LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

21
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA BAHAN HAYATI LAUT Mata Acara : Uji Aktivitas Antioksidan Disusun Oleh: Muhammad Sibghotulloh Ridho NPM 230210100042 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

description

Laporan Praktikum Kimia Bahan Hayati Laut

Transcript of LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

Page 1: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA BAHAN HAYATI LAUT

Mata Acara : Uji Aktivitas Antioksidan

Disusun Oleh:Muhammad Sibghotulloh Ridho

NPM 230210100042

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANJATINANGOR

2013

Page 2: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKeben atau Barringtonia asiatica merupakan tumbuhan yang melimpah di

Indonesia, namun belum banyak pemanfaatannya. Sehingga perlu dilakukan skrining untuk mendapatkan informasi tentang tumbuhan ini. Telah diketahui bahwa tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa fenol dan flavonoid yang merupakan senyawa antioksidan. Maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui kebenarannya, sehingga dilaksanakan praktikum Uji Aktivitas Antioksidan ini.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Praktikum Uji Aktivitas Antioksidan adalah mengetahui

besar aktivitas antioksidan yang terdapat pada sampel Barringtonia asiatica

terhadap radikal bebas DPPH.

1.3. Prinsip

Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan besar serapan senyawa

hasil reaksi radikal DPPH dengan antioksidan.

Page 3: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampel (Barringtonia asiatica)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo : Lecythidales

Famili : Lecythidaceae

Genus : Barringtonia

Spesies : Barringtonia asiatica 

Keben atau Barringtonia asiatica merupakan tanaman yang berbentuk

pohon dan berkayu lunak memiliki diameter sekitar 50 cm dengan ketinggian 4-

16 meter. keben mempunyai sistem perakaran yang banyak dan sebagian

tergenang di air laut ketika sedang pasang. ia juga memiliki banyak percabangan

yang terletak di bagian bawah batang mendekati tanah. Bentuk daunnya cukup

besar, mengkilap dan berdaging. daun mudanya berwarna merah muda dan akan

berubah menjadi kekuningan setelah tua.

Di Indonesia, Filipina dan Indo-Cina, buah atau biji dipakai untuk pembius

ikan, sedangkan di Kepulauan Bismarck, biji buah keben yang masih segar

diparut dan dibubuhkan langsung pada bagian tubuh yang mengalami rasa sakit

atau pegal-pegal. Biji yang kering dihaluskan, dicampur air dan diminum sebagai

Page 4: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

obat batuk, obat flu, sakit dan radang tenggorokkan. Dapat pula dibubuhkan pada

luka atau limpa yang bengkak setelah terserang malaria. Di Australia, suku

Aborigin menggunakannya sebagai pembius ikan dan terkadang untuk

meredakan sakit kepala. Di Indo-Cina buah yang muda dimakan sebagai sayur

setelah dimasak dalam waktu yang lama. Pohon ini juga ditanam untuk

dimanfaatkan sebagai pohon peneduh di sepanjang pantai. Selain itu , ekstrak biji

buah keben dapat digunakan untuk membuat obat tetes mata yang mampu

mengobati berbagai macam gangguan mata. Bahkan saat ini , ekstrak biji buah

keben telah digunakan sebagai obat bius untuk ikan kerapu yang akan dikirim ke

tempat jauh. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan , maka waktu

pingsan ikan akan semakin lama.

2.2 Uji aktivitas antioksidan radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

Metode yang paling sering digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan tanaman obat adalah metode uji dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Tujuan metode ini adalah mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50). Hal ini dapat dicapai dengan cara menginterpretasikan data eksperimental dari metode tersebut. DPPH merupakan radikal bebas yang dapat bereaksi dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat berguna untuk pengujian aktivitas antioksidan komponen tertentu dalam suatu ekstrak.

Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning (Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel, dan Mohammad, 2009). Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas.

Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu atau ekstrak tanaman (Koleva,

Page 5: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

van Beek, Linssen, de Groot, dan Evstatieva, 2002; Prakash, Rigelhof, dan Miller, 2010).

Gambar 1. Perubahan warna larutan pada reaksi radikal DPPH dengan antioksidan (Witt, Lalk, Hager, dan Voigt, 2010)

Menurut Ariyanto cit. Armala (2009), tingkat kekuatan antioksidan senyawa uji menggunakan metode DPPH dapat digolongkan menurut nilai IC50, seperti pada tabel berikut:

Page 6: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

Figure 1 Mekanisme reaksi radikal bebas

Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh,membran dinding sel, pembuluh darah, basa DNA, dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit (Subeki 1998, dalam nadjeeb.wordpress.com). Suatu tanaman dapat memiliki aktivitas antioksidan apabila mengandung senyawaan yang mampu menangkal radikal bebas seperti fenol dan flavonoid.

2.3. Spektrofotometer

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang

gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang

disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan

dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding

dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.

Page 7: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Kimia Bahan Hayati Laut dengan judul Fraksinasi dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Rabu , 18 Mei 2013

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Laboratorium Bioteknologi Kelautan Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat dan Fungsinya

a. Tabung reaksi, wadah untuk mereaksikan senyawab. Rak tabung, untuk menyimpan tabung reaksic. Mikropipet, untuk memindahkan cairan dengan ukuran sangat kecil

dan telitid. Spektrofotometer, untuk menginkubasi sampel dengan suhu tertentue. Vortex, untuk menghomogenkan pelarut.

3.2.2 Bahan

a. Barringtonia asiatica

b. Pelarut

c. DPPH

3.3 Prosedur Praktikum

1. Melarutkan 0,01 gram ekstrak ke dalam 10 ml pelarut untuk membuat larutan stok sampel 1000 ppm

2. Melakukan pengenceran bertingkat untuk membuat variasi konsentrasi

Page 8: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

3. Membuat larutan DPPH 1 nm dengan Kristal DPPH dalam pelarut4. Mengambil larutan ekstrak masing-masing 4.5 ml dan direaksikan

dengan 500 ml dalam tabung reaksi5. Mereaksikan 4.5 ml pelarut methanol dengan 400 ml larutan DPPH 2

nm untuk membuat larutan blanko6. Menghomogenkan larutan menggunakan vortex7. Menginkubasi selama 30 menit dengan suhu 37o C8. Absorbs diukur dengan spektrofotometer UV-invisible pada panjang

gelombang 517 nm

Page 9: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

absorbansi sampel (ppm) % inhibisi

0,585 600 13,230,42 450 37,78

0,432 300 37,330,33 150 51,112

100 200 300 400 500 600 7000

102030405060

f(x) = − 0.075464 x + 63.162R² = 0.858098993438179

Grafik IC50 Barringtonia asiaticaKelompok 1-4

% inhibisiLinear (% inhibisi)

Konsentrasi (ppm)

Inhi

bisi

(%)

absorbansi sampel (ppm) inhibisi0,59 600 32,57

0,538 450 38,510,69 300 21,14

0,871 150 0,48

Page 10: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

100 200 300 400 500 600 7000

10

20

30

40

50

f(x) = 0.07576 x − 5.235R² = 0.766291924415448

Grafik IC50 Barringtonia asiaticaKelompok 5-8

inhibisiLinear (inhibisi)

Konsentrasi (ppm)

Inhi

bisi

(%)

0 100 200 300 400 500 600 7000

10

20

30

40

50

60

f(x) = 0.00888888888888886 x + 25.2444444444444R² = 0.0103605470368836

Grafik IC50 Barringtonia asiaticaPengulangan I

% Inhibisi

Linear (% Inhibisi)

Konsentrasi (ppm)

% In

hibi

si

Page 11: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

0 100 200 300 400 500 600 7000

5

10

15

20

25

30

35

40

45

f(x) = 0.0688 x − 2.10285714285714R² = 0.836395844530972

Grafik IC50 Barringtonia asiaticaPengulangan II

% InhibisiLinear (% Inhibisi)

Konsentrasi (ppm)

% In

hibi

si

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan uji aktivitas antioksidan yang terkandung di

dalam Barringtonia asiatica, dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Tujuan

metode ini adalah mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan

50% efek aktivitas antioksidan (IC50). Pada proses prosedur dilakukan larutan

dari ekstrak yang direaksikan dengan larutan DPPH 1 nm menghasilkan

perubahan warna menjadi kuning. Karena adanya elektron yang tidak

berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya

menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas, maka

absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil.

Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari

ungu menjadi kuning (Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel, dan Mohammad, 2009).

Page 12: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

Absorbansi larutan ini diukur dengan spektrofotometer UV-visible pada panjang

gelombang 517 nm.

Pada tabel hasil pengamatan dan grafik di atas dapat dilihat bahwa

ekstrak keben memiliki kandungan antioksidan, terlihat dari persentase inhibisi

yang berbanding lurus dengan penambahan ppm. Semakin besar persentase

inhibisi berarti semakin besar kemampuan kandungan dalam ekstrak untuk

menghambat proses oksidasi yang dilakukan radikal bebas.

Dari hasil yang ditampilkan dapat disimpulkan bahwa ekstrak

Barringtonia asiatica memiliki kandungan antioksidan, senyawa tersebut seperti

fenol dan flavonoid.

Page 13: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji pada praktikum ini:

Untuk mengetahui kemampuan antioksidan pada suatu bahan dapat

dilakukan dengan metode uji antioksidan dengan DPPH

Proses penangkalan radikal bebas oleh antioksidan dilakukan dengan cara

molekul antioksidan berperan sebagai inhibitor kemampuan oksidasi dari

molekul radikal bebas

Sampel Barringtonia asiatica memiliki kandungan antioksidan meski

tidak begitu besar, karena pada praktiku ini sampel yang digunakan

merupakan biji dari buah keben.

5.2 Saran

Praktikan diharapkan untuk teliti dalam melaksanakan praktikum ini.

Page 14: LAPAK 5 Uji Aktivitas Antioksidan

DAFTAR PUSTAKA

Totok, Sutamto. 2011. Keben. (http://sogolagro.wordpress.com/2011/05/04/

keben) Diakses pada 29 April 2013

Armala, M. M., 2009, Daya Antioksidan Fraksi Air Ekstrak Herba Kenikir

(Cosmos caudatus H. B. K.) dan Profil KLT, Skripsi, 39, Fakultas

Farmasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Dehpour, A.A., Ebrahimzadeh, M.A., Fazel, N.S., dan Mohammad, N.S., 2009,

Antioxidant Activity of Methanol Extract of Ferula Assafoetida and Its

Essential Oil Composition, Grasas Aceites, 60(4), 405-412.

Koleva, I.I., van Beek, T.A., Linssen, J.P.H., de Groot, A., dan Evstatieva, L.N.,

2002, Screening of Plant Extracts For Antioxidant Activity: A

Comparative Study on Three Testing Methods, Phytochemical Analysis,

13, 8-17.

Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E., 2010, Antioxidant

Activity,http://www.medallionlabs.com,  diakses tanggal 19 Mei 2013

Witt, S., Lalk, M., Hager, C., dan Voigt, B., 2010, DPPH-Test: Determination

ofScavenger Properties, http://www.baltic-analytics.de/index. php?

id=7&L=1, diakses tanggal 19 Mei 2013

Anonim. 2013. Spektrofotometer. id.wikipedia.org diakses tanggal 19 Mei 2013.

Nadjeeb. 2012. Beberapa metode uji antioksidan.

http://nadjeeb.wordpress.com/2011/06/17/beberapa-cara-uji-aktivitas-

antioksidan/ Diakses pada tanggal 19 Mei 2013