Landasan Teori-Laser Scanner

download Landasan Teori-Laser Scanner

of 26

description

engg

Transcript of Landasan Teori-Laser Scanner

  • 8

    BAB 2

    SISTEM OPERASI LASER SCANNER

    2.1 Laser Scanner

    2.1.1 Definisi 3D Laser Scanner

    3D Laser Scanner atau lebih dikenal dengan sebutan laser scanner saja

    merupakan instrumen analisis objek real world yang dapat mengumpulkan data

    permukaan dan bentuk objek kemudian ditampilkan dalam bentuk 3 dimensi

    yang penuh warna (http://en.wikipedia.org). Data yang terkumpul dapat

    digunakan untuk mengkonstruksi bentuk digital dalam model tiga dimensi yang

    berguna untuk berbagai macam kebutuhan proyek. Alat ini digunakan secara

    ekstensif oleh industri hiburan dalam produksi film dan video game. Aplikasi

    umum lain yang biasa menggunakan teknologi ini adalah industri desain,

    reverse engineering and prototyping, dan pelestarian bentuk artefak bersejarah.

    Banyak macam teknologi yang dapat dikategorikan sebagai alat 3D Scanning

    ini; setiap teknologi mempunyai keterbatasan, kelebihan, dan biaya yang

    berbeda-beda dan perlu diingat bahwa masih banyak keterbatasan dalam hal

    merekam objek-objek tertentu. Contohnya teknologi optik menemui banyak

    kesulitan dengan objek yang berkilauan, menyerap sinar atau transparan dan

    struktur konstruksi dengan jenis-jenis cat tertentu. Contoh 3D laser scanner

    dapat dilihat pada gambar 2.

    Gambar 2.

    Laser Scanner HDS (High Density Survey) 3000 Leica Geosystem.

  • 9

    Namun, pada saat ini telah ditemukan dan dikembangkan metoda-

    metoda untuk menscan objek yang berkilauan, seperti melapisi objek-objek

    tersebut dengan suatu lapisan tipis dari bedak putih, hal ini akan membantu

    foton-foton untuk merefleksikan kembali sinar yang dipancarkan scanner. Laser

    scanner dapat mengirimkan lebih dari satu trilyun cahaya foton terhadap suatu

    objek dan menerima kembali foton-foton dalam persentasi yang sangat kecil

    melalui optik yang digunakan. Reflektifitas objek berdasarkan warna objek atau

    albedo terrestrial. Suatu permukaan yang putih akan merefleksikan banyak

    cahaya dan suatu permukaan yang hitam hanya akan merefleksikan sedikit

    cahaya. Objek transparan seperti gelas atau kaca hanya akan mematahkan atau

    membelokkan cahaya dan memberikan informasi 3D yang salah.

    2.1.2 Kemampuan

    Tujuan dari suatu 3D laser scanner biasanya untuk menciptakan awan-

    awan titik (point clouds) dari permukaan obyek dalam bentuk geometrik. Titik-

    titik ini kemudian bisa digunakan untuk mengekstrapolasi bentuk dari subyek

    (suatu proses yang disebut rekonstruksi). Jika informasi warna dikumpulkan

    pada masing-masing titik maka warna-warna dari suatu permukaan subyek juga

    dapat ditentukan.

    3D laser scanner sangat mirip dengan kamera karena mempunyai suatu

    medan pandang yang seperti kerucut, dan seperti kamera-kamera, mereka hanya

    dapat mengumpulkan informasi tentang permukaan-permukaan yang tidak

    digelapkan. Sementara suatu kamera mengumpulkan informasi warna tentang

    permukaan-permukaan di dalam medan pandangnya, 3D laser scanner

    mengumpulkan informasi jarak tentang permukaan-permukaan di dalam medan

    pandangnya sehingga image yang dihasilkan oleh suatu 3D laser scanner dapat

    memberikan informasi mengenai jarak antar masing-masing titik di suatu

    permukaan itu.

    Untuk kebanyakan situasi, single scan tidak akan menghasilkan suatu

    model yang lengkap dari subyek. Dengan melakukan scanning berkali-kali,

    bahkan hingga ratusan kali, dari beraneka arah biasanya diperlukan untuk

    memperoleh informasi tentang semua samping dari subyek. Scan-scan ini harus

  • 10

    dibawa ke dalam suatu sistem referensi umum, suatu proses yang biasa disebut

    registrasi, lalu digabungkan untuk menciptakan suatu model yang lengkap

    2.1.3 Teknologi

    Ada dua tipe dari 3D laser scanner yaitu kontak dan non-kontak.

    Noncontact 3D laser scanner dapat lebih lanjut dibagi menjadi dua kategori

    utama yaitu scanner aktif dan scanner pasif. Ada bermacam teknologi yang

    merupakan turunan dari masing-masing kategori ini seperti dapat dilihat pada

    gambar 3.

    Gambar 3.

    Macam-macam teknologi 3D Laser Scanner

    2.1.3.1 Contact

    Contact 3D laser scanner memeriksa subyek melalui sentuhan secara

    fisik. Suatu CMM (Coordinate Measuring Machine/mesin ukur koordinat)

    adalah satu contoh dari suatu 3D scanner yang memerlukan kontak. Itu

    digunakan kebanyakan di dalam manufaktur dan menghasilkan bentuk model

    yang sangat presisi. Namun, kerugian dari CMM adalah mutlak memerlukan

    kontak dengan benda itu yang sedang diteliti. Dengan demikian, tindakan

    scanning akan dapat merubah atau merusak benda itu. Fakta ini sangat penting

    ketika object scanning merupakan barang berharga seperti artifak-artifak

    bersejarah. Kerugian yang lain dari CMM adalah pergerakannya relatif lambat

    dibandingkan dengan metoda-metoda scanning yang lain. Secara fisik

    menggerakkan lengan tangan ketika CMM sedang bekerja akan sangat

    melambatkan kerja alat dan CMM yang paling cepat hanya dapat bekerja pada

    beberapa ratus Hertz. Kebalikannya, sistim optis seperti suatu laser scanner

    dapat operasikan dari 10 hingga 500 kHz.

    3D LASER SCANNER

    NON-CONTACT CONTACT

    NON-CONTACT ACTIVE

    NON-CONTACT PASSIVE

  • 11

    Contoh-contoh lain dari contact 3D laser scanner adalah pengendali

    sentuhan tangan (hand driven touch) yang digunakan untuk mendigit model

    tanah liat/lempung dalam industri animasi komputer.

    2.1.3.2 Non-Contact Active

    Non-Contact active merupakan scanner aktif yaitu scanner yang dapat

    memancarkan semacam radiasi atau cahaya dan mendeteksi pantulannya untuk

    mendapatkan data bentuk dan ukuran suatu obyek atau lingkungan. Tipe-tipe

    emisi atau pancaran yang mungkin digunakan adalah cahaya, ultrasound atau

    sinar x. Non-contact active scanner terdiri atas berbagai tipe scanner seperti

    yang terlihat pada gambar 4.

    Gambar 4.

    Diagram macam-macam teknologi non-contact active scanner

    NON-CONTACT ACTIVE

    TIME-OF-FLIGHT

    TRIANGULASI CONOSCOPIC HOLOGRAPHY

    CAHAYA TERSTRUKTUR

    CAHAYA TERATUR

  • 12

    A. Time-of-flight

    Gambar 5.

    Time-0f-flight measurement

    3D laser scaner time-of-flight adalah salah satu teknologi dalam

    scanner aktif, teknologi yang digunakan daam scanner ini menggunakan cahaya

    laser untuk memeriksa subyek. Laser range finder adalah scanner yang

    menggunakan teknologi ini. Laser scanner range finder menemukan jarak dari

    suatu permukaan dengan perhitungan waktu perjalanan pulang pergi satu pulsa

    cahaya. Suatu laser digunakan untuk memancarkan satu pulsa cahaya dan

    menghitung waktu sebelum cahaya pantul itu dilihat oleh suatu detektor.

    Karena kelajuan cahaya c telah diketahui, dengan mengukur perjalanan pergi

    pulang cahaya maka jarak tempuh cahaya dapat ditentukan.

    Laser range finder hanya mendeteksi jarak dari satu titik dalam arah

    pandangannya. Dengan demikian, scanner memindai seluruh medan pandang

    nya dan mendapatkan satu titik dalam satu waktu yang sama, dengan

    mengubah arah pandangan range finder didapatkan titik-titik pada daerah yang

    berbeda. Arah pandangan laser range finder dapat diubah baik oleh rotasi

    maupun range finder sendiri, atau dengan menggunakan suatu sistimrotasi

    cermin. Metoda yang disebut terakhir biasa digunakan karena cermin-cermin

    lebih ringan dan dapat diputar lebih cepat dan dengan akurasi yang sangat

    tinggi. Kekhasan 3D laser scaner Time-of-flight ini dapat mengukur jarak dari

    10,000 ~100,000 titik per detik.

  • 13

    B. Triangulasi

    Prinsip dari suatu sensor triangulasi laser. Posisi dua objek ditunjukkan

    pada gambar 6 di bawah.

    Gambar 6. Prinsip Triangulasi antara 2 objek

    3D laser scaner triangulasi adalah salah satu jenis scanner aktif yang

    menggunakan cahaya lasernya untuk memeriksa lingkungan. Berkenaan

    dengan time-of-flight 3D laser scaner, triangulasi laser menerangi suatu laser

    pada subyek dan memanfaatkan kamera untuk mencari lokasi titik laser.

    Tergantung pada seberapa jauh laser mengenai suatu permukaan, titik laser

    muncul pada tempat yang berbeda di dalam medan pandang kamera itu.

    Teknik ini disebut triangulasi karena titik laser, kamera dan pemancar laser

    membentuk suatu segi tiga. Panjang samping dari segi tiga, jarak antara

    kamera dan pemancar laser diketahui. Sudut dari pemancar laser adalah juga

    diketahui. Sudut dari pojok kamera dapat ditentukan dengan memperhatikan

    lokasi titik laser di dalam medan pandang kamera itu. Tiga potongan dari

    informasi ini menentukan bentuk dan ukuran dari segi tiga secara keseluruhan

    dan memberi lokasi titik laser pada segi tiga. Dalam banyak kasus suatu garis

    laser disapu melintasi objek untuk mempercepat proses akuisisi data. National

    Research Council Canada merupakan salah satu institut pertama yang

    mengembangkan triangulasi berdasarkan teknologi laser scanning pada tahun

    1978.

    C. Conoscopic Holografi

  • 14

    Di dalam sistem conoscopic suatu cahaya laser diproyeksikan ke

    permukaan lalu pantulan yang segera didapat sepanjang lintasan cahaya yang

    sama disimpan melalui suatu Kristal conoscopic dan diproyeksikan ke suatu

    CCD. Hasilnya adalah suatu pola difraksi yang dapat dianalisa secara berkala

    untuk menentukan jarak dari permukaan yang diukur. Keuntungan utama

    dengan Conoscopic Holography adalah hanya memerlukan satu lintasan

    cahaya untuk mengukur, hal ini memberi suatu peluang untuk mengukur di

    kedalaman suatu lubang pengeboran dengan sempurna.

    D. Cahaya Tersruktur

    3D scanner cahaya terstruktur memproyeksikan pola cahaya pada

    subjek dan dan memperhatikan deformasi pola pada subyek. Pola dapat berupa

    satu atau dua dimensi. Sebagai contoh satu dimensi adalah garis. Garis di

    proyeksikan kepada subjek menggunakan proyektor LCD atau laser penyapu.

    Suatu kamera, posisi sedikit offset dari proyektor pola, melihat bentuk dari

    baris dan menggunakan suatu teknik serupa dengan triangulasi untuk

    menghitung jarak dari tiap titik. Pada kasus suatu pola garis tunggal, garis

    disapu memanjang medan pandang untuk mengumpulkan informasi jarak satu

    garis pada waktu yang sama.

    Contoh dari pola dua dimensi adalah grid atau pola garis-garis. Suatu

    kamera digunakan untuk memperhatikan deformasi pola dan suatu algoritma

    kompleks digunakan menghitung jarak pada masing-masing titik di dalam

    pola. Pertimbangkan sebuah array dari garis laser vertikal yang paraLel

    menyapu secara horizontal ke arah target. Pada kasus yang sederhana,

    seseorang dapat menganalisis sebuah image dan mengasumsikan bahwa urutan

    garis pantul dari kiri ke kanan merupakan urutan laser pada array, sehingga

    image yang paling kiri merupakan laser yang pertama dan selanjutnya

    merupakan laser yang kedua, dan seterusnya. Bagaimanapun pengurutan ini

    diuraikan sebagai garis sering tersembunyi dan mungkin tampil untuk

    mengubah urutan, menghasilkan ambiguitas garis laser. Masalah khusus ini

    telah dipecahkan baru-baru ini melalui sebuah terobosan teknologi yang

    dinamakan Multistripe Laser Triangulation (MLT). Cahaya terstruktur masih

    merupakan area penelitian yang masih aktif dan terus berkembang ditandai

  • 15

    dengan banyak dipublikasikannya jurnal-jurnal penelitian di area penelitian ini

    setiap tahunnya

    Keuntungan dari cahaya terstruktur 3D scanner adalah kecepatannya.

    Dibandingkan menscan hanya satu titik pada satu waktu, scanner dengan

    cahaya terstruktur menscan banyak titik atau seluruh medan pandang dalam

    satu waktu. Hal ini mereduksi atau mengeliminasi masalah dari distorsi akibat

    gerakan. Beberapa system pemindai mampu memindai objek bergerak secara

    real time.

    Baru-baru ini Song Zhang dan Peisen Huang dari Stony Brook

    University mengembangkan suatu pemindai real-time menggunakan proyeksi

    pinggiran digital (digital fringe projection) dan teknik pergeseran fasa (phase-

    shifting technique). Sistem ini mampu menangkap, merekonstruksi dan dan

    melakukan high-density rendering terhadap detail objek terdeformasi yang

    bergerak secara dinamis (seperti ekspresi wajah) dengan kecepatan 40 frame

    per detik(Zhang, Song., Huang, Peisen., 2006).

    E. Cahaya Teratur

    3D scanner dengan cahaya termodulasi memancarkan sinar secara

    terus menerus dan mengubah pola pencahayaan pada subyek. Biasanya

    sumber cahaya merambatkan amplitudonya dalam suatu pola sinusoidal.

    Sebuah kamera mendeteksi refleksi cahaya dan jumlah pola cahaya

    yang digeserkan dengan menentukan jarak dari perjalanan cahaya.

    2.1.3.3 Non-Contact Passive

    Pemindai pasif tidak memancarkan radiasi sendiri, tetapi bergantung

    pada deteksi pantulan radiasi dari lingkungan. Kebanyakan pemindai dari tipe

    ini mendeteksi cahaya kasat mata karena merupakan radiasi pantulan dari

    lingkungan yang ada. Radiasi jenis lain seperti infra merah juga dapat

    digunakan. Metoda-metoda pasif dapat menjadi sangat murah, karena dalam

    banyak kasus mereka tidak memerlukan perangkat keras tertentu. Macam-

    macam teknologi non-contact passive dapat dilihat pada gambar 7 di halaman

    berikut.

  • 16

    Gambar 7.

    Diagram teknologi non-contact passive

    A. Stereoskopis

    Sistem stereoskopik biasanya mempekerjakan dua kamera video,

    sedikit terpisah, memperhatikan pandangan yang sama. Dengan menganalisa

    perbedaan tipis antara gambar yang dihasilkan tiap kamera memungkinkan

    untuk menentukan jarak antara tiap titik pada gambar. Metode ini didasarkan

    pada penglihatan stereoskopis manusia.

    B. Silhouette

    Tipe-tipe dari 3D scanner ini menggunakan garis besar yang diciptakan

    dari urutan foto-foto di sekitar objek 3D melawan latar belakang yang sangat

    kontras. Bayangan yang terbentuk menekan dan memotong serta membentuk

    lubang visual aproksimasi dari objek. Dengan teknik semacam ini beberapa

    jenis kecekungan dari objek tidak bisa terdeteksi.

    C. User Assisted

    3D scanner jenis ini bekerja berdasarkan prinsip-prinsip fotogrametri.

    Prinsip kerja yang serupa dengan metode fotografi panorama, kecuali bahwa

    foto-foto diambil dari satu objek pada ruang 3D untuk mereplikasikan,

    dibandingkan dengan cara mengambil satu seri foto dari satu titik di dalam

    ruang tiga dimensi dalam rangka untuk mereplikasikan keseluruhan

    lingkungan sekitar.

    NON-CONTACT PASSIVE

    STEREOSKOPIS SILHOUETTE USER ASSISTED

  • 17

    2.1.4 Rekonstruksi

    Point clouds yang dihasilkan oleh 3D scanner biasanya tidak

    digunakan secara langsung. Kebanyakan aplikasi tidak menggunakan point

    clouds, tetapi sebagai gantinya menggunakan model 3D bersudut banyak.

    Proses mengubah suatu point cloud ke dalam suatu model 3D yang bersudut

    banyak disebut rekonstruksi. Dalam proses ini titik adjacent dicari lalu

    dihubungkan untuk menciptakan suatu permukaan yang continue. Banyak

    algoritma telah tersedia untuk tujuan ini misalnya photo modeler dan image

    model.

    2.2 Pengenalan alat High Definition Surveying 3000 (HDS 3000)

    High Definition Surveying 3000 atau lebih dikenal dengan HDS 3000

    merupakan salah satu alat baru di bidang survei pengukuran yang berbasis 3D

    laser mapping yang dikeluarkan oleh Leica Geosystems. Alat ini merupakan

    pengembangan dari alat survey Electronic Total Station (ETS) yang sering

    dipakai saat ini. Menurut Lemmens (2004) ada sejumlah alat pemetaanlain

    yang berbasis pada konsep 3D laser mapping seperti halnya HDS 3000 pada

    kurun waktu 4 tahun terakhir antara lain:

    1. Delta Sphere-3000 dan Delta Sphere-3000IR, produksi dari 3rd Tech.

    2. CP 3200, produksi CALLIDUS Precision Systema.

    3. I-SITE 4400, produksi I-SITE.

    4. iQsun 880, produksi iQsun.

    5. HDS 2500, HDS 3000, dan HDS 4500, produksi Leica Geosystems HDS.

    6. ALTM 3100 dan ILRIS-3D, produksi Optech.

    7.RIEGL LMS-Z210i dan RIEGL LMS-Z420i, produksi RIEGL Measurement

    Systems.

    8. GS101 dan GS200, produksi Trimble.

    9. 3D Laser Measurement System: Imager 5003 dan Profiler 6000, produksi

    Zoller+Frhlich.

  • 18

    2.2.1 Spesifikasi HDS 3000

    Secara umum spesifikasi dari HDS 3000 adalah sebagai berikut

    (http://leicageosystem.com) :

    a. ketelitian

    1. ketelitian jarak : 4 mm pada jarak 50 m

    2. ketelitian posisi : < 6 mm pada jarak 50m

    3. ketelitian sudut vertikal : 60 mikroradian

    4. ketelitian sudut horisontal : 60 mikroradian

    b. cakupan

    1. jarak efektif : 0 100 m

    2. cakupan sudut horisontal (per Scan) : 360

    3. cakupan sudut vertikal (per Scan) : 270

    c. sistem laser

    1. jenis laser : kelas 3R (IEC 60825-I)

    2. warna laser : hijau

    3. panjang gelombang : dual frekuensi dengan panjang 523 nanometer

    d. sistem power

    1. Power supply : input 12V

    2. konsumsi power : rata-rata < 80 W

    3. jenis baterai : sealed lead acid

    4. kapasitas baterai : 6 jam pada pengukuran dengan temperatur standard

    5. status indikator baterai : 5 buah indikator, indikator status Charging dan

    indikator tingkat power (High, Medium, Low)

    e. lingkungan

    1. temperatur operasional : 0 40o C

    2. penyimpanan : -25o 65o C

    3. cahaya : dapat dioperasikan pada siang dan malam hari

    f. fisik alat

    1. dimensi Scanner : panjang 265 mm, lebar 370 mm, tinggi 510 mm

    2. bobot scanner : 16 kg (35 lbs)

    3. dimensi baterai : panjang 165mm, lebar 236 mm, tinggi 215 mm

    4. bobot baterai : 12 kg (26 lbs)

    g. perangkat lunak : Cyclone TM

  • 19

    h. Perlengkapan HDS 3000 :

    1. tempat scanner ( Scanner case)

    2. tribach dan tripod scanner

    3. kabel Ethernet untuk menghubungkan scanner dengan laptop

    4. perangkat lunak Cyclone 5.2

    5. target scan dan perlengkapannya

    6. 2 buah tempat baterai yang masing - masing terdiri atas : baterai, kabel

    penghubung baterai dengan scanner, dan charger baterai.

    2.3 Prinsip kerja laser scanner

    2.3.1 Sistem perekaman data

    HDS 3000 seperti laser scanner lainnya tidak memerlukan reflektor

    dalam merekam objek yang diinginkan, kelebihan ini lebih dikenal dengan

    istilah reflectorless atau reflektornya adalah objek itu sendiri. Prinsip dasar

    dari proses perekaman data HDS 3000 ini menggunakan prinsip perambatan

    gelombang, yaitu scanner memancarkan gelombang sinar laser ke objek dan

    kemudian objek tersebut memantulkan kembali gelombang sinar tersebut,

    seperti dapat dilihat pada gambar 8.

    Gambar 8. Prinsip Kerja Perekaman Data

  • 20

    Gelombang sinar laser yang dipantulkan oleh objek di ukur waktu

    perambatannya hingga diterima kembali oleh alat, kemudian direkam. Waktu

    yang diperlukan untuk mengiriman gelombang sampai menerima pantulannya

    kembali disebut waktu pergi pulang gelombang atau disimbolkan dengan t,

    karena kecepatan rambat cahaya merupakan tetapan yang dikenal dengan

    simbol c, maka dari 2 tetapan tersebut dapat diketahui jarak antara alat dengan

    obyek berdasarkan persamaan berikut:

    R = ( c . t )/ 2

    Keterangan :

    R : jarak dari scanner ke titik objek

    C : kecepatan gelombang sinar laser

    T: jumlah waktu pergi dan pulang

    Selain jarak, dari proses perekaman data dapat diketahui pula sudut

    horizontal dan sudut vertikal. Dari pengukuran sudut dan jarak tersebut dapat

    diketahui koordinat titik objek. Data hasil pengukuran pada setiap kali berdiri

    alat HDS 3000 adalah dalam koordinat 3D yang sering disebut dengan

    ScanWorld.

    2.3.2 Sistem pengukuran

    Sistem pengukuran laser scanner dari beberapa tempat berdiri alat

    dapat dilihat pada gambar 9.

    Gambar 9. Sistem pengukuran laser scanner

    Scan area

    ScanWorld 1

    ScanWorld 2

    ScanWorld 3

    Titik referensi

  • 21

    Sistem pengukuran dengan laser scanner biasanya menggunakan

    metode multiple scan atau melakukan scanning berkali-kali pada posisi yang

    berbeda-beda. Banyaknya scanning yang dilakukan tergantung pada

    kebutuhan ketelitian detail objek yang diinginkan, semakin banyak scanning

    yang dilakukan pada suatu objek akan semakin banyak detail yang dihasilkan

    dan semakin teliti model objek yang terbentuk. Setiap kali alat berdiri untuk

    melakukan scanning dikenal dengan nama ScanWorld(SW) dalam tampilan

    software Cyclone 5.2. ScanWorld yang tersimpan dalam database software

    digunakan dalam proses registrasi untuk menghasilkan modelspace yang unify.

    Untuk lebih lengkap mengenai sistem pengukuran laser scanner dapat dilihat

    pada bagian prosedur pelaksanaan.

    2.3.3 Prosedur pelaksanaan

    Survei Pendahuluan

    Orientasi Scanner

    Membuat Database

    Checkl Local Area Networking (cek IP Address)

    Connecting to Scanner

    Objek - Detil - Titik Referensi

    Acquire Photo Image

    YA

    TIDAK

  • 22

    Peng

    olah

    an D

    ata

    yang

    dila

    kuka

    n

    Gambar 10.

    Diagram Prosedur Pelaksanaan

    2.3.3.1 Pekerjaan lapangan

    1. Survei pendahuluan

    Survei pendahuluan adalah pekerjaan awal sebelum dilakukan

    pengukuran dengan tujuan untuk mengetahui lokasi obyek yang akan diukur

    dan kondisi di sekitarnya. Dalam melakukan survei pendahuluan dibuat sket

    awal yang merupakan gambaran dari lokasi objek dan kondisi daerah di

    sekitarnya yang merupakan hasil dari pengamatan sementara. Dari hasil

    Scanning

    Registrasi

    Analisis Hasil Registrasi

    Unifikasi Model Space

    Clear Fence

    Model Space 3D

    Region Grow

    Model 3D Offshore Platform

    Aplikasi Engineering

    Konversi ke Format Lain

    YA

    TIDAK

  • 23

    survey pendahuluan tersebut dapat ditentukan perlengkapan pendukung selain

    alat ukur utama yang dibawa,yaitu estimasi waktu, jumlah personil, dan

    akomodasi yang akan diperlukan selama proses pengambilan data di lapangan.

    2. Orientasi scanner

    Pekerjaan pertama kali yang dilakukan sebelum melakukan

    pengambilan data adalah melakukan orientasi scanner, kegiatan dalam

    orientasi scanner yaitu menentukan posisi scanner terhadap objek dalam

    merekam data. Dalam melakukan orientasi scanner harus diperhatikan posisi

    yang strategis, dimana dari posisi tersebut scanner dapat merekam objek

    dengan hasil yang maksimal. Selain itu harus diperhatikan pertampalan objek

    hasil perekaman dari dua posisi scanner yang berdekatan, dimana pertampalan

    tersebut harus memenuhi syarat agar data hasil perekaman dapat diregistrasi

    dan diolah lebih lanjut. Dalam orientasi scanner juga dibuat gambar sketsa

    lapangan yang menggambarkan posisi scanner dalam melakukan perekaman

    data, agar memudahkan dalam melakukan pengolahan data nantinya.

    3. Mendirikan alat dan membuat database

    Setelah orientasi scanner selesai, maka pengukuran dimulai dengan

    mendirikan scanner pada posisi yang telah ditentukan. Langkah-langkah

    dalam mendirikan scanner adalah sebagai berikut :

    1. Mendirikan tripod diatas titik yang telah ditentukan. Pastikan tripod berdiri

    dengan kokoh,

    2. Memasang tribach diatas tripod,

    3. sentering tribach dengan cara mengatur skrup penyetel A, B, C, sehingga

    sumbu satu benar-benar vertikal atau tribach benar-benar datar,

    4. Memasang scan head HDS 3000 diatas tribach,

    5. Membuka penutup pada jendela scan head,

    6. Memasang kabel data antara scan head dengan laptop dan kabel power

    antara scan head dengan baterai,

    7. Unlock scan head, yaitu membuka kunci pada scan head sehingga scan

    head dapat berputar bebas,

    8. Booting scan head, yang dilakukan dengan menekan tombol On-Off pada

  • 24

    baterai dan menghidupkan laptop. Dalam tahap ini scan head membaca

    program yang ada karena adanya arus listrik yang masuk dan memastikan

    scan head siap untuk dihubungkan dengan laptop. Proses booting ditandai

    dengan Apabila proses booting selesai maka akan ditandai dengan

    menyalanya lampu indikator berwarna hijau pada Scan Head, hal ini berarti

    scanner telah siap untuk dikoneksikan dengan laptop dan siap melakukan

    perekaman data.

    Selama proses booting scanner, maka kegiatan yang dilakukan adalah

    membuat database. Database digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil

    perekaman data. Langkah-langkah dalam pembuatan database sebagai berikut

    :1. membuka jendela Cylone navigator

    2. membuat database dengan nama ZAKUM, dengan memilih command

    Add / Database yang ada pada menu Configure / Database.

    Gambar 11. Pembuatan database

    Setelah database dibuat, kemudian dibuat project baru pada database.

    Project baru dibuat dengan perintah Create / project pada menu utama pada

    jendela navigator.

    4. Koneksi cyclone ke scanner

    Pada tahap ini yang dilakukan adalah menghubungkan cylone yang

    ada pada laptop dengan Scan head, sehingga Cyclone dapat mengendalikan

    scan head dalam melakukan perekaman data. Dalam proses koneksi ini harus

    dipastikan bahwa scan head telah siap untuk melakukan scanning yang

    ditandai dengan menyalanya lampu indikator ready pada scan head. Langkah-

    langkah dalam koneksi cyclone ke scanner adalah sebagai berikut :

  • 25

    1. membuka jendela navigator

    2. dobel klik pada p-659 yang ada pada folder scanners, maka akan muncul

    jendela scan control. Kemudian memilih database dan project yang telah

    dibuat.

    Gambar 12. Pemilihan database dan project untuk scanning

    3. melakukan koneksi dengan scan head dengan perintah Connect pada menu

    Scanner. Jika koneksi berhasil maka pada pojok kiri bawah jendela scan

    Control akan muncul kalimat Connected and ready, tetapi jika connecting

    tidak berhasil maka harus dilakukan pengecekan pada Local Area

    connection, yaitu dengan check ulang TCP/IP addressnya, jika TCP/IP

    address sudah benar maka koneksi akan dapat dilakukan. TCP/ IP address

    adalah alamat local area conection dari lisensi scanner HDS 3000 yang

    digunakan.

    5. Acquire photo image

    Acquire Photo Image merupakan proses perekaman gambar atau

    image dari objek sebelum dilakukan scanning. Dengan adanya image, maka

    dapat dilakukan proses scanning dengan ketelitian yang diinginkan dan dapat

    dipilih obyek-obyek tertentu yang akan di scan, sehingga scanning dapat

    dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin. HDS 3000 didesain untuk

    merekam image fotografik yang merupakan mosaik dari beberapa potongan

    image, dimana tiap potongan image berukuran 200 x200 (cakupan window

    HDS 3000 adalah 3600 untuk bidang horisontal dan 2700 untuk vertikal).

    Langkah langkah dalam Acquire Photo Image adalah :

  • 26

    1. Menentukan lebar window pada bidang horisontal dan vertikal dari objek

    yang akan diambil gambarnya. Untuk horisontal dapat ditentukan batas

    windownya dengan menggunakan tombol Quick scan pada Scan Head.

    2. Adjust Exposure, yaitu menentukan besarnya tingkat pencahayaan yang

    diinginkan. Selain itu juga dilakukan setingan terhadap resolusi dari image

    yang akan diambil, dimana pada penelitian ini resolusi dipilih high

    resolution agar memudahkan dalam mengamati obyek yang akan discan.

    3. Pengambilan gambar atau image dengan perintah get image pada menu

    scanner control.

    Gambar 13. Get Image pada menu Scanner Control

    4. image hasil perekaman ditampilkan dengan perintah Show Image pada

    menu Scanner Control.

    6. Scanning

    Scanning adalah proses perekaman data objek, dimana data hasil

    perekaman secara otomatis akan disimpan dalam database dan project yang

    telah tentukan pada saat awal pengukuran. Data objek hasil perekaman disebut

    dengan data point cloud. Tahap-tahap dalam proses scanning antara lain

    sebagai berikut :

    1. menentukan area yang akan disiam pada image hasil perekaman. Hal ini

    dilakukan dengan cara menentukan batas area yang akan disiam pada

    menu Field Of View.

  • 27

    Gambar 14. Tampilan pada Field Of View pada Scanworld 1

    2. mengeset resolusi scanning, yaitu menentukan ketelitian dari point cloud

    yang diinginkan. Dalam proses ini yang diset adalah range (jarak scanner

    terhadap objek) dan sample spacing (jarak antar titik yang akan disiam).

    Semakin kecil sample spacing maka akan semakin teliti data point

    cloud hasil peyiamannya namun semakin lama waktu yang dibutuhkan, dan

    memori untuk penympanannya juga semakin besar. Pada penelitian yang

    dilakukan, range yang digunakan rata-rata 100 m, sedangkan untuk sample

    spacingnya antara 4-6 mm. Pengesetan resolusi scanning ini dilakukan pada

    kotak menu resolution.

    Gambar 15. tampilan pada setingan resolution Scanning

    3. Scanning. Setelah daerah yang akan disiam telah dipilih dan diatur

    resolusi scanningnya, maka selanjutnya dilakukan scanning dengan

    menggunakan perintah Scan pada jendela Scan Control. Karena tiap area

    yang discan memiliki range dan sampling spacing yang berbeda, maka

    dalam penelitian ini digunakan fungsi Scanner Script. Dengan scanner

    script maka dapat dilakukan scanning beberapa area yang berbeda range

  • 28

    dan sample spacing sekaligus dalam satu kali proses scanning. Scanner

    script digunakan dengan perintah edit script pada menu scanner control.

    2.3.4.2 Pekerjaan kantor 1. Registrasi data

    Data hasil perekaman objek, kemudian di registrasi. Tujuan dari

    registrasi adalah untuk menggabungkan data dari beberapa Scanworld (tempat

    berdiri alat) menjadi satu, sehingga memiliki sistem koordinat yang sama dan

    tidak terpisah-pisah seperti sebelumnya. Prinsip kerja dari registrasi

    sebenarnya adalah transformasi koordinat sebangun 3D, dimana dalam

    transformasi koordinat 3D dibutuhkan minimal 3 titik ikat.

    Berdasarkan jenis titik ikat yang digunakan, maka ada 3 metode yang

    digunakan dalam melakukan registrasi data. metode tersebut yaitu :

    1. Metode Target to target

    2. Metode point to point

    3. Metode kombinasi

    Pada metode target to target, titik ikat yang digunakan untuk registrasi

    adalah titik target yang dipasang di sekitar objek dan diidentifikasi pada saat

    perekaman data. Kelemahan dari metode ini adalah jika ketelitian hasil

    registrasi masih kurang maka target yang ketelitiannya kurang harus

    dieleminir. Sehingga jika target yang digunakan pada saat pengambilan data

    jumlahnya terbatas maka harus dilakukan pengukuran ulang.

    Berdasarkan proses registrasi yang dilakukan, maka registrasi terbagi

    atas 2 metode yaitu:

    a.Registrasi secara bertahap. Registrasi scanworld dilakukan dalam

    beberapa tahap registrasi. Registrasi yang pertama dilakukan adalah

    dengan registrasi antara 2 scanworld, dimana salah satu scanworld

    merupakan scanworld yang akan dijadikan sebagai sistem referensi

    dari semua scanworld yang akan diregistrasi. Hasil dari registrasi

    pertama kemudian diregistrasi dengan scanworld lain yang memiliki

    pertampalan dengan salah satu atau kedua scanworld pada registrasi

    pertama, dimana yang dijadikan sebagai referensi adalah scanworld

    hasil registrasi pertama.

  • 29

    b. Registrasi secara keseluruhan. Semua scanworld diregistrasi dalam

    satu kali registrasi. Meskipun dalam satu kali registrasi, namun

    prinsip transformasinya hampir sama dengan registrasi secara

    bertahap. Pada registrasi ini dipilih pasangan-pasangan scanworld

    yang memiliki pertampalan, dimana tiap pasangan scanworld salah

    satu scanworld bertampalan dengan scanworld referensi atau

    bertampalan dengan scanworld lain yang bertampalan dengan

    scanworld referensi. Setelah titik ikat dari pasangan scanworld

    ditentukan , kemudian dilakukan registrasi secara bersamaan.

    Kelebihan dari registrasi ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk

    melakukan registrasi lebih cepat, karena semua scanworld

    diregistrasi dalam waktu yang bersamaan.

    A. Metode penentuan titik ikat

    Metode penentuan titik ikat. Dalam penentuan titik ikat yang

    digunakan untuk registrasi, maka titik ikat dipilih secara manual pada

    titik objek hasil pengukuran, dimana titik tersebut harus mudah untuk

    diidentifikasi, misalnya pojok dinding. Selain itu titik-titik ikat yang

    dipilih harus berada pada daerah pertampalan. Posisi dari titik-titik ikat

    di daerah pertampalan diusahakan agar distribusinya merata, tidak

    hanya ditengah pertampalan saja atau di tepi saja, tetapi harus

    menyebar baik ditengah maupun ditepi dari daerah pertampalan. Hal

    ini bertujuan agar hasil registrasi yang didapatkan memiliki ketelitian

    yang baik, karena jika titik-titik yang dipilih persebarannya kurang

    (mengumpul di tengah atau hanya ditepi pertampalan), maka hasil

    registrasi akan memiliki ketelitian yang tidak merata, karena ketelitian

    yang baik hanya didapatkan di daerah sekitar titik ikat. Sedangkan titik

    yang jauh dari titik ikat memiliki ketelitian yang rendah. Selain hal

    tersebut diatas, yang digunakan sebagai dasar agar titik objek yang

    dipilih dapat digunakan sebagai titik ikat dalam registrasi adalah jarak

    antar titik yang bersesuaian antara scanworld referensi dengan

    scanworld yang akan ditransformasikan, dimana besarnya toleransi

    jarak antar titik yang bersesuaian tersebut ditentukan sebelum

    dilakukan proses registrasi.

  • 30

    B. Transformasi koordinat sebangun 3D

    Pada transformasi koordinat sebangun 3D, digunakan minimal

    3 titik ikat yang diketahui koordinatnya. Titik ini digunakan untuk

    mencari nilai parameter dari transformasi tersebut. Jumlah parameter

    yang harus dicari dalam transformasi 3D ini ada 7 buah, yaitu skala

    (), rotasi ( , , ), dan translasi (Tx, Ty, Tz). Rumus umum

    transformasi koordinat 3D sebagai berikut :

    Parameter-parameter transformasi koordinat 3D tersebut dicari

    dengan menggunakan hitungan kuadrat terkecil metode parameter.

    C. Hitungan kuadrat terkecil metode parameter

    Titik ikat yang digunakan untuk registrasi data pada dasarnya

    digunakan untuk mencari besaran parameter transformasi sebangun

    3D. Besaran parameter tersebut dihitung dengan hitungan kuadrat

    terkecil metode parameter. Dalam hitungan kuadrat terkecil metode

    parameter, dari hasil suatu pengukuran akan dibentuk persamaan yang

    menyatakan hubungan antara ukuran dengan parameternya.

    2. Unify model space hasil registrasi

    Prinsip dasar dari proses unify adalah untuk menyeragamkan point

    cloud model space hasil registrasi, sehingga memudahkan untuk melakukan

    pengolahan selanjutnya. Proses penyeragaman ini meliputi unit ukuran (unit),

    dimensi point cloud (point thickness), dan tingkat dari point cloud (Thickness).

    Selain penyeragaman tersebut, unify juga digunakan untuk mereduksi point

    cloud dengan cara mengatur spasi antar point cloud yang akan direduksi.

    3. Clear Fence

    Clear fence merupakan fungsi dalam software cyclone untuk

    menghilangkan objek-objek yang tidak diperlukan yang berada dalam model

    space yang telah unify.

  • 31

    4. Region Grow

    region grow merupakan proses untuk merubah bentuk point cloud

    menjadi model 3D solid, dibentuk sedikit demi sedikit dengan teliti hingga

    yang menampilkan model objek yang utuh.

    5. Konversi ke format lain

    Model 3D solid yang telah terbentuk disimpan dengan file ektensi

    .COE untuk kemudian diimpor dan dibuka dalam software CAD 2D untuk

    digunakan untuk keperluan lebih lanjut. Pengimporan file ke format CAD 2D

    dilakukan karena format gambar teknik CAD 2D yang umum digunakan

    dalam setiap pekerjaan engineering.

    2.3.3 Sistem koordinat.

    Scanworld menggunakan sistem koordinat yang mengikuti prinsip

    aturan tangan kanan dengan pusat sumbu koordinat pada pusat scanner.

    Orientasi sumbu-sumbu koordinat dari HDS 3000 yaitu : sumbu Y+ searah

    dengan arah Scanner, sumbu X+ tegak lurus sumbu Y ke arah kanan dari arah

    Scanner, dan sumbu Z+ tegak lurus sumbu X dan sumbu Y ke arah atas

    (Gambar 10). Dari hasil pengukuran jarak dan sudut, maka koordinat titik

    objek dapat diketahui;

    Z = R . sin

    X = R . cos . sin

    Y = R . cos . cos

    Keterangan:

    R : jarak dari scanner ke titik objek

    : sudut horisontal titik objek

    : sudut vertikal objek

  • 32

    Gambar 16. Prinsip Koordinat Titik Objek dari Data Jarak dan Sudut

    (kholiq, 2006)

    2.4 Perangkat lunak cyclone 5.2

    Cyclone 5.2 merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh

    Cyra untuk efisiensi operasional semua sistem scanning HDS dari Leica.

    Secara singkat perangkat lunak Cyclone 5.2 memiliki 3 fungsi utama yaitu :

    1. mengoperasikan Scanner sehingga dapat dilakukan perekaman data

    objek

    2. mengolah data hasil perekaman

    3. mengintegrasikan data hasil pengolahan dengan aplikasi lain

    Saat memulai aplikasi Cyclone maka tampilan yang akan muncul

    pertama kali adalah jendela navigator Cyclone (Cyclone window navigator) ..

    Jendela navigator merupakan jendela utama dan sebagai pusat untuk

    mengoperasikan scanner serta untuk mengatur database dalam komputer.

    Jendela navigator juga digunakan untuk membuat objek seperti :

    1. Project

    2. Model Space dan Model Space View

    3. Scanworld, dan

    4. Registrasi

  • 33

    Di dalam perangkat lunak Cyclone 5.2 ada beberapa istilah yang

    penting untuk diketahui, antara lain :

    1. Scanworld

    Scanworld merupakan kumpulan titik-titik objek hasil scanning(point

    Clouds) dalam satu posisi berdiri alat, dimana kumpulan titik-titik

    objek tersebut memiliki suatu sistem koordinat tertentu. Suatu

    Scanworld dapat terdiri dari scanworld lain melalui registrasi data.

    Umumnya satu scanworld terdiri atas ModelSpace, Scan, dan Control

    Space dan image..

    2. Model Space

    Model Space berisi informasi data point cloud dari database yang telah

    diproses, dimodelkan, atau diubah dengan fungsi tertentu.

    3. Model Space View

    Model Space View merupakan bagian dari Model Space yang berisi

    tampilan data hasil scanning (point Clouds). Sehingga pengolahan data

    hasil scanning maupun registrasi diolah di bagian ini.

    4. Control Space

    Control Space hampir sama dengan Model Space View yaitu berisi data

    titik-titik objek hasil scan, bedanya Control Space digunakan sebagai

    dasar untuk proses registrasi.

    Perangkat lunak Cyclone dapat dikoneksikan dengan perangkat lunak

    lain. Beberapa perangkat lunak tersebut antara lain yaitu; Autocad,

    Microstation, PDS, dan Auto Plant. Keempat perangkat lunak tersebut dapat

    dikoneksikan langsung dengan Cyclone melalui Plug-In dengan format data

    COE (Cyclone data Exchange). Selain format COE, ada beberapa format data

    lain yang dapat diimport ke Cyclone antara lain yaitu; data ASCII (XYZ, PTS,

    SVY, PTX, TXT), RIEGL 3DD, CGP, BMP, JPEG, dan TIFF. Sedangkan

    untuk format data yang dapat diexsport dari Cyclone antara lain; COE, data

    ASCII (XYZ, PTS, SVY, PTX, TXT), BMP, JPEG, dan TIFF (Kholiq, 2006).