Lampiran Perka No 10

download Lampiran Perka No 10

of 23

Transcript of Lampiran Perka No 10

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    1/23

    LAMPIRAN

    PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

    NOMOR 10 TAHUN 2014

    TENTANG

    PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN

    ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

    BADAN NARKOTIKA NASIONAL

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    2/23

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. UMUM

    Instansi vertikal BNN merupakan amanah dari Pasal 66 Undang-

    Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyebutkan BNN

    Provinsi dan BNN Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65

    ayat (3) merupakan instansi vertikal. Badan Narkotika Nasional Provinsi,

    Badan Narkotika Nasional Kabupaten, dan Badan Narkotika Nasional Kota

    adalah perpanjangan tangan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang BNN

    di wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota.

    Pembentukan instansi vertikal BNN ini bertujuan untuk lebih

    mengefektifkan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

    peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika di lingkungan wilayah

    Provinsi, Kabupaten dan Kota.

    Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan

    pembentukan instansi vertikal BNN di setiap Provinsi, Kabupaten maupun

    Kota di Indonesia.

    BNNP mempunyai tugas melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang

    BNN dalam wilayah Provinsi. BNNP berada di bawah dan bertanggung jawab

    kepada Kepala BNN. Dalam melaksanakan tugas, BNNP menyelenggarakan

    fungsi :

    a.

    pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan,pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, dan rehabilitasi;

    b.

    pelaksanaan penyiapan bantuan hukum dan kerja sama;

    c.

    pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada BNN

    Kabupaten/Kota;

    d.

    penyusunan rencana program dan anggaran BNNP;

    e.

    evaluasi dan penyusunan laporan BNNP; dan

    f.

    pelayanan administrasi BNNP.

    BNN Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan tugas, fungsi,

    dan wewenang BNN dalam wilayah Kabupaten/Kota. BNN Kabupaten/Kota

    berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNN melalui Kepala

    BNNP.

    Dalam .

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    3/23

    3

    Dalam melaksanakan tugas BNN Kabupaten/Kota menyelenggarakan

    fungsi :

    a.

    pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan,

    pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi;

    b.

    pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang pemberantasan dalam

    rangka pemetaan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan

    peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif

    lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam

    wilayah Kabupaten/Kota;

    c.

    pelaksanaan penyiapan bantuan hukum dan kerja sama;d.

    penyusunan rencana program dan anggaran BNNK/Kota;

    e.

    evaluasi dan penyusunan laporan BNNK/Kota; dan

    f.

    pelayanan administrasi BNNK/Kota.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    1. Maksud

    Pedoman pembentukan dan pengembangan organisasi instansi vertikal

    Badan Narkotika Nasional dimaksudkan sebagai acuan pembangunan,

    perwujudan, dan penyusunan organisasi instansi vertikal di lingkungan

    Badan Narkotika Nasional.

    2. Tujuan

    Pedoman pembentukan dan pengembangan organisasi instansi vertikal

    Badan Narkotika Nasional bertujuan menciptakan landasan yang jelas

    dan baku dalam pembentukan instansi vertikal di lingkungan Badan

    Narkotika Nasional.

    C. SASARAN

    Sasaran pedoman pembentukan dan pengembangan organisasi

    instansi vertikal Badan Narkotika Nasional adalah :

    1. Terbentuknya .

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    4/23

    4

    1.

    Terbentuknya instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yang sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan.

    2.

    Tercapainya kesamaan pemahaman antara Pemerintah Daerah dan

    Badan Narkotika Nasional akan pentingnya pembentukan instansi

    vertikal Badan Narkotika Nasional.

    D. RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup Pedoman Pembentukan dan pengembangan Organisasi

    Instansi Vertikal Badan Narkotika Nasional ini diperuntukkan kepada

    Pemerintah Daerah dan Badan Narkotika Nasional Provinsi dalampembentukan instansi vertikal Badan Narkotika Nasional.

    E. PENGERTIAN UMUM

    Pengertian umum dalam Pedoman ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

    1.

    Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya disingkat BNN adalah

    Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah

    dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui koordinasi Kepala

    Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    2.

    Instansi Vertikal Badan Narkotika Nasional adalah Badan Narkotika

    Nasional dalam wilayah Provinsi dan Badan Narkotika Nasional dalam

    wilayah Kabupaten/Kota.

    3.

    Badan Narkotika Nasional Provinsi yang selanjutnya disingkat BNNP

    adalah instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan

    tugas, fungsi, dan wewenang Badan Narkotika Nasional dalam wilayah

    Provinsi.

    4.

    Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat

    BNNK/Kota adalah instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yangmelaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang Badan Narkotika Nasional

    dalam wilayah Kabupaten/Kota.

    5.Pencegahan ..

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    5/23

    5

    5.

    Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran gelap

    Narkotika, psikotropika, dan prekursor serta bahan adiktif lainnya

    kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya

    disingkat dengan P4GN.

    6.

    Pembentukan adalah penyusunan, perwujudan, dan pembangunan

    organisasi instansi vertikal di lingkungan Badan Narkotika Nasional.

    7.

    Pengembangan adalah pemekaran, penambahan dan penyempurnaan

    tugas, fungsi dan wewenang organisasi di lingkungan Badan Narkotika

    Nasional.

    F. DASAR DAN PRINSIP PEMBENTUKAN

    Pembentukan dan pengembangan organisasi instansi vertikal dilakukan

    dengan pertimbangan :

    1.

    Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis.

    2.

    Tuntutan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan

    pemerintah.

    3.

    Penyesuaian terhadap struktur organisasi tingkat pusat.

    4.

    Penyesuaian terhadap volume dan beban kerja.

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    6/23

    6

    BAB II

    PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

    A. BENTUK ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

    Bentuk organisasi instansi vertikal BNN terdiri atas :

    1.

    BNNP

    BNNP berkedudukan di ibukota Provinsi, berada dan bertanggung jawab

    kepada Kepala BNN. BNNP mempunyai tugas melaksanakan tugas,

    fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah Provinsi. Susunan organisasi

    BNNP terdiri atas :

    1)

    Kepala BNNP.

    2)

    1 (satu) Bagian yang membawahkan sebanyak-banyaknya 4 (empat)

    Subbagian.

    3)

    Sebanyak-banyaknya 5 (lima) Bidang dan setiap Bidang

    membawahkan sebanyak-banyaknya 5 (lima) Seksi.

    2.

    BNNK/Kota

    BNNK/Kota berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota, berada dan

    bertanggung jawab kepada Kepala BNNP. BNNK/Kota mempunyai tugas

    melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah

    Kabupaten/Kota. Susunan organisasi BNNK/Kota terdiri atas :

    1)

    Kepala BNNK/Kota.

    2)

    1 (satu) Subbagian.

    3)

    Sebanyak-banyaknya 5 (lima) Seksi.

    B. PEMBENTUKAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

    1.

    Persyaratan pembentukan organisasi instansi vertikal terdiri atas :

    1) Peraturan perundang-undangan.

    2)

    Rekomendasi Gubernur dan/atau Bupati/Walikota.

    Rekomendasi Gubernur dan Bupati/Walikota meliputi :

    a.

    Penyediaan sumber daya manusia untuk mengawaki organisasi

    pada tahap awal dalam waktu tertentu.

    b.Pemberian .....

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    7/23

    7

    b.

    Pemberian fasilitasi kegiatan P4GN dan penyediaan sarana

    prasarana sementara dari Gubernur/Bupati/Walikotasesuai

    dengan tanggung jawab yang telah diatur dalam ketentuan yang

    berlaku.

    c. Penyediaan lahan diperuntukkan pembangunan gedung kantor

    BNNP minimal seluas 2.500 m2 dan BNNK/Kota minimal seluas

    1.000 m2 dan ditetapkan sebagai lokasi pembangunan dalam

    bentuk hibah dan atau pinjam pakai selama diperuntukkan

    untuk program P4GN yang diatur dalam Nota Kesepahaman.

    d.

    Dalam hal pelaksanaan rekomendasi, Gubernur dapat

    mengusulkan calon Kepala BNNP dan Bupati/Walikota dapatmengusulkan calon Kepala BNNK/Kota yang selanjutnya

    dilakukan Baperjakat oleh BNN.

    3)

    Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama antara

    Gubernur/Bupati/Walikota dengan Kepala BNN. Format Nota

    Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama dapat dilihat pada Contoh 1

    dan 2.

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    8/23

    8

    CONTOH 1

    FORMAT NOTA KESEPAHAMAN

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    9/23

    9

    CONTOH 1

    FORMAT NOTA KESEPAHAMAN

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    10/23

    10

    CONTOH 1

    FORMAT NOTA KESEPAHAMAN

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    11/23

    11

    CONTOH 1

    FORMAT NOTA KESEPAHAMAN

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    12/23

    12

    CONTOH 2

    FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    13/23

    13

    CONTOH 2

    FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    14/23

    14

    CONTOH 2

    FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    15/23

    15

    CONTOH 2

    FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    16/23

    16

    CONTOH 2

    FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    17/23

    17

    CONTOH 2

    FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    18/23

    18

    2.

    Tahapan prosedur pembentukan instansi vertikal terdiri atas :

    1)

    Kepala BNN mengirimkan surat permohonan dukungan vertikalisasi

    BNN kepada Kepala Pemerintah Daerah.

    2)

    Pemerintah Daerah memberikan tanggapan dengan mengirimkan

    dukungan penyediaan lahan, bantuan pegawai, sarana prasarana

    dan fasilitasi kegiatan P4GN serta naskah akademik sebagai

    persyaratan dari Menteri yang membidangi urusan pendayagunaan

    aparatur Negara dan reformasi birokrasi. Sistematika penyusunan

    naskah akademik dapat dilihat pada Contoh 3.

    3)

    BNNP melakukan pemetaan di wilayahnya untuk diusulkan daerah

    yang akan menjadi instansi vertical ke BNN dengan

    mempertimbangkan skala prioritas pembentukan vertikalisasi BNN di

    daerah.

    4)

    BNN melakukan survei ke daerah yang akan menjadi instansi vertikal

    BNN dan menentukan daerah yang akan menjadi instansi vertikal

    BNN.

    5)

    Penentuan skala prioritas pembentukan vertikalisasi BNN di daerah

    yang meliputi :

    a.

    Pemetaan Kategori Daerah Rawan (Daerah Bahaya, Waspada,

    Siaga, Aman) dapat dilihat pada Contoh 3 pada Bab V.

    b.

    Pemetaan Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba.

    c.

    Penyediaan Lahan Pembangunan Kantor.

    d.

    Fasilitasi Kegiatan P4GN.

    e.

    Penyediaan Sarana dan Prasarana.

    f.

    Rekomendasi Personel yang akan dipekerjakan.

    6)

    Manajemen Puncak (Top Management) BNN menyelenggarakan rapat

    mengenai finalisasi penentuan daerah yang akan diprioritaskan

    untuk dibentuk instansi vertikal BNN.

    7)

    BNN dan Pemerintah Daerah menandatangani Nota Kesepahamandan Perjanjian Kerjasama.

    8) BNN

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    19/23

    19

    8)

    BNN mengajukan usulan pembentukan instansi vertikal ke Menteri

    yang menangani bidang pendayagunaan aparatur negara dan

    reformasi birokrasi.

    9)

    Menteri yang menangani bidang pendayagunaan aparatur negara dan

    reformasi birokrasi menyelenggarakan rapat guna membahas

    pembentukan instansi vertikal BNN dengan mengundang BNN,

    Pemerintah Daerah serta kementerian/lembaga terkait.

    10)

    Menteri yang menangani bidang pendayagunaan aparatur negara dan

    reformasi birokrasi menyetujui pembentukan instansi vertikal BNN.

    C. PENGEMBANGAN ORGANISASI PADA INSTANSI VERTIKAL

    Persyaratan pengembangan organisasi pada instansi vertikal di lingkungan

    Badan Narkotika Nasional terdiri atas :

    1.

    Surat usulan pengembangan organisasi instansi vertikal dari Kepala

    satuan kerja yang bersangkutan disesuaikan dengan kebutuhan danbeban tugas.

    2.

    Prosedur pengusulan secara berjenjang, terdiri atas :

    1)

    Untuk tingkat BNNP, surat usulan ditandatangani oleh Kepala BNNP

    dan ditujukan kepada Kepala BNN.

    2)

    Untuk tingkat BNNK/Kota, surat usulan ditandatangani oleh Kepala

    BNNK/Kota dan ditujukan kepada Kepala BNNP untuk disampaikan

    kepada Kepala BNN.

    3.

    Hasil analisis dan evaluasi kebutuhan organisasi.

    4.

    Naskah akademik. Sistematika penyusunan naskah akademik dapat

    dilihat pada Contoh 3.

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    20/23

    20

    CONTOH 3

    SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK

    PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

    DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

    JUDUL

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang

    b. Dasar Hukum

    c. Maksud dan Tujuan

    BAB II POTENSI STRATEGIS WILAYAH BNNP dan/atau BNNK/KOTA

    a. Aspek Geografis

    b. Aspek Sumber Daya Manusia

    c. Aspek Pemerintahan

    d. Aspek Pendidikan

    BAB III KONDISI SEKARANG

    a. Bentuk Organisasi

    b. Dana Operasional

    c. Tempat/Lahan Kantor

    d. Sumber Daya Manusia

    e. Tingkat Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    21/23

    21

    CONTOH 3

    SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK

    PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

    DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

    BAB IV KONDISI DIHARAPKAN

    a. Bentuk Organisasi

    b. Dana Operasional

    c. Lahan/Kantor

    d. Sumber Daya Manusia

    e. Tingkat Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba

    BAB V ANALISA URGENITAS PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN

    a. Karakteristik Pokok

    (1)

    Kasus Kejahatan Narkoba

    (2)

    Angka Kejahatan Umum Berkaitan dengan Tindak Pidana

    Narkotika

    (3)

    Jaringan Narkoba yang Terungkap

    (4)

    Laboratorium Gelap Narkoba yang Terungkap

    (5)

    Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba

    (6)

    Barang Bukti Sitaan Narkoba

    (7)

    Pintu Rawan Penyelundupan Narkoba

    (8)

    Masyarakat yang Menjadi Kurir Pengedar Narkoba

    b. Karakteristik Pendukung

    (1)

    Jumlah Lokasi Hiburan, Terapi dan Rehabilitasi, Lapas dan

    Rutan

    (2)

    Jumlah Tempat Kos atau Hunian Dengan PrivacyTinggi

    (3)

    Tingginya Angka Kemiskinan

    (4)

    Ketiadaan Fasilitas Publik

    (5)

    Rendahnya Interaksi Sosial Masyarakat

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    22/23

    22

    CONTOH 3

    SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK

    PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

    DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

    c. Analisa Urgenitas Pembentukan dan Pengembangan

    (1)

    Kategori Bahaya, terpenuhinya 5 s.d 8 faktor karakteristik

    pokok dan 4 s.d 5 karakteristik pendukung

    (2)

    Kategori Waspada, terpenuhinya 3 s.d 4 faktor karakteristik

    pokok dan 4 karakteristik pendukung

    (3)

    Kategori Siaga, terpenuhinya 1 s.d 2 faktor karakteristik

    pokok dan 2 karakteristik pendukung

    (4)

    Kategori Aman, terpenuhinya 0 faktor karakteristik pokok

    dan 1 karakteristik pendukung

    BAB VI PENUTUP

    a. Kesimpulan

    b. Saran

    c. Lampiran-lampiran

  • 7/25/2019 Lampiran Perka No 10

    23/23

    23

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    1.

    Penguatan kelembagaan dan vertikalisasi instansi vertikal di lingkungan

    BNN, merupakan kebutuhan yang mendesak dalam pencegahan dan

    pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika. Grand

    Design BNN sampai tahun 2025 yang harus membentuk 445 BNN

    Kabupaten/Kota dilaksanakan secara bertahap dengan memprioritaskan

    daerah yang memiliki cakupan wilayah yang luas dengan tingkat kasusnarkoba pada skala tinggi.

    2.

    Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pembentukan dan

    pengembangan instansi vertikal di lingkungan BNN.

    3.

    Usulan pembentukan dan pengembangan organisasi vertikal BNN agar tetap

    memperhatikan karakteristik, tingkat prevalensi kerawanan daerah dan

    dukungan pemerintah daerah.

    Pedoman ini bersifat dinamis, dalam arti ketentuan-ketentuan di dalamnya

    dapat diubah sesuai kebutuhan berdasarkan perkembangan lingkungan strategis

    yang ada.

    Diundangkan di Jakarta

    Pada tanggal 2014

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    AMIR SYAMSUDIN

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR

    Ditetapkan di J a k a r t aPadatanggal 30 April 2014

    KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

    ttd.

    ANANG ISKANDAR