Lapkas Gea

40
LAPORAN KASUS Gastroenteritis Akut

description

gastroenteritis akut

Transcript of Lapkas Gea

PowerPoint Presentation

LAPORAN KASUSGastroenteritis Akut1Identitas Pasien2Nama: Ny. NJenis Kelamin: PerempuanTTL: Bekasi , 5 September 1971Usia: 43 tahunAlamat: Kelapa Gading, Jakarta UtaraPendidikan : SMANo.Rekam Medik: 007921XXTgl Masuk RS : 22 April 20152ANAMNESIS(Autoanamnesis)BAB cair sejak 12 jam SMRSKURPS

Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 12 jam SMRS. BAB cair > 10 kali. Tinja berwarna kuning cair dan terdapat ampas. BAB lendir (-) darah (-). Pasien merasa lemas, Demam (-). 10 jam SMRS pasien mengeluh mual, disertai dengan muntah-muntah + 10 kali. Muntah berisi makanan. Sebelumnya pasien mengkonsumsi nasi, lauk-pauk, dan sambal. Muntah seringkali bersamaan dengan diare. Selain itu pasien mengeluh kan kembung, pusing, lemas, nafsu makan menurun. BAK lancar.345PEMERIKSAAN FISIK

6Keadaan Umum : Tampak Sakit SedangKesadaran : Compos mentisTanda VitalAntropometri52 Kg165 cm

19.1 Kg/m2

BMInormoweight7STATUS GENERALIS89Pemeriksaan Fisik Paru10InspeksiNormochest, simetrisretraksi dinding dada (-)PalpasiVocal fremitus teraba samaPerkusiSonor seluruh lapang paru

AuskultasiBunyi vesikuler (+/+) ronkhi (-/-) basah halus, wheezing (-/-)Pemeriksaan Jantung11InspeksiIctus cordis tidak terlihatPalpasiIctus cordis teraba di ICS 5 linea midklavikularis sinistraPerkusiBatas jantung relatif dalam batas normalAuskultasiBunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)

Inspeksi : datar, scar (-)Auskultasi : BU (+) 14 kali per menit meningkatPalpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), Hepatomegali (-), Splenomegali (-), turgor kembali cepat.Perkusi : Timpani seluruh kuadran.AbdomenSuperior: Akral hangat, udem (-/-), CRT< 2 detik

Inferior: Akral hangat, udem (-/-), CRT< 2 detik, Ekstremitas12Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaanHasilSatuanNilai NormalHemoglobin13,6g/dl11,7-15,5Leukosit14,02ribu/ul3,80-10,60Trombosit315ribu/ul150-440Hematokrit39%35-47GDS169mg/dl70-200SGOT32u/l10-34SGPT33u/l9-36Ureum Darah39mg/dl10-50Kreatinin Darah1mg/dl< 1,4Natrium135meq/l135-147Kalium4,5meq/l3,5-5,0Klorida95meq/l94-111ResumeOS, Perempuan, umur 43 tahun datang dengan keluhan BAB cair sejak 12 jam SMRS lebih dari 10x. Tinja berwarna kuning dan terdapat ampas. Keluhan disertai dengan nausea, vomitus, cephalgia, malaise, intake sulit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mukosa bibir kering, nyeri tekan epigastrium, BU (+) 14x/menit.Pada pemeriksaan Lab ditemukan leukositosis 14,02 ribu/l.

Daftar Masalah & Assesstment1. DiareS: Pasien mengeluhkan BAB cair sejak 12 jam SMRS lebih dari 10x. Tinja berwarna kuning dan terdapat ampas. Keluhan disertai dengan nausea, vomitus, cephalgia, malaise, intake sulit. O: Mukosa bibir kering, nyeri tekan epigastrium, BU (+) 14x/menit meningkat. Hasil laboratorium menunjukkan pasien mengalami leukositosis 14,02 ribu/l.A: Gastroenteritis akut dehidrasi Ringan P: DianostikPeriksa elektrolit, Definitif: kultur fesesTerapiCairan RL 20 tpmProbiotikDomperidone 2 x 10 mg tabParacetamol 3 x 500 mg

Tinjauan Pustaka

Gastroenteritis AkutDefinisiDiare adalah perubahan pola defekasi dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (lebih dari 3x dalam sehari) disertai perlunakan bentuk tinja menjadi cair akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (>200 ml / 24 jam).Etiologi

Patofisiologi/ PatomekanismeOsmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik;Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik;Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak;Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit;Motilitas dan waktu transit usus abnormal;Gangguan permeabilitas usus;Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik;Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.

20Diare SekretorikDiare OsmotikFaktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, makanan pedas, asam, alkoholPeningkatan isi (rongga) lumen ususFaktor psikologis : cemas, takutFaktor infeksi : bakteri, virus, parasitMasuk kedalam tubuhMencapai usus halusMerangsang/menstimulasi dinding usus halusFaktor malabsorbsi : karbohidrat, protein, lemakMakanan tidak terserap oleh vili ususPeningkatan tekanan osmotik dalam lumen ususPergeseran air dan elektrolit kedalam lumen usus Rangsangan di hipothalamusSusunan syaraf autonom (serabut syaraf parasimpatis cabang nervus vagusMalabsorbsi makanan dan cairanMasuk kedalam tubuh bersama makanan dan minuman yang tercemarMencapai usus halusMenyebabkan infeksi dan kerusakan jonjot ususHiperperistaltikPatofisiologi23HiperperistaltikPeningkatan percepatan kontak antara makanan dan air dengan mukosa ususPenyerapan makanan, air, dan elektrolit tergangguDiarePatofisiologi24

AnamnesisPerlu ditanyakan buang air besarnya encer atau cair, disertai darah/tidak, disertai lendir atau tidakBerapa frekuensi BAB per hari ?Apakah disertai demam atau tidak ?Apakah disertai dengan trias disentri ? ( Tenesmus, BAB darah dan lendir,sakit perut)Apakah ada mual/ tidak ?Riwayat makan minum pasien: Higienis/tidak ?Apakah mengandung makanan makanan/minuman yang iritatif terhadap saluran cerna ?Apakah ada intoleransi laktosa/tidak ?Apakah baru saja pergi kedaerah yang terkena wabah diare ?

26Gejala klinis DiareMuntahDemamNyeri abdomenMembran mukosa mulut dan bibir keringFontanela cekungKehilangan berat badanTidak nafsu makanBadan terasa lemas

Evaluasi pada pasien dengan diare akut

Derajat Deahidrasi

Keadaan Klinis : ringan, sedang dan beratBerat Jenis Plasma : Pada dehidrasi BJ plasma meningkat Dehidrasi berat : BJ plasma 1.032-1.040Dehidrasi sedang : BJ plasma 1.028 1.032Dehidrasi ringan : BJ plasma 1.025 1.028Pengukuran Central Venous Pressure (CVP) : Bila CVP +4s/d+11cm H2O adalah normal, Syok atau dehidrasi maka CVP kurang dari +4cm H2O

29Derajat DehidrasiDehidrasi ringanDehidrasi sedangDehidrasi beratKehilangan cairan(hilang cairan 2-5 % BB)( hilang cairan 5-8 % BB)( hilang cairan 8-10 % BB)Turgor KulitkurangBurukBurukSyokPasien belum jatuh presyokPasien jatuh, dalam presyok (+) nadi cepat, napas cepat dan dalamTanda dehidrasi sedang + kesadaran menurun

KesadaranPenuhPenuhMenurun30Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah tepi lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Hitung Jenis Leukosit)Kadar Elektrolit serumUreum dan KreatininPemeriksaan TinjaPemeriksaan Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mendeteksi diargiarsis Test serologic Amebiasis

31PenatalaksanaanPenatalaksanaan Diare akut antara lain: 1. DehidarasiBila pasien keadaan umum baik tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan banyak minumBila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan gula atau starch harus diberikan.Cairan diberikan 50-200 ml/KgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi.Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh: BJ plasma dengan rumus :

Metode Pierce berdasarkan Klinis :Dehidrasi ringan , kebutuhan cairan = 5% X Berat Badan(kg)Dehidrasi Sedang, kebutuhan cairan = 8% X Berat Badan(kg)Dehidrasi Berat, kebutuhan cairan = 10% X Berat Badan(kg)Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis:

32Tahap Pemberian cairan pada dehidrasi Dua jam pertama ( tahap rehidrasi inisial ): jumlah total kebutuhan cairan menurut rumus BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.Satu jam berikut/jam ke-3 ( tahap kedua ) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor Daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible water loss (IWL)

Pengembalian cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi)

AKIBAT KEHILANGAN ELEKTROLIT-ELEKTROLIT TUBUHDefisiensi bikarbonat/asidosis : muntah-muntah, pernapasan cepat dan dalam, cardiac reserve menurun, defisiensi K intraselDefisiensi K : kelemahan otot, ileus paralitik (distensi abdomen), cardiac arrythmia cardiac arrestHipoglikemia,menyebabkan malnutrisi

34PenatalaksanaanPenatalaksanaan Diare akut antara lain: 2. Diet (Asupan Makanan)Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien dianjurkan justru minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang.Untuk sebagian orang susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.3. Obat Anti DiareYang paling efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin dan tinktur opium. Loperamide paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgite 4X 2 tab/hari, smectite 3X 1 saset diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare berhenti.Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrasec 3 x 1 tab/hari.

35Terapi simtomatik

SifatGolonganAntimotilitas dan sekresi ususTurunan opiateDifenoksilatLoperamidKodein HCl/FosfatAntiemetikMetokloperamidProklorprazinDomperidon36PenatalaksanaanPenatalaksanaan Diare akut antara lain:

37KomplikasiDehidrasiGangguan Keseimbangan Asam-BasaGangguan ElektrolitSyokDaftar PustakaBoediarso A. Pendekatan diagnostik-etiologik diare kronik.In : Suharyono Sunoto-Firmansyah . Penanganan mutakhir beberapa penyakit Gastrointestinal anak. Pendidikan tambaha Berkala IKA ke XVI FKUI.Daldiyono. Diare.Dalam : Sulaiman HA. Gastroenterologi Hepatologi.JakartaGangarosa RE, Glass RI, Lew JF Boring JR. Hospitalization involving gastroenteritis in the United States,1985.Gartrigt WE, Archer DL, Kvenberg JE, Estimates of incidence and cost of Intestinal Infection disease in The United States. Public Health Rep. 1998; 103 15.WHO. Persistent diarrhea in children in developing countries: memorandum from a WHO meeting. Bull World Health Organ. 1988; 66: 709-17 Subagyo B. Nurtjahjo NB. Diare Akut, Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku ajar Gastroentero-hepatologi:jilid 1. Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011; 87-120 Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku ajar Gastroentero-hepatologi:jilid 1. Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011; 121-136 Pickering LK, Snyder JD. Gastroenteritis in Behrman, Kliegman, Jenson eds. Nelson textbook of Pediatrics 17ed. Saunders. 2004 : 1272-6 WHO, UNICEF. Oral Rehydration Salt Production of the new ORS. Geneva. 2006 Bhutta ZA. Persistent diarrhea in developing countries. Ann Nestle. 2006; 64: 39-47 Field M. Intestinal ion transport and the pathophysiology of diarrhea. J. Clin Invest. 2003; 111(7): 931-943

TERIMA KASIH