LAMPIRAN PALEONTOLOGI

11
LAMPIRAN PALEONTOLOGI PEMETAAN GEOLOGI LANJUT Geologi Daerah Desa Hariang dan sekitarnya, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat (Sebagian Lembar Peta Rupabumi Digital Indonesia : Lembar Buahdua No.1209-342 ; Lembar Cisalak No. 1209-341) Oleh: Dyno Triandika Diputra NPM 270110110186 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2015

description

Fosil Planktonik dan Bentonik

Transcript of LAMPIRAN PALEONTOLOGI

  • LAMPIRAN PALEONTOLOGI

    PEMETAAN GEOLOGI LANJUT

    Geologi Daerah Desa Hariang dan sekitarnya, Kecamatan Tanjungkerta,

    Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat

    (Sebagian Lembar Peta Rupabumi Digital Indonesia : Lembar Buahdua

    No.1209-342 ; Lembar Cisalak No. 1209-341)

    Oleh:

    Dyno Triandika Diputra

    NPM 270110110186

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

    FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2015

  • Lokasi Pengambilan Sampel

    Kode

    Sampel Satuan Batuan

    Lokasi Pengambilan

    Sampel Koordinat

    ST34 Batulempung

    Perselingan

    Batupasir (Tmlpp)

    Desa Wanajaya

    108,894093 BT

    6, 700019 LS

    DZ04 Sungai Ci Kandung

    107, 891483 BT

    6, 733235 LS

    ST18 Batulempung

    Sisipan Batupasir

    (Tplsp)

    Sungai Ci Bodas

    107, 893557 BT

    6, 682214 LS

    ST48 Sungai Ci Geuleun

    107, 882286 BT

    6, 675073 LS

  • Rangkuman Stratigrafi Daerah Hariang dan sekitarnya, Kecamatan

    Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat

    Berdasarkan pengelompokkan batuan menurut stratigrafi yang tercantum

    pada Sandi Stratigrafi Indonesia (1980), pemerian nama satuan batuan ditentukan

    oleh batuan utama sebagai penyusun yang paling dominan yang menempati

    keseluruhan strata. Tata ma satuan ini juga mempertimbangkan beberapa aspek

    diantaranya ciri litologi, karakteristik litologi, dan unsur-unsur khas yang terdapat

    dalam tubuh batuan. Sedangkan untuk menentukan kedudukan stratigrafi antar

    satuan ditentukan oleh posisi satuan terhadap satuan lainnya pada penampang

    geologi dengan mempertimbangkan prinsip stratigrafi seperti azas pemotongan

    dan hukum superposisi. Analisis paleontologi merupakan aspek yang penting

    untuk mendukung data dari peampang geologi berdasarkan kandungan fosil untuk

    menentukan umur relatif batuan. Dalam pemetaan di wilayah Bumiayu juga

    terdapat litologi berupa batuan vulkanik, dalam hal ini penulis tidak menggunakan

    analisis paleontologi pada batuan vulkanik. Penentuan umur dan lingkungan

    pengendapan didasarkan atas kajian peneliti terdahulu.

    Berdasarkan beberapa hal diatas, penulis membagi daerah penelitian

    menjadi 3 satuan batuan sedimen, 3 satuan batuan vulkanik dan 1 satuan batuan

    terobosan, mulai satuan paling tua-muda sebagai berikut :

    1. Satuan Batulempung Perselingan Batupasir

    2. Satuan Batuan Beku Diorit

    3. Satuan Batulempung Sisipan Batupasir

    4. Satuan Batupasir Tufaan

    5. Satuan Breksi Vulkanik

    6. Satuan Breksi Laharik

    7. Satuan Lava Andesit

    1. Satuan Batulempung Perselingan Batupasir (Tmlpp)

    Satuan ini merupakan satuan pertama pada daerah pemetaan. Satuan ini

    menempati bagian Utara hingga Selatan daerah pemetaan seluas 30%

    meliputi wilayah Desa Kertamekar, Kertaharja, Wanasari, dan Wanajaya.

    Satuan ini terdiri atas litologi batulempung abu-abu terang (dominan),

    batupasir abu-abu terang dan krem kecoklatan, baik itu yang masif maupun

    berupa pesingan. Litologi batulempung abu-abu terang memiliki perselingan

    dengan batupasir abu-abu pada stasiun DZ05, DZ06, ST21, ST22, DZ08,

  • DZ09, DZ10, ST14, ST17, ST31, ST32, dan ST34. Satuan ini diendapkan

    secara tidak selaras di bawah satuan Batulempung Sisipan Batupasir (Tplsp).

    Batulempung memiliki warna segar abu-abu terang, warna lapuk abu-abu

    gelap, kemas tertutup, pemilahan baik, struktur sedimen masif.

    Batupasir memiliki warna segar abu-abu terang dan krem, warna lapuk coklat

    terang hingga abu-abu gelap, ukuran butir pasir halus-pasir sedang, bentuk

    butir membundar, kemas tertutup, pemilahan baik-sedang, permeabilitas baik-

    sedang, karbonatan, terdapat mineral kalsit, kekerasan keras. Struktur

    sedimen laminasi, paralel laminasi, wavy, convolute, flute cast, dan

    bioturbasi. Berdasarkan analisis petrografi pada stasiun ST34 dan ST14

    batupasir ini termasuk dalam klasifikasi Lithic Arenite (Pettijohn, 1975),

    namun didapatkan hasil yang berbeda pada analisis petrografi pada DZ08

    yaitu Arkosic Arenite (Pettijohn, 1975) dan pada DZ10 yaitu Lithic Wacke

    (Pettijohn, 1975).

    Berdasarkan rekonstruksi penampang geologi dan struktur sedimen yang

    didapat, satuan ini berada di bawah satuan Batulempung Sisipan Batupasir

    (Tplsp), didukung oleh kandungan fosil foraminifera Bentonik dan Planktonik

    pada batulempung stasiun ST34 dan DZ04, satuan ini diendapkan di batimetri

    Neritik Luar Batial Atas (108,20 m 271,27 m) pada Kala Miosen Akhir

    Pliosen Awal (N.17-N.18).

    2. Satuan Batuan Beku Diorit (Tpid)

    Satuan ini merupakan satuan kedua pada daerah pemetaan. Satuan ini

    menempati bagian Barat Daya daerah pemetaan seluas 2% meliputi wilayah

    Desa Kamal. Intrusi ini menghasilkan batuan terobosan berupa Batuan Beku

    Diorit.

    Satuan ini terdiri dari produk batuan terobosan intrusi batuan beku. Litologi

    batuan beku diorit terdapat apda stasiun ST 23, ST 24, dan ST 25. Satuan ini

    diendapkan secara tidak selaras di atas Satuan Batulempung Perselingan

    Batupasir (Tmlpp), berdasarkan asas pemotongan.

    Batuan Intrusi Diorit memiliki warna segar abu-abu kecoklatan, warna lapuk

    abu-abu, derajat kristalisasi hipokristalin, granularitas faneritik, kemas

  • inequigranular, hubungan antar butir hipidiomorf, terdapat mineral kuarsa,

    alkali feldspar, plagioklas dan piroksen.

    Berdasarkan rekonstruksi penampang geologi, satuan ini berada di atas satuan

    Batulempung Perselingan Batupasir (Tmlpp), didukung oleh kenampakan di

    lapangan bahwa intrusi diorit ini menerobos Satuan Batulempung Perselingan

    Batupasir (Tmlpp).

    3. Satuan Batulempung Sisipan Batupasir (Tplsp)

    Satuan ini merupakan satuan ketiga pada daerah pemetaan. Satuan ini

    menempati bagian Barat Daya dan Barat Laut daerah pemetaan seluas 18%

    meliputi wilayah Desa Boros, Kamal, dan Pamekarsari.

    Satuan ini terdiri atas litologi batulempung (dominan) dan batupasir. Litologi

    batulempung memiliki sisipan dengan batupasir pada stasiun DZ01, DZ02,

    dan ST28. Satuan ini diendapkan secara tidak selaras diatas satuan

    batulempung perselingan batupasir (Tmlpp).

    Batulempung memiliki warna segar abu-abu gelap, permeabilitas buruk,

    karbonatan, kekerasan sedang, sebagian menyerpih. Berdasarkan analisis

    petrografi pada stasiun ST48, batulempung ini termasuk dalam klasifikasi

    Mudstone (Pettijohn, 1975).

    Batupasir memiliki warna segar coklat terang, warna lapuk cokelat

    kehitaman, ukuran butir pasir sedang-pasir kasar, pemilahan sedang, bentuk

    butir membundar, kemas terbuka, permeabilitas baik, karbonatan, kekerasan

    sedang. Berdasarkan analisis petrografi pada stasiun DZ02, batupasir ini

    termasuk dalam klasifikasi Lithic Arenite (Pettijohn, 1975).

    Berdasarkan rekonstruksi penampang geologi, satuan ini berada di atas satuan

    Batulempung Perselingan Batupasir (Tmlpp), didukung oleh kandungan fosil

    foraminifera Bentonik dan Planktonik pada batulempung stasiun ST18 dan

    ST48, satuan ini diendapkan di batimetri Neritik Dalam Neritik Luar (28,04

    m 111,25 m) pada Kala Pliosen Tengah Pliosen Akhir (N.20-N.23).

  • 4. Satuan Batupasir Tufaan (Tpbpt)

    Satuan ini merupakan satuan keempat pada daerah pemetaan. Satuan ini

    menempati bagian Barat Daya daerah pemetaan seluas 5% meliputi wilayah

    Desa Kertamukti.

    Satuan Batupasir Tufaan terdiri atas batupasir tufaan dan breksi laharik.

    Litologi batupasir tufaan memiliki perselingan dengan batulempung pada

    stasiun DY1, DY3 dan DY7. Satuan ini diendapkan secara selaras di atas

    Satuan Batulempung Sisipan Batupasir (Tplsp)

    Batupasir Tufaan memiliki warna segar abu-abu gelap, warna lapuk hitam,

    ukuran butir pasir sedang-sangat kasar, kemas tertutup, pemilahan sedang,

    tidak karbonatan, memiliki banyak mineral gelas, kuarsa, biotit, dan

    hornblende. Berdasarkan analisis petrografi pada stasiun DY1, batuan ini

    termasuk dalam klasifikasi Feldspatic Wacke (Pettijohn, 1975).

    Batulempung memiliki warna segar coklat kehijauan, warna lapuk hijau,

    permeabilitas buruk, kemas tertutup, kekompakan agak keras, tidak memiliki

    kandungan karbonat, struktur masif.

    Breksi Laharik memiliki karakteristik warna segar coklat, warna lapuk coklat

    kehitaman, bentuk komponen menyudut-menyudut tanggung, ukuran

    komponen 5cm-10cm, didominasi ukuran 5cm, kemas terbuka, pemilahan

    sedang. Komponen berupa batuan beku andesitik dan tuf. Komponen

    andesitik memiliki warna segar abu-abu terang, warna lapuk abu-abu, derajat

    kristalisasi holokristalin, besar butir porfiritik, keseragaman butir

    inequigranular, mineral penyusun berupa muskovit, kuarsa, k-feldspar.

    Komponen tuf memiliki warna segar krem kecoklatan, warna lapuk coklat

    terang, ukuran butir pasir sangat halus, permeabilitas baik, kemas tertutup,

    kekompakan dapat diremas, memiliki banyak gelas. Matriks berupa tuf

    dengan warna segar coklat terang, warna lapuk coklat, ukuran butir pasir

    sangat halus, kemas tertutup, pemilahan baik, permeabilitas baik,

    kekompakan agak keras-keras.

    Berdasarkan rekonstruksi penampang geologi, satuan ini berada berada diatas

    satuan Batulempung Sisipan Batupasir (Tplsp). Kandungan fosil foraminifera

    planktonik tidak ditemukan sehingga umur satuan ini diperkirakan lebih tua

  • dari satuan Breksi Vulkanik (Qbv) dan lebih muda dari satuan Batulempung

    Sisipan Batupasir (Tplsp). Satuan Batuapasir Tufaan dapat disebandingkan

    dengan litologi dari Formasi Citalang (Djuhaeni dan Martodjojo, 1988).

    Berdasarkan penelitian ini umur satuan adalah Pleistosen.

    5. Satuan Breksi Vulkanik (Qbv)

    Satuan ini merupakan satuan kelima pada daerah pemetaan. Satuan ini

    menempati bagian Timur Laut dan Timur daerah pemetaan seluas 15%

    meliputi wilayah Desa Kamal dan Pamekarsari. Satuan ini terdiri atas litologi

    Breksi Vulkanik. Satuan ini diendapkan secara tidak selaras di atas satuan

    Batupasir Tufaan (Tpbpt).

    Breksi memiliki warna segar abu-abu, warna lapuk abu-abu gelap, bentuk

    butir menyudut-menyudut tanggung, ukuran komponen 1-10 cm, didominasi

    ukuran 4cm, matriks supported, disusun oleh komponen andesit dengan

    matriks tuf.

    Komponen andesit memiliki memiliki warna segar abu-abu kehitaman,

    tekstur porfiritik, hipokristalin, inequigranular, hipidiomorf, subhedral,

    terdapat mineral kuarsa dan plagioklas.

    Matriks tuf memiliki warna segar abu-abu gelap, ukuran tuf sedang,

    pemilahan baik, bentuk butir membundar, kemas terbuka, permeabilitas baik,

    kekerasan sedang tidak karbonatan, terdapat mineral gelas.

    Untuk menentukan jenis lingkungan pengendapan dan umur satuan maka

    digunakan kesebandingan regional. Satuan Breksi Vulkanik (Qbv) dapat

    disebandingkan dengan litologi breksi vulkanik Hasil Gunungapi Tua (Djuri,

    1973). Berdasarkan hasil penelitian ini satuan breksi vulkanik (Qbv)

    diendapkan pada lingkungan darat pada Kala Pleistosen.

    6. Satuan Breksi Laharik (Qbl)

    Satuan ini merupakan satuan keenam pada daerah pemetaan. Satuan ini

    menempati bagian Timur daerah pemetaan seluas 10% meliputi wilayah Desa

    Hariang dan Mekarmukti. Satuan ini terdiri atas Breksi Laharik. Satuan ini

    diendapkan secara tidak selaras di atas satuan Breksi Vulkanik (Qbv).

  • Breksi Laharik memiliki karakteristik warna segar coklat, warna lapuk coklat

    kehitaman, bentuk komponen menyudut-menyudut tanggung, ukuran

    komponen 5cm-10cm, didominasi ukuran 5cm, kemas terbuka, pemilahan

    sedang. Komponen berupa batuan beku andesitik dan tuf. Komponen

    andesitik memiliki warna segar abu-abu terang, warna lapuk abu-abu, derajat

    kristalisasi holokristalin, besar butir porfiritik, keseragaman butir

    inequigranular, mineral penyusun berupa muskovit, kuarsa, k-feldspar.

    Komponen tuf memiliki warna segar krem kecoklatan, warna lapuk coklat

    terang, ukuran butir pasir sangat halus, permeabilitas baik, kemas tertutup,

    kekompakan dapat diremas, meiliki banyak gelas. Matriks berupa tuf dengan

    warna segar coklat terang, warna lapuk coklat, ukuran butir pasir sangat

    halus, kemas tertutup, pemilahan baik, permeabilitas baik, kekompakan agak

    keras-keras.

    Untuk menentukan jenis lingkungan pengendapan dan umur satuan maka

    digunakan kesebandingan regional. Satuan Breksi Laharik (Qbl) dapat

    disebandingkan dengan litologi breksi laharik Hasil Gunungapi Muda (Djuri,

    1973). Berdasarkan hasil penelitian ini satuan Breksi Laharik (Qbl)

    diendapkan pada lingkungan darat pada Kala Pleistosen.

    7. Satuan Lava Andesitik (Qla)

    Satuan ini merupakan satuan ketujuh pada daerah pemetaan. Satuan ini

    menempati bagian Tenggara daerah pemetaan seluas 20% meliputi wilayah

    Desa Cikurubuk, Boros, dan Bojongloa. Satuan ini terdiri atas Batuan Beku

    Lava Andesitik dan Tuf. Satuan ini diendapkan secara tidak selaras di atas

    satuan Breksi Laharik (Qbl).

    Batuan Beku Lava Andesitik memiliki warna segar abu-abu terang, warna

    lapuk abu-abu gelap, derajat kristalisasi hipokristalin, granularitas porfiritik,

    kemas equigranular, hipidiomorf, terdapat mineral kuarsa, feldspar, dan

    plagioklas.

    Tuf memiliki warna segar abu-abu gelap, ukuran tuf sedang, pemilahan baik,

    bentuk butir membundar, kemas terbuka, permeabilitas baik, kekerasan

    sedang tidak karbonatan, terdapat mineral gelas.

  • Untuk menentukan jenis lingkungan pengendapan dan umur satuan maka

    digunakan kesebandingan regional. Satuan Lava Andesitik (Qla) dapat

    disebandingkan dengan litologi Lava Andesitik Hasil Gunungapi Muda

    (Djuri, 1973). Berdasarkan hasil penelitian ini satuan Breksi Laharik (Qla)

    diendapkan pada lingkungan darat pada Kala Pleistosen.

  • Kolom Stratigrafi Daerah Penelitian

    Umur Satuan Batuan Kesebandingan Regional

    Zaman Kala Vulkanik Intrusi Sedimen Djuri, 1973 Djuhaeni dan

    Martodjojo, 1988

    Kuarter

    Holosen

    Plistosen

    Tersier

    Pliosen

    Mio

    Akhir

    Tengah

    Awal

    Qbv

    Qbl

    Qla

    Tmlpp

    Tplsp

    Tpbpt

    pt

    Tpid

    Qyl

    Qob

    Pt

    Pk

    Msc

    Pt

    Pk

    Msc

  • DAFTAR PUSTAKA

    Bolli, H.M. dkk. 1983. Plankton Stratigraphy, Editor: Cook, A.H. dkk,

    Cambridge University Press.

    Loeblich, A. R. and Tapan, H .1994.Foraminifera of the SahulShelt and Timor

    Sea.Cambridge, MA, USA (26 Oxford St Harvard University, Cambridge

    02138):Cushman Foundation for Foraminiferal Research, Dept. of

    Invertebrate Paleontology, Museum of Comparative Zoology.

    Situs :

    http://www.gsi.ir/Science/Lang_en/Page_01-05

    02/SubOrderId_1809/SuperFamilyId_1845/FamilyId_1993/SubFamilyId_2008/G

    enusId_2009/Action_GenusView/WebsiteId_14/DUPLELLA.html, Diakses pada

    tanggal 19 Maret 2015.