Lapkas Bedah ERISA RIDHO
-
Upload
anonymous-e7nfkw -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of Lapkas Bedah ERISA RIDHO
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 1/32
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma maksilofasial terjadi sekitar 6% dari seluruh trauma. Penyebab
traumamaksilofasial bervariasi, seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh, olahraga
dan trauma akibat senjata api. Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama trauma
maksilofasial yang dapat membawa kematian dan kecacatan pada orang dewasa secara umum
dibawah usia ! tahun dan angka terbesar biasanya terjadi pada pria dengan batas usia "#$!
tahun.
&agi pasien dengan kecelakaan lalu lintas yang fatal menjadi masalah karena harus
dirawat di rumah sakit dengan cacat permanen yang dapat mengenai ribuan orang per tahunnya.
&erdasarkan studi yang dilakukan,'"% kematian oleh trauma maksilofasial paling banyak
disebabkan oleh kecelakaanlalu lintas. Penyebab yang paling sering pada orang dewasa adalah
kecelakaan lalulintas ()!$)%*, sedangkan yang lainnya adalah penganiayaan atau berkelahi (#!$
#%*,olahraga ($#!%*, jatuh (%* dan lain$lain ($#!%*. Pada anak$anak penyebab paling
sering adalah olahraga seperti naik sepeda (!$6%*, sedangkan yang lainnya adalah kecelakaan
lalu lintas (#!$#%*, penganiayaan atau berkelahi ($#!%* dan jatuh ( $#! %*.
+raktur muka dibagi menjadi beberapa, yaitu fraktur tulang hidung, fraktur tulang
igoma dan arkus igoma, fraktur tulang maksila, fraktur tulang orbita dan fraktur tulang
mandibula. Kejadian fraktur mandibula dan maksila terbanyak ketimbang tulang lainnya, yaitu
masing$masing sebesar "-,%, disusul fraktur igoma "',6)% dan fraktur nasal #",66%.
Trauma muka dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antaranya adalah obstruksi
saluran napas, perdarahan,gangguan pada vertebra servikalis atau terdapatnya gangguan fungsi
saraf otak. Penanganan khusus pada trauma muka, harus dilakukan segera (immediate* atau pada
waktu berikutnya (delayed*. Penanggulangan ini tergantung kepada kondisi jaringan yangterkena trauma. Pada periode akut setelah terjadi kecelakaan, tidak ada tindakan khusus untuk
fraktur muka kecuali mempertahankan jalan napas, mengatasi perdarahan dan memperbaiki
sirkulasi darah serta cairan tubuh. Tindakan reposisi dan fiksasi definitif bukan tindakan life$
saving.
1
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 2/32
BAB II
ANATOMI WAJAH
Kerangka wajah berfungsi untuk melindungi otak, melindungi organ penghidu,
penglihatan, dan rasa, dan menyediakan kerangka di mana jaringan lunak wajah dapat bertindak
untuk memfasilitasi makan, ekspresi wajah, bernapas, dan berbicara. Tulang$tulang wajah utama
adalah rahang, rahang bawah, tulang frontal,tulang hidung, dan igoma.
/ambar ".# tulang wajah
Tulang 0andibula
0andibula adalah tulang berbentuk 1. 2ni adalah satu$satunya tulang yang mobile dan
dikarenakan tempat gigi bawah, gerakannya sangat penting untuk pengunyahan. 3al ini
dibentuk oleh osifikasi intramembranous. 4i permukaan lateral,daerah garis tengah anterior
inferior dari tubuh hemimandibula adalah segitiga penebalan tulang disebut protuberansia
2
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 3/32
mental. Tepi inferior menebal dari tonjolanmental memanjang lateral dari garis tengah dan
bentuk " tonjolan bulat disebuttuberkel mental. Terletak lateral garis tengah pada permukaan
eksternal foraminamental yang mengirimkan mental dan pembuluh saraf. 0ereka biasanya
terletak di bawah puncak gigi seri kedua 6$#! mm dan variasi dalam dimensi
anteroposterior.Tepi tulang lateral posterior meluas tuberkulum mental dan naik miring sebagai
garismiring untuk bergabung dengan tepi anterior dari proses koronoideus. Tepi inferior tubuh
posterior dan lateral di mana melekat otot masseter.
/ambar "." tulang mandibula
Tulang maksila
5ahang atas memiliki beberapa peran. Tulang ini tempat gigi atas,membentuk atap
rongga mulut, membentuk lantai dan memberikan kontribusi kedinding lateral dan atap rongga
hidung, membentuk sinus maksilaris, danmemberikan kontribusi ke dinding inferior dan dasar
dari orbital. 4ua tulangmaksilaris yang bergabung di garis tengah membentuk sepertiga tengah
wajah.
3
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 4/32
/ambar ". tulang maksila
Tulang igoma
Tulang igoma dibentuk oleh bagian$bagian yang berasal dari tulangtemporal, tulang
frontal, tulang sphenoid dan tulang maksila. &agian$bagian tulangyang membentuk igoma ini
membentuk tonjolan pada pipi di bawah mata sedikit ke arah lateral. Tulang igoma membentuk
bagian lateral dinding inferior orbital, sertadinding lateral orbital.
/ambar ".) tulang igoma (dari anterior* dan tulang igoma (dari lateral*
Tulang +rontal
4
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 5/32
Tulang frontal membentuk bagian anterior tempurung kepala, membentuk sinus frontal,
dan membentuk atap sinus etmoid, hidung, dan orbital. 7elain itu, ia juga membentuk
lengkungan igomatic anterior, dimana otot masseter dipegang. 8tot masseter bertindak untuk
menutup rahang bawah untuk pengunyahan dan berbicara. 4i permukaan lateral, tulang
igomatic memiliki prosesus. 4i bagianinferior kearah medial untuk berartikulasi dengan
prosesus ygomatic maksila,membentuk bagian lateral tepi infraorbital. &agian ini mencekung
kearah superior untuk membentuk prosesus frontalis yang berartikulasi dengan tulang frontal. 4i
bagian posterior, prosesus temporalis berartikulasi dengan prosesus igoma tulangtemporal untuk
membentuk arkus igomatik. Pada permukaan medial igoma adalah plat orbital halus yang
membentuk dinding lateral orbit.
/ambar ".6 tulang frontal dari bagian posterior
7inus +rontal
7inus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan keempatfetus.
7esudah lahir sinus frontal mulai berkembang pada usia $#! tahun dan akanmencapai ukuran
maksimal sebelum usia "! tahun. 1kuran sinus frontal adalah ",cm tingginya, lebarnya ",) cm
dan dalamnya " cm. 7inus frontal biasanya dibagisecara sagital oleh septum eksentrik.
5
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 6/32
Tulang 3idung
Tulang$tulang hidung yang berpasangan membentuk tulang atapanterosuperior dari
rongga hidung. Tulang ini berartikulasi dengan prosesus nasalsuperior tulang frontal, prosesus
depan tulang maksilaris lateral, dan dengan satusama lain di bagian medial. Permukaan eksternal
cembung kecuali bagian palingsuperior, di mana bentuk cekung berubah untuk berartikulasi
dengan tulang frontal.Pada permukaan internal merupakan alur vertikal untuk arteri nasal
eksterna.
6
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 7/32
BAB III
TIMJAUAN PUSTAKA
9. 4efinisi
Trauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan
sekitarnya. Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mengenai jaringanlunak dan
jaringan keras. :ang dimaksud dengan jaringan lunak wajah adalah jaringan lunak yang
menutupi jaringan keras wajah. 7edangkan yang dimaksuddengan jaringan keras wajah
adalah tulang wajah yang terdiri dari tulang hidung,tulang arkus igomatikus, tulang
mandibula, tulang maksila, tulang rongga mata, gigi dan tulang alveolus.
&. ;tiologi
Penyebab trauma maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas, kekerasan
fisik, terjatuh, olah raga dan trauma akibat senjata api. Kecelakaan lalulintas adalah
penyebab utama trauma maksilofasial yang dapat membawa kematiandan kecacatan pada
orang dewasa secara umum dibawah usia ! tahun dan angka terbesar biasanya terjadi
pada pria dengan batas usia "#$! tahun. &agi pasien dengan kecelakaan lalu lintas yang
fatal menjadi masalah karena harus rawat inap di rumahsakit dengan cacat permanen
yang dapat mengenai ribuan orang per tahunnya. &erdasarkan studi yang dilakukan, '" %
kematian oleh trauma maksilofasial paling banyak disebabkan kecelakaan lalu lintas.
<. Klasifikasi
Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma jaringan
keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah. Trauma jaringan lunak biasanya
disebabkan trauma benda tajam, akibat pecahan kaca pada kecelakaan lalulintas atau
pisau dan golok pada perkelahian.
#. Trauma jaringan lunak
=uka wajah adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena
trauma dari luar.
7
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 8/32
Trauma pada jaringan lunak wajah dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis luka dan
penyebab seperti ekskoriasi, luka sayat, luka robek, luka bacok,luka bakar dan luka
tembak . 2a juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ada atau tidaknya kehilangan
jaringan serta dikaitkan juga dengan estetik.
". Trauma jaringan keras wajah
Klasifikasi trauma pada jaringan keras wajah di lihat dari fraktur tulang yangterjadi
dan dalam hal ini tidak ada klasifikasi yang definitif. 7ecara umum dilihat
dariterminologinya yaitu tipe fraktur, perluasan tulang yang terlibat, konfigurasi
(garisfraktur* dan hubungan antara fragmen. &erdasarkan tipe fraktur, ia kemudian
dibagikepada empat yaitu fraktur sederhana, fraktur compound, fraktur comminuted
danfraktur patologis. +raktur sederhana, linear yang tertutup misalnya pada
kondilus,koronoideus, korpus dan mandibula yang tidak bergigi. +raktur ini juga
tidak mencapai bagian luar tulang atau rongga mulut. /reenstick termasuk dalam
fraktur ini yaitu keadaan retak tulang, terutama pada anak dan jarang terjadi.
+raktur compound adalah fraktur yang lebih luas dan terbuka atau berhubungan
dengan jaringan lunak dan lingkungan. &iasanya pada fraktur korpus mandibula yang
menyokong gigi, dan hampir selalu tipe fraktur compound meluas dari membran
periodontal ke rongga mulut, bahkan beberapa luka yang parah dapatmeluas dengan
sobekan pada kulit. +raktur comminuted adalah fraktur akibat benturan langsung
yang sangat keras seperti peluru yang mengakibatkan tulangmenjadi berkeping yang
kecil atau remuk. +raktur ini bisa terbatas atau meluas, jadisifatnya juga seperti
fraktur compound dengan kerusakan tulang dan jaringan lunak. +raktur patologis
disebabkan oleh keadaan tulang yang lemah oleh karena adanya penyakit$ penyakit
tulang, seperti osteomielitis, tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang
sistemis sehingga dapat menyebabkan fraktur spontan.
>ika berdasarkan perluasan tulang yang terlibat, fraktur ini dibagi menjadilengkap dan
tidak lengkap. +raktur ini disebut lengkap apabila fraktur mencakups eluruh tulang.
+raktur ini juga dibagi menjadi tidak lengkap, seperti pada greenstick. >ika
diklasifikasi berdasarkan konfigurasi garis fraktur dibagi menjadi tranversal, bias
8
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 9/32
horiontal atau vertikal, obli?ue (miring*, spiral (berputar* dan comminuted (remuk*.
>ika berdasarkan hubungan antar fragmen dibagi menjadi perpindahan tempat dan
tidak ada perpindahan tempat, bisa terjadi berupa angulasi @ bersudut
,distraksi,kontraksi, rotasi atau berputar dan impaksi atau mendesak.Pada mandibula,
berdasarkan lokasi anatomi fraktur dapat mengenai daerah dentoalveolar, prosesus
kondiloideus, prosesus koronoideus, angulus mandibula, ramusmandibula, korpus
mandibula, garis tengah mental dan lateral ke garis tengah dalamregio incisivus.
+raktur khusus pada maksila dapat dibedakan menjadi fraktur blow$out (fraktur
tulang dasar orbita*, fraktur =e +ort 2, =e +ort 22, dan =e +ort 222 dan fraktur
segmental mandibula.
Klasifikasi dari fraktur maksilofasial itu sendiri terdiri atas beberapa fraktur yakni A
#. +raktur kompleks nasal,
9
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 10/32
httpA@@www.srt$psc.com@cw#s.jpg
". +raktur kompleks igomatikus $ arkus igomatikus
. +raktur dento$alveolar,
10
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 11/32
). +raktur mandibula
11
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 12/32
. +raktur maksila yang terdiri atas fraktur le fort 2, 22, dan 222.
4. 0anifestasi klinis
Pada penderita trauma muka dapat timbul beberapa kelainan seperti kerusakan jaringan
lunak (edema, kontusio, ekskoriasi, laserasi dan avulsi*, emfisema subkutis, rasa nyeri,
terdapat deformitas yang dapat dilihat atau diperiksa dengan cara perabaan, epistaksis,
obstruksi hidung yang disebabkan timbulnya hematom pada septum nasi, fraktur septum
atau dislokasi septum, gangguan pada mata, misalnya gangguan penglihatan, diplopia,
ekimosis pada konjungtiva, abrasi kornea, gangguan saraf sensoris berupa anestesia atau
hipestesia dari ketiga cabang nervus cranialis kelima, gangguan saraf motorik, trismus,
12
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 13/32
maloklusi, kebocoran cairan cerebrospinalis, krepitasi tulang hidung, maksila dan
mandibula.
a. +raktur tulang hidung
Pada trauma muka paling sering terjadi fraktur hidung. 4iagnosis fraktur hidung dapat
dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan pemeriksaan hidung bagiandalam dilakukan
dengan rinoskopi anterior, biasanya ditandai oleh adanya pembengkakan mukosa hidung,
terdapatnya bekuan dan kemungkinan ada robekan pada mukosa septum, hematoma
septum, dislokasi atau deviasi septum. >ika hanya fraktur tulang hidung sederhana dapat
dilakukan reposisi fraktur tersebut dalam analgesia lokal. +raktur tulang hidung terbuka
menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung tersebut yang juga disertai laserasi
pada kulitatau mukoperiosteum rongga hidung. Kerusakan atau kelainan pada kulit dari
hidung diusahakan untuk diperbaiki atau direkonstruksi.
b. +raktur tulang igoma dan arkus igoma
Tulang igoma ini dibentuk oleh bagian yang berasal dari tulang temporal, tulang frontal,
tulang sfenoid dan tulang maksila. /ejala fraktur igoma antara lain adalah pipi menjadi
lebih rata, diplopia, edema periorbita, perdarahan subkonjungtiva, hipestesia atau
anestesia, emfisema subkutis dan epistaksis Karena terjadi pada antrum. +raktur arkus
igoma tidak sulit untuk dikenal sebab pada tempat ini timbul rasa nyeri pada waktu
bicara atau mengunyah. Kadang$kadang timbul trismus. /ejalaini timbul karena
terdapatnya perubahan letak dari arkus igoma terhadap prosesuskoronoid dan otot
temporal. +raktur arkus igoma yang tertekan atau terdepresi dapatdengan mudah dikenal
dengan palpasi.
c. +raktur tulang maksila
>ika terjadi fraktur maksila maka harus segera dilakukan tindakan untuk mendapatkan
fungsi normal dan efek kosmetik yang baik. Tujuan tindakan penanggulangan ini adalah
untuk memperoleh fungsi normal pada waktu menutup mulut atau oklusi gigi dan
memperoleh kontur muka yang baik. 3arus diperhatikan juga jalan napas serta profilaksis
13
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 14/32
kemungkinan terjadinya infeksi. ;dema faring dapatmenimbulkan gangguan pada jalan
napas sehingga mungkin dilakukan tindakantrakeostomi. Perdarahan hebat yang berasal
dari arteri maksilaris interna atau arteriethmoidalis anterior sering terdapat fraktur
maksila dan harus segera diatasi. >ika tidak berhasil dilakukan pengikatan arteri
maksilaris interna atau arteri karotis eksterna atau arteri etmoidalis anterior. >ika kondisi
pasien cukup baik sesudahtrauma tersebut, reduksi fraktur maksila biasanya tidak sulit
dikerjakan kecualikerusakan pada tulang sangat hebat atau terdapatnya infeksi. 5eduksi
fraktur maksilamengalami kesulitan jika pasien datang terlambat atau kerusakan sangat
hebat yangdisertai dengan fraktur servikal atau terdapatnya kelainan pada kepala yang
tidak terdeteksi. /aris fraktur yang timbul harus diperiksa dan dilakukan fiksasi.
+raktur maksila =e +ort 2
Pada fraktur =e +ort 2 (fraktur /uerin* meliputi fraktur horiontal bagian bawah antara
maksila dan palatum. /aris fraktur berjalan ke belakang melalui lamina pterigoid. +raktur
ini bisa unilateral atau bilateral. Kerusakan pada fraktur =e +ortakibat arah trauma dari
anteroposterior bawah dapat mengenai nasomaksila, bagian bawah lamina pterigoid,
anterolateral maksila, palatum durum, dasar hidung, septum,apertura piriformis. /erakan
tidak normal akibat fraktur ini dapat dirasakan dengan jari pada saat pemeriksaan palpasi.
/aris fraktur yang mengarah ke vertikal, yang biasanya terdapat pada garis tengah,
membagi muka menjadi dua bagian.
/ambar .# fraktur maksila =e +ort 2
+raktur maksila =e +ort 22
14
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 15/32
Pada fraktur maksila =e +ort 22 (fraktur piramid* berjalan melalui tulanghidung dan
diteruskan ke tulang lakrimalis, dasar orbita, pinggir infraorbita danmenyebrang ke
bagian atas dari sinus maksila juga ke arah lamina pterigoid sampaike fossa
pterigopalatina. +raktur pada lamina kribriformis dan atap sel etmoid dapatmerusak
sistem lakrimalis.
/ambar ." fraktur maksila =e +ort 22
+raktur maksila =e +ort 222
Pada fraktur maksila =e +ort 222 (craniofacial dysjunction* garis fraktur berjalan melalui
sutura nasofrontal diteruskan sepanjang taut etmoid melalui fisuraorbitalis superior
melintang ke arah dinding lateral ke orbita, sutura igomatikofrontal dan sutura temporo$
igomatik. +raktur =e +ort 222 ini biasanya bersifat kominutif yang disebut kelainan
dishface. +raktur maksila =e +ort 222 ini sering menimbulkan komplikasi intrakranial
seperti timbulnya pengeluaran cairan otak melalui atap sel etmoid dan lamina
kribriformis.
15
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 16/32
/ambar . fraktur maksila =e +ort 222
d. +raktur tulang orbita
+raktur maksila sangat erat hubungannya dengan timbulnya fraktur orbitaterutama pada
penderita yang menaiki kendaraan bermotor. +raktur ini memberikangejala$gejala seperti
enoftalmus, eBoftalmus, diplopia, asimetri pada muka dangangguan saraf sensoris.
+raktur tulang mandibula+raktur tulang mandibula adalah kedua terbanyak dari fraktur
wajah. Penderitamengeluh maloklusi dan nyeri pada pergerakkan rahang. 7elain itu
terdapat jugagejala pembengkakan atau pun laserasi pada kulit yang meliputi mandibula,
anestesiadapat terjadi pada satu sisi bibir bawah, pada gusi atau pada gigi dimana nervus
alveolaris inferior menjadi rusak serta gangguan jalan napas disebabkan kerusakan hebat
pada mandibula seperti terjadinya perubahan posisi, trismus, hematoma danedema
jaringan lunak.
;. 4iagnosis
#* 9danya riwayat trauma pada muka, sebuah riwayat trauma yang lengkap dibutuhkan,
mulai dari kapan kejadian, penyebab trauma, bagaimana mekanisme kejadiannya,
pertolongan pertama yang sudah dilakukan dan jumlah perdarahan. 7ebuah riwayat
trauma yang lengkap akan berpengaruh terhadap jenis dan waktu perawatan terjadi
serta hasil akhirnya
"* Tampak deformitas muka, bisa berupa A$ &engkak asimetri, miring disertai lecet kulit sampai luka jaringan lunak
$ 3ematoma atau perdaraan di luka atau dari lubang hidung dan mulut sebagai jalan
keluar perdarahan dari sinus maBilla@fraktur.
* Pemeriksaan fisik 0aBillofacial
16
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 17/32
Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dan terfokus pada area
trauma,dengan tetap mewaspadai luka$luka atau trauma lain yang berhubungan. >ika
perludikonsultasikan ke spesialis lain seperti T3T, mata dan bedah saraf. Cilai lokasi,
panjang dan kedalaman dari robekan dari wajah. 5obekan, memar,terbakar
berdampak merusak struktur yang lebih dalam. &ila ada hal tersebut,lakukan
pemeriksaan teliti terhadap regio di sekitarnya. 7elalu diasumsikan terdapatfraktur di
bawah luka robekan atau memar sampai pemeriksaan klinis dan hasilradiologis
membuktikannya.
2nspeksi A
$ ;longasi fasial
4erajat tinggi fraktur =e+ort$ 9simetri
4eformitas dan injuri nercus cranial
Palpasi A
$ Tenderness
$ 7tep offs$ +acial stability
$ <repitus
$ 7ubacutraneous air $ <utaneous anesthesia
Periorbital and 8rbital ;Bam
o Perform early
$ Periorbital and 8rbital ;Bam
o =ihat eBophthalmos or enophthalmos
o Pupil shape
o 3yphema
o Disual acuity
o ;ntrapment signso 5accoon sign
$ &imanual Palpation Test
17
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 18/32
► Penetrating 2njuries
8ccult globe penetration
;yelid lacerations
► Cose
7eptal hematoma
<7+ 5hinorrhea
► ;ars
7ubperichondral hematoma
3emotympanum
&attle sign
► 8ral and 0andibular ;Bam
0andible deviation
Teeth malocclusion
18
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 19/32
Paresthesia
Tongue &lade Test
► -% 7ensitive
► 6% 7pecific
Pada pemeriksaan intraoral lakukan palpasi regio maksila dan mandibula,kemudian
waspadai ada tidaknya pecahan gigi atau kehilangan gigi. 5ahang dinilaidari
gerakannya ke lateral atau ke depan belakang. 5asa lunak yang terlokalisasi atau
pergerakan yang abnormal mengindikasikan adanya fraktur. 7ensasi di daerah wajah
dinilai.Pemeriksaan intranasal mengidentifikasi robekan, hematoma dan area
obstruksidari dalam hidung. 0engalirnya cairan jernih dari hidung menunjukan
rhinorrhea daricairan cerebrospinal dan penting untuk kemungkinan fraktur di fossa
anterior craniumdan dapat juga mengenai daerah cribiformis.
Pemeriksaan klinis untuk masing$masing fraktur, sebagai berikutA
a. +raktur Komplek Casal
Pemeriksaan klinis pada fraktur kompleks nasal dilakukan dalam dua
pemeriksaan yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral,
pemeriksaan dilakukan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat
adanya deformitas pada tulang hidung, laserasi, epistaksis, bentuk garis hidung
yang tidak normal. 7edangkan secara palpasi dapat terlihat adanya luka robek
pada daerah frontal hidung, edema, hematom, dan tulang hidung yang bergerak
dan remuk. Pada pemeriksaan intra oral, pemeriksaan dilakukan secara visualisasi
dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya deformitas yang berlanjut,
deviasi pada tulang hidung, ekhimosis dan laserasi. 7edangkan secara palpasi
terdapat bunyi yang khas pada tulang hidung.
7elanjutnya pemeriksaan fraktur nasal kompleks dilakukan dengan foto rontgen
dengan proyeksi Eater, <T 7can, 3elical <T dan pemeriksaan foto roentgen
dengan proyeksi dari atas hidung.
b. +raktur Komplek igoma19
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 20/32
Pemeriksaan klinis pada fraktur kompleks igoma dilakukan dalam dua
pemeriksaan yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral,
pemeriksaan dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat
terlihat adanya kehitaman pada sekeliling mata, mata juling, ekhimosis, proptosis,
pembengkakan kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva, asimetris pupil,
hilangnya tonjolan prominen pada daerah igomatikus. 7edangkan secara palpasi
terdapat edema dan kelunakan pada tulang pipi. Pada pemeriksaan intra oral,
pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat
terlihat adanya ekimosis pada sulkus bukal atas di daerah penyangga igomatik,
kemungkinan penyumbatan oklusi didaerah molar pada sisi yang terkena injuri.
7edangkan secara palpasi terdapat kelunakan pada sulkus bukal atas di daerah
penyangga igomatik, anestesia gusi atas.
Pemeriksaan fraktur komplek igomatikus dilakukan dengan foto rontgen
submentoverteks, proyeksi waters dan <T scan.
c. +raktur 4entoalveolar
Pemeriksaan klinis pada fraktur dentoalveolar dilakukan dalam dua pemeriksaan
yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan
dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya
laserasi, edema dan ekimosisi pada daerah bibir. 7edangkan secara palpasi
terdapat pecahan gigi pada jaringan bibir. Pada pemeriksaan intra oral,
pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat
terlihat adanya laserasi pada permukaan lidah dan sulkus labial, avulsi dan
subluksasi. 7edangkan secara palpasi terdapat deformitas tulang, krepitus.
Pemeriksaan fraktur dentoalveolar dilakukan dengan radiograf intra$oral dan
panoramik.
d. +raktur 0aksila
+raktur maksila terbagi atas fraktur =e +ort 2, =e +ort 22 dan =e +ort 222, dimana
pemeriksaan klinis pada masing$masing fraktur =e +ort tersebut berbeda.
20
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 21/32
Le Fort I
Pemeriksaan klinis pada fraktur =e +ort 2 dilakukan dalam dua pemeriksaan yakni
secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan
dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya
edema pada bibir atas dan ekimosis. 7edangkan secara palpasi terdapat
bergeraknya lengkung rahang atas. Pada pemeriksaan intra oral, pemeriksaan
dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat adanya
open bite anterior. 7edangkan secara palpasi terdapat rasa nyeri.
7elanjutnya pemeriksaan fraktur =e +ort 2 dilakukan dengan foto rontgen dengan
proyeksi wajah anterolateral.
Le Fort II
Pemeriksaan klinis pada fraktur =e +ort 22 dilakukan dalam dua pemeriksaan
yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan
dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi dapat terlihat pupil
cenderung sama tinggi, ekimosis, dan edema periorbital. 7edangkan secara
palpasi terdapat tulang hidung bergerak bersama dengan wajah tengah, mati rasa
pada daerah kulit yang dipersarafi oleh nervus infraorbitalis. Pada pemeriksaan
intra oral, pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi
dapat terlihat adanya gangguan oklusi tetapi tidak separah jika dibandingkan
dengan fraktur =e +ort 2. 7edangkan secara palpasi terdapat bergeraknya lengkung
rahang atas.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan dengan pemeriksaan dengan foto rontgen
proyeksi wajah anterolateral, foto wajah polos dan <T scan.
Le Fort III
Pemeriksaan klinis pada fraktur =e +ort 222 dilakukan secara ekstra oral. Pada
pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan dilakukan dengan visualisasi. 7ecara
visualisasi dapat terlihat pembengkakan pada daerah kelopak mata, ekimosis
21
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 22/32
periorbital bilateral. 1saha untuk melakukan tes mobilitas pada maksila akan
mengakibatkan pergeseran seluruh bagian atas wajah.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan dengan pemeriksaan dengan foto rontgen
proyeksi wajah anterolateral, foto wajah polos dan <T scan.
e. +raktur 0andibula
Pemeriksaan klinis pada fraktur mandibula dilakukan dalam dua pemeriksaan
yakni secara ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan
dilakukan dengan visualisasi dan palpasi. 7ecara visualisasi terlihat adanya
hematoma, pembengkakan pada bagian yang mengalami fraktur, perdarahan pada
rongga mulut. 7edangkan secara palpasi terdapat step deformity. Pada
pemeriksaan intra oral, pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi.
7ecara visualisasi terlihat adanya gigi yang satu sama lain, gangguan oklusi yang
ringan hingga berat, terputusnya kontinuitas dataran oklusal pada bagian yang
mengalami fraktur. 7edangkan secara palpasi terdapat nyeri tekan, rasa tidak enak
pada garis fraktur serta pergeseran.
Pada fraktur mandibula dilakukan pemeriksaan foto roentgen proyeksi oklusal
dan periapikal, panoramik tomografi ( panoreB * dan helical <T.
)* 5adiologis A
$ +oto 9PA Ealaupun garis patah kadang tidak jelas, dengan membandingkan sisi
kontralateral, bias ditemui diskontinuitas tulang secara radiologis. Perhatikan
pengisian sinus oleh darah yang menyebabkan pengaburan gambar sinus.
$ <T 7can bisa melihat garis patah yang tidak nampak dalam foto radiologis biasa.
<T 7can $dimensi akan menggambarkan bentk tulang muka keseluruhan fan
lubang tulang yang patah atau melesak dapat dikenali dengan lebih jelas,
dikerjakan atas indikasi khusus. <T scan pada potongan aBial maupun coronal
merupakan gold standard pada pasien dengankecurigaan fraktur igoma, untuk
mendapatkan pola fraktur, derajat pergeseran, dan evaluasi jaringan lunak orbital.
22
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 23/32
7ecara spesifik <T scan dapat memperlihatkan keadaan dari midfasial, seperti
nasomaBillary, ygomaticomaBillary, infraorbital, ygomaticofrontal,
ygomaticosphenoid, dan ygomaticotemporal.
$ Penilaian radiologis dari foto polos dapat menggunakan foto waters, caldwel,
submentovertek dan lateral. 4ari foto waters dapat dilihat pergeseran pada tepi
orbita inferior, maksila, dan igoma. +oto caldwel dapat menunjukkan region
frontoigomatikus danarkus igomatikus. +oto submentovertek menunjukkan
arkus igomatikus.
BAB IV
LAPORAN KASUS
3.1 Identit! P!ien
Cama A 0aruki
>enis Kelamin A =aki$laki1mur A 6 Tahun
9lamat A 4esa 0oncrang, 9ceh 1tara
9gama A 2slam Co <0 A #$!'$$)-
Tanggal 0asuk A " 4esember "!#
Tanggal Pemeriksaan A >anuari "!#
3." An#ne!i!
23
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 24/32
Ke$%&n Ut# A Cyeri di wajah
Ri'(t Pen()it Se)rn* A
Pasien merupakan rujukan dari 9ceh 1tara datang ke 2/4 57149 dengan keluhan nyeri
di bagian wajahnya. Keluhan ini telah dirasakan oleh pasien sejak hari sebelum masuk 5umah
7akit. Cyeri mulai dirasakan sesat setelah pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien
mengendarai sepeda motor dan menabrak sepeda motor dari arah yang berlawanan. 5iwayat
penurunan kesadaran setelah kecelakan tidak ada, pasien juga tidak mengeluhkan mual dan
muntah sesaat setelah kecelakaan. 7etelah kecelakaan pasien langsung dibawa ke 57 terdekat
dan setelah beberapa hari dirawat disana pasien dirujuk ke 57149. Tanggal 6 januari "!#6
pasien direncanakan untuk dilakukan 8perasi 5eposisi +iksasi.
Ri'(t Pen()it D&%$%
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini.
Ri'(t Pen()it Ke$%r*
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
Ri'(t Pen**%nn O+t
Pasien sudah pernah di rawat di 571 9ceh 1tara sebelum dibawa ke 57149 dan
mendapatkan pengobatan disana namun pasien tidak tahu obat apapa saja yang diberikan ketika
dirawat disana.
3.3 Pe#eri)!n Fi!i)
Stt%! ,ener$i!
24
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 25/32
Keadaan 1mum A &aik
Kesadaran A <ompos mentis
Tekanan darah A #"!@'! mm3g
+rekuensi Cadi A ! kali@menit
+rekuensi Pernapasan A "" kali@menit
Temperatur A 6,F<
Stt%! Intern%!
a. Kulit
Earna A 7awo matang
Turgor A &aik
7ianosis A Tidak ada
2kterus A Tidak ada
8edema A Tidak ada
9nemia A Tidak ada
b. Kepala
5ambut A 4istribusi merata
Eajah A 7imetris, edema ($@$*, deformitas (G@G*
0ata A Konjungtiva pucat ($@$*, sklera ikterik ($@$*, perdarahan pada 7kelra
($@G*
5efleks cahaya langsung (G@G*,
5efleks cahaya tidak langsung (G@G*,
Pupil isokor mm @ mm, diplopia ($*
Telinga A Cormotia, serumen ($@$*
3idung A Capas cuping hidung ($*, sekret ($@$*
0ulut A &ibir pucat ($*, mukosa basah (G*, sianosis ($*
=idah A Tremor ($*, hiperemis ($*
25
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 26/32
c. =eher
2nspeksi A 7imetris
Palpasi A Pembesaran kelenjar getah bening ($*
d. Thoraks
2nspeksi A /erakan dinding dada simetris baik statios maupun dinamis
Palpasi
7tem +remitus Paru Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal
=apangan Paru Tengah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal=apangan Paru &awah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal
PerkusiParu Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas 7onor 7onor
=apangan Paru Tengah 7onor 7onor =apangan Paru &awah 7onor 7onor
9uskultasi
7uara Cafas Pokok Paru Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas Desikuler Desikuler =apangan Paru Tengah Desikuler Desikuler
=apangan Paru &awah Desikuler Desikuler
7uara Cafas Tambahan Paru Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas5honki ($*,
Wheezing ($*
5honki ($*,
Wheezing ($*
=apangan Paru Tengah5honki ($*,
Wheezing ($*
5honki ($*,
Wheezing ($*
=apangan Paru &awah5honki ($*,
Wheezing ($*
5honki ($*,
Wheezing ($*
Thoraks Posterior
2nspeksi A /erakan dinding dada simetris baik statis maupun dinamis
Palpasi
26
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 27/32
7tem +remitus Paru Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal
=apangan Paru Tengah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal
=apangan Paru &awah 7tem +remitus Cormal 7tem +remitus Cormal
Perkusi
Paru Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas 7onor 7onor =apangan Paru Tengah 7onor 7onor
=apangan Paru &awah 7onor 7onor
9uskultasi
7uara Cafas Pokok Paru Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas Desikuler Desikuler =apangan Paru Tengah Desikuler Desikuler
=apangan Paru &awah Desikuler Desikuler
7uara Cafas Tambahan Paru Kanan Paru Kiri
=apangan Paru 9tas5honki ($*,
Wheezing ($*
5honki ($*,
Wheezing ($*
=apangan Paru Tengah5honki ($*,
Wheezing ($*
5honki ($*,
Wheezing ($*
=apangan Paru&awah 5honki ($*,
Wheezing ($*
5honki ($*,
Wheezing ($*
>antung
2nspeksi A Tidak dijumpai adanya kelainan
Palpasi A 2ctus cordis teraba di 2<7 D linea midklavikularis sinistra " jari ke lateral
Perkusi
9tas A 2<7 222 sinistra
Kiri A =inea midklavikularis sinistra " jari ke lateral
Kanan A =inea parasternal deBtra # jari ke arah lateral
9uskultasi A &> 2 H &> 22, bunyi tunggal, regular, murmur ($*, gallop ($*
e. 9ksila A Pembesaran K/& ($*
27
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 28/32
f. 9bdomen
2nspeksi A 7imetris, distensi ($*, tumor ($*, vena collateral ($*
Palpasi A Cyeri tekan ($*, defans muscular ($*
3epar A Tidak teraba
=ien A Tidak teraba
/injal A &allotement ($@$*, Cyeri ketok costovertebrae ($@$*
Perkusi A Timpani, shifting dullness ($*
9uskultasi A Peristaltik usus normal
f. /enitalia A Tidak dilakukan pemeriksaan
g. 9nus A Tidak dilakukan pemeriksaan
h. 7tatus lokalis
5egio +acalis
=ookA 4eformitas (G*, 7welling (G*, Derban ($*, luka ($*, tampak perdarahan pada 7klera ($@G*
+eelA nyeri (G*
28
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 29/32
3.- Pe#eri)!n Pen%nn*
=aboratorium
Jeni! Pe#eri)!n "3/1"/10 "/1/12
3emoglobin ##.) #","
3ematokrit "6 ;ritrosit .! .
=eukosit 6,- 6,!
Trombosit "- ""!
Eaktu Perdarahan $
Eaktu Pembekuan - $
Catrium #)! $
Kalium ),) $
Klorida #!) $
/47 #!- $
1reum # $
Kreatinin !,6 $
3.0. Di*no! K$ini!
+raktur 0aBillo +acialis
3.2 Tt$)!n
29
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 30/32
#. 2D+4 Ca<l "! gtt@menit
". 2nj. <efriaBone # gr@#" jam
. 2nj. 5anitidin # amp@#" jam
). 2nj. Ketorolac % # amp@#"jam
3. Pro*no!i!
Iuo ad vitam A 4ubia ad bonam
Iuo ad functionam A 4ubia ad malam
Iuo ad sanactionam A 4ubia ad malam
3.4 Re!%#e
Pasien laki$laki, usia 6 tahun merupakan rujukan dari aceh utara datang ke 2/4
57149 dengan keluhan nyeri di bagian wajahnya. Keluhan ini telah dirasakan oleh pasien
sejak hari sebelum masuk 5umah 7akit. Cyeri mulai dirasakan sesat setelah pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pasien mengendarai sepeda motor dan menabrak sepeda motor dari arah
yang berlawanan. 5iwayat penurunan kesadaran setelah kecelakan tidak ada, pasien juga tidak
mengeluhkan mual dan muntah sesaat setelah kecelakaan. 7etelah kecelakaan pasien langsung
dibawa ke 57 terdekat dan setelah beberapa hari dirawat disana pasien dirujuk ke 57149.
Tanggal 6 januari "!#6 pasien direncanakan untuk dilakukan operasi reposisi fiksasi.
4ari pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. 7tatus lokalis di regio facialis tampak
wajah yang asimetris dan deformitas (G*, swelling (G* dan tampak perdarahan pada slkera mata
kiri.
30
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 31/32
DAFTAR PUSTAKA
9nthony /. 3illier, 4.8. "!!. 0aBillofacial Trauma. 7t. >ohn Eest 7hore ;mergency 0edicine
5esident
&ailey >7, /oldwasser 07. 0anagement of ygomatic <ompleB +ractures.4alam A 0iloro 0 et
al. "!!). PetersonJs principles of 8ral and 0aBillofacial7urgery "nd. 3amilton, =ondon A &<
4ecker 2nc.
&eaty C&, =e TT. 0andibular thickness measurements in young dentateadults. 9rch 8tolaryngol
3ead Ceck 7urg. 7ep "!!-#(-*A-"!$.
&erkovit &K, 0oBham &>. #-. 9 TeBtbook of 3ead L Ceck 9natomy.#st ed. 0osby$:ear
&ook
&ron 9>, Tripathi 5<, Tripathi &>. EolffMs. #--'. 9natomy of the ;ye and 8rbit. thed.
PhiladelphiaA =ippincott Eilliams L Eilkins
4utton >>. #--). 9tlas of <linical and 7urgical 8rbital 9natomy. PhiladelphiaA E&7aunders <o.
/entur 7udjatmiko. "!!'. Petunjuk praktis ilmu bedah plastic rekonstruksi. :ayasan Khasanah
kebajikan
=ang >. #--. <linical 9natomy of the Cose, Casal <avity, and Paranasal7inuses. C:A Thieme
0edical Publishers
31
7/25/2019 Lapkas Bedah ERISA RIDHO
http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-bedah-erisa-ridho 32/32
0iller P>, 7mith 7, 7hah 9. The subygomatic fossaA a practical landmark inidentifying the
ygomaticus major muscle. 9rchives of +acial Plastic7urgery. >ul$9ug "!!'-()*A"'#$).
Cetter +3. #--. 9tlas of 3uman 9natomy. C:A Covartis 0edical ;ducation
Prabhu =D, 5anade 9D, 5ai 5, Pai 00, Kumar 9, 7inha P. The nasalseptumA an osteometric
study of #6 cadaver specimens. ;ar Cose Throat > . 9ug "!!-(*A#!"$6.
Prasetiyono 9. Penanganan fraktur arkus dan kompleks igomatikus. 2ndonesian journal of oral
and maBillofacial surgeons. +eb "!! no #tahun 2N hal )#$!.
5ohen >E, :okochi <. #-. <olor 9tlas of 9natomy. PhiladelphiaA =ippincott Eilliams L
Eilkins.
Tucker 05, 8chs 0E. "!!. 0anagement of facial fractures. 4alam A Petersonlj et al.
contemporary oral and maBillofacial surgery. 7t louisA mosbyco.