Lampiran Surat No.: S-04281/BEI.PP3/07-2020...Rincian uang muka lain-lain sebesar Rp26,6 miliar...

9
Lampiran Surat No.: S-04281/BEI.PP3/07-2020 A. Bagian 2 (Untuk Diumumkan kepada Publik) Terkait Laporan Realisasi Penggunaan Dana 1. Sehubungan dengan kewajiban penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana (LRPD), agar dijelaskan penyebab Perseroan melakukan 3 kali penyampaian LRPD untuk periode 31 Desember 2019, yakni pada tanggal 6 Maret 2020, 9 Maret 2020, dan 4 Juni 2020. Perseroan melakukan 3 kali penyampaian karena ada koreksi kesalahan dan Perseroan telah dibantu oleh pihak OJK dengan diberikan arahan dalam mengkoreksi LRPD. 2. Pada tanggal 11 Maret 2020, Perseroan memperoleh persetujuan RUPSLB untuk melakukan perubahan penggunaan dana hasil IPO, dimana nilai dana untuk pelunasan utang leasing dan dana untuk pengembangan usaha yang disebutkan dalam berita acara RUPSLB adalah menggunakan LRPD yang disampaikan tanggal 9 Maret 2020. Berdasarkan evaluasi Bursa atas LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 9 Maret 2020, persentase masing-masing tujuan penggunaan dana yang disajikan dalam laporan tersebut berbeda dengan yang disajikan dalam prospektus Perseroan. Berdasarkan berita acara RUPSLB, total dana untuk pengembangan usaha yang telah disetujui dalam RUPSLB tanggal 11 Maret 2020 adalah sebesar Rp229.803.093.674,00. Dengan demikian, masih terdapat sisa dana untuk pelunasan utang leasing sebesar Rp18.190.047.696,00, sebagaimana tabel di bawah: Sehubungan dengan hal tersebut, agar dijelaskan: a. Rencana Perseroan atas sisa dana untuk pelunasan utang leasing sebesar Rp. 18.190.047.696,00. Sesuai dengan hasil RUPSLB tanggal. 11 Maret 2020 sisa dana utang leasing tidak ada pelunasan dan dialihkan ke modal kerja Perseroan. b. Tujuan penggunaan tambahan dana untuk pengembangan usaha sebesar Rp24.080.774.887 (diperoleh dari selisih antara jumlah dana untuk pengembangan usaha yang disetujui RUPSLB 11 Maret 2020 sebesar Rp229,8 miliar dengan dana untuk pengembangan usaha sesuai prospektus sebesar Rp205,7 miliar). Tujuan penggunaan tambahan dana tersebut pada pengembangan usaha dipergunakan untuk operasional rig yang akan dibeli. 3. Berikut realisasi penggunaan dana penawaran umum berdasarkan LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 4 Juni 2020: % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) Pengembangan Usaha 63,56% 205.722.318.787 71,00% 229.803.093.674 Pembelian Aset Tetap 16,74% 54.181.743.494 16,74% 54.181.743.494 Pelunasan Sebagian Utang Leasing 13,06% 42.270.822.583 5,62% 18.190.047.696 Modal Kerja 6,64% 21.491.444.253 6,64% 21.491.444.253 Total 100,00% 323.666.329.118 100,00% 323.666.329.118 Rencana Penggunaan Dana Sebelum (Sesuai Prospektus) Setelah RUPSLB 11 Maret 2020

Transcript of Lampiran Surat No.: S-04281/BEI.PP3/07-2020...Rincian uang muka lain-lain sebesar Rp26,6 miliar...

  • Lampiran Surat No.: S-04281/BEI.PP3/07-2020

    A. Bagian 2 (Untuk Diumumkan kepada Publik)

    Terkait Laporan Realisasi Penggunaan Dana

    1. Sehubungan dengan kewajiban penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana (LRPD), agar dijelaskan penyebab Perseroan melakukan 3 kali penyampaian LRPD untuk periode 31

    Desember 2019, yakni pada tanggal 6 Maret 2020, 9 Maret 2020, dan 4 Juni 2020.

    Perseroan melakukan 3 kali penyampaian karena ada koreksi kesalahan dan Perseroan telah

    dibantu oleh pihak OJK dengan diberikan arahan dalam mengkoreksi LRPD.

    2. Pada tanggal 11 Maret 2020, Perseroan memperoleh persetujuan RUPSLB untuk melakukan perubahan penggunaan dana hasil IPO, dimana nilai dana untuk pelunasan utang leasing dan

    dana untuk pengembangan usaha yang disebutkan dalam berita acara RUPSLB adalah

    menggunakan LRPD yang disampaikan tanggal 9 Maret 2020. Berdasarkan evaluasi Bursa atas

    LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 9 Maret 2020, persentase

    masing-masing tujuan penggunaan dana yang disajikan dalam laporan tersebut berbeda dengan

    yang disajikan dalam prospektus Perseroan. Berdasarkan berita acara RUPSLB, total dana

    untuk pengembangan usaha yang telah disetujui dalam RUPSLB tanggal 11 Maret 2020 adalah

    sebesar Rp229.803.093.674,00. Dengan demikian, masih terdapat sisa dana untuk pelunasan

    utang leasing sebesar Rp18.190.047.696,00, sebagaimana tabel di bawah:

    Sehubungan dengan hal tersebut, agar dijelaskan:

    a. Rencana Perseroan atas sisa dana untuk pelunasan utang leasing sebesar Rp. 18.190.047.696,00.

    Sesuai dengan hasil RUPSLB tanggal. 11 Maret 2020 sisa dana utang leasing tidak ada

    pelunasan dan dialihkan ke modal kerja Perseroan.

    b. Tujuan penggunaan tambahan dana untuk pengembangan usaha sebesar Rp24.080.774.887 (diperoleh dari selisih antara jumlah dana untuk pengembangan usaha yang disetujui

    RUPSLB 11 Maret 2020 sebesar Rp229,8 miliar dengan dana untuk pengembangan usaha

    sesuai prospektus sebesar Rp205,7 miliar).

    Tujuan penggunaan tambahan dana tersebut pada pengembangan usaha dipergunakan

    untuk operasional rig yang akan dibeli.

    3. Berikut realisasi penggunaan dana penawaran umum berdasarkan LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 4 Juni 2020:

    % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp)

    Pengembangan Usaha 63,56% 205.722.318.787 71,00% 229.803.093.674

    Pembelian Aset Tetap 16,74% 54.181.743.494 16,74% 54.181.743.494

    Pelunasan Sebagian Utang Leasing 13,06% 42.270.822.583 5,62% 18.190.047.696

    Modal Kerja 6,64% 21.491.444.253 6,64% 21.491.444.253

    Total 100,00% 323.666.329.118 100,00% 323.666.329.118

    Rencana Penggunaan DanaSebelum (Sesuai Prospektus) Setelah RUPSLB 11 Maret 2020

  • Berdasarkan tabel di atas, sisa dana hasil IPO yang belum direalisasikan Perseroan adalah

    sebesar Rp47,99 miliar. Berdasarkan LK Auditan Perseroan per 31 Desember 2019, saldo kas

    dan bank Perseroan per 31 Desember 2019 yang hanya sebesar Rp3,3 miliar.

    Sehubungan dengan hal tersebut, agar dijelaskan penyebab adanya inkonsistensi antara saldo

    kas dan bank Perseroan per 31 Desember 2019 yang hanya sebesar Rp3,3 miliar dengan sisa

    dana hasil IPO yang belum direalisasikan Perseroan berdasarkan LRPD untuk periode per 31

    Desember 2019 yakni sebesar Rp47,99 miliar.

    Adanya inkonsistensi saldo Bank dan Saldo LRPD disebabkan karena dana tersebut digunakan

    untuk operasi Rig dilapangan dan pembelian unit-unit supporting unit.

    4. Dalam LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 4 Juni 2020, Perseroan menginformasikan bahwa penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar dilakukan

    dalam bentuk cek in transit kepada pihak afiliasi. Sementara itu, berdasarkan lampiran 3 dalam

    surat Perseroan No. 047-C/REV/GJE/V/2020(KOREKSI) tanggal 13 Mei 2020 (yang

    dilampirkan Perseroan dalam LRPD yang disampaikan tanggal 4 Juni 2020), terdapat informasi

    bahwa penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar dilakukan dalam bentuk giro (post dated

    check) pada PT Bank BNI dengan no. rekening 5212794019.

    Sehubungan dengan hal tersebut, agar dijelaskan:

    a. Penyebab adanya perbedaan informasi terkait penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar tersebut.

    Dalam hal ini adanya penggunaan operasional melalui Direktur Support kerena kebutuhan

    dana dilapangan lebih cepat.

    b. Perbedaan antara cek in transit dan bentuk giro (post dated check), jika ada.

    Cek in transit adalah cek yang diberikan oleh penerbit kepada penerima yang belum di

    lakukan pencairan/ dipindah bukukan.

    c. Pertimbangan Perseroan dalam melakukan penempatan sisa dana dalam bentuk tersebut.

    Pertimbangan Perseroan karena dana tersebut di kas operasional di lapangan pada

    Direktor Support belum dilaporkan pertanggung jawabannya.

    d. Klarifikasi informasi apakah rekening giro pada PT Bank BNI dengan no. rekening 5212794019 tersebut adalah atas nama Perseroan.

    Rekening Giro No. 5212794019 PT Bank BNI atas nama PT Ginting Jaya Energi Tbk

    e. Dalam hal penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar dilakukan dalam bentuk bentuk cek in transit kepada pihak afiliasi, agar dijelaskan mengenai pihak afiliasi tersebut.

    Pihak Afiliasi adalah Direktur PT Ginting Jaya Energi Tbk.

    % Jumlah (Rp)

    Pengembangan Usaha 61.79% 200,000,000,000

    Pembelian Aset Tetap 16.74% 54,181,743,494

    Pelunasan Sebagian Utang Leasing 0.00% -

    Modal Kerja 6.64% 21,491,444,254

    Total 85.17% 275,673,187,748

    Sisa Dana yang Belum Direalisasikan 14.83% 47,993,141,370

    KeteranganRealisasi per 31 Des 2019

  • f. Konfirmasi atas pemenuhan Perseroan terhadap ketentuan ayat (1) pasal 14 dalam POJK No. 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran

    Umum, yang mewajibkan “Penempatan dana hasil Penawaran Umum yang belum

    direalisasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a wajib dilakukan atas nama

    Emiten.”

    Perseroan sudah menempatkan dana IPO sesuai dengan nama Emiten yaitu PT Ginting

    Jaya Energi Tbk.

    Terkait Laporan Keuangan per 31 Desember 2019

    5. Sehubungan dengan opini WDP dari Auditor Independen atas akun “Aset Tetap”, agar dijelaskan mengenai:

    a. Dampak dari belum dilakukannya pengukuran aset tetap Perseroan berdasarkan nilai wajar dan/atau belum dilakukannya penilaian terhadap indikasi penurunan nilai dan estimasi

    jumlah terpulihkan seluruh aset tetap Perseroan sebagaimana diwajibkan dalam PSAK No.

    48 (Revisi 2017) mengenai “Penurunan Nilai Aset” terhadap besarnya Total Aktiva,

    Kewajiban, Ekuitas, Laba Bruto, Laba Usaha, Laba Bersih, Laba Per Saham Perseroan per

    31 Desember 2020.

    Berdampak pada revaluasi terhadap aktiva tetap, kewajiban, ekuitas dan laba Bruto, laba

    usaha, laba bersih, laba per saham perseroan per 31 Desember 2019.

    Perseroan belum melakukan penilaian aktiva tetap karena kondisi Pademi Covid-19 dan

    adanya penerapan PSBB oleh Pemerintah Daerah Sumatera Selatan termasuk diwilayah

    kerja rig yang mana semua ruang gerak dibatasi untuk survey maka dari itu Perseroan

    menggunakan buku penilaian aset dari KJPP Felix Sutandar dan Rekan per tanggal, 14

    Mei 2019, dan untuk tahun 2020 Perseroan akan melakukan Penilaian kembali aktiva tetap

    dengan tidak mengabaikan Protokol kesehatan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah

    dan Pemberi kontrak kerja.

    b. Rencana dan upaya yang akan dilakukan Perseroan dalam rangka memenuhi penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2017) mengenai “Penurunan Nilai Aset” dalam penyajian “Aset

    Tetap” Perseroan.

    Perseroan akan memenuhi penerapan PSAK No.48 (Revisi 2017).pada tahun mendatang.

    6. Sehubungan dengan opini WDP dari Auditor Independen atas akun “Beban Dibayar Di Muka dan Uang Muka”, agar dijelaskan mengenai rincian dari “Beban Dibayar Di Muka dan Uang

    Muka” sebesar Rp75,4 miliar sebagaimana dimaksud Laporan Auditor Independen No.

    00062/1-0122/AU.1/02/0839-1/1-VI/2020 tertanggal 22 Juni 2020.

    Rincian Beban dibayar dimuka dan uang muka antaralain :

    - Pembelian Tanah /Pembelian Yard Rp. 54.181.743.494,- - Uang muka lain-lain Rp. 21.238.436.039,-

    7. Sehubungan dengan adanya pencatatan uang muka sebesar Rp280 miliar dalam laporan posisi keuangan Perseroan per 31 Desember 2019, agar dijelaskan:

    a. Penyajian arus kas keluar untuk pembayaran uang muka tersebut dalam Laporan Arus Kas Perseroan untuk tahun 2019.

    Penyajian arus kas pencatatannya berada diarus kas dari Aktivitas Operasi.

  • b. Penyebab tidak terlihatnya arus kas keluar untuk pembayaran uang muka tersebut dalam laporan arus kas untuk aktivitas investasi untuk periode tahun 2019.

    Tidak tercatat sebagai arus kas investasi karena masih berupa uang muka sehingga

    pencatatan dilakukan di aktivitas operasi.

    8. Sehubungan dengan adanya saldo uang muka lain-lain sebesar Rp26,6 miliar, agar dijelaskan:

    a. Rincian uang muka lain-lain sebesar Rp26,6 miliar tersebut.

    Terdiri :

    A. Uang muka Spare part supporting unit unit Rp.21,1 miliar

    b. Uang muka PPN Rp. 5,3 miliar

    b. Latar belakang dan nature atas transaksi pembayaran uang muka lain-lain tersebut.

    Karena ada rencana pembelian rig baru maka seperti biasanya persero mempersiapkan

    untuk membeli sparepart supporting unit.

    c. Nama dan hubungan Perseroan dengan pihak yang menerima pembayaran uang muka tersebut (pihak berelasi atau pihak ketiga).

    1. CV. Mutiara Abadi (Pihak Ketiga) 2. PT. Oilfield Pratama Sakti (Pihak ketiga)

    d. Sumber pendanaan yang digunakan untuk pembayaran uang muka lain-lain tersebut.

    Sumber pendanaan berasal cash flow internal Perseroan.

    9. Sehubungan dengan adanya saldo uang muka pembelian rig sebesar Rp200 miliar, agar dijelaskan:

    a. Jumlah rig, jenis dan/atau spesifikasi masing-masing rig, dan harga pembelian rig.

    Pembelian 7 unit Rig terdiri dari 3 unit Rig baru dengan spefikasi 2 unit type 350 HP &

    1 unit type 450 HP dan 4 unit Rig bekas dengan spefikasi 2 unit type 350 HP & 2 unit type

    450 HP

    b. Nama dan hubungan Perseroan dengan pihak yang menerima pembayaran uang muka tersebut (pihak berelasi atau pihak ketiga).

    1. PT Divestekno Anugrah – Pihak ketiga

    2. PT Prabu Motor Teknik – Pihak Ketiga

    c. Tanggal pembayaran uang muka tersebut dan informasi terkait perjanjian yang mendasari pembayaran uang muka tersebut.

    1. PT Divestekno Anugrah, Perjanjian tanggal, 05 November 2019.

    2. PT Prabu Motor Teknik, Perjanjian tanggal, 05 November 2019.

    a. Sisa pembayaran yang harus dipenuhi untuk pembelian rig tersebut (jika ada) dan batas waktu pembayarannya.

    Sisa Pembayaran dilakukan setiap terjadi transaksi dalam waktu hari kerja

    dengan syarat dan spesifikasi serta kondisi Rig.

    b. Sumber pendanaan yang akan digunakan untuk pelunasan pembelian rig tersebut.

    Sumber pendanaan berasal dari Dana IPO.

  • c. Timeline realisasi pembelian rig tersebut, termasuk target waktu beroperasinya rig tersebut.

    Timeline realisasi pembelian rig 1 (satu) tahun sejak perjanjian di tanda

    tangani.

    d. Dampak dari belum terealisasikannya pembelian rig tersebut terhadap kegiatan operasional Perseroan.

    Dampak nya terhadap kegiatan operasional adalah Proyeksi pendapatan

    usaha Perseroan tidak tercapai.

    10. Sehubungan dengan uang muka tanah dan penjelasan Perseroan mengenai belum selesainya pengurusan PPh Final dan BPHTB dalam Pembelian Yard dan Workshop di Tanjung Api-Api dan

    di Prabumulih sebesar Rp54.181.743.494,00 dimana verifikasi untuk obyek ini dari Dispenda

    (Dinas Pendapatan Daerah) belum selesai yang masih dalam proses, agar dijelaskan:

    a. Perkembangan terkini atas status penyelesaian pengurusan PPh Final dan BPHTB tersebut.

    Perkembangan terkini masih dalam tahap Verifikasi.

    b. Dalam hal belum selesai, agar dijelaskan penyebabnya dan perkiraan penyelesaian proses tersebut.

    Penyebabnya karena adanya wabah Pademi Covid-19 di Sumatera Selatan, Perkiraan

    selesai pada akhir tahun 2020.

    c. Upaya Perseroan untuk mempercepat penyelesaian pengurusan PPh Final dan BPHTB tersebut.

    Perseroan terus melakukan follow up pengurusan PPh Final dan BPHTB tersebut .

    d. Nama dan hubungan Perseroan dengan pihak yang menerima pembayaran uang muka tersebut (pihak berelasi atau pihak ketiga).

    Penerima Pembayaran uang muka pembelian aset adalah Ibu. Nelly Chandra dan Tommy

    Hidayat (pihak berelasi), dan telah mendapatkan Fairnes Opinion yang dibuat KJPP Felix

    Sutandar & Rekan dan telah disetujui oleh IDX dan OJK sebelum Perseroan Listing di

    Bursa Efek Indonesia.

    e. Tanggal pembayaran uang muka tersebut dan informasi terkait Akta Jual Beli dan/atau perjanjian lainnya yang mendasari Perseroan dalam melakukan pembayaran uang muka

    senilai Rp54.18 miliar tersebut.

    Pembayaran dilakukan pada tanggal. 13 November 2019, dengan didasari surat

    perjanjian bermeterai.

    f. Sisa pembayaran yang harus dipenuhi untuk pembelian tanah tersebut (jika ada) dan batas waktu pembayarannya.

    Pembayaran sudah lunas dan dalam proses verifikasi.

    g. Sumber pendanaan yang akan digunakan untuk pelunasan pembelian tanah tersebut.

    Sumber dana pembayaran pembelian berasal dari Dana IPO.

  • h. Dampak dari belum terealisasikannya pembelian Yard dan Workshop tersebut terhadap kegiatan operasional Perseroan.

    Tidak berdampak pada kegiatan opersional.

    11. Pada tanggal 31 Desember 2019, Perseroan memiliki fasilitas kredit investasi untuk refinancing rig yang diperoleh Perseroan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan

    saldo sebesar Rp64,2 miliar. Berdasarkan CALK 14, Perseroan tercatat tidak memenuhi Debt

    service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit ini (≥ 100%), dimana rasio cakupan

    utang Perseroan per 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar 92,86% dan 98,52%.

    Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, persetujuan tertulis pengenyampingan

    beberapa kesepakatan finansial atas fasilitas kredit dari BBNI masih dalam proses. Sehubungan

    dengan hal tersebut, agar dijelaskan:

    a. Latar belakang dan faktor yang menyebabkan tidak terpenuhinya Debt service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit tersebut oleh Perseroan pada tanggal 31

    Desember 2019 dan 2018.

    Menurun operating income berdampak kepada Debt Service Coverage.

    b. Perkembangan terkini atas status perolehan persetujuan tertulis pengenyampingan beberapa kesepakatan finansial atas fasilitas kredit dari BBNI.

    Mengedepankan sinergi BUMN yaitu antara Pembiayaan dari bank BUMN (BBNI) dan

    pemberi kontraknya dari BUMN (Pertamina).

    c. Dampak dari tidak terpenuhinya Debt service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit tersebut terhadap kewajiban Perseroan kepada BBNI.

    Tidak Berdampak

    d. Strategi dan upaya yang akan dilakukan Perseroan untuk memenuhi Debt service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit tersebut.

    Meningkatkan Revenue untuk Operating Income dan mengevaluasi biaya-biaya yang

    tidak diperlukan.

    12. Sehubungan dengan piutang lain-lain pihak berelasi sebesar Rp44,09 miliar, agar dijelaskan

    a. Latar belakang dan faktor yang menyebabkan Perseroan membukukan piutang lain-lain pihak berelasi sebesar Rp44,09 miliar.

    Faktor kebutuhan dana Operasional dilapangan akan biaya-biaya operasional Rig dapat

    di tanggulangi lebih cepat, maka dipakailah kas operasional dilapangan atas nama Welly

    Sugiharto sebagai Direktur Support di dalam Perusahaan.

    b. Urgensi pemberian piutang lain-lain pihak berelasi tersebut dibandingkan untuk mendanai pengembangan usaha, modal kerja, atau melakukan pelunasan utang Perseroan.

    Urgensinya adalah pemberian piutang lain-lain pihak berelasi untuk operasional semua rig

    Perseroan di lapangan agar tetap bekerja dengan lancar.

    c. Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran piutang lain-lain pihak berelasi tersebut.

    Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran piutang lain-lain pihak berelasi berasal

    dari dana IPO.

    d. Tanggal pembayaran piutang lain-lain pihak berelasi tersebut dan informasi terkait perjanjian yang mendasari pemberian piutang lain-lain pihak berelasi tersebut.

  • Pada pelaksanaan transaksi tersebut meupakan kas operasional untuk urgensi

    dilapangan..

    e. Tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, dan jaminan atas piutang lain-lain pihak berelasi tersebut (jika ada). Jika tidak ada, agar diberikan alasannya.

    Tidak ada tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan jaminan, maka Pertanggungan

    jawabannya secara periodik akan dilaporkan kepada perusahaan.

    f. Konfirmasi apakah transaksi piutang lain-lain pihak berelasi sebesar Rp44,09 miliar tersebut telah dilaksanakan oleh Perseroan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

    dalam Peraturan OJK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan

    Transaksi Tertentu.

    Dalam hal berdasarkan pertanyaan dan tanggapan Perseroan atas poin f di atas, terdapat

    ketentuan yang belum dipenuhi oleh Perseroan, maka Bursa meminta Perseroan untuk:

    1) berkonsultasi dengan OJK terkait dampak dan rencana tindak lanjut dalam upaya pemenuhan Peraturan OJK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan

    Kepentingan Transaksi Tertentu tersebut.diha

    Perseroan akan berkonsultasi dengan pihak OJK.

    2) menyampaikan keterbukaan informasi kepada publik mengenai dampak, rencana tindak lanjut dalam upaya pemenuhan Peraturan OJK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi

    Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu tersebut.

    Perseroan akan berkonsultasi dengan pihak OJK berkenaan dengan penyampaian

    keterbukaan informasi kepada publik

    Terkait Perkembangan Terkini atas Kondisi Perseroan

    13. Harap dijelaskan secara ringkas mengenai pembagian tugas dan kewenangan dari masing-masing Direktur Perseroan saat ini.

    Direktur Utama bertugas; menyusun strategi bisnis, Mengorganisasi Visi dan Misi

    Perusahaan, Memimpin meeting dengan para Leader Senior Perusahaan, Menunjuk orang

    untuk memimpin divisi tertentu dan pengawasi pekerjaannya, Menyampaikan laporan kepada

    pemegang saham atas kinerja perusahaan, mengawasi Persaingan Bisnis dan Eksternal,

    merangkap tugas dengan kinerja keuangan, bertanggung jawab dengan laporan keuangan

    Perusahaan dan mengawasi laporan keuangan, Mengevaluasi perusahaan.

    Direktur Support ; bertugas menyusun dan mengorganisasi perawatan dan pemeliharaan

    semua Rig & unit -unit supporting, Mengatur jadwal kegiatan Operasional yang berhubungan

    langsung dengan perawatan sumur-sumur Migas (Work Over & Well Service) dan perawatan

    dari segala unit mesin dengan Manager Maintenance, mengawasi dan mengontrol pekerjaan

    perawatan dan perbaikan dari seluruh sarana Rig dan unit supportingnya, mengorganisasi

    dengan Manager HRD untuk karyawan dilapangan yang dibutuhkan dalam Perseroan.

    Direktur Marketing; Bertugas mencari peluang bisnis dengan Client dan calon Client yang

    prospektif, mengembangkan dan merealisasikan rencana target kontrak yang harus dicapai.

    Melakukan negosiasi dengan Client terkait dengan kontrak-kontrak baru, mencari informasi

    pesaing yang bergerak dibidang yang sama.

    14. Jumlah karyawan Perseroan yang terkini baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak.

    Jumlah karyawan Perseoran Karyawan tetap dan kontrak 567 orang.

  • 15. Harap dijelaskan mengenai Perjanjian Pengoperasian Rig yang dimiliki Perseroan saat ini. Harap informasi tersebut disajikan dengan format sebagaimana tabel berikut:

    No. Pihak No. Surat Aset Jenis Jasa Lokasi Mulai Berahir

    1 Pertamina 3900469441 350 HP WOWS Ramba 30-09-19 17-12-21

    2 Pertamina 4650009385 550 HP WOWS Prabumulih 05-01-18 02-09-20

    3 Pertamina 4600003285 350 HP WOWS Adera 01-02-19 01-05-21

    4 Pertamina 4650012078 350 HP WOWS Ramba 01-08-19 18-10-21

    5 Pertamina 4600002930 250 HP WOWS Pendopo 15-07-20 29-07-23

    6 Pertamina 4650012898 450 HP WOWS Adera 01-01-20 03-07-21

    7 Pertamina 4600003208 350 HP WOWS Prabumulih 01-07-20 28-09-20

    8 Pertamina 4600003197 450 HP WOWS Pendopo 29-02-20 29-05-20

    9 Pertamina 4600003193 250 HP WOWS Adera 15-05-18 28-07-20

    16. Berdasarkan catatan Bursa, Perseroan tercatat pada tanggal 8 November 2019 dan sudah terlambat melakukan pembayaran Annual Listing Fee pada awal tahun 2020. Selain itu

    Perseroan juga terlambat menyampaikan kewajiban kepada publik. Harap dijelaskan lagi

    mengenai pernyataan manajemen Perseroan sebagaimana disampaikan pada saat permohonan

    pencatatan mengenai kesediaan manajemen Perseroan untuk mematuhi peraturan-peraturan

    yang terkait yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia dan Peraturan Perundang-

    undangan lainnya di bidang Pasar Modal beserta segala aturan pelaksanaannya.

    Perseroan pada tahun mendatang akan memperbaiki semua keterlambatan diatas.

    17. Berdasarkan pemantauan Bursa, hingga tanggal surat pemintaan penjelasan ini disampaikan, Perseroan belum memenuhi beberapa kewajiban pelaporan sebagaimana tabel di bawah.

    Sehubungan dengan hal tersebut, harap dijelaskan penyebab dan target waktu pemenuhan

    kewajiban pelaporan tersebut dengan melengkapi tabel di bawah.

    No. Kewajiban Pelaporan Penyebab Keterlambatan Target Waktu Penyampaian

    1 Laporan Keuangan In terim Per 31 Maret 2020 Terganggu Covid-19 Akhir bulan Agustus 2020

    2 Laporan Tahunan 2020 Terganggu Covid-19 Akhir bulan Agustus 2020

    3 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil IPO

    per 30 Juni 2020.

    Terganggu Covid-19 Pertengahan bulan September

    2020.

    4 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30

    November 2019 s/d per 30 Juni 2020.

    Tidak diketahui oleh Perseroan Akhir Bulan Agustus 2020

    18. Upaya dan komitmen Perseroan untuk dapat memenuhi kewajiban pelaporan sesuai dengan batas waktu yang berlaku.

    Belum ada.

    19. Rencana tindakan korporasi dalam periode 12 (dua belas) bulan ke depan (jika ada).

    Tidak ada.

  • 20. Informasi/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan yang belum diungkapkan

    kepada Publik (jika ada).

    Tidak ada.

    Bursa meminta Perseroan dapat menyampaikan jawaban dari permintaan penjelasan, secara

    sistematis sesuai dengan urutan pertanyaan.

    -o0o-