Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo,2002). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Mortalitas dan mordibilitas pada wanita hamil adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25 – 50% kematian wanita subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin sebenanya lebih dari 50% kematian di negara berkembang (Prawirohardjo, 2002:3). Ibu hamil di negara – negara Afrika dan Asia selatan mengahdapi resiko untuk mengalami kematian saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan resiko yang dihadapi ibu di negara maju, tiap tahun terdapat dari 150 juta ibu hamil di negara berkembang. Sekitar 500.000 diantaranya akan meningggal akibat penyebab kehamilan, dan 50 juta lainnya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi (Widyastuti, 2003:1). Menempatkan upaya penurunan

Transcript of Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

Page 1: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo,2002).

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam

keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin

terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Mortalitas dan mordibilitas

pada wanita hamil adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar

25 – 50% kematian wanita subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan.

Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada

masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu

pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin sebenanya lebih dari 50% kematian di

negara berkembang (Prawirohardjo, 2002:3).

Ibu hamil di negara – negara Afrika dan Asia selatan mengahdapi resiko untuk

mengalami kematian saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan

resiko yang dihadapi ibu di negara maju, tiap tahun terdapat dari 150 juta ibu hamil di

negara berkembang. Sekitar 500.000 diantaranya akan meningggal akibat penyebab

kehamilan, dan 50 juta lainnya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi

(Widyastuti, 2003:1). Menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas

penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah

perdarahan, infeksi dan eklampsi ke dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab

kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama.

Hanya sekitar 50% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat

kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra

hamil dapat mempengaruhi terhadap kehamilannya, penyebab tak langsung kematian ibu

ini antara lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu”

muda/tua sering dan banyak (Prawirohardjo, 2003: 6).

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 AKI di

indonesia berkisar 307/100.00 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35/1.000

kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi baru lahir (neonatal) sekitar 20/1.000

kelahiran hidup (Depkes RI 2004).

Page 2: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

1.2 Pada laporan tahun 2010 Dinas kesehatan Sidoardjo jumlah hamil dengan risiko tinggi

baru sebanyak 4088 orang, yaitu di Puskesmas sebanyak 798 orang, di Puskesmas

pembantu sebanyak 285 orang, di Polindes sebanyak 2145 orang, di Posyandu sebanyak

378 orang dan di Rumah sebanyak 509 orang. Jumlah ibu hamil di Polindes kemuning

Tasikmadu tahun 2005 sebanyak 64 orang, tergolong risiko tinggi sebanyak 20 orang

(45,6%). Sedangkan yang tergolong risiko tinggi sebanyak 44 orang (54,4%). Dari hasil

survey di atas peneliti ingin mengetahui seberapa pengetahuan ibu hamil tentang

kehamilan risiko tinggi?

1.3 Tujuan penelitian

a. Tujuan umum

Mengtahui pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan.

b. Tujuan khusus

Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil meliputi umur, pendidikan, dan

pekerjaan.

Mengidentikasi pengetahuan ibu hamil meliputi pengertian, tanda dan macam

– macam kehamilan risiko tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan baru tentang perawatan antenatal, khususnya pengetahuan ibu

hamil tentang kehamilan risiko tinggi.

b. Bagi instansi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian selanjutnya.

c. Bagi profesi

Diharpakan dpat memberikan masukan bagii bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang pengetahuan tentang

kehamilan risiko tinggi.

d. Bagi Masyarakat

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibuhamil tentang kehamilan risiko

tinggi.

1.5 Keaslian Penelitian

Page 3: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

Penelitian sejenis yang sudah dilakukan

N

o

Peneliti

dan

tahun

penelitia

n

Judul

Variabel

penelitian

Jenis dan

desain

penelitian

Populasi dan sampel Perbedaan

dan

kesamaan

1 Ma’arif

ah

(2006)

Pengaruh

pengetahu

an ibu

pada

resiko

tinggi

kehamilan

Variabel

bebas :

kurangnya

pengetahu

an ibu

Variabel

umum :

risiko

tinggi

kehamilan

Jenis

penelitian

analitik

dengan

pendekat

an

retrospect

if

Populasi ibu dengan

: ibu yang

mengalami anemia

Ibu dengan

preeklamsia,perdara

han antepartum,

penyakit kronis

Persamaann

ya adalah

judul,

rancangan

penelitian

cross

sectional,

pengolahan

data dengan

analitik.

Perbedaan:

Lokasi

penelitian

BAB II

Page 4: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan, kehamilan dan konsep dasar kehamilan risiko tinggi

a. Definisi

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya

tindakan seseorang. Karena itu pengalaman dan penelitian ternyata perilaku didaasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2003:127).

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

Tahu ( know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yangtelah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mengindefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

Memahami (Compresiension)

Memhamia diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat

menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

Aplikasi

Diartikan sebagai bentuk kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil(sebenranya). Aplikasi di sni dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situsi yang lain, misalnya dapat menggunakan rumus statistik

dalam perhitungan – perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip –

prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan dari

kasus yang diberikan.

Analisis

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam

komponen – komponen, tetapi masih dalam suatu stuktur organisasi tersebut, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

Page 5: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

penggunaan kata – kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian di dalamsuatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi yang sudah ada.

Evaluasi

Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukam sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah

ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak – anak yang cukup gizi dengan

anak – anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebb – sebab ibu-ibu tidak

mau ikut KB dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawncara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas

( Notoatmodjo,2003:128).

2.2 Karakteristik ibu hamil

a. Umur

Adalah usia individu yang tehitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa

tahun. Semkain cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang

lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa ( Nursalam, 2001).

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita- cita tertentu. (Sarwono, 1992,

yang dikutip Nursalam,2001).

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

(Notoadmojo, 1993 ). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB

Marta (1997), makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut

untuk menerima informasi. Pendidikan diklasifikasikan menjadi:

Page 6: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

1) Pendidikan tingggi : Akademi / PT

2) Pendidikan sedang : SLTP / SLTA

3) Pendidikan rendah : SD/ tidak sekolah

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi baik dari orang lain maupaun media massa. Sebaliknya tingkat

pendidikan yang kurang akan menghambat perekembangan dan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, dikutip

Nursalam,2001). Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang

rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit

menerima pesan, oencerna pesan dan informasi yang disampaikn (Efendi,1998).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau

pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari

akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi (Depkes RI,

1996). Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan

memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu

untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang merela peroleh

kemungkinan juga berkurang (Notoatmodjo, 1997).

Pekerjaan diklasifikasikan menjadi :

1) Bekerja : buruh, tani, swasta dan PNS

2) Tidak bekerja

2.3 Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari pertama haid terakhir.

Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi

sampai 3 bulan, triwulan kedua dri bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari

bulan 7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo,2002:89).

2.4 Konsep Dasar Kehamilan, risiko tinggi

2.4.1 Definisi

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu

maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998 : 33).

2.4.1 Termasuk Kehamilan Risiko Tinggi

Menurut Puji Rochayati (2005) keadaan ibu hamil :

a. Terlalu muda

Page 7: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

b. Terlalu lama hamil lagi ( > 10 tahun )

c. Terlalu cepat hamil lagi

d. Terlalu pendek

2.5 Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi

Pehamahan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi berdasarkan hasil menjawab

kusioner menunjukkan bahwa dari 20 responden terdapat paling banyak yaitu 15 orang

(75%) yang berumur antara 20 – 30 tahun dan dari jumlah tersebut paling banyak yaitu 8

orang (40%) berpengetahuan cukup. Ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu dari

20 responden terdapat paling banyak yaitu 10 orang (50%) yang berpendidikn SMA dan

dari jumlah tersebut paling banyak yaitu 6 orang (30%) berpengetahuan cukup,

sedangkan pengetahuan ibu tentang kehamilan risiko tinggi berdasarkan pekerjaan

menunjukkan bahwa dari 20 responden terdapat paling banyak yaitu 18 orang (90%) yang

bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dari jumlah tersebut paling banyak yaitu 11 orang

(55%) berpengetahuan cukup.

Page 8: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian secara khusus tentang karakteristik ibu

hamil meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan serta tentang pengetahuan ibu hamil

tentang kehamilan resiko tinggi.

3.1.1 Umur

Didapatkan bahwa paling banyak ibu hamil pada usia reproduksi yaitu 15 orang

(75%). Didapatkan pula usia ibu hamil usia > 30 tahun sebanyak 4 orang (20%)

sedangkan ibu hamil pada usia kemungkinan hal ini terjadi karena kurang

mengertinya masalah kesehatan reproduksi.

3.1.2 Pendidikan

Didapatkan bahwa paling banyak ibu hamil mempunyai latar belakang pendidikan

SMA sebanyak 10 orang (50%). Didapatkan pula ibu hamil yang berpendidikan SMP

sebanyak 6 orang (30%) sedangkan yang berpendidikan SD sebanyak 4 orang (20%).

Ketidaktahuan bisa disebabkan oleh pendidikan yang rendah (Mochtar, 1998).

Adanya tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menverna pesan atau

informasi yang disampaikan (Effendy, 1998) sedangkan menurut IB Mantra (1997)

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang cenderung untuk mendapatkan

informasi baik dari orang lain maupaun dari media massa, sebaliknya tingkat

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjoroningrat, 1997. Dikutip Nursala

2001). Hasil penelitian mendukung teori yang ada. Hal ini mungkin dikarenakan

responden memiliki pengalaman dan wawsan yang luas sehingga ia mampu dengan

mudah menerima informasi baik informasi yang didapat dari media cetak, media

elektronik, ataupun informasi yang diterima dari petugas kesehatan.

3.1.3 Pekerjaan

Paling banyak ibu hamil tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaiti 18 oranf

(90%) sedangkan ibu hamil yang bekerja sebanyak 2 orang dengan prosentase 10%.

Tingkat fleksibilitas kerja yang rendah menjadikan wanita sulit untuk menyesuaikan

diri drngan jadwal pekerjaan kantor dan tuga di rumah (Horlock, 1997). Bekerja

merupakan kegiatan yang menyita waktu bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum,1991). Kehamilan bukan merupakan

halangan untuk bekerja asalkan sesuai dengan kemampuan dan tidak melakukan

Page 9: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

kegiatan yang dapat membahayakan kelangsungan kehamilan ( Manuaba,1998). Hasil

penelitiab mendukung teori yang ada karena sebagian besar ibu hamil tidak bekerja,

sehingga memiliki peluang lebih banyak untuk beristirahat dari pada responden yang

bekerja.

3.1.4 Pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi

dari 20 ibu hamil sebagian besar 12 orang (60%) mempunyai pengetahuan cukup,

yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (25%) sedangkan yang mempunyai

pengetahuan kurang sebanyak 3 oarang (15%). Pengetahuan diperoleh setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaab terjadi melalui

panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

seseorang (Notoatmodjo,1997) upaya untuk merubah perilaku seseorang dalam

bidang kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan

(Effeandy,1998). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil

tentang kehamilan resiko tinggi cukup baik diman hal ini dapat dipengaruhi oleh

pendidikan dan usia responden.

3.1.5 Pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi Berdasarkan Umur

Dapat disimpulkan bahwa paling banyak ibu hamil yaiti 15 orang (75%) yang

berumur antara 20-30 tahun dengan pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (40%) yang

berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (20%) dan yang berpengetahuan kurang

sebanyak 3 orang (15%). Menurut teori Hurlock yang dikutip Nursala dan Siti Pariani

(2001) semakin cukup tingkat usia dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya,

kemampuan berpikir kreatif mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan tahun.

karena pada hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu hamil dengan

pengetahuan cukup pad usia 20-30 tahun tingkat pengetahuan yang bervariasi tersebut

selain dipengaruhi oleh umur, meurut Nasrul Efenndy (1998) juga ada faktor lain di

antaranya adalah pengalaman ibu hamil secara langsung dan informasi yang diperoleh

dri poster, media cetak meliputi majalah, buletin, surat kabar serta media elektronik

melalui radio, komputer maupaun televisi. Dari hasil penelitian yang didapat sesuai

dengan teori dimna semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berpikir.

Page 10: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

KERANGKA TEORI

Faktor ibu

Umur

Pekerjaan

pendidikan

Faktor kehamilan

Kurang nutrisi

Preeklamsi

BBLR

KERANGKA KONSEP

Resiko

tinggi

kehamilan

KURANG PENGETAHUAN RESIKO TINGGI KEHAMILAN

Page 11: Landasan Teori Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi (1998) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rinika Cipta.

Jakarta.

Buku Kesehatan Ibu Dan Anak Propinsi Jawa Timur, 2002 Bakti Husada

Depkes RI, (2001) Rencana Strategi Nasional.

Effendy, Nasrul (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

Manuaba. Ida Bagus Gde (1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta

Manjoer. Arif. Triyanti, Kaspuji dkk (2001) Kapita Selekta Kedokteran Jilid I media

Aesculopius Jakarta.

Nazir, Moh. Ph.D (2003) Metode Penelitian Gholia Indonesia. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan Rineka Cipta. Jakarta.

—————————– (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Rineka Cipta Jakarta

—————————– (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat EGC. Jakarta.

Nursalam. (2003) Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman

Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono (2002) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonotal. Yayasan Bina

Pustaka. Jakarta.

Sugiono. Dr. (1999) Metode Penelitian Bisnis ALFABETA. Bandung.

Widyastuti. Palupi (2003) Perawatan Ibu Dan Bayi. EGC. Jakarta.