Lapkas Hirschprung Disease

download Lapkas Hirschprung Disease

of 30

Transcript of Lapkas Hirschprung Disease

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hirschsprung Disease (HD) adalah kelainan kongenital dimana tidak

    dijumpai pleksus auerbach dan pleksus meisneri pada kolon. Sembilan puluh

    persen (90%) terletak pada rectosigmoid, akan tetapi dapat mengenai seluruh

    kolon bahkan seluruh usus (Total olonic !ganglionois (T!)). Tidak adan"a

    ganglion sel ini mengakibatkan hambatan pada gerakan peristaltik sehingga terjadi

    ileus #ungsional dan dapat terjadi hipertro#i serta distensi "ang berlebihan pada

    kolon "ang lebih proksimal. $asien dengan pen"akit Hirschsprung pertama kali

    dilaporkan oleh rederick &u"sch pada tahun '9', tetapi "ang baru

    mempublikasikan adalah Harald Hirschsprung "ang mendeskripsikan megakolon

    kongenital pada tahun '. *amun pato#isiologi terjadin"a pen"akit ini tidak

    diketahui secara jelas hingga tahun '9+, dimana &obertson dan ernohan

    men"atakan bah-a megakolon "ang dijumpai pada kelainan ini disebabkan oleh

    gangguan peristaltik dibagian distal usus akibat de#isiensi ganglion. $ada tahun

    ' Hirschsprung melaporkan dua kasus ba"i meninggal dengan perut gembung

    oleh kolon "ang sangat melebar dan penuh massa #eses.

    $en"akit ini disebut megakolon kongenitum dan merupakan kelainan "ang

    tersering dijumpai sebagai pen"ebab obstruksi usus pada neonatus. $ada pen"akit

    ini pleksus mienterikus tidak ada, sehingga bagian usus "ang bersangkutan tidak

    dapat mengembang. HD terjadi pada satu dari 000 kelahiran hidup, /nsidensi

    pen"akit Hirschsprung di /ndonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar '

    diantara 000 kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk /ndonesia 00 juta dan

    tingkat kelahiran + permil, maka diprediksikan setiap tahun akan lahir '100 ba"i

    dengan pen"akit Hirschsprung. artono mencatat 0210 pasien pen"akit

    Hirschprung "ang dirujuk setiap tahunn"a ke &S3$* ipto 4angunkusomo

    5akarta.4ortalitas dari kondisi ini dalam beberapa decade ini dapat dikurangi

    dengan peningkatan dalam diagnosis, pera-atan intensi# neonatus, tekhnik

    pembedahan dan diagnosis dan penatalaksanaan HD dengan enterokolitis.

    1

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    2/30

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    $en"akit Hirschsprung (4egakolon ongenital) adalah suatu kelainan

    kongenital "ang ditandai dengan pen"umbatan pada usus besar "ang terjadi akibat

    pergerakan usus "ang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak

    memiliki sara# "ang mengendalikan kontraksi ototn"a. Sehingga men"ebabkan

    terakumulasin"a #eses dan dilatasi kolon "ang masi#.

    Gambar 1. 6ambaranHirschprung diseasepada anak

    2.2 Epidemioo!i

    /nsiden pen"akit Hirschsprung kira2kira ' dalam 000 kelahiran hidup.

    /nsiden ber7ariasi sesuai etnik, dengan insiden rata2rata pada etnik kulit putih '

    dalam 8000, kulit hitam ' dalam 000 dan !sia 1 dalam 000 kelahiran hidup.

    $en"akit ini terban"ak (0%) ditemukan pada anak laki, "aitu lima kali lebih

    sering dari pada anak perempuan.

    eberapa kelainan kongenital dapat ditemukan bersamaan dengan

    pen"akit Hirschsprung, namun han"a kelainan "ang memiliki angka "ang cukup

    signi#ikan "akniDown Syndrome(2'0 %) dan kelainan urologi (+%). Han"a saja

    2

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    3/30

    dengan adan"a #ekaloma, maka dijumpai gangguan urologi seperti re#luks

    7esikoureter, h"dronephrosis dan gangguan 7esica urinaria (mencapai ':+ kasus).

    2." Pa#ofisioo!i

    ;aporan pertama mengenai penderita pen"akit Hirschsprung telah

    disampaikan oleh rederick &u"sch pada tahun '9', akan tetapi baru pada tahun

    ' Harold Hirschsprung pertama kali menerangkan bah-a pen"akit ini adalah

    sebagai pen"ebab terjadin"a konstipasi pada neonatus. $en"akit Hirschsprung

    adalah kelainan kongenital pada kolon "ang ditandai dengan tiadan"a sel ganglion

    parasimpatis pada pleksus submukosus 4eissneri dan pleksus mienterikus

    !uerbachi. 90% kelainan ini terdapat pada rektum dan sigmoid. Hal ini

    diakibatkan oleh karena terhentin"a migrasi kraniokaudal dari sel krista neuralis

    di daerah kolon distal pada minggu ke lima sampai minggu ke dua belas

    kehamilan untuk membentuk sistem sara# usus. !ganglionik usus ini mulai dari

    spinkter ani interna kearah proksimal dengan panjang "ang ber7ariasi, tetapi

    selalu termasuk anus dan setidak2tidakn"a sebagian rektum dengan gejala klinis

    berupa gangguan pasase usus #ungsional.

    Sel2sel krista neuralis berasal dari bagian dorsal neural tube "ang

    kemudian melakukan migrasi keseluruh bagian embrio untuk membentuk

    bermacam2macam struktur termasuk sistim sara# peri#er, sel2sel pigmen, tulang

    kepala dan -ajah serta saluran saluran pembuluh darah jantung. Sel2sel "ang

    membentuk sistim sara# intestinal berasal dari bagian 7agal krista neuralis "ang

    kemudian melakukan migrasi ke saluran pencernaan. Sebagian kecil sel2sel ini

    berasal dari sakral krista neuralis untuk ikut membentuk sel2sel sara# dan sel2sel

    glial pada kolon. Selama -aktu migrasi disepanjang usus, sel2sel krista neuralis

    akan melakukan proli#erasi untuk mencukupi kebutuhan jumlah sel diseluruh

    saluran pencernaan. Sel2sel tersebut kemudian berkelompok membentuk agregasi

    badan sel. elompok2kelompok ini disebut ganglia "ang tersusun atas sel2sel

    ganglion "ang berhubungan dengan sel bodi sara# dan sel2sel glial. 6anglia ini

    kemudian membentuk dua lingkaran cincin pada stratum sirkularis otot polos

    3

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    4/30

    dinding usus, "ang bagian dalam disebut pleksus submukosus 4eissnerr dan

    bagian luar disebut pleksus mienterikus !uerbach.

    Secara embriologis sel2sel neuroenterik bermigrasi dari krista neuralis

    menuju saluran gastrointestinal bagian atas dan selanjutn"a meneruskan kearah

    distal. $ada minggu ke lima kehamilan sel2sel sara# tersebut akan mencapai

    eso#agus, pada minggu ke tujuh mencapai mid2gut dan akhirn"a mencapai kolon

    pada minggu ke dua belas. $roses migrasi mula pertama menuju ke dalam pleksus

    !uerbachi dan selanjutn"a menuju kedalam pleksus submukosa 4eissneri.

    !pabila terjadi gangguan pada proses migrasi sel2sel kristaneuralis ini maka akan

    men"ebabkan terjadin"a segmen usus "ang aganglionik dan terjadilah pen"akit

    Hirschsprung.

    erdasar pada segmen kolon "ang aganglionik, pen"akit Hirschsprung

    dibagi menjadiHirschsprung short segmen (Hirschsprung segmen pendek) , bila

    segmen aganglionik tidak melebihi batas atas sigmoid (0% kasus) dan

    Hirschsprung long segmen (Hirschsprung segmen panjang), bila segmen

    aganglionik meluas lebih tinggi dari sigmoid (0% kasus).

    2.$ Ana#omi

    2.$.1 %e'm dan Kanais Anais

    &ektum memiliki + buah 7al7ula < superior kiri, medial kanan dan in#erior

    kiri. :+ bagian distal rektum terletak di rongga pel7ik dan ter#iksir, sedangkan ':+

    bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relati# mobile. edua bagian ini

    dipisahkan oleh peritoneum re#lektum dimana bagian anterior lebih panjang

    dibanding bagian posterior. Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari

    usus, ber#ungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus "ang lebih proksimal= dus,

    dikelilingi oleh spinkter ani (eksternal dan internal ) serta otot2otot "ang mengatur

    pasase isi rektum ke dunia luar. Spinkter ani eksterna terdiri dari + sling < atas,

    medial dan depan.

    $ers"ara#an motorik spinkter ani interna berasal dari serabut s"ara#

    simpatis (n.h"pogastrikus) "ang men"ebabkan kontraksi usus dan serabut s"ara#

    parasimpatis (n.splanknikus) "ang men"ebabkan relaksasi usus. edua jenis

    4

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    5/30

    serabut s"ara# ini membentuk pleksus rektalis. Sedangkan muskulus le7ator ani

    dipers"ara#i oleh n.sakralis + dan 1. *er7us pudendalis mens"ara#i spinkter ani

    eksterna dan m.puborektalis. S"ara# simpatis tidak mempengaruhi otot rektum.

    De#ekasi sepenuhn"a dikontrol oleh n.splanknikus (parasimpatis). >leh

    karenan"a, kontinensia sepenuhn"a dipengaruhi oleh n.pudendalis dan

    n.splanknikus pel7ik (s"ara# parasimpatis).

    Sistem s"ara# autonomik intrinsik pada usus terdiri dari + pleksus tot ini berupa kumpulan otot2otot parasagittal "ang

    betemu pada ujung anterior dan posterior anus. angunan otot "ang terletak antara

    muskulus le7ator dan muskulus s#ingter ani eksternus membentuk serabut2serabut

    otot 7ertikal disebut ?muscle comple@A. Stimulasi pada muskulus le7ator ani akan

    men"ebabkan kontraksi "ang menarik rektum kedepan, sedangkan stimulasi pada

    ?muscle comple@A akan mengangkat anus keatas. Stimulasi pada serabut otot

    parasagital akan menimbulkan gerakan "ang searah dengan serabutn"a sehingga

    men"ebabkan anus akan tertutup. >tot2otot dasar panggul "ang terletak pada pintu

    keluar rongga pel7is, dibentuk oleh otot2otot le7ator ani , pubococc"geus,

    ileococc"geus, ischiococc"geus dan puborectalis.

    6

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    7/30

    2.$." *as&'arisasi

    Baskularisasi untuk daerah sigmoid dan bagian atas rektum berasal dari

    arteria mesenterika in#erior dan arteria kolika sinistra sedangkan 7askularisasi

    rektum dan kanalis analis berasal dari arteri hemorrhoidalis superior, media dan

    in#erior. !rteria hemorrhoidalis superior merupakan akhir dari arteria mesenterika

    in#erior "ang melalui dinding posterior rektum turun sampai ke linea pektinea.

    !rteria hemorrhoidalis media merupakan cabang dari arteria iliaka interna "ang

    pada -anita berupa arteria uterina. !rteria hemorrhoidalis in#erior merupakan

    cabang arteria pudenda interna.

    Bena pada rektum dan dan anus mengikuti sistem arteri. Bena

    hemorrhoidalis superior berasal dari pleksus hemorrhoidalis internus, berjalan ke

    kranial kedalam 7ena mesenterika in#erior dan melalui 7ena lienalis ke 7ena porta.

    Bena hemorrhoidalis media dan in#erior mengalirkan darah ke 7ena pudenda

    interna, ke 7ena iliaka interna untuk selanjutn"a ke 7ena ka7a in#erior.

    !nastomosis 7ena hemorrhoidalis superior, media dan in#erior disebut

    portosistemic shunt.

    2.$.$ Persarafan

    Gambar ". Skema sara# otonom intrinsik usus

    7

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    8/30

    Sistem sara# intestinal merupakan sekumpulan sel2sel sara# pada saluran

    pencernaan "ang #ungsin"a tidak tergantung pada sistem sara# pusat. Sistem ini

    mengatur gerakan usus, sekresi eksokrin, sekresi endokrin dan mikrosirkulasi

    saluran pencernaan disamping mengatur proses immunitas dan in#lamasi. Sistem

    sara# intestinal mula2mula diperkirakan sebagai bagian otonom dari sistem sara#

    peri#er dan sel sara# pada dinding usus dianggap sebagai sel sara# parasimpatis

    postganglion. agian sistem sara# pusat "ang berhubungan dengan sistim sara#

    intestinal adalah jaringan sara# sentral otonom. Sistem sara# intestinal bersama

    jaringan2jaringan penghubung dengan sistem sara# pusat tersebut secara simultan

    mengontrol seluruh #ungsi saluran pencernaan.

    $ada sistem sara# intestinal, sel bodi sara# akan berkelompok menjadi

    ganglion "ang dihubungkan dengan bundel2bundel sara# untuk membentuk dua

    pleksus besar "aitu pleksus mienterius !uerbach "ang terletak antara lapisan

    sirkuler dan lapisan longitudinal serta pleksus submukosus 4eissner "ang terletak

    pada submukosa antara lapisan sirkuler dan muskularis mukosa. $leksus

    mienterikus !uerbach ber#ungsi sebagai iner7asi motorik pada kedua lapisan otot

    dan iner7asi sekretomotor pada mukosa sedang pleksus submukosus 4eissner

    berperan pada pengaturan #ungsi sekresi.

    *er7us parasimpatis berasal dari cabang anterior ner7i Sakralis , +, 1.

    $ersara#an preganglion ini membentuk dua sara# erigentes "ang memberikan

    cabang langsung ke rektum dan melanjutkan diri sebagai cabang utama ke pleksus

    pel7is untuk organ2organ intra pel7is. Didalam rektum serabut sara# ini

    berhubungan dengan pleksus ganglion !uerbach. $ersara#an simpatis berasal dari

    ganglion lumbal , +, 1 dan pleksus praaorta. $ersara#an ini men"atu pada kedua

    sisi membentuk pleksus hipogastrikus didepan 7ertebra lumbal lima dan

    melanjutkan diri kearah postero lateral sebagai persara#an presakral "ang bersatu

    dengan ganglion pel7is pada kedua sisi.

    $ersara#an simpatis dan parasimpatis ke rektum dan saluran anal berperan

    melalui ganglion pleksus !uerbach dan 4eissner untuk mengatur peristaltik dan

    tonus s#ingter interna. Serabut simpatis sebagai inhibitor dinding usus dan motor

    s#ingter interna sedang parasimpatis sebagai motor dinding usus dan inhibitor

    8

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    9/30

    s#ingter. Sistem sara# parasimpatis juga merupakan persara#an sensorik untuk rasa

    distensi rektum.

    /ner7asi sensoris kanalis anal, termasuk daerah ' cm diatas linea pectinea

    dan keba-ah sampai kulit anus merupakan daerah2daerah "ang sangat sensiti#.

    Terdapat akhiran2akhiran sara# "ang mampu mendeteksi rasa n"eri (intra

    epitelial), sensasi sentuhan (4eissnerCs corpuscle), sensasi dingin (rauseCs end2

    bulb) sensasi tekanan atau regangan ($acini dan 6olgi24aoni) dan sensasi

    gesekan (genital corpuscles). agian atas kanalis anal rektum, tidak sensiti#

    terhadap rangsangan2rangsangan tersebut diatas akan tetapi sensiti# pada

    rangsangan distensi "ang diberikan oleh iner7asi parasimpatis pada otot polos dan

    reseptor propriosepti7 "ang terletak pada otot seranlintang disekitar rectum.

    &ektum menerima sara# otonom bersama pasokan darah arteria rektalis.

    a. Iner+asi GIT

    $leksus sara# pada usus merupakan jaringan sara# dengan #ungsi tersendiri

    "ang disebut sistem sara# intestinal "ang dihubungkan melalui jaringan sara#

    sentral otonom ke sistem sara# pusat dengan sara# parasimpatis maupun sara#

    simpatis. Sistem sara# intestinal dapat mempengaruhi sistem e#ektor pada usus

    secara langsung maupun secara tidak langsung le-at sel perantara "ang berujud

    sel endokrin, sel interstisial ajal dan sel sistem immun seperti sel mast. 6erakan

    normal traktus gastrointestinal tergantung pada sistem sara# intestinal dan sel

    interstitial ajal "ang bertindak sebagai sel2sel pacemaker. ;okasi sel2sel ajal

    terdapat pada lapisan mienterikus maupun muskularis, "ang ber#ungsi untuk

    motilitas usus, perkembangan traktus gastrointestinal serta.

    $ada one aganglionik tidak diketemukan sel ajal sedang pada daerah one

    transisi sel2sel ini sangat terbatas dan pada one ganglionik sel ini lebih sedikit

    jika dibandingkan dengan usus normal. Sel bodi sara# sara# 7agal primer dan

    splanchnic primer a##eren terletak pada ganglia nodosa dan ganglia radik dorsalis

    "ang memba-a bermacam in#ormasi dari usus ke sistem sara# pusat. *itric o@ide

    (*>) merupakan transmiter sara# nonadrenergik noncholinergik dan pada

    pen"akit Hirschsprung tern"ata terdapat kekurangan iner7asi sara# nonadrenergik

    noncholinergik pada one aganglionikn"a.

    9

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    10/30

    6erakan peristaltik merupakan gabungan gerakan kontraksi diproksimal

    bolus dan gerakan relaksasi pada distal bolus. 6erakan ini terutama dilakukan

    oleh stratum sirkularis dan ditambah kontraksi stratum longitudinale tepat diatas

    bolus. Sirkuit re#lek peristaltik terdiri atas terjadin"a distensi usus dan depolarisasi

    sel ajal pada otot polos "ang le-at sara# kolinergik akan memicu interneuron

    pada pleksus !uerbach dan pleksus 4eissnerr "ang meupakan sara#

    nonadrenergik nonkolinergik. 4ediator2mediator "ang bekerja pada interneuron

    ini antara lain adalah !T$, B/$ dan *>. *itrogen >@"de adalah neurotransmiter

    "ang ber#ungsi sebagai mediator untuk relaksasi otot polos usus oleh karena itu

    ketiadaan *> akan men"ebabkan kegagalan gerakan relaksasi pada segmen usus

    "ang aganglionik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bah-a terjadin"a kontraksi

    permanen pada segmen aganglionik kolon diakibatkan oleh karena tidak adan"a

    interneuron nonadrenergik nonkolinergik sehingga produksi *> menjadi

    berkurang atau tidak ada. *amun demikian oleh karena dinding kolon bersi#at

    elastis maka tetap akan ada gerakan2gerakan tapi tanpa koordinasi dan ini

    menjadikan alasan mengapa diagnosis pen"akit Hirschsprung kadang2kadang

    terlambat.

    b. Kon#inensi

    ontinensi merupakan kemampuan untuk menahan #eses, dan hal ini

    tergantung pada konsistensi #eses, tekanan dalam lumen anus, tekanan rektum dan

    sudut anorektal. ontinensi diatur oleh mekanisme 7olunter dan in7olunter "ang

    menjaga aliran secara anatomi dan #isiologi jalann"a #eses ke rektum dan anus.

    $enghambat "ang berperan adalah sudut anus dan rektum "ang dihasilkan oleh

    otot le7ator ani bagian puborektal anterior dan superior. !dan"a perbedaan antara

    tekanan dan akti7itas motorik anus, rektum dan sigmoid juga men"ebabkan

    progresi7itas pelepasan #eses terhambat. ontraksi s#ingter ani eksternus

    diakti7asi secara in7olunter dengan distensi rektal dan dapat meningkat selama '2

    menit. 4ekanisme kontinensi dipengaruhi oleh beberapa #aktor "aitu s#ingter

    ani, mekanisme 7al#, reser7oar rektum dan #aktor sensoris. S#ingter interna

    dipengaruhi oleh 1 mekanisme persara#an , B/$ dan $eptidergik lain

    S#ingter ani interna merupakan bagian terpenting pada proses kontinensi dan

    0% tekanan dalam anal kanal berasal dari organ tersebut. S#ingter ani internus

    berada dalam kontrol s"ara# otonom "ang distimulasi oleh sara# simpatis dan

    dihambat oleh sara# parasimpatis melalui pleksus sakralis dan pel7is. Dalam

    keadaan istirahat tekanan pada daerah s#ingter ani internus lebih besar dibanding

    tekanan pada bagian atas anal kanal sehingga akan dapat mengatur kontinensi dan

    #latus. Tekanan pada saat istirahat ini han"a 0% dilakukan oleh akti7itas s#ingter

    eksternus "ang terdiri atas serabut otot serat lintang "ang persara#ann"a berasal

    dari cabang somatik ner7us pudendus.aktor lain "ang mengatur #ungsi kontinensi adalah muskulus puborektalis

    dan sudut anorektal, dimana perlukaan pada otot ini pasti akan terjadi

    inkontinensia "ang tidak dapat dihindari. 4uskulus puborektalis merupakan otot

    seran lintang "ang persara#ann"a berasal dari cabang somatik ner7us pudendus

    Sakral , + dan 1 "ang ber#ungsi mempertahankan sudut anorektal dalam keadaan

    normal "ang berkisar antara 0 derajat sampai '0 derajat. Dasar patho#isiologi

    terjadin"a pen"akit Hirschsprung adalah gangguan propagasi gelombang propulsi

    usus serta gangguan atau tiadan"a relaksasi s#ingter ani interna.

    ). Defe&asi

    Dalam keadaan istirahat lumen saluran anus akan menutup akibat

    puborektal sling "ang terletak disebelah kranial linea pektinea dan oleh tonus

    istirahat s#ingter interna dan eksterna "ang terletak setinggi dan diba-ah katub

    anal. eses dan material2material sisa "ang telah berada di rektum akan

    men"ebabkan kenaikan tekanan didalam rongga rektum sehingga akan memacu

    reseptor regangan dan mulailah re#lek de#ekasi. &e#lek de#ekasi akan

    11

  • 7/21/2019 Lapkas Hirschprung Disease

    12/30

    men"ebabkan relaksasi s#ingter interna, kontraksi pada sigmoid dan rektum.

    Distensi rektum ini akan disertai kemauan sadar untuk melakukan buang air besar

    dan apabila otot s#ingter eksterna juga mengalami relaksasi maka de#ekasi akan

    terjadi. ilamana keadaan lingkungan tidak memungkinkan untuk de#ekasi maka

    s#ingter eksterna akan kontraksi sehingga de#ekasi akan dapat dicegah. $enundaan

    de#ekasi akan men"ebabkan rektum secara bertahap melakukan gerakan relaksasi

    dan kemauan untuk de#ekasi akan menurun sampai gerakan ?mass mo7ementA

    berikutn"a "ang akan mendorong lebih ban"ak #eses. Selama periode non

    akti7itas keadaan s#ingter interna dan eksterna tetap berada pada posisi kontraksi

    untuk menjaga kontinensi.

    $roses de#ekasi dibantu oleh gerakan mengejan "ang melibatkan kontraksi

    otot dinding perut dan ekspirasi kuat dalam posisi glotis tertutup "ang akan

    men"ebabkan tekanan intraabdominal meningkat. S#ingter interna merupakan

    bagian akhir otot pendorong "ang secara akti# mengeluarkan #eses atau #latus

    melalui anus. Serabut otot ini "ang terdiri atas otot sirkuler dan longitudinal

    membantu peristaltik diseluruh saluran anal sampai ke ori#isium. agian

    longitudinal "ang sebagian berasal dari otot pubococc"geus dan sebagian dari otot

    rektum in7olunter, secara akti# menimbulkan ektropion anus selama #ase

    peristaltik pengeluaran #eses.

    2., (anifes#asi Kinis

    6ambaran klinis pen"akit Hirschsprung dapat kita bedakan berdasarkan usia

    gejala klinis mulai terlihat