langkah 1-3

7
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 Tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) merupakan suatu pendekatan untuk mencermati potensi besarnya risiko yang dimulai dengan mendiskripsikan masalah lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan masalah lingkungan yang bersangkutan. Analisis risiko kesehatan biasanya berhubungan dengan masalah lingkungan saat ini atau di masa lalu (misalnya: lokasi tercemar). ARKL merupakan sebuah pendekatan untuk menghitung atau memperkirakan risiko pada kesehatan manusia, termasuk identifikasi terhadap adanya faktor ketidakpastian, penelusuran pada pajanan tertentu, memperhitungkan karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan karakteristik dari sasaran yang spesifik. ARKL lebih ditujukan untuk mengkaji secara kuantitatif probabilitas terjadinya gangguan kesehatan. Pada dasarnya, ARKL hanya mengenal empat langkah, yaitu : 1). Identifikasi bahaya, 2). Analisis dosis-respon, 3). Analisis pajanan, dan 4). Karakteristik risiko. Setelah melakukan keempat langkah ARKL maka dapat diketahui

description

analisis risiko langkah 1-3

Transcript of langkah 1-3

Page 1: langkah 1-3

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

876/Menkes/SK/VIII/2001 Tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan

Lingkungan, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) merupakan suatu

pendekatan untuk mencermati potensi besarnya risiko yang dimulai dengan

mendiskripsikan masalah lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan

risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan masalah lingkungan yang

bersangkutan. Analisis risiko kesehatan biasanya berhubungan dengan masalah

lingkungan saat ini atau di masa lalu (misalnya: lokasi tercemar). ARKL merupakan

sebuah pendekatan untuk menghitung atau memperkirakan risiko pada kesehatan

manusia, termasuk identifikasi terhadap adanya faktor ketidakpastian, penelusuran

pada pajanan tertentu, memperhitungkan karakteristik yang melekat pada agen yang

menjadi perhatian dan karakteristik dari sasaran yang spesifik.

ARKL lebih ditujukan untuk mengkaji secara kuantitatif probabilitas terjadinya

gangguan kesehatan. Pada dasarnya, ARKL hanya mengenal empat langkah, yaitu :

1). Identifikasi bahaya, 2). Analisis dosis-respon, 3). Analisis pajanan, dan 4).

Karakteristik risiko. Setelah melakukan keempat langkah ARKL maka dapat

diketahui apakah suatu agen aman/ dapat diterima atau tidak. Pengelolaan risiko

bukan termasuk langkah ARKL melainkan tindak lanjut yang harus dilakukan

bilamana hasil karakterisasi risiko menunjukkan tingkat risiko yang tidak aman

ataupun unacceptable. Selanjutnya dilakukan komunikasi risiko untuk

menyampaikan informasi risiko pada masyarakat (populasi yang berisiko),

pemerintah dan pihak yang berkepentingan lainnya. Komunikasi risiko merupakan

tindak lanjut dari pelaksanaan ARKL dan merupakan tanggung jawab dari

pemrakarsa atau pihak yang menyebabkan terjadinya risiko (Pedoman ARKL, 2012).

Page 2: langkah 1-3

Gambar x.x Bagan Alir Penerapan ARKL (sumber: Pedoman ARKL 2012)

1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Identifikasi bahaya didefinisikan sebagai suatu proses penentuan apakah

paparan agent atau bahan kimia dengan segala karakteristik sifatnya secara

kausalitas (sebab-akibat) berhubungan dengan efek kesehatan tertentu

(Paustenbach, 2002). Identifikasi bahaya merupakan langkah pertama yang

digunakan untuk mengetahui secara spesifik agen risiko apa yang berpotensi

menyebabkan gangguan kesehatan jika tubuh trepajan. Pelaksanaan identifikasi

bahaya meliputi 3 hal, yaitu (Tualeka, 2013) :

a. Identifikasi sifat kimia agent, meliputi sifat kimia karsinogen (dapat

menyebabkan kanker) dan non karsinogen.

b. Identifikasi jalan masuk agent dalam tubuh, meliputi saluran penapasan,

saluran pencernaan dan kulit.

c. Penentuan rangking/ tingkat toksisitas agent

2. Analisis Dosis-Respon

Analisis dosis-respon menggambarkan hubungan antara dosis dari suatu

bahan dengan efek pada manusia atau hewan. Analisis dosis-respon menetpkan

nilai-nilai kuantitatif toksisitas risk agent untuk setiap bentuk spesi kimianya.

Toksisitas dinyatakan sebagai dosis referensi (reference dose, RfD) untuk efek

Page 3: langkah 1-3

non karsinogenik dan Cancer Slope Factor (CSF) atau Cancer Unit Risk (CCR)

untuk efek karsinogenik (Rahman dkk, 2007). RfD atau RfC adalah toksisitas

kuantitatif non karsinogenik, menyatakan estimasi dosis pajanan harian yang

diprakirakan tidak menimbulkan efek merugikan kesehatan meskipun pajanan

berlanjut sepanjang hidup (IPCS, 2004). Dosis referensi dibedakan untuk pajanan

oral atau tertelan (ingesti) yang disebut RfD dan untuk pajanan inhalasi (udara)

yang disebut RfC. Dalam analisis dosis-respon, dosis dinyatakan sebagai risk

agent yang terhirup, tertelan atau terserap melalui kulit per kg berat badan per

hari (mg/kg/hari) (Rahman, 2007). RfD atau RfC dapat ditentukan berdasarkan

formula :

Keterangan :

- RfD (human dose) = estimasi pajanan harian (dengan rentang ketidakpastian

satu orde) bagi populasi umum (termasuk subkelompok yang sensitive) yang

tidak akan mengalami risiko efek merugikan kesehatan sepanjang hayat.

Semakin tinggi pajanan melebihi RfD-nya, semakin besar pula kemungkinan

efek merugikan akan terjadi.

- NOAEL (No Observed Adverse Effect Level)/ experimental dose = dosis

tertinggi yang secara statistik atau biologik tidak memperlihatkan efek

merugikan.

- LOAEL (Lowest Observed Adverse Effect Level)/ experimental dose = dosis

terendah yang secara statistik atau biologik memperlihatkan efek merugikan.

- UF (Uncertainty Factor) = Kelipatan angka 10 untuk menyatakan

ketidakpastian dan kekurangan data.

- MF (Modifying Factor) = 1

3. Analisis Pemajanan (Exposure Assessment)

Setelah melakukan langkah 1 dan 2 selanjutnya dilakukan analisis pemajanan

yaitu dengan mengukur atau menghitung intake/ asupan dari risk agent. Pajanan

RfD = NOAEL atau LOAEL_______(UF1 x UF2 x UF3 x UF4 x MF)

Page 4: langkah 1-3

adalah konsentrasi atau jumlah kuantitatif agen risiko yang sampai dan memajan

organisme target, sistem, atau sub populasi dengan frekuensi dan durasi pajanan

yang tertentu. Exposure assessment merupakan evalusasi pemajanan dari

organisme, sistem, atau sub populasi terhadap agen (IPCS, 2004). Analisis

pemajanan (exposure assessment) adalah suatu langkah untuk menghitung asupan

agent yang dihasilkan dari kontak dengan berbagai media lingkungan (udara, air,

tanah, makanan). Analisis pemajanan dapat mengatasi pemajanan baik di masa

lalu, saat ini atau antisipasi masa mendatang meskipun terdapat ketidakpastian

ketika mencoba untuk mengantisipasi apa yang mungkin terjadi atau apa yang

akan terjadi (Paustenbach, 2002). Perhitungan intake dapat dilakukan dengan

formula berikut :

Keterangan :

- I = asupan/ intake (mg/kg/hari)

- C = konsentrasi risk agent, mg/m3 untuk medium udara, mg/l untuk air

minum, mg/kg untuk makanan atau pangan

- R = laju (rate) asupan : 20 m3/hari (udara), 2 L/hari (air minum)

- tE = waktu pajanan harian, jam/hari

- fE = frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun

- Dt = durasi pajanan (70 tahun yaitu secara umum diterima seumur hidup, 30

tahun jika diatas 90% waktu untuk 1 rumah, 9 tahun jika 50% rata-rata waktu

di 1 rumah)

- Wb = berat badan (kg)

- Tavg = periode waktu rata-rata (Dt x 365 hari/tahun untuk zat non karsinogen,

70 tahun x 365 hari/tahun untuk zat karsinogen)

I = C x R x tE x fE x Dt

Wb x tavg

Page 5: langkah 1-3

Daftar Pustaka

IPCS. 2004. Risk Assessment Terminology. Geneva.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001

Tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.

Paustenbach, Dennis J. 2002. Human and Ecological Risk Assessment : Theory and

Practice. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Direktorat Jendral PP dan

PL Kementerian Kesehatan Tahun 2012.

Rahman, Abdur. 2007. PUBLIC HEALTH ASSESSMENT : Model Kajian Prediktif

Dampak Lingkungan dan Aplikasinya untuk Manajemen Risiko Kesehatan.

Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri FKM-UI, Depok.

Tualeka, Abdul Rohim. 2013. Toksikologi Industri & Risk Assessment. Surabaya:

Graha Ilmu Mulia.