Landasan Teori-Laser Scanner
-
Upload
deddy-heryanto-arios -
Category
Documents
-
view
58 -
download
0
description
Transcript of Landasan Teori-Laser Scanner
-
8
BAB 2
SISTEM OPERASI LASER SCANNER
2.1 Laser Scanner
2.1.1 Definisi 3D Laser Scanner
3D Laser Scanner atau lebih dikenal dengan sebutan laser scanner saja
merupakan instrumen analisis objek real world yang dapat mengumpulkan data
permukaan dan bentuk objek kemudian ditampilkan dalam bentuk 3 dimensi
yang penuh warna (http://en.wikipedia.org). Data yang terkumpul dapat
digunakan untuk mengkonstruksi bentuk digital dalam model tiga dimensi yang
berguna untuk berbagai macam kebutuhan proyek. Alat ini digunakan secara
ekstensif oleh industri hiburan dalam produksi film dan video game. Aplikasi
umum lain yang biasa menggunakan teknologi ini adalah industri desain,
reverse engineering and prototyping, dan pelestarian bentuk artefak bersejarah.
Banyak macam teknologi yang dapat dikategorikan sebagai alat 3D Scanning
ini; setiap teknologi mempunyai keterbatasan, kelebihan, dan biaya yang
berbeda-beda dan perlu diingat bahwa masih banyak keterbatasan dalam hal
merekam objek-objek tertentu. Contohnya teknologi optik menemui banyak
kesulitan dengan objek yang berkilauan, menyerap sinar atau transparan dan
struktur konstruksi dengan jenis-jenis cat tertentu. Contoh 3D laser scanner
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2.
Laser Scanner HDS (High Density Survey) 3000 Leica Geosystem.
-
9
Namun, pada saat ini telah ditemukan dan dikembangkan metoda-
metoda untuk menscan objek yang berkilauan, seperti melapisi objek-objek
tersebut dengan suatu lapisan tipis dari bedak putih, hal ini akan membantu
foton-foton untuk merefleksikan kembali sinar yang dipancarkan scanner. Laser
scanner dapat mengirimkan lebih dari satu trilyun cahaya foton terhadap suatu
objek dan menerima kembali foton-foton dalam persentasi yang sangat kecil
melalui optik yang digunakan. Reflektifitas objek berdasarkan warna objek atau
albedo terrestrial. Suatu permukaan yang putih akan merefleksikan banyak
cahaya dan suatu permukaan yang hitam hanya akan merefleksikan sedikit
cahaya. Objek transparan seperti gelas atau kaca hanya akan mematahkan atau
membelokkan cahaya dan memberikan informasi 3D yang salah.
2.1.2 Kemampuan
Tujuan dari suatu 3D laser scanner biasanya untuk menciptakan awan-
awan titik (point clouds) dari permukaan obyek dalam bentuk geometrik. Titik-
titik ini kemudian bisa digunakan untuk mengekstrapolasi bentuk dari subyek
(suatu proses yang disebut rekonstruksi). Jika informasi warna dikumpulkan
pada masing-masing titik maka warna-warna dari suatu permukaan subyek juga
dapat ditentukan.
3D laser scanner sangat mirip dengan kamera karena mempunyai suatu
medan pandang yang seperti kerucut, dan seperti kamera-kamera, mereka hanya
dapat mengumpulkan informasi tentang permukaan-permukaan yang tidak
digelapkan. Sementara suatu kamera mengumpulkan informasi warna tentang
permukaan-permukaan di dalam medan pandangnya, 3D laser scanner
mengumpulkan informasi jarak tentang permukaan-permukaan di dalam medan
pandangnya sehingga image yang dihasilkan oleh suatu 3D laser scanner dapat
memberikan informasi mengenai jarak antar masing-masing titik di suatu
permukaan itu.
Untuk kebanyakan situasi, single scan tidak akan menghasilkan suatu
model yang lengkap dari subyek. Dengan melakukan scanning berkali-kali,
bahkan hingga ratusan kali, dari beraneka arah biasanya diperlukan untuk
memperoleh informasi tentang semua samping dari subyek. Scan-scan ini harus
-
10
dibawa ke dalam suatu sistem referensi umum, suatu proses yang biasa disebut
registrasi, lalu digabungkan untuk menciptakan suatu model yang lengkap
2.1.3 Teknologi
Ada dua tipe dari 3D laser scanner yaitu kontak dan non-kontak.
Noncontact 3D laser scanner dapat lebih lanjut dibagi menjadi dua kategori
utama yaitu scanner aktif dan scanner pasif. Ada bermacam teknologi yang
merupakan turunan dari masing-masing kategori ini seperti dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3.
Macam-macam teknologi 3D Laser Scanner
2.1.3.1 Contact
Contact 3D laser scanner memeriksa subyek melalui sentuhan secara
fisik. Suatu CMM (Coordinate Measuring Machine/mesin ukur koordinat)
adalah satu contoh dari suatu 3D scanner yang memerlukan kontak. Itu
digunakan kebanyakan di dalam manufaktur dan menghasilkan bentuk model
yang sangat presisi. Namun, kerugian dari CMM adalah mutlak memerlukan
kontak dengan benda itu yang sedang diteliti. Dengan demikian, tindakan
scanning akan dapat merubah atau merusak benda itu. Fakta ini sangat penting
ketika object scanning merupakan barang berharga seperti artifak-artifak
bersejarah. Kerugian yang lain dari CMM adalah pergerakannya relatif lambat
dibandingkan dengan metoda-metoda scanning yang lain. Secara fisik
menggerakkan lengan tangan ketika CMM sedang bekerja akan sangat
melambatkan kerja alat dan CMM yang paling cepat hanya dapat bekerja pada
beberapa ratus Hertz. Kebalikannya, sistim optis seperti suatu laser scanner
dapat operasikan dari 10 hingga 500 kHz.
3D LASER SCANNER
NON-CONTACT CONTACT
NON-CONTACT ACTIVE
NON-CONTACT PASSIVE
-
11
Contoh-contoh lain dari contact 3D laser scanner adalah pengendali
sentuhan tangan (hand driven touch) yang digunakan untuk mendigit model
tanah liat/lempung dalam industri animasi komputer.
2.1.3.2 Non-Contact Active
Non-Contact active merupakan scanner aktif yaitu scanner yang dapat
memancarkan semacam radiasi atau cahaya dan mendeteksi pantulannya untuk
mendapatkan data bentuk dan ukuran suatu obyek atau lingkungan. Tipe-tipe
emisi atau pancaran yang mungkin digunakan adalah cahaya, ultrasound atau
sinar x. Non-contact active scanner terdiri atas berbagai tipe scanner seperti
yang terlihat pada gambar 4.
Gambar 4.
Diagram macam-macam teknologi non-contact active scanner
NON-CONTACT ACTIVE
TIME-OF-FLIGHT
TRIANGULASI CONOSCOPIC HOLOGRAPHY
CAHAYA TERSTRUKTUR
CAHAYA TERATUR
-
12
A. Time-of-flight
Gambar 5.
Time-0f-flight measurement
3D laser scaner time-of-flight adalah salah satu teknologi dalam
scanner aktif, teknologi yang digunakan daam scanner ini menggunakan cahaya
laser untuk memeriksa subyek. Laser range finder adalah scanner yang
menggunakan teknologi ini. Laser scanner range finder menemukan jarak dari
suatu permukaan dengan perhitungan waktu perjalanan pulang pergi satu pulsa
cahaya. Suatu laser digunakan untuk memancarkan satu pulsa cahaya dan
menghitung waktu sebelum cahaya pantul itu dilihat oleh suatu detektor.
Karena kelajuan cahaya c telah diketahui, dengan mengukur perjalanan pergi
pulang cahaya maka jarak tempuh cahaya dapat ditentukan.
Laser range finder hanya mendeteksi jarak dari satu titik dalam arah
pandangannya. Dengan demikian, scanner memindai seluruh medan pandang
nya dan mendapatkan satu titik dalam satu waktu yang sama, dengan
mengubah arah pandangan range finder didapatkan titik-titik pada daerah yang
berbeda. Arah pandangan laser range finder dapat diubah baik oleh rotasi
maupun range finder sendiri, atau dengan menggunakan suatu sistimrotasi
cermin. Metoda yang disebut terakhir biasa digunakan karena cermin-cermin
lebih ringan dan dapat diputar lebih cepat dan dengan akurasi yang sangat
tinggi. Kekhasan 3D laser scaner Time-of-flight ini dapat mengukur jarak dari
10,000 ~100,000 titik per detik.
-
13
B. Triangulasi
Prinsip dari suatu sensor triangulasi laser. Posisi dua objek ditunjukkan
pada gambar 6 di bawah.
Gambar 6. Prinsip Triangulasi antara 2 objek
3D laser scaner triangulasi adalah salah satu jenis scanner aktif yang
menggunakan cahaya lasernya untuk memeriksa lingkungan. Berkenaan
dengan time-of-flight 3D laser scaner, triangulasi laser menerangi suatu laser
pada subyek dan memanfaatkan kamera untuk mencari lokasi titik laser.
Tergantung pada seberapa jauh laser mengenai suatu permukaan, titik laser
muncul pada tempat yang berbeda di dalam medan pandang kamera itu.
Teknik ini disebut triangulasi karena titik laser, kamera dan pemancar laser
membentuk suatu segi tiga. Panjang samping dari segi tiga, jarak antara
kamera dan pemancar laser diketahui. Sudut dari pemancar laser adalah juga
diketahui. Sudut dari pojok kamera dapat ditentukan dengan memperhatikan
lokasi titik laser di dalam medan pandang kamera itu. Tiga potongan dari
informasi ini menentukan bentuk dan ukuran dari segi tiga secara keseluruhan
dan memberi lokasi titik laser pada segi tiga. Dalam banyak kasus suatu garis
laser disapu melintasi objek untuk mempercepat proses akuisisi data. National
Research Council Canada merupakan salah satu institut pertama yang
mengembangkan triangulasi berdasarkan teknologi laser scanning pada tahun
1978.
C. Conoscopic Holografi
-
14
Di dalam sistem conoscopic suatu cahaya laser diproyeksikan ke
permukaan lalu pantulan yang segera didapat sepanjang lintasan cahaya yang
sama disimpan melalui suatu Kristal conoscopic dan diproyeksikan ke suatu
CCD. Hasilnya adalah suatu pola difraksi yang dapat dianalisa secara berkala
untuk menentukan jarak dari permukaan yang diukur. Keuntungan utama
dengan Conoscopic Holography adalah hanya memerlukan satu lintasan
cahaya untuk mengukur, hal ini memberi suatu peluang untuk mengukur di
kedalaman suatu lubang pengeboran dengan sempurna.
D. Cahaya Tersruktur
3D scanner cahaya terstruktur memproyeksikan pola cahaya pada
subjek dan dan memperhatikan deformasi pola pada subyek. Pola dapat berupa
satu atau dua dimensi. Sebagai contoh satu dimensi adalah garis. Garis di
proyeksikan kepada subjek menggunakan proyektor LCD atau laser penyapu.
Suatu kamera, posisi sedikit offset dari proyektor pola, melihat bentuk dari
baris dan menggunakan suatu teknik serupa dengan triangulasi untuk
menghitung jarak dari tiap titik. Pada kasus suatu pola garis tunggal, garis
disapu memanjang medan pandang untuk mengumpulkan informasi jarak satu
garis pada waktu yang sama.
Contoh dari pola dua dimensi adalah grid atau pola garis-garis. Suatu
kamera digunakan untuk memperhatikan deformasi pola dan suatu algoritma
kompleks digunakan menghitung jarak pada masing-masing titik di dalam
pola. Pertimbangkan sebuah array dari garis laser vertikal yang paraLel
menyapu secara horizontal ke arah target. Pada kasus yang sederhana,
seseorang dapat menganalisis sebuah image dan mengasumsikan bahwa urutan
garis pantul dari kiri ke kanan merupakan urutan laser pada array, sehingga
image yang paling kiri merupakan laser yang pertama dan selanjutnya
merupakan laser yang kedua, dan seterusnya. Bagaimanapun pengurutan ini
diuraikan sebagai garis sering tersembunyi dan mungkin tampil untuk
mengubah urutan, menghasilkan ambiguitas garis laser. Masalah khusus ini
telah dipecahkan baru-baru ini melalui sebuah terobosan teknologi yang
dinamakan Multistripe Laser Triangulation (MLT). Cahaya terstruktur masih
merupakan area penelitian yang masih aktif dan terus berkembang ditandai
-
15
dengan banyak dipublikasikannya jurnal-jurnal penelitian di area penelitian ini
setiap tahunnya
Keuntungan dari cahaya terstruktur 3D scanner adalah kecepatannya.
Dibandingkan menscan hanya satu titik pada satu waktu, scanner dengan
cahaya terstruktur menscan banyak titik atau seluruh medan pandang dalam
satu waktu. Hal ini mereduksi atau mengeliminasi masalah dari distorsi akibat
gerakan. Beberapa system pemindai mampu memindai objek bergerak secara
real time.
Baru-baru ini Song Zhang dan Peisen Huang dari Stony Brook
University mengembangkan suatu pemindai real-time menggunakan proyeksi
pinggiran digital (digital fringe projection) dan teknik pergeseran fasa (phase-
shifting technique). Sistem ini mampu menangkap, merekonstruksi dan dan
melakukan high-density rendering terhadap detail objek terdeformasi yang
bergerak secara dinamis (seperti ekspresi wajah) dengan kecepatan 40 frame
per detik(Zhang, Song., Huang, Peisen., 2006).
E. Cahaya Teratur
3D scanner dengan cahaya termodulasi memancarkan sinar secara
terus menerus dan mengubah pola pencahayaan pada subyek. Biasanya
sumber cahaya merambatkan amplitudonya dalam suatu pola sinusoidal.
Sebuah kamera mendeteksi refleksi cahaya dan jumlah pola cahaya
yang digeserkan dengan menentukan jarak dari perjalanan cahaya.
2.1.3.3 Non-Contact Passive
Pemindai pasif tidak memancarkan radiasi sendiri, tetapi bergantung
pada deteksi pantulan radiasi dari lingkungan. Kebanyakan pemindai dari tipe
ini mendeteksi cahaya kasat mata karena merupakan radiasi pantulan dari
lingkungan yang ada. Radiasi jenis lain seperti infra merah juga dapat
digunakan. Metoda-metoda pasif dapat menjadi sangat murah, karena dalam
banyak kasus mereka tidak memerlukan perangkat keras tertentu. Macam-
macam teknologi non-contact passive dapat dilihat pada gambar 7 di halaman
berikut.
-
16
Gambar 7.
Diagram teknologi non-contact passive
A. Stereoskopis
Sistem stereoskopik biasanya mempekerjakan dua kamera video,
sedikit terpisah, memperhatikan pandangan yang sama. Dengan menganalisa
perbedaan tipis antara gambar yang dihasilkan tiap kamera memungkinkan
untuk menentukan jarak antara tiap titik pada gambar. Metode ini didasarkan
pada penglihatan stereoskopis manusia.
B. Silhouette
Tipe-tipe dari 3D scanner ini menggunakan garis besar yang diciptakan
dari urutan foto-foto di sekitar objek 3D melawan latar belakang yang sangat
kontras. Bayangan yang terbentuk menekan dan memotong serta membentuk
lubang visual aproksimasi dari objek. Dengan teknik semacam ini beberapa
jenis kecekungan dari objek tidak bisa terdeteksi.
C. User Assisted
3D scanner jenis ini bekerja berdasarkan prinsip-prinsip fotogrametri.
Prinsip kerja yang serupa dengan metode fotografi panorama, kecuali bahwa
foto-foto diambil dari satu objek pada ruang 3D untuk mereplikasikan,
dibandingkan dengan cara mengambil satu seri foto dari satu titik di dalam
ruang tiga dimensi dalam rangka untuk mereplikasikan keseluruhan
lingkungan sekitar.
NON-CONTACT PASSIVE
STEREOSKOPIS SILHOUETTE USER ASSISTED
-
17
2.1.4 Rekonstruksi
Point clouds yang dihasilkan oleh 3D scanner biasanya tidak
digunakan secara langsung. Kebanyakan aplikasi tidak menggunakan point
clouds, tetapi sebagai gantinya menggunakan model 3D bersudut banyak.
Proses mengubah suatu point cloud ke dalam suatu model 3D yang bersudut
banyak disebut rekonstruksi. Dalam proses ini titik adjacent dicari lalu
dihubungkan untuk menciptakan suatu permukaan yang continue. Banyak
algoritma telah tersedia untuk tujuan ini misalnya photo modeler dan image
model.
2.2 Pengenalan alat High Definition Surveying 3000 (HDS 3000)
High Definition Surveying 3000 atau lebih dikenal dengan HDS 3000
merupakan salah satu alat baru di bidang survei pengukuran yang berbasis 3D
laser mapping yang dikeluarkan oleh Leica Geosystems. Alat ini merupakan
pengembangan dari alat survey Electronic Total Station (ETS) yang sering
dipakai saat ini. Menurut Lemmens (2004) ada sejumlah alat pemetaanlain
yang berbasis pada konsep 3D laser mapping seperti halnya HDS 3000 pada
kurun waktu 4 tahun terakhir antara lain:
1. Delta Sphere-3000 dan Delta Sphere-3000IR, produksi dari 3rd Tech.
2. CP 3200, produksi CALLIDUS Precision Systema.
3. I-SITE 4400, produksi I-SITE.
4. iQsun 880, produksi iQsun.
5. HDS 2500, HDS 3000, dan HDS 4500, produksi Leica Geosystems HDS.
6. ALTM 3100 dan ILRIS-3D, produksi Optech.
7.RIEGL LMS-Z210i dan RIEGL LMS-Z420i, produksi RIEGL Measurement
Systems.
8. GS101 dan GS200, produksi Trimble.
9. 3D Laser Measurement System: Imager 5003 dan Profiler 6000, produksi
Zoller+Frhlich.
-
18
2.2.1 Spesifikasi HDS 3000
Secara umum spesifikasi dari HDS 3000 adalah sebagai berikut
(http://leicageosystem.com) :
a. ketelitian
1. ketelitian jarak : 4 mm pada jarak 50 m
2. ketelitian posisi : < 6 mm pada jarak 50m
3. ketelitian sudut vertikal : 60 mikroradian
4. ketelitian sudut horisontal : 60 mikroradian
b. cakupan
1. jarak efektif : 0 100 m
2. cakupan sudut horisontal (per Scan) : 360
3. cakupan sudut vertikal (per Scan) : 270
c. sistem laser
1. jenis laser : kelas 3R (IEC 60825-I)
2. warna laser : hijau
3. panjang gelombang : dual frekuensi dengan panjang 523 nanometer
d. sistem power
1. Power supply : input 12V
2. konsumsi power : rata-rata < 80 W
3. jenis baterai : sealed lead acid
4. kapasitas baterai : 6 jam pada pengukuran dengan temperatur standard
5. status indikator baterai : 5 buah indikator, indikator status Charging dan
indikator tingkat power (High, Medium, Low)
e. lingkungan
1. temperatur operasional : 0 40o C
2. penyimpanan : -25o 65o C
3. cahaya : dapat dioperasikan pada siang dan malam hari
f. fisik alat
1. dimensi Scanner : panjang 265 mm, lebar 370 mm, tinggi 510 mm
2. bobot scanner : 16 kg (35 lbs)
3. dimensi baterai : panjang 165mm, lebar 236 mm, tinggi 215 mm
4. bobot baterai : 12 kg (26 lbs)
g. perangkat lunak : Cyclone TM
-
19
h. Perlengkapan HDS 3000 :
1. tempat scanner ( Scanner case)
2. tribach dan tripod scanner
3. kabel Ethernet untuk menghubungkan scanner dengan laptop
4. perangkat lunak Cyclone 5.2
5. target scan dan perlengkapannya
6. 2 buah tempat baterai yang masing - masing terdiri atas : baterai, kabel
penghubung baterai dengan scanner, dan charger baterai.
2.3 Prinsip kerja laser scanner
2.3.1 Sistem perekaman data
HDS 3000 seperti laser scanner lainnya tidak memerlukan reflektor
dalam merekam objek yang diinginkan, kelebihan ini lebih dikenal dengan
istilah reflectorless atau reflektornya adalah objek itu sendiri. Prinsip dasar
dari proses perekaman data HDS 3000 ini menggunakan prinsip perambatan
gelombang, yaitu scanner memancarkan gelombang sinar laser ke objek dan
kemudian objek tersebut memantulkan kembali gelombang sinar tersebut,
seperti dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Prinsip Kerja Perekaman Data
-
20
Gelombang sinar laser yang dipantulkan oleh objek di ukur waktu
perambatannya hingga diterima kembali oleh alat, kemudian direkam. Waktu
yang diperlukan untuk mengiriman gelombang sampai menerima pantulannya
kembali disebut waktu pergi pulang gelombang atau disimbolkan dengan t,
karena kecepatan rambat cahaya merupakan tetapan yang dikenal dengan
simbol c, maka dari 2 tetapan tersebut dapat diketahui jarak antara alat dengan
obyek berdasarkan persamaan berikut:
R = ( c . t )/ 2
Keterangan :
R : jarak dari scanner ke titik objek
C : kecepatan gelombang sinar laser
T: jumlah waktu pergi dan pulang
Selain jarak, dari proses perekaman data dapat diketahui pula sudut
horizontal dan sudut vertikal. Dari pengukuran sudut dan jarak tersebut dapat
diketahui koordinat titik objek. Data hasil pengukuran pada setiap kali berdiri
alat HDS 3000 adalah dalam koordinat 3D yang sering disebut dengan
ScanWorld.
2.3.2 Sistem pengukuran
Sistem pengukuran laser scanner dari beberapa tempat berdiri alat
dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Sistem pengukuran laser scanner
Scan area
ScanWorld 1
ScanWorld 2
ScanWorld 3
Titik referensi
-
21
Sistem pengukuran dengan laser scanner biasanya menggunakan
metode multiple scan atau melakukan scanning berkali-kali pada posisi yang
berbeda-beda. Banyaknya scanning yang dilakukan tergantung pada
kebutuhan ketelitian detail objek yang diinginkan, semakin banyak scanning
yang dilakukan pada suatu objek akan semakin banyak detail yang dihasilkan
dan semakin teliti model objek yang terbentuk. Setiap kali alat berdiri untuk
melakukan scanning dikenal dengan nama ScanWorld(SW) dalam tampilan
software Cyclone 5.2. ScanWorld yang tersimpan dalam database software
digunakan dalam proses registrasi untuk menghasilkan modelspace yang unify.
Untuk lebih lengkap mengenai sistem pengukuran laser scanner dapat dilihat
pada bagian prosedur pelaksanaan.
2.3.3 Prosedur pelaksanaan
Survei Pendahuluan
Orientasi Scanner
Membuat Database
Checkl Local Area Networking (cek IP Address)
Connecting to Scanner
Objek - Detil - Titik Referensi
Acquire Photo Image
YA
TIDAK
-
22
Peng
olah
an D
ata
yang
dila
kuka
n
Gambar 10.
Diagram Prosedur Pelaksanaan
2.3.3.1 Pekerjaan lapangan
1. Survei pendahuluan
Survei pendahuluan adalah pekerjaan awal sebelum dilakukan
pengukuran dengan tujuan untuk mengetahui lokasi obyek yang akan diukur
dan kondisi di sekitarnya. Dalam melakukan survei pendahuluan dibuat sket
awal yang merupakan gambaran dari lokasi objek dan kondisi daerah di
sekitarnya yang merupakan hasil dari pengamatan sementara. Dari hasil
Scanning
Registrasi
Analisis Hasil Registrasi
Unifikasi Model Space
Clear Fence
Model Space 3D
Region Grow
Model 3D Offshore Platform
Aplikasi Engineering
Konversi ke Format Lain
YA
TIDAK
-
23
survey pendahuluan tersebut dapat ditentukan perlengkapan pendukung selain
alat ukur utama yang dibawa,yaitu estimasi waktu, jumlah personil, dan
akomodasi yang akan diperlukan selama proses pengambilan data di lapangan.
2. Orientasi scanner
Pekerjaan pertama kali yang dilakukan sebelum melakukan
pengambilan data adalah melakukan orientasi scanner, kegiatan dalam
orientasi scanner yaitu menentukan posisi scanner terhadap objek dalam
merekam data. Dalam melakukan orientasi scanner harus diperhatikan posisi
yang strategis, dimana dari posisi tersebut scanner dapat merekam objek
dengan hasil yang maksimal. Selain itu harus diperhatikan pertampalan objek
hasil perekaman dari dua posisi scanner yang berdekatan, dimana pertampalan
tersebut harus memenuhi syarat agar data hasil perekaman dapat diregistrasi
dan diolah lebih lanjut. Dalam orientasi scanner juga dibuat gambar sketsa
lapangan yang menggambarkan posisi scanner dalam melakukan perekaman
data, agar memudahkan dalam melakukan pengolahan data nantinya.
3. Mendirikan alat dan membuat database
Setelah orientasi scanner selesai, maka pengukuran dimulai dengan
mendirikan scanner pada posisi yang telah ditentukan. Langkah-langkah
dalam mendirikan scanner adalah sebagai berikut :
1. Mendirikan tripod diatas titik yang telah ditentukan. Pastikan tripod berdiri
dengan kokoh,
2. Memasang tribach diatas tripod,
3. sentering tribach dengan cara mengatur skrup penyetel A, B, C, sehingga
sumbu satu benar-benar vertikal atau tribach benar-benar datar,
4. Memasang scan head HDS 3000 diatas tribach,
5. Membuka penutup pada jendela scan head,
6. Memasang kabel data antara scan head dengan laptop dan kabel power
antara scan head dengan baterai,
7. Unlock scan head, yaitu membuka kunci pada scan head sehingga scan
head dapat berputar bebas,
8. Booting scan head, yang dilakukan dengan menekan tombol On-Off pada
-
24
baterai dan menghidupkan laptop. Dalam tahap ini scan head membaca
program yang ada karena adanya arus listrik yang masuk dan memastikan
scan head siap untuk dihubungkan dengan laptop. Proses booting ditandai
dengan Apabila proses booting selesai maka akan ditandai dengan
menyalanya lampu indikator berwarna hijau pada Scan Head, hal ini berarti
scanner telah siap untuk dikoneksikan dengan laptop dan siap melakukan
perekaman data.
Selama proses booting scanner, maka kegiatan yang dilakukan adalah
membuat database. Database digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil
perekaman data. Langkah-langkah dalam pembuatan database sebagai berikut
:1. membuka jendela Cylone navigator
2. membuat database dengan nama ZAKUM, dengan memilih command
Add / Database yang ada pada menu Configure / Database.
Gambar 11. Pembuatan database
Setelah database dibuat, kemudian dibuat project baru pada database.
Project baru dibuat dengan perintah Create / project pada menu utama pada
jendela navigator.
4. Koneksi cyclone ke scanner
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menghubungkan cylone yang
ada pada laptop dengan Scan head, sehingga Cyclone dapat mengendalikan
scan head dalam melakukan perekaman data. Dalam proses koneksi ini harus
dipastikan bahwa scan head telah siap untuk melakukan scanning yang
ditandai dengan menyalanya lampu indikator ready pada scan head. Langkah-
langkah dalam koneksi cyclone ke scanner adalah sebagai berikut :
-
25
1. membuka jendela navigator
2. dobel klik pada p-659 yang ada pada folder scanners, maka akan muncul
jendela scan control. Kemudian memilih database dan project yang telah
dibuat.
Gambar 12. Pemilihan database dan project untuk scanning
3. melakukan koneksi dengan scan head dengan perintah Connect pada menu
Scanner. Jika koneksi berhasil maka pada pojok kiri bawah jendela scan
Control akan muncul kalimat Connected and ready, tetapi jika connecting
tidak berhasil maka harus dilakukan pengecekan pada Local Area
connection, yaitu dengan check ulang TCP/IP addressnya, jika TCP/IP
address sudah benar maka koneksi akan dapat dilakukan. TCP/ IP address
adalah alamat local area conection dari lisensi scanner HDS 3000 yang
digunakan.
5. Acquire photo image
Acquire Photo Image merupakan proses perekaman gambar atau
image dari objek sebelum dilakukan scanning. Dengan adanya image, maka
dapat dilakukan proses scanning dengan ketelitian yang diinginkan dan dapat
dipilih obyek-obyek tertentu yang akan di scan, sehingga scanning dapat
dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin. HDS 3000 didesain untuk
merekam image fotografik yang merupakan mosaik dari beberapa potongan
image, dimana tiap potongan image berukuran 200 x200 (cakupan window
HDS 3000 adalah 3600 untuk bidang horisontal dan 2700 untuk vertikal).
Langkah langkah dalam Acquire Photo Image adalah :
-
26
1. Menentukan lebar window pada bidang horisontal dan vertikal dari objek
yang akan diambil gambarnya. Untuk horisontal dapat ditentukan batas
windownya dengan menggunakan tombol Quick scan pada Scan Head.
2. Adjust Exposure, yaitu menentukan besarnya tingkat pencahayaan yang
diinginkan. Selain itu juga dilakukan setingan terhadap resolusi dari image
yang akan diambil, dimana pada penelitian ini resolusi dipilih high
resolution agar memudahkan dalam mengamati obyek yang akan discan.
3. Pengambilan gambar atau image dengan perintah get image pada menu
scanner control.
Gambar 13. Get Image pada menu Scanner Control
4. image hasil perekaman ditampilkan dengan perintah Show Image pada
menu Scanner Control.
6. Scanning
Scanning adalah proses perekaman data objek, dimana data hasil
perekaman secara otomatis akan disimpan dalam database dan project yang
telah tentukan pada saat awal pengukuran. Data objek hasil perekaman disebut
dengan data point cloud. Tahap-tahap dalam proses scanning antara lain
sebagai berikut :
1. menentukan area yang akan disiam pada image hasil perekaman. Hal ini
dilakukan dengan cara menentukan batas area yang akan disiam pada
menu Field Of View.
-
27
Gambar 14. Tampilan pada Field Of View pada Scanworld 1
2. mengeset resolusi scanning, yaitu menentukan ketelitian dari point cloud
yang diinginkan. Dalam proses ini yang diset adalah range (jarak scanner
terhadap objek) dan sample spacing (jarak antar titik yang akan disiam).
Semakin kecil sample spacing maka akan semakin teliti data point
cloud hasil peyiamannya namun semakin lama waktu yang dibutuhkan, dan
memori untuk penympanannya juga semakin besar. Pada penelitian yang
dilakukan, range yang digunakan rata-rata 100 m, sedangkan untuk sample
spacingnya antara 4-6 mm. Pengesetan resolusi scanning ini dilakukan pada
kotak menu resolution.
Gambar 15. tampilan pada setingan resolution Scanning
3. Scanning. Setelah daerah yang akan disiam telah dipilih dan diatur
resolusi scanningnya, maka selanjutnya dilakukan scanning dengan
menggunakan perintah Scan pada jendela Scan Control. Karena tiap area
yang discan memiliki range dan sampling spacing yang berbeda, maka
dalam penelitian ini digunakan fungsi Scanner Script. Dengan scanner
script maka dapat dilakukan scanning beberapa area yang berbeda range
-
28
dan sample spacing sekaligus dalam satu kali proses scanning. Scanner
script digunakan dengan perintah edit script pada menu scanner control.
2.3.4.2 Pekerjaan kantor 1. Registrasi data
Data hasil perekaman objek, kemudian di registrasi. Tujuan dari
registrasi adalah untuk menggabungkan data dari beberapa Scanworld (tempat
berdiri alat) menjadi satu, sehingga memiliki sistem koordinat yang sama dan
tidak terpisah-pisah seperti sebelumnya. Prinsip kerja dari registrasi
sebenarnya adalah transformasi koordinat sebangun 3D, dimana dalam
transformasi koordinat 3D dibutuhkan minimal 3 titik ikat.
Berdasarkan jenis titik ikat yang digunakan, maka ada 3 metode yang
digunakan dalam melakukan registrasi data. metode tersebut yaitu :
1. Metode Target to target
2. Metode point to point
3. Metode kombinasi
Pada metode target to target, titik ikat yang digunakan untuk registrasi
adalah titik target yang dipasang di sekitar objek dan diidentifikasi pada saat
perekaman data. Kelemahan dari metode ini adalah jika ketelitian hasil
registrasi masih kurang maka target yang ketelitiannya kurang harus
dieleminir. Sehingga jika target yang digunakan pada saat pengambilan data
jumlahnya terbatas maka harus dilakukan pengukuran ulang.
Berdasarkan proses registrasi yang dilakukan, maka registrasi terbagi
atas 2 metode yaitu:
a.Registrasi secara bertahap. Registrasi scanworld dilakukan dalam
beberapa tahap registrasi. Registrasi yang pertama dilakukan adalah
dengan registrasi antara 2 scanworld, dimana salah satu scanworld
merupakan scanworld yang akan dijadikan sebagai sistem referensi
dari semua scanworld yang akan diregistrasi. Hasil dari registrasi
pertama kemudian diregistrasi dengan scanworld lain yang memiliki
pertampalan dengan salah satu atau kedua scanworld pada registrasi
pertama, dimana yang dijadikan sebagai referensi adalah scanworld
hasil registrasi pertama.
-
29
b. Registrasi secara keseluruhan. Semua scanworld diregistrasi dalam
satu kali registrasi. Meskipun dalam satu kali registrasi, namun
prinsip transformasinya hampir sama dengan registrasi secara
bertahap. Pada registrasi ini dipilih pasangan-pasangan scanworld
yang memiliki pertampalan, dimana tiap pasangan scanworld salah
satu scanworld bertampalan dengan scanworld referensi atau
bertampalan dengan scanworld lain yang bertampalan dengan
scanworld referensi. Setelah titik ikat dari pasangan scanworld
ditentukan , kemudian dilakukan registrasi secara bersamaan.
Kelebihan dari registrasi ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan registrasi lebih cepat, karena semua scanworld
diregistrasi dalam waktu yang bersamaan.
A. Metode penentuan titik ikat
Metode penentuan titik ikat. Dalam penentuan titik ikat yang
digunakan untuk registrasi, maka titik ikat dipilih secara manual pada
titik objek hasil pengukuran, dimana titik tersebut harus mudah untuk
diidentifikasi, misalnya pojok dinding. Selain itu titik-titik ikat yang
dipilih harus berada pada daerah pertampalan. Posisi dari titik-titik ikat
di daerah pertampalan diusahakan agar distribusinya merata, tidak
hanya ditengah pertampalan saja atau di tepi saja, tetapi harus
menyebar baik ditengah maupun ditepi dari daerah pertampalan. Hal
ini bertujuan agar hasil registrasi yang didapatkan memiliki ketelitian
yang baik, karena jika titik-titik yang dipilih persebarannya kurang
(mengumpul di tengah atau hanya ditepi pertampalan), maka hasil
registrasi akan memiliki ketelitian yang tidak merata, karena ketelitian
yang baik hanya didapatkan di daerah sekitar titik ikat. Sedangkan titik
yang jauh dari titik ikat memiliki ketelitian yang rendah. Selain hal
tersebut diatas, yang digunakan sebagai dasar agar titik objek yang
dipilih dapat digunakan sebagai titik ikat dalam registrasi adalah jarak
antar titik yang bersesuaian antara scanworld referensi dengan
scanworld yang akan ditransformasikan, dimana besarnya toleransi
jarak antar titik yang bersesuaian tersebut ditentukan sebelum
dilakukan proses registrasi.
-
30
B. Transformasi koordinat sebangun 3D
Pada transformasi koordinat sebangun 3D, digunakan minimal
3 titik ikat yang diketahui koordinatnya. Titik ini digunakan untuk
mencari nilai parameter dari transformasi tersebut. Jumlah parameter
yang harus dicari dalam transformasi 3D ini ada 7 buah, yaitu skala
(), rotasi ( , , ), dan translasi (Tx, Ty, Tz). Rumus umum
transformasi koordinat 3D sebagai berikut :
Parameter-parameter transformasi koordinat 3D tersebut dicari
dengan menggunakan hitungan kuadrat terkecil metode parameter.
C. Hitungan kuadrat terkecil metode parameter
Titik ikat yang digunakan untuk registrasi data pada dasarnya
digunakan untuk mencari besaran parameter transformasi sebangun
3D. Besaran parameter tersebut dihitung dengan hitungan kuadrat
terkecil metode parameter. Dalam hitungan kuadrat terkecil metode
parameter, dari hasil suatu pengukuran akan dibentuk persamaan yang
menyatakan hubungan antara ukuran dengan parameternya.
2. Unify model space hasil registrasi
Prinsip dasar dari proses unify adalah untuk menyeragamkan point
cloud model space hasil registrasi, sehingga memudahkan untuk melakukan
pengolahan selanjutnya. Proses penyeragaman ini meliputi unit ukuran (unit),
dimensi point cloud (point thickness), dan tingkat dari point cloud (Thickness).
Selain penyeragaman tersebut, unify juga digunakan untuk mereduksi point
cloud dengan cara mengatur spasi antar point cloud yang akan direduksi.
3. Clear Fence
Clear fence merupakan fungsi dalam software cyclone untuk
menghilangkan objek-objek yang tidak diperlukan yang berada dalam model
space yang telah unify.
-
31
4. Region Grow
region grow merupakan proses untuk merubah bentuk point cloud
menjadi model 3D solid, dibentuk sedikit demi sedikit dengan teliti hingga
yang menampilkan model objek yang utuh.
5. Konversi ke format lain
Model 3D solid yang telah terbentuk disimpan dengan file ektensi
.COE untuk kemudian diimpor dan dibuka dalam software CAD 2D untuk
digunakan untuk keperluan lebih lanjut. Pengimporan file ke format CAD 2D
dilakukan karena format gambar teknik CAD 2D yang umum digunakan
dalam setiap pekerjaan engineering.
2.3.3 Sistem koordinat.
Scanworld menggunakan sistem koordinat yang mengikuti prinsip
aturan tangan kanan dengan pusat sumbu koordinat pada pusat scanner.
Orientasi sumbu-sumbu koordinat dari HDS 3000 yaitu : sumbu Y+ searah
dengan arah Scanner, sumbu X+ tegak lurus sumbu Y ke arah kanan dari arah
Scanner, dan sumbu Z+ tegak lurus sumbu X dan sumbu Y ke arah atas
(Gambar 10). Dari hasil pengukuran jarak dan sudut, maka koordinat titik
objek dapat diketahui;
Z = R . sin
X = R . cos . sin
Y = R . cos . cos
Keterangan:
R : jarak dari scanner ke titik objek
: sudut horisontal titik objek
: sudut vertikal objek
-
32
Gambar 16. Prinsip Koordinat Titik Objek dari Data Jarak dan Sudut
(kholiq, 2006)
2.4 Perangkat lunak cyclone 5.2
Cyclone 5.2 merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh
Cyra untuk efisiensi operasional semua sistem scanning HDS dari Leica.
Secara singkat perangkat lunak Cyclone 5.2 memiliki 3 fungsi utama yaitu :
1. mengoperasikan Scanner sehingga dapat dilakukan perekaman data
objek
2. mengolah data hasil perekaman
3. mengintegrasikan data hasil pengolahan dengan aplikasi lain
Saat memulai aplikasi Cyclone maka tampilan yang akan muncul
pertama kali adalah jendela navigator Cyclone (Cyclone window navigator) ..
Jendela navigator merupakan jendela utama dan sebagai pusat untuk
mengoperasikan scanner serta untuk mengatur database dalam komputer.
Jendela navigator juga digunakan untuk membuat objek seperti :
1. Project
2. Model Space dan Model Space View
3. Scanworld, dan
4. Registrasi
-
33
Di dalam perangkat lunak Cyclone 5.2 ada beberapa istilah yang
penting untuk diketahui, antara lain :
1. Scanworld
Scanworld merupakan kumpulan titik-titik objek hasil scanning(point
Clouds) dalam satu posisi berdiri alat, dimana kumpulan titik-titik
objek tersebut memiliki suatu sistem koordinat tertentu. Suatu
Scanworld dapat terdiri dari scanworld lain melalui registrasi data.
Umumnya satu scanworld terdiri atas ModelSpace, Scan, dan Control
Space dan image..
2. Model Space
Model Space berisi informasi data point cloud dari database yang telah
diproses, dimodelkan, atau diubah dengan fungsi tertentu.
3. Model Space View
Model Space View merupakan bagian dari Model Space yang berisi
tampilan data hasil scanning (point Clouds). Sehingga pengolahan data
hasil scanning maupun registrasi diolah di bagian ini.
4. Control Space
Control Space hampir sama dengan Model Space View yaitu berisi data
titik-titik objek hasil scan, bedanya Control Space digunakan sebagai
dasar untuk proses registrasi.
Perangkat lunak Cyclone dapat dikoneksikan dengan perangkat lunak
lain. Beberapa perangkat lunak tersebut antara lain yaitu; Autocad,
Microstation, PDS, dan Auto Plant. Keempat perangkat lunak tersebut dapat
dikoneksikan langsung dengan Cyclone melalui Plug-In dengan format data
COE (Cyclone data Exchange). Selain format COE, ada beberapa format data
lain yang dapat diimport ke Cyclone antara lain yaitu; data ASCII (XYZ, PTS,
SVY, PTX, TXT), RIEGL 3DD, CGP, BMP, JPEG, dan TIFF. Sedangkan
untuk format data yang dapat diexsport dari Cyclone antara lain; COE, data
ASCII (XYZ, PTS, SVY, PTX, TXT), BMP, JPEG, dan TIFF (Kholiq, 2006).