Lap. Modul 1 Obstruksi Batu Ginjal

42
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman babilonia dan zaman mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukannya batu pada kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama diberbagai belahan bumi. Di Negara- Negara berkembang banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas, hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari- hari. Di amerika serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan diseluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesarana prostat benigna. 2. Tujuan Penulisan Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan struktur sistem perkemihan, yaitu : a. Mahasiswa dapat menjelaskan Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan. Laporan Tutorial Modul 1 Obstruksi Batu Ginjal (Urolithiasis) 1

description

perkemihan

Transcript of Lap. Modul 1 Obstruksi Batu Ginjal

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPenyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman babilonia dan zaman mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukannya batu pada kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama diberbagai belahan bumi. Di Negara- Negara berkembang banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas, hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.Di amerika serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan diseluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesarana prostat benigna.2. Tujuan PenulisanSetelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan struktur sistem perkemihan, yaitu :a. Mahasiswa dapat menjelaskan Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan.b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar Batu ginjal (Urolithiasis) yang terdiri dari definisi, factor resiko, gejala klinik, patofisiologi, penatalaksanaan dan farmakologi.c. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada kasus Batu ginjal (Urolithiasis) yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB IITINJAUAN TEORITISA. Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanSistem berkemih adalah system untuk menghasilkan dan menyalurkan urine dengan segala zat yang dapat dikeluarkannya. Sistem berkemih terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Fungsinya yaitu :a. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh.b. Ureter merupakan saluran berdinding otot polos, menghubungkan ginjal dan kandung kemih (Vesica urinaria).c. Kandung kemih terletak di rongga panggul kecil dan berguna untuk menampung urine yang dihasilkan ginjal.d. Uretra adalah saluran untuk mengeluarkan urine ke dunia luar.GINJALGinjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas atau pada dinding posterior abdomen, terutama didaerah lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, di bungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum atau di luar rongga peritoneum.Besar dab berat ginjal sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur serta ada atau tidaknya ginjal pada sisi lainnya. Ukuran ginjal orang dewasa rata-rata adalah 11,5 cm (panjang), 6 cm (lebar), dan 3,5 cm (tebal). Beratnya bervariasi antara 120- 170 gram, atau kurang lebih 0,4 % dari berat badan.Struktur GinjalSetiap ginjal diselubungi oleh kapsul tipis dari jaringan fibrus dan membentuk pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur ginjal berwarna ungu tua yang terdiri atas korteks disebelah luar dan medulla disebelah dalam. Bagian medulla tersusun atas 15-16 massa pyramid yang disebut pyramid ginjal. Puncaknya mengarah ke hilum dan berakhir di kalises (kaliks). Kalises menghubunginya dengan pelvis ginjal.a. NefronNefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang berjumlah masing-masing sekitar 1-1,2 juta untuk tiap ginjal. Nefron terdiri atas : Glomerulus : yaitu anyaman kapiler yang terbungkus dalam kapsula bowman. Darah berasal dari arteriola aferen dan keluar melalui arteriola eferen. Di glomerulus terjadi proses filtrasi cairan, lalu cairan ditampung di kapsul bowman dan kemudian ke tubulus proximal (ukurannya panjang namun berkelok-kelok) Kapsula bowman : yaitu selaput tipis berbentuk mangkok. Di kapiler glomerulus darah difiltrasi dan cairan filtratnya ditampung oleh kapsula bowman ini. Cairan filtrate selanjutnya diteruskan ke tubulus proximal.

Tubulus proximal : bentuknya berkelok-kelok. Disini zat-zat larut dalam cairan filtrate seperti glukosa, beberapa jenis vitamin lalu diserap kembali (reabsorbsi). Ansa Henle : yaitu saluran sambungan tubulus proximal dan menghubungkan dengan tubulus distal. Pada nefron medulla ukurannya lebih panjang. Pada ansa henle yang turun (desenden), cairan diserap sehingga cairan filtrate makin pekat dan pada ansa henle yang naik (asenden) diserap garam-garam sehingga cairan filtrate menjadi encer kembali. Tubulus distal : merupakan saluran yang berkelok-kelok tempat penyerapan air yang fakultatif, tergantung kadar ADH (Anti Diuretic Hormone) atau hormone vasopressin dalam darah. Bila ADH yang dilepaskan hipofisa posterior ke darah meningkat, air yang diserap banyak berarti urine menjadi sedikit. Sedangkan bila ADH yang dilepaskan sedikit maka cairan yang diserap hanya sedikit dan berarti urine yang dihasilkan menjadi banyak.b. VaskularisasiGinjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena renalis yang bermuara kedalam vena cava inferior. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Cabang arteri memiliki banyak ranting di dalam ginjal dan menjadi arteriola aferen serta masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler didalam salah satu badan malphigi yaitu glomerulus.Arteriola eferen membawa darah dari glomerulus, kemudian dibagi kedalam jaringan peritubular kapiler. Kapiler ini menyuplai tubulus dan menerima materi yang di reabsorbsi oleh struktur tubular. Pembuluh eferen menjadi arteriola eferen yang bercabang-cabang membentuk jaringan kapiler di sekeliling tubulus uriniferus. Kapiler ini bergabung membentuk vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena cava inferior. Kapiler arteriola eferen lainnya membentuk vasa vecta yang berperan dalam mekanisme konsentrasi ginjal.Darah yang masuk kedalam Ginjal :Aorta Aorta Abdominalis Arteri Renalis Arteriola Aferen Glomerulus (kapiler-kapiler).Darah yang keluar dari Ginjal :Glomerulus (kapiler-kapiler) Arteriola Eferen Vena Renalis Vena Cava Inferior.

URETERUreter merupakan saluran yang terdiri dari otot polos sirkuler bagian dalam dan otot polos longitudinal di bagian luar. Bila sedang berbaring, urine yang mengalir didorong oleh gerak peristaltic ini. Bila kita berdiri atau duduk, urine turun oleh gaya gravitasi. Bila ada batu ginjal yang tersangkut di ureter maka akan merangsang kontraksi dinding ureter berlebihan dan dirasakan sebagai nyeri hebat.KANDUNG KEMIH (VESICA URINARIA)Kandung kemih (vesica urinaria) menampung urine dan setelah mencapai jumlah tertentu dikeluarkan (miksi, BAK). Kandung kemih bersifat plastis artinya sampai batas tertentu, misalnya sekitar 200-400 ml, pengembangan vesica urinaria ini tidak meningkatkan tekanan didalamnya. Namun setelah itu penambahan sedikit saja sudah sangat meningkatkan tekanan dan dirasakan sebagai desakan untuk miksi.URETRAUretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dati kandung kemih melalui proses miksi. Secara anatomis, uretra dibagi menjadi dua bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak diantara perbatasan kandung kemih dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh system simpatis sehingga saat kandung kemih penuh, sfingter ini akan terbuka. Sfingter eksterna terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi oleh system somatic yang data diperintah sesuai dengan keinginan seseorang. Pada saat kencing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan kencing.B. Batu Ginjal (Urolithiasis)DefinisiBatu ginjal adalah batu yang terbentuk karena pengendapan garam urat oksalat atau kalsium di tubulus ginjal kemudian berada di Kaliks infun di bulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisipelvis serta kaliks ginjal. (Basuki. B.Purnomo 2000 dan Oswari E 1993).Batu saluran kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan batu didalam saluran air kemih, yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior (RSU Dr. Soetomo Surabaya, 1994). Istilah batu ginjal sering disebut dengan urolithiasis yaitu adanya batu atau kalkuli di traktus urinarius. Dikenal berbagai nama batu sesuai lokasi dimana batu tersebut berada seperti nephrolythiasis, Ureterolythiasis, renal calculi, Vesicilythiasis, dan sebagainya.EtiologiTerbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa factor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Factor-faktor itu adalah factor intrinsic yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan factor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lungkungan disekitarnya.Faktor intrinsik yaitu :a. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan oleh orangtuanya.b. Umur : Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.c. Jenis Kelamin : Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.Faktor Ekstrinsik :a. Geografi : Pada beberapa daerah menunujukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah bantu di Afrikaselatan hamper tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.b. Iklim dan temperature.c. Asupan Air : Kekurangan asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.d. Diet : Diet tinggi purin, oksalat (teh, kopi, minuman soda dan sayuran berwarna hijau terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin dan jeroan).e. Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.Manifestasi Klinika. Nyeri : Pola nyeri tergantung pada lokasi sumbatan.b. Batu Ginjal menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pelvis ginjal serta ureter proksimal yang menyebabkan kolik. Nyeri hilang setelah batu keluar. Batu ureter yang besar menimbulkan gejala atau sumbatan seperti saat turun ke ureter (kolik ureter). Batu kandung kemih menimbulkan gejala yang mirip sistitis.c. Sumbatan : Batu menutup aliran urine akan menimbulkan gejala infeksi saluran kemih (demam dan menggigil).d. Gejala gastrointestinal : meliputi mual, muntah, diare berhubungan dengan refluk renointestinal dan penyebaran saraf ganglion seliak (antara ureter dan intestine).

Kerusakan nefronImobilisasi yang lamaIntake cairan yang kurangIklim yang panas/ dinginAktivitas yang kurangMakanan tinggi kalsium, oksalat & purinPatofisiologi

Stasis Urine

Pengendapan urine me sehingga Ph urine asam

Kelebihan kalsium, oksalat & purin

Proses Kristalisasi

Terbentuk batu (Urolithiasis)

Batu besarBatu Kecil

Obstruksi saluran kemih

Batu di Kandung kemihBatu di GinjalBatu di Ureter

Kandung kemihLeher kandung kemihHidroureterNyeri luar biasa menyebar ke genitaliaNyeri berasal dari renal & menyebarNyeri mendadak

Refluks ke ginjalRetensi Urine

Hidronefrosis

Dilatasi ginjal

Stasis UrineTekanan pada struktut ginjal

Dilatasi tubulus ginjal menurun

Kerusakan fungsi ginjal

Gagal ginjal Kronik

Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium pada pasien dengan Batu Ginjal : Foto polos abdomen : tujuannya untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak disaluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak. Sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen). Pielografi Intra Vena (VIP) : tujuannya untuk menilai keadaan anatomi dan fingsi ginjal. PIV juga bisa mendeteksi adanya batu semi opak ataupun batu non opak yang terlihat oleh foto polos perut. USG : dilakukan apabila pasien tidak bisa dilakukan pemeriksaan VIP yaitu pada keadaan alergi, faal ginjal yang menurun, wanita yang sedang hamil. USG bertujuan untuk menilai adanya batu pada ginjal atau pada buli-buli. Urinalisa : warna : normal kekuning-kuningan, abnormal merah menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis, tumor,kegagalan ginjal). pH : normal 4,6 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), Urine 24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran Kencing , BUN hasil normal 5 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. BUN menjelaskan secara kasar perkiraan Glomerular Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik (cedera, infeksi). Kreatinin serum hasil normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. Abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis. Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.

Penatalaksanaan pada pasien dengan Batu Ginjal : Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), tehnik ini menggunakan getaran gelombang untuk memecahkan batu dari luar sehingga batu menjadi serpihan kecil yang pada akhirnya dapat keluar dengan sendirinya. Percutaneus nephrolithotomy atau pembedahan terbuka dapat dilakukan pada batu ginjal yang besar atau yang mengalami komplikasi atau untuk batu yang tidak berhasil dikeluarkan dengan cara ESWL.

BAB IIIPEMBAHASAN

Skenario ObstruksiTn.M mengeluh nyeri yang amat sangat pada area pinggang sebelah kanan dengan kualitas nyeri 9 (pada skala 1-10). Tn.M telah mencoba untuk meminum obat sakit perut tetapi tidak menolong. Pasien dibawa ke RS terdekat dan dilakukan pengkajian oleh perawat. Ditemukan data bahwa pasien adalah seorang sopir truks luar kota, gemar makan masakan padang terutama jeroan dan gulai jengkol.

a. Kata yang tidak dimengerti dan penjelasannya :1. Skala Nyeri 1-10 : Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).

Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut : Keterangan :No.Tingkatan NyeriKarakteristik

1. 0 (Tidak nyeri)Tidak ada keluhan nyeri.

2.1-3 (Nyeri ringan)Secara obyektif klien dapat berkomunikasidengan baik.

3.4-6 (Nyeri sedang)Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

4.7-9 (Nyeri Berat tetapi masih terkontrol)Secara obyektif klien terkadang tidak dapatmengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.

5.10 (Nyeri berat tidak terkontrol)Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagiberkomunikasi, memukul.

2. Life Style : Gemar makan jerohan dan gulai jengkol. Jerohan memiliki kandungan purin yang cukup tinggi, antara 100-1000 mg/100 gr bahan pangan. Apabila dikonsumsi, kadar asam urat dalam darah akan bertambah, bahkan melebihi batas normal (diatas 7 mg/dL), akibatnya akan memicu terjadinya penyakit asam urat (gout). Sedangkan Jengkol memiliki kandungan asam jengkolat yang sukar larut dalam air dan pH yang asam sehingga apabila dikonsumsi berlebihan maka akan mengakibatkan pengkristalan urine. Pekerjaan sopir akan jarang bergerak dan lebih banyak duduk merupakan salah satu factor pendukung terbentuknya batu ginjal. Kurangnya gerakan/ aktivitas mengakibatkan pengendapan urine.b. Kata Kunci : Obstruksi Batu Ginjal : Nyeri kolik dengan skala 9 dan tidak hilang dengan minum obat sakit perut. Faktor pembentuk batu ginjal : Asam Urat (jerohan) dan pendukung pengkristalan (jengkol), pekerjaan (sopir truk luar kota kurang bergerak pengendapan urine).c. Problem dasar :Tn.M mengeluh nyeri kolik dengan skala nyeri 9 dan nyeri tidak hilang dengan minum obat sakit perut. Tn.M gemar makan masakan padang seperti jeroan dan gulai jengkol. Berdasarkan data diatas, bisa disimpulkan bahwa Tn.M menderita penyakit batu ginjal (Urolithiasis). d. Pertanyaan dari problem dasar :1. Jelaskan obstruksi batu ginjal serta jenis-jenis batu yang sering terbentuk secara teori ?2. Jelaskan hubungan jerohan dan gulai jengkol dengan penyakit yang di derita pasien ?3. Jelaskan patofisiologi obstruksi batu ginjal sesuai kasus ?4. Jelaskan asuhan keperawatan obstruksi batu ginjal sesuai teori ?5. Jelaskan asuhan keperawatan obstruksi batu ginjal sesuai kasus ?6. Apa saja terapi pada pasien obstruksi batu ginjal (terapi pembedahan dan farmakologi) ?e. Tujuan Pembelajaran :Membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system perkemihan dengan criteria :1. Menetapkan masalah keperawatan yang terjadi pada kasus2. Menentukan tujuan dan criteria hasil dari setiap masalah keperawatan yang muncul3. Menentukan rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang muncul.f. Jawaban dari Pertanyaan1. Hubungan Jerohan dan gulai jengkol dengan penyakit yang di derita pasien : Jerohan memiliki kandungan purin yang cukup tinggi, antara 100-1000 mg/100 gr bahan pangan. Apabila dikonsumsi, kadar asam urat dalam darah akan bertambah, bahkan melebihi batas normal (diatas 7 mg/dL), akibatnya akan memicu terjadinya penyakit asam urat (gout). Sedangkan Jengkol memiliki kandungan asam jengkolat yang sukar larut dalam air dan pH yang asam sehingga apabila dikonsumsi berlebihan maka akan mengakibatkan pengkristalan urine.2. Obstruksi batu ginjal (Urolithiasis) secara teori : Jenis-jenis batu : Batu kalsium : Batu yang terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsure tersebut. Batu Struvit : Batu jenis ini juga sering disebut batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzyme urease dan merubah urine menjadi asam. Batu Asam urat : Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin dan metabolisme endogen didalam tubuh. Degradasi purin didalam tubuh melalui asam inosinat dirubah menjadi hipoxantin. Dengan bantuan enzyme xanthin oksidase, hipoxantin dirubah menjadi xantin yang akhirnya dirubah menjadi asam urat. Asam urat relative tidak larut didalam urine sehingga pada keadaan tertentu mudah sekali membentuk Kristal asam urat dan selanjutnya membentuk asam urat. Kristal akan membentuk inti batu (nukleasi)Dalam keadaan tertentu akan mengalami presipitasi kristalBahan-bahan organic yang terlarut dalam urine Proses pembentukan batu ginjal :

Agregat akan menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi Kristal)Kemudian melakukan agregasiLalu menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi Kristal yang lebih besar

Pembentukan batuBahan-bahan yang lain akan di endapkan pada agregat

3. Patofisiologi sesuai kasus : Tn.M gemar makan masakan padang terutama jerohan dan gulai jengkol. Seperti yang kita ketahui bahwa jerohan itu memiliki kandungan purin yang cukup tinggi sehingga apabila dikonsumsi maka kadar asam urat dalam darah akan meningkat. Degradasi purin didalam tubuh melalui asam inosinat dirubah menjadi hipoxantin. Dengan bantuan enzyme xanthin oksidase, hipoxantin dirubah menjadi xantin yang akhirnya dirubah menjadi asam urat. Asam urat relative tidak larut didalam urine sehingga pada keadaan tertentu mudah sekali membentuk Kristal asam urat dan selanjutnya membentuk asam urat. Sedangkan jengkol memiliki kandungan asam jengkolat yang sukar larut dalam air dan pH yang asam sehingga apabila dikonsumsi berlebihan maka akan mengakibatkan pengkristalan urine.Faktor pekerjaan atau aktivitas juga ikut mempengaruhi pembentukan batu karena kurangnya bergerak akan menyebabkan pengendapan urine yang selanjutnya sedikit demi sedikit akan mengkristal. Mula-mula batu Kristal akan terbentuk seperti pasir-pasir halus lalu mulai membentuk Kristal dan akhirnya sampai menjadi batu. Batu ini bisa terbentuk kecil dan besar. Apabila kecil maka batu masih dapat melewati saluran yang paling kecil misalnya ureter. Tetapi bila batu yang terbentuk besar maka akan sulit melewati saluran yang kecil seperti ureter. Obstruksi batu ini dapat menimbulkan rangsangan nyeri yang hebat yang dikarenakan adanya spasme dinding otot ureter terhadap permukaan batu yang kasar. Karakteristik nyeri yang timbul tergantung pada lokasi dimana batu tersebut berada. Semakin kecil lokasinya, maka nyeri pun akan semakin terasa hebat. Pada Tn.M kualitas nyeri sudah 9 dan lokasi nyeri terasa pada area pinggang sebelah kanan, bisa dipastikan bahwa batu sudah menyumbat saluran yang kecil seperti ureter. Tetapi hal tersebut harus di buktikan secara tepat, misalnya dengan dilakukannya pemeriksaan IVP, foto polos abdomen, dan lainnya.

Faktor intrinsic : Jenis kelaminFaktor EkstrinsikPola makan : Gulai jengkol (pe asam jengkolat yg sukar larut dalam air & pH yg asam), jerohan (kandungan purin sehingga asam urat dalam darah me ).Pekerjaan supir truk luar kota (jarang bergerak pengendapan urine).Keluhan :Nyeri yg amat sangat pada area pinggang sebelah kanan dengan kualitas nyeri 9. Nyeri tidak hilang dengan minum obat sakit perut.Tn.MProses KristalisasiMembentuk batuPatoFlow :

Supersaturasi(Pengendapan urine me )

Kurang pengetahuan (tanda & gejala, etiologi perawatan) b.d kurangnya informasi

Batu BesarBatu Kecil

Spasme dinding otot ureterObstruksi pada saluran kemihMasih mampu melewati ureter

Skala nyeri 9 (nyeri berat & masih dapat terkontrol)Nyeri pada area pinggang sebelah kananBatu menyumbat saluran ureterKeluar bersama urine

Saluran urine akan terhambat

Gangguan rasa nyaman (nyeri kolik) b.d spasme dinding ototResiko tinggi perubahan pola eliminasi b.d obstruksi batu

4. Asuhan keperawatan batu ginjal secara teori :a) Gangguan rasa nyaman (nyeri kolik) b.d obstruksi batu.Tujuan : Dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dan diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri kolik) dapat diatasi dengan criteria hasil : Nyeri berkurang/ hilang, pasien merasa nyaman, pasien tidak gelisah, merintih.Intervensi : Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 1-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda non verbal (peningkatan Tekanan darah, nadi, gelisah, merintih, menggelepar). Berikan tindakan nyaman, misalnya pijatan punggung, lingkungan istirahat. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus, bimbingan imajinasi, atau aktivitas terapeutik. Bantu dengan ambulasi sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 liter/hari. Perhatikan keluhan peningkatan/ menetapnya nyeri abdomen. Berikan obat sesuai indikasi : Narkotik contoh meperidin (Demerol), morfin. Antispasmodik contoh flavoksat (uripas), oksibutin (ditropan). Kortikosteroid. Berikan kompres hangat pada punggung.b) Gangguan perubahan pola eliminasi (urine) b.d obstruksi batu.Tujuan : Dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dan diharapkan gangguan perubahan pola eliminasi dapat diatasi dengan criteria hasil : Tidak ada hematuria, haluaran urine sesuai dengan intake yang masuk, tidak ada nyeri saat berkemih.Intervensi : Kaji pemasukan dan pengeluaran urine serta karakteristik urine. Tentukan pola berkemih normal pada pasien dan perhatikan variasi. Dorong peningkatan pemasukan cairan. Periksa semua urine dan catat adanya keluaran batu. Kolaborasikan untuk dilakukannya pemeriksaan laboratorium misalnya elektrolit, BUN, kreatinin.c) Gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit b.d output yang berlebihan (mual, muntah).Tujuan : Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Mual muntah berkurang/ hilang.Intervensi : Awasi pemasukan dan pengeluaran. Kaji adanya mual muntah. Perhatikan karakteristik dan frekuensi muntah dan mual. Berikan intake cairan sampai 3-4 liter/ hari. Monitoring tanda vital (TD, nadi, RR, suhu). Timbang BB tiap hari. Monitoring Hb/Ht, elektrolit. Berikan cairan Intravena. Berikan diet tepat, cairan jernih, makanan lembut sesuai toleransi. Berikan obat sesuai indikasi : antiemetic contoh proklorperazin.d) Kurang pengetahuan b.d belum terpaparnya informasi.Ditandai dengan : Pasien menyatakan belum memahami tentang penyakitnya, pasien bertanya-tanya tentang proses penyakit dan pengobatan, pasien kurang kooperatif dalam program pengobatan Tujuan :Pengetahuan pasien tentang penyakitnya meningkat dengan Kriteria hasil : Pasien dapat menjelaskan kembali tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang diprogramkan dan pemeriksaan diagnostik. Pasien tidak bertanya lagi tentang keadaan penyakit dan program pengobatannya. Pasien kooperatif dalam program pengobatan.Intervensi : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatannya. Berikan penjelasan tentang penyakit, tujuan pengobatan dan program pengobatan. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami. Diskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 4 liter perhari selama tidak ada kontra indikasi. Diskusikan tentang pentingnya diet rendah protein, rendah kalsium dan posfat. Batasi aktifitas fisik yang berat.

5. Asuhan keperawatan batu ginjal secara kasus :Masalah Keperawatan :1. Gangguan rasa nyaman (nyeri kolik) b.d spasme dinding otot (obstruksi batu). Ditandai dengan : nyeri pada area pinggang sebelah kanan dengan kulaitas nyeri 9 (pada skala 1-10).2. Resiko tinggi perubahan pola eliminasi b.d obstruksi batu ginjal.3. Kurang pengetahuan (tanda & gejala, etiologi, perawatan) b.d kurangnya informasi. Ditandai dengan : Tn.M gemar makan masakan padang seperti jerohan dan gulai jengkol.

6. Terapi (Pembedahan dan farmakologi) :a. Terapi Pembedahan (invasif- non invasif) ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) : adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasiif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria. Endourologi : adalah tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung kedalam saluran kemih. Alat ini dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu ini dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energy hidraulik, energy gelombang suara, atau energy laser.b. Terapi Farmakologi Bila kolik dapat diberikan analgesic spamelitik intravena (IV), yang dapat diulang setelah 3-6 jam atau diberikan pemeliharaan dengan spasmolitika per oral. Anti inflamasi steroid yang dapat diberikan per oral atau per rectal.

Proses Keperawatan1. Pengkajiana. Data subjekif : Tn.M mengeluh nyeri yang amat sangat pada area pinggang sebelah kanan dengan kualitas nyeri 9 (pada skala 1-10). Tn.M telah mencoba minum obat sakit perut tapi tidak menolong.b. Data Objektif : Kualitas nyeri Tn.M pada skala 9. Pola makan : Gemar makan makanan padang seperti gulai jengkol dan jerohan. Pekerjaan : Supir truk luar kota.2. Rencana Asuhan Keperawatan

No.Diagnosa KeperawatanTujuanIntervensi

1.Gangguan rasa nyaman (nyeri kolik) b.d spasme dinding otot (obstruksi batu). Ditandai dengan : nyeri pada area pinggang sebelah kanan dengan kulaitas nyeri 9 (pada skala 1-10).

Dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri dapat diatasi dengan criteria hasil : Nyeri Kolik berkurang/hilang. Pasien tidak mengeluh nyeri.Mandiri : Kaji intensitas, lokasi dan tempat/area serta penjalaran dari nyeri (skala nyeri 1-10).Rasional : Membantu evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan batu. Kaji adanya keringat dingin, tidak dapat istirahat dan ekspresi wajah.Rasional : Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan gelisah, takut/cemas. Jelaskan kepada pasien penyebab dari rasa sakit/nyeri pada daerah pinggang tersebut.Rasional : Agar pasien mengetahui penyebab dari nyeri tersebut. Anjurkan pasien banyak minum air putih 3 4 liter perhari selama tidak ada kontra indikasi.Rasional : Hidrasi yang adekuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah stasis urine dan mencegah pembentukan batu selanjutnya. Berikan posisi dan lingkungan yang tenang serta nyaman dan beri kompres hangat. Rasional : Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi Rasional : untuk mengurangi/ mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan pasien. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian obat-obat Narkotic, Analgetic dan Anti Spasmodic.Rasional :untuk mengetahui efek samping dari obat yang diberikan.Kolaborasi : Kolaborasi dengan tim dokter agar pasien mendapat terapi : Pemberian Cairan Intra Vena.Rasional :untuk menambah hidrasi pasien. Pemberian obat-obatan Analgetic (Narkotic). Rasional : Analgetik (gol. narkotik) biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik ureter dan meningkatkan relaksasi otot/mental. Anti Spasmodic. Rasional : Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan kolik dan nyeri. Kolaborasikan agar pasien cepat dilakukan tindakan ESWL atau Endourologi.Rasional : ESWL untuk memecah batu dengan tindakan invasive tanpa pembiusan. Endourologi untuk memecah dan mengeluarkan batu melalui alat yang lansung dimasukan kedalam saluran kemih.

2.Resiko tinggi perubahan pola eliminasi b.d obstruksi batu ginjal.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan resiko tinggi perubahan pola eliminasi dapat diatasi dengan criteria hasil : Obstruksi batu ginjal dapat keluar sehingga eliminasi tidak beresiko terganggu.Mandiri : Awasi asupan dan haluaran, karakteristik urine, catat adanya keluaran batu. Rasional : Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi. Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi. Dorong peningkatan asupan cairan. Rasional : Peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah, debris dan membantu lewatnya batu. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (elektrolit, BUN, kreatinin). Rasional : Peninggian BUN, kreatinin dan elektrolit menjukkan disfungsi ginjal.Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi : Asetazolamid (Diamox), Alupurinol (Ziloprim). Rasional : Meningkatkan pH urine (alkalinitas) untuk menurnkan pembentukan batu asam. Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat (Sal-Hepatika).Rasional : Menurunkan produksi asam urat. Siapkan klien dan bantu prosedur endoskopi.Rasional : Berbagai prosedur endo-urologi dapat dilakukan untuk mengeluarkan batu. Kolaborasikan agar pasien cepat dilakukan tindakan ESWL atau Endourologi.Rasional : ESWL untuk memecah batu dengan tindakan invasive tanpa pembiusan. Endourologi untuk memecah dan mengeluarkan batu melalui alat yang lansung dimasukan kedalam saluran kemih.

3.Kurang pengetahuan (tanda & gejala, penyebab, perawatan) b.d belum terpaparnya informasi.Ditandai dengan : Pasien gemar makan masakan padang terutama jerohan dan gulai jengkol.

Dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan kurang pengetahuan (tanda & gejala, penyebab, perawatan) dapat diatasi dengan criteria hasil : Pasien mengurangi/ menghilangkan kebiasaan makan jerohan dan gulai jengkol. Pasien mengetahui diet yang tepat (rendah asam urat).Mandiri : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatannya. Rasional : Pengetahuan membantu mengembangkan kepatuhan pasien dan keluarga terhadap rencana terapeutik. Berikan penjelasan tentang penyakit, tujuan pengobatan dan program pengobatan.Rasional : Untuk menambah pengetahuan pasien. Berikan penkes tentang diet yang baik (rendah asam urat, purin).Rasional : untuk mengurangi pertumbuhan batu asam urat. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.Rasional : Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalah. Diskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 4 liter perhari selama tidak ada kontra indikasi.Rasional : Untuk menambah pengetahuan pasien bahwa cairan dapat membantu pembersihan ginjal dan dapat mengeluargan batu kecil. Diskusikan tentang pentingnya diet rendah protein, rendah kalsium dan posfat.Rasional : Untuk menambah pengetahuan pasien dan mencegah kekambuhan Batasi aktifitas fisik yang berat.Rasional : Untuk mencegah kekambuhan.

BAB IVPENUTUP 1. KesimpulanDapat disimpulkan bahwa Tn.M menderita batu ginjal. Hal tersebut dapat kita buktikan dari hasil pengkajian yang didapat yaitu adanya kualitas nyeri 9 yang menandakan adanya kontraksi akibat spasme dinding otot saluran kemih yang ter-obstruksi oleh batu Kristal tersebut. Data yang lain juga menyebutkan bahwa Tn.M menggemari makanan jerohan dan gulai jengkol, hal tersebut akan memicu peningkatan asam urat dalam darah yang kemudian akan mengendap dan menjadi batu Kristal urine dalam ginjal/ saluran kemih. Factor pekerjaan juga mempengaruhi bahwa aktivitas yang kurang/ hanya duduk saja sebagai supir truk luar kota dapat mempengaruhi pengendapan urine. Tetapi untuk membuktikan secara akurat harus dilakukan juga pemeriksaan diagnostic seperti foto polos abdomen, IVP untuk mengetahui keadaan anatomi dan faal ginjal, serta lokasi sumbatan batu Kristal.

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8, Vol. 2). Jakarta : EGC. Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan(Edisi 3).Jakarta : EGC. Harnowo, Sapto. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Widya Medika.Jennifer P, Kowalak. 2010. Buku Pegangan Uji Diagnostik (Edisi 3). Jakarta : EGC.LeFever Kee, Joyce. 1997. Buku Saku : Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan (Edisi 2).Jakarta : EGC.Lemone & Burke. 2000. Medical Surgical Nursing (Critical Thinking in Client Care) Second Edition. USA : Multi Media Edition.M. Nurs, Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.Morton, Patricia Gonce. 2005. Panduan Pemeriksaan Kesehatan (Edisi 2). Jakarta : EGC.Nettina, Sandra M. 2002. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.Purnomo, Basuki B. 2009. Dasar-dasar Urologi (Edisi kedua). Jakarta : Sagung Seto.Reeves, Charlene J, dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.Swearingen RN, Pamela L. 2007. Manual of Medical Surgical Nursing Care. USA : Mosby.Laporan Tutorial Modul 1 Obstruksi Batu Ginjal (Urolithiasis)9