Lapak Solid Granulasi Basah

26
BATCH RECORD PREFORMULASI DAN FORMULASI LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN PADAT FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN Jl. Raya Bandung–Sumedang KM. 21 NAMA PRODUK : Paramol No. Bets : P 15 01 003 Tgl. Pelaksanaan : 31-03- 2015 dan 14-04- 2015 Kedaluarsa sampai : April 2020 Kelompok : 4 1. Myra Vania W 2. Inna Muthmainnah 3. Annisa Eka Fitrianti 4. Panji Dwipa Rendra 5. Desi Rohadatul Aisy 6. Hanifa Nuraini 7. Gabriella Rosalina 260110120150 260110120151 260110120152 260110120153 260110120155 260110120156 260110120157 Hari : Selasa Tanggal : 31-03-2015 & 14-04-2015 Waktu : 13.00-16.00 . Ruang Kerja : Ruang Produksi 4

description

laporan praktikum

Transcript of Lapak Solid Granulasi Basah

Page 1: Lapak Solid Granulasi Basah

BATCH RECORD PREFORMULASI DAN FORMULASI

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN PADATFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARANJl. Raya Bandung–Sumedang KM. 21

NAMA PRODUK :

Paramol

No. Bets : P 15 01 003

Tgl. Pelaksanaan : 31-03-2015 dan

14-04-2015

Kedaluarsa sampai : April 2020

Kelompok : 4

1. Myra Vania W 2. Inna Muthmainnah 3. Annisa Eka Fitrianti4. Panji Dwipa Rendra5. Desi Rohadatul Aisy6. Hanifa Nuraini7. Gabriella Rosalina

260110120150260110120151260110120152260110120153260110120155260110120156260110120157

Hari : Selasa

Tanggal : 31-03-2015 & 14-04-2015

Waktu : 13.00-16.00 .

Ruang Kerja :

Ruang Produksi 4

Serbuk Tablet

Jumlah Batch Teoritis 650 g 500 butirJumlah Batch Nyata 128,85 g 100 butir

Recoveries %

Nama Produk : Paramol Diperiksa Oleh :

Page 2: Lapak Solid Granulasi Basah

No. Batch : P 15 01 003 Disahkan Oleh :

DAFTAR PERIKSA PERSIAPAN KERJAYang Diperiksa Pengamatan Yang Diperiksa Pengamatan1. Dokumen Lengkap ? Y 4. Mesin Laik Pakai ? Y 2. Kondisi Ruangan Bersih ? Y

5. Identitas Bahan - Jumlah ? - Penanda ?

Y

3. Tidak Bercampur dengan Produksi Lain ?

Y6. Wadah Penampung Bersih ? Y

CATATAN PENIMBANGAN

No. Nama Bahan Baku

KodeJumlah per

tablet

Jumlah yang Diperlukan

untuk 1 BatchParaf Cek

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Parasetamol

Amylum

Pasta Na CMC

Na Starch Glycolat

Talkum

Mg Stearat

500 mg

60 mg

q.s

39 mg

13 mg

6,5 mg

250 g

30 g

q.s

19,5 g

6,5 g

3,25 g

Semua bahan-bahan tersebut dinyatakan baik untuk dipakai :

( ..................................... )

Lampiran Bets disahkan oleh :

( ...................................... )

Hasil Granulasi = .................. % Hasil Pengempaan = ................... %

Nama Produk : Paramol Diperiksa Oleh :

Page 3: Lapak Solid Granulasi Basah

No. Batch : P 15 01 003 Disahkan Oleh :

DAFTAR PERIKSA PERSIAPAN KERJAYang Diperiksa Pengamatan Yang Diperiksa Pengamatan1. Dokumen Lengkap ? Y 4. Mesin Laik Pakai ? Y2. Kondisi Ruangan Bersih ? Y

5. Identitas Bahan - Jumlah ? - Penanda ?

Y

3. Tidak Bercampur dengan Produksi Lain ?

Y6. Wadah Penampung Bersih ? Y

CATATAN PENGOLAHANTanggal Kerja

UraianData

ParafTeoritis Nyata

31-03-15 1. Kondisi ruangan- Bersih di cek oleh Hanifa, Myra- Suhu- Kelembaban relatif

2. Alat- Ayakan mesh 40

Bersih di cek oleh Gabriella- Baskom ukuran diameter 25 cm

Bersih di cek oleh Desi- Beaker glass ukuran 100 mL

Bersih di cek oleh Panji- Tray oven

Bersih di cek oleh Annisa- Oven Pengering

Bersih di cek oleh Inna3. Proses

Ayak dan timbang bahan : Parasetamol, amylum- Timbang gelas piala dan batang

pengaduk kosong.- Suspensikan 15 g amylum

hingga 100 mL air menggunakan beaker glass ukuran 100 mL

- Panaskan beaker glass tersebut diatas pemanas, aduk hingga terbentuk mucilago yang bening.

- Timbang kembali keseluruhan isi beaker glass yang berisi pasta Na CMC.

20-29ºC40-75%

500 g

Page 4: Lapak Solid Granulasi Basah

Awal : Akhir :

Mucilago : Sisa : Mucilago yang dipakai : Total mucilago : Na CMC yang digunakan :

299,0 g389,54 g90, 54 g

113,89 g108,76 g

299,0 g391,7 g 92,7 g69,35 g 23,35 g

CATATAN PENGOLAHANTanggal Kerja

UraianData

ParafTeoritis Nyata

31-03-15 4. Proses- Aduk homogen parasetamol dan

amylum yang telah diayak dalam baskom ukuran diameter 25 cm

- Masukkan perlahan-lahan pasta Na CMC 15% yang telah dibuat pada campuran dalam baskom.

Parasetamol : Amylum : Pasta CMC 15% :- Aduk dengan cara meremas

keseluruhan campuran hingga terbentuk massa yang dapat dikepal.

- Lewatkan massa yang dapat dikepal pada mesh 8 , tampung pada tray oven yang telah dilapisi kertas roti.

- Ratakan granul basah dalam tray oven, keringkan dalam oven suhu 60 – 70oC sampai kadar air < 2 %.

Awal : 132,6 gAkhir : 109,8 g

250 g30 g108,76 g

granul = 109,8 g

Perhitungan Pemakaian Larutan Pengikat :Teoritis Nyata Berat awal : 299,0 g Berat awal : 299,0 g Total mucilago:Berat akhir : 389,54 g Berat akhir : 391,7 g 90,54 + 23,35 = 113,89 gBerat mucilago: 90,54 g Berat mucilago : 92,7 g Sisa : 69,35 g Na CMC yg digunakan: Mucilago yg dipakai: 412,89/113,89 x 30 g = 108,76 g 92,7 – 69,35 = 23,35

Page 5: Lapak Solid Granulasi Basah

Nama Produk : Paramol Diperiksa Oleh :

No. Batch : P 15 01 003 Disahkan Oleh :

DAFTAR PERIKSA PERSIAPAN KERJAYang Diperiksa Pengamatan Yang Diperiksa Pengamatan1. Dokumen Lengkap ? Y 4. Mesin Laik Pakai ? Y2. Kondisi Ruangan Bersih ? Y

5. Identitas Bahan - Jumlah ? - Penanda ?

Y

3. Tidak Bercampur dengan Produksi Lain ?

Y6. Wadah Penampung Bersih ? Y

CATATAN PENGOLAHANTanggal Kerja

UraianData

ParafTeoritis Nyata

14-04-15 1. Kondisi ruangan- Bersih di cek oleh Inna, Annisa- Suhu- Kelembaban relatif

2. Alat- Ayakan mesh

Bersih di cek oleh Panji- Baskom ukuran diameter 25 cm

Bersih di cek oleh Hanifa- Plastik ukuran besar

Bersih di cek oleh Gabriella- Mesin Cetak

Bersih di cek oleh Desi, Myra3. Proses

Timbang granul kering - Timbang kembali bahan yang

telah dicampur homogen.- Tambahkan fasa luar dan diayak

Na Starch Glycolat : Talkum : Mg Stearat :

- Cek kembali massa dan tingkat kekerasan tablet

- Atur alat sampai didapat massa dan kekerasan tablet yang cocok

- Cetak dengan mesin cetak dengan punch diameter 13

- Tablet dimasukkan ke dalam satu wadah plastik

20-29ºC40-75%

117,8 g

25,63 g8,54 g4,27 g

118,0 g

7,24 g2,41 g1,2 g

Page 6: Lapak Solid Granulasi Basah

HASIL PENGUJIAN Nama Produk : Paramol Diperiksa Oleh :

No. Batch : P 15 01 003 Disahkan Oleh :

EVALUASI PRODUK RUAHAN (MASSA CETAK)

Kadar Kelembaban Cara :- Timbang

granul - Dimasukkan

kedalam alat LOD

- Alat dinyalakan kemudian waktu diatur selama 10 menit

- Timbang kembali granul tersebut

- Catat berat granul akhir

TimbangAwal

TimbangAkhir

Uji Daya AlirCara : - Timbang 25 gram- Masukkan dalam powder flow tester- Hitung waktu alir- Ukur tinggi dan diameter serbuk

Daya Alir

BeratWaktu Alir

= 25

2 ,53= 9,88 gr/s

Diameter

8,496 g 8,067 g 9,04 cm

Kadar Kelembaban :

% LOD = berat akhir−berat awal

berat akhirx 100 %

= 8 ,496−8 , 067

8 , 496x 100 %

= 5,04%

Tinggi : 1,9 cm

Waktu Alir :

02”53”’

Sudut Istirahat:tan Ɵ = tinggi serbuk

r serbuk =

1 , 9 cm4 ,52 cm

= 0,42

Ɵ = 22,8ᴼ

Uji Berat Sampel : 25 gram App. Density :

Page 7: Lapak Solid Granulasi Basah

Kompresibi-litas Cara :- Timbang zat sebanyak 25 gram- Masukkan dalam gelas ukur- Letakkan pada schieve tester- Catat volume awal- Nyalakan alat sampai volume konstan- Matikan alat- Catat volume akhir

berat granulvolume awal

= 2549

= 0,510 g/ml

Volume Awal :

49 mL

Volume Akhir :

40 mL

Tap. Density :

berat granulvolume akhir

= 2540

= 0,625 g/ml

Compresibility :

Tapdensity−App densityTap density

x 100 %

Carr’s Index :

0 ,625−0 , 5100 ,625

x 100 % = 18 , 4 %

NoParameter

UjiSyarat Hasil

Tanggal/Waktu/Paraf

1. Ujikekerasan Prinsip pengukurannya adalah

memberikan tekanan pada tablet

sampai tablet retak atau pecah,

kekuatan minimum untuk tablet

adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang

digunakan pada uji kekerasan

adalah hardness tester. (Ansel,

1989:255).

Pada umumnya tablet dikatakan

baik, apabila mempunyai kekerasan

antara 4-8 kg (Parrott, 1970).

Kekerasan tablet kurang dari 4 kg

masih dapat diterima asalkan

1) 115 N2) 115 N3) 87,5 N4) 120 N5) 112,5 N6) 142,5 N7) 122,5 N8) 127,5 N9) 85 N10) 92,5 NRata-Rata : 112 N

Page 8: Lapak Solid Granulasi Basah

kerapuhannya tidak melebihi batas

yang ditetapkan. Tetapi biasanya

tablet yang tidak kerasakan

mengalami kerapuhan pada saat

pengemasan dan transportasi.

Kekerasan tablet yang lebih dari 10

kg masih dapat diterima, asalkan

masih memenuhi persyaratan waktu

hancur/desintegrasi dan disolusi

yang dipersyaratkan (Rhoihana,

2008).

2Uji

keseragamanbobot

Bobot rata-

rata (mg)

DeviasiMaksimum

(%)

2 tablet 1 tablet

25 15 30

26 - 150 10 20

151 - 300 7,5 15

> 300 5 10

(Depkes RI, 1995)

1) 664,52) 703,63) 673,84) 687,05) 699,26) 726,07) 645,68) 741,29) 744,510) 744,311) 732,2 12) 681,313) 719,214) 733,015) 721,816) 738,717) 740,218) 742,319) 732,720) 735,1Rata-Rata : 735,1 mg

3. Uji friabilitas

(kerapuhan)

Tablet dikatakan baik apabila

kerapuhannya tidak lebih dari 0,8%

(Lachman, dkk, 1994). Uji

keregasan berhubungan dengan

Massa awal :

6,00 gram

Massa akhir :

6,00 gram

Page 9: Lapak Solid Granulasi Basah

kehilangan bobot akibat abrasi

(pengikisan) yang terjadi pada

permukaan tablet.

6,00−6,006,00

x100 %

= 0%

4.Uji waktu

hancur

Waktu yang diperbolehkan untuk

menghancurkan tablet tidak

bersalutsalut enteric adalah tidak

lebih dari 15 menit (Depkes RI,

1979).

Lebih dari 15

menit

5. Ujikeseragam

an ukuran

20 Tablet diukur diameter dan

tebalnya dengan menggunakan

jangka sorong (USP, 2008)

Diameter

1) 6,042) 6.033) 6,054) 6,055) 6,046) 6,047) 6,048) 6,059) 6,0510) 6,0511) 6,0512) 6,0413) 6,0414) 6,0215) 6,0416) 6,0417) 6,0418) 6,0419) 6,0420) 6,04Rata-Rata : 6,041

mm

Tebal

1) 2,862) 2,933) 2,894) 2,995) 2,936) 2,877) 2,828) 3,11

Page 10: Lapak Solid Granulasi Basah

9) 3,0610) 3,0711) 3,09 12) 2,9013) 3,0414) 3,0515) 3,0716) 3,0017) 2,9718) 3,0819) 3,0120) 3,08Rata-Rata : 2,991

mm

Pelaksana: Myra, Inna, Annisa, Panji, Desi, Hanifa,

Gabriella

Tanggal/TandaTangan

Mengetahui: Tanggal/TandaTangan

Page 11: Lapak Solid Granulasi Basah

PENGEMASANContoh Bahan Kemas

Contoh label/etiket

Tanggal : 14 April 2015 Paraf : ...........................

Contoh brosur

Tanggal : 14 April 2015 Paraf : ...........................

Page 12: Lapak Solid Granulasi Basah

Contoh inner box

Tanggal : 14 April 2015 Paraf : ...........................

PEMBAHASANMenurut Farmakope IV (1995), tablet adalah sediaan padat yangmengandung bahan obat dengan atau tanpa

bahan pengisi.Pada praktikum kali ini akan dibuat sediaan tablet dengan menggunakan bahan aktif yaitu parasetamol atau asetominofen. Paracetamol adalah derivat p – aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan hingga sedang.Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik.Pada penggunaan peroral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna.Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30-60 menit setelah pemberian.Paracetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Adapun struktur kimia dari senyawa ini adalah :

Page 13: Lapak Solid Granulasi Basah

Menurut buku Obat-Obat Penting, dosis dari parasetamol untuk nyeri dan demam adalah 0,5-1 g secara per oral, maks 4g/hari. Sedangkan pada penggunaan kronis maks. 2,5 g/hari. Dalam formulasi kali ini, tujuan pembuatan tablet parasetamol ini adalah sebagai analgesik dan antipiretik sehingga dosis yang digunakan adalah 500 mg. Parasetamol memiliki sifat kompresibilitas dan fluiditas yang kurang baik, sehingga menimbulkan kesulitan sewaktu pengempaan. Untuk obat dengan sifat kompatibilitas yang kurang baik dalam dosis besar, sebaiknya digunakan metode granulasi basah karena dengan metode granulasi basah tidak dibutuhkan banyak bahan tambahan yang menyebabkan bobotnya menjadi terlalu besar, selain itu, sifat parasetamol yang tahan terhadap panas dan kelembaban juga menjadi alasan pemilihan metode ini. Dalam pembuatan tablet, selain bahan aktif parasetamol,ditambahkan pula bahan-bahan eksipien. Pada metode granulasi basah, tiap bahantambahan dibagi kedalam 2 fase yaitu fase dalam dan fase luar. Fase dalam terdiridari zat aktif, pengikat, pengisi, dan penghancur. Fase luar terdiri dari pelicin, dan glidan. Fase dalam adalah campuran yang kemudian akandibuat menjadi massa granul, sedangkan fase luar adalah bahan yang membantualiran granul fase dalam yang telah dibuat.

Pada formulasi ini, digunakan amylum sebagai bahan pengisi atau filler. Bahan pengisi dibutuhkan untuk

membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa), memperbaiki

kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat

dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori: material organik (karbohidrat dan modifikasi

karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi

yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang

diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan

ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

Kemudian sebagai pengikat digunakan pasta cmc 15%. Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam

formulasi tablet untuk meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan) dalampembentukan

granul yang pada pengempaan membentuk masa kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di

dalam granul dapat mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan. Pengikat ditambahkan dalam bentuk pasta (yang

mengandung cairan) agar terbentuk massa lembab yang dapat digranulasi.Cairan yang ditambahkan memiliki

peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikat annya akan

meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya

tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah

ditambahkan, pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah

bekerja. Mg Stearat digunakan sebagai lubrikan dengan kadar sebesar 0,25 – 5%, pada formulasi ini Mg Stearat

yang digunakan sebesar 8,51 mg atau sekitar 1% dari berat seluruh tablet. Lubrikan digunakan sebagai pelincir yaitu mengurangi gesekan atau friksi antar partikel dan antara partikel dari tablet dengan die sehigga tidak ada bagian die tablet yang menempel di die pada proses pencetakkan. Pemakaian lubrikan dan waktu pencampurannya yang tidak tepat dapat menurunkan efektivitas disintegran. Lubrikan hidrofobik seperti magnesium stearat akan membentuk film hidrofobik yang tipis di sekeliling eksipien tablet sehingga mencegah penetrasi air melewati pori tablet dan menunda disintegrasi tablet, dan biasanya hal ini dapat berpengaruh pada kecepatan disolusi zat aktifnya. Karena itu pemakaian lubrikan harus dalam jumlah yang tepat dan waktu pencampurannya dengan seluruh eksipien (serta zat aktif) harus dalam waktu yang tepat pula agar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap waktu hancur dan disolusi zat aktifnya. Magnesium searat di tambahkan pada proses pencampuran bahan- bahan terakhir setelah semua zat tercampur sempurna hal ini dikarenakan pada magnesium stearat dapat menempati rongga-rongga kosong dalam campuran atau dalam granul sehingga tidak tersisa ruang lagi dalam rongga hal ini dapat mempengaruhi laju

Page 14: Lapak Solid Granulasi Basah

disolusi sediaan yang dibuat sehingga disolusi sediaan dapat menjadi lebih lama (Raymond, Paul and Marian, 2009).Talcum merupakan serbuk magnesium silikat dihidrat yang mengandung berbagai jenis mineral. Talcum

mudah menempel pada kulit dan mudah terkontaminasi oleh bakteri sehingga dapat menyebabkan penyakit atau infeksi tertentu dalam penggunaanya sebagai dusting powder . Talcum biasa digunakan sebagai dusting powder untuk mengurangi iritas dan mencegah gesekan, biasanya dicampur dengan pati dan ZnO untuk meningkatkan absorbs dari kelembabannya. Namun, talcum biasa digunakan sebagai lubrikan atau diluent untuk pembuatan tablet, kapsul atau clarify liquids (Sweetman, 2009). Talcum yang digunakan sebagai glidant pada percobaan kali ini sebesar 2% atau 17,1 mg untuk satu tablet , rentang yang diperbolehkan penggunaan talcum sebagai glidant atau lubrikan yaitu sebesar 1-10% (Raymond, Paul and Marian, 2009). Glidant ditambahkan dalam formulasi untuk meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum meskipun amilum paling sering digunakan untuk glidant , tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran atau bahan penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi tablet. Natrium starch glycolat merupakan salah satu disintegran yang digunakan pada formulasi ini. Mekanisme disintegran dalam menghancurkan tablet yaitu; aksi kapiler, swelling/pengembangan, heat of wetting, particle repulsive forces, deformation, release of gases dan enzymatic action. Penggunaan Natrium starch glycolat sebagai disintegran pada percobaan kali ini sebesar 6%, rentang yang diperbolehkan yaitu 2-8%. Namun konsentrasi yang paling optimal dari Natrium starch glycolat sebagai disintegran adalah sebesar 4% (Raymond, Paul and Marian, 2009).

Berdasarkan perhitungan massa teoritis yang diperoleh sebesar 854,4 mg/tablet sedangkan massa nyata yang diperoleh berdasarkan prosedur yang dilakukan yaitu sebesar 855,6 mg/tablet. Massa tablet paracetamol di pasaran biasanya sebesar 500 mg, tetapi pada percobaan kali ini diperoleh massa tablet sekitar 850 mg. Hal tersebut dikarenakan terdapat kesalahan praktikan seperti pemberian pasta CMC yang digunakan sebagai bahanpengikat (binder) berlebihan sehingga mempengaruhi massa tablet yang akan dicetak. Pemberian bahan pengikat yang berlebihan akan mempengaruhi kekerasan, kerapuhan granul dan tablet, selain itu juga akan berpengaruh pada waktu hancur dan disolusi (Rudnic dan Kotke, 2002). Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan dalam formula tablet dapat mempengaruhi karakteristik dari tablet. Bahan pengikat dapat digunakan dalam bentuk larutan atau dalam bentuk kering. Pada percobaan kali ini bahan pengikat yang digunakan dalam bentuk larutan, hal ini juga berpengaruh terhadap peningkatan massa tablet sehigga tablet menjadi lebih keras. Bahan pengikat bertugas untuk kekompakan dan daya tahan tablet, membentuk ikatan antar partikel serbuk dalam butiran granulat sehingga akan terbentuk ikatan granul yang baik. Bahan pengikat sebaiknya digunakan sesedikit mungkin karena apabila terlalu berlebihan menjadikan tablet yang keras sehingga tidak mudah hancur dan waktu pengempaannya membutuhkan tenaga yang lebih tinggi (Voigt,1984). Massa satu tablet yang dibuat oleh praktikan seharusnya sekitar 650-700 mg karena semakin besar massa tablet akan semakin besar pori-pori pada tablet sehingga estetikanya menjadi kurang. Semakin berat massa tablet juga akan membuat bentuk tablet menjadi lebih besar sehingga dapat lebih susah untuk ditelan.

Tablet paracetamol dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah. Metode ini dipilih karena dosis parasetamol yang besar dan kompaktibilitas yang buruk. Metode ini dilakukan dengan cara membasahi massa tablet menggunakan larutan pengikat sampai terdapat tingkat kebasahan tertentu lalu di granulasi. Dengan adanya zat pengikat diharapkan dapat meningkatkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk. Massa tablet paracetamol terdiri dari campuran fasa dalam dan fase luar yang telah diproses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fasa dalam adalah massa utama tablet yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fasa dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat.

Langkah pertama, dilakukan penimbangan fasa dalam. Paracetamol yang ditimbang sebanyak 250 gram dan amylum sebanyak 30 gram. Selanjutnya dilakukan pengayakan fasa dalam dengan menggunakan mesh. Paracetamol diayak dengan menggunakan mesh No.40 dan Amylum diayak dengan menggunakan mesh No.40. Selanjutnya, dilakukan pembuatan pasta CMC 15%. Pasta CMC 15% dibuat dengan mensuspensikan 15 gram Na CMC dan ditambahkan air hingga 100 ml dalam gelas piala. Kemudian gelas piala dipanaskan sampai homogen dan menjadi pasta. Pasta amilum yang digunakan yaitu bergantung dari kebutuhan untuk mengikat fase dalam. Langkah selanjutnya adalah pencampuran parasetamol dan amylum sampai homogen. Kemudian ditambahkan pasta CMC sedikit demi sedikit hingga didapat massa yang dapat dikepal. Jumlah pasta amilum yang digunakan diketahui

Page 15: Lapak Solid Granulasi Basah

dengan menghitung massa awal dan massa akhir pasta, dimana selisihnya tersebut merupakan massa yang digunakan untuk mengikat fase dalam.

Selanjutnya, campuran yang sudah terbentuk diayak untuk menghasilkan granul. Setelah semua selesai diayak lalu dilakukan pengeringan granul pada oven selama 24 jam pada suhu 45o C sampai kadar air dibawah 2%. Setelah 24 jam, granul diambil dan diayak kembali lalu ditimbang dan diperoleh massa granul sebanyak 109,8 gram.

Setelah massa granul diperoleh, selanjutnya dilakukan penambahan fase luar yaitu talkum, mg stearat dan Na starch glikolat. Masing - masing fase luar ditimbang, Na starch sebanyak 7,24 gram, talkum sebanyak 2,41 gram dan mg stearat sebanyak 1,2 gram. Setelah itu dicampurkan fase dalam dan fase luar hingga homogen. Setelah homogen, tablet dapat dikempa langsung dengan bobot sesuai formula.

Evaluasi yang dilakukan untuk granul adalah daya alir dan sudut istirahat. Langkah pertama dilakukan peninmbangan granul sebanyak 25 gram. Kemudian dimasukkan ke dalam alat powder tester. Penutup corong dibuka bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch kemudian granul akan keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan sudut istirahatnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi gundukan granul yang keluar dari mulut corong.. Laju alir dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Daya Alir = Berat Granul

Waktu AlirWaktu alr dari granul tersebut adalah 2,53 sekon. Sehingga didapatkan nilai laju alir dari granul yaitu 9,88

g/s. Menurut literatur apabila granul menghasilkan laju alir (g/s) diatas 10 maka sifat alirannya sangat baik, apabila laju alir 4-10 maka sifat alirannya baik, apabila laju alir 1,6-4 maka sifat alirnya buruk dan apabila laju alir dibawah 1,6 maka sifat alirnya sangat buruk. Berdasarkan literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa granul tersebut memiliki sifat alir yang baik.

Kemudian dihitung sudut istirahatnya. Sudut istirahat adalah sudut yang terbentuk antara lereng suatu timbunan serbuk dengan bidang horizontal. Sudut istirahat ini dipengaruhi oleh fraksi – fraksi antar partikel. Sudut istirahat juga suatu data yang dibutuhkan untuk mengetahui baik tidaknya suatu aliran dari bahan yang digunakan. Semakin besar sudut istirahat maka semakin kasar dan tidak beraturan partikel dari sampel yang digunakan. Sudut istirahat dihitung dengan menggunakan rumus :

tan θ = Tinggi serbuk

jari− jari serbukJari – jari tumpukan granul adalah 4,52 cm sedangkan tinggi puncak granul adalah 1,9 cm, sehingga diperoleh sudut diam dari granul adalah 22,8o.

Menurut literatur diketahui bahwa apabila granul menghasilkan sudut dibawah 25o maka aliran yang didapat sangat baik, apabila sudut yang dihasilkan 25-30o maka aliran dapat dikatakan baik, apabila sudut yang dihasilkan 30 – 40o maka dapat dikatakan cukup baik, sedangkan jika sudut yang dihasilkan > 40o maka dapat dikatakan bahwa sampel memiliki sudut istirahat yang sangat buruk. Setelah dilakukan perhitungan terhadap sudut istirahat diperoleh sudut istirahat dari granul adalah sangat baik Sehingga berdasarkan literatur dapat disimpulkan bahwa sampel memiliki aliran yang sangat baik, jika dilihat dari laju alir dengan nilai 9,88 g/s menunjukan sifat aliran yang baik dan dilihat dari sudut istirahat dengan nilai 22,8o menunjukan sifat aliran yang sangat baik.

Kompresibilitas adalah kemampuan granul atau serbuk untuk tetap kompak dengan adanya tekanan, Kompresibilitas dapat dilihat dari harga indeks carr yang sangat bergantung pada kerapatan mampat dan kerapatan nyata dari granul atau serbuk. Kompresibilitas dinyatakan dalam persen. Untuk uji kompresibilitas massa, digunakan alat tap density. Uji kompresibilitas dilakukan untuk menguji dan mengetahui kemampatan campuran serbuk selama dikempa. Kompresibilitas digambarkan oleh ketebalan tablet (Aldeborn, 1996). Sebanyak 25 gram serbuk yang telah homogen dimasukkan ke dalam gelas ukur. Volum awal adalah 49 mL. Lalu alat dinyalakan sampai volume yang ditunjukkan pada gelas ukur konstan. Volume akhir yang didapatkan adalah 40 mL. Sehingga didapatkan kerapatan longgar sebesar 0,510 gr/mL, dan kerapatan mampat sebesar 0,625 gr/mL. Nilai kompresibilitas dari tablet didapatkan yaitu sebesar 18,4%. Jika dilihat pada Farmakope Indonesia IV, maka diketahui nilai tersebut berada pada rentang 18-23, masuk ke dalam kategori cukup.

Loss On Drying (LOD) berguna untuk mengetahui kadar air yang ada pada suatu granul. Keberadaan air pada granul perlu diketahui agar dapat diketahui apakah suatu granul memiliki kadar air yang cukup untuk

Page 16: Lapak Solid Granulasi Basah

dilakukan pencetakan tablet. Persyaratan yang harus dimiliki granul untuk pengujian ini adalah kadar airnya berada dibawah 10%. Prosedur pengujiannya dengan menimbang 10 gram granul kemudian granul tersebut diletakkan pada alat pengukur susut pengeringan dan kemudian di suhu diatur menjadi 70oC lalu waktu diset selama 10 menit. Penentuan kadar susut pengeringan airnya dapat digunakan rumus

LOD= W awal — W akhir

W awal x 100%

Setelah dilakukan pengujian susut pengeringan didapatkan berat awal 8,496 dan didapatkan juga berat akhir setelah dikeringkan sejumlah 8,067. Setelah dimasukkan kedalam rumus susut pengeringan didapatkan susut pengeringan pada granul sebesar 5,04% dan jumlah ini masih masuk kedalam persyaratan susut pengeringan granul.

Evaluasi yang dilakukan untuk menentukan kualitas dari tablet apakah baik dan memenuhi persyaratan diantaranya adalah uji keseragaman bobot. Sebanyak 20 tablet ditimbang satu persatu dan dicatat bobot nya, kemudian dihitung rata-rata bobot tablet yang dibuat. Dari hasil uji keseragaman bobot, diketahui bahwa berat tablet rata-rata adalah 715,31 mg dan standar deviasi atau simpangan baku dari data yang didapat adalah sebesar 30,123.

Evaluasi lain yang dilakukan adalah uji keseragaman ukuran. Diameter dan tebal dari 20 tablet yang diuji diukur dan dicatat. Pengukuran menggunakan jangka sorong. Setelah dilakukan pengukuran terhadap 20 tablet, didapatkan hasil rata-rata diameter tablet yang diproduksi adalah 6,041 mm dengan simpangan baku sebesar 0,00718 Sedangkan rata-rata tebal tablet yang dibuat adalah 2,991 mm dengan simpangan baku sebesar 0,089

Uji evaluasi yang dilakukan selanjutnya adalah friabilitas, dengan menggunakan friabilator. Sebanyak 6 gram tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator, kemudian dinyalakan alat friabilator selama 4 menit. Setelah itu ditimbang massa akhir dari tablet. Didapatkan massa akhir tablet sebesar 6 gram. Lalu dihitung berapa persen bobot tablet yang hilang selama proses uji friabilitas. Dan didapatkan % friabilitas sebesar 100%, atau sama sekali tidak ada massa tablet yang hilang. Hasil ini memenuhi persyaratan uji friabilitas yaitu nilai % friabilitas harus < 1%. Uji friabilitas dilakukan untuk mengetahui kemungkinan bobot tablet yang hilang selama proses pengiriman tablet dari pabrik sampai ke konsumen.

Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. Uji kekerasan dilakukan dengan mengambil masing-masing 10 tablet. Pertama-tama tablet yang sudah disiapkan, diletakkan tepat di tengah besi penahan. Kemudian alat dinyalakan hingga tablet pecah. Lalu tekanan yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet dicatat dan dihitung rata-ratanya. Dari hasil uji kekerasan yang telah dilakukan didapatkan rata-rata tekanan dari 10 tablet yaitu 112 N. Sejauh ini belum ada persyaratan mutlak untuk uji kekerasan tablet, namun kekerasan tablet ini pun harus ditentukan. Kekerasan tablet ini ditentukan berdasarkan pengamalan formulator dalam membuat formulasi tablet yang baik. Alat hardness tester memiliki skala 0-150, maka tablet yang dibuat tidak boleh memiliki kekerasan lebih dari 150 N, karena tidak dapat ditentukan persis berapa kekerasan tablet tersebut sehingga tidak dapat dilakukan pengulangan untuk pembuatan tablet yang sama berikutnya.

Pengujian Waktu Hancur dilakukan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur dalam tubuh. Pada pengujian ini digunakan aquadest sebagai replika dari cairan dalam tubuh. Dan digunakan alat disintegrator untuk mempertahankan suhu air tetap pada suhu 37oC yang menyerupai suhu tubuh. Kemudian disiapkan beakerglass yang berisi aquadest sejumlah 900ml. kemudian disiapkan 6 tablet untuk pengujian. Ke 6 tablet ini dimasukkan kedalam alat berbentuk keranjang yang memiliki 6 lubang yang nantinya akan di tahan bagian atasnya menggunakan cakram. Dan alat ini akan bergerak naik turun menyerupai pergerakan peristaltik usus. Kemudian diamati tablet apakah tablet tersebut hancur dalam waktu 15 menit atau tidak. 15 menit dijadikan syarat dikarenakan syarat tablet secara umum. Karena tidak ada syarat khusus untuk tablet paracetamol pada farmakope Indonesia.

Setelah dilakukan pengujian waktu hancur didapatkan waktu hancur tablet melebihi 15 menit yang merupakan persyaratan dari pengujian ini. Waktu hancur yang lama ini dapat disebabkan oleh banyaknya

Page 17: Lapak Solid Granulasi Basah

penggunaan zat pengikat yang digunakan. Solusi untuk kedepannya dapat dikurangi kadar dari zat pengikatnya. Atau juga dapat digunakan zat pengikat yang memiliki kekuatan pengikatan lebih rendah. Selain itu dapat juga digunakan superdisintegrant yang memiliki kemampuan penghancuran tablet lebih cepat.contoh dari superdisintegrant ini adalah croscarmellose sodium, carmellose, crospovidon, sodium starch glycolate, indion 414c.

Page 18: Lapak Solid Granulasi Basah

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, C.H. 1989. PengantarBentukSediaanFarmasi.EdisiKeempat. Jakarta: UI Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

DepartemenKesehatanRepublik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta:DepartemenKesehatan RI.

Lachman, L., Liebermen, H., danKanig, J. (1994). TeoridanPraktekFarmasiIndustri.Edisi III. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Parrot, E. (1970).Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. Burgess Publishing Company. United States of America.

Raymond, CR, Paul, JS, Marian, EQ (eds) 1985, Handbook of Pharmaceutical excipients,the Pharmaceutical Press, London

Rhoihana, D. 2008. PerbandinganAvailibilitasIn Vitro Tablet Metronidazol Produk Generik dan Produk Dagang. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E.. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. London.

Rudnic, E. M., and Kottke, M. K. 2002. Tablet Dosage Form in Banker, G. S.,and Rhodes, C. T., Modern Pharmaceutics, 4th Edition Revised and Expanded. New York: Marcel Dekker Inc.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th ed. London: Pharmaceutical Press.

United States Pharmacopoeial Convention. 2008.United states of pharmacopoeia(32thed.).New York: United States Pharmacopoeial Convention Inc.

Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.