Lampiran Surat No. 314/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017 ... Penilikan PHPL/Resume... · peraturan...

46
Lampiran Surat No. 314/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017 PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL sebagai berikut: I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710 Telp. : +62 251 7550722 Fax. : +62 251 7550724 Email : [email protected] Website : http://www.equalityindonesia.com Telah melaksanakan Kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL Terhadap: II. Nama : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72/2010 Luas : ± 635.857,88 Hektar Lokasi : Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur Alamat Kantor : Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang 50243 Waktu Pelaksanaan : 03 s.d. 26 April 2017 III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT LULUS SEHINGGA PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH BERHAK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL. Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum. Bogor, 17 Mei 2017 PT EQUALITY INDONESIA Hari Seno Aji, S. Hut Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan

Transcript of Lampiran Surat No. 314/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017 ... Penilikan PHPL/Resume... · peraturan...

Lampiran Surat No. 314/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN

PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja

PHPL sebagai berikut:

I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA

Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN

Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710

Telp. : +62 251 7550722

Fax. : +62 251 7550724

Email : [email protected]

Website : http://www.equalityindonesia.com

Telah melaksanakan Kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL Terhadap:

II. Nama : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah

Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72/2010

Luas : ± 635.857,88 Hektar

Lokasi : Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur

Alamat Kantor : Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang 50243

Waktu Pelaksanaan : 03 s.d. 26 April 2017

III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT

LULUS SEHINGGA PERUM PERHUTANI DIVISI

REGIONAL JAWA TENGAH BERHAK

MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL.

Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 17 Mei 2017

PT EQUALITY INDONESIA

Hari Seno Aji, S. Hut

Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan

Halaman 1 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor: 012/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/V/2017

TENTANG

PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA PEMEGANG HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI

DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR

DASAR HUKUM PENGELOLAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010

DENGAN LUAS ± 635.857,88 HEKTAR

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen PHPL Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016

tanggal 29 April 2016;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi

dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PERUM

PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH sesuai dengan Berita Acara Penyerahan

Laporan (EQI-F090) tanggal 06 Mei 2017;

c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor: 046/EQI-F037 tanggal 06 Mei 2017 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 217.1/EQI-F039 tanggal 10 Mei 2017

dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;

d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PERUM PERHUTANI

DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai

Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 217.1 tanggal 10 Mei 2017

menunjukkan total nilai kinerja akhir 20 indikator PHPL berpredikat BAIK, 2 indikator

bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan

terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;

e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PERUM PERHUTANI DIVISI

REGIONAL JAWA TENGAH telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-

PHPL yang telah diterima sebelumnya untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (S-PHPL).

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-

2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

Halaman 2 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems:

7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan

untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.

8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen

(Guidelines for Auditing Management Systems);

9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan

Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;

10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu

(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,

Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;

15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23

Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor

melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-

DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal

17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman

dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal

Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);

20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Alam;

21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman

Halaman 3 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi

Legalitas Kayu (VLK);

23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;

25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 2

September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian

Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem

Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku

sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal

2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

27. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal

18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for

bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17

Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus

2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri

Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6202/Menhut-

VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012

tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan

Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi

Independen (LP & VI);

28. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

Memperhatikan:

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 04.1/SJ/DIR/2017 tanggal 17 Maret 2017.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA

PEMEGANG HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR DASAR HUKUM PENGELOLAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL

22 OKTOBER 2010 DENGAN LUAS ± 635.857,88 HEKTAR

PERTAMA : PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH (Pemegang Sertifikat)

yang telah mendapatkan Sertifikat Nomor : 040/EQC-PHPL/V/2016 pada

kegiatan Penilaian Awal Kinerja PHPL tahun 2016 dinyatakan “LULUS”

karena tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta

pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI

sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-

Halaman 4 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16

Januari 2015.

KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-

PHPL) pada Penilikan I tahun 2017, sehingga S-PHPL yang diberikan dapat

direvisi dari semula Nomor 040/EQC-PHPL/V/2016 menjadi Nomor

040.1/EQC-PHPL/V/2017 karena terdapat perubahan peraturan dari

Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-

BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 menjadi Perdirjen PHPL

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.

KETIGA : Sertifikat perubahan Nomor 040.1/EQC-PHPL/V/2017 terdiri dari 20 (dua

puluh) lampiran Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dengan nomor lampiran

S-PHPL sebagai berikut :

No. Nama KPH Luas (Ha) Nomor Lampiran S-PHPL

1 BALAPULANG ± 29.790,29 040.1-01/EQC-PHPL/V/2017

2 BANYUMAS BARAT ± 55.562,98 040.1-02/EQC-PHPL/V/2017

3 BANYUMAS TIMUR ± 46.453,00 040.1-03/EQC-PHPL/V/2017

4 BLORA ± 15.104,99 040.1-04/EQC-PHPL/V/2017

5 CEPU ± 33.017,29 040.1-05/EQC-PHPL/V/2017

6 GUNDIH ± 30.049,42 040.1-06/EQC-PHPL/V/2017

7 KEBONHARJO ± 17.734,60 040.1-07/EQC-PHPL/V/2017

8 KEDU SELATAN ± 44.659,81 040.1-08/EQC-PHPL/V/2017

9 KEDU UTARA ± 36.343,39 040.1-09/EQC-PHPL/V/2017

10 KENDAL ± 20.703,28 040.1-10/EQC-PHPL/V/2017

11 MANTINGAN ± 16.695,07 040.1-11/EQC-PHPL/V/2017

12 PATI ± 39.033,04 040.1-12/EQC-PHPL/V/2017

13 PEKALONGAN BARAT ± 40.743,76 040.1-13/EQC-PHPL/V/2017

14 PEKALONGAN TIMUR ± 52.793,67 040.1-14/EQC-PHPL/V/2017

15 PEMALANG ± 24.392,67 040.1-15/EQC-PHPL/V/2017

16 PURWODADI ± 19.636,50 040.1-16/EQC-PHPL/V/2017

17 RANDUBLATUNG ± 32.438,72 040.1-17/EQC-PHPL/V/2017

18 SEMARANG ± 29.119,40 040.1-18/EQC-PHPL/V/2017

19 SURAKARTA ± 32.918,70 040.1-19/EQC-PHPL/V/2017

20 TELAWA ± 18.667,30 040.1-20/EQC-PHPL/V/2017

KEEMPAT : Masa berlaku sertifikat tetap mulai dari tanggal diterbitkan awal sampai

dengan 17 Mei 2021 selama Pemegang Sertifikat tetap memenuhi

persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal

29 April 2016.

KELIMA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat

dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi

di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan

Sistem yang ditetapkan.

KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem

legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,

perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.

KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan

(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

Halaman 5 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait

keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;

b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan

bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL

sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum

KEENAM;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan

sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila:

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan

penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi

Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan

dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau

pembakaran hutan areal kerjanya;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan

tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor

Pada Tanggal : 10 Mei 2017

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Direksi Perum Perhutani di Jakarta;

2. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah;

3. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi

di Jakarta;

4. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian

Program dan Pelaporan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 39

1. Identitas LPPHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA

b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN

c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor

d. Nomor Telepon : 0251-7550722

Nomor Fax : 0251-7550724

E-mail : [email protected]

e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Tim Audit :

1. Asep Kurniawan, S.Hut (Lead Auditor/Auditor Produksi)

2. Ir. Tita Murlina (Auditor Prasyarat)

3. Ir. Irin Wedalia (Auditor Ekologi)

4. Ir. Slamet Mulyadi (Auditor Sosial)

5. Juni Adi Wiguna, S.Hut (Auditor VLK)

6. Endang Mulyana, S.Hut (Auditor Magang Sosial)

g. Tim Pengambil Keputusan :

1. Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)

2. Amin Muchakim, S.Hut (Anggota/PK Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)

3. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota/PK Bidang Ekologi)

4. Wiyono,S.Hut.,M.Si (Anggota/PK Bidang Sosial)

2. Identitas Auditee :

Nama Pemegang Hak Pengelolaan : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa

Tengah

Dasar Hukum Pengelolaan : PP Nomor 72 Tahun 2010

Tanggal : 22 Oktober 2010

Luas Areal : ± 635.857,88 Ha

Lokasi Areal : Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur

Alamat :

- Kantor Divisi Regional : Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang 50243

Telp: (024) 8413631 (hunting);

Fax: (024) 8443142

- Kantor Pusat : Gd. Manggala Wanabakti, Blok VII

RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/ PENILIKAN/ DAN RE-SERTIFIKASI

KINERJA PHPL

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 39

Lt. 8-11. Jl. Gatot Soebroto,

Jakarta Selatan.

Susunan Pengurus :

PLT. Ketua Dewan Pengawas : Bambang Hedroyono

Anggota Dewan Pengawas : Yusra Iwata Alsa

Adiari Nurcahyanto

Upik Rosalina Wasrin

Akhmad Sukardi

Wawan Siswantono

S.Widjornarko, Mayjen TNI/inf

Sekretaris Dewan Pengawas : Dody Heriawan P.

Direktur Utama : Denaldy Mulino Mauna

Direktur SDM& Umum : Morgan Sarif Lumban Batu

Direktur operasional : Mohamad Soebagja

Direktur Keuangan : Sugiarti

Direktur Perencanaan dan

Pengembangan, Pemasaran

dan Sinergi Bisnis (P3SB) : Agus Setya Prastawa

3. Ringkasan Tahapan:

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I - Tidak dilakukan audit tahap I karena kegiatan

penilikan

Koordinasi dengan Instansi

Kehutanan

3 dan 26 April 2017 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Tengah yang diwakili oleh Bapak Slamet

Rohadi Kepala Bidang Penataan dan

Pemanfaatan Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Tengah.

Entry Meeting : Koordinasi bertujuan untuk

menyampaikan rencana kegiatan penilaian

penilikan kinerja PHPL di Perum Perhutani

Divisi Regional Jawa Tengah (Auditee) dan

minta masukan terkait dengan kinerja Auditee

selama ini, khususnya di 3 (tiga) KPH contoh,

yaitu : KPH Banyumas Timur, KPH Blora, dan

KPH Kendal.

Exit Meeting : menyampaikan hasil Penilaian.

Konsultasi Publik -

Tidak dilakukan konsultasi publik karena kegiatan

penilikan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 39

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Pertemuan Pembukaan 3 April 2017 Pertemuan dilaksanakan di Kantor Perum

Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah di Jl.

Pahlawan No. 15-17 Semarang Provinsi Jawa

Tengah.

Perkenalan anggota Tim Auditor,

menyampaikan tujuan dan ruang lingkup

penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja

penilaian, menyampaikan metodologi dan

prosedur penilaian, serta mengkonfirmasikan

kepada Auditee tentang tanggal, waktu,

tempat, dan peserta pertemuan penutupan.

Pertemuan pembukaan diakhiri dengan

pembuatan BAP

Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan

4 - 25 April 2017 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan

dokumen Auditee dan menganalisis

menggunakan kriteria dan indikator pada

Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/2016.

Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit

melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,

dan menganalisis menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1

Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/

2016.

Verifikasi dan observasi lapangan dilaksanakan

di 3 KPH contoh, yaitu KPH Banyumas Timur,

KPH Blora, dan KPH Kendal.

Pertemuan Penutupan 25 April 2017 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Auditee atas bantuan dan kerjasamanya

selama penilaian.

Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.

Memberitahukan temuan observasi dan

ketidaksesuaian.

Membacakan atau memperlihatkan laporan

ringkasan ketidaksesuaian (jika ada).

Pertemuan Penutupan diakhiri dengan

pembuatan BAP

Pengambilan Keputusan 10 Mei 2017 Rapat pengambil keputusan untuk meninjau

dokumen penilaian yang diajukan untuk menjamin

bahwa penilaian dilakukan secara efektif dan

efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY

Indonesia.

4. Resume Hasil Penilaian Unit Contoh/KPH:

1. KPH BANYUMAS TIMUR

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang

Hak Pengelolaan

BAIK Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata

batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi

pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Realisasi tata batas 100% (tata batas sudah temu

gelang).

Terdapat masalah tenurial, namun ada rencana,

monitoring dan upaya penyelesaian dan ada

penurunan tingkat konflik tenurial dari waktu ke

waktu.

Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum

Perhutani nomor : 2889/Kpts/I/2013 dengan Peta

Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia

Nomor : SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober

2004 menunjukan tidak terdapat perubahan fungsi

kawasan pada areal KPH Banyumas Timur, sehingga

Verifier 1.1.4 diverifikasi tetapi tidak diterapkan (not

applicable).

Tedapat bukti upaya Auditee untuk mendata &

melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar

sektor kehutanan kepada pihak-pihak terkait dan

ada upaya Auditee untuk mencegah penggunaan

kawasan di luar sektor kehutanan tanpa izin.

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK Tersedia dokumen visi dan misi yang ditetapkan

berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani

No. 3180/Kpts/Dir/ 2014 tanggal 27 November

2014 dan isinya telah sesuai dengan kerangka PHL.

Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang izin

dan masyarakat setempat, serta ada bukti

pelaksanaan.

Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari

baru sebagian yang telah sesuai dengan visi dan

misi perusahaan.

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK Realisasi pemenuhan kebutuhan Ganis PHPL

terhadap syarat kecukupan menurut Peraturan

Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-IPHH/2015

tanggal 24 November 2015 adalah 15/16 x 100 %

= 93,73 % termasuk tersedia pada setiap bidang

kegiatan namun belum mencukupi karena ada

kekurangan jumlah 1 orang Ganis Binhut sehingga

jumlahnya belum sesuai perdirjen PHPL tersebut.

Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH

Banyumas Timur telah teralisasi > 70 % dari rencana

sesuai kebutuhan

Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani KPH

Banyumas Timur tersedia lengkap.

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan, pelaksa-

naan, pemantauan periodik,

evaluasi, dan penyajian umpan

balik mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan) Peme-

gang Hak Pengelolaan.

BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description

yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah

disahkan oleh Direksi.

KPH Banyumas Timur telah memiliki perangkat SIM

dan telah memiliki tenaga pelaksananya.

Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan

dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan

kegiatan.

Ada tindakan pencegahan dan perbaikan

manajemen yang konsisten berdasarkan hasil

monitoring dan evaluasi.

1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT tahun 2016 di KPH

Banyumas Timur yang akan mempengaruhi

kepentingan hak-hak masyarakat setempat

sebagian telah mendapatkan persetujuan atas dasar

informasi awal yang memadai.

Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

para pihak.

Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan CSR/CD di Perum Perhutani KPH

Banyumas Timur.

Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani

KPH Banyumas Timur telah mendapat persetujuan

sebagian LMDH yang terkena dampak dalam proses

penetapan kawasan lindung.

2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK Auditee telah memiliki dokumen manajemen plan

(RPKH) sebagai berikut:

Revisi RPKH KP Damar KPH Banyumas Timur Jangka

Perusahaan 1 Januari 2012 - 31 Desember 2019

yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang

(Direktur Utama Perum Perhutani) mengacu

Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-

II/ 2011 dan Keputusan Direksi Perum Perhutani

nomor : 1482a/Kpts/Dir/1995 tanggal 30

Nopember 1995.

Revisi RPKH KP Pinus KPH Banyumas Timur Jangka

Perusahaan 1 Januari 2010 - 31 Desember 2019

untuk Periode Tahun 2016 s/d 2019 yang sudah

disetujui oleh pejabat yang berwenang (Direktur

Utama Perum Perhutani dan Direktur Jendral

Pengelolan Hutan Produksi Lestari mengacu

Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-

II/ 2011, Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha

Kehutanan Nomor P.01/VI-BUHT/2012, Keputusan

Direksi Perum Perhutani nomor :

1482a/Kpts/Dir/1995, dan SK Direksi No.

1100/Kpts/Dir/2013).

Penataan areal kerja (blok RTT dan

compartment/petak) hanya sebagian yang sesuai

dengan RPKH.

Seluruh tanda batas petak dapat dikenali di

lapangan.

2.2. Tingkat pemanenan lestari

untuk setiap jenis hasil hutan

kayu utama dan nir kayu pada

setiap tipe ekosistem.

BAIK KPH Banyumas Timur memiliki data potensi tegakan

Damar dalam kelas hutan yang menggambarkan

kondisi lapangan yaitu KU I s.d. KU XII, MT, dan data

potensi tegakan Pinus dalam kelas hutan yang

menggambarkan kondisi lapangan yaitu KU I s.d. KU

XII, MR.

Terdapat perhitungan etat berdasarkan tabel volume

tegakan yang berlaku.

Terdapat rencana pengaturan tebangan

berdasarkan hasil perhitungan etat yang digunakan

dalam penyusunan RTT.

2.3. Pelaksanaan penerapan

tahapan sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi hutan

BAIK SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur

tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan

pedoman pelaksanaan atau ketentuan teknis.

Terdapat implementasi seluruh SOP tahapan sistem

silvikultur.

Rata-rata potensi tebangan A berdasarkan RPKH

dalam bagan tebang (sesuai dengan Kelas

Perusahaan) >80m3/Ha.

Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH

Banyumas Timur dalam jumlah yang mampu

menjamin kelestarian hasil hutan (keberhasilan

tanaman ≥ 75% pada tahun ke 3) yaitu tanaman

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pokok 93,77%.

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah

lingkungan untuk pemanfaatan

hutan.

BAIK Tersedia SOP pemafaatan/ pengelolaan hutan

ramah lingkungan untuk seluruh kegiatan

pengelolaan hutan, dan isinya sesuai untuk

karakteristik kondisi setempat.

Auditee telah melaksanakan penerapan teknologi

ramah lingkungan pada 4 (empat) tahapan kegiatan

pemanenan hasil di KPH Banyumas Timur yaitu : Pra

tebangan, Pelaksanaan tebangan, Pasca tebangan,

dan Penerapan SMK3.

Nilai Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Banyumas Timur

≥ 0,70..

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada

areal kerjanya.

SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RTT tahun 2016

KPH Banyumas Timur yaitu RTT tebang habis (A),

RTT tebangan pembangunan (B) dan RTT tebangan

penjarangan (E) sebagian tidak berdasarkan RPKH

yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Peta RTT sebagian sesuai dengan peta lampiran

RPKH.

Penandaan batas tebangan sesuai dengan peta

kerja.

Realisasi luas dan volume tebangan total mencapai

<70% dari rencana tebangan tahunan (RTT

Tebangan) dan lokasi panen sesuai dengan RTT

yang disahkann serta tidak melebihi luas yang

direncanakan.

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

SEDANG Likuiditas dan Solvabilitas < 100% namun

Rentabilitas : positif, dan Catatan Kantor Akuntan

Publik terhadap Laporan Keuangan tahun buku

terakhir Wajar.

Realisasi alokasi dana > 80% dari kebutuhan kelola

hutan yang seharusnya berdasarkan laporan

penatausahaan keuangan yang dibuat sesuai

dengan Pedoman Pelaporan Keuangan

Pemanfaatan Hutan Produksi (yang telah diaudit

oleh akuntan publik).

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan tidak

proporsional.

Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis

kehutanan berjalan lancar namun tidak sesuai

dengan tata waktu.

Realisasi modal kegiatan penanaman tanaman

pokok dan tanaman pengisi belum seluruhnya yaitu

92,04%.

Realisasi penanaman tanaman pokok dan tanaman

pengisi Pemegang Hak Pengelolaan > 70% dari yang

seharusnya yaitu 94,49%.

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap

Tipe Hutan.

BAIK Luas kawasan lindung yang tertera dalam evapot

melebihi/ sesuai denguan dokumen perenca-naan

yaitu DPPL dan seluruhnya seasuai dengan kondisi

biofisiknya.

Seluruh kawasan lindung (100 %) telah ditata di

lapangan.

Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup

85 %.

Keberadaan kawasan lindung sudah disosialisasikan

kepada 58 LMDH (52,73 %) yang berada di sekitar

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

hutan.

Terdapat laporan pengelolaan seluruh kawasan

lindung yang sesuai dengan RKL.

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis

gangguan yang ada.

Jenis dan jumlah sarana prasarana sebagian sesuai

dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.

Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah

dan kualifikasi memadai sesuai dengan ketentuan

Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui

tindakan preemptif/preventif/represif dengan

mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang

ada..

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan

Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup

seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat

pemanfaatan hutan

Tersedia sarana prasarana pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air yang

berfungsi dengan baik serta telah sesuai dengan

dokumen perencanaan DPPL.

Tersedia SDM/personil pelaksana pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air

dengan jumlah dan kualifikasinya belum memadai.

Tersedia dokumen Perencanaan pengelolaan

dampak terhadap tanah dan air dan

diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

Tersedia dokumen Perencanaan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air dan

diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang

besar dan penting terhadap tanah dan air.

Indikator 3.4 Identifikasi

Spesies Flora Dan Fauna Yang

Dilindungi Dan/Atau Langka,

Jarang, Terancam Punah, Dan

Endemik.

BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora dan

fauna yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi

dan/atau langka, jarang, terancam punah dan

endemik yang terdapat di areal hak Pengelolaan.

Auditee telah melakukan identifikasi untuk seluruh

jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau

langka, jarang, terancam punah dan endemic.

Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak terganggu,

dan bagian yang tidak rusak

Perlindungan terhadap species

flora dilindungi dan/atau jarang,

langka dan terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak Pengelolaan.

Pengelolaan flora telah diimplementasikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak pengelolaan.

Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap

kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan endemik

yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan.

Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna

Untuk:

Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak terganggu,

dan bagian yang tidak rusak

Perlindungan terhadap species

flora dilindungi dan/atau jarang,

langka dan terancam punah dan

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak Pengelolaan.

Pengelolaan fauna telah diimplementasikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak Pengelolaan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

endemik. Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terha-dap

kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan endemik

yang terdapat diareal hak Pengelolaan.

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

BAIK Auditee memiliki dokumen/ laporan yang lengkap

mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/

SDH setempat, identifikasi hak-hak dasar

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

setempat, dan rencana pemanfaatan SDH oleh

pemegang hak pengelolaan.

Auditee memiliki mekanisme penataan

batas/rekonstruksi batas kawasan secara

partisipatif dan konflik batas kawasan yang

diketahui oleh para pihak.

Auditee memiliki mekanisme mengenai pengakuan

hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan

masyarakat setempat dalam perencanaan

pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.

Auditee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas

kawasan pemegang hak Pengelolaan dengan batas

kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum

adat/setempat.

Auditee telah memiliki persetujuan oleh sebagian

para pihak atas luas dan batas areal kerjanya dan

masih ada konflik.

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang

berlaku

BAIK Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap

menyangkut tanggung jawab sosial pemegang hak

pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan

yang relevan/berlaku.

Auditee memiliki mekanisme yang lengkap & legal

tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak

pengelolaan terhadap masyarakat.

Auditee memiliki bukti lengkap pelaksanaan

kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat

mengenai hak dan kewajiban pemegang hak

pengelolaan terhadap masyarakat dalam mengelola

SDH.

Auditee memiliki sebagian bukti realisasi

pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap

masyarakat.

Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang

lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial

pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.

4.3. Ketersediaan mekanisme

dan implementasi distribusi

manfaat yang adil antar para

Pihak

BAIK Auditee telah memiliki data dan informasi yang

lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat

dan/atau masyarakat setempat yang terlibat,

tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan

SDH.

Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,

lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran

serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.

Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang

hak pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan

peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang

lengkap dan jelas.

Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian

(< 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

setempat oleh pemegang hak pengelolaan.

Auditee telah memiliki bukti dokumen/Laporan

mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada

para pihak yang lengkap dan terdokumentasi

dengan baik.

4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal

BAIK Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik

yang lengkap dan jelas.

Terdapat konflik dan Auditee telah memiliki peta

konflik yang lengkap dan jelas.

Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya

manusia, dan pendanaan yang cukup untuk

mengelola konflik.

Auditee telah memiliki dokumen/laporan

penanganan konflik yang lengkap dan jelas.

4.5. Perlindungan, pengem-

bangan dan peningkatan

kesejahteraan tenaga kerja

BAIK Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan

industrial dengan seluruh karyawan.

Auditee telah merealisasikan seluruh rencana

pengembangan kompetensi.

Auditee memiliki dokumen standar jenjang karir dan

telah diimplementasikan seluruhnya.

Auditee memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan

karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.

B. Verifikasi Legalitas Kayu

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang izin mampu

menunjukkan keabsahan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) dan izin lain

yang berada dalam kawasan

hutan yang dikelola IUPHHK.

MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal

22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum

(Perum) Kehutanan Negara. Dokumen ini telah

ditetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh

Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan

pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia.

SK Pemegang Hak Pengelolaan Perum Perhutani

KPH Banyumas Timur berdasarkan Keputusan

Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah No.

2889/Kpts/I/2013 tanggal 21 Oktober 2013

tentang Luas Kawasan Hutan Masing-masing KPH

Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Berdasarkan

SK tersebut luas KPH Banyumas Timur adalah

46.451,96 Ha yang terdiri dari 5.400,80 Ha (HP),

20.123,15 Ha (HPT), 20.928,01 Ha (HL) dan

dilampiri peta skala 1: 100.000.

Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

SK.359/Menhut--II/2004 tanggal 1 Oktober 2004

dengan Peta Lampiran Surat Keputusan Direksi

Perum Perhutani nomor: 2889/Kpts/I/2013, tidak

terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal KPH

Banyumas Timur.

Verifier 1.1.1.b. termasuk dalam kategori tidak

dapat diterapkan (Not Applicabel) karena auditee

merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan

pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan

pembayaran iuran IUPHHK.

Auditee telah melakukan pencatatan, pendataan,

pendokumentasian, monitoring dan melaporkan

kegiatan-kegiatan penggunaan lahan di luar sektor

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kehutanan kepada instansi terkait.

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 2 (Dua) RPKH untuk

Kelas Perusahaan (KP) yang disusun dan disahkan

oleh pejabat yang berwenang dan disusun mengacu

pertauran yang berlaku, yaitu :

RPKH dan Revisi RPKH KP Pinus dengan luas

28.899,19 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari

2010 s/d 31 Desember 2019 untuk periode

tahun 2016 s/d 2019.

Revisi RPKH KP Damar dengan luas 17.552,77

Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31

Desember 2019 untuk periode tahun 2012 s/d

2019.

Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun

2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun

oleh petugas yang berwenang.

Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan

lampiran peta.

Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh

ditebang dan telah tercantum dalam SK Direksi

Perum Perhutani tentang pengukuhan kawasan

lindung. Bukti implementasi pengelolaan kawasan

lindung di lapangan, untuk setiap BKPH terlihat jelas

di lapangan dan sesuai dengan yang tercantum

dalam peta.

Penandaan lokasi blok tebangan/petak RTT telah

tergambar dalam lampiran peta RTT/suplisi RTT

bidang tebangan yang dibuat oleh GANIS Canhut dan

Peta lampiran SPK Tebangan dari ADM kepada

Mandor di lapangan.

Posisi lokasi tebangan yang dilakukan AudItee telah

sesuai dengan peta RTT bidang tebangan yang

dibuat oleh GANIS Canhut dan Peta lampiran SPK

Tebangan dan penandaan yang dilakukan sesuai

dengan PK-SMPHT.01.008.

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai

dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH dan Revisi RPKH KP

Pinus dengan luas 28.899,19 Ha, Jangka

Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2019

untuk periode tahun 2016 s/d 2019 dan Revisi

RPKH KP Damar dengan luas 17.552,77 Ha, Jangka

Perusahaan 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2019

untuk periode tahun 2012 s/d 2019 yang disusun

dan disahkan oleh pejabat yang berwenang dan

disusun mengacu pertauran yang berlaku dan telah

dilengkapi dengan lampiran Peta.

Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan

alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan

untuk pembangunan hutan tanaman, sehingga

verifier 2.2.1.b not applicable.

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil

hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang

ditebang/dipanen atau yang

dipanen/dimanfaatkan telah di–

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur

yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316. LHP

dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

LHP-kan melalui aplikasi SIPUHH Online.

Selama periode April 2016 – Maret 2017, Auditee

dapat menunjukan seluruh dokumen LHP yang

diterbitkan secara online oleh operator yang

ditunjuk, dengan jumlah LHP sebanyak 500 Set

dengan volume sebesar 7.471,697 M3 dan 6,00 SM

Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LHP,

buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Dokumen angkutan yang digunakan Audite dari

lokasi tebangan (TP) menuju tempat pengumpulan

kayu (TPK) telah dilengkapi dengan dokumen DKB

(modifikasi DK 304) dan dari TPK menuju industry

atau tujuan lainnya adalah dengan menggunakan

dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu

(SKSHHK) yang diterbitkan secara online.

Hasil uji petik persediaan kayu pada LMKB dengan

SKSHHK yang diterbitkan hasilnya sesuai.

3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA

NOT

APPLICABLE

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

(Not Applicable), karena Auditee adalah pemegang

hak pengelolaan bukan Pemegang IUPHHK-HA.

Auditee telah menerapkan penandaan pada bontos

ujung dan tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi

Perum Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal

30 Maret 2016. Namun Auditee tetap menerapkan

sistem penandaan pada bontos dan tunggak kayu,

sehingga dengan sistem tersebut kayu dapat dilacak

balak sampai ke petak tebangan.

Auditee adalah pemegang hak pengelolaan bukan

Pemegang IUPHHK-HA. Auditee telah menerapkan

penandaan pada bontos ujung dan tunggak kayu

mengacu kepada SK Direksi Perum Perhutani No.

366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu membuk-

tikan adanya catatan angkutan

kayu ke luar TPK

MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang

diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang

berkualifikasi sebagai Ganis PKB).

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

dokumen SKSHHK yang diterbitkan di TPK Karang

Kobar sebanyak 389 Set dengan volume 3.276,85

M3, untuk TPK Kali Wangi sebanyak 628 Set dengan

volume 6.359,240 M3

Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan

Berita Acara penerbitan SKSHHK.

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan menunjukkan bukti

pelunasan Dana Reboisasi (DR)

dan/atau Provisi Sumberdaya

Hutan (PSDH)

MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi

PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan

Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal

berlaku secara otomatis akan muncul apabila

Auditee telah meng approve LHP.

Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa

tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah

sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada

tariff yang berlaku.

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak

7.471,697 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai

dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima

adalah Rp 90.289.578.00.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk

kayu sebesar Rp 90.289.578 dengan volume

sebesar 7.471,697 M3 dan Rp 7.920,00 untuk kayu

bakar sebanyak 6,00 SM sesuai dengan dokumen

LHP yang diterbitkan, dibuktikan dengan Bukti

Penerimaan Negara (BPN) Bukan Pajak dari Bank

BRI.

Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk

kayu sebesar Rp 90.289.578 dengan volume

sebesar 7.471,697 M3 dan Rp 7.920,00 untuk kayu

bakar sebanyak 6,00 SM sesuai dengan dokumen

LHP yang diterbitkan dan sesuai dengan persyaratan

ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

3.3.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan yang mengirim

kayu bulat antar pulau memiliki

pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar

(PKAPT).

NOT

APPLICABLE

Auditee bukan Pedagang Kayu Antar Pulau, sehingga

tidak memiliki dokumen PKAPT. sehingga verifier ini

masuk dalam kategori Not Applicabel (NA).

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat

yang menggunakan kapal harus

kapal yang berbendera

Indonesia dan memiliki izin yang

sah

NOT

APPLICABLE

Pengangkutan kayu bulat dari TPK tidak

menggunakan kapal dan hanya melakukan

pengangkutan lewat jalur darat dengan

menggunakan alat angkut Truck, sehingga verifier ini

masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)

3.4.1 Tanda V-legal yang

dibubuhkan sesuai ketentuan

MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-

Legal sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-

Legal dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan

lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.

Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada

dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak

(318)

Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan

Auditee telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.

P.14/PHPL/SET/4/2016, lampiran 6 tentang

Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal.

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah memiliki

dokumen AMDAL/DPPL/UKL-

UPL meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan sesuai

peraturan yang berlaku meliputi

seluruh areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah

mendapatkan persetujuan Gubernur Jawa Tengah

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa

Tengah Nomor: 660.1/27/2011 tanggal 21 Juni

2011.

Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun

2007.

4.1.2. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan memiliki laporan

pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan

tindakan untuk mengatasi

dampak lingkungan dan

menyediakan manfaat sosial

MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu

kesatuan dengan dokumen DPPL dan telah

mendapat persetujuan Gubernur Jawa Tengah

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa

Tengah Nomor: 660.1/27/2011 tanggal 21 Juni

2011.

Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen

RKL dan RPL.

Hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan telah dilaporkan kepada intansi terkait.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

5.1.1. Prosedur dan Implemen-

tasi K3

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja (PK)

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Auditee juga memiliki pengurus P2K3 serta ahli K3

sebagai penanggung jawab dalam implemntasi K3.

Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret

2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan

bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan

masih berfungsi dengan baik.

Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang

dilaporkan setiap 3 (tiga) bulan kepada Dinas

Ketenagakerjaan Kabupaten Banyumas dan

Banjarnegara.

Berdasarkan laporan kecelakaan kerja bulan April

2016 sampai dengan Bulan Maret 2017 dilokasi

KPH Banyumas Timur tidak terdapat kejadiaan

kecelakaan kerja. (Nihil).

5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan berserikat

bagi pekerja

MEMENUHI Auditee telah memiliki Serikat Pekerja yang terdiri

dari SEKAR dan SP2P dan telah tersedia Susunan

Pengurus SEKAR DPD KPH Banyumas Timur dan

Susunan Pengurus Cabang SP2P.

Di lokasi Auditee telah tersusun Lembaga Kerja

Sama Bipartrit dan telah disampaikan kepada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Banyumas tanggal 27 Januari 2017.

Hasil wawancara dengan karyawan, rata-rata

karyawan ikut serta di dalam serikat pekerja yang

ada (SEKAR dan SP2P).

5.2.2. Adanya Kesepakatan

Kerja Bersama (KKB) atau

Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) antara Perum Perhutani dengan

Serikat Karyawan Perhutani (SEKAR PERHUTANI)

dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P)

periode tahun 2015 sampai dengan 2017,

Dokumen PKB ditetapkan di Surabaya tanggal 3 Juli

2015 dan ditandatangani oleh Direktur Utama

Perum Perhutani, Ketua Umum dan Sejen Serikat

Karyawan Perhutani dan Ketua Umum serta Sekjen

Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani.

5.2.3. Perusahaan tidak

mempekerjakan anak di bawah

umur

MEMENUHI Berdasarkan data usia pegawai KPH Banyumas

Timur periode Maret 2017 dan hasil wawancara

denagan tenaga kerja di lokasi tebangan, tidak ada

pekerja yang usianya di bawah umur.(di bawah 18

tahun)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Banyumas Timur pada saat Penilikan pertama

Tahun 2017 sebesar 96,97%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.

2. KPH BLORA

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang

Hak Pengelolaan

BAIK Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata

batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi

pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.

Realisasi tata batas 100% (tata batas sudah temu

gelang).

Terdapat masalah tenurial, namun ada rencana,

monitoring dan upaya penyelesaian dan ada

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

penurunan tingkat konflik tenurial dari waktu ke

waktu.

Verifier 1.1.4 : diverifikasi tetapi tidak diterapkan,

Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum

Perhutani nomor : 2889/Kpts/I/2013 dengan Peta

Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia

Nomor : SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober

2004 menunjukan tidak terdapat perubahan fungsi

kawasan pada areal KPH Blora.

Terdapat penggunaan kawasan diluar sektor

kehutanan pada kawasan KPH Blora dan ada upaya

KPH Blora untuk mendata penggunaan tersebut dan

melaporkan pada instansi terkait.

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK Komitmen KPH Blora dinyatakan secara tertulis

dalam Visi dan Misi Perum Perhutani yang secara

legal ditandatangani oleh Direktur Utama Perum

Perhutani melalui SK Direksi Perum Perhutani No.

3180/Kpts/Dir/2014 tanggal 27 November 2014.

Visi misi Perum Perhutani telah sesuai dengan

kerangka PHL

KPH Blora telah melaksanakan sosialisasi Visi Misi

pada segenap karyawan KPH dan masyarakat yang

dibuktikan dengan adanya : Undangan, Resume,

dokumentasi kegiatan, dan daftar hadir pelaksanaan

sosialisasi.

Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari

baru sebagian yang telah sesuai dengan visi dan misi

perusahaan.

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di

lapangan tersedia pada setiap bidang kegiatan

pengelolaan hutan telah mencukupi dari ketentuan

yang berlaku.

Realisasi peningkatan kompetensi SDM > 70% dari

rencana sesuai kebutuhan.

Dokumen ketenagakerjaan tersedia dengan lengkap.

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan, pelaksa-

naan, pemantauan periodik,

evaluasi, dan penyajian umpan

balik mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan) Peme-

gang Hak Pengelolaan.

BAIK Tersedia struktur organisasi dan job description yang

sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan

oleh Direksi.

Perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia.

Organisasi SPI/internal auditor ada, dan berjalan

dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan

kegiatan.

Ada tindakan pencegahan dan perbaikan

manajemen yang konsisten berdasarkan hasil

monitoring dan Evaluasi.

1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK Kegiatan RTT yang akan mempengaruhi kepentingan

hak-hak masyarakat setempat sebagian telah

mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal

yang memadai.

Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari

para pihak.

Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan CSR/CD dari para pihak.

Terdapat persetujuan dalam proses penetapan

kawasan lindung dari sebagian para pihak.

2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

BAIK Terdapat dokumen RPKH KPH Blora KP Jati Jangka

Perusahaan 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2019

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Pengelolaan Hutan Lestari. yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang

(Direktur Utama Perum Perhutani dan Direktur

Jendral Bina Usaha Kehutanan) dan disusun

berdasarkan kegiatan penataan ulang KPH Blora

tahun 2013 dan 2014 meliputi kegiatan tata batas,

pembagian hutan, inventarisasi/risalah hutan areal

produksi efektif yang realistis/benar, penyusunan

buku RPKH-PDE untuk perhitungan pengaturan hasil

hutan dan peta kelas perusahaan, dengan mengacu

Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-

II/2011, dan Peraturan Direktur Jenderal Bina

Usaha Kehutanan Nomor P.01/VI-BUHT/ 2012.

Penataan areal kerja KPH Blora di lapangan (blok

RTT tahun 2016 dan petak) sesuai dengan RPKH KP

Jati.

Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik,

seluruh tanda batas petak KPH Blora dapat dikenal

di lapangan.

2.2. Tingkat pemanenan lestari

untuk setiap jenis hasil hutan

kayu utama dan nir kayu pada

setiap tipe ekosistem.

BAIK KPH Blora memiliki data potensi tegakan Jati dalam

kelas hutan yang menggambarkan kondisi lapangan

yaitu KU I s.d. KU VIII, MR dan MT.

Terdapat perhitungan etat tegakan Jati berdasarkan

tabel volume lokal tebang habis (A2) Jati dan tabel

volume lokal tebang habis (B) Jati yang berlaku di

KPH Blora.

KPH Blora telah memiliki rencana pengaturan

tebangan berdasarkan hasil perhitungan etat (Model

RPKH-PDE 8) yang digunakan dalam penyusunan

RTT tebangan sebagai batas maksimal luas dan

volume tebangan di KPH Blora.

2.3. Pelaksanaan penerapan

tahapan sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi hutan

BAIK SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur

THPB (Tebang Habis Permudaan Butan) tersedia

dengan lengkap di KPH Blora meliputi Prosedur

Kerja (PK) untuk kegiatan penataan areal kerja,

persemaian, pembuatan tanaman, pemeliharaan

hutan, pemanenan hasil hutan dan perlindungan

dan pengamanan hutan, isi PK sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Terdapat implementasi SOP seluruh tahapan

kegiatan sistem silvikultur THPB (Tebang Habis

Permudaan Butan) di KPH Blora yaitu kegiatan

penataan areal kerja, persemaian, pembuatan

tanaman, pemeliharaan hutan, dan pemanenan

hasil hutan, serta perlindungan dan pengamanan

hutan.

Rata-rata potensi tebangan A di KPH Blora

berdasarkan RPKH dalam bagan tebang (sesuai

dengan Kelas Perusahaan) adalah <30 - 80 m3/Ha

yaitu KP Jati rata-rata sebesar 47,64 m3/Ha.

Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH

Blora dalam jumlah yang mampu menjamin

kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman ≥

75% pada tahun ke 3) yaitu tanaman pokok 93,25%.

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah

lingkungan untuk pemanfaatan

hutan.

BAIK Tersedia SOP yang terkait pemanfaatan ramah

lingkungan di KPH Blora yaitu (1) PK-SMPHT.05-007

Pemanenan Kayu (Tebang Habis Jati), (2) PK-

SMPHT.05-008 Pemanenan Kayu (Tebang Habis

Jenis Rimba), (3) PK-SMPHT.05-010 Pembuat- an

Jalan Angkutan, dan isi PK tersebut sesuai untuk

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

karakteristik kondisi setempat.

Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan

pada 4 (empat) tahapan kegiatan pemanenan hasil

di KPH Blora yaitu (1) pra tebangan, (2) pelaksanaan

tebangan, (3) pasca tebangan, dan (4) penerapan

SMK3.

Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Blora ≥ 0,70 dengan

rincian sebagai berikut :

Berdasarkan laporan hasil cutting test quick count

rencana tebangan A.2 Tahun 2016, bahwa cutting

test quick count dilakukan di 6 petak (petak 57B,

104A, 121C, 93D, 94D dan 95C), dengan rencana

produksi 296 pohon volume 236,161 M3, realisasi

produksi 296 pohon volume 233,318 M3 (98,8%).

Dengan demikian Fe sebesar 0,98.

Berdasarkan hasil uji petik tebangan pohon nomor

842 jenis Jati di petak 105D RPH Sumberjo BKPH

Nglawungan KPH Blora diperoleh realisasi volume

sebesar 120,25%. Dengan demikian FE sebesar

1,20.

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada

areal kerjanya.

SEDANG Kesesuaian tebangan A, tebangan B dan tebangan E

pada dokumen RTT tahun 2016 dengan dokumen

RPKH adalah tidak sama dengan 100% yaitu rata-

rata kesesuaian luas 90,07% dan rata-rata

kesesuaian volume 69,05%, dengan rincian : (1)

tebangan A kesesuaian luas 100% dan kesesuaian

volume 98,37%, (2) tebangan B kesesuaian luas

91,26% dan kesesuaian volume 99,37%, (3)

tebangan E kesesuaian luas 78,96% dan

kesesuaian volume 9,39%, dengan demikian RTT

tahun 2016 KPH Blora yaitu RTT tebang habis (A),

RTT tebangan pembangunan (B) dan RTT tebangan

penjarangan (E) sebagian tidak berdasarkan RPKH

yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Sebagian kecil (< 50%) yaitu 9,93% Peta RTT Tahun

2016 KPH Blora tidak sesuai dengan peta lampiran

RPKH.

Penandaan batas tebangan KPH Blora sesuai

dengan peta kerja.

Realisasi volume tebangan total KPH Blora tahun

2016 adalah 71,32% namun realisasi per jenis

tebangan < 70% karena realisasi volume tebangan A

adalah 83,34%, sedangkan realisasi volume

tebangan B adalah 8,63% dan realisasi volume

tebangan E adalah 0%, lokasi panen sesuai dengan

RTT yang disahkan serta tidak melebihi luas yang

direncanakan yaitu 2,00% dengan rincian realisasi

luas tebangan A adalah 87,03%%, realisasi luas

tebangan B adalah 7,44%, dan realisasi luas

tebangan E adalah 0%.

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

SEDANG Kesehatan finansial Perum Perhutani Divisi Regional

Jawa Tengah tahun 2016 adalah likuiditas 92,06%,

solvabilitas 23,27% dan rentabilitas positif sebesar

122,08% atau mengalami “keuntungan”.

Catatan akuntan publik (didekati melalui laporan

keuangan perum perhutani tahun 2015) adalah

wajar tanpa pengecualian.

Realisasi alokasi dana KPH Blora tahun 2016

adalah 70,52% dari kebutuhan kelola hutan yang

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan

keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman

Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi

dan Pengelolaan Hutan.

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan pada

KPH Blora Tahun 2016 adalah kurang proporsional

(rata-rata perbedaan lebih dari >20 - 50% yaitu

49,99%).

Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis

kehutanan pada KPH Blora tahun 2016 adalah

lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu.

Realisasi modal kegiatan penanaman tanaman

pokok dan tanaman pengisi pada KPH Blora tahun

2016 adalah 98,81%.

Realisasi penanaman (tanaman rutin dan tanaman

pembangunan) KPH Blora tahun 2016 adalah < 50%

dari yang direncanakan dalam RTT yaitu 11,85%.

Namun demikian sesuai dengan surat Direksi Perum

Perhutani No. 084/041.1/PPHHR-PSDH/Dir tanggal

16 Juni 2016 dan surat Direksi Perum Perhutani No.

128/052.2/PPHHR/Dir tanggal 6 Oktober 2016,

maka realisasi penanaman tanaman pokok dan

tanaman pengisi KPH Blora tahun 2016 adalah >

70% dari yang seharusnya dalam Suplisi RTT yaitu

100%.

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap

Tipe Hutan.

BAIK Luas kawasan lindung yang tertera dalam evapot

melebihi/ sesuai denguan dokumen perenca-naan

yaitu DPPL dan seluruhnya seasuai dengan kondisi

biofisiknya.

Seluruh kawasan lindung (100 %) telah ditata di

lapangan.

Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup

86 %.

Kegiatan sosia-lisasi tentang keberadaan kawasan

lindung telah dilaksanakan kepada seluruh (100 %)

LMDH sekitar hutan.

Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan

ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung sesuai

RKL.

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur perlindungan hutan yang menca-

kup seluruh jenis gangguan yang ada.

Jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai

dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.

Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah

dan kualifikasi personil yang memadai sesuai

dengan ketentuan.

Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui

tindakan tertentu (preemptif/preventif/ represif)

dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan

yang ada.

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan

Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup

seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat

pemanfaatan hutan.

Tersedianya sarana pengelolaan dan pemantauan

sesuai dengan ketentuan dan/atau dokumen

perencanaan lingkungan serta berfungsi dengan

baik.

Tersedia personil dengan jumlah dan kualifikasinya

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

tidak memadai.

Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan

dampak terhadap tanah dan air dan

diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

Tersedia dokumen perencanaan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air dan

diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang

besar dan penting terhadap tanah dan air.

Indikator 3.4 Identifikasi

Spesies Flora Dan Fauna Yang

Dilindungi Dan/Atau Langka,

Jarang, Terancam Punah, Dan

Endemik.

BAIK Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis

yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam

punah dan endemik yang terdapat diareal hak

Pengelolaan.

Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh

jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

hak Pengelolaan.

Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak terganggu,

dan bagian yang tidak rusak

Perlindungan terhadap species

flora dilindungi dan/atau jarang,

langka dan terancam punah dan

endemik.

NOT

APPLICABLE

Berdasarkan Dokumen Pengelolaan

Keanekaragaman Hayati (Monitoring dan Evaluasi

Biodiversity) dan Laporan Monitoring dan Evaluasi

Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) (High

Conservation Value Forest/ HCVF), tidak

teridentifikasi flora dilindungi dan/atau langka,

jarang (rare), terancam punah (threatened) dan

endemic, sehingga seluruh verifier dari indicator 3.5.

ini tidak dapat diterapkan (Not Applicable, NA).

Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna

Untuk:

Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak terganggu,

dan bagian yang tidak rusak

Perlindungan terhadap species

flora dilindungi dan/atau jarang,

langka dan terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh

jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat areal

kerja.

Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk

seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat

diareal KPH Blora.

Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap

kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan endemik

yang terdapat diareal hak pengelolaan.

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

BAIK Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang

lengkap mengenai pola penguasaan dan

pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-

hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau

masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan

SDH oleh pemegang hak pengelolaan.

Terdapat mekanisme penataan batas/ rekonstruksi

batas kawasan secara partisipatif & penyelesaian

konflik yang diketahui para pihak.

Auditee telah memiliki mekanisme mengenai

pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat

dan masyarakat setempat dalam perencanaan

pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.

Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan

batas kawasan pemegang hak pengelolaan dengan

batas kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum

adat/ setempat .

Auditee telah memiliki persetujuan sebagian para

pihak atas luas dan batas areal kerjanya dan masih

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 19 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

ada konflik.

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang

berlaku

BAIK Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap

menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang hak

pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan

yang relevan/berlaku

Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &

legal tentang pemenuhan kewajiban sosial

pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat

Auditee telah memiliki bukti lengkap pelaksanaan

kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban

pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat

dalam mengelola SDH.

Auditee telah memiliki sebagian bukti realisasi

pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap

masyarakat .

Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang

lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial

pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.

4.3. Ketersediaan mekanisme

dan implementasi distribusi

manfaat yang adil antar para

Pihak

BAIK Auditee telah memiliki data dan informasi yang

lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat

dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat,

tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan

SDH

Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,

lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran

serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.

Auditee telah memiliki dokumen rencana

pemegang hak pengelolaan mengenai kegiatan

peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat, yang lengkap dan jelas

Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian

besar (≥ 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas

ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau

masyarakat setempat oleh pemegang hak

pengelolaan

Auditee telah memiliki bukti dokumen/Laporan

mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada

para pihak yang lengkap dan terdokumentasi

dengan baik.

4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal

BAIK Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik

yang lengkap dan jelas

Terdapat konflik dan auditee telah memiliki peta

konflik yang lengkap dan jelas

Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya

manusia, dan pendanaan yang cukup untuk

mengelola konflik

Auditee telah memiliki dokumen/laporan

penanganan konflik yang lengkap dan jelas.

4.5. Perlindungan, pengem-

bangan dan peningkatan

kesejahteraan tenaga kerja

BAIK Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan

industrial dengan seluruh karyawan

Auditee telah merealisasikan seluruh rencana

pengembangan kompetensi.

Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang

karir dan telah diimplementasikan seluruhnya

Auditee telah memiliki dokumen tunjangan

kesejahteraan karyawan dan telah

diimplementasikan seluruhnya.

B. Verifikasi Legalitas Kayu

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 20 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang izin mampu

menunjukkan keabsahan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) dan izin lain

yang berada dalam kawasan

hutan yang dikelola IUPHHK.

MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal

22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum

(Perum) Kehutanan Negara. Dokumen ini telah

ditetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh

Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan

pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia.

SK Pemegang Hak Pengelolaan Perum Perhutani

KPH Blora ditetapkan berdasarkan Keputusan

Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah No.

2889/Kpts/I/2013 tgl 21 Oktober 2013 tentang

Luas Kawasan Hutan masing-masing KPH Perum

Perhutani Unit I Jawa Tengah. Berdasarkan SK

tersebut luas KPH Blora 15.104,99 Ha yang

merupakan kawasan hutan produksi (HP).

Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

SK.359/Menhut--II/2004 tanggal 1 Oktober 2004

dengan Peta Lampiran Surat Keputusan Direksi

Perum Perhutani nomor: 2889/Kpts/I/2013, tidak

terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal KPH

Blora.

Verifier 1.1.1.b. termasuk dalam kategori tidak

dapat diterapkan (Not Applicabel) karena auditee

merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan

pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan

pembayaran iuran IUPHHK.

Auditee telah melakukan pencatatan, pendataan,

pendokumentasian, monitoring dan melaporkan

kegiatan-kegiatan penggunaan lahan di luar sektor

kehutanan kepada instansi terkait.

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dengan luas

15.104,99 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2015

s/d 31 Desember 2024, disusun oleh Kepla Seksi

Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi Seksi

Perncanaan Hutan Wilayah (SPHW) IV Rembang,

Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan SDH dan

Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh Kepala

Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah di

Semarang, dan Disahkan oleh Direktur Utama

Perum Perhutani di Jakarta.

RPKH KPH Blora telah mendapat persetujuan dari

Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

berdasarkan Nomor SK. 7806/Menhut-

VI/BUHT/2015 tanggal 31 Desember 2015.

Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun

2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun

oleh petugas yang berwenang dan telah dilengkapi

dengan lampiran peta.

Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh

ditebang dan telah tercantum dalam SK Direksi

Perum Perhutani tentang pengukuhan kawasan

lindung. Bukti implementasi pengelolaan kawasan

lindung di lapangan, untuk setiap BKPH terlihat jelas

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 21 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

di lapangan dan sesuai dengan yang tercantum

dalam peta.

Penandaan lokasi blok tebangan/petak RTT telah

tergambar dalam lampiran peta RTT/suplisi RTT

bidang tebangan yang dibuat oleh GANIS Canhut dan

Peta lampiran SPK Tebangan dari ADM kepada

Mandor di lapangan.

Posisi lokasi tebangan yang dilakukan AudItee telah

sesuai dengan peta RTT bidang tebangan yang

dibuat oleh GANIS Canhut dan Peta lampiran SPK

Tebangan dan penandaan yang dilakukan sesuai

dengan PK-SMPHT.01.008.

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai

dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dengan luas

15.104,99 Ha, Jangka Perusahaan 1 Januari 2015

s/d 31 Desember 2024, disusun oleh Kepla Seksi

Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi Seksi

Perncanaan Hutan Wilayah (SPHW) IV Rembang,

Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan SDH dan

Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh Kepala

Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah di

Semarang, dan Disahkan oleh Direktur Utama

Perum Perhutani di Jakarta.

RPKH KPH Blora telah mendapat persetujuan dari

Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

berdasarkan Nomor SK. 7806/Menhut-

VI/BUHT/2015 tanggal 31 Desember 2015.

Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan

alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan

untuk pembangunan hutan tanaman, sehingga

verifier 2.2.1.b tidak dapat diterapkan (Not

Applicable).

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil

hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang

ditebang/dipanen atau yang

dipanen/dimanfaatkan telah di–

LHP-kan

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur

yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316. LHP

dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang

melalui aplikasi SIPUHH Online.

Selama periode April 2016 – Maret 2017, Auditee

dapat menunjukan seluruh dokumen LHP yang

diterbitkan melalui aplikasi eProduksi yang

terkoneksi dengan SIPUHH Online, SI PNBP dan

SIMPONI oleh operator yang ditunjuk, dengan jumlah

LHP sebanyak 5.851,2793 M3, terdiri dari

5.684,6737 M3 untuk LHP Jenis Jati dan 166,6056

M3 untuk LHP Jenis Rimba

Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LHP,

buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Dokumen angkutan yang digunakan Audite dari

lokasi tebangan (TP) menuju tempat pengumpulan

kayu (TPK) telah dilengkapi dengan dokumen DKB

(modifikasi DK 304) dan dari TPK menuju industry

atau tujuan lainnya adalah dengan menggunakan

dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu

(SKSHHK) yang diterbitkan secara online.

Hasil uji petik persediaan kayu pada LMKB dengan

SKSHHK yang diterbitkan hasilnya sesuai.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 22 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA

NOT

APPLICABLE

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee adalah

pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang

IUPHHK-HA. Namun demikian Auditee telah

menerapkan penandaan pada bontos ujung dan

tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum

Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30

Maret 2016. Namun demikian auditee tetap

menerapkan kegiatan sistem penandaan pada

bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan sistem

tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak

tebangan.

Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan

bukan Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian

tanda-tanda PUHH telah dilaksanakan secara

konsisten oleh Auditee dan telah diatur dalam SK

Direksi Perum Perhutani Nomor:

366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu membuk-

tikan adanya catatan angkutan

kayu ke luar TPK

MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang

diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang

berkualifikasi sebagai Ganis PKB).

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

dokumen SKSHHK yang diterbitkan di TPK

Banjarwaru untuk jenis Jati sebanyak 2.069 Set

dengan volume 4.889,724 M3, dan jenis Rimba

sebanyak 33 Set dengan volume 187,36 M3

Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan

BAP penerbitan SKSHHK. Dan BAP penerbitan

SKSKB tidak tersedia karena auditee tidak

melakukan pemakaian dokumen SKSKB.

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan menunjukkan bukti

pelunasan Dana Reboisasi (DR)

dan/atau Provisi Sumberdaya

Hutan (PSDH)

MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi

PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan

Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal

berlaku secara otomatis akan muncul apabila

Auditee telah meng approve LHP.

Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa

tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah

sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada

tariff yang berlaku.

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak

5.851,29 M3 dan PSDH yang harus dibayar Rp

966.063.941,00.

Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk

kayu sebesar Rp 966.063.941,00 dengan volume

sebesar 5.851,29 M3 sesuai dengan dokumen LHP

yang diterbitkan, dibuktikan dengan Bukti

Penerimaan Negara (BPN) Bukan Pajak dari Bank

BRI.

Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk

kayu sebesar Rp 966.063.941,00 dengan volume

sebesar 5.851,29 M3 sesuai dengan dokumen LHP

yang diterbitkan dan sesuai dengan persyaratan

ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

3.3.1. Pemegang Izin/Hak NOT Auditee bukan Pedagang Kayu Antar Pulau, sehingga

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 23 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Pengelolaan yang mengirim

kayu bulat antar pulau memiliki

pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar

(PKAPT).

APPLICABLE tidak memiliki dokumen PKAPT. sehingga verifier ini

masuk dalam kategori Not Applicabel (NA).

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat

yang menggunakan kapal harus

kapal yang berbendera

Indonesia dan memiliki izin yang

sah

NOT

APPLICABLE

Pengangkutan kayu bulat dari TPK tidak

menggunakan kapal dan hanya melakukan

pengangkutan lewat jalur darat dengan

menggunakan alat angkut Truck, sehingga verifier ini

masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)

3.4.1 Tanda V-legal yang

dibubuhkan sesuai ketentuan

MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-

Legal sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-

Legal dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan

lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.

Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada

dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak

(318)

Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan

Auditee telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.

P.14/PHPL/SET/4/2016, lampiran 6 tentang

Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal.

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah memiliki

dokumen AMDAL/DPPL/UKL-

UPL meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan sesuai

peraturan yang berlaku meliputi

seluruh areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah

mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Blora berdasarkan

Surat Keputusan Nomor 534 Tahun 2010 tanggal

25 Oktober 2010.

Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun

2007.

4.1.2. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan memiliki laporan

pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan

tindakan untuk mengatasi

dampak lingkungan dan

menyediakan manfaat sosial

MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu

kesatuan dengan dokumen DPPL dan telah

mendapat persetujuan dari Kepala Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Blora berdasarkan

Surat Keputusan Nomor 534 Tahun 2010 tanggal

25 Oktober 2010.

Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen

RKL dan RPL.

Hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan telah dilaporkan kepada intansi terkait.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.1.1. Prosedur dan Implemen-

tasi K3

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja (PK)

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Auditee juga memiliki pengurus P2K3 serta ahli K3

sebagai penanggung jawab dalam implementasi K3.

Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret

2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan

bahwa APD tersedia di Kantor KPH, masing-masing

BKPH dan TPK dan kondisinya masih berfungsi

dengan baik.

Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang

dilaporkan setiap 3 bulan kepada Dinas

Ketenagakerjaan Kabupaten Blora.

Berdasarkan laporan kecelakaan kerja bulan April

2016 sampai dengan Bulan Maret 2017 dilokasi

KPH Blora tidak terdapat kejadiaan kecelakaan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 24 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kerja. (Nihil).

5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan berserikat

bagi pekerja

MEMENUHI Auditee telah memiliki Serikat Pekerja yang terdiri

dari SEKAR dan SP2P dan telah tersedia Susunan

Pengurus SEKAR DPD KPH Blora dan Susunan

Pengurus Cabang SP2P.

Di lokasi Auditee telah tersusun Lembaga Kerja

Sama Bipartrit dan telah disahkan berdasarkan

Keputusan Perum Perhutani Kepala Kesatuan

Pemangkuan Hutan Blora Nomor:

54/Kpts/Blr/Divre-Jateng tanggal 3 Januari 2017.

Hasil wawancara dengan karyawan, rata-rata

karyawan ikut serta di dalam serikat pekerja yang

ada (SEKAR dan SP2P).

5.2.2. Adanya Kesepakatan

Kerja Bersama (KKB) atau

Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) antara Perum Perhutani dengan

Serikat Karyawan Perhutani (SEKAR PERHUTANI)

dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P)

periode tahun 2015 sampai dengan 2017,

Dokumen PKB ditetapkan di Surabaya tanggal 3 Juli

2015 dan ditandatangani oleh Direktur Utama

Perum Perhutani, Ketua Umum dan Sejen Serikat

Karyawan Perhutani dan Ketua Umum serta Sekjen

Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani.

5.2.3. Perusahaan tidak

mempekerjakan anak di bawah

umur

MEMENUHI Berdasarkan data usia pegawai KPH Blora periode

Maret 2017 dan hasil wawancara denagan tenaga

kerja di lokasi tebangan, tidak ada pekerja yang

usianya di bawah umur.(di bawah 18 tahun)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Blora pada saat Penilikan pertama Tahun

2017 sebesar 96,83%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.

3. KPH KENDAL

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang

Hak Pengelolaan

BAIK Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata

batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi

pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.

Realisasi tata batas 100% (tata batas sudah temu

gelang).

Terdapat masalah tenurial, namun ada rencana,

monitoring dan upaya penyelesaian dan ada

penurunan tingkat konflik tenurial dari waktu ke

waktu.

Verifier 1.1.4 : diverifikasi tetapi tidak diterapkan

(not applicable).

Tedapat bukti upaya Auditee untuk mendata &

melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar

sektor kehutanan kepada pihak-pihak terkait dan

ada upaya Auditee untuk mencegah penggunaan

kawasan di luar sektor kehutanan tanpa izin.

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK Dokumen visi dan misi tersedia, legal dan sesuai

dengan kerangka PHL.

Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang izin

dan masyarakat setempat, serta ada bukti

pelaksanaan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 25 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Implementasi PHL sebagian sesuai dengan visi dan

misi PHL.

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di

lapangan tersedia pada setiap bidang kegiatan

pengelolaan hutan telah mencukupi dari ketentuan

yang berlaku.

Realisasi peningkatan kompetensi SDM > 70% dari

rencana sesuai kebutuhan.

Dokumen ketenagakerjaan tersedia dengan lengkap.

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan, pelaksa-

naan, pemantauan periodik,

evaluasi, dan penyajian umpan

balik mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan) Peme-

gang Hak Pengelolaan.

BAIK Tersedia struktur organisasi dan job description yang

sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan

oleh Direksi.

Perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia.

Organisasi SPI/internal auditor ada, dan berjalan

dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan

kegiatan.

Ada tindakan pencegahan dan perbaikan

manajemen yang konsisten berdasarkan hasil

monitoring dan evaluasi.

1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK Kegiatan RTT yang akan mempengaruhi kepentingan

hak-hak masyarakat setempat sebagian telah

mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal

yang memadai.

Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari

para pihak.

Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan CSR/CD dari para pihak.

Terdapat persetujuan dalam proses penetapan

kawasan lindung dari sebagian para pihak.

2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK Terdapat dokumen Revisi RPKH KP Jati KPH Kendal

Jangka Perusahaan 1 Januari 2012 s/d 31

Desember 2017 yang sudah disetujui oleh pejabat

yang berwenang (Direktur Utama Perum Perhutani

dan Direktur Jendral Bina Usaha Kehutanan) dan

disusun berdasarkan kegiatan penataan ulang KPH

Kendal tahun 2011 meliputi kegiatan tata batas,

pembagian hutan, inventarisasi/risalah hutan areal

produksi efektif yang realistis/benar, penyusunan

buku RPKH-PDE untuk perhitungan pengaturan hasil

hutan dan peta kelas perusahaan, dengan mengacu

Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.60/Menhut-

II/ 2011, dan Peraturan Direktur Jenderal Bina

Usaha Kehutanan Nomor P.01/VI-BUHT/2012.

Penataan areal kerja KPH Kendal di lapangan (blok

RTT Tahun 2016 dan petak) sesuai dengan Revisi

RPKH KP Jati.

Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik,

seluruh tanda batas petak KPH Kendal dapat

dikenal di lapangan.

2.2. Tingkat pemanenan lestari

untuk setiap jenis hasil hutan

kayu utama dan nir kayu pada

setiap tipe ekosistem.

BAIK KPH Kendal memiliki data potensi tegakan Jati

dalam kelas hutan yang menggambarkan kondisi

lapangan yaitu KU I s.d. KU VII, dan MR.

Terdapat perhitungan etat tegakan Jati berdasarkan

tabel volume lokal tebang habis (A2) Jati dan tabel

volume lokal tebang habis (B) Jati yang berlaku di

KPH Kendal.

KPH Kendal telah memiliki rencana pengaturan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 26 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

tebangan berdasarkan hasil perhitungan etat (Model

RPKH-PDE 8) yang digunakan dalam penyusunan

RTT tebangan sebagai batas maksimal luas dan

volume tebangan di KPH Kendal.

2.3. Pelaksanaan penerapan

tahapan sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi hutan

BAIK SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur

THPB (Tebang Habis Permudaan Butan) tersedia

dengan lengkap di KPH Kendal meliputi Prosedur

Kerja (PK) untuk kegiatan penataan areal kerja,

persemaian, pembuatan tanaman, pemeliharaan

hutan, pemanenan hasil hutan dan perlindungan

dan pengamanan hutan, isi PK sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Terdapat implementasi SOP seluruh tahapan

kegiatan sistem silvikultur THPB (Tebang Habis

Permudaan Butan) di KPH Kendal yaitu kegiatan

penataan areal kerja, persemaian, pembuatan

tanaman, pemeliharaan hutan, dan pemanenan

hasil hutan, serta perlindungan dan pengamanan

hutan.

Rata-rata potensi tebangan A di KPH Kendal

berdasarkan RPKH dalam bagan tebang (sesuai

dengan Kelas Perusahaan) adalah > 80 m3/Ha yaitu

KP Jati rata-rata sebesar 97,60 m3/Ha.

Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH

Kendal dalam jumlah yang mampu menjamin

kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman ≥

75% pada tahun ke 3) yaitu tanaman pokok 95,70%.

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah

lingkungan untuk pemanfaatan

hutan.

BAIK Tersedia SOP yang terkait pemanfaatan ramah

lingkungan di KPH Kendal yaitu (1) PK-SMPHT.05-

007 Pemanenan Kayu (Tebang Habis Jati), (2) PK-

SMPHT.05-008 Pemanenan Kayu (Tebang Habis

Jenis Rimba), (3) PK-SMPHT.05-010 Pembuatan

Jalan Angkutan, dan isi PK tersebut sesuai untuk

karakteristik kondisi setempat.

Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan

pada 4 (empat) tahapan kegiatan pemanenan hasil

di KPH Kendal yaitu (1) pra tebangan, (2)

pelaksanaan tebangan, (3) pasca tebangan, dan (4)

penerapan SMK3.

Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Kendal ≥ 0,70.

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada

areal kerjanya.

SEDANG Kesesuaian tebangan A, tebangan B dan tebangan E

pada dokumen RTT tahun 2016 dengan dokumen

RPKH adalah tidak sama dengan 100% yaitu rata-

rata kesesuaian luas 59,70% dan rata-rata

kesesuaian volume 71,83%, dengan rincian : (1)

tebangan A kesesuaian luas 100% dan kesesuaian

volume 87,54%, (2) tebangan B kesesuaian luas

55,46% dan kesesuaian volume 56,21%, (3)

tebangan E kesesuaian luas 23,63% dan

kesesuaian volume 71,74%, dengan demikian RTT

tahun 2016 KPH Kendal yaitu RTT tebang habis (A),

RTT tebangan pembangunan (B) dan RTT tebangan

penjarangan (E) sebagian tidak berdasarkan RPKH

yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Sebagian kecil (< 50%) yaitu 40,30% Peta RTT

Tahun 2016 KPH Kendal tidak sesuai dengan peta

lampiran RPKH.

Penandaan batas tebangan KPH Kendal sesuai

dengan peta kerja.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 27 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Realisasi volume tebangan total KPH Kendal tahun

2016 adalah 35,48% dan per jenis tebangan < 70%

dari rencana tebangan tahunan (RTT Tebangan)

yaitu realisasi volume tebangan A adalah 62,49%,

realisasi volume tebangan B adalah 28,38% dan

realisasi volume tebangan E adalah 8,45%, lokasi

panen sesuai dengan RTT yang disahkan serta tidak

melebihi luas yang direncanakan yaitu 35,48%

dengan rincian realisasi luas tebangan A adalah

62,73%, realisasi luas tebangan B adalah 40,01%,

dan realisasi luas tebangan E adalah 3,70%.

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

SEDANG Kesehatan finansial Perum Perhutani Divisi Regional

Jawa Tengah tahun 2016 adalah likuiditas 92,06%,

solvabilitas 23,27% dan rentabilitas positif sebesar

122,08% atau mengalami “keuntungan”.

Catatan akuntan publik (didekati melalui laporan

keuangan perum perhutani tahun 2015) adalah

wajar tanpa pengecualian.

Realisasi alokasi dana KPH Kendal tahun 2016

adalah 76,85% dari kebutuhan kelola hutan yang

seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan

keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman

Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi

dan Pengelolaan Hutan.

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan pada

KPH Kendal Tahun 2016 adalah kurang

proporsional (perbedaan > 20% - 50%) yaitu 50%.

Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis

kehutanan pada KPH Kendal tahun 2016 adalah

lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu.

Realisasi modal kegiatan penanaman tanaman

pokok dan tanaman pengisi pada KPH Kendal tahun

2016 adalah 82,27%.

Realisasi penanaman (tanaman rutin dan tanaman

pembangunan) KPH Kendal tahun 2016 adalah

antara 50% - 70% dari yang direncanakan dalam

RTT yaitu 52,64%.

Namun demikian sesuai dengan surat Direksi Perum

Perhutani No. 084/041.1/PPHHR-PSDH/Dir tanggal

16 Juni 2016 dan surat Direksi Perum Perhutani No.

128/052.2/PPHHR/Dir tanggal 6 Oktober 2016,

maka realisasi penanaman tanaman pokok (Jati)

dan tanaman pengisi (Salam) KPH Kendal tahun

2016 adalah > 70% dari yang seharusnya dalam

Suplisi RTT yaitu 100%.

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap

Tipe Hutan.

BAIK Luas kawasan lindung yang tertera dalam RPKH dan

evapot melebihi/ sesuai denguan dokumen

perencanaan yaitu DPPL dan seluruhnya seasuai

dengan kondisi biofisiknya.

Penataan batas kawasan lindung telah mencapai

100 %), batas terlihat jelas di lapangan.

Seluruh (100 %) kawasan lindung berpenutupan

lahan berupa hutan.

Kegiatan sosialisasi tentang keberadaan kawasan

lindung telah dilaksanakan kepada seluruh (100 %)

LMDH sekitar hutan.

Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan

ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung sesuai

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 28 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

RKL.

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur perlindungan hutan yang menca-

kup seluruh jenis gangguan yang ada.

Jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai

dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.

Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah

dan kualifikasi personil yang memadai sesuai

dengan ketentuan.

Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui

tindakan tertentu (preemptif/preventif/ represif)

dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan

yang ada.

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan

Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup

seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat

pemanfaatan hutan.

Tersedianya sarana pengelolaan dan pemantauan

sesuai dengan ketentuan dan/atau dokumen

perencanaan lingkungan serta berfungsi dengan

baik.

Tersedia personil denganjumlah dan kualifikasinya

tidak memadai.

Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan

dampak terhadap tanah dan air dan

diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

Tersedia dokumen perencanaan pemantauan

dampak terhadap tanah dan air dan

diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang

besar dan penting terhadap tanah dan air.

Indikator 3.4 Identifikasi

Spesies Flora Dan Fauna Yang

Dilindungi Dan/Atau Langka,

Jarang, Terancam Punah, Dan

Endemik.

BAIK Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis

yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam

punah dan endemik yang terdapat diareal hak

Pengelolaan.

Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh

jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

hak Pengelolaan.

Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak terganggu,

dan bagian yang tidak rusak

Perlindungan terhadap species

flora dilindungi dan/atau jarang,

langka dan terancam punah dan

endemik.

NOT

APPLICABLE

Berdasarkan Dokumen Pengelolaan

Keanekaragaman Hayati (Monitoring dan Evaluasi

Biodiversity) dan Laporan Monitoring dan Evaluasi

Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) (High

Conservation Value Forest/ HCVF), tidak

teridentifikasi flora dilindungi dan/atau langka,

jarang (rare), terancam punah (threatened) dan

endemic, sehingga seluruh verifier dari indicator 3.5.

ini tidak dapat diterapkan (Not Applicable, NA).

Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna

Untuk:

Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak terganggu,

dan bagian yang tidak rusak

Perlindungan terhadap species

flora dilindungi dan/atau jarang,

langka dan terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh

jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat areal

kerja.

Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk

seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat

diareal KPH Kendal.

Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terha-dap

kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan endemik

yang terdapat di areal hak Pengelolaan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 29 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

BAIK Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang

lengkap mengenai pola penguasaan dan

pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-

hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau

masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan

SDH oleh pemegang hak pengelolaan.

Terdapat mekanisme penataan batas/ rekonstruksi

batas kawasan secara partisipatif & penyelesaian

konflik yang diketahui para pihak.

Auditee telah memiliki mekanisme mengenai

pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat

dan masyarakat setempat dalam perencanaan

pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.

Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan

batas kawasan pemegang hak pengelolaan dengan

batas kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum

adat/ setempat .

Auditee telah memiliki persetujuan oleh sebagian

para pihak atas luas dan batas areal kerjanya dan

masih ada konflik.

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang

berlaku

BAIK Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap

menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang hak

pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan

yang relevan/berlaku

Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &

legal tentang pemenuhan kewajiban sosial

pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat.

Auditee telah memiliki bukti lengkap pelaksanaan

kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat

mengenai hak dan kewajiban pemegang hak

pengelolaan terhadap masyarakat dalam mengelola

SDH.

Auditee telah memiliki sebagian bukti realisasi

pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap

masyarakat .

Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang

lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial

pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.

4.3. Ketersediaan mekanisme

dan implementasi distribusi

manfaat yang adil antar para

Pihak

BAIK Auditee telah memiliki data dan informasi yang

lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat

dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat,

tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan

SDH

Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,

lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran

serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.

Auditee telah memiliki dokumen rencana

pemegang hak pengelolaan mengenai kegiatan

peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat, yang lengkap dan jelas

Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian

(< 50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

setempat oleh pemegang hak pengelolaan

Auditee telah memiliki bukti dokumen/Laporan

mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada

para pihak yang lengkap dan terdokumentasi

dengan baik.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 30 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal

BAIK Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik

yang lengkap dan jelas

Terdapat konflik dan auditee telah memiliki peta

konflik yang lengkap dan jelas

Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya

manusia, dan pendanaan yang cukup untuk

mengelola konflik

Auditee telah memiliki dokumen/laporan

penanganan konflik yang lengkap dan jelas.

4.5. Perlindungan, pengem-

bangan dan peningkatan

kesejahteraan tenaga kerja

BAIK Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan

industrial dengan seluruh karyawan

Auditee telah merealisasikan seluruh rencana

pengembangan kompetensi.

Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang

karir dan telah diimplementasikan seluruhnya.

Auditee telah memiliki dokumen tunjangan

kesejahteraan karyawan dan telah

diimplementasikan seluruhnya.

B. Verifikasi Legalitas Kayu

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang izin mampu

menunjukkan keabsahan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) dan izin lain

yang berada dalam kawasan

hutan yang dikelola IUPHHK.

MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal

22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum

(Perum) Kehutanan Negara. Dokumen ini telah

ditetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh

Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan

pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia.

Areal kerja KHP Kendal ditetapkan berdasarkan

Keputusan Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa

Tengah No. 2889/Kpts/I/2013 tgl 21 Oktober 2013

tentang Luas Kawasan Hutan masing-masing KPH

Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Berdasarkan

SK tersebut luas KPH Kendal 20.300,58 Ha yang

merupakan kawasan hutan produksi (HP).

Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

SK.359/Menhut--II/2004 tanggal 1 Oktober 2004

dengan Peta Lampiran Surat Keputusan Direksi

Perum Perhutani nomor: 2889/Kpts/I/2013, tidak

terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal KPH

Kendal.

Auditee adalah pemegang hak pengelolaan, bukan

pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan

pembayaran iuran IUPHHK, sehingga Verifier 1.1.1.b

not applicable.

Auditee telah melakukan pencatatan, pendataan,

pendokumentasian dan monitoring dan telah

melaporkan kegiatan-kegiatan penggunaan lahan di

luar sektor kehutanan kepada instansi terkait.

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dan revisinya

dengan luas 20.413,88 Ha, Jangka Perusahaan

sampai dengan Desember 2017, disusun oleh Kepla

Seksi Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi

Seksi Perencanaan Hutan Wilayah (SPHW) I

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 31 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Pekalongan, Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan

SDH dan Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh

Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa

Tengah di Semarang, dan Disahkan oleh Direktur

Utama Perum Perhutani di Jakarta.

Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun

2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun

oleh petugas yang berwenang.

Dokumen RPKH dan RTT telah dilengkapi dengan

lampiran peta.

Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh

ditebang (Kawasan Perlindungan), Areal

perlindungan atau areal yang tidak boleh ditebang di

KPH Kendal juga telah tercantum dalam SK Direksi

Perum Perhutani tentang Pembagian kawasan hutan

pada KPH Kendal Nomor: 620/KPPS/DIR/2013 25

April 2013.

Bukti implementasi pengelolaan kawasan lindung di

lapangan, untuk setiap BKPH terlihat jelas di

lapangan dan sesuai dengan yang tercantum dalam

peta.

Penandaan lokasi blok tebangan/petak RTT telah

tergambar dalam lampiran peta RTT/suplisi RTT

bidang tebangan yang dibuat oleh GANIS Canhut dan

Peta lampiran SPK Tebangan dari ADM kepada

Mandor di lapangan.

Posisi lokasi tebangan yang dilakukan AudItee telah

sesuia dengan peta RTT bidang tebangan yang

dibuat oleh GANIS Canhut dan Peta lampiran SPK

Tebangan dan penandaan yang dilakukan sesuai

dengan PK-SMPHT.01.008.

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai

dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI Auditee telah memiliki RPKH KP Jati dan revisinya

dengan luas 20.413,88 Ha, Jangka Perusahaan

sampai dengan Desember 2017, disusun oleh Kepla

Seksi Perencanaan Hutan (SPH) sekarang menjadi

Seksi Perencanaan Hutan Wilayah (SPHW) I

Pekalongan, Dinilai Oleh Kepala Biro Perencanaan

SDH dan Perusahaan di Salatiga, Diketahui oleh

Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa

Tengah di Semarang, dan Disahkan oleh Direktur

Utama Perum Perhutani di Jakarta.

Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan

alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan

untuk pembangunan hutan tanaman, sehingga

verifier 2.2.1.b tidak dapat diterapkan (Not

Applicable)

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil

hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang

ditebang/dipanen atau yang

dipanen/dimanfaatkan telah di–

LHP-kan

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur

yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316. LHP

dibuat melalui aplikasi SIPUHH Online dan disahkan

oleh petugas yang berwenang.

Selama periode April 2016 – Maret 2017, Auditee

dapat menunjukan seluruh dokumen LHP yang

diterbitkan melalui aplikasi eProduksi yang

terkoneksi dengan SIPUHH Online, SI PNBP dan

SIMPONI oleh operator yang ditunjuk, dengan jumlah

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 32 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

LHP sebesar 9.405,79 M3 dan 44,831 SM

Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LHP,

buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Dokumen angkutan yang digunakan Audite dari

lokasi tebangan (TP) menuju tempat pengumpulan

kayu (TPK) telah dilengkapi dengan dokumen DKB

(modifikasi DK 304) dan dari TPK menuju industry

atau tujuan lainnya adalah dengan menggunakan

dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu

(SKSHHK) yang diterbitkan melalui aplikasi SIPUHH

online.

3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA

NOT

APPLICABLE

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee adalah

pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang

IUPHHK-HA. Namun demikian Auditee telah

menerapkan penandaan pada bontos ujung dan

tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum

Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30

Maret 2016. Namun demikian auditee tetap

menerapkan kegiatan sistem penandaan pada

bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan sistem

tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak

tebangan.

Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan

bukan Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian

tanda-tanda PUHH telah dilaksanakan secara

konsisten oleh Auditee dan telah diatur dalam SK

Direksi Perum Perhutani Nomor:

366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu membuk-

tikan adanya catatan angkutan

kayu ke luar TPK

MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang

diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang

berkualifikasi sebagai Ganis PKB).

Penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan Berita

Acara (BA) penerbitan SKSHHK. BAP penerbitan

SKSKB tidak tersedia karena Auditee tidak

melakukan pemakaian dokumen SKSKB.

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan menunjukkan bukti

pelunasan Dana Reboisasi (DR)

dan/atau Provisi Sumberdaya

Hutan (PSDH)

MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi

PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan

Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal

berlaku secara otomatis akan muncul apabila

Auditee telah meng approve LHP.

Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa

tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah

sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada

tariff yang berlaku.

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak

9.405,790888 M3 dan 44,831 SM , dan PSDH yang

harus dibayar Rp 1.603.755.633,00

Auditee telah melunasi seluruh tagihan PSDH untuk

kayu sebesar Rp 1.603.755.633,00 dengan volume

sebesar 9.405,790888 M3 dan 44,831 SM sesuai

dengan dokumen LHP yang diterbitkan, dibuktikan

dengan Bukti Penerimaan Negara (BPN) Bukan

Pajak dari Bank BRI.

Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 33 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan

dibayar sesuai dengan tariff yang berlaku yang

mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor: P.68/Menhut-II/2014

dan PP No. 12 Tahun 2014.

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

3.3.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan yang mengirim

kayu bulat antar pulau memiliki

pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar

(PKAPT).

NOT

APPLICABLE

Auditee bukan Pedagang Kayu Antar Pulau, sehingga

tidak memiliki dokumen PKAPT. sehingga verifier ini

masuk dalam kategori Not Applicabel (NA).

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat

yang menggunakan kapal harus

kapal yang berbendera

Indonesia dan memiliki izin yang

sah

NOT

APPLICABLE

Pengangkutan kayu bulat dari TPK tidak

menggunakan kapal dan hanya melakukan

pengangkutan lewat jalur darat dengan

menggunakan alat angkut Truck, sehingga verifier ini

masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)

3.4.1 Tanda V-legal yang

dibubuhkan sesuai ketentuan

MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-

Legal sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-

Legal dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan

lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.

Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada

dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak

(318)

Bentuk dan ukuran tanda V-Legal yang digunakan

Auditee telah sesuai dengan Perdirjen PHPL No.

P.14/PHPL/SET/4/2016, lampiran 6 tentang

Pedoman Penggunaan Tanda V-Legal

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah memiliki

dokumen AMDAL/DPPL/UKL-

UPL meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan sesuai

peraturan yang berlaku meliputi

seluruh areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah

mendapatkan persetujuan dari Gubernur Jawa

Tengah berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa

Tengah Nomor 660.1/3.2010 tanggal 29 April

2010.

Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun

2007.

4.1.2. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan memiliki laporan

pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan

tindakan untuk mengatasi

dampak lingkungan dan

menyediakan manfaat sosial

MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu

kesatuan dengan dokumen DPPL dan telah

mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Tengah

berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 660.1/3.2010 tanggal 29 April 2010

Tentang Persetujuan Dokumen Pengelolaan Dan

Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) Kegiatan

Pengelolaan Hutan Perum Perhutani Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal Di Kabupaten

Kendal, Kabupaten Batang, Dan Kota Semarang,

Provinsi Jawa Tengah.

Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen

RKL dan RPL.

Hasil kegiatan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan telah dilaporkan kepada intansi terkait.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.1.1. Prosedur dan Implemen-

tasi K3

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja

tentang K3. Auditee juga memiliki pengurus P2K3

serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 34 dari 39

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

implemntasi K3.

Auditee telah memiliki daftar APD periode bulan

Maret 2017. Hasil pemeriksaan di lapangan

menunjukkan bahwa APD tersedia di Kantor KPH,

masing-masing BKPH dan TPK dan kondisinya masih

berfungsi dengan baik.

Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang

dilaporkan setiap bulan kepada Dinas Sosial

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten

Kendal.

Berdasarkan laporan kecelakaan kerja bulan April

2016 sampai dengan Bulan Maret 2017 dilokasi

Auditee tidak terdapat kejadiaan kecelakaan kerja.

(Nihil).

5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan berserikat

bagi pekerja

MEMENUHI KPH Kendal telah memiliki susunan Pengurus

SEKAR DPD KPH Kendal berdasarkan Keputusan

Dewan Pengurus Wilayah Serikat Karyawan Perum

Perhutani Jawa Tengah Nomor:

01/KPTS/DPW/JTG/2016 tanggal 26 Januari 2016.

Untuk SP2P telah dibentuk Susunan Pengurus

Cabang KPH Kendal, masa bakti 2015-2018

berdasarkan Keputusan Dewan Pengurus Daerah

Jawa Tengah SP2P Nomor: 61/Kpts/DPD

SP2P/Jateng/2015 tanggal 8 Mei 2015

Hasil wawancara dengan karyawan, rata-rata

karyawan ikut serta di dalam serikat pekerja yang

ada (SEKAR dan SP2P).

5.2.2. Adanya Kesepakatan

Kerja Bersama (KKB) atau

Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) antara Perum Perhutani dengan

Serikat Karyawan Perhutani (SEKAR PERHUTANI)

dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P)

periode tahun 2015 sampai dengan 2017,

Dokumen PKB ditetapkan di Surabaya tanggal 3 Juli

2015 dan ditandatangani oleh Direktur Utama

Perum Perhutani, Ketua Umum dan Sejen Serikat

Karyawan Perhutani dan Ketua Umum serta Sekjen

Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani.

5.2.3. Perusahaan tidak

mempekerjakan anak di bawah

umur

MEMENUHI Berdasarkan data usia pegawai KPH Kendal periode

Maret 2017 dan hasil wawancara denagan tenaga

kerja di lokasi tebangan, tidak ada pekerja yang

usianya di bawah umur.(di bawah 18 tahun)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Kendal pada saat Penilikan pertama Tahun

2017 sebesar 96,83%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.

5. Perhitungan Nilai Kematangan/Bobot Indikator KPH Contoh Perum Perhutani Divisi

Regional Jawa Tengah.

Kriteria Indikator Unit Contoh

Nilai

Aktual

Indikator

Nilai

Maksimal

Indikator

Nilai

Kemantangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematangan/

Bobot

Indikator

Pra

sya

r

at 1,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 35 dari 39

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

1,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

1,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

1,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

1,5 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

Pro

du

ksi

2,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

2,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

2,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

2,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

2,5 KPH BANYUMAS TIMUR 2 3

KPH BLORA 2 3

KPH KENDAL 2 3

Jumlah 6 9 66,67% SEDANG 2

2,6 KPH BANYUMAS TIMUR 2 3

KPH BLORA 2 3

KPH KENDAL 2 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 36 dari 39

Jumlah 6 9 66,67% SEDANG 2 E

ko

logi

3,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

3,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

3,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 86,67% BAIK 3

3,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100% BAIK 3

3,5 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA NA NA

KPH KENDAL NA NA

Jumlah 3 3 100,00% BAIK 3

3,6 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

So

sia

l

4,1 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

4,2 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

4,3 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

4,4 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah 9 9 100,00% BAIK 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 37 dari 39

Proses penentuan nilai akhir kinerja PHPL Divisi Regional dilakukan setelah dilakukan

penghitungan nilai akhir setiap KPH Contoh. Nilai Kematangan Indikator Divisi Regional

merupakan penjumlahan Nilai Kinerja Indikator KPH Contoh dibagi dengan penjumlahan

kemungkinan Nilai Maksimal Indikator KPH Contoh yang secara rinci telah disajikan

pada tabel diatas. Berdasarkan data pada tabel diatas selanjutnya dilakukan

perhitungan Nilai Kinerja Indikator PHPL Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah

yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Maksimal

Indikator

1.1 Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan

Pemegang Hak Pengelolaan

BAIK 3 3

1.2 Komitmen Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3

1.3 Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional

Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan

Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi

Penelitian, Pendidikan dan Latihan

BAIK 3 3

1.4 Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan

Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan

Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan

Pencapaian (Kegiatan) Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK 3 3

1.5 Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa

paksaan(PADIATAPA)

BAIK 3 3

2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam

pengelolaanhutan lestari

BAIK 3 3

2.2 Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis

hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap

tipe ekosistem*)

BAIK 3 3

2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem

silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

BAIK 3 3

2.4 Ketersediaan dan penerapan pemanenan ramah

lingkungan dalam pengelolaan hutan akan

meningkatkan efektifitas, efisiensi dan ramah

BAIK 3 3

4,5 KPH BANYUMAS TIMUR 3 3

KPH BLORA 3 3

KPH KENDAL 3 3

Jumlah

9 9 100,00% BAIK 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 38 dari 39

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Maksimal

Indikator

2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana

kerja penebangan/pemanenan/pemanfaatan

pada areal kerjanya *)

SEDANG 2 3

2.6 Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai

dan memenuhi kebutuhan dalampengelolaan

hutan, administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta peningkatan kemampuan

sumber daya manusia

SEDANG 2 3

3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan

dilindungi pada setiap tipe hutan

BAIK 3 3

3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan BAIK 3 3

3.3 Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap

tanah dan air akibat pemanfaatan hutan

BAIK 3 3

3.4 Identifikasi spesies flora dan fauna yang

dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang

(rare), terancam punah (threatened) dan

endemik.

BAIK 3 3

3.5 Pengelolaan flora untuk : 1. Luasan tertentu dari

hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian

yang tidak rusak. 2. Perlindungan terhadap

species flora dilindungi dan/atau jarang, langka

dan terancam punah dan endemik

BAIK 3 3

3.6 Pengelolaan fauna untuk : 1. Luasan tertentu

dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan

bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan

terhadap species fauna dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan

endemik

BAIK 3 3

4.1 Kejelasan deliniasi kawasan operasional

perusahaan/pemegang izin dengan kawasan

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

setempat

BAIK 3 3

4.2 Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan

sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

BAIK 3 3

4.3 Ketersediaan mekanisme dan implementasi

distribusi manfaat yang adil antar para pihak

BAIK 3 3

4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang

handal

BAIK 3 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 39 dari 39

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Maksimal

Indikator

4.5 Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan

Kesejahteraan Tenaga Kerja

BAIK 3 3

Jumlah 64 66

Prosentase

96,97%

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa Nilai Kinerja PHPL Divisi

Regional Jawa Tengah mencapai angka 96,97% masuk dalam kelas nilai 80% - 100%

dengan predikat kinerja “BAIK”. Hal ini menunjukan bahwa dalam pengelolaan hutannya

Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah telah menerapkan prinsip-prinsip

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.

----o0o----