LAP ORA N KI NERJ A

59
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG DINAS KESEHATAN Jln. S. PARMAN No. 13 Telp. ( 0334 ) 881 066 L U M A J A N G

Transcript of LAP ORA N KI NERJ A

Page 1: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG

TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS KESEHATAN

Jln. S. PARMAN No. 13 Telp. ( 0334 ) 881 066

L U M A J A N G

Page 2: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN i

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat

dan hidayahnya Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang Tahun 2018 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan informasi

Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, yang di dalamnya berisi

gambaran capaian kinerja selama kurun waktu satu tahun dan menjabarkan

keberhasilan maupun ketidak berhasilan dalam penyelenggaraan program dan

kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2015- 2019.

Laporan Kinerja ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban

berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2014,tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, didalam Peraturan

Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Negara untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah

ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara

periodik. Penyajian laporan kinerja berdasarkan ketentuan dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Tekhnis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Bupati Lumajang No. 6 Tahun 2018

tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja.

Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang ini

disusun. Semoga dapat memberikan manfaat untuk perbaikan perencanaan,

penilaian dan perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan serta peningkatan

kinerja.

Lumajang, 15 Januari 2019

Plt.KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG

dr. BAYU WIBOWO IGN

NIP 19630724 198910 1 002

Page 3: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

IKHTISAR EKSEKUTIF iii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG .................................................................. 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................ 2

C. GAMBARAN UMUM ................................................................. 3 D. DASAR HUKUM ....................................................................... 7

E. SISTEMATIKA ......................................................................... 9

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN STRATEGIS ................................................ 11

B. RENCANA KERJA TAHUNAN 2018 ......................................... 26 C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 ...................................... 30

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA DINAS KESEHATAN ................................. 34

A.1 PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI

KINERJA TAHUN INI ......................................................

39 A.2. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN INI

DENGAN KINERJA TAHUN SEBELUMNYA………….. A.3 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN INI

DENGAN TARGET RENSTRA 2015-2019……………. A.4 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN INI DENGAN

STANDART NASIONAL (jika ada) ....................................

40

41

42

A.5.ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN

PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIVE

SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN ...................................

43

B.

A.6. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA ..

A.7.ANALISIS PROGRAM / KEGIATAN YANG MENUNJANG

KEBERHASILAN PENCAPAIAN KINERJA………………………….. REALISASI ANGGARAN……………………………………………………….

54

55 56

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………. 57

Page 4: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2018 ini disusun

sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan

dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang. Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah ini disusun sesuai Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja dan Peraturan Bupati Lumajang No.

6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja.

Dinas Kesehatan sebagai Instansi pemerintah wajib untuk

menyusun Laporan Kinerja. Dalam rangka mewujudkan

tercapainya Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

perlu adanya tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan dalam

Rencana Strategik (Renstra), adapun sasaran yang ingin dicapai

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang pada tahun 2018

mempunyai 1 (satu) tujuan, 2 (dua) sasaran dan 6 (tujuh)

indikator sasaran utama. Pengukuran keberhasilan atau

kegagalan dalam capaian setiap sasaran. Laporan Kinerja ini

dimaksudkan sebagai berikut:

1. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja adalah

untuk memantapkan kinerja Dinas Kesehatan lebih

akuntabel dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kesehatan serta keberhasilan dalam mewujudkan

Visi, Misi, dan tujuan dalam rangka mewujudkan

Pemerintahan yang lebih baik dengan

penyelenggaraannya seiring dalam perwujudan

pelaksanaan system pertanggungjawaban kinerja yang

Page 5: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN iv

IKHTISAR EKSEKUTIF

lebih jelas, tepat, terukur dan legitimate dalam

mendukung profesional kinerja pelayanan.

2. Bahwa penyusunan Laporan Kinerja ini telah melibatkan

tim yang dibentuk oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2018

Page 6: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 1

BAB I. PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (Good Governance)

merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa, dalam rangka

pengembangan dan penerapan sistem yang tepat, jelas, terukur dan legitimate,

sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas

dari korupsi, kolusi dan nepotisme.Sehubungan dengan hal tersebut, untuk

mempercepat diadakanreformasi birokrasi dalam menyelenggarakan

pemerintahandiatur dalam TAP MPR RI No. XI/MPR/1998

tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusidan

Nepotisme, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusidan Nepotisme.

Pemerintah telah menerbitkanPeraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

didalamPeraturan Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi

Pemerintahsebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Negara untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan

Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah

ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara

periodik.Hal ini juga didukung dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah juga diatur

dalam Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan

Pelaporan Kinerja. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah

Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean

Government ) di Indonesia.

Page 7: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 2

BAB I. PENDAHULUAN

Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan berfungsi untuk mengetahui

kemampuannya Dinas Kesehatan sebagai unsur pelaksana teknis Pemerintah

Daerah dibidang Pembangunan Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan

dan menyelenggarakan sebagian urusan Rumah Tangga Daerah dibidang

Kesehatan. Berdasarkan pemahaman tersebut diatas maka Dinas Kesehatan

mempunyai kewajiban untuk melaporkan pertanggungjawaban tentang hasil

kegiatan atau pelaksanaan pembangunan kesehatan yang menjadi tanggung

jawabnya kepada Bupati.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang Tahun 2018 dimaksudkan sebagai penjabaran Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang yang terwujud dalam tingkat

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program

dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang Tahun 2018 adalah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat

pertanggungjawaban secara periodik Selain sebagai bahan evaluasiakuntabilitas

kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)diharapkan dapat bermanfaat

dalam rangka :

a) Menjadi motivasi untuk dapat melaksanakan tugas umum pemerintahan dan

pembangunan secara baik dan benar, yang didasarkan kepada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat

dipertanggungjawabkan ;

b) Menjadikan Dinas Kesehatan sebagai Instansi yang akuntabel, sehingga

dapat berperan secara efektif, efisien dan ekonomis;

c) Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan

dalam rangka meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan beserta jaringannya

guna membantu pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik;

d) Meningkatkan kredibilitas terhadap pemberi wewenang

Page 8: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 3

BAB I. PENDAHULUAN

e) Mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas,

sehingga tugas-tugas akan dapat dilaksanakan lebih efektif-efisien dan

responsif terhadap lingkungannya.

C. GAMBARAN UMUM

C.1 Organisasi Perangkat Daerah

Pembentukan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang ditetapkan dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang No. 15 Tahun 2016, tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat daerah yang di kuatkan dengan Peraturan

Bupati Lumajang Nomor 74 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan.

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan

daerah di bidang kesehatan.Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas

Kesehatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah..

Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang kesehatan. Di

samping itu, Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :

a) perumusan kebijakan di bidang kesehatan;

b) pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;

c) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan;

d) pelaksanaan administrasi Dinas Kesehatan;

e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas

dan fungsinya.

Page 9: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 4

BAB I. PENDAHULUAN

Berikut adalah struktur organisasi dinas kesehatan berdasarkan Peraturan

Bupati Kabupaten Lumajang No. 74 Tahun 2016 :

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

C.2 Sumber Daya Aparatur

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, berdasarkan Struktur

Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang didukung dengan jumlah

Page 10: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 5

BAB I. PENDAHULUAN

pegawai sebanyak 1338 orang yang terdiri atas PNS sebanyak 627 orang, CPNS

sebanyak 71 orang dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) sebanyak 640 orang.

Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang berdasarkan

Tingkat Pendidikan pada tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Jumlah PNS dan TKK Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2018

No. Pendidikan Status Kepegawaian

Jumlah % PNS CPNS TKK

1. SD 5 - 1.64

2. SMP 8 - 1.87

3. SMA/SMK 107 - 18.46

4. D1 23 - 5.68

5. D3 379 - 51.79

6. S1 140 - 20.03

7. S2 5 - 0.52

J U M L A H 688 0 100

Dilihat dari tingkat pendidikan dapat dijelaskan bahwa Pegawai Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang proporsi paling banyak adalah lulusan D3

sebanyak 51,79% diikuti S1 (20.03%), SMA/SMK (18,46%), D1 (5.68%), SMP

(1,87%), SD (1,64%) dan yang paling kecil adalah S2 sebesar (0,52%).

Jumlah pegawai per unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Pegawai Per Unit Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018

NO UNIT KERJA JUMLAH KETERANGAN

1 SEKRETARIAT 52

2 BIDANG KESMAS 29

3 BIDANG YANKES 15

4 BIDANG P2P 17

5 BIDANG SDK 11

6 BP PEMKAB 1

7 FARMASI 15

8 LABKES 19

9 BKOR 15

10 PUSKESMAS 1152

11 AKPER 12

Page 11: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 6

BAB I. PENDAHULUAN

JUMLAH 1338

Dilihat dari Pegawai Per Unit Kerja dapat dijelaskan bahwa Pegawai

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tidak hanya ada di tingkat II (dua) saja

akan tetapi juga menyebar 27 UPT yang terdiri 25 puskesmas, laboratorium

kesehatan dan perbekalan farmasi kesehatan

Jumlah pegawai per jenis tenaga di lingkunganDinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Pegawai Per Jenis Tenaga Dinas Kesehatan Tahun 2018

NO JENIS TENAGA PNS CPNS PTT KONTRAK/ SUKWAN

JUMLAH

1 DOKTER 15 - - 13 28

2 DOKTER GIGI 14 - - 10 24

3 BIDAN 187 71 11 35 304

4 PERAWAT 115 - - 240 355

5 PERAWAT GIGI 9 - - - 9

6 GIZI 14 - - 11 25

7 FARMASI (APOTEKER)

3 - - 2 5

8 FARMASI (ASISTEN APOTEKER)

19 - - 6 25

9 ANALIS KESEHATAN

12 - - 3 15

10 PENYULUH KESEHATAN

11 - - 24 35

11 EPIDEMIOLOGI - - - - 0

12 ENTOMOLOG - - - - 0

13 SANITARIAN 19 - - 9 28

14 STRUKTURAL ES IV 44 - - - 44

15 STRUKTURAL ES III 5 - - - 5

16 STRUKTURAL ES II 1 - - - 1

17 UMUM 164 - - 225 393

18 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

1 - - - 1

19 AKUPUNTUR - - - 1 1

20 REKAM MEDIS - - - 1 1

21 KESEHATAN MASYARAKAT

- - - 43 43

JUMLAH 633 71 11 623 1338

Page 12: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 7

BAB I. PENDAHULUAN

Dilihat dari Pegawai per jenis tenaga dapat dijelaskan bahwa Pegawai

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang memiliki banyak jenis tenaga terutama

fungsional. Dimana tenaga terbesar ada pada tenaga umum, perawat dan bidan.

D. DASAR HUKUM

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang Tahun 2018, dilandasi dasar hukum, sebagai berikut :

1. Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara

yangBersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN);

5. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

6. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

7. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kepada Masyarakat;

Page 13: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 8

BAB I. PENDAHULUAN

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

14. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi;

15. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/ 8/2003

tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (sebagaimana Keputusan Kepala Lembaga Administrasi

Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah); yang telah disempurnakan

sebagaimana Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah;

17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Per/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Kinerja Utama Di

Lingkungan Instansi Pemerintah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang No. 34 Tahun 2007, tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang;

20. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2015-2019 Pemerintah

Kabupaten Lumajang;

21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Page 14: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 9

BAB I. PENDAHULUAN

22. Peraturan Bupati Lumajang No. 6 Tahun 2018 tentang tentang Pedoman

Penyusunan Pelaporan Kinerja

E. SISTEMATIKA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

Tahun 2018 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tekhnis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah dan Peraturan Bupati Lumajang No. 6 Tahun 2018 tentang

tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja

Adapun Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun

2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Gambaran

Umum, dasar Hukum, dan Sistematika sehingga substansi pada bab–

bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.

BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab ini menjelaskan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun

yang bersangkutan.

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA

Bab ini menjelaskan :

A. Capaian Kinerja Organisasi pada sub bab ini disajikan capaian

kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis

Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk

setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis

capaian kinerja sebagai berikut:

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun

ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen

perencanaan strategis organisasi;

Page 15: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 10

BAB I. PENDAHULUAN

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar

nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan peningkatan/

penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, Pengukuran

Capaian Kinerja, Capaian Kinerja, Akuntabilitas Keuangan dan

Permasalahan serta Strategi Pemecahan Masalah.

B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran

yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja

organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi

serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi

untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN

1. MATRIKS RENSTRA 2015-2019

2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

3. PENGUKURAN KINERJA

4. RENJA TAHUN 2018

5. PENGHARGAAN

Page 16: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 11

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN STRATEGIS

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Rencana Strategis

merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar

mampu menjawab lingkungan strategis lokal, regional, nasional dan global serta

tetap berada dalam tatanan sistim manajemen nasional. Rencana Strategis Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 adalah dokumen perencanaan

tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2019, dengan

berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan sasaran

Strategis.

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Instansi

Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipasif, dan inovatif atau dengan

kata lain visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan

masa depan berupa cita dan citra yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah.

Visi merupakan gambaran keadaan masyarakat Kabupaten Lumajang

dimasa depan yang akan dicapai.. Visi Pemerintah Kabupaten Lumajang

mewujudkan masyarakat Lumajang yang sejahtera dan bermartabat serta tugas

pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang,

maka Dinas Kesehatan mendukung Visi Kepala Daerah dalam RPJMD 2015-2019

yaitu :“Terwujudnya Masyarakat Lumajang Yang Sejahtera Dan Bermartabat”

Dilihat dari visi yang telah dibuat dan ditetapkan,selanjutnya dibutuhkan

konsep yang jelas, sistematis, dan strategis.Konsep tersebut akan terangkum

dalam pernyataan yang menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan

dilaksanakan dimasa datang sebagai hasil dari interpretasi visi. Pernyataan-

pernyataan inilah yang disebut sebagai misi. Misi menjelaskan secara lebih jelas

dari nilai umum yang dimiliki oleh visi, sehingga misi seringkali dinyatakan sebagai

Page 17: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 12

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

langkah-langkah. Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh Kepala

Daerah, maka visi tersebut didukung oleh 3 (tiga) Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan

bermoral melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan,

pembinaan keagamaan;

2. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat secara

Merata Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta

Usaha Pendukungnya;

3. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih, dan demokratis melalui

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan

transparan serta mendorong terciptanya ketentraman dalam kehidupan

bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.

Dari 3 (tiga) misi Dinas Kesehatan sebagai salah satu OPD di Kabupaten

Lumajang berkewajiban mendukung visi Pemerintah Kabupaten Lumajang

khususnya, dimana Dinas Kesehatan mendukung dalam misi pertama yaitu

“Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan

bermoral melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan,

pembinaan keagamaan”,

I. TUJUAN dan Sasaran

Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan misi yang mempunyai makna :

1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu

sampai tahun berakhir renstra.

2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang

ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi.

3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi

organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok

organisasi selama kurun waktu renstra.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang mendukung misi pertama RPJMD

“Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral

Page 18: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 13

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, pembinaan

keagamaan”, dalam misi tersebut terdapat 3 (tiga) tujuan yaitu :

1. Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan, pembinaan keagamaan

serta pengembangan dan pelestarian seni budaya

2. Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat

3. Meningkatnya kualitas SDM perempuan, pemuda dan anak

Dari 3 (tiga) tujuan RPJMD tersebut Dinas Kesehatan masuk dalam tujuan

ke 2 (dua) yaitu Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan

masyarakat dimana indikator tujuannya adalah Indeks Kesehatan, dalam tujuan

RPJMD ini memiliki sasaran yaitu Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

dan Terkendalinya Laju Pertumbuhan Penduduk. Dinas kesehatan mendukung

dalam sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat dimana indikator

sasarannya yaitu Angka Harapan Hidup. Sedangkan dalam Renstra Dinas

Kesehatan, Tujuan harus selaras dengan RPJMD, dimana Tujuan dinas

kesehatan pada Renstra selaras dengan Sasaran dinas kesehatan di RPJMD.

Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah

dalam rumusan yang spesifik dan terukur. Oleh karena itu dalam sasaran

dirancang pula indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian

sasaran yang akan diwujudkan.

Dinas Kesehatan sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Lumajang

diwajibkan mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah serta selaras dengan tujuan

dan sasaran yang ada di RPJMD, oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang menetapkan Tujuan dan sasaran serta indikatornya sebagai berikut:

Tujuan : Meningkatnya Derajad Kesehatan Masyarakat

Indikator Tujuan : Angka Harapan Hidup

Sasaran ada 2 (dua) yaitu :

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat, dengan 3 (tiga) indikator

sasaran yaitu :

a. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

b. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

c. Prevalensi Balita Stunting

Page 19: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 14

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan 4 (empat)

indikator sasaran yaitu :

a. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam

b. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

c. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

d. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana

dan Prasarana

TABEL : 2.1 MATRIKS HUBUNGAN ANTARA TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN INDIKATOR

TUJUAN

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Meningkatnya

Derajad

Kesehatan

Masyarakat

Angka

Harapan

Hidup

1 Meningkatnya

Kualitas

Kesehatan

Masyarakat

1. Angka Kematian Ibu per

100.000 Kelahiran Hidup

2. Angka Kematian Bayi per

1000 Kelahiran Hidup

3. Prevalensi Balita Stunting

2 Meningkatnya

Akses dan

Kualitas

Pelayanan

Kesehatan

1. Tertanganinya Kejadian

Luar Biasa kurang dari 24

jam

2. Persentase Kepesertaan

Jaminan Kesehatan

Nasional

3. Persentase Fasilitas

Kesehatan Terakreditasi

4. Persentase Pelayanan

Administrasi ,

Manajemen Kesehatan

Serta Sarana dan

Prasarana

Page 20: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 15

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

II. Strategi dan Kebijakan

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang

dijabarkan kedalam kebijakan – kebijakan dan program – program. Strategi adalah

merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan strategi, sebab strategi

merupakan suatu rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya

mewujudkan tujuan dan sasaran dengan memperhatikan ketersedian sumber

daya organisasi dan keadaan lingkungan yang dihadapi. Kebijakan adalah

ketentuan –ketentuan yang ditetapkan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau

petunjuk dalam pelaksanaan program dan kegiatan, guna kelancaran dan

keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan dan misi organisasi.

Kebijakan untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam

penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dalam prakteknya

menghadapi rintangan. Tuntutan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan

serta Pengelolaan Administrasi Organisasi Perangkat Daerah yang baik dan

bersih, dengan mengedepankan profesionalisme. Demikian juga pelayanan

administrasi kepada seluruh perangkat daerah sangat diperlukan kecepatan,

ketepatan dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kinerja Aparatur.

Page 21: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 23

Tabel 2.2 TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS, DAN ARAH KEBIJAKAN

TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN STRATEGI

Meningkatny

a Derajad

Kesehatan

Masyarakat

1. Meningkatnya

Kualitas

Kesehatan

Masyarakat

1. Meningkatkan cakupan dan

kualitas pelayanan kesehatan

ibu hamil, bersalin dan nifas

2. Meningkatkan cakupan dan

kualitas pelayanan kesehatan

bayi dan balita

3. Meningkatkan cakupan dan

kualitas gizi keluarga untuk

meningkatkan status kesehatan

remaja, ibu hamil, ibu menyusui,

bayi dan balita.

1.a. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil,

keluarga dan masyarakat tentang perawatan

kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas

1.b. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap

pengawalan kasus komplikasi ibu hamil, bersalin dan

nifas

1.c. Meningkatkan komunikasi puskesmas dan rumah sakit

1.d. Meningkatkan kegiatan analisis dan pengkajian

terhadap kasus kematian ibu

1.e. Meningkatkan akses jaminan persalinan bagi keluarga

yang tidak mampu

2.a. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil,

keluarga dan masyarakat tentang perawatan

kesehatan neonatus, bayi dan balita

2.b. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap

pengawalan kasus komplikasi neonatus, bayi dan

balita

2.c. Meningkatkan kegiatan analisis dan pengkajian

Page 22: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 24

terhadap kasus kematian bayi

2.d. Meningkatkan akses jaminan persalinan bagi keluarga

yang tidak mampu

3.a. Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui

kampanye Gerakan Nasional Sadar Gizi serta

penyediaan materi KIE.

3.b. Mengoptimalkan pemanfaatan dana BOK untuk

pelayanan gizi meliputi penyelenggaraan penyuluhan,

pembinaan Posyandu, penyediaan PMT Pemulihan

balita gizi kurang dan bumil KEK.

3.c. Meningkatkan integrasi pelayanan gizi dan pelayanan

kesehatan Ibu dan Anak pada bumil berupa pemberian

tablet Fe,skrining bumil KEK, PMT bumil KEK melalui

bimbingan terpadu Gizi dan KIA secara berjenjang.

3.d. Peningkatan surveilans gizi melalui pengembangan

sistem jaringan informasi, pelacakan kasus dan respon

cepat serta penyebarluasan informasi.

3.e. Meningkatkan analisis dan pengkajian terhadap kasus

gizi buruk

Page 23: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 25

2. Meningkatnya

Akses dan

Kualitas

Pelayanan

Kesehatan

1. Meningkatkan akses dan mutu

Fasilitas kesehatan tingkat

pertama

2. Meningkatkan akses dan mutu

fasilitas kesehatan rujukan

3. Penguatan Sumber Daya

Kesehatan

4. Penguatan manajemen

Surveilen epidemiologi kasus

penyakit

1. Optimalisasi fungsi FKTP, seluruh Puskesmas

terakreditasi dan mewujudkan inovasi pelayanan

2.a. Mewujudkan dukungan regulasi, penguatan mutu

advokasi, pembinaan dan pengawasan untuk

percepatan mutu yankes

2.b. Menguatkan sistem rujukan melalui regionalisasi

rujukan

2.c. Ketepatan alokasi anggaran guna pemeriksaan

standarisasi pelayanan

3.a. Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan pemerataan

tenaga kesehatan

3.b. Meningkatkan akses dan mutu sediaan farmasi dan

alat kesehatan

4.a. Memperkuat kapasitas dan advokasi regulasi daerah

dalam surveilen epidemiologi kasus penyakit

4.b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta SDM

penunjang kegiatan penyelidikan epidemiologi penyakit

4.c. Meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi

efektifitas kegiatan surveilen epidemiologi penyakit dan

validitas pelaporan

Page 24: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 26

5. Mengembangkan kejasama dan

kemitraan dengan masyarakat

umum dan instansi lintas

program dan lintas sektor

5.a. Pembentukan kelompok pemberdayaan kasus

kesehatan berbasis masyarakat

5.b. Peningkatan program promotif dan kegiatan

pencegahan penyakit berbasis komunitas kelompok

dan masyarakat

Page 25: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 26

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

B. RENCANA KERJA TAHUNAN 2018

Uraian prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Strategis

(Renstra) Dinas Kesehatan kemudian diturunkan dalam target kinerja untuk

pencapaian sasaran jangka pendek (tahunan). Target pencapaian tahunan

merupakan bagian dari target yang lebih strategis seperti pencapaian target

jangka menengah 5 tahunan. Tabel di bawah ini berisi indikator dan target kinerja

untuk setiap sasaran pada tahun 2018. Setiap sasaran telah dirumuskan dalam

indikator dan target kinerja yang spesifik dan terukur.

TABEL : 2.3 RENCANA KERJA TAHUNAN 2018 DINAS KESEHATAN

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1. Meningkatnya Kualitas

Kesehatan Masyarakat

1) Angka Kematian Ibu per 100.000

Kelahiran Hidup

per 100.000

KH

125

2) Angka Kematian Bayi per 1000

Kelahiran Hidup

per 1.000 KH 11,75

3) Prevalensi Balita Stunting % 29%

2. Meningkatnya Akses

dan Kualitas Pelayanan

Kesehatan

1) Tertanggulanginya Kejadian Luar

Biasa(KLB) < 24 jam

% 100%

2) Persentase Kepesertaan Jaminan

Kesehatan Nasional

% 65%

3) Persentase Fasilitas Kesehatan

Terakreditasi

% 68%

4) Persentase pelayanan administrasi ,

manajemen kesehatan serta sarana

dan prasarana

% 75%

Pada Tahun Anggaran 2018, Pencapaian sasaran di dalam Rencana

Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang melaksanakan 16

Program dan 88 Kegiatan, yang terdiri atas :

Page 26: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 27

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Tabel 2.4 Program dan Kegiatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2018

No. Program Kegiatan

1 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

Audit Maternal

Konsolidasi Program P4K

Pengawalan Kasus Komplikasi

Peningkatan Pelayanan Melalui Jampersal

Lokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Peningkatan pelayanan kesehatan keluarga (BOK)

2 Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan Media Promosi Dan Informasi Kesehatan

Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

Monitoring, Evaluasi, Dan Pelaporan

Peningkatan Kemandirian Posyandu

Pembinaan Saka Bhakti Husada

Peningkatan Strata Desa Siaga

Peningkatan Strata Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Penerapan Buku Harian Anak Terhebat (Terbiasa Hidup Bersih Dan Sehat)

Peningkatan Kemandirian Poskestren

Peningkatan Upaya Kesehatan Sekolah

Pelayanan Kesehatan Lansia

Replikasi Suami Siaga

Peningkatan Pelayanan Melalui Bantuan Operasional Kesehatan (Bok)

3 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat

Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan

Upaya Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Olah Raga

Peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Bok)

Pembinaan Hygiene Sanitasi bagi Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (TPM) dan Fasilitas Umum

Page 27: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 28

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan

4 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita

Audit Perinatal

5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Penyusunan Peta Infomasi Masyarakat Kurang Gizi

Pemberian Tambahan Makanan Dan Vitamin

Penanggulangan Kurang Energi Protein (Kep), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (Gaky), Kurang Vitamin A, Dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi

Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Program Gizi

Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi

6 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular

Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk

Pengadaan Alat Fogging Dan Bahan-Bahan Fogging

Pelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular

Peningkatan Imunisasi

Peningkatan Surveillance Epidemiologi Dan Penanggulangan Wabah

Peningkatan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (Kie) Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit

Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan

Survailans Haji

Lokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular

7 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Upaya Pengendalian Kesehatan Jiwa

Lokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalaian Penyakit Tidak Menular (Bok)

8 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Evaluasi Dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan

Page 28: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 29

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Peningkatan Pelayanan dan Pembinaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan

Akreditasi Puskesmas

9 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Bimbingan Teknis Tenaga Kesehatan Kabupaten Lumajang

Pembinaan Dan Pengawasan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan

Pemilihan Tenaga Kesehatan Teladan

Penetapan Angka Kredit Tenaga Fungsional Kesehatan

Peningkatan Manajemen Kefarmasian

Pengawasan Obat Dan Bahan Berbahaya

Pengadaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan

Koordinasi/Sosialisasi/Bimtek Program Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Pembinan, Pengawasan Dan Pengendalian Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Pengadaan Dan Kalibrasi Alkes

Lokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Peningkatan Sumber Daya Kesehatan (Bok)

Sosialisasi/Pembinaan/Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan Obat dan Bahan Berbahaya

10 Program Pembinaan Lingkungan Sosial

Penyediaan/Pemeliharaan Sarana Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Yang Terkena Penyakit Akibat Dampak Konsumsi Rokok Dan Penyakit Lainnya Melalui Pengadaan Alkes, Bahan Habis Pakai,Dan Reagen

11 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Peningkatan Pelayanan Dan Penanggulangan Masalah Kesehatan

Peningkatan Pelayanan Melalui Jkn

Peningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Pendekatan Keluarga (Keluarga Sehat)

Lokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan (Bok)

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tradisional

Page 29: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 30

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

12 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pelayanan Administrasi dan Operasional Perkantoran

13 Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

Pembangunan/Pengadaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Aparatur

Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Aparatur

14 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja Skpd / Lakip

Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis Realisasi Anggaran

Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun

Penyusunan Laporan Evaluasi Hasil Pembangunan

Penyusunan Laporan Indeks Kepuasan Masyarakat

Penyusunan Rencana Kerja

Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran (Rka) Skpd

15 Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya

Pembangunan Puskesmas

Pengadaan Sarana Dan Prasarana Puskesmas

Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas

Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu

Pengadaan Mobil Ambulance

16 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Koordinasi Pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan

Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan

Manajemen Pengelolaan Data Dan Informasi

Peningkatan Pelayanan Melalui Bantuan Operasional Kesehatan (Bok)

Penyediaan Jasa Manajemen Kesehatan

Pembinaan dan Implementasi Sistem Informasi Kesehatan

C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang berdasarkan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Tekhnis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Page 30: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 31

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pemerintah,pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan

tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang

waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang

dikelolanya.

Tujuan khusus Perjanjian kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan

akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur, sebagai wujud nyata komitmen

antara penerima amanah dan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan

tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai dasar

pemberian reward atau penghargaan dan sanksi, Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang.

Revisi perjanjian kinerja dimungkinkan terjadi, dimana pada Dinas

Kesehatan Kabupaten Lumajang terjadi dikarenakan beberapa hal diantaranya :

1. Adanya revisi Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun 2015 –

2019, sehingga adanya Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat

secara signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran.

2. Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan

sasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran) pada

pertengahan tahun melalui Perubahan APBD

Dari revisi perjanjian kinerja tersebut maka terjadi perubahan sasaran

strategis dan perubahan anggaran yang ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 2.5

Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1. Meningkatnya

Kualitas Kesehatan

Masyarakat

1) Angka Kematian Ibu per 100.000

Kelahiran Hidup

per 100.000

KH

125

2) Angka Kematian Bayi per 1000

Kelahiran Hidup

per 1.000 KH 11,75

3) Prevalensi Balita Stunting % 29%

2. Meningkatnya Akses

dan Kualitas

1) Tertanggulanginya Kejadian Luar

Biasa(KLB) < 24 jam

% 100%

Page 31: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 32

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pelayanan

Kesehatan

2) Persentase Kepesertaan Jaminan

Kesehatan Nasional

% 65%

3) Persentase Fasilitas Kesehatan

Terakreditasi

% 68%

4) Persentase pelayanan administrasi ,

manajemen kesehatan serta sarana

dan prasarana

% 75%

Program dan Pagu perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang sebelum adanya perubahan anggaran adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6

Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2018

Program Anggaran

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp. 2.796.767.020

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp. 1.761.515.380

3 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Rp. 546.316.000

4 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Rp. 51.959.744.468

5 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Rp. 17.160.971.400

6 Program Perbaikan gizi Masyarakat

Rp. 903.350.000

7 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Rp. 4.540.106.700

8 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Rp.

3.271.960.100

9 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Rp. 2.550.110.000

Page 32: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 33

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

10 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu

Rp. 19.300.863.500

11 Program Peningkatan manajemen Kesehatan

Rp. 13.542.481.800

12 Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit

Rp. 1.013.052.800

13 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

Rp. 3.878.328.000

14 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita

Rp. 248.371.000

15 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Rp. 13.813.952.000

16 Program Pembinaan Lingkungan Sehat

Rp. 1.231.887.233

JUMLAH Rp. 138.403.323.879

Page 33: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 34

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja dalam Laporan Kinerja Instansi Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi planning

yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra), Rencana Kerja

(Rencana Kerja) dan Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang,

tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi actuating

dari perencanaan yang sudah dibuat. Di akhir kegiatan terdapat fungsi evaluating

dimana semua pelaksanakan program dan kegiatan harus disampaikan ke dalam

sebuah bentuk pertanggung jawaban penggunaan seluruh sumber daya

manajemen pendukung dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur.

Terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya.

Dalam pertanggung jawaban piranti yang diukur adalah kegiatan, program, dan

sasaran untuk melihat sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan

tidak salah arah dari perencanaan yang telah dibuat.

A. CAPAIAN KINERJA DINAS KESEHATAN

Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan

capaian kinerjanya digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam perencanaan

strategis yang diterjemahkan dalam rencana kerja. Adapun pengukuran Kinerja

dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran

dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau

celah kinerja (peformance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut

dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan

kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement).

Pengukuran capaian kinerja program dan kegiatan di Dinas Kesehatan

Kabupaten Lumajang digunakan dalam setiap kegiatan disesuaikan dengan sifat

kegiatan masing-masing, sehingga kegiatan – kegiatan tersebut dapat diukur

Page 34: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 35

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

pencapaiannya yang mendukung pada pencapaian indikator program. Adapun

pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut :

1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau

semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, maka

digunakan rumus:

Realisasi Capaian Indikator Kinerja = -------------------- x 100%

Target

2. Jika ukurannya sebaliknya, yaitu apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan

semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan

semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:

Target – (Realisasi – Target) Capaian Indikator Kinerja = ---------------------------------------- x 100%

Target

Untuk melaksanakan penilaian capaian kinerja telah ditetapkan

penilaian skala ordinal sebagai parameter keberhasilan atau kegagalan dari

pelaksanaan kebijakan teknis, program dan kegiatan sebagai berikut :

85 ke atas : Sangat Baik

70 x < 85 : Baik

55 x < 70 : Cukup Baik

x < 55 : Kurang Baik

Secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang telah melaksanakan

tugas dalam rangka mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan dalam

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2015 -2019. Pencapaian kinerja tahun

2018 sudah mengacu dan sesuai dengan rencana kerja tahun 2018.

Pengukuran capaian pelaksanaan pembangunan yang berupa Indikator

sasaran pembangunan terhadap target hasil pembangunan dalam berapa tahun

ditunjukkan dengan besaran angka-angka yang bilamana digambarkan dengan

grafik akan dapat dilihat pola atau trend, apakah meningkat, menurun, ataukah

konstan, atau dalam bahasa lain adalah sebagai keberhasilan, kemajuan,

Page 35: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 36

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

stagnan, kemunduran, atau bahkan kegagalan kinerja Pemerintah dalam

melaksanakan pembangunan.

Namun pengukuran itu saja tidak cukup tanpa tahu apa makna atau

deskripsi dari semua kondisi itu, kondisi-kondisi tersebut perlu dianalisis dari

pengukuran capaian pelaksanaan pembangunan agar dapat diketahui hubungan

permasalahannya untuk diidentifikasi sebagai sebab akibat berupa faktor – faktor

yang mempengaruhinya, mana yang menjadi hambatan dan kendala untuk

dijadikan feedback bagi perencanaan dan pelaksanaan kinerja tahun berikutnya.

Keberhasilan atau kegagalan dari suatu sasaran bisa saja terjadi dalam

proses waktu yang tidak singkat, lebih dapat dipastikan lagi faktor yang

mempengaruhinya tidak dapat terjawab dalam waktu pengukuran akuntabilitas

kinerja satu tahun. Evaluasi bisa berupa perbandingan antar target, atau antar

capaian dalam rentang sekian tahun, ataupun antara capaian dengan target

sampai dengan tahun 2018. Capaian indikator dan target dinas kesehatan

Kabupaten Lumajang tahun 2018 disajikan sebagai berikut :

Capaian indikator dan target Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun

2018 sebagai berikut:

Page 36: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 38

Tabel 3.1 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018

NO Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Pembilang Penyebut Target 2018

Realisasi 2018

Capaian (%)

Kategori

1 Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

1 Angka Kematian Ibu per

100.000 Kelahiran Hidup 16 15.159

125 per 100.000 KH

106 per 100.000 KH

116 Sangat

baik

2 Angka Kematian Bayi per

1000 Kelahiran Hidup 144 15.159

11,75 per 1.000 KH

9,5 per 1.000 KH

119 Sangat

baik

3 Prevalensi Balita Stunting 4.810 71.377 29 6,74 177 Sangat

baik

2 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

4 Tertanggulanginya Kejadian

Luar Biasa kurang dari 24 jam 69 69 100% 100% 100

Sangat baik

5 Persentase Kepesertaan

Jaminan Kesehatan Nasional 671.544 1.039.800 65% 64,58% 99

Sangat baik

6 Persentase Fasilitas

Kesehatan Terakreditasi 29 31 68% 94% 138

Sangat baik

7 Persentase Pelayanan

Administrasi , Manajemen

Kesehatan Serta Sarana dan

Prasarana

84,60% 100% 75% 84,60% 112,8

Sangat baik

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)

Page 37: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 39

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A.1.Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun Ini

Capaian kinerja Dinas Kesehatan tahun 2018 Dibandingkan dengan target

tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun Ini

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET 2018

REALISASI 2018 CAPAIAN (%)

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

125 per 100.000 KH

106 per 100.000 KH

116

2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

11,75 per 1.000 KH

9,5 per 1.000 KH 119

3. Prevalensi Balita Stunting 29 6,74 177

2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

4. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam

100% 100% 100

5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

65% 64,58% 99

6. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

68% 94% 138

7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana

75% 84,60% 112,8

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)

Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar

Dinas Kesehatan telah melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan

perencanaan dimana 6 indikator sasaran telah mencapai target yang telah

ditetapkan di awal tahun pelaksanaan yang dituangkan dalam rencana kerja tahun

2018.

Page 38: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 40

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Kinerja Tahun

Sebelumnya

Kinerja Dinas Kesehatan tahun ini dapat dibandingkan dengan kinerja tahun-

tahun sebelumnya dengan indikator yang sama namun target yang berbeda

sesuai dengan renstra Dinas Kesehatan Tahun 2015-2019. Berikut adalah

perbandingan realisasi kinerja Dinas Kesehatan tahun 2015 – 2018.

Tabel 3.3 Perbandingan Kinerja Tahun Ini Dengan Tahun Sebelumnya

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

2015 2016 2017 2018

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

155,73 per 100.000

KH

118,28 per 100.000

KH

66 per 100.000

KH

106 per 100.000

KH

2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

12,49 per 100.000

KH

11,24 per 100.000

KH

9 per 100.000

KH

9,5 per 1.000 KH

3. Prevalensi Balita Stunting - - 28,1 6,74

2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

4. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam

100% 100% 100% 100%

5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

55,34 64,58%

6. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

- 28% 45,16% 94%

7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana

- - 70,32% 84,60%

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian kinerja Dinas

Kesehatan dalam 4 tahun terakhir untuk semua indikator cenderung untuk

indikator seperti angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita stunting. Hal

tersebut dapat dikatakan baik karena untuk indikator tersebut mempunyai makna

bahwa semakin kecil pencapaian maka semakin baik kinerja.

Sedangkan untuk indikator seperti tertanggulanginya KLB kurang dari 24

jam, kepesertaan JKN, persentase fasilitas terakreditasi dan persentase

pelayanan administrasi, manajemen kesehatan serta sarana dan prasarana dari

Page 39: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 41

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

tahun ke tahun cenderung naik dan ini bermakna kinerja Dinas Kesehatan sudah

baik karena semakin tinggi pencapaian target tersebut maka kinerja Dinas

Kesehatan masuk dalam kategori baik.

A.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Target Renstra 2015-

2019

Rencana kerja tahun 2018 merupakan gradasi dari Rencana Strategis Dinas

Kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah. Berikut adalah perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2018 dengan

target renstra 2015-2019.

Tabel 3.4 Perbandingan Kinerja Tahun Ini Dengan Target Restra 2015-2019

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

Capaian Tahun 2018

Target Akhir Renstra

( Tahun 2019)

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 106 per

100.000 KH 110 per 100.000

KH

2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

9,5 per 1.000 KH

11,5 per 1.000 KH

3. Prevalensi Balita Stunting 6,74 28

2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

4. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam 100% 100%

5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional 64,58% 80%

6. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi 94% 100%

7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana

84,60% 80%

Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa indikator angka kematian ibu, angka

kematian bayi, prevalensi bayi stunting, tertanggulanginya KLB kurang dari 24 jam

dan persentase pelayanan administrasi, manajemen kesehatan serta sarana dan

prasarana sudah mencapai target akhir renstra 2015-2019. Sedangkan untuk

indikator persentase kepesertaan JKN dan persentase fasilitas kesehatan

terakreditasi sudah sesuai dengan jalur pencapaian target akhir renstra 2015-2019

dimana di tahun 2019 akan diupayakan percepatan pemerataan kepesertaan JKN

dan 2 rumah sakit akan melaksakan penilaian akreditasi.

Page 40: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 42

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A.4 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Standart Nasional

(jika ada)

Capaian kinerja Dinas Kesehatan tahun 2018 dibandingkan Dengan target

nasional adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Perbandingan Antara Realisasi Kinerja dengan Target Nasional

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

Realisasi 2018

Target Nasional Ket (+/-)

1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

106 per 100.000 KH

306 per 100.000 KH

+

2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

9,5 per 1.000 KH

24 per 1.000 KH +

3. Prevalensi Balita Stunting 6,74 28 +

2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

4. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam

100% 90% +

5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

- -

6. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

- -

7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana

- -

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)

Dari tabel 3.5 terlihat bahwa dari 7 indikator sasaran Dinas Kesehatan, 4

indikator merupakan gradasi dari target nasional dalam hal ini target kinerja

Kementerian Kesehatan. Jika dibandingkan dengan target nasional, maka 4

indikator kinerja tersebut sudah mencapai target nasional dan bahkan lebih baik

dalam pencapaian kinerjanya.

Page 41: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 43

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A.5. Analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan peningkatan/penurunan

kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa dari 7 indikator yang

ada, hanya satu indikator kinerja yang tidak dapat mencapai target. Adapun

analisis keberhasilan atau kegagalan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat, dengan

Indikator Sasaran :

1.1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu akibat

dari proses kehamilan, persalinan dan masa setelah melahirkan per

100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. AKI merupakan salah satu

indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Kesehatan ibu

adalah masalah pembangunan global dimana para ibu masih memiliki

resiko tinggi ketika melahirkan. Semakin kecil Angka Kematian Ibu

menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu khususnya

ibu bersalin semakin baik.

Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2018

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa angka kematian ibu dari

tahun 2015-2018 cenderung turun dengan angka terkecil pada tahun

2017 yaitu 66. Namun pada tahun 2018 angka kematian ibu naik

menjadi 106 dengan jumlah kematian ibu sebanyak 16 kasus. Bila

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2015 2016 2017 2018

155.73

118.28

66

106

Page 42: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 44

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

dibandingkan dengan target Renstra, Nasional maupun Propinsi,

capaian angka kematian ibu di Kabupaten Lumajang masih jauh

dibawahnya, hal ini menunjukan bahwa Dinas Kesehatan terus

melakukan upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) melalui

program dan kegiatan yang diiringi dengan dukungan dana dan

kebijakan dari stakeholder terkait seperti program persalinan gratis bagi

seluruh penduduk Lumajang.

Program persalinan gratis dilaksanakan dengan dukungan

perjanjian kerjasama antara Bupati dengan 4 rumah sakit swasta (RS

Bhayangkara, RS Islam, RS Wijaya Kusuma dan RS Djatiroto).

1.2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup

pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai

probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Pada

tahun 2018 angka kematian bayi sebesar 9,50 per 1.000 kelahiran

hidup dengan nilai absolut 144 kasus.

Grafik 3.2 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2018

Bila dibandingkan dengan target Renstra, Nasional maupun

Propinsi, capaian angka kematian Bayi di kabupaten lumajang masih

0

2

4

6

8

10

12

14

2015 2016 2017 2018

12.49

11.24

9 9.5

Page 43: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 45

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

jauh dibawahnya, hal ini menunjukan hasil yang positif karena semakin

kecil angka kematian Bayi semakin baik. Semakin kecil Angka

Kematian Bayi sebagai salah satu indikator yang menggambarkan

kualitas pelayanan kesehatan yang semakin baik.

Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan salah satu indikator

untuk melihat derajat kesehatan dalam satu wilayah. Di Kabupaten

Lumajang penurunan angka kematian ibu dan bayi tidak terlepas dari

upaya-upaya yang telah dilakukan pada tahun 2018 dengan

merangkul masyarakat dan lintas sektor. Pada masyarakat upaya

dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2018

dilaksanakan dengan pengawalan ibu hamil resiko tinggi oleh kader,

adanya SATGAS GSI setiap kecamatan, pengawalan kasus

komplikasi kebidanan bersama masyarakat, Autopsi sosial,

pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan KEK dengan

dana APBDes.

Dinas kesehatan telah melaksanakan berbagai kegiatan yang

berpengaruh secara signifikan dalam upaya penurunan angka

kematian ibu dan bayi diantaranya melakukan konsolidasi antara

puskesmas dengan rumah sakit, kegiatan pentaloka, konsolidasi

program P4K, workshop ANC terpadu, pembuatan Produk hukum

terkait kesehatan ibu dan anak (Perbup IMD dan ASI eksklusif,

Perbup Persalinan Aman, Perbup Jampersal, Perbup GAKI, SK Tim

Pembina petugas kesehatan ibu dan anak, SK replikasi SUSI, SK tim

GAKI, SK Tim AMP. SK Tim Autopsi Sosial, SK Pokja MPK), Audit

kasus komplikasi kebidanan,AMP internal, AMP pembelajaran dan

AMP Medis, Autopsi Sosial, Kerjasama lintas sektor (forum penakib,

KMPK dan OPD lain), Pemenuhan alat kesehatan sesuai standar di

puskesmas dan jaringannya, Pembinaan POGI malang kepada

dokter spesialis obgyn se kabupaten Lumajang, koordinasi bersama

Disdalduk KB dan PP mlakukan kegiatan SUSCATIN serta bersama

Kemenag melakukan kegiatan BINWIN, peningkatan kualitas SDM

kesehatan dengan adanya Bimtek Kelas Unmetneed bagi petugas

Page 44: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 46

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

dan Bimtek tim PONED oleh tim PONEK serta Revitalisasi kemitraan

bidan dan dukun.

Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan rumah sakit

melalui kegiatan In House Training kasus Gawat darurat Maternal

dan Neonatal, Komunikasi rujukan Rumah Sakit (advis pra rujukan

untuk FKTP), Tindak Lanjut hasil AMP (pojok Gadar maternal

neonatal di Rumah Sakit) dan Pelatihan PONEK.

Pada tahun 2018 mulai diaplikasikan program prakonsepsi

yaitu menyiapkan calon ibu dan calon ayah agar memiliki gaya hidup

sehat sebelum merencanakan kehamilan dengan sasaran remaja,

calon pengantin (catin), dan Pasangan Usia Subur (PUS). Persiapan

kehamilan yang dilakukan diantaranya yaitu skrining status gizi ibu,

imunisasi TT, skrining penyakit calon ayah dan calon ibu, serta

suplementasi asam folat 3 bulan sebelum kehamilan.

1.3. Prevalensi Balita Stunting

Prevalensi Balita Stunting adalah Jumlah anak balita

pendek selama 1 tahun dibagi dengan Jumlah anak balita yang

ditimbang pada waktu yang sama. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar

Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan

sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks

Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut

Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan

severely stunted (sangat pendek). Balita pendek (stunting) dapat

diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi

badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada di

bawah normal.

Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang

berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila

dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth

Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD dan

dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.

Page 45: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 47

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi

kronis, dipengaruhi dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa

bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita.

Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan,

namun juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak

langsung mempengaruhi kesehatan seperti keadaan ekonomi

keluarga, kondisi lingkungan dan sosial budaya.

Pada tahun 2018 prevalensi balita stunting di kabupaten

lumajang adalah 6,74%, jika dibandingkan dengan target renstra

Dinas Kesehatan maka pencapaian tersebut sudah mencapai target

yaitu dibawah nilai 29%. Makna nilai prevalensi balita stunting yaitu

semakin kecil nilai tersebut maka status gizi anak balita semakin baik.

Begitu juga bila dibandingkan dengan target nasional (28%) dan

renstra propinsi (26,2%.), capaian kabupaten lumajang sudah

memenuhi target.

Upaya perbaikan gizi balita meliputi upaya pencegahan dan

pengurangan gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan

tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Intervensi gizi spesifik

umumnya dilakukan di sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi

30%, sedangkan 70% nya merupakan kontribusi intervensi gizi

sensitif yang melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan pangan,

ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan,

pendidikan, sosial, dan sebagainya. Sehingga memerlukan peran

semua sektor dalam mengisi kontribusi demi prevalensi balita

stunting yang semakin rendah semakin baik.

Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan

pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu

hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan, karena penanggulangan

balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode

1.000 HPK (270 hari masa kehamilan dan 730 hari pertama setelah

bayi yang dilahirkan) secara ilmiah merupakan periode yang

Page 46: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 48

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

menentukan kualitas kehidupan. Oleh karena itu periode ini ada yang

menyebutnya sebagai "periode emas", "periode kritis".

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada

periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya

perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan

gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka

panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya

kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan

tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya

penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh

darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas

kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya

produktivitas ekonom.

Upaya intervensi tersebut meliputi:

1. Pada ibu hamil

a. Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara

terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat

makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan

sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK),

maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil

tersebut.

b. Pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil yaitu minimal

90 tablet selama kehamilan.

c. Mengurangi angka kesakitan pada ibu hamil

2. Pada saat bayi lahir

a. Persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan atau dokter terlati) dan

menerapkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesaat setelah bayi

lahir.

b. Memberikan ASI ekskulisif yaitu 0-6 bulan.

3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

Page 47: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 49

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

a. Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping

ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi

berumur 2 tahun atau lebih.

b. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, imunisasi dasar

lengkap.

4. Pemantauan tumbung kembang balita di posyandu sebagai

langkah strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan

pertumbuhan

5. Mengupayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di setiap

rumah tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih

dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS

menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat

membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada

perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh

dan terhambatnya pertumbuhan.

Beberapa upaya tambahan yang dilakukan antara lain: Pemberian Fe

pada remaja putri, pengujian garam (kadar yodium) di Pasar dengan

melibatkan lintas sektor.

2. Sasaran : Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan,

dengan Indikator Sasaran :

2.1. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa (KLB) < 24 jam

Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa (KLB) < 24 jam

adalah Jumlah Kejadian Luar Biasa yang ditangani < 24 jam dalam

satu tahun dibagi dengan Jumlah Kejadian Luar Biasa yang terjadi

pada periode yang sama dikalikan 100%. Undang-Undang No. 4

tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta PP No. 40 tahun

1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular mengatur

agar setiap wabah penyakit menular atau situasi yang dapat

mengarah ke wabah penyakit menular (kejadian luar biasa – KLB)

harus ditangani secara dini. Sebagai acuan pelaksanaan teknis telah

diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

Page 48: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 50

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

1501/Menteri/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu

Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

Dalam pasal 14 Permenkes Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010

disebutkan bahwa upaya penanggulangan KLB dilakukan secara dini

kurang dari 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya KLB.

Oleh karena itu disusun Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan

Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Menular dan Keracunan Pangan

sebagai pedoman bagi pelaksana baik di pusat maupun di daerah.

Diperlukan program yang terarah dan sistematis, yang mengatur

secara jelas peran dan tanggung jawab di semua tingkat administrasi,

baik di daerah maupun di tingkat nasional dalam penanggulangan

KLB di lapangan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat mencapai

hasil yang optimal.

Penanggulangan KLB < 24 jam pada tahun 2018 sudah

mencapai target 100% dari 69 kasus yang terjadi. Pencapaian ini

sesuai dengan target renstra Dinas Kesehatan yaitu 100% dan

melebihi target propinsi yang hanya 80%. Data tersebut menunjukan

bahwa Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB di Kabupaten Lumajang

telah berjalan dengan baik. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB

adalah kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB beserta

faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan

epidemiologis terhadap munculnya suatu penyakit potensi wabah.

SKD KLB dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap tanggap

kesiapsiagaan, upaya-upaya dan tindakan penanggulangan KLB

yang cepat dan tepat.

Koordinasi yang baik diantara petugas di tingkat puskesmas,

dinas kesehatan dan rumah sakit menjadi salah satu kunci dalam

keberhasilan penanggulangan KLB < 24 jam. Surveilans jemaah haji

yang pulang dari melaksanakan ibadah haji juga selalu dilakukan

untuk memantau kesehatan jemaah haji dari ancaman penyakit

seperti H5N1 atau meningitis.

Page 49: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 51

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Program imunisasi baik bagi balita maupun anak usia dasar

melalui BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) selalu ditingkatkan

untuk mencapai UCI (universal child immunization) sebagai salah

satu upaya pencegahan munculnya penyakit potensi wabah seperti

campak, pertusis, difteri dan lainnya.

2.2. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

adalah Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional dalam kurun

waktu tertentu di kab. Lumajang dibagi dengan Jumlah penduduk

dalam kurun waktu yg sama dikalikan 100%. Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) adalah suatu program Pemerintah dan

Masyarakat/Rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jamian

kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar

penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera

sesuai amanat UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN). Melalui program JKN, setiap warga negara bisa

mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprerhensif yang

mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan biaya

yang ringan karena menggunakan sistem asuransi.

Dalam Undang - undang SJSN diamanatkan bahwa seluruh

penduduk wajib penjadi peserta jaminan kesehatan termasuk WNA

yang tinggal di Indonesia lebih dari enam bulan. Untuk menjadi

peserta harus membayar iuran jaminan kesehatan. Bagi yang

mempunyai upah/gaji, besaran iuran berdasarkan persentase

upah/gaji dibayar oleh pekerja dan Pemberi Kerja. Bagi yang tidak

mempunyai gaji/upah besaran iurannya ditentukan dengan nilai

nominal tertentu, sedangkan bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu membayar iuran maka iurannya dibayari pemerintah.

Pada 2018 persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan

Nasional di Kabupaten Lumajang telah mencapai 64,58%.

Pencapaian tersebut tidak memenuhi Target Renstra Dinas

Page 50: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 52

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Kesehatan 2018 yaitu 65% namun jika dilihat dari trend dari tahun-

tahun sebelumnya, persentase kepesertaan JKN selalu meningkat.

Hal ini menunjukan jumlah masyarakat yang telah mengikuti Program

JKN mengalami proses peningkatan dan diharapkan pada akhir 2019

kepesertaan JKN bisa selaras dengan arah kebijakan dan strategi

nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2019 yaitu minimal mencakup 95%.

Untuk mencapai hal tersebut berbagai strategi dan upaya

harus dilakukan salah satunya melalui meningkatkan pelayanan dan

meningkatkan promosi terkait kepesertaan JKN dalam upaya

memperluas cakupan kepesertaan dengan memastikan bahwa

seluruh penduduk di Kabupaten Lumajang telah menjadi peserta JKN

atau dengan kata lain tercapainya Universal Health Coverage (UHC).

Hal ini didukung dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun

2017 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional. Inpres ini menginstruksikan kepada 11 pimpinan lembaga

negara untuk mengambil langkah sesuai kewenangannya dalam

rangka menjamin keberlangsungan dan peningkatan kualitas

Program JKN-KIS.

Beberapa rencana yang akan dilaksanakan untuk

meningkatkan capaian kepesertaan JKN sebagai solusi untuk tahun

berikutnya diantaranya Segera dibentuk Tim di Tingkat Kabupaten

dalam rangka percepatan pelaksanaan Universal Health Coverage di

Kabupaten Lumajang (Tim tersebut beranggotakan lintas sektor

terkait), mengusulkan agenda Rapat Lintas Sektor dalam rangka

pembahasan integrasi masyarakat miskin menjadi PBI-Daerah

Kabupaten Lumajang serta Roadmap menuju Universal Health

Coverage 2019 di Kabupaten Lumajang.

Pemerintah Kabupaten Lumajang segera merencanakan dan

menyiapkan serta mensosialisasikan konsep Mini UHC yang akan

diterapkan dalam rangka percepatan Universal Health Coverage

2019, Koordinasi dengan Dinas Sosial dan BPJS Kesehatan terkait

Page 51: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 53

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

verifikasi dan validasi masyarakat miskin yang akan diusulkan

menjadi PBI-Daerah Kabupaten Lumajang, Koordinasi dengan

Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang dan BPJS

Kesehatan dalam rangka kelengkapan berkas pengusulan Perjanjian

Kerjasama Pelayanan JKN, Koordinasi dengan Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) terkait alokasi anggaran Bansos

Jamkesda.

2.3. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi

Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi adalah jumlah

Puskesmas dan RS terakreditasi dibagi dengan jumlah Puskesmas

dan RS dikali 100 %. Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit adalah

bukti keseriusan pemerintah dalam Peningkatan Pelayanan Publik

Khususnya di bidang Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, Bagian Ketiga (Akreditasi) Pasal 39 (1) Dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara

berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali dan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014, BAB V

Registrasi Dan Akreditasi Rumah Sakit Pasal 76 (1) Setiap Rumah

Sakit yang telah mendapakan Izin Operasional harus diregistrasi dan

diakreditasi. (2) Registrasi dan Akreditasi merupakan persyaratan

untuk perpanjangan Izin Operasional dan perubahan kelas.

Untuk Menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja

dan penerapan manajemen resiko dilaksanakan secara

berkesinambungan di Puskesmas dan Rumah Sakit, maka perlu

dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan

standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.

puskesmas dan rumah sakit wajib untuk diakreditasi secara berkala.

Tujuan utama akreditasi puskesmas dan rumah sakit adalah untuk

pembinaan peningkatan mutu dan kinerja melalui perbaikan yang

berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen

mutu, sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta

Page 52: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 54

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

penerapan manajemen resiko, bukan sekedar penilaian untuk

mendapatkan sertifikat akreditasi.

Pada tahun 2018 pencapaian persentase fasilitas kesehatan

terakreditasi di Kabupaten Lumajang mencapai 94% atau 29 fasilitas

kesehatan dari 31 fasilitas kesehatan (puskesmas dan rumah sakit)

dimana ada 25 (dua puluh lima) Puskesmas dan 4 (empat) rumah

sakit yang telah mengikuti proses akreditasi dan memperoleh hasil

resmi.

A.6. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Sebagai upaya mewujudkan kinerja yang baik, Dinas Kesehatan

didukung dengan anggaran yang memadai serta dapat

dipertanggungjawabkan penggunaannya. Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang dalam melaksanakan seluruh program kerja didukung oleh

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik dari sumber DAK,

Pajak Rokok, Bantuan Keuangan dan DAU ,sebagaimana dapat dilihat

pada tabel di bawah ini. Akuntabilitas anggaran dihitung dari setiap sasaran

yang didukung dengan berbagai program dan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Alokasi Per Sasaran Dinas Kesehatan Tahun 2018

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 2 3 5 5 6

1 Meningkatnya

Kualitas

Kesehatan

Masyarakat

Angka Kematian Ibu per

100.000 Kelahiran Hidup 25.579.406.100 18.451.170.198 72%

Angka Kematian Bayi per

1000 Kelahiran Hidup 248.371.000 220.972.000 88,97

Prevalensi Balita

Stunting 903.350.000 815.198.950 90,24

2 Meningkatnya

Akses dan Kualitas

Pelayanan

Kesehatan

Tertanggulanginya

Kejadian Luar Biasa

kurang dari 24 jam

4,285,012,900 3,560,759,100 83%

Persentase Kepesertaan

Jaminan Kesehatan

Nasional

51.959.744.468 39.571.467.293 76,16

Persentase Fasilitas

Kesehatan Terakreditasi 17,595,949,233 14,014,891,953 80%

Page 53: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 55

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 A.7 Analisis Program / Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Pencapaian

Kinerja

Dinas Kesehatan dalam melaksanan program dan kegiatan menggunakan

analisis input, proses dan output. Dari 16 program yang telah dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan secara transparan, akuntabel serta berorientasi hasil telah menghasilkan

kinerja dengan kategori baik dimana semua program dan kegiatan yang ada telah

mendukung dalam pencapaian target kinerja Dinas Kesehatan.

Program persalinan gratis yang telah dicanangkan oleh Bupati terpilih pada

Bulan Oktober 2018 menjadi sebuah kebijakan yang sangat membantu Dinas

Kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Lumajang.

Selain hal tersebut program peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam membatu

persalinan dan perawatan bayi pasca persalinan juga berpengaruh dalam penurunan

angka kematian ibu dan bayi.

Kemitraan dengan lintas sektoral juga mempunyai pengaruh yang kuat dalam

upaya pencapaian target kinerja Dinas Kesehatan. Kerjasama tersebut dilakukan

dengan organisasi perangkat daerah lain, BPJS, Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

dan Rujukan, LSM, Ormas, dan Organisasi Profesi seperti IDI, IBI, PPNI, HAKLI,

PERSAKMI, PERSAGI, dan lain-lain. Kerjasama dilakukan baik di tingkat

Kabupaten, Kecamatan, dan Desa atau Kelurahan.

Page 54: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAM

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

B. Realisasi Anggaran

Anggaran merupakan bentuk tanggung jawab dari pemerintah

Kabupaten Lumajang dalam mendukung pelaksanaan program dan kegiatan

Dinas Kesehatan. Target kinerja serta anggaran yang tersedia dituangkan

dalam perjanjian kinerja yang telah dibuat antara Kepala Dinas Kesehatan

dengan Bupati Lumajang. Berikut adalah anggaran yang merupakan

tanggung jawab Dinas Kesehatan untuk mengelolanya secara transparan,

efektif dan akuntabel sesuai dengan Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun

2018 sesuai PAK per 4 Oktober 2018

No Program Anggaran Realisasi Capaian

1 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran Rp. 2.796.767.020 2.390.779.071 85,48

2 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur Rp. 1.761.515.380 1.495.602.246 84,90

3 Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

Rp. 546.316.000 434.268.000 79,49

4 Program upaya kesehatan masyarakat Rp. 51.959.744.468 39.571.467.293 76,16

5 Program Promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat Rp. 17.160.971.400 14.178.452.200 82,62

6 Program Perbaikan gizi masyarakat Rp. 903.350.000 815.198.950 90,24

7 Program Pengembangan Lingkungan

Sehat Rp. 4.540.106.700 1.644.485.600 36,19

8 Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular Rp.

3.271.960.100

2.643.026.300 80,78

9 Program Standarisasi Pelayanan

Kesehatan

Rp. 2.550.110.000 2.372.286.450 93,03

10 Program Pengadaan, Peningkatan dan

Perbaikan Saranadan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan

Jaringannya

Rp. 19.300.863.500 16.643.569.800 86,23

11 Program Peningkatan Manajemen

Pelayanan Kesehatan Rp. 13.542.481.800 12.200.762.967 90,09

Page 55: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAM

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

No Program Anggaran Realisasi Capaian

12 Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Tidak

Menular

Rp. 1.013.052.800 917.732.800 90,59

13 Program Peningkatan Pelayanan

Kesehatan Ibu Rp. 3.878.328.000 2.628.232.398 67,77

14 Program Peningkatan Pelayanan

Kesehatan Balita Rp. 248.371.000 220.972.000 88,97

15 Program Peningkatan Sumber Daya

Kesehatan Rp. 13.813.952.000 10.635.188.826 76,99

16 Program Pembinaan Lingkungan Sosial Rp. 1.231.887.233 1.007.416.677 81,78

Total R 138.403.323.879 109.799.441.578 79,26

Page 56: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAM

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan, maka diperlukan juga perbandingan antara kinerja dan anggaran.Berikut ini disajikan perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran.

Tabel 3.7 Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2018

NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja

KINERJA ANGGARAN TINGKAT

EFISIENSI TARGET REALISASI

CAPAIAN

(%) ANGGARAN REALISASI

CAPAIAN

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 6 10

1 Meningkatnya

cakupan

pelayanan ibu

1 Angka Kematian Ibu per

100.000 Kelahiran Hidup 125 per 100.000

KH

106 per 100.000 KH

116 25.579.406.100 18.451.170.198 72 44

2 Angka Kematian Bayi per

1000 Kelahiran Hidup 11,75 per 1.000 KH

9,5 per 1.000 KH

119 248.371.000 220.972.000 89 30

3 Prevalensi Balita Stunting 29 6,74 177 903.350.000 815.198.950 90 27

2 Meningkatnya

cakupan

pelayanan Bayi

1 Tertanggulanginya

Kejadian Luar Biasa

kurang dari 24 jam

100% 100% 100 4,285,012,900 3,560,759,100 83 17

2 Persentase Kepesertaan

Jaminan Kesehatan

Nasional

65% 64,58% 99 51.959.744.468 39.571.467.293 76 23

3 Persentase Fasilitas

Kesehatan Terakreditasi

68% 94% 138 17,595,949,233 14,014,891,953 80 58

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018

Page 57: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 58

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Adapun perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran pada tabel

diatas, tidak bisa serta merta ditetapkan tingkat efisiensinya, dikarenakan pada

masing-masing indikator bisa bersifat multiplier effect bagi indikator lainnya.

Misalnya pada sasaran Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan kesehatan juga

berdampak pada program lain, karena sarana dan prasarana anggarannya di

sasaran ini akan tetapi dampaknya juga akan diterima oleh program lain dengan

tercukupunya sarana dan prasarana.

Dalam mendukung otonomi daerah sesuai Undang-undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah untuk menunjang penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan

adanya sumber daya dan dana yang cukup berasal dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan

Dinas Kesehatan kabupaten Lumajang secara transparan dan akuntabel, maka

pengelolaan keuangan daerah mulai perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan

dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD harus mengacu dan

memperhatikan beberapa undang-undang dan peraturan pelaksanaan yang

komprehensif dan terpadu (omnibus regulation) dari berbagai Undang-undang

tersebut, dalam bentuk Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah yang memiliki tujuan mempermudah dalam

pelaksanaan dan tidak menimbulkan multi tafsir dalam implementasinya.

Page 58: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 57

BAB IV. PENUTUP

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan

berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2018.

Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun

2018, disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang

Petunjuk Tekhnis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Bupati

Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja.

Dari hasil evaluasi kinerja dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

Dinas Kesehatan sudah selaras dengan sasaran dalam RPJMD

Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019. Dari 6 Indikator sasaran,

terdapat 5 (lima) indikator sasaran yang yang mencapai target renstra

dan 1 (satu) indikator sasaran belum mencapai target renstra yaitu

persentase kepesertaan JKN. Perbandingan capaian kinerja terhadap

indikator sasaran strategis di Renstra Dinas Kesehatan secara umum

masuk dalam kategori sangat baik.

Obyektifitas informasi dari penetapan indikator kinerja dan

penyajian angka- angka untuk pencapaian kinerja diperoleh dari

konsepsi Rencana Strategis/RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten

Lumajang Tahun 2018 yang dilatarbelakangi dari komitmen yang

dibangun dari seluruh potensi yang ada.

Validitas data yang diolah menjadi informasi sangat bergantung

dari sistem informasi kesehatan, konsistensi dan komitmen yang telah

dibangun bersama, karena pengukuran kinerja bersifat on going

process sehingga wajib secara terus menerus dikaji dan dievaluasi agar

dapat diperoleh seperangkat indikator kinerja yang benar - benar

realistis dan didukung dengan sistem informasi yang memadai.

Page 59: LAP ORA N KI NERJ A

LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

HALAMAN 58

BAB IV. PENUTUP

Walaupun capain kinerja Dinas Kesehatan sudah masuk kategori

sangat baik namun masih perlu diambil langkah-langkah strategis

dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja. Langkah tersebut

antara lain dengan meningkatkan jumlah dan komptensi tenaga

kesehatan sesuai dengan PMK 75 tahun 2014, meningkatkan

pemenuhan sarana dan prasarana baik di Pukesmas maupun Rumah

Sakit, dan menjalin kemitraan dengan lintas sektor.

Demikian beberapa hal yang dapat disajikan dalam penyusunan

laporan kinerja ini, saran dan kritik selalu diharapkan untuk

penyempurnaan penyusunan laporan kinerja pada waktu mendatang

dan dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat sebagai dasar

dalam pengambilan keputusan.

Plt.KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN LUMAJANG

dr. BAYU WIBOWO IGN

NIP 19630724 198910 1 002