LAMPIRAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2013/240210130025_l_8618.pdf · C -...

41
LAMPIRAN

Transcript of LAMPIRAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2013/240210130025_l_8618.pdf · C -...

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung

Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam

Tujuan:

- Mengetahui formulasi dari pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan

baku tepung komposit yang menghasilkan kadar protein sesuai standar.

Neraca Masa:

Dimana :

MA = massa total tepung bonggol pisang dan tepung kedelai hitam (g)

%A = Kadar protein pada bubur basah awal

MB = Massa tepung kedelai hitam yang harus ditambahkan (g)

%B = Kadar protein yang terkandung dalam tepung kedelai hitam (Direktorat

Gizi Departemen Kesehatan RI,2004)

MC = Massa tepung akhir (g)

%C = Kadar protein akhir yang diharapkan

%A = 0,3%

MA = 100 gram

%B = 35,9%

MB = ?

%C = 9%

MC = ?

66

Perhitungan Neraca Masa:

A+B =C

MA . %A + (MC – MA ) %B = MC . %C

100. 0,3% + (MC - 100) . 35,9% = MC . 9%

30 + 35,9 MC – 3590 = 9 MC

35,9 MC – 9 MC = 3590 – 30

26,9 MC = 3560

MC = 132,34 g

Perbandingan Awal :

Perbandingan dalam 100 gram campuran

Tepung Bonggol Pisang : 100 g x

= 88,99 gram

Tepung Kedelai Hitam : 100 g x

= 11,11 gram

Maka, Perbandingan Akhir:

Tepung Bonggol Pisang : 88,99 gram

Tepung Kedelai Hitam : 11,11 gram + 32,34 gram = 43,45 gram

Atau setara dengan : 8 : 4

Kesimpulan :

Berdasarkan perhitungan neraca masa di atas, perbandingan tepung bonggol

pisang dengan tepung kedelai hitam sebesar 8:4 (b/b) adalah perbandingan

minimum untuk dapat menghasilkan kadar protein bubur basah yang sesuai

MB = MC – MA

= 132,34 g – 100 g

= 32,34 g

67

standar, yaitu sebesar 9%. Maka, untuk percobaan pendahuluan diambil

perbandingan 8:4 dan 8:8 (b/b).

2. Pembuatan Bubur Instan Berbahan Baku Tepung Komposit dengan

Perbandingan Terpilih

Tujuan:

- Mempelajari proses pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan baku

tepung komposit

- Mengetahui lama waktu pengeringan (t)

Alat dan Bahan:

Tepung bonggol pisang, tepung kedelai hitam, susu full cream, gula,

maltodekstrin DE 15, panci, kompor portable, thermometer, sendok

pengaduk, neraca analitik, wadah silicon , oven vakum.

Prosedur:

Pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan baku tepung komposit mengacu

pada pembuatan bubur sinbiotik oleh Sumanti, dkk (2016), sebagai berikut:

1) Pencampuran tepung bonggol pisang dengan tepung kedelai hitam dengan

perbandingan 8:4 dan 8:8

2) Pencampuran dengan susu full cream cair dengan perbandingan 8 : 1.

3) Pemasakan pada suhu 800C selama 15 menit

4) Pendinginan dan peloyangan pada wadah silicon

5) Pengeringan oven vakum suhu 400C selama 12 Jam

68

Hasil Pengamatan

Perlakuan Gambar

Bubur

Basah

8:4 A1 (5%)

8:4 A2 (10%)

8:8 B1 (5%)

8:8 B2 (10%)

67

Perlakuan Gambar

Bubur

Instan

8:4 A1 (5%)

8:4 A2 (10%)

8:8 B1 (5%)

8:8 B2 (10%)

Kesimpulan :

Pembuatan bubur instan berbahan baku tepung komposit dapat dilakukan

dengan pengeringan oven vakum suhu 400C selama 12 jam.

68

3. Menghitung Nilai Rendemen (Sudarmadji, 1984)

Rendemen bubur instan dapat dihitung dengan membandingkan bubur instan

yang dihasilkan dengan volume bubur mulamula.

Rendemen % =

x 100%

A = Volume bubur instan yang dihasilkan

B = Volume bubur mula-mula

Hasil Pengamatan

Perlakuan Bahan yang

digunakan (g)

Berat

adona

n total

(g)

Ber

at

awa

l (g)

Berat

akhir

(g)

Rendem

en

Rata-rata

rendeme

n

8:4

5%

KH 9,9187

228,4

80 30,9 38,63%

38,23%

BP 19,8333 80 31,9 39,88%

FC 237 ml - - -

10%

KH 9,9181

238,19

100 33,44 33,44%

BP 19,8335 100 32,38 32,38%

FC 237 ml - - -

8:8

5%

KH 14,8790

198,69

80 32,20 40,25%

BP 14,8765 80 39,20 49%

FC 237 ml - - -

10%

KH 14,8756

219,30

80 28,09 35,11%

BP 14,8794 80 29,70 37,13%

FC 237 ml - - -

Keterangan:

KH = Tepung kedelai Hitam

BP = Tepung Bonggol Pisang Batu

FC = Susu Fullcream Cair

Contoh Perhitungan Rendemen Bubur Instan 8:8 (10%):

Rendemen % =

x 100%

Rendemen % =

x 100%

Rendemen % = 35,11%

69

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan diatas, rendemen dari bubur instan setelah dilakukan

pengeringan vakum adalah sebesar 38,23%.

4. Pengukuran Kadar Protein (AOAC, 2006)

a. Tahap Desktruksi

1) Penperbandingan sampel sebanyak 0,1 g, 0,04 g HgO, 0,9 g K2SO4, lalu

dimasukkan ke dalam labu kjeldahl.

2) Penambahan 2 ml H2SO4 pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu.

3) Desktruksi sampel di dalam ruang asam sampai diperoleh larutan jernih, lalu

didinginkan.

b. Tahap Destilasi

1) Pelarutan hasil dekstrusi dengan sedikit akuades lalu dimasukkan ke dalam

alat destilasi protein dan penambahan 10 ml larutan NaOH:Natio (60:5)

2) Penambahan 10 ml H2BO3 jenuh dan 3 tetes indikator metil merah dan metil

biru ke dalam Erlenmeyer sebagai penampang destilat. Penghentian destilasi

apabila destilat sudah mencapai 100 ml.

3) Pembilasan alat penyuling dengan akuades dan air bilasnya dicampurkan

dengan destilat.

c. Tahap Titrasi

70

1) Titrasi destilat yang tertampung dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi

ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan destilat menjadi violet

muda. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kadar protein = %1007,5007,14)(

c

Nba

Keterangan :

a = ml HCl titer untuk sampel

b = ml HCl titer untuk blanko

c = bobot sampel (mg)

N = normalitas HCl

14,007 = BM Nitrogen

5,7 = faktor konversi tepung

Hasil bubur basah:

Perlakuan W sampel

(g)

W sampel

(mg)

V titrasi

(ml) %N %P

V

blanko

(ml)

8:4 U1a 0,1053 105,3 4,5 1,1912 6,7898

0

8:4 U1b 0,1001 100,1 4,1 1,1417 6,5076

8:4 U2a 0,106 106 5,35 1,4068 8,0190

8:4 U2b 0,1116 111,6 4,5 1,1239 6,4065

8:8 U1a 0,1088 108,8 5,2 1,3322 7,5936

8:8 U1b 0,1 100 5,15 1,4355 8,1824

8:8 U2a 0,1014 101,4 4,83 1,3277 7,5680

8:8 U2b 0,1003 100,3 4,8 1,3339 7,6035

Keterangan:

U1a = Ulangan 1

U1b = Ulangan 1 (duplo)

U2a = Ulangan 2

U2b = Ulangan 2 (duplo)

71

Hasil pengamatan bubur instan:

Perlakuan

W

sampel

(g)

W sampel

(mg)

V titrasi

(ml) %N %P

V

blanko

(ml)

8:4 A1 0,1054 105,4 6,3 1,5529 8,8513

0,60

8:4 A2 0,1053 105,3 6,5 1,6089 9,1706

8:4 B1 0,1002 100,2 6,6 1,7194 9,8007

8:4 B2 0,1003 100,3 7,4 1,9467 11,0964

8:8 A1 0,1059 105,9 7,2 1,7896 10,2005

8:8 A2 0,1074 107,4 7,9 1,9517 11,1248

8:8 B1 0,1033 103,3 7,9 2,0292 11,5664

8:8 B2 0,1068 106,8 8 1,9896 11,3406

Keterangan:

A1 = Penambahan maltodekstrin 5%

A2 = Penambahan maltodekstrin 5% (duplo)

B1 = Penambahan maltodekstrin 10%

B2 = Penambahan maltodekstrin 10% (duplo)

Contoh Perhitungan Kadar Protein:

Bubur Basah Perlakuan 8:8 U1a

Kadar protein = %1007,5007,14)(

c

Nba

Kadar Protein = ( )

Kadar Protein = 7,59%

Bubur Instan Perlakuan 8:8 A1

Kadar protein = %1007,5007,14)(

c

Nba

Kadar Protein = ( )

Kadar Protein = 10,20%

72

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pengujian, kadar protein tertinggi pada bubur basah dengan

perbandingan 8:4 adalah sebesar 8.0190% dan pada perbandingan 8:8 sebesar

8.1824%. Sedangkan kadar protein tertinggi pada bubur instan dengan

perbandingan 8:4 adalah sebesar 11.0964% dan pada perbandingan 8:8 sebesar

11.5664%. Sehingga perbandingan yang menjadi acuan adalah 8:8, maka pada

penelititan utama diberikan perlakuan 8:6 , 8:8 dan 8:10.

5. Kadar Air (AOAC, 2006)

1) Pengeringan cawan alumunium dalam oven bersuhu 105oC selama 15 menit

kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

2) Penperbandingan 1-2 g sampel lalu masukkan ke dalam cawan alumunium

yang telah diketahui beratnya.

3) Masukkan cawan ke dalam oven bersuhu 105oC selama 3 jam. Kemudian

didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang.

4) Pengulangan pengeringan hingga diperoleh berat konstan.

Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus:

Kadar air = %100)(

c

bac

Keterangan:

a : berat cawan dan sampel akhir (g)

b : berat cawan (g)

c : berat sampel awal (g)

73

Hasil Pengamatan Bubur Instan:

Hasil cawan yang telah dikonstankan

Perlakuan Berat Cawan (g)

8:4 A1 3,66 3,66 3,66 3,66

8:4 A2 4,60 4,59 4,59 4,59

8:4 B1 4,48 4,48 4,48 4,48

8:4 B2 10,32 10,32 10,31 10,31

8:8 C1 4,22 4,22 4,22 4,22

8:8 C2 4,59 4,58 4,58 4,58

8:8 D1 5,20` 5,20 5,20 5,20

8:8 D2 4,41 4,41 4,41 4,41

Hasil cawan + sampel yang telah dikonstankan

Perlakuan

Berat

Sampel

Awal

(g)

Berat Sampel (g)

8:4 A1 2,01 5,60 5,59 5,59 5,59 5,59

8:4 A2 2,01 6,53 6,52 6,53 6,52 6,52

8:4 B1 2,01 6,38 6,38 6,38 6,38 6,38

8:4 B2 2,01 12,22 12,23 12,23 12,22 12,22

8:8 C1 2,00 6,17 6,17 6,17 6,17 6,17

8:8 C2 2,00 6,54 6,53 6,54 6,53 6,53

8:8 D1 2,01 7,12 7,11 7,11 7,11 7,11

8:8 D2 2,01 6,33 6,33 6,33 6,33 6,33

Hasil Perhitungan Kadar Air Bubur Instan

Perlakuan % Kadar

Air Rata-Rata Kadar Air (%) Gambar

8:4 A1 3,82 4,59

74

8:4 A2 4,03

8:4 B1 5,30

8:4 B2 5,22

8:8 C1 2,89

3,70

8:8 C2 2,86

8:8 D1 4,76

8:8 D2 4,28

75

Keterangan:

A1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5%

A2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5% (duplo)

B1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10%

B2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10% (duplo)

C1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5%

C2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 5% (duplo)

D1 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10%

D2 = Perlakuan Penambahan Maltodekstrin 10% (duplo)

Contoh Perhitungan Kadar Air:

Bubur Basah Perlakuan 8:8 U1a

Kadar air = %100)(

c

bac

Kadar air = ( )

Kadar air = 48,35%

Bubur Instan Perlakuan 8:8 A1

Kadar air = %100)(

c

bac

Kadar air = ( )

Kadar air = 3,82%

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pengujian kadar air, kadar air rata-rata pada sampel bubur

instan perbandingan 8:4 adalah sebesar 4,59% dan pada perbandingan 8:8 adalah

sebesar 3,70%. Berdasarkan SNI (2005) kadar air dari bubur instan adalah <4%.

Maka perbandingan terpilih adalah perbandingan 8:8 karena telah sesuai standar.

76

Hasil Pengujian Daya Serap

Kode

Bobot

sampel

(g) Bobot

Air

(g)

Bobot

Supernatan

(g)

Daya

Serap

Rata-

Rata

Daya

Serap (padatan

kering)

A1 0,96 9,96 6,80 3,28 2,68

A1 0,96 9,96 7,95 2,09

B1 0,96 9,96 7,06 3,01 3,07

B1 0,97 9,96 6,92 3,14

C1 0,97 9,96 8,25 1,77 1,69

C1 0,96 9,96 8,42 1,61

Keterangan:

A1 = Perbandingan 8:8 Maltodekstrin 5%

B1 = Perbandingan 8:8 Maltodekstrin 10%

C1= Perbandingan 8:8 Tanpa Maltodekstrin (Kontrol)

Contoh Perhitungan:

Bobot air = Volume air yang dipipet (ml) x BJ air

= 10 ml x 0,996 g/ml

= 9,96 g

Daya Serap B1= 9631.0

)06.796.9( = 3,07

Kesimpulan:

Berdasarkan data hasil uji daya serap, diketahui bahwa perbandingan 8:8 (b/b)

dengan perlakuan penambahan maltodekstrin 10% merupakan perlakuan terbaik

karena memiliki daya serap air 3,07 yang lebih besar dibandingkan dengan

perlakuan 5%.

77

Lampiran 2. Prosedur Analisis

1. Total Bakteri Probiotik Metode Tuang (SNI,2009)

1) Mengencerkan sampel sebanyak 1 ml pada 9 ml larutan NaCl fisiologis

0,85%.

2) Pengenceran hingga 10-8

secara aseptik.

3) Mengambil sampel masing-masing 1 ml, pada pengenceran 10-6

, 10-7

dan 10-8

.

4) Menuangkan media MRS agar (40-45oC) sebanyak 12-15 ml ke dalam cawan

petri dan digoyang-goyang membentuk angka 8 untuk meratakan sampel pada

media.

5) Membungkus cawan petri setelah agar beku dan menginkubasinya dalam

keadaan terbalik pada suhu 37oC selama 48 jam.

6) Menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada agar.

7) N =

( ) ( ) ( )

2. Kadar Air (AOAC, 2006)

1) Pengeringan cawan alumunium dalam oven bersuhu 105oC selama 15 menit

kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

2) Penperbandingan 1-2 g sampel lalu masukkan ke dalam cawan alumunium

yang telah diketahui beratnya.

3) Masukkan cawan ke dalam oven bersuhu 105oC selama 3 jam. Kemudian

didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang.

4) Pengulangan pengeringan hingga diperoleh berat konstan.

Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus:

78

Kadar air = %100)(

c

bac

Keterangan:

a : berat cawan dan sampel akhir (g)

b : berat cawan (g)

c : berat sampel awal (g)

3. Kadar Protein (AOAC, 2006)

a. Tahap Desktruksi

1) Penperbandingan sampel sebanyak 0,1 g, 0,04 g HgO, 0,9 g K2SO4, lalu

dimasukkan ke dalam labu kjeldahl.

2) Penambahan 2 ml H2SO4 pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu.

3) Desktruksi sampel di dalam ruang asam sampai diperoleh larutan jernih,

lalu didinginkan.

b. Tahap Destilasi

1) Pelarutan hasil dekstrusi dengan sedikit akuades lalu dimasukkan ke dalam

alat destilasi protein dan penambahan 10 ml larutan NaOH:Na2S2O3 (60:5)

2) Penambahan 10 ml H2BO3 jenuh dan 3 tetes indikator metil merah dan metil

biru ke dalam Erlenmeyer sebagai penampang destilat. Penghentian destilasi

apabila destilat sudah mencapai 100 ml.

3) Pembilasan alat penyuling dengan akuades dan air bilasnya dicampurkan

dengan destilat.

79

c. Tahap Titrasi

1) Titrasi destilat yang tertampung dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi

ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan destilat menjadi violet

muda. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kadar protein = %1007,5007,14)(

c

Nba

Keterangan :

a = ml HCl titer untuk sampel

b = ml HCl titer untuk blanko

c = bobot sampel (g)

N = normalitas HCl

14,007 = BM Nitrogen

5,7 = faktor konversi

4. Kadar Lemak (AOAC, 2006)

1) Pengeringan labu lemak dalam oven lalu dinginkan dalam desikator dan

penperbandingan labu lemak.

2) Pengeringan dilakukan terus menerus sampai berat labu lemak konstan.

3) Penperbandingan 5 gram sampel dalam kertas saring lalu masukkan ke dalam

ekstraksi sokhlet yang terpasang pada alat kondensor.

4) Penambahan pelarut n-heksan ke dalam labu lemak hingga tanda batas.

5) Refluks selama 3-4 jam sampai pelarut yang turun kembali menjadi bening.

6) Destilasi pelarut yang tersisa dalam labu lemak kemudian labu lemak berisi

lemak dan sisa pelarut dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC.

80

7) Pengeringan sampai semua pelarut teruapkan, didinginkan dalam desikator.

8) Penperbandingan labu beserta lemak ditimbang. Selanjutnya kadar lemak dapat

dihitung dengan rumus :

5. Pengukuran Kadar Karbohidrat (by difference) (AOAC, 2006)

Kadar karbohidrat dihitung by difference dengan perhitungan:

Kadar karbohidrat (%) = 100% - (kadar protein + kadar air + kadar abu + kadar

lemak)

6. Prosedur Pengamatan Organoleptik (Soekarto, 1990).

Pengamatan organoleptik ini dilakukan pada produk bubur instan

sinbiotik. meliputi aroma, warna, tekstur, dan rasa pada bumbu komersial melalui

uji hedonik Uji ini bertujuan untuk mendapatkan produk terbaik berdasarkan

pilihan panelis semi terlatih yang dilakukan oleh 15 orang. Panelis diharapkan

dapat memberikan penilaiannya terhadap ke-3 sampel bubur instan sinbiotik yang

disajikan sesuai dengan format uji mutu hedonik yang diberikan.

Format penilaian pengamatan organoleptik melalui uji hedonik adalah

sebagai berikut :

81

FORMULIR UJI HEDONIK

Nama Panelis :

Tanggal

Pengujian

:

Sampel : Bubur Instan Sinbiotik Berbasis Tepung Bonggol Pisang

Batu dan Tepung Kedelai Hitam

Instruksi :

a. Dihadapan saudara tersedia 3 (tiga) sampel Bubur Instan Sinbiotik Tepung

Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Kupas Kulit, saudara diminta

untuk memberikan penilaian terhadap kesukaan warna, rasa, aroma, tekstur

(berdasarkan penglihatan dan menggunakan indera mulut), aftertaste, serta

penampakan keseluruhan terhadap produk tersebut. Saudara dimohon untuk

melakukan pencucian mulut (kumur-kumur dengan air) setiap melakukan

pengantian pengujian terhadap sampel yang berbeda.

b. Penilaian bukan bersifat uji perbandingan, tetapi hanya bersifat uji kesukaan

saudara. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

1 = Sangat tidak suka

2 = Tidak suka

3 = Netral

4 = Agak Suka

5 = Suka

Kode Kriteria Pengamatan

Warna Rasa Aroma Tekstur

82

Lampiran 3. Analisis Total Bakteri Probiotik

Data Total Bakteri Probiotik

ULANGAN 1

Perlakuan

107 10

8 10

9 Total

Bakteri

Probiotik a b a b a b

8:6 650 484 212 244 74 38 2.6E+09

8:8 528 302 280 238 53 27 2.7E+09

8:10 487 423 148 98 67 23 1.5E+09

ULANGAN 2

Perlakuan

107 10

8 10

9 Total

Bakteri

Probiotik a b a b a b

8:6 208 196 89 83 28 16 2.6E+09

8:8 278 240 132 102 43 13 2.9E+09

8:10 290 226 115 123 52 44 2.8E+09

ULANGAN 3

Perlakuan

107 10

8 10

9 Total

Bakteri

Probiotik a b a b a b

8:6 347 277 126 64 63 37 1.3E+09

8:8 220 286 82 104 26 38 3.1E+09

8:10 218 220 80 84 26 32 2.7E+09

ULANGAN 4

Perlakuan

107 10

8 10

9 Total

Bakteri

Probiotik a b a b a b

8:6 223 261 128 54 38 12 3.0E+09

8:8 148 162 69 87 28 32 2.1E+09

8:10 136 122 108 66 42 26 1.9E+09

Ulangan A B C

1 2.6E+09 2.7E+09 1.5E+09

2 2.6E+09 2.9E+09 2.8E+09

3 1.3E+09 3.1E+09 2.7E+09

4 3.0E+09 2.1E+09 1.9E+09

Jumlah 9.5E+09 1.1E+10 9.0E+09

Rata-rata 2.4E+09 2.7E+09 2.3E+09

LOG 9.4 9.4 9.4

83

Lampiran 4. Analisis Statistik Kadar Air

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 3,36 3,57 3,62 3,56 14,11 3,53

B 3,26 3,45 3,28 3,35 13,34 3,33

C 3,74 3,93 3,70 3,72 15,08 3,77

Total 10,36 10,94 10,59 10,63 42,53 10,63

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 1,96 2,02 2,03 2,02 8,03 2,01

B 1,94 1,99 1,94 1,96 7,83 1,96

C 2,06 2,10 2,05 2,05 8,27 2,07

Total 5,96 6,11 6,02 6,03 24,12 6,03

FK 48,4959

JKU 0,0035

JKP 0,0236

JKT 0,0294

JKG 0,0024

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0035 0,0012 3,010629 4,76

Perlakuan 2 0,0236 0,0118 30,03165 5,15

Galat 6 0,0024 0,0004

Total

11 0,0294

Keterangan: Fh > F0,5, maka berbeda nyata (signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh > F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar air

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0,009

84

LSR = Sx x SSR

Sx 0,009

SSR 3,46 3,58

LSR 0,0342576 0,0354457

Perlakuan B A C

Rata-rata 1,96 2,01 2,07

0,80 0,48 0,32

A

B

C

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kadar Air

A (8:6) 3,53b

B (8:8) 3,33a

C (8:10) 3,77c

85

Lampiran 5. Analisis Statistik Kadar Abu

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 2,09 2,16 2,16 2,30 8,72 2,18

B 2,18 2,21 2,34 2,56 9,29 2,32

C 2,57 2,62 2,61 2,58 10,38 2,59

Total 6,84 6,99 7,11 7,44 28,38 7,10

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 1,61 1,63 1,63 1,67 6,55 1,64

B 1,64 1,65 1,69 1,75 6,72 1,68

C 1,75 1,77 1,76 1,76 7,04 1,76

Total 5,00 5,04 5,08 5,18 20,30 5,07

FK 34,3407

JKU 0,0059

JKP 0,0309

JKT 0,0410

JKG 0,0042

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0059 0,0020 2,794467 4,76

Perlakuan 2 0,0309 0,0155 22,09437 5,15

Galat 6 0,0042 0,0007

Total 11 0,0410

Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap kadar abu

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0,013

LSR = Sx x SSR

86

Sx 0,013

SSR 3,46 3,58

LSR 0,0457716 0,0473591

Perlakuan A B C

Rata-rata 1,64 1,68 1,76

0,12 0,043 0,08

A

B

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kadar Abu

A (8:6) 2,18b

B (8:8) 2,32b

C (8:10) 2,59a

87

Lampiran 6. Analisis Statistik Kadar Protein

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 9,09 8,94 8,91 9,00 35,94 8,98

B 11,81 12,06 12,47 12,31 48,66 12,16

C 14,38 14,72 14,28 14,84 58,22 14,55

Total 35,28 35,72 35,66 36,16 142,81 35,70

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 3,10 3,07 3,07 3,08 12,32 3,08

B 3,51 3,54 3,60 3,58 14,23 3,56

C 3,86 3,90 3,84 3,92 15,52 3,88

Total 10,46 10,52 10,51 10,58 42,07 10,52

FK 147,50604

JKU 0,0022

JKP 1,2974

JKT 1,3065

JKG 0,0068

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0022 0,0007 0,657406 4,76

Perlakuan 2 1,2974 0,6487 569,9953 5,15

Galat 6 0,0068 0,0011

Total 11 1,3065

Keterangan: Fh > F0,5, maka berbeda nyata (signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh > F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar protein

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0,017

LSR = Sx x SSR

88

Sx 0,017

SSR 3,46 3,58

LSR 0,058362 0,0603861

Perlakuan A B C

Rata-rata 3,08 3,56 3,88

0,80 0,48 0,32

A

B

C

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kadar Protein

A (8:6) 8,98c

B (8:8) 12,16b

C (8:10) 14,55a

89

Lampiran 7. Analisis Statistik Kadar Lemak

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 1,11 1,55 1,60 1,55 5,81 1,45

B 1,57 1,50 1,48 1,50 6,05 1,51

C 1,51 1,66 1,68 1,64 6,49 1,62

Total 4,19 4,71 4,76 4,69 18,35 4,59

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 1,27 1,43 1,45 1,43 5,58 1,40

B 1,44 1,41 1,41 1,41 5,67 1,42

C 1,42 1,47 1,48 1,46 5,83 1,46

Total 4,13 4,32 4,33 4,31 17,08 4,27

FK 24,3186

JKU 0,0094

JKP 0,0077

JKT 0,0317

JKG 0,0147

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0094 0,0031 1,28243 4,76

Perlakuan 2 0,0077 0,0038 1,57018 5,15

Galat 6 0,0147 0,0024

Total 11 0,0317

Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap kadar lemak

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0, 025

LSR = Sx x SSR

90

Sx 0,025

SSR 3,46 3,58

LSR 0,0855117 0,0884775

Perlakuan A B C

Rata-rata 1,40 1,42 1,46

0,06 0,02 0,04

A

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kadar Lemak

A (8:6) 1,45a

B (8:8) 1,51a

C (8:10) 1,62a

91

Lampiran 8. Analisis Statistik Kadar Karbohidrat

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 84,35 83,78 83,71 83,62 335,46 83,87

B 81,18 80,78 80,44 80,59 322,99 80,75

C 76,65 75,88 77,73 77,17 307,43 76,86

Total 242,18 240,44 241,88 241,38 965,88 241,47

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 9,21 9,18 9,18 9,17 36,74 9,19

B 9,04 9,02 9,00 9,01 36,05 9,01

C 8,78 8,74 8,84 8,81 35,18 8,80

Total 27,03 26,94 27,02 26,99 107,98 26,99

FK 971,56329

JKU 0,0018

JKP 0,3055

JKT 0,3134

JKG 0,0061

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0018 0,0006 0,603127 4,76

Perlakuan 2 0,3055 0,1527 151,1257 5,15

Galat 6 0,0061 0,0010

Total 11 0,3134

Keterangan: Fh > F0,5, maka berbeda nyata (signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh > F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar protein

92

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0,017

LSR = Sx x SSR

Sx 0,017

SSR 3,46 3,58

LSR 0,058362 0,0603861

Perlakuan C B A

Rata-rata 8,80 9,01 9,19

0,39 0,22 0,17

A

B

C

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kadar Karbohidrat

A (8:6) 83,87a

B (8:8) 80,75b

C (8:10) 76,86c

93

Lampiran 9. Analisis Statistik Kesukaan Warna Bubur Instan Sinbiotik

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 3,93 3,67 3,33 3,53 14,47 3,62

B 4,00 4,07 3,73 3,60 15,40 3,85

C 2,33 2,47 3,40 3,40 11,60 2,90

Total 10,27 10,20 10,47 10,53 41,47 10,37

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 2,11 2,04 1,96 2,01 8,11 2,03

B 2,12 2,14 2,06 2,02 8,34 2,09

C 1,68 1,72 1,97 1,97 7,36 1,84

Total 5,91 5,90 5,99 6,01 23,81 5,95

FK 47,2390

JKU 0,0030

JKP 0,1331

JKT 0,2277

JKG 0,0916

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0030 0,0010 0,065412 4,76

Perlakuan 2 0,1331 0,0665 4,35556 5,15

Galat 6 0,0916 0,0153

Total 11 0,2277

Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap warna

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0,062

94

LSR = Sx x SSR

Sx 0,062

SSR 3,46 3,58

LSR 0,2138121 0,2212276

Perlakuan C A B

Rata-rata 1,84 2,03 2,09

0,25 0,19 0,06

A

B

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kesukaan Warna

A (8:6) 3,62ab

B (8:8) 3,85a

C (8:10) 2,90b

95

Lampiran 10. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Rasa

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 3,73 3,87 3,60 3,80 15,00 3,75

B 4,13 3,93 3,93 3,87 15,87 3,97

C 3,40 3,13 3,60 3,73 13,87 3,47

Total 11,27 10,93 11,13 11,40 44,73 11,18

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 2,06 2,09 2,02 2,07 8,25 2,06

B 2,15 2,11 2,11 2,09 8,45 2,11

C 1,97 1,91 2,02 2,06 7,96 1,99

Total 6,18 6,10 6,16 6,22 24,66 6,17

FK 50,6855

JKU 0,0026

JKP 0,0302

JKT 0,0478

JKG 0,0150

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0026 0,0009 0,340341 4,76

Perlakuan 2 0,0302 0,0151 6,048791 5,15

Galat 6 0,0150 0,0025

Total 11 0,0478

Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap rasa

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0,025

LSR = Sx x SSR

96

Sx 0,025

SSR 3,46 3,58

LSR 0,0864923 0,089492

Perlakuan C A B

Rata-rata 1,99 2,06 2,11

0,12 0,07 0,05

A

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kesukaan Rasa

A (8:6) 3,75a

B (8:8) 3,97a

C (8:10) 3,47a

97

Lampiran 11. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Aroma

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 3,47 3,47 3,87 3,67 14,47 3,62

B 3,60 3,60 3,93 3,87 15,00 3,75

C 3,53 3,73 3,67 3,47 14,40 3,60

Total 10,60 10,80 11,47 11,00 43,87 10,97

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 1,99 1,99 2,09 2,04 8,11 2,03

B 2,02 2,02 2,11 2,09 8,24 2,06

C 2,01 2,06 2,04 1,99 8,10 2,02

Total 6,02 6,07 6,24 6,12 24,46 6,11

FK 49,8487

JKU 0,0082

JKP 0,0032

JKT 0,0180

JKG 0,0065

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0082 0,0027 2,508794 4,76

Perlakuan 2 0,0032 0,0016 1,478515 5,15

Galat 6 0,0065 0,0011

Total 11 0,0180

Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap aroma

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0, 017

98

LSR = Sx x SSR

Sx 0,017

SSR 3,46 3,58

LSR 0,0571264 0,0591076

Perlakuan C A B

Rata-rata 2,02 2,03 2,06

0,04 0,01 0,03

A

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kesukaan Aroma

A (8:6) 3,62a

B (8:8) 3,75a

C (8:10) 3,60a

99

Lampiran 12. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Tekstur

Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 3,67 3,80 3,40 3,27 14,13 3,53

B 3,73 3,87 3,60 3,60 14,80 3,70

C 2,80 2,93 3,67 3,53 12,93 3,23

Total 10,20 10,60 10,67 10,40 41,87 10,47

Transformasi √x+0,5

Perlakuan Ulangan

Total Rata-

rata 1 2 3 4

A 2,04 2,07 1,97 1,94 8,03 2,01

B 2,06 2,09 2,02 2,02 8,20 2,05

C 1,82 1,85 2,04 2,01 7,72 1,93

Total 5,92 6,02 6,04 5,97 23,95 5,99

FK 47,7860

JKU 0,0030

JKP 0,0294

JKT 0,0806

JKG 0,0482

Tabel Sidik Ragam

Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5

Ulangan 3 0,0030 0,0010 0,125391 4,76

Perlakuan 2 0,0294 0,0147 1,830234 5,15

Galat 6 0,0482 0,0080

Total 11 0,0806

Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)

Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan

memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap tekstur

Uji Duncan 5%

Sx= √

=√

= 0, 045

100

LSR = Sx x SSR

Sx 0,045

SSR 3,46 3,58

LSR 0,1550737 0,160452

Perlakuan C A B

Rata-rata 1,93 2,01 2,05

0,12 0,08 0,04

A

Hasil Uji

Kesimpulan

Perbandingan Tepung Bonggol

Pisang Batu dan Tepung Kedelai

Hitam

Rata-rata Nilai Kesukaan Tekstur

A (8:6) 3,53a

B (8:8) 3,70a

C (8:10) 3,23a

101

Lampiran 13. Proses Pembuatan Bubur Instan Sinbiotik

Tepung bonggol pisang batu

dan tepung kedelai hitam

Pencampuran dengan

susu fullcream cair (8:1)

Pemasakan (T=80˚C,

t= 15 menit)

Penambahan gula

halus 11% (b/v)

Penyimpanan pada

suhu ±4˚C

Penambahan bakteri L.

acidophillus 8% (b/b)

Penambahan

Maltodekstrin 10% (b/b)

Pengeringan Ovan Vakum

(T=40˚C,t=12 jam)

Bubur Instan

Sinbiotik

102

Lampiran 14. Foto Bubur Instan Sinbiotik

a. Bubur Instan Sinbiotik

b. Kemasan Bubur Instan Sinbiotik

Perbandingan Tepung

Bonggol Pisang Batu

dan Tepung Kedelai

Hitam (8:6)

Perbandingan Tepung

Bonggol Pisang Batu

dan Tepung Kedelai

Hitam (8:8)

Perbandingan Tepung

Bonggol Pisang Batu

dan Tepung Kedelai

Hitam (8:10)