentosa

-Diberi penjelasan kepada pasien bahwa garukan dapat memperparah penyakitnya,

jadi harus dihindari.

- Meningkatkan kebersihan badan dengan mandi 2 kali sehari menggunakan sabun

yang mengandung pelembab agar kulit tidak kering

- Membiasakan mengganti pakaian yang telah dipakai, serta mencuci pakaian dan

handuk dengan baik

Medikamentosa

- cetirizine 1 x 1

- vaseline

- Betametason salep 3x sehari

1.6 Prognosis

o Quo ad vitam : ad bonam

o Quo ad fungsionam : ad bonam

o Quo ad sanactionam : ad bonam

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

DERMATITIS NUMULARIS

I. PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap

pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan

keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya

beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Nama lain

dari dermatitis nummular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous

dermatitis. Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan,

penyebab, usia, faktor konstitusi.1,2,3

Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap,

dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau

lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal

berupa papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah.1,4,5,6

II. EPIDEMIOLOGI

Dermatitis numular angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada laki-

laki dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 55 dan 65 tahun. Penyakit ini

jarang pada anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466

anak yang menderita dermatitis numular dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai

dengan peningkatan umur.5,6,7,8

III. ETIOLOGI

Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor

predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah

diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai

penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 7

secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan

emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia

mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan

penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga

dihubungkan dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam

sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini. 2,5,6,9

IV. PATOFISIOLOGI

Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan

dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering

bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit

yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi

terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis

meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan

bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini

menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan

yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah

dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan

adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak

mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga

mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada

dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell

dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan

dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa

pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian

berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga

mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada

daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan

kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi

pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan

sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan

bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan

aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 8

neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan

enzim untuk menekan proses inflamasi.5,6,8

V. GEJALA KLINIS

Gejala – gejala yang umum, antara lain: 2,6

o Timbul rasa gatal

o Luka kulit yang antara lain makula, papul, vesikel, atau tambalan :

Bentuk numular (seperti koin).

Terutama pada tangan dan kaki.

Umumnya menyebar.

Lembab dengan permukaan yang keras.

o Kulit bersisik atau ekskoriasi.

o Kulit yang kemerahan atau inflamasi

* Gambar 1 : Merah, Lesi dermatitis numularis pada paha kanan.

** Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada badan

dan tangan dari penderita.

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 9

Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu; 2,5

1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.

Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau

punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi

reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.

2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.

Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus,

kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga. Umumnya

kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan

dapat sangat edematous dan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan vesikel

yang tersebar. Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian

tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian

tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul

di tungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.

3. Dermatitis numular bentuk kering.

Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya karena di

sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai atas dan bawah

serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada

telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk

dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan fluktuasi atau remisi yang

sulit diobati.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik pada dermatitis

numularis. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak

diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan

KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran

penyembuhan di tengah. Jika pada kondisi tertentu dimana gambaran klinisnya yang sangat

mirip dengan penyakit lain maka sangat sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya

pada tinea, psoriasis) untuk membedakannya dapat dilakukan biopsi.6,7

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 10

VII. DIAGNOSIS

Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. Untuk

membedakannya dengan neurodermatitis dilihat dari tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi

akan membedakannya dari neurodermatitis. Dimana distribusi neurodermatitis lesi biasanya

pada kedua lutut, kedua siku dan kulit kepala. Dan untuk membedakannya dengan psoriasis

dapat dilihat, lesinya kering, skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih ringan. Sedangkan

pemeriksaan patch test dan prick test akan membantu mengidentifikasikan penderita dengan

dermatitis kontak.1,2,3

VIII. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain : 5,6,7

1. Liken simpleks kronikus (neurodermatitis).

Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dengan distribusi

tertentu.

*Gambar 3 : Bentuk lesi dari neurodermatitis pada daerah tengkuk leher,

pergelangan tangan dan punggung kaki

2. Dermatitis kontak alergi.

Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numular sering

sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, dan ditemukan

riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan

patch test atau prick test.

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 11

* Gambar 4 : Bentuk lesi dari dermatitis kontak alergi yang lesinya muncul

akibat penggunaan plester dan reaksi sinar matahari.

3. Pitiriasis rosea

Merupakan peradangan yang ringan dengan penyebab yang belum diketahui.

Banyak diderita oleh wanita yang berusia antara 15 dan 40 tahun terutama pada

musim semi dan musim gugur. Gambaran klinisnya bisa menyerupai dermatitis

numular. Tetapi umumnya terdapat sebuah lesi yang besar yang mendahului

terjadinya lesi yang lain. Lesi tambahan cenderung mengikuti garis kulit dengan

distribusi pohon cemara dan biasanya disertai dengan rasa gatal yang ringan.

Lesi-lesi tunggal berwarna merah muda terang dengan skuama halus. Bisa juga

lebih eritematus. Pitiriasis rosea berakhir antara 3-8 minggu dengan

penyembuhan spontan.

*Gambar 6 : Bentuk lesi pada pitiriasis rosea dengan lesi awalnya lebih besar dan

mengikuti garis kulit yang berbentuk seperti pohon cemara.

4. Dermatitis atopik

Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat

membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 12

**Gambar 7 : Bentuk lesi dermatitis atopik persisten pada daerah telapak tangan

dan daerah dada.

IX. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaanya difokuskan pada gejala yang mendasari.5,6

1. Melindungi kulit dari trauma.

Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor. Jika ada trauma

pada tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak teriritasi.

2. Emollients.

Emollients merupakan pelembab. Digunakan untuk mengurangi kekeringan pada

kulit. Contoh emollients yang sering digunakan antara lain ; aqueous cream,

gliserine dan cetomacrogol cream, wool fat lotions.

3. Steroid topikal.

Untuk menghilangkan peradangan pada kulit dan mengurangi iritasi kulit. Misalnya

dengan pemberian triamcinolone 0,025-0,1%.

4. Antibiotik oral maupun topikal.

Untuk mencegah infeksi sekunder. Digunakan dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4

kali per hari selama 7-10 hari. Kadang-kadang dermatitis numular dapat sembuh

total, hanya timbul lagi jika pengobatan tidak diteruskan.

5. Antihistamin oral.

Mengurangi gatal dan sangat berguna pada malam hari. Tidak menghilangkan

dermatitis. Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine) dengan dosis oral 25-

100 mg 4 kali per hari.

6. Fototerapi.

Ultraviolet light treatment beberapa kali dalam seminggu biasanya dapat

membantu. Dapat mengontrol dermatitis dalam beberapa bulan, namun pada kasus

yang berat sangat diperlukan. Fototerapi dengan ultraviolet B mungkin efektif.

7. Steroid sistemik.

Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, diberikan prednilson

dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang diturunkan secara

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 13

perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu, dermatitis yang belum

sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.

X. PROGNOSIS

Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit

dari dermatitis numular yang cenderung sering berulang. Mencegah atau menghindari

dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung

berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah

penyakit ini.

XI. KESIMPULAN

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons

terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan

klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,

likenifikasi) dan keluhan gatal. Bentuk dermatitis ini sering mengenai remaja, dewasa

muda dan umur yang lebih tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat dermatitis

atopi. Penyebabnya tidak diketahui. Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis,

seperti adanya kolonisasi Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat

kondisi penyakitnya walau tidak tampak pada gejala klinis. Pada satu studi

menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua,

terutama yang sangat sensitif dengan aloealergi. Umumnya prognosis dari penyakit ini

adalah baik dan dapat sembuh dengan pengobatan topikal.

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 14

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors.

Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 3rd ed. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 2002. p. 126-38

2. Burton JL. Eczema, lichenification, prurigo and erythoderma: Discoid eczema. In:

Champion RH, Burton JL, Ebling FJ, editors. Textbook of Dermatology. 5th ed.

London. Blackwell Scientific; 1992. p. 555-7

3. Nummular dermatitis [Online]. 2009 June 12 [cited 2009 March 14];[4 screens].

Available from:

URL:http://www.skincarephysicians.com/eczemanet/nummulardermatitis.html

4. Dermatitis nummular [Online]. 2009 [cited 2009 March 14];[2 screens]. Available

from: URL:http://www.medicastore.com/infopenyakit/dermatitis_nummular.html

5. Soter NA. nummular eczema and lichen simplex chronicus/prurigo nodularis. In:

Fitzpatrick, editor. Dermatology. p. 1194-6

6. Miller J. Nummular dermatitis [Online]. 2009 March 09 [cited 2009 March 14];[12

screens]. Available from: URL:http://www.emedicine.com/nummulardermatitis.html.

7. Clark RA, Hopkins TT. The other eczemas. In: Moschella FI, Hurley HJ, editors.

Dermatology. In General medicine. 3rd ed. Philadelphia. WB Saunders Company ;

1992. p. 482-4

8. Fritsch PO, Reider N. Other eczematous eruptions. In: Bolognia JL, Lorizzo JL,

Rapim RP, editors. Dermatology. 1st vol. London. Mosby; 2003. p. 222-4

9. Nummular eczema [Online]. 2009 March 09 [cited 2009 March 14];[2 screens].

Available from:

URL:http://www.aocd.org/skin/dermatologic_diseases/nummular_eczema.html

Laporan kasus- Dermatitis numularis | 15