LANGKAH PRAKTIS PELAKSANAAN EKSEKUSI DI … Lelang...1 LANGKAH PRAKTIS PELAKSANAAN EKSEKUSI DI...

23
1 LANGKAH PRAKTIS PELAKSANAAN EKSEKUSI DI PENGADILAN AGAMA (KOMBINASI TEORI DAN PRAKTEK) oleh : Ali Masykuri Haidar (Bagian Ketiga) 9. Eksekusi Hak Tanggungan. Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud oleh Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau tidak berikut benda-benda yang berkaitan dengan tanah. 9.1. Hal-hal yang harus dipastikan terlebih dahulu : 9.1.1. Merupakan hak jaminan untuk pelunasan utang tertentu. 9.1.2. Merupakan hak atas tanah sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960. 9.1.3. Dibebankan atas tanah dan dapat pula dibebankan berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu. 9.1.4. Utang yang dijaminkan adalah utang tertentu; dan 9.1.5. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lainnya. 9.2. Asas-asas Hak Tanggungan, 9.2.1. Memberikan kedudukan yang diutamakan. 9.2.2. Selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam tangan siapa pun obyek itu berada. 9.2.3. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas (didaftarkan) sehing- ga dapat mengikat pihak ketiga; dan 9.2.4. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. 9.3. Sifat Hak Tanggungan. 9.3.1. Mempunyai sifat hak didahulukan. 9.3.2. Mempunyai sifat tidak dapat dibagi-bagi. 9.3.3. Mempunyai sifat membebani berikut atau tidak berikut benda- benda yang berkaitan atas tanah. 9.3.4. Mempunyai sifat assesoir; dan 9.3.5. Mempunyai sifat diberi lebih. 9.4. Jenis-Jenis Jaminan : 9.4.1. Bersifat perorangan (personal guarantee) Pasal 1820 KUHPer- data, seperti perjanjian tanggung menanggung.

Transcript of LANGKAH PRAKTIS PELAKSANAAN EKSEKUSI DI … Lelang...1 LANGKAH PRAKTIS PELAKSANAAN EKSEKUSI DI...

1

LANGKAH PRAKTIS

PELAKSANAAN EKSEKUSI DI PENGADILAN AGAMA (KOMBINASI TEORI DAN PRAKTEK)

oleh : Ali Masykuri Haidar

(Bagian Ketiga)

9. Eksekusi Hak Tanggungan.

Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak

atas tanah sebagaimana dimaksud oleh Undang Undang Nomor 5

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau

tidak berikut benda-benda yang berkaitan dengan tanah.

9.1. Hal-hal yang harus dipastikan terlebih dahulu :

9.1.1. Merupakan hak jaminan untuk pelunasan utang tertentu.

9.1.2. Merupakan hak atas tanah sesuai Undang Undang Nomor 5

Tahun 1960.

9.1.3. Dibebankan atas tanah dan dapat pula dibebankan berikut

benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan

tanah itu.

9.1.4. Utang yang dijaminkan adalah utang tertentu; dan

9.1.5. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor

tertentu terhadap kreditor-kreditor lainnya.

9.2. Asas-asas Hak Tanggungan,

9.2.1. Memberikan kedudukan yang diutamakan.

9.2.2. Selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam tangan siapa

pun obyek itu berada.

9.2.3. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas (didaftarkan) sehing-

ga dapat mengikat pihak ketiga; dan

9.2.4. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.

9.3. Sifat Hak Tanggungan.

9.3.1. Mempunyai sifat hak didahulukan.

9.3.2. Mempunyai sifat tidak dapat dibagi-bagi.

9.3.3. Mempunyai sifat membebani berikut atau tidak berikut benda-

benda yang berkaitan atas tanah.

9.3.4. Mempunyai sifat assesoir; dan

9.3.5. Mempunyai sifat diberi lebih.

9.4. Jenis-Jenis Jaminan :

9.4.1. Bersifat perorangan (personal guarantee) Pasal 1820 KUHPer-

data, seperti perjanjian tanggung menanggung.

2

9.4.2. Bersifat kenbendaan, seperti gadai, fidusia, hipotek dan hak

tanggungan.

9.5. Hak atas tanah yang dapat dibebani hak tanggungan :

9.5.1. Hak milik;

9.5.2. Hak guna usaha;

9.5.3. Hak guna bangunan;

9.5.4. Hak pakai atas tanah negara; dan

9.5.5. Hak-hak atas tanah berikut bangunan, tanaman dan hasil

karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan satu

kesatuan dengan tanah tersebut dan merupakan milik

pemegang hak atas tanah.

9.6. Subyek hukum dalam Hak Tanggungan :

9.6.1. Pemberi hak tanggungan, orang yang menjaminkan obyek hak

tanggungan.

9.6.2. Pemegang hak tanggungan, orang yang menerima hak tang-

gungan.

9.7. Prosedur Pemberian Hak Tanggungan :

9.7.1. Perjanjian utang piutang, dengan akta notaris.

9.7.2. Klausul pemberian hak tanggungan.

9.7.3. Pembuatan akte hak tanggungan.

9.7.4. Pendaftaran hak tanggungan.

9.7.5. Jika diperlukan membuat surat kuasa membebankan hak tang-

gungan.

9.8. Pelaksanaan eksekusi hak tanggungan :

9.8.1. Eksekusi dengan jalan menjual bawah tangan secara langsung;

9.8.2. Eksekusi dengan menjual lelang sendiri oleh kreditornya tanpa

ikut campur tangan kantor lelang;

9.8.3. Eksekusi dengan menjual lewat kantor lelang tanpa campur

tangan pengadilan;

9.8.4. Eksekusi dengan cara fiat eksekusi pengadilan; dan

9.8.5. Eksekusi dengan jalan gugatan perdata biasa melalui penga-

dilan.

9.9. Parate eksekusi :

9.9.1. Pelaksanaan eksekusi hak tanggungan tanpa pertolongan

pengadilan (parate eksekusi) tanpa fiat eksekusi seperti

dimaksud oleh Pasal 6 Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996

yang mengatakan bahwa apabila debitor cedera janji maka

pemegang hak tanggungan berhak menjual hak tanggu-

ngan.

9.9.2. Parate eksekusi bertentangan dengan :

3

9.9.1. Pasal 26 Undang Undang Hak tanggungan, karena

saat ini parate ekselusi dilaksanakan sesuai Pasal 224

HIR.

9.9.2. Putusan Mahkamah Agung Nomor 3012 K/Pdt/1984

yang menyatakan bahwa pelaksanaan parate

eksekusi batal demi hukum karena eksekusi hak

tanggungan berdasarkan Pasal 20 ayat (1) huruf b

KUHPerdata jo Pasal 11 ayat (2) huruf e tetap

memerlukan fiat eksekusi pengadilan.

9.10. Perlawanan terhadap eksekusi hak tanggungan :

9.10.1. Hakim tidak boleh menilai sah atau tidaknya akad yang

sudah sesuai dengan prinsip syariah;

9.10.2. Apabila bantahan diajukan oleh termohon eksekusi :

9.10.2.1. Diajukan dengan surat permohonan (F-27).

9.10.2.2. Bisa dilakukan jika pelaksanaan eksekusi tidak

sesuai dengan amar putusan.

9.10.2.3. Tidak dapat diterima.

9.10.3. Apabila bantahan dilakukan oleh pihak ketiga :

9.10.3.1. Harus berdasarkan bukti hak milik.

9.10.3.2. Jika lelang belum dilaksanakan, dapat diaju-

kan ke pengadilan dan pelaksanaan lelang

ditunda terlebih dahulu (F-28).

9.10.3.3. Jika lelang sudah dilaksanakan, maka diaju-

kan gugatan tersendiri ke pengadilan.

9.11. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menerima permo-

honan eksekusi hak tanggungan :

9.11.1. Apakah perjanjian utang debitor kepada kreditor

sudah didaftarkan ke Pejabat Pembuat Akta Tanah

dan Pejabat Pembuat Akta Tanah sudah membuat

Akta Hak Tanggungan (Pasal 10 ayat (1) Undang

Undang Nomor 4 Tahun 1996).

8.11.2. Harus ada perjanjian utang antara debitor kepada

kreditor berdasarkan akad syariah, bukan akad

kovensional, di hadapan notaris.

9.11.3. Bukti pendaftaran hak tanggungan pada kantor

pertanahan (Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1) dan

ayat (2) Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996).

9.11.4. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota kemudian mener-

bitkan Sertifikat Hak Tanggungan.

4

9.11.5. Sertifikat Hak Tanggungan harus memuat irah-irah

“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa”; dan

9.11.6. Apakah obyek eksekusi berada di wilayah Pengadilan

Agama saudara atau tidak.

9.12. Kewenangan relatif Pengadilan Agama.

9.12.1. Permohonan eksekusi diajukan ke Pengadilan Agama

dalam wilayah hukum tempat tinggal termohon (Pasal

118 HIR ayat (1) /Pasal 142 ayat (1) RBg).

9.12.2. Jika termohon eksekusi mempunyai alamat yang

berlainan, pemohon eksekusi dapat memilih salah satu

Pengadilan Agama dalam wilayah hukum tempat

tinggal termohon eksekusi (Pasal 118 ayat (1) HIR/Pasal

142 ayat (1) RBg).

9.12.3. Permohonan eksekusi diajukan ke Pengadilan Agama

dalam wilayah hukum dimana tanah obyek sengketa

berada (Pasal 118 ayat (3) HIR/Pasal 142 ayat (5) RBg).

9.12.4. Permohonan eksekusi diajukan ke Pengadilan Agama

yang telah diperjanjikan antara pemohon eksekusi

dengan termohon eksekusi, sepanjang perjanjian

tersebut tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Pasal 118 HIR

ayat (4).

9.13. Klasifikasi eksekusi hak tanggungan.

Eksekusi hak tanggungan (jamiman) tidak termasuk

eksekusi riil, akan tetapi eksekusi ini berdasarkan titel atau irah-

irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

Pelaksanaan eksekusi hak tanggungan sebagai jaminan

kredit dapat diklasifikasikan dengan tiga cara :

9.13.1. Pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak

menjual hak tanggungan atas kekuasaan sendiri

melalui pelelangan umum (Pasal 6 UU Nomor 4 Tahun

1996) dengan syarat :

913.2.1.1. Jalan damai sudah buntu.

9.13.2.1.2. Mendaftar lelang ke KPKNL.

9.13.2.1.3. Adanya janji debitor yang dituangkan da-

lam Akta Pemberian Hak Tanggungan

(APHT).

8.1.3.2.1.4. Janji tersebut harus dicantumkan dalam

Akta Pemberian Hak Tanggungan.

5

9.13.2. Pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak

untuk memohon kepada Pengadilan Agama

melakukan eksekusi atas hak tanggungan yang

berirah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa” atau yang disebut fiat eksekusi (Pasal

14 ayat (2) UU Nomor 4 Tahun 1996).

9.13.3. Eksekusi dibawah tangan (penjualan terhadap obyek

hak tanggungan berdasarkan kesepakatan pemberi

dan pemegang hak tanggungan). Dengan cara ini

akan memperoleh harga tinggi.

9.14. Prosedur penyelesaian eksekusi hak tanggungan di Pengadi-

lan Agama.

9.14.1. Pemohon eksekusi mengajukan permohon (F-29)

kepada Ketua Pengadilan Agama dengan

melampirkan :

9.14.1.1. Fotokopi sertfikat hak tanggungan yang

memuat irah-irah “Demi Keadilan

Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

9.14.1.2. Fotokopi perjanjian akad syariah utang

piutang.

9.14.1.3. Fotokopi bukti pendaftaran hak tanggung-

an pada Kantor Pertanahan Kabupaten

/Kota.

9.14.1.4. Fotokopi surat tegoran/peringatan dari kre-

ditor/bank atas kelalaian membayar

angsuran (F-30).

8.14.1.5. Surat kuasa yang masih berlaku, jika

pemohon eksekusi menggunakan kuasa

hukum.

9.14.2. Aanmaning.

Ketua Pengadilan Agama membuat penetapan

pelaksanaan aanmaning (F-31) yang berisi :

9.1.4.2.1. Perintah memanggil para pihak agar hadir

pada sidang aanmaning untuk ditegor.

9.1.4.2.2. Jika debitor adalah suami isteri, maka ke-

duanya dipanggil, untuk ditanya apa

penyebab wanprestasi/cidera janji.

9.14.3. Sita eksekusi.

Lihat tata cara sita eksekusi pada nomor 6.6. sampai

dengan 6.10.

6

9.14.4. Penjualan lelang.

Lihat ketentuan nomor 7. diatas.

9.14.4.1. Pemohon lelang/penjual/Ketua Pengadilan

Agama mengajukan lelang secara tertulis

kepada Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang dengan melampirkan

sayarat-syarat seperti :

9.14.4.1.1. Penetapan Ketua Pengadilan A-

gama tentang aanmaning.

9.14.4.1.2. Berita acara aanmaning.

9.14.4.1.3. Penetapan sita.

9.14.4.1.4. Berita acara sita.

9.14.4.1.5. Perincian utang.

9.14.4.1.6. Pemberitahuan lelang kepada -

termohon lelang.

9.14.4.1.7. Foto kopi bukti kepemilikan (ser-

tifikat obyek hak tanggungan).

9.14.4.2. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang menganilisis kelengkapan dokumen,

kemudian menetapkan hari, tanggal dan

jam pelaksanaan lelang.

9.14.4.3. Pemohon/Ketua Pengadilan Agama mela-

kukan pengumuman lelang melalui surat

kabar.

9.14.4.4. Tenggang waktu pengumuman pertama

dengan pengumuman kedua berjarak 15

hari kalender dan pengumuman kedua

dengan pelaksanaan lelang berjarak 14

hari kalender. (Pasal 200 ayat 7 HIR/Pasal

217 RBg).

7 Form-29 : Permohonan Eksekusi

Hak Tanggungan.

Perihal : Permohonan Eksekusi- Pontianak, ...........................

Hak Tanggungan.

Kepada Yth.

Ketua Pengadilan Agama .....................

di .............................................................

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ..........................

Pekerjaan : Advokat

Alamat : ..........................................................................................;

berdasarkan surat kuasa tertanggal ............................ yang dalam hal ini

bertindak untuk dan atas nama klien kami :

Bank Syariah ..................................., alamat .......................................,

sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak Tanggu-

ngan;

dengan ini mengajukan eksekusi hak tanggungan sertifikat hak

tanggungan Nomor .........., tanggal terhadap :

.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,

agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di

Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,

Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .....................,

sebagai Debitor/Termohon Eksekusi Hak Tanggungan;

Adapun permohonan ini disampaikan atas dalil-dalil sebagai berikut :

1. Bahwa ...................................................................................................................

......................................................................................................................... ......;

2. Bahwa....................................................................................................................

............................................................................................................................. ..;

3. Bahwa terhadap obyek eksekusi hak tanggungan tersebut belum

diletakkan sita jaminan;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, kami mohon

kepada Yang Terhormat Ketua Pengadilan Agama .........................,

berkenan :

8

1. Memanggil, menegor dan selanjutnya memerintahkan kepada

Termohon Eksekusi Hak Tanggungan untuk melaksanakan isi putusan

tersebut, bila perlu dengan upaya paksa dengan mengosongkan

.............. (seperti tanah sengketa) bersama alat negara;

2. Meletakkan sita eksekusi terhadap obyek eksekusi hak tanggungan;

Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian

serta perkenan Yang Terhormat Ketua Pengadilan Agama .................... kami

haturkan terima kasih;

Wassalam.

Hormat kami

Pemohon Eksekusi,

.......................................

9 Form-29.a : PHS Aanmaning-

Hak Tanggungan.

P E N E T A P A N

Nomor : ..... /Pdt-Eks.HT/20... /PA......

Ketua Pengadilan Agama .......... telah membaca :

I. Surat permohonan eksekusi hak tanggungan dari Kreditor/Pemohon

Eksekusi tanggal ............................... yang terdaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama .................. Nomor ..... /Pdt-EHT/20... /PA...... tanggal

..................;

II. Foto kopi Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal ...........

yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

III. Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... Tanggal

.......................;

IV. Foto kopi Pendaftaran Hak Tanggungan pada Kantor Pertanahan

Kabupaten/ Kota ............................... Nomor ................. tanggal ................;

V. Foto kopi surat-surat tegoran oleh kreditor kepada debitor Nomor

....................... tanggal .................... dan Nomor .................. tanggal .............

Menimbang, bahwa permohonan eksekusi tersebut berdasarkan

hukum dan oleh karena itu dapat dikabulkan;

Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan

terkait;

MENETAPKAN

Memerintahkan Jurusita Pengadilan Agama ..............., memanggil

Pemohon Eksekusi dan Termohon Eksekusi supaya datang menghadap di

hadapan kami pada hari .............., tanggal .............., pukul ........., untuk

aanmaning terhadap Termohon Eksekusi agar memenuhi Sertifikat Hak

Tanggungan Nomor ............... tanggal ........... yang bertitel “Demi

Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” tersebut dalam

tenggang waktu 8 (delapan) hari sejak ditegor;

Ditetapkan di : ....................;

Pada tanggal : ....................;

Ketua,

...............................................

10

Form-29.b : Relaas Panggilan Pemohon

Eksekusi Hak Tanggungan.

RELAAS PANGGILAN

Nomor ......./Pdt.Eks.HT/20.../PA.......

Pada hari ................. ini, tanggal ....................... Saya .......................

sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama ......................... atas

perintah Ketua Pengadilan Agama ............ dalam permohonan eksekusi

hak tanggungan Nomor ......./Pdt.EHT/ 20.../PA......., tanggal ....................;

TELAH MEMANGGIL

..........................; alamat di Jalan ..........., sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi

Hak tanggungan;

agar datang menghadap sidang aanmaning Pengadilan Agama ................

pada :

Hari/tanggal : ...............................

Pukul : ...............................

Tempat : ...............................

untuk pemeriksaan aanmaning antara :

.........................................; sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak

Tanggungan;

melawan

.........................................; sebagai Debitor/Termohon Eksekusi Hak

Tanggungan;

Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman yang dipanggil dan

disana saya bertemu serta berbicara dengan Kreditor/Pemohon Eksekusi

Hak Tanggungan dan diberitahukan kepadanya bahwa dirinya akan

mendengarkan bahwa Debitor/Termohon Eksekusi Hak Tanggungan akan

diberi tegoran agar melaksanakan Sertifikat Hak Tanggungan Nomor

............... tanggal ........... yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa”; dalam tenggang waktu 8 (delapan) hari sejak

ditegor;

Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya

sehelai relaas panggilan;

Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya

serta Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak Tanggungan;

11

Kreditor/Pemohon Eksekusi HT, Jurusita,

................................. .................................

12

Form-29.c : Relaas Panggilan Termohon-

Eksekusi Hak Tanggungan.

RELAAS PANGGILAN

Nomor ......./Pdt.Eks.HT/20.../PA.......

Pada hari ................. ini, tanggal ....................... Saya .......................

sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama ......................... atas

perintah Ketua Pengadilan Agama ............ dalam permohonan eksekusi

hak tanggungan Nomor ......./Pdt.EHT/ 20.../PA......., tanggal ....................;

TELAH MEMANGGIL

.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,

agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di

Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,

Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .....................,

sebagai Debitor/Termohon Eksekusi Hak Tanggungan;

agar datang menghadap sidang aanmaning Pengadilan Agama ................

pada :

Hari/tanggal : ...............................

Pukul : ...............................

Tempat : ...............................

untuk pemeriksaan aanmaning antara :

.........................................; sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak Tanggu-

ngan;

melawan

.........................................; sebagai Debitor/Termohon Eksekusi Hak Tanggu-

ngan;

Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman yang dipanggil

dan disana saya bertemu serta berbicara dengan Debitor/Termohon

Eksekusi Hak Tanggungan dan diberitahukan kepadanya bahwa dirinya

akan diberi tegoran agar melaksanakan Sertifikat Hak Tanggungan Nomor

............... tanggal ........... yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa”; dalam tenggang waktu 8 (delapan) hari sejak

ditegur;

Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya

sehelai relaas panggilan;

13

Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya

serta Debitor/Termohon Eksekusi Hak Tanggungan;

Debitor/Termohon Eksekusi HT, Jurusita,

................................. .................................

14

Form-29.d : Berita Acara Aanmaning 1

Termohon Eksekusi HT Hadir.

BERITA ACARA

Nomor .........../Pdt.Eks.HT/20...../PA.......

Pengadilan Agama ..................... yang memeriksa dan mengadili

perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang

sidang Pengadilan Agama tersebut, pada hari ..............., tanggal ...........

dalam perkara Eksekusi Hak Tanggungan antara :

......................................; alamat ....................................................... di Jalan

............................................................. , sebagai Kreditor/Pemohon

Eksekusi Hak Tanggungan;

melawan

.......................... bin/binti ...........................; umur ...... tahun, agama .................,

pekerjaan .................., bertempat tinggal di Jalan ..................,

RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan ........................., Kecamatan

.............., Kabupaten/Kota ............, sebagai Debitor/Termohon

Eksekusi Hak Tanggungan;

Susunan persidangan :

.......................................... sebagai Ketua; dan dibantu

.......................................... sebagai Panitera;

Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh

Ketua, Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak Tanggungan dan Debitor/Termohon

Eksekusi Hak Tanggungan dipanggil menghadap ke persidangan;

Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak Tanggungan datang menghadap

sendiri;

Debitor/Termohon Eksekusi Hak Tanggungan datang menghadap

sendiri;

Selanjutnya Ketua memberikan tegoran kepada Debitor/Termohon

Eksekusi Hak Tanggungan, agar ia dalam waktu 8 (delapan) hari memenuhi

dan melaksanakan isi Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal

........... yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa”;

Kemudian, setelah penegoran tersebut dilaksanakan, Ketua lalu

menyatakan sidang ditutup;

Demikian, berita acara sidang ini dibuat dan ditanda tangani oleh

Ketua serta Panitera;

15

Panitera, Ketua,

....................................... ...........................................

16

Form-29.d : Berita Acara Aanmaning 2

Termohon Eksekusi HT Tidak Hadir.

BERITA ACARA

Nomor .........../Pdt.Eks.HT/20...../PA.......

Pengadilan Agama ..................... yang memeriksa dan mengadili

perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang

sidang Pengadilan Agama tersebut, pada hari ..............., tanggal ...........

dalam perkara Eksekusi Hak Tanggungan antara :

......................................; alamat ....................................................... di Jalan

............................................................. , sebagai Kreditor/Pemohon

Eksekusi Hak Tanggungan;

melawan

.......................... bin/binti ...........................; umur ...... tahun, agama .................,

pekerjaan .................., bertempat tinggal di Jalan ..................,

RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan ........................., Kecamatan

.............., Kabupaten/Kota ............, sebagai Debitor/Termohon

Eksekusi Hak Tanggungan;

Susunan persidangan :

.......................................... sebagai Ketua; dan dibantu

.......................................... sebagai Panitera;

Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh

Ketua, Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak Tanggungan dan Debitor/Termohon

Eksekusi Hak Tanggungan dipanggil menghadap ke persidangan;

Kreditor/Pemohon Eksekusi Hak Tanggungan datang menghadap

sendiri;

Debitor/Termohon Eksekusi Hak Tanggungan tidak datang

menghadap sendiri dan tidak menyuruh orang lain untuk datang sebagai

wakilnya, meskipun menurut relaas panggilan tanggal ............................

yang dibacakan dalam persidangan ternyata Termohon Eksekusi Hak

Tanggungan tidak hadir dan ketidak hadirannya itu berdasar alasan yang

sah;

Selanjutnya Ketua menununda aanmaning, dan sidang aanmaning

akan dibuka kembali pada hari ................... tanggal ..................... jam ............

dan memerintahkan kepada Jurusita untuk memanggil Debitor/ Termohon

Eksekusi Hak Tanggungan, dan memberi tahu kepada Kreditor/Pemohon

17

Eksekusi Hak Tanggungan agar keduanya datang pada hari, tanggal dan

jam sidang aanmaning tersebut;

Kemudian, setelah penundaan sidang aanmaning tersebut

diumumkan, Ketua lalu menyatakan sidang ditutup;

Demikian, berita acara sidang ini dibuat dan ditanda tangani oleh

Ketua serta Panitera;

Panitera, Ketua,

....................................... ...........................................

18

Form-30 : Surat Tegoran Ke Satu.

BANK ....................................

.................................................................

============================================================

TEGORAN PERTAMA

Berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal

........... yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa” dan Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor .....................

tanggal ....................... ternyata dalam catatan angsuran saudara mulai

angsuran ke 12 sampai dengan ke 20 dari jumlah angsuran sebanyak 36

kali, saudara ............................ bertempat tinggal .........................sebagai

debitor tidak memunuhi pembayaran angsuran;

Dengan ini, kami ........................ Bank .......................... sebagai kreditor

memperingatkan dan menegor saudara agar dalam 14 (empat belas) hari

sejak diterimanya tegoran ini melunasi angsuran ke 12 sampai dengan ke

20 dari jumlah angsuran sebanyak 36 kali. Dan apabila dalam batas waktu

tersebut saudara tidak memenuhi tegoran ini akan kami mohonkan lelang

eksekusi kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

.......................... melalui fiat eksekusi Pengadilan Agama ......................;

Demikian, surat tegoran pertama ini kami laksanakan di tempat

debitor.

................................., ...............................

Debitor, Petugas Bank ...............

............................ ...................................

19 Form-30.a : Surat Tegoran Ke Dua.

BANK ....................................

.................................................................

============================================================

TEGORAN KE DUA

Berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal

........... yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa” dan Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor .....................

tanggal ....................... ternyata dalam catatan angsuran saudara mulai

angsuran ke 12 sampai dengan ke 20 dari jumlah angsuran sebanyak 36

kali, saudara ............................ bertempat tinggal .........................sebagai

debitor tidak memunuhi pembayaran angsuran;

Dengan ini, kami ........................ Bank .......................... sebagai kreditor

memperingatkan dan menegor saudara agar dalam 14 (empat belas) hari

sejak diterimanya tegoran ini melunasi angsuran ke 12 sampai dengan ke

20 dari jumlah angsuran sebanyak 36 kali. Dan apabila dalam batas waktu

tersebut saudara tidak memenuhi tegoran ini akan kami mohonkan lelang

eksekusi ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ..........................

melalui fiat eksekusi Pengadilan Agama ......................;

Demikian, surat tegoran kedua ini kami laksanakan di tempat debitor.

................................., ...............................

Debitor, Petugas Bank ...............

............................ ..................................................

20

Form-31 : Perintah Pelaksanaan

Sita Eksekusi HT.

P E N E T A P A N

Nomor : ......../Pdt-Eks.HT/20...../PA......

Ketua Pengadilan Agama .......... telah membaca :

I. Surat permohonan eksekusi hak tanggungan dari Pemohon Eksekusi

tanggal ............................... yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan

Agama .................. Nomor ..... /Pdt-Eks.HT/20... /PA...... tanggal

..................;

II. Foto kopi Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal ...........

yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

III. Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... Tanggal

.......................;

IV. Foto kopi Pendaftaran Hak Tanggungan pada Kantor Pertanahan

Kabupaten/ Kota ............................... Nomor ................. tanggal ................;

V. Foto kopi surat-surat tegoran oleh kreditor kepada debitor Nomor

....................... tanggal .................... dan Nomor .................. tanggal .............

Menimbang, bahwa Debitor/Termohon Eksekusi HT pada tanggal

................., telah diberikan tegoran agar dalam tempo 8 (delapan) hari

memenuhi isi Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal ...........

yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

Menimbang, bahwa ternyata putusan tersebut tidak dapat

dilaksanakan secara riil, oleh karena itu akan dilaksanakan dengan cara

lelang;

Menimbang, bahwa berhubung obyek sengketa tersebut belum

diletakkan sita jaminan, maka perlu diletakan sita eksekusi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

sebagaimana tersebut diatas, maka permohonan Pemohon Eksekusi

tersebut telah sesuai dengan ketentuan hukum, sehingga dengan

demikian harus dikabulkan;

Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan

terkait;

MENETAPKAN

Memerintahkan Panitera dan jika berhalangan diganti Jurusita

Pengadilan Agama ................., disertai dua orang saksi yang memenuhi

syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 197/HIR/Pasal 209 RBg, untuk

21

melakukan sita esksekusi hak tanggungan terhadap obyek sengketa

berupa :

1. .............................................................................................................;

2. .............................................................................................................;

3. Dan seterusnya;

Ditetapkan di : ....................;

Pada tanggal : ....................;

Ketua,

.......................................

22

Form-31.a : Perintah Pelaksanaan

Eksekusi HT.

P E N E T A P A N

Nomor : ......../Pdt-Eks.HT/20...../PA......

Ketua Pengadilan Agama .......... telah membaca :

I. Surat permohonan eksekusi hak tanggungan dari Pemohon Eksekusi

tanggal ............................... yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan

Agama .................. Nomor ..... /Pdt-Eks.HT/20... /PA...... tanggal

..................;

II. Foto kopi Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal ...........

yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

III. Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... Tanggal

.......................;

IV. Foto kopi Pendaftaran Hak Tanggungan pada Kantor Pertanahan

Kabupaten/ Kota ............................... Nomor ................. tanggal ................;

V. Foto kopi surat-surat tegoran oleh kreditor kepada debitor Nomor

....................... tanggal .................... dan Nomor .................. tanggal .............

Menimbang, bahwa Debitor/Termohon Eksekusi HT pada tanggal

................., telah diberikan tegoran agar dalam tempo 8 (delapan) hari

memenuhi isi Sertifikat Hak Tanggungan Nomor ............... tanggal ...........

yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

Menimbang, bahwa ternyata putusan tersebut tidak dapat

dilaksanakan secara riil, oleh karena itu akan dilaksanakan dengan cara

lelang;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

sebagaimana tersebut diatas, maka permohonan Pemohon Eksekusi

tersebut telah sesuai dengan ketentuan hukum, sehingga dengan

demikian harus dikabulkan;

Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan

terkait;

MENETAPKAN

Memerintahkan Panitera dan jika berhalangan diganti Jurusita

Pengadilan Agama ................., disertai dua orang saksi yang memenuhi

syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 197/HIR/Pasal 209 RBg, untuk

23

melakukan esksekusi hak tanggungan dengan minta bantuan kepada

KPKNL terhadap obyek sengketa berupa :

1. .............................................................................................................;

2. .............................................................................................................;

3. Dan seterusnya;

Ditetapkan di : ....................;

Pada tanggal : ....................;

Ketua,

.......................................

Pontianak, 07 Desember 2018

(Bersambung)