Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan...

19
Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari 2014 PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PHPL Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian PHPL, sebagai berikut : I. Nama LP-PHPL Nomor Akreditasi Alamat Domisili : : : PT. EQUALITY INDONESIA LPPHPL-013-IDN Perum Cibinong Griya Asri Blok A No. 20, Cibinong Bogor Alamat Operasional : Jl.Raya Sukaraja 72 Ciater, Sukaraja Bogor 16710 Telp. : +62251 7550722, 7157103 Fax. : +62251 7550724 Email : [email protected] Website : http://www.equalityindonesia.com Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian PHPL Terhadap: II. Nama IUPHHK-HA : PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU No. SK IUPHHK-HA : 97/Menhut-II/2008 Tanggal 08 April 2008 Luas : ± 36.500 Hektar Lokasi : Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur Alamat Kantor : : Jl. Basuki Rahmat 2C Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Telp. 0541-746231 746186 Fax. 0541-746182 III. IV. Waktu Pelaksanaan Hasil Penilaian : : 11 22 Nopember 2013. NILAI AKHIR PENILAIAN PHPL PREDIKAT LULUS SEHINGGA PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU BERHAK DIBERIKAN SERTIFIKAT PHPL Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum. Bogor, 26 Februari 2014 PT EQUALITY INDONESIA Faisal Husnul Fuad, S.Hut Kepala Divisi Sertifikasi PHPL

Transcript of Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan...

Page 1: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari 2014

PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN

PENILAIAN KINERJA PHPL

Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian PHPL, sebagai berikut :

I. Nama LP-PHPL

Nomor Akreditasi

Alamat Domisili

:

:

:

PT. EQUALITY INDONESIA

LPPHPL-013-IDN

Perum Cibinong Griya Asri Blok A No. 20, Cibinong

Bogor

Alamat Operasional : Jl.Raya Sukaraja 72 Ciater, Sukaraja Bogor 16710

Telp. : +62251 7550722, 7157103

Fax. : +62251 7550724

Email : [email protected]

Website : http://www.equalityindonesia.com

Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian PHPL Terhadap:

II. Nama IUPHHK-HA : PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU

No. SK IUPHHK-HA : 97/Menhut-II/2008 Tanggal 08 April 2008

Luas : ± 36.500 Hektar

Lokasi : Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur

Alamat Kantor

:

:

Jl. Basuki Rahmat 2C Samarinda Provinsi Kalimantan

Timur

Telp. 0541-746231 – 746186

Fax. 0541-746182

III.

IV.

Waktu Pelaksanaan

Hasil Penilaian

:

:

11 – 22 Nopember 2013.

NILAI AKHIR PENILAIAN PHPL PREDIKAT LULUS

SEHINGGA PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU

BERHAK DIBERIKAN SERTIFIKAT PHPL

Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 26 Februari 2014

PT EQUALITY INDONESIA

Faisal Husnul Fuad, S.Hut

Kepala Divisi Sertifikasi PHPL

Page 2: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

Halaman 1 dari 5

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor: 089/EQI-KEP.Cert/XII/2013

Tentang

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (RE-SERTIFIKASI)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA)

PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU DI KABUPATEN MAHAKAM ULU

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SK IUPHHK-HA NOMOR: SK.97/MENHUT-II/2008 Tanggal 8 APRIL 2008

DENGAN LUAS ± 36.500 HEKTAR

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi

dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT SEROJA

UNIVERSUM NARWASTU sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090)

tanggal 26 November 2013;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor: 058/EQI-F037 tanggal 26 November 2013 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 060/EQI-F039 tanggal 2 Desember

2013 2013 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil

Keputusan;

c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT SEROJA

UNIVERSUM NARWASTU sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai

Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 002.4 tanggal 2 Desember 2013

menunjukkan total nilai kinerja akhir 20 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 2 indikator

bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan

terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;

d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal

17 Desember 2012, kepada PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU telah memenuhi syarat

untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor: 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor: 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

Page 3: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

Halaman 2 dari 5

3. Peraturan Pemerintah Nomor: 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;

4. Peraturan Presiden Nomor: 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

dalam Kerangka Indonesia National single Window;

5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga

Sertifikasi Produk;

6. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-

2000: Persyaratn Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

7. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011): Penilaian Kesesuaian Persyaratan

Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;

8. ISO/IEC 19022:2002 (SNI 19-19011-2005): Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu

dan/atau Lingkungan;

9. ISO/IEC 19011:2011: Guidelines for Quality and/or Environmental Management

Systems Auditing;

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan

Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.45/Menhut-II/2009;

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009

tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:

P.42/Menhut-II/2013 tanggal 16 Agustus 2013;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

15. Pertauran Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas

Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

16. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan

Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE

dalam kerangka Indonesia National Single Window;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Ketentuan

Ekspor Produk Industri Kehutanan;

18. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

19. DPLS 12 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;

20. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

21. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LPPHPL-013-IDN tanggal 1

September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Page 4: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

Halaman 3 dari 5

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2008 Penilaian

Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang

diperpanjang pada tanggal 2 September 2010 dengan masa berlaku sampai dengan 1

September 2014 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor: SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September

2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LVLK-006-IDN

tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai

Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General

requirement for bodies operating product certification dengan masa berlaku sampai

dengan 17 Agustus 2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 tanggal 26

Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

SK.6067/Menhut-VI/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga

Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

23. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal

17 Desember 2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);

24. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal

17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman

dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal

Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);

25. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY

Indonesia.

Memperhatikan:

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (RE-SERTIFIKASI)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN ALAM (IUPHHK-HA) PT SEROJA

UNIVERSUM NARWASTU DI KABUPATEN MAHAKAM ULU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR, SK

IUPHHK-HA NOMOR: SK.97/MENHUT-II/2008 Tanggal 8 APRIL 2008 DENGAN LUAS ± 36.500

HEKTAR

PERTAMA : PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU dinyatakan “LULUS” dan berhak

mendapatkan kembali Sertifikat PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

(S-PHPL) dengan Nomor: 002.2/EQC-PHPL/XII/2013. Dengan Re-Sertifikasi

ini maka Sertifikat PHPL Nomor: 002/EQC-PHPL/XI/2010 dinyatakan tidak

berlaku lagi.

KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 2 Desember 2013 sampai dengan

tanggal 1 Desember 2018 selama PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU

(Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan

Page 5: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

Halaman 4 dari 5

Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012

tanggal 17 Desember 2012.

KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat

dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi

di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan

Sistem yang ditetapkan.

KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan

atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan

hak/sublisensi penggunaan Tanda V Legal kepada Pemegang Sertifikat

melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda V-Lehal”, mencakup kewajiban dan

hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.

KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem

legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,

perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.

KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan

(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja

Pemegang Sertifikat;

b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi

lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum

KELIMA;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan

sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

Page 6: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

Halaman 5 dari 5

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan

penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi

Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan

dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu ilegal;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut;

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Bogor

Pada Tanggal: 2 Desember 2013

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Direktur Utama PT SEROJA UNIVERSUM NARWASTU;

2. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.p. Direktur Bina Usaha Hutan Alam di Jakarta;

3. Sekretaris Direktorat Bina Usaha Kehutanan u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.

Page 7: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan
Page 8: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 12

(1) Identitas LP-PHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA

b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN

c. Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72, Ciater, Sukaraja, Kabupaten Bogor

d. Nomor Telepon/Fax : Telp.: 0251-755 722, Fax.: 0251-755724

Email: [email protected]

e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Tim Audit : 1. Faisal Husnul Fuad, S.Hut. (Lead Auditor-Prasyarat)

2. Setiaji Hery Saputro, S.Hut. (Auditor Produksi)

3. Ir. Heri Binawan (Auditor Ekologi)

4. Amir Fadhilah, S.Sos. M.Si. (Auditor Sosial)

5. Muji Susanto. S.Hut. (Auditor VLK)

6. Dewi rebecca Nury, S.Hut. (Calon Auditor/Magang Produksi)

g. Tim Pengambil Keputusan (PK):

1. Ir. Agustri Warsono (Ketua PK Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)

2. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi)

3. Wiyono, S.Hut., M.Si. (Anggota PK Bidang Sosial)

(2) Identitas Auditee :

a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT Seroja Universum Narwastu (SUN)

b. Nomor & Tanggal SK IUPHHK-HA : SK.38/Menhut-II/2008 Tanggal 8 April 2008

c. Luas dan Lokasi : ±36.500 Ha di Kabupaten Mahakam Ulu,

Provinsi Kalimantan Timur

d. Alamat kantor : Jl. Basuki Rahmat No. 2C, Samarinda,

Provinsi Kalimantan Timur

Telp. : 0541-742133, 734395

Fax. : 0541-743254

e. Pengurus :

Dewan Komisaris : (1) Djohan Tobing (Komisaris Utama)

(2) Tambi (Komisaris)

(3) Ir. Rahardjo Benyamin (Komisaris)

Direktur Utama : Muhammad Saleh Selamat

Direktur : Kamal Mirdat

(3) Ringkasan Tahapan :

Tahapan Waktu dan

Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I 04-05

November

2013, di

Kantor PT

EQUALITY Indonesia,

Bogor

Menyelenggarakan diskusi kesiapan Audit Tahap II melalui

komunikasi telepon, surat elektronik dan tatap muka.

Pengumpulan dan verifikasi dokumen yang disediakan oleh PT

Seroja Universum Narwastu (PT SUN-Auditee) di Kantor Equality

Indonesia di Bogor, menunjukkan masih terdapat

ketidaklengkapan data/dokumen, dan oleh karenanya akan

diverifikasi lebih lanjut pada Audit Tahap II.

RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL

Page 9: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 12

Tahapan Waktu dan

Tempat Ringkasan Catatan

Berdasarkan masa operasional Auditee sesuai dokumen IUPHHK-HA, bobot verifier penilaian kinerja PHPL

dipertimbangkan untuk umur Auditee > 5 tahun.

Pelaksanaan penilaian kinerja PHPL mengacu kepada

Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor:

P.8/VI-BPPHH/2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu.

Koordinasi

Instansi

Kehutanan

12 dan 19

November

2013 di

Samarinda,

Kalimantan

Timur

Melaksanakan kegiatan Entry Meeting dengan aparat Dinas

Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dan Aparat BP2HP

Wilayah XIII Samarinda.

Tim Audit melapor serta menyampaikan rencana penilaian kinerja PHPL (Re-Sertifikasi) PT SUN Tahun 2013 serta rencana

pelaksanaan Konsultasi Publik di Kecamatan Laham,

Kabupaten Mahakam Ulu.

Gambaran umum kinerja PHPL dari hasil Audit Tahap II (Re-Sertifikasi) PT SUN Tahun 2013 disampaikan pada saat

pelaksanaan Exit Meeting di kedua instansi tersebut.

Konsultasi Publik

13 November 2013; di Aula

Kantor

Kecamatan

Laham,

Kabupaten

Mahakam

Ulu, Kaltim

Selain dihadiri oleh perwakilan Auditee, juga hadir Perangkat Desa (Petinggi Kampung, Juru Tulis Kampung, Ketua BPK) 3

Desa (Danum Paroy, Long Gelawang, dan Muara Ratah),

Muspika Kecamatan Laham, perwakilan Dinas Kehutanan

Kabupaten Mahakam Ulu, Kaltim; serta perwakilan tokoh-tokoh

masyarakat. Jumlah peserta yang hadir pada acara konsultasi

publik secara keseluruhan adalah 34 orang.

Berdasarkan hasil diskusi, hubungan warga sekitar dengan

pihak Auditee selama ini berjalan baik dimana kegiatan

pengusahaan hutan dalam kurun waktu yang cukup lama telah

banyak memberikan manfaat bagi kepentingan publik, seperti

terbukanya akses transportasi jalan angkutan kayu serta

adanya infrastruktur penerangan (listrik).

Sebagian perwakilan masyarakatdan pihak aparat mengharapkan adanya peningkatan bantuan pemeliharaan

jalan atau jembatan di wilayah-wilayah yang tidak lagi termasuk

areal produksi. Aparat menyatakan pentingnya keberadaan

perusahaan bagi pengembangan ekonomi lokal. Hal ini

berkaitan dengan terbentuknya wilayah baru Kabupaten

Mahakam Ulu (pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat), yang

masih memiliki berbagai keterbatasan dalam melaksanakan

pengembangan wilayah.

Pertemuan Pembukaan

13 November 2013; Kantor

PT SUN di

Camp Muara

Ratah

Perkenalan anggota Tim Audit, Penyampaian tujuan dan ruang lingkup Penilaian Kinerja PHPL (Re-sertifikasi) Tahun 2013,

Penjelasan jadwal/rencana kerja Audit II, Penjelasan metodologi

dan prosedur, ketidaksesuaian dan rekomendasi pada periode

sertifikasi sebelumnya; penyampaian jaminan kerahasiaan;

konfirmasi dengan Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan

peserta pertemuan penutupan; penetapan Wakil Manajemen oleh

Auditee untuk mendampingi Tim Audit; dan diakhiri dengan

penandatanganan Berita Acara Pertemuan Pembukaan.

Page 10: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 12

Tahapan Waktu dan

Tempat Ringkasan Catatan

Verifikasi Dokumen dan

Observasi

Lapangan

14-18 November

2013 di

Kantor PT

SUN di Camp

Muara Ratah

dan areal

kerja Auditee

Tim Audit melakukan verifikasi terhadap ketersediaan dokumen serta fakta lapangan teradap tingkat kematangan verifier

sebagaimana diatur dalam Perdirjen BPK No. P.8/VI-Set/2011

Lampiran 1. dan Lampiran 2. Titik berat verifikasi dokumen

adalah kepada ketidaksesuaian yang dihasilkan pada Audit Tahap

I sebelumnya.

Pertemuan Penutupan

18 November 2013; di

Kantor PT

SUN di Camp

Muara Ratah

Penyampaian terima kasih kepada Auditee atas partisipasinya selama Audit Tahap I dan Tahap II; Pemaparan daftar periksa

Audit II, temuan ketidaksesuaian dan observasi penilaian; serta

penandatanganan seluruh berkas penilaian (Audit Tahap II).

Pertemuan Penutupan diakhiri dengan penandatanganan Berita

Acara bersama wakil Auditee.

Pengambilan

Keputusan

2 Desember

2013; di

Kantor PT

EQUALITY

Indonesia,

Bogor

Rapat pengambil keputusan menelaah Laporan dan berkas

penilaian Audit Tahap II yang telah diajukan oleh Tim Audit.

Difokuskan kepada hasil akhir penilaian dan keterpenuhan

prosedur agar tahapan Audit dilakukan secara efektif dan efisien

sesuai dengan ketentuan formal dan prosedur PT EQUALITY

Indonesia. Nilai kinerja PHPL Auditee pada Penilaian Kinerja PHPL

(Re-Sertifikasi) Tahun 2013 ini berpredikat Baik.

(4) Resume Hasil Penilaian :

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

Total nilai kinerja seluruh Indikator PHPL adalah 96,97%, Predikat BAIK, dan tidak terdapat verifier dominan yang bernilai buruk.

1. Kriteria Prasyarat

1.1. Kepastian

Kawasan Pemegang

Izin/Hak

Pengelolaan

BAIK

(83,33%)

Auditee memiliki dokumen legal dan administrasi tata

batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi

pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan; terkini

berupa Surat Ditjen Planologi No S.464/KUH-2/2012 tgl.

29 Mei 2012 memerintahkan kepada Kepala BPKH Wil IV

Samarinda untuk menyusun Instruksi Kerja Tata Batas.

Realisasi tata batas (luar) areal kerja Auditee belum mencapai 100%, dan belum mulai dilaksanakan di

lapangan, namun terdapat bukti upaya untuk

merealisasikan tata batas temu gelang dari sisi pengurusan administrasi tata batas.

Tidak terdapat konflik terkait batas areal kerja Auditee dengan pihak lain; dimana tersedia bukti dokumen

sosialisasi mengenai batas areal kerja Auditee .

Terjadi perubahan fungsi di dalam areal kerja Auditee dengan terbitnya Peta Perubahan Peruntukan Kawasan

Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Provinsi

Page 11: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Kalimantan Timur (Lampiran Kepmenhut No.

SK.554/Menhut-II/2013 Tgl. 2 Agustus 2013).

Berdasarkan Surat Direktur Inventarisasi dan

Pemantauan SDH, Ditjend. Planologi Kehutanan No.

S.332/IPSDH-2/2013; di dalam areal kerja Auditee

terdapat HL (Hutan Lindung) seluas 2.803 Ha dan APL

(Areal Penggunaan Lain) seluas 654 Ha. Hal ini akan

sedikit mempengaruhi pengaturan kelestarian dalam

jangka panjang.

Tidak terdapat penggunaan areal di luar sektor kehutanan dalam areal Auditee. Keberadaan perkebunan kelapa

sawit di sekitar seluruhnya berada di luar areal kerja

Auditee.

1.2. Komitmen Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan

BAIK

(80,00%)

Auditee telah memiliki dokumen visi misi dan kebijakan lingkungan secara legal dan sesuai dengan kerangka

PHPL.

Auditee telah melaksanakan sosialisasi visi misi dan kebijakan lingkungan kepada sebagian para pihak terkait.

Implementasi PHL sebagian besar telah dilaksanakan di lapangan, sesuai dengan visi misi dan kebijakan

lingkungan perusahaan.

1.3. Jumlah dan

kecukupan tenaga

profesional terlatih

dan tenaga teknis

pada seluruh

tingkatan untuk

mendukung

pemanfaatan

implementasi

penelitian,

pendidikan dan

Latihan

BAIK

(93,33%)

Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan (dari sisi jumlah maupun jenis Ganis) masih

kurang dari ketentuan yang berlaku, dimana

pemenuhannya harus melibatkan kesiapan pihak

eksternal. Sesuai ketentuan formal, pemenuhannya masih

diberikan waktu hingga Tahun 2016.

Rerata persentase jumlah event pelatihan karyawan adalah 80%, dan rerata persentase jumlah peserta

pelatihan karyawan 91,5%. Namun, keikutsertaan

pelatihan bagi pemenuhan Ganis masih belum maksimal.

Tersedia dokumen ketenagakerjaan yang lengkap, termasuk Peraturan Perusahaan Tahun 2013 yang telah

disahkan oleh Kadisnakertrans Prov. Kaltim.

1.4. Kapasitas dan

mekanisme untuk

perencanaan

pelaksanaan

pemantauan

periodik, evaluasi

dan penyajian

umpan balik

mengenai kemajuan

pencapaian

(kegiatan)

Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan

SEDANG

(75,00%)

Auditee telah mengembangkan struktur organisasi dan job description yang sesuai dengan kerangka PHPL, dan

terdapat kesesuaian nama personil dan jenis jabatan

dalam struktur yang telah ada.

Auditee telah mengembangkan perangkat SIM secara khusus berupa seperangkat SOP, namun masih perlu

dilengkapi sesuai bidang kerja dan struktur yang ada.

Terdapat Organisasi SPI/Internal Audit tetapi dalam pelaksanaannya masih belum terbukti efektif dalam

mengontrol seluruh kegiatan pengusahaan hutan.

Terdapat sebagian koreksi manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi, mengingat pelaksanaan Internal

Audit belum teratur.

1.5. Persetujuan

atas dasar

informasi awal

tanpa paksaan

(PADIATAPA)

SEDANG

(66,67%)

Terdapat sosialiasi dan persetujuan dari sebagian pihak terhadap rencana penebangan oleh Auditee .

Proses penyusunan dan pembuatan AMDAL Auditee telah mendapat persetujuan dari sebagian pihak.

Page 12: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Dalam proses tata batas Auditee telah memiliki persetujuan dari sebagian kecil para pihak.

Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan CSR/CD oleh Auditee dari sebagian kecil para pihak.

Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan dilindungi di dalam areal kerja Auditee dari sebagian kecil

para pihak.

2. Kriteria Produksi

2.1. Penataan areal

kerja jangka

panjang dalam

pengelolaan hutan

lestari

BAIK

(91,67 %)

Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HA yang sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan disusun

berdasarkan hasil IHMB/survei potensi/risalah/

Landscaping areal produksi efektif secara realistis/benar.

Auditee telah melakukan penataan areal kerja di lapangan (blok RKT dan petak) sesuai RKUPHHK-HA.

Auditee telah melakukan pemeliharaan tanda batas blok dan petak kerja, namun hanya sebagian saja.

2.2. Tingkat

pemanenan lestari

untuk setiap jenis

hasil hutan kayu utama dan nir kayu

pada setiap tipe

ekosistem

BAIK

(100,00%)

Auditee telah memiliki data potensi tegakan pada tipe ekosistem yang ada dari hasil IHMB dan hasil ITSP BKT

2012 dan RKT 2013 beserta kelengkapan peta

pendukungnya (jalur survei, kondisi kontur, peta pohon).

Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan/PUP untuk tipe ekosistem yang ada dan sudah dianalisis.

Auditee telah melakukan analisis data potensi dan riap tegakan dan sudah memanfaatkan hasilnya untuk

menyusun JTT sendiri.

2.3. Pelaksanaan

penerapan tahapan sistem silvikultur

untuk menjamin

regenerasi hutan

BAIK

(80,0%)

Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan seluruh tahapan sistem silvikultur dengan lengkap, dan isinya

telah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.

Auditee telah melaksanakan sebagian tahapan kegiatan: Penataan Areal Kerja (PAK), Inventarisasi Tegakan

Sebelum Penebangan (ITSP), Pembukaan Wilayah

Hutan (PWH), Pemanenan, Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan, Pembebasan Pohon

Binaan, serta Perlindungan dan Pengamanan hutan.

Jumlah pohon inti rata-rata sebanyak 72 batang/hektar dan pohon yang disisakan (tidak ditebang) dari jenis-jenis

komersial yang tersebar merata dengan

mempertimbangkan kemampuan riap pertumbuhan

tegakan setempat) dapat menjamin terjadinya kelestarian

pemanenan hasil pada rotasi ke-2 (≥25 batang/ha).

Terdapat pohon induk yang menjamin ketersediaan permudaan tingkat semai, tetapi ketersediaan permudaan

tingkat tiang dan/atau pancang dari jenis- jenis komersial

yang tersebar merata dalam jumlah yang (dengan

mempertimbangkan kemampuan riap pertumbuhan

tegakan setempat) tidak mampu menjamin terjadinya

kelestarian pemanenan hasil pada rotasi ke-3 (<75

batang tiang/Ha atau jumlah kesetaraannya <300 batang

pancang/ha).

Page 13: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

2.4. Ketersediaan

dan penerapan

teknologi tepat guna

untuk pemanfaatan

hutan

BAIK

(86,67%)

Auditee telah mengembangkan SOP dan IK mengenai pemafaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya sesuai

untuk karakteristik kondisi setempat.

Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan pada 3 atau lebih tahapan kegiatan pemanenan hasil.

Tingkat kerusakan tegakan tinggal rata-rata untuk semua tingkatan permudaan atau tingkat pohon di areal kerja

Auditee sebesar 18,7%. (16-30%).

Berdasarkan penelitian nilai rata-rata FE di areal kerja Auditee sebesar 0,93 (FE ≥ 0,7).

2.5. Realisasi

penebangan sesuai

dengan rencana

kerja

penebangan/peman

enan/ pemanfaatan

pada areal kerjanya

BAIK

(100,0%)

Auditee telah memiliki dokumen RKT yang disahkan secara self approval dan disusun berdasarkan RKUPHHK

yang sah.

Terdapat peta kerja sesuai RKT/RKU yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, tetapi tidak semuanya

menggambarkan yang menggambarkan areal yang boleh

ditebang/dipanen/ dimanfaatkan/ditanam/dipelihara

beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan

dilindungi.

Auditee telah memiliki peta kerja yang memuat penandaan pada sebagian batas blok tebangan/dipanen/

dimanfaatkan/ ditanam/dipelihara, serta pada batas

areal yang ditetapkan sebagai kawasan dilindungi.

Realisasi volume tebangan mencapai 75,01% (70-105%) dari rencana produksi tebangan tahunan dan lokasi

panen telah sesuai dengan RKT yang disahkan.

2.6. Tingkat

investasi dan

reinvestasi yang

memadai dan

memenuhi

kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi,

penelitian dan

pengembangan,

serta peningkatan

kemampuan

sumber daya

manusia

BAIK

(88,89%)

Realisasi alokasi dana hanya mencukupi 60-79% kebutuhan kelola hutan yang seharusnya.

Perbedaan alokasi dana untuk kegiatan pengelolaan hutan kurang proporsional, yaitu terdapat perbedaan

sebesar 29,7% (perbedaan 20-50%).

Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.

Auditee telah merealisasikan kegiatan pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong

sebesar 80,33% (melebihi 80%).

Auditee telah merealisasikan kegiatan pembinaan hutan di areal kerjanya >80% dari yang direncanakan.

3. Kriteria Ekologi

3.1. Keberadaan,

kemantapan dan

kondisi kawasan dilindungi pada

setiap tipe hutan

BAIK

(80,00%)

Auditee telah mengalokasikan kawasan dilindungi dengan luasan yang sesuai dengan isi dokumen perencanaan

formal yang terbaru yakni RKUPHHK-HA Berbasis IHMB

periode Tahun 2011-2020; dan telah sesuai dengan

kondisi biofisiknya.

Panjang batas kawasan dilindungi di dalam aeal kerja

Auditee yang telah ditata di lapangan 66,67% dari yang seharusnya.

Kondisi kawasan dilindungi di dalam areal kerja Auditee masih berada dalam keadaan baik dan mencakup lebih

dari 80 % berhutan.

Page 14: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Sebagian para pihak mengakui keberadaan kawasan dilindungi dalam areal kerja Auditee.

Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan dilindungi hasil

tata ruang areal/Landscaping.

3.2. Perlindungan

dan pengamanan

hutan

BAIK

(83,33%)

Auditee telah mengembangkan prosedur perlindungan

dan pengamanan hutan (linpamhut), mencakup seluruh jenis gangguan hutan yang ada.

Jenis sarana prasarana linpamhut telah sesuai dengan ketentuan namun dari sisi jumlah masih kurang sesuai

tetapi dapat difungsikan dengan baik.

Tersedia SDM pelaksana kegiatan linpamhut dengan jumlah dan kualifikasi personil yang kurang memadai.

Auditee telah mengembangkan sistem perlindungan hutan yang diimplementasikan melalui tindakan tertentu

(preemptif/preventif/ represif) dengan

mempertimbangkan seluruh jenis gangguan hutan yang

ada.

3.3. Pengelolaan

dan pemantauan

dampak terhadap

tanah dan air akibat

pemanfaatan hutan

BAIK

(77,78%)

Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan tetapi tidak mencakup pengelolaan seluruh dampak

terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.

Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan pemantauan yang jumlahnya belum sesuai dengan

ketentuan (AMDAL, dll), tetapi yang telah ada cukup

berfungsi dengan baik.

Auditee telah memiliki personil pelaksana pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, tetapi

jumlahnya tidak memadai.

Auditee telah memiliki dokumen RKL yang memuat perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air

( dituangkan dalam dokumen RO ) , serta telah

diimplementasikan sebagian sesuai dengan ketentuan.

Auditee telah memiliki dokumen RPL yang memuat perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah dan

air, serta sebagian telah diimplementasikan sesuai

dengan ketentuan.

Dalam berbagai kegiatan pengusahaan hutan yang dilaksanakan oleh Auditee, tidak terdapat indikasi

terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap

tanah dan air.

3.4. Identifikasi

spesies flora dan

fauna yang

dilindungi dan/atau langka

(endangered),

jarang (rare),

terancam punah

(threatened) dan

endemik

BAIK

(100%)

Pada saat Audit II tidak tersedia dokumen prosedur identifikasi flora dilindungi, jarang, endemik dan terancam

punah, sehingga diterbitkan LKS. Pada tanggal 1

Desember 2013 telah tersedia dokumen dimaksud (SOP

No. SO-5-15) yang berlaku efektif sejak bulan November

2013 dan ditandatangani oleh Direktur PT SUN. Dengan demikian LKS dapat ditutup.

Auditee telah mengimplementasikan sistem identifikasi untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal kerjanya.

Page 15: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.5. Pengelolaan

flora untuk :

a. Luasan tertentu

dari hutan produksi

yang tidak

terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

flora dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan

terancam punah

dan endemik

BAIK

(77,78%)

Pada saat Audit II tidak tersedia dokumen prosedur mengenai pengelolaan yang secara spesifik mengatur

“pengelolaan jenis-jenis flora dilindungi, jarang, endemik

dan terancam punah” hasil kegiatan identifikasi, sehingga

diterbitkan Lembar Ketidaksesuaian (LKS). Pada tanggal

1 Desember 2013 tersedia dokumen SOP mengenai

“Pengelolaan Secara Khusus Jenis-jenis Flora Dilindungi,

Jarang, Terancam punah dan Endemik” (SOP No. SO-5-12

Rev. 1. Tanggal 27 November 2013) yang berlaku effektif

bulan November 2013 dan ditandatangani oleh Direktur

PT SUN. Dengan demikian LKS ditutup.

Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan flora meskipun belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi

dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik

yang terdapat di areal kerjanya.

Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam

punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.

3.6. Pengelolaan

fauna untuk :

a. Luasan tertentu

dari hutan produksi

yang tidak

terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

fauna dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan

terancam punah

dan endemik

BAIK

(77,78%)

Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan fauna untuk sebagian jenis yang dilindungi dan/atau

langka, jarang, terancam punah dan endemik yang

terdapat di areal kerjanya.

Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi

dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik

yang terdapat di areal kerjanya.

Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam

punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.

4. Kriteria Sosial

4.1. Kejelasan

deliniasi kawasan

operasional

perusahaan/unit

manajemen dengan

kawasan

masyarakat hukum

adat dan/atau

masyarakat

setempat

BAIK

(86,67%)

Auditee telah memiliki laporan tentang pola penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH serta identifikasi hak-hak

dasar masyarakat lokal dan rencana pemanfaatan SDH

oleh pemegang izin dengan lengkap.

Auditee telah memiliki dokumen yang memuat mekanisme pembuatan batas kawasan secara

partisipatif dan mekanisme penyelesaian konflik batas,

namun tidak terdapat bukti mekanisme dari kedua SOP

tersebut di atas disepakati para pihak

Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat

setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang

legal, lengkap dan jelas.

Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat hukum

adat/setempat.

Auditee telah memperoleh persetujuan dari para pihak, dan konflik dapat dikelola secara baik.

Page 16: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

4.2. Implementasi

tanggungjawab

sosial perusahaan

sesuai dengan

peraturan

perundangan yang

berlaku

BAIK

(93,33%)

Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat hukum

adat/setempat.

Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap dan legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin

terhadap masyarakat.

Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap dan legal tentang pemenuhan kewajiban social pemegang izin

terhadap masyarakat.

Terdapat bukti yang lengkap tentang realisasi pemenuhan tanggungjawab sosial terhadap seluruh masyarakat.

Auditee telah memiliki kelengkapan laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial

pemegang izin termasuk ganti rugi.

4.3. Ketersediaan

mekanisme dan

implementasi

distribusi manfaat

yang adil antar para

Pihak

BAIK

(100,00%)

Auditee telah memiliki data dan informasi tentang keberadaan masyarakat lokal yang terlibat, tergantung

dan terpengaruh oleh aktivitas Pemegang Izin dalam

pengelolaan SDH tersedia dalam beberapa dokumen,

yang cukup lengkap.

Auditee memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat.

Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas

ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui program

kelola sosial, yang lengkap dan jelas,

Auditee telah mengimplementasikan sebagian besar (> 50%) kegiatan guna meningkatkan peran serta dan

aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau

masyarakat setempat yang tepat sasaran.

Auditee memiliki bukti dokumen/Laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang

lengkap dan terdokumentasi dengan baik.

4.4. Keberadaan

mekanisme resolusi

konflik yang handal

BAIK

(83,33%)

Auditee memiliki mekanisme resolusi konflik yang lengkap dan jelas.

Auditee telah memiliki peta potensi konflik dan tersedia gambaran data peta (pola) konflik namun belum lengkap.

Auditee memiliki data organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.

Auditee telah memiliki dokumen/laporan peta rawan konflik, namun lengkap mencakup seluruh kawasan areal

PT SUN.

4.5. Perlindungan,

pengembangan dan

peningkatan

kesejahteraan

tenaga kerja

BAIK

(91,67%)

Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan seluruh karyawan.

Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan seluruh karyawan.

Auditee telah dokumen standar jenjang karir dan telah diimplementasikan seluruhnya.

Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.

Page 17: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

B. Verifikasi Legalitas Kayu

Dari 5 prinsip, 9 kriteria, 17 indikator dan 27 verifier pada kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu

terhadap IUPHHK-HA PT SUN Tahun 2013, Verifier 2.2.1.b. tidak diverifikasi. Dari 26 Verifier yang

diverifikasi tersebut, seluruhnya dinyatakan memenuhi.

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang

Izin/Hak

Pengelolaan

mampu

menunjukkan

keabsahan Izin

Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Kayu

(IUPHHK)

MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan SK IUPHHK-HA dipenuhi

seluruhnya dan IIUPHHK telah dibayarkan sesuai SPP.

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang

disahkan oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/

RPKH dan Rencana

Kerja Tahunan

(RKT/Bagan

Kerja/RTT)

disahkan oleh yang

berwenang

MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK-HA, RKT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.

Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang dan Peta blok/petak tebangan disahkan dan posisi blok tebangan

benar dan terbukti di lapangan.

Peta Blok/Petak tebangan telah disahkan, posisi blok tebangan benar dan terbukti di lapangan.

2.2. Adanya rencana kerja yang sah

2.2.1. Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan

mempunyai rencana

kerja yang sah

sesuai dengan

peraturan yang

berlaku

MEMENUHI Keabsahan dan kelengkapan dokumen RKUPHHK-HA beserta lampiran-lampirannya dipenuhi seluruhnya.

Verifier 2.2.1.b. Tidak diterapkan, diverifikasi, tidak dinilai.

2.2.2. Seluruh

peralatan yg

dipergunakan

dalam kegiatan

pemanenan telah

memiliki izin penggunaan

peralatan dan dapat

dibuktikan

kesesuaian fisik di

lapangan

MEMENUHI Peralatan sesuai dengan izin yang diberikan.

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil

hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

Page 18: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.1.1. Seluruh kayu

bulat yang

ditebang/dipanen

atau yang

dipanen/dimanfaatk

an telah di–LHP-kan

MEMENUHI LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang.

LHP dengan fisik kayu sesuai.

3.1.2. Seluruh kayu

yang diangkut keluar

areal izin dilindungi

dengan surat

keterangan sahnya

hasil hutan

MEMENUHI Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke TPK Antara serta ke

tujuan pengiriman kayu lainnya dilengkapi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan (SKSHH) sesuai ketentuan.

3.1.3. Pembuktian

asal usul kayu bulat

(KB) dari Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan

IUPHHKHA/ IUPHHK-

HA/IUPHHK-RE/Hak

Pengelolaan

MEMENUHI Tanda-tanda legalitas hasil hutan kayu telah sesuai dengan

dokumen.

3.1.4. Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan

mampu

membuktikan

adanya catatan

angkutan kayu ke

luar TPK

MEMENUHI Dokumen FAKB lengkap dan sah (dibuat oleh petugas yang

berwenang).

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait

dengan kayu

3.2.1. Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan

menunjukkan bukti

pelunasan Dana

Reboisasi (DR)

dan/atau Provisi

Sumberdaya Hutan

(PSDH)

MEMENUHI Dokumen SPP (kelompok jenis, volume dan tarif) sesuai

dengan LHP yang disahkan.

DR dan/atau PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai

dengan dokumen SPP.

Pembayaran DR dan atau PSDH sesuai dengan persyaratan

ukuran dan tarif.

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

3.3.1. Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan

yang mengirim kayu

bulat antar pulau

memiliki pengakuan

sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau

Terdaftar (PKAPT).

MEMENUHI Terdapat dokumen PKAPT yang diterbitkan oleh instansi yang

berwenang.

3.3.2. Pengangkutan

kayu bulat yang

menggunakan kapal

harus kapal yang

berbendera

Indonesia dengan

izin yang sah

MEMENUHI Setiap kapal pengangkut kayu adalah kapal berbendera

Indonesia.

Page 19: Lampiran Surat No : 105/EQ.S/II/2014 tanggal 26 Februari ... · halaman 1 dari 5 surat keputusan direktur utama pt equality indonesia nomor: 089/eqi-kep.cert/xii/2013 tentang penerbitan

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 12

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang

Izin/Hak

Pengelolaan telah

memiliki dokumen

AMDAL/DPPL/UKL-

UPL meliputi ANDAL,

RKL dan RPL yang

telah disahkan

sesuai peraturan

yang berlaku

meliputi seluruh

areal kerjanya

MEMENUHI Tersedia Dokumen AMDAL yang lengkap dan telah disahkan

instansi yang berwenang (meliputi ANDAL, RKL dan RPL).

4.1.2. Pemegang

Izin/Hak

Pengelolaan

memiliki laporan

pelaksanaan RKL

dan RPL yang

menunjukkan

penerapan tindakan

untuk mengatasi

dampak lingkungan

dan menyediakan

manfaat sosial

MEMENUHI Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada dokumen AMDAL yang telah disahkan.

Tersedia laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan dan telah dilaporkan kepada Instansi yang

berwenang.

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi

di lapangan.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.1.1. Prosedur dan

Implementasi K3

MEMENUHI Terdapat prosedur K3 dalam kegiatan operasional lapangan.

Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi baik.

Mempunyai catatan kecelakaan kerja dan terdapat upaya menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk program

K3.

5.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan

berserikat bagi

pekerja

MEMENUHI Terdapat pernyataan tertulis mengenai kebijakan

perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau

terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.

5.2.2. Adanya

Kesepakatan Kerja

Bersama (KKB)/

Peraturan

Perusahaan (PP)

MEMENUHI Tersedia dokumen Peraturan Kerja Perusahaan yang telah

disahkan oleh instansi terkait.

5.2.3. Perusahaan

tidak

mempekerjakan

anak di bawah umur

MEMENUHI Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur.