Lap Akhir Agroklimat

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen yang akan datang. Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan). Dalam bidang pertanian factor iklim merupakan factor penentu keberhasilan pertanaman, oleh karena itu pengetahuan tentang cuaca sangat diperlukan. Iklim mempengaruhi kegiatan pertanian dalam hal perencanaan, budidaya tanaman, panen dan pengolahan pasca panen. Data iklim juga dapat membantu penentuan system yang diterapkan dalam budidaya perairan.

Transcript of Lap Akhir Agroklimat

Page 1: Lap Akhir Agroklimat

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari

itu  pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu bagi keberlangsungan

kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak yang positif yaitu peningkatan

hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh

terhadapperkembangan tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan

diperoleh saat panen yang akan datang.

Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang  sempit dan dalam   keadaan yang

akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu

apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan

kelembapan menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan

diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul

presipitasi (hujan).

Dalam bidang pertanian factor iklim merupakan factor penentu keberhasilan

pertanaman, oleh karena itu pengetahuan tentang cuaca sangat diperlukan. Iklim

mempengaruhi kegiatan pertanian dalam hal perencanaan, budidaya tanaman, panen dan

pengolahan pasca panen. Data iklim juga dapat membantu penentuan system yang

diterapkan dalam budidaya perairan. Data iklim yang diperlukan dapat diukur setiap

waktu, dikumpulkan dalam periode tertentu kemudian diolah sesuai dengan

keperluannya. Pengukuran cuaca memakai alat ukur khusus yang disebut dengan

instrument klimatologi.

Data yang baik harus dapat dibandingkan dengan data ditempat lain, sehingga

perbedaan yang ditunjukkan oleh data tersebut betul-betul karena iklim dan bukan oleh

cara pengambilan data yang salah, kwalitas data yang akan di ukur pada suatu tempat

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, cara penempatan alat, macam peralatan, waktu

pengamatan dan mental pengamat.

Page 2: Lap Akhir Agroklimat

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah

a Untuk mengetahui cara menghitung radiasi matahari dengan alat Actinograf Dwi

Logam

b Untuk mengetahui pengukuran suhu udara tanah dengan berbagai alat

c Untuk mengetahui pengukuran kelembapan nisbi udara

d Untuk mengetahui pengukuran evaporasi

e Untuk mengetahui pengukuran curah hujan

f Untuk mengetahui pengukuran arah angin dan kecepatan angin

g Untuk mengetahui pegukuran awan

Page 3: Lap Akhir Agroklimat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 4: Lap Akhir Agroklimat

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat

Alat yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah Actinograf Dwi Logam,

Termometer maksimum-minimum, Termometer Bola Kering, Termometer Tanah,

Psycrometer sangkar, Thermohigrograf, Panci Evaporasi meter, Ombrometer, Wind

Vane dan Anemometer

3.2 Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah Kertas pias dan air

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Actinograf Dwi Logam

a Melakukan pengamatan pada pagi hari (07.00 wst)

b Membuka skrup alat dengan cara melepaskan baut pengunci sungkup

c Mengangkat pena alat dengan cara menggeser pengumpil pena yang

terletak dibawah alat.

d Membuka skrup (mur) pengunci silinder jam skrup (mur) pengunci terletak

dibagian atas silinder jam.

e Melepaskan pias yang telah dipakai dan mengganti dengan yang baru pada

pias. (tidak lupa menuliskan nama stasiun, tanggal, bulan dan tahun)

f Memasang kembali silinder pias dan mengunci lagi dengan memutar silinder

jam.

g Menutup kembali silinder alat.

3.3.2 Termometer Maksimum-Minimum

a Meletakkan sensor pada lingkungan yang representative sesuai tujuan

pengukuran

b Melakukan pembacaan suhu maksimum dan minimum pada indeks yang

terdapat pada pipa kapiler. (sebelah kanan skala suhu maksimum da sebelah

kiri skala suhu minimum)

c Saat melakukan pembacaan pada thermometer posisi mata harus sejajar

dengan indeksnya

Page 5: Lap Akhir Agroklimat

3.3.3 Termometer Bola Kering

a Pengamatan dilakukan 3 kali sehari yakni pada pukul 07.00 ;13.00;18.00

3.3.4 Termometer Tanah

a Pengamatan dilakukan 3 kali sehari yakni pada pukul 07.00 ;13.00;18.00

b Untuk mengetahui suhu tanah (termometer tanah bengkok) dapat dilakukan

dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada

setiap kedalaman tanah

3.3.5 Psycrometer Sangkar

a Pengamatan dilakukan 3 kali sehari yakni pada pukul 07.00 ;13.00;18.00

3.3.6 Panci Evaporasi Meter

a Mengamati keseimbangan permukaan air terhadap ujung paku.

b Dalam penggunaan alat ini  hanya mengamati dan mencatat skala yang tertera

pada alat tersebut.

3.3.7 Ombrometer

a Membaca skala pada Ombrograf dan Ombrometer.

3.3.8 Wind Vane dan Anemometer

a Wind Vane akan bergerak memutar ketika angin berhembus sehingga dapat

diketahui asal arah angin.

b Untuk mengetahui kecepatan anginnya dengan melihat skala melihat

Anemometer

Page 6: Lap Akhir Agroklimat

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1. Data Kelompok

a) T Harian

Suhu Max sore 31, Suhu Min pagi 20.

T1= Tmax + Tmin = 31+20 = 25,5

2 2

Bola Kering pagi 23, siang 30, sore 26, dan pagi 24,1.

T1= T1+T2+T3+T4

4

= 23+30+26+24,1 = 103,1 = 25,77

4 4

T Harian = T(1) + T(2) = 25,5 + 25,77 = 25,63

2 2

b) Radiasi Matahari

a = 1cm, b = 0,015 cm, c = 0,996.

L. Grafik = a x c + b

B

Luas = 1 cm² x 0,996 + 0,015 gr = 67,4 cm²

0,015 gr

Radiasi = L. Grafik x til tetap pias x konstanta alt

= 67,4 x 68,784 x 54,545

= 252872,88 joule cal/cm

c) Angin

Ka (pagi) = Ka (pagi) hari kemarin km/jam

24

Ka (pagi) = 816,94 – 816,94 = 0 = 0

24 24

Page 7: Lap Akhir Agroklimat

Siang = 816,98 – 816,95 = 0,03 = 0,00125

24 24

Sore = 817,00 – 816,94 = 0,06 = 0,0025 BD

24 24

d) Awan

Pagi Siang Sore

KI 100 0 0

KII 40 20 0

KIII 100 0 0

KIV 40 0 0

Pagi = 100 + 40 + 100 + 40 = 70% = 70 = 7 = 5 okta.

4 10 10

Siang = 0 + 20 + 0 + 0 = 5% = 0,5 = tidak ada awan.

4 10

Sore = 0% tidak ada awan.

e) Evaporasi

P0 = 65 P1 = 61

Eo = (P0-P1) = 65-61 = 4 mm.

4.1.2. Data Kelas

PENGAMATAN T. MAX DAN T. MIN

TANGGALT.

MAXT.

MIN HASILSORE PAGI

11 Oktober 2012 25 22 23,512 Oktober 2012 25 26 25,513 Oktober 2012 28 22 2514 Oktober 2012      15 Oktober 2012 31 32 31,516 Oktober 2012 31 19 2517 Oktober 2012 30 20 2518 Oktober 2012 25 21 2319 Oktober 2012 24 20 2220 Oktober 2012 30 29 29,5

Page 8: Lap Akhir Agroklimat

21 Oktober 2012 31 20 25,522 Oktober 2012 27 20 23,523 Oktober 2012 23 22 22,524 Oktober 2012 23 21 2225 Oktober 2012 22 20 2126 Oktober 2012 25 21 2327 Oktober 2012 32 20 2628 Oktober 2012 25 18 21,529 Oktober 2012 32 26 2930 Oktober 2012 30 23 26,531 Oktober 2012 31 21 26

01 Nopember 2012 26 28 2702 Nopember 2012 32 27 29,503 Nopember 2012 14 48 3104 Nopember 2012 26 37 31,505 Nopember 2012 23 29 2606 Nopember 2012 23 28 25,507 Nopember 2012 21 28 24,5

TANGGAL T harian11/10/2012 2412/10/2012 20,62513/10/2012 18,514/10/2012 015/10/2012 21,77516/10/2012 25,32517/10/2012 25,012518/10/2012 24,419/10/2012 24,12520/10/2012 27,7521/10/2012 25,637522/10/2012 24,912523/10/2012 23,87524/10/2012 23,2525/10/2012 2426/10/2012 24,7527/10/2012 2728/10/2012 24,87529/10/2012 29,37530/10/2012 26,62531/10/2012 26,7501/11/2012 26,7502/11/2012 28,12503/11/2012 27,7504/11/2012 28,137505/11/2012 25,77506/11/2012 25,45

Page 9: Lap Akhir Agroklimat

07/11/2012 21,6PENGAMATAN BOLA BASAH DAN BOLA KERING

TANGGALBOLA KERING BOLA BASAH

HASILPAGI SIANG SORE   PAGI SIANG SORE

11/10/2012 22 30 25 24,5 19 22 22 2212/10/2012 21   21 15,75 25   23 17,7513/10/2012 21   27 12 23   28 12,7514/10/2012       0       015/10/2012     26 12,05     27 13,516/10/2012 22,2 32 25,3 25,65 27 24,2 25,4 24,417/10/2012 23,1 28 25 25,025 21 28,4 24,9 24,118/10/2012 24 31,2 25 25,8 22,1 23,9 23,4 22,619/10/2012 23 31 27 26,25 21 31 22 24,2520/10/2012 24 29 28 26 23 27 25 23,7521/10/2012 23 30 26 25,775 20 24 22 21,522/10/2012 24,1 31 27,2 26,325 20 31 27,8 24,723/10/2012 23 30 26 25,25 20 22 22 20,7524/10/2012 22 29 23 24,5 19 23 27 22,525/10/2012 24 33 26 27 21 22 23 2226/10/2012 25 30 26 26,5 22 24 25 2427/10/2012 25 35 27 28 25 23 23 23,2528/10/2012 25 31 28 28,25 22 23 22 2329/10/2012 29 35 30 29,75 25 27 26 2530/10/2012 25 32 26 26,75 22 24 23 22,531/10/2012 24 33 30 27,5 21 22 25 23,2501/11/2012 23 31 26 26,5 25 24 24 23,7502/11/2012 26 29 28 26,75 22 35 24 26,2503/11/2012 24 25 25 24,5 24   24 17,7504/11/2012 24 26 26 24,775 23 23 23 22,805/11/2012 23,1 28,2 25,5 25,55 22,2 24 23,1 22,92506/11/2012 25,4 26,2 26,4 25,4 22,4 23 23,1 22,77507/11/2012 23,6 27,2 24 18,7 22,6 23,1 22 16,925

PENGAMATAN TERMOGRAF

TANGGALPENGAMATANPAGI SORE

11/10/2012    12/10/2012    13/10/2012    14/10/2012    15/10/2012    16/10/2012    17/10/2012    18/10/2012 21,9 3219/10/2012 31 3120/10/2012 31 3121/10/2012 30,5 3122/10/2012 30 3223/10/2012 30 3124/10/2012 30 32

Page 10: Lap Akhir Agroklimat

25/10/2012 31 3126/10/2012 31 3127/10/2012 31 3128/10/2012 31 3129/10/2012 31 3130/10/2012 31 3131/10/2012 31 3101/11/2012 31 3102/11/2012 31 3103/11/2012 32 3204/11/2012    05/11/2012    06/11/2012    07/11/2012    

PENGAMATAN INTENSITAS RADIASITANGGAL INTENSITAS11/10/2012 257.637,7112/10/2012 185077,44213/10/2012 208.93914/10/2012  15/10/2012  16/10/2012 163868,55717/10/2012 297203,76218/10/2012 315448,8419/10/2012 283112,5820/10/2012  21/10/2012 252872,8822/10/2012 220357,3323/10/2012 226,77124/10/2012 20477,9425/10/2012 361.900,8726/10/2012 41270,05627/10/2012 15475,7128/10/2012 162.453,9529/10/2012 244.618,8730/10/2012 2200607,2131/10/2012 130,78901/11/2012 199080,795502/11/2012 43822,8163303/11/2012 149999,240904/11/2012 208847,023205/11/2012 21,86706/11/2012 33,53307/11/2012  

4.2 Pembahasan

Page 11: Lap Akhir Agroklimat

Pengamatan unsur cuaca dilaksanakan di Stasiun Klimatologi, milik Universitas

Muhammadiyah Malang. Dalam praktikum pengamatan unsur cuaca ini dilakukan

kegiatan berupa pengenaan  alat meterologi beserta bagian-bagian dan fungsinya. Alat-

alat klimatologi  yang diamati meliputi Aktinograf dwi logam, Barometer, Termometer

maximum dan minimum, Termohigrograf, Termometer tanah bengkok, Ombrometer,

Ombrograf, Anemometer, Wind Vane, Ttermometer bola basah bola kering dan Pan

Evaporimeter.

Alat yang digunakan untuk pengamatan suhu yakni thermometer maximum. Cara

kerja termometer maximum adalah bila suhu naik, air raksa akan mengembang tetapi bila

suhunya kemudian turun air raksa tidak bias kembali pada bola air raksa karena adanya

penyempitan leher sehingga yang terukur adalah temperature maksimum saja. Untuk

mengembalikan posisi air raksa, termometer harus dikibaskan dengan kuat. Thermometer

ini dipasang pada sangkar dan diletakkan mendatar agak miring 2° ke atas. Pada tabung

gelasnya dibuat penyempitan pembuluh. Kegunaan thermometer minimum hanya

mengukur temperatur minimum yang diukur di dalam gelas thermometer dan

diindikasikan dengan posisi index yang bergerak karena adanya gesekan tegangan

permukaan antara gas dan alcohol. Apabila suhu naik, maka alkohol akan mengembang

dan menggerakkan index pada posisi minimum. Cara meletakkan thermometer minimum

adalah mendatar.

Pada praktikum klimatologi didapat T maksimum dan T minimum selama satu

bulan yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 1. Pengamatan Termometer max-min selama 1bulan

Page 12: Lap Akhir Agroklimat

Sebelum melakukan penghitungan T Harian, terlebih dahulu melakukan

perhitungan T1 didapat dari hasil Termometer maksimum dan minimum, dan T2 dari

perhitungan Termometer bola basah bola kering. Sehingga didapat hasil T Harian,

dengan rumus sebagai berikut :

Didapat hasil dari praktikum agroklimat pada perhitungan T harian selama satu

bulan, yakni

Grafik 2. Pengamatan T Harian selama 1 bulan

Dari hasil grafik diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 14 Oktober 2012

terdapat kelompok praktikan yang tidak melakukan pengamatan sehingga, pada grafik

terjadi fluktuasi suhu yang sangat tajam. Sehingga data tidak sepenuhnya dilakukan

pengamatan selama satu bulan (terdapat missing data).

Aktinograf Dwi Logam digunakan untuk mengukur jumlah energi radiasi

matahari ke bumi (Cal/cm2/waktu). Alat ini memiliki ketelitian alat 1cm dengan prinsip

kerja sistem mekanik. Aktinograf berperekan bekerja secara otomatis, sehingga dapat

mengukur setiap saat pada siang radiasi surya yang jatuh pada alat. Sensor berupa bimetal

(dwilogam) berwarna hitam yang mudah menyerap radiasi surya. Panas yang diakibatkan

oleh radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan

sebanding dengan radiasi yang diterima sensor. Lengkungan disampaikan secara mekanis

T Harian = T(1) + T(2) 2

Page 13: Lap Akhir Agroklimat

ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil rekaman berbentuk

grafik. Jumlah luas grafik atau integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya

yang ditangkap oleh sensor selama sehari.

Pengambilan dan penerapan kertas pias dilakukan pada pagi hari, pada praktikum

kali ini telah disepakati secara bersama bahwa pengambilan dan penerapan dilakukan

pada jam 07:00 WIB. Sehingga didapat grafik selama satu bulan pada pertengahan

oktober sampai november, sebagai berikut:

Grafik 3. Pengamatan Radiasi Matahari selama 1 bulan

Pada praktikum mengenai intensitas radiasi matahari dengan menggunakan alat

berupa aktinograf dwi logam didapatkan hasil seperti data grafik diatas. Intensitas radiasi

matahari yang ada pada grafik menunjukkan bahwa pada tanggal 25 oktober 2012 sampai

pada tanggal 1 november 2012 merupakan intensitas radiasi matahari yang sangat tinggi

selama satu bulan. Pada beberapa tanggal yang tidak terdapat garis (line grafik)

menunjukkan bahwa tidak ada pengamatan pada tanggal tersebut. Hal ini dikarenakan

terdapat beberapa kelompok yang tidak melakukan pengamatan dikarenakan salah

pengertian antara praktikan dengan asisten.

Selain itu pengamatan dilakukan pada setiap hari atau tanggal oleh satu

kelompok, baik pengamatan radiasi, suhu, kelembaban, awan, angin dan hujan. Sehingga

Page 14: Lap Akhir Agroklimat

pawa awal praktikum terdapat beberapa data yang tidak ada sehingga grafik yang ada

tidak dapat mewakili iklim pada satu bulan tersebut.

Pengukuran suhu tanah dilakukan dengan alat yang bernama thermometer tanah

bengkok. Pengukuran dilakukan pada kedalaman tanah 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan

100 cm. Alat ini diletakkan pada tanah yang bebas dari rumput. Hal ini dikarenakan

apabila terdapat tumbuhan di sekitarnya, maka pengukurannya dapat berbeda. Aktivitas

tumbuhan yang memerlukan energi dapat mempengaruhi suhu tanah. Namun ada pula

yang diletakkan di tanah berumput. Pada praktikum ini yang dilakukan pada stasiun

UMM alat pengukuran suhu tanah diletakkan diatas tanah rumput. Hal ini karena untuk

mengidentifikasi bahwa suhu tanah sesuai untuk kepentingan pada pertanian.

Selanjutnya adalah Ombrometer yakni alat yang digunakan untuk mengukur curah

hujan. Alat pengukur curah hujan dibagi menjadi dua jenis berdasarkan yaitu ombrometer

manual dan ombrometer otomatis (ombrograf). Secara umum, prinsip pengukuran curah

hujan yaitu dengan mengukur tinggi air hujan yang jatuh pada permukaan horizontal

berupa alat penakar hujan. Cara penggunaan ombrometer manual adalah dengan

menampung air hujan yang terjadi kemudian pada setiap jam pengamatan kran dibuka

dan air hujan ditakar dengan gelas ukur. Prinsip kerja alat manual ini adalah menghitung

besar air yang tertampung pada alat dan diukur dengan gelas ukur. Ombrograf juga

digunakan untuk mengukur jumlah hujan dan intensitas hujan. Ombrograf juga memiliki

prinsip kerja yang sama dengan ombrometer manual. Perbedaannya hanya terletak pada

data yang dihasilkan. Pada alat ini data yang dihasilkan langsung dapat dibaca tanpa

melalui proses terlebih dahulu. Mekanisme kerja alat ini bergantung pada komponen alat

pelampung yang akan mengalami gerakan pada saat kolektor menerima tetesan air hujan.

Jika tabung penampung terisi air maka pelampung ini akan naik diikuti dengan gerakan

lengan pencatat ke kertas pias sehingga data dapat terbaca.

Page 15: Lap Akhir Agroklimat

Grafik 4. Pengamatan hujan selama 1 bulan dengan ombrometer

Pada grafik diatas didapat bahwa hujan yang dapat ditampung dalam ombrometer

terjadi selama 4 kali yaitu pada tanggal 17, 19, 20 oktober 2012 dan 3 november 2012.

Hujan dapat tertampung dalam ombrometer adalah hujan yang deras, karena pengamatan

hujan dilakukan hanya pada sore hari selama satu hari. Hal ini yang menyebabkan bila

terjadi huja yang tidak deras atau hanya gerimis, air hujan akan terkena angin dan tidak

dapat tercatat oleh praktikan.

Evaporimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi. Cara

mendapatkan penguapan netto adalah dengan menambahkan atau mengambil air dari

tangki yang berbentuk silinder. Usahakan air di dalam tabung penenang tetap sama tinggi

dengan fixed point. Jika tinggi pedoman terbenam, air yang ada di dalam tangki

penguapan harus diambil sampai tinggi air sama dengan titik tinggi pedoman. Jika titik

tinggi pedoman tidak rata dengan air maka air ditambahkan ke dalam tangki penguapan

sampai air setinggi dengan fixed point  atau tinggi titik pedoman. Pada sisi pan

evaporimeter diberi pelindung berupa jeruji kawat. Fungsinya adalah untuk melindungi

pan evaporimeter dari pengganggu sehingga pencatatan bias lebih akurat. Prinsip kerja

dari pan evaporimeter adalah adanya suatu genangan air yang diukur selisih tinggi air

awal dengan air setelah penguapan terjadi. Pan evaporimeter diletakkan di atas tanah. Pan

diisi dengan air dan diusahakan tinggi muka air sesudah dilakukan pembacaan sekitar 5

cm di bawah bibir panci. Cara pembacaannya, mula-mula ujung kail dipasang tepat pada

permukaan air. Setelah waktu tertentu terjadi penguapan, kail tidak lagi menempel pada

permukaan air. Dengan perantara alat pemutar skala, kail dikembalikan hingga tepat

Page 16: Lap Akhir Agroklimat

menyinggung muka air kembali, kemudian dibaca besarnya penurunan dari kail yang

merupakan besarnya penguapan yang terjadi.

Pada praktikum mengenai evaporasi yang dilakukan pengamatan setiap sore hari.

Cara menghitung evaporasi pada praktikum ini yaitu

Diketahui P0 = 65 yang merupakan angka standar, dan P1 = 61 yang didapat dari

hasil pengamatan kelompok kami pada tanggal 21 oktober 2012. Sehingga dapat dihitung

sebagai berikut : Eo = (P0-P1) = 65-61 = 4 mm. Jadi penguapan yang terjadi pada tanggal

tersebut sebanyak 4 mm.

Grafik 5. Pengamatan evaporasi selama 1 bulan

Angin merupakan proses pergerakan udara dari suatu tempat yang mempunyai

tekanan udara lebih tinggi menuju ke suatu tempat yang mempunyai tekanan udara lebih

rendah. Terdapat dua komponen yang diukur untuk mengenal tekanan angin yakni arah

dan kecepatan angin.

Arah angin adalah suatu arah dari mana angin bertiup atau berasal. Untuk

mengetahui arah angin digunakan alat yang disebut dengan Wind Vane. Alat ini terdiri

dari sebuah jarum penunjuk yang berbentuk arah panah dan dapat bergerak bebas sesuai

arah angin. Pada bagian bawah alat ini dileengkapi dengan penunjuk arah utara, timur,

selatan dan barat. Cara pengamatan arah angin dapat dilakukan yakni melihat arah jarum

tersebut berbentuk.

Eo = (P0-P1)

Page 17: Lap Akhir Agroklimat

Dalam praktikum mengenai kecepatan dan membaca arah angin digunakan alat

yang dinamakan anemometer dan wind vane. Ada beberapa hal yang  sangat berpengaruh

dalam penghitungan kecepatan yaitu pemasangan Cup Counter Anemometer yang harus

berada 2 m di atas permukaan tanah dan adanya pemeriksaan pada pelumas anemometer

agar tidak mempengaruhi perputaran karena adanya gesekan. Perhitungan arah angin

dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Ka (pagi) = 816,94 – 816,94 = 0 = 0

24 24

Siang = 816,98 – 816,95 = 0,03 = 0,00125 BD

24 24

Sore = 817,00 – 816,94 = 0,06 = 0,0025 BD

24 24

Grafik 6. Pengamatan Kecepatan Angin selama 1 bulan

Kecepatan dan arah angin mempunyai peranan yang penting dalam klimatologi,

diantaranya untuk perpindahan panas, uap air dan CO2 serta sebagai pengendali unsur

Ka (pagi) = Ka (pagi) hari kemarin km/jam

24

Page 18: Lap Akhir Agroklimat

cuaca dan iklim yang lainnya, seperti mengetahui laju evapotranspirasi. Untuk bidang

pertanian, angin berpengaruh pada proses transpirasi, fotosintesis dan menimbulkan

kerusakkan tanaman pada batas tertentu. Laju tranpirasi tanaman akan meningkat dengan

bertambahnya kecepatan angin. Sedangkan dengan keadaan udara yang bergolak

(berangin) akan memiliki konsentrasi CO2 yang lebih besar dari pada udara yang tenang,

sehingga hal ini dapat meningkatkan laju fotosintesis pada tanaman. Tetapi adanya angin

yang kencang dapat merusak tanaman, oleh karena itu disekitar tanam tadi dibuat

shelterbelt baik dengan mulsa atau seresah untuk mengurangi dampak angin pada

tanaman tadi.

Angin juga berpengaruh terhadap penyerbukan tanaman. Diantaranya tanaman

jagung, yang memiliki serbuk sari yang ringan antara benang sari dan putik yang

terpisah. Sehingga  membentuk tanaman jagung untuk melakukan penyerbukan silang.

Sehingga dalam pengamatan klimatolog penting untuk menentukan budidaya pertanian.

Pengamatan yang terakhir yaitu awan. Awan berpengaruh terhadap menerimaan

cahaya matahari oleh tanaman. Selain itu, dengan adanya awan menyebabkan udara

menjadi lembab, dan transpirasi menjadi terganggu. Akibatnya, penyerapan air dan unsur

hara dari tanah juga akan terhambat serta cahaya yang diperoleh juga berkurang.

Dampaknya fotosintesis menjadi terhambat sehingga energi yang dihasilkan untuk

pertumbuhan menjadi sedikit. Sehingga pengamatan awan dapat dilakukan dengan

membuat pemetaan dengan skala 0 sampai 100%.

Pagi Siang Sore

KI 100 0 0

KII 40 20 0

KIII 100 0 0

KIV 40 0 0

Pagi = 100 + 40 + 100 + 40 = 70% = 70 = 7 = 5 okta.

4 10 10

Siang = 0 + 20 + 0 + 0 = 5% = 0,5 = tidak ada awan.

4 10

Sore = 0% tidak ada awan.

Page 19: Lap Akhir Agroklimat

Sehingga selama satu hari, didapatkan hasil seperti diatas. Pengamatan dilakukan

pada pagi, siang dan sore hari.

Page 20: Lap Akhir Agroklimat

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah

a Alat untu mengukur radiasi matahari menggunakan Actinograf Dwi Logam

b Alat untuk mengukur suhu harian adalah thermometer max-min dan thermometer bola

kering

c Alat untuk mengukur evaporasi adalah panic evaporasimeter

Page 21: Lap Akhir Agroklimat

BARATBARATBARAT

 BARATBARATBARATBARATBARATBARAT

BARAT DAYABARATBARATBARATBARATBARATBARATBARATBARATBARATBARATBARATBARATBARATUTARA

BARAT LAUTUTARAUTARA