Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
-
Author
putri-nur-handayani -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
1/18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TujuanMembuktikan bahwa aktivitas suatu enzim dapat dipengarihu oleh beberapa faktor diantaranya
adalah suhu, pH, dan konsentrasi enzim.
1.2 Landasan Teori
Enzim
Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan katalis. Katalis ini dikenal
sebagai katalis biologis (biokatalisator) berupa protein yang sangat spesifik yang disebut enzim.
merupakan katalis yang sedang dikembangkan dalam industri kimia. Pengembangan katalis biologis
ditujukan untuk mengurangi konsumsi energi proses serta menghilangkan terikutnya senyawa-
senyawa pengotor dalam produk suatu proses. Katalis ini digunakan sebagai alternatif katalis
anorganik seperti natrium, kalium atau kalsium hidroksida.
Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan meningkatkan kecepatan reaksi
kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini tanpa enzim akan berlangsung lambat. Sifat-sifat
istimewa enzim adalah kapasitas katalitik dan spesifisitasnya yang sangat tinggi. Disamping itu enzim
mempunyai peran dalam transformasi berbagai jenis energi.
Kata enzim berasal dari bahasa Yunani enzyme yang berarti di dalam sel. Willy Kuchne
(1876) mendefinisikan enzim sebagai fermen (ragi) yang bentuknya tidak tertentu dan tidak teratur,yang dapat bekerja tanpa adanya mikroba dan dapat bekerja di luar mikroba. Definisi tersebut berubah
setelah dilakukan penelitian lanjutan oleh Buchner pada tahun 1897. Enzim dapat diproduksi oleh
mikroba atau bahan lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Enzim juga dapat diisolasi dalam bentuk
murni.
Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi kimia dalam sistem
biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein. Aktivitas katalitiknya
bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein. Enzim dapat mempercepat reaksi biologis,
dari reaksi yangsederhana, sampai ke reaksi yang sangat rumit. Enzim bekerja dengan cara menempel
pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi sehingga mempercepat proses reaksi. Percepatan
reaksi terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi. Enzim mengikat molekul substrat membentuk kompleks enzim
substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai membentuk enzim bebas dan produknya.
E = S ES E + P
E = enzim S = substrat P= Produk
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
2/18
2
Enzim memiliki keunggulan sifat, antara lain mempunyai aktivitas yang tinggi, efektif, spesifik
dan ramah lingkungan, enzim memiliki sifat yang khas, yaitu sangat aktif walaupun konsentrasinya
amat rendah, sangat selektif dan bekerja pada kondisi yang ramah (mild), yaitu tanpa temperatur atau
tekanan tinggi dan tanpa logam yang umumnya beracun. Hal inilah yang menyebabkan reaksi yang
dikatalisis secara enzimatik menjadi lebih efisien dibandingkan dengan reaksi yang dikatalisis oleh
katalis kimia.
Enzim mempunyai kekhususan aktivitas, yaitu peranannya sebagai katalis hanya terhadap satu
reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja. Jadi dapat melibatkan beberapa jenis substrat. Sifat
spesifik (spesifisitas enzim) didefinisikan sebagai kemampuan suatu enzim untuk mendiskriminasikan
substratnya berdasarkan perbedaan afinitas substrat-substrat untuk mencapai sisi aktif enzim. Sifat
spesifinitas ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan reaksi atau jenis produk yang diharapkan. Sifat ini
sangat menguntungkan karena tidak akan dijumpai reaksi-reaksi samping, sehingga lebih ramah
lingkungan.
Aktivitas Enzim
Aktivitas enzim ternyata dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut menentukan
efektivitas kerja suatu enzim. Apabila faktor pendukung tersebut berada pada kondisi yang optimum,
maka kerja enzim juga akan maksimal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
1) SuhuEnzim merupakan makromolekul yang peka terhadap lingkungannya. Dengan demikian
harus ditangani dengan sangat hati-hati agar sifat-sifatnya dapat dipertahankan, kecuali enzim
termostabil yang dapat aktif pada suhu tinggi. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimatik
disajikan pada Gambar 2.1
Pada prakteknya, aktivitas enzimatik diukur pada berbagai suhu (sebagai contoh antara
150C dan 400C). Umumnya, semakin tinggi temperatur, semakin naik laju reaksi baik yang
tidak dikatalisis maupun yang dikatalisis oleh enzim. Namun demikian, enzim merupakan
senyawa protein yang sangat peka terhadap perubahan temperatur. Semakin tinggi temperatur
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
3/18
3
akan terjadi perubahan struktur enzim yang diikuti oleh hilangnya aktivitas katalitik dari
enzim tersebut. Pada temperatur rendah, laju inaktivasi enzim berjalan lambat dan sangat
kecil, sehingga boleh diabaikan.
Di Indonesia, temperatur optimum bagi proses enzimatis dilakukan pada temperatur
kamar. Hampir semua enzim memiliki aktivitas optimum pada temperatur sekitar 30oC dan
denaturasi dimulai pada temperatur 45oC.
2) Pengaruh pHUmumnya enzim bersifat amfolitik, yang berarti enzim mempunyai konstanta disosiasi
pada gugus basanya, terutama pada gugus residu terminal karboksil dan gugus terminal
aminonya. Perubahan aktivitas enzim akibat perubahan terjadinya perubahan ionisasi enzim,
substrat atau kompleks enzim substrat, serta perubahan kemampuan peningkatan dan
pengaruh laju reaksi. Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian
besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali
beberapa enzim misalnya pepsin(pH optimum = 2). Ini disesbabkan oleh :
1. Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi.
2. Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan
listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.
Misalnya suatu reaksi enzim dapat berjalan bila enzim tadi bermuatan negatif (Enz-) dan
substratnya bermuatan positif (SH+) :
Enz-
+ SH+
EnzSH
Pada pH rendah Enz-akan bereaksi dengan H
+menjadi enzim yang tidak bermuatan.
Enz-
+ H+
Enz-H
Demikian pula pada pH tinggi, SH+
yang dapat bereaksi dengan Enz-, maka pada pH
yang extrem rendah atau tiggikonsentrasi efektif SH+
dan enz akan berkurang, karena itu
kecepatan reaksinya juga berkurang. Seperti pada gambar berikut. Di sekitar pH optimum
enzim mempunyai stabilitas yang tinggi. Dalam hal ini, enzim yang sama sering kali pH
optimumnya berbeda tergantung antara aktivitas enzimatik dengan pH secar Gambar 2.2
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
4/18
4
Berdasarkan gambar diatas : (a) kurva aktivitas menyajikan secara umum nilai pH
optimum yang mempunyai bentuk lonceng, (b) nili pH optimum tergantung pada enzim dan
ketergantungan ini dapat lebih kurag tajam, (c) untuk beberapa enzim, aktivitasnya tidak
bergantung pada suatu pH tertentu.
3) Pengaruh konsentrasi enzimKecepatan rekasi enzim (v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim (Enz). Makin
besar jumlah enzim makin cepat reaksinya. Lihat pada gambar. Dalam reaksinya Enz akan
mengadakan ikatan dengan substrat S dan membentuk kompleks enzim-substrat, Enzs. EnzS
ini akan dipecah menjadi hasil reaksi P dan enzim bebas Enz.
Enz + S EnzS Enz + P
Enz + S Enz + P
Makin banyak Enz terbentuk, makin cepat reaksi ini berlangsung. Ini terjadi sampai batas
tertentu.
4) Pengaruh konsentrasi subtratBila konsentrasi substrat (S) bertambah, sedangkan keadaan lainya tetap sama, kecepatan
reaksi juga akan meningkat sampai suatu batas maksimum V. Pada titik maksimum ini enzim telah
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
5/18
5
jenuh dengan subtrat. Seperti pada gambar. Pada titik-titik A dan B belum semua enzim bereaksi
dengan subtrat, maka pada A dan B penambahan subtrat S akan menyebabkan jumlah EnzS
bertambah dan kecepatan reaksi v akan bertambah, sesuai dengan penambahan S. Pada titik C semua
enzim telah bereaksi denagn subtrat, sehingga penambahan S tidak akan menambah kecepatan reaksi,
karena tidak ada lagi enzim bebas. Pada titik B kecepatan reaksi tepat setengah kecepatan maksimum.
Konsentrasi subtrat yang menghasilkan setengah kecepatan maksimum dinamakan harga Km
atau
konstanta Michaelis.
Mekanisme kerja enzim
a) Prinsip umumPembicaraan tentang mekanisme yang digunakan untuk mempercepat kecepatan reaksi
melalui 3 contoh yang akan diberikan : katalis asam dan basa pada umumnya, katalis oleh
ion-ion logam, dan katalis oleh enzim yang mengandung piridoksal fosfat.
b) Katalisis asam-basa umumReaksi yang kecepatanya berubah-ubah akibat perubahan konsentrasi ion hidrogen atau
konsentrasi ion hidronium dalam larutan, tetapi tidak tergantung pada konsentrasi asam atau
basa lainya yang terdapat dalam larutan, dikatakan dapat mengalami katalisis asam spesifik
atau katalisis basa spesifik. Reaksi yang kecepatanya tergantung pada semua asam dan basa
yang terdapat dalam larutan dikatakan dapat menglami katalisis asam umum (general acid)
atau katalisis basa umum (general base). Mutarotasi glukosa adalah salah satu rekasi yang
tunduk pada katalisis asam-basa umum.
c) Peranan ion logamIon logam melaksanakan peranan katalisi dan struktural yang penting pada protein.
Sebenarnya, lebih dari seperempat dari semua enzim yang dikenal mengandung ion logam
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
6/18
6
yang berikatan erat atau memerlukan ion logam untuk beraktivitasnya. Fungsi ion logam ini
diselidiki dengan cara fisika, lebih-lebihdengan kristalografi sinar-X, nuclearmagnetic (ESR).
Keterangan ini digabungkan dengan pengetahuan pembentukan dan kerusakan kompleks
logam dan reaksi dalam lingkaran koordinasi ion logam untuk memberi pengertian tentang
peranan ion logam pada reksi yang dikatalisi oleh enzim.
Enzim amylase
Enzim amylase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pancreas, amilum
sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida
yang memiliki molekul kompleks. Enzim amylase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida
dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltose. Amylase mengubah amilum menjadi disakarida.
Enzim amylase yaitu pada reaksi hidrolisisi amilum menjadi maltose. Enzim ini dibagi menjadi 3
macam yaitu : amylase-, amylase , dan amylase . Yang terdapat dalam ludah hanya amylase ,
enzim ini memecah amilum pada ikatan 1-4 glikosidanya bukan pada ikatan 1-6 yang merupakan
cabang dari molekul amilum ( poedjiadi: 1994 ) karena enzim merupakan biokatalis dan sebagian
besar enzim tersusun atas protein maka kerja enzim dipengaruhi secara langsung pada aktivitas enzim
tersebut.
Kelenjar ludah, terdapat 3 pasang kelenjar ludah didalam rongga mulut, yaitu glandula parotis,
glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandi bularis. Air ludah berperan
penting dalam proses perubahan zat makanan secara kmiawi yang terjadi didalam mulut. Setelah
makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses
membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdidi atas air (99%)
dan enzim amylase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan
maltose). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakan didalam mulut oleh air liur
disebut bolus. Bolus ini diteruskan kesistem ke system pencernaan selanjutnya.
Klasifikasi enzim amylase
1. -amilase
(alpha-amilase, 1,4-alpha-D-glucan glucanohydrolase, pancreatic alpha-amilase, -amilasePA), adalah salah satu enzim yang berperan dalam proses degradasi pati, sejenis makromolekul
karbohidrat. Struktur molekuler enzim ini adalah -1,4-glukanohidrolase. Bersama dengan enzim
pendegredasi pati lain, pulpulanase, -amilase termasuk kedalam golongan enzim kelas 13 dlikosil
hidrolase (E>C.3.2.1.1) -amilase ini memiliki beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4-10
molekulsuntrat sekaligus.
2. -amilase (E.C.3.2.1.2)
Merupakan enzim golongan hidrolase kelas 14 yang digunakan dalam proses sakarifikasi pati
(sejenis karbohidrat). Sakarifikasi banyak berperan dalam pemecahan makromolekul karbohidrat.
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
7/18
7
Pemecaha makromolekul karbohidrat ini akan menghasilkanb molekul karbohidrat rantai pendek
(sederhana).
3. glukoamilase (E.C.3.2.1.3)
Salah satu enzim kelas 15 yang berperan dalam proses sakarifikasi pati (sejenis karboidrat).
Serupa dengan enzim beta-amilase, glukoamilase dapat memecah struktur pati yang merupakan
polisakarida kompleks berukuran besar menjadi molekul yang berukuran kecil. Pada umumnya, enzim
ini berkerja pada suhu 4560 C dengan kisaran pH 4,55,0.
Tempat kerja dan cara kerja enzim amylase
1. -amilase
Pada umumnya aktif berkerja pada kisaran suhu 25 C 95 C. penambahan ion kalsium dan
klorida dapat meningkatkan aktivitas kerja dan menjaga kestabilan enzim ini. Alfa-amilase akan
memotong ikatan glikosidik -1,4 pada molekul.
2. -amilase
Akan memotong ikatan glikosidik pada gugus amilosa, amilopektin, dan glikogen. Amilosa
merupakan struktur rantai dari pati, sedangkan amilopektrin metrupakan struktur percabangan dari
pati. Hasil pemotongan oleh enzim ini akan didominasi oleh molekul maltose beta limit dekstrin
sering kali dihindari karna membentuk viskositas atau kekentakan terlalu pekat.
3. glukoamilosa
Glukoamilasa akan memotong ikatan alfa-1,4 pada molekul pati. Enzim ini juga dapat
memecah ikatan alfa-1,6, tetapi pada frekuensi yang lebih rendah. Hasil utama pemecahan adalah
glukosa, suatu bentuk sederhana dari molekul kerbohidrat berjumlah atom C 6.
Cara mendapatkan enzim amylase
lfa-amilase dapat diperoleh dari berbagai macam sumber diantaranya: bisa dalam bentuk
tepung malt, gandum yang berkecambah, bisa dari bakteri bacillus bacillus subtilis,bisa berasal dari
cacing tanah, pakai cendawanaspergillus sp,bisa berasal dari pancreas sapid an babi, banyak terdapat
di air liur dan pencernaan manusia.
Beta-amilase banyak ditemukan pada tanaman tingkat tinggi, seperti gandum, ubi, dan kacangkedelai. Disamping itu beta-amilase juga dapat ditemukan pada beberapa mikroorganisme, antara lain
pseudomonas sterpilococcus, basillus, dan clostridium thermosulfurigines. Enzim yang berasal dari
C.thermosulfurigines umumnya lebih disukai karena memiliki toleransi suhu dan pH yang lebih
tinggi.
Glukoamilase enzim ini memiliki peranan yang cukup besar didalam metabolism energy
diberbagai jenis organism. Oleh karena itu, enzim banyak ditemukan dalam berbagai jenis tanaman
dan mikroorganisme, seperti saccharomyces, endomycopsis, aspergillus, penicillium, mucor, dan
clostridium.
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
8/18
8
BAB II
SKEMA KERJA, HASIL, DAN PEMBAHASAN
2.1 Skema Kerja
A.Bahan Amilase liur, 1 ml dalam 100 ml aqua dest (pengenceran 100 X) Larutan pati 0,4 mg/L dan larutan iodium
B.Cara kerja1. Pengaruh suhu
A B C D E
B U B U B U B U B U
+ larutan pati 1 mL
diinkubasi selama 5 menit
Pada suhu 100
(A), 250(B), 37
0(C), 68
0(D), dan 100
0(E)
Ditambahkan dengan 200 L air liur 100X
Didiamkan selama 1 menit
Ditambahkan iodium 1 ml
Diencerkan dengan 8 mL aqua dest
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
9/18
9
Dibaca serapan tiap tabung pada panjang gelombang 680 nm
2. Pengaruh pHBahan :
Amilase liur yang telah diencerkan 100 X Larutan pati 0,4 mg/mL pada berbagai pH (3, 5, 7, 11) Larutan iodium
Bagan kerja :
A B C D
B U B U B U B U
Ditambahkan dengan pati 0,4 mg/mL pada pH 3 (A), 5 (B), 7 (C), 11 (D)
Diinkubasi pada suhu 37
0
selama 5 menit
Ditambahkan dengan 200 L air liur 100X
Didiamkan selama 1 menit
Ditambahkan iodium 1 ml
Diencerkan dengan 8 mL aqua dest
Dibaca serapan tiap tabung pada panjang gelombang 680 nm
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
10/18
10
3. Pengaruh konsentrasi enzimBahan :
Liur yang telah diencerkan 100X, 200X, 400X, 800X Larutan pati 0,4 mg/mL dan larutan iodium
Bagan kerja :
A B C D
B U B U B U B U
Ditambahkan liur dengan berbagai konsentrasi 100X (A), 200X (B), 400X (C), 800X (D)
Diinkubasi pada suhu 370selama 5 menit
Ditambahkan dengan 200 L air liur 100X
Didiamkan selama 1 menit
Ditambahkan iodium 1 ml
Diencerkan dengan 8 mL aqua dest
Dibaca serapan tiap tabung pada panjang gelombang 680 nm
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
11/18
11
2.2 Hasil
Tabel hasil perhitungan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimSuhu (
OC) AB AU A/menit (V)
0 0,000 0,000 0,000
25 0,000 0,008 0,008
37 0,000 0,001 0,001
60 0,000 -0,036 0,036
100 0,000 -0,003 0,013
Tabel hasil perhitungan pengaruh pH terhadap aktivitas enzimpH AB AU A/menit (V)
1 0,474 0,473 0,001
3 0,839 0,704 0,135
5 0,044 0,018 0,026
7 0,037 0,025 0,012
11 0,201 0,167 0,034
0
0.008
0.001
0.036
0.013
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0 25 37 60 100
A/menit(V)
Suhu 0C
Pengaruh Suhu
Pengaruh Suhu
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
12/18
12
Tabel hasil perhitungan pengaruh konsentrasi terhadap aktivitas enzimPengenceran
Liur
AB AU A/menit (V)
100 0,032 0,056 -0,024
200 0,032 0,064 -0,032
400 0,032 0,064 -0,032800 0,032 0,074 -0,042
-0.045
-0.04
-0.035
-0.03
-0.025
-0.02
-0.015
-0.01
-0.005
0
100x 200x 400x 800x
A
/menit(V)
Pengenceran Liur
Pengaruh Konsentrasi
0.001
0.135
0.026
0.012
0.034
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
1 3 5 7 11
Pengaruh pH
Pengaruh pH
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
13/18
13
2.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
reaksi enzimatik. Enzim yang kami gunakan adalah enzim amylase yang terdapat dalam air liur
manusia, sedangkan substratnya adalah larutan amilum dan iod sebagai pendeteksi adanya
karbohidrat. Larutan pati merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga untuk melakukan
pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer larutan pati harus dijadikan larutan kompleks
agar menjadi berwarna dan dapat diukur absorbansinya. Jika larutan pati tidak dikomplekskan maka
tidak dapat diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer, karena larutan pati tersebut tidak
menyerap warna komplementer dari sinar putih sehingga tidak ada warna yang diteruskan.
Pada percobaan ini untuk pengukuran absorbansi semuanya dilakukan pada panjang gelombang
680 nm. Pada panjang gelombang tersebut yang diserap larutan pati terkomplekskan untuk
mengahasilkan warna Biru-Hijau (yang dilihat oleh mata kita) terletak pada rentang = 620-750 nm
Pada teorinya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, konsentrasi
substrat dan enzim dan inhibitor, tetapi yang kami lakukan hanya pengaruh suhu( 00,25
0,37
0,60
0dan
1000c), pH( 3, 5, 7 ,11), dan konsentrasi enzim(100,200,400,600 dan 800x pengenceran).
Pengaruh suhu
Pengujian pertama adalah pengaruh suhu terhadap kerja enzim. Suhu yang kami gunakan adalah
00,250,370,600dan 1000c. Pada praktikum ini kami menggunakan 10 tabung reaksi, dimana 5 tabung
reaksi digunakan untuk blanco yaitu tanpa enzim dan 5 selanjutnya untuk uji yaitu dengan
menggunakan enzim. Hasil yang kami dapatkan pada pengaruh suhu terhadap kerja enzim tidak
sesuai dengan teorinya, yaitu seharusnya pada suhu 370c terjadi puncak kecepatan enzim mengkatalis
reaksi karena suhu optimum dari enzim amylase adalah pada suhu tubuh yaitu pada suhu 370c dan
pada suhu kurang dan lebih dari 370c, yaitu suhu 25
0c seharusnya menghasilkan adsorbansi yang lebih
kecil karena ketika suhu sangat rendah yang kami pakai adalah suhu 00c akan menyebabkan
terhentinya kerja enzim secara reversible, karena dalam keadaan tersebut tidak terjadi benturan antara
molekul enzim(E) dan substrat (S) akibatnya kompleks E-S yang sangat penting dalam reaksi
enzimatik tidak terbentuk, sehingga produk(P) juga tidak terbentuk.
Sedangkan pada suhu yang jauh lebih tinggi dari suhu optimum akan menyebabkan enzimterdenaturasi (rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya) secara ireversibel(tidak dapat kembali lagi), akibatnya meskipun
benturan E dan S semakin sering , kompleks E-S tidak terbentuk karena enzim terdenaturasi,
akibatnya pembentukan P berkurang.
Hasil yang kami peroleh dari peraktikum ini terjadinya pucak reaksi pada suhu 600c, padahal
seharusnya pada suhu segitu mulai terjadi penurunan reaksi, karena enzim nya sudah mulai
terdeanturasi. Hal ini disebabkan dari kesalahan praktikan dalam melakukan pembacaan serapan
menggunakan spektrofotometer ultraviolet-visible, seharusnya blanko yang digunakan berupa
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
14/18
14
aquadest bukan blanko yang sudah kami perlakukan yaitu campuran amilum dengan iod, sehingga
hasil ini mengalami kesalahan sehingga tidak sesuai dengan teori yang ada.
Pengaruh pH
Percobaan yang kedua adalah pengaruh pH terhadap aktivitas enzim, Ph yang kami gunakan
adalah 1,3,5,7,dan11. Pada praktikum ini kami menggunakan 10 tabung reaksi, dimana lima tabung
digunakan untuk blanco dan lima tabungnya lagi digunakan untuk uji. Perbedaannya blanco tidak
ditambahakan air liur dimana air liur inilah yang menjadi enzimnya karena mengandung enzim
amilasse.
Hal pertama yang kami lakukan adalah menginkubasi pati sesuai Ph selama kurang lebih lima
menit, hal ini bertujuan agar pati terdegradasi secara sempurna, kemudian untuk blanco langsung
ditambahkan iodium sedangkan tabung uji ditambahkan air liur terlebih dahulu kemudian baru
ditambahkan iodium. Fungsi iodium adalah sebagai indicator adanya amilum. Berdasarkan teori,
enzim yang kami gunakan yaitu enzim amylase mempunyai aktivitas optimum pada kisaran pH 5-7,
sehingga seharusnya pada kisaran pH tersebut warna larutan uji menjadi warna kuning dan nilai
absorbansinya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan uji dengan ph yang lainnya karena pada saat
rentang ph tersebut enzim amilase bekerja secara optimum, larutan uji menjadi kuning dikarenakan
amilum sudah dihidrolisis oleh enzim amylase menjadi maltose, karena pada teorinya iodium akan
menghasilkan warna biru jika terdeteksi amilum.
Hasil praktikum yang kami dapatkan adalah untuk perubahan warna mempunyai kesamaan
dengan teori yaitu menghasilkan warna kuning pada rentang ph 5-7 sedangkan nilai absorbansi reaksi
enzimatik tidak sesuai teori yaitu pada kisaran ph 5-7 aktivitas enzim tidak bekerja secara optimum.
Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh ketidak cermatan praktikan saat melakukan pembacaan
serapan menggunakan spektrofotometer ultaraviolet-visibel, seperti tidak bersih saat pencucian kuvet
sehingga hasilnya sedikit menyimpang dari teori yang ada.
Pengaruh konsentrasi
Pada percobaan yang ketiga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
amilase yang terdapat pada saliva dalam memecah amilum menjadi maltosa. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kerja dari enzim adalah konsentrasi, yaitu baik dari konsentrasi enzim itu sendirimaupun dari konsentrasi substrat. Namun, kali ini kelompok kami hanya menguji pengaruh
konsentrasi enzim dengan cara pengenceran bertingkat.
Hal pertama yang dilakukan adalah pengenceran terhadap saliva. Saliva diencerkan 100x, 200x,
400x, dan 600x kali pengenceran. Cara pengencerannya :
- Pengenceran 100 kali : 1 mL saliva diencerkan pada labu ukur 100 mL- Pengenceran 200 kali : Diambil 1 mL saliva dari pengenceran 100 kali lalu ditambahkan 1 mL
aquades
- Pengenceran 400 kali : Diambil 1 mL saliva dari pengenceran 100 kali lalu ditambahkan 3 mLaquades
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
15/18
15
- Pengenceran 600 kali : Diambil 1 mL saliva dari pengenceran 100 kali lalu ditambahkan 5 mLaquades
a. BlankoDiambil 1 mL pati dan dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi, dalam percobaan ini pati
(amilum) berperan sebagai substratnya. Selanjutnya pati didiamkan 5 menit, hal ini bertujuan agar pati
terdegradasi secara sempurna. Lalu ditambahkan 1 mL iodium dan larutan menjadi kuning
kecoklatan. Penambahan iodium berfungsi sebagai indikator untuk menentukan adanya amilum dan
ditambahkan 8 mL aquades, dimana aquades ini berfungsi agar larutan tidak terlalu pekat dan dapat
diukur aborbansinya pada Spektronik-20, karena pada Spektronik-20 jika larutan terlalu pekat maka
tidak dapat terbaca absorbansi pada larutan. Pada larutan blanko tidak diberi penambahan enzim,
karena larutan blanko disini sebagai pembanding larutan uji. Larutan blanko hanya berisi larutan pati
dan iodium sehingga menghasilkan warna kuning kecoklatan. Pada percobaan ini akan dihasilkan
nilai absorbansi blanko yang berfungsi sebagai larutan sebenarnya yang tanpa adanya pengotor-
pengotor.
b. Larutan ujiDiambil masing-masing 1 mL pati pada 4 tabung reaksi, dalam percobaan ini pati (amilum)
berperan sebagai substratnya. Selanjutnya pati didiamkan 5 menit, hal ini bertujuan agar pati
terdegradasi secara sempurna. Selanjutnya ditambahkan 0,2 mL saliva pada semua tabung, dan
didiamkan selama 1 menit. Dimana pada keadaan ini akan terjadi hidrolisis parsial. Larutan pati
merupakan polisakarida yang dapat dihidrolisis oleh enzim amilase pada saliva sehingga menjadi
glukosa. Lalu ditambahkan 1 mL iodium juga ke semua tabung reaksi. Penambahan iodium
iniberfungsi sebagai indikator untuk menentukan adanya amilum dan ditambahkan 8 mL aquades.
Konsentrasi enzim mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik. Pengaruh konsentrasi enzim
ini yaitu pembentukan produk, dimana makin besar konsentrasi enzim makin banyak pula produk
yang dihasilkan sehingga dapat dinyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
enzim. Jadi jika di lakukan sesuai dengan teori maka kurva akan linier dengan seiring dengan
pengenceran yang bertingkat tersebut.
Hasil yang didapat dalam praktikum kali ini menunjukan gravik yang tidak liner padakonsentrasi 200x 400x pengenceran yang seharusnya absorbansi emnunjukan gerafik menurun
tetapi menunjukan grafik yang statis shingga ada kemungkinan bahwa ada kesalahan dalam
pembuatan dan preparasi sampel seperti pengotor atau kesalahan dalam pengenceran amilum atau
penambahan pati. Grafik 100x-200x pengenceran dan 400x-800x pengenceran menunjukan grafik
yang bagus karena memang seperti itu grafik yang seharunya. Ketika konsentrasi amilum berkurang
maka absorbansi dari sampel tersebut akan juga berkurang karena berkurangnya kompleks substart
dan enzim yang terbentuk.
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
16/18
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KesimpulanDari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa laju reaksi enzim dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu, suhu, pH, dan konsentrasi. Laju reaksi enzim semakin meningkat seiring bertambahnya
suhu. tetapi aktivtasnya menurun setelah melewati suhu optium. Dari hasil diketahui bahwa suhu
optimum enzim amilase adalah 60oC. sama dengan suhu, laju reaksi enzim semakin meningkat seiring
meningkatnya pH, tetapi laju reaksinya menurun setelah melewati pH optimum. Suhu optimum enzim
amylase adalah 3. Factor terakhir adalah konsentrasi. Dari hasil terlihat bahwa laju reaksi mencapai
titik tertinggi pada pengenceran 100x, konsentrasi -0,024 dan titik terendah pada pengenceran 800x,
konsentrasi -0,042. Hasil tersebut membuktikan teori bahwa aktivitas enzim berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim.
3.2 Saran
Karena didapatkan hasil yang berbeda dengan teori sebaiknya praktikan lebih teliti lagi dalam
melakukan percobaan.
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
17/18
17
DAFTAR PUSTAKA
Champe P C PhD , Harvey R A PhD. Lippincotts Illustrated Reviews: Biochemistry 2nd
.1994 : 47-60
Colbi, S.D (1985). Biochemistry : A synopsis. California : Lange medical publikations
Lehninger A, Nelson D , Cox M M .Principles of Biochemistry 2nd
1993 : 198-236
Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th
ed. Appleton & Lange. America 2000 : 67-113
Stryer L .1995. Biochemistry 4th
: 181-237
BIOKIMIA Eksperimen Laboratorium. Penerbit Widya Medika. 2000. Bagian Biokimia FK-UI.
Jakarta; 50-65.
-
7/22/2019 Lap Prak Biokim Faktor -Faktor Enzim
18/18
18
LAMPIRAN
Blanko Blanko aquadest Uji aquadest
Uji air liur Uji iodium inkubasi
Spektro ambil pati ber pH Uji blanko pH 5
Uji blanko pH 7 Uji Uji blanko pH 3