Lap - Stoikiometri Kimia
-
Upload
siskha-hidayat -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of Lap - Stoikiometri Kimia
-
8/13/2019 Lap - Stoikiometri Kimia
1/7
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kimia Praktik
Disusun oleh :
Nama : Siska Hidayat
NIM : 1211C1052
S1 ANALIS MEDIS (Kelas : B) Tk . I
SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG
2012
-
8/13/2019 Lap - Stoikiometri Kimia
2/7
LAPORAN PRAKTIKUM 5
Judul : Stoikiometri Reaksi Kimia
Tanggal : 06 November 2012
Tujuan :
Mahasiswa dapat mengetahui konsep Molaritas
Mahasiswa dapat menentukan perbandingan mol reaksi Natrium karbonat dengan
Asam Klorida
Mahasiswa dapat menentukan perbandingan mol reaksi Ferro Sulfat + KMnO4
Teori :
Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk
membedakannya daristoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan
kimia). Kata ini berasal daribahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metri(ukuran).
Stoikiometri didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaituhukum kekekalan
massa,hukum perbandingan tetap,danhukum perbandingan berganda.
Contoh:
Stoikiometri gas adalah suatu bentuk khusus, dimana reaktan dan produknya
seluruhnya berupa gas. Dalam kasus ini, koefisien zat (yang menyatakan
perbandinganmol dalam stoikiometri reaksi) juga sekaligus menyatakan perbandingan
volume antara zat-zat yang terlibat.
a. Tahap awal stoikiometri
Di awal kimia, aspek kuantitatif perubahan kimia, yakni stoikiometri reaksi kimia,
tidak mendapat banyak perhatian. Bahkan saat perhatian telah diberikan, teknik dan alat
percobaan tidak menghasilkan hasil yang benar.
Salah satu contoh melibatkan teori flogiston. Flogistonis mencoba menjelaskan
fenomena pembakaran dengan istilah zat dapat terbakar. Menurut para flogitonis,
pembakaran adalah pelepasan zat dapat etrbakar (dari zat yang terbakar). Zat ini yang
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stoikiometri_komposisi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kekekalan_massahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kekekalan_massahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perbandingan_tetaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perbandingan_bergandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Molhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perbandingan_bergandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perbandingan_tetaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kekekalan_massahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kekekalan_massahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kekekalan_massahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stoikiometri_komposisi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia -
8/13/2019 Lap - Stoikiometri Kimia
3/7
kemudian disebut flogiston. Berdasarkan teori ini, mereka mendefinisikan pembakaran
sebagai pelepasan flogiston dari zat terbakar. Perubahan massa kayu bila terbakar cocok
dengan baik dengan teori ini. Namun, perubahan massa logam ketika dikalsinasi tidak cocok
dengan teori ini. Walaupun demikian flogistonis menerima bahwa kedua proses tersebut
pada dasarnya identik. Peningkatan massa logam terkalsinasi adalah merupakan fakta.
Flogistonis berusaha menjelaskan anomali ini dengan menyatakan bahwa flogiston
bermassa negatif.
Filsuf dari Flanders Jan Baptista van Helmont (1579-1644) melakukan percobaan
willow yang terkenal. Ia menumbuhkan bibit willow setelah mengukur massa pot bunga
dan tanahnya. Karena tidak ada perubahan massa pot bunga dan tanah saat benihnya
tumbuh, ia menganggap bahwa massa yang didapatkan hanya karena air yang masuk ke
bijih. Ia menyimpulkan bahwa akar semua materi adalah air. Berdasarkan pandangan saat
ini, hipotesis dan percobaannya jauh dari sempurna, tetapi teorinya adalah contoh yang baik
dari sikap aspek kimia kuantitatif yang sedang tumbuh. Helmont mengenali pentingnya
stoikiometri, dan jelas mendahului zamannya.
Di akhir abad 18, kimiawan Jerman Jeremias Benjamin Richter (1762-1807)
menemukan konsep ekuivalen (dalam istilah kimia modern ekuivalen kimia) dengan
pengamatan teliti reaksi asam/basa, yakni hubungan kuantitatif antara asam dan basa
dalam reaksi netralisasi. Ekuivalen Richter, atau yang sekarang disebut ekuivalen kimia,
mengindikasikan sejumlah tertentu materi dalam reaksi. Satu ekuivalen dalam netralisasi
berkaitan dengan hubungan antara sejumlah asam dan sejumlah basa untuk mentralkannya.
Pengetahuan yang tepat tentang ekuivalen sangat penting untuk menghasilkan sabun dan
serbuk mesiu yang baik. Jadi, pengetahuan seperti ini sangat penting secara praktis.
Pada saat yang sama Lavoisier menetapkan hukum kekekalan massa, dan
memberikan dasar konsep ekuivalen dengan percobaannya yang akurat dan kreatif. Jadi,
stoikiometri yang menangani aspek kuantitatif reaksi kimia menjadi metodologi dasar kimia.
Semua hukum fundamental kimia, dari hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap
sampai hukum reaksi gas semua didasarkan stoikiometri. Hukum-hukum fundamental ini
merupakan dasar teori atom, dan secara konsisten dijelaskan dengan teori atom. Namun,
menarik untuk dicatat bahwa, konsep ekuivalen digunakan sebelum teori atom dikenalkan.
b. Massa atom relatif dan massa atom
Dalton mengenali bahwa penting untuk menentukan massa setiap atom karena
massanya bervariasi untuk setiap jenis atom. Atom sangat kecil sehingga tidak mungkin
menentukan massa satu atom. Maka ia memfokuskan pada nilai relatif massa dan membuat
tabel massa atom (gambar 1.3) untuk pertamakalinya dalam sejarah manusia. Dalam
-
8/13/2019 Lap - Stoikiometri Kimia
4/7
tabelnya, massa unsur teringan, hidrogen ditetapkannya satu sebagai standar (H = 1). Massa
atom adalah nilai relatif, artinya suatu rasio tanpa dimensi. Walaupun beberapa massa
atomnya berbeda dengan nilai modern, sebagian besar nilai-nilai yang diusulkannya dalam
rentang kecocokan dengan nilai saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa ide dan percobaannya
benar.
Kemudian kimiawan Swedia Jons Jakob Baron Berzelius (1779-1848) menentukan
massa atom dengan oksigen sebagai standar (O = 100). Karena Berzelius mendapatkan nilai
ini berdasarkan analisis oksida, ia mempunyai alasan yang jelas untuk memilih oksigen
sebagai standar. Namun, standar hidrogen jelas lebih unggul dalam hal kesederhanaannya.
Kini, setelah banyak diskusi dan modifikasi, standar karbon digunakan. Dalam metoda ini,
massa karbon 12C dengan 6 proton dan 6 neutron didefinisikan sebagai 12,0000. Massa
atom dari suatu atom adalah massa relatif pada standar ini. Walaupun karbon telah
dinyatakan sebagai standar, sebenarnya cara ini dapat dianggap sebagai standar hidrogen
yang dimodifikasi.
Massa atom hampir semua unsur sangat dekat dengan bilangan bulat, yakni
kelipatan bulat massa atom hidrogen. Hal ini merupakan kosekuensi alami fakta bahwa
massa atom hidrogen sama dengan massa proton, yang selanjutnya hampir sama dengan
massa neutron, dan massa elektron sangat kecil hingga dapat diabaikan. Namun, sebagian
besar unsur yang ada secara alami adalah campuran beberapa isotop, dan massa atom
bergantung pada distribusi isotop. Misalnya, massa atom hidrogen dan oksigen adalah
1,00704 dan 15,9994. Massa atom oksigen sangat dekat dengan nilai 16 agak sedikit lebihkecil.
Setiap senyawa didefinisikan oelh rumus kimia yang mengindikasikan jenis dan
jumlah atom yang menyususn senyawa tersebut. Massa rumus (atau massa rumus kimia)
didefinisikan sebagai jumlah massa atom berdasarkan jenis dan jumlah atom yang
terdefinisi dalam rumus kimianya. Rumus kimia molekul disebut rumus molekul, dan massa
rumus kimianya disebut dengan massa molekul.5 Misalkan, rumus molekul karbon dioksida
adalah CO2, dan massa molekularnya adalah 12 +(2x 6) = 44. Seperti pada massa atom, baik
massa rumus dan massa molekul tidak harus bilangan bulat. Misalnya, massa molekulhidrogen khlorida HCl adalah 36,5. Bahkan bila jenis dan jumlah atom yang menyusun
molekul identik, dua molekul mungkin memiliki massa molekular yang berbeda bila ada
isostop berbeda yang terlibat.
d. Kuantitas materi dan mol
Metoda kuantitatif yang paling cocok untuk mengungkapkan jumlah materi adalah
jumlah partikel seperti atom, molekul yang menyusun materi yang sedang dibahas. Namun,untuk menghitung partikel atom atau molekul yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat
-
8/13/2019 Lap - Stoikiometri Kimia
5/7
-
8/13/2019 Lap - Stoikiometri Kimia
6/7
Cara Kerja :
1) Reaksi Asam-BasaUkur 5mL larutan Na2CO30,1M dengan menggunakan pipet ukur. Masukan kedalam
Erlenmeyer 100mL. Tambahkan Methyl Orange sambil di kocok. Tambahkan lagi
larutan HCl 0,1M tetes demi tetes sambil terus di kocok hingga larutan berwarna
jingga merah!
2) Reaksi RedoksUkur 10mL larutan FeSO40,1M. Tambahkan 10mL H2SO44N sambil di kocok.
Tambahkan lagi H3PO4 pekat. Kocok terus, tambahkan lagi KMnO40,1N (0,02M) tetes
demi tetes (sambil di kocok) hingga larutan berwarna pink!
Hasil :
Na2CO3+ Indikator Methyl Orangeorange bening + HClmerah jingga
HCl yang dilarutkan sebanyak 5mL
FeSO4+ H2SO4Bening + H3PO4tetap + KMnO4pink
KMnO4yang dilarutkan sebanyak 15,2 mL
Reaksi :
Na2CO3+ HCl NaCl2+ H2CO3
Na2CO3 0,1 = mol mol = 0,1 x 5x10-3
mol = 5x10-4
5x10-3
HCl 0,1 = mol mol = 0,1 x 5x10-3
mol = 5x10-4
5x10-3
Jadi perbandingan mol reaksi Natrium karbonat dengan Asam Klorida = 1 : 1
-
8/13/2019 Lap - Stoikiometri Kimia
7/7
FeSO4+ KMnO4 Fe(MnO4)2+ K2SO4FeSO4 0,1 = mol mol = 0,1 x 1x10
-2 mol = 1x10
-3
1x10-2
KMnO4 0,02= mol mol = 0,02 x 15x10-2
mol = 3 x 10-3
15x10-2
Jadi perbandingan mol reaksi Ferro Sulfat + KMnO4= 1 : 3
Kesimpulan :
Indikator methyl orange pada reaksi asam basa hanya bersifat sebagai katalis
H2SO4dan H3PO4pada reaksi redoks hanya bersifat sebagai katalis
Perbandingan mol yang efektif pada reaksi asam basa adalah 1 : 1
Perbandingan mol yang efektif pada reaksi redoks adalah 1 : 3
Daftar Pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Stoikiometri
http://id.wikipedia.org/wiki/Stoikiometrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Stoikiometrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Stoikiometri