Lap - Redoks

9
LAPORAN PRAKTIKUM Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kimia Praktik Disusun oleh : Nama : Siska Hidayat NIM : 1211C1052 S1 ANALIS MEDIS (Kelas : B) Tk . I SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG 2012

description

Sebelumnya mohon maaf, ini adalah laporan saat saya pertama kali masuk, jadi baik cara penulisan maupun isinya kurang begitu bagus..

Transcript of Lap - Redoks

Page 1: Lap - Redoks

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Kimia Praktik

Disusun oleh :

Nama : Siska Hidayat

NIM : 1211C1052

S1 ANALIS MEDIS (Kelas : B) Tk . I

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG

2012

Page 2: Lap - Redoks

LAPORAN PRAKTIKUM 4

Judul : Reaksi Redoks

Tanggal : 30 Oktober 2012

Tujuan :

Mahasiswa dapat mengetahui contoh reaksi Reduksi dan Oksidasi

Mahasiswa dapat menggambarkan persamaan reaksi Redoks

Mahasiswa dapat mengetaui apa saja yang menjadi katalis dalam reaksi Redoks

Teori :

Pengertian Reaksi REDOKS

Reaksi redoks adalah reaksi yang mengalami dua peristiwa yaitu reduksi dan oksidasi (ada

perubahan Biloks satu atau lebih unsur yang bereaksi).

Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks yang hanya satu jenis unsur yang mengalami

reduksi dan oksidasi.

Untuk menentukan reaksi redoks (reduksi-oksidasi) tidak selalu menghitung nilai biloksnya

karena kadang-kadang dapat ditentukan dengan cepat, sebagai contoh :

penentuan reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan/pelepasan oksigen. Fe2O3 menjadi

Fe merupakan reaksi reduksi karena melepas oksigen. Sedangkan CO menjadi

CO2merupakan reaksi oksidasi karena jumlah oksigennya bertambah

Page 3: Lap - Redoks

penentu reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan /pelepasan Hidrogen. Jika jumlah

Hidrogennya berkurang berarti oksidasi sedangkan jika bertambah berarti reduksi.

penentuan reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan/pelepasan elektron. Coba

perhatikan muatan Cu, pada awalnya Cu biloksnya (bilangan oksidasinya) = +2 kemudian

berubah menjadi Cu yang biloksnya = 0 sehingga biloksnya turun. Reaksi tersebut

merupakan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan Muatan

Mg berubah dari mula2 biloksnya = 0 menjadi = +2 sehingga dapat digolongkan reaksi

oksidasi.

Reaksi redoks di atas dapat dipisahkan menjadi 1/2 reaksi, yakni reaksi oksidasi dan reaksi

reduksi sehingga pelepasan/penerimaan elektron akan terlihat.

Oksidasi : Mg ---> Mg+2 +2e

Reduksi : Cu+2 +2e ---> Cu

dalam reaksi tersebut terlihat bahwa Mg mengalami kenaikan muatan yang mula2 tidak

bermuatan menjadi bermuatan +2. Muatan Mg bertambah +2 berarti Mg mengalami

peristiwa pelepasan elektron sebanyak 2 buah. Pelepasan elektron dalam reaksi ditulis

sebagai "e" yang artinya "elektron" yang bermuatan -1 dan ditulis di ruas kanan yang

artinya elektron terlepas dari Mg. Sehingga muatan di ruas kiri dan kanan menjadi

seimbang..... coba perhatikan... Mg di ruas kiri muatannya nol berarti total muatan di ruas

kiri juga = 0 (nol).... sekarang Mg di ruas kanan muatannya +2 dan terdapat 2 elektron yang

masing2 muatannya -1 sehingga total muatan di ruas kanan = (+2) + (2.-1) = 0 (nol). Pada Cu

terjadi kebalikannya yaitu penangkapan elektron (e).

Pada Mg digolongkan sebagai reaksi oksidasi karena terjadi pelepasan elektronsedangkan

Cu digolongkan sebagai reaksi reduksi karena terjadi penangkapan elektron. Pada reaksi

total/gabungan reaksi oksidasi dan reduksi pelepasan/penerimaan elektron tidak akan

terlihat karena jika digabung jumlah elektron di ruas kiri sama dengan di ruas kanan. Jika

ada unsur yang sama di ruas kiri dan kanan maka akan saling menghilangkan. Agar dapat

menentukan suatu unsuk mengalami oksidasi/reduksi kita harus dapat menentukan

bilangan oksidasi (biloks) dari unsur tersebut.

Unsur yang bilangan 0ksidasi (biloks)nya bertambah berarti mengalami reaksi oksidasi

sedangkan unsur yang bilangan oksidasi (biloks)nya berkurang merupakan reaksi reduksi.

Untuk menentukan biloks ada aturan/patokannya.

Page 4: Lap - Redoks

Patokan penentuan Bilangan Oksidasi (Biloks)

1. Biloks atom dalam unsur tunggal = 0 . Contoh Biloks Cu, Fe, H2, O2 dll = 0

2. Golongan IA ( Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr ) biloksnya selalu +1

3. Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr dan Ba ) biloksnya selalu +2

4. Biloks H dalam senyawa = +1, Contoh H2O, kecuali dalam senyawa hidrida Logam

(Hidrogen yang berikatan dengan golongan IA atau IIA) Biloks H = -1, misalnya: NaH,

CaH2 dll

5. Biloks O dalam senyawa = -2, Contoh H2O, kecuali OF2 biloksnya = + 2 dan pada

senyawa peroksida (H2O2, Na2O2, BaO2) biloksnya = -1 serta dalam senyawa

superoksida, misal KO2 biloksnya = -1/2. untuk mempermudah tanpa banyak

hafalan....bila atom O atau H berikatan dengan Logam IA atau IIA maka biloks

logamnyalah yang ditentukan terlebih dahulu dan biloks O dan H nya yang

menyesuaikan (besarnya dapat berubah - ubah)

6. total Biloks dalam senyawa tidak bermuatan = 0, Contoh HNO3 : (Biloks H) + (Biloks

N) + (3.Biloks O) = 0 maka dengan mengisi biloks H = +1 dan O = -2 diperoleh biloks N

= +5

7. Total BO dalam ion = muatan ion, Contoh SO4 2- = (Biloks S) + (4.Biloks O) = -2 maka

dengan mengisi biloks O = -2 diperoleh biloks S = +6

selain hafalan di atas kita juga sebaiknya menghafal beberapa ion Poliatom yang sering

keluar dalam soal sebab hafalan ion Poliatom tersebut juga diperlukan dalam menentukan

harga biloks.

Tabel Ion Poliatom yang Penting :

Page 5: Lap - Redoks

misal : biloks Cu dalam CuSO4 dapat dihitung dengan (1 x biloks Cu) + (1 x biloks total ion

SO4) = 0 maka dengan mengisi biloks ion SO4 = -2 diperoleh :

biloks Cu + (-2) = 0 ---> sehingga biloks Cu = +2

Contoh lainnya.... untuk menentukan biloks P dan Fe dalam Fe3(PO4)2 kita harus bentuk

anion poliatomnya, yakni PO43- sehingga :

(1 x biloks P) + (4 x biloks O) = -3

biloks P + (-8) = -3 sehingga biloks P = + 5

kemudian biloks Fe dapat dicari dengan :

(3 x biloks Fe) + (2 x muatan PO4) = 0

(3 x biloks Fe) + (-6) = 0

3 x biloks Fe = + 6 ---> sehingga biloks Fe = + 6/3 = +2

namun untuk mencari biloks salah satu unsur saja.....sedangkan biloks unsur2 yang lainnya

sudah diketahui (ada hafalannya) maka biloks unsur tersebut dapat ditentukan secara

langsung tanpa harus menghafal muatan ion poliatomnya :

misalnya : Tentukan biloks Cr dalam H2Cr2O7...?

(2 x biloks H) + (2 x biloks Cr) + (7 x biloks 7) = 0

(2 x (+ 1)) + (2 x biloks Cr) + (7 x (-2)) = 0

(2 x biloks Cr) + (-12) = 0 ---> sehingga biloks Cr = +12/2 = +6

Dalam reaksi redoks juga dikenal istilah reduktor dan oksidator :

Reduktor zat yang mengalami oksidasi (Biloks naik)

Oksidator zat yang mengalami reduksi (Biloks turun)

Page 6: Lap - Redoks

Alat dan bahan :

APD

Label

Tabung reaksi

Pipet tetes

Botol Semprot

Rak Tabung

Percobaan 1 (Reaksi K2Cr2O7 dengan FeSO4)

K2Cr2O7 0,1 N

FeSO4 0,1 N

H2SO4 4 N

H3PO4

Percobaan 2 (Reaksi KMnO4 dengan FeSO4)

KMnO4 0,1 N

FeSO4 0,1 N

H2SO4 4 N

H3PO4

Percobaan 3 (Reaksi KIO3 dengan KI)

KIO3 0,1 N

KI 0,1 N

H2SO4 4 N

Percobaan 4 (Reaksi CuSO4 dengan KI)

CuSO4 0,1 N

KI 0,1 N

H2SO4 4 N

Percobaan 5 (Reaksi H2O2 dengan KI)

H2O2 0,1 N

KI 0,1 N

H2SO4 4 N

Cara Kerja :

Percobaan 1

Cuci bersih tabung reaksi, bilas menggunakan aquadest di botol semprot

(a) Masukan 1mL K2Cr2O7 0,1 N, tambahkan 1,5 mL FeSO4 0,1 N. Kocok

amati

(b) Masukan 1mL K2Cr2O7 0,1 N, tambahkan 1 mL H2SO4 4 N. Amati !

tambahkan lagi 5 tetes H3PO4 . Amati ! Tambahkan lagi 1,5 mL FeSO4 0,1 N.

Kocok amati !

Page 7: Lap - Redoks

Percobaan 2

Cuci bersih tabung reaksi, bilas menggunakan aquadest di botol semprot

(a) Masukan 1mL KMnO4 0,1 N, tambahkan 1,5 mL FeSO4 0,1 N. Kocok

amati

(b) Masukan 1mL KMnO4 0,1 N, tambahkan 1 mL H2SO4 4 N. Amati !

tambahkan lagi 5 tetes H3PO4 . Amati ! Tambahkan lagi 1,5 mL FeSO4 0,1 N.

Kocok amati !

Percobaan 3

Cuci bersih tabung reaksi, bilas menggunakan aquadest di botol semprot

(a) Masukan 1mL KIO3 0,1 N, tambahkan 1 mL KI 0,1 N. Kocok amati

(b) Masukan 1mL KIO3 0,1 N, tambahkan 1 mL H2SO4 4 N. Amati ! Tambahkan

lagi 1 mL KI 0,1 N. Kocok amati

Percobaan 4

Cuci bersih tabung reaksi, bilas menggunakan aquadest di botol semprot

(a) Masukan 1mL CuSO4 0,1 N, tambahkan 1 mL KI 0,1 N. Kocok amati

(b) Masukan 1mL CuSO4 0,1 N, tambahkan 1 mL H2SO4 4 N. Amati !

Tambahkan lagi 1 mL KI 0,1 N. Kocok amati

Percobaan 5

Cuci bersih tabung reaksi, bilas menggunakan aquadest di botol semprot

(a) Masukan 1mL H2O2 0,1 N, tambahkan 1 mL KI 0,1 N. Kocok amati

(b) Masukan 1mL H2O2 0,1 N, tambahkan 1 mL H2SO4 4 N. Amati !

Tambahkan lagi 1 mL KI 0,1 N. Kocok amati

Hasil : - Percobaan 1 (a) K2Cr2O7 + FeSO4 coklat (b) K2Cr2O7 + H2SO4 tetap + H3PO4 Kuning tetap + FeSO4 Biru bening - Percobaan 2 (a) KMnO4 + FeSO4 Memudar jadi coklat (b) KMnO4 + H2SO4 tetap + H3PO4 Tetap + FeSO4 Bening ada gelembung - Percobaan 3 (a) KIO3 + KI tetap (b) KIO3 + H2SO4 Bening + KI Hitam kehijau-hijauan, ada endapan hitam di bawahnya - Percobaan 4 (a) CuSO4 + KI kuning kecoklatan (b) CuSO4 + H2SO4 memudar + KI kuning keruh - Percobaan 5 (a) H2O2 + KI Kuning bening (b) H2O2 + H2SO4 tetap + KI Merah bata menjadi coklat dengan endapan hitam di bawah

Page 8: Lap - Redoks

Reaksi :

Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7H2O x 1

Fe2+ → Fe3+ + e- x 6

Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7H2O

6Fe2+ → 6Fe3+ + 6e-

Cr2O72- + 6Fe2+ + 14H+ → 2Cr3+ + 6Fe3+ + 7H2O

MnO4- + 8 H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O x 1 Fe2+ → Fe3+ + e- x 5 MnO4- + 8 H+ + 5 Fe2+→ Mn2+ + 4H2O + 5Fe3+

IO3- + 6 H+ + 6 é → I - + 3H2O x 1 2I- → I2 + 2 é x 3 IO3- + 6 H+ + 6 I → I - + 3H2O + 3I2

Cu2+ + 2 é → 2 Cu2+ x 1 2I- → I2 + 2 e- x 1 Cu2+ + 2 I- → 2 Cu+ + I2

Page 9: Lap - Redoks

Kesimpulan :

Penggunaan H2SO4 bertujuan untuk mempercepat reaksi dan suasana larutan

menjadi asam.

Penggunaan H2SO4 alam suasana netral bereaksi, hanya saja lebih lambat

KIO3 bersifat oksidator dalam suasana asam

Daftar Pustaka :

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/reaksi-reduksi-dan-oksidasi.html

http://siroofehling.wordpress.com/2012/03/23/reaksi-kalium-dhikromat-dengan-ferro-

sulfat-feso4-7h2o/

1. Cr2O72- + 14 H+ + 6 é 2 Cr3+ + 7H2O x 1 -2 +14 +6 0+12 +6

Fe2+ Fe3+ + é x 6 Cr2O72- + 14 H+ + 6 Fe2+ 2 Cr3+ + 7H2O + 6 Fe3+

MnO4- + 8 H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O x 1

-1 +8 +2 0 +7 +2 Fe2+ Fe3+ + é x 5 MnO4- + 8 H+ + 5 Fe2+ Mn2+ + 4H2O + 5 Fe3+

IO3- + 6 H+ + 6 é → I - + 3H2O x 1

-1 +6 -1 0 +5 -1 2I- I2 + 2 é x 3 IO3- + 6 H+ + 6 I I - + 3H2O + 3I2

4. Cu2+ + 2 é 2 Cu2+ x 1 2I- I2 + 2 é x 1 Cu2+ + 2 I- 2 Cu+ + I2