Lap. skripsi anang

101
STRATEGI OPTIMALISASI TAMBAT LABUH DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) PONDOKDADAP KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR SKRIPSI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: ANANG F. RACHMAN NIM. 0810820001 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

description

manajemen pelabuhan perikanan

Transcript of Lap. skripsi anang

Page 1: Lap. skripsi anang

STRATEGI OPTIMALISASI TAMBAT LABUH DI PELABUHAN PERIKANAN

PANTAI (PPP) PONDOKDADAP KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh:

ANANG F. RACHMAN

NIM. 0810820001

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Lap. skripsi anang

STRATEGI OPTIMALISASI TAMBAT LABUH DI PELABUHAN PERIKANAN

PANTAI (PPP) PONDOKDADAP KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

ANANG F. RACHMAN

NIM. 0810820001

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 3: Lap. skripsi anang

SKRIPSI

STRATEGI OPTIMALISASI TAMBAT LABUH DI PELABUHAN PERIKANAN

PANTAI (PPP) PONDOKDADAP KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

Oleh :

ANANG F. RACHMAN

NIM. 0810820001

telah dipertahankan di depan penguji

pada tanggal 17 Januari 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Dosen Pembimbing I

Ir. Alfan Jauhari, MS

Tanggal:

Dosen Pembimbing II

Ir. Martinus, MP

Tanggal:

Mengetahui, Ketua Jurusan PSPK

Ir. AIDA SARTIMBUL, M.Sc, Ph.D

Tanggal:

Dosen Penguji I

Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si Tanggal:

Dosen Penguji II

Ir. Iman Prajogo R, MS

Tanggal:

Page 4: Lap. skripsi anang

Pernyataan Orisinalitas Skripsi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini

benar merupakan hasil karya sendiri. Dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 25 Desember 2012

Mahasiswa

Anang F. Rachman 0810820001

Page 5: Lap. skripsi anang

i

RINGKASAN

ANANG F. RACHMAN. Penelitian Skripsi Tentang Strategi Optimalisasi Tambat Labuh Di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Kabupaten Malang Jawa Timur (Di bawah bimbingan Ir. Alfan Jauhari, MS. dan Ir. Martinus, MP)

Suatu pelabuhan harus mempunyai fasilitas yang baik guna memperlancar

aktivitas di pelabuhan tersebut. Tambat labuh termasuk dalam salah satu aktivitas pokok suatu pelabuhan, untuk itu fasilitas tambat labuh merupakan fasilitas yang harus diperhatikan dalam suatu pelabuhan. Fasilitas pokok tambat labuh yaitu dermaga dan kolam labuh.

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah rusak, oleh karena itu proses bongkar ikan di dermaga harus dilakukan dengan cepat untuk menjaga kualitas ikan yang didaratkan, pengaturan sistem tambat dan perhitungan panjang dermaga diperlukan agar aktivitas tersebut dapat berjalan dengan lancar. Kolam labuh digunakan untuk kapal berlabuh dan berlindung dari ombak besar, dalam kolam labuh hal yang harus diperhatikan yaitu kedalaman kolam dan luas kolam pelabuhan, karena bila kedalaman kolam kurang dari draft kapal maka lambung kapal dapat terbentur dasar perairan dan kapal akan karam, untuk luas kolam pelabuhan harus disesuaikan dengan banyaknya kapal yang ada di pelabuhan, agar pada saat badai atau cuaca buruk datang kapal dapat berlabuh di kolam pelabuhan.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan fasilitas tambat labuh kapal perikananan dan merumuskan strategi perencanaan pengembangan tambat labuh kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif. Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil skoring dari kuesioner yang diajukan kepada responden. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 50 yang diambil dari pegawai UPPPP Pondokdadap, nelayan dan pemilik kapal. Data sekunder bersumber dari laporan tahunan PPP Pondokdadap, kantor Desa Tambakrejo dan melalui studi pustaka yang lain, teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Analisa data dalam penelitiain ini menggunakan analisa SWOT dan QSPM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas tambat labuh seperti dermaga bongkar memiliki panjang 97 m sedangkan yang dibutuhkan 93,1 m. Dermaga apung untuk muat barang yang bisa digunakan hanya 1 sedangkan yang dibutuhkan 3 dermaga apung. Kolam pelabuhan memiliki luas 18.000 m2, sedangkan yang dibutuhkan 18.245,7 m2.

Hasil dari analisa SWOT diperoleh skor faktor internal 2,58 dan faktor eksternal 2,41, yang berarti dalam strategi optimalisasi tambat labuh kapal perikanan faktor internal lebih berpengaruh dari pada faktor eksternal. Pada analisa matriks grand strategi didapat nilai koordinat faktor internal sebagai sumbu x=0,19 sedangkan untuk faktor eksternal sebagai sumbu y=0,20. Titik koordinat tersebut berada pada kuadran 1 yang menggunakan strategi Strength Opportunuties (SO) yang berarti strategi ini dijalankan dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Sedangkan dari analisa QSPM didapatkan alternatif strategi yang diimplementasikan terlebih dahulu adalah institution development sebesar 6,854 dan dilanjutkan strategi dari environment policy sebesar 6,363.

Page 6: Lap. skripsi anang

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan

judul “Strategi Optimalisasi Tambat Labuh Di Pelabuhan Perikanan Pantai

(PPP) Pondokdadap Kabupaten Malang Jawa Timur”. Tak lupa shalawat

serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah

menunutun kita dari jalan kegelapan menuju kejalan yang terang benderang.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan, sehingga adanya kritik dan saran dari pembaca nantinya penulis

harapkan agar dapat menambah kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan perikanan

khususnya bagi penulis pribadi dan pembaca.

Malang, 25 Desember 2012

Penulis

Page 7: Lap. skripsi anang

iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak akan tersusun tanpa

bantuan dari berbagai pihak, rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan

kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini.

2. Ibu, Ayah, Mbak Anis, dan Mas Arif yang selalu tulus memberikan kasih

sayang, dukungan serta do’a yang diberikan selama ini.

3. Bapak Ir. Alfan Jauhari, MS dan bapak Ir. Martinus, MP selaku dosen

pembimbing yang telah memberi dorongan, masukan serta kritikan

sampai terselesaikannya laporan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si dan bapak Ir. Iman Prajogo R, MS selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran dalam penyusunan laporan

skripsi.

5. Angelia Norma Wulandari yang selalu memberi semangat, serta

perhatiannya kepada saya agar saya tetap sehat dan bisa mengerjakan

laporan skripsi dengan baik.

6. Semua teman-teman PSPK 2008 atas saran, kritik dan dukungannya

selama ini, semoga SKRIPSI kita dapat berjalan dengan lancar dan

memperoleh hasil yang memuaskan, Amin.

7. Teman-teman kontrakan Candi Sewu (Dhani, Fajar, Saka, Fahrul, Radik,

Andrian) dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

atas semangat yang diberikan kepada saya.

Semoga ALLAH SWT memberikan balasan yang lebih atas jasa dan

kebaikan mereka.

Malang, Desember 2012

Penulis

Page 8: Lap. skripsi anang

iv

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................. iii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3 1.5. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 3

2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

2.1. Pelabuhan Perikanan ........................................................................ 4 Pengertian Pelabuhan Perikanan ............................................... 4 2.1.1. Fungsi Pelabuhan Perikanan ...................................................... 5 2.1.2. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ................................................. 7 2.1.3. Fasilitas Pelabuhan Perikanan ................................................... 10 2.1.4. Organisasi Pelabuhan Perikanan ............................................... 11 2.1.5.

2.2. Tambat Labuh ................................................................................... 133 Tambat ....................................................................................... 13 2.2.1. Labuh ......................................................................................... 13 2.2.2.

2.3. Dermaga Pelabuhan ......................................................................... 14 Pemilihan tipe dermaga .............................................................. 15 2.3.1. Fender ........................................................................................ 16 2.3.2. Bolder (Bollard)........................................................................... 17 2.3.3.

2.4. Kolam Pelabuhan .............................................................................. 18 2.5. Konsep Manajemen Strategi ............................................................. 19

Pengertian Manajemen Strategi ................................................. 19 2.5.1. Tahap Manajemen Strategi......................................................... 20 2.5.2. Manfaat Manajemen Strategi ...................................................... 21 2.5.3.

3. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 23

3.1. Lokasi Penelitian ............................................................................... 23 3.2. Metode Penelitian .............................................................................. 23 3.3. Jenis Data ......................................................................................... 23 3.4. Metode Pengambilan Data ................................................................ 24

Wawancara ................................................................................ 24 3.4.1. Observasi ................................................................................... 25 3.4.2. Dokumentasi .............................................................................. 25 3.4.3.

3.5. Metode Analisa Data ......................................................................... 26 Analisa SWOT ............................................................................ 26 3.5.1. Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM) ........................ 31 3.5.2.

3.6. Metode Pemilihan Responden ........................................................... 33

Page 9: Lap. skripsi anang

v 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 34

4.1. Kondisi Umum Tempat Penelitian...................................................... 34 Keadaan Geografi dan Topografi ................................................ 34 4.1.1.

4.2. Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap ...................................... 36 Struktur Organisasi Pelabuhan ................................................... 36 4.2.1.

4.3. Armada kapal perikanan .................................................................... 41 Alat tangkap yang digunakan...................................................... 42 4.3.1. Jumlah Produksi Ikan ................................................................. 43 4.3.2.

4.4. Analisa Kondisi Tempat Tambat dan Labuh Kapal ............................ 44 Kolam Labuh .............................................................................. 44 4.4.1. Dermaga..................................................................................... 45 4.4.2.

4.4.2.1. Dermaga pendaratan (dermaga bongkar) .............................. 45 4.4.2.2. Dermaga perlengkapan (dermaga muat)................................ 46

4.5. Isu/Permasalahan di PPP Pondokdadap ........................................... 47 4.6. Identifikasi SWOT .............................................................................. 48

Identifikasi variabel kekuatan (Strength) ..................................... 50 4.6.1. Identifikasi variabel kelemahan (Weakness) ............................... 51 4.6.2. Identifikasi variabel peluang (Opportunities) ............................... 53 4.6.3. Identifikasi variabel ancaman (Threats) ...................................... 55 4.6.4.

4.7. Analisa Matrik Internal Factory Analysis Strategi (IFAS).................. 57 4.8. Analisa Matrik Eksternal Factory Analysis Strategi (EFAS) ............. 59 4.9. Analisa Matrik SWOT ...................................................................... 60 4.10. Analisa Matrik Grand Strategi ......................................................... 61 4.11. Analisa QSPM ................................................................................. 63

5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 67 5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 67 5.2. Saran ................................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 69 LAMPIRAN ................................................................................................... 71

Page 10: Lap. skripsi anang

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Matrik SWOT ............................................................................................ 30 2. Topografi desa Tambakrejo ...................................................................... 35 3. Pembagian luas lahan Desa Tambakrejo .................................................. 36 4. Jumlah Armada Di PPP Pondokdadap Malang 2007-2011 ....................... 42 5. Jumlah Alat Tangkap Di PPP Pondokdadap Malang ................................ 43 6. Jumlah Produksi Ikan di PPP Pondokdadap tahun 2007-2011 ................. 44 6. Matrik IFAS ............................................................................................... 57 7. Matrik EFAS ............................................................................................. 59 8. Analisa QSPM .......................................................................................... 63

Page 11: Lap. skripsi anang

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pantai di Wilayah Kabupaten Malang (Hermawan,2006). ......................... 2 2. Dermaga ................................................................................................... 14 3. Analisa Strategi dalam kuadran ................................................................ 30 4. Kolam labuh PPP Pondokdadap ............................................................... 45 5. Dermaga pendaratan ................................................................................ 46 6. Dermaga perlengkapan ............................................................................ 47 8. Lempeng tektonik. (BMKG, 2012). ............................................................ 56 9. Kuadran matrik grand strategi ................................................................... 62

Page 12: Lap. skripsi anang

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 71 2. Layout Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap ....................... 72 3. Perhitungan Swot ..................................................................................... 73 4. Matriks Grand Strategi SO ....................................................................... 67 5. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 86 6. Perhitungan Dermaga dan kolam labuh ................................................... 89

Page 13: Lap. skripsi anang

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi ikan yang terdiri atas perikanan pelagis dan

perikanan demersal tersebar pada hampir semua bagian perairan laut Indonesia

dan diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton pertahun yang dapat dikelola

secara lestari dengan rincian sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap di perairan

Indonesia dan 1,86 juta ton dapat diperoleh dari perairan Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia (ZEEI). Pemanfaatan potensi perikanan laut Indonesia ini

belum dapat memberi kekuatan dan peran yang lebih kuat terhadap

pertumbuhan perekonomian dan peningkatan pendapatan masyarakat nelayan

Indonesia (Yahya, 2001).

Potensi perikanan yang besar tersebut dalam pemanfaatannya harus

didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya

adalah pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan. Pelabuhan

perikanan atau pangkalan pendaratan ikan adalah tempat untuk berlabuh kapal

perikanan dan untuk pendaratan hasil tangkapan ikan, hal tersebut sebagai

penunjang dalam kelancaran kegiatan produksi disektor perikanan tangkap.

Pelabuhan perikanan dengan berbagai aktivitas dan kelengkapan fasilitas yang

dimiliki dapat berguna sebagai pusat kegiatan dibidang produksi, pengolahan

dan pemasaran hasil perikanan tangkap.

Dalam pasal 41 Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan

menyebutkan, pemerintah berkewajiban menyelenggarakan dan membina

pelabuhan perikanan yang berfungsi sebagai tempat tambat labuh kapal

perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran dan distribusi ikan,

tempat pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksanaan penyuluhan serta

pengembangan masyarakat nelayan, dan tempat untuk memperlancar kegiatan

operasional kapal perikanan.

Page 14: Lap. skripsi anang

2

Pelabuhan perikanan sebagai tempat tambat labuh kapal perikanan,

untuk itu pengaturan tambat labuh diperlukan untuk mengatur kapal yang

melakukan aktivitas di pelabuhan yang dimulai dari kapal tambat ke pelabuhan

hingga kapal berlabuh di kolam pelabuhan, hal tersebut untuk memberikan

pelayanan dan kemudahan bagi pengguna jasa pelabuhan perikanan khususnya

bagi nelayan setempat.

Pembangunan sektor kelautan dan perikanan pada saat ini menjadi salah

satu prioritas pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten

Malang. Kebijakan tersebut ditempuh mengingat Kabupaten Malang memiliki 14

pantai dengan panjang garis pantai 77 km seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Pantai Kabupaten Malang berada di perairan Samudera Hindia yang kaya akan

sumber daya ikan pelagis besar, seperti madidihang (Thunnus albacares), tuna

mata besar (Thunnus obesus), albakora (Thunnus allalunga), tuna sirip biru

selatan (Thunnus macoyii), dan tuna abu-abu (Thunnus tonggol) dan cakalang

(Katsuwonus pelamis) (Hermawan, 2006).

Gambar 1. Pantai di Wilayah Kabupaten Malang (Hermawan,2006).

Page 15: Lap. skripsi anang

3 1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Kurangnya lahan/tempat kapal untuk berlabuh.

2. Belum adanya alternatif strategi perencanaan pengoptimalan tambat

labuh kapal perikanan di PPP Pondokdadap.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui kelayakan fasilitas tambat labuh kapal perikanan.

2. Merumuskan pilihan strategi perencanaan pengembangan tambat

labuh kapal perikanan di PPP Pondokdadap.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu data yang diperoleh dapat digunakan

sebagai acuan dalam membuat suatu kebijakan sistem tambat labuh maupun

pembangunan fasilitas tambat labuh di PPP Pondokdadap.

1.5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai

Pondokdadap kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Jawa Timur

pada bulan Februari 2012.

Page 16: Lap. skripsi anang

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pelabuhan Perikanan

Pengertian Pelabuhan Perikanan 2.1.1.

Pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan adalah

tempat yang tediri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batasan-

batasan tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi

yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun

penumpang, dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan pelayaran.

Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan khusus perikanan yang

merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek

produksi maupun pemasarannya. Pembangunan pelabuhan perikanan dirancang

sesuai dengan kemampuan sumber daya wilayah, termasuk sumber daya

kelautan, serta sesuai dengan volume usaha perikanan di wilayah

pengembangan perikanan yang telah ditetapkan (Dinas Informasi dan

Komunikasi Pemprov Jatim, 2009).

Pengertian pelabuhan perikanan pantai (PPP) adalah tempat bertambat

dan berlabuh perahu atau kapal perikanan, tempat pendaratan hasil perikanan

dan merupakan lingkungan kerja kegiatan ekonomi perikanan yang meliputi areal

perairan dan daratan. Sesuai fungsinya diperuntukkan bagi pelayanan

masyarakat nelayan utamanya nelayan dengan kapal-kapal ukuran kecil dengan

jangkauan daerah penangkapan di sekitar pantai (Direktorat Jenderal Perikanan

Tangkap, 2002).

Page 17: Lap. skripsi anang

5

Fungsi Pelabuhan Perikanan 2.1.2.

Dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.06/MEN/2007

disebutkan fungsi pelabuhan perikanan sebagai berikut :

1. Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan pengawasan

dan pengendalian serta pendayagunaan sarana dan prasarana pelabuhan

perikanan

2. Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan

perikanan

3. Pelayanan jasa dan fasilitasi usaha perikanan

4. Pengembangan dan fasilitasi penyuluhan serta pemberdayaan masyarakat

perikanan

5. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan

produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan

6. Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi, dan pemasaran hasil

perikanan di wilayahnya

7. Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari

8. Pelaksanaan pengawasan penangkapan sumber daya ikan, dan

penanganan, pengolahan, pemasaran, serta pengendalian mutu hasil

perikanan

9. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data perikanan serta

pengelolaan sistem informasi

10. Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan kebersihan

kawasan pelabuhan perikanan

11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Bagakali (2000) merinci fungsi umum pelabuhan perikanan meliputi

penyediaan :

Page 18: Lap. skripsi anang

6 1) Pintu alur masuk yang baik dan aman dengan alur pelayaran menuju

pelabuhan yang lebar serta cukup aman

2) Kolam pelabuhan yang lebar, dalam dan terlindung untuk melayani kegiatan

yang diperlukan

3) Semua alat bantu navigasi, visual dan elektrik untuk membantu kapal-kapal

agar dapat menggunakan pelabuhan secara aman

4) Pemecah gelombang (break water) dengan desain struktur yang memadai

serta tata letak yang cocok untuk mengurangi pengaruh gelombang dan

badai dalam alur masuk dan kolam pelabuhan hingga batas tidak

mengganggu

5) Dermaga yang memadai untuk melayani berbagai tipe dan ukuran kapal

yang akan menggunakan pelabuhan

6) Sarana pelayanan yang diperlukan untuk melayani penyediaan perbekalan

7) Gedung-gedung beserta perlengkapan yang perlu untuk memudahkan

pengoperasian di dalam komplek pelabuhan secara lancar dan effisien ;

8) Areal yang cukup untuk perluasan kegiatan baik di darat maupun di laut

9) Jalan penghubung utama yang cukup, baik menuju maupun dari arah areal

pelabuhan dengan sistem jaringan yang dirancang secara baik untuk

melayani semua aktifitas di pelabuhan

10) Ruang parkir yang cukup luas untuk semua kendaraan industri atau pribadi,

disamping ruang yang cukup di sekitar gedung-gedung dan pabrik untuk

keperluan kendaraan muat dan bongkar tanpa mengganggu kelancaran arus

lalu lintas.

Page 19: Lap. skripsi anang

7

Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.1.3.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan dibagi

menjadi 4 kategori utama yaitu :

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Pelabuhan tersebut dikategorikan menurut kapasitas dan kemampuan masing-

masing pelabuhan untuk menangani kapal yang datang dan pergi serta letak dan

posisi pelabuhan.

Berikut ini adalah karakteristik Pelabuhan di Indonesia :

1. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) dikenal juga sebagai pelabuhan

perikanan tipe A, atau kelas 1. Suatu pelabuhan dapat dikategorikan dalam PPS

jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

Daerah Operasional kapal ikan yang dilayani yaitu berada di Wilayah laut

teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dan perairan

internasional

Mempunyai fasilitas tambat labuh kapal untuk kapal >60 GT

Panjang dermaga dan kedalaman kolam >300 m dan >3 m

Kapasitas menampung kapal >6000 GT (ekivalen 100 buah kapal

berukuran 60 GT)

Volume ikan yang didaratkan rata-rata 60 ton/hari

Memberikan pelayanan untuk ekspor

Luas lahan lebih besar dari 30 Ha

Page 20: Lap. skripsi anang

8

Luas kolam labuh 20.872,5 m2.

2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dikenal sebagai pelabuhan

perikanan tipe B atau kelas 2, pelabuhan dapat dikategorikan dalam Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

Daerah Operasional kapal ikan yang dilayani yaitu berada di Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dan laut teritorial

Mempunyai fasilitas tambat labuh kapal untuk kapal 30-60 GT

Panjang dermaga dan kedalaman kolam 150-300 m dan >3 m

Kapasitas menampung kapal >2250 GT (ekivalen 75 buah kapal

berukuran 30 GT)

Volume ikan yang didaratkan rata-rata 30 ton/hari

Memberikan pelayanan untuk ekspor

Luas lahan 15- 30 Ha

Luas kolam labuh 10.302,19 m2.

3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dapat disebut sebagai pelabuhan

perikanan tipe C atau kelas 3, pelabuhan dapat dikategorikan dalam PPP bila

memenuhi kriteria sebagai berikut :

Daerah Operasional kapal ikan yang dilayani yaitu berada di perairan

pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial dan Wilayah Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia (ZEEI)

Mempunyai fasilitas tambat labuh kapal untuk kapal 5-15 GT

Panjang dermaga dan kedalaman kolam 100-150 m dan >2 m

Kapasitas menampung kapal >300 GT (ekivalen 30 buah kapal berukuran

10 GT)

Page 21: Lap. skripsi anang

9

Jumlah ikan yang didaratkan sekitar 15-20 ton / hari atau sekitar 4000 ton

/ tahun

Luas lahan 5-15 Ha

Luas kolam labuh 2.598,75 m2.

4. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Pangkalan pendaratan ikan merupakan pelabuhan kecil yang umumnya

dikelola oleh Daerah, PPI biasanya berskala kecil pada suatu perairan pantai,

kriteria PPI antara lain :

Daerah Operasional kapal ikan yang dilayani yaitu berada di perairan

pedalaman dan perairan kepulauan

Mempunyai fasilitas tambat labuh kapal untuk kapal 3-10 GT

Panjang dermaga dan kedalaman kolam 50-100 m dan >2 m

Kapasitas menampung kapal >60 GT (ekivalen 20 buah kapal berukuran

3 GT)

Jumlah ikan yang didaratkan setiap hari sekitar 10 ton atau 2000 ton /

tahun

Luas lahan 2-5 Ha

Luas kolam labuh 759 m2.

Sedangkan menurut Triatmodjo (2009), macam pelabuhan ditinjau dari

letak geografisnya dibedakan menjadi :

1. Pelabuhan alam

Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai

dan gelombang secara alami, seperti pulau, terletak di teluk, estuari atau muara

sungai. Di daerah pelabuhan alam ini pengaruh gelombang sangat kecil.

Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap merupakan contoh pelabuhan alam

Page 22: Lap. skripsi anang

10 yang daerah perairannya terlindung oleh Pulau Sempu sehingga pengaruh

gelombang kecil.

2. Pelabuhan buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang terlindungi dari

pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang

(breakwater). Bangunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut

sehingga gelombang yang datang dapat terhalang oleh bangunan tersebut.

3. Pelabuhan semi buatan

Pelabuhan ini merupakan campuran dari pelabuhan alami dan pelabuhan

buatan, contohnya suatu pelabuhan berada pada muara sungai yang kedua

sisinya dilindungi oleh jetty yang berfungsi menahan masuknya pasir sepanjang

pantai ke muara sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan.

Fasilitas Pelabuhan Perikanan 2.1.4.

Untuk menunjang kegiatan operasional suatu pelabuhan perikanan

dibutuhkan berbagai fasilitas, suatu pelabuhan dapat dikatakan baik ataupun

buruk dengan melihat kelengkapan fasilitas yang dimiliki. Fasilitas pelabuhan

dapat dikelompokkan menjadi fasilitas utama/pokok, fasilitas fungsional dan

fasilitas pendukung.

Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16/MEN/2006

pelabuhan yang berfungsi dengan baik yaitu pelabuhan yang dapat melindungi

kapal yang berlabuh dan beraktivitas di dalam areal pelabuhan. Agar dapat

memenuhi fungsinya maka pelabuhan perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas.

Fasilitas pada pelabuhan perikanan dapat kita kelompokkan menjadi sebagai

berikut :

Page 23: Lap. skripsi anang

11 a. Fasilitas pokok

Terdiri atas fasilitas perlindungan seperti breakwater, reventment, dan groin,

dalam hal secara teknis diperlukan, fasilitas tambat seperti dermaga dan jetty,

dan fasilitas perairan pelabuhan seperti kolam dan alur pelayaran,

penghubung seperti jalan, drainase, gorong-gorong, dan jembatan, serta

lahan pelabuhan perikanan.

b. Fasilitas fungsional

Terdiri atas berbagai fasilitas pelayanan kebutuhan lain di areal pelabuhan

seperti bantuan navigasi, layanan transportasi, persediaan kebutuhan bahan

bakar, penanganan dan pengolahan ikan, perbaikan jaring, bengkel,

komunikasi, dan sejenisnya.

c. Fasilitas penunjang

Terdiri atas penunjang kegiatan seperti mess operator, pos jaga, pos

pelayanan terpadu, peribadatan, MCK, kos, dan fungsi pemerintahan.

d. Fasilitas penyelenggaraan fungsi pemerintahan

keselamatan pelayaran, kebersihan, keamanan dan ketertiban, bea dan cukai,

keimigrasian, pengawas perikanan, kesehatan masyarakat dan karantina ikan.

Organisasi Pelabuhan Perikanan 2.1.5.

Secara umum, Pelabuhan Perikanan Tipe C (PPP) dan tipe D (PPI)

dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis yang ada dibawah Dinas Perikanan dan

Kelautan Propinsi. UPT ini dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggug jawab

langsung kepada kepala Dinas Perikanan dan Kelautan. Susunan organisasi

PPP adalah :

1) Kepala PPP mempunyai tugas memimpin seluruh kegiatan

operasional di PPP

Page 24: Lap. skripsi anang

12

2) Tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan admiinistrasi,

kepegawaian, dan rumah tangga PPP

3) Sub seksi sarana yang bertugas melaksanakan pengoperasian

parawatan dan perbaikan sarana PPP

4) Sub seksi pengusahaan jasa bertugas melaksnakan pengaturan

kepengusahaan nelayan

5) Sub seksi kenelayanan yang mempunyai tugas pengaturan dan

pembinaan nelayan di kawasan PPP

6) Satuan pengamanan yang bertugas membina dan mengatur

ketertiban serta keamanan di sekitar PPP (Direktorat Jendral

Perikanan Tangkap, 2002).

Sedangkan dalam KEPMEN Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.02/MEN/2006 tentang Organisasi dan tata Kerja Pelabuhan Perikanan,

susunan organisasi Pelabuhan Perikanan Tipe C dan Tipe D, terdiri dari :

1) Pelabuhan perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Pelabuhan

2) Petugas Tata Usaha yang bertugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rencana dan anggaran pengelolaan urusan administrasi

keuangan dan barang kekayaan milik negara, administrasi

kepegawaian dan jabatan fungsional, persuratan, kearsipan,

perlengkapan, serta rumah tangga pelabuhan

3) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pengawasan mutu hasil perikanan dan kegiatan fungsional

lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional

berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Page 25: Lap. skripsi anang

13 2.2. Tambat Labuh

Tambat 2.2.1.

Menurut PERDA Propinsi Lampung No.3 tahun 2000 tentang retribusi

tempat pendaratan kapal perikanan, tambat adalah tempat bersandar atau

mengikat tali di dermaga untuk melakukan kegiatan membongkar hasil

tangkapan dan memuat bahan perbekalan untuk berangkat ke laut.

Kapal dikatakan bertambat apabila bersandar atau mengikatkan tali di

tempat tertentu untuk melakukan kegiatan bongkar hasil tangkapan, waktu

tambat dihitung selama kapal membongkar hasil tangkapan di dermaga atau di

tempat tambat yang lain, uang tambat adalah imbalan jasa bagi kapal yang

bersandar di tempat yang dihitung berdasarkan etmal. Etmal adalah sebuah

satuan dimana 1 Etmal sama dengan 24 jam atau 1 hari, fasilitas tambat berupa

jembatan/jetty, dermaga bongkar, tepian atau bagian tepi baik sungai maupun

pantai, tubuh kapal lain (Solihin, 2008).

Labuh 2.2.2.

Menurut PERDA Propinsi Lampung No.3 tahun 2000 tentang retribusi

tempat pendaratan kapal perikanan, labuh adalah tempat bersandar atau

mengikat tali ditempat tertentu yang bukan tempat bongkar dan muat untuk

beristirahat dan menunggu keberangkatan ke laut atau yang menunggu naik dock

atau dalam keadaan perbaikan/perawatan kapal.

Kapal dikatakan berlabuh apabila setelah membongkar hasil tangkapan,

kapal bersandar atau mengikat tali ditempat tertentu yang bukan tempat bongkar,

untuk beristirahat dan menunggu keberangkatan ke laut atau menunggu naik

dock atau dalam keadaan floating repair (perbaikan dalam keadaan

mengapung). Waktu labuh adalah waktu yang dihitung sesudah kapal selesai

membongkar sampai keberangkatannya kembali ke laut (waktu sejak kapal

Page 26: Lap. skripsi anang

14 bersandar di dermaga sampai berangkat kembali ke laut dikurangi dengan waktu

tambat). Uang labuh adalah jasa sebagai penggganti akibat pemakaian kolam

pelabuhan atau tempat berlabuh lainnya yang dihitung berdasarkan etmal.

Tempat berlabuh merupakan kolam pelabuhan atau tempat yang dibangun

khusus untuk berlabuh (Solihin, 2008).

2.3. Dermaga Pelabuhan

Suatu pelabuhan mempunyai fasilitas-fasilitas tambat labuh guna

memberikan pelayanan pada kapal-kapal yang keluar masuk, salah satunya yaitu

dermaga yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang

melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Dalam

Bentuk dan ukuran dermaga didasarkan pada jenis kapal yang akan berlabuh

serta jarak minimal untuk menjaga agar kapal dapat sandar, lepas sandar dan

melakukan kegiatan bongkar muat dengan aman. Ukuran panjang dermaga

tersebut dapat dihitung dengan rumus dibawah ini (Bambang, 2009 ) :

Panjang Dermaga (Lp) = n.Loa + ( n – 1 ) 15m + 50m

dimana :

n : Jumlah kapal yang dapat merapat

Loa : Ukuran panjang kapal yang di tambat

15m : ketetapan (jarak antara buritan ke haluan dari satu kapal ke kapal lain)

50m : ketetapan (jarak dari kedua ujung dermaga ke buritan dan haluan

kapal)

Gambar 2. Dermaga

Page 27: Lap. skripsi anang

15

Pada umumnya kapal-kapal perikanan berukuran relatif kecil sehingga

tidak memerlukan jarak aman yang besar antara kedua kapal yang sedang

sandar/tambat secara berurutan sejajar dermaga maupun berdampingan. Jarak

aman pada posisi kapal yang sandar/tambat secara sejajar dengan sisi dermaga

antara 0,1 – 0,2 kali panjang kapal. Sedangkan untuk kapal-kapal yang

sandar/tambat dengan posisi berdampingan antara sisi kapal maka cukup

diberikan jarak aman antara dua kapal 0,3 – 0,5 kali lebar kapal.

Pemilihan tipe dermaga 2.3.1.

Dermaga dibangun untuk melayani kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe

dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal,

arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan yang

paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang

paling ekonomis. Pemilihan tipe dermaga didasarkan pada tinjauan berikut ini :

1. Tinjauan topografi daerah pantai

Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup agak jauh dari

darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan

pengerukan yang besar. Sedang lokasi di mana kemiringan dasar cukup curam,

pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang pancang di perairan

yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembutan

wharf adalah lebih tepat.

2. Jenis kapal yang dilayani

Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah

mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga barang potongan

(general cargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar

muat barang yang besar, jalan kereta api, gudang dan lain-lain. Untuk melayani

kapal tersebut pengguna pier akan lebih ekonomis.

Page 28: Lap. skripsi anang

16

Untuk kapal tanker atau kapal barang curah yang sangat besar, pembuatan

dermaga untuk menerima kapal tersebut menjadi tidak ekonomis karena

diperlukan kedalaman perairan yang sangat besar, sementara kapal sebesar itu

jarang menggunakan pelabuhan. Untuk melayani kapal tersebut dibuat tambatan

di lepas pantai, dan bongkar-muat barang dilakukan oleh kapal yang lebih kecil

atau menggunakan pipa bawah laut.

3. Daya dukung tanah

Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada

umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih besar dari

pada tanah di dasar laut. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum

padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan

tanah lebih menguntungkan. Tetapi, apabila tanah dasar berupa karang

pembuatan wharf diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan

lebih murah karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang.

Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit

dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut. Wharf dibangun apabila garis

kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai. Wharf biasanya

digunakan suatu halaman terbuka yang cukup luas untuk menjamin kelancaran

angkutan barang. Perencanaan wharf harus memperhitungkan tambatan kapal,

peralatan bongkar muat barang dan fasilitas transportasi darat. Karakteristik

kapal yang akan berlabuh mempengaruhi panjang wharf dan kedalaman yang

diperlukan untuk merapatnya kapal (Bambang, 2009).

Fender 2.3.2.

Sistem fender adalah suatu cara melindungi kapal agar terhindar dari

kerusakan pada saat kapal merapat (mooring) ke dermaga. Pada saat merapat

kecepatan gerak kapal masih dapat menimbulkan gaya benturan yang dapat

Page 29: Lap. skripsi anang

17 merusak bagian badan kapal yang terbentur maupun dinding dermaga. Untuk

meredam gaya benturan kapal tersebut maka dermaga dilengkapi dengan

penahan benturan atau sistem fender. Gaya yang dapat ditangkal oleh fender

terutama adalah gaya yang sejajar dinding dermaga, sedangkan gaya yang

tegak lurus dermaga harus ditahan oleh dinding dermaga itu.

Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga.

Fender akan menyerap enegi benturan antara kapal dengan dermaga dan

meneruskan gaya ke struktur dermaga. Fender juga dapat melindungi cat badan

kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak

karena gelombang, arus dan angin. Fender harus dipasang sepanjang dermaga

dan letaknya harus sedimikian rupa sehingga dapat mengenai kapal. Menurut

Triatmodjo (2009) tipe fender ada dua yaitu :

a. Fender kayu

Fender kayu bisa berupa batang-batang kayu yang dipasang horisontal

atau vertikal di sisi depan dermaga. Panjang fender sama dengan sisi atas

dermaga sampai muka air. Fender ini mempunyai sifat untuk menyerap energi

benturan.

b. Fender karet

Fender karet dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu :

Fender yang dipasang pada struktur dermaga.

Fender terapung yang ditempatkan antara kapal dan struktur dermaga, seperti

pada fender pneumatic.

Bolder (Bollard) 2.3.3.

Bolder digunakan untuk pengikatan tali tambat dikapal maupun didarat

pada saat melakukan sandar di dermaga, selain itu bolder juga digunakan

pengikatan tali pada waktu kapal ditarik oleh kapal tunda atau kapal lain saat

Page 30: Lap. skripsi anang

18 akan masuk pelabuhan atau kegiatan yang lain. Dengan demikian konstruksi

bolder harus lebih kuat dari tali tambat (mooring). Untuk menambat atau

mengikat kapal-kapal perikanan yang kecil bolder dapat terbuat dari bahan kayu,

sedangkan untuk pelabuhan besar umumnya dibuat dari beton, besi atau baja.

Supaya tidak mengganggu kalancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat

barang) maka tinggi bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50cm diatas lantai

dermaga. Tipe bolder yang sering digunakan dikapal antara lain Bambang, et al.

(2009) :

Bolder yang berdiri vertikal (Vertikal type bollard)

Bolder membentuk sudut (oblique type bollard)

2.4. Kolam Pelabuhan

Kolam pelabuhan adalah bagian dari sarana dan fasilitas palabuhan

berbentuk perairan yang mempunyai kedalaman dan berada di depan dermaga.

Fungsi kolam pelabuhan adalah untuk menampung kapal dalam melakukan

berth time (waktu sandar) selama dalam pelabuhan, bongkar muat barang,

pengisian ulang bahan bakar, air bersih, perbaikan dan lain-lain dengan mudah

tanpa terganggu oleh gelombang. Kolam pelabuhan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut Triatmojdo (2009) :

Kolam pendaratan

Kolam perbekalan

Kolam tambat

Kolam manuver

Syarat kolam pelabuhan yaitu :

Perairan harus cukup tenang, yaitu daerah yang terlindung dari angin,

gelombang, dan arus sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan kapal di

pelabuhan tidak terganggu

Page 31: Lap. skripsi anang

19 Lebar dan kedalaman perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan.

Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak (maneuver)

Areal harus cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang

berlabuh dan kapal masih dapat bergerak dengan bebas

Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar

dengan leluasa dan sebaiknya memiliki lintasan gerakan memutar melingkar

yang tidak terputus

Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi

muka air surut terendah.

2.5. Konsep Manajemen Strategi

Pengertian Manajemen Strategi 2.5.1.

Manajemen Strategi adalah proses penetapan tujuan organisasi,

pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut,

serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kabijakan dan

merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategi

mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu

bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan

pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat

memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya (Willy, 2010).

Menurut Nawawi (2005), pengertian manajemen strategik ada 4 (empat).

Pengertian pertama Manajemen Strategik adalah “proses atau rangkaian

kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh,

disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak

dan dimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organiasasi, untuk

mencapai tujuannya”.

Page 32: Lap. skripsi anang

20

Pengertian manajemen strategik yang kedua adalah “usaha manajerial

menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang

yang muncu guna mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi

yang telah ditentukan”.

Pengertian yang ketiga, Manajemen Strategik adalah “arus keputusan dan

tindakan yang mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk

membantu mencapai tujuan organisasi”

Pengertian yang keempat, “manajemen strategik adalah perencanaan

berskala besar (disebut Perencanaan Strategik) yang berorientasi pada

jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan sebagai

keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil),

agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam

usaha menghasilkan sesuatu (Perencanaan Operasional) yang berkualitas,

dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut Tujuan

Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan Operasional) organisasi.”

Tahap Manajemen Strategi 2.5.2.

Proses manajemen strategi (strategy management process) terdiri atas 3

tahap, yaitu (David, 2008) :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan

kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan.

Page 33: Lap. skripsi anang

21 2. Implementasi strategi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan

tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan

mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan

dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya

yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan

mengarahkan usaha pemasaran, menyiapakan anggaran, mengembangkan

dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan

dengan kinerja organisasi. Implementasi strategi sering kali disebut tahap

pelaksanaan dalam manajemen strategi. Tantangan dalam implementasi

adalah mendorong seluruh manajer dan karyawan perusahaan untuk bekerja

dengan antusias dan penuh kebanggaan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi (strategy evaluation) adalah tahap final dalam

manajemen strategi. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang

karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktifitas

dasar evaluasi strategi adalah :

Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi

saat ini

Mengukur kinerja

Mengambil tindakan korektif.

Manfaat Manajemen Strategi 2.5.3.

Manfaat yang dapat dipetik adalah “manajemen strategik dapat

mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan

sebagai fungsi manajemen, dan dalam proses pelaksanaan pekerjaan dengan

Page 34: Lap. skripsi anang

22 menggunakan semua sumber daya yang secara nyata dimiliki melalui proses

yang terintegrasi dengan fungsi manajemen yang lainnya dan dapat dinilai

hasilnya berdasarkan tujuan organisasi”.

Manfaat yang diperoleh dari implementasi manajemen strategi adalah :

- Organisasi menjadi dinamis.

- Fungsi kontrol berjalan dengan efektif dan efisien.

- Meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan

keunggulan.

- Memudahkan dalam menyepakati perubahan atau pengembangan strategi

yang akan dilaksanakan.

- Mendorong perilaku proaktif bagi semua pihak untuk ikut serta mewujudkan

keunggulan.

- Meningkatkan perasaan ikut memiliki, berpartisipasi aktif dan tanggung jawab

bagi semua komponen organisasi (Siswanto, 2007).

Page 35: Lap. skripsi anang

23

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu di Pelabuhan

Perikanan Pantai Pondokdadap Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten

Malang. Lokasi penelitian ini dipilih dengan pertimbangan Pelabuhan Perikanan

Pantai Pondokdadap merupakan pelabuhan perikanan di Jawa Timur yang

mempunyai break water alami yaitu Pulau Sempu.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan

untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara

obyektif. Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap obyek dan terhadap

responden dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk dianalisis. Seluruh

data yang diperoleh kemudian diproses dan diolah dengan metode analisa

Strengths, Weaknesses, Opportunity and Threats (SWOT) dan Quantitative

Strategies Planning Matrix (QSPM).

3.3. Jenis Data

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung, diamati dan

dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 1986). Data primer merupakan sumber

data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok,

hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil

pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer dilakukan

Page 36: Lap. skripsi anang

24 dengan cara wawancara, partisipasi langsung dan dokumentasi. Data primer

yang dibutuhkan meliputi :

1. Proses tambat labuh di Pondokdadap.

2. Pendapat masyarakat sekitar tentang fasilitas tambat labuh yang ada.

3. Kondisi tempat kapal perikanan tambat labuh.

3.3.2 Data Sekunder

Menurut Marzuki (1983), data sekunder adalah data yang pengumpulannya

bukan diusahakan secara langsung oleh pelaksana atau peneliti tetapi diambil

dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan serta media publikasi.

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan. Data tersebut meliputi:

1. Layout pelabuhan.

2. Data monitoring pelabuhan.

3. Jumlah kapal di pelabuhan.

4. Luas tempat tambat labuh.

3.4. Metode Pengambilan Data

Wawancara 3.4.1.

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam

proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi

dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut adalah pewawancara,

responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasi

wawancara (Masri dan Effendi, 1989).

Page 37: Lap. skripsi anang

25

Peneliti menyiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan penelitian,

daftar pertanyaan yang dibuat sesuai dengan tujuan penelitian dan klasifikasi

responden atau narasumber, pada saat wawancara berlangsung peneliti

membawa daftar pertayaan tersebut agar wawancara sesuai dengan tujuan

penelitian dan data yang didapatkan tidak ada yang terlewatkan. Responden

yang diambil dalam penelitian ini yaitu :

1. Pegawai pada instansi UPPPP Pondokdadap

2. Nelayan

3. Pemilik kapal.

Observasi 3.4.2.

Pengumpulan data dengan observasi adalah pengambilan dan pencatatan

data secara sistematis terhadap gejala yang diselidiki tanpa alat bantu dan aktif

melibatkan diri secara langsung dalam penelitian (Natzir, 1983). Dalam penelitian

ini observasi dilaksanakan dengan melaksanakan pengamatan secara langsung

di tempat tambat labuh kapal perikanan untuk mengindentifikasi proses tambat

labuh yang ada. Selain itu observasi langsung dilakukan ketika kegiatan tambat

labuh kapal perikanan PPP Pondokdadap.

Dokumentasi 3.4.3.

Teknik dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara

mengumpulkan gambar yang diperoleh di lokasi. Teknik ini berguna untuk

memperkuat data-data yang telah diambil dengan menggunakan teknik

pengambilan data sebelumnya (Arikunto, 1996).

Hasil dari dokumentasi dari Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap

yaitu berupa gambar seperti kondisi dermaga apung, posisi kapal pada saat

berlabuh, kondisi dermaga.

Page 38: Lap. skripsi anang

26 3.5. Metode Analisa Data

Analisa SWOT 3.5.1.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats). Dengan demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus

menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2006).

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats) (Herdiyanto, 2009).

1. Strength and Weakness (Kekuatan dan Kelemahan)

Tujuan perusahaan adalah menumbuh kembangkan kekuatan yang dimiliki

dan mengatasi kelemahan yang ada pada perusahaan. Jika kekuatan yang ada

pada perusahaan lebih besar dari pada pesaingnya, maka perusahaan dapat

dikatakan memiliki keuntungan. Sedangkan apabila perusahaan tidak bisa

mengantisipasi kelemahan yang ada, maka perusahaan lain yang merupakan

pesaing akan memanfaatkan kelemahan tersebut untuk kepentingan

perusahaannya. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengantisipasi

kelemahan tersebut untuk menghadapi pesaing yang ada.

2. Opportunity and Threats (Peluang dan Ancaman)

Ancaman menggambarkan seberapa besar bahaya yang akan dihadapi

oleh perusahaan. Kemungkinan perusahaan akan berhasil bila dapat

Page 39: Lap. skripsi anang

27 memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang dimiliki serta memiliki keunggulan-

keunggulan yang lebih tinggi dari pesaingnya.

Analisis SWOT dilakukan dengan menggunakan ”Internal Factor

Evaluation” (IFE) dan ”External Factor Evaluation” (EFE), dengan tahapan

sebagai berikut ini:

a. Identifikasi faktor internal dan eksternal dengan cara penelusuran literatur,

wawancara dan observasi. Hasil identifikasi faktor-faktor tersebut selanjutnya

diberi bobot dan peringkat.

b. Penentuan bobot setiap faktor dalam kuesioner dilakukan dengan jalan

mengajukan identifikasi faktor-faktor strategi eksternal dan internal tersebut

kepada manajemen dan pakar. Masing-masing faktor diberi bobot yang

menggambarkan tingkat kepentingannya terhadap kesuksesan perusahaan

dalam industri. Penentuan bobot dilakukan dengan cara memberikan

kesempatan kepada responden untuk melihat derajat pentingnya masing-

masing faktor jika dibandingkan dengan faktor-faktor yang lainnya.

c. Pemberian peringkat dalam kuesioner ditentukan berdasarkan kondisi

masing-masing faktor di dalam perusahaan. Menurut David (dalam Rangkuti,

2008), skala peringkat yang digunakan adalah: Untuk analisis faktor internal: 1

(kelemahan mayor), 2 (kelemahan minor), 3 (kekuatan minor), 4 (kekuatan

mayor); Untuk analisis faktor eksternal (peluang dan ancaman): 1 (kurang), 2

(sedang), 3 (baik) dan 4 (sangat baik). Untuk faktor peluang, peringkat yang

diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam merespon peluang

yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat yang diberikan menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghindari ancaman yang dihadapi.

d. Selanjutnya, masing-masing nilai bobot dikalikan dengan nilai peringkatnya

untuk mendapatkan skor untuk semua faktor penentu. Semua skor

Page 40: Lap. skripsi anang

28

dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total skor untuk perusahaan. Jumlah

total skor berkisar dari 1,0 sampai 4,0 dengan nilai rata-rat 2,5.

Model yang akan dipakai pada penelitian menggunakan analisis SWOT

antara lain adalah :

a. Model Eksternal Factor Analysis Strategi (EFAS)

Model Faktor Strategi Eksternal digunakan untuk mengetahui terlebih dahulu

faktor strategi eksternal yang mancakup peluang dan ancaman bagi

perusahaan.

b. Model Internal Factor Analysis Strategi (IFAS)

Model Faktor Strategi Internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan

faktor-faktor strategi internal dalam kerangka kekuatan dan kelemahan

perusahaan.

Dalam merumuskan suatu strategi diperlukan beberapa tahap analisis,

antara lain :

a) Tahap pengumpulan data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data.

Tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis.

Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan

data internal. Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari Matriks Faktor

Strategi Eksternal dan Matriks Faktor Strategi Internal.

Matriks Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, perlu diketahui

terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut adalah cara

penentuan EFAS :

1. Susunlah dalam kolom beberapa peluang dan ancaman.

Page 41: Lap. skripsi anang

29

2. Beri bobot masing-masing faktor sesuai prioritasnya. Faktor-faktor

tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor

strategi.

3. Hitung rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktor

tersebut terhadap kondisi yang ada.

4. Diperoleh skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

5. Diperolah nilai total pembobotan yang dapat menentukan tindakan

sebagai reaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya.

Matriks Faktor Strategi Internal

Untuk menyusun matriks faktor strategi internal perlu diketahui terlebih

dahulu faktor strategi internal (IFAS). Penentuan IFAS dilakukan sama

seperti langkah penentuan EFAS.

b) Tahap analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh, tahap

selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model -

model kuantitatif perumusan strategi. Beberapa model yang dapat digunakan

diantaranya yaitu: Matriks SWOT dan Matriks Grand Strategi.

Matriks SWOT

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategi. Bentuk matrik SWOT dapat dilihat pada

tabel 1.

Page 42: Lap. skripsi anang

30 Tabel 1. Matrik SWOT

STRENGTH (S)

Tentukan faktor-faktor

kekuatan internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan faktor-faktor

kelemahan internal

OPPORTUNITIES (O)

Tentukan faktor peluang

eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk menggapai

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

TREATH (T)

Tentukan faktor

ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Matriks Grand Strategi

Matriks Grand Strategi dapat ditentukan dengan menggambarkan analisa

strategis yang sudah dirumuskan dalam kuadran. Bentuk matrik Grand

Strategi dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.

(iii) Mendukung strategi (i) Mendukung strategi

turn-around agresif

(iv) Mendukung strategi (ii) Mendukung strategi

defensive diversifikasi

Gambar 3. Analisa Strategi dalam kuadran

PELUANG

KEKUATAN KELEMAHAN

ANCAMAN

EFAS

IFAS

Page 43: Lap. skripsi anang

31

Kuadran i : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Karena dalam

kondisi ini selain kekuatan, peluang yang dimiliki juga dapat

dimanfaatkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented Strategy).

Kuadran ii : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, masih ada kekuatan

internal yang dapat dimanfaatkan. Strategi yang harus diterapkan

adalah menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.

Kuadran iii : Fokus dalam strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah

internal sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.

Kuadran iv : Merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan dengan

menghadapi ancaman dan kelemahan internal sekaligus.

Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM) 3.5.2.

QSPM merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi

alternatif yang diprioritaskan. Dalam mengadakan perencanaan strategi dalam

suatu organisasi, QSPM sangat diperlukan sebagai metode pengambilan

keputusan setelah tahap input dan tahap analisis dilakukan. QSPM sangat

berhubungan dengan metode-metode lain yang digunakan dalam tahap input

dan analisis sebagai bentuk informasi untuk tahap QSPM sendiri. Kondisi

eksternal-internal organisasi sangat diperlukan dalam penggunaan metode ini,

sehingga dapat diputuskan pemilihan prioritas strategi mana yang akan

digunakan sesuai dengan keadaan organisasi tersebut.

Langkah-langkah pengembangan suatu QSPM sebagai berikut :

Page 44: Lap. skripsi anang

32 langkah 1 : Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan

organisasi yang diambil dari metode EFE dan metode IFE.

langkah 2 : Memberi weight atau pembobotan pada masing-masing eksternal

dan internal faktor kunci kesuksesan dengan jumlah keseluruhan

bobot harus sebesar 1 seperti yang ada di metode EFE dan IFE.

langkah 3 : Meneliti metode yang ada pada tahap analisis di perencanaan

strategik dan mengidentifikasi strategi alternatif yang

pelaksanaannya harus dipertimbangkan sebelumnya oleh

organisasi. Strategi yang dimaksud adalah strategi alternatif yang

dapat direkomendasikan, yaitu hasil dari metode SWOT.

langkah 4 : Menetapkan Attractiveness Score (AS) yaitu nilai ketertarikan relatif

dari masing-masing strategi yang dipilih, dengan cara meneliti

masing-masing eksternal dan internal faktor kunci kesuksesan.

Kemudian menentukan peran dari tiap faktor dalam proses

pemilihan strategi yang sedang dibuat.

Langkah 5 : Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) dengan mengalikan

Weight (Langkah 2) dengan Attractiveness Score (Langkah 4) pada

masing-masing baris. TAS ini menunjukkan ketertarikan relatif dari

masing-masing alternatif strategi.

Langkah 6 : Menghitung Total Attractiveness Score dengan menjumlahkan TAS

dari masing-masing kolom QSPM. Nilai TAS dari alternatif strategi

yang tertinggi adalah yang menunujukkan pilihan utama dari

alternatif strategi dan nilai TAS dari alternatif strategi yang terkecil

menunjukkan pilihan terakhir dari alternatif strategi (Novita. et al,

2009).

Page 45: Lap. skripsi anang

33 3.6. Metode Pemilihan Responden

Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu

pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang

diperlukan atau pemilihan secara acak dengan pertimbangan responden adalah

aktor atau pengguna lahan (stakeholders) yang terdiri dari lembaga pemerintah,

swasta, dan masyarakat. Responden yang dimaksud adalah responden yang

terlibat langsung atau responden yang dianggap mempunyai kemampuan dan

mengerti permasalahan terkait dengan tambat labuh PPP Pondokdadap, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memperoleh informasi dilakukan

kegiatan wawancara menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden.

Pada tahun 2012 jumlah nelayan di Sendang Biru pada bulan Februari adalah

2.269 orang, pegawai UPPPP Pondokdadap 11 orang, dan pemilik kapal 109

orang.

Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah :

1. Pegawai pada instansi UPPPP Pondokdadap

2. Nelayan

3. Pemilik kapal

Teknik pengambilan sampel ini menggunakan rumus Taro Yamane yaitu :

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

α2 : Estimasi kesalahan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 14%

Page 46: Lap. skripsi anang

34

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Tempat Penelitian

Keadaan Geografi dan Topografi 4.1.1.

Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap Sendang Biru terletak ± 77 km

ke arah selatan dari kota Malang. Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai

(UPPPP) Pondokdadap terletak di Dusun Sendang Biru Desa Tambakrejo

Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

UPPPP ini dibangun di atas lahan seluas 3,26 ha dan berada pada koordinat LS

80 28’ BT 1120 40’. Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap mempunyai

kelebihan dibandingkan dengan pelabuhan yang lain yaitu Pulau Sempu yang

memiliki luas ± 877 ha yang secara resmi telah ditetapkan sebagai daerah cagar

alam sejak tahun 1982 dan mempunyai fungsi melindungi pelabuhan dari

gelombang besar yang datang dari Samudera Hindia dan juga melindungi

perairan Sendang Biru dari bahaya gelombang pasang Tsunami.

Batas wilayah Dusun Sendang Biru adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Kedungbanteng

Sebelah Timur : Desa Tambaksari

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sebelah Barat : Desa Sitiarjo

Berdasarkan keadaan topografinya Dusun Sendang Biru Desa Tambakrejo

Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur

berada pada ketinggian 15 meter di atas permukaan laut. Dusun Sendang Biru

Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang

memiliki luas 2.735,850 km2. Luas tersebut meliputi daratan 19,63%, perbukitan/

pegunungan 80,37%, seperti terlihat pada tabel 2 berikut ini, dari topografi

tersebut dapat dilihat bahwa daerah perbukitan/pegunungan lebih luas dari

daratan yang berarti jalan yang dilalui untuk menuju Dusun Sendang Biru Desa

Page 47: Lap. skripsi anang

35 Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang merupakan

jalan dengan tanjakan dan turunan. Untuk itu diperlukan kewaspadaan saat

berkendara menuju Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap karena selain

jalan tanjakan dan turunan keadaan jalan bisa menjadi licin pada saat turun

hujan.

Tabel 2. Topografi desa Tambakrejo

Keadaan Lahan Luas Lahan

(km2) Prosentase

(%)

Daratan 537,965 19,63

Perbukitan/pegunungan 2.197,870 80,37

Jumlah 2.735,835 100

(Sumber : Kantor Desa Tambakrejo)

Sebagian besar wilayah Dusun Sendang Biru Desa Tambakrejo

Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang adalah hutan dan ladang,

sebagian kecil berupa pekarangan, sawah, perumahan penduduk, jalan desa,

prasarana umum dan lain-lain seperti pada tabel 3 berikut ini. Banyaknya hutan

pada Desa Tambakrejo disebabkan karena keadaan topografi desa yang

sebagian besar berupa pegunungan sehingga keadaan tanah tidak rata dan

dengan kemiringan yang curam menyulitkan warga untuk memanfaatkan lahan

yang ada, selai itu jarak antara desa satu dengan yang lain relatif berjauhan.

Page 48: Lap. skripsi anang

36 Tabel 3. Pembagian luas lahan Desa Tambakrejo

Penggunaan lahan Luas (ha)

Pemukiman

Pertanian sawah

Ladang

Hutan

Bangunan umum

Rekreasi dan olahraga

Perikanan darat/tambak

Lain-lain

263

87

297

911

4

1,25

13

-

Total luas lahan 1.576,25

(sumber : Kantor Desa Tambakrejo)

4.2. Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap

Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap di Sendang Biru didirikan pada

tahun 1989, pelabuhan perikanan ini pertama kali didirikan dengan nama Unit

Manajemen Pangkalan Pendaratan Ikan (UMPPI), setelah berjalan empat tahun

pelabuhan perikanan ini berubah nama menjadi Badan Pengelola Pangkalan

Pendaratan Ikan (BPPPI) pada tahun 1993. Kemudian diturunkannya

SK.KEPALA DINAS PERIKANAN DAERAH TK. I JAWA TIMUR

No.061/6614/116.01/2010 tanggal 30 April 2010 nama Badan Pengelola

Pangkalan Pendaratan Ikan (BPPPI) berubah menjadi Unit Pengelola Pelabuhan

Perikanan Pantai (UPPPP) sampai sekarang.

Struktur Organisasi Pelabuhan 4.2.1.

Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap (UPPPP)

mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :

Page 49: Lap. skripsi anang

37

Gambar 3. Struktur Organisasi (UPPPP Pondokdadap tahun 2012)

Tugas pokok dan fungsi Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (UPPPP)

Pondokdadap sebagai berikut :

1. Kepala UPPPP

Memimpin, mengawasi, mengkoordinasi, mengendalikan dan

mengevaluasi seluruh kegiatan operasional di Unit Pengelola Pelabuhan

Perikanan Pantai Pondokdadap.

Melakukan Koordinasi dengan pihak – pihak lain yang terkait.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas Perikanan

Dan Kelautan Provinsi Jatim.

2. Sub bagian tata usaha

Melaksanakan pengolahan surat menyurat, urusan rumah tangga dan

kearsipan.

Melaksanakan pengolahan administrasi kepegawaian.

Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan kantor.

STRUKTUR ORGANISASI

UNIT PENGELOLA PELABUHAN PERIKANAN PANTAI

PONDOKDADAP KEPALA UPPPP

SEKSI

KESYAHBANDARAN

SEKSI PELAYANAN

TEKNIS

SUBBAG TU

Page 50: Lap. skripsi anang

38

Melaksanakan tugas keamanan dan ketertiban dilingkungan Pelabuhan

Perikanan Pantai Pondokdadap.

Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh kepala UPPPP

Pondokdadap

3. Seksi pelayanan teknis

Melaksanakan pengumpulan dan penyiapan bahan dalam rangka

penyusunan perencanaan pengembangan dan pelayanan jasa serta

pemeliharaannya.

Melaksanakan penyusunan dan penyiapan rencana program

pelaksanaan penyelenggaraan keamanan serta koordinasi pemanfaatan

sarana Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap.

Melaksanakan penyusunan rencana pelaksanaan dan penyelenggaraan

ketertiban dan kebersihan lingkungan kawasan Pelabuhan Perikanan

Pantai Pondokdadap.

Menyusun dan penyiapan rencana program pelaksanaan koordinasi

pengawasan mutu hasil perikanan.

Melaksanakan pembinaan dan pengawasan serta evaluasi terhadap

pengguna jasa Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap.

Melaksanakan penyusunan laporan hasil penyelenggaraan pelayanan

teknis.

Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh kepala UPPPP

Pondokdadap.

4. Seksi kesyahbandaran

Melaksanakan perencanaan kebutuhan sarana/prasarana keselamatan

pelayaran.

Melaksanakan pengawasan penggunaan sarana/prasarana keselamatan

pelayanan.

Page 51: Lap. skripsi anang

39

Melaksanakan pelayanan keselamatan pelayaran.

Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan serta penyajian data

kesyahbandaran.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPPPP

Pondokdadap.

4.2.2. Fasilitas Pelabuhan

Guna menunjang kegiatan operasional UPPPP Pondokdadap dilengkapi

sarana dan prasarana meliputi :

1. Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar yang harus diperlukan dalam

kegiatan disuatu pelabuhan. Fasilitas ini befungsi untuk menjamin

keamanan dan kelancaran kapal baik sewaktu berlayar keluar masuk

pelabuhan malaupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas pokok

yang ada di PPP Pondokdadap antara lain :

a. Tanah : 5 ha

b. Tanah urugan/lahan baru : 5,86 ha

c. Turap/plengsengan : 1.900 m2

d. Jalan komplek : 300 m2

e. Jalan menuju ke TPI baru : 1.600 m2

f. Dermaga Ponton : 250 m2

g. Dermaga baru : 946 m2

h. Pengerukan Kolam Labuh : 1,8 ha

2. Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi meninggikan nilai guna

dari fasilitas pokok dengan cara memberikan pelayanan yang dapat

menunjang aktifitas pelabuhan. Fasilitas fungsional di PPP Pondokdadap

antara lain :

a. Gedung TPI lama : 720 m2

b. Gedung TPI Baru : 1.200 m2

Page 52: Lap. skripsi anang

40

c. Area parkir : 2.000 m2

d. Gudang garam : 60 m2

e. Reservoir air : 16 m2

f. Tandon Air baru : 20 m2

g. Tangki solar dan dispenser : 1 Unit

h. Gedung genset : 60 m2

i. Genset ( 65 KVA ) : 2 Unit

j. Gedung bengkel lama : 60 m2

k. Gedung Bengkel Baru : 180 m2

l. Balai Pertemuan Nelayan lama : 130 m2

m. Balai Pertemuan Nelayan baru : 150 m2

n. Cold Storage : 200 m2

o. Gedung MCK : 60 m2

p. Pager keliling BRC : 600 m

q. Radio SSB : 1 Unit

r. Gedung pemindangan : 3 Unit

s. Los Ikan Segar : 7 Unit

t. Mess Nelayan : 8 Unit

u. Area parkir baru : 1972 m2

3. Fasilitas penunjang yaitu fasilitas yang secara tidak langsung

meningkatkan peranan pelabuhan. Fasilitas-fasilitas ini antara lain:

a. Rumah tamu type 150 : 224 m2

b. Rumah tinggal type 120 : 126 m2

c. Rumah tinggal type 70 : 95 m2

d. Rumah Direksi type 45 : 1 Unit

e. Kantin : 38 m2

f. Pos Keamanan : 2 Unit

Page 53: Lap. skripsi anang

41

4.2.3. Visi Misi Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap

Visi dan misi Pelabuhan Perikanan Pantai pondokdadap sebagai berikut :

Visi

Mendorong tumbuhnya sistem usaha perikanan tangkap yang

berkelanjutan berbasis pada Pelayanan Prima.

Misi

Menyediakan fasilitas dan jasa yang berorientasi pada tingkat kebutuhan

pertumbuhan usaha perikanan tangkap.

Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi peran serta masyarakat

dalam pengembangan perikanan tangkap.

Memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan tangkap.

Mewujudkan usaha perikanan tangkap sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi.

4.3. Armada kapal perikanan

Armada kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap

terdiri dari perahu tanpa motor, perahu motor tempel, dan kapal motor dengan

ukuran <30 GT. Perahu tanpa motor yaitu perahu yang menggunakan tenaga

manusia sebagai tenaga penggeraknya, sedangkan perahu motor tempel adalah

perahu yang menggunakan motor tempel (motor yang bisa dilepas) di bagian

buritan kapal, dan kapal motor yaitu kapal yang menggunakan tenaga mesin

sebagai penggerak utamanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4

berikut ini :

Page 54: Lap. skripsi anang

42 Tabel 4. Jumlah Armada Di PPP Pondokdadap Malang 2007-2011

Tahun Perahu Tanpa Motor

Motor Tempel

Kapal Motor

Jumlah < 10 GT

Buah

10 – 20 GT

(Buah)

20 – 30 GT

(Buah)

2007 57 31 318 29 - 435

2008 51 480 420 33 - 984

2009 33 497 465 32 - 1.027

2010 33 79 437 32 - 581

2011 33 81 415 29 - 558

(Sumber : UPPPP Pondokdadap)

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah armada di Pelabuhan Perikanan

Pantai Pondokdadap mengalami fluktuasi, hal ini dikarenakan adanya nelayan

andon yang berada di pelabuhan. Bila hasil banyak nelayan andon berdatangan

dan bila hasil berkurang maka nelayan andon tersebut kembali ke daerahnya

atau berpindah ke pelabuhan yang lain. Nelayan andon di PPP Pondokdadap

yaitu nelayan yang berasal dari Bugis dan Kalimantan.

Alat tangkap yang digunakan 4.3.1.

Di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap jenis alat tangkap yang

digunakan yaitu payang, gill net, pancing tonda, pancing jukung, kunting dan

purse sein. Alat tangkap yang paling banyak digunakan di pelabuhan ini adalah

pancing tonda, karena salah satu hasil tangkapan pancing tonda adalah ikan

tuna yang merupakan penghasil utama di pelabuhan perikanan pondokdadap.

Namun pada tahun 2010 alat tangkap pancing tonda mengalami penurunan

jumlah armada yang disebabkan musim paceklik dan sering terjadi cuaca yang

buruk sehingga para nelayan dilarang melaut oleh Unit Pengelola Pelabuhan

Perikanan Pantai Pondokdadap untuk keselamatan para nelayan, dan pada

tahun 2011 mengalami penurunan lagi karena jumlah hasil tangkapan yang

kurang memuaskan. Sedangkan alat tangkap purse sein pada tahun 2011

mengalami penambahan jumlah armada, penambahan ini dikarenakan hasil

Page 55: Lap. skripsi anang

43 tangkapan alat tangkap purse sein mengalami peningkatan. Pada tahun 2010

alat tangkap kunting mengalami peningkatan yang pesat, hal ini disebabkan

jumlah hasil tangkapan yang lumayan banyak, selain digunakan untuk

menangkap ikan, perahu kunting juga digunakan nelayan untuk kembali ke

pelabuhan setelah kapal berlabuh dengan pelampung penambat yang terletak

antara pulau sempu dengan pelabuhan. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah alat

tangkap yang digunakan di pelabuhan perikanan pantai Pondokdadap dapat

dilihat pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Jumlah Alat Tangkap Di PPP Pondokdadap Malang

JENIS ALAT TANGKAP

T A H U N

2007 2008 2009 2010 2011

Payang

Gill Net

Pancing Tonda

Pancing Jukung

Kunting

Purse seine

28

11

318

85

-

1

32

11

409

78

-

1

32

13

437

91

-

1

32

20

427

79

33

1

23

10

410

81

33

6

J U M L A H 435 531 574 592 563

(Sumber : UPPPP Pondokdadap)

Jumlah Produksi Ikan 4.3.2.

Jumlah produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap pada

tahun 2011 sebesar 5.454.192 kg, ikan yang didaratkan pada TPI Pelabuhan

Perikanan Pantai Pondodadap yaitu ikan cakalang, Tuna, tongkol, baby tuna,

marlin, layang dan ikan-ikan kecil yang lain. Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa

jumlah produksi ikan dari tahun 2007 sampai 2011 mengalami fluktuasi jumlah

produksi ikan, salah satu faktor yang menyebabkan fluktuasi jumlah produksi

Page 56: Lap. skripsi anang

44 ikan di PPP Pondokdadap yaitu perubahan cuaca yang tidak menentu yang

menyebabakan nelayan tidak bisa melaut.

Tabel 6. Jumlah Produksi Ikan di PPP Pondokdadap tahun 2007-2011

Tahun Jumlah produksi

(kg)

2007 5.999.900

2008 4.163.227

2009 4.809.154

2010 4.618.754

2011 5.454.192

4.4. Analisa Kondisi Tempat Tambat dan Labuh Kapal

Kolam Labuh 4.4.1.

Kolam berlabuh kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai

Pondokdadap berada di samping tempat pelelangan ikan yang baru mempunyai

luas 1,8 ha dengan kedalaman 2-4 meter, seperti yang terlihat pada gambar 4 di

bawah ini, dengan mempunyai kedalaman ini maka kolam labuh di PPP

pondokdadap telah memenuhi standar kedalaman kolam labuh PPP yang

memiliki standar kedalaman 2 meter. Kedalaman 2 meter dinilai cukup aman bila

digunakan oleh kapal-kapal dengan bobot 10-20 GT karena draft kapal dengan

bobot 10-20 GT hanya 1-1,5 meter, sehingga dengan kedalaman kolam labuh 2-

4 meter lambung kapal tidak menyentuh dasar perairan, jika kedalaman kolam

labuh kurang dari draft kapal yang ada maka lambung kapal dapat menyentuh

dasar perairan dan mengakibatkan kapal tenggelam.

Page 57: Lap. skripsi anang

45

Gambar 4. Kolam labuh PPP Pondokdadap

Dermaga 4.4.2.

4.4.2.1. Dermaga pendaratan (dermaga bongkar)

Dermaga pendaratan adalah dermaga yang digunakan untuk membongkar

hasil tangkapan ikan dari kapal ikan. Dermaga pendaratan di PPP

Pondokdadap masih dalam proses pembangunan sehingga belum dapat

digunakan untuk mendaratkan hasil perikanan. Dermaga pendaratan di PPP

Pondokdadap berbentuk pier. Pemilihan dermaga bentuk pier ini dikarenakan

garis kedalaman berada agak jauh dari pantai, selain itu pemilihan dermaga ini

dapat menghemat pengeluaran untuk pengerukan kolam. Bentuk dermaga

pendaratan dapat dilihat pada gambar 5.

Page 58: Lap. skripsi anang

46

Gambar 5. Dermaga pendaratan

4.4.2.2. Dermaga perlengkapan (dermaga muat)

Dermaga perlengkapan adalah dermaga yang digunakan untuk pengisian

bahan bakar dan pemuatan perbekalan yang diperlukan kapal untuk melaut

seperti air bersih, es, dan sebagainya. Selain itu dermaga perlengkapan ini

digunakan untuk membongkar hasil tangkapan, hal ini dikarenakan tempat

pelelangan ikan dan tempat pendaratan ikan yang baru masih belum digunakan.

Kondisi dermaga perlengkapan yang berada di Pondokdadap sangat

memprihatinkan, karena dari tiga dermaga apung yang ada, hanya satu yang

dapat digunakan dan kondisinya pun sudah berkarat sehingga membahayakan

pengguna dermaga. Kondisi dermaga perlengkapan dapat dilihat pada gambar 6

berikut ini.

Page 59: Lap. skripsi anang

47

Gambar 6. Dermaga perlengkapan

4.5. Isu/Permasalahan di PPP Pondokdadap

Isu/permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap

yaitu :

Variabel kekuatan

1. Mempunyai break water alami (Pulau sempu).

2. Kedalaman kolam labuh yang memenuhi standar.

3. Kondisi perairan yang tenang.

4. Pembangunan dermaga bongkar yang baru.

5. Pengembangan fasilitas tambat labuh.

6. Kapal terlindung dari gelombang yang datang dari samudera Hindia.

Variabel kelemahan

1. Jumlah dan kualitas sumberdaya manusia pengelola PPP

Pondokdadap.

2. Bengkel kapal yang kecil.

Page 60: Lap. skripsi anang

48

3. Tempat berlabuh sempit.

4. Penempatan kapal yang kurang strategis.

5. Belum ada syahbandar.

6. Fasilitas tambat labuh yang kurang memadai.

Variabel peluang

1. Dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2. Adanya rencana program pembangunan dan pengembangan

Sendang Biru sebagai sentra kegiatan perikanan Kabupaten

Malang.

3. Adanya rencana pengangkatan syahbandar perikanan di Sendang

Biru.

4. Dapat menyerap tenaga kerja.

5. Pelampung penambat dapat ditambah untuk berlabuhnya kapal.

6. Rencana perbaikan dermaga angkut.

Variabel ancaman

1. Rusaknya ekosistem dan lingkungan.

2. Pengaruh gelombang terhadap tambat labuh kapal.

3. Merupakan kawasan bencana alam (banjir dan tsunami).

4. Pengembangan kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

dibatasi oleh lahan.

5. Terjadinya abrasi dan sedimentasi.

6. Konflik antara nelayan lokal dengan nelayan andon.

4.6. Identifikasi SWOT

Identifikasi SWOT menggunakan faktor IFAS dan EFAS yang terdiri dari

variabel kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh dari

observasi lapang di PPP Pondokdadap, berikut ini adalah faktor dari IFAS dan

EFAS :

Page 61: Lap. skripsi anang

49 1. Faktor IFAS

Variabel Kekuatan

1. Mempunyai break water alami (Pulau sempu).

2. Kedalaman kolam labuh yang memenuhi standar.

3. Kondisi perairan yang tenang.

4. Pembangunan dermaga bongkar yang baru.

5. Pengembangan fasilitas tambat labuh.

6. Kapal terlindung dari gelombang yang datang dari samudera Hindia.

Variabel kelamahan

1. Jumlah dan kualitas sumberdaya manusia pengelola PPP

Pondokdadap.

2. Bengkel kapal yang kecil.

3. Tempat berlabuh sempit.

4. Penempatan kapal yang kurang strategis.

5. Belum ada syahbandar.

6. Fasilitas tambat labuh yang kurang memadai.

2. Faktor EFAS

Variabel Peluang

1. Dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2. Adanya rencana program pembangunan dan pengembangan Sendang

Biru sebagai sentra kegiatan perikanan Kabupaten Malang.

3. Adanya rencana pengangkatan syahbandar perikanan di Sendang Biru.

4. Dapat menyerap tenaga kerja.

5. Pelampung penambat dapat ditambah untuk berlabuhnya kapal.

6. Rencana perbaikan dermaga angkut.

Variabel Ancaman

1. Rusaknya ekosistem dan lingkungan.

Page 62: Lap. skripsi anang

50

2. Pengaruh gelombang terhadap tambat labuh kapal.

3. Merupakan kawasan bencana alam (banjir dan tsunami).

4. Pengembangan kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dibatasi

oleh lahan.

5. Terjadinya abrasi dan sedimentasi.

6. Konflik antara nelayan lokal dengan nelayan andon.

Identifikasi variabel kekuatan (Strength) 4.6.1.

a. Mempunyai break water alami (Pulau sempu)

Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap memiliki keunggulan dari

pelabuhan-pelabuhan lain yaitu memiliki pemecah gelombang (Break water)

alami yaitu Pulau Sempu yang berfungsi untuk menahan gelombang besar yang

datang dari Samudera Hindia. Dengan adanya pulau sempu ini Pelabuhan

Perikanan Pantai Pondokdadap tidak lagi memerlukan pembangunan break

water lagi sehingga dapat menghemat dana pengeluaran.

b. Kedalaman kolam labuh yang memenuhi standar

Salah satu syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam labuh

adalah kedalaman yang memenuhi standar, berdasarkan Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.16/MEN/2006 tentang pelabuhan

perikanan untuk Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) dan Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) kedalaman kolam labuh >3m, untuk Pelabuhan

Perikanan Pantai (PPP) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) kedalaman kolam

labuh >2m untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada halaman 9-10, sedangkan

kedalaman kolam pelabuhan pada Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap

yaitu 4m.

c. Kondisi perairan yang tenang

Dengan adanya Pulau Sempu sebagai break water alami, gelombang

besar dari Samudera Hindia dapat dihalau, sehingga gelombang yang datang

Page 63: Lap. skripsi anang

51 kecil dan tidak berpengaruh pada kegiatan bongkar muat dan berlabuhnya kapal

yang berada di pelabuhan. Faktor lain yang mempengaruhi keadaan perairan

yang tenang di Sendang Biru yaitu kedalaman yang mencapai 20 m.

d. Pembangunan dermaga bongkar yang baru

Pembangunan dermaga bongkar yang baru di Pelabuhan Perikanan Pantai

Pondokdadap akan sangat berpengaruh pada tambat labuh kapal di pelabuhan,

karena dengan dermaga bongkar yang baru ini kapal perikanan dapat melakukan

kegiatan bongkar ikan di dermaga dengan aman dan tidak perlu mengantri,

karena dermaga sebelumnya hanya dapat digunakan 1 kapal saja.

e. Pengembangan fasilitas tambat labuh

Pengembangan fasilitas ini mendapat dukungan dari pemerintah kota

Malang yang terdapat pada peraturan daerah kota Malang nomor 3 tahun 2010

tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Malang yang menyebutkan

Kecamatan Sumbermanjing Wetan sebagai wilayah pengembangan dengan

prioritas pengembangan infrastruktur, pengembangan infrastruktur ini dapat

dilakukan dengan menambah kedalaman dan luas kolam labuh dan perbaikan

dermaga.

f. Kapal terlindung dari gelombang dari samudera hindia

Keuntungan lain dengan adanya Pulau Sempu yaitu kapal dapat terlindung

dari gelombang besar yang datang dari Samudera Hindia, karena gelombang di

laut selatan lebih besar dari pada gelombang yang ada di laut utara, keberadaan

Pulau Sempu sangat bermanfaat bagi pelabuhan.

Identifikasi variabel kelemahan (Weakness) 4.6.2.

a. Kualitas dan jumlah sumberdaya manusia pengelola PPP Pondokdadap

terbatas.

Kualitas dan jumlah sumberdaya manusia yang mengelola PPP

Pondokdadap dirasa kurang untuk memberikan pelayanan prima pada

Page 64: Lap. skripsi anang

52 masyarakat, karena jumlah sumberdaya yang mengelola PPP Pondokdadap

hanya 11 orang dengan lulusan paling tinggi sarjana dan lulusan paling rendah

yaitu sekolah dasar, hal ini mempengaruhi kemampuan dan ketrampilan dalam

mengelola tambat labuh kapal di pelabuhan, ditambah lagi belum adanya

syahbandar pelabuhan yang dapat mengatur keluar masuk kapal dan

mengeluarkan Surat Izin Berlayar (SIB), sehingga pemilik kapal kesulitan dalam

mengurus SIB.

b. Bengkel kapal yang kecil.

Untuk meminimalisir pengeluaran saat kapal memerlukan perbaikan, maka

suatu pelabuhan diharuskan mempunyai bengkel kapal agar pemilik kapal tidak

perlu repot membawa kapal yang akan diperbaiki ke bengkel kapal diluar

pelabuhan yang menyebabkan penambahan pengeluaran untuk memperbaiki

kapal.

c. Tempat berlabuh sempit

Kolam labuh merupakan fasilitas pokok suatu pelabuhan, suatu kolam

labuh harus dapat menampung semua kapal yang ada di pelabuhan tersebut.

karena pada saat cuaca buruk, kapal berlindung di kolam labuh agar kapal tidak

karam oleh ombak yang besar saat cuaca buruk.

d. Belum ada syahbandar

Belum adanya syahbandar di pelabuhan perikanan pantai pondokdadap

sangat merugikan bagi para pamilik kapal, karena pemilik kapal harus mengurus

surat-surat kapal untuk mendapatkan Surat Ijin Berlayar (SIB) ke daerah lain

seperti Pasuruan atau Probolinggo agar kapal mereka dapat berlayar dengan

legal untuk menangkap ikan.

e. Penempatan kapal yang kurang strategis.

Dalam mengoptimalkan kolam labuh untuk berlabuhnya kapal maka

penempatan kapal harus diatur dengan baik sehingga pada saat cuaca buruk

Page 65: Lap. skripsi anang

53 atau masa paceklik dapat menampung kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan

dengan teratur.

f. Fasilitas tambat labuh yang kurang memadai.

Tambat labuh merupakan suatu hal pokok di pelabuhan, oleh karena itu

kelengkapan dan keadaan fasilitas tambat labuh harus selalu diperhatikan untuk

menunjang kinerja suatu pelabuhan, untuk itu perawatan dan perbaikan fasilitas

tambat labuh harus dilakukan agar fasilitas tersebut dalam kondisi baik, bila

keadaan fasilitas tambat labuh baik maka kinerja pelabuhan juga akan berjalan

lancar.

Identifikasi variabel peluang (Opportunities) 4.6.3.

a. Penambahan pelampung penambat untuk berlabuhnya kapal

Untuk mengatasi tempat kolam labuh yang terbatas maka diperlukan

penambahan pelampung penambat, agar kapal dapat berlabuh di tengah-tengah

selat serta tidak mengganggu alur pelayaran kapal perikanan.

b. Adanya rencana program pembangunan dan pengembangan Sendang Biru

sebagai sentra kegiatan perikanan Kabupaten Malang.

Pemerintah kota malang berencana membuat pelabuhan perikanan pantai

sendang biru sebagai pusat kegiatan perikanan laut kota malang. Peluang ini

dapat dilakukan dengan cara perbaikan, perluasan fasilitas, penggunaan

teknologi alat tangkap yang tepat, peningkatan TPI, dan peningkatan pelayanan

pada masyarkat. Jika hal tersebut dapat terlaksana maka tentunya ikan yang

didaratkan dapat meningkat, pedagang banyak yang datang, harga ikan

meningkat karena kualitas ikan yang didaratkan juga bagus.

c. Rencana pengadaan syahbandar perikanan di Sendang Biru.

Syahbandar sangat diperlukan dalam sebuah pelabuhan agar pelabuhan

dapat berjalan dengan lancar, selain itu dengan adanya syahbandar dapat

mempermudah pemilik kapal mengurus surat-surat ijin kapal agar kapal dapat

Page 66: Lap. skripsi anang

54 segera berlayar. Namun di PPP Pondokdadap belum mempunyai syahbandar,

sehingga pengadaan syahbandar harus segera dilakukan untuk memperlancar

administrasi kapal.

d. Dapat menyerap tenaga kerja.

Pembangunan dermaga pelabuhan yang baru menyebabkan jarak ke TPI

lebih panjang dibandingkan dengan dermaga yang lama, untuk mempercepat

proses pembongkaran ikan dibutuhkan kuli panggul yang lebih banyak agar tidak

terjadi antrian di dermaga.

e. Dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dengan dibangunnya dermaga pendaratan yang baru pengaturan berlabuh

kapal harus segera dilakukan agar pembayaran retribusi berlabuh dapat

diberlakukan kembali, dengan diselesaikannya dermaga bongkar yang baru

maka proses bongkar ikan dapat dilakukan dengan cepat, karena dengan proses

bongkar yang cepat maka kualitas ikan tetap baik dan harganya pun tidak turun,

dengan ini kapal dari daerah lain akan tertarik untuk melelang hasil tangkapan

mereka di TPI Pondokdadap sehingga retribusi dari pelelangan tersebut naik dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga akan bertambah.

f. Rencana perbaikan dermaga.

Perawatan fasilitas tambat labuh perlu dilakukan untuk mengurangi biaya

saat perbaikan dan untuk memperpanjang masa pakai fasilitas tersebut. Namun

hal ini belum dilakukan pada fasilitas tambat labuh di pelabuhan perikanan pantai

Pondokdadap, hal ini sangat disayangkan mengingat dermaga pelabuhan terbuat

dari kayu dan besi, kurangnya perawatan dermaga ini menybabkan dermaga

tersebut tidak bisa digunakan lagi dan berakibat antrian kapal saat muat barang

maupun bongkar ikan.

Page 67: Lap. skripsi anang

55

Identifikasi variabel ancaman (Threats) 4.6.4.

a. Terganggunya ekosistem dan lingkungan

Ekosistem pantai dapat terganggu oleh banyak faktor diataranya yaitu ulah

manusia yang membuang sampah ke laut, limbah produksi perikanan yang

mengakibatkan pencemaran lingkungan dan berubahnya ekosistem perairan.

Sampah dapat mempengaruhi pertumbuhan plankton yang menjadi makanan

ikan kecil, jika tidak ada makanan ikan kecil pun akan berkurang, bila ikan kecil

berkurang maka ikan besar pun akan berkurang karena ikan kecil adalah

makanan dari ikan besar. Bila ikan besar berkurang maka hasil tangkapan

nelayan pun akan berkurang, oleh karena itu ekosistem dan lingkungan perairan

pun harus dijaga agar kelangsungan hidup ikan terus berjalan.

b. Pengaruh gelombang terhadap tambat labuh kapal

Pada saat cauaca buruk tinggi gelombang di pantai selatan bisa mencapai

tinggi 2 meter, gelombang ini dapat mempengaruhi kapal yang berlabuh di

pelabuhan perikanan pantai pondokdadap, bila posisi kapal tidak teratur kapal

dapat berbenturan dengan kapal lain yang mengakibatkan kapal rusak dan

karam, oleh karena itu pengaturan posisi kapal sangat diperlukan untuk

mengurangi resiko benturan.

c. Merupakan kawasan bencana alam (banjir dan tsunami)

Pantai selatan terkenal dengan ombak yang besar, jika cuaca sedang

buruk tinggi gelombang bisa mencapai 2 meter sehingga dapat membahayakan

nelayan yang berangkat melaut. Selain itu daerah jawa bagian selatan juga

merupakan pertemuan 2 lempeng bumi yaitu lempeng INDO-AUSTRALIA dan

lempeng EURASIA lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 8, jalur pertemuan

lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan

kedalaman dangkal maka berpotensi menimbulkan tsunami (BMKG, 2012).

Page 68: Lap. skripsi anang

56

Gambar 8. Lempeng tektonik. (BMKG, 2012).

d. Pengembangan kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dibatasi oleh

lahan.

Daerah pelabuhan Pondokdadap terdiri bukit, sawah dan hutan, tanah

tersebut merupakan milik perhutani sedangkan pihak perhutani menolak

penggunaan tanah oleh pelabuhan.

e. Terjadinya abrasi dan sedimentasi.

Abrasi adalah pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus

laut yang bersifat merusak, abrasi dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu proses alami

dan aktivitas manusia, di PPP Pondokdadap abrasi disebabkan faktor alami yaitu

arus laut yang menyebabkan rusaknya plengsengan di pelabuhan, sedangkan

sedimentasi adalah pengendapan material yang ditransport oleh media air,

angin, es atau gletser, di PPP Pondokdadap sedimentasi disebabkan oleh arus

laut dan aktivitas manusia yang membuang sampah ke laut, pada kolam labuh

disebabkan oleh kapal besar yang berlabuh ke pinggir pantai yang

mengakibatkan pasir di pinggir pantai terbawa ke tengah saat kapal

meninggalkan pantai.

f. Konflik antara nelayan lokal dengan nelayan andon.

Konflik antara nelayan lokal dengan nelayan andon terjadi karena antrian

saat akan membongkar ikan di dermaga, tidak hanya dengan nelayan andon,

Page 69: Lap. skripsi anang

57 sesama nelayan lokal pun dapat terjadi konflik bila antrian saat bongkar ikan

lama.

4.7. Analisa Matrik Internal Factory Analysis Strategi (IFAS)

Dari analisa variabel kekuatan dan kelemahan faktor internal tambat

labuh kapal perikanan di PPP Pondokdadap diperoleh nilai bobot, rating dan

skor, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3, selanjutnya dilakukan

perhitungan bobot dan rating untuk memperoleh matrik Internal Factor Analysis

Strategi (IFAS), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

Jumlah bobot IFAS harus satu, maka :

Jumlah bobot variabel S + jumlah bobot variabel W = 873 + 852 = 1725

Total nilai bobot S = 873 : 1725 = 0,506

Total nilai bobot W = 852 : 1725 = 0,494

Tabel 6. Matrik IFAS

No Kekuatan Bobot Rating Skor

1 Pulau sempu sebagai break water 0,089 4 0,312

2 Kedalaman kolam labuh memenuhi standar

0,085 3 0,237

3 Kondisi perairan yang tenang 0,086 3 0,240

4 Pembangunan dermaga yang baru 0,084 3 0,232

5 Pengembangan fasilitas tambat labuh 0,079 3 0,200

6 Kapal terlindung dari gelombang besar dari samudera Hindia

0,083 3 0,255

Jumlah 0,506

1,477

Page 70: Lap. skripsi anang

58

No Kelemahan Bobot Rating Skor

1 Jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang mengelola PPP Pondokdadap

0,081 3 0,218

2 Bengkel kapal yang kecil 0,085 1 0,124

3 Tempat berlabuh sempit 0,079 2 0,125

4 Penempatan berlabuh kapal kurang strategis

0,078 2 0,125

5 Belum adanya syahbandar di pelabuhan 0,083 3 0,242

6 Fasilitas tambat labuh kurang memadai 0,086 3 0,264

Jumlah 0,494

1,099

Jumlah keseluruhan 1

2,54

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah skor variabel kekuatan (Strength)

lebih besar dari pada jumlah skor kelemahan (Weakness), sehingga dapat

dikatakan bahwa dalam optimalisasi tambat labuh di PPP Pondokdadap variabel

kekuatan (Strength) lebih berpengaruh dibandingkan dengan variabel kelemahan

(Weakness). Hal ini dikarenakan responden telah merasa cukup dengan variabel

kekuatan yang ada, namun di sisi lain beberapa variabel kelemahan memiliki nilai

total skor yang tinggi dibanding dengan beberapa variabel kekuatan, seperti

pada variabel kelemahan : belum adanya syahbandar dan fasilitas tambat labuh,

ini menunjukkan bahwa 2 variabel tersebut juga dianggap penting oleh

responden. Variabel kekuatan pulau sempu sebagai break water memiliki bobot

0,089 dan rating 4 yang merupakan nila paling tinggi dibandingkan dengan

variabel kekuatan yang lain, hal ini berarti variabel kekuatan ini memiliki

pengaruh yang tinggi terhadap tambat labuh kapal dan sangat layak untuk

dimanfaatkan. Sangat layak disini mengartikan bahwa pulau sempu yang besar

tersebut bisa dimanfaatkan sebagai penahan gelombang agar proses tambat

labuh dapat berjalan dengan lancar.

Page 71: Lap. skripsi anang

59 4.8. Analisa Matrik Eksternal Factory Analysis Strategi (EFAS)

Dari analisa variabel peluang dan ancaman faktor eksternal tambat labuh

kapal perikanan di PPP Pondokdadap diperoleh nilai bobot, rating dan skor,

untuk lebih jelasnya dpat dilihat pada lampiran 3, selanjutnya dilakukan

perhitungan bobot dan rating untuk memperoleh matrik Eksternal Factory

Analysis Strategi (EFAS), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 dibawah

ini. Jumlah bobot EFAS juga harus satu, maka :

Jumlah bobot variabel O + jumlah bobot variabel T = 856 + 756 = 1612

Total nilai bobot O = 856 : 1612 = 0,531

Total nilai bobot T = 756 : 1612 = 0,469

Tabel 7. Matrik EFAS

No Peluang Bobot Rating Skor

1 Pelampung penambat dapat ditambah 0,079 2 0,195

2 Rencana pengembangan sendang biru sebagai sentra perikanan laut di malang

0,092 3 0,246

3 Rencana pengangkatan syahbandar di pelabuhan

0,084 3 0,250

4 Dapat menyerap tenaga kerja 0,094 3 0,251

5 Dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

0,082 2 0,195

6 Rencana perbaikan dermaga angkut 0,100 3 0,272

Jumlah 0,531

1,409

No Ancaman Bobot Rating Skor

1 Terganggunya ekosistem dan lingkungan 0,071 2 0,164

2 Pengaruh gelombang terhadap tambat labuh kapal

0,047 2 0,094

3 Berpotensi terjadi banjir dan tsunami 0,079 2 0,154

4 Terbatasnya pengembangan area labuh kapal

0,110 2 0,264

5 Berpotensi terjadi abrasi dan sedimentasi 0,117 2 0,267

6 Terjadinya konflik antar nelayan 0,045 1 0,059

Jumlah 0,469

1,002

Jumlah keseluruhan 1

2,41

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah skor variabel peluang

(Opportunities) lebih besar dibandingkan dengan jumlah skor variabel ancaman

Page 72: Lap. skripsi anang

60 (Threats) sehingga dapat dikatakan bahwa dalam optimaslisasi tambat labuh di

PPP Pondokdadap variabel peluang (Opportunities) lebih berpengaruh dari pada

variabel ancaman (Threats). Namun beberapa variabel ancaman seperti pada

variabel terbatasnya pengembangan area labuh dan potensi terjadi abrasi dan

sedimentasi memiliki nilai bobot yang lebih tinggi dari pada variabel peluang,

yang berarti variabel tersebut dianggap penting oleh responden, sehingga

peneliti harus memperhatikan variabel tersebut dalam membuat strategi

optimalisasi tambat labuh agar ancaman tersebut tidak terlalu berpengaruh pada

tambat labuh di pelabuhan. Pada variabel ancaman terjadinya konflik antar

nelayan memiliki jumlah bobot 0,45 dan rating 1 yang merupakan jumlah bobot

dan rating terkecil pada faktor EFAS, hal ini berarti tingkat ancaman berupa

terjadinya konflik antar nelayan tidak berpengaruh terhadap proses tambat labuh

kapal karena konflik antar nelayan di pelabuhan perikanan pantai Pondokdadap

kurang berjalan, maksud kurang berjalan disini yaitu konflik antar nelayan tidak

sering terjadi di pelabuhan perikanan pantai Pondokdadap.

4.9. Analisa Matrik SWOT

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan

strategi memanfaatkan kekuatan dan peluang serta meminimalisir kelemahan

dan ancaman. Analisa SWOT ini dapat digunakan untuk menemukan

rekomendasi terhadap permasalahan yang ada. Dalam menganalisis data

digunakan teknik deskriptif guna menjawab rumusan permasalahan mengenai

apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada pada objek penelitian

dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang harus

dihadapinya. Setelah dilakukan identifikasi variabel Kekuatan (Strengths),

Peluang (Opportunities), Kelemahan (Weakness), dan Ancaman (Threaths).

Langkah selanjutnya yaitu dilakukan penghitungan bobot dan rating untuk

menentukan skor masing-masing variabel. Dari hasil penghitungan tersebut akan

Page 73: Lap. skripsi anang

61 didapatkan jumlah skor yang digunakan dalam menentukan letak kuadran mana

strategi yang akan digunakan dalam optimalisasi tambat labuh di PPP

Pondokdadap. Untuk masing-masing perhitungan strategi lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 3.

4.10. Analisa Matrik Grand Strategi

Dari perhitungan data variabel internal dan eksternal diperoleh total skor

dari masing-masing faktor :

1. Total skor untuk faktor kekuatan : 1,477

2. Total skor untuk faktor kelemahan : 1.099

3. Total skor untuk fator peluang : 1,409

4. Total skor untuk faktor ancaman : 1,002

Jumlah total skor faktor internal (2,58) sedangkan jumlah dari faktor

eksternal (2,41), jumlah faktor internal labih besar dibandingkan dengan jumlah

faktor eksternal yang berarti faktor internal labih berpengaruh dalam optimalisasi

tambat labuh dibandingkan dengan faktor eksternal, jadi dalam optimalisasi

tambat labuh di PPP Pondokdadap digunakan strategi mengoptimalkan faktor

internal sehingga bisa mengurangi faktor eksternal.

Dari hasil perhitungan skor faktor internal dan eksternal digunakan dalam

menentukan titik koordinat strategi optimalisasi tambat labuh di PPP

Pondokdadap. Dalam menentukan titik koordinat diperlukan dua titik dari sumbu

X dan Y, sumbu X didapat dari faktor internal yaitu faktor kekuatan dikurangi

faktor kelemahan dibagi dua, sedangkan sumbu Y didapat dari faktor eksternal

yaitu faktor peluang dikurangi faktor ancaman dibagi dua.

Nilai koordinat X = (1,477 – 1,099) : 2 = 0,19

Nilai koordinat Y = (1,409 − 1,002) : 2 = 0,20

Page 74: Lap. skripsi anang

62

Jadi titik koordinat untuk strategi optimalisasi tambat labuh di PPP

Pondokdadap adalah (0,19 ; 0,20), hasil dari kuadran matrik grand strategi dapat

dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Kuadran matrik grand strategi

Hasil dari analisa matrik grand strategi diatas titik koordinat untuk strategi

optimalisasi tambat labuh di PPP Pondokdadap berada pada kuadran 1, ini

merupakan situasi yang sangat menguntungkan, strategi ini memiliki kekuatan

dan peluang sehingga dapat menggunakan kekuatan untuk menggapai peluang

yang ada, strategi ini mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented Strategy) menggunakan strategi Strength Oppurtunities (SO) dan

diterapkan menggunakan kekuatan untuk menggapai peluang yang dimiliki PPP

Pondokdadap. Untuk Strategi SO dapat dilihat pada lampiran 4.

0,19; 0,20

-0,7

-0,6

-0,5

-0,4

-0,3

-0,2

-0,1

-1E-15

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

-0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1-1E-15 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

Kuadran 1 O

W

T

S

Kuadran 3

Kuadran 2 Kuadran 4

Page 75: Lap. skripsi anang

63 4.11. Analisa QSPM

Pada tahap penentuan strategi dengan matriks QSPM (Quantitative

Strategic Planning Matrix) ini menggunakan data dari hasil analisa tahap 1

(Matrik IFAS dan EFAS) dan analisa tahap 2 (Matrik SWOT), pada tahap ini

ditambahkan nilai daya tarik (AS) untuk masing-masing faktor kunci dengan

melihat seberapa pengaruhnya terhadap strategi yang telah ditentukan. Tujuan

QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang

telah dipilih, sehingga didapatkan prioritas strategi yang akan digunakan dalam

optimalisasi tambat labuh kapal perikanan di PPP Pondokdadap, analisa QSPM

dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Analisa QSPM

No Strategi Institution

Development Environment

policy

Faktor Kunci Kekuatan Bobot AS TAS AS TAS

1. Pulau sempu sebagai break water 0,089 4 0,356 2 0,178

2. Kedalaman kolam labuh memenuhi standar

0,085 2 0,17 4 0,34

3. Kondisi perairan yang tenang 0,086 3 0,258 3 0,258

4. Pembangunan dermaga yang baru

0,084 4 0,336 4 0,336

5. Pengembangan fasilitas tambat labuh

0,079 3 0,237 2 0,158

6. Kapal terlindung dari gelombang besar dari samudera Hindia

0,083 3 0,249 4 0,332

Page 76: Lap. skripsi anang

64

No Strategi Institution

Development Environment

policy

Faktor Kunci Kelemahan Bobot AS TAS AS TAS

1. Jumlah dan kualitas sumberdaya pengelola PPP Pondokdadap

0,077 4 0,324 4 0,324

2. Bengkel kapal yang kecil. 0,085 4 0,340 3 0,255

3. Tempat berlabuh sempit. 0,079 3 0,237 3 0,237

4. Penempatan berlabuh kapal 0,083 4 0,312 4 0,312

5. Belum adanya syahbandar di pelabuhan

0,085 3 0,249 3 0,249

6. Fasilitas tambat labuh yang kurang memadai.

0,085 4 0,344 2 0,172

No Strategi Institution

Development Environment

policy

Faktor Kunci Peluang Bobot AS TAS AS TAS

1. Dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

0,079 2 0,158 3 0,237

2. Rencana pengembangan sendang biru sebagai sentra peikanan laut di malang

0,092 4 0,368 3 0,276

3. Rencana pengangkatan syahbandar di pelabuhan

0,084 4 0,336 4 0,336

4. Dapat menyerap tenaga kerja 0,094 4 0,376 4 0,376

5. Pelampung penambat dapat ditambah

0,082 3 0,246 3 0,246

6. Rencana perbaikan dermaga angkut.

0,100 4 0,4 4 0,4

Page 77: Lap. skripsi anang

65

No Strategi Institution

Development Environment

policy

Faktor Kunci Ancaman Bobot AS TAS AS TAS

1. Terganggunya ekosistem dan lingkungan

0,071 3 0,213 4 0,284

2. Pengaruh gelombang terhadap tambat labuh kapal

0,047 3 0,141 2 0,094

3. Berpotensi terjadi banjir dan tsunami

0,079 4 0,316 3 0,237

4. Terbatasnya pengembangan area labuh kapal

0,110 3 0,33 3 0,33

5. Berpotensi terjadi abrasi dan sedimentasi

0,117 4 0,468 3 0,351

6. Terjadinya konflik antar nelayan 0,045 2 0,09 1 0,045

Total 6,854 6,363

Keterangan Skoring AS :

1 = Tidak memiliki dampak terhadap strategi alternatif

2 = Tidak memiliki daya tarik

3 = Daya tariknya rendah

4 = Daya tariknya sedang 5 = Daya tariknya tinggi

TAS diperoleh dari bobot dikalikan dengan AS yang berarti strategi

tersebut memiliki gabungan antara kepentingan dan kemenarikan sehingga

strategi dengan nilai TAS paling besar merupakan strategi pertama yang akan

digunakan pada strategi optimalisasi tambat labuh di PPP Pondokdadap. Dari

hasil analisa QSPM di atas diperoleh jumlah TAS dari institution development

lebih besar dari environment policy yang berarti rekomendasi strategi yang harus

diimplementasikan terlebih dahulu adalah institution development yang ada

sebagai pendukung untuk perkembangan tambat labuh Pondokdadap dengan

jumlah TAS sebesar 6,854. Dilanjutkan dengan strategi dari environment policy

dengan jumlah TAS 6,363.

Page 78: Lap. skripsi anang

66

Dalam penelitian ini yang merupakan institution development adalah

Lembaga pengembang berupa pengelola PPP Pondokdadap. Sedangkan pada

environment policy meliputi tokoh masyarakat yang terlibat pada pengembangan

tambat labuh, nelayan dan pemilik kapal.

Page 79: Lap. skripsi anang

67

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Fasilitas tambat labuh seperti dermaga pendaratan berdasarkan

perhitungan telah memenuhi kebutuhan, namun dermaga angkut untuk

memuat barang dirasa belum layak dan harus segera diperbaiki dan

ditambah agar pelayanan untuk memuat barang dapat berjalan dengan

lancar, sementara untuk kolam labuh kedalaman kolam pelabuhan telah

memenuhi standar dengan kedalaman 2-4 meter, luas kolam pelabuhan

1,8 hektar sedangkan luas kolam yang dibutuhkan yaitu 1,82 hektar,

untuk mengatasinya luas kolam dan pelampung penambat harus

ditambah. Untuk meminimalisir pendangkalan kolam pelabuhan maka

penempatan kapal motor tempel berada pada pinggir pantai sedangkan

untuk kapal motor berada pada dermaga labuh.

2. Sesuai dengan hasil analisa SWOT dan QSPM maka strategi

pengembangan tambat labuh kapal di PPP Pondokdadap terletak pada

kuadran 1 dengan strategi SO yang diimplementasikan oleh institution

development dan dilanjutkan environtment policy. Strategi SO yaitu :

Pembangunan dermaga bongkar yang baru harus segera diselesaikan,

sehingga penyerapan tenaga kerja dengan menambah jumlah kuli

angkut dan penggunaan gerobak dapat dilakukan.

Pengembangan fasilitas tambat labuh dilakukan dengan cara

memperbaiki dermaga angkut yang rusak dan penambahan

penerangan pada dermaga agar aktifitas tambat labuh pada malam

hari dapat berjalan dengan lancar.

Page 80: Lap. skripsi anang

68

Penambahan pelampung penambat dilakukan agar kapal dapat

berlabuh di kolam labuh dengan teratur.

Pembangunan dan pengembangan fasilitas tambat labuh harus segera

diselesaikan sehingga dapat menarik nelayan dari daerah lain untuk

melelang hasil tangkapan di TPI Pondokdadap dan dapat menambah

PAD.

5.2. Saran

1. Dalam menentukan isu yang berkembang sebaiknya dilakukan dengan

pendekatan pada masyarakat dan stakeholder yang lebih cermat dan

obyektif sehingga isu yang didapatkan lebih akurat.

2. Pengangkatan syahbandar di PPP Pondokdadap harus segera dilakukan

agar pemilik kapal tidak kesulitan dalam administrasi kapal karena jumlah

kapal di PPP Pondokdadap semakin bertambah.

Page 81: Lap. skripsi anang

69

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Adi, D. Bambang Setiono dan I.K. Djaja. 2009. Nautika kapal penangkap ikan.

Jakarta. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2012.

http://inatews.bmkg.go.id/tentang_eq.php diakses pada tanggal 09 oktober 2012 pukul 07.30 WIB

Bagakali, Y. 2000. Pedoman Pengoperasian, Pengelolaan dan Perawatan

Pelabuhan Perikanan, Pelatihan Manajemen Pengelolaan

Operasionil Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan, Pusat

Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB Bogor.

Dian P Novita. 2009. Metode QSPM. Universitas Airlangga Dinas Informasi dan Komunikasi Pemprov Jatim. 2009.

http://www.antarjatim.com/lihat/berita/19051/produksi-perikanan-laut-pacitan-meningkat.

Direktorat Jendral Perikanan Tangkap. 2002. Pedoman Pengelolaan Pelabuhan

Perikanan. Jakarta. Fred, D. 2008. Manajemen Strategis Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat Hadari, N. 2005. Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta Hendri, J. 2009. Riset Pemasaran. Universitas Gunadarma Herdiyanto, W. 2009. Manajemen Organisasi Analisa-SWOT.

http://www.blogger.com/favicon.ico. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012 pukul 09.13 WIB.

Hermawan, D. 2006. Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru

Untuk Industri Perikanan Terpadu. Universitas Muhammadiyah Malang.

Marzuki. 1986. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta Masri, S. dan S. Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Lembaga Penelitian

Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta. Natzir, M. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nikijuluw. 2002 dalam Rahardjo B. 2008. Evaluasi Daya Dukung Pangkalan

Pendaratan Ikan Klidang Lor Kabupaten Batang Untuk Pengembangan Perikanan Tangkap. Universitas Diponegoro. Semarang.

Page 82: Lap. skripsi anang

70 Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Siswanto. 2007. Konsep manajemen strategik sebagai paradigma baru di

lingkungan organisasi pendidikan. Solihin, I. 2008. Jasa pelabuhan perikanan. http://iinsolihin.com/2008/10/08/jasa-

pelabuhan-perikanan/. Diakses tanggal 20 april 2012 pukul 11.00 WIB.

Triatmodjo, B. 2009. Perencanaan Pelabuhan. Beta offset. Yogyakarta. Willy. 2010. Model manajemen strategi.

http://anthempart.blogspot.com/2010/01/model-manajemen-strategi.html. Diakses tanggal 24 Agustus 2012 pukul 15.00 WIB.

Yahya, A.M. 2001. Perikanan Tangkap Indonesia. http://www.tumountou.net.

Diakses tanggal 13 November 2012 pukul pukul 16.00 WIB.

Page 83: Lap. skripsi anang

71 Lampiran 1

Lokasi Penelitian

Sumber : Googleearth.com

Page 84: Lap. skripsi anang

72 Lampiran 2

Layout Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap

(Sumber : Unit Pengelola PPP Pondokdadap)

Page 85: Lap. skripsi anang

73 Lampiran 3

PERHITUNGAN SWOT

A. Variabel kekuatan

Bobot Kekuatan

Sampel

Parameter 1 2 3 4 5 6 1 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 2 3 4 7 3 2 2 4 3 2 8 4 4 4 3 3 4 9 2 4 3 4 4 3 10 3 3 2 3 3 3 11 2 2 3 3 2 4 12 2 3 4 2 4 2 13 4 2 2 3 3 3 14 4 2 2 1 2 4 15 3 3 1 2 4 2 16 4 1 3 4 2 2 17 2 2 3 3 3 4 18 3 2 2 2 2 3 19 4 3 2 3 3 2 20 3 3 3 4 2 2 21 4 3 4 3 2 3 22 2 3 4 4 3 3 23 2 3 2 4 3 2 24 2 2 3 4 3 2 25 4 3 3 3 3 2 26 4 2 4 3 3 3 27 3 3 4 2 3 4 28 3 4 3 3 2 2 29 2 3 2 2 2 1 30 3 2 4 4 3 3 31 4 2 3 3 4 2 32 2 4 4 3 3 4 33 4 2 3 4 3 2 34 3 4 4 4 2 3 35 2 2 3 2 4 3

Page 86: Lap. skripsi anang

74

36 2 3 4 4 2 2 37 4 4 2 3 3 4 38 3 3 4 3 1 2 39 4 4 3 2 3 3 40 3 2 2 3 2 4 41 3 3 3 2 1 2 42 2 4 2 2 2 4 43 2 2 3 2 3 2 44 4 3 4 4 2 4 45 2 4 3 2 1 3 46 3 3 2 2 3 4 47 4 4 3 3 4 2 48 2 3 4 2 3 3 49 2 4 3 3 2 2 50 4 3 3 2 3 3 Jumlah 153 147 149 145 136 143 Total 873 S&W 1725

Bobot 0,089 0,085 0,086 0,084 0,079 0,083 0,506

Rating kekuatan

Sampel

Parameter 1 2 3 4 5 6 1 4 2 1 2 1 4 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 4 3 2 2 5 2 3 2 3 3 3 6 3 4 3 2 3 3 7 4 3 3 4 2 4 8 4 3 2 2 3 3 9 4 4 3 3 2 2 10 3 3 3 4 4 4 11 4 2 4 3 3 2 12 3 2 3 2 2 3 13 3 3 2 4 3 3 14 4 4 3 3 2 3 15 4 3 3 2 3 2 16 3 3 3 2 3 4 17 3 3 3 2 3 4 18 4 2 2 2 2 3 19 4 3 3 3 4 3 20 4 4 3 2 3 3 21 4 2 3 3 2 3

Page 87: Lap. skripsi anang

75

22 3 2 4 3 3 4 23 4 3 2 3 3 3 24 4 4 3 3 3 2 25 2 3 2 3 3 2 26 3 3 3 3 2 4 27 3 2 2 4 3 2 28 4 3 3 3 2 3 29 3 2 3 2 4 3 30 4 4 3 3 3 2 31 3 2 3 3 3 4 32 4 2 3 4 2 3 33 4 4 2 3 3 2 34 3 3 4 3 2 4 35 4 3 2 3 2 3 36 3 2 3 3 4 2 37 4 3 2 3 3 4 38 4 2 2 2 3 3 39 3 3 3 3 3 3 40 4 2 3 3 2 4 41 3 3 2 2 1 3 42 4 3 3 3 2 2 43 3 3 2 2 3 4 44 3 2 3 2 2 3 45 4 2 4 2 3 4 46 4 2 2 3 2 3 47 3 4 3 3 1 3 48 4 3 3 3 1 4 49 3 2 4 2 2 3 50 4 3 3 3 3 3 Jumlah 176 139 139 138 127 154 Total 873

Rating 3,52 2,78 2,78 2,76 2,54 3,08 17,46

Bobot 0,089 0,085 0,086 0,084 0,079 0,083

Rating 4 3 3 3 3 3

Skor 0,312 0,237 0,240 0,232 0,200 0,255 Total 1,477

B. Variabel kelemahan

Page 88: Lap. skripsi anang

76

Bobot Kelemahan

Sampel Parameter

1 2 3 4 5 6 1 2 4 4 3 3 4

2 3 4 3 3 4 3

3 3 3 3 3 3 3

4 2 3 2 3 3 4

5 3 3 3 2 4 3

6 3 4 3 3 3 2

7 3 3 2 2 4 3

8 3 2 3 2 3 3

9 2 2 2 3 4 3

10 2 2 3 3 4 2

11 3 3 3 2 3 3

12 3 3 3 3 4 3

13 2 3 3 3 4 3

14 2 3 3 3 3 3

15 3 2 2 4 2 3

16 4 3 3 2 3 3

17 3 4 3 3 3 4

18 2 3 3 3 2 3

19 2 3 3 2 3 3

20 3 2 3 3 2 3

21 3 3 2 3 3 3

22 3 4 3 4 3 2

23 2 2 3 3 4 3

24 2 3 3 3 2 3

25 3 2 3 3 3 3

26 4 3 3 1 3 4

27 2 3 2 3 3 2

28 3 3 3 3 2 2

29 4 2 2 3 3 4

30 3 3 3 3 3 3

31 2 3 3 2 3 2

32 3 4 3 3 3 4

33 4 4 3 3 2 3

34 3 3 2 3 3 3

35 3 3 3 2 3 2

36 2 3 3 3 3 3

37 3 4 2 3 3 3

38 3 3 2 3 3 3

39 2 3 3 1 2 4

40 3 3 2 3 3 2

Page 89: Lap. skripsi anang

77

41 3 2 3 3 2 3

42 3 4 3 2 3 2

43 4 3 3 3 2 3

44 3 2 2 1 3 4

45 3 3 3 2 2 2

46 3 2 2 3 1 3

47 4 3 3 4 2 3

48 3 3 3 3 3 4

49 2 2 3 1 3 3

50 2 3 2 3 2 3

Jumlah 140 147 137 135 144 149 Total 852 S&W 1725

Bobot 0,081 0,085 0,079 0,078 0,083 0,086

0,494

RATING Kelemahan

Sampel

Parameter

1 2 3 4 5 6 1 3 1 1 1 3 3

2 2 2 1 2 2 2

3 2 1 2 1 4 3

4 2 1 1 1 2 2

5 3 2 3 3 3 3

6 3 2 2 1 3 3

7 3 1 1 1 4 4

8 2 2 1 2 4 3

9 4 1 1 1 2 2

10 3 2 1 2 4 3

11 2 1 2 3 2 3

12 3 2 1 2 3 4

13 4 1 2 2 4 3

14 2 2 1 1 2 3

15 2 1 3 3 3 2

16 2 2 2 1 2 2

17 3 1 1 2 2 3

18 2 2 1 3 3 3

19 4 2 2 2 4 3

20 2 1 1 1 3 4

21 3 2 3 3 3 2

22 4 2 1 1 2 3

23 3 1 1 1 4 3

24 2 2 2 3 3 4

25 3 1 3 1 3 3

26 4 2 1 1 4 4

Page 90: Lap. skripsi anang

78

27 2 1 2 3 3 3

28 2 1 3 2 3 3

29 3 1 1 1 4 2

30 2 2 1 2 2 4

31 2 2 2 1 3 3

32 3 1 1 1 4 4

33 4 1 1 3 3 3

34 3 2 1 2 3 4

35 2 2 2 1 4 3

36 3 1 2 1 2 4

37 3 1 2 1 3 3

38 2 2 2 2 2 2

39 2 2 1 1 2 4

40 3 1 1 1 2 3

41 3 1 2 1 3 4

42 2 2 2 1 2 2

43 3 1 3 2 2 4

44 3 1 1 1 3 3

45 2 1 2 1 3 2

46 3 1 1 2 2 3

47 3 2 2 1 3 3

48 2 1 1 1 2 3

49 3 2 1 2 4 4

50 2 1 1 1 3 3

Jumlah 134 73 79 80 145 153 Total 664

Rating 2,68 1,46 1,58 1,6 2,9 3,06

13,28

Bobot 0,081 0,085 0,079 0,078 0,083 0,086

Rating 3 1 2 2 3 3

Skor 0,218 0,124 0,125 0,125 0,242 0,264 Total 1,099

C. Variabel peluang

Page 91: Lap. skripsi anang

79

Bobot Peluang

Sampel Parameter

1 2 3 4 5 6

1 2 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 2 3 2 2 3 2 5 3 3 4 2 4 3 6 3 3 2 3 3 4

7 2 2 2 3 4 3

8 2 3 3 2 3 2

9 3 3 2 3 3 3

10 3 3 2 2 3 4

11 2 3 3 3 3 3

12 2 4 2 2 2 3

13 2 2 3 4 3 4

14 3 3 3 3 3 4

15 2 3 2 2 4 3

16 2 3 2 3 3 4

17 3 2 3 3 3 4

18 3 3 2 4 2 3

19 2 4 2 3 2 3

20 2 3 2 3 3 4

21 3 3 4 2 1 3

22 2 4 2 4 4 3

23 2 3 3 3 3 4

24 3 3 2 4 1 3

25 2 2 3 4 4 2

26 3 3 4 3 3 4

27 3 2 2 2 3 3

28 4 3 3 2 4 3

29 3 3 3 3 1 4

30 2 2 2 4 2 4

31 2 3 4 3 4 4

32 4 3 3 4 1 4

33 2 4 2 3 2 3

34 2 4 3 3 4 4

35 3 3 2 4 2 3

36 2 4 3 3 4 2

37 2 3 4 3 1 4

38 3 4 2 3 3 3

Page 92: Lap. skripsi anang

80

39 2 4 3 4 4 2

40 4 3 4 2 1 4

41 2 4 2 3 1 3

42 4 3 3 4 4 2

43 2 2 4 3 2 4

44 3 2 2 4 1 2

45 2 3 3 3 1 3

46 3 3 3 2 3 4

47 2 2 2 4 2 3

48 3 3 4 3 1 3

49 2 4 2 4 3 2

50 3 3 3 2 1 2

Jumlah 127 149 136 151 132 161 Total 856 O&T 1612

Bobot 0,079 0,092 0,084 0,094 0,082 0,100

0,531

RATING Peluang

Sampel Parameter

1 2 3 4 5 6

1 3 3 4 4 1 4

2 3 3 4 4 3 4

3 2 3 4 4 1 4

4 3 3 4 4 2 4

5 2 3 4 4 1 4

6 3 3 2 4 3 4

7 2 2 4 2 1 4

8 2 2 4 4 1 4

9 2 2 3 2 2 3

10 3 4 4 1 3 3

11 3 3 2 3 3 3

12 2 2 2 2 2 4

13 3 2 3 2 3 3

14 2 3 4 3 2 3

15 3 3 3 2 2 2

16 2 2 2 3 3 2

17 3 4 3 3 3 2

18 3 2 3 2 2 3

19 3 3 3 2 3 2

20 2 3 4 3 2 2

21 2 2 2 2 3 3

22 2 2 3 3 2 3

Page 93: Lap. skripsi anang

81

23 3 2 3 2 3 2

24 3 3 2 3 3 2

25 3 3 4 3 3 2

26 2 3 3 2 1 3

27 2 2 3 2 2 3

28 2 4 3 3 2 2

29 3 3 2 3 2 3

30 3 3 2 2 3 3

31 2 2 4 3 3 2

32 2 3 2 3 3 2

33 3 3 4 2 3 3

34 2 3 3 3 2 2

35 3 3 3 3 2 2

36 2 2 3 2 3 2

37 3 2 2 3 3 2

38 2 2 2 2 2 2

39 3 3 3 3 2 2

40 2 3 3 3 3 2

41 3 2 3 3 3 3

42 3 4 2 2 3 3

43 3 2 2 2 2 2

44 3 3 3 3 2 2

45 2 2 2 2 3 3

46 2 3 4 3 3 2

47 2 2 2 3 2 3

48 2 2 3 2 2 2

49 2 2 3 2 2 2

50 2 3 2 2 4 3

Jumlah 124 133 148 134 119 136 Total 794

Rating 2,48 2,66 2,96 2,68 2,38 2,72

15,88

Bobot 0,079 0,092 0,084 0,094 0,082 0,100

Rating 2 3 3 3 2 3

Skor 0,195 0,246 0,250 0,251 0,195 0,272 Total 1,409

D. Variabel ancaman

Page 94: Lap. skripsi anang

82

Bobot Ancaman

Sampel

Parameter

1 2 3 4 5 6 1 3 1 4 4 4 1

2 2 3 2 4 4 1

3 2 1 2 3 4 1

4 2 1 2 3 3 3

5 3 1 4 4 4 1

6 2 3 2 4 4 1

7 2 1 2 3 4 1

8 2 1 2 3 3 3

9 3 1 4 4 4 1

10 2 3 2 4 4 1

11 2 1 2 3 4 1

12 2 1 2 3 3 3

13 3 1 4 4 4 1

14 2 3 2 4 4 1

15 2 1 2 3 4 1

16 2 1 2 3 3 3

17 2 1 2 3 4 1

18 2 1 2 3 3 3

19 3 1 4 4 4 1

20 2 3 2 4 4 1

21 2 1 2 3 4 1

22 2 1 2 3 3 3

23 3 1 4 4 4 1

24 2 3 2 4 4 1

25 2 1 2 3 4 1

26 2 1 2 3 3 3

27 3 1 4 4 4 1

28 2 3 2 4 4 1

29 2 1 2 3 4 1

30 2 1 2 3 3 3

31 3 1 4 4 4 1

32 2 3 2 4 4 1

33 2 1 2 3 4 1

34 2 1 2 3 3 3

35 3 1 4 4 4 1

36 2 3 2 4 4 1

37 3 1 4 4 4 1

38 2 3 2 4 4 1

39 3 1 4 4 4 1

40 2 3 2 4 4 1

Page 95: Lap. skripsi anang

83

41 2 1 2 3 4 1

42 3 1 4 4 4 1

43 3 1 4 4 4 1

44 2 3 2 4 4 1

45 2 1 2 3 4 1

46 2 1 2 3 3 3

47 3 1 4 4 4 1

48 2 3 2 4 4 1

49 2 1 2 3 4 1

50 2 1 2 3 3 3

Jumlah 114 76 128 177 189 72 Total 756 O&T 1612

Bobot 0,071 0,047 0,079 0,110 0,117 0,045

0,469

Rating Ancaman

Sampel Parameter

1 2 3 4 5 6 1 2 2 3 3 2 1

2 2 4 1 1 4 1

3 2 4 2 1 3 1

4 2 4 4 1 3 1

5 3 3 3 3 3 1

6 2 4 4 2 3 1

7 3 2 1 2 4 1

8 2 2 2 3 3 2

9 1 2 3 3 2 1

10 2 2 1 2 2 2

11 2 1 2 2 3 2

12 2 2 2 3 3 2

13 3 1 1 3 3 1

14 2 2 1 2 2 1

15 4 1 2 2 3 1

16 2 2 2 3 1 1

17 1 1 2 2 2 1

18 3 2 2 3 3 1

19 2 1 1 2 4 1

20 3 2 1 3 3 2

21 1 2 2 3 2 1

22 2 2 1 3 1 1

23 3 1 2 2 2 2

24 2 2 1 2 3 1

25 2 1 3 2 2 2

26 3 2 2 2 2 2

Page 96: Lap. skripsi anang

84

27 2 2 3 3 1 1

28 2 1 2 3 3 2

29 3 2 1 2 2 1

30 2 1 2 2 1 2

31 3 2 2 2 3 1

32 3 2 3 3 2 1

33 2 1 2 2 1 2

34 3 1 1 3 3 1

35 2 2 1 3 3 2

36 3 2 2 2 2 1

37 2 3 1 3 1 2

38 3 2 2 2 3 1

39 2 3 1 3 3 2

40 3 2 2 2 3 1

41 2 3 3 3 2 1

42 3 2 2 3 2 1

43 2 2 1 2 2 1

44 1 3 2 2 1 2

45 3 2 1 2 1 1

46 2 2 3 3 1 1

47 2 2 3 2 1 2

48 3 1 1 3 2 1

49 3 1 3 2 1 1

50 2 2 2 3 2 1

Jumlah 116 100 97 120 114 66 Total 613

Rating 2,32 2,00 1,94 2,40 2,28 1,32

12,26

Bobot 0,071 0,047 0,079 0,110 0,117 0,045

Rating 2 2 2 2 2 1

Skor 0,164 0,094 0,154 0,264 0,267 0,059 Total 1,002

Kriteria Rating

Kriteria Total bobot Rating

kurang layak Kurang berjalan 1 s/d 1,50 1

Cukup layak Cukup berjalan 1,51 s/d 2,50 2

Layak Berjalan 2,51 s/d 3,50 3

Sangat layak Sangat berjalan >3,50 4

Page 97: Lap. skripsi anang

67

STRENGTH (S)

1. Mempunyai break water alami (Pulau sempu).

2. Kedalaman kolam labuh yang memenuhi standar.

3. Kondisi perairan yang tenang.

4. Pembangunan dermaga bongkar yang baru.

5. Pengembangan fasilitas tambat labuh.

6. Kapal terlindung dari gelombang yang datang dari samudera Hindia.

OPPORTUNIES (O)

1. Dapat menambah Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

2. Adanya rencana program pembangunan

dan pengembangan Sendang Biru

sebagai sentra kegiatan perikanan

Kabupaten Malang.

3. Adanya rencana pengangkatan

syahbandar perikanan di Sendang Biru.

4. Dapat menyerap tenaga kerja.

5. Pelampung penambat dapat ditambah

untuk berlabuhnya kapal.

6. Rencana perbaikan dermaga angkut.

STRATEGI SO

1. Pembangunan dermaga bongkar yang baru harus segera diselesaikan,

sehingga penyerapan tenaga kerja dengan menambah jumlah kuli angkut

dan penggunaan gerobak dapat dilakukan.

2. Pengembangan fasilitas tambat labuh dilakukan dengan cara memperbaiki

dermaga angkut yang rusak dan penambahan penerangan pada dermaga

agar aktifitas tambat labuh pada malam hari dapat berjalan dengan lancar.

3. Penambahan pelampung penambat dilakukan agar kapal dapat berlabuh di

kolam labuh dengan teratur.

4. Pembangunan dan pengembangan fasilitas tambat labuh harus segera

diselesaikan sehingga dapat menarik nelayan dari daerah lain untuk

melelang hasil tangkapan di TPI Pondokdadap dan dapat menambah PAD.

Matriks Grand Strategi SO

Lam

pir

an

4

IFAS

EFAS

Lam

pir

an

4

85

Page 98: Lap. skripsi anang

86

Lampiran 5

Dokumentasi Penelitian

Sampah di kolam pelabuhan Bengkel kapal

Ponton yang rusak Ponton yang digunakan sudah berkarat

Kolam labuh Pembangunan dermaga bongkar

Page 99: Lap. skripsi anang

87

Kondisi bongkar ikan saat malam hari

Wawancara dengan pegawai pelabuhan

Wawancara dengan pemilik kapal

Page 100: Lap. skripsi anang

88

Kapal berlabuh dengan pelampung penambat

Kapal berlabuh di pinggir pantai

Page 101: Lap. skripsi anang

89

Lampiran 6

Perhitungan Dermaga dan kolam labuh

No. Jenis alat tangkap

Panjang Total (m)

Lebar (m) Dept (m) draft (m)

1 Payang 19 6 1,8 0,6

2 Sekoci (tonda)

13,45 3,5 1,4 0,5

3 Gill Net 5 1 1,2 0,5

4 Purse seine 15,5 3 1,3 0,9

Panjang dermaga bongkar

Panjang Dermaga (Lp) = n.L + ( n – 1 ) 0,2.L + 0,3.L

Dimana : n = jumlah kapal yang dapat merapat

L = Panjang kapal yang ditambat

0,2 L = ketetapan (jarak antara buritan ke haluan dari satu kapal ke

kapal lain)

0,3 L = ketetapan (jarak dari kedua ujung dermaga ke buritan dan

haluan kapal)

Lp = 4.19 + (4-1) 0,2.19 + 0,3.19

= 76 + (3) 3,81 + 5,7

= 76 + 11,4 + 5,7

= 93,1 m

Jadi panjang dermaga bongkar yang dibutuhkan yaitu 93,1 m

Luas kolam labuh

Luas kolam labuh L = ∑ (1,1.L) . (1,5.B)

Dimana ∑ = jumlah kapal yang berlabuh dalam 1 hari

L = Panjang kapal

B = lebar kapal

L = 97 (1,1.19) . (1,5.6)

= 18.245,7 m2

Jadi luas kolam labuh yang dibutuhkan yaitu 18.245,7 m2