Lap - Transisi Ion Logam
-
Upload
siskha-hidayat -
Category
Documents
-
view
925 -
download
5
description
Transcript of Lap - Transisi Ion Logam
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kimia Praktik
Disusun oleh :
Nama : Siska Hidayat
NIM : 1211C1052
S1 ANALIS MEDIS (Kelas : B) Tk . I
SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG
2012
LAPORAN PRAKTIKUM 2
Judul : Transisi ion Logam
Tanggal : 16 Oktober 2012
Tujuan : Untuk mengetahui reaksi transisi ion logam
Teori :
Struktur elektronik logam transisi
Apakah logam transisi itu?
Istilah logam transisi (atau unsur) dan unsur blok d kadang-kadang dapat digunakan secara
bersamaan jika keduanya memberikan arti yang sama. Keduanya tidak sama – terdapat
perbedaan yang tidak kentara diantara dua istilah tersebut.
unsur-unsur blok d
Kita ingat bahwa ketika kita membuat tabel periodik dan ketika meletakkan elektron,
sesuatu yang ganjil terjadi setelah argon.
Pada argon, tingkat 3s dan 3p terisi penuh, tetapi setelah itu daripada mengisi tingkat 3d
berikutnya, malahan mengisi tingkat 4s terlebih dahulu menghasilkan kalium dan kemudian
kalsium.
Setelah itu baru tingkat orbital 3d yang akan diisi.
Unsur-unsur dalam tabel periodik yang bersesuaian dengan pengisian tingkat d disebut
dengan unsur-unsur blok d. Baris pertama ditunjukkan melalui tabel periodik singkat di
bawah ini.
Struktur elektronik unsur-unsur blok d adalah sebagai berikut:
Sc
[Ar] 3d14s2
Ti
[Ar] 3d24s2
V
[Ar] 3d34s2
Cr
[Ar] 3d54s1
Mn
[Ar] 3d54s2
Fe
[Ar] 3d64s2
Co
[Ar] 3d74s2
Ni
[Ar] 3d84s2
Cu
[Ar] 3d104s1
Zn
[Ar] 3d104s2
Kita dapat memperhatikan bahwa pola pengisiannya sama sekali tidak teratur! Pola ini
dilanggar pada kromium dan tembaga.
Logam-logam transisi
Tidak semua unsur-unsur blok d termasuk sebagai logam transisi! Ada ketidakcocokan pada
berbagai UK-based syllabus, tetapi pada umumnya menggunakan definisi:
Logam transisi adalah sesuatu yang dapat membentuk satu atau lebih ion stabil yang memiliki orbidal d yang tidak terisi (incompletely filled d orbitals.)
Berdasarkan pengertian ini, skandium dan seng tidak termasuk logam transisi – sekalipun
termasuk anggota blok d.
Skandium memiliki struktur elektronik [Ar] 3d14s2. Ketika skandium membentuk ion,
skandium selalu kehilangan 3 elektron terluar dan pada akhirnya sesuai dengan struktur
argon. Ion Sc3+tidak memiliki elektron d dan karena itu tidak sesuai dengan definisi tersebut
diatas.
Seng memiliki struktur elektronik [Ar] 3d104s2. Ketika seng membentuk ion, seng selalu
kehilangan dua elektron 4s menghasilkan ion 2+ dengan struktur elektronik [Ar] 3d10. Ion
seng memiliki tingkat d yang terisi penuh dan juga tidak sesuai dengan definisi tersebut
diatas.
Hal yang berbeda, tembaga, dengan struktur elektronik [Ar] 3d104s1, membentuk dua ion.
Pada ion Cu+ struktur elektroniknya adalah [Ar] 3d10. Akan tetapi, pada umumnya
membentuk ion Cu2+ yang memiliki struktur [Ar] 3d9.
Tembaga termasuk logam transisi karena ion Cu2+ memiliki tingkat orbital d yang tidak terisi
penuh.
Ion-ion logam transisi
Kita dapat memahami fakta bahwa ketika tabel periodik disusun, orbital 4s lebih dahulu diisi
sebelum orbital-orbital 3 d. Hal ini karena pada atom kosong, orbital 4s memiliki energi yang
lebih rendah dibandingkan orbital-orbital 3d.
Akan tetapi, sekali elektron menempati orbitalnya, terjadi perubahan tingkat energi – dan
ini terjadi pada semua unsur-unsur transisi, orbital 4s berkedudukan paling luar, tingkat
energi orbital paling tinggi.
Urutan yang terbalik dari orbital-orbital 3d dan 4s hanya dapat digunakan untuk
menempatkan atom pada tempat pertama. Dalam mematuhi aturan, kamu memperlakukan
elektron- elektron 4s sebagai elektron-elektron paling luar.
Ingat ini:
Ketika unsur-unsur blok d membentuk ion, elektron-elektron 4s menghilang terlebih dahulu.
Penulisan struktur elektronik untuk Co2+:
Co
[Ar] 3d74s2
Co2+
[Ar] 3d7
Ion 2+ terbentuk melalui kehilangan dua elektron 4s.
Penulisan struktur elektronik untuk V3+:
V
[Ar] 3d34s2
V3+
[Ar] 3d2
Elektron-elektron 4s menghilang terlebih dahulu kemudian diikuti oleh satu elektron 3d.
Perubahan tingkat oksidasi (bilangan) Salah satu ciri kunci dari kimia logam transisi adalah bermacam-macamnya tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang dapat ditunjukkan oleh logam.
Sesuatu angapan yang salah, untuk memberikan kesan bahwa hanya logam transisi saja
yang memiliki perubahan tingkat oksidasi. Sebagai contoh, unsur-unsur seperti belerang dan
klor memiliki bermacam-macam tingkat oksidasi pada persenyawaannya – dan sudah sangat
jelas bahwa belerang dan klor tidak termasuk logam transisi.
Akan tetapi, perubahan ini tidak sebanyak pada logam selain unsur-unsur transisi. Logam
yang dikenal yang berasal dari grup utama tabel periodik, hanya timbal dan timah saja yang
menunjukkan perubahan tingkat oksidasi sampai tingkat tertentu.
Contoh perubahan tingkat oksidasi dalam logam-logam transisi
Besi
Besi pada umumnya memiliki dua tingkat oksidasi (+2 dan +3) dalam bentuk, sebagai
contoh, Fe2+ dan Fe3+. Besi juga dapat memiliki bilangan oksidasi +6 pada ion ferat(VI),
FeO42-..
Mangan
Mangan memiliki tingkat oksidasi yang bermacam-macam pada persenyawaannya. Sebagai
contoh:
+2 in Mn2+
+3 in Mn2O3
+4 in MnO2
+6 in MnO42-
+7 in MnO4-
Contoh-contoh yang lain
Kamu dapat menemukan contoh-contoh di atas dan contoh- contoh yang lain dengan lebih
mendalam jika kamu mengeksplor sifat kimia dari masing-masing logam pada menu logam
transisi. Menu tersebut merupakan sambungan dari menu ini yang terletak pada bagian
bawah halaman ini.
Keterangan tentang perubahan tingkat oksidasi pada logam transisi
Perhatikan bentuk ion sederhana seperti Fe2+ dan Fe3+
Ketika logam membentuk senyawa ionik, rumus senyawa yang dihasilkan tergantung pada
proses energetika. Secara keseluruhan, senyawa yang terbentuk merupakan suatu senyawa
yang paling banyak melepaskan energi. Lebih banyak energi yang dilepaskan, senyawa lebih
stabil.
Terdapat beberapa pengertian mengenai istilah energi, tetapi kuncinya adalah:
Jumlah energi yang diperlukan untuk mengionisasi logam (penjumlahan berbagai
energi ionisasi).
Jumlah energi yang dilepaskan ketika terjadi pembentukan senyawa. Jumlah energi
ini merupakan salah satu dari entalpi kisi jika kamu berfikir tentang padatan, atau
entalpi hidrasi ion jika kita berfikir tentang larutan.
Ion yang bermuatan lebih tinggi, kamu memiliki lebih banyak elektron untuk dihilangkan
dan lebih banyak energi ionisasi yang kamu perlukan.
Tetapi pada kasus ini, ion bermuatan lebih tinggi, lebih besar energi yang dilepaskan oleh
salah satu diantara entalpi kisi atau entalpi hidrasi ion logam.
Berfikir tentang logam non-transisi yang khas (kalsium)
Kalsium klorida adalah CaCl2. Mengapa begitu? Jika kita berusaha untuk membuat CaCl,
(mengandung sebuah ion Ca+), proses keseluruhan adalah sedikit eksoterm.
Malahan dengan membuat ion Ca2+, kamu memiliki banyak energi untuk mensuplai energi
ionisasi, tetapi kamu kehilangan lebih banyak energi kisi. Hal ini disebabkan karena antaraksi
yang terjadi antara ion klorida dengan ion Ca2+ lebih banyak dibandingkan jika kamu hanya
memiliki satu ion +1 saja. Keseluruan proses sangat eksoterm.
Karena pembentukan CaCl2 lebih banyak melepaskan energi dibanding pembentukan CaCl,
menyebabkan CaCl2 lebih stabil – dan cenderung terbentuk.
Bagaimana dengan CaCl3? Saat ini kamu harus menghilangkan elektron lain dari kalsium.
Dua yang pertama berasal dari tingkat 4s. Satu yang ketiga datang dari 3p. Keadaan ini
menyebabkan elektron-elektron lebih dekat ke inti dan karena itu lebih sulit untuk
dihilangkan. Terjadi lompatan yang besar pada energi ionisasi antara elektron kedua dan
ketiga yang dihilangkan.
Meskipun hal ini akan memberikan keuntungan pada segi entalpi kisi, tetapi entalpi tersebut
tidak cukup untuk menggantikan kelebihan energi ionisasi, dan secara keseluruhan proses
ini sangat endoterm.
Sesuatu hal yang tidak cukup tepat secara energetika untuk membuat CaCl3!
Berfikir tentang logam transisi khas (besi)
Berikut ini perubahan struktur elektronik besi untuk membuat ion 2+ atau 3+.
Fe
[Ar] 3d64s2
Fe2+
[Ar] 3d6
Fe3+
[Ar] 3d5
Orbital 4s dan orbital-orbital 3d memiliki energi yang sangat mirip. Tidak terdapat lonjakan
jumlah energi yang sangat besar yang kamu perlukan untuk menghilangkan elektron ketiga
dibandingkan dengan yang elektron pertama dan kedua.
Gambaran untuk ketiga energi ionisasi pertama (dalam kJ mol-1) untuk besi dibandingkan
dengan kalsium adalah:
metal 1st IE 2nd IE 3rd IE
Ca 590 1150 4940
Fe 762 1560 2960
Terdapat kenaikan energi ionisasi yang disebabkan elektron yang lebih banyak yang
terdapat pada atom karena kamu memiliki bilangan proton yang sama pada beberapa
elektron. Akan tetapi, terdapat sedikit kenaikan ketika kamu memiliki elektron ketiga dari
besi dibanding dari kalsium.
Pada kasus besi, kelebihan energi ionisasi dapat digantikan lebih banyak atau lebih sedikit
oleh kelebihan entalpi kisi atau entalpi hidrasi yang tersusun ketika terjadi pembentukan
senyawa 3+.
Keuntungan dari ini semua adalah perubahan entalpi keseluruhan tidak terlalu berbeda
ketika kamu membuat, katakanlah, FeCl2 atau FeCl3. Hal ini berarti bahwa tidak terlalu sulit
untuk mengubah kedua senyawa.
Pembentukan ion-ion kompleks
Apakah ion kompleks itu?
Ion kompleks memiliki ion logam pada pusatnya dengan jumlah tertentu molekul-molekul
atau ion-ion yang mengelilinginya. Ion-ion yang mengelilinginya itu dapat berdempet
dengan ion pusat melalui ikatan koordinasi (dative covalent). (Pada beberapa kasus, ikatan
yang terbentuk sebenarnya lebih rumit dibandingkan dengan ikatan koordinasi).
Molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilingi logam pusat disebut dengan ligan-ligan.
Yang termasuk pada ligan sederhana adalah air, amonia dan ion klorida.
Dimana semua ligan-ligan tersebut memiliki pasangan elektron tak berikatan yang aktif pada
tingkat energi paling luar. Pasangan elektron tak berikatan ini digunakan untuk membentuk
ikatan koordinasi dengan ion logam.
Beberapa contoh ion kompleks yang dibentuk oleh logam transisi
[Fe(H2O)6]2+
[Co(NH3)6]2+
[Cr(OH)6]3-
[CuCl4]2- Logam-logam yang lain juga dapat membentuk ion-ion kompleks – ini tidak berarti hanya logam transisi saja. Akan tetapi, logam-logam transisi dapat membentuk ion-ion kompleks yang beragam
Pembentukan senyawa-senyawa berwarna
Beberapa contoh yang lazim
Diagram menunjukkan kisaran warna untuk beberapa ion kompleks logam yang lazim.
Alat dan bahan :
Ion logam
Mg2+
Ba2+
Ca2+
Zn2+
Ni2+
Cu2+
Pb2+
Mn2+
Al3+
Fe3+
Tabung reaksi 10
Pipet tetes
Botol Semprot
Rak tabung
Label
APD
NaOH 0,1 M
NaOH 1 M
NH4OH 0,1 M
NH4OH 6 M
Cara Kerja :
Siapkan tabung reaksi untuk masing- masing pereaksi yang sudah di bersihkan
dengan aquadest lalu keringkan.
Beri label agar tidak tertukar
Teteskan 20 tetes pereaksi kedalam masing- masing tabung reaksi.
Tetesi masing- masing tabung yang sudah diberi preaksi 20 tetes denganNaOH
0,1M, NaOH 1M, NH4OH 0,1 M, NH4OH 6 M
Amati masing- masing tabung, (perubahan warna, mengendap, atau tetap)
Catat hasil pengamatan dalam bentuk tabel.
Data Pengamatan :
NaOH 0,1M NaOH 1M NH4OH 0,1M NH4OH 6M
Mg2+ Putih Putih Bening Putih susu
Ba2+ Putih Keruh Putih Keruh Putih Keruh Putih Keruh
Ca2+ Putih Keruh Putih Bening Putih bening
Zn2+ Putih Keruh Putih Keruh Putih Keruh Bening
Ni2+ Hijau Kekuningan Hijau Kekuningan Hijau Bening Biru bening
Cu2+ Biru Muda Biru Biru bening Biru tua
Pb2+ Putih susu Putih Keruh Putih susu Putih susu
Mn2+ Putih kekuningan Coklat keruh Putih bening Coklat keruh
Al3+ Putih Keruh Putih bening Putih bening Putih Keruh
Fe3+ Oranye bening Coklat kemerahan Kuning bening Coklat tua
Hasil : 0,1 M Ca2+ + NaOH Ca(OH)2 + Na+ Mengendap
Mg2+ + NaOH Mg (OH)2 + Na+ Ba2+ + NaOH Ba (OH)2 + Na+ Mengendap Zn2+ + NaOH Zn(OH)2 + Na+ Mengendap
Ni2+ + NaOH Ni(OH)2 + Na+
Cu2+ + NaOH Cu(OH)2 + Na+ Mengendap
Pb2+ + NaOH Pb(OH)2 + Na+ Mengendap
Mn2+ + NaOH Mn(OH)2 + Na+ Mengendap Al3+ + NaOH Al(OH)3 + Na+ Mengendap
Fe3+ + NaOH Fe(OH)3 + Na+
1M Ca2+ + NaOH Ca(OH)2 + Na+
Mg2+ + NaOH Mg (OH)2 + Na+
Ba2+ + NaOH Ba (OH)2 + Na+ Mengendap
Zn2+ + NaOH Zn(OH)2 + Na+ Mengendap
Ni2+ + NaOH Ni(OH)2 + Na+ Mengendap
Cu2+ + NaOH Cu(OH)2 + Na+ Mengendap
Pb2+ + NaOH Pb(OH)2 + Na+ Mengendap
Mn2+ + NaOH Mn(OH)2 + Na+ Mengendap Al3+ + NaOH Al(OH)3 + Na+
Fe3+ + NaOH Fe(OH)3 + Na+ Mengendap
0,1 M Ca2+ + NH4OH Ca(OH)2 + NH4
+
Mg2+ + NH4OH Mg(OH)2 + NH4+
Ba2+ + NH4OH Ba(OH)2 + NH4+ Mengendap
Zn2+ + NH4OH Zn(OH)2 + NH4+ Mengendap
Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 + NH4+
Cu2+ + NH4OH Cu(OH)2 + NH4
+
Pb2+ + NH4OH Pb(OH)2 + NH4+
Mn2+ + NH4OH Mn(OH)2 + NH4+
Al3+ + NH4OH Al(OH)3 + NH4+
Fe3+ + NH4OH Fe(OH)3 + NH4+
6M Ca2+ + NH4OH Ca(OH)2 + NH4
+
Mg2+ + NH4OH Mg(OH)2 + NH4+ Mengendap
Ba2+ + NH4OH Ba(OH)2 + NH4+ Mengendap
Zn2+ + NH4OH Zn(OH)2 + NH4+
Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 + NH4+
Cu2+ + NH4OH Cu(OH)2 + NH4
+
Pb2+ + NH4OH Pb(OH)2 + NH4+ Mengendap
Mn2+ + NH4OH Mn(OH)2 + NH4+ Mengendap
Al3+ + NH4OH Al(OH)3 + NH4+ Mengendap
Fe3+ + NH4OH Fe(OH)3 + NH4+ Mengendap
Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Ca2+ : Yang Mengendap hanya NaOH 0,1M
Mg2+ : Yang Mengendap hanya NH4OH 6M Ba2+ : Semuanya Mengendap Zn2+ : Yang jernih hanya NH4OH 6M Ni2+ : Yang Mengendap hanya NaOH 1M Cu2+ : Hanya NaOH yang mengendap Pb2+ : Hanya NH4OH 0,1M yang jernih Mn2+ : Hanya NH4OH 0,1M yang jernih Al2+ : Yang keruh NaOH 0,1M dan NH4OH 6M Fe2+ : Yang keruh NaOH 1M dan NH4OH 6M
Ca
2+ + NaOH Zn2+ + NaOH 0,1 M : Ada endapan 0,1 M : Ada endapan 1M : Tidak ada endapan 1M : Ada endapan Mg2+ + NaOH Ni2+ + NaOH 0,1 M :Tidak ada endapan 0,1 M : Tidak ada endapan 1M : Tidak ada endapan 1M : Ada endapan Ba2+ + NaOH Cu2+ +NaOH 0,1 M : Ada endapan 0,1 M : Ada endapan 1M : Ada endapan 1M : Ada endapan
Pb2+ + NaOH Al2+ + NaOH 0,1 M : Ada endapan 0,1 M : Ada endapan 1M : Ada endapan 1M : Tidak ada endapan Mn2+ + NaOH Fe2+ + NaOH 0,1 M : Ada endapan 0,1 M : Tidak ada endapan 1M : Ada endapan 1M : Ada endapan
Ca
2+ + NH4OH Cu2+ + NH4OH 0,1 M : Tidak ada endapan 0,1 M : Tidak ada endapan 6M : Tidak ada endapan 6M : Tidak ada endapan Mg2+ + NH4OH Pb2+ + NH4OH 0,1 M :Tidak ada endapan 0,1 M : Tidak ada endapan 6M : Ada endapan 6M : Ada endapan Ba2+ + NH4OH Mn2+ + NH4OH 0,1 M : Ada endapan 0,1 M : Tidak ada endapan 6M : Ada endapan 6M : Ada endapan Zn2+ + NH4OH Al2+ + NH4OH 0,1 M : Ada endapan 0,1 M : Tidak ada endapan 6M : Tidak ada endapan 6M : Ada endapan Ni2+ + NH4OH Fe2+ + NH4OH 0,1 M : Tidak ada endapan 0,1 M : Tidak ada endapan 6M : Tidak ada endapan 6M : Ada endapan
Daftar Pustaka :
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/ciri_ciri_umum_kimia_logam_transisi/