lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

52
lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) Tbk TAHUN 2016 DAN 2017 BERDASARKAN STANDAR GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI) Disusun Oleh : Adellina Kurnia Ramadani NIM. 125020300111028 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Transcript of lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

Page 1: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN

PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) Tbk TAHUN 2016 DAN 2017

BERDASARKAN STANDAR GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI)

Disusun Oleh :

Adellina Kurnia Ramadani

NIM. 125020300111028

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

ABSTRAK

ANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTANPT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) Tbk TAHUN 2016 DAN 2017BERDASARKAN STANDAR GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI)

Oleh :Adellina Kurnia Ramadani

125020300111028

Dosen Pembimbing :Devy Pusposari, SE., M.Si., Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana pengungkapanCorporate Social Responsibility Perusahaan yang tercermin dalam LaporanKeberlanjutan berdasarkan Standar GRI. Jenis penelitian ini adalah penelitiankualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif padadata sekunder yaitu Laporan Keberlanjutan PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbktahun 2016 dan 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PGN telahmengimplementasi Standar GRI dalam penyusunan Laporan Keberlanjutan,meskipun tidak semua topik yang ada di dalam Standar GRI tersebut diungkapkan.Pelaporan standar universal PGN memenuhi 59% pada tahun 2016 dan 67% padatahun 2017. Pelaporan standar topik spesifik memenuhi 28% pada tahun 2016 dan37% pada tahun 2017. Dalam laporan ditemukan ketidaktepatan pada beberapapengungkapan yang dilaporkan. Perusahaan dirasa perlu untuk memperbaikipelaporan pengungkapan di laporan keberlanjutan tahun berikutnya demi menjadilebih baik di masa yang akan datang.

Kata Kunci : Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Standar GRILaporan Keberlanjutan.

Page 3: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

ABSTRACT

ANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTANPT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) Tbk TAHUN 2016 DAN 2017BERDASARKAN STANDAR GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI)

By :Adellina Kurnia Ramadani

125020300111028

Supervisor :Devy Pusposari, SE., M.Si., Ak.

This research is conducted to provide information about the disclosure ofCorporate Social Responsibility which is reflected in the Sustainability Reportbased on the GRI Standards. This research is qualitative research. The researchmethod used is descriptive analysis method on secondary data, which areSustainability Report of PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk for the year 2016and 2017. The results of this research indicate that PGN has implemented GRIStandards in the preparation of Sustainability Reports, although not all topicscontained in the GRI Standards were disclosed. Based on universal standards,reported disclosures completed 70% in 2016 and 67% in 2017. Based on specifictopic standards, reported disclosures completed 28% in 2016 and 37% in 2017.There were inaccuracies in some reported disclosures. It is necessary for PGN toimprove disclosure reporting in the following year's sustainability report in order tobe better in the future.

Keywords : Corporate Social Responsibility Disclosure, GRI Standards,Sustainability Report.

Page 4: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring memudarnya ideologi bisnis “the only duty of the corporation is to

make profit”, semua organisasi diharapkan untuk ikut berkontribusi dalam

pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan

berkelanjutan merupakan tujuan aspirasional yang pertama kali diperkenalkan oleh

Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987. Menurut

Emil Salim, pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang

mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan

menyelaraskan keduanya dalam pembangunan (Mubarok dan Afrizal, 2018:137).

Komitmen dari pembangunan keberlanjutan ini diwujudkan dengan

perumusan Milenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 yang disepakati

bersama oleh kepala negara dan perwakilan dari 189 negara anggota Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB). Berakhirnya MDGs ini kemudian dilanjutkan dengan

Sustainable Development Goals (SDGs) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). TPB berupa 17 butir tujuan yang

ditetapkan pada 25 September 2015 oleh PBB dengan melibatkan 194 negara, civil

society, dan berbagai pelaku ekonomi dari seluruh penjuru dunia. Tujuan dan target

tersebut meliputi 3 (tiga) dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu lingkungan,

sosial, dan ekonomi yang digambarkan oleh John Elkington pada Triple Bottom

Line (Rachman, Efendi dan Wicaksana, 2011:11).

Page 5: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

2

Iryani menyatakan bahwa Triple Bottom Lines merupakan suatu

konsekuensi dari definisi pembangunan berkelanjutan dengan tiga elemen penting

yakni pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial

(Situmeang, 2016:29). Menurut Nguyen dan Cefaratti (2016), bagi entitas bisnis,

pembangunan berkelanjutan berarti mengadopsi strategi bisnis dan aktivitas yang

memenuhi kebutuhan dari entitas dan stakeholders dimasa kini, sekaligus

melindungi dan menjaga kelestarian, serta meningkatkan sumber daya manusia dan

sumber daya alam yang akan dibutuhkan di masa depan.

Demi mewujudkan pembangunan keberlanjutan ini, tiap perusahaan dapat

berkontribusi dengan melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).

CSR adalah bentuk komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab ekonomi, sosial, lingkungan

(Wibisono, 2007:7). Harmoni dan Andruyani menyatakan bahwa susbstansi

keberadaan CSR adalah memperkuat keberlanjutan perusahaan dengan jalan

membangun kerjasama antar stakeholders yang didukung perusahaan dengan

menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya (Situmeang,

2016:7).

Pelaporan atas kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan

diungkapkan dalam media yang salah satunya adalah laporan keberlanjutan.

Laporan keberlanjutan merupakan bentuk laporan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan dalam rangka untuk mengungkapkan (disclose) atau

mengkomunikasikan kepada seluru pemangku kepentingan mengenai kinerja

ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial masyarakat secara akuntabel (Hadad dan

Page 6: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

3

Maftuchah, 2015:276). Menurut Nguyen dan Cefaratti (2016), laporan

keberlanjutan menampilkan nilai-nilai dan model kepemimpinan sebuah entitas dan

menunjukkan hubungan antara strategi bisnis dan komitmen terhadap Susbtainable

Global Economy. Tujuan laporan ini adalah untuk menjadi penilaian pada suatu

perusahaan atas kemampuan mengatasi isu keberlanjutan, seperti penghematan dan

konservasi energi (Rusdianto, 2013:74).

Laporan keberlanjutan yang diungkapkan oleh perusahaan harus

disesuaikan dengan pedoman pelaporan terstandar. Pedoman pelaporan

keberlanjutan yang menjadi acuan populer bagi banyak perusahaan di Indonesia

adalah pedoman yang dikembangkan oleh Global Reporting Initiative (GRI), yakni

dinamakan Standar GRI. Menurut Kartawijaya, GRI dipandang sebagai salah satu

pedoman yang komprehensif dan dapat diandalkan karena telah dipublikasikan

secara global dan didukung oleh struktur laporan yang mewakili kepentingan

berbagai pihak (Anggraeni dan Djakman, 2018:8). Menurut Sukoharsono,

penggunaan Pedoman pelaporan keberlanjutan GRI telah dipraktekkan oleh lebih

dari 1000 perusahaan di seluruh dunia (Rahayu, 2019), swasta maupun organisasi

pemerintah seperti Unilever, Freeport, UK Government, dan Japan Environment

Agencies.

Selanjutnya demi mengakomodasi kepentingan stakeholders, saat ini

Pedoman GRI telah diperbarui dengan rincian yang terbaru yakni, Standar GRI.

Sejak tanggal 1 Juli 2017 berlaku perubahan versi Standar GRI yaitu dari G4

menjadi Standar GRI. Perubahan ini berupa G4 yang awalnya berupa susunan

indikator seperti pada Gambar 1.1 menjadi Standar GRI yang susunannya berupa

Page 7: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

4

modul (Gambar 1.2). Standar GRI berbentuk modular, yaitu 3 modul standar

universal dan 33 modul topik spesifik (majalahcsr.id, 2017). Di mana topik spesifik

dibagi menjadi topik ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Perubahan menjadi bentuk modular ini membuat pedoman GRI lebih

fleksibel dalam melakukan revisi mengubah, menambah, dan/atau mengurangi

topik tertentu yang dituju/relevan serta lebih transparan penerapannya oleh

pengguna. Dengan susunan pedoman berupa modul, akan lebih mudah jika terjadi

perubahan terkait penambahan atau pengurangan pada masing-masing topik.

Laporan Keberlanjutan yang disusun oleh perusahaan harus

sesuai/mengikuti ketetapan standar agar runtut dan dapat diperbandingkan serta

dievaluasi. Jika sesuai standar, Laporan Keberlanjutan akan sama urutan

pelaporannya dengan perusahaan lain meskipun kelengkapannya bisa berbeda. Hal

ini karena perusahaan bisa tidak mengungkapkan salah satu poin karena memang

tidak melakukan kegiatan tersebut.

Indonesia sebagai negara yang terus berkembang, memiliki kebutuhan

energi yang juga terus meningkat. PGN adalah salah satu BUMN yang bergerak di

sektor Minyak dan Gas dengan produk utama yaitu Gas Bumi. Gas bumi adalah

energi yang lebih ramah lingkungan dibanding batu bara dan minyak bumi.

Meskipun begitu, Gas Bumi juga merupakan salah satu sumber daya alam yang

membutuhkan waktu sangat lama untuk diperbaharui, melebihi jangkauan umur

manusia.

Dalam layanan distribusi dan transmisi Gas Bumi, PGN menyadari ikut

berkontribusi terkait fenomena perubahan iklim dan pemanasan bumi, yang

Page 8: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

5

merupakan salah satu rintangan utama dalam pencapaian TBP, sebagai akibat

kegiatan operasional perusahaan. PGN senantiasa berupaya meminimalkan dampak

lingkungan yang ditimbulkan dan berpartisipasi dalam upaya menekan pemanasan

bumi. Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian visi PGN menjadi perusahaan kelas

dunia di bidang gas, PGN menyusun Laporan Keberlanjutan secara profesional. Hal

ini dapat dibuktikan oleh PGN yang secara berturut-turut menerima penghargaan

sebagai winner kategori Energi pada Sustainability Reporting Awards (SRA) sejak

2013.

SRA yang diselenggarakan oleh National Center for Sustainability

Reporting (NCSR) diadakan setiap tahun sejak tahun 2013 seperti dalam Gambar

1.3. Sebelum itu, NCSR telah secara rutin memberikan penghargaan dalam ajang

Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) sejak tahun 2005. Penghargaan

ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan oleh NCSR kepada perusahaan-

perusahaan di berbagai bidang, yang sudah berdedikasi mengkomunikasikan 3

aspek kinerja perusahaan, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Meskipun

penghargaan ini tidak menilai kinerja itu sendiri, hanya fokus pada transparansi dan

kepatuhan pelaporan keberlanjutan sesuai Standar Pelaporan GRI. Standar

Pelaporan keberlanjutan yang terbaru yang digunakan sebagai acuan SRA sejak

tahun 2017 adalah Standar GRI.

Selanjutnya, NCSR memutuskan untuk meluncurkan program penghargaan

yang lebih baik karena pada tahun 2018 semakin banyak perusahaan dari luar

Indonesia yang mengikuti ajang SRA. Diputuskan perubahan nama dari

Page 9: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

6

Sustainability Reporting Awards (SRA) menjadi Asia Sustainability Reporting

Rating (ASRR).

Selain perubahan nama, juga sistem pemberian penghargaan. SRA 2013-

2017 menggunakan sistem Awards, yaitu dari seluruh peserta akan dipilih 3

perusahaan yang ditunjuk sebagai winner, runner-up 1, dan runner-up 2 untuk

masing-masing kategori. Pada SRA 2017, PGN berhasil mendapatkan posisi

Winner kategori Energi serta menyabet Best Overall Sustainability Report 2016.

SRA 2017 diikuti oleh 40 perusahaan sebagai peserta dengan penilaian dilakukan

oleh 38 assessor kalangan praktisi dan akademisi. Terdapat 24 penghargaan dengan

9 kategori, sehingga tidak semua perusahaan mendapatkan penghargaan.

Sedangkan pada ASRR 2018, digunakan sistem Rating (peringkat). Dalam

sistem rating ini, seluruh 56 peserta akan mendapat peringkat akhir yang berbeda-

beda, yaitu Platium, Gold (emas), Silver (perak), atau Bronze (perunggu). Dengan

sistem rating ini, Darwin (2018) menjabarkan bahwa perusahaan akan tertarik

karena hasil dari sistem rating ini berguna bagi pihak lain seperti Kementerian

Lingkungan Hidup untuk menilai apakah aspek lingkungan perusahaan dapat

diandalkan. Selain itu, hasil ASRR ini bisa digunakan oleh bank dalam menilai

sejauh mana pengendalian risiko lingkungan dan risiko sosial oleh perusahaan,

sehingga selanjutnya digunakan sebagai penentuan memberikan utang atau

pembiayaan.

Menurut Samalanga (2018) peserta ASRR 2018 di Lampung pada

Desember 2018 adalah 56 perusahaan, terdiri dari 38 perusahaan asal Indonesia, 2

perusahaan asal Bangladesh, 6 perusahaan asal Malaysia, 5 perusahaan asal

Page 10: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

7

Singapura, dan 5 perusahaan asal Filipina. ASRR adalah sistem rating atas SR

pertama di Asia. ASRR 2018 dibantu oleh 76 assessor, yaitu para akademisi dari

beberapa universitas di Indonesia yang telah memiliki sertifikasi Certified

Sustainability Reporting Specialist (CSRS).

Menurut Darwin (2018), bagi peserta dari negara lain, NSCR membentuk

tim khusus (Special Task Force) untuk melakukan proses nominasi. Proses

nominasi dalam ASRR 2018 berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh NCSR.

Dalam ASRR 2018, PGN berhasil memenuhi kriteria berupa kelengkapan Standar

GRI, Assured oleh pihak independen, Pengungkapan topik Energi, Pengungkapan

Emisi Efek Rumah Kaca, serta Pengungkapan strategi perusahaan.

Penelitian terdahulu oleh Rahayu (2016) yang melakukan penelitian untuk

memahami dan membandingkan sejauh mana penerapan Sustainability Report

berdasarkan standar GRI G4 yang tercermin dalam Laporan Keberlanjutan Bank

BNI dan Maybank tahun 2014 serta penelitian oleh Astini, Yuniarta, dan

Kurniawan (2017) yang meneliti tentang penerapan GRI G4 pada laporan

keberlanjutan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

Berbeda dari penelitian Rahayu (2016), di mana penelitian tersebut dilakukan pada

industri perbankan. Penelitian ini akan menganalisis sejauh mana pengungkapan

topik ekonomi, lingkungan dan sosial pada perusahaan yang bergerak di industri

pertambangan yang secara langsung memanfaatkan sumber daya alam, sehingga

diharapkan mampu mempertanggung jawabkan kinerja kepada masyarakat,

lingkungan dan pemerintah. Selain itu, jika pada penelitian oleh Rahayu (2016)

serta Astini, Yuniarta, dan Kurniawan (2017) digunakan pedoman pelaporan GRI

Page 11: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

8

versi G4, maka pada penelitian ini didasarkan pada pedoman terbaru yaitu Standar

GRI yang terefleksi dalam Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016 dan 2017. Oleh

karena itu, peneliti menyusun “Analisis Pengungkapan Laporan Keberlanjutan

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Tahun 2016 dan 2017 Berdasarkan

Standar Global Reporting Initiative (GRI)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah tersebut diatas, maka

pokok masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengungkapan Laporan

Keberlanjutan PGN tahun 2016 dan 2017 berdasarkan Standar GRI.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis pengungkapan Laporan Keberlanjutan

PGN tahun 2016 dan 2017 berdasarkan Standar GRI.

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan gambaran

mengenai tingkat pengungkapan Standar GRI dalam Laporan Keberlanjutan PGN

tahun 2016 dan 2017. Rincian manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari

penelitian ini, antara lain:

a. Bagi Akademisi

Page 12: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

9

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi

sebagai referensi dalam pemahaman penilaian tingkat pengungkapan CSR.

Selain itu juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

pengembangan untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam proses

pelaporan keberlanjutan perusahaan yang didasarkan pada Standar GRI.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima

bab. Setiap bab memiliki beberapa sub-sub bab yang bertujuan mencapai suatu

proses pembahasan atas permasalahan pokok penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama menjelaskan latar belakang masalah penelitian, rumusan

masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat dan sistematika penelitian

yang diterapkan.

BAB II TELAAH PUSTAKA

Bab kedua berisikan landasan teori yang berkaitan dengan topik yang

diangkat, definisi aspek-aspek yang dibahas dalam penelitian, serta

penelitian terdahulu yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Page 13: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

10

Bab ketiga ini berisikan penjelasan terkait metode penelitian yang

digunakan oleh peneliti yang terdiri dari jenis penelitian, informasi

mengenai sumber data, dan metode analisis data yang dilakukan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab keempat ini menjelaskan mengenai hasil analisis atas data secara

keseluruhan. Dalam bab ini dijelaskan penggunaan statistik deskriptif

dalam penelitian dan pembahasan atas hasil analisis yang dilakukan.

BAB V PENUTUP

Bab kelima ini berisi kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian ini

dan saran untuk penelitian berikutnya sesuai dengan hasil analisis yang

telah diperoleh peneliti.

Page 14: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

11

Page 15: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

13

Bab II Telaah Pustaka

2.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Planet kita menghadapi permasalahan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang

mendesak. Untuk mengatasinya, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) oleh

PBB menetapkan prioritas atas aspirasi global untuk tahun 2030. Gambaran umum

TPB yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan

mereka sendiri. TPB terdiri atas 17 tujuan yang merupakan agenda pembangunan

global yang disepakati oleh negara-negara di dunia pada 25 September 2015 demi

kebaikan bagi manusia dan seluruh bumi hingga tahun 2030.

Pelaku bisnis merupakan pendorong utama dalam mencapai tujuan-tujuan

tersebut, sehingga menjalankan bisnis merupakan tantangan tersendiri dalam

keikutsertaan mengatasi permasalahan kemiskinan, kesetaraan gender, air bersih,

limbah, dan energi bersih. Menurut Rusdianto (2013), paradigma sustainability

atas perusahaan yang dianggap tumbuh & berkelanjutan (growth & sustainable

company) saat ini juga diukur dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar, baik

komunitas lokal, masyarakat luas maupun lingkungan hidup.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk komitmen perusahaan

untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan

tanggung jawab sosial. Tanggung jawab perusahaan berpijak pada triple bottom

lines, yaitu ekonomi, social, dan lingkungan. Menurut World Business Council on

Sustanable Development (WBCSD) (Rusdianto, 2013:viii), CSR merupakan suatu

Page 16: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

14

komitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis (behavioral ethics) dan

berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable

economic development). Komitmen lain adalah untuk meningkatkan kualitas

komunitas lokal serta masyarakat luas. Tanggung jawab perusahaan adalah agar

dampak buruk dari bisnis kepada masyarakat dan lingkungan dapat diminimalkan

dan dampak baik dapat ditingkatkan. Pembangunan dan pemakaian sumber daya

alam boleh terus berlanjut, tetapi jangan sampai merugikan masyarakat dan

lingkungan sekitar.

2.1.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Dimensi sosial dan lingkungan akan menjamin nilai perusahaan tumbuh

secara berkelanjutan. Dengan CSR, perusahaan menyediakan informasi keuangan

dan non keuangan tentang operasional perusahaan, sosial, kegiatan dan lingkungan

dan kemampuannya untuk berurusan dengan risiko yang terkait. Harmoni dan

Andruyani (2008, dalam Situmeang, 2016:7), menyatakan bahwa susbstansi

keberadaan CSR adalah memperkuat keberlanjutan perusahaan dengan jalan

membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan dengan

menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Menurut

Untung (2008:6, dalam Ningsih dan Cheisviyanny, 2019) menyebutkan manfaat

CSR bagi perusahaan antara lain:

1. mempertahankan dan mendongrak reputasi serta citra merek

perusahaan,

2. mendapatkan lisensi, untuk beroperasi secara sosial,

Page 17: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

15

3. mereduksi risiko bisnis perusahaan,

4. melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha,

5. membuka peluang pasar yang lebih luas,

6. mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah,

7. memperbaiki hubungan dengan stakeholder,

8. memperbaiki hubungan dengan legulator,

9. meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan,

10. peluang mendapatkan penghargaan.

2.2 Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

2.2.1 Definisi Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

Sesuai Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan

Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan

Publik pasal 1 ayat 13, Laporan Keberlanjutan adalah laporan yang diumumkan

kepada masyarakat yang memuat kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan

lingkungan hidup suatu Lembaga Jasa Keuangan (LJK), Emiten, dan Perusahaan

Publik dalam menjalankan bisnis. Melengkapi pengertian tersebut, menurut Standar

GRI (2018), Laporan Keberlanjutan juga memuat penjabaran atas kontribusi positif

maupun negatif dari Organisasi Bisnis terhadap usaha pencapaian TPB. NCSR

menjelaskan bahwa pelaporan keberlanjutan memberikan stakeholders informasi

tentang dampak keberlanjutan untuk kegiatan bisnis utama perusahaan dan tindakan

strategis yang diambil oleh perusahaan dalam menanggapi dampak tersebut,

sehingga memungkinkan stakeholders untuk melakukan evaluasi.

Page 18: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

16

Laporan Keberlanjutan wajib disusun dan dipublikasikan oleh LJK, Emiten,

dan Perusahaan Publik di Indonesia. Dan lalu wajib disampaikan kepada OJK setiap

tahun. Hal tersebut juga sejalan dengan Pasal 66 ayat 2 Undang-undang No.

40/2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan yang telah go public diwajibkan

menyusun Laporan Keberlanjutan. Selanjutnya, GRI (2016) menjabarkan bahwa

Laporan Keberlanjutan organisasi akan relevan dan dapat diandalkan, jika sesuai

dengan suatu standar pelaporan yang bersifat global.

2.2.2 Isi Laporan Keberlanjutan

Isi Laporan Keberlanjutan pada dasarnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu

(GRI, 2016):

1. Pengungkapan Umum merupakan pelaporan Informasi Kontekstual

tentang sebuah organisasi dan praktik pelaporan keberlanjutannya,

2. Pendekatan Manajemen merupakan pelaporan informasi tentang

bagaimana sebuah organisasi mengelola topik material,

3. Pelaporan topik spesifik bertujuan untuk melaporkan informasi

mengenai dampak organisasi yang terkait dengan topik ekonomi,

lingkungan dan sosial.

Selanjutnya, Laporan Keberlanjutan menurut pedoman GRI wajib

mencantumkan indeks isi GRI, yang disajikan dalam satu lokasi dan mencakup

nomor halaman atau URL untuk semua pengungkapan yang dilaporkan.

2.3 Global Reporting Initiative (GRI)

Page 19: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

17

GRI (2016) menjelaskan bahwa mereka adalah organisasi nirlaba (non-

profit) internasional yang bekerja untuk kepentingan publik dengan visi ekonomi

global berkelanjutan di mana organisasi mengelola kinerja dan dampak ekonomi,

lingkungan, sosial, dan tata kelola secara bertanggung jawab. Ribuan pelapor

perusahaan dan sektor publik di lebih dari 90 negara menggunakan Standar GRI.

Standar GRI adalah sebuah framework sebagai dasar penyusunan laporan

keberlanjutan yang dirancang agar tercipta pemahaman yang sama bagi organisasi

dan pemangku kepentingan, sehingga informasi atas dampak ekonomi, lingkungan

dan sosial dari berbagai organisasi dapat dikomunikasikan, dipahami dan

diperbandingkan secara global. GRI dan Oxfam Novib (2015) menjelaskan bahwa

GRI memberikan Pedoman Pelaporan Keberlanjutan bagi perusahaan dalam

berbagai skala, dalam semua sektor, untuk membantu mereka mengumpulkan,

menganalisis, dan mempublikasi data keberlanjutan mereka. Hal tersebut membuat

keterbadingan antar laporan keberlanjutan masing-masing dapat terjaga.

Selanjutnya, informasi keberlanjutan yang keterbandingan dan kualitasnya baik,

dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas atas kinerja organisasi bagi para

stakeholders.

Bahkan United Nations Global Compact (UNGC) merekomendasikan

anggotanya sukarela untuk memperhitungkan penggunaan prinsip-prinsip

berkelanjutan GRI, seperti untuk memastikan langkah-langkah lingkungan atau

perlindungan hak asasi manusia (United Nations, 2016). Panduan yang diberikan

oleh GRI termasuk prinsip-prinsip umum dan indikator transparan dalam kegiatan

ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan.

Page 20: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

18

Dengan adanya GRI sebagai standar pelaporan dalam mengukur tingkat

praktik berkelanjutan, membuat beberapa organisasi Indonesia mulai serius

mengelola aspek Pelaporan Keberlanjutan. Bahkan saat ini Standar GRI telah

tersedia dalam Bahasa Indonesia, sehingga memudahkan pengadopsian standar ini

oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Crisostomo, Prudencio, dan Forte (2017)

menyimpulkan bahwa GRI adalah alat yang menstimulasi pengungkapan praktik

CSR dan Keberlanjutan di seluruh dunia. Terlihat bahwa GRI merupakan dorongan

untuk praktik positif perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab terhadap

stakeholder.

Bertempat di Amsterdam, Belanda, pada tanggal 22 Mei 2013 GRI merilis

G4 Guidelines yang efektif hingga tanggal 30 Juni 2018. Sebelum sempat berlaku,

Standar G3 lalu diperbaharui menjadi Standar G4 hingga berlaku terakhir tanggal

30 Juni 2018. Selanjutnya pada tanggal 19 Oktober 2016, GRI menerbitkan Standar

GRI terbaru yang mulai efektif pada tanggal 1 Juli 2018 hingga saat ini.

Standar GRI mewajibkan Sebuah organisasi untuk menerapkan Prinsip-

prinsip Pelaporan jika ingin mengklaim bahwa laporan keberlanjutan telah disusun

sesuai dengan Standar GRI. Prinsip-prinsip Pelaporan terdiri dari prinsip untuk

mendefinisikan isi laporan dan prinsip-prinsip untuk mendefinisikan kualitas

laporan. Prinsip-prinsip Pelaporan untuk mendefinisikan isi laporan mengharuskan

organisasi untuk memutuskan isi laporan mana yang akan disertakan dalam laporan,

dengan pertimbangan tentang kegiatan, dampak, dan ekspektasi organisasi, serta

kepentingan stakeholders. GRI (2016) menjabarkan prinsip-prinsip Pelaporan

untuk mendefinisikan isi laporan terdiri dari:

Page 21: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

19

1. Inklusivitas Pemangku Kepentingan

Organisasi pelapor harus mengidentifikasi stakeholders-nya, dan

menjelaskan cara menanggapi ekspektasi dan kepentingan yang masuk akal

dari stakeholders.

2. Konteks Keberlanjutan

Laporan harus menyajikan kinerja organisasi pelapor dalam konteks

keberlanjutan yang lebih luas.

3. Materialitas

Laporan harus mencakup topik yang mencerminkan dampak sosial,

lingkungan, ekonomi signifikan organisasi pelapor atau secara substansial

memengaruhi penilaian dan keputusan dari stakeholders.

4. Kelengkapan

Laporan harus menyertakan cakupan topik material dan batasannya yang

cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang

signifikan, dan untuk memungkinkan stakeholders untuk menilai kinerja

organisasi pelapor dalam periode pelaporan.

Prinsip-prinsip Pelaporan untuk mendefinisikan kualitas laporan memandu

pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, sehingga

memungkinkan stakeholders untuk membuat penilaian yang valid dan masuk akal

mengenai kinerja suatu organisasi, dan untuk mengambil keputusan/tindakan yang

tepat. GRI (2016) menjabarkan prinsip-prinsip Pelaporan untuk mendefinisikan

kualitas laporan terdiri dari:

Page 22: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

20

1. Akurasi, yaitu informasi yang dilaporkan cukup akurat dan terperinci bagi

stakeholders untuk menilai kinerja organisasi pelapor.

2. Keseimbangan, yaitu membuat informasi yang tersedia dengan cara yang

dapat dimengerti dan dapat diakses oleh stakeholders yang menggunakan

informasi tersebut.

3. Kejelasan, yaitu membuat informasi yang tersedia dengan cara yang dapat

dimengerti dan dapat diakses oleh stakeholders yang menggunakan

informasi tersebut.

4. Keterbandingan, yaitu memilih, menyusun, dan melaporkan informasi

secara konsisten sehingga memungkinkan stakeholders untuk menganalisis

perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan bisa mendukung

analisis relatif terhadap organisasi lainnya.

5. Keandalan, yaitu mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan

melaporkan informasi serta proses yang digunakan dalam persiapan laporan

dalam bentuk yang dapat diperiksa, serta memiliki kualitas dan materialitas

dari informasinya

6. Ketepatan Waktu, yaitu melapor secara rutin sehingga informasi tersedia

tepat waktu bagi stakeholders untuk membuat keputusan yang terinformasi.

Dalam Standar GRI terdapat dua kategori pengungkapan, yaitu Standar

Universal dan Standar Topik Spesifik. Pengungkapan standar universal panduan

bagi pelapor dalam menggunakan Standar, melaporkan informasi kontekstual

organisasi yang relevan, dan melaporkan cara pengelolaan topik materialnya.

Standar topik spesifik digunakan untuk melaporkan informasi tentang dampak

Page 23: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

21

material organisasi terkait topik ekonomi, lingkungan dan sosial. Dari masing-

masing topik tersebut dijelaskan mengapa aspek tersebut material, bagaimana

dampaknya dikelola dan bagaimana pengelolaan topik ini dievaluasi. Standar GRI

terlebih dulu menguji isu-isu material untuk dilaporkan. Untuk topik-topik yang

dianggap material, organisasi dapat memberikan penjelasan naratif tentang alasan

atau latar belakang suatu topik dianggap material (penting), tempat terjadinya

dampak atau batasan topik, dan cara perusahaan mengelola dampak tersebut. GRI

memberikan pilihan dalam menyiapkan laporan sesuai Standar GRI yakni Inti dan

Komprehensif. Inti berarti laporan berisi informasi minimal yang diperlukan untuk

memahami hakikat organisasi, topik materialnya, dampak terkait, dan bagaimana

hak tersebut dikelola. Sedangkan Komprehensif mewajibkan pengungkapan

tambahan tentang strategi, etika dan integritas, serta tata kelola organisasi,

mewajibkan melaporkan seluruh pengungkapan topik spesifik untuk setiap topik

material yang dicakup dalam Standar GRI.

Dalam Standar GRI, Standar Universal GRI 201: Pengungkapan Umum

terdiri dari 56 komponen, yaitu 33 pengungkapan yang wajib dilaporkan oleh

perusahaan yang memilih opsi Inti sedangkan sisanya yaitu 23 pengungkapan

diharuskan bagi perusahaan yang memilih opsi Komprehensif (seperti pada

Lampiran 1). Standar Topik Spesifik mencapai total 77 pengungkapan yang dibagi

menjadi 3 topik yaitu terdiri dari 13 pengungkapan topik ekonomi, 30

pengungkapan topik lingkungan dan 34 pengungkapan topik sosial.

Dalam rangka mengapresiasi kontribusi/dedikasi perusahaan dalam

melaksanakan konsep TPB, menggiatkan isu kelestarian lingkungan dan peduli

Page 24: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

22

sosial, digelar penghargaan yang telah berlangsung sejak 2005. Pada tahun 2005

Ikatan Akuntan Indonesia dan National Center for Sustainability Reporting

(NCSR), yang beranggotakan Indonesian-Netherlands Association (INA), Forum

for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) mengadakan sebuah

event penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA), diharapkan

dapat memacu perusahaan untuk berlomba-lomba menyusun Laporan

Keberlanjutan.

Penghargaan ini memperbandingkan Laporan Keberlanjutan dari

perusahaan peserta dengan acuan penilaian yaitu Standar GRI. Penggunaan satu

standar yang sama memudahkan para pemangku kepentingan melihat keseriusan

perusahaan dalam menekuni konsep TPB serta membandingkan dengan perusahaan

yang sebidang. Bahkan sejak tahun 2016 juga diikuti oleh perusahaan berbasis

negara Malaysia, Thailand, dan Singapura. Terhitung mulai tahun 2018, ajang

penghargaan oleh NCSR berubah nama menjadi Asia Sustainability Reporting

Rating (ASRR), untuk penilaian atas Laporan Keberlanjutan tahun 2017, dengan

kriteria penilaian seperti dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kriteria Penilaian ASRR

Page 25: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

23

Sumber: NCSR

Page 26: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menggambarkan apa adanya

mengenai suatu variabel, gejala atau keadaan. Menurut Moleong (2014:6),

penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami subjek penelitian (misalnya penelitian, perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan sebagainya). Dilakukan telaah dokumen yaitu Laporan Keberlanjutan

secara menyeluruh. Peneliti meneliti pengungkapan praktik CSR yaitu kegiatan

ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan dalam Laporan Keberlanjutan dengan

standar pelaporan keberlanjutan yang terbaru yaitu Standar GRI. Pemilihan PT

PGN dikarenakan PGN secara konsisten menerima penghargaan atas laporan

keberlanjutannya, antara lain memenangkan SRA sejak tahun 2013 dan meraih

peringkat Platinum dalam ASRR tahun 2018.

3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2012: 147). Metode pengumpulan data

yang digunakan peneliti adalah teknik dokumentasi, pengumpulan data-data yang

Page 27: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

25

dilakukan dengan mengumpulkan segala dokumen baik dari BEI maupun website

perusahaan yang relevan terhadap kebutuhan data penelitian. Dokumen yang

dikumpulkan dari studi dokumentasi ini berkaitan dengan perusahaan yang menjadi

objek penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen

berupa Laporan Keberlanjutan dan Laporan Tahunan yang dipublikasikan oleh

PGN untuk periode 2016 dan 2017 yang diperoleh dari website resmi PGN.

Pemilihan sumber data berupa Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016 dan 2017

dikarenakan hanya sejak tahun 2016 perusahaan menggunakan pedoman pelaporan

keberlanjutan terbaru yaitu Standar GRI, di mana sebelumnya pada tahun 2015

digunakan standar GRI versi G4.

3.3 Metode Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan content analysis. Menurut Ningsih dan

Cheisviyanny (2019), analisis konten (content analysis) adalah teknik penelitian

yang digunakan untuk menentukan keberadaan kata atau konsep tertentu dalam

sebuah teks atau kumpulan teks. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan

praktik keberlanjutan PGN dalam Laporan Keberlanjutan periode tahun 2016 dan

2017. Metode ini mengubah informasi kualitatif menjadi kuantitatif sehingga dapat

diolah dalam perhitungan statistik, artinya total angka yang didapat dari proses

content analysis ini menggambarkan banyaknya pengungkapan yang

diinformasikan dalam laporan tersebut. Analisis data dalam penelitian ini melalui

tahapan sebagai berikut :

Page 28: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

26

1. Data Reduction

Data-data yang diperoleh dari Laporan Keberlanjutan dan Laporan

Tahunan periode tahun 2016 dan 2017, disusun sehingga dapat digunakan

sebagai dasar pembahasan. Karena data yang diperoleh dari Laporan

Keberlanjutan PGN cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara lebih teliti

dan rinci. Penggunaan content analysis dalam penelitian ini berkaitan

dengan pelaporan keberlanjutan yang umumnya tersaji dalam bentuk

susunan kata.

Langkah selanjutnya yaitu pembuatan tabel analisa data Laporan

Keberlanjutan PGN seperti pada Tabel 3.1, yang menunjukkan contoh tabel

kerja pengungkapan seri 200 (Topik Ekonomi). Tabel kerja ini berisikan

tentang dilaporkan atau tidak dilaporkannya komponen Standar GRI dalam

Indeks GRI yang terdapat dalam Laporan Keberlanjutan dan juga Laporan

Tahunan. Tabel kerja diisi dengan teknik checklist jika perusahaan

melaporkan, jika perusahaan tidak melaporkan pengungkapan tersebut

pada Laporan Keberlanjutan, maka sel tersebut tidak perlu diisi

(dikosongkan).

Tabel 3.1 Standar Topik Spesifik (Seri 200)

StandarTopik

SpesifikPengungkapan

LaporanKeberlanjutan

2016

LaporanKeberlanjutan

2017GRI 201 :KinerjaEkonomi

201-1Nilai ekonomi langsung yangdihasilkan dan didistribusikan201-2Implikasi finansial serta risiko danpeluang lain akibat dari perubahaniklim

Page 29: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

27

201-3Kewajiban program pensiun manfaatpasti dan program pensiun lainnya

201-4Bantuan finansial yang diterima daripemerintah

GRI 202 :Keberadaan Pasar

202-1Rasio standar upah karyawan entry-level berdasarkan jenis kelaminterhadap upah minimum regional202-2Proporsi manajemen senior yangberasal dari masyarakat lokal

GRI 203 :DampakEkonomiTidakLangsung

203-1Investasi infrastruktur dan dukunganlayanan203-2Dampak ekonomi tidak langsung yangsignifikan

GRI 204 :PraktikPengadaan

204-1Proporsi pengeluaran untuk pemasoklokal

GRI 205 :Anti-korupsi

205-1

Operasi-operasi yang dinilai memilikirisiko terkait korupsi205-2Komunikasi dan pelatihan tentangkebijakan dan prosedur anti-korupsi

205-3Insiden korupsi terbukti dan tindakanyang diambil

GRI 206 :PerilakuAnti-Persaingan

206-1Langkah-langkah hukum untukperilaku anti-persaingan, praktik antitrust dan monopoli

2. Penyajian Data

Penyajian data dengan cara memberi uraian singkat, bagan, cuplikan, dan

sejenisnya. Peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga

Page 30: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

28

menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

Setelah melakukan analisis, peneliti kemudian melakukan analisis yaitu:

a. Menentukan pemenuhan atas pengungkapan pada Standar Universal

GRI 102: Pengungkapan Umum dan Standar Topik Spesifik tahun 2016

dan 2017 berdasarkan Standar GRI. Total keseluruhan Standar

Universal GRI: 102 Pengungkapan Umum adalah 56 pengungkapan.

Sedangkan Standar GRI Topik Spesifik terdiri dari 33 Topik Spesifik

dan 77 pengungkapan.

b. Membuat tabel pemenuhan atas pengungkapan pada Standar Universal

GRI 102: Pengungkapan Umum dan Standar Topik Spesifik tahun 2016

dan 2017 berdasarkan Standar GRI

c. Memberi komentar atas hasil perbandingan analisis pengungkapan

Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016 dan 2017.

3. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi (Conclusion drawing and

verification)

Membuat kesimpulan dan saran terhadap analisis yang telah dilakukan

berdasarkan tahap-tahap di atas. Penarikan kesimpulan berdasarkan

subjektivitas peneliti saat menganalisis pelaporan keberlanjutan PGN.

Page 31: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk

4.1.1`Sejarah PGN

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk didirikan pada tahun 1859, awal

mula PGN adalah Firma L.J.N. Eindhoven & CO Gravenhage. Kemudian, pada

tahun 1950, firma tersebut diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan diberi nama

NV Netherland Indische Gas Maatschapij (NIGM). Lalu terjadi pengambilalihan

oleh Pemerintah Republik Indonesia Pada tahun 1958. Nama Perusahaan diganti

menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG)

yang kemudian beralih status menjadi BPU-PLN pada tahun 1961.

Sejak tanggal 13 Mei 1965 melalui Peraturan Pemerintah No. 19/1965,

dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara hingga saat ini. Selanjutnya, sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal

Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Pertamina tanggal 28 Februari 2018, terjadi perubahan bentuk Persero

menjadi Non-Persero. PP ini ditindaklanjuti oleh Perseroan dalam RUPS Tahunan

Tahun 2018 tanggal 26 April 2018 melalui perubahan nama menjadi PT Perusahaan

Gas Negara Tbk.

Pada tanggal 15 Desember 2003, saham PGN didaftarkan di Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode transaksi PGAS. Berlaku sejak 11

April 2018, 56% saham Pemerintah dialihkan kepada PT Pertamina (Persero) dan

Page 32: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

30

selebihnya 43,04% dimiliki oleh publik, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 1965. Hal tersebut sejalan dengan inisiatif pembentukan Holding Migas dan

PGN sebagai Sub-holding Gas.

Analisis Pengungkapan Laporan Keberlanjutan PGN Berdasarkan Standar

GRI

Kinerja pengungkapan Laporan Keberlanjutan PGN selama tahun 2016 jika

ditinjau dari tingkat kelengkapan berdasarkan standar pengungkapan GRI Standar

yaitu 70% untuk pengungkapan standar universal (lihat tabel 4.4) dan 28%

pengungkapan topik spesifik. Sedangkan tingkat kelengkapan Laporan

Keberlanjutan PGN tahun 2017 yaitu 67% untuk pengungkapan standar universal

dan 37% pengungkapan topik spesifik (lihat tabel 4.6).

Pengungkapan Standar Universal

Pengungkapan Standar Universal (seri 100), khususnya GRI 201:

Pengungkapan Umum terdiri dari 56 poin pengungkapan yang dalam hal konten

telah mengakomodasi kebutuhan informasi dasar terkait aktivitas yang dilakukan

perusahaan. Poin-poin ini mencakup profil perusahaan hingga tata kelola

perusahaan, termasuk di dalamnya etika dan integritas perusahaan. Tingkat

kelengkapan pengungkapan standar universal Laporan Keberlanjutan PGN tahun

2017 menurun dari tahun 2016 yaitu 70% menjadi 67% (Tabel.4.4).

Page 33: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

31

Tabel 4.4 Perhitungan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Standar

Universal

Laporan Keberlanjutan PGN Tahun 2016 Tahun 2017

GRI 201:Pengungkapan

Umum

JumlahPengungkapan

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

ProfilOrganisasi

13 13 100% 13 100%

Strategi 2 1 50% 1 50%Etika danIntegritas

2 1 50% 1 50%

Tata Kelola 22 5 23% 1 5%Keterlibatanpemangku

kepentingan5 5 100% 5 100%

PraktikPelaporan

12 12 100% 12 100%

Rata-rata 56 37 70% 33 67%

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Analisis Tingkat Pemenuhan Standar Topik Spesifik

Dalam tataran korporasi, keberlanjutan terdiri dari tiga dimensi yang sejalan

dengan prinsip 3P, yaitu; Profit, Planet, People (ekonomi, lingkungan dan

sosial) yang satu dengan lainnya berjalan seiring dan saling berkaitan. Dalam

konteks ini, setiap keputusan yang akan diambil oleh perusahaan,

haruslah memperhatikan dampak tiga dimensi ini, yaitu ekonomi, lingkungan dan

sosial yang timbul akibat kegiatan operasi perusahaan. Atas dasar ini,

keberlanjutan bagi PGN adalah menjalankan kegiatan operasi perusahaan dengan

menekan serendah mungkin dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

Di samping itu, keberlanjutan juga berhubungan dengan kontribusi PGN dalam

Page 34: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

32

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat termasuk pekerja di PGN.

Dari dimensi ekonomi, keberlanjutan merupakan kontribusi perusahaan terhadap

peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Tabel 4.6 Perhitungan Tingkat Pemenuhan Pengungkapan Standar Topik

Spesifik

Laporan Keberlanjutan PGN Tahun 2016 Tahun 2017

StandarTopik

Spesifik

JumlahPengungkapan

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

Seri 200(Ekonomi)

13 4 31% 6 46%

Seri 300(Lingkungan)

30 8 27% 7 23%

Seri 400(Sosial)

34 9 26% 14 41%

Rata-rata 77 21 28% 27 37%

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Berdasarkan Standar GRI, topik spesifik dikelompokkan menjadi tiga seri

yaitu 200 (Topik Ekonomi), 300 (Topik Lingkungan), dan 400 (Topik Sosial). Hasil

perbandingan pemenuhan pengungkapan dapat dilihat pada Tabel 4.6, yaitu bahwa

pengungkapan Standar Topik Spesifik pada PGN tahun 2016 dan 2017 belum

diungkapkan secara penuh. Pada grafik (lihat Gambar 4.4) masing-masing topik

ekonomi, lingkungan, dan sosial menunjukkan tingkat pemenuhan yang masih

rendah. Untuk Pengungkapan Topik Spesifik pada Laporan Keberlanjutan PGN

tahun 2017, berdasarkan standar GRI, dari 33 modul topik spesifik dan 77 poin

pengungkapan, 27 poin diungkapkan oleh PGN. Sehingga dalam persentase

pemenuhan rata-rata 37% pengungkapan terpenuhi.

Page 35: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

33

4.2.2.1 Topik Ekonomi (Seri 200)

Di dalam topik spesifik Kinerja Ekonomi dijelaskan mengenai kontribusi

PGN terhadap perekonomian para pemangku kepentingannya, yaitu Negara,

Investor, pegawai, konsumen, pemasok dan masyarakat. Selain itu juga kontribusi

PGN terhadap sistem ekonomi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Topik

ini juga menggambarkan arus modal di antara pemangku kepentingan yang

berbeda, dan dampak ekonomi utama dari PGN terhadap seluruh lapisan

masyarakat.

Berdasarkan Standar GRI, dalam Topik Ekonomi terdapat 6 topik spesifik

dan 13 pengungkapan yang harus diungkapkan. Keenam topik ini antara lain kinerja

ekonomi, keberadaan di pasar, dampak ekonomi tidak langsung, praktik pengadaan,

anti-korupsi, pelaku anti-persaingan. Topik praktik pengadaan dan perilaku anti-

persaingan tidak diungkapkan dalam Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016

maupun tahun 2017. Dari ke 13 poin pengungkapan dapat dilihat bahwa PGN

memenuhi 31% pada tahun 2016 dan 46% dari keseluruhan poin pengungkapan

tahun 2017.

Masih ada total 69% dan 54% pengungkapan Topik Ekonomi yang belum

dipenuhi oleh PGN tahun 2016 dan 2017 dikarenakan memang tidak diungkapkan,

tidak dilaksanakan ataupun perusahaan tidak mengerjakan hal tersebut dalam

operasionalnya dengan alasan topik-topik tersebut tidak berpengaruh secara

signifikan pada pemangku kepentingan, pembangunan, keberlanjutan, perundang-

undangan. karyawan, pemasok, dan konsumen.

Page 36: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

34

Topik Lingkungan (Seri 300)

Topik lingkungan terdiri dari 8 topik spesifik dan 30 pengungkapan. PGN

berhasil memenuhi 8 pengungkapan sebesar 27% pada tahun 2016, sedangkan pada

tahun 2017 PGN melaporkan lebih sedikit 1 pengungkapan yakni sebesar 23%.

Pada kedua tahun, PGN tidak melaporkan keseluruhan pengungkapan yang

sebenarnya jika diungkapkan akan sangat memberi gambaran bagaimana PGN

beroperasi dan dampaknya pada lingkungan.

Topik Sosial (Seri 400)

Topik sosial dari keberlanjutan menyangkut dampak organisasi pada sistem

sosial di tempat organisasi beroperasi yang terdiri dari 19 topik spesifik dan 34

pengungkapan. PGN berhasil memenuhi 9 pengungkapan sebesar 26% pada tahun

2016 dan memenuhi 14 pengungkapan sebesar 41%. Hal yang perlu ditingkatkan

oleh PGN adalah peningkatan pelaporan atas topik spesifik pada laporan

keberlanjutan di tahun mendatang. Masih banyak pengungkapan yang mengandung

informasi penting agar stakeholders memahami sejauh mana perusahaan

berdampak positif dan langkah perusahaan meminimalkan dampak negatifnya.

Topik kepegawaian menyangkut pendekatan organisasi terhadap kepegawaian atau

penciptaan pekerjaan, merekrut, mempertahankan dan praktik-praktik terkait, sera

kondisi kerja yang diberikannya.

Page 37: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

35

Analisis Tingkat Pemenuhan Pengungkapan

Kinerja pengungkapan Laporan Keberlanjutan PGN selama tahun 2016 jika

ditinjau dari tingkat kelengkapan berdasarkan standar pengungkapan GRI Standar

yaitu 70% untuk pengungkapan standar universal (lihat tabel 4.4) dan 28%

pengungkapan topik spesifik. Sedangkan tingkat kelengkapan Laporan

Keberlanjutan PGN tahun 2017 untuk pengungkapan standar universal menurun

dari tahun sebelumnya yaitu 67%, dan meningkat pada standar topik spesifik 37%

pengungkapan topik spesifik.

Gambar 4.3 menunjukkan kelengkapan pelaporan pengungkapan Standar

GRI secara keseluruhan yang meliputi standar universal khususnya GRI 102:

Pengungkapan Umum dan standar topik indikator spesifik. Di antara keduanya,

standar universal-lah yang paling lengkap dilaporkan oleh PGN selama tahun 2016

dan 2017.

Kelengkapan Pelaporan Standar Universal

Pada standar universal (GRI 102: Pengungkapan Umum), pengungkapan

umum tersebut menggambarkan identitas umum perusahaan. Informasi tentang

strategi, etika dan integritas dan tata kelola tidak dilaporkan secara penuh oleh PGN

Berdasarkan perhitungan tingkat kelengkapan pelaporan, Topik Tata Kelola

dilaporkan paling minim yaitu hanya terpenuhi 5 dari 22 pengungkapan di tahun

2016 dan hanya terpenuhi 1 dari 22 pengungkapan di tahun 2017. Meskipun begitu,

PGN telah memenuhi semua pengungkapan standar topik universal yang

diwajibkan atas pemilihan opsi Core (lihat Lampiran 1) pada tahun 2016 dan 2017.

Page 38: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

36

Gambar 4.3 Tingkat Kelengkapan Standar Universal

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

4.2.1 Ketidaktepatan Pelaporan Standar Topik Spesifik

Pada topik spesifik yang terdiri dari kinerja ekonomi, lingkungan, dan

sosial, ketiganya juga tidak dilaporkan secara penuh oleh PGN pada tahun 2016 dan

2017. Pengungkapan topik spesifik berdasarkan Standar GRI tahun 2016, 21 dari

77 pengungkapan terpenuhi dengan persentase pemenuhan rata-rata 28%.

Sedangkan tahun 2017 terjadi peningkatan, 27 pengungkapan terpenuhi yaitu

persentase rata-rata 37%.

Gambar 4.4 Tingkat Kelengkapan Standar Topik Spesifik

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

StandarUniversalGRI 102

StandarTopik

Spesifik

Tahun 2016

Tahun 2017

0%10%20%30%40%50%

Seri 200 TopikEkonomi

Seri 300 TopikLingkungan

Seri 400 TopikSosial

Tahun 2016

Tahun 2017

Page 39: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

37

Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat beberapa ketidaktepatan

dalam Laporan Keberlanjutan PGN terkait pemenuhan pengungkapan dan

kesesuaian dengan indeks GRI yang telah disusun oleh perusahaan, khususnya pada

tahun pelaporan 2016. Tidak hanya itu, pada Laporan Keberlanjutan PGN tahun

2017 juga terjadi beberapa ketidaktepatan seperti yang dirinci pada Tabel 4.17.

Tabel 4.16 Ketidaktepatan pada Pelaporan Topik Spesifik tahun 2016

Pelaporan belum tepat dalam Indeks GRI Saran Perbaikan

Pengungkapan 202-1

Rasio standar upah karyawan

entry-level berdasarkan jenis

kelamin terhadap upah

minimum regional

Topik Keberadaan Pasar atas

rasio standar upah karyawan

baru (entry level) dilaporkan

kurang lengkap oleh PGN

pada tahun 2016, lalu juga

belum termasuk dalam indeks

GRI.

Rasio standar upah

karyawan baru (entry

level) seharusnya

berdasarkan jenis

kelamin, hanya

dibandingkan dengan

UMR.

Pengungkapan 203-2

Dampak ekonomi tidak

langsung yang signifikan

Pengungkapan detail biaya

atas setiap investasi

perusahaan kepada

masyarakat telah dilaporkan

PGN, tetapi kurang tepat

dicantumkan dalam indeks

GRI yaitu pengungkapan

203-2.

PGN sebaiknya

mengubah

Pengungkapan 203-2

Dampak ekonomi

tidak langsung yang

signifikan menjadi

pengungkapan 203-1:

Investasi infrastruktur

dan dukungan

layanan.

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Page 40: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

38

Atas beberapa ketidaktepatan di atas, terutama beberapa pengungkapan

yang tidak dicantumkan dalam Laporan Keberlanjutan tetapi termasuk dalam

Daftar Topik Material, PGN belum memberikan alasan tidak mencantumkan,

apakah karena pengungkapan tersebut tidak berlaku, karena kendala kerahasiaan,

karena larangan hukum spesifik, karena informasi tidak tersedia, atau karena

batasan untuk topik material melampaui organisasi, sehingga organisasi tidak bisa

mendapatkan informasi dengan kualitas yang memadai untuk memungkinkan

pelaporan.

Tabel 4.17 Ketidaktepatan pada Laporan Keberlanjutan 2017

Pelaporan belum tepat dalam Indeks GRI Saran Perbaikan

Pengungkapan 202-1

Rasio standar upah karyawan

entry-level berdasarkan jenis

kelamin terhadap upah

minimum regional

Pengungkapan rasio

standar upah karyawan

baru (entry level) belum

dilaporkan dengan jelas

oleh PGN pada tahun

2017, meskipun sudah

termasuk dalam indeks

GRI.

Rasio standar upah

karyawan baru (entry

level) seharusnya

berdasarkan jenis kelamin,

tetapi hanya dibandingkan

dengan UMR.

Pengungkapan 410-1

Petugas keamanan yang

dilatih mengenai kebijakan

atau prosedur hak asasi

manusia

PGN hanya menyebutkan

bahwa seluruh anggota

satuan pengaman telah

mendapat sosialisasi dan

pelatihan mengenai HAM.

PGN sebaiknya

menyertakan persentase

petugas keamanan yang

menerima pelatihan resmi

dalam kebijakan

perusahaan terkait HAM

Page 41: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

39

atau prosedur keamanan

sesuai dengan

pengungkapan 410-1.

Pengungkapan 413-1

Operasi dengan keterlibatan

masyarakat lokal, penilaian

dampak, dan program

pengembangan

Tercantum dalam daftar

topik material, tetapi tidak

dilaporkan dan tidak

terdaftar dalam indeks

GRI.

Sebaiknya PGN

melakukan pengecekan

atas pengungkapan 413-

1.

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Penyesuaian Tingkat Pemenuhan Pelaporan Topik Spesifik

Analisis yang telah dilakukan atas beberapa pengungkapan yang kurang

sesuai dengan Standar GRI dapat memengaruhi tingkat pemenuhan pelaporan

keberlanjutan. Informasi pengungkapan 201-3 terdapat dalam Laporan Tahunan

PGN tahun 2016 dan 2017, sehingga informasi tersebut dapat ditambahkan ke

dalam Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016 dan 2017. Selanjutnya, terdapat dua

poin pengungkapan yang telah dilaporkan tetapi belum dimasukkan ke dalam

Indeks GRI Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016 dan 2017. Jika PGN

melaporkan pengungkapan pada poin ke-1 dan ke-2 dan lalu memasukkan ke

dalam Indeks GRI maka akan terjadi penyesuaian tingkat pemenuhan pelaporan

keberlanjutan (lihat Tabel 18). Poin ke 2 terkait manajemen senior yang direkrut

dari masyarakat lokal yakni termasuk orang-orang yang lahir atau yang memiliki

hak sah untuk tinggal tanpa batas (seperti misalnya warga negara yang

dinaturalisasi atau pemegang visa permanen) di wilayah geografis pasar yang sama

Page 42: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

40

dengan operasi. Definisi geografis dari ‘lokal’ sesuai Standar GRI dapat mencakup

masyarakat di sekitar daerah operasi, suatu wilayah dalam sebuah negara atau suatu

negara. Selanjutnya, atas pengungkapan emisi GRK, PGN sebaiknya memasukkan

pengungkapan ke dalam indeks GRI karena informasi sudah dilaporkan.

Tabel 4.18 Saran Penambahan dalam Laporan Keberlanjutan PGN Tahun

2016

1. Pengungkapan 201-3 Kewajiban program pensiun manfaat pasti dan

program pensiun lainnya

PGN seharusnya membuat rincian berdasarkan informasi dalam Laporan

Tahunan PGN 2016, yaitu terkait sumber dana program pensiun serta beban

pensiun yang dibebankan pada operasi.

2. Pengungkapan 202-2 Proporsi manajemen senior yang berasal dari

masyarakat lokal

PGN seharusnya membuat rincian berdasarkan informasi dalam Laporan

Tahunan PGN 2016, yaitu bahwa keseluruhan anggota direksi, dewan

komisaris, komite audit, dan komite pengawasan manajemen risiko

merupakan warga negara Indonesia.

3. Pengungkapan 305-4 Intensitas emisi GRK

PGN sebaiknya menyertakan pengungkapan 305-4 intensitas emisi GRK

dalam Indeks GRI, karena PGN telah dilaporkan tabel Emisi.

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Tidak hanya itu, ada beberapa pengungkapan yang terdaftar dalam Indeks

GRI Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016, tetapi sayangnya peneliti belum

menemukan pelaporan atas pengungkapan tersebut dalam bentuk tabel maupun

narasi. Tidak juga ditemukan pelaporan atas pengungkapan tersebut dalam Laporan

Tahunan. Sehingga dengan keterbatasan sumber data, peneliti menyarankan PGN

agar lebih teliti dalam menyusun Indeks GRI. Saran peneliti atas ketidaksesuaian

Page 43: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

41

tersebut adalah sebaiknya PGN tidak perlu memasukkan pengungkapan tersebut

dari daftar Indeks GRI PGN (lihat Tabel 4.19), sehingga tidak menimbulkan

pertanyaan bagi para pengguna Laporan Keberlanjutan.

Tabel 4.19 Saran Penghapusan dari Laporan Keberlanjutan PGN Tahun

2016

1. Pengungkapan 306-2 Limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan

Tidak terdapat pelaporan atas rincian jenis limbah tetapi terdaftar dalam

indeks GRI.

2. Pengungkapan 306-3 Tumpahan yang signifikan

Tidak terdapat pelaporan atas tumpahan yang signifikan hanya saja terdaftar

dalam indeks GRI.

3. Pengungkapan 403-3 Para pekerja dengan risiko kecelakaan tinggi terkait

dengan pekerjaan mereka

Tidak terdapat pelaporan atas pekerja dengan risiko kecelakaan atau

penyakit berbahaya tinggi terkait dengan pekerjaan, hanya saja terdaftar

dalam indeks GRI.

4. Pengungkapan 404-3 Persentase karyawan yang menerima tinjauan rutin

terhadap kinerja dan pengembangan karier

PGN hanya menyatakan bahwa pada akhir tahun 2016 seluruh pekerja telah

menerima penilaian KPI untuk periode penilaian tahun 2016, dan

mencantumkan dalam indeks GRI.

PGN perlu menyertakan persentase total pekerja berdasarkan jenis kelamin

dan berdasarkan kategori pekerja yang menerima tinjauan rutin kinerja dan

pengembangan karier sesuai dengan pengungkapan 404-3.

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Jika saran perbaikan pada Tabel 4.18 dan 4.19 diterapkan pada Laporan

Keberlanjutan PGN tahun 2016, akan terjadi penyesuaian persentase rata-rata

tingkat pelaporan, yaitu kenaikan tingkat pemenuhan Topik Ekonomi dari 31%

Page 44: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

42

menjadi 46%. Pada Topik Lingkungan tingkat pemenuhan 27% menurun menjadi

23%. Topik Sosial juga mengalami penurunan 26% menjadi 21% (lihat Tabel 4.20).

Tetapi secara keseluruhan, rata-rata tingkat pelaporan keberlanjutan PGN tahun

2016 meningkat dari 28% menjadi 30%.

Tabel 4.20 Penyesuaian Tingkat Pelaporan Keberlanjutan Tahun 2016

Laporan Keberlanjutan PGN2016

Setelah Saran Perbaikanditerapkan

StandarTopik

Spesifik

JumlahPengungkapan

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

Seri 200(Ekonomi)

13 4 31% 6 46%

Seri 300(Lingkungan)

30 8 27% 7 23%

Seri 400(Sosial)

34 9 26% 7 21%

Rata-rata 77 21 28% 20 30%

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Peneliti juga menemukan terdapat poin pengungkapan yang telah

dilaporkan tetapi belum dimasukkan ke dalam Indeks GRI Laporan Keberlanjutan

PGN tahun 2017 (lihat Tabel 4.21). Selain itu, ada poin pengungkapan 306-4

Pengangkutan Limbah Berbahaya telah terdaftar dalam Indeks GRI Laporan

Keberlanjutan PGN tahun 2017, tetapi sayangnya peneliti belum menemukan

pelaporan tabel atau narasi atas pengungkapan tersebut. Tidak juga ditemukan

pelaporan atas pengungkapan tersebut dalam Laporan Tahunan. Sehingga dengan

keterbatasan sumber data, peneliti sebaiknya PGN tidak perlu memasukkan

pengungkapan tersebut dari daftar Indeks GRI PGN (lihat Tabel 4.21).

Page 45: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

43

Tabel 4.21 Saran Penambahan dalam Laporan Keberlanjutan PGN Tahun

2017

1. Pengungkapan 201-3 Kewajiban program pensiun manfaat pasti dan

program pensiun lainnya

PGN seharusnya membuat rincian berdasarkan informasi dalam Laporan

Tahunan PGN 2017, yaitu terkait sumber dana program pensiun serta beban

pensiun yang dibebankan pada operasi.

2. Pengungkapan 202-2 Proporsi manajemen senior yang berasal dari

masyarakat lokal

Berdasarkan informasi dalam Laporan Tahunan PGN 2017, PGN seharusnya

membuat rincian bahwa keseluruhan anggota direksi, dewan komisaris,

komite audit, dan komite pengawasan manajemen risiko merupakan warga

negara Indonesia.

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Tabel 4.22 Saran Penghapusan dari Laporan Keberlanjutan PGN Tahun

2017

1. Pengungkapan 306-4 Pengangkutan limbah berbahaya

PGN sebaiknya melakukan pengecekan sebelum memberi kode dalam

indeks GRI.

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Jika saran perbaikan pada Tabel 4.21 dan 4.22 diterapkan pada Laporan

Keberlanjutan PGN tahun 2017, akan terjadi penyesuaian persentase rata-rata

tingkat pelaporan atas Topik Ekonomi dari 46% menjadi 62% dan Topik

Page 46: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

44

Lingkungan yaitu tingkat pemenuhan 23% menurun menjadi 20%. Secara

keseluruhan, tingkat pemenuhan pelaporan Standar Topik Spesifik juga mengalami

peningkatan dari 37% menjadi 41% (lihat Tabel 4.23).

Tabel 4.23 Penyesuaian Tingkat Pelaporan Keberlanjutan Tahun 2017

Laporan Keberlanjutan PGN2017

Setelah Saran Perbaikanditerapkan

StandarTopik

Spesifik

JumlahPengungkapan

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

PengungkapanTerpenuhi

PengungkapanTerpenuhi (%)

Seri 200(Ekonomi)

13 6 46% 8 62%

Seri 300(Lingkungan)

30 7 23% 6 20%

Seri 400(Sosial)

34 14 41% 14 41%

Rata-rata 77 27 37% 28 41%

(Sumber : Data sekunder diolah oleh peneliti)

Meskipun terjadi penurunan tingkat pemenuhan pelaporan keberlanjutan,

tetapi tidak signifikan. Selain itu, penyesuaian yang dilakukan diharapkan mampu

memberi gambaran yang lebih baik atas Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2016

dan 2017 kepada stakeholders, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi atas

informasi yang kurang sesuai.

Page 47: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

75

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, tidak semua pengungkapan di

dalam Standar GRI tersebut dilaporkan. Laporan Keberlanjutan periode 2016 ini

merupakan laporan pertama perusahaan mengadopsi standar GRI, di mana Laporan

Keberlanjutan tahun 2015 masih berdasarkan GRI G4. Pelaporan Standar Universal

GRI 102: Pengungkapan Umum paling sedikit adalah pengungkapan tata kelola

perusahaan, yang dikarenakan tidak terdapat informasi terkait beberapa

pengungkapan yang bisa dilaporkan oleh PGN. Meskipun begitu pelaporan atas

struktur tata kelola dianggap penting oleh PGN sehingga informasi tersebut perlu

disajikan bagi stakeholder. Tingkat kelengkapan pengungkapan standar universal

Laporan Keberlanjutan PGN tahun 2017 menurun dari tahun 2016 yaitu 70%

menjadi 67%.

Pelaporan Topik Spesifik berdasarkan Standar GRI, 21 dari 77

pengungkapan terpenuhi dengan persentase pemenuhan rata-rata 28% pada tahun

2016. Sedangkan, pada tahun 2017 PGN memenuhi 27 pengungkapan yaitu

persentase rata-rata 37%. Rata-rata pelaporan topik spesifik paling sedikit adalah

topik sosial pada tahun 2016 dan topik lingkungan pada tahun 2017. Hal ini

mengindikasikan bahwa PGN masih belum sepenuhnya memenuhi pengungkapan

topik spesifik pada Standar GRI, padahal topik spesifik adalah inti dari pelaporan

pertanggungjawaban perusahaan, karena di dalamnya terkandung aspek ekonomi,

lingkungan dan sosial.

Page 48: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

76

Walaupun dari hasil analisis, persentase pelaporan topic spesifik terbilang

rendah bahkan tidak menembus 50%, PGN berhasil menjadi winner dan

mendapatkan peringkat Platinum dari NCSR. Meskipun begitu, ada beberapa

temuan khusus terkait tingkat kelengkapan yaitu adanya beberapa ketidaktepatan

dalam pengungkapan beberapa topik spesifik. Ketidaktepatan khususnya terjadi

pada pelaporan kegiatan yang bersifat identifikasi/melakukan perhitungan teknis,

seperti menghitung jumlah dan persentase terhadap suatu unit. Oleh karena itu,

peneliti berusaha menjabarkan ketidaktepatan tersebut dan memberikan beberapa

saran perbaikan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan atas

informasi dalam Laporan Keberlanjutan periode selanjutnya.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu ketidaklengkapan dan

kurang mendetailnya penyajian data pada laporan keberlanjutan oleh perusahaan

sehingga terbatasnya analisis khususnya terkait pelaporan topik spesifik. Selain itu,

periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan dua

periode akuntansi dikarenakan pengadopsian standar baru yaitu Standar GRI oleh

PGN yang dilakukan mulai periode 2016 sehingga tidak dapat diperbandingkan

dengan periode-periode sebelumnya karena perbedaan standar yang digunakan

dalam Laporan Keberlanjutan. Pada tahap analisis dalam penelitian ini, pengisian

tabel checklist dilakukan secara manual dengan menggunakan software Microsoft

Excel, sehingga terdapat kemungkinan terjadi human error.

Page 49: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

77

Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian, maka peneliti

memberikan beberapa saran antara lain:

1. Bagi perusahaan

a. PGN diharapkan melaporkan secara lebih lengkap topik ekonomi,

lingkungan, dan sosial sesuai Standar GRI, karena PGN mendapat gelar

Winner Best Sustainability Reporting 2016 di ajang Sustainability

Reporting Award (SRA) dan mendapat peringkat Platinum diajang Asia

Sustainability Reporting Rating (ASRR).

b. PGN sebaiknya menjelaskan alasan tidak mencantumkan suatu

pengungkapan, terutama beberapa pengungkapan yang tidak

dicantumkan dalam Laporan Keberlanjutan tetapi termasuk dalam Daftar

Topik Material.

c. Sebaiknya PGN memberikan penjelasan jika ada elemen yang tidak

dapat dipenuhi atau perusahaan menganggap tidak relevan sehingga para

pembaca dan pemakai Laporan Keberlanjutan memahami mengapa

elemen tersebut tidak dapat terpenuhi.

2. Bagi penelitian selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan periode

pengamatan yang lebih lama, sehingga dapat mengetahui perkembangan

pelaporan keberlanjutan dari waktu ke waktu.

b. Penelitian dengan teknik analisis sejenis diharapkan dapat menggunakan

langkah analisis data yang mengurangi tingkat terjadinya human error.

Page 50: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

78

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. Y., & Djakman, C. D. (2018). Pengujian Terhadap KualitasPengungkapan CSR di Indonesia. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan,2(1), 22-41. Surabaya: Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).

Astini, L. T., Yuniarta, G. A., & Kurniawan, P. S. (2017). Analisis PenerapanGlobal Reporting Initiative (GRI) G4 pada Laporan KeberlanjutanPerusahaan Tahun 2013-2016. E-Journal S1 Ak Univeristas PendidikanGanesha Jurusan Akuntansi Program S1, 8(2). Singaraja: UniversitasPendidikan Ganesha.

Crisostomo, V. L., Prudencio, P. A., & Forte, H. C. (2017). An Analysis of TheAdhere to GRI for Disclosing Information on Social Action andSustainability Concerns. Advances in Environmental Accounting &Management, 6, 69-103. Diakses dari https://www.emerald.com/insight/pada tanggal 10 Agustus 2019.

Darwin, Ali. (2018). Welcome Speech Chairman of NCSR. Diakses darihttps://www.ncsr-id.org/asia-sr-rating/chairman-speech/ pada tanggal 13September 2019.

GRI. (2016). GRI Standards. Amsterdam: Global Sustainability Standards Board(GSSB).

GRI & Oxfam Novib. (2015). Menginformasikan Keputusan, MendorongPerubahan: Peran Data dalam Masa Depan Berkelanjutan. Diakses darihttps://www.globalreporting.org/resourcelibrary pada tanggal 3 September2019.

Hadad, M. D. & Maftuchah, I. (2015). Sustainable Financing. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis untukAkuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE UGM.

Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Mubarok, S. & Afrizal, M. (2018). Islam dan Sustainable Development: StudiKasus Menjaga Lingkungan dan Ekonomi Berkeadilan. Dauliyah: Journalof Islamic and International Affairs, 3(1), 137. Ponorogo: UniversitasDarussalam (UNIDA) Gontor.

Page 51: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

79

NCSR, (n.d). Milestone: Tonggak Sejarah Asia SR Rating. Diakses dari websiteNational Center for Sustainability Reporting. https://www.ncsr-id.org/asia-sr-rating/milestones pada tanggal 11 September 2019.

Nguyen, D., & Cefaratti, M. (2016). Corporate Social Responsibility Reporting andCorporate Sustainability Reporting. Internal Auditing 31(3), 10-18. Boston:Warren Gorham & Lamont Inc.

Ningsih, A. T., & Cheisviyanny, C. (2019). Analisis Pengungkapan CorporateSocial Responsibility PT. Bukit Asam, Tbk Berdasarkan Global ReportingInitiatives (GRI) dan Kaitannya dengan PROPER. Jurnal EksplorasiAkuntansi, 1(3), Seri A, 846-864.

Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan KeuanganBerkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan PerusahaanPublik. Diakses dari https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/peraturan-ojk/Documents/Pages/POJK-Penerapan-Keuangan-Berkelanjutan-bagi-Lembaga-Jasa-Keuangan,-Emiten,-dan-Perusahaan-Publik/SAL%20POJK%2051%20-%20keuangan%20berkelanjutan.pdf.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (2016). Laporan Keberlanjutan. Diakses darihttp://ir.pgn.co.id/financial-information pada tanggal 24 Juli 2019.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (2016). Laporan Tahunan. Diakses darihttp://ir.pgn.co.id/financial-information pada tanggal 24 Juli 2019.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (2017). Laporan Keberlanjutan. Diakses darihttp://ir.pgn.co.id/financial-information pada tanggal 24 Juli 2019.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (2017). Laporan Tahunan. Diakses darihttp://ir.pgn.co.id/financial-information pada tanggal 24 Juli 2019.

Pusaka, S. (2017). Peluncuran GRI Standards 2018: Membaca Arah AkuntabilitasMasa Depan. Diakses dari website Majalah CSR:https://majalahcsr.id/peluncuran-gri-standards-2018-membaca-arah-akuntabilitas-masa-depan/2/ pada tanggal 16 September 2019.

Rachman, N. M., Efendi, A., & Wicaksana, E. (2011). Panduan LengkapPerencanaan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahayu, N. I. (2019). Analisis Konten dan Komparatif Sustainability ReportPerbankan Berdasarkan GRI G4. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika, 9(1),50-60. Pekanbaru: Universitas Muhammadiyah Riau.

Rusdianto, U. (2013). CSR Communications: A Framework for PR Practitioners.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 52: lANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN …

80

Samalanga, D. (2018). Press Realease. Diakses dari https://www.ncsr-id.org/asia-sr-rating/press-release/ pada tanggal 13 September 2019.

Situmeang, I. V. O. (2016). Corporate Social Responsibility: Dipandang dariPerspektif Komunikasi Organisasi. Yogyakarta: Ekuilibria.

Wibisono, Y. (2007). Membelah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik: FaschoPublishing.